• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

52

4.1 Profil Perusahaan

PT. Megah Lestar Packindo adalah perusahaan yang bergerak di bidang Percetakan kardus yang mulai berdiri sejak 9 Maret 1988 dengan lokasi yang bertempat di Kapuk dan ,pada tanggal 21 mei 1999 mendirikan lagi pabrik yang bertempat di kosambi dadap.Pabrikn percetakan ini didirikan di tempat yang strategis dan di daerah perindustrian.Pabrik ini sudah memiliki mesin-mesin yang dilengkapi dengan teknologi yang canggih,ini merupakan suatu standarisasi dalam proses percetakan yang berkualitas. Dalam proses Percetakan kardus, PT Megah Lestari Packindo memiliki tujuan yaitu menghasilkan cetakan yang berkualitas dan memiliki nilai tinggi agar konsumen mendapatkan hasil yang berkualitas. Modal dasar yang digunakan dalam mendirikan perusahaan berasal dari modal sendiri.Produk atau cetakan yang dihasilkan oleh PT. Megah Lestari Packindo adalah cetakan untuk packaging atau untuk mengemas berbagai macam produk dari produk makanan,otomotif,furniture,sparepart dan lain sebagai nya. Seiring dengan perkembangan pasar, PT. Megah Lestari Packindo meningkatkan kapasitas produksi dari 3000 cetakan per Bulan menjadi 25000 per Bulan.

Untuk itu perusahaan berusaha untuk memperluas marketnya dari pasar dalam Kota kini PT Megah Lestari Packindo memperluas pasar nya ke pasar luar Kota.Perusahaan Juga selalu memiliki Komitmen yaitu dengan memberikan Kualitas cetakan yang baik agar menghasilkan kepuasan bagi pelanggan nya.

4.1.1 Visi Dan Misi Perusahaan

Visi dari PT. Megah Lestari Packindo adalah :

(2)

“Selalu berusaha memberikan kualitas terbaik agar menciptakan kepuasan pelanggan”

maksud dari visi diatas adalah perusahaan berorientasi pada pelanggan,sehingga pelanggan mendapatkan apa yang diinginkan dan mempercayai PT Megah Lestari Packindo sebagai perusahaan percetakan yang memiliki kualitas baik.

Misi PT. Megah Lestari Packindo yaitu :

Misi utama adalah meningkatkan produksi kapasitas dan memperluas pasar serta memberikan Pelayanan yang terbaik kepada seluruh pelanggan Berperan aktif dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Meningkatkan Nilai Tambah Investasi Perusahaan dan kesejahteraan karyawan.

Untuk melaksanakan misi tersebut, PT Megah Lestari Packindo melakukan beberapa cara yaitu:

- Penerapan system manajemen mutu yang baik.

- Seluruh karyawan dalam perusahaan harus mendukung dan terlibat langsung sesuai fungsinya

- Peningkatan dan perbaikan mutu harus selalu dilaksanakan.

- Sistem Evaluasi yang harus tyerus di terapkan.

4.1.2 Sistem Manajemen

Sistem manajemen adalah sebuah system yang mengatur dan merencanakan sebuah organisasi dalam hal tugas serta tanggung jawab dari setiap tenaga kerja yang ada dan pembagian jam kerja yang teratur demi kelancaran jalannya suatu organisasi.

Berikut ini adalah deskripsi Struktur organisasi yang terdapat di PT. Megah Lestari Packindo :

1) Direktur

(3)

- Tugas dan tanggung jawab:

o Bertanggung jawab baik kedalam maupun keluar perusahaan yang menyangkut seluruh kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan

o Mengawasi wakil presiden direktur dalam melaksanakan tugasnya.

o Membuat dan mengembangkan visi dan misi perusahaan.

2) Wakil Direktur

- Tugas dan tanggung jawab:

o Membantu presiden direktur dalam membuat kebijakan perusahaan

o Membantu presiden direktur dalam mengoperasikan kegiatan dan membantu mengambilkeputusan.

o Mengawasi secara langsung kinerja departemen yang dibawahinya.

3) Direktur Keuangan

- Tugas dan tanggung jawab:

o Mengawasi dan menangani keuangan perusahaan o Mengawasi keluar masuknya kas dan biaya produksi

o Menghitung keuntungan dan kerugian yang dialami perusahaan

o Mengawasi kinerja bagian-bagian yang dibawahinya yakni bagian accounting,.

4) Direktur Pemasaran

- Tugas dan tanggung jawab:

o melakukan riset pasar dan perencanaan penjualan

o merencanakan strategi umum pemasaran baik dalam Kota dan luar Kota.

o mengawasi pemasaran dalam dan luar kota.

5) Direktur Manajemen Bahan Baku - Tugas dan tanggung jawab:

(4)

o Bertanggung jawab terhadap pembelian mesin-mesin, peralatan, dan bahan baku

o Bertanggung jawab terhadap persediaan mesin-mesin, peralatan dan bahan baku

o Melakukan survey dan adaptasi terhadap supplier bahan baku yang baru o Mengawasi kinerja bagian-bagian yang dibawahinya yakni bagian

distribution, purchasing dan bahan baku control 6) Direktur Pabrik

- Tugas dan tanggung jawab:

o Bertanggung jawab kepada wakil presiden direktur terhadap kinerja departemen yang dibawahi

o Mengkoordinasikan departemen-departemen yang berada dibawahnya agar dapat menjalankan tugasnya masing-masing

7) HR (Human Resources) - Tugas dan tanggung jawab:

o Belakukan perekrutan tenaga kerja baru

o Bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (k3) o Bertanggung jawab terhadap perawatan dan kebersihan fasilitas pabrik o Bertanggung jawab terhadap kesejahteraan tenaga kerja

o Mengadakan pelatihan kerja dan pendidikan bagi tenaga kerja

o Dalam kerjanya, HR dibantu oleh dua bagian yang berada dalam pengawasannya yaitu bagian training dan safety yang bertugas mengatur pelatihan dan pendidikan tenaga kerja berikut keamanan dan keselamatan tenaga kerja serta bagian human resources dan general affair yang memiliki tugas seperti yang sudah disebutkan diatas

(5)

8) Departemen IE (industrial enginering) - Tugas dan tanggung jawab:

o Melakukan pengontrolan perencanaan pada bagian produksi. Perencanaan pembuatan produk dibuat oleh departemen ini

o Menangani masalah mesin industri yang dipakai oleh perusahaan dan juga teknologi mesin yang digunakan

o Dalam kerjanya, departemen IE dibagi kedalam dua bagian yaitu bagian plan production control dan bagian industrial engineering.

9) Departemen TS (technical support) - Tugas dan tanggung jawab

o Menetapkan dan mengendalikan system kualitas

o Bertanggung jawab terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh setiap lini produksi

o Melaksanakan inspeksi terhadap produk akhir

o Memberikan bantuan teknik pada penggunaan alat-alat produksi

o Dalam kerjanya, departemen TS dibagi kedalam dua bagian yaitu bagian technical support.

10) Departemen R&D (Research & Development) - Tugas dan tanggung jawab:

o Melakukan penelitian untuk mengembangkan prosese produksi yang meliputi penetapan standar atau spesifikasi yang dituangkan dalam kartu proses.

o Melakukan perancangan dan inovasi terhadap produk baru

o Melaksanakan inspeksi terhadap bahan baku, bahan baku setengah jadi dan barang jadi

(6)

o Dalam kerjanya, departemen R&D dibantu oleh 3 bagian yang berada dalam pengawasan departemen ini yaitu bagian process control yang bertugas mengawasi kinerja proses departemen ini, bagian laboratium untuk membantu dalam hal penelitian dan bagian R&D.

11) Departemen Produksi

- Tugas dan tanggung jawab:

o Menjalankan produksi berdasarkan order yang telah ditetapkan sebelumnya o Melakukan perbaikan – perbaikan akibat kesalahan produksi, scrap dan

biaya produksi yang berlebihan

o Mengadakan perbaikan terhadap kapabilitas proses sehingga hasil yang didapat lebih optimal

o Menyusun rencana produksi untuk jangka panjang dan jangka pendek o Mengontrol persediaan dan waktu pemuatan untuk mesin bahan baku dan

tenaga kerja

12) Departemen Engineering - Tugas dan tanggung jawab:

o Mertanggung jawab terhadap perbaikan dan pemeliharaan mesin produksi maupun sarana utilitas pabrik

o Membuat penjadwalan mengenai pemeliharaan mesin dan peralatan produksi o Merancang mesin baru dan instalansinya

o Dalam kerjanya, departemen engineering dibantu oleh 3 bagian yang berada didalam pengawasan departemen ini yaitu bagian mechanic yang menangani peralatan dan mesin pabrik, bagian electric yang menangani listrik perusahaan dan yang berhubungan dengan electric dan bagian utility yang menangani

(7)

4.1.3 Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan faktor yang penting dalam menjalankan suatu usaha.

Untuk itu PT Megah Lestari Packindo memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 1925 orang, terdiri dari:

- Tenaga kerja tetap : 600 orang - Tenaga kerja kontrak : 429 orang - Tenaga kerja produksi : 671 orang - Tenaga kerja kantor : 225 orang 4.1.4 Pengaturan Jam Kerja

PT Megah Lestari Packindo beroperasi selama 12 jam selama 7 hari dalam seminggu.

Untuk itu PT Megah Lestari Packindo melakukan pengaturan jam kerja yang terbagi atas 2 shift yaitu :

- shift 1 : 09.00 – 14.00 - shift 2 : 14.00 – 20.00

4.2 Peramalan Permintaan Bulan Januari

Untuk mendapatkan permintaan di bulan Januari maka digunakan metode peramalan dibantu dengan software QM for Windows. Dalam penggunaan software tersebut digunakan metode rata-rata bergerak saja, karena bila dengan metode lain tidak ditemukan syarat yang cocok seperti syarat pembebanan, syarat pemberian alpha beta dan lain-lain.

Berikut adalah data permintaan untuk periode yang lalu.

Jumlah permintaan

Bulan Kota Bekasi Serpong Tangerang Kalideres

Januari 1080 3000 1675 2500 2200

Februari 1250 2750 1800 2000 2500

(8)

Jumlah Permintaan

Bulan Kota Bekasi Serpong Tangerang Kalideres

Maret 1830 2800 2380 2750 2550

April 2000 3900 2750 3150 2550

Mei 2000 3450 3350 2000 2380

Juni 1550 3300 2550 2300 2300

Juli 1630 3660 2375 2800 2150

Agustus 1550 3400 2275 2375 1900

September 1650 3450 1950 2200 2130

Oktober 1265 3785 3185 3100 2000

November 1480 4000 2200 2155 2080

Desember 1250 3600 2850 2900 2250

Tabel 4.1 Tabel Permintaan Periode Lalu Menganalisa Permintaan Yang Akan datang

Menganalisa permintaan yang akan dating dengan menggunakan metode moving averages. Periode yang akan dirata-ratakan adalah 12 periode karena setiap periode mempunyai bobot yang sama untuk menentukan permintaan yang akan datang.

Setelah diolah dengan menggunakan software QM for Windows, maka hasil yang diperoleh dengan metode moving average dapat dilihat pada gambar 4.1 sampai dengan 4.5 seperti di bawah ini:

(9)

Gambar 4.1. Hasil Permintaan Kota

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa setelah diolah maka didapatkan jumlah peramalan untuk periode selanjutnya adalah sebesar 1544,583. Maka untuk menunjukkan jumlah produk dibulatkan menjadi 1545.

Gambar 4.2. Hasil Permintaan Bekasi

Berdasarkan gambar 4.2. hasil metode Moving Average untuk daerah Bekasi adalah sebesar 3424,583. Dikarenakan hasil tersebut masih berupa desimal dibulatkan menjadi 3425.

(10)

Gambar 4.3 Hasil Permintaan Serpong

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa setelah diolah maka didapatkan jumlah peramalan untuk periode selanjutnya untuk daerah Serpong adalah sebesar 2445.

Gambar 4.4. Hasil Permintaan Tangerang

Berdasarkan gambar 4.4. hasil metode Moving Average untuk daerah Tangerang adalah sebesar 2519,167. Dikarenakan hasil tersebut masih berupa desimal dibulatkan menjadi 2520.

(11)

Gambar 4.5 Hasil Permintaan Kalideres

Berdasarkan gambar 4.5. hasil metode Moving Average untuk daerah Kalideres adalah sebesar 2249,167. Dikarenakan hasil tersebut masih berupa desimal dibulatkan menjadi 2250.

4.3 Metode Transportasi Yang Optimal

Dalam perhitungan biaya yang optimal digunakan metode transportasi dengan dibantu software QM for Windows. Dalam penggunaan software tersebut, terdapat tiga metode transportasi yaitu metode Northwest Corner (NWC), metode Least Cost, dan metode VAM. Perhitungan dilakukan berdasarkan data peramalan untuk bulan Januari 2009.

4.3.1 Membuat Tabel Transportasi.

Sebelum membuat table transportasi, terlebih dahulu mencari biaya pengiriman berdasarkan data biaya yang diberikan oleh perusahaan.

(12)

Tabel 4.2

Biaya Pengiriman Barang / Kg (dalam rupiah)

Dari Ke Kota Bekasi Serpong Tangerang Kalideres

Kosambi 300 350 250 300 300

Kapuk 200 300 200 300 250

Setelah didapatkan permintaan yang akan datang dan biaya dari tabel biaya maka telah dapat dibuat tabel transportasi.

Tabel 4.3

Tabel Transportasi Metode Yang Sedang Berjalan

Source Destination Serpong Kota Kalideres Tangerang Bekasi

Kosambi 250 300 300 300 350

Kapuk 200 200 250 250 300

Demand 2445 1545 2250 2520 3425

Setelah didapat table transportasi seperti terlihat pada table 4.13 maka data-data yang terdapat didalamnya diproses dengan software QM for Windows. Angka-angka yang terdapat pada kotak-kotak kecil merupakan biaya per kg yang dikeluarkan untuk transportasi. Sedangkan angka-angka yang terdapat pada satu barisan Demand merupakan jumlah permintaan kebutuhan produk dari masing-masing restoran. Kolom Supply merupakan jumlah kebutuhan produk yang disediakan oleh perusahaan.

Demand dan Supply seimbang dikarenakan perusahaan menyediakan produk

(13)

berdasarkan permintaan pelanggan atau Made by Order, dimana jenis produk yang diminta adalah produk custom.

4.3.2 Menganalisa Biaya Pengiriman Dengan Metode Yang Sedang Berjalan.

Dilihat dari hasil wawancara dengan staff operasional PT. Megahlestari Packindo maka didapatkan informasi bahwa metode yang sedang berjalan sekarang adalah dengan cara mengirimkan kepada pemesan yang memesan lebih banyak terlebih dahulu, maka dari tu penulis menyimpulkan bahwa merubah urutan pemesan dari yang terbesar ke terkecil pemesannya pada model transportasi.

Dengan merubah model transportasinya saja tidak cukup, maka cara yang paling tepat dilakukan yaitu menggunakan metode Northwest Corner. Dengan cara itu pemesan yang paling besar pesanannya dapat dikirim barangnya terlebih dahulu.

Tabel 4.4

Model Transportasi Yang Sedang Berjalan

Dari / Ke Bekasi Tangerang Serpong Kalideres Kota Supply

Kosambi 350 300 250 300 300 6000

Kapuk 300 250 200 250 200 6185

Demand 3425 2520 2445 2250 1545 12185

Dari model transportasi yang sedang berjalan tersebut diolah menggunakan QM for Windows, maka hasilnya adalah sebagai berikut.

(14)

Gambar 4.6 Hasil Optimal Transportasi Model Yang Sedang Berjalan dengan Metode NWC Berdasarkan gambar 4.6, hasil NWC yang paling optimal dari Metode yang sedang berjalan adalah sebesar Rp 3,318,000.- yang dapat dilihat pada kotak yang bertuliskan ”Optimal Cost” pada gambar diatas.

Gambar 4.7 Iterasi Transportasi Model Yang Sedang Berjalan dengan Metode NWC Iterasi tersebut terjadi apabila belum ditemukan hasil yang optima. Apabila telah ditemukan hasil yang optimal, maka iterasi tersebut akan berhenti. Dalam kasus ini iterasi yang terjadi telah optimal sehingga hanya ditemukan iterasi 1.

Berikut adalah perincian untuk biaya per restoran untuk kelompok ini:

(15)

• Daerah Bekasi dikirim dari Kosambi dengan jumlah produk yang disupply sebesar 3425 kg dengan biaya sebesar Rp.350/Kg. Maka jumlah biaya yang dibebankan untuk daerah Bekasi adalah sebesar Rp.1.198.750,-. Jumlah tersebut didapatkan dari perkalian jumlah produk dengan biaya per kg produk (3425*Rp.350/Kg = Rp.1.198.750.-)

• Daerah Tangerang dikirim juga dikirim dari Kosambi dengan jumlah produk yang disupply sebesar 2520 Kg dengan biaya sebesar Rp.300/Kg. Maka jumlah biaya yang dibebankan untuk daerah Tangerang adalah sebesar Rp.756.000.-. Jumlah tersebut didapatkan dari perkalian jumlah produk dengan biaya per kg produk (2520*Rp300/Kg = Rp.756.000.-)

• Daerah Serpong mendapatkan supply dari 2 daerah asal. Masing masing adalah dari supply dari Kosambi sebesar 55 Kg, dan dari Kapuk sebesar 2390 Kg. Biaya dari Kosambi adalah sebesar Rp.250.-/Kg sedangkan biaya dari Kapuk adalah sebesar Rp.200.-/Kg. Maka biaya yang yang dibebankan untuk daerah Serpong adalah sebesar Rp.491,750.-. Perinciannya adalah sebagai berikut jumlah produk dikalikan dengan harga per kg produk [(55kg*Rp.250.-)+(2390kg*Rp200.-) = Rp491,750.-]

• Daerah Kalideres mendapatkan kiriman supply dari daerah Kapuk dengan jumlah produk sebesar 2250 Kg dengan biaya sebesar Rp.250,- / Kg. Maka biaya yang dibebankan ke daerah Kalideres adalah sebesar Rp.562.500,-. Jumlah tersebut didapatkan dari perkalian jumlah produk dengan biaya per kg produk (2250kg*Rp.250/kg = Rp.562.500,-)

• Daerah Kota mendapatkan kiriman supply dari daerah Kapuk dengna jumlah produk sebesar 1545 Kg dengan biaya sebesar Rp.200,-/ Kg. Maka biaya yang dibebankan ke daerah Kota adalah sebesar Rp.309.000,-. Jumlah tersebut

(16)

didapatkan dari perkalian jumlah produk dengan biaya per kg produk (1545 Kg * Rp.200/kg = Rp.309.000,-)

4.3.3 Model Transportasi (supply berubah)

Setelah melakukan wawancara untuk mengetahui rencana selanjutnya dari perusahaan. Maka penulis menyimpulkan bahwa perusahaan merencanakan akan menambah produksinya untuk jaga-jaga apabila terdapat permintaan berlebih. Maka diketahui bahwa kapasitas supply untuk bulan Januari 2009 adalah sebesar

Kosambi 7000 Kapuk 7000

Tabel 4.5 Supply Bulan Januari

Maka model Transportasi optimasi yang tercipta adalah sebagai berikut Tabel 4.6

Model Transportasi (supply berubah)

Dari/ Ke Serpong Kota Kalideres Tangerang Bekasi Supply

Kosambi 250 300 300 300 350 7000

Kapuk 200 200 250 250 300 7000

Demand 2445 1545 2250 2520 3425

4.3.4 Menganalisa Biaya Pengiriman dengan Metode NWC

Setelah mendapatkan Model Transportasi Optimasi, maka data diolah dengan software QM for Windows, maka hasil yang diperoleh dengan metode NWC dapat dilihat pada gambar berikut.

(17)

Gambar 4.8. Hasil Optimal Transportasi Metode NWC

Berdasarkan gambar 4.8, hasil NWC yang paling optimal dari Metode yang sedang berjalan adalah sebesar Rp.3.277.250,- yang dapat dilihat pada kotak yang bertuliskan ”Optimal Cost” pada gambar diatas.

Gambar 4.9. Iterasi Transportasi Metode NWC

Iterasi-terasi tersebut terjadi karena belum ditemukan hasil yang optimal. Apabila telah ditemukan hasil yang optimal, maka iterasi tersebut akan berhenti. Pada metode ini iterasi berhenti pada iterasi ketiga dimana hasil tersebut telah optimal.

(18)

Berikut adalah perincian untuk biaya per restoran untuk kelompok ini:

• Daerah Serpong dikirim dari Kosambi dengan jumlah produk yang disupply sebesar 2445 kg dengan biaya sebesar Rp.250/Kg. Maka jumlah biaya yang dibebankan untuk daerah Serpong adalah sebesar Rp.611.250,-. Jumlah tersebut didapatkan dari perkalian jumlah produk dengan biaya per kg produk (2445*Rp.250/Kg = Rp.611.250.-). Jika dibandingkan dengan biaya yang telah dibebankan untuk daerah ini sebelumnya maka biaya yang dibebankan untuk saat ini lebih tinggi dibandingkan pada saat supply Made By Order. Karena Biaya yang telah dibeban oleh perusahaan sebelumnya sebesar Rp.491,750.-. Perusahaan perlu untuk menegosiasikan lagi untuk mengurangi harga per kg produk.

• Daerah Kota dikirim dari Kapuk dengan jumlah produk yang disupply sebesar 1545 Kg dengan biaya sebesar Rp.200/Kg. Maka jumlah biaya yang dibebankan untuk daerah Kota adalah sebesar Rp.309.000.-. Jumlah tersebut didapatkan dari perkalian jumlah produk dengan biaya per kg produk (1545*Rp200/Kg = Rp.309.000,-). Jika dibandingkan dengan biaya yang telah dibebankan untuk daerah ini sebelumnya maka biaya yang dibebankan sama besarnya.

• Daerah Kalideres mendapatkan kiriman supply dari daerah Kosambi dengan jumlah produk sebesar 2250 Kg dengan biaya sebesar Rp.300,- / Kg. Maka biaya yang dibebankan ke daerah Kalideres adalah sebesar Rp.675.000,-. Jumlah tersebut didapatkan dari perkalian jumlah produk dengan biaya per kg produk (2250kg*Rp.300/kg = Rp.675.000,-). Jika dibandingkan dengan biaya yang telah dibebankan untuk daerah ini sebelumnya maka biaya yang dibebankan untuk saat ini lebih tinggi dibandingkan pada saat supply Made By Order. Karena Biaya yang telah dibeban oleh perusahaan sebelumnya sebesar Rp.562.500,-.

(19)

• Daerah Tangerang mendapatkan supply dari 2 daerah asal. Masing masing adalah dari supply dari Kosambi sebesar 490 Kg, dan dari Kapuk sebesar 2030 Kg. Biaya dari Kosambi adalah sebesar Rp.300.-/Kg sedangkan biaya dari Kapuk adalah sebesar Rp.250.-/Kg. Maka biaya yang yang dibebankan untuk daerah Tangerang adalah sebesar Rp.654.500,-. Perinciannya adalah sebagai berikut jumlah produk dikalikan dengan harga per kg produk [(490kg*Rp.300.-)+(2030kg*Rp250.-) = Rp.654.500,-]. Jika dibandingkan dengan biaya yang telah dibebankan untuk daerah ini sebelumnya maka biaya yang dibebankan untuk saat ini lebih rendah daripada saat supply Made By Order. Karena biaya yang telah dibebankan oleh perusahaan sebelumnya sebesar Rp.756.000,-.

• Daerah Bekasi mendapatkan kiriman supply dari daerah Kapuk dengan jumlah produk sebesar 3425 Kg dengan biaya sebesar Rp.300,-/ Kg. Maka biaya yang dibebankan ke daerah Bekasi adalah sebesar Rp.1.027.500,-. Jumlah tersebut didapatkan dari perkalian jumlah produk dengan biaya per kg produk (3425Kg * Rp.300/kg = Rp.1.027.500,-). Jika dibandingkan dengan biaya yang telah dibebankan untuk daerah ini sebelumnya maka biaya yang dibebankan untuk saat ini lebih rendah daripada saat supply Made By Order. Karena biaya yang telah dibebankan oleh perusahaan sebelumnya sebesar Rp.1.198.750.-.

• Untuk sisa produk dari supply yang tidak terpakai dialokasikan ke dalam dummy.

Dummy tersebut tidak memiliki harga pengiriman.

4.3.5 Menganalisa Biaya Pengiriman dengan Metode Least Cost

Setelah diolah dengan software QM for Windows, maka hasil yang diperoleh dengan metode Least Cost dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

(20)

Gambar 4.10. Hasil Optimal Transportasi Metode Least Cost

Berdasarkan gambar 4.10, hasil Least Cost yang paling optimal dari Metode yang sedang berjalan adalah sebesar Rp.3.277.250,- yang dapat dilihat pada kotak yang bertuliskan ”Optimal Cost” pada gambar diatas.

Gambar 4.11. Iterasi Transportasi Metodel Least Cost

Iterasi tersebut terjadi apabila belum ditemukan hasil yang optima. Apabila telah ditemukan hasil yang optimal, maka iterasi tersebut akan berhenti. Dalam kasus ini iterasi yang terjadi telah optimal sehingga hanya ditemukan iterasi 1.

Berikut adalah perincian untuk biaya per restoran untuk kelompok ini:

(21)

• Daerah Serpong dikirim dari Kapuk dengan jumlah produk yang disupply sebesar 2445 kg dengan biaya sebesar Rp.200/Kg. Maka jumlah biaya yang dibebankan untuk daerah Serpong adalah sebesar Rp.489.000,-. Jumlah tersebut didapatkan dari perkalian jumlah produk dengan biaya per kg produk (2445*Rp.200/Kg = Rp.489.000.-). Jika dibandingkan dengan biaya yang telah dibebankan untuk daerah ini sebelumnya maka biaya yang dibebankan untuk saat ini lebih rendah dibandingkan pada saat supply Made By Order. Karena Biaya yang telah dibebankan oleh perusahaan sebelumnya sebesar Rp.491,750.-.

• Daerah Kota dikirim dari Kapuk dengan jumlah produk yang disupply sebesar 1545 Kg dengan biaya sebesar Rp.200/Kg. Maka jumlah biaya yang dibebankan untuk daerah Kota adalah sebesar Rp.309.000.-. Jumlah tersebut didapatkan dari perkalian jumlah produk dengan biaya per kg produk (1545*Rp200/Kg = Rp.309.000,-). Jika dibandingkan dengan biaya yang telah dibebankan untuk daerah ini sebelumnya maka biaya yang dibebankan sama besarnya.

• Daerah Kalideres mendapatkan kiriman supply dari daerah Kapuk dengan jumlah produk sebesar 2250 Kg dengan biaya sebesar Rp.250,- / Kg. Maka biaya yang dibebankan ke daerah Kalideres adalah sebesar Rp.562.500,-. Jumlah tersebut didapatkan dari perkalian jumlah produk dengan biaya per kg produk (2250kg*Rp..250/kg = Rp.562.500-). Jika dibandingkan dengan biaya yang telah dibebankan untuk daerah ini sebelumnya maka biaya yang dibebankan sama besarnya.

• Daerah Tangerang mendapatkan supply dari 2 daerah asal. Masing masing adalah dari supply dari Kosambi sebesar 1760 Kg, dan dari Kapuk sebesar 760 Kg. Biaya dari Kosambi adalah sebesar Rp.300.-/Kg sedangkan biaya dari Kapuk adalah sebesar Rp.250.-/Kg. Maka biaya yang yang dibebankan untuk daerah

(22)

Tangerang adalah sebesar Rp.718000,-. Perinciannya adalah sebagai berikut jumlah produk dikalikan dengan harga per kg produk [(1760kg*Rp.300.- )+(760kg*Rp250.-) = Rp.718.000,-]. Jika dibandingkan dengan biaya yang telah dibebankan untuk daerah ini sebelumnya maka biaya yang dibebankan untuk saat ini lebih rendah daripada saat supply Made By Order. Karena biaya yang telah dibebankan oleh perusahaan sebelumnya sebesar Rp.756.000,-.

• Daerah Bekasi mendapatkan kiriman supply dari daerah Kosambi dengan jumlah produk sebesar 3425 Kg dengan biaya sebesar Rp.350,-/ Kg. Maka biaya yang dibebankan ke daerah Bekasi adalah sebesar Rp.1.198.750,-. Jumlah tersebut didapatkan dari perkalian jumlah produk dengan biaya per kg produk (3425Kg * Rp.350/kg = Rp.1.198.750,-). Jika dibandingkan dengan biaya yang telah dibebankan untuk daerah ini sebelumnya maka biaya yang dibebankan untuk saat ini sama dengan saat supply Made By Order. Karena biaya yang telah dibebankan oleh perusahaan sebelumnya sebesar Rp.1.198.750.-.

• Untuk sisa produk dari supply yang tidak terpakai dialokasikan ke dalam dummy.

Dummy tersebut tidak memiliki harga pengiriman.

4.3.6 Menganalisa Biaya Pengiriman dengan Metode VAM.

Setelah diolah dengan software QM for Windows, maka hasil yang diperoleh dengan metode VAM dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.12. Hasil Optimal Transportasi Metode VAM

(23)

Berdasarkan gambar 4.12, hasil VAM yang paling optimal dari Metode yang sedang berjalan adalah sebesar Rp.3.277.250,- yang dapat dilihat pada kotak yang bertuliskan ”Optimal Cost” pada gambar diatas.

Gambar 4.13. Iterasi Transportasi Metode VAM

Iterasi tersebut terjadi apabila belum ditemukan hasil yang optimal. Apabila telah ditemukan hasil yang optimal, maka iterasi tersebut akan berhenti. Dalam kasus ini iterasi yang terjadi telah optimal sehingga hanya ditemukan iterasi 1.

Berikut adalah perincian untuk biaya per restoran untuk kelompok ini:

• Daerah Serpong dikirim dari Kosambi dengan jumlah produk yang disupply sebesar 2445 kg dengan biaya sebesar Rp.250/Kg. Maka jumlah biaya yang dibebankan untuk daerah Serpong adalah sebesar Rp.611.250,-. Jumlah tersebut didapatkan dari perkalian jumlah produk dengan biaya per kg produk (2445*Rp.200/Kg = Rp.489.000.-). Jika dibandingkan dengan biaya yang telah dibebankan untuk daerah ini sebelumnya maka biaya yang dibebankan untuk saat ini lebih tinggi dibandingkan

(24)

pada saat supply Made By Order. Karena Biaya yang telah dibebankan oleh perusahaan sebelumnya sebesar Rp.491,750.-.

• Daerah Kota dikirim dari Kapuk dengan jumlah produk yang disupply sebesar 1545 Kg dengan biaya sebesar Rp.200/Kg. Maka jumlah biaya yang dibebankan untuk daerah Kota adalah sebesar Rp.309.000.-. Jumlah tersebut didapatkan dari perkalian jumlah produk dengan biaya per kg produk (1545*Rp200/Kg = Rp.309.000,-). Jika dibandingkan dengan biaya yang telah dibebankan untuk daerah ini sebelumnya maka biaya yang dibebankan sama besarnya.

• Daerah Kalideres mendapatkan kiriman supply dari daerah Kapuk dengan jumlah produk sebesar 2250 Kg dengan biaya sebesar Rp.250,- / Kg. Maka biaya yang dibebankan ke daerah Kalideres adalah sebesar Rp.562.500,-. Jumlah tersebut didapatkan dari perkalian jumlah produk dengan biaya per kg produk (2250kg*Rp..250/kg = Rp.562.500-). Jika dibandingkan dengan biaya yang telah dibebankan untuk daerah ini sebelumnya maka biaya yang dibebankan sama besarnya.

• Daerah Tangerang mendapatkan kiriman supply dari daerah Kosambi dengan jumlah produk sebesar 2520 Kg dengan biaya sebesar Rp.300,-/ Kg. Maka biaya yang dibebankan ke daerah Tangerang adalah sebesar Rp.756.000,-. Jumlah tersebut didapatkan dari perkalian jumlah produk dengan biaya per kg produk (2520Kg * Rp.300/kg = Rp.756.000,-). Jika dibandingkan dengan biaya yang telah dibebankan untuk daerah ini sebelumnya maka biaya yang dibebankan untuk saat ini adalah sama dengan saat supply Made By Order. Karena biaya yang telah dibebankan oleh perusahaan sebelumnya sebesar Rp.756.000,-.

• Daerah Bekasi mendapatkan supply dari 2 daerah asal. Masing masing adalah dari supply dari Kosambi sebesar 220 Kg, dan dari Kapuk sebesar 3205 Kg. Biaya dari

(25)

Kosambi adalah sebesar Rp.350.-/Kg sedangkan biaya dari Kapuk adalah sebesar Rp.300.-/Kg. Maka biaya yang yang dibebankan untuk daerah Tangerang adalah sebesar Rp.1.038.500,-. Perinciannya adalah sebagai berikut jumlah produk dikalikan dengan harga per kg produk [(220kg*Rp.350.-)+(3205kg*Rp300.-) = Rp.1.038.500,- ]. Jika dibandingkan dengan biaya yang telah dibebankan untuk daerah ini sebelumnya maka biaya yang dibebankan untuk saat ini lebih rendah daripada saat supply Made By Order. Karena biaya yang telah dibebankan oleh perusahaan sebelumnya sebesar Rp.1.198.750.-.

• Untuk sisa produk dari supply yang tidak terpakai dialokasikan ke dalam dummy.

Dummy tersebut tidak memiliki harga pengiriman.

4.4 Perbandingan Hasil

Tabel 4.7

Perbandingan Hasil Metode Transportasi (dalam satuan Rupiah)

Nama Daerah Model Sedang Berjalan Metode NWC Metode LC Metode VAM

Kota 309.000 309.000 309.000 309.000

Serpong 491.750 611.250 489.000 611.250

Bekasi 1.198.750 1.027.500 1.198.750 1.038.500

Tangerang 756.000 654.500 718.000 756.000

Kalideres 525.500 675.000 562.500 532.500

Total 3.318.000 3.277.250 3.277.250 3.277.250

Setelah mengetahui hasil perhitungan biaya pengiriman dengan metode permodelan transpotasi yang dibantu degnan software QM for Windows, didapatkan hasil sebesar

(26)

Rp.3.277.250,- untuk perhitungan transportasi dengan model optimasi dan Rp.3.318.000,- untuk perhitungan transportasi dengan metode yang sedang berjalan. Dengan demikian biaya pengiriman yang dilakukan oleh perusahaan sekarang belum cukup optimal, sehingga diharapkan perusahaan dapat memperbaiki biaya-biaya pengiriman yang belum optimal tesebut.

4.5 Implikasi Solusi Terpilih

Setelah menghitung dan mendapatkan biaya transportasi yang paling minimum maka solusi yang terbaik adalah menggunakan model transportasi metode NWC, least cost, dan VAM karena jumlah total biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan lebih kecil daripada dengan menggunakan metode yang sedang berjalan. Perusahaan dapat menggunakan metode NWC, Least Cost, maupun VAM karena semua metode tersebut menghasilkan total biaya terminimal yang sama besarnya.

Dengan menggunakan metode NWC, Least Cost maupun VAM (supply berubah) perusahaan akan mendapatkan efisiensi karena total biaya untuk ketiga metode diatas lebih efisien dibandingkan dengan metode yang sedang berjalan. Total biaya untuk metode yang sedang berjalan adalah sebesar Rp.3.318.000,- dan total biaya untuk metode NWC, Least Cost dan VAM adalah sebesar Rp.3.277.250,-. Maka dengan menerapkan ketiga metode diatas, perusahaan akan mengefisiensi biaya sebesar Rp.40.7850,

Gambar

Tabel 4.1 Tabel Permintaan Periode Lalu  Menganalisa Permintaan Yang Akan datang
Gambar 4.1. Hasil Permintaan Kota
Gambar 4.3 Hasil Permintaan Serpong
Gambar 4.5 Hasil Permintaan Kalideres
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemeriksaan rutin kesehatan siswa dilakukan sesuai dengan jenis kecacatan, kegiatan promosi kesehatan perlu ditingkatkan meliputi: penyediaan media penyuluhan, pelaksanaan

Pada sisi lain dari Terusan Inggris (the English Channel) ini, pantai Inggris secara geografi lebih merata karena tidak terdapat teluk ataupun semenanjung yang besar seperti

Berdasarkan rekapitulasi faktor penyebab terjadinya alih fungsi lahan yang terdapat pada tabel 25 tergambarkan bahwasanya aspek ekonomi lebih besar dibandingkan

Bila suara anda bergetar atau anda berbicara sangat cepat, jelaslah bahwa anda merasa

Model konseptual adalah sekumpulan ide yang menjelaskan dengan menggunakan visualisasi symbol (dapat berupa kata-kata baik secara lisan maupun verbal, skematis atau kuantitatif)

Tujuan teoritis dari penelitian ini adalah menjabarkan susunan morfologis adverbia “zenzen + negatif” dan adverbia “zenzen + positif”, makna apa saja yang terkandung dalam

89."Ya Mughniy" ( Maha Pemberi Kekayaan ) - mintalah kekayaan yang bermnfat untuk kehidupan di dunia & akhirat kepada Allah dengan memperbanyakkan zikir ini 1000x

Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan Angkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa PSH Jasa-jasa 53% Bersih Bangunan Perdagangan Angkutan