• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS DARING BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA DI MASA PANDEMI COVID- 19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS DARING BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA DI MASA PANDEMI COVID- 19"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS DARING BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK UNIVERSITAS SANATA

DHARMA YOGYAKARTA DI MASA PANDEMI COVID- 19

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik

Oleh:

Felisitas Erika Kusumawardhani NIM: 171124006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

(2)

ii S K R I P S I

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS DARING BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK UNIVERSITAS

SANATA DHARMA YOGYAKARTA DI MASA PANDEMI COVID- 19

Oleh:

Felisitas Erika Kusumawardhani NIM: 171124006

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Patrisius Mutiara Andalas, SJ, S. S, S. T. D 02 Juli 2021

(3)

S K R I P S I

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS DARING BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK UNIVERSITAS

SANATA DHARMA YOGYAKARTA DI MASA PANDEMI COVID- 19

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Felisitas Erika Kusumawardhani NIM: 171124006

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada 19 Juli 2021

dan dinyatakan memenuhi syarat.

SUSUNAN PANITIA PENGUJI

Nama Tanda tangan

Ketua : Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J.

Sekretaris : F. X Dapiyanta, S.F.K., M. Pd

Anggota : 1. Patrisius Mutiara Andalas, SJ,S.S, S.T.D 2. P. Banyu Dewa HS, S. Ag., M. Si

3. Yoseph Kristianto, SFK, M. Pd Yogyakarta, 19 Juli 2021

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Dr. Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si

(4)

iv KEPADA

Kedua orangtuaku Bapak Fransiscus Xaverius Wardoyo, Ibu Florentina Andiriyanti, dan kakak Laurensius Pandu Mahardhika yang dengan setia telah memberikan doa, dukungan, perhatian, dan kepercayaan kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

(5)

v

MOTO

Sistem pendidikan yang bijaksana setidaknya akan mengajarkan kita betapa sedikitnya yang belum diketahui oleh manusia, seberapa banyak yang masih harus

ia pelajari.

-Sir John Lubbock-

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 03 Juli 2021 Penulis,

Felisitas Erika K.

(7)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Felisitas Erika Kusumawardhani NIM : 171124006

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS DARING BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA DI MASA PANDEMI COVID- 19 beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Penulis memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin maupun memberikan royalti kepada penulis, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 02 Juli 2021 Yang Menyatakan,

Felisitas Erika K.

(8)

viii ABSTRAK

Skripsi S- 1 berjudul EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA PADA MASA PANDEMI COVID- 19 penulis pilih berdasarkan keingintahuan terhadap keefektifan penerapan pembelajaran daring pada masa pandemi covid- 19 bagi Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik. Pandemi Covid-19 menyebabkan kegiatan pembelajaran berhenti secara luring selama beberapa waktu dan berganti menggunakan sistem pembelajaran daring untuk mengurangi penyebaran virus. Pembelajaran daring memiliki banyak tantangan, di antaranya fokus mahasiswa kurang efektif karena proses penyampaian materi tidak dilakukan secara langsung atau tatap muka.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi, penulis merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut. Bagaimana efektivitas pembelajaran daring bagi mahasiswa Pendidikan Keagamaan Katolik? Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah empat puluh mahasiswa Pendidikan Keagamaan Katolik angkatan 2017-2020. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dosen telah melaksanakan kegiatan pembelajaran daring scara baik. Hal ini ditunjukkan dengan pernyataan mahasiswa, bahwa dosen dapat menjelaskan materi dengan baik dan mahasiswa mudah memahaminya. Dosen juga memanfaatkan teknologi dengan baik untuk menunjang pembelajaran daring. Selain itu, mahasiswa menyatakan ‘sangat setuju’ bahwa dosen memiliki waktu untuk merespon tanggapan dan pertanyaan mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa telah mampu menggunakan perangkat pembelajaran dengan baik sehingga mengurangi hambatan yang terjadi saat perkuliahan. Efektivitas menjadi pedoman atas keberhasilan dari suatu kegiatan pembelajaran. Hasil tersebut menunjukkan sebanyak 32,5% mahasiswa merasa ‘cukup’ dengan pernyataan tersebut. Penulis menafsirkan bahwa informan masih kurang merasakan manfaat dampak positif dan juga merasakan dampak negatif dari pembelajaran daring ini. Penulis memberi saran kegiatan pembelajaran daring berlangsung diselingi dengan pembelajaran tatap muka kurang lebih satu hingga dua kali dalam seminggu dengan jumlah peserta 50% dari kapasitas kelas. Penulis juga mengusulkan para pengajar meningkatkan kreativitas dengan menggunakan media pembelajaran yang dapat memudahkan mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan.

Kata Kunci: Pandemi Covid- 19, Efektivitas, Pembelajaran Daring

(9)

ix ABSTRACT

This undergraduate thesis entitled ONLINE LEARNING EFFECTIVENESS FOR CATHOLIC RELIGIOUS EDUCATION STUDENTS SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA DURING THE COVID-19 PANDEMIC The authors chose based on curiosity about the effectiveness of the application of online learning during the Covid-19 pandemic for Catholic Religious Education Study Program. The Covid-19 pandemic has caused learning activities to stop offline for some time and switch to using an online learning system to reduce the spread of the virus. This online learning has many challenges, including an ineffective student focus because delivering material does not take place directly or face to face. Based on these problems, the authors formulate the following research questions. How effective is online learning for Catholic Religious Education students? This study uses descriptive qualitative research methods. The research subjects were forty Catholic Religious Education students in class from 2017-2020. The results showed that the lecturers had carried out online learning activities well. This result is shown in student statements that the lecturer can explain the material well and students understand it easily. Lecturers also make good use of digital technology to support online learning. In addition, students stated that they strongly agreed that the lecturer had time to respond to their responses and questions. The results showed that most of the students had been able to use learning tools well to reduce the obstacles during online lectures. Effectiveness becomes a guide for the success of a learning activity. These results show as many as 32.5% of students feel 'enough' about the statement. The author interprets that the resource persons still do not feel the positive impact and feel the negative effect of this online learning. The author suggests that online learning activities take place interspersed with face- to-face learning approximately one to two times a week with the number of participants 50% of class capacity. The author also proposes that teachers increase creativity by using learning media to make it easier for students to understand lecture material.

Keywords: Covid-19 Pandemic, Effectiveness, Online Learning

(10)

x

KATA PENGANTAR

Syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan rahmat- Nya dalam penyusunan hingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Efektivitas Pembelajaran Daring Bagi Mahasiswa Pendidikan Keagamaan Katolik Universitas Sanata Dharma di masa Pandemi Covid- 19.

Selama penelitian, penulis menemukan hambatan untuk bertemu dengan informan secara langsung karena pandemi covid-19. Dalam penyelesaian skripsi ini penulis mendapat banyak dorongan, bimbingan, bantuan, dan arahan dari berbagai pihak. Harapan penulis, semoga dengan adanya skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kapada:

1. Patrisius Mutiara Andalas, SJ, S.S, S.T.D, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia memberikan perhatian, memberikan masukkan, meluangkan waktu serta memberikan kritik dalam penyusunan skripsi dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

2. P. Banyu Dewa H. S, S. Ag, M. Si selaku dosen pembimbing akademik dan dosen penguji II yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Yoseph Kristianto, SFK, M. Pd selaku dosen penguji III, yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ selaku Ketua Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik, yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melaksanakan penelitian ini.

5. Staf Dosen Prodi Pendikkat yang telah mendidik dan membimbing selama penulis menyelesaikan studi.

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang selama ini memberikan bantuan hingga terselesaikannya skripsi ini.

(11)

xi

Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman sehingga penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dari pembaca demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pelayanan Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik terhadap proses pembelajaran terutama pada masa pandemi.

Yogyakarta, 02 Juli 2021 Penulis,

Felisitas Erika K.

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR SINGKATAN ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penulisan ... 5

D. Manfaat Penulisan ... 5

E. Metode Penulisan ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN KAJIAN TERKAIT ... 8

A. Kajian Teori ... 8

1. Efektivitas Pembelajaran ... 8

2. Pembelajaran Daring ... 10

(13)

xiii

3. Pandemi Covid- 19 ... 20

B. Kajian Terkait ... 21

BAB III METODE PENELITIAN... 24

A. Desain Penelitian ... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 26

D. Variabel Penelitian ... 26

E. Teknik Pengumpulan Data ... 27

F. Instrumen Penelitian ... 28

1. Lembar Angket Mahasiswa ... 28

2. Pedoman Wawancara... 29

G. Teknik Analisis Data... 30

H. Teknik Pengujian Keabsahan Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Profil Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik ... 35

B. Hasil Penelitian ... 38

1. Penyebaran Angket ... 38

2. Wawancara ... 52

C. Pembahasan... 61

D. Usulan ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71

LAMPIRAN Lampiran 1: Surat Izin Penelitian ... (1)

Lampiran 2: Hasil Angket Angkatan 2017 ... (2)

Lampiran 3: Hasil Angket Angkatan 2018 ... (9)

Lampiran 4: Hasil Angket Angkatan 2019 ... (16)

Lampiran 5: Hasil Angket Angkatan 2020 ... (23)

Lampiran 6: Hasil Transkip Wawancara 1 ... (30)

(14)

xiv

Lampiran 7: Hasil Transkip Wawancara 2 ... (32) Lampiran 8: Hasil Transkip Wawancara 3 ... (34) Lampiran 9: Hasil Transkip Wawancara 4 ... (36)

(15)

xv

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Dokumen Gereja

IL : Instrumentum Laboris. Mendidik di Masa Kini dan Masa Depan: Semangat yang diperbarui, 07 April 2014

B. Singkatan-Singkatan Lain

COVID- 19 : Corona Virus Disease- 19

DARING : Dalam Jaringan

LMS : Learning Management System

WAG : Whatsapp Grup

KKM : Kriteria Ketuntasan Minimum

PRODI : Program Studi

PENDIKKAT : Pendidikan Keagamaan Katolik

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Kisi- Kisi Angket ... 28

Tabel 2: Kisi- Kisi Wawancara ... 29

Tabel 3: Skala Penelitian ... 33

Tabel 4: Hasil Angket Mahasiswa Prodi Pendikkat ... 39

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan aktivitas interaksi antara pendidik dan peserta didik dengan komunikasi timbal balik langsung untuk mencapai tujuan belajar.

Sering dalam proses penyampaian materi peserta didik merasa tidak tertarik dengan materi pembelajaran, karena cara pendidik menyampaikannya terlalu monoton sehingga membosankan. Seorang pendidik dituntut untuk mampu mewujudkan suasana dan proses belajar yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang serta dapat memotivasi peserta didik untuk belajar. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 19 yang menyebutkan bahwa:

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Sistem pendidikan nasional memberikan arahan dalam menjalankan sistem pendidikan yang menyangkut setiap individu, kelompok, organisasi dan, masyarakat. Sistem pendidikan nasional menjadi pedoman untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional.

Permasalahan ini bertambah dengan pandemi Corona Virus Disease (Covid-19). Sistem pembelajaran berbasis daring akhir-akhir ini menjadi

keputusan pemerintah sebagai upaya mencegah persebaran virus corona.

Kebijakan pembelajaran daring tertuang dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan

(18)

dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 36962/ MPK. A/ HK/ 2020 tentang pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19). Cara tersebut diambil sebagai salah satu upaya untuk memutus rantai penyebaran covid-19 dengan melakukan pembatasan interaksi masyarakat. Kebijakan pemerintah ini menyebabkan segala kegiatan pendidikan dilakukan di rumah, sehingga menyebabkan para pendidik untuk lebih kreatif dalam membuat bahan ajar yang dapat dilakukan di rumah.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini membawa berbagai perubahan dalam kehidupan manusia. Peranan teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang dalam berbagai sektor termasuk di bidang pendidikan. Pembelajaran daring merupakan program penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan untuk menjangkau kelompok target yang masif dan luas. Melalui jaringan, pembelajaran dapat dilaksanakan secara masif dengan peserta yang tidak terbatas. Pembelajaran daring dapat saja berlangsung dan mengikuti secara gratis maupun berbayar. Di dalam bukunya “The One World Schoolhouse”, Salman Khan (2012) mengatakan:

“Pendidikan tidak terjadi di dalam ruang antara mulut pendidik dan telinga peserta didik. Pendidikan terjadi di ruang di dalam otak masing- masing.”

Melalui pembelajaran berbasis daring ini, peserta didik dapat melakukan pembelajaran dari tempat masing- masing tanpa harus bertemu secara tatap muka dengan pendidik. Adanya metode pembelajaran diharapkan mampu membantu mengatasi masalah dalam bidang pendidikan saat pandemi.

(19)

Penggunaan jaringan internet diharapkan dapat menjadi jalan keluar yang baik agar proses pembelajaran dapat tetap berlangsung.

Pendidikan jarak jauh merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi.

Berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pada bagian Pendidikan jarak jauh sebagaimana dimaksud pada pasal 31 ayat 1 bertujuan: memberikan layanan Pendidikan Tinggi kepada kelompok Masyarakat yang tidak dapat mengikuti Pendidikan secara tatap muka atau reguler; dan memperluas akses serta mempermudah layanan Pendidikan Tinggi dalam Pendidikan dan pembelajaran. Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi.Pembelajaran berbasis daring ini tentunya memliki berbagai tantangan, salah satu tantangan yang dihadapi adalah keefektifan pembelajaran ini bagi mahasiswa karena tidak melakukan pembelajaran secara langsung. Media online yang digunakan seperti youtube, whatsapp, e-learning, zoom. Materi yang diberikan dalam bentuk power point, video singkat, serta

bahan bacaan. Sistem pembelajaran ini merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka antara pengajar dan peserta didik, sehingga hal ini dapat dilakukan di mana pun selama terhubungan dengan jaringan internet. Penggunaan sistem ini juga merupakan upaya untuk meningkatkan efektivitas dalam proses pembelajaran sehingga kualitas hasil belajar peserta didik juga meningkat. Pembelajaran secara tidak langsung ini memiliki banyak tantangan di antaranya fokus mahasiswa yang

(20)

kurang efektif karena proses penyampaian materi tidak dilakukan secara langsung atau tatap muka. Adanya pembelajaran secara daring mengharapkan mahasiswa mampu bertangggung jawab terhadap kewajibannya masing-masing. Pelaksanaan pembelajaran berbasis daring perlu adanya media yang mampu menambah semangat peserta didik untuk selalu fokus dalam pembelajaran.

Seperti yang terjadi di Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik Universitas Sanata Dharma, karena adanya covid-19 memberikan dampak dalam bidang pendidikan. Adanya peraturan baru, mengakibatkan perkuliahan yang awalnya tatap muka menjadi pembelajaran daring. Dosen-dosen memanfaatkan LMS, Zoom, Google Meet, Whatsapp, serta Google Classroom untuk melakukan perkuliahan. Penggunaan media tersebut dianggap paling mudah untuk diakses dan tidak rumit. Beberapa mahasiswa mengatakan ada beberapa hal yang dapat menjadi penghambat salah satunya yaitu akses internet. Hal tersebut terjadi karena ada beberapa dosen yang selalu menggunakan aplikasi zoom yang menghabiskan biaya yang mahal dan terkadang jaringan internet yang tidak selalu stabil.

Dengan adanya permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Efektivitas Pembelajaran Daring Bagi Mahasiswa Pendidikan Keagamaan Katolik di Masa Pandemi Covid-19”. Subjek yang dijadikan bahan penelitian oleh peneliti adalah mahasiswa Pendidikan Keagamaan Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(21)

B. Rumusan Masalah

Adapun pernyataan masalah dalam penelitian ini, yakni “Bagaimana efektivitas pembelajaran berbasis daring bagi mahasiswa Pendidikan Keagamaan Katolik?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas pembelajaran berbasis daring bagi mahasiswa Pendidikan Keagamaan Katolik.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi tolak ukur bagi penyelenggara pendidikan sebagai tindak lanjut dari proses pengajaran berbasis daring. Serta hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan

dalam penentuan kebijakan.

2. Manfaat praktis

a. Bagi mahasiswaPendidikan Keagamaan Katolik, penelitian ini dapat membantu melihat sejauh mana keefektifan pembelajaran dengan basis daring.

b. Bagi peneliti, penelitian ini dapat membantu mengetahui pengaruh penggunaan pembelajaran ini.

(22)

c. Bagi universitas, dapat menjadi bahan masukkan agar dapat mengembangkan metode pembelajaran berbasis daring sebagai salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan.

E. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan wawancara, dan pengumpulan angket. Angket digunakan sebagai sarana mencari data berkaitan dengan respon mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran berbasis daring. Angket tersebut akan diberikan pada 10 mahasiswa pada setiap angkatan yang berisi beberapa pernyataan yang akan dinilai oleh mahasiswa berkaitan dengan yang mereka alami selama pembelajaran berlangsung. Sedangkan untuk wawancara digunakan untuk memperkuat data berkaitan dengan jawaban mereka yang diambil dari angket tersebut. Fokus dalam penelitian ini yaitu ingin melihat sejauh mana keefektivan pembelajaran berbasis daring bagi mahasiswa Pendidikan Keagamaan Katolik.

F. Sistematika Penelitian

Bab I terdiri pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penelitian. Pada bab ini, penulis berisi alasan memilih judul terkait efektivitas pembelajaran daring.

(23)

Bab II berisi kajian teori dan kajian terkait. Pada bagian pertama berisi landasan teori yang digunakan pada penelitian. Sedangkan pada bagian kedua berisi penelitian yang relevan dengan penelitian ini.

Bab III berisi desain penelitian, tempat penelitian, waktu pelaksanaan penelitian, subyek penelitian, obyek penelitian, variabel penelitian, instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik pengujian keabsahan data.

Bab IV mendeskripsikan hasil penelitian, pembahasan dan usulan dari penelitian yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan efektivitas pembelajaran daring bagi mahasiswa Pendidikan Keagamaan Katolik.

Bab V memberikan kesimpulan dan saran penelitian yang telah dilakukan.

(24)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KAJIAN TERKAIT

Pada bab sebelumnya, penulis telah membahas mengenai latar belakang penulisan skripsi. Pembelajaran daring menjadi terobosan baru dalam dunia pendidikan akibat dampak pandemi covid-19. Kegiatan pembelajaran diberhentikan sementara dan berganti menggunakan sistem pembelajaran daring untuk meminimalisasi penyebaran virus. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi penulis terhadap efektivitas pembelajaran daring bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik Universitas Sanata Dharma.

Pada bab ini, penulis memaparkan kajian teori yang menjadi dasar dalam melaksanakan penelitian. Secara khusus penulis menjelaskan mengenai efektivitas pembelajaran, pembelajaran daring, dan ketentuan dari Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik. Selain itu, pada bab ini penulis menyertakan kajian terkait berkaitan dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan.

A. Kajian Teori

1. Efektivitas Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektivitas dapat dilihat dari tercapai atau tidaknya tujuan instruksional khusus yang telah dicanangkan. Reigeluth dan Merrill (1979) mengemukakan bahwa pengukuran keefektifan pembelajaran harus selalu berkaitan dengan pencapaian

(25)

tujuan pembelajaran. Terdapat 7 indikator yang dapat digunakan untuk menetapkan keefektifan suatu pembelajaran, yaitu.

a. Kecermatan penguasaan perilaku b. Kecepatan unjuk kerja

c. Kesesuaian dengan prosedur d. Kuantitas untuk kerja

e. Kualitas hasil akhir f. Tingkat alih belajar g. Tingkat retensi

Keefektifan adalah suatu keadaan yang menunjukkan rencana dapat tercapai. Semakin banyak tujuan yang hendak dicapai, semakin efektif pula tujuan tersebut. Keefektifan dapat disebut juga sebagai tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu cara atau usaha untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.

Menurut Harry Firman (1987: 25). Keefektifan program pembelajaran ditandai dengan ciri- ciri sebagai berikut.

a. Berhasil menghantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan

b. Memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan intruksional

c. Memiliki sarana- sarana yang menunjang proses belajar mengajar.

Miarso Rohmawati (2015) menyatakan bahwa efektivitas pembelajaran merupakan standar mutu pendidikan dan sering kali diukur dengan tercapainya tujuan pembelajaran, dan dapat juga diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola

(26)

suatu situasi “doing the right things.” Dengan begitu standar mutu pendidikan yaitu tingkat keefektifan pembelajaran yang telah dilaksanakan sudah membuahkan hasil atau tidak.

Dari beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran merupakan pembelajaran yang tidak terlepas dari aktivitas yang berkualitas dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan oleh guru dan akan menjadi tolak ukur keberhasilan guru dalam kelas. Jika dikaitkan dengan hasil belajar maka pembelajaran dapat dikatakan efektif jika terdapat perubahan yang positif pada siswa dan termasuk pada perolehan hasil belajar yang meningkat atau sesuai dengan ketentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. Keefektivan pembelajaran tidak hanya meninjau dari segi prestasi belajar saja, namun harus melihat dari segi proses dan sarana penunjang.

Kriteria efektivitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kemampuan pendidik dalam mengelola pembelajaran dengan baik.

2. Pembelajaran Daring

a. Pengertian Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring memiliki perbedaan arti dengan pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran daring dapat dilakukan untuk pembelajaran jarak jauh, tetapi tidak semua pembelajaran jarak jauh harus bersifat daring.

Secara sederhana Brown (2002) mengatakan pembelajaran online merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (internet) sebagai

(27)

metode penyampaian, interaksi dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya.

Menurut Siahaan (Waryanto, 2006:11) pembelajaran daring merupakan salah satu pemanfaatan internet dalam dunia pendidikan. Terdapat berbagai istilah untuk mengemukakan gagasan tentang pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan intenet, yaitu: online learning, e-learning (pembelajaran elektronik), internet- enabled learning, virtual learning, virtual classrom atau web based learning.

Pembelajaran daring diperkenalkan pertama kali oleh Universitas Illionis di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer dan komputer bernama PLATO. Berikut perkembangan dari masa ke masa.

1) Tahun 1990: Era Computer Based Training (CBT), bermunculan aplikasi e- learning yang berjalan berbentuk CD- ROM.

2) Tahun 1994: CBT muncul dalam bentuk paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.

3) Tahun 1997: Learning Management System (LMS), membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar.

Bentuk yang standar yang muncul.

4) Tahun 1999: perkembangan LMS menuju aplikasi e- learning berbasis web berkembang secara total, baik untuk pembelajaran maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai menyatu dengan situs informasi, majalah dan surat

(28)

kabar, dengan perpaduan multimedia, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar dan berukuran kecil.

Pembelajaran daring mengenal dua model interaksi antara dosen dengan mahasiswa berdasarkan waktu proses pembelajaran, yaitu synchronous dan asynchronous. Synchronous berarti proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama antara pendidik dan peserta didik. Hal ini dimungkinkan interaksi langsung secara daring, saat pendidik dan peserta didik wajib mengakses internet secara bersamaan. Dalam proses pengajaran, pendidik memberikan materi menggunakan presentasi atau makalah. Pengelolaan pembelajaran daring diharapkan adanya perubahan cara pandang terhadap dinamika, pengetahuan teknis dan ketrampilan untuk memfasilitasi pembelajaran secara optimal.

b. Karakteristik Pembelajaran Daring

Berdasarkan hasil Webinar APK Bappenas tentang Efektivitas Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19 merumuskan karakteristik pembelajaran daring sebagai berikut.

1) Memanfaatkan berbagai media interaksi daring

Pembelajaran daring dapat berlangsung baik secara tatap muka maupun tanpa tatap muka melalui aplikasi atau jasa layanan komunikasi audio visual untuk menjembatani komunikasi antara pendidik dengan peserta didik.

2) Tidak terikat jarak, tetapi terikat waktu,

Pembelajaran dapat dilakukan di tempat terpisah atau dalam satu tempat atau ruangan yang sama dalam kurun waktu yang sudah ditentukan.

(29)

3) Karakteristik interaksi

Pembelajaran daring tidak dapat disamakan dengan pembelajaran konvensional yang menjadi daring. Metode yang dipilih berupa konvensional, dan daring metode mempunyai karakteristik masing- masing sehingga pendidik perlu lebih bijak dalam menerapkan metode pembelajaran yang dipilih. Selama ini yang terjadi yaitu mendaringkan sekolah konvensional. Hal ini menimbulkan keluhan karena banyaknya tugas dan materi yang banyak.

Kegiatan pembelajaran yang sebelumnya berpusat di sekolah berpindah ke rumah membuat orang tua sebagai guru bagi anak mereka selama masa pandemi. Tidak semua orang bisa menyampaikan materi pembelajaran, berbeda yang dilakukan oleh pendidik yang paham akan pedagogi. Sehingga yang terjadi jika pembelajaran daring hanya sebatas mendaringkan pembelajaran konvensional yang dititipkan kepada orang tua mereka akan kewalahan. Peran orang tua yang sebagai pencari nafkah, juga menjadi faktor keterbatasan bagi orang tua dalam proses pendampingan anak.

c. Manfaat Pembelajaran Daring

Kemajuan teknologi saat ini berdampak pada semua bidang tidak terkecuali pada bidang pendidikan yang dalam penyelenggaraannya menggunakan teknologi secara total sebagai media utama dalam pembelajaran daring. Teknologi ini dalam pendidikan bermanfaat untuk mencapai efektif dalam waktu belajar, agar lebih mudah untuk mengakses materi pembelajaran dan sumber belajar.

Tantangan pembelajaran daring.

(30)

1) Pendidik:

a) Literasi atau ketrampilan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) b) Ketersediaan sarana dan prasarana

c) Kemampuan mentransformasi pembelajaran konvensional menjadi daring d) Manajemen waktu

e) Sulit mengamati perkembangan siswa

f) Banyak siswa merasa kesulitan melaksanakan pembelajaran dari rumah g) Pendidik belum mampu mengoptimalkan media digital

h) Pendidik masih mengejar ketercapaian kurikulum

i) Pendidik lebih menekankan pada sebatas tugas, tidak menjelaskan materi, diskusi atau tanya jawab.

2) Peserta didik

a) Ketersediaan sarana dan prasarana (laptop, listrik, jaringan internet, gawai) b) Adaptasi pembelajaran daring

c) Belum mampu mengoptimalkan media digital

d) Banyaknya tugas dari pendidik yang harus dikerjakan dengan waktu pengerjaan yang terlalu sempit

e) Kurang konsentrasi dalam belajar f) Motivasi

3) Lingkungan

(31)

a) Situasi dan aktifitas lingkungan siswa

b) Kemampuan orang tua siswa dalam mendampingi pembelajaran

d. Etika Pembelajaran Daring

Lembaga Pendidikan Yesuit berkomitmen untuk menghidupi etiket bagi pembelajaran di kelas daring.

1) Peserta didik bersikap sopan dalam pembelajaran daring.

2) Peserta didik hadir di kelas daring dan tidak menciptakan gangguan suara terhadap pembelajar lain.

3) Peserta didik mengenakan pakaian yang mengindahkankesopanan.

e. Prosedur Pembelajaran Daring

1) Materi pembelajaran diunggah sebelum perkuliahan dimulai

2) Perancangan mata kuliah paralel dikelola tim pengampu sehingga diperoleh rangkaian materi dan strategi pembelajaran yang lengkap untuk setiap kelas 3) Dosen wajib memberikan layanan pembelajaran mata kuliah di jadwal

perkuliahan, contohnya menjawab pertanyaan, konsultasi

4) Perkuliahan tatap muka virtual wajib diselenggarakan oleh dosen pengampu pada masing-masing mata kuliah pada jadwal yang telah ditentukan

f. Media Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring pendidik tidak dibatasi oleh aturan dalam memilih dan menggunakan media online yang akan digunakan. Tapi pendidik harus

(32)

mengacu pada prinsip pembelajaran daring yang telah ditentukan oleh pemerintah.

Artinya media yang digunakan oleh guru dapat pula digunakan oleh siswa sehingga komunikasi dalam pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Kedua model interaksi ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran secara keseluruhan. Proses pembelajaran daring dapat memanfaatkan aplikasi online yang ada, seperti.

1) Whatsapp Grup (WAG)

Whatsapp merupakan aplikasi pesan instan lintas platform gratis yang memanfaatkan teknologi voice over IP yang dimiliki oleh Facebook, Inc.

Penggunaan teknologi tersebut, pengguna dapat saling mengirim pesan teks dan suara, melakukan panggilan suara (audio) dan video, berbagi gambar/ foto, video, dokumen, lokasi, dan jenis format yang lain. Kemudahan komunikasi menjadi alasan penggunaan Whatsapp sebagai media pendidikan dan pembelajaran.

Seperti sekolah, universitas, dan lembaga kursus memanfaatkan Whatsapp sebagai wadah belajar dan berbagi informasi, baik secara personal maupun grup. Pandemi Covid-19 juga memaksa peserta didik untuk belajar secara daring dari rumah menggunakan aplikasi ini.

2) Learning Management System (LMS)

LMS adalah suatu perangkat lunak untuk keperluan administrasi, dokumentasi, laporan sebuah kegiatan, kegiatan belajar mengajar dan kegiatan secara online. Dengan menggunakan LMS pengajar dapat mengelola kelas dan bertukar informasi dengan peserta didik. selain itu, akses terhadap materi

(33)

pembelajaran yang berlangsung dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Fitur- fitur yang tersedia dalam LMS untuk institusi pendidikan adalah sebagai berikut.

a) Pengelolaan hak akses pengguna (user) b) Pengelolaan courses

c) Pengelolaan bahan ajar (resource), d) Pengelolaan aktifitas,

e) Pengelolaan nilai, f) Penampilkan nilai,

g) Pengelolaan visualisasi e-learning, sehingga bisa diakses dengan web browser.

3) Zoom

Zoom adalah layanan video conference yang memungkinkan pengguna untuk melakukan obrolan daring dengan memanfaatkan teknologi cloud computer dan keamanan 256-bit TLS encryption. Zoom dikembangkan oleh

perusahaan Zoom Video Commucations, Inc. yang berpusat di San Jose, California, Amerika Serikat. Dengan Zoom, pengguna dapat saling terhubung, melakukan meeting, webinar, chatting, hingga melakukan diskusi dalam sebuah Channel. Zoom menjadi alternatif untuk bekerja dan belajar jarak jauh dari banyak organisasi dan lembaga di seluruh dunia. Dukungan OS untuk layanan Zoom juga sangat beragam mulai dari MacOS, Windows, Linux, iOS, Android, Web App, hingga ekstensi untuk Google Chrome dan Firefox.

4) Google Classroom

Google Classroom adalah aplikasi belajar dan mengajar. Semua orang yang berusia di atas 13 tahun dan memiliki akun Google dapat langsung

(34)

menggunakannya. Untuk menggunakanya, download aplikasi google classroom untuk laptop di Chrome maupun di Hp, seperti Apple iOS dan Android. Biaya yang dipungut adalah Rp 0 alias gratis. Cara menggunakan Google Classroom dengan membuat akun terlebih dahulu. Ada tiga pilihan akun yang diberikan, yakni akun sekolah, akun Google pribadi, atau akun G suite (perusahaan).

Pertama-tama, kunjungi situs alamat di classroom.google.com. Lalu klik 'Buka Classroom'. Selanjutnya, masuk Google Classroom dengan Gmail. Kemudian, jika ada pesan datang, klik 'Terima'. Lalu, jika Anda menggunakan akun G Suite untuk Pendidikan, klik Saya Seorang Siswa atau Saya Seorang Pengajar. Terakhir klik 'Mulai' Pengajar di sini dapat membuat kelas. Sedangkan, siswa hanya dapat bergabung ke kelas yang dibuat oleh sang pengajar.

5) Microsoft Teams

Microsoft Teams adalah sebuah platform komunikasi dan kolaborasi terpadu yang menggabungkan fitur percakapan kerja, rapat video, penyimpanan berkas (termasuk kolaborasi berkas) dan integrasi aplikasi. Microsoft Teams ini terintegrasi dengan rangkaian produk Microsoft 365. Selain itu juga dapat diintegrasikan dengan produk selain buatan Microsoft. Kelebihan:

a) Mudahnya memulai rapat

b) Mudah untuk berbagi file dan berkolaborasi c) Meningkatkan kinerja

d) Alat komunikasi serba guna e) Fitur dan fungsionalitas menarik

f) Sangat mudah mengorganisir pertemuan

(35)

g) Tersedia alat perekam

h) Integrasi dengan perangkat lain i) Platform all-in-one.

Kekurangan:

a) Struktur file cukup membingungkan. Hal ini terjadi ketika banyak pengguna ingin mengetahuisebuah file berada dan melalui struktur folder untuk menemukannya. Namun cara file yang disimpan pada Teams sangat membingungkan. Jadi segala sesuatu yang diunggah ke percakapan dibuang ke folder akar saluran.

b) Bandwidth yang besar. Microsoft Teams dapat dikatakan memiliki penggunaan badwidth yang lebih besar.

Menurut Michael Molinda (2005: 205) keuntungan dan kekurangan pembelajaran daring sebagai berikut.

Keuntungan:

a) Internet bisa memuat teks, audio, grafik, animasi video, dll

b) Bisa di update informasi dan siswa dapat mengaksses info tanpa batas c) Siswa dapat mengakses informasi kemana- mana tanpa pergi jauh

d) Siswa dapat berkonsultasi dengan tenaga ahli dan bertukar pendapat dengan siswa yang lain

e) Berkomunikasi dengan mudah f) Tidak terlalu mahal (murah) Kekurangan:

a) Banyak materi internet yang tidak sesuai dengan materi siswa

(36)

b) Terjadi pembajakan atas hak cipta

c) Sulit mencari informasi karena setiap hari ribuan web tumbuh d) Membutuhkan tenaga teknisi untuk mengorganisir LAN e) Membutuhkan alat koneksi untuk dapat mengakses internet f) Kelambatan akses

g) Membutuhkan cara pandang kritis atas informasi yang masuk

3. Pandemi Covid- 19

Mengutip dari Kumparan.com pandemi Covid- 19 merupakan peristiwa menyebarnya Coronavirus disease (Covid- 19). Penyakit ini disebabkan karena adanya virus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2. Virus ini pertama kali dideteksi di Wuhan, Tiongkok pada tanggal 01 Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh World Health Organization (WHO) pada 11 Maret 2020.

Bulan Desember 2019, terjadi kasus radang paru-paru yang dihubungkan dengan pasar makanan laut Huanan yang menjual berbagai macam hewan seperti ikan, ayam, kelelawar, rusa, marmut, dan hewan liar lainnya. Kecurigaan muncul bahwa virus ini bersumber dari hewan, sebagian besar virus corona bersirkulasi di antara hewan, tetapi enam spesies di antaranya berevolusi dan mampu menginfeksi manusia seperti yang nampak pada sindrom pernapasan akut berat (SARS). Pencegahan untuk menghindari virus ini di antaranya mencuci tangan dengan menggunakan sabun, menutup mulut saat bersin dan batuk, menjaga jarak, serta isolasi diri bagi orang yang mencurigai bahwa mereka telah terinfeksi.

(37)

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam pencegahan penyebaran virus ini membatasi perjalanan, pemberlakuan jam malam, serta pengurangan kegiatan kerja. Akibat menyebarnya covid- 19 di Indonesia, pemerintah membuat kebijakan untuk menutup kegiatan belajar mengajar di sekolah dan universitas.

Kegiatan tatap muka diganti dengan kegiatan belajar mengajar secara daring.

Akibat adanya pandemi, menyebabkan berbagai kebijakan untuk memutuskan rantai penularan virus covid- 19. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah yaitu penerapan Work From Home (WFH). Bidang pendidikan menjadi salah satu yang terdampak, dengan mengganti proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan menggunakan sistem dalam jaringan (daring).

B. Kajian Terkait

Ada beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian ini, di antaranya yaitu.

1. Penelitian tentang “Efektivitas Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid- 19: Survey Online” yang dilaksanakan oleh Hikmat, Endang Hermawan, Aldim, Irwandi dari Program Studi Sosiologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung tahun 2020. Pandemi covid membuat sistem pembelajaran di kampus terpaksa berubah secara drastis dari pertemuan tatap muka menjadi pembelajar secara online. Banyak kampus yang belum memiliki infrastruktur pembelajaran online dipaksa melakukan perkuliahan secara daring. Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan metode survey yang dilakukan

(38)

secara online. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan pembelajaran daring hanya efektif untuk matakuliah teori dan praktikum saja, sementara untuk matakuliah praktek lapangan tidak efektif dilakukan secara daring.

2. Penelitian tentang “Efektivitas Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid- 19” yang dilaksanakan oleh Aas Aliana Futriani Hidayah, Robiah Al Adawiyah, Prima Ayu Rizqi Mahanani tahun 2020. Pembelajaran daring dipilih sebagai salah satu cara untuk mengurangi potensi penyebaran virus corona. Pembelajaran daring yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang menggunakan media yang terkoneksi dengan internet.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif, sumber primer didapatkan dari peserta didik, dan data sekunder berupa buku referensi. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancaram dan kuisioner. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan, kendala yang dirasakan oleh peserta didik beserta orang tua meliputi pemahaman materi yang kurang karena pendidik hanya memberi penugasan, gangguan jaringan, adanya kejenuhan, dan keterbatasan penguasaan teknologi.

3. Penelitian tentang “Analisis Efektivitas Pembelajaran Daring dalam Menghadapi Wabah Pandemi Covid- 19” yang dilaksanakan oleh Dwinda Nur Baety dan Dadang Rahman Munandar tahun 2021. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pembelajaran daring ditinjau dari akses pendukung terlaksananya pembelajaran daring yang paling banyak digunakan pada peserta didik jenjang menengah hingga perguruan tinggi serta faktor- faktor yang dapat memengaruhi efektivitas pembelajaran daring. Penelitian

(39)

menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data primer didapatkan dari kuisioner googleform, dan data sekunder berasal dari buku referensi. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan, pembelajaran daring masih dinilai belum efektif oleh sebagian besar peserta didik dikarenakan pelaksanaan yang mendadak sehingga perlu dilakukan adaptasi media. Akses yang paling banyak digunakan yaitu google calssroom dengan presentase 72, 9%. Pembelajaran daring dipengaruhi oleh beberapa faktor: ekonomi 38%, sosial 30%, kesehatan 19% dan kepribadian 13%.

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab sebelumnya penulis telah memaparkan kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian yang ditulis. Penulis menjabarkan mengenai efektivitas pembelajaran secara daring. Mahasiswa diharapkan mampu menerima perubahan teknologi yang ada sebagai tanggapan pembaharuan pendidikan.

Pada bab IV, penulis akan menguraikan metodologi penelitian yang akan digunakan dalam proses memperoleh data Efektivitas Pembelajaran Daring bagi Mahasiswa Pendidikan Keagamaan Katolik di Masa Pandemi Covid- 19. Metode yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif. Pada bab iniakan dibahas langkah- langkah yang akan digunakan dalam mengolah data hasil observasi dan wawancara.

A. Desain Penelitian

Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif deskripstif, dengan teknik pengumpulan angket dan wawancara. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan fenomena, peristiwa, aktivitas sosial baik secara individu maupun kelompok. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Lexy L. Moleong (2012:4) mendeskripsikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dialami. Menurut Sugiyono (2014:14) mengatakan metode kualitatif merupakan metode yang berlandaskan pada filsafat

(41)

postpositivisme, yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah saat peneliti bertindak sebagai instrumen kunci.

Sementara menurut Sukmadinata (2015:60), penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, kepercayaan, pemikiran orang secara individu atau kelompok. Prosedur pelaksanaan penelitian kualitatif bersifat fleksibel sesuai dengan kebutuhan serta situasi yang ada di lapangan. Secara garis besar tahapan penelitian kualitatif sebagai berikut.

1. Merumuskan masalah sebagai fokus penelitian 2. Mengumpulkan data di lapangan

3. Menganalisis data 4. Merumuskan hasil studi

5. Menyusun rekomendadi untuk pembuatan keputusan

Penelitian deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fakta mengenai populasi secara sistematis, dan akurat. Dalam penelitian deskriptif hasil dari pengumpulan data disajikan apa adanya sesuai dengan hasil yang diperoleh dari informan. Penelitian ini untuk mengetahui efektivitas dari pembelajaran daring yang sedang dilakukan di Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik karena adanya pandemi covid- 19. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu pengisian angket online melalui google form. Peneliti menyiapkan angket dengan beberapa pernyataan yang ditujukan untuk informan.

(42)

Pernyataan yang disiapkan adalah yang berkaitan dengan pembelajaran daring yang sedang dilaksanakan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyebaran angket berlangsung tanggal 26 April hingga 03 Mei 2021 dengan melibatkan 40 informan. Angket dapat diisi melalui https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScXXGDGvG- rx6gmQGe3yDBqusfSwPA79gO0xxRaPbz6jT4VKw/viewform

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian merupakan 40 mahasiswa yang terdiri dari 10 informan dari setiap angkatan 2017- 2020. Informan pada setiap angkatan terdiri dari mahasiswa-mahasiswa yang melakukan kegiatan pembelajaran di dalam maupun di luar Yogyakarta. Objek dalam penelitian ini adalah efektivitas pembelajaran daring di masa pandemi covid- 19.

D. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini, variabel yang ada berupa keefektifan pembelajaran berbasis daring. Pada penelitian ini peneliti melakukan pengukuran terhadap suatu variabel dengan menggunakan sebuah instrumen penelitian. Dalam

(43)

penelitian ini variabel operasionalnya berupa keefektifan pembelajaran berbasis daring bagi mahasiswa Pendidikan Keagamaan Katolik Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu unsur dalam sebuah penelitian. Serta rumusan masalah yang dijawab melalui penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Angket digunakan sebagai sarana mencari data terkait respon mahasiswa terhadap penbelajaran berbasis daring. Angket berisi beberapa pernyataan yang akan dinilai dan disesuaikan oleh mahasiswa dengan yang mereka alami. Pengisian angket dilakukan secara online dengan menggunakan google form dengan menggunakan skala likert. Selanjutnya data tersebut

dianalisis dengan cara analisis deskriptif. Melalui angket tersebut, data demografis berupa tempat tinggal hingga tahun angkatan.

Sedangkan untuk data wawancara digunakan untuk memperkuat terkait respon mahasiswa yang telah diambil dari angket. Data ini diperoleh dengan melakukan wawancara penelitian dengan mahasiswa Pendidikan Keagamaan Katolik. Wawancara dilaksanakan secara lisan, pada penelitian ini yang dijadikan sumber wawancara yaitu angkatan 2018.

(44)

F. Instrumen Penelitian 1. Lembar angket mahasiswa

Lembar angket menggunakan skala 1-5, mahasiswa memberikan tanda centang pada salah satu pilihan sesuai dengan kondisi yang ada. Angket ini digunakan untuk mengetahui respon mahasiswa Pendidikan Keagamaan Katolik dalam pembelajaran berbasis daring. Berikut ini kisi-kisi angket dari mahasiswa.

Tabel 1

Indikator Pernyataan

Mahasiswa Pembelajaran berbasis daring

membantu saya dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan dalam pertemuan

Saat mengalami kesulitan saya bertanya kepada dosen maupun teman Selama proses perkuliahan, saya tidak mengalami kesulitan dalam setiap prosesnya

Dengan perkuliahan berbasis daring menumbuhkan semangat dalam setiap prosesnya

Nilai yang saya peroleh dari UTS, UAS, Kuis sesuai dengan usaha yang saya lakukan

Bagi saya pembelajaran daring yang dilakukan saat ini membuat proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien

Dosen Dosen memberikan materi sebelum

perkuliahan berlangsung

Dosen selalu memastikan mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan

Penguasaan materi dosen dapat tersampaikan dengan baik

Dosen mampu merespon pertanyaan mahasiswa

Tugas yang diberikan mampu membantu saya dalam memahami materi

(45)

Dosen selalu mengembalikan hasil pekerjaan (UTS, UAS)

Fasilitas Saya dapat menggunakan perangkat

pembelajaran dengan baik

Pembelajaran daring membutuhkan banyak biaya

Teknologi yang digunakan mampu mendukung proses perkuliahan

Materi yang disajikan dalam LMS bervariasi dan menarik sehingga mampu menggugah semangat belajar Seluruh kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik (sesuai dengan jadwal, terkoordinasi)

Pembelajaran daring dapat menggantikan pembelajaran secara langsung/ tatap muka

2. Pedoman wawancara

Wawancara digunakan untuk memperkuat jawaban mahasiswa pada lembar angket. Berikut daftar pedoman pertanyaan wawancara terkait pembelajaran berbasis daring.

Tabel 2

No. Aspek yang Diamati Pertanyaan

1. Ketercapaian tujuan dari penggunaan pembelajaran berbasis daring

Apakah pembelajaran berbasis daring membantu anda dalam memahami tujuan umum dalam perkuliahan?

Sebagai mahasiswa Pendidikan Keagamaan Katolik, apakah dalam menggunakan pembelajaran daring membantu dalam mengingat pembelajaran yang disampaikan pada pertemuan?

(46)

2. Minat mahasiswa terhadap

pembelajaran berbasis daring

Apakah pembelajaran berbasis daring membuat anda semakin bersemangat dalam mengikuti perkuliahan?

Apakah anda merasa senang mengikuti pembelajaran berbasis daring?

Sebagai mahasiswa Pendidikan Keagamaan Katolik, mengikuti perkuliahan dengan pembelajaran berbasis daring dapat menumbuhkan motivasi?

Apakah pembelajaran berbasis daring meningkatkan perhatian dalam mengikuti perkuliahan?

Bagaimana pendapat anda mengenai pembelajaran yang dilakukan secara daring?

3. Sikap mahasiswa terhadap

pembelajaran berbasis daring

Apakah dengan pembelajaran berbasis daring membuat anda semakin menumbuh rasa keingin tahuan pada setiap mata kuliah?

Apakah yang anda rasakan setiap mengikutiperkuliahan

menggunakan metode daring?

Apakah yang anda rasakan setiap mengikuti perkuliahan

menggunakan metode daring?

G. Teknik Analisis Data

Menurut Cresswell, Rossman, dan Rallis (2013: 274) analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus menerus terhadap data, mengajukan pertanyaaan-pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian. Analisis data melibatkan kumpulan data terbuka, yang didasarkan pada pertanyaan dan analisis informasi dari informan. Data-data

(47)

yang telah diperoleh diidentifikasi, dan dikelompokkan kembali untuk dianalisis.

Prinsip analisis data pada penelitian kualitatif sebagai berikut:

1. Peneliti menjadi instrumen utama pengumpulan data dan subjek yang diteliti dipandang mempunyai kedudukan sama secara nisbi dengan peneliti.

2. Data peneliti yang dikumpulkan bersifat deskriptif. Peneliti mengumpulkan data dan mencatat fenomena yang terkait langsung atau tidak langsung dengan fokus penelitian. Ciri khas ini berimplikasi pada data yang terkumpul, yaitu berupa kata- kata atau uraian deskriptif, tanpa mengabaikan bentuk angka.

3. Proses kerja penelitian dilakukan dengan menggunakan perspektif etik, yaitu dengan mengutamakan pandangan dan pendirian informan terhadap situasi yang ada.

4. Verifikasi data dan fenomena dilakukan dengan cara mencari kasus yang berbeda atau bertentangan dengan menggunakan metode dan subjek yang berbeda.

5. Kegiatan penelitian lebih mengutamakan proses daripada hasil dan data penelitian untuk mendapatkan makna kondisi alami yang ada.

6. Pemberian makna merupakan dasar utama dalam memahami situasi, pemaknaan tersebut selain berlangsung sendiri oleh peneliti juga didasari atas interpretasi bersama dengan sumber data.

Hasil penelitian dipandang memenuhi kriteria ilmiah jika memiliki tingkat kepercayaan tertentu, yaitu:

a. Credibility

(48)

Menunjuk pada apakah kebenaran penelitian ini dapat dipercaya, dalam artian dapat mengungkapkan kenyataan yang sesungguhnya.

b. Dependebility

Prinsip ini merujuk pada apakah hasil penelitian memiliki keandalan atau reliabilitas. Prinsip ini dapat dipenuhi dengan cara mempertahankan konsistensi teknik pengumpulan data dalam menggunakan konsep.

c. Corfirmability

Prinsip ini merujuk pada sangat perlunya upaya untuk mengkonfirmasi bahwa temuan yang telah diperoleh dapat dipercaya kebenarannya.

d. Transferability

Prinsip ini mengandung makna hasil penelitian dapat diaplikasikan pada situasi lain. Upaya untuk mentransfer hasil penelitian kualitatif pada situasi yang berbeda sangat mungkin namun memerlukan penyesuaian menurut keadaan dan asumsi yang mendasarinya.

Menurut Sugiyono (2012: 247) komponen analisis data yang digunakan yaitu:

1. Data collection: mengumpulkan data dan mengukur informasi demi mencapai tujuan penelitian melalui observasi, wawancara, dan lain sebagainya.

2. Data reduction: mereduksi data berarti merekam, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencari bila diperlukan.

(49)

3. Data display: penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian, bagan, hubungan antar kategori atau dengan teks yang bersifat naratif.

4. Conclusion drawing: penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti yang kuat.

Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis beberapa data berkaitan dengan keefektifan pembelajaran berbasis daring bagi mahasiswa Pendidikan Keagamaan Katolik.

1. Analisis data angket mahasiswa

Angket yang berisi penyataan dapat diakses dan diisi oleh mahasiswa melalui googleform. Pengisian angket dilakukan untuk mempermudah pengumpulan data di masa pandemi covid- 19 yang tidak memungkinkan berinteraksi secara langsung antara peneliti dengan informan. Dalam penelitian ini, peneliti membuat penyataan sebanyak 10 dengan skala 1- 5 untuk pilihan jawaban.

Tabel 3

Skala Skor

1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

2. Analisis hasil wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan jawaban yang nantinya digunakan untuk memperkuat pernyataan yang telah dijawab oleh mahasiswa.

(50)

Wawancara yang dilakukan menggunakan media Whatsapp, karena keterbatasan tempat peneliti dengan informan. Pada penelitian ini yang menjadi sumber dalam wawancara yaitu mahasiswa Pendidikan Keagamaan Katolik angktan 2018.

H. Teknik Pengujian Keabsahan Data

Validitas kualitatif merupakan upaya pemeriksaan pada akurasi hasil penelitian dengan menerapkan prosedur. Yin (Cresswell 2003: 285) menegaskan bahwa para peneliti kualitatif harus mendokumentasikan prosedur studi kasus dan sebanyak mungkin langkah dalam prosedur tersebut. Tema yang dibangun berdasarkan sejumlah data akan menambah validitas penelitian.

1. Menerapkan member checking untuk mengetahui akurasi hasil penelitian. Cara ini dapat dilakukan dengan membawa laporan akhir untuk mengecek hasil sudah akurat.

2. Membuat deskripsi yang kaya dan padat tentang hasil penelitian. Penulis menyajikan deskripsi yang detail mengenai setting.

3. Mengklarifikasi bias yang membawa peneliti ke dalam penelitian. Dengan melakukan refleksi diri, peneliti akan mampu membuat narasi yang terbuka dan jujur.

(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang digunakan yaitu dengan metode kualitatif deskriptif.

Informasi yang didapat dengan melakukan penyebaran angket secara tertutup dan wawancara dengan beberapa mahasiswa. Penelitian berlangsung selama bulan April-Mei 2021. Pada tahap pertama peneliti melakukan penyebaran angket melalui google form kepada 10 mahasiswa setiap angkatan Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik. Dari data yang diperoleh melalui google form, peneliti melanjutkan dengan melakukan wawancara dengan 3 mahasiswa dari angkatan 2018. 3 mahasiswa ini dipilih berdasarkan perbedaan yang mendasar pada jawaban yang telah diberikan.

Pada bab ini, penulis memaparkan hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Penulis memfokuskan pada 3 aspek yaitu ketercapaian tujuan pembelajaran, minat mahasiswa terhadap pembelajaran daring, dan sikap mahasiswa terhadap pembelajaran berbasis daring.

A. Profil Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik

Mengutip dalam buku Panduan Akademik Program Studi Pendidikan Keagaman Katolik (PENDIKKAT) memiliki visi yaitu sebagai lembaga pendidik mendidik calon sarjana Pendidikan Keagaaman Katolik yang beriman tangguh dan profesional demi terwujudnya Gereja yang memperjuangkan masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat. Misi Pendidikan Keagamaan

(52)

Katolik yaitu mendidik kaum muda menjadi sarjana Pendidikan Keagamaan Katolik yang dapat berprofesi sebagai guru agama Katolik, Katekis, dan Pengembang karya katekese di Indonesia.

Sebagai respon terhadap pencegahan penularan dan penyebaran COVID-19, Universitas Sanata Dharma menyelenggarakan pembelajaran secara daringbagi mata kuliah praktek yang menjadi syarat kelulusan mahasiswa pada jenjang terakhir. Momentum ini menjadi pijakan Universitas Sanata Dharma untuk mengawali impian besar yang tercantum dalam Renstra Universitas Sanata Dharma 2018-2022 terkait pembelajaran tanggap zaman. Pelaksanaan pembelajaran praktek tatap muka akan berlangsung sesuai protokol kesehatan.

Pembelajaran daring yang dipilih oleh setiap dosen wajib didasarkan berdasarkan pada prinsip-prinsip pokok pembelajaran untuk menjamin mutu layanan pendidikan.

Selama satu tahun pelaksanaan pembelajaran daring, prodi Pendikkat telah menggunakan berbagai media untuk mendukung kelancaran perkuliahan.

Para dosen memanfaatkan LMS, Zoom, Google Meet, Whatsapp, serta Google Classroom sebagai media yang paling mudah untuk diakses oleh mahasiswa.

Sebagian mahasiswa melakukan perkuliahan dari rumah, sehingga menimbulkan rasa bosan dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Mahasiswa menganggap, pembelajaran yang berlangsung lebih memudahkan namun jika berlangsung secara berkelanjutan akan menimbulkan kejenuhan karena mahasiswa kesulitan dalam berdiskusi dari pihak dosen maupun sesama mahasiswa.

(53)

Panduan pembelajaran daring di Universitas Sanata Dharma dikembangkan dengan mengacu pada ketentuan terkait pembelajaran. Kebijakan Rektor terkait persiapan perkuliahan Kebijakan Rektor No. 189/Rektor/VII/

2020 tentang Kebijakan Persiapan Perkuliahan Semester I T.A. 2020/2021 mencantumkan beberapa poin penting sebagai landasan panduan terutama terkait beberapa poin penting berikut ini.

a. Perkuliahan secara umum akan diselenggarakan secara daring untuk setidaknya sampai dengan masa ujian tengah semester. Perkuliahan praktikum, praktik, dan kegiatan penelitian di laboratorium dapat diselenggarakan secara luring dengan syarat dapat diikuti oleh semua mahasiswa yang menempuhnya dan pelaksanaannya mengikuti protokol kesehatan secara ketat.

b. Ketentuan pelaksanaan kuliah daring, seperti model presensi, frekuensi pertemuan daring, bentuk evaluasi, dan lain-lain, akan ditetapkan paling lambat 2 minggu sebelum kuliah dimulai.

c. Pemberian bantuan pendanaan koneksi internet kepada mahasiswa aktif akan ditentukan setelah perekaman data rencana studi mahasiswa selesai dilakukan.

d. Kegiatan pembimbingan dan ujian tugas akhir dapat dilakukan secara campuran antara daring dan luring.

e. Semua pihak yang membutuhkan layanan tatap muka di kampus akan dipenuhi dengan mengikuti protokol kesehatan.

(54)

B. Hasil Penelitian

Penyebaran covid-19 semakin hari semakin bertambah, hal ini mengakibatkan terbatasanya ruang gerak di luar rumah yang mengharuskan masyarakat mematuhi kebijakan pemerintah untuk bekerja secara daring untuk menekan penyebaran virus ini. Berdasarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19), salah satu kebijakannya berisi tentang

pembelajaran dari rumah. Efektivitas menjadi pedoman keberhasilan dari suatu kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari respon mahasiswa selama pembelajaran berlangsung.

1. Penyebaran Angket

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti telah melakukan survei untuk mengetahui keefektifan pembelajaran daring selama pandemi covid ini. Peneliti melakukan penyebaran angket secara tertutup, pada 10 mahasiswa di setiap angkatan 2017 hingga 2020. Dari hasil tersebut peneliti mendapatkan 40 informan yang terdiri dari mahasiswa yang berada di luar maupun dalam Yogyakarta.

Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan angketonline dalam google from diperoleh beberapa hal berikut:

(55)

Tabel 4

(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)

Berdasarkan angket yang telah terkumpul, dapat dilihat bahwa 55%

informan melakukan kegiatan pembelajaran daring di rumah pribadi (bersama orang tua, saudara). Perkuliahan di rumah bukan berarti membiarkan kegiatan yang berlangsung dikampus hilang, melainkan mahasiswa harus tetap produktif melaksanakannya secara daring. Mahasiswa diharapkan mampu belajar mandiri, namun masih memerlukan bimbingan dari dosen. Mahasiswa menyatakan dirinya telah mampu menggunakan perangkat pembelajaran (laptop, smartphone, internet) dengan baik sehingga mampu mendukung proses pembelajaran daring selama pandemi covid- 19. Menurut Siahaan (Waryanto, 2006: 11) pembelajaran daring merupakan salah satu pemanfaatan internet dalam dunia pendidikan. Pada penelitian yang dilakukan, dosen telah menggunakan Whatsapp dan zoom dalam pembelajaran daring. Whatsapp digunakan untuk memberikan materi dan informasi yang berkaitan dengan perkuliahan. Media ini digunakan karena seluruh dosen dan mahasiswa telah terbiasa dan mampu menggunakannya. Sedangkan zoom digunakan untuk proses interaksi bagi dosen dan mahasiswa saat menjelaskan materi. Pemanfaatan internet di era digital perlu dikembangkan terutama di bidang pendidikan. Melalui internet, kita dapat mengakses web setiap hari tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.

Pemberian materi sebelum perkuliahan berlangsung telah berlangsung dengan baik terlihat dalam diagram tersebut menunjukkan 47,5%. Materi yang diberikan sebelum perkuliahan dimaksudkan untuk mempermudah interaksi antara dosen dengan mahasiswa agar terjadi komunikasi timbal balik yang aktif.

Selama perkuliahan yang sering terjadi, saat dosen memberikan materi mahasiswa

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas aspek-aspek proses pembelajaran daring yaitu perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, strategi pembelajaran,

Pernyataan tersebut membuktikan bahwa dengan adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan kuliah jarak jauh dari rumah tidak menjadikan kendala mahasiswa

Bentuk pelayanan yang dilakukan oleh mahasiswa PENDIKKAT angkatan 2019 selama pandemi Covid-19 melakukan katekese lingkungan dengan cara yang terbatas walaupun rata-rata

Dengan demikian kerjasama yang baik antara guru, siswa, orangtua siswa dan pihak sekolah/madrasah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.

Abstrack: Problems of Online Learning Students Departement of Management Islamic Education During the Covid-19 Pandemic The research that aims to describe the

Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa Pandemi Covid-19 yang dilaksanakan di SD Muhammadiyah Pakel memadukan antara dalam jaringan (daring/online) dan luar jaringan

Pelaksanaan pembelajaran daring masa Pandemi Covid-19 siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Sukajati Haurgeulis dalam pembelajaran online dapat dilihat bahwa guru memanfaatkan

I bahwa tantangan pembelajaran jarak jauh adalah kesiapan sumber daya manusia yang terlibat dalam model pembelajaran baru ini, kesiapan sarana dan prasarana yang mendukung, perubahan