• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PELAKSANAAN REMEDIAL & PENGAYAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL PELAKSANAAN REMEDIAL & PENGAYAAN"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH

MODEL PELAKSANAAN

REMEDIAL & PENGAYAAN

▸ Baca selengkapnya: pertanyaan tentang remedial dan pengayaan

(2)

Ketuntasan Belajar adalah tingkat minimal

pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan meliputi ketuntasan penguasaan

substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks

kurun waktu belajar.

(3)

• Pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran

yang menggunakan prinsip ketuntasan secara

individual.

• Pembelajaran tuntas (mastery learning)

dalam proses pembelajaran berbasis

kompetensi dimaksudkan adalah pendekatan

dalam pembelajaran yang mempersyaratkan

peserta didik menguasai secara tuntas seluruh

kompetensi inti maupun kompetensi dasar mata

pelajaran tertentu.

(4)

– Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk memberikan

kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sedemikian rupa sehingga mereka

dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya. Pembelajaran pengayaan berupaya

mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan seni, keterampilan gerak, dsb.

– Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan lebih dengan

tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya.

(5)

– Penetapan program pembelajaran remedial atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan

kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang lambat atau cepat dalam belajar dan pencapaian hasil belajar.

– Pemberian pembelajaran remedial bagi peserta didik yang belum mencapai tingkat ketuntasan belajar

memerlukan waktu lebih lama daripada mereka yang telah mencapai tingkat penguasaan dan mereka juga perlu menempuh penilaian kembali setelah

(6)

• Adaptif, berarti program pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk

belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. Dengan kata lain,

pembelajaran remedial harus mengakomodasi perbedaan individual peserta didik.

• Interaktif, berarti pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia.

(7)

• Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian, artinya dalam pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode mengajar dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.

• Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin, artinya informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif

maupun konfirmatif. Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang

dialami peserta didik.

• Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan, artinya program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu kesatuan sehingga harus

berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan

(8)

No Nama Peserta

didik

indikator dalam satu RPP Kesimpulan

tentang pencapaian kemampuan** 1* 2* 3* 4* 5* 6* 7* dst yang sudah dikuasai yang belum dikuasai 1. Ahmad 2. Bunga 3. Candra 4. Dara 5. Eko Dst ...

(9)

• Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada

peserta didik yang kurang perhatian di saat

mengikuti pembelajaran.

• Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta

didik yang mengalami gangguan belajar yang

berasal dari luar diri peserta didik, misalnya

faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal,

pergaulan, dsb.

• Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta

didik yang mengalami ketunaan pada diri mereka,

misalnya tuna rungu, tuna netra, tuna daksa, dsb.

(10)

– Tes prasyarat adalah tes yang digunakan untuk

mengetahui apakah prasyarat yang diperlukan untuk mencapai penguasaan kompetensi tertentu terpenuhi atau belum.

– Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam menguasai kompetensi tertentu. – Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi

lisan dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai kesulitan belajar yang dijumpai peserta didik. – Pengamatan (observasi) dilakukan dengan jalan melihat

(11)

– Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat

disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan

tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan

bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan

penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.

(12)

– Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik

sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang

(13)

– Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak

mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi pelatihan intensif (drill) untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.

(14)

– Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah

teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan

tutorial kepada rekannya yang mengalami kesulitan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.

(15)

Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan

kepada siswa kelompok cepat dalam memanfaatkan

kelebihan waktu yang dimilikinya sehingga mereka

memiliki pengetahuan yang lebih kaya dan

keterampilan yang lebih baik. Secara umum

kegiatan pengayaan dapat diartikan sebagai

pengalaman atau kegiatan peserta didik yang telah

melampaui persyaratan minimal yang ditentukan

oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat

melakukannya

(16)

• Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai

pengalaman atau kegiatan peserta didik yang

melampaui persyaratan minimal yang ditentukan

oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik

dapat melakukannya.

• Teknik yang dapat digunakan untuk

mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta

didik dapat dilakukan antara lain melalui: tes IQ,

tes inventori, wawancara, pengamatan, dsb.

(17)

Belajar lebih cepat

Menyimpan informasi lebih mudah

Keingintahuan yang tinggi

Berpikir mandiri

Superior dalam berpikir abstrak

Memiliki banyak minat

Identifikasi Tingkat Kelebihan Kemampuan Belajar

(18)

Belajar Kelompok Belajar Mandiri Pembelajaran berbasis tema Pemadatan Kurikulum Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan

(19)

Program yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatif

(20)

Belajar

Kelompok

Sekelompok peserta didik

yang memiliki minat tertentu diberikan pelajaran bersama pada jam-jam pelajaran

sekolah biasa, sambil

menunggu teman-temannya yang mengikuti

(21)

Belajar

Mandiri

Secara mandiri

peserta didik belajar

tentang sesuatu

(22)

Pembelajaran

Berbasis

Tema

Memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari

hubungan berbagai disiplin ilmu

(23)

Pemadatan

Kurikulum

Pemberian

pembelajaran hanya

untuk kompetensi

materi yang belum

diketahui peserta

didik

(24)

Pemberian pembelajaran hanya untuk

kompetensi/materi yang belum diketahui

peserta didik.

Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta

didik untuk memperoleh kompetensi/materi

baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri

sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas

(25)

• Nilai remedial yang diperoleh diakumulasikan

menjadi nilai akhir untuk ranah sikap diambil

dari nilai modus (nilai yang terbanyak muncul).

• Nilai akhir setelah remedial untuk ranah

pengetahuan dihitung dengan mengganti nilai

indikator yang belum tuntas dengan nilai

indikator hasil remedial, yang selanjutnya

diolah berdasarkan rerata nilai seluruh

(26)

• Nilai akhir setelah remedial untuk ranah

keterampilan diambil dari nilai optimal pada KD

• Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak

sama dengan kegiatan pembelajaran biasa,

tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan

harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari

peserta didik yang normal.

• Satuan pendidikan dapat menetapkan

ketentuan batas nilai akhir setelah remedial di

dalam peraturan akademik.

(27)

Referensi

Dokumen terkait

Pada program pembelajaran remedial, media belajar harus betul-betul disiapkan guru agar dapat mempermudah peserta didik dalam memahami pelajaran yang dirasa sulit.Alat evaluasi

Salah satu alternatif belajar yang dapat diberikan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik yaitu dengan menggunakan model koperatif learning Think Pair

Kemampuan pemecahan masalah peserta didik dikategorikan tinggi untuk ketiga kelas eksperimen baik berdasarkan LKPD maupun hasil evaluasi pada setiap pertemuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pembelajaran model PBL dengan pendekatan saintifik terhadap kemampuan pemecahan masalah dan kemandirian belajar peserta didik kelas VII

Deskripsi hasil penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran generatif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika berupa data dari 60 peserta didik, yaitu

Selain melaksanakan tes kemampuan pemecahan masalah matematik, pada kelas eksperimen juga dilaksanakan penyebaran skala kemandirian belajar peserta didik untuk

i ABSTRAK Rahma Yulvira : Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas X MIPA SMAN 1 Lubuk Sikaping Kemampuan pemecahan masalah

Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik yang belajar dengan model