• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Pada masa pandemi COVID 19 ini berbagaiajenis usahaadituntut untuk dapatabertahan melewati gejolak kondisi perekonomian yang tidak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN Pada masa pandemi COVID 19 ini berbagaiajenis usahaadituntut untuk dapatabertahan melewati gejolak kondisi perekonomian yang tidak"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Pada masa pandemi COVID 19 ini berbagaiajenis usahaadituntut untuk dapatabertahan melewati gejolak kondisi perekonomian yang tidak menentu. Sektor industriaUsaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini memiliki perananayang sangat penting bagiakondisi perekonomian di Indonesia, terbuktiadengan adanya peningkatanaProduk Domestik Bruto (PDB) dariatahun ke tahun. Berdasarkan dataaKementrian Koperasiadan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, padaatahun 2013 tercatatakontribusi UMKMaterhadap PDBaIndonesia pada triwulan ke III-2012 tumbuhasebesar Rp. 135.602.200 juta atauameningkat sebesar 9.90 persen dari tahun 2011 (Savitri, 2018). Dibandingkan pada saat krisis moneter tahun 1998 di mana hampir 80 persen usaha besaramengalami kebangkrutanadan banyak melakukanaPHK, pada saat itu UMKMasangat berperanadalam mengurangiatingkat pengangguran dan mampu bertahan melewati krisis moneter karena tingkat risiko yang dimiliki lebih kecil dan dapat memanfaatkan dana perbankan dengan baik (A. S. Mulyani et al., 2019)

UMKM selama ini diakui berperan strategis dalam peningkatan perekonomian nasional karena jumlahnya yang besar dan terdapat disetiap sektor ekonomi, mampu menyerap banyak tenaga kerja dan setiap investasi menciptakan lebih banyak lapangan kerja, serta memiliki kemampuan untuk mengolah bahan lokal dan menghasilkan barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat luas dengan harga terjangkau (Yuliana, 2013). Atas peran UMKM dalam menjaga tingkat perekonomian nasional, masalah terbesar yang dihadapi oleh pelaku UMKM adalah pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola keuangan agar tetap dapat berkontribusi positif terhadap kondisi perekonomian nasional.

Salah satu tantangan dihadapi oleh pelaku UMKM adalah kurangnya ilmu dalam penerapan akuntansi untuk mengelola hasil usaha mereka. Hal ini berdampak signifikan terhadap keberhasilan atau kegagalan pelaku UMKM dalam mengambil keputusan untuk menjalankan usaha mereka sesuai data pengelolaan hasil usaha yang telah dicapai terlebih dalam menghadapi kondisi ekonomi dimasa pandemi COVID 19. Melalui penerapan akuntansi, pelaku UMKM dapat memperoleh berbagai informasi keuangan antara lain informasi perkembangan perusahaan, informasi penghitungan pajak, informasi laba rugi perusahaan, informasi dana perusahaan dan informasi penjualan dan pembelian perusahaan sehingga dapat beradaptasi dengan kondisi ekonomi saat ini.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Savitri meneliti tentang Pencatatan

Akuntansi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Studi Kasus Usaha Industri Keset di kota

Semarang). Tujuan dari penelitian Savitri adalah untuk mengetahui praktek pencatatan

(2)

akuntansi pada UMKM dan persepsiapemilik UMKM terhadapapencatatan akuntansi.

Hasilnya menunjukkan bahwa tidak adanya pencatatan akuntansi dikarenakan oleh pemilik tidak mengetahui pencatatan akuntansi yang benar, pemilik tidakamengetahui manfaatadari pencatatanaakuntansi untuk kepentingan usahanya, pemilikaberanggapan bahwaapencatatan akuntansi harus dikerjakan oleh pegawai yangaahli di mana pemilik usaha memiliki keterbatasan sumber daya manusia yang menguasai pencatatan akuntansi. Kondisi ini dapat berdampak terhadap pengambilan keputusan dari pemilik perusahaan untuk mengembangkan UMKM nya seperti contoh untuk pengajuan pinjaman modal ke perbankan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai penerapan pencatatan akuntansi pada pelaku UMKM karena adanya kesamaan mengenai pelaku UMKM yang belum memahami tujuan penerapan pencatatan akuntansi dan dampaknya terhadap evaluasi keuangan dan kinerja perusahaan. UMKM pada umumnya menggunakan metode berbasis kas yang melakukan pencatatan berdasarkan arus kas yang masuk dan keluar. Pencatatan dan pelaporan keuangan dapat menunjukkan pendapatan dan pengeluaran pada setiap periode yang pada akhirnya dapat menunjukkan posisi usaha pada waktu tersebut. Kedai Susu Milk Moo dipilih sebagai objek penelitian penerapan pencatatan akuntansi karena sebagai salah satu UMKM yang belum menerapkan pencatatan akuntansi, penelitian ini untuk memberikan persepsi pelaku UMKM Kedai Susu Milk Moo supaya penerapan pencatatan akuntansi dapat memberikan dampak positif terhadap keberlangsungan usaha tersebut.

Perbedaan penelitian ini terletak pada objek dan tahun penelitian, di mana penelitian sebelumnya dilakukan pada masa non pandemi dan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada masa pandemi COVID 19. Objek pada penelitian sebelumnya menjabarkan tentang faktor-faktor yangamenyebabkan UMKM tidak melakukanapencatatanaakuntansi, sedangkan peneliti ingin melakukan penelitian pada UMKM Kedai Susu Milk Moo karena Kedai Susu Milk Moo belum melakukan pencatatan akuntansi.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka tujuan adari penelitian ini adalah untukamengetahui bagaimanaapraktik pencatatanaakuntansi pada UMKM yang menjadi objek. Apabila pencatatan akuntansi dilakukan dengan baik, maka pelaku UMKM dapat mengambil keputusan dengan lebih baik dan dapat meningkatkan usaha mereka.

Penelitian ini diharapkan bisa memberikanakontribusi secara langsungaterhadap UMKM

dalam hal menambah pengetahuan akan pencatatan keuangan maupun dalam kemampuan

mengelola keuangan agar dapat digunakan untuk menghadapi masa pandemi ini. Selain itu

penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk perkembangan ilmu akuntansi selanjutnya yang

lebih efektif dan efisien untuk bisa diterapkan bagi pelaku UMKM.

(3)

TINJAUAN PUSTAKA Akuntansi

Definisi akuntansi secara umum adalah laporan sistem informasi yang berisi aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan yang kelak dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) dalam mengelola perusahaan (Kurniawanysah, 2016). Menurut Ningtiyas, (2017) akuntansi adalah proses pengolahan data keuangan yang digunakan untuk alternatif pengambilan keputusan melalui pertimbangan berdasarkan informasi-informasi keuangan yang tersedia. Salmiah et al., (2015) menjelaskan bahwa akuntansi adalah jasa yang berfungsi untuk menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan yang dapat bermanfaat dalam penetapan pilihan yang logis dari beberapa tindakan alternatif.

Laporan Keuangan

Tujuan umum laporan keuangan berdasarkan Standard Akuntansi Keuangan (2015) adalah laporan keuangan yang dapat memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan yang menggunakan laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Menurut S. Mulyani (2014) kebenaran dan kejujuran informasi merupakan unsur yang menentukan kualitas laporan keuangan, yang berguna sebagai dasar pengambilan keputusan bagi para pihak yang berkepentingan. Sedangkan menurut Dewi ( 2018) tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi bagi pihak yang membutuhkan informasi kondisi suatu perusahaan yang menyangkut keuangan secara terperinci agar dapat berguna bagi para pembuat keputusan.

Laporan keuangan terdiri dari 5 unsur, yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan

perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Setiap laporan memiliki

fungsi dan tujuan tertentu dalam proses pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang

berkepentingan (stake holder) dan berguna untuk melihat posisi perusahaan tersebut. Neraca

adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada satu periode

waktu tertentu. Laporan Laba Rugi adalah laporan hasil usaha dan biaya-biaya selama suatu

periode akuntansi yang berfungsi untuk menunjukkan keuntungan bersih atas tingkat beban

usaha dengan jumlah penghasilan yang telah dicapai. Laporan Perubahan Ekuitas, yaitu

laporan yang menunjukkan faktor penyebab perubahan ekuitas dengan membandingkan

jumlah pada awal dan akhir periode. Laporan Arus Kas menunjukkan laporan arus kas masuk

dan keluar yang di klasifikasikan menjadi beberapa alokasi arus kas seperti arus kas

operasional, arus kas investasi dan arus kas pendanaan. Catatan Atas Laporan Keuangan

(4)

mengungkapkan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi penting dan juga informasi tambahan yang tidak dapat disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar dengan tujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Istilah UMKM atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah mengacu pada suatu badan usaha yang memiliki kekayaan bersih maksimal sesuai dengan golongan masing-masing jenis badan usaha yang didirikan secara pribadi maupun perorangan. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang pengertian dan cakupan UMKM adalah sebagai berikut:

1. Usaha Mikro

Kelompok usaha mikro adalah kelompok usaha produktif yang dimiliki oleh perorangan dan / atau badan usaha perorangan seperti sebagaimana telah diatur oleh undang-undang dengan batasan mendapatkan kekayaan bersih paling banyak sebesar Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan, atau mendapatkan hasil penjualan paling banyak sebesar Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dalam jangka waktu satu tahun.

2. Usaha Kecil

Kelompok usaha kecil adalah kelompok usaha produktif yang berdiri sendiri, dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan bagian dari suatu anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik secara langsung atau tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar seperti sebagaimana telah diatur oleh diatur oleh undang-undang dengan batasan kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai paling banyak Rp.

500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau mendapatkan hasil penjualan sebesar Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp. 2.500.000.000 (dua miliar lima ratus juta rupiah) dalam jangka waktu satu tahun.

3. Usaha Menengah

Kelompok usaha menengah adalah kelompok usaha produktif yang berdiri

sendiri, dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan bagian dari suatu

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian

baik secara langsung atau tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar seperti

(5)

sebagaimana telah diatur oleh undang-undang dengan batasan kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp.

10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha tempat usaha, atau mendapatkan hasil penjualan sebesar Rp. 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) dalam jangka waktu satu tahun.

Pengukuran skala usaha suatu UMKM, pemerintah melalui Badan Pusat Statistik dan Departemen Perindustrian dapat menggunakan beberapa kriteria untuk mendefinisikan skala usaha UMKM salah satunya yaitu menggunakan jumlah pekerja yang bekerja pada suatu UMKM. Misal menurut BPS, Usaha Mikro Indonesia (UMI) adalah unit usaha dengan jumlah pekerja tetap hingga 4 orang; Usaha Kecil (UK) antara 5 hingga 19 orang; Usaha Menengah (UM) dari 20 hingga 99 orang dan Usaha Besar (UB) dengan jumlah pekerja lebih dari 99 orang.

Tantangan terbesar dari pelaku UMKM adalah pengambilan keputusan berdasarkan informasi keuangan UMKM tersebut. Informasi keuangan yang meliputi informasi neraca keuangan, informasi kinerja perusahaan, informasi perhitungan pajak, informasi pemasukan dan pengeluaran kas dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pelaku UMKM untuk mengambil keputusan dalam mengelola usaha yang sedang berjalan pada masa pandemi COVID 19. Penelitian terdahulu memaparkan bahwa penerapan akuntansi terhadap sebuah UMKM dapat memberikan dampak positif dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan kinerja perusahaan (Muzdalifa et al., 2018). Sebagai bagian dari pergerakan ekonomi nasional, UMKM dengan pencatatan akuntansi yang baik juga berpotensi untuk mendapatkan bantuan modal kerja dari pihak kreditur serta bisa menjadi dasar pengambilan keputusan bagi pelaku UMKM untuk menghadapi pandemi COVID 19 (Wibowo, 2015).

Akuntansi Untuk Usaha Mikro

Berdasarkan masalah kerumitan dan kurangnya pengetahuan pelaku usaha terkait laporan akuntansi, maka Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), menyusun suatu standar yang disesuaikan untuk membantu pelaku UMKM dalam menyediakan laporan keuangan perusahaan yang disebut dengan Stadar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah, yang mulai efektif diterapkan pada 1 Januari 2018.

SAK EMKM merupakan standar yang telah disusun untuk menyesuaikan kebutuhan

pelaporan keuangan bagi UMKM, sehingga komponen laporan keuangan yang disajikan atau

(6)

diwajibakan untuk dilaporkan juga lebih sedikit dibandingkan standar akuntansi lainnya.

Adapun komponen laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM.

1. Laporan Keuangan EMKM

Cara penyajian laporan keuangan EMKM telah disusun secara rinci pada SAK EMKM yang dimana penyajiannya harus konsisten, informasi keuangan yang komparatif, serta lengkap. Minimal laporan keuangan tersebut terdiri dari:

Laporan posisi keuangan pada akhir periode,

Laporan laba rugi selama periode,

Catatan atas laporan keuangan, yang berisi tambahan dan rincian akun-akun tertentu yang relevan.

2. Laporan PosisiaKeuangan EMKM

Informasi posisi keuanganayang ditujukan untuk laporanakeuangan telah disusun dalam ED SAK EMKM. Informasi ini terdiri dariainformasi mengenai aset, liabilitas, dan ekuitas entitasapada tanggal tertentu yang disajikanadalam laporan ini. Adapun unsur-unsuralaporan posisi keuangan dalam SAK EMKM:

Aset merupakanasumber daya yang dikuasaiaoleh entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa laluadan yang dari manaamanfaat ekonomiadi masa depan diharapkan akanadiperoleh oleh entitas. Asetasendiri terbagi menjadiadua macam yaitu aset yangamemiliki wujud danaaset tidak memilikiawujud (tak berwujud).

Liabilitas merupakan kewajibanakini entitas yang timbul dariaperistiwa masa lalu,

yang penyelesaiannya mengakibatkanaarus keluar dari sumber dayaaentitas yang mengandung manfaataekonomi. Karakteristik esensial dari liabilitas adalah kewajiban yang dimiliki entitas saat ini untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu yang dapat berupa kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif. Kewajiban konstruktif yaitu kewajiban yang biasanya melibatkan pembayaran kas, penyerahan aset selain kas, pemberian jasa, atau penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain.

Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya.

Klaim ekuitas adalah klaim atas hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya. Klaim ekuitas merupakan klaim terhadap entitas, yang tidak memenuhi definisi liabilitas.

3. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi sebuah EMKM mencakup informasi tentang pendapatan,

beban keuangan serta beban pajak pada suatu entitas. Sesuai dengan ED SAK

(7)

EMKM, laporan laba rugi memasukkan semua penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode.

4. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan yang disusun dalam SAK EMKM harus memuat tentang:

Sebuah pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK EMKM,

Ikhtisar kebijakan akuntansi,

Dan, informasi tambahan dan rincian akun tertentu yang menjelaskan transaksi penting dan material sehingga bermanfaat bagi pengguna untuk memahami laporan keuangan.

Setiap catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis selama hal tersebut terbilang praktis. Setiap akun dalam laporan keuangan merujuk-silang ke informasi terkait dalam catatan atas laporan keuangan agar mendapatkan informasi yang tepat, akurat, serta relevan.

Penelitian Terdahulu

Penelitianayang dilakukan olehaAndrianto., et al (2017) mengenaiakajian tentang Pencatatan Akuntansi PadaaUsaha Peternakan AyamaPetelur (Studi Kasus Usaha Peternakan AyamaPetelur di KecamatanaSugio Lamongan) tujuan penelitianatersebut adalahauntuk mengetahui implementasiapencatatan akuntansi padaapeternakan ayam peteluradi Kecamatan Sugio Lamongan.

Ika Farida Ulfah (2017) dalamapenelitian Evaluasi SistemaPencatatan Akuntansi Pada

UKM di KabupatenaPonorogo dimna penelitianatersebut bertujuanamengetahui sistem

pencatatan akuntansiayang dibuat dan diterapkanaoleh para pelakuaUKM Industri Batu Pecah

(stone crusher) di KabupatenaPonorogo sertaauntuk mengetahuiaapakah sistemapencatatan

yangatelah dilakukan danaditerapkan tersebut mampu mencerminkanakondisi ekonomi

perusahaan. Penelitianaserupa juga ditelitiaoleh Chandra Arifin, dkk (2012) yangaberjudul

PenerapanaAkuntansi padaaUsaha Mikro Keciladan Menengah (UMKM) dalamapenelitian

tersebut memberikanakontribusi secara tidakalangsung terhadap UMKMadengan cara

memberikanainformasiamengenaiakendala penerapan akuntansi yang dihadapiaoleh UMKM

di Pertokoan khususnyaadi JalanaJenderal Sudirman Salatiga kepadaaPemerintahaKota dan

kepada dinas terkaitasehingga dapat digunakanasebagaimanaamestinya untukameningkatkan

kualitasapencatatanaakuntansi untukaUMKM.

(8)

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Akhmad, (2015) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai cara untuk melakukan pengamatan pada individu dan berhubungan dengan orang-orang tersebut untuk mendapatkan data. Menurut Bogdan (2009), penelitian kualitatif menghasilkan data berupa transkrip wawancara dan observasi yang di mana selanjutnya peneliti akan mengolah dan menganalisis data yang bersifat deskriptif berdasarkan fenomena yang ada. Dasar pemikiran ini digunakan karena peneliti ingin mengetahui fenomena yang ada dan dalam kondisi yang alamiah bukan dalam kondisi terkendali, laboratoris, atau eksperimen.

Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini dilakukan pada pemilik usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Kedai Susu Milk Moo di Kota Salatiga.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data penelitian ini primer dan sekunder. Sumber data primer dilakukan dengan wawancara satu perwakilan karyawan dan satu orang pemilik usaha. Selain dengan melakukan wawancara, penelitian ini juga melakukan observasi langsung di lapangan. Sedangkan untuk data sekunder melalui catatanan penjualan Kedai Susu Milk Moo.

Tahapan Penelitian

Menurut Miles, Huberman, dan Saldana (2014) teknik analisis data meliputi 3 aktivitas utama, yaitu (1) Analisis data, Analisis data terjadi sepanjang penelitian dilakukan, berawal dari pertanyaan penelitian. Kemudian dilakukan penulisan ringkasan, pengembangan tema, pemilihan data, pemfokusan, penyederhanan, dan transformasi data yang berlangsung hingga penelitian selesai sehingga kesimpulan final dapat diambil dan diverifikasi. Fokus dalam penelitian ini adalah menganalisis Pencatatan Akuntansi Pada UMKM Kedai Susu Milk Moo Salatiga. (2) penyajian data, yaitu kumpulan informasi yang dikumpulkan sehingga memungkinkan penarikan dan tindakan kesimpulan. Data akan disajikan dalam bentuk matriks dan (3) Penarikan kesimpulan/verifikasi dengan menjaga keterbukaan dan skeptisisme saat mencatat pola, penjelasan, aliran sebab-akibat, dan proposisi yang disertai argumen.

Penelitian ini akan diuji menggunakan teknik triangulasi untuk menguji keabsahannya.

Terdapat berbagai macam cara untuk melakukan triangulasi,antara lain orang, waktu, tempat,

dan lain-lain (Miles, Huberman & Saldana, 2014). Dengan melakukan triangulasi, penelitian

ini dapat memperoleh bukti dari tiga sumber yang berbeda untuk meningkatkan kepercayaan

(9)

analisis. Dalam hal ini triangulasi orang dilakukan dengan mencocokkan data yang diperoleh dari beberapa informan yang memiliki latar belakang berbeda. Triangulasi waktu dilakukan dengan pengumpulan data pada periode waktu yang berbeda misalnya setiap hari sehingga akan mempengaruhi konsistensi data yang didapatkan. Triangulasi teknik dilakukan dengan menggunakan alat yang berbeda untuk mengecek data yang sama melalui sumber data dari hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi pada objek penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

UMKM Milk Moo beralamat di jalan Diponergoro No 24 Kelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo. Usaha ini dimulai pada tahun 2014 (6 tahun), yang digagas oleh ibu Agustin Mertika Ningsih. Usahaaini merupakanausaha mikro yang tergolongadalam sektor makanan dan minuman. Sektor makanan dan minuman merupakanasalah satu sektorayang pentingadalam kegiatan perekonomianadan pengaruhnyaasangat kuat terhadapaperkembangan danapertumbuhan perekonomianasuatu wilayah. Kontribusiasektor makanan dan minumam terhadapaPDB merupakanakontribusi yang paling besaradibanding sektoralainnya (Bank Indonesia, 2015).

Awal berdirinya UMKM Milk Moo ini karena kebiasaan anak-anak pemilik usaha yang sangat gemar minum susu hingga terbesit keinginan untuk membangun usaha yang menjual susu, agar anak-anak juga dapat mengkonsumsinya. Hal tersebut berdasarkan pernyataan pemilik usaha:

“Latar belakang karena dari hobi anak2 saya yang suka sekali minum susu dan hamper setiap hari beli susu, timbul ide untuk menbuat sendiri dan diminum sendiri.

Dan setelah dirasa enak, kita putuskan untuk mencoba berjualan susu”. (Hasil wawancara dengan ibu Agusutin, 17 maret 2021)

Kegiatan oprasional Milk Moo dilakukan oleh Ibu Agustin dan anak dan dibantu oleh anak tiga orang karyawan, Namun selama pandemi Covid 2019 Milk Moo melakukan efisiensi karyawan menjadi satu orang saja.

“Struktur operasional seutuhnya dijalankan oleh saya sendiri dan

suami(almarhum) serta anak dan dibantu 3 pegawai, tetapi karena covid menajdikan

pengurangan pegawai menjadi 1 karyawan saja”, “dibantu karyawan, sebelum covid

ada 3 karyawan tetapi sekarang hanya 1”. (Hasil wawancara dengan ibu Augsutin, 17

maret 2021)

(10)

Kegiatan oprasinoal yang ada pada UMKM Milk Moo meliputi kegiatan membeli bahan baku yang dimana kegiatan ini menjadi tanggung jawab ibu Agustin, kemudian kegiatan menjual dan mengolah akan diserhakan kepada anak dan karyawan, namun ibu Agustin juga tetap membantu dalam proses ini. Karyawan juga bertanggung jawab pada tugas melayani pembeli order pesanan, mengantar pesanan membuka dan menutup kios.

“Kegiatan oprasional seperti usaha susu pada umumnya, saya bertugas mencari bahan baku susu segar dan bahan baku lain, kemudia anak saya yang bertugas untuk membuka, menutup kios dan menjual susu yang dibantu oleh karyawan. Saya juga ikut dalam menjual. Pada dasarnya kegiatan oprasional hanya membeli bahan baku, mengolah, melayani pembeli, menjual”. (Hasil wawancara dengan ibu Augsutin, 17 maret 2021)

“Melakukan order pesanan dari pelanggan serta mengantar pesanan, membuka dan menutup kios dan bersih-bersih”. “Pertama persiapan buka kios angkat-angkat barang untuk keperluan kios, setelah selesai langsung menunggu pesanan serta mengantar pesanan, setelah semua selesai dilanjut dengan bersih-bersih dan tutup kios”. (Hasil wawancara dengan Karyawan Milk Moo, 18 maret 2021)

Saat awal membuka UMKM Milk Moo Ibu Agustin melakukan peminjaman modal melalui koperasi. Namun hingga saat ini sudah 6 tahun usaha ini berjalan ibu Agustin tidak pernah melakukan peminjaman modal kepada pihak eksternal kembali. Hal ini dikarenakan menurut ibu Agustin meminjam modal di koperasi memiliki bunga yang cukup tinggi, ini dapat memberatkan terutama dimasa pandemi seperti ini.

“Pernah, untuk awal modal buka usaha, waktu itu pinjam ke koperasi. namun saat ini sudah tidak pernah karena bunga koperasi cukup tinggi hal itu dapat membertakan apalagi masa pandemi seperti ini”. (Hasil wawancara dengan ibu Augsutin, 17 maret 2021)

UMKM Milk Moo pada praktiknya sudah melakukan pencatatan keuangan dalam

kegiatan usahanya, adapun beberapa pencatatan keuangan yang dilakukan berupa pencatatan

nota pengeluaran tiap hari untuk operasional dan pendapatan yang di dapat tiap hari. Namun

pencatatan keuangan yang dilakukan tidak spesifik hanya berupa pencatatan pengeluaran dan

pemasukan dan ditulis saja. Dapat disimpulkan bahwa dalam proses pencatatan keuangan Milk

Moo tidak menerapakan standar akuntasi, hal ini dikarenakan ibu Agustin tidak paham dengan

standar yang baik seperti apa, ibu Agustin terbiasa dengan pencatatan tradisional dan

(11)

sederhana. Kurangnya literasi dan dan kompentesi dalam pencatatan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi menimbulkan kendala dimana kurang tersturkturnya pencatatan yang ada di Milk Moo. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan narasumber seperti dibawah ini:

“iya memakai pencatatan keuangan”. “Pencatatan nota pengeluaran tiap hari untuk operasional dan pendapatan yang di dapat tiap hari”. “Tidak ada pencatatan yang spesifik hanya menulis pengeluaran serta pendapatan operasional saja”, “Uang masuk (pendapatan) dan pengeluaran operasional”. “Sepertinya belum, karena tidak tahu standarnya bagaimana. Hanya hanya terbiassa dengan hal yang sederhana”,

“Saya tidak paham dengan standar standar seperti itu”, “Belum bisa melakukan pencatatan yang baik terstruktur”. (Hasil wawancara dengan ibu Augsutin, 17 maret 2021)

Dalam kegiatan pencatatan keuangan karywan sama sekali tidak terlibat, karena tugas dan tanggung jawab karyawan hanya sebatas pada pelanggan. Karyawan yang dimilikipun memang belum memiliki literasi dan pemahaman tentang pencatatn keuangan yang baik dan benar sesuai standar akuntansi. Berdaskan hasil wawancara dengan narasumber, dibawah ini jawaban dari narasumber:

“Saya tidak pernah ikut dalam proses pencatatan keuangan, pencatatan yang saya lakukan hanya menerima pesanan pelanggan, karena tugas saya memang hanya pada pelanggan saja. Saya tidak paham dengan pencatatan keuangan yang baik dan benar yang sesuai dengan standarnya untuk proses dan dan jenis transaksi keuangan apa saja yang ada saya tidak tahu”. (Hasil wawancara dengan Karyawan Milk Moo, 18 maret 2021)

Menurut ibu Agustin pencatatan keuangan sangat perlu walaupun belum sesui dengan

standar yang ada, hal ini membantu dalam proses penghitungn laba-rugi. Namun UMKM Milk

Moo sama sekali belum ada pencatatan pelaporan keuangan. Hal ini dikarenakan keterbatasan

literasi dan pemahaman ibu Agustin mengenai sistem pembuatan laporan keuangan. Sehingga

dalam proses bisnisnya ibu Agustin hanya mengurangi total pemasukan dan pengeluaran harian

untuk mengetahui kondisi UMKM, apakah dalam keadaan rugi atau untung. Disamping

kurangnya pemahaman akan pencatatan keuangan sesuai standar akuntansi ibu Agustin juga

mengungkapkan bahwa pencatatan yang sekarang sudah sangat cukup, yang penting dalam

bulan itu dapat diketahui untung atau ruginya. Pencatatan akuntansi yang sesuai standar terlalu

(12)

ribet dan jika harus membayar orang itu terlalu memakan biaya besar dan tidak terlalu dibutuhkan.

“Penting untuk menghitung laba-rugi perhari, untuk sesuai standar akuntansi tidak paham”. Saya belum pernah membuat laporan keuangan, saya tidak tahu seperti apa membuatnya, yang saya lakukan hanya pendapatan dikurangi pengeluaran harian saya, saya cuma taunya untung atau rugi saja”. Pencatatan seperti ini sudah cukup kok, saya gak suka yang ribet-ribet, saya gak paham standarnya sepeti apa. Selama ini juga berjalan baik, kalau harus bayar orang untuk melakukan pencatatan keuangan dan laporan keuangan pasti mahal sedangkan saya belum benar benar perlu”. (Hasil wawancara dengan Karyawan Milk Moo, 18 maret 2021)

Pembahasan

Berdasarkanawawancara yangadilakukan penelitiadengan pengusahaaUMKM, didapatkan hasil bahwaaUMKM Milk Moo sama sekaliatidak menerapkanapencatatan akuntansi pada usahanya. aHal ini dinyatakanadengan persepsiapengusahaaUMKM bahwa pencatatan akuntansi rumit danahanya akanamenambah pekerjaan. PelakuaUMKM beranggapan bahwaapencatatan akuntansi harusadilakukan denganaseorang yang ahli dibidangnya karena pengusahaasekaligus pemilikaUMKM tidak mempunyaiapengetahuan dasar akuntansi. aApabila pencatatanaakuntansi dilakukanaoleh seorangayang sudah ahli dibidangnya, amaka pemilik harusamenambah karyawan danaitu mengakibatkanapenambahan beban gaji karyawan. aTransaksi jual dan beli yangadilakukan selamaaini hanya dicatatadi nota penjualan. Notaapenjualan hanya mencatat transaksiatunai yang dilakukanasecara langsung ditempat produksi selebihnyaapenjualan non-tunai tidakadilakukan pencatatanapada nota penjualan. Nota penjualan jugaahanya di gunakanauntuk penjualanatunai sedangkanapenjualananon tunai tidak adaapencatatan. Untukamenentukan labaausaha, pemilik hanya mencatat pendapatanayang diperolehaserta bebanayang dikeluarkan, amaka akan diketahui berapa labaayang di dapatkan. Namunaberdasakan hasilatemuaan narasumber sadar bahwaapencatatan akuntansiadan penyusunan pelaporanakeuangan ituapenting, namun memang karenaaketerbatasan pengetahuanadan belum benar-benaradiperlukanyaapencatatan akuntasi yangasesuai standarnya makaahal ini masihadiabaikanaolehaUMKM Milk Moo.

Sebernaya dengan adanya pencatatan akuntansi yang memadai hal ini akan berdampak

baik bagi UMKM. Denganaakuntansi yang memadaiamaka pelaku UMKMadapat memenuhi

persyaratanapemodalan dari pihakaeksternal sepertiaBank yang bisaamengajukan kredit

(13)

dengan bunga yang rendah seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR). Namunadalam pelaksanaannyaapembukuan tersebutamerupakan hal yangasulit bagi pengusahaaUMKM karena keterbatasanapengetahuan terhadapailmu akuntansi, rumitnyaaproses akuntansiaserta anggapanabahwa laporan keuanganabukanlah hal yang pentingabagi pelaku UMKM.

Berdasarkan hasilapenelitian adanyaakesenjangan antaraastandar akuntansiayang ditetapkan pemerintahadan persyaratan kreditadari bankadengan pencatatanaakuntansi padaaUMKM.

ApabilaaUMKM telah melakukanapencatatanaakuntansiasecara relevan, akurat dan handal pastinyaaakan mempermudahadalam prosesapengajuan pinjaman ke pihakaperbankan.

Untukaterciptanya sektor UMKMadengan pengelolaanakeuangan yangabaik, profesional dan berdaya saing, amaka diperlukan unsur “keharusan” adalam pencatatanadan pelaporan keuangan. aunsur “keharusan” ini diantaranya dapatadilaksanakanadalam bentukapersyaratan yang harus dipenuhiaoleh UMKM gunaamemperolehapembiayaan. Disinilahadiperlukan adanya dukunganadan perhatianadalam bentukapengawasan (controlling) adan pendampingan terhadapapenerapan pencatatanaakuntansi padaaUMKM.

Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh Rosita dan saifudin (2018); Ika Farida Ulfah (2017); Andrianto., et al (2017) menemukan hasil bahwa UMKM belum banyak yang melakukan pencatatan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan, hal iitu dikarenakan bergagai faktor diantaranya: Fakor ketidak tahuan atau kurangnya literasi mengenai akuntansi, faktor lainya karena tidak mau ribet dan faktor berikutnya biaya yang besar jika harus membayar orang yang berkompeten dibidangnya.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkanahasil analisis data danapembahasan maka simpulanayang dapat diambil

dariapenelitian ini adalahatidak adanya pencatatanaakuntatansi padaaUsaha Mikro Kecil

MenengahaMilk Moo. Catatanayang dibuat masihasangat sederhana, yaituahanya terkait

denganapembelian bahanabaku serta sebagianabiaya yangamereka keluarkan saja. Sehingga

sangatasulit untuk mengetahuiaseberapa besar biayaaproduksi, hpp, abiaya keseluruhanayang

dibutuhkanadalam sekali produksi, danamenentukan labaausaha. Halaini menunjukkanabahwa

pengusahaaUMKM belumamenerapkanapencatatan akuntansiayang baik dan memadai. Hasil

pencatatanayang baik akanadapat digunakan sebagai dasaradalam pengambilanakeputusan

serta pengajuanakredit pada bank untukamendapatkan penambahanamodal. Pada dasarnya

kesadaran dan awareness pentingnya penerapan pencatatan akuntansi yang baik sudah ada

(14)

namun action yang dilakukan belum ada, hal ini dikarenakan anggapan ketika harus membayar orang yang berkompeten untuk melakukan pencatatan itu kan mengeluarkan beban atau biaya yang besar dan ini akan memberatkan UMKM.

Keterbatasan

Penelitian ini memiliki Keterbatasan yaitu narasumber yang diteliti sangat terbatas hanya dua orang saja, hal ini dikarenakan key informan yang terdapat pada UMKM yang menjadi objek penelitian sangat terbatas sehingga berpengaruh pada triangulasi data.

Implikasi

Implikasi dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran dan masukan bagi pelaku UMKM agar dapat memahami pentingnya penerapan pencatatan akuntansi yang baik, sehingga akan berguna bagi kelangsungan UMKM untuk mendapatkan modal dari pihak kreditur serta sebagai dasar pengembilan keputusan. Bagi pemerintah ataupun pihak terkait pembuat kebijakan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan terkait dengan pengembangan UMKM serta dapat berguna bagi pemerintah untuk berperan dalam pengawasan dan pendampingan pencatatan akuntansi sehingga adanya kesadaran pelaku UMKM untuk melakukan pencatatan akuntansi. Serta dapat berguna bagi Dinas Koperasi untuk memberikan jenis pelatihan pembinaan pengendalian untuk UMKM.

Saran

Pencatatan akuntansiapada kenyataannyaamasih menjadi halayang sulit untuk Usaha Mikro Kecil danaMenengah (UMKM). Oleh karena itu pada penelitian selanjutnya :

1. Adanya penelitianaulang tentangapencatatan akuntansiapada usahaalainnya yang tergolong dalamaentitas tanpaaakuntabilitasapublik.

2. Menambahainforman agar konsepatriangulasi terpenuhiadan hasilapenelitianajauh lebihakredibel.

3. Dapat menguji faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerapan pencatatan

akuntansi pada UMKM.

Referensi

Dokumen terkait

bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan teks pre-processing terhadap hasil klasifikasi. Penggunaan data uji dilakukan secara acak sesuai dengan jumlah

Dengan design eksperimen within-subject experiments, dilakukan intervensi ergonomi yaitu perbaikan sistem kerja dengan memberikan penambahan waktu istirahat pendek

Kinerja guru pada penelitian ini adalah kinerja dari guru ekonomi/akuntansi yang dapat diartikan sebagai kemampuan seorang guru eko- nomi/akuntansi untuk melakukan suatu perbua-

Bagi pelaku UMKM, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi pelaku UMKM untuk dapat menyusun laporan keuangannya berdasarkan Standar

Pada tuturan di atas mengalami campur kode berbentuk baster yang dilakukan penyiar radio musik Radio Most FM Malang. Hal tersebut dikarenakan serpihan yang disisipkan merupakan

Pengembangan kawasan pusat olahraga dan faktor-faktor dominan yang menentukan prio- ritas penetapan kawasan ditinjau berdasarkan tingkat kepentingan dan kepuasan masyarakat

Analizirajući pojedinačne ocene zaštite interesa manjinskih akcionara u odnosu na ocenu institucionalnog okruženja u celini i globalni indeks konkurentnosti tokom

 Penyusun laporan keuangan untuk menanggulangi Penyusun laporan keuangan untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar masalah akuntansi yang belum