• Tidak ada hasil yang ditemukan

GUBERNUR ACEH MW\DATAWAHED\2014\PER.GUB.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GUBERNUR ACEH MW\DATAWAHED\2014\PER.GUB."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MW\DATAWAHED\2014\PER.GUB.

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 16 TAHUN 2014

TENTANG

PAGU DEFINITIF TAMBAHAN DANA BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI DAN DANA OTONOMI KHUSUS TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 5 ayat (2), Pasal 11 ayat (6), Pasal 7 ayat (1) dan Pasal 12 ayat (2) Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengalokasian Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus dan Pasal 9 ayat (1) Pergub Nomor 79 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan TDBH Migas dan Dana Otonomi Khusus, perlu mengatur dan menetapkan Pagu Definitif Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Dana Otonomi Khusus Tahun 2014;

b. bahwa berdasarkan surat Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Nomor 900/308 tanggal 21 Februari 2014, Pimpinan DPRA telah memberikan persetujuan terhadap Pagu Indikatif Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Dana Otonomi Khusus Tahun Anggaran 2015;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Aceh tentang Pagu Definitif Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Dana Otonomi Khusus Tahun 2014;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 1103);

2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3893);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang- .../2

(2)

MW\DATAWAHED\2014\PER.GUB.

125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

9. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);

10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

12. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 195/PMK.07/2013 tanggal 17 Desember 2013 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Otonomi Khusus Provinsi Aceh Tahun Anggaran 2014;

15. Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Aceh (Lembaran Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008 Nomor 10, Tambahan Lembaran daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 11);

16. Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2012 tentang Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang Aceh 2012-2032 (Lembaran Aceh 2013 Nomor 9, Tambahan Lembaran Aceh Nomor 46);

17. Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengalokasian Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus (Lembaran Aceh Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Aceh Nomor 12) sebagaimana telah diubah dengan Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Qanun aceh Nomor 2 tahun 2008 tentang Tata Cara Pengalokasian Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus (Lembaran Aceh Tahun 2013 Nomor 2, Tambahan Lembaran Aceh Nomor 48);

18. Qanun Aceh Nomor 12 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh Tahun 2012-2017 (Lembaran Aceh Tahun 2013 Nomor 12, Tambahan Lembaran Aceh Nomor 56);

19. Qanun Aceh Nomor 13 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Aceh Tahun 2013 Nomor 13);

20. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 79 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Tambahan Dana Bagi Hasil dan Gas Bumi dan Dana Otonomi Khusus (Berita Daerah Aceh Tahun 2013 Nomor 71);

MEMTUSKAN : ..../3

(3)

MW\DATAWAHED\2014\PER.GUB.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PAGU DEFINITIF TAMBAHAN DANA BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI DAN DANA OTONOMI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2014.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :

1. Aceh adalah daerah provinsi yang merupakan kesatuan masyarakat hukum yang bersifat istimewa dan diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dipimpin oleh seorang Gubernur.

2. Kabupaten/Kota adalah bagian dari daerah provinsi sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum yang diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dipimpin oleh seorang Bupati/Walikota.

3. Pemerintah Aceh adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Aceh yang terdiri atas Gubernur dan perangkat daerah Aceh.

4. Gubernur adalah Kepala Pemerintah Aceh yang dipilih melalui suatu proses demokratis yang dilakukan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

5. Pemerintah Kabupaten/Kota adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang terdiri atas Bupati/

Walikota dan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota.

6. Bupati/Walikota adalah kepala pemerintah kabupaten/kota yang dipilih melalui suatu proses demokratis yang dilakukan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

7. Dewan Perwakilan Rakyat Aceh yang selanjutnya disingkat DPRA adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Aceh yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.

8. Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi selanjutnya disebut TDBH Migas adalah dana yang bersumber dari penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang menjadi bagian penerimaan Pemerintah Aceh.

9. Dana Otonomi Khusus selanjutnya disebut Dana Otsus adalah dana yang bersumber dari penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang menjadi bagian penerimaan Pemerintah Aceh.

10. Pagu Indikatif adalah perkiraan alokasi anggaran dalam APBA Tahun anggaran 2014 yang menetapkan besaran anggaran TDBH Migas dan Dana Otsus alokasi Pemerintah Aceh dan Kabupaten/

Kota yang ditetapkan oleh Gubernur pada Tahun Anggaran 2013.

11. Pagu Definitif adalah alokasi tetap TDBH Migas dan Dana Otsus alokasi Pemerintah Aceh dan Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2014.

BAB II ..../4

(4)

MW\DATAWAHED\2014\PER.GUB.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

(1) Peraturan Gubernur ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam penetapan Pagu Definitif alokasi anggaran TDBH Migas dan Dana Otsus Tahun Anggaran 2014.

(2) Tujuan dari Peraturan Gubernur ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengalokasian anggaran untuk program/kegiatan pembangunan yang didanai TDBH Migas dan Dana Otsus Tahun Anggaran 2014.

BAB III

TATA CARA PENGALOKASIAN DAN PAGU DEFINITIF Bagian Kesatu

TDBH Migas Pasal 3

(1) Paling sedikit 30% (tiga puluh persen) TDBH Migas, dialokasikan untuk membiayai program dan kegiatan pembangunan pendidikan di Aceh.

(2) Paling banyak 70% (tujuh puluh persen) TDBH Migas, dialokasikan untuk membiayai program dan kegiatan pembangunan lainnya.

Pasal 4

(1) Pengalokasian Anggaran untuk membiayai program dan kegiatan pembangunan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dilakukan dengan perimbangan sebagai berikut : a. 25% (dua puluh lima persen) dialokasikan untuk

Kabupaten/Kota penghasil;

b. 35% (tiga puluh lima persen) dialokasikan untuk Kabupaten/Kota non penghasil, yang dilakukan berdasarkan alokasi dasar (foundation grants) dan alokasi formula (formula based grants),dengan perincian :

1. 50% (lima puluh persen) dialokasikan dengan porsi yang sama besar;

2. 50% (lima puluh persen) lainnya dibagi dengan mempertimbangkan indikator seperti jumlah penduduk, luas wilayah, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indikator lainnya yang relevan.

c. 40% (empat puluh persen) dialokasikan untuk program dan kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Aceh.

Bagian Kedua Dana Otsus

Pasal 5

(1) Pengalokasian Dana Otsus pagu Definitif Tahun Anggaran 2014, dilakukan sebagai berikut:

a. 60% (enam puluh persen) dialokasikan untuk program dan kegiatan pembangunan yang menjadi kewenangan Pemerintah Aceh, selain itu juga dialokasikan paling banyak 1% (satu per seratus) untuk pembangunan ibukota Aceh;

b. 40% .../5

(5)

MW\DATAWAHED\2014\PER.GUB.

b. 40% (empat puluh persen) dialokasikan untuk program dan kegiatan pembangunan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota, yang dilakukan berdasarkan alokasi dasar (foundation grants) dan alokasi formula (formula based grants), dengan perincian :

1. 30% (tiga puluh persen) dialokasikan dengan porsi yang sama besar;

2. 70% (tujuh puluh persen) lainnya dibagi dengan mempertimbangkan indikator:

a) jumlah penduduk, 30% (tiga puluh persen);

b) luas wilayah, 30% (tiga puluh persen);

c) Indeks Pembangunan Manusia (IPM), 30% (tiga puluh persen);dan

d) Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK), 10% (sepuluh persen).

c. 40% (empat puluh persen) selisih pagu indikatif dan definitif tahun anggaran 2013 dialokasikan untuk program dan kegiatan pembangunan yang menjadi kewenangan Pemerintah Aceh; dan

d. 60% (enam puluh persen) selisih pagu indikatif dan definitif tahun anggaran 2013 dialokasikan untuk program dan kegiatan pembangunan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota, yang dilakukan berdasarkan alokasi dasar (foundation grants) dan alokasi formula (formula based grants), dengan perincian :

3. 30% (tiga puluh persen) dialokasikan dengan porsi yang sama besar;

4. 70% (tujuh puluh persen) lainnya dibagi dengan mempertimbangkan indikator :

a) jumlah penduduk, 30% (tiga puluh persen);

b) luas wilayah, 30% (tiga puluh persen);

c) Indeks Pembangunan Manusia (IPM), 30% (tiga puluh persen);dan

d) Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK), 10% (sepuluh persen).

Bagian Ketiga Pagu Definitif

Pasal 6

Berdasarkan perhitungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 5, ditetapkan pengalokasian Pagu Definitif TDBH Migas dan Dana Otsus Tahun Anggaran 2014 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

Pasal 7

(1) Dalam penetapan Pagu Definitif Dana Otsus Tahun Anggaran 2014 untuk alokasi Kabupaten/Kota terdapat selisih dengan Pagu Indikatif Tahun Anggaran 2014.

(2) Hasil formulasi selisih antara Pagu Definitif dan Indikatif Tahun 2014 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan dialokasi kembali pada tahun anggaran 2015.

Pasal 8 .../6

(6)

MW\DATAWAHED\2014\PER.GUB.

Pasal 8

Pemerintah Aceh melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan yang didanai melalui TDBH Migas dan Dana Otsus sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 9

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Aceh.

Ditetapkan di Banda Aceh

pada tanggal, 30 April 2014 30 Jumadil Akhir 1435

Diundangkan di Banda Aceh

pada tanggal, 30 April 2014 30 Jumadil Akhir 1435 SEKRETARIS DAERAH ACEH

DERMAWAN

BERITA DAERAH ACEH TAHUN 2014 NOMOR 11

GUBERNUR ACEH,

ZAINI ABDULLAH

(7)

MW\DATAWAHED\2014\PER.GUB.

TENTANG PAGU DEFINITIF TAMBAHAN DANA BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI DAN DANA OTONOMI KHUSUS TAHUN 2014.--- PAGU DEFINITIF PENGALOKASIAN TAMBAHAN DANA BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI DAN

OTONOMI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2014

No Provinsi/Kab/Kota Pagu Indikatif Dana Otonomi Khusus

Tahun 2014

Selisih Pagu Indikatif dan Pagu

Definitif Tahun 2013

Pagu Definitif Tahun 2014 (3+4)

Selisih Pagu Indikatif dan Pagu

Definitif Tahun 2014 (akan Salurkan pada

Tahun 2015)

TDBH - Migas

Non Pendidikan Pendidikan (Qanun No.5/2008)

1 2 3 4 5 6 7 8

I. Provinsi Aceh 3.696.755.102 298.598.807.600 3.994.933.562.702 360.960.438.000 231.661.151.120 148.925.025.720 II. Kabupaten/Kota 2.526.451.027.898 447.898.211.391 2.974.349.239.289 240.640.292.400 347.491.726.680 99.283.350.480 1 Aceh Barat 106.812.506.552 19.220.142.035 126.032.648.587 10.162.888.210 9.409.696.155 3.921.945.331 2 Aceh Besar 126.003.385.124 22.673.402.554 148.676.787.678 11.982.981.187 11.839.562.886 4.359.122.863 3 Aceh Selatan 134.032.799.512 24.118.237.902 158.151.037.414 12.697.284.652 11.048.547.391 4.160.184.726 4 Aceh Singkil 96.400.702.708 17.346.612.846 113.747.315.554 9.424.865.727 7.657.814.398 4.153.479.101 5 Aceh Tengah 128.437.397.110 23.111.385.499 151.548.782.609 12.397.342.103 11.000.981.121 3.981.958.971 6 Aceh Tenggara 137.638.118.327 24.766.989.082 162.405.107.409 15.783.740.027 10.752.259.454 4.724.224.133 7 Aceh Timur 173.348.073.778 31.192.738.631 204.540.812.409 16.470.282.072 17.038.995.958 5.662.072.049 8 Aceh Utara 115.538.369.725 20.790.298.330 136.328.668.055 10.724.886.384 130.703.682.343 6.392.159.567 9 Bireuen 112.069.196.468 20.166.045.563 132.235.242.031 10.261.026.824 11.223.863.677 4.898.857.247 10 Pidie 136.133.310.575 24.496.209.754 160.629.520.329 12.542.825.325 12.354.517.893 4.358.682.749 11 Simeulue 89.264.025.093 16.062.419.058 105.326.444.151 8.789.091.808 7.325.116.295 3.929.159.924 12 Banda Aceh 101.081.025.617 11.470.330.107 112.551.355.724 6.170.264.322 7.560.396.393 4.071.722.812 13 Sabang 51.031.275.004 9.182.710.756 60.213.985.760 5.049.643.222 5.107.435.156 2.350.231.401 14 Langsa 69.212.071.990 12.454.214.371 81.666.286.361 6.637.112.354 6.677.184.631 3.882.851.401 15 Lhokseumawe 62.488.605.131 11.244.374.886 73.732.980.017 5.987.019.542 6.919.953.677 4.019.352.269 16 Nagan Raya 123.593.784.277 22.239.812.219 145.833.596.496 11.815.348.029 9.706.193.806 4.259.107.756 17 Aceh Jaya 129.221.874.044 23.252.546.478 152.474.420.522 12.834.542.192 9.239.337.007 3.796.240.525 18 Aceh Barat Daya 94.091.357.705 16.931.062.829 111.022.420.534 9.028.004.111 7.963.459.773 4.026.994.369 19 Gayo Lues 165.280.196.134 29.740.982.098 195.021.178.232 16.271.874.929 10.816.732.365 4.680.762.927 20 Aceh Tamiang 113.525.624.727 20.428.119.349 133.953.744.076 10.274.836.447 21.448.096.387 4.847.245.186 21 Bener Meriah 92.583.869.603 16.659.801.191 109.243.670.794 9.066.664.409 7.953.076.724 4.461.459.652 22 Pidie Jaya 79.848.067.524 14.368.085.242 94.216.152.766 7.829.118.884 7.176.943.760 4.053.289.879 23 Subulussalam 88.815.391.170 15.981.690.611 104.797.081.781 8.438.649.638 6.567.879.432 4.292.245.643 TOTAL ... 6.222.785.783.000 746.497.018.991 6.969.282.801.991 601.600.730.400 579.152.877.800 248.208.376.200

827.361.254.000

* Sudah termasuk 1% untuk alokasi Ibu Kota Aceh (Kota Banda Aceh)

GUBERNUR ACEH, Ttd,

ZAINI ABDULLAH

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan Web Service menggunakan metode Service Oriented Architecture (SOA)[7],yaitu dengan membuat paket-paket layanan dalam bentuk unit-unit kecil yang dapat

Walaupun penebangan hutan membawa banyak impak dan kesan yang buruk kepada kita. semua dan juga

Sistem basisdata terdistribusi yang baik mensyaratkan transparansi fragmentasi di mana user tidak perlu mengetahui bagaimana data difrag- mentasikan, transparansi replikasi di

(1) Penentuan perolehan jumlah kursi anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota dari setiap Partai Politik Peserta Pemilu didasarkan atas seluruh hasil

Keuntungan biodisel minyak jelantah dibandingkan dengan bahan bakar solar adalah biodiesel mempunyai kadar belerang yang jauh lebih kecil (sangat ramah lingkungan karena

Penguatan Ekonomi Masyarakat diLingkungan Industri Hasil Tembakau Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan Mengurangi Pengangguran, dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah,

untuk merubah aliran udara menjadi turbulen sebelum masuk ke dalam ruang bakar. Hal ini bertujuan agar udara dan bahan bakar bercampur dengan sempurna. Fuel nozzle

Pada tabel 3.1 terdapat beberapa citra sekaligus nilai dari masing-masing citra, data ini digunakan sebagai data latih untuk database buah Morinda citrifolia yang