• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Hakikat Tenis Meja

Tenis meja merupakan suatu permaian yang diawali dengan servis dan dibatasi oleh net, serta penentu kemenangan dilihat dari jumlah Point atau angkan.

Tenis meja juga merupakan suatu permainan yang tidak dibatasi oleh waktu, pada permainan tenis meja sering kali identik dengan namanya teknik dasar, misalnya servis, smash, block. Smash merupakan pukulan yang mematikan lawan dimana pukulan ini merupakan pukulan keras untuk menghasilkan angka atau point.

Selain itu juga dengan Hartomo & Widyastuti (2010: 14) Menambahkan Perlengkapan dalam permainan tenis meja adalah : Meja, Net, Alat pemukul dan Bola.

a) Meja yang digunakan pada pertandingan Nasional/Internasional adalah Panjang 2,74 Meter, Lebar 1,525 Meter dan tinggi Meja 76 Cm dan tebal garis 2 Cm.

b) Net, ditengah meja dipasang Net atau jaring yang panjangnya 183 Cm dan tingginya dari permukaan meja 15,25 Cm. Dan lebar pita 15 Milimeter.

c) Bet : bet terbuat dari kaki yang kaku permukaan bet dilapisi dengan keret yang berbintik dengan tebal tidak lebih dari 2 Milimeter. Kedua permukaan bet harus berlarian warna karet. Permukaan karet harus berwarna tua dan pudar tidak boleh menyilaukan mata atau mengkilap.

(2)

d) Bola : Bola dibuat dari seluloid yang berwarna putih atau kuning tidak mengkilap, berdiameter dengan berat 2,40 Gram-2,53 Gram. Bola tenis jika dipantulkan dari atas permukaan meja yang tingginya 30,5 Cm dapat memantulkan kembali dengan tinggi 20 Cm dan tidak lebih dari 23 cm.

Menurut Wishati dan Santosa (2010: 28) Dalam permainan tenis meja ada beberapa Teknik dasar yaitu, Teknik memegang bet, Servis, Dan jenis Pukulan.

Dari ketiga teknik tersebut dapat dijelaskan penjelasnya dibawah ini

a) Teknik memegang Bet : Teknik memegang bet pada permainan tenis meja dilakukan dalam dua macam, yaitu : shake-hand grip dan penholder grip.

b) Servis : pada permainan tenis meja memerlukan servis, pukulan servis merupakan serangan pertama kali dalam permainan tenis meja dapat dilakukan dengan secara forehand dan backhand.

c) Jenis Pukulan : Jenis pukulan dalam permainan tenis meja adalah :

a. Jenis pukulan putaran samping (slide spin) jenis pukulan ini dilakukan dengan cara pemain berdiri melangkah dan kedua lutut direndahkan rileks. Gerakan pukulan dilakukan kearah depan, bet miring kedepan, dan pukulannya menggesek.

b. Jenis pukulan Forehand Block sikap beridir sebelah kaki kedua bahu kaki kiri kedepan dan kedua kaki rileks, sikut tangan yang memegang bet agak ditekan kedepan. Sikut hingga pegangan bersikap statis, dan lakukan sedikit kearah depan.

c. Jenis pukulan backhand Block jenis pukulan ini dilakukan dari sikap berdiri, kedua kaki dibuka selebar bahu dan, dan kedua lutut

(3)

direndahkan rileks. Tangan yang memegang bet membentuk sudut 900 antara lengan dan bawah. Pegang bet statis kemudian sedikit digerakan kedepan. Pukulan ditahan setelah bola memantul.

Setelah melihat beberapa teknik dan pukulan dasar pada permainan tenis meja maka dapat disimpuklan bahwa tenis meja itu adalah olahraga yang memerlukan teknik dasar yang baik

Sutrisno dan Khafadi (2010: 21) Mengemukakan bahwa permaianan tenis meja mula-mula hanya dikenal sebagai pengisi waktu senggang, sebagai hiburan atau rekreasi saja. Kita mengenal permainan ini dengan nama “Ping-pong” yaitu berasal dari tiruan suara yang ditumbulkan oleh sentuhan bola dengan meja ataupun dengan bet yang lembut, kemudian namanya diubah menjad table tenis atau kita menyebutnya tenis meja. Dalam permaian tenis meja ada beberapa macam dan teknik dasar yang diperagakan yaitu : Servis, Smash dan Block.

Sedangkan menurut Mashar & Dwinarhayu (2010: 24) Tenis meja adalah permainan bola kecil yang menggunakan meja sebagai lapangannya. Selain meja, perlengkapan yang dibutuhkan adalah bola dan pemukul bola (bet). Di masyarakat, tenis meja lebih dikenal dengan namanya ping-pong. Tenis meja dimainkan oleh dua atau empat pemain.

Melihat dari pendapat diatas maka Hartomo & Widyastuti (2010: 13) Mengatakan bahwa tenis meja salah satu cabang olahraga yang cukup digemari didunia. Olahraga tenis meja ini biasanya dimainkan dalam ruangan “indoor”.

Tenis meja ini dapat dimainkan oleh dua orang regu untuk tunggal dan dua pasangan untuk ganda. olahraga tenis meja ini berasal dari Eropa dimulai

(4)

dipolulerkan di Inggris pada pertengaha abad ke-19. Ketika itu permainan tenis meja dikenal sebagai permainan dengan namanya Ping-pong, termasuk hiburan setelah makan malam.

Setelah melihat beberapa teknik dan pukulan dasar pada permainan tenis meja maka dapat disimpuklan bahwa tenis meja itu adalah olahraga yang memerlukan teknik dasar yang baik

Sutrisno dan Khafadi (2010: 21) Mengemukakan bahwa permaianan tenis meja mula-mula hanya dikenal sebagai pengisi waktu senggang, sebagai hiburan atau rekreasi saja. Kita mengenal permainan ini dengan nama “Ping-pong” yaitu berasal dari tiruan suara yang ditumbulkan oleh sentuhan bola dengan meja ataupun dengan bet yang lembut, kemudian namanya diubah menjad table tenis atau kita menyebutnya tenis meja. Dalam permaian tenis meja ada beberapa macam dan teknik dasar yang diperagakan yaitu : Servis, Smash dan Block.

Terlepas dari kajian diatas Wisahati & Santosa (2010: 28) menambahkan bahwa tenis meja merupakan cabang olahraga yang dilakukan dalam gedung Indoor yang dilakukan secara tunggal dan ganda. Permainan ini dilakukan diatas meja dengan ukuran yang telah ditentukan dengan cara menyebrangkan bola kejaring dan jatuh dilapangan lawan. Permainan tenis meja diawali dengan pukulan servis dalam setiap pemain melakukan dua kali berturut-turut.

Permainan ini dibatasi dengan game, setiap setnya terdiri dari 11 point dengan system relly point dimana pemain yang mendapatkan nilai 11 lebih dulu dinyatakan sebagai pemenang. Bila kedua pemain sama-sama mendapat nilai 10-

(5)

10 maka untuk menyelesaikan ditambah dengan nilai selisi 2 dan servis dilakukan bergantian yang disebut dengan deuce.

Tenis meja pertama kali dipopulerkan oleh bangsa inggris pada pertengahan abad ke-19, pada 15 januari 1926 atas prakasa Dr. George Lehman dari jerman berdiri organisasi tenis meja tingkat dunia dengan nama International Table Federation.

Permainan tenis meja dilakukan secara single dan double yang dimainkan diatas meja dengan ukuran yang ditentukan. Dalam permainan tenis meja, pemain dinyatakan menang 1 set bila salah satu pemain mendapatkan angka 11 dengan system relly point.

a) Teknik memegang bet

Teknik memegang bet pada tenis meja atau grip terdiri atas dua macam, yaitu : Shake-hand dan penholder grip.

b) Servis

Servis merupakan serangan pertama kali dalam tenis meja dan servis dalam tenis meja dapat dilakukan secara forehand dan backhand.

Cara melakukan servis :

1) Berdiri dengan sikap melangkah, menghadap ke meja bet diletakan disamping badan.

2) Bola diletakan ditelapak tangan dalam keadaan terbuka didepan dada.

3) Tarik bet kebelakang, lambungkan bola keatas

(6)

4) Ketika bola turun, pukul dengan bet dengan cara mengayunkan bet kearah bola

5) Diharapkan bola memantul pada meja sendiri baru melewati jarring memantul kedareah lawan.

6) Gerakan tangan mengikuti arah bola dan padangan kearah bola.

Terlepas dari kajian diatas Maka Solihin & Hadziq (2010: 75) menambahakn bahwa perlengkapan tenis meja sebagai berikut :

Gambar 1 Meja Tenis

(Sholihin & Hadziq, 2010: 75) a) Meja :

Meja yang digunakan untuk permainan tenis meja harus berbentuk persegi panjang dengan ukuran sebagai berikut :

1) Panjang Meja : 2,74 M 2) Lebar Meja : 1,525 M 3) Tebal garis tiap sisi : 2 Cm 4) Tinggi meja dari lantai : 76 Cm

Penggunaan meja bagi pemain tunggal tidak menggunakan garis tengah.

Sedangkan bagi ganda menggunakan garis tengah.

(7)

b) Net dan Tiang

1) Panjang net : 182 Cm 2) Tinggi net : 15,25 Cm

3) Jarak tiang dengan meja : 15,25 Cm c) Reket/Bet

Reket atau bat tidak memiliki ukuran dan berat yang baku. Hanya saja permukaan harus berwarna gelap dan pudar tujuannya adalah agar wanranya tidak menyilaukan. Bagian reket yang berbentuk bulat harus terbuat dari kayu yang rata. Apa bila dilapisi oleh karet, yaitu lapisan karet busa, tebalnya tidak lebih dari 4 Mm.

Selain dari pendapat diatas Sarjiyanto & Sujarwadi (2010: 19) menambahkan bahwa tenis meja olahraga yang dimainkan dengan menggunakan bet yang dilapisi karet untuk memukul bola agar melewati net yang dibentangkan diatas meja. Tenis meja dikenal pula dengan istilah ping – pong. Dalam permainan ini terdapat bebrapa teknik pukulan dasar (stroke) yang harus dikuasai, teknik pukulan tersebut antara lain : servis, spin, block, drive, chop, dropshot, chopped smash, flat hit, looped drive, dan flick.

a) Pukulan servis :

Pukulan servis merupakan pukulan pertama yang mengawali permainan.

Pukulan servis sangat menentukan dalam perolehan nilai. Ada dua teknik dasar dalam melalukan servis, yaitu servis forehand dan backhand.

1) Servis forehand

(8)

Pukulan servis forehand dilakukan dengan cara telapak tangan menghadao kedepan. Sikap kaki kiri melangkah ke depan. Badan agak condong ke depan, bet dotempatkan disamping depan badan.

Bola diletakan ditelapak tangan di atas dada, kemudian dipukul kearah meja hingga memantul dan melampaui net.

2) Servis Bakchand

Dilakukan dengan cara telapak tangan menghadap kebelakang, caranya dengan sikap melangkah menyamping, kaki kanan di depan, badan agak condong kedepan, bet ditempelkan disamping depan badan. Bola diletakkan di telapak tangan depan dada, kemudian dilambungkan lalu dipukul kearah meja memantul dan melampaui net.

b) Pukulan Spin

Berdasarkan hasil pukulan yang berupa bola berputar, jenis pukulan dalam tenis meja dibedakan atas sebagai berikut :

1) Pukulan Top Spin

Pukulan ini menghasilkan putaran bola kedepan. Pukulan ini dilakukan dengan cara mengayunkan bet ke atas dengan kuat sehingga mengenai bola.

2) Pukulan Backspin

Pukulan ini menghasilkan putaran bola kebelakang, pukulan backspin ini dilakukan dengan cara mengayunkan bet kebawah dengan kuat mengenai bola.

(9)

3) Pukulan Kosong

Pukulan ini menghasilkan bola bergerak tanpa berputar pukulan ini dilakukan dengan cara mengayunkan bet lurus ke depan sehingga arah bola lurus kea rah meja lawan.

2.1.2 Hakikat Pukulan Smash

Smash adalah suatu pukula keras yang dilakukan oleh seseorang dalam permainan tenis meja berguna untuk mematikan serangan lawan dimana pukulan smash ini adalah suatu pukulan keras yang sulit dibendung oleh lawan oleh karena itu smash sering disebut pukulan keras. Menurut Sarjono & Sumarjo (2010: 27) bahwa Pukulan yang digunakan untuk menyerang lawan. Cara melakukannya dengan cara menggerakkan ayunan tangan dengan cepat, mendadak dan menghasilkan pukulan yang keras serta menerjunkan bola secara curam atau tajam.

Selain itu juga Chandra & Sanusi (2010: 59) menambahkan bahwa pukulan smash merupakan pukulan bola yang dilakukan secara keras dan tajam.

Namun terlepas dari kajian di atas dapat dilihat bahwa pukulan smash merupakan pukulan penyerangan yang keras dan dilakukan dengan cara menggerakan ayunan tangan dengan cepat dan dilakukan secara keras dan tajam.

Hal ini dapat dikatakan juga oleh Hidayat, Bumi & Alamsyah (2010: 19) bahwa smash atau pola penyerangan Taktik penyerangan diperlukan untuk memenangkan pertandingan. Serangan yang cepat dan keras dapat mematahkan lawan, namun hal ini ditunjang dengan teknik dasar yang baik. Dalam suatu

(10)

pertandingan, pemain harus dapat mengambil inisiatif dalam permainan, maka penguasaan teknik dan pola penyerangan menjadi hal yang wajib dikuasai oleh pemain. Membuka smash atau pola serangan haruslah melihat datangnya bola.

Dekat jauhnya bola dari net harus diperhatikan, kemudian pemain dapat menentukan serangan.

Bola yang jatuh dekat net harus dapat dijangkau dengan serangan dekat net. Tetapi bola yang jatuh di luar jangkauan serangan haruslah mengejar atau mendekati net dahulu, kemudian lakukan serangan jarak jauh. Keuntungan serangan jarak jauh ialah pemain mempunyai waktu untuk bersiap dan lebih mudah untuk mengontrol bola. Serangan jarak jauh dapat digunakan untuk menghadapi cut defensive jarak pendek atau melakukan counter attack. Berikut ini adalah cara melakukan smash atau pola serangan dengan menggunakan tenik dasar :

Gambar 2

Hidayat, Bumi & Alamsyah (2010: 19)

a) Forehand Drive

Cara melakukannya sebagai berikut :

(11)

1) Kaki kiri di depan, badan menyerong ke kanan 450, lutut di bengkokan.

2) Bet di samping badan dengan posisi agak kebelakang, kepala bet menghadap tanah dengfan lengan kebawah.

3) Pada saat bola menuju arah pemain, lengan diayunkan kedepan dengan menggesekan dibagian belakang bola untuk bola kosong dan bagian bawah untuk bola isi.

4) Pergelangan tangan ikut membantu menggesek bola keatas, sehingga bet berhenti di samping kiri atas kepala.

b) Backhand drive

Berikut ini adalah gambar Backhand drive

Gambar 3

Hidayat, Bumi & Alamsyah (2010: 20) Cara melakukannya sebagai berikut :

1) Kaki kanan di depan, badan menyerong ke kiri dengan lutut di bengkokan.

(12)

2) Bet ditarik kesamping badan dengan dekat pinggang sebelah kiri hingga lengan atas menempel di dada, kepala bet agak menghadap tanah.

3) Posisi tersebut dilakukan pada saat bola lawan menuju kea rah pemain

c). Smash bola melambung

Dibawah ini adalah gambar dari cara melakukan smash melambung

Gambar 4

Hidayat, Bumi & Alamsyah (2010: 21) cara melakukannya :

1) Kaki kiri didepan, badan agak miring ke kanan berat badan bertumpuk pada kaki kanan.

2) Lengan ditarik miring kebelakang dan pinggang miring ke kanan belakang.

3) Setelah bola mental dengan titik teratas, lengan mulai diayunkan dari bawa keatas memukul dan menekan bola kebawah.

Selain itu juga Alexander & Honish (2009: 13) Smash, di sisi lain, adalah tembakan tercepat di tenis meja dan hampir tidak mungkin untuk kembali, mencapai kecepatan sekitar 60 mph sampai 100 mph (USATT, 2004).

Selanjutnya Kamal (2010: 90) Smash adalah pukulan menyerang tertinggi.

Tingkat efisiensinya 4.25 , dibanding pukulan berputar dengan tingkatan 2,57.

(13)

Tingkat efisiensi pukulan smash yang tinggi dapat disebut juga waktu melayang singkat bola yang dipukul dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat yang berlawanan. Sedangkan pukulan lain membentuk tingkat yang lebih rendah dan mengambil waktu melayang lebih lama. Pukulan smash dilakukan dengan kekuatan tinggi yang dikonfirmasi di banyak penelitian ( 10:283 ) ( 3:115 ).

2.1.2 Metode Discovery

( Hanafiah & Suhana, 2012: 77 – 79 ) Metode Discovery atau inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud perubahan prilaku selain itu ada beberapa Fungsi metode discovery dan inquiry :

1) Fungsi metode discovery

a) Membangun komitmen (Commitmen bulding) dilakalangan peserta didik untuk belajar, yang diwujudkan dengan keterlibatan, kesungguhan dan loyalitas terhadap mecari dan menemukan sesuatu dalam proses pembelajaran.

b) Membangun sikap aktif dan kreatif, inofatif dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.

c) Membangun sikap percaya diri (self confidence) dan terbuka (Oppens) terhadap hasil temuannya.

2) Langkah – langkah metode discovery.

(14)

a) Mengidentifikasi kebutuhan siswa

b) Seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari

c) Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari

d) Menentukan peran yang akan dilakukan masing – masing peseta didik

e) Mengecek pemahaman peserta didik terhadap masalah yang akan diselidiki.

f) Mempersiapkan setting kelas.

g) Mempersiapkan fasilitas yang diperlukan

h) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan penyelidikan dan penemuan

i) Menganalisis sendiri atas data temuan

j) Merangsang terjadinya dialog interaktif antara peserta didik

k) Memberik penguatan kepada peserta didik untuk giat dalam melakukan penemuan

l) Memfasilitasi peserta didik dalam merumuskan prinsip – prinsip generalisasi dan hasil temuan.

3) Keunggulan dan kelemahan metode Discovery i. Keunggulan metode discovery

(15)

a) Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif.

b) Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam fikiranya.

c) Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi.

d) Memerikan peluang untuk mengembangkan dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing – masing.

e) Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran guru sangat terbatas.

ii. Kelemahan metode discovery

a) Siswa harus memiliki keseiapan dan kematangan mental, siswa harus berani dan berkeinginan, untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

b) Keadaan kelas di kita kenyataan dan kematangan mental, siswa harus berani dan berkeingan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

c) Guru dan siswa sudah sangat terbiasa dengan PBM gaya lama maka metode discovery dan inkuri ini akan mengecewakan.

d) Ada kritik, bahwa proses dalam pengertian saja, kurang memerhatikan perkembangan dan keterampilan bagi siswa.

(16)

Selain itu juga Nata ( 2009: 195) Bahwa metode discovery dan ikuiry adalah metode penemuan cara penyajian pelajaran yang banyak melibatkan siswa dalam proses – proses mental dalam rangka menemukan sesuatu yang diperlukan untuk pengembangan, penyempurnaan dan perbaikan konsep. Temuan tersebut dapat berupa penemuan terhadap inti sel, kecepatan panas, engeri, zat, reaksi, masyarakat, demonkrasi, tragedi, dan sebagainya.

Untuk melaksanakan metode penemuan ini diperlukan langkah persiapan, antara lain penemuan masalah yang akan ditemukan, peralatan yang diperlukan, laboratorium, bahan – bahan habis pakai, petugas pendamping, instruktur, dan lain sebagainya.

Kelebihan metode penemuan ini hampir sama dengan metode diskusi, simulasi, dan lain sebagaimana tersebut di atas. Namum metode ini juga dapat memberikan kepuasan dan kebanggan bagi guru dan para peserta didik, karena telah menemukan sesuatu yang telah disumbangkan bagi kepentingan masyarakat, dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Selain itu Illahi (2012: 29-30) mengatakan bahwa apabila ditinjau dari katanya bahwa discover berarti menemukan sedangkan discovery adalah penemuan dalam kaintannya dengan pendidikan, Oemar hamalik menyatakan bahwa discovery adalah proses pembelajaran yang menitik beratkan pada mental intelektual pada anak didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga menemukan suatu konsep atau generaliasi yang dapat diterapkan dilapangan dengan kata lain kemampuan intelektual factor yang menentukan terhadap keberhasilan mereka dalam menyelesaikan setiap tantangan

(17)

yang dihadapi, termasuk persoalan belajar yang membuat mereka sering kehilangan semangat dan gairah ketika mengikuti kegiatan pembelajaran.

Strategi pembelajaran yang pertama kali dikembangan oleh Buner ini menitik beratkan pada anak didik dalam menemukan suatu proses inquiry (peneltian) secara tersruktur dan terorganisir dengan baik.

Jika ternyata ditemukan kesulitan dalam proses pembelajaran guru memberikan arahan atau bimbingan guna memecahkan persoalan yang dihadapi para anak didik, dalam kontes ini menemukan, mengenal, menghayati, sesuatu yang belum pernah diketahui sebelumnya agar dapat dijadikan melainkan juga menyangkut kemampuan dalam memecahkan suatu masalah persoalan dengan pemikiran yang secara cermat dan sistematis.

Hal tersebut menjadi persoalan substansi dari penerapan discovery, yang merupakan salah satu strategi pembelajaran dengan menekan pada hal-hal yang bersifatr praktis. Itulah sebabnya seorang guru harus memberikan motivasi dan rangasangan kepada anak didiknya untuk bisa memecahkan suatu persoalan yang dianggap rumit.

Pada perkembangan selanjutnya, para anak didik diminta untuk mengambil kesimpulan dari suatu persoalan yang telah dibahas sebagai bahan pengkajian, analisis dan prosedur penelitian. Dengan jalan ini, mereka akan termotivasi untuk berfikir solutif, inovatif, dan praktis. Sehingga pada akhirnya mereka mampu mengambil kesimpulan dan jawaban yang benar-benar valid mengenai suatu persoalan yang sedang diujikan.

(18)

Discovery merupakan salah satu metode yang memungkinkan para anak didik terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga mampu menggunakan proses mentalnya untuk menemukan suatu konsep atau teori yang sedang dipelajari. Dengan kata lain landasan pemikiran yang mendasari pendekatan belajar-mengajar yang bisa lebih muda dihafal daan diingat. Serta mudah ditrasformasikan dalam menghadapi kompleksitas kehidupan yang sangat pelik. Apa lagi dihadapkan pada potret buram pendidikan kita yang kian hari mengalami kebimbangan dalam menelisik persoalan utama pendidikan kita.

Selain dari pandangan dari Illahi diatas maka Hartono (2013: 61) menambahkan bahwa strategi pembelajaran inquiry adalah strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa, inquiry adalah strategi pemebalajaran yang merangsang, dan mengajarkan siswa untuk berfikir kritis, analitis dan sistematis dalam menemukan jawaban secara mandiri dari jawaban yang diutarakan.

Strategi ini merupakan suatu strategi yang menuntut keterlibatan aktif para siswa untuk menyelidiki dan mencari dari proses berfikir aktif, siswa mempunyai keleluasaan dan kebebasan untuk mengeksplorasi seluruh kemampuaanya tanpa harus terbebani. Aktifitas siswa diarahkan menemukan jawaban suatu pertanyaan yang diberikan oleh guru. Guru hanya berperan sebagai faslitator yang mengantarkan pada permasalah melalui pertanyaan.

Reostiyah (2012: 20-21) Bahwa discovery teknik penemuan dari discovery. Menurut Sund Discovery adalah proses mental dimana siswa mampun mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses tersebut antaralain : mengamati, mencerna, mengerti dan menggolong-golongkan,

(19)

membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya.

Sedangkan yang dimaksud dengan prisinp antara lain adalah logam apabila dipanaskan akan mengembang dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi.

Penggunaan teknik discovery ini guru berusaha meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar. Maka teknik ini memiliki keunggulan sebgai berikut :

a) Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan memperbanyak persiapan serta penguasaan keterampilan dan proses kognitif/pengenalan siswa.

b) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa tersebut.

c) Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa.

d) Teknik ini mampu bemberikan kesempatan kepada siswa berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing- masing.

e) Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.

f) Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan diri sendiri.

(20)

g) Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai teman belajar saja: membantu bila diperlukan.

Walaupun demikian baik dari teknik init toh masih ada pula kelemahan yang perlu diperhatikan :

a) Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

b) Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil c) Bagi guru dan siswa sudah biasa dengan perencanaan dan

pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan penemuan.

d) Dengan teknik ini ada berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap keterampilan pada siswa.

e) Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan pemikiran secara kreatif.

2.2 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka teoritis diatas dan pendapat di atas maka dapat dianjurkan hipotesis dalam penelitian ini adalah “Jika guru menggunakan metode discovery, maka keterampilan siswa dalam melakukan pukulan smash pada permainan tenis meja di kelas VII Smp 1 Tapa akan meningkat”

(21)

2.3 Kajian Penelitian Relevan

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dimana dalam penelitian ini jumlah siswa ada 20 orang dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda, terlepas dari kajian diatas ada beberapa juga penelitian yang meneliti tentang tenis meja dan yang meneliti tentang penggunaan metode discovery.

1) Pengaruh metode pembelajaran discovery terhadap kemampuan passing atas permainan bola voli pada siswa kelas X SMK Negeri 4 Gorontalo yang diteliti oleh “Muhamad Nuryasin Lauma” dengan mengunakan uji t dengan taraf signifikan 0.005 dan dk= n-1. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa t hitung sebesar 21.5 sedangkan dari daftar distribusi pada t(0,95) (19) diperoleh nilai sebesar 2.09.

Ternyata harga t hitung lebih besar dari t daftar. Maka hipotesis tersebut diterima.

2) Meningkatkan kemampuan dasar pukulan Forehand top spin dalam permainan tenis meja melalui metode berpasangan pada siswa kelas VIII MTs Negeri model Limboto yang diteliti oleh Djufri Puluhulawa. Dengan kemampuan pada data awal yaitu 50%, kemudian setelah diberikan tindakan pada siklus I menjadi 66%, kamudian masuk pada siklus II setelah diberikan tindakan kemudian dievaluasi meningkat menjadi 85%.

3) Pengaruh Latihan Fleksibilitas terhadap kemampuan pukulan smash forehand pada siswa putra kelas VIII SMP N 2 Gorontalo, yang diteliti oleh “Abdurahman Wumu” dengan uji t 5,75 kemudian t

(22)

table 2,09, maka dilihat t Hitung lebih besar dari t table. Maka hipotesis tersebut diterima.

2.4 Indikator Kerja

Indikator kerja dalam penelitian tindakan kelas ini, jika rata-rata keterampilan siswa kelas VIII SMP 1 Tapa, dalam melakukan pukulan smash pada permainan tenis meja sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75.

Gambar

Gambar 1  Meja Tenis

Referensi

Dokumen terkait

S “Wektune bebas kok mbak, biasane sing ngatur cah-cah, nek onok sing duwe duit po duwe acara ulang taun ngono ya, opo ono sing dadian ngombe, setu-setu no mesti nek

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai indeks glikemik nasi ubi jalar orange dengan komposisi perbandingan lain sebagai campuran dalam pembuatan nasi ubi

Lingkungan yang tidak sehat (lingkungan kumuh) merupakan permasalahan rendahnya kulitas kesehatan penduduk Indonesia .Usaha untuk mengatasi permasalahan tersebut

Pola pembaruan yang sudah keluar dari imam mazhab, contohnya yaitu poligami dilarang di Mesir dan Tunisia padahal dalam al-Quran tidak dilarang. Pola ini memiliki

Perkembangan dan kemajuan pendidikan tinggi, khususnya perguruan tinggi LPTK yang mengelola program studi bidang kependidikan (tenaga pendidik) terletak pada

PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 Disajikan dalam jutaan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang sudah dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen di KSU LEPP M3 “MINO LESTARI” Kabupaten