• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Pelaksanaan Ekstensifikasi Pajak dan Kontribusinya Terhadap Jumlah Wajib Pajak Terdaftar

Berikut adalah data jumlah wajib pajak yang berhasil dihimpun dari hasil ekstensifikasi dan jumlah wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok:

Tabel IV. 1

Jumlah Wajib Pajak terdaftar

Sebelum Ekstensifikasi dan Sesudah Ekstensifikasi Pada KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok

Tahun 2007-2011

Tahun Sebelum Ekstensifi

kasi

Hasil Ekstensifi

kasi

Tambahan WP Selain Ekstensifi

kasi

Tambahan WP Terdaftar per Tahun

Jumlah WP terdaftar

% Hasil Ekstensifi

kasi dari Tambahan

WP Terdaftar

2007 9.422 319 1.423 1.742 11.164 18,31 %

2008 11.164 171 1.523 1.694 12.858 10,09 %

2009 12.858 285 951 1.236 14.094 23,06 %

2010 14.094 256 841 1.097 15.191 23,34 %

2011 15.191 1.352 3.651 5.003 20.194 27,02 % Sumber: KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok

(2)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2007, Wajib Pajak yang terdaftar sebelum ekstensifikasi sebesar 9.422 Wajib Pajak yang terdiri dari Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan. Dari hasil kegiatan ekstensifikasi terdapat penambahan sebanyak 319 Wajib Pajak Badan dan Orang Pribadi. Tambahan Wajib Pajak selain Ekstensifikasi sebanyak 1.423 WP OP dan WP Badan. Tambahan wajib pajak terdaftar selain ekstensifikasi diperoleh dari kesediaan dan kesadaran dari wajib pajak untuk mendaftarkan diri memperoleh NPWP di KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok dan dari hasil pendaftaran NPWP di KPP lain. Tambahan Wajib Pajak terdaftar per tahun diperoleh dari penjumlahan Wajib Pajak hasil ekstensifikasi dan Tambahan Wajib Pajak selain Ekstensifikasi. Untuk tahun 2007, Tambahan WP terdaftarnya sebanyak 1.742 WP yang didapat dari hasil penjumlahan WP ekstensifikasi sebanyak 319 dan WP selain ekstensifikasi sebanyak 1.423. Total WP terdaftar tahun 2007 sebanyak 11.164 WP.

Tahun 2008, Wajib Pajak yang terdaftar sebelum ekstensifikasi sebesar 11.164 Wajib Pajak yang terdiri dari Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan. Dari hasil kegiatan ekstensifikasi terdapat penambahan sebanyak 171 Wajib Pajak Badan dan Orang Pribadi. Data ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun 2007 yang tercatat sebesar 319 Wajib Pajak. Penurunan ini disebabkan karena kegiatan ekstensifikasi tidak berjalan secara optimal, salah satunya karena faktor SDM yang kurang. Tambahan Wajib Pajak selain Ekstensifikasi sebanyak 1.523 WP OP dan WP Badan. Tambahan wajib pajak terdaftar selain ekstensifikasi diperoleh dari kesediaan dan kesadaran dari wajib pajak untuk mendaftarkan diri memperoleh NPWP di KPP

(3)

Pratama Jakarta Tanjung Priok dan dari hasil pendaftaran NPWP di KPP lain.

Tambahan Wajib Pajak terdaftar per tahun diperoleh dari penjumlahan Wajib Pajak hasil ekstensifikasi dan Tambahan Wajib Pajak selain Ekstensifikasi. Untuk tahun 2008, Tambahan WP terdaftarnya sebanyak 1.694 WP yang didapat dari hasil penjumlahan WP ekstensifikasi sebanyak 171 dan WP selain ekstensifikasi sebanyak 1.523. Total WP terdaftar tahun 2008 sebanyak 12.858 WP.

Pada 2009, Wajib Pajak yang terdaftar sebelum ekstensifikasi sebesar 12.858 Wajib Pajak yang terdiri dari Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan. Dari hasil kegiatan ekstensifikasi terdapat penambahan sebanyak 285 Wajib Pajak Badan dan Orang Pribadi. Jumlah ini mengalami kenaikan dibanding tahun 2008. Ini disebabkan karena ada usaha peningkatan program penyuluhan Wajib Pajak dari seksi ekstensifikasi. Tambahan Wajib Pajak selain Ekstensifikasi sebanyak 951 WP OP dan WP Badan. Tambahan wajib pajak terdaftar selain ekstensifikasi diperoleh dari kesediaan dan kesadaran dari wajib pajak untuk mendaftarkan diri memperoleh NPWP di KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok dan dari hasil pendaftaran NPWP di KPP lain. Tambahan Wajib Pajak terdaftar per tahun diperoleh dari penjumlahan Wajib Pajak hasil ekstensifikasi dan Tambahan Wajib Pajak selain Ekstensifikasi.

Untuk tahun 2009, Tambahan WP terdaftarnya sebanyak 1.236 WP yang didapat dari hasil penjumlahan WP ekstensifikasi sebanyak 285 dan WP selain ekstensifikasi sebanyak 1.236. Total WP terdaftar tahun 2009 sebanyak 14.094 WP.

Selama tahun 2010, Wajib Pajak yang terdaftar sebelum ekstensifikasi sebesar 14.094 Wajib Pajak yang terdiri dari Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan.

(4)

Dari hasil kegiatan ekstensifikasi terdapat penambahan sebanyak 256 Wajib Pajak Badan dan Orang Pribadi. Jumlah ini mengalami penurunan sedikit dibanding tahun 2009. Ini disebabkan karena ada usaha peningkatan program penyuluhan Wajib Pajak yang dilakukan oleh seksi ekstensifikasi sedikit kendor. Tambahan Wajib Pajak selain Ekstensifikasi sebanyak 841 WP OP dan WP Badan. Tambahan wajib pajak terdaftar selain ekstensifikasi diperoleh dari kesediaan dan kesadaran dari wajib pajak untuk mendaftarkan diri memperoleh NPWP di KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok dan dari hasil pendaftaran NPWP di KPP lain. Tambahan Wajib Pajak terdaftar per tahun diperoleh dari penjumlahan Wajib Pajak hasil ekstensifikasi dan Tambahan Wajib Pajak selain Ekstensifikasi. Untuk tahun 2010, Tambahan WP terdaftarnya sebanyak 1.097 WP yang didapat dari hasil penjumlahan WP ekstensifikasi sebanyak 256 dan WP selain ekstensifikasi sebanyak 841. Total WP terdaftar tahun 2010 sebanyak 15.191 WP.

Untuk tahun 2011, Wajib Pajak yang terdaftar sebelum ekstensifikasi sebesar 15.191 Wajib Pajak yang terdiri dari Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan.

Dari hasil kegiatan ekstensifikasi terdapat penambahan sebanyak 1.352 Wajib Pajak Badan dan Orang Pribadi. Jumlah ini mengalami kenaikan dibanding tahun 2010. Ini disebabkan karena usaha luar biasa yang dilakukan oleh tim ekstensifikasi dalam menjaring wajib pajak baru. Tambahan Wajib Pajak selain Ekstensifikasi sebanyak 3.651 WP OP dan WP Badan. Tambahan wajib pajak terdaftar selain ekstensifikasi diperoleh dari kesediaan dan kesadaran dari wajib pajak untuk mendaftarkan diri memperoleh NPWP di KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok dan dari hasil pendaftaran

(5)

NPWP di KPP lain. Tambahan Wajib Pajak terdaftar per tahun diperoleh dari penjumlahan Wajib Pajak hasil ekstensifikasi dan Tambahan Wajib Pajak selain Ekstensifikasi. Pada tahun 2011, Tambahan WP terdaftarnya sebanyak 5.003 WP yang didapat dari hasil penjumlahan WP ekstensifikasi sebanyak 1.352 dan WP selain ekstensifikasi sebanyak 3.651. Total WP terdaftar tahun 2011 sebanyak 20.194 Wajib Pajak.

Tambahan wajib pajak hasil ekstensifikasi sebesar 319 wajib pajak di mana memberikan kontribusi sebesar 18,31 % apabila dibandingkan dengan tambahan wajib pajak yang terdaftar pada tahun yang bersangkutan.. Di tahun 2008, 2009, 2010, dan 2011 secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 10,09 %, 23,06 %, 23,34 %, dan 27,02 %.

Jika ditampilkan dalam bentuk grafik akan terlihat sebagai berikut :

(6)

Grafik IV.A

Perbandingan Jumlah Wajib Pajak Hasil Ekstensifikasi Pajak dan Wajib Pajak Terdaftar Per Tahun

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000

2007 2008 2009 2010 2011

WP Hasil Ekstensifikasi Tambahan WP Terdaftar per Tahun

Sumber : KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok

Dari grafik di atas, terlihat bahwa jumlah wajib pajak yang terdaftar dari hasil ekstensifikasi memberikan kontribusi dalam meningkatkan jumlah wajib pajak yang terdaftar pada KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok. Ini bisa dilihat dari grafik yang cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

(7)

B. Analisis Pelaksanaan Intensifikasi Pajak dan Kontribusinya Terhadap Penerimaan Pajak

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, pelaksanaan intensifikasi pajak di KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok sebagai berikut:

a. Kegiatan pemeriksaan yang menghasilkan Surat Tagihan Pajak (STP) dan atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dalam hal ditemukannya data baru tentang kewajiban Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran PPh atau PPn dalam tahun berjalan.

b. Usul Pemeriksaan Khusus dalam hal ditemukannya data tentang kewajiban perpajakan tahun-tahun sebelumnya (sebelum melewati batas daluarsa penetapan pajak).

c. Melakukan Penagihan Aktif mulai dari penerbitan surat teguran sampai dengan diadakannya pelelangan.

(8)

Pelaksanaan intensifikasi dari hasil kegiatan pemeriksaan sederhana dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel IV. 2

Kegiatan Pemeriksaan Sederhana KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok

Tahun 2007-2011

Thn

Kegiatan Koreksi Pajak

(Dalam Jutaan Rp) SPT

diperiksa

Selesai %Selesai

2007 536 524 97,76 4.648

2008 479 453 94,57 5.348

2009 487 465 97,08 1.248

2010 359 346 96,38 1.024

2011 581 572 98,45 7.984

Jumlah 2.442 2.360 96,64 19.252

Sumber: KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok

Tahun 2007, sebanyak 537 SPT diperiksa. SPT diperiksa karena adanya lebih bayar pajak dari wajib pajak. Bisa juga terjadi karena SPT yang dilaporkan oleh wajib pajak mengalami rugi usaha. Oleh karena itu, untuk mengawasi kebenaran dari pelaporan wajib pajak tersebut, dilakukan pemeriksaan oleh kantor pajak. Dari 536 SPT yang diperiksa, sebanyak 524 bisa diselesaikan dengan baik.

SPT yang belum selesai dimungkinkan karena SPT yang diperiksa SPT rugi usaha di mana mempunyai jangka waktu 5 tahun. Apabila dibuat persentase, sebesar 97,76%.

(9)

Kegiatan pemeriksaan yang dilakukan pada tahun 2007 menghasilkan koreksi pajak sebesar Rp 4.648 juta.

Tahun 2008, sebanyak 479 SPT diperiksa. Dari 479 SPT yang diperiksa, sebanyak 453 bisa diselesaikan dengan baik. SPT yang belum selesai dimungkinkan karena SPT yang diperiksa SPT rugi usaha di mana mempunyai jangka waktu 5 tahun. Apabila dibuat persentase, sebesar 94,57%. Kegiatan pemeriksaan yang dilakukan pada tahun 2008 menghasilkan koreksi pajak sebesar Rp 5.348 juta.

Tahun 2009, sebanyak 487 SPT diperiksa. Dari 487 SPT yang diperiksa, sebanyak 465 bisa diselesaikan dengan baik. SPT yang belum selesai dimungkinkan karena SPT yang diperiksa SPT rugi usaha di mana mempunyai jangka waktu 5 tahun. Apabila dibuat persentase, sebesar 97,08%. Kegiatan pemeriksaan yang dilakukan pada tahun 2009 menghasilkan koreksi pajak sebesar Rp 1.248 juta.

Tahun 2010, sebanyak 359 SPT diperiksa. Dari 359 SPT yang diperiksa, sebanyak 346 bisa diselesaikan dengan baik. SPT yang belum selesai terjadi karena SPT yang diperiksa SPT rugi usaha di mana mempunyai jangka waktu 5 tahun. Apabila dibuat persentase, sebesar 96,38%. Kegiatan pemeriksaan yang dilakukan pada tahun 2010 menghasilkan koreksi pajak sebesar Rp 1.024 juta.

Tahun 2011, sebanyak 581 SPT diperiksa. Jumlah ini mengalami kenaikan hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya (2010) karena kasus yang ditangani meningkat untuk SPT lebih bayar dan SPT nihilnya. Dari 581 SPT yang

(10)

diperiksa, sebanyak 572 bisa diselesaikan dengan baik. SPT yang belum selesai terjadi karena SPT yang diperiksa SPT rugi usaha di mana mempunyai jangka waktu 5 tahun. Apabila dibuat persentase, sebesar 98,45%, meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kegiatan pemeriksaan yang dilakukan pada tahun 2011 menghasilkan koreksi pajak sebesar Rp 7.984 juta.

Kegiatan intensifikasi dari penagihan pajak dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel IV. 3

Rencana dan Realisasi Penerimaan Tunggakan Pajak

KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok Tahun 2007-2011

(Dalam Jutaan) Tahun Posisi

Per 1 Jan

Rencana

Pencairan Penambahan Posisi Per 31 Des

Realisasi Pencairan 2007 6.857,17 2.245,15 5.248,42 8.558,47 3.547,12 2008 8.558,47 3.215,46 10.265,53 13.609,13 5.214,87 2009 13.609,13 4.215,78 21.514,75 31.172,35 3.951,53 2010 31.172,35 10.212,88 5.214,63 19.168,51 17.218,47 2011 19.168,51 6.548,47 5.241,15 16.656,07 7.753,59

Sumber: KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok

(11)

Tahun 2007, posisi awal tahun menunjukkan tunggakan pajak sebesar Rp 6.857,17 juta. Rencana pencairan pajak diperoleh dari hasil rapat antara Seksi Penagihan Pajak dengan Tim Kanwil DJP Jakarta Utara dan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak. Dalam tahun 2007, rencana pencairan pajaknya sebesar Rp 2.245,15 juta. Penambahan tunggakan pajak sebesar Rp 5.248,42 juta. Penambahan tunggakan pajak tahun 2007 disebabkan adanya wajib pajak yang belum membayar atau melunasi kewajiban perpajakannya, sehingga timbul tunggakan pajak dalam tahun berjalan. Posisi per 31 Desember atau posisi akhir tahun menunjukkan jumlah tunggakan pajak yang masih tersisa dalam tahun yang bersangkutan. Angkanya didapat dari menjumlahkan saldo awal tahun (Posisi per 1 Januari) ditambah dengan penambahan tunggakan pajak, dikurangi dengan realisasi pencairan. Pada tahun 2007, tunggakan akhir tahun sebesar Rp 8.558,47 juta. Penagihan pajak berhasil mencatat realisasi pencairan sebesar Rp 3.547,12 juta. Pencairan tunggakan pajak terjadi karena wajib pajak sudah melakukan kewajiban pembayaran pajak ke kas negara yang dibayar melalui bank persepsi atau kantor pos terdekat.

Tahun 2008, posisi awal tahun menunjukkan tunggakan pajak sebesar Rp 8.558,47 juta. Dalam tahun 2008, rencana pencairan pajaknya sebesar Rp 3.215,46 juta. Penambahan tunggakan pajak sebesar Rp 10.265,53 juta. Pada tahun 2008, tunggakan akhir tahun sebesar Rp 13.609,13 juta. Penagihan pajak berhasil mencatat realisasi pencairan sebesar Rp 5.214,87 juta.

Tahun 2009, posisi awal tahun menunjukkan tunggakan pajak sebesar Rp 13.609,13 juta. Dalam tahun 2009, rencana pencairan pajaknya sebesar Rp

(12)

4.215,78 juta. Penambahan tunggakan pajak sebesar Rp 21.514,75 juta. Pada tahun 2009, tunggakan akhir tahun sebesar Rp 31.172,35 juta. Penagihan pajak berhasil mencatat realisasi pencairan sebesar Rp 3.951,53 juta.

Tahun 2010, posisi awal tahun menunjukkan tunggakan pajak sebesar Rp 31.172,35 juta. Dalam tahun 2010, rencana pencairan pajaknya sebesar Rp 10.212,88 juta. Penambahan tunggakan pajak sebesar Rp 5.214,63 juta. Pada tahun 2010, tunggakan akhir tahun sebesar Rp 19.168,51 juta. Penagihan pajak berhasil mencatat realisasi pencairan sebesar Rp 17.218,47 juta.

Tahun 2011, posisi awal tahun menunjukkan tunggakan pajak sebesar Rp 19.168,51 juta. Dalam tahun 2011, rencana pencairan pajaknya sebesar Rp 6.548,47 juta. Penambahan tunggakan pajak sebesar Rp 5.241,15 juta. Pada tahun 2011, tunggakan akhir tahun sebesar Rp 16.656,07 juta. Penagihan pajak berhasil mencatat realisasi pencairan sebesar Rp 7.753,59 juta.

Untuk mengetahui berapa besarnya rencana dan realisasi penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tanjung Priok dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 dapat diliat pada tabel berikut:

(13)

Tabel IV. 4

Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok

Tahun 2007-2011

Thn PPh PPN Pajak Lainnya Jumlah

Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi 2007 200.015 198.641 185.257 195.541 53 64 385.325 394.246 2008 151.788 131.236 269.346 287.245 79 68 421.213 418.549 2009 199.322 193.478 356.784 369.451 108 92 556.214 563.021 2010 162.071 108.633 487.254 499.578 152 141 649.477 608.352 2011 272.125 237.188 498.258 521.487 84 79 770.467 758.754

Sumber: KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok

*dalam jutaan rupiah

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa tahun 2007, kolom rencana yang ada pada PPh, PPN, dan Pajak Lainnya adalah estimasi penerimaan pajak yang diberikan oleh Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak kepada KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok sebagai target penerimaan pajak yang harus dicapai dalam tahun yang bersangkutan. Untuk tahun 2007, rencana penerimaan dari PPh (Pajak Penghasilan) sebesar Rp 200,015 Milyar. Rencana penerimaan dari PPN (Pajak Pertambahan Nilai) sebesar Rp 185,257 Milyar. Sedangkan rencana penerimaan pajak dari pajak lainnya (di luar PPh dan PPN) sebesar Rp 53 Juta. Dari total rencana penerimaan pajak tersebut, jika dijumlahkan antara rencana PPh, PPN, dan Pajak Lainnya, untuk tahun 2007 sebesar Rp 385,325 Milyar.

(14)

Realisasi penerimaan pajak untuk tahun 2007 didapatkan dari data MPN (Monitoring Penerimaan Nasional) yang dihimpun oleh Seksi Pengolah Data dan Informasi (Seksi PDI) di KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok. Realisasi penerimaan PPh untuk tahun 2007 sebesar Rp 198,641 Milyar. Realisasi Penerimaan PPN sebesar Rp 195,541 Milyar. Realisasi penerimaan dari pajak lainnya sebesar Rp 64 Juta. Sehingga jika dijumlahkan, total realisasi penerimaan tahun 2007 dari PPh, PPN dan Pajak Lainnya sebesar Rp 394,246 Milyar.

Untuk tahun 2008, rencana penerimaan dari PPh (Pajak Penghasilan) sebesar Rp 151,788 Milyar. Rencana penerimaan dari PPN (Pajak Pertambahan Nilai) sebesar Rp 269,346 Milyar. Sedangkan rencana penerimaan pajak dari pajak lainnya (di luar PPh dan PPN) sebesar Rp 79 Juta. Dari total rencana penerimaan pajak tersebut, jika dijumlahkan antara rencana PPh, PPN, dan Pajak Lainnya, untuk tahun 2008 sebesar Rp 418,549 Milyar. Realisasi penerimaan PPh untuk tahun 2008 sebesar Rp 131,236 Milyar. Realisasi Penerimaan PPN sebesar Rp 287,245 Milyar.

Realisasi penerimaan dari pajak lainnya sebesar Rp 68 Juta. Sehingga jika dijumlahkan, total realisasi penerimaan tahun 2008 dari PPh, PPN dan Pajak Lainnya sebesar Rp 418,549 Milyar.

Tahun 2009, rencana penerimaan dari PPh (Pajak Penghasilan) sebesar Rp 199,322 Milyar. Rencana penerimaan dari PPN (Pajak Pertambahan Nilai) sebesar Rp 356,784 Milyar. Sedangkan rencana penerimaan pajak dari pajak lainnya (di luar PPh dan PPN) sebesar Rp 108 Juta. Dari total rencana penerimaan pajak tersebut, jika dijumlahkan antara rencana PPh, PPN, dan Pajak Lainnya, untuk tahun

(15)

2009 sebesar Rp 556,214 Milyar. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2008 karena memang dalam APBN juga mengalami peningkatan pengeluaran negara, sehingga pemasukan dari sektor pajak juga harus meningkat. Realisasi penerimaan PPh untuk tahun 2009 sebesar Rp 193,478 Milyar. Realisasi Penerimaan PPN sebesar Rp 369,451 Milyar. Realisasi penerimaan dari pajak lainnya sebesar Rp 92 Juta. Sehingga jika dijumlahkan, total realisasi penerimaan tahun 2009 dari PPh, PPN dan Pajak Lainnya sebesar Rp 563,021 Milyar. Meningkat dibandingkan tahun 2008.

Tahun 2010, rencana penerimaan dari PPh (Pajak Penghasilan) sebesar Rp 162,071 Milyar. Rencana penerimaan dari PPN (Pajak Pertambahan Nilai) sebesar Rp 487,254 Milyar. Sedangkan rencana penerimaan pajak dari pajak lainnya (di luar PPh dan PPN) sebesar Rp 152 Juta. Dari total rencana penerimaan pajak tersebut, jika dijumlahkan antara rencana PPh, PPN, dan Pajak Lainnya, untuk tahun 2010 sebesar Rp 649,477 Milyar. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2009 untuk menutup pengeluaran negara yang juga semakin besar. Realisasi penerimaan PPh untuk tahun 2010 sebesar Rp 108,633 Milyar. Realisasi Penerimaan PPN sebesar Rp 499,578 Milyar. Realisasi penerimaan dari pajak lainnya sebesar Rp 141 Juta. Sehingga jika dijumlahkan, total realisasi penerimaan tahun 2010 dari PPh, PPN dan Pajak Lainnya sebesar Rp 608,352 Milyar. Meningkat dibandingkan tahun 2009.

Tahun 2011, rencana penerimaan dari PPh (Pajak Penghasilan) sebesar Rp 272,125 Milyar. Rencana penerimaan dari PPN (Pajak Pertambahan Nilai)

(16)

sebesar Rp 498,258 Milyar. Sedangkan rencana penerimaan pajak dari pajak lainnya (di luar PPh dan PPN) sebesar Rp 84 Juta. Dari total rencana penerimaan pajak tersebut, jika dijumlahkan antara rencana PPh, PPN, dan Pajak Lainnya, untuk tahun 2010 sebesar Rp 770,467 Milyar. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2010 untuk membiayai pengeluaran negara yang juga juga semakin besar. Realisasi penerimaan PPh untuk tahun 2011 sebesar Rp 237,188 Milyar. Realisasi Penerimaan PPN sebesar Rp 521,487 Milyar. Realisasi penerimaan dari pajak lainnya sebesar Rp 79 Juta. Sehingga jika dijumlahkan, total realisasi penerimaan tahun 2011 dari PPh, PPN dan Pajak Lainnya sebesar Rp 758,754 Milyar. Meningkat dibandingkan tahun 2010.

Dari tabel-tabel yang sudah dipaparkan sebelumnya, untuk mengetahui seberapa besar jumlah penerimaan pajak dari hasil intensifikasi pajak dibandingkan dengan realisasi penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tanjung Priok dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 dapat dilihat dalam tabel berikut:

(17)

Tabel IV. 5

Jumlah Penerimaan Pajak dari Hasil Intensifikasi Wajib Pajak Dibandingkan dengan Total Penerimaan Pajak

Tahun 2007-2011

Tahun Penerimaan Pajak

Penerimaan Pajak Hasil Intensifikasi Pajak

% Penerimaan

Hasil Intensifikasi

dengan Penerimaan

Pajak Pemeriksaan Penagihan Jumlah

2007 394.246 4.648 3.547,12 8.195,12 2,08 %

2008 418.549 5.348 5.214,87 10.562,87 2,52 %

2009 563.021 1.248 3.951,53 5.199,53 0,92 %

2010 608.352 1.024 17.218,47 18.242,47 2,99 %

2011 758.754 7.984 7.753,59 15.737,59 2,07 %

Sumber: KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok

*dalam jutaan rupiah

Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2007, penerimaan pajak yang berhasil dihimpun melalui data MPN (Monitoring Penerimaan Nasional) sebesar Rp 394,246 Milyar. Penerimaan pajak dari hasil intensifikasi pajak, terdiri dari pemeriksaan pajak sebesar Rp 4,648 Milyar, dan penagihan sebesar Rp 3,54712 Milyar, sehingga menghasilkan jumlah Rp 8,19512 Milyar. Apabila dibuat persentase, dari hasil perhitungan persentase perbandingan penerimaan pajak hasil ekstensifikasi dan total

(18)

penerimaan pajak dari tahun 2007 adalah sebesar Rp 8,19512 Milyar dibagi dengan Rp 394,246 Milyar dikali 100%, menghasilkan nilai 2,08%.

Tahun 2008, penerimaan pajak yang berhasil dihimpun melalui data MPN (Monitoring Penerimaan Nasional) sebesar Rp 418,549 Milyar. Penerimaan pajak dari hasil intensifikasi pajak, terdiri dari pemeriksaan pajak sebesar Rp 5,348 Milyar, dan penagihan sebesar Rp 5,21487 Milyar, sehingga menghasilkan jumlah Rp 10,56287 Milyar. Apabila dibuat persentase, dari hasil perhitungan persentase perbandingan penerimaan pajak hasil ekstensifikasi dan total penerimaan pajak dari tahun 2008 adalah sebesar Rp 10,56287 Milyar dibagi dengan Rp 418,549 Milyar dikali 100%, menghasilkan nilai 2,52%. Meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Tahun 2009, penerimaan pajak yang berhasil dihimpun melalui data MPN (Monitoring Penerimaan Nasional) sebesar Rp 563,021 Milyar. Penerimaan pajak dari hasil intensifikasi pajak, terdiri dari pemeriksaan pajak sebesar Rp 1,248 Milyar, dan penagihan sebesar Rp 3,95153 Milyar, sehingga menghasilkan jumlah Rp 5,19953 Milyar. Apabila dibuat persentase, dari hasil perhitungan persentase perbandingan penerimaan pajak hasil ekstensifikasi dan total penerimaan pajak dari tahun 2009 adalah sebesar Rp 5,19953 Milyar dibagi dengan Rp 563,021 Milyar dikali 100%, menghasilkan nilai 0,92%. Hasil ini lebih rendah dari tahun sebelumnya.

Tahun 2010, penerimaan pajak yang berhasil dihimpun melalui data MPN (Monitoring Penerimaan Nasional) sebesar Rp 608,352 Milyar. Penerimaan pajak dari hasil intensifikasi pajak, terdiri dari pemeriksaan pajak sebesar Rp 1,024 Milyar,

(19)

dan penagihan sebesar Rp 17,21847 Milyar, sehingga menghasilkan jumlah Rp 18,24247 Milyar. Apabila dibuat persentase, dari hasil perhitungan persentase perbandingan penerimaan pajak hasil ekstensifikasi dan total penerimaan pajak dari tahun 2010 adalah sebesar Rp 18,24247 Milyar dibagi dengan Rp 608,352 Milyar dikali 100%, menghasilkan nilai 2,99%. Hasil ini meningkat hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya.

Tahun 2011, penerimaan pajak yang berhasil dihimpun melalui data MPN (Monitoring Penerimaan Nasional) sebesar Rp 758,754 Milyar. Penerimaan pajak dari hasil intensifikasi pajak, terdiri dari pemeriksaan pajak sebesar Rp 7,984 Milyar, dan penagihan sebesar Rp 7,75359 Milyar, sehingga menghasilkan jumlah Rp 15,73759 Milyar. Apabila dibuat persentase, dari hasil perhitungan persentase perbandingan penerimaan pajak hasil ekstensifikasi dan total penerimaan pajak dari tahun 2011 adalah sebesar Rp 15,73759 Milyar dibagi dengan Rp 758,754 Milyar dikali 100%, menghasilkan nilai 2,07%. Hasil ini sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya.

Dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011, persentase penerimaan hasil intensifikasi dengan penerimaan pajak berturut-turut yaitu: 2,08%, 2,52%, 0,92%, 2,99%, dan 2,07%. Ini menunjukkan bahwa ada kontribusi dari pelaksanaan intensifikasi pajak yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tanjung Priok terhadap penerimaan pajak dari tahun ke tahun, meskipun nilainya kecil.

(20)

Jika ditampilkan dalam bentuk grafik akan terlihat seperti berikut:

Grafik IV. B

Penerimaan Pajak Hasil Intensifikasi dari Tahun ke Tahun

0 5000000 10000000 15000000 20000000

2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah Penerimaan Intensifikasi Pajak (dalam ribuan rupiah)

Sumber : KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa hasil dari kegiatan intensifikasi pajak dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 cenderung meningkat.

(21)

C. Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Kegiatan Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak

Prosedur pelaksanaan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak yang sudah dilakukan oleh KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok, setelah dianalisis dengan SOP intensifikasi dan ekstensifikasi pajak, dapat diketahui bahwa prosedur tersebut telah berjalan dengan baik, namun dalam pelaksanaannya banyak terdapat kendala-kendala yang dihadapi. Dari wawancara yang dilakukan penulis dengan Kepala Seksi Ekstensifikasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tanjung Priok, diketahui adanya kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak, kendala-kendala tersebut ada yang berasal dari internal KPP dan eksternal KPP.

1. Kendala internal yang timbul dari dalam KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok

a. Kurangnya sumber daya manusia

Pada Seksi Ekstensifikasi yang menangani ekstensifikasi pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tanjung Priok pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 hanya berjumlah 5 (lima) orang dimana 1 (satu) orang sebagai koordinator dan 4 (empat) orang petugas pelaksana. Mengingat wilayah KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok yang cukup rumit, jumlah petugas tersebut sangat kurang sehingga kegiatan ekstensifikasi wajib pajak tidak dijalankan secara optimal.

(22)

b. Sarana dan prasarana yang kurang memadai

Dalam pelaksanaan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak dibutuhkan sarana dan prasarana khususnya biaya dan alat transportasi yang akan digunakan.

Sampai saat ini pada KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok tidak terdapat alat transportasi (kendaraan) khusus untuk pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak, serta biaya untuk pelaksanaan penagihan (intensifikasi) tidak mencukupi, sehingga pelaksanaan penagihan belum berjalan secara optimal.

2. Kendala eksternal yang timbul dari luar KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok

a. Wilayah kerja KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok yang rumit

Telah dijelaskan dalam pembahasan bab sebelumnya bahwa wilayah kerja KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok meliputi Kelurahan Tanjung Priok, Kebon Bawang, dan Warakas, di mana merupakan pemukiman padat penduduk dan terkadang banyak wilayah yang hampir tidak bisa dilewati oleh kendaraan karena sempitnya jalan masuk gang dan tempatnya terselubung.

b. Alamat wajib pajak yang tidak jelas atau lengkap

Alamat wajib pajak yang tidak jelas dan tidak lengkap membuat pelaksanaan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak mengalami kesulitan dalam proses pemanfaatan data yang didapat. Dimana pada saat Wajib Pajak mendaftarkan diri alamat yang digunakan sering berbeda hal ini dapat diketahui setelah dilaksanakannya proses ekstensifikasi dan intensifikasi (penagihan). Dan

(23)

banyaknya surat untuk wajib pajak yang kembali dari pos yang disebabkan alamat Wajib Pajak tidak jelas atau Wajib Pajak telah pindah.

c. Kurangnya kesadaran wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya

Kesadaran Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya pada KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok sangat rendah, hal ini disebabkan karena banyaknya Wajib Pajak yang belum mengerti arti penting pajak bagi pembangunan dan bagi masyarakat.

Gambar

Tabel IV. 1
Grafik IV.A
Tabel IV. 2
Tabel IV. 3
+4

Referensi

Dokumen terkait

Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder, data primer adalah hasil pengukuran usap alat medis di ruang perawatan, data sekunder meliputi data umum dan

Sebagaimana yang diungkapkan dalam Bab “Guru Dharma”, Saddharma Pundarika Sutra dikatakan, “Semasa hidup Sang Buddha Sakyamuni saja sudah terdapat begitu banyak

Saya makin optimis, dengan kebersamaan Universitas, Pemerintah Daerah, Tokoh-tokoh Masyarakat, Generasi Mudanya, saya kira Maluku akan dapat dibangun lebih baik lagi, dengan

Berbeda dengan sistem bagi hasil pada alat purse seine mini, maka sistem bagi hasil yang berlaku pada kapal dengan alat dogol dan ampera adalah sebagai berikut; hasil

Adapun kekurangan dari kurikulum 2013 ini adalah peserta didik masih kesulitan menangkap maksud soal yang menggunakan HOTS, sehingga guru masih perlu melakukan

MADCOMS (2015) menyimpulkan bahwa, “ Topologi jaringan komputer Tree merupakan gabungan dari beberapa topologi star yang dihubungan dengan topologi bus, jadi setiap

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi problema pembelajaran Tahfizh al-Qur’an di MTsS Darul Hikmah Kajhu Aceh Besar dengan cara membimbing siswa membaca al-Qur’an

Uji Hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji tuckey, hasilnya menunjukkan bahwa : (1) Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran inkuiri