• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Jaringan Akses Fiber Optik Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem Jaringan Akses Fiber Optik Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Jaringan Akses Fiber Optik Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF)

1.

Pendahuluan

Gagasan untuk menggunakan serat optik untuk menghubungkan perangkat premise pelanggan dengan fasilitas penyedia telah ada selama beberapa dekade. Supaya konsep ini menjadi terealisasi di lapangan, maka sebelumnya harus diketahui dan dituntaskan dulu beberapa permasalahan yang terkait seperti dibawah ini :

a) Ketersediaan perangkat multiplexing yang murah

b)

Produksi kabel optik dalam jumlah yang cukup sehingga bisa menawarkan pelayanan yang baik

c) Kesiapan penyedia layanan untuk menawarkan layanannya. Selain itu, suatu pasar juga harus dikembangkan untuk menggunakan kapasitas bandwidth dari sebuah serat optik

Terdapat pendapat umum bahwa serat adalah barang langka. Tetapi, kekurangan serat optik bukanlah masalah utama dalam pasar masa kini. Bahkan serat optik saat ini merupakan sumber daya akses yang siap digunakan terutama di kota-kota besar.

Diperkirakan bahwa pada tahun 1999 sekitar 65 juta km serat optik dipasang di Amerika Serikat. Hal ini menunjukkan pangsa pasar yang besar untuk layanan kecepatan tinggi menggunakan serat optik.

Infrastruktur serat optik terbukti menjadi bagian penting dari dunia telekomunikasi saat ini. Dorongan untuk interkonektivitas dan pertumbuhan eksponensial dalam lalu lintas data sebagai hasil dari aplikasi bisnis menyebabkan digunakannya jaringan optik karena bisa menghubungkan pengguna akhir dan penyedia layanan dengan jalan raya informasi.

Suatu teknologi diperlukan sehingga bisa menambah daya guna jaringan yang

ada dan meningkatkan viabilitas aplikasi jaringan yang baru. Kesenjangan bandwidth

bisa dijembatani dengan solusi jaringan optik. Platform jaringan optik menyediakan

solusi dengancara membuka hambatan pada bandwidth bottleneck di antara customer

premises equipment (CPE) dan central office (CO) atau point of presence (PoP)

menggunakan serat optik.

(2)

2.

Defenisi Jarlokaf

Jaringan lokal akses fiber (JARLOKAF) adalah bagian dari public switched network yang menghubungkan titik akses dengan pelanggan. Lebih sederhana lagi, Jarlokaf adalah penghubung akhir dalam suatu jaringan antara customer premise dan titik penghubung pertama ke infrastruktur jaringan, PoP atau CO. Jaringan akses selama ini didominasi oleh kabel tembaga twisted-pair.

Jarlokaf selama ini dianggap sebagai bottleneck dalam penyediaan layanan data.

Hal ini terutama karena bandwidth yang tersedia telah tertinggal dibandingkan dengan bandwidth pada LAN atau WAN di mana faktor konsentrasi dan skala ekonomi menyebabkan digunakannya serat optik.

Jarlokaf muncul karena keterbatasan jaringan lokal yang berbasis kawat tembaga. Jarlokaf mempunyai beberapa kelebihan seperti kemampuan memberikan layanan yang lebih beragam. Media serat optik dipilih karena memiliki transmisi yang lebih baik, seperti bandwidth yang lebar, kebal terhadap induksi dan interferensi, serta memiliki redaman yang kecil. Beberapa keunggulan tersebut merupakan alasan kenapa serat optik digunakan sebagai pengganti kawat tembaga untuk media transmisi.

3. Sistem Jarlokaf

Sistem JARLOKAF setidaknya memiliki 2 buah perangkat opto elektronik, yaitu satu perangkat opto elektronik di sisi sentral dan satu perangkat opto elektronik di sisi pelanggan. Lokasi perangkat opto elektronik di sisi pelanggan selanjutnya disebut Titik Konversi Optik (TKO). Secara praktis TKO berarti batas terakhir kabel optik ke arah pelanggan yang berfungsi sebagai lokasi konversi sinyal optik ke sinyal elektronik.

Terminal pelanggan biasanya dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga.

Gambar 1. Jaringan Akses Fer Optik

(3)

Daerah di mana para pelanggan terhubung ke suatu TKO disebut Daerah Akses Fiber. Pada jaringan lokal tembaga dikenal tiga buah daerah cakupan yaitu daerah cakupan sentral, daerah cakupan Rumah Kabel (RK) dan daerah cakupan Kotak Pembagi (KP), sedangkan Daerah Akses Fiber sebanding dengan daerah cakupan RK atau daerah cakupan KP pada lokasi yang sudah ada jaringan kabel tembaganya.

4. Konfigurasi Sistem Jarlokaf

Beberapa konfigurasi dapat digunakan untuk menghubungkan perangkat opto elektronik di sisi sentral dengan perangkat opto elektronik di sisi pelanggan (TKO).

Sudut pandang dalam menentukan konfigurasi adalah berdasarkan topologi jaringan yang menghubungkan sentral lokal dengan lokasi pelanggan. Konfigurasi pelanggan yang dapat digunakan dalam sistem JARLOKAF meliputi konfigurasi di bawah ini :

4.1 Konfigurasi Single Star

Konfigurasi JARLOKAF single star adalah JARLOKAF yang memiliki 1 buah titik star kabel yaitu pada perangkat opto elektronik di sisi sentral. Keuntungan konfigurasi ini adalah kapasitas bandwith yang tinggi, privacy, dan sederhana.

Sedangkan kekurangannya adalah kurang sesuai untuk prlanggan yang distribusinya menyebar. Jenis teknologi JARLOKAF yang dapat menggunakan konfigurasi ini adalah DLC (Digital Loop Carrier).

4.2 Konfigurasi Multiple Star

Multiple Star adalah konfigurasi JARLOKAF yang memiliki lebih dari satu buah titik star kabel serat optik. Misalnya pada konfigurasi Double Star dengan teknologi PON, titik star pertama terletak di perangkat opto elektronik di sisi sentral dan

Gambar 2. Konfigurasi Single Star

(4)

titik star kedua di Passive Splitter. Keuntungan konfigurasi ini adalah bahwa kebutuhan kabel optik dari sentral lebih sedikit, dan investasi awal lebih murah. Kekurangan konfigurasi ini adalah perangkat tambahan pada titik star kedua baik komponen pasif maupun perangkat opto elektronik, sehingga membatasi privacy dan membutuhkan perawatan tambahan. Jenis teknologi yang menggunakan konfigurasi ini antara lain adalah OAN (Optical Access Network) berdasarkan teknologi PON (Passive Optical Network) ataupun AON (Active Optical Network).

4.3 Konfigurasi Triple Star

Triple star adalah konfigurasi JARLOKAF yang memiliki 3 titik star. Contoh aplikasi pada teknologi DLC dengan FTTZ, titik star pertama terdapat pada perangkat opto elektronik di sentral, titik star kedua terdapat pada perangkat opto elektronik di RK, titik star ketiga terdapat pada perangkat opto elektronik di DP. Keunggulan konfigurasi ini adalah harga investasi yang lebih murah karena dapat menggunakan jaringan kabel tembaga dan serat optik. Kelemahannya adalah berkurangnya bandwith, privacy, dan bertambahnya O&M perangkat opto elektronik

4.4 Konfigurasi Ring

Konfigurasi digunakan untuk meningkatkan keandalan jaringan. Konfigurasi yang digunakan pada JARLOKAF dengan DLC adalah konfigurasi ring SDH.

Konfigurasi ring SDH dengan prangkat ADM digunakan sebagai proteksi beberapa

Gambar 3. Konfigurasi Multiple Star

(5)

point sekaligus. Keunggulan konfigurasi ring SDH di samping meningkatkan kehandalan sistem juga dapat menghemat jumlah serat optik yang aktif

5. Teknologi Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF).

merupakan suatu teknologi penggunaan kabel serat optik sebagai media transmisi dalam sistem telekomunikasi. JARLOKAF terdiri dari berbagai macam jenis, jenis – jenis berikut merupakan teknologi JARLOKAF yang sudah berkembang dengan baik yaitu :

o DLC (Digital Loop Carrier)

o

PON (Passive Optical Network) o AON (Active Optical Network) o HFC (Hybrid Fiber Coax)

DLC, PON dan AON, merupakan teknologi jarlokaf dan dapat terintegrasi dengan copper pair (fiber-copper), sedangkan HFC merupakan teknologi jarlokaf yang terintegrasi dengan coaxial (fiber-coax).

Pemilihan teknologi JARLOKAF harus memperhatikan beberapa kriteria yaitu : 1. Jenis jasa dan kapasitas.

2. Kemudahan O&M.

3. Konfigurasi dan kehandalan sistem (reliability).

4. Kompatibilitas antarmuka dan sesuai standard (compatibility).

Gambar 4. Konfigurasi Ring

(6)

5. Tidak mudah usang dan dijamin produksinya.

6. Biaya efektif.

7. Tahapan pembangunan dan pengembangan dari teknologi JARLOKAF.

5.1 Teknologi Fiber-Copper.

Teknologi fiber-copper ini sangat banyak digunakan oleh operator telekomunikasi. Sedangkan teknologi fiber-coax banyak digunakan oleh operator cable TV di dunia. Beberapa teknologi JARLOKAF (fiber-copper) yang sedang berkembang dan diurut berdasarkan jumlah implementasi terbanyak ditunjukkan pada tabel 1.

Tabel. 1 Teknologi Fiber-Copper

Untuk beberapa tipe jaringan akses lokal, dapat dilihat dari gambar 5 berikut.

Gambar. 5 Tipe jaringan akses lokal.

(7)

5.1.1 Digital Loop Crrier (DLC).

Teknologi DLC merupakan hasil teknologi PCM-30 pada sistem jaringan pelanggan. Teknologi ini memiliki dua perangkat utama yaitu di sisi sentral (CT) dan di sisi pelanggan (RT). DLC merupakan perangkat yang memultiplexing. sinyal keluaran dari sentral dengan kecepatan 64 kbps menjadi sinyal dengan kecepatan 2 Mbps di sisi pelanggan. Jika dibentuk jaringan lokal tersendiri, maka diperlukan dua DLC yang identik yaitu di bagian sisi sentral dan sisi pelanggan. Konfigurasi DLC terdiri dari:

a. Pada sisi sentral (Exchange DLC Unit) terdiri dari:

- Perangkat DLC mengandung konverter analog ke digital dan orde pertama multiplexer (PM).

- Multiplexer orde tinggi (HOM) menyediakan antarmuka di sisi sentral yang berfungsi untuk multiplexing sinyal keluaran dari perangkat DLC (2 Mbps) dan mengubah sinyal elektrik menjadi sinyal optik.

b. Pada sisi pelanggan (Remote DLC Unit) terdiri dari:

- Perangkat DLC mengandung konverter analog ke digital dan orde pertama multiplexer (PM).

- Multiplexer orde tinggi (HOM) menyediakan antarmuka di sisi pelanggan yang berfungsi mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik oleh OLTE dan melakukan demultiplexing ke sinyal 2 Mbps.

Antara RT-DLC ke pelanggan dihubungkan melalui kabel tembaga. Jarak antara CT- DLC ke RT-DLC adalah sampai 30 km untuk daya sedang. Untuk daya rendah 10 km dan untuk daya tinggi 60 km.

Gambar 6 berikut adalah konfigurasi umum dari teknologi DLC.

(8)

Gambar. 6 Konvigurasi Umum DLC.

Sistem DLC bisa digunakan untuk konfigurasi star karena memiliki hubungan kabel fiber optik dari sisi sentral ke sisi pelanggan sebagai hubungan ke setiap titik. Namun DLC dapat digunakan juga dengan konfigurasi ring, dengan menggunakan transmisi SDH.

5.1.2 Passive Optical Network (PON).

PON adalah bentuk khusus dari FTTC atau FTTH yang mengandung perangkat optik pasif dalam jaringan distribusi optik. Perangkat optik pasif yang dipakai adalah konektor, passive splitter dan kabel optik itu sendiri. Dengan passive splitter kabel optik dapat dipecah menjadi beberapa kabel optik lagi, dengan kualitas informasi yang sama tanpa adanya fungsi addressing dan filtering. Dalam PON terdapat tiga komponen utama yaitu Optical Line Terminal (OLT), Optical Distribution Network (ODN) dan Optical Network Unit (ONU). Berikut akan adalah bentuk topologi PON pada gambar 7.

Gambar.7 Topologi Passive Optical Network (PON).

OLT berfungsi untuk melakukan konversi dari sinyal elektris menjadi sinyal optik

dan sebaliknya. Dalam sebuah OLT bisa terdiri atas beberapa ODN. Sedangkan

ONU berfungsi untuk mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektris dan sebaliknya

dari sinyal elektris menjadi sinyal optik. Di dalam perencanaan jaringan dengan PON

yang utama adalah skenario penggelaran ONU. Untuk bentuk konfigurasi umum

PON ditunjukan pada gambar.8 berikut.

(9)

Gambar.8 Konfigurasi umum PON.

5.2 Teknologi Fiber-Coax.

Teknologi HFC merupakan suatu langkah teknologi yang unik, yang menggabungkan dua teknologi jaringan yang saling bertolak belakang. Pada satu sisi jaringan kabel tembaga termasuk jaringan kabel koaksial dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan layananmenuju layanan pita lebar (broadband services). Pada sisi yang lain digunakan jaringan kabelserat optik dengan kemampuan sangat tinggi yang saat ini sudah mencapai 10 Gbps. Penggabungan teknologi ini diharapkan menghasilkan performansi layanan yang baik, dapat mengimbangi teknologi lain yang berkembang seperti FITL (Fibber in the Loop) atau teknologi xDSL seperti ADSL (Asymetric-data Digital Subscriber Line) dan VDSL (Veryhigh-data Digital Subscriber Line).

Konfigurasi jaringan dari headend sampai dengan BONU (Broadband ONU) menggunakan jaringan serat optik. Perangkat headend berfungsi sebagai integrasi fungsi modulator-demodulator dan sebagai antar muka. Fungsi modulator-demodulator digunakan untuk layanan broadcast dan off air TV, sementara fungsi antar muka digunakan dengan PSTN(Public Switched Telephone Network), dan komunikasi data.

Pada beberapa referensi terdapat pemakaian istilah yang berbeda, namun mempunyai maksudyang sama. Seperti penggunaan istilah HIU (Headend Interface Unit), CIU dengan CTU(Coaxial Terminal Unit), MDU dengan istilah CNU (Coaxial Network Unit). Penamaanistilah ini tergantung dari produk masing-masing vendor.

Namun pada suatu saat nanti perluadanya standarisasi dalam penamaannya.

(10)

Referensi Penulisan

http://septialutfi.edublogs.org/files/2007/11/dasar-sko.pdf

http://www.scribd.com/doc/56435559/Jaringan-Akses-Fiber

Gambar

Gambar 1. Jaringan Akses Fer Optik
Gambar 2. Konfigurasi Single Star
Gambar 3. Konfigurasi Multiple Star
Gambar 4. Konfigurasi Ring
+2

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Cahyaningsih (2006), pakan alami dari jenis zooplankton yang diberikan pada larva udang windu antara lain dapat berupa Artemia dengan cara dilakukan

Melalui usaha-usaha pre-emtif, preventif, represif maupun rehabilitatif, baik medis maupun sosial.Dalam kajian ini akan membatasi pada intervensi pekerja sosial dalam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Internal Locus of Control terhadap Self Management mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan

Indikator Penanganan terhadap ibu hamil dengan komplikasi Kebidanan (PK) cakupan ibu hamil dengan komplikasi kebidanan yang ditangani secara defenitif sesuai dengan standar

Pupuk organik cair dapat dibuat dari bahan- bahan organik berbentuk cair dengan cara mengomposkan dan memberi aktivator pengomposan sehingga dapat dihasilkan pupuk organik

Pemberdayaan pengelolaan usaha bisnis pendukung bidang pariwisata ini sangat diperlukan, salah satunya di bidang pelaporan keuangan usaha, yang dilakukan sesuai dengan

Materi perkuliahan ini meliputi analisis masalah keterbelakangan, sub ordinat dan ketidak berdayaan kaum perempuan, isu gender serta program pendidikan pemberdayaan perempuan

meningkatkan kontribusi sumber daya manusia (karyawan) terhadap organisasi serta menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas tinggi. Perlu kiranya disadari bahwa manajemen