• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian.

1. Tempat Penelitaian

Penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti berada di SD Negeri Pandanlor, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen yang beralamatkan di desa Pandanlor RT : 06 / RW : 02, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen.

SD tersebut terletak di daerah pedesaan, jarak sekolah ke pusat kecamatan adalah 5,5 KM sedangkan jarak ke pusat kabupaten adalah 17 KM. SD tersebut berdiri sejak tahun 1975, pada awal berdirinya SD tersebut terdiri dari dua SD yaitu SD N 1 Pandanlor dan SD N 2 Pandanlor, namun mulai tahun ajaran 2012/2013 SD tersebut bergabung menjadi satu sekolah yaitu SD Negeri Pandanlor dengan Akreditasi B.

Peneliti memilih lokasi penelitian di SD Negeri Pandanlor karena setelah dilaksanakan observasi hasil belajar IPA kelas IV pada Ulangan Tengah Semester rata-rata nilai masih rendah dan banyak yang belum memenuhi KKM (65). Dari hasil observasi tersebut, peneliti tergerak untuk menerapkan model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar pada pembelajaran IPA tentang gaya, karena dengan model dan sumber belajar yang tepat dapat meningkatkan pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Pandanlor.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian yaitu pada semester dua, tahun ajaran 2015/2016. Kegiatan dalam pelaksanaan penelitian tindakan dari persiapan, pelaksanaan, analisis, dan laporan dilaksanakan selama delapan bulan, yaitu dimulai dari bulan November tahun 2015 sampai bulan Juni 2016. Berikut adalah jadwal yang telah dilaksanakan peneliti.

a. Persiapan Penelitian

1) Koordinasi perijinan : 4 November 2015 44

(2)

2) Observasi : 14 November 2015

3) Menyusun proposal penelitian : November 2015-Februari 2016 4) Seminar proposal : 4 Februari 2016

5) Revisi : 5-12 Februari 2016

b. Pelaksanaan Tindakan 1) Siklus I

a) Siklus I Pertemuan 1

(1) Perencanaan : 26-28 Februari 2016 (2) Pelaksanaan : 27 Februari 2016 (3) Observasi : 27 Februari 2016 (4) Refleksi : 27-29 Februari 2016 b) Siklus I Pertemuan 2

(1) Perencanaan : 4-5 Maret 2016 (2) Pelaksanaan : 8 Maret 2016 (3) Observasi : 8 Maret 2016 (4) Refleksi : 8-10 Maret 2016 2) Siklus II

a) Siklus II Pertemuan 1

(1) Perencanaan : 11-12 Maret 2016 (2) Pelaksanaan : 15 Maret 2016 (3) Observasi : 15 Maret 2016 (4) Refleksi : 15-16 Maret 2016 b) Siklus II Pertemuan 2

(1) Perencanaan : 18-19 Maret 2016 (2) Pelaksanaan : 22 Maret 2016 (3) Observasi : 22 Maret 2016 (4) Refleksi : 22-24 Maret 2016 3) Siklus III

a) Siklus III Pertemuan 1

(1) Perencanaan : 26-27 Maret 2016 (2) Pelaksanaan : 29 Maret 2016

(3)

(3) Observasi : 29 Maret 2016 (4) Refleksi : 29-31 Maret 2016 b) Siklus III Pertemuan 2

(1) Perencanaan : 1-2 April 2016 (2) Pelaksanaan : 5 April 2016 (3) Observasi : 5 April 2016 (4) Refleksi : 5-7 April 2016 c. Analisis Data dan Pelaporan

1) Analisis data : Maret-April 2016 2) Menyusun skripsi : April-Mei 2016 3) Ujian skripsi : Juni 2016

4) Revisi : Juni 2016

5) Pengumpulan skripsi : Juni 2016

B. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif. Arikunto (2013: 130) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas, terdiri dari tiga kata yang dapat dipahami pengertiannya, yaitu sebagai berikut: 1) Penelitian merupakan kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti, 2) Tindakan merupakan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan, 3) Kelas merupakan sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas. Dalam penelitian kolaborasi ini, pihak yang melakukan tindakan adalah guru, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti.

(4)

C. Subjek Penelitian

Arikunto (2013: 188) menyebutkan “Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti”. Dalam penelitian tindakan kelas, yang menjadi subjek tindakan adalah siswa. Di SD Negeri Pandanlor terdapat dua kelas pada setiap tingkatan kelas dari kelas I-VI yaitu kelas A dan kelas B. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kelas IVA, sehingga subyek tindakan/penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IVA SD Negeri Pandanlor Tahun Pelajaran 2015/2016, yang berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan (Daftar siswa terlampir pada lampiran 3 halaman 155). Sebagian besar siswa bertempat tinggal di lingkungan sekitar SD Negeri Pandanlor. Seluruh siswa kelas IVA tersebut dalam kondisi baik secara fisik, mental, sosial, serta intelektualnya, sehingga mereka dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik.

Pemilihan kelas IVA di SD Negeri Pandanlor sebagai subjek penelitian didasarkan karena adanya kesediaan guru kelas IVA untuk berkolaborasi dengan peneliti. Selain itu, model Sains Teknologi Masyarakat (STM) dengan sumber belajar lingkungan sekitar sesuai dengan karakteristik siswa kelas IV SD yang sudah dapat melakukan kegiatan percobaan, tetapi masih berfikir konkret. Dengan penggunaan sumber belajar lingkungan sekitar maka akan membantu siswa dalam memahami suatu konsep sains yang sifatnya abstrak karena melalui sumber belajar lingkungan sekitar, suatu konsep pembelajaran dalam sains menjadi konkret dan pembelajaran akan lebih bermakna untuk siswa karena bersumber dari lingkungan sekitarnya.

(5)

D. Data dan Sumber Data 1. Data

Purwanto (2007 : 213) menjelaskan bahwa data adalah keterangan mengenai variabel pada sejumlah objek. Mulyasa (2011: 68) menjelaskan bahwa dalam Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka tentang hasil balajar siswa, sedangkan data kualitatif adalah ungkapan yang mengekspresikan siswa tentang proses dan hasil belajar yang diperolehnya.

Dalam penelitian ini, data yang akan peneliti gunakan yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif pada penelitian ini peneliti peroleh dari hasil evaluasi siswa dan nilai proses/aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung, sedangkan data kualitatif pada penelitian ini peneliti peroleh dari observasi peneliti melalui hasil wawancara serta pengamatan mengenai penerapan model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar yang dilakukan oleh guru.

2. Sumber Data

Arikunto (2013 : 172) berpendapat bahwa “sumber data dalam penelitian tindakan merupakan subyek dari mana data dapat diperoleh”. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan data yang dicari dari dua sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Dengan penggunaan dua sumber data ini, diharapkan data yang diperoleh akan semakin baik dan akurat.

a) Sumber Data Primer

Sugiyono (2013: 308) menjelaskan “sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Jadi, sumber data primer ini dapat di diperoleh dari siswa, dan guru kelas.

Adapun rincian dari sumber data primer yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

(6)

1) Siswa

Sumber data siswa diperoleh dari siswa kelas IVA SD Negeri Pandanlor, tahun ajaran 2015/2016. Data yang dicari dan digunakan yaitu hasil observasi selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar. Selain itu data yang diperoleh dari siswa adalah data hasil evaluasi belajar dengan menggunakan lembar evaluasi pada tiap siklus.

2) Guru Kelas

Data dari guru kelas ini diperoleh melalui pengamatan dan wawancara tentang penerapan model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar dalam pembelajaran. Guru dalam penelitian tindakan kelas ini adalah guru kelas IVA SD Negeri Pandanlor, praktikan penelitian ini dilaksanakan oleh guru kelas tersebut.

Guru kelas sebagai orang yang paling sering berjumpa dan mengajar siswa merupakan salah satu sumber data yang sangat dibutuhkan peneliti.

b) Sumber Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2013: 308) data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti. Jadi, data sekunder tersebut merupakan data yang telah ada dan tersaji. Data tersebut dimanfaatkan untuk mendukung pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini, data tersebut berupa dokumen-dokumen mengenai siswa kelas IVA SD Negeri Pandanlor. Dokumen ini berisi tentang daftar siswa, daftar nilai siswa, latar belakang siswa, daftar riwayat hidup, dan dokumen lain yang dapat dijadikan pertimbangan untuk dilakukan penelitian.

(7)

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2013: 308) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data yang diperlukan. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatif, sehingga dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik tes untuk mengumpulkan data kuantitatif dan teknik non tes untuk mengumpulkan data kualitatif. Teknik tes yang dipakai peneliti yaitu berupa tes verbal, sedangkan teknik non tes yang dipakai peneliti yaitu berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang dipakai oleh peneliti secara lebih rinci dijelaskan dalam uraian sebagai berikut:

a. Teknik Tes

Dalam penelitian ini, teknik tes digunakan untuk mengetahui dan mengukur hasil belajar siswa. Kemudian teknik tes ini digunakan untuk membandingkan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diaplikasikannya model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar dalam pembelajaran IPA tentang gaya di kelas IV.

b. Teknik Nontes 1) Observasi

Arifin (2012: 153) berpendapat bahwa “Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu”. Kemudian Sukmadinata (2010: 220) berpendapat bahwa

“Observasi (Observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung”.

(8)

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa observasi merupakan suatu teknik dan proses pengumpulan data secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai suatu kegiatan guna mencapai tujuan tertentu. Pengumpulan data dengan observasi ini dilakukan oleh pengamat atau observer dengan mengadakan pengamatan atau pencatatan data tentang pelaksanaan pembelajaran IPA tentang Gaya dengan menerapkan model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar yang dilakukan oleh guru kelas IVA SD Negeri Pandanlor. Selain itu, teknik observasi ini juga digunakan untuk mengetahui data selama kegiatan diskusi yang dilakukan siswa. Kegiatan observasi ini selain dilakukan oleh peneliti, juga digunakan oleh teman sejawat. Alat yang digunakan pada teknik pengumpulan data ini yaitu menggunakan lembar observasi.

2) Wawancara

Menurut Arifin (2012: 153) “Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab baik langsung maupun tidak langsung dengan peserta didik”.

Kemudian Esterberg (Sugiyono, 2013: 317) mengungkapkan bahwa

“wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Sedangkan Sugiyono (2013: 317) berpendapat bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah percakapan yang dilakukan untuk maksud atau kepentingan tertentu dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data. Dalam wawancara, terdapat dua pihak, yaitu pihak yang mengajukan pertanyaan (pewawancara) dan pihak yang menjawab pertanyaan (terwawancara).

(9)

Pihak terwawancara dapat disebut juga dengan responden. Dalam pelaksanaannya, peneliti telah menyiapkan pedoman wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pelaksanaan langkah- langkah penerapan model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar pada mata pelajaran IPA tentang gaya.

Dalam wawancara ini, peneliti mewawancarai guru untuk mengetahui sejauh mana keterampilan guru dalam menerapkan model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar pada mata pelajaran IPA tentang gaya. Selain itu, peneliti juga mewancarai siswa guna mengetahui pendapat mereka tentang model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar pada mata pelajaran IPA tentang gaya.

3) Dokumentasi

Sukmadinata (2010: 221) menjelaskan bahwa Studi Dokumenter (documentary study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Kemudian Wiriaatmadja (2009: 121) membagi dokumen-dokumen yang dapat membantu untuk mengumpulkan data penelitian, yaitu; 1) silabus dan rencana pelajaran;

2) laporan diskusi-diskusi tentang kurikulum; 3) berbagai macam ujuan dan tes; 4) Laporan tugas siswa; 5) bagian-bagian dari buku teks yang digunakan dalam pembelajaran; 6) contoh essay yang ditulis siswa.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, dokumen merupakan catatan bahan tertulis dan bahan berupa gambar. Dokumen tertulis misalnya: catatan harian, daftar kelas dan daftar nilai sedangkan dokumen berupa gambar misalnya: foto dan video. Kaitannya dengan penelitian ini, yaitu bahwa dokumen yang akan digunakan sebagai sumber data yaitu berupa silabus, RPP, LKS siswa dan hasil tes.

(10)

2. Alat Pengumpulan Data

Berdasarkan teknik-teknik yang digunakan dalam pengumpulan data, maka alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian tindakan kelas ini berupa:

a. Instrument Tes

Alat pengumpulan data yang digunakan pada teknik tes ini yaitu berupa tes tertulis dengan jenis soal objektif maupun subjektif yang berkaitan dengan materi gaya pada mata pelajaran IPA kelas IV SD.

b. Instrumen Non Tes 1) Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan pada saat menggunakan teknik observasi. Lembar observasi digunakan oleh peneliti untuk mengamati kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran IPA tentang gaya dengan mengaplikasikan model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar.

2) Pedoman Wawancara

Pada penelitian ini, wawancara yang dipakai adalah wawancara terstruktur yaitu wawancara yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu oleh pewawancara. Guru kelas dan siswa merupakan sumber data yang akan peneliti sertakan dalam teknik ini. Penggunaan pedoman wawancara ini bertujuan untuk memperkuat hasil pengumpulan data menggunakan observasi.

3. Penyusunan Instrumen Alat Pengumpulan Data

a. Instrumen Pengamatan Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Dengan Sumber Belajar Lingkungan Sekitar

1) Definisi Konseptual

Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat adalah suatu model pembelajaran yang mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan pesikomotor peserta didik dalam penyelesaian masalah kemudian

(11)

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat.

Sedangkan sumber belajar lingkungan sekitar merupakan sumber belajar yang memanfaatkan lingkungan sekitar siswa dengan cara siswa mengamati langsung, memegang dan mendiskusikan objek yang sedang dipelajarinya, untuk meningkatkan pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Aplikasi model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar adalah suatu inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk melatih siswa dalam menerapkan teknologi yang berkaitan dengan sains dengan menggunakan benda nyata yang ada di sekitar siswa sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik.

2) Definisi Operasional

Data mengenai penerapan model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar diperoleh dari akumulasi skor dan deskripsi yang menunjukkan pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran yang mengaplikasikan model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar dalam peningkatkan pembelajaran siswa pada mata pelajaran IPA tentang gaya kelas IV SD Negeri Pandanlor. Adapun Langkah-langkah aplikasi model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar yaitu:

(1) Pendahuluan berupa Invitasi/apersepsi terhadap siswa; (2) Pembentukan konsep; (3) Aplikasi/analisis konsep berdasarkan sumber belajar lingkungan sekitar; (4) Pemantapan konsep, guru menyamakan persepsi siswa melalui penjelasan materi; (5) Penilaian, guru melaksanakan evaluasi terhadap siswa di ahir pembelajaran. Kisi-kisi lembar observasi dan pedoman wawancara yaitu sebagai berikut:

a) Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan pada saat menggunakan teknik observasi. Lembar observasi digunakan oleh observer untuk mengamati guru dan siswa. Observer pada penelitian ini yaitu peneliti

(12)

dengan bantuan dua rekan mahasiswa/teman sejawat. Aspek yang diamati dalam observasi adalah kegiatan guru dan siswa yang dilakukan dalam pembelajaran. Instrumen lembar observasi penerapan model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar berbentuk skala bertingkat dengan skala penskoran 1-4 dan masing-masing skor memiliki deskriptor. Berikut adalah kisi-kisi aplikasi model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar terhadap guru dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aplikasi Model STM dengan Sumber Belajar Lingkungan Sekitar Terhadap Guru.

Langakah-langkah Pembelajaran

Indikator No.

Aspek

Jml

- Invitasi/Apersepsi

- Pembentukan Konsep

- Aplikasi/Analisis Konsep

Berdasarkan Sumber Belajar Lingkungan Sekitar - Pemantapan

Konsep - Penilaian

- Guru mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan materi - Guru membantu siswa

menemukan konsep - Guru mengarahkan

siswa untuk mengaplikasikan konsep

- Guru memantapkan konsep siswa

- Guru melaksanakan penilaian

1,2,3

4,5

6,7,8,9, 10

11

12

3

2

5

1

1

Jumlah 12

(Lembar observasi terhadap guru terlampir pada lampiran 5 halaman 155)

(13)

Untuk melakukan penilaian, jika yang dipraktikan guru sangat baik memperoleh skor 4, baik memperoleh skor 3, sedang memperoleh skor 2, kurang memperoleh skor 1, sangat kurang memperoleh skor 0. Untuk menghitung perolehan nilai (dalam persen) yang didapatkan oleh guru, dapat dilakukan cara sebagai berikut:

Nilai =

Selanjutnya kisi-kisi aplikasi model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar terhadap siswa dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut.

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aplikasi Model STM dengan Sumber Belajar Lingkungan Sekitar Terhadap Siswa.

Langakah-langkah Pembelajaran

Indikator No.

Aspek

Jml

- Invitasi/Apersepsi

- Pembentukan Konsep

- Aplikasi/Analisis Konsep

Berdasarkan Sumber Belajar Lingkungan Sekitar - Pemantapan

Konsep - Penilaian

- Siswa mengaitkan pengetahuan awal dengan materi - Siswa dapat

menemukan konsep - Siswa mengaplikasikan

konsep dengan arahan guru

- Siswa menyamakan persepsi dengan guru - Siswa melaksanakan

penilaian

1,2,3

4,5

6,7,8,9, 10

11

12

3

2

5

1

1

(Lembar observasi terhadap siswa terlampir pada lampiran 6 halaman 163) Skor yang diperoleh x 100%

Skor maksimal (48)

(14)

Untuk melakukan penilaian, jika yang dilakukan siswa sangat baik memperoleh skor 4, baik memperoleh skor 3, sedang memperoleh skor 2, kurang memperoleh skor 1, sangat kurang memperoleh skor 0. Untuk menghitung perolehan nilai (dalam persen) yang didapatkan oleh guru, dapat dilakukan cara sebagai berikut:

Nilai =

b) Pedoman Wawancara

Dalam penelitian ini, wawancara yang digunakan adalah wawancara yang diajukan berdasarkan pedoman yang telah dirancang oleh peneliti. Guru dan siswa yang akan dijadikan sumber data oleh peneliti. Wawancara ini bertujuan untuk mendukung keakuratan data dengan menggunakan observasi. Berikut ini tabel kisi-kisi pedoman wawancara terhadap guru dan siswa.

Tabel 3. 3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Terhadap Guru dan Siswa No Indikator pada Langkah-langkah

Pembelajaran

Nomor Butir Soal

Jumlah Butir

1. - Invitasi/Apersepsi 1,2,3 3

2. - Pembentukan Konsep 4,5 2

3. - Aplikasi Konsep 6,7,8,9,10 5

4. - Pemantapan Konsep 12 1

5. - Penilaian 11 1

Jumlah 12

(Lembar wawancara terhadap guru dan siswa terlampir pada lampiran 7 halaman 167 dan lampiran 8 halaman 168).

c) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan mengumpulkan dokumen yang bisa berbentuk tulisan, gambar, atau hasil karya sebagai pelengkap dan penguat data yang lain.

Skor yang diperoleh x 100%

Skor maksimal (48)

(15)

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar siswa, daftar nilai, foto proses pembelajaran, dan video pembelajaran.

b. Instrumen Peningkatan Pembelajaran IPA Kelas IV SD Tentang Gaya 1) Definisi Konseptual

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah aspek pengetahuan yang dihasilkan oleh metode saintifik, tidak terbatas pada fakta dan konsep saja tetapi juga aplikasi pengetahuan serta prosesnya, dan dijelaskan dengan penalaran untuk mendapatkan suatu kesimpulan.Peningkatan pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD merupakan satu proses interaksi kegiatan belajar mengajar untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA.

Peningkatan pembelajaran IPA melalui aplikasi model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar meliputi tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor yang dapat diketahui melalui penilaian proses dan hasil belajar siswa. Penilaian proses terdiri dari penilaian keterampilan proses, sikap ilmiah, dan LKS.

Penilaian hasil belajar siswa berupa lembar soal evaluasi IPA. Materi IPA yang akan dijadikan penelitian adalah gaya yang terdiri pengertian gaja, jenis-jenis gaya, besaran gaya, faktor yang mempengaruhi gaya, gaya dapat mengubah gerak suatu benda dan gaya dapat mengubah bentuk suatu benda. Kesesuaian antara model pembelajaran dengan mata pelajaran IPA pada materi tentang gaya, maka pembelajaran yang dilakukan dapat meningkatkan pembelajaran.

2) Definisi Operasional

Aplikasi model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar dalam peningkatan pembelajaran IPA dapat terlihat pada proses dan hasil belajar siswa terhadap penguasaan materi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Peneliti menggunakan alat

(16)

pengumpul data yang berupa observasi untuk menilai proses belajar siswa dan tes untuk menilai hasil belajar siswa.

a) Lembar Observasi Penilaian Proses

Penilaian proses pembelajaran IPA tersebut dapat dilihat dari keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa. Keterampilan proses dalam pembelajaran IPA yaitu Observasi, Klasifikasi, Aplikasi, Prediksi, Interpretasi, Menggunakan alat, Eksperimen, Komunikasi, dan Mengajukan pertanyaan. Sedangkan sikap ilmiah yang dinilai dalam proses pembelajaran siswa meliputi sikap ingin tahu, sikap respek terhadap data/fakta, sikap berpikir kritis, sikap penemuan dan kreativitas, sikap berpikir terbuka dan kerjasama, sikap ketekunan, dan sikap peka terhadap lingkungan sekitar.

Berikut ini tabel pedoman penilaian proses pada siswa yang meliputi beberapa keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Tabel 3. 4 Pedoman Penilaian Proses

No Prose Belajar Siswa Aspek yang Dinilai

1. Keterampilan proses Obsevasi

Klasifikasi Eksperimen Inferensi Komunikasi

2. Sikap ilmiah Sikap ingin tahu

Sikap berpikir terbuka dan kerjasama

(Diskriptor penilaian terdapat pada lampiran RPP siklus I, II, dan III halaman 174, 182, 193, 201, 212, dan 220).

(17)

b) Lembar Penilaian Hasil Belajar IPA

Alat pengumpulan data hasil belajar berupa tes. Tes berupa lembar soal evaluasi IPA tentang gaya dengan menyusun kisi-kisi terlebih dahulu. Kisi-kisi memuat jumlah butir yang harus dibuat untuk setiap bentuk soal dan setiap pokok bahasan serta untuk semua aspek kemampuan yang hendak diukur. Dalam penelitian ini, dilaksanakan tiga siklus dan masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Sebelum menyusun lembar tes, peneliti menyusun Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, dan Kisi-kisi hasil belajar.

Berikut Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan kisi-kisi hasil belajar:

a) Standar Kompetensi

7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda.

b) Kompetensi Dasar

7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda.

7.2 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda.

c) Indikator

Indikator dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1) Menyebutkan jenis-jenis gaya berdasarkan sumber tenaganya; 2) Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi gerak benda.; 3) Mendemonstrasikan gaya dapat mengubah gerak suatu benda; 4) Menemukan contoh dalam kehidupan sehari-hari bahwa gaya dapat mengubah gerak suatu benda; 5) Melakukan percobaan tentang gaya dapat mengubah gerak suatu benda; 6) Mendemonstrasikan gaya dapat mengubah bentuk suatu benda. ; 7) Menemukan contoh dalam kehidupan sehari-hari bahwa gaya dapat mengubah bentuk suatu benda.; dan 8) Melakukan percobaan tentang gaya dapat mengubah bentuk suatu benda.

(18)

Tabel 3. 5 Kisi-kisi Lembar Soal Tes IPA Siklus I Pertemuan 1

KD : 7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda.

Indikator Tujuan Pembelajaran Jenjang Kognitif

No Soal

Bentuk Soal Menyebutkan

jenis-jenis gaya

berdasarkan sumber tenaganya.

- Siswa dapat menyebutkan pengertian gaya.

C1 1 PG

- Siswa dapat menjelaskan gaya tarik.

C2 2 PG

- Siswa dapat mencontohkan gaya tarik.

C2 3 PG

- Siswa dapat menyebutkan gaya istilah tarik bumi.

C1 4 PG

- Siswa dapat menerapkan gaya tarik.

C3 5 PG

- Siswa dapat menyebutkan konsep gaya.

C1 1 IS

- Siswa dapat menjelaskan pengertian gaya.

C2 2 IS

- Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis gaya.

C1 3 IS

- Siswa dapat menerapkan gaya magnet.

C3 4 IS

- Siswa dapat mengelompokan jenis gaya sentuh dan tak sentuh.

C3 5 IS

Jumlah Soal 10

(19)

Tabel 3. 6 Kisi-kisi Lembar Soal Tes IPA Siklus I Pertemuan 2

KD : 7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda.

Indikator Tujuan Pembelajaran Jenjang Kognitif

No Soal

Bentuk Soal Menyebutkan

faktor-faktor yang

mempengaru hi gerak benda.

- Siswa dapat menyebutkan pengertian gerak.

C1 1 PG

- Siswa dapat menjelaskan pengaruh gaya tarik.

C2 2 PG

- Siswa dapat menjelaskan pengaruh gaya dorong.

C2 3 PG

- Siswa dapat menyebutkan alat pengukur gaya.

C1 4 PG

- Siswa dapat menerapkan pengaruh gaya tarik dan doeong.

C3 5 PG

- Siswa dapat menyebutkan faktor yang mempengaruhi gerak benda..

C1 1 IS

- Siswa dapat menjelaskan pengaruh gaya tarik dan dorong.

C2 2 IS

- Siswa dapat menyebutkan pengaruh gaya gravitasi

C1 3 IS

- Siswa dapat menerapkan gaya gravitasi.

C3 4 IS

- Siswa dapat menjelaskan besarnya gaya tidak selalu sama.

C2 5 IS

Jumlah Soal 10

(20)

Tabel 3. 7 Kisi-kisi Lembar Soal Tes IPA Siklus II Pertemuan 1

KD : 7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda.

Indikator Tujuan Pembelajaran Jenjang Kognitif

No Soal

Bentuk Soal Mendemonstrasik

an gaya dapat mengubah gerak suatu benda.

- Siswa dapat menyebutkan pengaruh gaya terhadap gerak benda.

C1 1 PG

- Siswa dapat menjelaskan pengaruh gaya gravitasi

C2 2 PG

- Siswa dapat menjelaskan gaya dapat mempengaruhi gerak benda

C2 3 PG

- Siswa dapat menerapkan gaya dapat mengubah benda bergerak menjadi diam

C3 5 PG

- Siswa dapat menerapkan gaya dapat mengubah arah gerak benda

C3 3 IS

- Siswa dapat menjelaskan gaya dapat mempengaruhi gerak benda

C2 1 IS

- Siswa dapat menerapkan gaya dapat mengubah kecepatan gerak benda

C3 2 IS

Menemukan contoh dalam kehidupan sehari- hari bahwa gaya dapat mengubah gerak suatu benda.

- Siswa dapat mencontohkan gaya dapat mengubah arah benda

C2 4 PG

- Siswa dapat mencontohkan gaya dapat mengubah kecepatan gerak benda

C2 4 IS

- Siswa dapat mencontohkan gaya dapat mengubah benda diam menjadi bergerak

C2 5 IS

Jumlah Soal 10

(21)

Tabel 3. 8 Kisi-kisi Lembar Soal Tes IPA Siklus II Pertemuan 2

KD : 7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda.

Indikator Tujuan Pembelajaran Jenjang Kognitif

No Soal

Bentuk Soal Melakukan

percobaan tentang gaya dapat mengubah gerak suatu benda.

- Siswa dapat menyebutkan pengaruh gaya terhadap gerak benda.

C1 1 PG

- Siswa dapat menjelaskan pengaruh gaya gesek terhadap benda bergerak

C2 2 PG

- Siswa dapat menjelaskan pengaruh gaya terhadap gerak benda.

C2 3 PG

- Siswa dapat menerapkan gaya dapat mengubah benda bergerak menjadi diam

C3 5 PG

- Siswa dapat menjelaskan gaya dapat mempengaruhi gerak benda

C2 1 IS

- Siswa dapat menyebutkan gaya dapat membuat benda bergerak

C2 2 IS

- Siswa dapat menerapkan gaya tarik pada benda kuda untuk mengerakan delman.

C3 3 IS

Menemukan contoh dalam kehidupan sehari- hari bahwa gaya dapat mengubah arah suatu benda.

- Siswa dapat mencontohkan gaya dapat mengubah arah benda

C2 4 PG

- Siswa dapat mencontohkan gaya dapat mengubah benda bergerak menjadi diam

C2 4 PG

- Siswa dapat mencontohkan gaya dapat mengubah arah gerak benda.

C2 2 IS

Jumlah Soal 10

(22)

Tabel 3. 9 Kisi-kisi Lembar Soal Tes IPA Siklus III pertemuan 1

KD: 7.2 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda.

Indikator Tujuan Pembelajaran Jenjang Kognitif

No Soal

Bentuk Soal Mendemonstras

ikan gaya dapat mengubah bentuk suatu benda.

- Siswa dapat menyebutkan pengaruh gaya terhadap bentuk benda.

C1 1 PG

- Siswa dapat menjelaskan akibat pemberian gaya terhadap bentuk benda

C2 2 PG

- Siswa dapat menyebutkan benda yang mudah dibentuk dengan pemberian tekanan.

C2 3 PG

- Siswa dapat menerapkan gaya dapat mengubah bentuk benda.

C3 3 IS

- Siswa dapat menjelaskan gaya mengubah bentuk benda

C2 4 IS

- Siswa dapat menerapkan pengaruh gaya pada benda lunak.

C3 5 IS

Menemukan contoh dalam kehidupan sehari-hari bahwa gaya dapat mengubah bentuk suatu benda.

- Siswa dapat mencontohkan gaya dapat mengubah bentuk suatu benda

C2 4 PG

- Siswa dapat mencontohkan pengaruh gaya pada bentuk benda.

C2 3 PG

- Siswa dapat memberi contoh manfaat gaya dapat merubah benda

C2 1 IS

- Siswa dapat mencontohkan penerapan sifat gaya dapat mengubah bentuk benda.

C2 2 IS

Jumlah Soal 10

(23)

Tabel 3. 10 Kisi-kisi Lembar Soal Tes IPA Siklus III pertemuan 2

KD: 7.2 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda.

Indikator Tujuan Pembelajaran Jenjang Kognitif

No Soal

Bentuk Soal Melakukan

percobaan tentang gaya dapat mengubah gerak suatu benda.

- Siswa dapat menyebutkan pengaruh gaya terhadap bentuk benda.

C1 1 PG

- Siswa dapat menjelaskan akibat pemberian gaya terhadap bentuk benda

C2 2 PG

- Siswa dapat menyebutkan benda yang mudah dibentuk dengan pemberian tarikan.

C2 3 PG

- Siswa dapat mejelaskan gaya mengubah bentuk benda

C2 1 IS

- Siswa dapat menentukan pengaruh gaya pada benda lunak.

C3 2 IS

- Siswa dapat menerapkan gaya dapat mengubah bentuk benda.

C3 3 IS

Menemukan contoh dalam kehidupan sehari-hari bahwa gaya dapat mengubah bentuk suatu benda.

- Siswa dapat mencontohkan gaya dapat mengubah bentuk suatu benda

C2 4 PG

- Siswa dapat mencontohkan pengaruh gaya pada bentuk benda.

C2 5 PG

- Siswa dapat memberi contoh gaya dapat merubah benda

C2 4 IS

- Siswa dapat mencontohkan penerapan sifat gaya dapat mengubah bentuk benda.

C2 5 IS

Jumlah Soal 10

(24)

F. Teknik Uji Validitas Data

Suatu penelitian dikatakan baik apabila data yang diperoleh valid dan reliable. Cara yang digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu data disebut uji validitas data. Validitas data sangat dibutuhkan agar diperoleh data yang valid. Untuk memperoleh data yang valid, peneliti menggunakan teknik Triangulasi. Sugiyono (2013: 241) mengemukakan bahwa triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data dengan menggabungkan dari bebagai teknik pengumpulan data dan sumber data.

Data yang valid dalam suatu penelitian merupakan data yang sesuai dengan kenyatan dari apa yang sedang diteliti atau dites. Untuk memperoleh data yang valid harus digunakan juga instrumen yang valid. Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Sukmadinata (2010 : 228) yaitu bahwa “dalam penelitian diperlukan instrumen-instrumen penelitian yang telah memnhi persyaratan tertentu. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu instrumen penelitian minimal ada dua macam, yaitu validitas dan realibilitas”. Agar data yang diperoleh peneliti valid, maka peneiti dapat menggunakan teknik triangulasi data. Dalam teknik triangulasi tersebut dilakukan pertimbangan data dari berbagai sumber sehingga akan menghindarkan peneliti dari kesalahan mengambil data.

Triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi dari sumber data dan alat pemngumpulan data. Triangulasi sumber data pada penelitian ini yaitu siswa, peneliti dan observer yang meliputi teman sejawat/rekan mahasiswa. Triangulasi sumber data dilakukan dengan pengecekan kembali data yang telah diperoleh melalui tiga sumber tersebut untuk menarik suatu kesimpulan tentang hasil tindakan. Triangulasi alat pengumpulan data berupa lembar wawancara, lembar observasi dan buti-butir tes atau lembar soal. Triangulasi alat pengumpulan data dilakukan dengan membandingkan hasil dari lembar soal. Lembar observasi dan lembar soal untuk menarik suatu kesimpulan tentang hasil tindakan yang telah dilaksanakan.

(25)

G. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2013: 335) mengungkapkan bahwa analisis data adalah proses menyeleksi, memfokuskan, mengabstraksikan, mengorganisasikan data secara sistematik dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK. Analisis data dalam rangka refleksi terhadap praktik atau tindakan perbaikan mencangkup proses dan dampak seperangkat tindakan perbaikan dalam suatu siklus PTK secara keseluruhan.

Dalam penelitian penelitian tindakan kelas ini menggunakan teknik analisis data kualitatif untuk menganalisis aplikasi model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar dan teknik analisis data kuantitatif untuk menganalisis hasil pembelajaran siswa pada mata pelajaran IPA.

Data kuantitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal dan nilai tes setelah siklus.

Sedangkan data kualitatif hasil pengamatan dan wawancara menggunakan hasil analisis deskriftif kualitatif hasil observasi dan refleksi tiap-tiap siklus. Setelah pengumpulan data, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan verifikasi. Adapun penjabaran dari masing-masing analisis data menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2013: 337-345) adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data berarti menyederhanakan, merangkum, memilih, memokuskan, serta membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya, serta memudahkan mencarinya kembali jika diperlukan.

2. Penyajian Data

Penyajian data dapat disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, flowchart, dan sejenisnya. Peneliti akan mudah memahami apa yang terjadi dan dapat merencanakan kegiatan selanjutnya melalui penyajian data yang telah dilakukan.

(26)

3. Penarikan Kesimpulan

Langkah ketiga setelah penyajian data yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan dapat berubah jika tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi, jika kesimpulan awal didukung oleh bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan ini dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal.

(27)

H. Indikator Kinerja Penelitian

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Pada penelitian ini, indikator yang menjadi pedoman keberhasilan adalah meningkatnya pembelajaran IPA khususnya tentang gaya melalui aplikasi model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar pada siswa kelas IV SD Negeri Pandanlor tahun ajaran 2015/2016. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) berada pada angka 70. Adapun indikator kinerja dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. 11 Indikator Kinerja Penelitian

Aspek yang Diukur Prosentase Siswa yang Ditargetkan

Cara Mengukur

Guru mengaplikasikan model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar dalam pembelajaran IPA tentang gaya kelas IV.

80% Dengan pengamatan observer menggunakan lembar

observasi guru serta pedoman wawancara tentang

bagaimana penerapan model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar.

Respon siswa terhadap pembelajaran IPA dengan mengaplikasikan model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar.

80% Melalui pengamatan yang dilakukan observer dengan menggunakan lembar observasi siswa dan

berpedoman pada pedoman wawancara tentang model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar.

Ketuntasan pembelajaran IPA tentang gaya dengan

mengaplikasikan model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar pada siswa kelas IV.

80% Melalui penilaian proses saat pembelajaran berlangsung dan tes hasil belajar siswa yang dilakukan pada akhir pembelajaran pada setiap siklus, dengan KKM 70

(28)

I. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif antara guru kelas sebagai praktikan/pelaksana dengan peneliti.

Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur sebagaimana yang dikembangkan oleh Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2011: 17) yang menyatakan bahwa prosedur penelitian mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut: (a) menyusun rencana tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) Pengamatan, dan (d) refleksi, dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai.

Menurut Arikunto, Suhardjono, dan Supardi tahapan penting yang digunakan untuk penelitian dapat diuraikan dalam alur yang akan mempermudah peneliti melakukan penelitian dari siklus pertama ke siklus berikutnya. Berikut alur penelitian yang dilakukan oleh peneliti menurut suhardjono, arikunto dan supardi (2011:16) sebagai berikut:

Gambar 3.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas (Modifikasi dari Arikunto, dkk.)

(29)

Tahapan-tahapan pada setiap siklus penelitian tindakan kelas ini menurut Arikunto, dkk (2011: 16) yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan

Tahap perencanaan peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Langkah- langkah perencanaan yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut: (a) membuat skenario pembelajaran, (b) melakukan koordinasi dengan guru pelaksana dan teman sejawat mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan, (c) mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan, (d) mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.Pada tahap perencanaan ini, peneliti juga perlu memperhitungkan segala kendala yang mungkin timbul pada saat tahap implementasi berlangsung sehingga pelaksanaan PTK dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditargetkan.

2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan adalah tahap dimana peneliti melakukan tindakan untuk memperbaiki masalah yang ditemukan. Pelaksanaan tindakan berlangsung di dalam kelas. Guru sebagai pelaksana dalam penelitian melakukan tindakan dengan mengacu pada langkah-langkah yang telah dipersiapkan oleh peneliti dan telah disepakati bersama. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan hendaknya benar-benar sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat agar dapat mengukur tindakan yang sedang diberikan dalam upaya peningkatan pembelajaran. Kegiatan pelaksaan tindakan ini merupakan tindakan pokok dalam siklus PTK, pada saat yang bersamaan kegiatan pelaksanaan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kelemahan atau kesalahan dalam pelaksanaan tindakan, persiapan dalam perencanaan perlu dilakukan secara maksimal.

3. Observasi

Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan observer untuk mengumpulkan informasi tentang tindakan yang dilakukan dan untuk

(30)

mengetahui sejuah mana efek tindakan tersebutdalam mencapai sasaran.

Observasi juga merupakan upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung, baik menggunakan alat bantu maupun tidak. Selama kegiatan berlangsung observer mengamati proses pembelajaran dengan mengisi lembar observasi yang disediakan peneliti sesuai dengan petunjuk langkah-langkah, dan peneliti juga ikut mengamati proses pembelajaran. Sumber data dalam observasi biasanya didukung oleh dokumentasi jalannya kegiatan pembelajaran yaitu berupa foto dan video kegiatan belajar mengajar.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru. Peneliti mencermati kembali secara lebih terperinci segala sesuatu yang telah dilakukan beserta hasil- hasilnya, baik yang positif atau negatif. Kegiatan refleksi dilakukan ketika guru telah selesai melaksanakan tindakan. Dengan melakukan refleksi guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai, dan apa yang masih perlu diperbaiki pada pembelajaran berikutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah-langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa tahap kegiatan pertama yang dilakukan dalam siklus 1 adalah planning, acting, observing, dan reflecting.

Kemudian dilanjutkan pada siklus 2 dengan tahapan yang sama, begitu seterusnya hingga penelitian dianggap telah selesai dan mencapai keberhasilan.

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian tindakan kelas kolaboratif. Artinya dalam melakukan penelitian peneliti akan berkalaboratif dengan guru kelas. Dalam hal ini, peneliti berperan sebagai perencana pembelajaran khususnya menggunakan modelSains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekolah, sedangkan guru berperan sebagai pelaksana tindakan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Arikunto, dkk (2011: 17), yaitu bahwa “dalam penelitian kolaboratif, pihak yang melakukan tindakan ialah guru itu sendiri, sedangkan yang melakukan

(31)

pengamatan terhadapap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan”. Tujuan dari penelitian ini yaitu meningkatkan pembelajaran IPA tentang gaya dengan mengaplikasikan model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar pada siswa kelas IV SD Negeri Pandanlor.

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti telah melaksanakan penelitian dalam tiga siklus yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Dalam setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Tahapan dalam setiap siklus ada empat tahap yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi/pengamatan, dan refleksi.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tiga siklus dengan rincian sebagai berikut:

1. Siklus I

Pada pelaksanaan kegiatan siklus yang pertama melalui beberapa tahap antara lain:

a. Perencanaan

Di tahap perencanaan ini, yang dilakukan peneliti yaitu merencanakan dan melakukan tindakan-tindakan awal, tindakan tersebut yaitu mengadakan pertemuan dengan guru kelas IV untuk menyamakan persepsi dan menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian berdasarkan pada identifikasi yang telah dilakukan, materi, sumber belajar apa yang digunakan, dan kapan waktu pelaksanaan penelitian berlangsung menentukan pokok bahasan, kemudian mengembangkan skenario pembelajaran, menyiapkan RPP Siklus I, sumber belajar, media pembelajaran, menyiapkan lembar evaluasi, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan lembar observasi pembelajaran. Standar Kompetensi dasar pada Siklus I yaitu : 7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/bentuk suatu benda, dan Kompetensi Dasar : 7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan atau tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Materi pada siklus 1 yaitu mengenai pengertian dan jenis-jenis

(32)

gaya. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA dengan skenario dan RPP yang telah dibuat oleh peneliti. Guru menerapkan dan melaksanakan model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar sesuai dengan langkah-langkah yang sudah ada dalam RPP.

c. Pengamatan/Observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti, antara lain lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Yang diamati dalam hal ini adalah siswa selama mengikuti pembelajaran dan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Selama pelaksanaan tindakan ini guru sebagai pelaksana tindakan diamati oleh peneliti dan siswa diamati oleh peneliti dan teman sejawat.

b. Refleksi

Dalam tahap refleksi ini peneliti melakukan analisis dan penyimpulan terhadap pelaksanaan tindakan atau pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Kemudian peneliti juga menelaah hasil observasi dan menentukan apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan atau belum. Hasil dari refleksi pada siklus I ini akan digunakan sebagai pertimbangan dan juga masukan pada siklus II. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I. Dengan demikian maka diharapkan pada siklus II akan menjadi lebih baik dan terjadi peningkatan hasil dari siklus sebelumnya.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Setelah merefleksi hasil tindakan pada siklus I yaitu masih terdapat kekurangan-kekurangan dan kendala dalam menerapkan model Sains Teknologi Masyarakat dengan sumber belajar lingkungan sekitar pada mata pelajaran IPA tentang gaya, peneliti membuat rancangan pembelajaran yang merupakan rencana perbaikan terhadap pelaksanaan tindakan siklus I.

(33)

Hampir sama pada perencanaan siklus I, peneliti membuat rancangan pembelajaran yang berupa skenario pembelajaran siklus II. Pada tahap ini peneliti merencanakan perbaikan-perbaikan pembelajaran, peneliti juga menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, menyiapkan lembar observasi, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan lembar evaluasi. Standar Kompetensi dasar pada Siklus II yaitu : 7.

Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/bentuk suatu bend, dan Kompetensi Dasar : 7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan atau tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap tindakan merupakan kegiatan dimana segala sesuatu yang telah direncanakan pada siklus II dilaksanakan sesuai dengan skenario yang telah dibuat. Pada tahapan ini peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah direvisi sebelumnya. Tindakan siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pada siklus II guru menyampaikan penjelasan mengenai gaya dapat mengubah arah benda.

Tindakan selanjutnya pada siklus II ini, sama dengan tindakan pada siklus I.

c. Pengamatan/Observasi

Pengamat mengamati jalannya proses kegiatan pembelajaran berdasarkan lembar observasi yang telah disediakan kemudian peneliti bersama observer menilai kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran IPA setelah diberi tes tindakan II. Kegiatan observasi juga akan disertai dengan perekaman video pembelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi pada tahap ini mempertemukan para observer, guna menentukan langkah-langkah di siklus III. Seluruh data yang masuk akan direduksi terlebih dahulu sebelum dilakukan analisis, diusahakan pada tahap ini analisis sebagai sumber bahan refleksi dilakukan secermat mungkin, guna menuju tahap akhir penelitian.

(34)

3. Siklus III a. Perencanaan

Peneliti mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan masalah pada refleksi tindakan pada siklus II, untuk meningkatkan dan memantapkan siklus II dan agar hasilnya lebih baik, peneliti membuat RPP siklus III, menyiapkan media pembelajaran, menyiapkan sumber belajar lingkungan sekitar, membuat lembar evaluasi dan Lembar Kerja Siswa (LKS) serta lembar observasi dengan menambah konsep yang lebih mudah dipahami dan sederhana. Pada siklus III ini peneliti juga melihat kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus-siklus sebelumnya, untuk perbaikan di siklus III ini. Standar Kompetensi dasar pada Siklus III yaitu : 7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/bentuk suatu bend, dan Kompetensi Dasar : 7.2 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan atau tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan yang dilaksanakan dalam tahap ini lebih bersifat penyempurnaan dari apa yang telah dilalui sebelumnya. Guru melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario dan rancangan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya oleh peneliti. Materi pada siklus III ini mengenai gaya dapat merubah bentuk benda dengan memanfaatkan sumber belajar lingkungan sekitar. Dalam tahap ini siswa telah beradaptasi dengan model STM dengan sumber belajar lingkungan sekitar, sehingga diharapkan hasil yang diperoleh akan maksimal.

Pelaksanaan pada siklus III ini juga dilakukan dalam dua kali pertemuan sama seperti siklus-siklus sebelumnya.

c. Pengamatan/Observasi

Tahapan observasi dalam fase ini lebih mengarah pada kesimpulan dan analisis akhir. Mengingat instrument telah disempurnakan pada tahap sebelumnya, maka diharapkan data yang diperoleh juga lebih akurat dan lebih kuat kredibilitasnya.

(35)

d. Refleksi

Pada siklus III ini, diharapkan akan diperoleh hasil yang lebih baik dari siklus-siklus sebelumnya, sehingga kriteria keberhasilan penelitian dapat tercapai. Dengan mengacu pada jadwal penelitian, pada siklus tiga ini, penelitian akan diakhiri walaupun tidak diperoleh hasil yang diharapkan.

Walaupun demikian, adanya refleksi dari siklus I dan II, dapat menjadi masukan perbaikan di siklus III, sehingga hasil penelitian diharapkan menjadi optimal.

Gambar

Tabel 3. 4 Pedoman Penilaian Proses

Referensi

Dokumen terkait

Dalam upaya menjawab permasalahan tersebut diatas maka penelitian ini mengambil tema judul pengembangan buku ajar mata kuliah Psikologi Olahraga berbasis android

Tidak ada ide-ide (pertanyaan atau pernyataan) atau rincian detil-detil dari suatu objek, gagasan atau situasi sama dengan yang diberikan guru atau buku. Tidak ada

layanan yang memadai memberikan nilai skor tertinggi dibandingkan indikator kemegahan hotel; Penilaian responden terhadap dimensi tanggungjawab sosial hotel pada masyarakat, dimana

Dengan penuh kerendahan hati, penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang, karena dengan rahmat-Nya penulis akhirnya dapat

Para pengunjung peziarah makam Ali Mas’ud ini juga terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, dari golongan tingkat atas sampai yang ke tingkat bawah tanpa mengurangi

Bartlett`s test of Sphericity, merupakan uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis bahwa variabel – variabel tidak berkorelasi

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas

tertentu dalam membelajarkan peserta didik untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Selain itu, salah satu komponen penting dalam menyusun strategi pembelajaran adalah