HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KECEMASAN
MENGHADAPI COVID 19 PADA PEGAWAI DI ERA NEW NORMAL
SKRIPSI
Oleh :
Muhammad Naufal Azhar 201710230311150
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2021
HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI COVID 19 PADA PEGAWAI DI ERA NEW NORMAL
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Psikologi
Oleh :
Muhammad Naufal Azhar 201710230311150
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini pada waktu yang tepat. Penyusunan skripsi dengan judul “Hubungan regulasi emosi dengan kecemasan menghadapi covid 19 pada pegawai di era new normal” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.
Pada proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, bantuan, petunjuk, serta dukungan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. M. Salis Yuniardi, M. Psi., Ph.D selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Bapak M. Salis Yuniardi, M. Psi., selaku dosen pembimbing I dan Ibu Devina Andriany, M.Psi selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan waktunya dalam membimbing serta memberikan arahan dan masukan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
3. Assoc. Prof. Dr. Tulus Winarsunu, M.Si. sebagai dosen wali kelas C 2017.
4. Kedua orang tua penulis dan seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberikan dukungan dan doa yang tiada henti dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh subjek penelitian yang telah membantu penyelesaian proses penelitian.
6. Seluruh teman-teman Psikologi C 2017 yang telah membantu memberikan arahan dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Malang, 7 Juli 2021 Penulis
Daftar Isi
SURAT PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
Daftar Isi ... iii
Daftar Tabel ... iv Daftar Lampiran ... v Abstrak ... 1 Pendahuluan ... 2 Regulasi Emosi ... 4 Kecemasan ... 5
Hubungan Regulasi Emosi dengan Kecemasan ... 6
Kerangka Berpikir ... 7
METODE PENELITIAN ... 8
Rancangan Penelitian ... 8
Subjek penelitian ... 8
Variabel dan Instrumen Penelitian ... 9
Prosedur dan Analisa Data ... .11
HASIL PENELITIAN ... 11
Analisis ... 11
DISKUSI ... 12
SIMPULAN DAN IMPLIKASI... 14
REFERENSI ... 15
Daftar Tabel
Table 1. Deskripsi Subjek Penelitian ... 9
Table 2. Indeks Validitas dan Reabilitas ... 10
Table 3. Mean dan Standar Deviasi ... 11
Daftar Lampiran
Lampiran 1. Intrumen Penelitian ... 18
Lampiran 2. Validitas dan Reliabilitas ... 23
Lampiran 3. Data Penelitian ... 26
Lampiran 4. Uji Validasi Data ... 37
Lampiran 5. Uji Normalitas ... 37
Lampiran 6. Uji Linearitas ... 37
HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KECEMASAN
MENGHADAPI COVID 19 PADA PEGAWAI DI ERA NEW NORMAL
Muhammad Naufal Azhar
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
Perkembangan Covid 19 yang terus beredar sebagai pandemi dunia menimbulkan beberapa dampak, salah satunya kecemasan. Kecemasan menghadapi covid 19 berlebih bisa berakibat buruk pada kesehatan mental terutama pegawai yang diharuskan tetap bekerja kekantor pada pemberlakuan New Normal. Regulasi emosi yang efektif diprediksi dapat mengatasi kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan regulasi emosi dengan kecemasan Covid 19 pada pegawai. Dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, dan total responden dalam penelitian ini adalah 100 pegawai di Kota Banjarmasin, Kalimantan selatan yang tetap bekerja dari rumah selama pandemi Covid 19. Pengumpulan data pada penelitian ini kuesioner dengan menggunakan skala Likert dengan skala kecemasan menghadapi Covid 19 dan skala ERQ untuk mengukur regulasi emosi. Uji korelasi dengan menggunakan Uji Korelasi Spearman’s menunjukkan nilai correlation coefficient sebesar -0,379 dengan hasil nilai signifikasi 0,000 (sig<0,005) yang artinya terdapat hubungan yang signifikan negatif antara variabel regulasi emosi dan kecemasan menghadapi pandemi Covid-19. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kemampuan regulasi emosi pegawai maka semakin rendah kecemasan mereka menghadapi Covid-19.
Kata Kunci : Covid-19, kecemasan, pandemi, regulasi emosi
The development of Covid 19 that continues to circulate as a world pandemic, has had several impacts, one of which is anxiety. Excess anxiety in facing Covid 19 can have a negative impact on mental health, especially employees who are required to work at the office on implementation of New Normal. It is predicted that effective emotional regulation can overcome anxiety. The purpose of this study was to see the relationship between emotion regulation and anxiety of Covid 19 to employees.This study using a quantitative approach. The sampling technique that used is purposive sampling and the total respondents of this research were 100 employee at Banjarmasin city, south Kalimantan who continue to work from the office during the COVID-19 pandemic. The method of collecting data on this research questionnaire by using the Likert scale with the anxiety scale facing Covid 19 and the ERQ scale to measure emotional regulation. the correlation test using Spearman's Correlation Test showed a correlation coefficient value of -0.379 with a significance value of 0.000 (sig <0.005) which means that there is a significant negative relationship between emotional regulation variables and anxiety facing the Covid-19 pandemic. This shows that the higher the emotional regulation of employees, the lower their anxiety in facing Covid-19.
Pandemi Corona virus sangat meresahkan masyarakat sejak berawal pada tanggal 31 Desember 2019. World Health Organization memberi nama virus baru tersebut Severe acute respiratory syndrome corona virus-2 (SARS-CoV-2) dan nama penyakitnya sebagai Corona virus disease 2019 (WHO, 2020). Hampir di semua negara yang ada di dunia ini mengalami pandemi COVID-19, tak luput Indonesia. Penyebaran COVID-19 berlangsung sangat cepat sehingga menandakan bahwa status Covid-19 yang sudah menjadi pandemi global. Agar virus corona ini tidak menular dengan cepat maka pemerintah melakukan beberapa langkah, yaitu salah satunya menerapkan work from home (WFH), Social Distancing, dan lain-lain (Tursina, 2020). Tetapi dengan terus bertambahnya jumlah pasien positif virus Corona dan kehidupan masyarakat juga mulai memburuk karena sudah tidak mampu lagi membiayai kebutuhan pribadi sehari-hari, menyebabkan pemerintah menerapkan sistem pola hidup baru yaitu yang disebut dengan New Normal. New normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas seperti biasanya namun dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Corona virus (Pardede dkk, 2020).
Oleh karena itu pegawai yang tadinya diliburkan atau menerapkan WFH, dengan adanya New Normal harus kembali kekantor lagi. Definisi pegawai menurut (Mardiasmo, 2011) adalah orang yang bekerja baik sebagai pegawai tetap ataupun pegawai tidak tetap pada pemberi kerja berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara tertulis ataupun tidak tertulis, untuk menjalankan suatu pekerjaan dalam suatu jabatan atau kegiatan tertentu. Menurut Cassiday (2020) Saat masa pandemi, tubuh terjebak kedalam respon stres yang sangat tinggi yang menyebabkan rasa sedih, mudah tersinggung, dan lelah. Sehingga belum terbiasa dengan keadaan pandemi virus corona, tapi tubuh dituntut harus kembali beradaptasi dengan lingkungan baru. Rasa stres tadi yang masih tertinggal didalam tubuh bisa saja kembali meningkat dan justru bisa membuat pribadi bertambah cemas.
Penelitian yang dilakukan Gumantan, Mahfud, dan Yuliandra (2020) mengenai tingkat kecemasan seseorang terhadap pemberlakuan new normal dan pengetahuan terhadap imunitas tubuh didapatkan hasil sebesar 48,9% mengalami kecemasan yang berlebihan, tedapat 39,1% mengalami cemas biasa dan 12% tidak mengalami kecemasan terhadap virus corona. Sedangkan kecemasan terhadap pemberlakuan new normal terdapat 22,8% menghadapi kecemasan berlebihan, mengalami cemas biasa 52,7% dan 24,5% merasa tidak cemas dalam pemberlakuan new normal (Gumantan, Mahfud, & Yuliandra, 2020).
Kecemasan menurut Freud (dalam Feist, Feist & Roberts, 2017) yaitu situasi efektif yang dirasa tidak menyenangkan yang diikuti oleh sensasi fisik yang memperingatkan seseorang akan bahaya yang mengancamnya. Kecemasan adalah respon tepat terhadap suatu ancaman, akan tetapi jika kecemasan tingkatannya tidak sesuai dengan porsi ancamannya ataupun datang tanpa ada sebab maka hal itu menjadi tidak normal (Nevid, Rathus, & Greene, 2006).Kecemasan adalah sebuah perasaan waspada yang seolah olah ada kejadian atau ancaman yang tidak diharapkan akan datang menimpa sehingga menyebabkan perasaan takut disertai dengan timbulnya keringat dingin, jantung yang berdebar-debar , dan tangan yang gemetaran (Keliat dkk,2011).
Nevid (2006) memaparkan ciri-ciri kecemasan, yaitu: 1) Ciri-ciri fisik, seperti gelisah, gugup, gemetaran, berkeringat, pusing, pingsan, sesak nafas, jantung berdebar, suara bergetar, jari-jari menjadi dingin, merasakan sensasi seperti tercekik, sakit perut, mual, wajah memerah dan panas dingin; 2) Ciri-ciri perilaku, misalnya menghindar, dependensi, dan terguncang; 3) Ciri-ciri kognitif, diantaranya kekhawatiran, ketakutan, keyakinan akan terjadi sesuatu yang
membahayakan, persepsi bahwa tidak bisa mengendalikan hal-hal sekitarnya, kebingungan, dan sulit berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran.
Menurut Barlow (2007) individu yang mengalami kecemasan atau gangguan suasana hati disebabkan oleh penurunan regulasi emosi dalam arti kata regulasi emosi yang dilakukan tidak efektif untuk mengatasi kecemasan. Dapat disimpulkan dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang dengan masih adanya ketidakpastian dalam bidang ekonomi, kesehatan, maupun kondisi sosial masyarakat dan kemudian diberlakukannya New Normal sangat berpotensi menimbulkan kecemasan. Dalam hal ini kecemasan tersebut salah satunya dapat dikelola dengan penerapan regulasi emosi.
Regulasi emosi adalah usaha seseorang untuk mempengaruhi emosi yang ketika mereka miliki pada diri pribadinya dan bagaimana seseorang mengekspersikan ekspresi tersebut (Mauss dkk, 2007). Regulasi emosi adalah bagaimana proses individu mempengaruhi emosi yang mereka miliki, yaitu bagaimana mereka mengalami dan mengekspresikan emosi itu serta kapan mereka merasakannya(Gross, 1998), Sedangkan menurut Thompson (dalam Alfian,2014), yang dimaksud regulasi emosi asalah sebagai kemampuan pribadi untuk mengevaluasi emosi dan mengubah reaksi terhadap tingkah lakunya yang disesuaikan terhadap situasi yang sedang dialaminya. Regulasi emosi merupakan salah satu alternatif untuk menjadi solusi agar induvidu tetap bertahan dan mengatur respon emosinya agar dapat menghadapi kecemasan yang dialaminya (Putri & Handayani, 2020).
Ada dua jenis strategi regulasi emosi yaitu cognitive reappraisal dan expressive suppression (Gross & John, 2003). Yang dimaksud Cognitive reappraisal adalah sebagai bentuk perubahan kognitif yang melibatkan pribadi untuk mengubah cara berpikirnya mengenai situasi yang dapat berpotensi dan akan memunculkan emosi sehingga ia mampu mengubah pengaruh emosionalnya (Gross & John, 2003). Cognitif reappraisal adalah sebagai antecedent-focused strategy yang terjadi lebih awal sebelum kecenderungan respon emosi diaktifkan secara penuh dan mengubah perilaku (Gross & John, 2003).
Sedangkan Expressive suppression adalah sebagai bentuk modulasi respon yang melibatkan pribadi mengurangi perilaku emosi yang ekspresif ketika individu sudah berada di keadaan yang emosional (Gross & John, 2003). Supression adalah sebagai response-focused strategy yang datangnya relatif lambat dalam proses pembangkitan emosi dan memodifikasi aspek perilaku dari kecenderungan respon emosi. Supression efektif dalam mengurangi ekspresi perilaku oleh emosi negatif, akan tetapi juga memiliki efek samping yang tidak diharapkan yaitu mengawasi ekspresi emosi positif yang ketat. (Gross & John, 2003).
Dapat disimpulkan cognitif reappraisal melibatkan individu dalam menafsirkan permulaan situasi yang dapat memunculkan emosi kemudian dapat merubah perilaku emosinya. Seperti ketika individu dihadapkan dalam kondisi yang tertekan, maka diharapkan individu tersebut mampu melibatkan perubahan penilaian pada situasi tertekan sehingga mampu memberikan dampak yang positif. Sedangkan Expressive suppression itu berfokus bagaimana individu mampu merubah ekspresi emosinya yang keluar ketika individu tersebut sudah dalam keadaan emosi(Gross & John, 2003)
Di dukung penelitian Tortella, Balle & Sese (2010) menjelaskan strategi regulasi emosi yang tidak tepat akan menimbulkan kecemasan dan depresi. Regulasi emosi merupakan salah satu alternatif untuk menjadi solusi agar induvidu tetap bertahan dan mengatur respon emosinya agar dapat menghadapi kecemasan yang dialaminya (Putri & Handayani, 2020). Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa dampak regulasi emosi dapat bersifat negatif yaitu dapat menimbulkan kecemasan.
Pada penelitian Reivich dan Shatte (dalam Gross,2004), regulasi emosi adalah kemampuan untuk tetap tenang berada dibawah tekanan karena individu dapat mengatasi rasa cemas,sedih, atau marah yang dapat mempercepat penyelesaian masalah. Terutama dimasa pandemi covid 19, regulasi emosi yang tepat bisa membantu meredakan kecemasan terhadap covid 19. Dengan menerapkan teknik regulasi emosi yang tepat, emosi negatif yang mungkin dimiliki oleh pegawai jika kelola dengan baik sehingga perilaku dan emosi yang muncul akan mengarah pada hal yang positif itulah yang dinamakan regulasi emosi. Sehingga walaupun di kondisi yang rumit dan penuh ketidakpastian ini, pegawai tetap dapat menampilkan respon positif baik dalam segi pemikiran maupun dalam ekspresif. Pemikiran positif akibat regulasi emosi yang baik akan memunculkan emosi positif dan kemudian respon tubuh yang kita tampilkan akan mengarah kepada hal yang positif, seperti tetap menjaga emosi dan semakin bersemangat dalam berkerja dan akan membuat individu menjadi tetap produktif walau ditengah pandemi Covid-19.
Berdasarkan uraian penjelasan diatas, tujuan dari penelilitian ini adalah untuk mengetahui hubungan regulasi emosi dengan kecemasan menghadapi covid 19 pada pegawai di era new normal. Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kecemasan pegawai di era new normal dalam menghadapi covid 19 dan mengetahui hubungannya terhadap regulasi emosi.
LANDASAN TEORI Regulasi Emosi
Definisi regulasi Regulasi emosi adalah usaha seseorang untuk mempengaruhi emosi yang ketika mereka miliki pada diri pribadinya dan bagaimana seseorang mengekspersikan ekspresi tersebut (Mauss dkk, 2007). Regulasi emosi adalah bagaimana proses individu mempengaruhi emosi yang mereka miliki, yaitu bagaimana mereka mengalami dan mengekspresikan emosi itu serta kapan mereka merasakannya (Gross, 1998), Sedangkan menurut Thompson (dalam Alfian,2014), yang dimaksud regulasi emosi asalah sebagai kemampuan pribadi untuk mengevaluasi emosi dan mengubah reaksi erhadap tingkah lakunya yang disesuaikan terhadap situasi yang sedang dialaminya. Regulasi emosi merupakan salah satu alternatif untuk menjadi solusi agar induvidu tetap bertahan dan mengatur respon emosinya agar dapat menghadapi kecemasan yang dialaminya (Putri & Handayani, 2020). Jadi yang dimaksud dengan regulasi emosi berusaha untuk menampilkan suatu ekspresi, perilaku, dan emosi sesuai yang diinginkan diri pribadi. selain itu, regulasi emosi juga bertujuan untuk pengendalian diri agar bisa beradaptasi di situasi baru seperti kondisi pandemi Covid-19 dan New Norrmal seperti sekarang ini.
Ada tiga indikator dalam regulasi emosi menurut Thompson (dalam Putnam,2005). Ketiga indikator adalah sebagai berikut: 1).Emotions Monitoring, adalah ketika individu sadar keseluruhan proses emosi yang terjadi yang meliputi pikiran, perasaan dan latar belakang dari
tindakannya tersebut. 2).Emotions Evaluating, yaitu dimana pribadi mencoba menyeimbangkan bagaimana emosinya serta mengevaluasi emosi yang dia rasakan. 3).Emotions Modifications, dimana individu merubah emosi yang dia rasakan sehingga menjadi bentuk motivasi bagi diri pribadi terutama saat mengalami emosi yang negatif seperti cemas, putus asa,dan marah.
Ada dua jenis strategi regulasi emosi yaitu cognitive reappraisal dan expressive suppression (Gross & John, 2003). Yang dimaksud Cognitive reappraisal adalah sebagai bentuk perubahan kognitif yang melibatkan pribadi untuk mengubah cara berpikirnya mengenai situasi yang dapat berpotensi dan akan memunculkan emosi sehingga ia mampu mengubah pengaruh emosionalnya (Gross & John, 2003). Cognitif reappraisal adalah sebagai antecedent-focused strategy yang terjadi lebih awal sebelum kecenderungan respon emosi diaktifkan secara penuh dan mengubah perilaku (Gross & John, 2003).
Sedangkan Expressive suppression adalah sebagai bentuk modulasi respon yang melibatkan pribadi mengurangi perilaku emosi yang ekspresif ketika individu sudah berada di keadaan yang emosional (Gross & John, 2003). Supression adalah sebagai response-focused strategy yang datangnya relatif lambat dalam proses pembangkitan emosi dan memodifikasi aspek perilaku dari kecenderungan respon emosi. Supression efektif dalam mengurangi ekspresi perilaku oleh emosi negatif, akan tetapi juga memiliki efek samping yang tidak diharapkan yaitu mengawasi ekspresi emosi positif yang ketat. (Gross & John, 2003).
Dapat disimpulkan cognitif reappraisal melibatkan individu dalam menafsirkan permulaan situasi yang dapat memunculkan emosi kemudian dapat merubah perilaku emosinya. Seperti ketika individu dihadapkan dalam kondisi yang tertekan, maka diharapkan individu tersebut mampu melibatkan perubahan penilaian pada situasi tertekan sehingga mampu memberikan dampak yang positif. Sedangkan Expressive suppression itu berfokus bagaimana individu mampu merubah ekspresi emosinya yang keluar ketika individu tersebut sudah dalam keadaan emosi(Gross & John, 2003)
Dari penelitian Tortella, Balle & Sese (2010) menjelaskan strategi regulasi emosi yang tidak tepat akan menimbulkan kecemasan dan depresi. Regulasi emosi merupakan salah satu alternatif untuk menjadi solusi agar induvidu tetap bertahan dan mengatur respon emosinya agar dapat menghadapi kecemasan yang dialaminya (Putri & Handayani, 2020). Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa dampak regulasi emosi dapat bersifat negatif yaitu dapat menimbulkan kecemasan.
Kecemasan
Kecemasan menurut Freud (dalam Feist, Feist & Roberts, 2017) yaitu situasi efektif yang dirasa tidak menyenangkan yang diikuti oleh sensasi fisik yang memperingatkan seseorang akan bahaya yang mengancamnya. Kecemasan adalah respon tepat terhadap suatu ancaman, akan tetapi jika kecemasan tingkatannya tidak sesuai dengan porsi ancamannya ataupun datang tanpa ada sebab maka hal itu menjadi tidak normal (Nevid, Rathus, & Greene, 2006).Kecemasan adalah sebuah perasaan waspada yang seolah olah ada kejadian atau ancaman yang tidak diharapkan akan datang menimpa sehingga menyebabkan perasaan takut disertai dengan timbulnya keringat dingin, jantung yang berdebar-debar , dan tangan yang gemetaran (Keliat dkk,2011). Jadi yang dimaksud dengan kecemasan merupakan suatu kekhawatiran individu pada masa mendatang dimana biasanya disertai dengan gejala fisik seperti gugup, tegang, berusaha menghindar, berdebar-debar, dan berkeringat dingin dalam hal ini takut atas ancaman tertular Covid-19.
Secara umum, Freud (dalam Feist dan Feist, 2012) membedakan kecemasan dalam tiga jenis, yaitu: 1) Kecemasan neurosis, adalah rasa cemas akibat bahaya yang tidak diketahui yang muncul dari dorongan id, dan merupakan ketakutan akan hukuman yang terjadi akibat pemuasan kebutuhan; 2) Kecemasan moral, kecemasan yang berasal dari konflik antara ego dan superego karena merasa gagal untuk berperilaku berdasarkan moral yang diyakini, biasanya dipengaruhi oleh pengalaman akan hukuman yang diterima dari melanggar hukum moral; 3) Kecemasan realistik, merupakan perasaan tidak menyenangkan dan tidak spesifik berkaitan dengan kemungkinan adanya bahaya-bahaya nyata yang berasal dari luar diri individu.
Stuart (2006) mengelompokkan aspek-aspek kecemasan menjadi tiga buah, yaitu: 1) Aspek perilaku, misalnya seperti gelisah, berbicara cepat, ketegangan fisik, menarik diri dari hubungan interpersonal, melarikan diri dari masalah, menghindar, dan sangat waspada; 2) Aspek kognitif, seperti sulit berkonsentrasi, perhatian teralih, mudah lupa, keterhambatan berpikir, bingung, takut tidak mempunyai kendali; 3) Aspek afektif, diantaranya tidak sabaran, ketakutan, gugup, kekhawatiran, perasaan bersalah, dan malu.
Stuart (2006) juga mengkategorikan tingkat kecemasan menjadi empat, antara lain: 1) Kecemasan ringan, berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari, menyebabkan individu menjadi waspada, dan dapat memotivasi serta menumbuhkan kreatifitas; 2) Kecemasan sedang, pengurangan dalam hal pemusatan perhatian namun dapat memperhatikan area yang lebih besar; 3) Kecemasan berat, individu cenderung memusatkan pada hal yang lebih spesifik dan rinci serta mengurangi atensi pada hal lain selain untuk mengurangi ketegangan; 4) Kepanikan, perilaku terperangah, perasaan takut dan teror, di mana individu kehilangan kendali atas perhatian, meningkatkan aktifitas motorik, mengurangi kemampuan interpersonal, dan berpikir irasional Nevid (2006) memaparkan ciri-ciri kecemasan, yaitu: 1) Ciri-ciri fisik, seperti gelisah, gugup, gemetaran, berkeringat, pusing, pingsan, sesak nafas, jantung berdebar, suara bergetar, jari-jari menjadi dingin, merasakan sensasi seperti tercekik, sakit perut, mual, wajah memerah dan panas dingin; 2) Ciri-ciri perilaku, misalnya menghindar, dependensi, dan terguncang; 3) Ciri-ciri kognitif, diantaranya kekhawatiran, ketakutan, keyakinan akan terjadi sesuatu yang membahayakan, persepsi bahwa tidak bisa mengendalikan hal-hal sekitarnya, kebingungan, dan sulit berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran.
Adapun dimensi kecemasan menurut Muyasaroh (2020), yaitu: 1) Kecemasan umum, gejalanya ditandai otot tegang, dada berdebar- debar, sulit tidur, gemetar, dan berkeringat dingin, pusing, mudah marah, sering buang air kecil, mules. Mudah lelah, nafsu makan menurun, dan susah berkonsentrasi.2) Kecemasan gangguan panik, ditandai dengan berkeringat, ketakutan, jantung berdebar, nyeri dada, wajah pucat, gemetar seperti tersendak, detak jantung cepat,.3) Kecemasaan sosial, yaitu ditandai dengan rasa cemas atau takut yang berat terhadap situasi sosial atau interaksi kepada orang lain, baik sesudah atau sebelum situasi tersebut.4) Kecemasan obsessive, ditandai dengan pikiran negatif sehingga membuat gelisah, takut dan khawatir dan diperlukan perilaku yang berulang untuk menghentikannya.
Hubungan regulasi emosi dengan kecemasan
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa regulasi emosi berkaitan dengan perasaan tertentu pada kecemasan. Menurut Cassiday (2020) Saat masa pandemi, tubuh terjebak kedalam respon stres yang sangat tinggi yang menyebabkan rasa sedih, mudah tersinggung, dan lelah. Sehingga belum
terbiasa dengan keadaan pandemi virus corona, tapi tubuh dituntut harus kembali beradaptasi dengan lingkungan baru. Rasa stres tadi yang masih tertinggal didalam tubuh bisa saja kembali meningkat dan justru bisa membuat pribadi bertambah cemas. Menurut Barlow (2007) individu yang mengalami kecemasan atau gangguan suasana hati disebabkan oleh penurunan regulasi emosi dalam arti kata regulasi emosi yang dilakukan tidak efektif untuk mengatasi kecemasan.
Dari penelitian Tortella, Balle & Sese (2010) menjelaskan strategi regulasi emosi yang tidak tepat akan menimbulkan kecemasan dan depresi. Regulasi emosi merupakan salah satu alternatif untuk menjadi solusi agar induvidu tetap bertahan dan mengatur respon emosinya agar dapat menghadapi kecemasan yang dialaminya (Putri & Handayani, 2020). Pada penelitian Mayangsari & Ranakusuma (2014) didapatkan hasil hubungan negatif yang signifikan antara regulasi emosi dengan kecemasan pada penyidik polri dan penyidik pns. Senada dengan penelitian Oktaviani (2020) didapatkan hasil hubungan negatif yang signifikan antara regulasi emosi dengan kecemasan menghadapi pandemi covid 19 pada kelompok usia rentan Covid 19 di Surabaya.
Kerangka Berpikir
Hipotesa
Terdapat hubungan negatif signifikan antara regulasi emosi dengan kecemasan dalam menghadapi covid19 pada pegawai.
Regulasi Emosi
Strategi regulasi emosi 1.cognitive reappraisal
2.expressive suppression
Dampaknya
Strategi regulasi emosi yang tidak tepat akan berdampak negatif sedangkan strategi regulasi emosi yang tepat akan berdampak positif.
METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu metode penelitian ilmiah di mana data dikumpulkan menggunakan alat ukur yang objektif dan baku, lalu diolah menggunakan analisis data statistik. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala yaitu skala likert dan penelitian ini menggunakan desain korelasional yang bersifat menguji hubungan dari variabel bebas (X) dengan variabel terikat
Subjek Penelitian
Subjek yang terlibat dalam penelitian ini adalah 100 Pegawai Negeri Pemerintah Kota Banjarmasin. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan tujuan penelitian dibuat, individu yang dapat menjadi sampel adalah apabila orang tersebut dipandang memenuhi kriteria tertentu yang telah ditentukan, sehingga penelitian yang dilakukan pun menjadi lebih representatif. Adapun kriteria yang ditentukan yaitu sebagai berikut (1) Pegawai aktif 2) Tetap bekerja dari kantor selama pandemic covid 19.
Rincian demografi pada subjek penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 1. Deskripsi Data Demografis
Kategori Frekuensi Persentasi (%) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Usia 18-40 41-60 Pendidikan MA/SMA/SMK/Setara D3 S1 S2
Berdasarkan data demografis pada tabel 1, diperoleh hasil bahwa total subjek sebanyak 100 pegawai dengan 33 subjek laki-laki (33 %) dan 67 subjek perempuan (67%), usia subjek berkisar 18-40 tahun (dewasa awal) berjumlah 44 subjek (44%) dan 56 subjek (56%) berusia 41-60 tahun (dewasa menengah). latar belakang pendidikan subjek bervariasi dengan 10 subjek lulusan MA/SMA/SMK, 13 subjek (13%) lulusan D3, 56 Subjek (56%) lulusan S1, dan 21 subjek (21%) lulusan S2.
Variabel dan Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan terikat. Dimana variabel (X) adalah regulasi emosi dan variabel terikat (Y) adalah kecemasan menghadapi covid 19.
33 33 % 67 67 % 4 3,509 28 24,561 10 10% 13 13% 56 56% 21 21%
Regulasi emosi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses sejauh mana individu mempengaruhi emosi yang mereka miliki, saat kapan mereka merasakannya, bagaimana mereka mengalami dan mengekspresikan emosi itu. Instrumen regulasi emosi menggunakan ERQ (Emotion Regulation Questionnaire) yang dibuat oleh Gross dan John (2003). Instrumen ini memuat 10 buah aitem yang disusun berdasarkan dua dimensi regulasi emosi yaitu, cognitive reappraisal dan expressive suppression. Salah satu contoh itemnya adalah “Saat saya ingin merasakan emosi positf (perasaan senang atau terhibur), saya mengubah apa yang sedang saya pikirkan”. Dari hasil uji reliabitas tidak ada item yang gugur dengan reliabilitas yang ditunjukkan adalah 0,732 yang artinya alat ukur ERQ yang digunakan adalah cukup baik.
Kecemasan menghadapi covid 19 yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sejauh mana keadaan emosi yang muncul saat individu sedang stress terhadap pandemi covid 19, dan ditandai oleh perasaan tegang, pikiran yang membuat individu merasa khawatir dan takut terhadap covid 19 dan disertai repon fisik(jantung berdetak kencang, naiknya tekanan darah, dan lain sebagainya). Instrument yang digunakan menggunakan skala kecemasan covid 19 yang dibuat dari penelitian Universitas Nahdlatul Ulama Al-Ghazali Cilacap (2020). Instrumen ini terdiri dari 36 aitem yang disusun berdasarkan empat dimensi kecemasan menghadapi covid 19, yaitu kecemasan umum, kecemasan gangguan panik. kecemasaan sosial, dan kecemasan obsessive. Salah satu contoh aitemnya adalah “Saya tidak bisa tidur nyenyak saat melihat, mendengar atau membaca berita yang berkaitan dengan Covid-19”. Dari hasil uji reliabilitas ditemukan terdapat 2 item gugur, dan dengan 34 item tersisa, reliabilitas yang ditunjukkan adalah 0,90 artinya alat ukur kecemasan yang digunakan adalah sangat baik.
Kedua alat ukur dalam penelitian ini menggunakan skala likert yang disusun dengan item yang mendukung konsep (favorable) saja. Pada setiap item pada kelompok pertanyaan variabel regulasi emosi mempunyai lima pilihan jawaban, yaitu: Sangat Sesuai (SS) diberikan nilai 5, Sesuai (S) diberikan nilai 4, Netral (N) diberikan nilai 3, Tidak Sesuai (TS) diberikan nilai 2, dan Sangat Tidak Sesuai (STS) diberikan nilai 1. Selanjutnya pada setiap item pada kelompok pertanyaan variabel kecemasan menghadapi Covid 19 mempunyai tujuh pilihan jawaban, yaitu: Sangat Sesuai (SS) diberikan nilai 7, Sesuai (S) diberikan nilai 6, Agak Sesuai (AS) diberikan nilai 5, Netral (N) diberikan nilai 4, Agak Tidak Sesuai (ATS) diberikan nilai 5, Tidak Sesuai (TS) diberikan nilai 2, dan Sangat Tidak Sesuai (STS) diberikan nilai 1.
Tabel 2. Indeks Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Penelitian
Alat ukur Jumlah Item valid Corrected Item-Total Correlation
r tabel Indeks reliabilitas
Regulasi Emosi 10 item 0,257 - 0,759 0,195 0,732
Kecemasan Covid-19
34 item 0,206 - 0,685 0,195 0,903
Berdasarkan tabel 2, tidak terdapat item gugur pada skala regulasi emosi dan 2 item gugur pada skala kecemasan covid 19 yaitu pada item no 23 dan no 33 . Dilakukan dua kali uji reliabilitas dan validitas serta pengurangan item pada setiap variabel dari masing-masing skala, sehingga mendapatkan item valid dan dapat digunakan untuk pengambilan data pada penelitian ini.
Prosedur dan Analisa Data Penelitian
Penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu sebagai berikut: tahap persiapan, yaitu diawali dengan menemukan fenomena-fenomena menarik yang akan diangkat sebagai bahan penelitian kemudian membuat latar belakang permasalahan, menentukan variabel yang akan diteliti, serta pengkajian teoritik materi agar lebih mendalami variabel yang akan diteliti. Selanjutnya peneliti melakukan adaptasi instrumen penelitian skala jika diperlukan dan dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik tryout terpakai yaitu skala disebar pertama kali ke responden dan langsung digunakan dan dianalisis. Tahap selanjutnya peneliti mengambil data penelitian dengan cara menyebarkan skala melalui media daring google formulir yang akan disebarkan melalui media sosial kepada individu yang memenuhi kriteria untuk dijadikan subjek penelitian. Kemudian hasil dari jawaban subjek untuk masing-masing skala akan diinput sesuai dengan pengkodean dari skala likert.
Tahap terakhir, peneliti melakukan analisa hasil yang didapatkan dari subjek penelitian. Data-data yang ada kemudian diinput lalu diolah dengan menggunakan program Statistic Package for Social Science (SPSS) 21. Pertama-tama peneliti menguji normalitas data, selanjutnya peneliti melakukan analisa uji korelasi menggunakan uji korelasi product moment pearson guna mengetahui hubungan antara regulasi emosi dengan kecemasan dalam menghadapi covid-19.
HASIL PENELITIAN
Untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan terhdap COVID-19 dan kemampuan regulasi emosi dari para subyek maka dilakukannya uji statistik deskriptif yang hasilnya dapat dibaca pada table di bawah,
Tabel 3. Mean dan Standar Deviasi Variabel
Variabel Mean Std.
Deviasi
Kategori Frekuensi Persentase (%) Regulasi Rendah 44 44% Emosi 40 10 Sedang 56 56% Tinggi 0 0% Jumlah 100 100% Kecemasan Rendah 18 18% Covid-19 102 22,6 Sedang 61 61% Tinggi 2 2% Jumlah 100 100%
Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan bahwa secara umum para subyek memiliki tingkat kecemasan Covid-19 yang sedang dan kemampuan regulassi emosi yang sedang. Adapun rinciannya, sebanyak 18 pegawai masuk dalam kategori kecemasan Covid19 yang rendah (18%), 80 pegawai masuk dalam kategori kecemasan Covid19 sedang (80%), dan 2 Pegawai masuk dalam kategori kecemasan Covid19 yang tinggi (2%). Sedangkan pada variabel Regulasi emosi diperoleh hasil sebanyak 44 pegawai masuk dalam kategori Regulasi emosi rendah (44%), 56 pegawai masuk dalam kategori Regulasi emosi sedang (56%), dan 0 pegawai masuk dalam kategori Regulasi emosi tinggi (0%).
Selanjutnya dilakukan uji asumsi meliputi uji kenormalan distribusi data dan linieritas data. Hasil Uji Normalitas disimpulkan bahwa variabel Regulasi Emosi memiliki signifikasi sebesar 0.200 dan variabel Kecemasan terhadap Covid 19 sebesar 0.200. Data dapat dikatakan normal apabila memiliki nilai signifikasi lebih dari 0.05 (Sig > 0,05) sehingga kedua variabel tersebut dapat dikatakan sebagai data normal.
Sedangkan pada Uji linearitas berdasarkan signifikansi menunjukkan Nilai Deviation from Linearity Sig. Adalah 0,310 atau lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan linear secara signifikan antara variabel Regulasi Emosi dan Kecemasan Covid 19.
Sebagai tahap terakhir dilakukanlah uji hipotesis melalui korelasi pearson untuk membuktikan ada tidaknnya hubungan antara regulasi emosi dengan kecemasan menghadapi Covid-19. Adapun hasilnya dapat dilihat pada table dibawah:
Tabel 4. Uji Hipotesis (Korelasi Pearson)
Regulasi Emosi Kecemasan Covid 19 Regulasi Emosi Pearson Correlation 1 -.379
Sig. (1-tailed) .000 Kecemasan Covid19 Pearson Correlation -.379 1
Sig. (1-tailed) .000
Pada Tabel 6. Hasil korelasi pearson menunjukkan r = -0,379 dengan nilai signifikansi 0.000, untuk mengetahui adanya korelasi variabel bebas terhadap variabel terikat maka nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (Sig < 0.05). Dengan demikian pada penelitian dinyatakan nilai p< 0.05 dan nilai r negatif yang artinya hipotesis diterima dimana terdapat hubungan negatif antara regulasi emosi dengan kecemasan terhadap covid 19, artinya semakin tinggi kemampuan pegawai untuk melakukan regulasi emosi maka semakin rendah tingkat kecemasannya terhadap Covid-19. Adapun sumbangan regulasi emosi terhadap kecemasan terhadap Covid-19 adalah r2 = 0,14 atau tepatnya 14.36%.
DISKUSI
Penelitian ini dibuat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dengan menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis korelasi pearson untuk melihat apakah suatu variabel bebas memiliki hubungan terhadap variabel terikat, dalam hal ini regulasi emosi sebagai variabel bebas dan kecemasan terhadap covid 19 sebagai variabel terikat. Proses analisis data menggunakan program SPSS. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, telah diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara regulasi emosi dengan kecemasan terhadap covid 19 pada pegawai.
Hasil korelasi pearson menunjukkan nilai signifikansi 0.000, untuk mengetahui adanya korelasi variabel bebas terhadap variabel terikat maka nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (Sig < 0.05). Dengan demikian pada penelitian dinyatakan nilai p< 0.05 yang artinya hipotesis diterima dimana
terdapat hubungan antara regulasi emosi dengan kecemasan terhadap covid 19 . Selanjutnya, untuk melihat arah pengaruh antara variabel regulasi emosi terhadap variabel kecemasan terhadap Covid 19 dapat dilihat melalui nilai r. Hasil pada penelitian ini menunjukkan nilai negatif, maka dapat disumpulkan bahwa semakin tinggi regulasi emosi seorang pegawai, maka semakin rendah kecemasan pegawai tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian Mayangsari & Ranakusuma (2014) didapatkan hasil hubungan negatif yang signifikan antara regulasi emosi dengan kecemasan pada penyidik polri dan penyidik pns. Senada dengan penelitian Oktaviani (2020) didapatkan hasil hubungan negatif yang signifikan antara regulasi emosi dengan kecemasan menghadapi pandemi covid 19 pada kelompok usia rentan Covid 19 di Surabaya.
Kecemasan adalah perasaan waspada yang tidak diharapkan akan datang menimpa dimana seolah olah ada kejadian dan ancaman sehingga menimbulkan adanya perasaan takut disertai dengan munculnya gejala keringat dingin,tangan yang gemetaran,dan jantung yang berdebar-debar (Keliat dkk,2011). Kecemasan menghadapi covid 19 yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sejauh mana keadaan emosi yang muncul saat individu sedang stress terhadap pandemi covid 19, dan ditandai oleh perasaan tegang, pikiran yang membuat individu merasa khawatir dan takut terhadap covid 19 dan disertai repon fisik(jantung berdetak kencang, naiknya tekanan darah, dan lain sebagainya). Menurut Cassiday (2020) Saat masa pandemi, tubuh terjebak kedalam respon stres yang sangat tinggi yang menyebabkan rasa sedih, mudah tersinggung, dan lelah. Sehingga belum terbiasa dengan keadaan pandemi virus corona, tapi tubuh dituntut harus kembali beradaptasi dengan lingkungan baru. Rasa stres tadi yang masih tertinggal didalam tubuh bisa saja kembali meningkat dan justru bisa membuat pribadi semakin cemas.
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa regulasi emosi berkaitan dengan perasaan tertentu pada kecemasan. Menurut Barlow (2007) individu yang mengalami kecemasan atau gangguan suasana hati disebabkan oleh penurunan regulasi emosi dalam arti kata regulasi emosi yang dilakukan tidak efektif untuk mengatasi kecemasan.Senada juga dengan penelitian Tortella, Balle & Sese (2010) menjelaskan strategi regulasi emosi yang tidak tepat akan menimbulkan kecemasan dan depresi. Pada penelitian Reivich dan Shatte (dalam Gross,2004), regulasi emosi adalah kemampuan untuk tetap tenang berada dibawah tekanan karena individu dapat mengatasi rasa cemas,sedih, atau marah yang dapat mempercepat penyelesaian masalah. Regulasi emosi merupakan salah satu alternatif untuk menjadi solusi agar induvidu tetap bertahan dan mengatur respon emosinya agar dapat menghadapi kecemasan yang dialaminya (Putri & Handayani, 2020). Terutama dimasa pandemi covid 19, regulasi emosi yang tepat bisa membantu meredakan kecemasan terhadap covid19. Adapun gambaran umum subyek rinciannya, sebanyak 18℅ pegawai mengalami kecemasan Covid19 yang rendah, 80℅ pegawai masuk kategori sedang, dan 2℅ masuk dalam kategori kecemasan Covid19 yang tinggi. Sedangkan pada variabel Regulasi emosi diperoleh hasil sebanyak 44℅ masuk dalam kategori Regulasi emosi rendah , 56℅ kategori Regulasi emosi sedang, dan 0℅ masuk kategori Regulasi emosi tinggi. Hal ini menunjukkan masih banyaknya regulasi emosi subjek yang rendah dan mayoritas kecemasan sedang. Yang artinya jika regulasi emosi pada pegawai rendah, maka kecemasan pada pegawai akan semakin tinggi. Selanjutnya sumbangan regulasi emosi terhadap kecemasan terhadap Covid-19 sebesar 14.36% artinya ada sekitar 86.64% dipengaruhi oleh variabel lain. Beberapa penelitian menunjukkan variabel lain yang ikut mempengaruhi kecemasan pada individu selain regulasi emosi seperti faktor religiusitas,
efikasi diri, dan stretegi koping (Eny, 2010). Depression (Ghazala,2009), dukungan sosial (Corey, 2006).
Setiap karya penelitian tentunya memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelebihan dari penelitian ini antara lain adalah masih sedikitnya penelitian dengan variabel kecemasan covid 19 pada pegawai, dimana akan berfungsi sebagai salah satu sumbangsih hasil penelitian dalam kehidupan bermasyarakat. Adapun kelemahan dalam penelitian ini subyek yang homogen yaitu hanya pegawai khususnya ASN sehingga hasil yang diperoleh tidak bisa digeneralisasi untuk menjelaskan kelompok subyek yang lain. Selain itu metode cross-sectiona study yang digunakan dalam penelitian ini, dimana kedua variable diambil pada satu saat bersamaan, hanya mampu menjelaskan hubungan dari kedua variabel dan tidak untuk menjelaskan sebab akibat.
SIMPULAN DAN IMPLIKASI
Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh hasil bahwa hipotesa penelitian diterima, dimana variabel regulasi emosi berkorelasi negatif dan signifikan terhadap variabel kecemasan terhadap covid 19. Pengaruh dengan arah negatif tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi regulasi emosi yang dimiliki oleh pegawai, maka semakin rendah kecemasan yang dimiliki. Sebaliknya, jika regulasi emosi pada pegawai rendah, maka kecemasan pada pegawai akan semakin tinggi. Implikasi dari penelitian ini adalah para pegawai dapat mengurangi kecemasan yang dapat menghambat aktivitas saat tetap diharuskan bekerja selama pandemi Covid-19 ini dengan meningkatkan regulasi emosi pegawai agar lebih produktif dalam bekerja. Diharapkan juga penelitian ini dapat menjadi salah satu sumbangsih referensi hasil penelitian mengingat masih belum banyak mengambil tema penelitian dengan variabel kecemasan covid 19 pada pegawai. Adapun saran Peneliti selanjutnya hendaknya emenguji pada kelompok subyek di luar pegawai khususnya ASN, selain itu diharapkan peneliti selanjutnya agar dapat membahas faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi regulasi emosi atau kecemasan
.
Alfian, M. (2014). Regulasi emosi pada mahasiswa suku jawa, suku banjar, dan suku bima. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 2(2), 263-275.
Aprisandityas, A., & Elfida, D. (2012). Hubungan antara regulasi emosi dengan kecemasan pada ibu hamil. Jurnal Psikologi, 8(2), 80-89.
Beaudreau, S. A., & O'Hara, R. (2009). The association of anxiety and depressive symptoms with cognitive performance in community-dwelling older adults. Psychology and aging, 24(2), 507.
Dennis, T. A. (2007). Interactions between emotion regulation strategies and affective style: Implications for trait anxiety versus depressed mood. Motivation and Emotion, 31(3), 200- 207.
Durand, V. M., & Barlow, D. H. (2007). Intisari Psikologi Abnormal. terj. Helly Prajitno Soetjipto & Sri Mulyantini Soetjipto, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Feist, J., Feist, G., & Roberts, T. Y. (2017). Theories of personality, Seyed Mohammadi.
Ghazala, J., Akhtar, S., Vimal, K., & Mohammad, A. (2009). Efficacy of Tukhm-e-Kahu (seeds of Lactuca scariola Linn.) on mixed anxiety depressive disorder: a randomized placebo
controlled double-blind trial. Hamdard Medicus, 52(1), 97-101.
Gross, J. J., & John, O. P. (2003). Individual differences in two emotion regulation processes: implications for affect, relationships, and well-being. Journal of personality and social psychology, 85(2), 348.
Gumantan, A., Mahfud, I., & Yuliandra, R. (2020). Tingkat Kecemasan Seseorang Terhadap Pemberlakuan New Normal dan Pengetahuan Terhadap Imunitas Tubuh. SPORT SCIENCE AND EDUCATION JOURNAL, 1(2).
Keliat, B. A., & Wardani, I. Y. (2017). Cognitive Behavioral and Family Psychoeducational Therapies for Adolescent Inmates Experiencing Anxiety in a Narcotics Correctional Facility. Comprehensive Child and Adolescent Nursing, 40(sup1), 152-160.
Kurniasih, W., & Pratisti, W. D. (2013). Regulasi emosi remaja yang diasuh secara otoriter oleh orangtuanya.
Mauss, I B., Bunge, silivia A., & Gross, James J. (2007). Autmati emotionregulation. Social and Personality Psychology Compass, 1. 10 146167
Ma’rifah, N. (2020). Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).
Mayangsari, E. D., & Ranakusuma, O. I. (2014). Hubungan regulasi emosi dan kecemasan pada petugas penyidik polri dan penyidik pns. Jurnal psikogenesis, 3(1), 13-27.
Muyasaroh, H. (2020). Kajian Jenis Kecemasan Masyarakat Cilacap dalam menghadapi Pandemi Covid 19. LP2M UNUGHA Cilacap.
Nevid, J. S. (2005). Essentials of abnormal psychology in a changing world. Pearson Prentice Hall. Oktaviani, S. A. (2020). Hubungan Regulasi Emosi Dengan Kecemasan Menghadapi Pandemi Covid-19 Pada Kelompok Usia Rentan Covid-19 Di Surabaya (Doctoral dissertation, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya).
Pardede, J. A., Keliat, B. A., Damanik, R. K., & Gulo, A. R. B. (2020). Optimalization of Coping Nurses to Overcoming Anxiety in the Pandemic of Covid-19 in Era New Normal. Jurnal Peduli Masyarakat, 2(3), 105-112.
Pardede, J. A., & Simangunsong, M. M. (2020). Family Support With The Level of Preschool Children Anxiety in the Intravenous Installation. Jurnal Keperawatan Jiwa, 8(3), 223-234 Purnamarini, D. P. A., Setiawan, T. I., & Hidayat, D. R. (2016). Pengaruh Terapi Expressive Writing Terhadap Penurunan Kecemasan Saat Ujian Sekolah. Insight, 5, 1.
Putri, S. A. W., & Handayani, A. (2020). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dan Regulasi Emosi Terhadap Kecemasan Menghadapi Pertandingan Pada Atlet Karate Di Kota Demak.
Proyeksi: Jurnal Psikologi, 15(1), 201–210.
Sarlito, W. S. (2012). Psikologi remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Stuart, G. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Tortella-Feliu, M., Balle, M., & Sesé, A. (2010). Relationships between negative affectivity, emotion regulation, anxiety, and depressive symptoms in adolescents as examined through structural equation modeling. Journal of Anxiety Disorders, 24(7), 686-693.
Tursina, A. (2020). COVID-19 dan lansia: Pusat Penerbitan Unisba (P2U) LPPM UNISBA. Widiyani, R. (2020). Latar Belakang Virus Corona, Perkembangan hingga Isu Terkini. Retrieved from detik News.
Lampiran 1. Intrumen Penelitian a. Kecemasan terhadap Covid-19
No Pernyataan SS S N S STS
1
Saya tidak bisa tidur nyenyak saat melihat, mendengar atau membaca berita yang berkaitan dengan Covid- 19
2
Saya tidak bisa menahan air kencing saat melihat, mendengar atau membaca berita yang berkaitan dengan Covid-19 3 Perut saya melilit saat melihat, mendengar atau membaca berita
yang berkaitan dengan Covid-19
4
Saya merasa mudah marah saat melihat, mendengar atau membaca berita yang berkaitan dengan Covid-19
5
Nafsu makan saya menurun saat melihat, mendengar atau
membaca berita yang berkaitan dengan Covid- 19
6
Daya ingat saya menurun saat melihat, mendengar atau membaca berita yang berkaitan dengan Covid-19
7
Saya sering lupa secara tiba-tiba saat melihat, mendengar atau membaca berita yang berkaitan dengan Covid-19
8
Saya sulit berkonsentrasi saat melihat, mendengar atau membaca berita yang berkaitan dengan Covid-19
9 Saya menyalahkan orang yang menyebabkan wabah Covid-19 tersebar di Indonesia
10 Saya lesu saat melihat, mendengar atau membaca berita yang berkaitan dengan Covid-19
11 Badan saya gemetaran saat melihat, mendengar atau membaca berita yang berkaitan dengan Covid-19 12 Badan saya kaku saat melihat, mendengar atau membaca berita yang berkaitan dengan Covid-19
13
Jantung saya berdetak begitu cepat saat melihat, mendengar atau membaca berita yang berkaitan dengan Covid-19 14 Wajah saya pucat saat melihat, mendengar atau membaca berita
yang berkaitan dengan Covid-19 15 Saya merasa tegang saat melihat, mendengar atau membaca berita
yang berkaitan dengan Covid-19 16 Saya takut penularan Covid-19 sangat cepat seperti negara Cina,
Italia dll
17 Saya takut tertular Covid-19 karena belum ada vaksinnya
18 Saya takut tertular Covid-19 karena angka kematian di Indonesia terbilang tinggi
19
Saya merasa tidak percaya diri saat melihat, mendengar atau membaca berita yang berkaitan dengan Covid-19
20
Saya ingin menjadi orang pertama yang melihat, mendengar atau membaca berita yang berkaitan dengan Covid-19
21 Saya merasa sedih saat melihat, mendengar atau membaca berita yang berkaitan dengan Covid-19 22 Saya takut diejek teman saat menyebarkan berita tentang
Covid-19 yang Hoaxs
berita tentang Kasus Positif Covid-19
24 Saya takut tertular Covid-19 apabila bertemu orang yang tidak dikenal 25 Saya menyebarkan berita tentang Covid-19 agar tidak merasa
sendirian dalam menghadapi ketakutan
26 Saya takut bertemu dengan orang-orang dari kota-kota terjangkit Covid-19
27 Saya khawatir jika orang-orang tahu kalau saya cemas karena Covid-19 28 Saya merasa takut berita tentang
Kasus Positif Covid-19
29. Saya memiliki firasat buruk saat melihat, mendengar atau
membaca berita yang berkaitan dengan Covid- 19
30.
Saya takut salah berita yang saya dapatkan tentang Covid-19 31.
Saya khawatir dengan adanya berita tentang Covid-19 yang Hoaxs 32. Saya khawatir jika tidak melihat,
mendengar atau membaca berita tentang Covid-19 akan ketinggalan informasi
33.
Saya terlalu sering cuci tangan
34.
Saya mandi setiap hari lebih dari dua kali
35.
Saya terlalu sering membersihkan rumah
36.
Saya terlalu sering minum multivitamin
Variabel (Y) Indikator Item Jumlah Kecemasan menghadapi covid 19 Kecemasan Umum 1,2,3,4,5,6,7,8,9 9 Kecemasan Panik 10.11,12,13,14,15,16,17,18 9 Kecemasan Sosial 19,20,21,22,23,24,25,26,27 ,28,29,40,31 13 Kecemasan Obsessive 32,33,34,35,36 5 Jumlah 36 b.Regulasi Emosi No Pernyataan STS TS ATS N AS S SS 1
Saat saya ingin merasakan emosi positf(perasaan senang atau
terhibur), saya mengubah apa yang sedang saya pikirkan.
2 Saya menyimpan secara pribadi, perasaan/emosi yang saya alami.
3
Pada saat saya ingin merasakan sedikit emosi negatif, saya mengubah apa yang sedang saya pikirkan.
4 Saat saya merasakan emosi positif, saya tidak mengekspresikannya secara spontan.
5
Pada saat saya menghadapi situasi yang sangat menekan, saya mengkondisikan diri saya untuk berpikir rmengenai sesuatu yang dapat membuat saya tenang.
6 Saya mengendalikan emosi saya dengan tidak mengekspresikannya. 7
Saat saya ingin merasakan lebih banyak emosi positif, saya mengubah cara berpikir
saya mengenai situasi
8
Saya mengendalikan emosi saya dengan mengubah cara saya berpikir tentang situasi dimana saya berada
9 Saat saya merasakan suatu emosi, saya pasti tidak akan mengekspresikannya.
10 Saat saya ingin merasakan sedikit emosi negatif, saya mengubah cara saya berpikir mengenai situasi
Variabel (X) Indikator Item Jumlah
Regulasi Emosi Coginitive reappraisal 1,3,5,7,8,10 6 expressive suppression 2,4,6,9 4 Jumlah 10
Lampiran 2. Validitas dan Reliabilitas r tabel
0,195
a. Variabel X Regulasi Emosi
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted x1 27.32 45.068 .344 .720 x2 27.39 46.665 .346 .717 x3 27.42 42.408 .579 .679 x4 26.76 45.881 .331 .721 x5 28.34 48.671 .396 .712 x6 27.33 42.991 .482 .694 x7 28.08 49.610 .257 .728 x8 28.13 47.528 .426 .707 x9 26.42 46.307 .326 .721 x10 27.58 44.832 .473 .698 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .732 10
b. Variabel Y Kecemasan menghadapi Covid 19 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted y1 89.71 234.531 .557 .898 y2 90.51 239.485 .476 .900 y3 90.42 238.084 .536 .899 y4 89.91 239.133 .429 .900 y5 90.22 237.406 .583 .898 y6 90.43 240.591 .452 .900 y7 90.41 237.861 .532 .899 y8 90.23 233.896 .635 .897 y9 89.50 240.697 .342 .902 y10 89.92 232.034 .629 .897 y11 90.35 235.826 .661 .897 y12 90.54 238.655 .601 .898 y13 90.26 233.043 .685 .897 y14 90.41 237.618 .574 .898 y15 89.81 234.398 .571 .898 y16 88.47 235.686 .507 .899 y17 88.51 243.061 .303 .902 y18 88.34 245.095 .273 .903 y19 89.86 238.950 .506 .899 y20 89.70 241.424 .389 .901 y21 88.56 241.966 .351 .902 y22 89.22 243.446 .248 .904 Y24 88.49 246.232 .221 .904 Y25 89.62 242.238 .302 .903 Y26 88.60 241.939 .320 .902 Y27 89.79 239.945 .460 .900 Y28 89.37 234.256 .569 .898 Y29 89.78 236.759 .564 .898 Y30 89.16 241.671 .383 .901 Y31 88.70 244.576 .225 .904 Y32 89.34 236.489 .533 .899 Y34 89.20 239.293 .341 .902 Y35 89.09 245.618 .206 .904 Y36 89.14 244.324 .280 .903
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items .903 34
Lampiran 3. Data Penelitian
Skala Kecemasan Covid 19 N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 i 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8 2 9 3 0 3 1 3 2 3 3 3 4 To tal 1 3 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 4 4 4 4 3 2 4 2 5 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 10 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 5 4 4 1 3 4 5 4 1 4 3 2 3 4 5 4 2 4 4 85 3 3 2 2 4 3 5 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 4 2 2 2 5 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 86 4 1 1 1 4 2 1 2 2 4 2 2 2 2 2 2 5 5 5 2 1 4 4 4 5 5 2 4 2 4 5 2 3 3 2 97 5 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 3 3 2 2 2 3 4 4 1 2 2 1 2 4 5 2 1 2 3 66 6 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 4 5 5 3 2 5 4 4 2 4 2 3 3 2 3 3 2 3 3 95 7 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 4 4 3 4 4 4 2 3 2 4 4 4 3 3 4 95 8 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 3 2 82 9 3 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2 2 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 99 1 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 5 1 1 3 1 5 3 5 3 1 1 3 4 1 4 5 5 72 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 5 5 5 3 2 5 3 4 2 5 5 4 3 5 1 5 2 3 3 11 6 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 5 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 5 3 2 2 4 11 3 1 3 3 4 3 4 3 2 2 3 4 4 2 2 2 2 2 4 4 4 2 3 4 4 4 3 5 3 4 2 4 4 3 4 3 3 10 9 1 4 3 2 1 2 2 2 2 2 3 2 1 1 1 1 2 4 4 4 3 3 5 3 3 2 3 2 3 2 3 4 3 2 3 3 86 1 5 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 5 4 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 4 3 3 11 0 1 6 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 3 2 3 5 4 4 3 3 5 1 3 2 4 1 3 4 4 5 4 4 4 4 92
1 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 1 2 3 3 3 1 4 1 2 2 3 3 2 5 4 3 64 1 8 3 1 1 3 3 3 1 1 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 1 1 1 1 3 1 1 2 5 5 73 1 9 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 4 3 5 3 2 2 2 2 3 4 4 4 73 2 0 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 5 5 5 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 79 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 5 5 5 3 3 5 5 5 1 5 1 3 1 5 5 3 2 2 1 85 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 3 3 1 1 2 1 2 4 4 5 3 3 3 2 2 3 3 2 2 1 3 1 3 2 2 3 77 2 3 4 1 1 4 4 1 1 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 11 8 2 4 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 4 3 3 97 2 5 3 2 2 3 2 2 1 1 3 3 1 1 1 1 1 3 4 4 3 3 4 3 4 2 4 3 4 3 4 5 3 2 3 3 91 2 6 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 66 2 7 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 66 2 8 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 5 5 5 2 2 5 2 5 5 5 2 5 2 2 5 5 5 5 4 10 8 2 9 4 3 4 2 3 2 4 2 2 2 3 2 2 2 4 5 4 4 1 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 11 8 3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 2 2 5 1 5 2 5 2 1 2 2 5 2 2 5 2 67 3 1 3 1 1 3 3 1 3 3 4 3 1 1 1 1 1 5 5 5 3 3 3 1 5 1 4 2 3 1 3 3 3 3 3 4 90 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 3 3 4 2 4 2 4 3 4 3 3 3 3 2 4 2 10 0
3 3 3 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 3 4 3 3 2 3 1 3 1 2 2 1 1 1 1 2 1 3 3 60 3 4 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 2 4 4 4 1 1 4 5 4 4 4 2 4 2 4 4 2 1 2 4 79 3 5 1 1 1 1 1 2 1 1 3 2 2 1 2 1 1 4 2 2 1 1 5 3 4 3 5 4 3 4 3 4 2 4 2 3 80 3 6 5 2 2 3 3 3 3 3 5 4 3 3 3 3 4 5 5 5 3 3 5 5 5 3 5 4 3 3 4 4 3 5 3 4 12 6 3 7 1 1 1 2 2 1 1 1 2 3 2 2 2 1 3 4 3 3 2 1 5 4 2 1 4 2 1 2 2 3 2 4 2 3 75 3 8 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 3 4 2 4 2 4 2 3 2 3 3 2 4 3 3 90 3 9 4 2 2 4 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 4 5 4 4 3 2 4 4 4 2 4 2 4 3 4 4 2 2 2 2 10 1 4 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 4 4 3 79 4 1 4 1 1 1 1 1 2 1 3 3 1 1 1 1 4 4 4 5 4 3 4 3 4 1 4 1 4 3 4 4 3 1 1 2 85 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 5 2 5 5 2 2 2 2 2 5 2 2 2 5 5 2 2 93 4 3 2 1 2 1 2 1 1 2 3 3 2 1 1 2 3 4 4 4 3 1 3 4 4 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 84 4 4 2 1 2 4 1 1 1 2 3 4 1 1 2 1 3 5 5 5 3 3 5 4 5 3 4 2 3 2 4 5 3 2 3 3 98 4 5 5 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 10 8 4 6 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 4 3 4 1 2 5 2 5 3 5 3 1 2 2 5 3 2 4 5 78 4 7 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 3 5 5 4 3 3 3 12 2 4 8 3 1 3 3 3 2 1 1 3 3 2 1 1 1 1 5 5 5 3 3 4 5 5 4 5 3 3 2 3 4 3 3 3 5 10 2
4 9 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 1 1 1 1 1 4 4 4 1 2 4 5 4 3 3 2 3 2 4 4 3 2 2 2 78 5 0 4 2 2 2 2 2 2 3 4 4 3 3 4 3 4 5 5 5 2 3 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 10 7 5 1 2 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 4 11 1 5 2 3 3 3 3 3 3 4 5 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 11 9 5 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4 3 4 2 4 2 4 2 4 4 2 2 2 2 88 5 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 1 5 1 5 3 4 1 3 3 3 4 3 3 3 4 10 4 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 1 2 4 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2 2 63 5 6 1 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 2 3 4 5 2 2 4 3 4 3 2 1 2 2 3 4 1 1 1 3 70 5 7 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 5 3 3 11 2 5 8 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 1 4 2 2 2 2 4 2 3 2 3 89 5 9 2 3 2 3 2 3 5 4 3 2 2 3 2 2 2 2 4 4 4 3 3 2 2 4 2 2 2 2 2 2 4 3 4 3 94 6 0 3 3 3 3 4 3 3 5 3 5 4 4 4 3 4 5 2 4 3 1 5 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 5 5 3 12 1 6 1 3 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 4 5 5 3 3 2 4 5 3 5 3 3 2 2 4 2 2 3 2 85 6 2 1 1 1 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 4 4 4 1 1 3 1 3 1 3 1 1 1 1 1 1 2 1 2 56 6 3 3 1 1 3 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 3 3 4 4 3 2 3 3 2 5 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 82 6 4 1 1 1 2 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 2 4 4 4 1 2 3 5 4 3 3 3 2 1 4 4 2 2 2 2 75
6 5 2 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 1 1 1 3 5 3 5 2 2 4 3 5 3 5 2 3 3 4 5 3 5 3 3 92 6 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 3 80 6 7 4 3 3 4 3 2 2 2 3 2 2 2 4 1 2 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 12 7 6 8 5 1 1 1 1 1 1 1 5 5 2 2 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 3 5 3 3 2 5 5 5 5 12 3 6 9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 10 2 7 0 2 2 2 4 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 4 4 2 3 4 3 4 3 4 3 3 2 4 4 2 4 3 4 98 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 4 3 3 3 4 5 3 5 3 5 1 1 5 5 5 5 3 88 7 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 5 4 4 2 2 2 2 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 4 84 7 3 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 4 4 4 2 2 4 2 4 2 4 2 2 2 4 4 2 2 3 2 79 7 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2 2 2 3 4 4 4 2 2 4 3 4 2 2 2 2 2 3 4 3 1 2 2 86 7 5 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 5 4 5 3 4 4 2 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 10 6 7 6 2 1 1 2 2 1 1 2 3 2 2 1 2 1 2 5 5 5 2 3 5 4 5 2 5 4 4 2 4 4 4 5 4 5 10 2 7 7 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 4 4 2 2 4 2 2 5 5 4 2 2 2 4 2 4 5 5 5 88 7 8 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 4 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 77 7 9 4 2 2 2 2 1 2 3 3 2 1 1 2 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 3 2 2 4 3 3 3 4 95 8 0 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 79
8 1 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 4 94 8 2 2 1 3 3 2 1 2 3 1 3 2 2 2 2 4 5 5 5 3 3 4 3 4 2 5 3 4 3 2 5 4 2 4 4 10 3 8 3 3 1 2 2 2 1 1 2 3 2 2 1 2 2 3 4 4 4 1 2 4 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 82 8 4 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 4 3 3 2 2 2 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 90 8 5 3 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 3 4 4 4 2 3 4 3 4 2 4 2 1 2 3 4 3 2 5 3 84 8 6 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 4 4 2 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 88 8 7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 10 2 8 8 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 2 4 2 3 4 3 2 4 2 94 8 9 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 1 1 3 3 2 1 4 5 4 4 4 4 2 2 93 9 0 3 4 4 3 3 3 3 3 5 3 2 2 2 2 2 4 3 3 3 3 3 5 4 3 4 3 3 3 3 5 3 4 4 3 11 0 9 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4 1 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 91 9 2 2 2 2 3 3 2 2 3 4 2 2 2 3 3 4 5 5 4 3 4 4 4 5 3 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 11 1 9 3 1 1 1 2 1 1 1 1 3 3 2 1 1 1 3 4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 2 2 2 4 5 3 2 3 3 82 9 4 3 2 3 5 3 3 2 3 3 2 1 1 4 3 2 3 3 3 2 1 3 5 3 1 2 1 3 3 3 2 2 3 4 3 90 9 5 3 3 1 5 4 3 4 3 3 3 4 2 2 5 4 3 1 2 2 1 2 2 4 3 2 3 4 3 3 4 4 3 1 1 97 9 6 5 4 5 3 4 2 2 3 1 5 4 2 3 2 3 4 5 5 3 3 5 3 3 2 3 3 2 4 4 4 3 4 3 3 11 4
9 7 2 1 1 2 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 3 4 5 5 2 2 4 2 4 3 4 2 3 2 2 4 4 3 2 3 92 9 8 4 1 2 3 2 3 2 4 3 3 2 2 3 2 3 5 5 5 4 2 3 4 5 2 4 2 3 3 3 4 3 5 5 3 10 9 9 9 3 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 10 3 1 0 0 2 2 2 3 2 2 2 2 3 4 2 2 2 2 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 10 1
Skala Regulasi Emosi No Item 1 It e m 2 Ite m 3 I t e m 4
Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 TOT AL 1 2 4 2 5 2 4 2 6 2 2 31 2 3 3 5 4 3 2 3 4 4 4 35 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 28 4 3 3 3 4 2 4 2 2 3 3 29 5 6 2 2 3 2 6 2 2 6 2 33 6 4 2 2 2 1 2 3 2 4 2 24 7 4 3 5 4 3 2 3 4 4 4 36 8 5 3 5 5 2 3 2 2 3 2 32 9 5 6 5 5 5 3 2 4 4 1 40 10 5 5 2 5 5 5 1 2 5 4 39 11 2 4 3 5 2 3 3 2 4 3 31 12 2 4 5 5 1 5 2 2 5 5 36 13 2 4 2 4 2 3 2 3 4 2 28 14 3 2 2 2 2 3 2 3 4 2 25 15 1 3 2 5 1 6 2 3 7 4 34 16 2 6 6 6 2 6 4 2 6 2 42 17 3 3 7 1 1 6 4 3 6 4 38 18 1 1 3 4 1 2 4 3 4 1 24 19 2 2 3 3 2 2 2 2 3 4 25 20 3 2 3 3 2 2 2 2 3 4 26 21 5 5 3 3 2 2 2 1 3 2 28 22 2 2 2 4 2 4 2 2 4 2 26 23 4 2 2 4 1 1 2 2 2 2 22 24 4 4 2 4 1 2 2 2 2 2 25
25 5 3 2 4 2 2 5 3 3 3 32 26 5 3 2 4 2 2 5 3 3 3 32 27 2 6 4 4 2 2 2 4 5 5 36 28 1 1 1 1 2 2 2 1 7 1 19 29 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 24 30 6 5 3 1 2 2 1 1 5 6 32 31 1 3 1 5 2 2 1 1 4 2 22 32 2 2 4 6 2 6 2 4 6 2 36 33 5 4 4 4 3 5 4 4 5 4 42 34 6 6 6 6 2 6 2 2 6 6 48 35 5 2 2 2 1 3 2 3 5 2 27 36 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 16 37 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 23 38 5 4 4 4 2 5 2 3 5 4 38 39 4 3 3 5 2 2 2 2 4 3 30 40 6 2 6 6 1 2 1 2 6 6 38 41 7 4 4 7 4 7 4 1 7 4 49 42 6 6 1 1 1 1 1 1 1 1 20 43 3 4 5 4 3 5 2 3 6 5 40 44 1 3 1 6 1 5 1 1 5 1 25 45 1 2 1 7 2 1 1 1 7 1 24 46 3 2 2 6 1 2 1 1 7 1 26 47 2 5 4 5 2 5 2 2 5 4 36 48 3 2 3 5 3 3 3 2 4 4 32 49 3 3 3 5 2 3 3 3 4 4 33 50 2 2 2 6 2 4 2 3 5 3 31 51 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21 52 3 2 2 2 3 4 2 3 5 3 29 53 3 3 3 2 1 5 2 1 5 3 28 54 3 3 3 5 2 5 1 3 5 4 34
55 4 3 4 6 2 5 2 2 5 4 37 56 4 3 4 4 4 2 2 2 5 3 33 57 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 58 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39 59 4 3 4 2 4 2 3 3 2 5 32 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 61 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 29 62 6 6 4 5 3 5 4 3 5 4 45 63 1 2 3 1 2 2 1 1 2 1 16 64 6 5 2 3 2 4 4 4 5 3 38 65 1 1 1 3 1 3 1 1 4 4 20 66 5 3 4 4 4 2 2 2 5 3 34 67 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 16 68 1 1 1 4 1 1 6 1 3 4 23 69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 70 1 2 5 6 2 3 1 2 6 5 33 71 4 4 1 4 1 1 4 1 1 1 22 72 6 2 2 5 2 2 2 2 5 2 30 73 2 2 3 3 2 3 3 2 5 3 28 74 2 3 4 6 1 5 2 4 5 4 36 75 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 25 76 5 5 2 2 1 2 5 1 5 1 29 77 2 1 1 2 2 6 2 2 2 2 22 78 5 3 3 3 2 5 3 4 5 2 35 79 4 2 4 2 5 4 3 3 4 4 35 80 2 2 3 6 1 6 1 1 2 1 25 81 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 36 82 5 5 2 1 2 2 2 2 6 1 28 83 2 3 6 3 2 3 2 3 3 6 33 84 4 5 3 4 4 3 3 3 5 4 38
85 2 3 4 6 3 6 6 6 4 4 44 86 2 6 2 2 2 2 2 2 2 2 24 87 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 88 6 6 6 2 2 6 2 2 6 2 40 89 3 4 4 3 2 2 2 2 3 2 27 90 1 5 1 3 1 2 1 1 2 1 18 9 1 4 4 4 5 3 4 4 3 4 3 3 8 92 3 3 5 3 2 2 2 2 5 5 32 93 2 4 5 5 2 2 2 2 4 2 30 94 1 5 6 4 3 2 1 1 5 2 30 95 1 1 2 3 2 2 4 3 3 3 24 96 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 28 97 6 3 3 5 2 3 3 2 3 3 33 98 2 1 2 2 1 2 2 2 3 2 19 99 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 38 100 2 2 3 6 2 2 2 2 5 5 31