• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESPONS PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF DUA VARIETAS MAWAR (Rosa sp.) PADA BEBERAPA KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RESPONS PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF DUA VARIETAS MAWAR (Rosa sp.) PADA BEBERAPA KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH :"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH :

MAHDI OKTA FERINANDA HARAHAP 130301238

BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2019

(2)

SKRIPSI

OLEH :

MAHDI OKTA FERINANDA HARAHAP 130301238

BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

(4)

ABSTRACT

MAHDI OKTA FERINANDA HARAHAP: Response of Vegetative and Generative Growth of Two Rose Varieties (Rosa sp.) on Several Composition of Planting Media. Supervised by CHAIRANI HANUM and JONIS GINTING.

The solution to get cut flowers with good texture requires planting media that can meet the physical, chemical, and biological fertility requirements and able to support their growth and development.

The objective of this research to study the effect of various composition of the planting media on vegetative and generative growth of roses (Rosa sp.), Conducted at the Research Institute of the University of Universitas Sumatera Utara in March-May 2019. This study used a factorial randomized block design with two factors. The first factor is rose varieties (white and pink rose), and the second factor is planting media composition: (topsoil + cow manure + rice husk), (topsoil + sugar cane + palm fruit fiber), (topsoil + palm empty fruit bunches + cow manure), and (topsoil + solid + rice husk). The data obtained were analyzed using variance analysis and continued with duncan multiple distance test (DMRT).

Types of white and pink roses have a fundamental difference. In the white rose the highest yield was obtained on the parameters of the number of shoots, increasing the number of leaves, the number of buds, the number of flowers blooming, and the number of deciduous flowers, while the highest pink was only on the parameters of increasing plant height. The highest number of shoots and plant height increment in the media (topsoil + palm empty fruit bunches + cow manure), the number of buds on (topsoil + solid + rice husk), and the number of flowers blooming on (topsoil + cow manure + rice husk). The highest number of shoots from white roses was obtained in the planting media with composition (topsoil + palm empty fruit bunches + cow manure), while the highest growth in the planting medium (topsoil + cow manure + rice husk).

Keywords: rose, variety, growing media

(5)

ABSTRAK

MAHDI OKTA FERINANDA HARAHAP : Respons Pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Dua Varietas Mawar (Rosa sp.) Pada Beberapa Komposisi Media Tanam. Dibimbing oleh CHAIRANI HANUM dan JONIS GINTING.

Solusi untuk mendapatkan bunga potong dengan tekstur yang bagus membutuhkan media tanam yang dapat mencukupi syarat kesuburan fisik, kimia, dan biologi serta mampu mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui pengaruh berbagai komposisi media tanam terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif mawar (Rosa sp.), dilaksanakan di Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara pada bulan Maret-Mei 2019. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor yaitu varietas mawar (mawar putih dan merah muda) dan komposisi media tanam (topsoil + pupuk kandang sapi + sekam padi), (topsoil + blotong tebu + serat buah kelapa sawit), (topsoil + tandan kosong kelapa sawit + pupuk kandang sapi), dan (topsoil + solid + sekam padi). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda duncan (DMRT).

Jenis mawar putih dan merah muda memiliki perbedaan yang mendasar.

Pada mawar putih diperoleh hasil tertinggi pada parameter jumlah tunas, pertambahan jumlah daun, jumlah kuncup, jumlah bunga mekar, dan jumlah bunga gugur, sedangkan merah muda tertinggi hanya pada parameter pertambahan tinggi tanaman. Jumlah tunas dan pertambahan tinggi tanaman tertinggi pada media (Topsoil + TKKS + Pukan Sapi), jumlah kuncup pada (Topsoil + Solid + Sekam Padi), dan jumlah bunga mekar pada (Topsoil + Pukan Sapi + Sekam Padi). Pertambahan jumlah tunas dari mawar putih tertinggi diperoleh pada media tanam dengan komposisi (Topsoil + TKKS + Pukan Sapi), sedangkan pertambhan tinggi pada media tanam (Topsoil + Pukan Sapi + Sekam Padi).

Kata kunci: mawar, varietas, media tanam

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhan Batu Utara pada tanggal 1 Oktober 1995 dari Ayah Mayahairuddin Harahap dan Ibu Tanti Lestari. Penulis merupakan putra pertama dari lima bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah dijalani adalah SDN 115485 Aek Korsik lulus pada tahun 2007, SMPN 1 Aek Kuo lulus pada tahun 2010, SMAN 1 Aek Kuo lulus pada tahun 2013. Tahun 2013 diterima sebagai mahasiswa melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) pada Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Selama masa kuliah penulis aktif mengikuti kegiatan kepengurusan Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Labuhan Batu Utara pada tahun 2013/2014, kepengurusan Ikatan Mahasiswa dan Alumni SMAN 1 Aek Kuo (IMASA) pada tahun 2013/2015, dan kepengurusan kegiatan perlombaan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia di PT. Milano Sei daun Estate Wilmar Group pada tahun 2016.

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Perkebunan Milano Sei Daun Estate Wilmar Group, Labuhan Batu Selatan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat yang diberikan oleh-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Adapun judul skripsi ini adalah “Respons Pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Dua Varietas Mawar (Rosa sp.) Pada Beberapa Komposisi Media Tanam” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada: ibu Dr. Dra. Ir. Chairani Hanum, MS., selaku ketua, dan

bapak Ir. Jonis Ginting, MS., selaku anggota komisi pembimbing, serta kepada teman-teman mahasiswa di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penelitian ini merupakan kajian bagaimana mawar ditanam pada media yang berbeda untuk melihat laju pertumbuhannya sehingga memberi kontribusi pada jumlah dan mutu bunga.

Semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada perkembangan IPTEKS terutama pada kemajuan bunga potong.

Medan, Oktober 2019

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian... 3

Hipotesa Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ... 4

Syarat Tumbuh ... 5

Iklim ... 5

Tanah ... 6

Deskripsi Tanaman ... 6

Mawar Putih (Rosa alba L.) ... 6

Mawar Merah Muda (Rosa felicia) ... 7

Media Tanam... 7

Solid ... 7

Sekam Padi ... 8

Tandan Kosong Kelapa Sawit ... 8

Blotong ... 10

Serat ... 10

Peranan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman... 11

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ... 13

Bahan dan Alat ... 13

Metode Percobaan ... 13

Model Analisis ... 14

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan ... 16

Pembuatan Plot ... 16

Persiapan Media Tanam ... 16

(9)

Penanaman ... 18

Pemeliharaan Bibit ... 19

Penyiraman ... 19

Penyiangan ... 19

Pengendalian Hama dan Penyakit ... 19

Pengamatan Parameter ... 19

Vegetatif ... 20

Pertambahan Jumlah Tunas ... 20

Pertambahan Jumlah Daun ... 20

Pertambahan Tinggi Tanaman ... 20

Pertambahan Lilit Batang ... 20

Generatif ... 20

Jumlah Kuncup Bunga ... 20

Jumlah Bunga Mekar ... 21

Jumlah Bunga Gugur ... 21

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 22

Pertambahan Jumlah Tunas ... 22

Pertambahan Jumlah Daun ... 23

Pertambahan Tinggi Tanaman ... 24

Pertambahan Lilit Batang ... 25

Jumlah Kuncup Bunga ... 26

Jumlah Bunga Mekar ... 27

Jumlah Bunga Gugur ... 28

Pembahasan ... 29

Varietas ... 29

Media Tanam ... 30

Interaksi Varietas dengan Media Tanam ... 31

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan... 33

Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34

LAMPIRAN ... 36

(10)

DAFTAR TABEL

No. Hal

1. Pertambahan jumlah tunas dua varietas mawar dengan perlakuan

beberapa komposisi media tanam ……… 22 2. Pertambahan jumlah daun dua varietas mawar dengan perlakuan

beberapa komposisi media tanam ……… 23 3. Pertambahan tinggi tanaman dua varietas mawar dengan perlakuan

beberapa komposisi media tanam ……… 25 4. Pertambahan lilit batang dua varietas mawar dengan perlakuan

beberapa komposisi media tanam ……… 26 5. Jumlah kuncup dua varietas mawar dengan perlakuan beberapa

komposisi media tanam ……… 27

6. Jumlah bunga mekar dua varietas mawar dengan perlakuan

beberapa komposisi media tanam ……… 28 7. Jumlah bunga gugur dua varietas mawar dengan perlakuan

beberapa komposisi media tanam ……… 29

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal

1. Bagan Penelitian……… 36

2. Bagan Tanaman Dalam Tiap Plot………. 37

3. Jadwal Kegiatan Penelitian………... 38

4. Perhitungan Volume Polybag……… 39

5. Berat Kebutuhan Media Tanam per Polybag……… 40

6. Data Pengataman Jumlah Tunas………... 41

7. Data Pengamatan Pertambahan Jumlah Daun……….. 49

8. Data Pengamatan Pertambahan Tinggi Tanaman………. 55

9. Data Pengamatan Pertambahan Lilit Batang……….... 63

10. Data Pengamatan Jumlah Kuncup……….... 67

11. Data Pengamatan Jumlah Bunga Mekar………... 74

12. Data Pengamatan Jumlah Bunga Gugur……… 82

(12)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah, dan Eropa Timur, dalam perkembangannya menyebar luas di daerah beriklim dingin (subtropis) dan panas (tropis). Mawar masuk ke Indonesia dari Eropa dengan perantara orang-orang Belanda. Saat itu, orang-orang Belanda menanamnya di daerah beriklim sejuk, seperti di Lembang, Cipanas, Bandung (Ambarawa). Kemudian, mawar berkembang dan diperdagangkan oleh pedagang asing hingga ke seluruh pelosok nusantara, terutama di daerah-daerah yang banyak dihuni orang Belanda. Setelah Indonesia merdeka, para pedagang dan pemilik kebun mawar yang merupakan orang asing (Belanda) kembali ke negaranya. Kebun mawar yang ditinggalkan kemudian diambil alih atau dilanjutkan pengelolanya oleh masyarakat pribumi di sekitar kebun yang sebelumnya banyak menjadi buruh pekerja (Karya Tani Mandiri 2010).

Bunga mawar memiliki beberapa manfaat antara lain sebagai tanaman hias ditanam/halaman terbuka dan dalam pot, penyemarak ruang tamu dan koridor, dijadikan bunga tabur pada upacara kenegaraan atau tradisi ritual, serta dapat diekstraksi minyaknya sebagai bahan parfum atau obat-obatan (Rukmana, 1995).

Kondisi ekonomi dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan keindahan tanaman hias terus meningkat pesat. Perkembangan pembangunan hotel, kawasan perumahan, perkantoran dan industri pariwisata mendorong peningkatan permintaan tanaman hias baik sebagai bunga potong maupun tanaman pot (Siswoputranto, 1990).

(13)

Untuk mendapatkan bunga potong dengan tekstur yang bagus membutuhkan media tanam yang dapat mencukupi syarat kesuburan fisik, kimia, dan biologi serta mampu mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.

Hasil penelitian Tejasarwana, et al (2009) menunjukkan bahwa komposisi media tanam moss dan arang sekam (4:1 v/v) memberikan pertumbuhan tanaman mawar mini terbaik dan produksi bunga tertinggi dibandingkan dengan komposisi media tanam lainnya seperti M1 (cocopeat), M2 (arang sekam), M3 (cocopeat : arang sekam = 2:1 v/v), M4 (cocopeat : arang sekam = 1:2), M5 (cocopeat : arang sekam = 1:1 v/v).

Menurut Fitriani (2017), media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan panjang tunas, jumlah tunas, jumlah daun, jumlah akar, panjang akar pada umur 30 HST dan 60 HST dan persentase stek yang tumbuh. Perlakuan terbaik dijumpai pada perlakuan menggunakan media tanam tanah dan sekam (M1), setelahnya M2 (tanah, sekam, dan pupuk kandang) dan M0 (sekam).

Sumatera Utara adalah salah satu daerah yang kaya akan limbah pertanian dan perkebunan seperti blotong tebu, serat buah kelapa sawit, tandan kosong kelapa sawit (TKKS), solid, dan sekam padi yang dapat digunakan sebagai media tanam. Hasil beberapa penelitian diketahui media tanam ini sesuai untuk pertumbuhan beberapa tanaman seperti kelapa sawit, karet, kedelai, cabai, dan padi. Oleh karena itu, penulis ingin mencoba menggunakan limbah tersebut sebagai media tanam pada penelitian ini.

Media tanam yang digunakan dalam budidaya mawar umumnya terdiri dari topsoil, sekam padi, dan pupuk kandang sapi. Oleh karena itu penulis ingin

(14)

mencoba mengombinasikan beberapa media tanam yang kaya akan unsur hara seperti pupuk kandang sapi, blotong tebu, serat (buah kelapa sawit), tandan kosong kelapa sawit (TKKS), solid, sekam padi, dan top soil. Hal tersebut diharapkan mendapatkan hasil komposisi media tanam yang mampu menunjang pertumbuhan mawar lebih baik dari biasanya.

Pemilihan mawar merah muda dan putih disebabkan keunggulan kompetitif dua jenis ini dengan harga jual yang relatif lebih tinggi daripada jenis lainnya.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai komposisi media tanam terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif mawar (Rosa sp.).

Hipotesa Penelitian

a. Terdapat perbedaan pertumbuhan vegetatif dan generatif dari mawar putih dan merah muda

b. Perbedaan komposisi media tanam menyebabkan peningkatan pertumbuhan vegetatif dan generatif

c. Terdapat interaksi antara perlakuan komposisi media tanam dengan jenis mawar terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif.

Kegunaan Penelitian

Penelitian berguna untuk melengkapi data penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dan diharapkan dapat pula berguna untuk pengembangan bunga potong mawar.

.

(15)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Bentuk dari tanaman mawar yaitu semak dan tergolong berumur panjang atau tahunan. Memiliki stuktur batang berkayu, bercabang banyak, menghasilkan bunga secara terus menerus. Selama siklus hidupnya tanaman mawar terus tumbuh seolah-olah tidak terbatas dan masa produksinya berulang-ulang (Rukmana, 1995).

Seperti karangan bunga, mawar memiliki malai yang berbentuk sederhana. Helaian mahkotanya ada yang selapis dan ada yang bersusun.

Semua jenis mawar yang ada berduri melengkung ke bawah dan tajam (Rismunandar, 1992). Mawar termasuk bunga yang sempurna yang dapat membentuk biji dan mudah untuk memperoleh tanaman hibrida baru. Warna bunga mawar bervariasi dari putih, merah, merah muda, kuning dan lain-lain.

Menurut Sukarno dan Nampiah (1989) benang sari dan putik bunga mawar tersusun pada dasar bunga (reseptakel) yang berbentuk guci. Sukarno dan Nampiah (1989) menyatakan bahwa bunga mawar dapat dibedakan berdasarkan mahkota bunganya yaitu: mawar berbunga single, semi double, dan double. Mawar berbunga single adalah yang mahkotanya terdiri dari lima sampai tujuh lembar yang berada dalam satu lingkar, untuk bunga mawar berbunga semi double memiliki mahkota sepuluh sapai dua puluh lembar yang tersebar lebih dari satu lingkaran. Sedangkan yang berbunga ganda memiliki mahkota bunga lebih dari dua puluh lembar dalam satu lingkaran.

Tanaman mawar dapat diperbanyak secara generatif maupun secara vegetatif. Secara vegetatif dengan stek batang atau cabang, cangkok, dan okulasi.

(16)

Stek atau cutting yaitu dengan cara memotong sebagian tanaman dan langsung ditanam ke media tanam. Cara stek lebih dipilih, karena stek menghasilkan tanaman yang memiliki persamaan dalam umur, tinggi, ketahanan terhadap penyakit dan menghasilkan bibit tanaman dalam jumlah banyak (Nilawati, 2002).

Sistem perakaran yang dihasilkan dari stek mawar yaitu serabut dimana perakarannya lebih dangkal jika dibandingkan dengan cara generatif. Oleh karena itu, diperlukan media tanam yang cukup gembur untuk memudahkan akar memperoleh unsur hara.

Syarat Tumbuh Iklim

Angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan bunga mawar. Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah 1500-3000 mm/tahun.

Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang menyebabkan pengeringan tanaman.

Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis maupun di daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 oC dan kelembaban 70-80 %.

Mawar tumbuh baik pada ketinggian 560-800 m dpl, suhu udara minimum 16-18 oC dan maksimum 28–30 oC ; ketinggian 1100 m dpl, suhu udara minimum 14-16 oC, maksimum 24–27 oC ; ketinggian 1400 m dpl, suhu udara minimum 13,7-15,6 oC dan maksimum 19,5-22,6 oC. Di daerah tropis

(17)

seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh dan produktif berbunga di dataran rendah sampai tinggi (pegunungan) rata-rata 1500 m dpl.

Tanah

Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat 20-30 %), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik. Pada tanah latosol, andosol yang memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik. Derajat keasaman tanah yang ideal adalah pH=5,5-7,0. Pada tanah asam (pH 5,0) perlu pengapuran kapur Dolomit, Calcit atupun Zeagro dosis 4-5 ton/hektar. Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah unsur-unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil-bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsur-unsur P dan Mo. Tanah berpori- pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar.

Deskripsi Tanaman

Mawar Putih (Rosa alba L.)

Rosa alba L. atau Rosa indica Lindl. Berbunga besar, berwarna putih,

putih pucat, atau putih kebiru-biruan, memiliki perhiasan bunga ganda, berbau harum. Mawar jenis ini mempunyai beberapa nama, antara lain: Mawar (Indonesia), Sevati (Sansekerta), Gulchini (Hindi), Gul seati (Punjab), Indian White Rose (Inggris) (Suryowinoto, 1997).

Ukuran bunga mawar putih antara 5-8 cm, memiliki 26-40 helai mahkota, bunga berkelompok pada tangkai, termasuk ke dalam kelas alba, tumbuh cukup tinggi 1,8-2,5 m berbentuk semak, bau harumnya kuat, merupakan tanaman

(18)

tahunan dan membutuhkan intensitas cahaya matahari penuh dengan pH tanah 6,1-7,3 (National Gardening Association, 1972-2018).

Mawar Merah Muda (Rosa felicia)

Mawar merah muda tumbuh hingga tinggi 120-150 cm, jika tumbuh memanjat mawar ini akan mencapai 240-300 cm, sangat baik ditanam di bawah sinar matahari penuh, tanah yang subur, kelembapan yang cukup, dan dengan drainase yang baik. Pemangkasan musim panas akan membantu mempertahankan ketinggian tanaman dan mendorong pembungaan kembali dengan cepat (Jardins, 2018).

Bunga ini memiliki kelopak yang cukup besar berwarna merah muda keperakan yang melekat pada tangkai dan termasuk kelompok bunga ganda.

Memiliki daun berwarna hijau gelap, mengkilap, serta wangi aromatik yang cukup kuat sehingga menjadikannya bunga potong yang luar biasa. Felicia mekar dari akhir musim semi ke musim gugur, memberikan tampilan yang menawan dan memanjakan mata (Jardins, 2018).

Media Tanam Solid

Kompos solid memiliki kandungan unsur hara seperti N, P, K, Mg dan Ca yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman pada tanah. Hasil penelitian Panjaitan (2010) menyatakan bahwa pemanfaatan kompos solid dalam media tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit, diameter batang, jumlah daun, total luas daun, bobot segar dan bobot kering kelapa sawit di pre nursery.

Pemanfaatan kompos solid terbaik dalam media tanam adalah kompos solid 50%

dan top soil ultisol 50%. Utomo dan Widjaja (2005) menyatakan bahwa padatan

(19)

solid memiliki kandungan bahan kering 81,65% yang di dalamnya terdapat protein kasar 12,63%; serat kasar 9,98%; lemak kasar 7,12%; kalsium 0,03%;

fosfor 0,003%; hemiselulosa 5,25%; selulosa 26,35% dan energi 3454 kkal/kg.

Solid memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi sehingga perlu didekomposisikan untuk mempercepat penyediaan hara pada tanaman.

Dekomposisi bahan organik dapat dipercepat dengan beberapa cara yaitu secara fisik, kimia dan biologi. Untuk itu, penulis mencoba menambahkan sekam padi, agar media tanamnya tidak padat dan mencekam sistem perakaran mawar.

Sekam Padi

Sekitar 20% berat padi, merupakan sekam padi. Komposisi utama sekam padi terdiri atas selulosa 33-34% berat, lignin 19-47% berat, jika dibakar dengan oksigen akan menghasilkan abu sekam 13-29% berat, sekam padi yang mengandung silika cukup tinggi yaitu 87-97% berat abu sekam padi (Harsono, 2002).

Tujuan dari pemberian sekam padi di sini untuk memberikan ruang pori lebih pada media M4 (topsoil + solid + sekam padi) sehingga dapat memudahkan akar mawar memperoleh unsur hara dan oksigen juga tentunya.

Tandan Kosong Kelapa Sawit

Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan untuk perbaikan kesuburan tanah Ultisol adalah pupuk kompos tandan kosong kelapa sawit. Pupuk kompos ini berasal dari tandan buah kosong (TBK) kelapa sawit dan limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) yang dikomposkan selama lebih kurang dua bulan.

Tandan buah kosong merupakan salah satu limbah padat yang menimbulkan masalah dalam penyimpanan, pengangkutan maupun biaya pengolahannya.

(20)

Hal ini disebabkan karena TBK merupakan limbah padat yang dihasilkan dari suatu PKS dalam jumlah yang besar. Pada suatu PKS dengan kapasitas 30 ton dan dengan input 120.000 ton TBS akan menghasilkan 27.600 ton TBK setiap tahun (Schuchardt, et al. 2011).

Umumnya TBK digunakan sebagai mulsa pada lahan-lahan perkebunan.

Namun penggunaan sebagai mulsa ini memerlukan biaya transportasi dan distribusi yang besar. Selain itu waktu yang diperlukan untuk proses dekomposisi TBK yang di letakan di lahan kebun sebagai mulsa relatif cukup lama. Hal ini disebabkan karena ukurannya yang besar, C/N tinggi (54,4) dan kandungan selulosa (52,81%), hemiselulosa (14,83%) dan lignin (13,71%) yang tinggi (Baharuddin, et al. 2009), meskipun TBK mengandung hara yang cukup signifikan yaitu 1,1% N, 2,06 % K, 0,17% Ca, 0,13% Mg dan 0,11% P (Kala, et al. 2009).

Berdasarkan hasil analisis, kompos TKS yang digunakan mempunyai pH 7,02; C-Organik sebesar 31,01%, P-tersedia sebesar 84,24 ppm, N-total sebesar 2,38 % dan KTK sebesar 52,13 me/100. Bila dibandingkan dengan standar kualitas kompos menurut Departemen Pertanian (2005) dalam Simamora dan Salundik (2006), yaitu C-Organik ≥ 15 %, C/N rasio 12-25 %, pH berkisar 4-8, P-tersedia ≥ 6 ppm, N-total > 1,2 % dan KTK berkisar > 50 me/100, maka kompos TKS yang digunakan masih termasuk ke dalam standar kompos yang berkualitas. Dengan demikian kemampuannya untuk menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman masih baik, sehingga mampu untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman (Elfiati dan Edy, 2010).

(21)

Bahan organik dalam tanah berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik tanah seperti struktur tanah, kapasitas memegang air (water holding capacity), dan sifat kimia tanah seperti KTK (Kapasitas Tukar Kation). Bahan organik juga mengandung unsur hara, sehingga aplikasi bahan organik juga berfungsi memperkaya hara tanah termasuk unsur hara makro. Selain itu bahan organik juga berfungsi sebagai bahan pembenah tanah (Prayitno, dkk, 2010).

Blotong Tebu

Salah satu limbah yang dihasilkan PG (Pabrik Gula) dalam proses pembuatan gula adalah blotong, yang keluar dari proses dalam bentuk padat mengandung air dan masih mempunyai temperatur cukup tinggi berbentuk seperti tanah, sebenarnya adalah serat tebu yang bercampur kotoran yang dipisahkan dari nira. Komposisi blotong terdiri: karbon C (26,51%), nitrogen (1,04 %), nisbah C/N (25,62), fospat (6,142%), kalium (0,485%), natrium (0,082%) kalsium (5,785%), magnesium (0,419%), besi (0,191%), dan mangan (0,115%).

Komposisi ini berbeda prosentasenya dari satu PG dengan PG lainnya, bergantung pada asal tebu (Fadjari, 2009).

Blotong dapat diolah menjadi pupuk organik, sebagai penyubur atau untuk perbaikan struktur tanah terutama pada lahan kering karena blotong banyak mengandung bahan penyubur tanah seperti nitrogen, fosphat (P2O5), kalsium (CaO), humus dan lain-lain (Taufik, et al. 2013)

Serat (Buah Kelapa Sawit)

Serat yang disebut juga sabut atau serabut (fibre), berasal dari mesocarp buah sawit yang telah mengalami pengempaan di dalam screw press (alat pengempa). Pengempaan (proses pemerasan) merupakan salah satu proses

(22)

pengolahan kelapa sawit di PKS. Serabut sawit ukurannya relatif pendek, sesuai dengan ukuran mesocarp buah sawit. Kandungan kimia serabut didominasi oleh glucan sebanyak 219 kg/ton berat kering, xylan 153 kg/ton berat kering, lignin

234 kg/ton berat kering, SiO2 632 kg/ton berat kering, K2O 90 kg/ton berat kering, dan CaO 72 kg/ton berat kering (Wahyono dkk, 2008).

Peranan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Media tanam merupakan komponen utama untuk bercocok tanam. Media tumbuh yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Media tanam memegang peranan penting bagi pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Salah satu syarat media tanam yang baik adalah porositas yaitu kemampuan media dalam menyerap air dan steril. Tingkat porositas tanaman di setiap daerah berbeda-beda, didaerah dataran rendah yang berudara panas, tingkat penguapannya tinggi, media harus mampu menahan air sehingga tidak mudah kering. Media harus terbebas dari organisme yang dapat menyebabkan penyakit, seperti bakteri, spora, jamur dan telur siput (Harsono, 2010).

Tanah yang menjadi media tumbuh bagi tanaman memiliki komposisi seperti, karbohidrat (gula, selulosa, hemiselulosa), lemak (gliserida, asam-asam lemak, stearat dan oleat), dan lignin yang tersusun dari C, H, dan O, juga oleh N, P, S, Fe, dan lain-lain,sedangkan bagian mineralnya terdiri dari unsur hara makro dan mikro esensial (Hanafiah, 2006). Tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lapisan atas (topsoil). Topsoil adalah lapisan tanah teratas yg biasanya mengandung bahan organik dan berwarna gelap dan subur setebal sampai 25 cm yg sering disebut lapisan olah tanah. Istilah ini lazim digunakan di

(23)

dunia pertanian. Di bidang pertanian, topsoil mempunyai peranan yang sangat penting karena di lapisan itu terkonsentrasi kegiatan-kegiatan mikroorganisme yang secara alami mendekomposisi serasah pada permukaan tanah yang pada akhirnya akan meningkatkan kesuburan tanah.

(24)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan laut dimulai pada bulan Maret sampai dengan Mei 2019.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah bibit mawar varietas putih dan merah muda, topsoil, pupuk kandang sapi, sekam padi, blotong tebu, tandan kosong kelapa sawit, solid, dan serat (buah kelapa sawit), dan polybag ukuran 35x40 cm.

Alat yang digunakan adalah cangkul, meteran, gayung, ember, jangka sorong, penggaris, gunting, dan alat tulis.

Metode Percobaan

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, sebagai berikut :

Faktor 1 : Varietas mawar dengan 2 taraf, yaitu : V1 : Mawar Putih

V2 : Mawar Merah Muda

Faktor 2 : Komposisi media tanam 4 taraf dengan perbandingan 1 : 1 : 1, yaitu : M1 : topsoil + pupuk kandang sapi + sekam padi

M2 : topsoil + blotong tebu + serat buah kelapa sawit

M3 : topsoil + tandan kosong kelapa sawit + pupuk kandang sapi M4 : topsoil + solid + sekam padi

(25)

Sehingga diperoleh 8 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali : V1 M1 V1 M2 V1 M3 V1 M4

V2 M1 V2 M2 V2 M3 V2 M4 Jumlah ulangan : 3 ulangan

Jumlah bibit/plot : 5 bibit Jumlah sampel/plot : 5 bibit Jumlah bibit/ulangan : 40 bibit Jumlah sampel/ulangan : 40 bibit Jumlah sampel seluruhnya : 120 bibit Model Analisis

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan model linear aditif sebagai berikut :

Yijk = μ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk i = 1,2,3 j = 1,2,3,4 k = 1,2,3 Dimana:

Yijk : Hasil pengamatan pada ulangan ke-i, perlakuan varietas mawar ke-j dan komposisi media tanam ke-k

μ : Nilai tengah umum ρi : Efek ulangan (blok) ke-i

αj : Efek perlakuan varietas mawar pada taraf ke-j

βk : Efek perlakuan komposisi media tanam pada taraf ke-k

(αβ)jk : Interaksi antara perlakuan varietas mawar pada taraf ke-j dan komposisi media tanam pada taraf ke-k

εijk : Pengaruh galat percobaan dari ulangan ke-i, perlakuan varietas mawar pada taraf ke-j, dan komposisi media tanam pada taraf ke-k

(26)

Pengujian secara statistik dari hasil percobaan dilapang menggunakan analisis sidk ragam (Anova), lalu dilanjutkan analisis lanjutan dengan

menggunakan uji beda rata-rata Duncan dengan taraf 5%

(Steel dan Torie, 1995).

(27)

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan

Area yang digunakan sebagai lahan dibersihkan dari gulma yang ada dengan cara disemprot dengan herbisida sesuai dengan anjuran pakai.

Pembuatan Plot

Pada area yang digunakan dibuka lahan dengan luas 6x3 m dibagi menjadi 24 plot, 8 plot/ulangan, dan jarak antar plot 30 cm. Di area tersebut sudah terdapat saluran drainase.

Persiapan Media Tanam

Wadah yang digunakan adalah polybag dengan ukuran 35x40 cm atau setara dengan 11,25 kg tanah. Media tanam yang digunakan antara lain topsoil, pupuk kandang sapi, sekam padi, serat (buah kelapa sawit), tandan kosong kelapa sawit, blotong tebu, dan solid. Media tanam sesuai dengan perlakuan dicampur dan diaduk rata hingga relatif homogen dengan perbandingan berat (kg) 1 : 1 : 1.

Campuran media tanam disemprot dengan fungisida Dithane M-45 dengan konsentrasi 1-2 g/L air untuk mencegah serangan jamur dan ditutupi selama 1 minggu. Kemudian media dimasukkan ke dalam polybag hingga ¾ bagian, lalu ditempatkan dan diatur di area pertanaman.

Topsoil

Topsoil diperoleh dari lahan yang berada di Jl. Karya Jaya, gang Karya XIV, Medan Johor. Tempat tersebut dipilih karena topsoil di sana cukup baik dan relatif seragam.

(28)

Pupuk Kandang Sapi

Pupuk kandang sapi diperoleh dari Peternakan Pak Tengku yang berada di Jl. Karya Jaya, Gang Eka Rukun, Medan Johor. Sebelum menggunakannya sebagai media tanam terlebih dahulu harus diketahui kadar C/N yang terkandung di dalamnya melalui analisis di laboratorium.

Sekam Padi

Sekam padi diperoleh dari Kilang Padi Teger yang berada di Jl. Setia Kata, Tj. Selamat, Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

Serat (Buah Kelapa Sawit)

Serat buah kelapa sawit diambil dari PT. Ukindo Blankahan (AEP) Anglo Eastern Plantation.

Tandan Kosong Kelapa Sawit

Tandan Kosong Kelapa Sawit diambil dari PT. Ukindo Blankahan (AEP) Anglo Eastern Plantation.

Blotong Tebu

Blotong tebu diambil dari PTPN II – Riset dan Pengembangan Tebu yang berada di Sei Semayang, Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Sebelum menggunakannya sebagai media tanam terlebih dahulu harus diketahui kadar C/N yang terkandung di dalamnya melalui analisis di laboratorium.

Solid

Solid diambil dari PT. Ukindo Blankahan (AEP) Anglo Eastern Plantation.

Sebelum menggunakannya sebagai media tanam terlebih dahulu harus diketahui kadar C/N yang terkandung di dalamnya melalui analisis di laboratorium.

(29)

Persiapan Bahan Tanam

Bahan tanam yang digunakan adalah bibit mawar dengan varietas merah muda dan putih dengan umur 1,5 bulan. Bibit mawar yang digunakan seragam dan bebas dari serangan hama dan penyakit.

Bibit mawar diambil dari salah satu penangkaran bunga yang ada di Madrisan. Variasi bibit yang diambil harus seragam/relatif seragam. Untuk memastikan hal tersebut maka perlu dilakukan pengambilan bibit secara langsung.

Bibit yang dipilih terlebih dahulu dilakukan analisis menggunakan analisis of varian (anova) untuk mengetahui tingkat keseragamannya. Parameter yang akan dianalisis adalah tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah ruas. Analisis perlu dilakukan untuk mengurangi adanya pengaruh nyata tingginya variasi bibit yang akan digunakan.

Penanaman

Media tanam yang akan ditanami terlebih dahulu disiram dengan air untuk mendapatkan kondisi kapasitas lapang. Jumlah air yang diberikan pada setiap polybag harus sama. Karena komposisi media tanam berbeda maka kapasitas penyerapan air pun berbeda pula, untuk itu perlu dilakukan uji penyiraman pada setiap perlakuan media tanam hingga mencapai kondisi kapasitas lapang.

Pengujian dilakukan dengan cara menyiramkan air pada media tanam sampai air tersebut menetes melalui lubang bagian bawah polybag, kemudian ditunggu sampai tetesan air relatif berhenti. Sampai keadaan tersebut maka media tanam sudah dalam keadaan kapasitas lapang.

Volume air yang dibutuhkan untuk mendapatkan keadaan kapasitas lapang dapat dihitung dengan cara jumlah volume air yang disiramkan dikurangkan

(30)

dengan jumlah volume air yang menetes. Kebutuhan air tertinggi yang diperoleh dari uji tersebut akan menjadi patokan banyaknya air yang akan diberikan pada setiap polybag.

Pemeliharaan Bibit

Pada penelitian ini dilakukan kegiatan pemeliharaan tanaman untuk menghasilkan pertumbuhan yang baik seperti penyiraman, penyiangan, dan pengendalian hama dan penyakit.

Penyiraman

Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari atau sesuai dengan kondisi di lapangan. Penyiraman dilakukan seragam yaitu dengan 1 liter air.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan secara manual atau mencabut dengan tangan apabila terdapat gulma di dalam polybag dan menggunakan cangkul untuk gulma yang berada di plot. Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Bila tanaman terserang hama dan penyakit maka disemprotkan insektisida Decis 2,5 EC dengan konsentrasi yang dianjurkan atau sesuai dengan tingkat serangan.

Pengamatan Parameter

Pada penelitian ini dilakukan kegiatan pengamatan parameter untuk mengetahui pertumbuhan tanaman yang meliputi amatan vegetative dan generative. Vegetatif yaitu pertambahan jumlah tunas (tunas), pertambahan jumlah daun (helai), pertambahan tinggi tanaman (cm), pertambahan lilit batang

(31)

(mm), dan generative yaitu jumlah kuncup bunga (bunga), jumlah bunga mekar (bunga), jumlah bunga gugur, dan diameter bunga (cm).

Vegetatif

Pertambahan Jumlah Tunas

Pengamatan pertambahan jumlah tunas dilakukan dengan cara menghitung jumlah tunas yang bertambah. Pengamatan dilakukan seminggu sekali mulai dari 0-7 MSPT.

Pertambahan Jumlah Daun

Pengamatan pertambahan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun yang bertambah. Pengamatan dilakukan seminggu sekali mulai dari 0 dan 3-7 MSPT.

Pertambahan Tinggi Tanaman

Pengamatan pertambahan tinggi tanaman dilakukan dengan cara menghitung tinggi tanaman yang bertambah. Pengamatan dilakukan seminggu sekali mulai dari 0-7 MSPT.

Pertambahan Lilit Batang

Pengamatan pertambahan lilit batang dilakukan dengan cara menghitung lilit batang yang bertambah. Pengamatan dilakukan seminggu sekali mulai dari 0-6 MSPT.

Generatif

Jumlah Kuncup Bunga

Pengamatan jumlah kuncup bunga dilakukan dengan cara menghitung jumlah kuncup yang tumbuh. Pengamatan dilakukan mulai dari 1-7 MSPT.

(32)

Jumlah Bunga Mekar

Pengamatan jumlah bunga mekar dilakukan dengan cara menghitung jumlah bunga yang mekar. Pengamatan dilakukan mulai dari 2-7 MSPT.

Jumlah Bunga Gugur

Pengamatan jumlah bunga gugur dilakukan dengan cara menghitung jumlah bunga yang gugur pada setiap minggunya dimulai dari 3-7 MSPT.

(33)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Jenis mawar putih dan merah muda memiliki perbedaan yang mendasar.

Pada mawar putih diperoleh hasil tertinggi pada parameter jumlah tunas, pertambahan jumlah daun, jumlah kuncup, jumlah bunga mekar, dan jumlah bunga gugur, sedangkan merah muda tertinggi hanya pada parameter pertambahan tinggi tanaman.

2. Jumlah tunas dan pertambahan tinggi tanaman tertinggi pada media (Topsoil + TKKS + Pukan Sapi), jumlah kuncup pada (Topsoil + Solid + Sekam Padi), dan jumlah bunga mekar pada (Topsoil + Pukan Sapi + Sekam Padi).

3. Pertambahan jumlah tunas dari mawar putih tertinggi diperoleh pada media tanam dengan komposisi (Topsoil + TKKS + Pukan Sapi), sedangkan pertambhan tinggi pada media tanam (Topsoil + Pukan Sapi + Sekam Padi).

Saran

Untuk menghasilkan jumlah bunga mekar lebih banyak dengan menggunakan media tanam (Topsoil + Pukan Sapi + Sekam Padi) dan varietas mawar putih.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1990. https//sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1105105019-2-Bab%201.

pdf. Diakses tanggal 25 Juli 2018

Departemen Pertanian. 2009. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 28/Permentan/SR.130/5/2009. Tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati Dan Pembenah Tanah. Berita Negara Republik Indonesia. No. 137.

Fitriani. 2017. Pengaruh Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Stek Mawar Pagar (Rosa multifora). Agrotropika Hayati. Universitas Almuslim

Harsono, H. 2002. Pembuatan Silika Amorf dari Limbah sekam padi, Jurnal Ilmu Dasar, 3(2), 98-103 http://www.scribd.com/doc/25774902/Modifikasi- silika Cr-VI-Jasa RIA I-6-Des-2007, diakses 25 Juli 2018.

Jardins, S. S. 2018. https://www.gardenia.net/plant/rose-felicia. Diakses tanggal 6 Desember 2018

Kala, D.R., A.B. Rosenani1; C.I. Fauziah dan L.A. Thohirah. 2009. Composting Oil Palm Wastes and Sewage Sludge for Use In Potting Media Of Ornamental Plants. Malaysian Journal of Soil Science Vol. 13: 77-91.

Nyakpa, M. Y., M. Lubis, M. A. Pulung, A. G. Amrah, A. Munawar, G. B. Hong dan N. Hakim. 1988. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Panjaitan, C. 2010. Pengaruh pemanfaatan kompos solid dalam media tanam dan pemberian pupuk NPKMg (15:15:6:4) terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di prenursery. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan. (Tidak dipublikasikan)

Rismunandar. 1992. Budidaya Bunga Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rukmana, R. 1995. Mawar. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Schuchardt, F., D. Darnoko, dan P. Guritno. 2002. Composting of Empty Oil Palm Fruit Bunch With Simultaneous Evaporation of Oil Mill Waste Water. Int.

Oil Palm Conf. Juli 8, 12. 1-9.

Soekarno dan Nampiah. 1989. Mawar. Jakarta : Penebar Swadaya

Suryowinoto, S. M. 1997. Flora Eksotika, Tanaman Hias Berbunga. DRK 97/98 Sutedjo, M. M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Penerbit Rineka Cipta.

Jakarta

Taufik, Supari, Hendy hendro HS., 2013. Pengkajian Pengelolaan Limbah Padat (Blotong dan Abu Ketel) Pada Pabrik Kompos Organik (Crusher) Biotan

(35)

Tejasarwana, dkk. 2009. Tanggap Pertumbuhan Mawar Mini dan Produksi Bunga pada Berbagai Daya Hantar Listrik dan Komposisi Media Tanam. Balai Penelitian Tanaman Hias. Cianjur

The National Gardening Association. 1972-2018. https://garden.org/

plants/view/3833/Rose-Rosa-Alba-Maxima. Diakses tanggal 6 Desember 2018

Tim Karya Tani Mandiri. 2010:11, 12-13, 27, 29. Mawar. Lumbung Pustaka UNY, Yogyakarta

Tjitrosoepomo, G. 1996. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta:

UGM Press

Utomo, N. U. dan Widjaja E. 2005. Limbah Padat Pengolahan Minyak Sawit Sebagai Sumber Nutrisi Ternak Ruminansia. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah. dikutip dari : http://www.pustaka- deptan.go.id/publikasi/p3231044.pdf diakses pada tanggal 25 Juli 2018.

(36)

Lampiran 1. Bagan Penelitian

ULANGAN 1 ULANGAN II ULANGAN III

V1M1 V2M1 V2M3 V2M2 V2M4 V2M3

V2M3 V1M3 V1M4 V1M2 V1M3 V1M1

V2M4 V1M4 V1M1 V2M1 V2M1 V2M2

V1M2 V2M2 V1M3 V2M4 V1M2 V1M4

(37)

Lampiran 2. Bagan Tanaman Dalam Tiap Plot Ulangan I Ulangan II Ulangan III

(38)

Lampiran 3. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

No Pelaksanaan Penelitian Minggu Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Persiapan lahan X

2. Persiapan media tanam X

3. Persiapan bibit X

4. Penanaman X

5. Pemeliharaan tanaman

Penyiraman Disesuaikan dengan kondisi lapangan

Penyiangan Disesuaikan dengan kondisi lapangan

Pengendalian hama dan penyakit Disesuaikan dengan kondisi lapangan 6. Pengamatan parameter

Pertambahan jumlah tunas (cm) X X X X X X X X Pertambahan jumlah daun (cm) X X X X X X X X Pertambahan tinggi tanaman (cm) X X X X X X X X Pertambahan lilit batang (cm) X X X X

Jumlah kuncup bunga X X X X X X X

Jumlah bunga mekar X X X X X X

Diameter bunga (cm) X X X X X X

Jumlah Bunga Gugur X X X X X

(39)

Lampiran 4. Perhitungan Volume Polybag Polybag 35 x 40 cm

Diketahui : Lebar = 35 cm Tinggi = 40 cm Penyelesaian :

K = lebar x jumlah sisi K = 35 cm x 2

K = 70 cm

D = r =

D = r =

D = 22,27 cm r = 11,146 cm Tinggi polybag yang sebenarnya = t – r

= 40 cm – 11,146 cm = 28,854 cm

V = luas alas x t V = πr2 x t

V = 3,14 x (11,146 cm)2 x 28,854 cm V = 3,14 x 124,018 cm2 x 28,854 cm V = 389,418 cm2 x 28,854 cm V = 11.236,267 cm3

Keterangan : K : Keliling D : Diameter r : Jari-jari t : Tinggi V : Volume

(40)

Lampiran 5. Berat Kebutuhan Media Tanam per Polybag

Polybag diisi dengan media tanam tanah sampai penuh kemudian ditimbang beratnya 11,25 kg.

Perbandingan media tanam pada setiap perlakuan yang dipakai yaitu 1 : 1 : 1, maka perbandingan berat media tanamnya adalah 3 kg : 3 kg : 3 kg = 9 kg dengan sisa 2,25 kg.

Jadi, berat kebutuhan media tanam per polybag adalah 9 kg dengan masing- masing 3 kg untuk setiap jenis media tanam dalam satu perlakuan.

(41)

Data Pengataman Jumlah Tunas

Lampiran 6. Data pengamatan pertambahan jumlah tunas tanaman mawar umur 0 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

Perlakuan Ulangan

Total Rataan

I II III

---Buah--- ----

V1M1 2.20 3.40 2.60 8.20 2.73

V1M2 1.20 4.00 4.20 9.40 3.13

V1M3 1.20 3.00 4.00 8.20 2.73

V1M4 2.20 1.60 3.40 7.20 2.40

V2M1 0.80 0.60 0.80 2.20 0.73

V2M2 0.80 0.00 0.40 1.20 0.40

V2M3 0.20 0.00 1.20 1.40 0.47

V2M4 0.20 1.60 0.60 2.40 0.80

Total 8.80 14.20 17.20 40.20

Rataan 1.68

Lampiran 7. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah tunas tanaman mawar umur 0 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

SK db JK KT F Hit F 5% Ket

Blok 2 4.53 2.27 3.25 3.74 tn

Perlakuan 7 28.89 4.13 5.92 2.76 *

V 1 27.74 27.74 39.77 4.60 *

M 3 0.14 0.05 0.07 3.34 tn

V x M 3 1.02 0.34 0.49 3.34 tn

Galat 14 9.76 0.70

Total 23 43.19

FK : 67.335 Ket : * = nyata ; tn = tidak nyata KK : 50%

(42)

Lampiran 8. Data pengamatan pertambahan jumlah tunas tanaman mawar umur 1 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

Perlakuan Ulangan

Total Rataan

I II III

---Buah--- ----

V1M1 4.40 2.20 5.00 11.60 3.87

V1M2 3.20 3.20 4.40 10.80 3.60

V1M3 3.20 1.80 1.80 6.80 2.27

V1M4 3.60 2.40 4.40 10.40 3.47

V2M1 1.60 1.80 2.60 6.00 2.00

V2M2 1.00 2.80 1.00 4.80 1.60

V2M3 2.20 0.80 1.00 4.00 1.33

V2M4 2.00 1.20 2.80 6.00 2.00

Total 21.20 16.20 23.00 60.40

Rataan 2.52

Lampiran 9. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah tunas tanaman mawar umur 1 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

SK db JK KT F Hit F 5% Ket

Blok 2 3.10 1.55 2.03 3.74 tn

Perlakuan 7 20.21 2.89 3.78 2.76 *

V 1 14.73 14.73 19.30 4.60 *

M 3 4.45 1.48 1.94 3.34 tn

V x M 3 1.03 0.34 0.45 3.34 tn

Galat 14 10.68 0.76

Total 23 33.99

FK : 152.0067 Ket : * = nyata ; tn = tidak nyata KK : 35%

(43)

Lampiran 10. Data pengamatan pertambahan jumlah tunas tanaman mawar umur 2 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

Perlakuan Ulangan

Total Rataan

I II III

---Buah--- ----

V1M1 0.40 0.60 0.20 1.20 0.40

V1M2 2.60 1.60 0.00 4.20 1.40

V1M3 5.80 2.60 3.00 11.40 3.80

V1M4 1.60 2.60 0.60 4.80 1.60

V2M1 0.40 0.20 0.40 1.00 0.33

V2M2 0.80 0.20 0.00 1.00 0.33

V2M3 0.40 1.40 0.20 2.00 0.67

V2M4 0.40 1.60 0.00 2.00 0.67

Total 12.40 10.80 4.40 27.60

Rataan 1.15

Lampiran 11. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah tunas tanaman mawar umur 2 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

SK db JK KT F Hit F 5% Ket

Blok 2 4.48 2.24 3.23 3.74 tn

Perlakuan 7 28.95 4.14 5.97 2.76 *

V 1 10.14 10.14 14.63 4.60 *

M 3 11.21 3.74 5.39 3.34 *

V x M 3 7.61 2.54 3.66 3.34 *

Galat 14 9.71 0.69

Total 23 43.14

FK : 31.74 Ket : * = nyata ; tn = tidak nyata KK : 72%

(44)

Lampiran 12. Data pengamatan pertambahan jumlah tunas tanaman mawar umur 3 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

Perlakuan Ulangan

Total Rataan

I II III

---Buah--- ----

V1M1 3.20 0.60 0.00 3.80 1.27

V1M2 0.60 1.20 0.80 2.60 0.87

V1M3 1.20 0.60 1.40 3.20 1.07

V1M4 1.40 0.60 0.40 2.40 0.80

V2M1 0.00 0.00 0.20 0.20 0.07

V2M2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

V2M3 0.20 0.00 0.60 0.80 0.27

V2M4 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Total 6.60 3.00 3.40 13.00

Rataan 0.54

Lampiran 13. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah tunas tanaman mawar umur 3 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

SK db JK KT F Hit F 5% Ket

Blok 2 0.97 0.49 1.11 3.74 tn

Perlakuan 7 5.59 0.80 1.83 2.76 tn

V 1 5.04 5.04 11.53 4.60 *

M 3 0.38 0.13 0.29 3.34 tn

V x M 3 0.16 0.05 0.13 3.34 tn

Galat 14 6.12 0.44

Total 23 12.68

FK : 7.0417 Ket : * = nyata ; tn = tidak nyata KK : 122%

(45)

Lampiran 14. Data pengamatan pertambahan jumlah tunas tanaman mawar umur 4 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

Perlakuan Ulangan

Total Rataan

I II III

---Buah--- ----

V1M1 1.40 2.60 3.00 7.00 2.33

V1M2 1.40 2.40 3.60 7.40 2.47

V1M3 2.80 2.00 2.20 7.00 2.33

V1M4 4.20 3.00 4.20 11.40 3.80

V2M1 1.00 1.20 0.80 3.00 1.00

V2M2 0.60 0.40 0.40 1.40 0.47

V2M3 1.40 1.40 0.40 3.20 1.07

V2M4 0.60 0.60 1.20 2.40 0.80

Total 13.40 13.60 15.80 42.80

Rataan 1.78

Lampiran 15. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah tunas tanaman mawar umur 4 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

SK db JK KT F Hit F 5% Ket

Blok 2 0.44 0.22 0.55 3.74 tn

Perlakuan 7 26.90 3.84 9.46 2.76 *

V 1 21.66 21.66 53.29 4.60 *

M 3 2.33 0.78 1.91 3.34 tn

V x M 3 2.91 0.97 2.39 3.34 tn

Galat 14 5.69 0.41

Total 23 33.03

FK : 76.327 Ket : * = nyata ; tn = tidak nyata KK : 36%

(46)

Lampiran 16. Data pengamatan pertambahan jumlah tunas tanaman mawar umur 5 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

Perlakuan Ulangan

Total Rataan

I II III

---Buah--- ----

V1M1 1.00 0.20 1.00 2.20 0.73

V1M2 3.20 1.20 1.20 5.60 1.87

V1M3 0.80 0.40 0.00 1.20 0.40

V1M4 0.80 0.60 0.80 2.20 0.73

V2M1 0.00 1.40 2.00 3.40 1.13

V2M2 0.00 0.80 0.20 1.00 0.33

V2M3 0.40 0.80 0.60 1.80 0.60

V2M4 0.00 0.20 0.00 0.20 0.07

Total 6.20 5.60 5.80 17.60

Rataan 0.73

Lampiran 17. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah tunas tanaman mawar umur 5 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

SK db JK KT F Hit F 5% Ket

Blok 2 0.02 0.01 0.03 3.74 tn

Perlakuan 7 6.53 0.93 2.19 2.76 tn

V 1 0.96 0.96 2.25 4.60 tn

M 3 2.04 0.68 1.59 3.34 tn

V x M 3 3.53 1.18 2.76 3.34 tn

Galat 14 5.98 0.43

Total 23 12.53

FK : 12.907 Ket : * = nyata ; tn = tidak nyata KK : 89%

(47)

Lampiran 18. Data pengamatan pertambahan jumlah tunas tanaman mawar umur 6 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

Perlakuan Ulangan

Total Rataan

I II III

---Buah--- ---

V1M1 6.80 11.20 5.60 23.60 7.87

V1M2 4.00 3.80 3.20 11.00 3.67

V1M3 7.00 6.40 4.20 17.60 5.87

V1M4 7.00 5.40 5.40 17.80 5.93

V2M1 1.40 0.40 0.40 2.20 0.73

V2M2 2.00 0.20 0.20 2.40 0.80

V2M3 1.00 1.00 1.60 3.60 1.20

V2M4 1.20 1.80 0.60 3.60 1.20

Total 30.40 30.20 21.20 81.80

Rataan 3.41

Lampiran 19. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah tunas tanaman mawar umur 6 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

SK db JK KT F Hit F 5% Ket

Blok 2 6.90 3.45 2.34 3.74 tn

Perlakuan 7 168.23 24.03 16.28 2.76 *

V 1 141.14 141.14 95.59 4.60 *

M 3 13.30 4.43 3.00 3.34 tn

V x M 3 13.79 4.60 3.11 3.34 tn

Galat 14 20.67 1.48

Total 23 195.80

FK : 278.8 Ket : * = nyata ; tn = tidak nyata KK : 36%

(48)

Lampiran 20. Data pengamatan pertambahan jumlah tunas tanaman mawar umur 7 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

Perlakuan Ulangan

Total Rataan

I II III

---Buah--- ----

V1M1 4.40 4.00 2.20 10.60 3.53

V1M2 1.00 1.00 2.20 4.20 1.40

V1M3 2.00 3.40 2.20 7.60 2.53

V1M4 2.00 1.20 4.00 7.20 2.40

V2M1 0.40 0.20 0.00 0.60 0.20

V2M2 0.20 0.20 0.40 0.80 0.27

V2M3 0.20 0.20 0.00 0.40 0.13

V2M4 0.00 0.80 0.40 1.20 0.40

Total 10.20 11.00 11.40 32.60

Rataan 1.36

Lampiran 21. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah tunas tanaman mawar umur 7 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

SK db JK KT F Hit F 5% Ket

Blok 2 0.09 0.05 0.07 3.74 tn

Perlakuan 7 36.45 5.21 7.78 2.76 *

V 1 29.48 29.48 44.03 4.60 *

M 3 3.22 1.07 1.60 3.34 tn

V x M 3 3.75 1.25 1.87 3.34 tn

Galat 14 9.37 0.67

Total 23 45.92

FK : 44.282 Ket : * = nyata ; tn = tidak nyata KK : 60%

(49)

Data Pengamatan Pertambahan Jumlah Daun

Lampiran 22. Data pengamatan pertambahan jumlah daun tanaman mawar umur 0 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

Perlakuan Ulangan

Total Rataan

I II III

---Buah--- ----

V1M1 33.60 36.60 36.60 106.80 35.60

V1M2 31.20 32.20 39.00 102.40 34.13

V1M3 33.80 28.00 33.40 95.20 31.73

V1M4 35.60 26.60 39.40 101.60 33.87

V2M1 9.00 7.80 10.00 26.80 8.93

V2M2 10.00 8.60 6.20 24.80 8.27

V2M3 7.80 7.20 8.60 23.60 7.87

V2M4 8.00 10.20 9.00 27.20 9.07

Total 169.00 157.20 182.20 508.40

Rataan 21.18

Lampiran 23. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah daun tanaman mawar umur 0 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

SK db JK KT F Hit F 5% Ket

Blok 2 39.10 19.55 2.22 3.74 tn

Perlakuan 7 3866.29 552.33 62.58 2.76 *

V 1 3840.54 3840.54 435.14 4.60 *

M 3 19.01 6.34 0.72 3.34 tn

V x M 3 6.74 2.25 0.25 3.34 tn

Galat 14 123.56 8.83

Total 23 4028.95

FK : 10770 Ket : * = nyata ; tn = tidak nyata KK : 14%

(50)

Lampiran 24. Data pengamatan pertambahan jumlah daun tanaman mawar umur 3 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

Perlakuan Ulangan

Total Rataan

I II III

---Buah--- ----

V1M1 49.60 45.80 45.20 140.60 46.87

V1M2 52.60 42.60 47.20 142.40 47.47

V1M3 54.20 44.40 44.40 143.00 47.67

V1M4 46.80 49.00 55.00 150.80 50.27

V2M1 15.00 15.00 17.60 47.60 15.87

V2M2 17.20 18.00 13.80 49.00 16.33

V2M3 15.40 10.20 13.20 38.80 12.93

V2M4 15.20 17.60 20.40 53.20 17.73

Total 266.00 242.60 256.80 765.40

Rataan 31.89

Lampiran 25. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah daun tanaman mawar umur 3 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

SK db JK KT F Hit F 5% Ket

Blok 2 34.74 17.37 1.44 3.74 tn

Perlakuan 7 6336.19 905.17 75.24 2.76 *

V 1 6279.13 6279.13 521.93 4.60 *

M 3 43.53 14.51 1.21 3.34 tn

V x M 3 13.53 4.51 0.37 3.34 tn

Galat 14 168.43 12.03

Total 23 6539.36

FK : 24410 Ket : * = nyata ; tn = tidak nyata KK : 11%

(51)

Lampiran 26. Data pengamatan pertambahan jumlah daun tanaman mawar umur 4 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

Perlakuan Ulangan

Total Rataan

I II III

---Buah--- ----

V1M1 9.40 24.80 18.20 52.40 17.47

V1M2 8.40 18.00 21.40 47.80 15.93

V1M3 14.00 17.40 20.20 51.60 17.20

V1M4 19.00 13.20 15.00 47.20 15.73

V2M1 1.80 0.60 3.00 5.40 1.80

V2M2 0.00 1.60 0.60 2.20 0.73

V2M3 0.00 2.60 2.20 4.80 1.60

V2M4 0.00 3.00 3.60 6.60 2.20

Total 52.60 81.20 84.20 218.00

Rataan 9.08

Lampiran 27. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah daun tanaman mawar umur 4 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

SK db JK KT F Hit F 5% Ket

Blok 2 76.06 38.03 2.85 3.74 tn

Perlakuan 7 1360.37 194.34 14.57 2.76 *

V 1 1350.00 1350.00 101.24 4.60 *

M 3 5.87 1.96 0.15 3.34 tn

V x M 3 4.49 1.50 0.11 3.34 tn

Galat 14 186.68 13.33

Total 23 1623.11

FK : 1980.2 Ket : * = nyata ; tn = tidak nyata K : 40%

(52)

Lampiran 28. Data pengamatan pertambahan jumlah daun tanaman mawar umur 5 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

Perlakuan Ulangan

Total Rataan

I II III

---Buah--- ----

V1M1 20.80 17.60 27.80 66.20 22.07

V1M2 16.00 21.20 26.20 63.40 21.13

V1M3 27.80 20.60 24.00 72.40 24.13

V1M4 21.00 23.00 28.40 72.40 24.13

V2M1 3.20 1.40 3.80 8.40 2.80

V2M2 5.40 1.80 0.60 7.80 2.60

V2M3 6.80 4.80 3.60 15.20 5.07

V2M4 4.60 5.40 4.00 14.00 4.67

Total 105.60 95.80 118.40 319.80

Rataan 13.33

Lampiran 29. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah daun tanaman mawar umur 5 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

SK db JK KT F Hit F 5% Ket

Blok 2 32.11 16.05 1.48 3.74 tn

Perlakuan 7 2219.99 317.14 29.32 2.76 *

V 1 2185.04 2185.04 202.04 4.60 *

M 3 34.22 11.41 1.05 3.34 tn

V x M 3 0.73 0.24 0.02 3.34 tn

Galat 14 151.41 10.81

Total 23 2403.51

FK : 4261.3 Ket : * = nyata ; tn = tidak nyata K : 25%

(53)

Lampiran 30. Data pengamatan pertambahan jumlah daun tanaman mawar umur 6 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

Perlakuan Ulangan

Total Rataan

I II III

---Buah--- ----

V1M1 21.60 14.40 6.20 42.20 14.07

V1M2 15.00 9.60 4.00 28.60 9.53

V1M3 14.40 13.60 9.80 37.80 12.60

V1M4 18.20 6.20 8.60 33.00 11.00

V2M1 3.20 3.60 7.00 13.80 4.60

V2M2 4.00 3.60 3.20 10.80 3.60

V2M3 5.80 5.00 4.00 14.80 4.93

V2M4 5.80 4.00 3.80 13.60 4.53

Total 88.00 60.00 46.60 194.60

Rataan 8.11

Lampiran 31. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah daun tanaman mawar umur 6 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

SK db JK KT F Hit F 5% Ket

Blok 2 111.56 55.78 4.50 3.74 *

Perlakuan 7 364.69 52.10 4.20 2.76 *

V 1 327.08 327.08 26.39 4.60 *

M 3 26.56 8.85 0.71 3.34 tn

V x M 3 11.04 3.68 0.30 3.34 tn

Galat 14 173.50 12.39

Total 23 649.76

FK : 1577.9 Ket : * = nyata ; tn = tidak nyata KK : 43%

(54)

Lampiran 32. Data pengamatan pertambahan jumlah daun tanaman mawar umur 7 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

Perlakuan Ulangan

Total Rataan

I II III

---Buah--- ----

V1M1 25.60 16.20 11.40 53.20 17.73

V1M2 26.40 18.00 6.00 50.40 16.80

V1M3 27.80 26.80 11.20 65.80 21.93

V1M4 29.80 17.40 11.00 58.20 19.40

V2M1 7.40 12.20 10.00 29.60 9.87

V2M2 6.00 8.80 4.80 19.60 6.53

V2M3 7.20 10.40 10.20 27.80 9.27

V2M4 9.60 6.20 9.00 24.80 8.27

Total 139.80 116.00 73.60 329.40

Rataan 13.73

Lampiran 33. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah daun tanaman mawar umur 7 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

SK db JK KT F Hit F 5% Ket

Blok 2 281.11 140.55 4.66 3.74 *

Perlakuan 7 724.14 103.45 3.43 2.76 *

V 1 659.40 659.40 21.85 4.60 *

M 3 46.62 15.54 0.51 3.34 tn

V x M 3 18.13 6.04 0.20 3.34 tn

Galat 14 422.49 30.18

Total 23 1427.75

FK : 4521 Ket : * = nyata ; tn = tidak nyata KK : 40%

(55)

Data Pengamatan Pertambahan Tinggi Tanaman

Lampiran 34. Data pengamatan pertambahan tinggi tanaman mawar umur 0 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

Perlakuan Ulangan

Total Rataan

I II III

---cm--- ---

V1M1 20.10 17.58 21.00 58.68 19.56

V1M2 18.18 18.98 23.48 60.64 20.21

V1M3 21.66 20.12 18.74 60.52 20.17

V1M4 16.72 19.04 20.68 56.44 18.81

V2M1 24.54 28.76 27.72 81.02 27.01

V2M2 29.06 28.02 27.48 84.56 28.19

V2M3 26.24 27.20 28.12 81.56 27.19

V2M4 27.32 26.02 23.62 76.96 25.65

Total 183.82 185.72 190.84 560.38

Rataan 23.35

Lampiran 35. Daftar sidik ragam pertambahan tinggi tanaman mawar umur 0 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

SK db JK KT F Hit F 5% Ket

Blok 2 3.30 1.65 0.45 3.74 tn

Perlakuan 7 335.00 47.86 13.07 2.76 *

V 1 321.35 321.35 87.74 4.60 *

M 3 12.50 4.17 1.14 3.34 tn

V x M 3 1.15 0.38 0.10 3.34 tn

Galat 14 51.27 3.66

Total 23 389.56

FK : 13084 Ket : * = nyata ; tn = tidak nyata KK : 8%

(56)

Lampiran 36. Data pengamatan pertambahan tinggi tanaman mawar umur 1 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

Perlakuan Ulangan

Total Rataan

I II III

---cm--- ---

V1M1 2.54 2.10 1.72 6.36 2.12

V1M2 0.98 1.52 0.94 3.44 1.15

V1M3 1.62 0.92 1.00 3.54 1.18

V1M4 1.28 1.44 1.20 3.92 1.31

V2M1 0.38 0.30 0.38 1.06 0.35

V2M2 0.34 0.18 0.26 0.78 0.26

V2M3 0.52 0.20 0.74 1.46 0.49

V2M4 0.48 0.62 0.78 1.88 0.63

Total 8.14 7.28 7.02 22.44

Rataan 0.94

Lampiran 37. Daftar sidik ragam pertambahan tinggi tanaman mawar umur 1 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

SK db JK KT F Hit F 5% Ket

Blok 2 0.09 0.04 0.61 3.74 tn

Perlakuan 7 8.21 1.17 16.53 2.76 *

V 1 6.08 6.08 85.65 4.60 *

M 3 0.94 0.31 4.40 3.34 *

V x M 3 1.20 0.40 5.61 3.34 *

Galat 14 0.99 0.07

Total 23 9.29

FK : 20.981 Ket : * = nyata ; tn = tidak nyata KK : 28%

(57)

Lampiran 38. Data pengamatan pertambahan tinggi tanaman mawar umur 2 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

Perlakuan Ulangan

Total Rataan

I II III

---cm--- ---

V1M1 2.28 3.08 0.88 6.24 2.08

V1M2 1.78 3.46 1.56 6.80 2.27

V1M3 4.86 0.80 1.46 7.12 2.37

V1M4 2.34 1.38 2.34 6.06 2.02

V2M1 2.34 2.68 4.74 9.76 3.25

V2M2 3.10 6.66 3.64 13.40 4.47

V2M3 3.98 3.16 1.72 8.86 2.95

V2M4 3.32 4.46 5.02 12.80 4.27

Total 24.00 25.68 21.36 71.04

Rataan 2.96

Lampiran 39. Daftar sidik ragam pertambahan tinggi tanaman mawar umur 2 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

SK db JK KT F Hit F 5% Ket

Blok 2 1.19 0.59 0.29 3.74 tn

Perlakuan 7 19.64 2.81 1.38 2.76 tn

V 1 14.41 14.41 7.10 4.60 *

M 3 2.24 0.75 0.37 3.34 tn

V x M 3 2.99 1.00 0.49 3.34 tn

Galat 14 28.42 2.03

Total 23 49.24

FK : 210.28 Ket : * = nyata ; tn = tidak nyata KK : 48%

(58)

Lampiran 40. Data pengamatan pertambahan tinggi tanaman mawar umur 3 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

Perlakuan Ulangan

Total Rataan

I II III

---cm--- ---

V1M1 3.02 4.78 3.04 10.84 3.61

V1M2 4.44 4.04 2.02 10.50 3.50

V1M3 3.14 3.62 2.38 9.14 3.05

V1M4 4.00 3.84 4.08 11.92 3.97

V2M1 3.62 3.10 3.68 10.40 3.47

V2M2 4.14 3.76 2.98 10.88 3.63

V2M3 3.76 4.70 1.40 9.86 3.29

V2M4 3.22 4.44 1.42 9.08 3.03

Total 29.34 32.28 21.00 82.62

Rataan 3.44

Lampiran 41. Daftar sidik ragam pertambahan tinggi tanaman mawar umur 3 MSPT pada perlakuan varietas mawar dan komposisi media tanam

SK db JK KT F Hit F 5% Ket

Blok 2 8.56 4.28 6.69 3.74 *

Perlakuan 7 2.11 0.30 0.47 2.76 tn

V 1 0.20 0.20 0.31 4.60 tn

M 3 0.62 0.21 0.32 3.34 tn

V x M 3 1.29 0.43 0.67 3.34 tn

Galat 14 8.96 0.64

Total 23 19.63

FK : 284.42 Ket : * = nyata ; tn = tidak nyata KK : 23%

Referensi

Dokumen terkait

Pada permainan tradisional Sunda terdapat manfaat yang saling berhubungan sebagai sarana stimulasi perkembangan anak menuju kehidupan dewasanya, yaitu permainan yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pembelajarandengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap kelas V SDN

Uji path analysis menunjukkan variabel teistis, etis, realistis, humanistis, yang dipengaruhi kualitas pelayanan ada pengaruh mediasi terhadap kepuasan nasabah di

Hasil dari penelitian ini bahwa Pined Wearhouse Perigee merupakan sebuah toko yang memiliki konsep yang ingin tampil beda dengan toko pakaian lain di kota Solo

Setelah dilakukan penelitian melalui strategi DMAIC, maka terdapat dua vital faktor penyebab produk cacat sebagai indikator kualitas produk berkurang. Untuk itu

ini dapat dilihat dari setiap tahunya pelanggan kami selalu mengalami peningkatan, sedangkan dampak negatifnya biaya dan tenaga yang kita butuhkan sangat banyak dan menguras waktu

Melalui otonomi pendidikan akan terbangun sistem pendidikan yang kokoh di daerah; demokratisasi pendidikan berjalan dengan partisipasi nyata dan luas dari masyarakat,

Berdasarkan pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pendeteksi beban berlebih pada tas ransel berbasis Arduino Uno dengan