• Tidak ada hasil yang ditemukan

IL3104 SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN ASISTENSI 04 TPS 3R & 3R DI TPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IL3104 SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN ASISTENSI 04 TPS 3R & 3R DI TPA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

IL3104 – SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN ASISTENSI 04

TPS 3R & 3R DI TPA

Nama : Ryan Zharif Ammar Rafif

NIM : 15719028

Kelompok : 5

Asisten : Kadek Sri Anik Suci, S.T Misi Wulandari (15718029)

REKAYASA INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021

(2)

ASISTENSI LATIHAN 4 Pendahuluan

• Asumsi persentase 3R di TPS yang digunakan dalam perhitungan ini adalah 15% dari total sampah yang masuk ke masing – masing TPS, sedangkan persentase 3R di TPA adalah 20% dari total sampah yang masuk ke TPA.

• Asumsi waktu pengangkutan dari TPS/TPA ke IPST, maksimal 8 kali dalam satu hari (setiap jam hanya 1 kali kedatangan)

• Pengangkutan tidak boleh dilakukan sekaligus, karena dapat menyebabkan overloaded di IPST

I. Kebutuhan Area Pemilahan a. TPS

Data timbulan sampah 3R di TPS dapat menggunakan hasil perhitungan yang diperoleh dari modul sebelumnya. Densitas sampah :

• di wadah sampah rumah sumber = 0,15 ton/m3

• di gerobak sampah = 0,25 ton/m3

Asumsi volume kendaraan pengumpul yang digunakan dari sumber ke TPS adalah 1,5 m3. Pemilahan yang dilakukan adalah pemilahan manual dengan ketinggian timbunan rata-rata saat penuangan di area pemilahan adalah setinggi 20 cm

b. TPA

Data timbulan sampah 3R di TPA adalah 20% dari timbulan sampah yang masuk ke TPA. Densitas sampah :

• di truk terbuka = 0,35 ton/m3

• di TPA dengan pemadatan konvensional = 0,6 ton/m3

Asumsi volume kendaraan angkut yang digunakan dari TPS ke TPA adalah 8 m3. Pemilahan yang dilakukan adalah pemilahan manual dengan ketinggian timbunan rata-rata saat penuangan di area pemilahan adalah setinggi 20 cm

(3)

c. Analasis Data

Untuk mencari data yang diperlukan, digunakan rumus sebagai berikut:

• Volume sampah yang masuk ke TPS 3R atau IPST (m3/hari)

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑘𝑒 𝑇𝑃𝑆 3𝑅 (𝑚3

ℎ𝑎𝑟𝑖) = % 3𝑅 𝑑𝑖 𝑇𝑃𝑆 × (15%) 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑘𝑒 𝑇𝑃𝑆 3𝑅 2021 = 128.11 × 15%

= 19.216 𝑚3 ℎ𝑎𝑟𝑖

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝐼𝑃𝑆𝑇 𝑑𝑖 𝑇𝑃𝐴 ( 𝑚3

ℎ𝑎𝑟𝑖) = % 3𝑅 𝑑𝑖 𝑇𝑃𝐴 × (20%) 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝐼𝑃𝑆𝑇 𝑑𝑖 𝑇𝑃𝐴 2021 = 41.73 × 20% = 8.35 𝑚3

ℎ𝑎𝑟𝑖

• Frekuensi kedatangan sampah (kali/hari) 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ

= 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑘𝑒 𝐼𝑃𝑆𝑇 (𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖)

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 (𝑚3)

𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑇𝑃𝑆) 2021 = 19.216 𝑚3 ℎ𝑎𝑟𝑖 1.5 𝑚3 = 13 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑇𝑃𝐴) 2021 = 8.35 𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖

8 𝑚3 = 1

• Luas area pemilahan (m2)

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑚2) 𝑑𝑖 𝑇𝑃𝑆

= 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑘𝑒 𝐼𝑃𝑆𝑇 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚𝑛𝑦𝑎 (𝑚3)

/ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡𝑎𝑛 / 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑚)

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑚2) 𝑑𝑖 𝑇𝑃𝐴

= 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑘𝑒 𝑇𝑃𝐴 (𝑚3) / 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ

/ 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑚)

Data hasil analisis dapat dilihat pada Tabel I.1 dan I.2:

(4)

Tabel I.1 Luas Area pemilahan di TPS

Tabel I.2 Luas Area pemilahan di TPA

(5)

II. Kebutuhan Area Komposting

Pada TPS asumsi komposisi sampah organik = 70%, dengan asumsi sampah organik yang layak dikomposkan adalah 60%, Lalu terjadi reduksi volume sampah layak kompos setelah dicacah menjadi 50% volume. Pengomposan menggunakan sistem windrow composting. Asumsi waktu proses pengomposan adalah 30 hari dan untuk waktu pematangan kompos adalah 10 hari. Kebutuhan lahan riil adalah lahan komposting + jalan operasional petugas (asumsi total kebutuhan lahan = 150%).

Sebe;um di komposkan sampah perlu dicacah menggunakan mesin.

• Kapasitas mesin pencacah 1 m3/jam

• Waktu efektif pencacahan 6 jam/hari

• Dimensi mesin pencacah (p x l) = 2 x 2 m

a. Komposisi sampah organik di IPST (m3/hari)

𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 𝑑𝑖 𝐼𝑃𝑆𝑇 (𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖)

= 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑘𝑒 𝐼𝑃𝑆𝑇 (𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖)

× % 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 (70%)

𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 𝑑𝑖 𝐼𝑃𝑆𝑇 2021 = 19.216 𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖 × 70%

= 𝟏𝟑. 𝟒𝟓 𝒎𝟑/𝒉𝒂𝒓𝒊

b. Sampah yang layak dikomposkan (m3/hari)

𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑘𝑎𝑛 (𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖)

= 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 𝑑𝑖 𝐼𝑃𝑆𝑇 (𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖)

× % 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠 (60%) 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑘𝑎𝑛 2021 = 19.216 𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖 × 60%

= 𝟖. 𝟎𝟕 𝒎𝟑/𝒉𝒂𝒓𝒊

c. Kebutuhan mesin pencacah (unit)

𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ (𝑢𝑛𝑖𝑡)

= (𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑘𝑎𝑛 (𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖) / 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑗𝑎𝑚/ℎ𝑎𝑟𝑖) (6) / 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ (𝑚3/𝑗𝑎𝑚) (1) 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ 2021 = 8.07 / 6 / 1 = 𝟐 𝒖𝒏𝒊𝒕

(6)

d. Luas lahan untuk alat pencacah (m2)

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ (𝑚2)

= 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ (𝑢𝑛𝑖𝑡)

× 𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ (𝑚2) (4) 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ 2021 = 2 × 4 = 𝟖 𝒎𝟐

e. Sampah layak kompos setelah pencacahan (m3/hari)

𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖)

= 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑘𝑎𝑛 (𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖)

× % 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ𝑎𝑛 (50%) 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ𝑎𝑛 2021 = 8.07 × 50%

= 𝟒. 𝟎𝟑𝟓 𝐦𝟑/𝐡𝐚𝐫𝐢

f. Kebutuhan luas area pengomposan (m2)

Dikarenakan dimensi efektif pengomposan yang digunakan berbentuk balok, sedangkan sistem pengomposan windrow composting berbentuk prisma segitiga, maka luas area pengomposan yang dibutuhkan menjadi 2 kali lipat.

Rumus yang digunakan:

𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑎𝑛 (𝑚2)

= (𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖) / 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑎𝑛 (𝑚))

× (𝐴𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑎𝑛 + 𝐴𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠 ) 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑎𝑛 2021

= 4.035 / 1.25 × 2 × (30 + 10) = 𝟐𝟓𝟖. 𝟐𝟔𝟓 𝒎𝟐

g. Kebutuhan bak pengomposan (unit)

𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑎𝑛 (𝑢𝑛𝑖𝑡)

= 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑎𝑛 / 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔

× 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑎𝑛

𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑎𝑛 2021 = 258.265 / 3 × 2 = 𝟒𝟒 𝒖𝒏𝒊𝒕

(7)

h. Kebutuhan luas area pengomposan riil (m2)

Kebutuhan lahan riil yg dimaksud adalah kebutuhan lahan untuk komposting dan juga jalan operasional petugas. Rumus yang digunakan:

𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑎𝑛 𝑟𝑖𝑖𝑙 (𝑚2)

= 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑎𝑛 (𝑚2)

× % 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 (150%)

𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑎𝑛 𝑟𝑖𝑖𝑙 2021 = 258.265 × 150%

= 𝟑𝟖𝟕. 𝟑𝟗 𝒎𝟐

Contoh perhitungan diatas adalah data dari TPS, untuk perhitungan pada variabel lain dan pada TPA dilakukan hal yang sama. Untuk hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel II.1 dan II.2

Tabel II.1 Kebutuhan Area Komposting di TPS

(8)

Tabel II.1 Kebutuhan Area Komposting di TPA

III. Kebutuhan Gudang Stok Kompos

Asumsi penyusutan volume akibat proses dekomposisi adalah sebesar 50% volume.

Tinggi penumpukan sebesar 2 m dan diperlukan space 20% dari kebutuhan area gudang untuk kegiatan operasional didalamnya. Waktu stok tinggal paling lama adalah 7 hari. Kapasitas mesin pengayak 3 m3/jam dan waktu efektif pengayakan 6 jam/hari. Dimensi mesin pengayak (p x l) = 1,5 x 4 m. Volume kompos hasil pengayakan berkurang menjadi 90%. Asumsi luas area pengepakan 4 x 4 m.

a. Volume sampah dikomposkan (m3/hari) 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑘𝑎𝑛 (𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖)

= 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖) 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑘𝑎𝑛 2021 = 4.035 𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖

b. Kompos yang dihasilkan (m3/hari) 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 (𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖)

= 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑘𝑎𝑛 (𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖)

× % 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑑𝑒𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 (50%)

(9)

𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 2021 = 4.035 𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖 × 50%

= 2.01 𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖

c. Kebutuhan mesin pengayak (unit)

𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑦𝑎𝑘 (𝑢𝑛𝑖𝑡)

= 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 (𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖) / 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 (𝑗𝑎𝑚/ℎ𝑎𝑟𝑖) / 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑦𝑎𝑘 (𝑚3/𝑗𝑎𝑚) 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑦𝑎𝑘 2021 = 2.01 / 6 / 3 = 1 𝑢𝑛𝑖𝑡

d. Luas lahan untuk alat pengayak (m2)

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑦𝑎𝑘 (𝑚2)

= 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑦𝑎𝑘 (𝑢𝑛𝑖𝑡)

× 𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑦𝑎𝑘 (𝑚2) 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑦𝑎𝑘 = 1 × (1.5 × 4) = 6 𝑚2

e. Kompos hasil pengayakan (m3/hari) 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 (𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖)

= 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 (𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖)

× % 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 (90%) 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 2021 = 2.018 × 90% = 1.816 𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖

f. Kebutuhan luas gudang (m2) 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑔𝑢𝑑𝑎𝑛𝑔 (𝑚2)

= [(𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 (𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖)

× 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑡𝑜𝑘 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 (ℎ𝑎𝑟𝑖)/ 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑚𝑏𝑢𝑛𝑎𝑛 (𝑚)]

× % 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 (120%)

𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑔𝑢𝑑𝑎𝑛𝑔 2021 = 1.816 × (7 ℎ𝑎𝑟𝑖/ 2 𝑚) × 120%

= 7.627 𝑚2

Contoh perhitungan diatas adalah data dari TPS, untuk perhitungan pada variabel lain dan pada TPA dilakukan hal yang sama. Untuk hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel III.1 dan III.2

(10)

Tabel III.1 Kebutuhan Gudang Stok Kompos di TPS

Tabel III.2 Kebutuhan Gudang Stok Kompos di TPS

IV. Kebutuhan Area Pengolahan Sampah Anorganik

Asumsi komposisi anorganik = 30%, dengan asumsi sampah anorganik yang layak didaurulang adalah 75%. Tinggi penumpukan = 2 m dan diperlukan space 50% dari kebutuhan area untuk kegiatan operasional didalamnya. Waktu proses diasumsikan kurang lebih = 7 hari.

(11)

𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑚2)

= [(𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑢𝑟

− 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔 (𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖) × 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 7 (ℎ𝑎𝑟𝑖)) / 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑚𝑝𝑢𝑘𝑎𝑛 (2 𝑚)]

× % 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 (150%) 𝑲𝒆𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒂𝒔 𝒂𝒓𝒆𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒐𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏 2021

= [1.88 𝒎𝟑/𝒉𝒂𝒓𝒊 × 𝟕 𝒉𝒂𝒓𝒊 / 𝟐 𝒎] × 𝟏𝟓𝟎% = 9.86 𝒎𝟐

Contoh perhitungan diatas adalah data dari TPS, untuk perhitungan pada variabel lain dan pada TPA dilakukan hal yang sama. Untuk hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel IV.1 dan IV.2

Tabel IV.1 Kebutuhan Area Pengolahan Sampah Anorganik di TPS

(12)

Tabel IV.2 Kebutuhan Area Pengolahan Sampah Anorganik di TPA

V. Kebutuhan Gudang Material Daur Ulang Anorganik

Asumsi penyusutan volume (akibat proses pencacahan plastik dan kompaksi) adalah sebesar 50% volume. Tinggi penumpukan = 2 m dan diperlukan space 20%

dari kebutuhan area gudang untuk kegiatan operasional didalamnya. Waktu stok tinggal paling lama = 7 hari. Asumsi luas area pengepakan 1 m2

𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑔𝑢𝑑𝑎𝑛𝑔 (𝑚2)

= [(𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑑𝑎𝑢𝑟 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔 (𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖)

× 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑡𝑜𝑘 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 ( 7 ℎ𝑎𝑟𝑖)) / 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑚𝑝𝑢𝑘𝑎𝑛 (2 𝑚)]

× % 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 120%

𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑔𝑢𝑑𝑎𝑛𝑔 2021 = [2.62 𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖) × 7 ℎ𝑎𝑟𝑖 / 2 𝑚] × 120%

= 9.080 𝑚2

(13)

Contoh perhitungan diatas adalah data dari TPS, untuk perhitungan pada variabel lain dan pada TPA dilakukan hal yang sama. Untuk hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel V.1 dan V.2

Tabel V.1 Kebutuhan Gudang Material Daur Ulang Anorganik di TPS

(14)

Tabel V.2 Kebutuhan Gudang Material Daur Ulang Anorganik di TPS

VI. Kebutuhan Area Residu

Tinggi penumpukkan stok = 1,5 m. Space area diasumsikan 20% dari kebutuhan area efektif. Stok residu diasumsikan diambil setiap hari (dengan bin 0,12 m3).

Space area diasumsikan 20% dari kebutuhan area efektif. Sampah residu ini harus ditangani dengan alternatif : dibuang ke TPA atau dimusnahkan dengan insinerator Stok residu diasumsikan diambil setiap hari (dengan kontainer penampung 6 m3)

𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 (𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖)

= 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑘𝑒 𝐼𝑃𝑆𝑇 (𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖)

− 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑘𝑎𝑛 (𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖)

− 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑢𝑟 − 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔 (𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖) 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 (𝑚2)

= [(𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 (𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖) × 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 ( 1 ℎ𝑎𝑟𝑖)) / 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑚𝑝𝑢𝑘𝑎𝑛 (1,5 𝑚)]

× % 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 (120%)

Didapatkan hasil sebagai berikut:

(15)

Tabel VI.1 Kebutuhan Area Residu di TPS

Tabel VI.2 Kebutuhan Area Residu di TPA

(16)

VII. Kebutuhan Luas Lahan untuk Kontainer dan Alat Angkut

Untuk TPS, diperlukan pengangkutan dengan kontainer bervolume 8 m3. Kebutuhan jumlah kontainer ini dihitung dengan membagi jumlah sampah yang harus diangkut per volume kontainer dengan pembulatan ke atas. Lalu ada kebutuhan luas area untuk kontainer dan alat angkut yang dihitung seperti berikut:

𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 (𝑚2) = 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 (𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖) × 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 (1 ℎ𝑎𝑟𝑖))

/ 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑚𝑝𝑢𝑘𝑎𝑛 (1,3 𝑚)

× 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 (8 𝑚2)

Didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel VII.1 Kebutuhan Luas Lahan untuk Kontainer dan Alat Angkut di TPS

VIII. Kebutuhan Area Total (Minimal)

Setelah melakukan pengolahan data diatas, datanya digunakan untuk menentukan kebutuhan area total (minimal) dari TPS dan TPA. Untuk menentukan kebutuhan area total digunakan rumus sebagai berikut:

(17)

𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 (𝑚2)

= ( 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑚2)

+ 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ (𝑚2)

+ 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑎𝑛 𝑟𝑖𝑖𝑙 (𝑚2) + 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑦𝑎𝑘 (𝑚2)

+ 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 (𝑚2)

+ 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑔𝑢𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠 (𝑚2)

+ 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 (𝑚2) + 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 (𝑚2)

+ 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑔𝑢𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑢𝑟 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔 (𝑚2) + 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 (𝑚2)

+ 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 (𝑚2))

× % 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 Didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel VIII.1 Kebutuhan Area Luas Lahan Minimal

Kebutuhan area total minimum (m2)

Tahun TPS 3R TPA

2021 662.054 352.89

2022 722.732 389.22

2023 812.790 428.48

2024 882.529 470.74

2025 955.448 516.03

2026 1071.483 564.36

2027 1153.399 620.88

2028 1335.587 702.64

2029 1544.952 795.03

2030 1790.485 899.33

2031 2002.550 1016.96

2032 2300.092 1132.24

2033 2642.764 1253.86

2034 2934.503 1348.09

2035 3256.418 1449.92

2036 3616.694 1559.96

2037 4008.196 1684.08

2038 4444.905 1812.59

2039 4920.339 1951.48

2040 5449.191 2101.57

2041 6171.353 2268.98

(18)

IX. Kebutuhan Pekerja

Kebutuhan pekerja bergantung pada beban kerja. Beban kerja dalam hal ini adalah banyaknya sampah yang perlu ditangani atau alat yang dioperasikan. Dalam soal diketahui data kegiatan 3R di TPS sebagai berikut

- Kecepatan pemilahan = 3 jam/orang.m3 - Durasi jam kerja = 6 jam/orang.hari

- Asumsi kebutuhan operator mesin pencacah dan mesin pengayak = 2 mesin 1 orang

- Asumsi kebutuhan pekerja untuk pengadukan = 10 bak pengomposan 1 orang - Asumsi kebutuhan pekerja untuk pengemasan 1 orang

- Asumsi kebutuhan pekerja untuk pemasaran (1 Administrasi 2 Distribusi)

Dan data berikut untuk kegiatan 3R di TPA:

- Kecepatan pemilahan = 3 jam/orang.m3 - Durasi jam kerja = 6 jam/orang.hari

- Asumsi kebutuhan operator mesin pencacah dan mesin pengayak = 2 mesin 1 orang

- Asumsi kebutuhan pekerja pengadukan = 10 bak pengomposan 1 orang - Asumsi kebutuhan pekerja untuk pengemasan 3 orang

- Asumsi kebutuhan pekerja untuk pemasaran (1 Administrasi 2 Distribusi) Maka didapatkan perhitungan-perhitungan berikut:

𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑗𝑎𝑚) = (𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑘𝑒 𝑇𝑃𝑆 𝑚3) × 3 𝑗𝑎𝑚/𝑚3 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 =𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛

𝑑𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ =𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ 2 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑑𝑢𝑘𝑎𝑛 = 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑎𝑛

10 𝑏𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔

𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑦𝑎𝑘 =𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑦𝑎𝑘 2 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛

= (1𝑎𝑡𝑎𝑢 3)𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑎𝑠 + 3 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑠𝑎𝑟

(19)

Untuk hasil dari pengolahan data, saya cantumkan pada pada tabel dibawah ini:

Tabel IX.1 Kebutuhan Pekerja di TPS

Tabel IX.2 Kebutuhan Pekerja di TPA

Gambar

Tabel I.1 Luas Area pemilahan di TPS
Tabel II.1 Kebutuhan Area Komposting di TPS
Tabel II.1 Kebutuhan Area Komposting di TPA
Tabel III.2 Kebutuhan Gudang Stok Kompos di TPS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip kerja dari Fuzzy Logic pada penelitian yang sama adalah agar lampu dapat menyesuaikan pencahayaannya sesuai dengan intensitas cahaya ruangan yang

Berdasarkan data-data yang telah dianalisa, pengkaji telah menyusun semula data yang dimasukkan ke dalam penulisan ilmiah yang lebih kepada pengkajian tentang

Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan diatas maka peneliti merumuskan masalah penelitian ini adalah Bagaimana Teknik Komunikasi Informatif BPJS Kesehatan

Berikut adalah faktor yang berpengaruh terhadap tenaga eksogen yang tidak adalah .... Endapan lumpur,kerikil,batuan hasil sedimentasi yang letaknya

Buah alpukat merupakan buah yang kaya akan zat gizi seperti lemak yaitu 2,45 gram minyak/lemak per 5 gram berat kering alpukat (Suparmi, 2000:12). Bagian lain dari buah alpukat

Tingkat pertumbuhan ekonomi serta inflasi dapat pula mempengaruhi tingkat kesempatan kerja di Provinsi Jawa Tengah, yang pada kenyataanya dapat juga mempengaruhi tingkat

Dengan ini, akan meningkatkan hubungan interpersonal kita dengan orang lain dan dapat mengirimkan pesan kita kepada orang melalui komunikasi yang efektif Contoh sederhana

Selain itu testosteron dirubah menjadi dihidrotestosteron (DHT) oleh sa-reduktase di beberapa jaringan sasaran dan DHT berikatan dengan reseptor intra sel yang sama