• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mencermati kemajuan teknologi saat ini tidak dapat dipungkiri semakin berkembang dengan pesat, salah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mencermati kemajuan teknologi saat ini tidak dapat dipungkiri semakin berkembang dengan pesat, salah"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mencermati kemajuan teknologi saat ini tidak dapat dipungkiri semakin berkembang dengan pesat, salah satunya dalam bidang teknologi dan informasi. Laju perkembangan ini secara tidak langsung akan memberikan pengaruh besar dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu bentuk pengaruh dalam kehidupan bermasyarakat dalam berkomunikasi bisa dilihat dengan diterapkanya teknologi bernama “Teleconference”.

Sebelum ditemukan teknologi ini masyarakat hanya dapat berkomunikasi dengan lawan bicara pada tempat yang berbeda secara langsung hanya dengan melalui suara. Dengan ditemukanya teknologi teleconference masyarakat tidak hanya dapat mendengar suara lawan bicara untuk berkomunikasi, tetapi juga dapat menyajikan gambar secara virtual, sehingga seperti berhadapan secara langsung dengan lawan bicara.

Penerapan teknologi teleconference di indonesia sebenarnya sudah dikenal sejak era pemerintahan Presiden Soeharto masih berkuasa. Presiden ke dua Indonesia tersebut sering mengadakan acara yang disiarkan secara langsung oleh TVRI secara rutin setiap bulanya. Pada acara tersebut Presiden Soeharto mengadopsi teknologi telenconference menggunakan media televisi untuk dapat berbicara langsung dengan rakyatnya di seluruh Indonesia, seperti Presiden Soeharto berada di Jakarta dan lawan bicara yaitu rakyat berada di luar jawa. Dengan adanya pemanfaatan media teleconference masyarakat akan seperti berhadapan secara langsung dengan presidenya.

Menelaah lebih dalam mengenai perkembangan teknologi teleconference sebagai salah satu media komunikasi sebenarnaya commit to user

(2)

telah membawa dampak yang sangat besar di berbagai sektor di Indonesia. Mulai dari aspek pendidikan, ekonomi, sosial, bahkan hukum sekalipun. Pada bidang hukum, teleconference dalam prakteknya memang belum ada aturan yuridis yang mengatur mekanisme tersebut karena memang suatu bentuk penemuan yang baru.

Dalam kaitannya dengan perkembangan teknologi, ada pendapat yang menyebutkan bahwa "law should be a determined agent in the creation of new norms ". Jeremy Bentham memiliki pandangan bahwa hukum dapat dikonstruksikan dengan rasional yang kemudian diharapkan dapat berperan dalam mereformasi masyarakat yang dinilai sanggup memberikan solusi terhadap kekosongan-kekosongan hukum yang selama ini dirasa belum mampu mengantisipasi perkembangan teknologi (Budi Agus Riwandi, 2003: 60).

Pada prakteknya pemanfaatan teknologi teleconference dalam sisitem peradilan sebenarnya pernah diterapkan pada peradilan di Indonesia seperti pada saat persidangan kasus penyelewengan dana non-budgeter Bulog yang menyeret mantan Menten Perindustrian Rahardi Ramelan. Habibie yang saat itu menjadi saksi pada kasus tersebut tidak dapat dihadirkan dalam persidangan di karenakan sedang berada di Hamburg Jerman dan tidak dapat datang ke Indonesia dengan dalih membersamai istrinya yang sedang sakit di rumah sakit Jerman. Berlandaskan alasan terscbut kemudian Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berinisiatif untuk mengambil solusi dengan diadakanya suatu secara teleconference. Kesaksian teleconference tersebut dilaksanakan di kantor Konsulat Jendral Indonesia di Hamburg Jerman, dan ditampilkan secara langsung oleh salah satu stasiun swasta yang ada di Indonesia.

Pada contoh kasusu lain, terdakwa kasus pelanggaran berat HAM di Timor-Timur yang meminta Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk mengambil keterangan mereka secara teleconference demi alasan keamanan serta efisiensi waktu. Dalam hal ini

commit to user

(3)

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan berbagai pertimbangan itu akhinya mengizinkan permohonan mereka untuk mengambil keterangan tersebut melalui teleconference. Keterangan teleconference tersebut dilaksanaikan di Kota Dili dan di kursi pesakitan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Keterangan saksi maupun terdakwa yang diberikan melalui media teleconference seperti contoh yang ada merupakan suatu penemuan yang besar dan baru di dalam dunia hukum, terkhusus hukum acara di indonesia. Dapat dicermati Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang menggunakan teknologi teleconference untuk jalannya persidangan (dalam hal ini mendengarkan kesaksian dari saksi dalam acara sidang) di pengadilan.

Berdasarkan ilustrasi kasus di atas, tampaknya pemanfaatan media dan teknologi (teleconference) memang tepat untuk membantu aspek kehadiran dimuka persidangan secara virtual.

Namun demikian perlu mendapat perhatian dalam proses pemeriksaan secara langsung oleh hakim dalam penerapan asas peradilan cepat, sederhana biaya ringan dan asas pemeriksaan hadirnya terdakwa, hal ini penting karena waktu yang sempit dan terbatas akan sangat berpengaruh terhadap kualitas ketuntasan dan kedalaman informasi yang diperoleh oleh hakim. Jika permasalahan hadirnya terdakwa dan alokasi waktu ini tidak mendapatkan solusi yang tuntas, maka sia-sialah seluruh usaha menghadirkan saksi secara virtual di muka sidang karena dangkalnya informasi dan ketidak tuntasan keterangan yang dibutuhkan. (Muhammad Rustamaji dan Dewi Gunawati, 2011 : 115)

Pemafaatan media teleconference ini memang belum sepenuhnya disetujui oleh ahli-ahli hukum dan praktisi hukum di Indonesia. Pada satu sisi ada yang membenarkan kesaksian yang disampaikan secara teleconference tersebut, sedangkan ada banyak pula dari kalangan ahli dan praktisi hukum yang tidak setuju apabila kesaksian dari seorang saksi dilakukan secara teleconference dengan tidak bertatap muka secara langsung didalam acara

commit to user

(4)

persidangan.

Hal demikian terjadi dikarenakan memang saat ini belum ada suatu bentuk kesepakatan hukum dari para praktisi maupun ahli hukum untuk meneken ketentuan yang menyebutkan bahwa suatu keterangan saksi dalam bentuk teleconference boleh dijadikan landasan sebagai keterangan yang sah di pengadilan yang dapat dipersamakan dengan keterangan secara langsung di persidangan.

Atas dasar uraian diatas, maka penulis hendak mengkaji lebih dalam tentang keabsahan pemeriksaan hakim secara langsung dengan teleconference dalam persidangan berlandaskan kitab undang-undang hukum acara pidana di Indonesia dalam sebuah penulisan hukum yang berjudul KAJIAN SIDANG ONLINE (TELECONFRENCE) SEBAGAI PERLUASAN ASAS PERADILAN CEPAT, SEDEHANA DAN BIAYA RINGAN SERTA ASAS HADIRNYA TERDAKWA DALAM PROSES PERADILAN PIDANA

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas dapat dirumuskan pokok masalah yang akan dikaji dalam penelitian untuk penulisan skripsi ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaturan hukum tentang pemeriksaan melalui teleconference?

2. Bagaimana keberadaan pemeriksaan teleconference dalam mewujudkan asas peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan serta asas pemeriksaan dengan hadirnya terdakwa?

C. Tujuan Penelitian

Pada hakikatnya, setiap penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas, rinci, dan terarah agar penyelesaian permasalahan yang menjadi rumusan masalah pada penelitian, dapat dicapai oleh penulis dalam penulisan hukum yang dilaksanakan. Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penulisan hukum ini, dibagi menjadi dua, yaitu: commit to user

(5)

1. Tujuan Objektif

a. Mengetahui pengaturan hukum dalam penerapan sistem pemerikasaan secara langsung oleh hakim dalam persidangan online (teleconference).

b. Mengetahui bagaimana keberadaan pemeriksaan teleconference dalam mewujudkan asas peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan serta asas pemeriksaan dengan hadirnya terdakwa.

2. Tujuan Subjektif

a. Menerapkan teori-teori hukum yang telah penulis peroleh agar dapat memberi manfaat bagi penulis sendiri khususnya, dan bagi masyarakat umum serta memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum; dan

b. Memperoleh bahan hukum primer dan sekunder sebagai bahan penulisan hukum (skripsi) guna melengkapi persyaratan akademis untuk memperoleh gelar sarjana di bidang Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan mempunyai suatu manfaat dan kegunaan yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan, sebab dengan adanya manfaat yang dapat diberikan menentukan nilai-nilai dari penelitian hukum tersebut. Manfaat yang hendak dicapai dalam penulisan hukum ini ada dua, yakni sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Ilmu Hukum; dan

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana dalam menambah dan memperkaya bahan referensi serta literatur di bidang karya ilmiah penulisan Ilmu Hukum, kemudian commit to user

(6)

menjadi bahan masukan dan acuan bagi penelitian- penelitian sejenis di kemudian hari.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan jawaban yang tepat atas permasalahan yang diteliti oleh penulis secara benar dan bukan hanya penalaran saja sehingga sesuai dengan tujuan hukum yaitu kepastian hukum.

b. Memberikan pemahaman mengenai pengenai kajian teleconference sebagai asas pemeriksaan langsung oleh hakim dalam proses peradilan pidana.

c. Membantu memberikan tambahan pengetahuan maupun masukan ilmu bagi para pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti.

E. Metode Penelitian

Tujuan dari sebuah penelitian hukum adalah untuk menghasilkan argumentasi, teori hukum maupun konsep baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Metode penelitian dibutuhkan dalam suatu penelitian hukum untuk mencapai tujuan dari penelitian tersebut. Adapun metode penelitian yang digunakan penulis dalam penulisan hukum ini adalah sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah penelitian hukum normatif. Jenis penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau bahan sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Penelitian ini bersifat normatif karena akan kembali pada fungsi penelitian, adapun penelitian hukum (legal research) berusaha menemukan kebenaran koherensi, yaitu adalah aturan hukum sesuai norma hukum dan adakah norma yang berupa perintah atau larangan itu sesuai dengan prinsip hukum, serta apakah tindakan (act)

commit to user

(7)

seseorang sesuai dengan norma hukum (bukan hanya sesuai aturan hukum) atau prinsip hukum (Peter Mahmud Marzuki, 2014: 47).

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian yang digunakan dalam penulisan hukum ini yaitu bersifat preskriptif dan terapan. Sifat penelitian yang bersifat preskriptif yaitu mengenai apa yang harus dilakukan, bukan membuktikan kebenaran hipotesis (Peter Mahmud Marzuki, 2014: 69). Ilmu hukum mempunyai karakteristik sebagai ilmu yang bersifat perspektif karena mempelajari tujuan hukum, dan norma-norma hukum serta dimaksudkan untuk memberikan argumentasi atas hasil penelitian yang dilakukan.

Dengan menggunakan sifat penelitian yang telah dilakukan.

Dengan menggunakan sifat penelitian yang preskriptif, penulis dapat melakukan penelitian mengenai benar atau salah menurut hukum terhadap fakta-fakta atau peristiwa hukum dari hasil penelitian.

3. Pendekatan Penelitian

Terdapat beberapa pendekatan dalam penelitian hukum, dengan pendekatan tersebut peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek mengenai isu yang sedang dicoba untuk dicari jawabannya. Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum menurut Peter Mahmud Marzuki (2014:135) yaitu:

a. Pendekatan Undang-undang (statue approach) b. Pendekatan kasus (case study)

c. Pendekatan historis (historical approach) d. Pendekatan komparatif (comparative approach) e. Pendekatan konseptual (conceptual approach)

Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan konseptual (conseptual approach).

Pendekatan konseptual beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang di dalam hukum. Dengan

commit to user

(8)

mempelajari dan memahami pandanagn-pandangan dan doktrin- doktrin di dalam ilmu hukum, maka akan dapat ditemukan ide- ide yang melahirkan pengertian-pengertian hukum, konsep- konsep hukum, dan asas-asas hukum yang relevan denagan isu hukum dan asas-asas hukum yang relevan dengan isu yang dihadapi (Peter Mahmud Marzuki, 2005:95)

4. Sumber Penelitian Hukum

Sumber-sumber penelitian hukum dibedakan menjadi sumber- sumber penelitian yang berupa bahan-bahan hukum primer dan bahan- bahan hukum sekunder. Adapun sumber- sumber yang digunakan dalam penelitian hukum ini terdiri dari:

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan, catatan- catatan resmi atau risalah dalam pembatan perundang-undangan dan putusan-putusan Hakim (Peter Mahmud Marzuki, 2014: 181). Bahan hukum primer dalam penelitian hukum ini meliputi:

1) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.

2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban

3) Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2019 tentang Administrasi Perkara di Pengadilan Secara Elektronik

4) Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2018 tentang Administrasi Perkara di Pengadilan Secara Elektronik

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder berupa semua publikasi hukum meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan (Peter Mahmud Marzuki, 2014: 181)

commit to user

(9)

5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Teknik Pengumpulan bahan hukum dalam penulisan hukum ini adalah studi kepustakaan (library research) atau studi dokumen. Studi dokumen merupakan teknik pengumpulan bahan hukum yang dilakukan melalui bahan hukum tertulis dengan menggunakan content analysis, yeng berguna untuk mendapatkan landasan teori dengan mengkaji dan mempelajari bahan pustaka/ dokumen/ arsip berupa buku- buku, peraturan perundang-undangan. Jurnal, dan hasil penelitian lainnya serta putusan Hakim yang erat kaitannya dengan permasalahan yang dibahas yang mempunyai kekuatan hukum tetap

6. Teknik Analisis Bahan Hukum

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah teknik analisis bahan dengan metode silogisme yang menggunakan pola berfikir deduktif. Penggunaan metode deduksi ini berpangkal dari pengajuan premis mayor, kemudian diajukan premis minor. Kemudian dari kedua premis tersebut ditarik menjadi suatu kesimpulan (Peter Mahmud Marzuki, 2014: 89).

Premis mayor dalam penelitian ini adalah peraturan perundang- undangan yang terkait dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian hukum ini. Premis minor dalam penelitian hukum ini adalah fakta hukum dalam sidang teleconference sebagai perluasan asas pemeriksaan secara langsung oleh hakim dalam proses peradilan pidana, dari kedua hal tersebut kemudian dapat ditarik suatu konklusi guna mendapatkan jawaban atas rumusan masalah.

F. Sistematika Penulisan Hukum

Gambaran secara menyeluruh mengenai isi penulisan hukum yang sesuai dengan aturan dalam penelitian hukum dan mempermudah pemahaman terkait seluruh isi penulisan hukum

commit to user

(10)

yang disusun, maka penulis menjabarkan dalam sistematika penulisan hukum yang terdiri dari 4 (empat) dan dalam tiap-tiap bab terbagi dalam sub-sub bagian sehingga dapat mempermudah pemahaman mengenai seluruh isi penulisan hukum ini. Adapun sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini penulis menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan hukum BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini penulis menguraikan mengenai kerangka teori dan kerangka pemikiran yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Kerangka Teori berisi tinjauan tentang proses pemeriksaan perkara pidana di pengadilan, tinjauan tentang pembuktian dan alat bukti, tinjauan tentang sidang online (teleconference), tinjauan tentang asas peradilan cepat, sederhana, biaya ringan dan asas persidangan dengan hadirnya terdakwa.

Kerangka Pemikiran yang memberikan gambaran atau pemikiran penulis dalam melakukan penulisan hukum.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab ini penulis menguraikan mengenai hasil penelitian yang akan membahas dan menjawab dari rumusan masalah yang dibuat yaitu yang pertama bagaimana pengaturan hukum tentang pemeriksaan melalui teleconference dan yang kedua apakah keberadaan pemeriksaan commit to user

(11)

teleconference dalam mewujudkan asas peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan serta asas pemeriksaan dengan hadirnya terdakwa.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan hukum yang berisikan kesimpulan yang diambil dari berdasarkan hasil penelitian dan saran-saran sebagai tindak lanjut dari permasalahan yang diteliti.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Penyajian Mengulas tentang • Pengertian protozoologi, pembagian klas protozoa • ciri umum, taksonomi, genus, kajian morfologi, siklus hidup protozoa • bagaimana peran

Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri atas pengamatan komposisi lignoselulosa sebelum dan setelah pretreatment, pengamatan kadar gula reduksi

Mesin Pencacah Batang Jagung untuk Pakan Ternak dengan Ukuran yang Sama Kapasitas 120 [Kg/Jam].. Batang jagung merupakan suatu hasil tanaman hijauan yang

Perancangan konverter AC-AC 3 fase dengan metode kontrol sudut fase menggunakan IC TCA 785 ini tersusun dari beberapa blok utama yaitu sumber tegangan arus bolak-balik

pengaruh yang dirasakan oleh pelaku UKM dalam penerapan fintech pada usahanya yang dirasakan yang paling utama yaitu memudahkan transaksi pembayaran dan memuaskan pelanggan

Memandangkan pembentukan konsep sains ini adalah sangat penting di dalam pembelajaran seseorang pelajar, khasnya terhadap pemahaman di dalam mata pelajaran sains, maka tujuan

Makalah ini mengkaji bentuk usaha BMT, tanggung jawab pendiri dan pengurus BMT, dan perlindungan nasabah penyimpan dana BMT jika BMT pailit.Dari hasil penelitian

L : Ya Tuhan Yesus yang telah mati di kayu salib, hanya oleh karena kasihMu kepada orang berdosa ini. P : Ajarilah kami selalu mengingat Tuhan yang mati di kayu