• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM DALAM RANGKA PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEISTIMEWAAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM DALAM RANGKA PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEISTIMEWAAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

393 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM

DALAM RANGKA PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

KEISTIMEWAAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Tahun Sidang : 2011 – 2012 Masa Persidangan : I

Jenis Rapat : RDPU PANJA

Rapat Ke : --

Sifat Rapat : Terbuka

Dengan : Forum Aliansi Tahta Untuk Rakyat, Forum Kota Cinta Sultan, Barisan Merah Putih Mataram, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UGM, dan HMI Cabang UGM

Hari / Tanggal : Selasa, 25 Oktober 2011 Pukul : 10.00 WIB – Selesai

Tempat Rapat : Ruang Rapat Komisi II DPR RI (Gd. Nusantara/KK.III)

Ketua Rapat : Drs. Abdul Hakam Naja, M.Si/Wakil Ketua Komisi II DPR RI Sekretaris Rapat : Arini Wijayanti, SH.,MH/Kabag.Set Komisi II DPR RI

Acara : Audiensi masukan terkait dengan RUU Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Anggota : 4 dari 25 orang Anggota Panja Komisi II DPR RI Nama Anggota :

Pimpinan Komisi II DPR RI :

1. Dr. H. Chairuman Harahap, SH.,MH 2. Drs. Abdul Hakam Naja, M.Si Anggota Komisi II DPR RI:

3. Hermanto, SE.,MM

4. Drs. H. Harun Al Rasyid, M.Si

(2)

394

JALANNYA RAPAT:

KETUA RAPAT (Drs. ABDUL HAKAM NAJA, M.SI / F-PAN):

………tidak terekam………..

FORUM ALIANSI TAHTA UNTUK RAKYAT:

Rancangan Undang-Undang KDIY dengan tetap berpedoman bahwa keseluruhan daerah istimewa kita harus sejalan dengan demokrasi dan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945.

Langkah ini untuk menghindari kecemburuan sosial sesama Gubernur di Indonesia.

Kemudian penetapan Sri Sultan Hamengkubuwono ke-X sekaligus Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang diklaim oleh kelompok... dan akan berdampak negatif dan menimbulkan kerumitan politik di kemudian hari. Kalau nanti DPR RI menyetujui pasal penetapan Sultan sebagai Gubernur, kami khawatir akan menimbulkan banyak masalah dan kerumitan di kemudian hari.

Kemudian penetapan Sri Sultan sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta rentan memunculkan gugatan yudisial review ya Pak ya sangat rentan sekali gugatan Mahkamah Konstitusi, karena penetapan itu telah melanggar Undang-Undang Dasar 1945 soal pemilihan kepala daerah.

Permasalahan lain yaitu... Gubernur... hukum pidana, ingat Pak Sultan... akan berhadapan dengan politik praktis yang rentan soal hukum. Nah bagaimana Yogyakarta menyikapi kemudian itu bila itu terjadi.

Kemudian perlu kami sampaikan supaya Panitia Kerja Rancangan Undang-Undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta tidak ragu-ragu lagi, selama ini kan mereka... mengklaim bahwa Yogyakarta adalah negara merdeka. Padahal kalau kita baca buku tahta untuk rakyat, bahwa Yogyakarta adalah bagian dari kerjaaan Hindia Belanda nah itu, jadi selama ini yang mereka klaim terpatahkan ya Pak ya kalau nanti kita baca buku tahta untuk rakyat.

Kemudian fakta lain bahwa Sri Sultan HB X ketika dinobatkan menjadi Sultan Yogyakarta pada tahun 1988 tidak otomatis langsung menjadi Gubernur. Jadi selama 10 tahun beliau tidak menjadi Gubernur, dan pada saat Sultan menjadi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 1998 melalui pemilihan DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta, jadi dengan demikian otomatis penetapan Gubernur juga telah terpatahkan karena Sultan pernah dipilih oleh DPRD untuk menjadi Gubernur.

Terakhir selanjutnya pernyataan Sultan HB X yang sering dilontarkan, berkali-kali, mungkin tidak satu dua kali, yang intinya bahwa Sultan HB X sudah tidak bersedia dipilih dan ditetapkan sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, ini adalah merupakan momentum yang baik bagi DPR RI untuk segera menyelesaikan Rancangan Undang-Undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Demikian, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Kemudian akan kami elemen kami mungkin akan satu persatu Pak akan kami berikan

kesempatan untuk berbicara.

(3)

395

KETUA RAPAT:

Silakan, jadi nanti sekaligus perkenalkan.

FORUM ALIANSI TAHTA UNTUK RAKYAT:

Kepada Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UGM yang diwakili Bapak..., kami beri kesempatan untuk berbicara di forum ini.

IMM (MAHASISWA UGM):

Terima kasih Bapak Arifin.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Kepada Pimpinan Komisi II DPR RI.

Saya sebagai perwakilan dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ingin menyampaikan aspirasi saya sebagai warga Yogyakarta. Sebelumnya kami menyampaikan ini, sebelumnya ada diskusi-diskusi tentang membahas masalah keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Keistimewaan Yogyakarta memang seperti yang sudah dijelaskan menyangkut isu pengisian jabatan Gubernur, pertanahan, dan kebudayaan. Namun, yang menjadi permasalahan krusial atau headline di media adalah masalah pengisian Gubernur. Oleh karena itu, ijinkanlah saya sebagai kapasitasnya mahasiswa dan perwakilan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UGM menjelaskan dulu alur runut historis, yuridis tentang permasalahan keistimewaan Yogyakarta.

Kedudukan keraton sebelum kemerdekaan yang bernama kesultanan dan pakualaman, itu disebut oleh Undang-Undang Hindia Belanda bernama ... atau... laskapen. Hal itu diatur oleh Belanda sebagai pengaturan oleh pemerintahan sendiri atau pemerintahan oleh Bumi Putera. Kemudian masuk kepada masa peralihan, masa peralihan ini yang saya maksud adalah antara Undang-Undang Dasar sampai Undang-Undang No.22 tahun 1948 yang mengatur tentang pemerintahan daerah. Di situ Pasal 1 Undang-Undang Dasar menyebutkan sebelum amandemen bahwa Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan Republik dan Demokrasi. Kemudian Pasal 18 ada menyebutkan ada pemerintahan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan memandang dan mengingati hak asal usul dan asal usul itu sendiri memerintah oleh keturunan keluarga tertentu. Pasal ini menjelaskan memandang dan mengingati. Pasal ini bukan menegaskan atau tidak menggunakan kata mempertahankan artinya hanya memandang dan mengingati saja.

Oleh karena itu, ketentuan Pasal 18 beserta penjelasannya tidak menetapkan kedudukan kesultanan dan pakualaman. Oleh karena itu Pasal 2 aturan peralihan Undang-Undang Dasar menegaskan bahwa kedudukan Sultanat dan Pakualaman tetap sebelum adanya Undang-Undang Dasar yaitu sebagai ... laskapen.

Kemudian ketika memasuki keadaan politik yang agak normal, pemerintah Indonesia

merealisasikan Undang-Undang No.1 tahun 1945, yaitu tentang pembentukkan KND, KND ini sebagai

realisasi atas kedaulatan rakyat yang telah dijelaskan oleh Undang-Undang Dasar, akan tetapi

Undang-Undang No.1 tahun 1945 tidak melakukan pengecualian pembentukkan KND untuk wilayah

Yogyakarta dan Surakarta. Kemudian merujuk kepada Undang-Undang No.22 tahun 1948 yang

(4)

396

mengatur tentang Daerah Istimewa. Artinya Undang-Undang No.22 tahun 1948 ini tidak mengatur kedudukan kesultanan dan kedudukan pakualaman.

Kemudian muncullah Undang-Undang No.3 tahun 1950 yang didasari adanya pertama kita pas Undang-Undang Dasar adanya dua amanat. Pertama, amanat 5 September 1945 yang dikeluarkan oleh Sultan yang saya kira corak itu bersifat feodal dan akhirnya beruntung pemerintah, mohon maaf Kesultanan Yogyakarta dan Pakualaman segera mengkoreksi, artinya keluarlah amant 30 September 1945 yang mengakui adanya sultan dan pakualaman mengintegrasikan ke sistem demokratis dan menetapkan BPKND sebagai badan legislatif dan menentukan haluan jalannya pemerintahan dalam kesultanan dan pakualaman.

Sehingga menurut amanat 30 Oktober 1945 menjadikan pemerintahan asli kesultanan dan pakualaman menjadi hapus, sehingga kedudukan... laskapen dalam Yogyakarta menjadi hapus. Oleh karena itu, keluarlah Undang-Undang No.3 tahun 1950 yang menjadikan kedudukan kesultanan dan pakualaman sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta dan hal itu bisa dilihat di Pasal 1.

Kemudian Pasal 5 dan Pasal 6 mengatur adanya hapusnya hak-hak lain dari kesultanan dan pakualaman. Pasal ini bermaksud untuk menghapus semua peraturan yang ada sebelum terbentuknya Daerah Istimewa Yogyakarta. Kemudian selanjutnya Undang-Undang No.1 tahun 1957 yang menyatakan bahwa kesultanan atau kepala daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta diangkat oleh DPRD, oleh calon dari keturunan keluarga yang berkuasa di daerah itu sebelum jaman kemerdekaan RI. Artinya apa, artinya ketika kita merujuk Undang-Undang Dasar sampai Undang- Undang tahun 1957, kedudukan Sultan Hamengkubuowono IX lah Pakualaman ke VIII lah yang diakui tidak terikat masa jabatan tertentu, sehingga dijelaskan kemudian oleh Undang-Undang No.22 tahun 1999 bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Daerah Istimewa Yogyakarta yang dimaksud oleh Undang-Undang No.5 tahun 1974, dan penjelasan No.2 hak untuk memerintah sendiri dengan bentuk pemerintah sendiri dihapus menurut amanat 30 Oktober 1945 dan hak untuk memerintah sendiri oleh keluarga tertentu juga telah dihapus oleh Undang-Undang No.18 tahun 1965 junto 1974, junto 1999 dan saat ini terakhir oleh Undang-Undang No.32 tahun 2004. Sehingga sesuai amanat Sultan Hamengkubowono ke IX, kami selaku wakil dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah menghormati tahta amanat 30 Oktober 1945 yang merealisasikan kedaulatan rakyat dan kami menyatakan bahwa untuk merealisasikan kedaulatan rakyat yang cocok bagi sistem demokratis adalah diadakannya sistem pemilihan.

Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh KETUA RAPAT:

Wa’alaikumsalam.

Dari Fakultan Hukum ya?

Ya kayanya kajian hukumnya lengkap sekali.

(5)

397

Silakan berikutnya.

FORUM ALIANSI TAHTA UNTUK RAKYAT:

Kemudian Himpunan Mahasiswa UGM diwakili oleh Bapak Mayuri Ashari, silakan.

HMI CAB. UGM:

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Yang saya hormati Bapak Pimpinan Komisi II DPR RI.

Khususnya Kanda Taufik Effendy, alumni HMI FISIPOL... Gajah Mada.

Di sini saya dari Himpunan Mahasiswa Islam Gajah Mada mewakili teman-teman di Yogyakarta ingin menyampaikan aspirasi kita terkait dengan Rancangan Undang-Undang Keistimewaan yang saat ini sedang dibahas di Komisi II DPR RI.

Adapun hal yang ingin kami tekankan adalah prinsip-prinsip yang harus kita cermati terkait dengan Undang-Undang Keistimewaan itu. Satu hal yang pasti bahwa konstitusi kita sudah final, bahwa Undang-Undang Keistimewaan tidak boleh bertentangan dengan konstitusi.

Pertama, prinsip demokrasi, dengan tegas dan sangat jelas dalam demokrasi yang kita pahami bersama implementasinya diperlukan Pemilu secara berkala untuk memilih pemimpin politik, sehingga menurut kami dalam kasus Yogyakarta juga demikian.

Kemudian prinsip yang kedua, adalah konsep... bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama tanpa terkecuali, termasuk itu tidak dibatasi oleh hal-hal yang bersifat oleh keturunan, etnis, agama dan sebagainya.

Kemudian juga yang ketiga adalah prinsip HAM, bahwa Hak Asasi Manusia menekankan hak politik yang sama untuk dipilih dan memilih, sehingga seluruh warga mempunyai hak yang sama juga untuk mengisi posisi jabatan politik sesuai dengan yang ditentukan.

Dalam hal ini, asimetrik desentralization yang ada dalam Undang-Undang Dasar, yang dimungkinkan dalam Undang-Undang Dasar, sejatinya juga tidak bertolak belakang dengan norma dasar konstitusi itu sendiri. Bahkan menurut kita semestinya prinsip demokrasi, citizenship dan HAM justru diperkuat oleh asimetrik desentralization itu dalam wilayah lokal. Sehingga keistimewaan Yogyakarta itu tidak akan tereduksi dengan pemilihan kepala daerah, sehingga yang perlu kita tekankan adalah bahwa Undang-Undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta itu sebisa mungkin tidak bertentangan dengan konstitusi dan juga prinsip-prinsip demokrasi yang kita pahami bersama.

Terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

FORUM ALIANSI TAHTA UNTUK RAKYAT:

Kemudian dari Forum Kota Pecinta Sultan, yang akan diwakili oleh Bapak Haryanto, silakan

Pak.

(6)

398

FORUM KOTA PECINTA SULTAN:

Terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Yang terhormat Bapak Pimpinan Komisi II DPR RI.

Segenap Anggota DPR RI.

Perkenalkan nama saya Haryanto, saya koordinator lapangan, Ketua Korlap Forkopas (Forum Kota Pecinta Sultan) yang terdiri kurang lebihnya Anggotanya 500-an. Di sini saya hanya mau menyampaikan sedikit saja dari aspirasi rekan-rekan yang sudah kita rapatkan dari tanggal 20 kemarin, jadi mungkin secara historis, yuridis dan politis sudah disampaikan daripada elemen yang lain, kami hanya menyampaikan aspirasi kami saja dari Forkopas, bahwa kita menghendaki pemilihan kepala daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya pemilihan Gubernur itu kita menghendaki pemilihan. Intinya hanya itu, mungkin karena secara historis, yudiris dan politis sudah disampaikan, mungkin kita sama, ini ya mau rakyat sama menghendaki pemilihan Pak, saya kira dari Forkopas hanya seperti itu. Jadi mungkin kita sampaikan ke ini pengacara kali.

Terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

FORUM ALIANSI TAHTA UNTUK RAKYAT:

Kemudian Barisan Merah Putih Mataram yang akan diwakili oleh saudara Fajar Wahyudi, silakan.

BARISAN MERAH PUTIH MATARAM:

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Selamat pagi Bapak Pimpinan Komisi II DPR RI yang terhormat.

Terima kasih atas waktu yang diberikan kepada kami.

Perkenalkan kami dari Barisan Merah Putih Mataram, elemen masyarakat Yogyakarta yang akan mengamankan UUD 1945. Di sini kami akan menyampaikan aspirasi terkait dengan pro dan kontra tentang penetapan atau pemilihan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kami dari Barisan Merah Putih Mataram dengan tegas akan mengamankan UUD 1945 dan

Pancasila. Termasuk pemerintah daerah yang terkandung dalam Pasal 18 ayat (4) UUD 1945 yang

berbunyi “Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah

provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokratis”. Begitu juga terhadap perubahan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 mengatur pengakuan dan penghormatan

satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus dan istimewa oleh negara dalam satu pasal yaitui

Pasal 18b ayat (1) dan ayat (2) yang isinya ayat (1) “Negara mengakui dan menghormati satuan-

satuan pemerintah daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-

undang”. Ayat (2) “Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat

(7)

399

beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dengan undang-undang”.

Jadi kesimpulannya, bahwa dalam mengambil kebijakan nanti atau putusan tentang pemilihan kepala Daerah Istimewa Yogyakarta, Bapak yang terhormat bisa mengacu pada UUD 1945 Pasal 18 ayat (4).

Terima kasih Pak.

FORUM ALIANSI TAHTA UNTUK RAKYAT:

Kemudian dari Angkatan Muda Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta saudara Herlina.

ANGKATAN MUDA MUHAMMADIYAH:

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Terima kasih kami sampaikan kepada Pimpinan Komisi II DPR RI.

Perkenalkan nama saya Herlina Rahmawati, di sini perlu saya sampaikan bahwa saya bicara di sini bukan atas nama lembaga saya Angkatan Muda Muhammadiyah, tetapi sebagai salah satu kader Angkatan Muda Muhammadiyah. Jadi memang dinamikanya cukup beragam di Angkatan Muda Muhammadiyah.

Ada hal yang penting untuk kami sampaikan, bahwa pada tanggal 18 Oktober 2011 yang lalu, bertempat di Gedung PP Muhammadiyah, kami Angkatan Muda Muhammadiyah Yogyakarta mengadakan diskusi kupas tuntas keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta dan di situ kami menghadirkan Bapak Sigit Pamungkas, beliau itu Dosen Ilmu Pemerintahan UGM, kemudian Bapak Arifin dari Fatur, dan yang terakhir Bapak Rinto dari Pimpinan Daerah Muhammdiyah.

Hal yang menarik yang terjadi adalah di sesi akhir diskusi tersebut kami mengadakan voling dan ternyata 80% dari voling itu menghendaki pemilihan sebagai cara sebagai menisme pengisian jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.

Nah saya kira ini cukup untuk disampaikan kepada Pimpinan Komisi II DPR RI sebagai sebuah perkembangan yang cukup baik di dalam menyikapi kehadiran di Muhammadiyah, dan saya kira teman-teman di Muhammadiyah ini sangat menghargai adanya penghargaan terhadap hak asasi politik, dimana setiap warga negara sama di mata hukum dan pemerintahan, siapapun dia, terlahir dari siapapun terlahir dari rahim manapun dia berhak untuk menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sebagai penutup, teman-teman yang saya kira juga sepemahaman dengan kami yang

menginginkan adanya pemilihan di Gubernur dan Wakil Gubernur di Daerah Istimewa Yogyakarta ini

melihat bahwa jika mekanisme yang dipertahankan adalah mekanisme penetapan, maka Daerah

Istimewa Yogyakarta rasa-rasanya tidak jauh beda dengan apa yang terjadi di tahun 1997, dimana

pada waktu itu yang terjadi adalah calon tunggal dan saya kira ini tidak layak untuk dipertahankan di

negeri kita yang sedang perjuangkan demokrasi ini.

(8)

400

Terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

FORUM ALIANSI TAHTA UNTUK RAKYAT:

Kemudian yang terakhir Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang akan disampaikan oleh Irawan.

KADER IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH:

Baik. Yang terhormat Pimpinan Komisi II DPR RI.

Kawan-kawan seperjuangan dari Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kami hanya ingin menyampaikan catatan apa istilahnya sikap kami begitu terkait tentang fakta-fakta historis dan yuridis Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pertama, daerah telusuran fakta sejarah dan yudiris dapat dipahami bahwa Yogyakarta sebelum proklamasi 17 Agustus 1945 adalah bukan merupakan sebuah negara merdeka, yang berdaulat penuh, tetapi dibatasi kewenangannya oleh kontra-kontra politik dengan Belanda dan tekanan politik dan militer dari bala tentara Jepang.

Keuda, seluruh undang-undang yang terkait dengan masa jabatan kepala daerah atau wakil kepala daerah, Gubernur atau Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang bersifat tidak terikat pada ketentuan masa jabatan, syarat dan cara pengangkatannya hanya dibatasi pada Sri Sultan Hamengkubuwono ke-IX dan Pakualam ke-VIII saja.

Ketiga, problem yuridis pertanahan sudah tidak ada lagi sejak tahun 1954, oleh karena itu DPR RI hendaknya lebih berhati-hati dan cermat dalam membahas usulan keistimewaan di bidang pertanahan, khususnya diperbolehkannya keraton dan pakualaman sebagai subjek hukum atas tanah, sehingga tidak menimbulkan permasalahan baru di bidang pertanahan.

Ke empat, keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta di bidang budaya, pendidikan, keuangan, atau anggaran dan sebagainya akan lebih dekat dengan kebutuhan riil masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta daripada pemaknaan keistimewaan yang berorientasi pada kepemimpinan belaka.

Mungkin itu yang kami sampaikan dari Koordinator Forum Aliansi Tahta untuk Rakyat, Arifin Mardiyanto, didukung oleh Forum Kota Pecinta Sultan, Barisan Merah Putih Mataram, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UGM, Himpunan Mahasiswa Islam UGM.

Terima kasih.

Untuk selanjutnya kami akan serahkan beberapa catatan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) dan beberapa kliping koran terkait tentang pro kontra penetapan dan pemilihan.

(PENYERAHAN DOKUMEN KEPADA KOMISI II DPR RI ) FORUM ALIANSI TAHTA UNTUK RAKYAT:

Demikian Pak dari kami, mungkin bisa dilanjut mungkin Bapak kesempatan kami untuk diskusi Pak.

Terima kasih.

(9)

401

KETUA RAPAT:

Ya, terima kasih kepada saudara-saudara sekalian ya dari Forum Aliansi Tahta untuk Rakyat ya Fatur Daerah Istimewa Yogyakarta, namanya kok seperti nama artis ya, dan ini progresif.

Bapak Ibu sekalian,

Jadi yang tadi disampaikan ini semuanya terekam ya semuanya yang disampaikan di sini terekam, tercatat dengan baik dan ini menjagi bagian yang tidak terpisahkan dalam proses legislatif pembuatan undang-undang. Semua aspirasi yang disampaikan ini semuanya menjadi kaitan masukan yang berharga untuk fraksi-fraksi. Jadi nanti ada 9 fraksi di sini yang nanti akan menjadikan ini sebagai salah satu masukan, dan tadi saya kira lengkap ya, ada yang memberikan pertimbangan historis, pertimbangan yuridis, ada yang filosofis, ada perkembangan aktual, ada yang menyampaikan juga dari kajian budaya dan seterusnya. Ini saya kira melengkapi dari apa yang selama ini kami dapatkan, karena saya kira ini salah satu undang-undang yang mengundang hampir semua pemangku kepentingan. Bahkan dari keraton sendiri kita undang semuanya. Bahkan yang ngurusin tanah keraton, pakualam kita undang, para pakar yang setuju pemilihan, yang setuju penetapan, dari masyarakat seperti anda sekalian.

Jadi ini saya kira kita betul-betul ingin mendapatkan satu gambaran yang utuh, yang lengkap, yang komprehensif, yang betul-betul aspiratif. Nah memang makanya pembuatan undang-undang ini memang tidak bisa dikebut seperti Bandung – Bondowoso. Jadi kita betul-betul harus cermat ini karena undang-undang yang memang tingkat kadar politiknya cukup tinggi ya. Bahkan urusan lobi istana antar dua istana ini juga cukup ketat, makanya kita betul-betul mengharapkan undang-undang ini nanti betul-betul bisa dijadikan salah satu tonggak dalam konteks kita dalam membangun negara yang lebih baik.

Berikutnya kami persilakan sekiranya ada yang ingin memberikan respon?

Pak Harun Al-Rasyid silakan.

F-GERINDRA (DRS. H. HARUN AL RASYID):

Terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Pimpinan dan Forum Aliansi Tahta untuk Rakyat.

Ini hampir semua orang Yogyakarta, atau orang luar dari Yogyakarta yang tinggal di Yogyakarta bagaimana ini?

Oh, yang pertama adalah kami merasa bangga bahwa apa yang disampaikan ini merupakan

masukan bagi telaahan kami dari fraksi-fraksi. Memang penelaahan Keistimewaan Daerah Istimewa

Yogyakarta ini bukan pada saat periode kami ini saja. Sejak periode DPR RI yang lalu juga sudah

dibahas, dan melalui proses yang cukup lama juga, mungkin karena berbagai pandangan,

pertimbangan, baik dari segi politis, sosial dan kemasyarakatan. Salah satu barangkali yang jadi

referensi kita semua, termasuk masukan dari adik-adik pada hari ini.

(10)

402

Namun demikian, kalau undang-undang yang dibuatkan oleh Tuhan barangkali itu harga mati, tapi kalau masih undang-undang yang dibuat oleh manusia, pada hakekatnya bisa berubah kapan saja. Kalau dilihat pada segi periode daripada DPR RI, mungkin tiap 5 tahun mungkin bisa berubah.

Undang-Undang Dasar 1945 saja yang dulu sangat...., itu sudah 4 kali perubahan. Jadi kita secara dmeokratis, kita harus menerima semua pandangan, kita harus menerima keputusan yang mungkin bertentangan atau sama, kita juga harus mau legowo terhadap hal-hal yang berkembang dalam alam demokrasi ini. Kenapa saya katakan demikian, kalau suatu kelompok atau orang tertentu tidak mau menerima, itu terjadi ceos hanya jadi ribut. Ini yang kadang-kadang kita tidak inginkan pada masa sekarang, walaupun pada saat sekarang gejolak itu timbul dan berkembang. Walaupun diatasinya...kedamaian, mungkin juga dengan kekerasan atau dengan cara lain dan ini kita melihat bahwa kita ini sedang membangun demokratis, demokrasi dan kita sedang membangun negara dalam keadaan yang sedemikian ini. Jadi mohon bahwa kalau pun ada pertentangan di dalam hati kita atau apa yang mungkin bertentangan dengan apa yang kita inginkan itu jangan kita marah atau jangan ribut.

Kami sudah kunjungi Yogyakarta beberapa kali, tapi memang mungkin pada waktu berada di setiap kelompok-kelompok itu memang mayoritas kita tidak mendengarkan seperti begini, seperti ini.

Apakah tidak masukan dalam kelompok, atau tidak berani mengemukakan, atau bagaimana. Tapi dari segi lain bahwa dalam masyarakat itu sudah pasti ada pro dan kontra. Jangan membicarakan soal yang lokal. Negara Kesatuan Republik Indonesia yang lebih luas ini saja ada yang pro dan kotra di dalam soal pemerintahan itu sendiri.

Jadi saya ingin menghimbau bahwa saya selaku orang tua daripada adik-adik, kami mohon hal yang mungkin... bertentangan tapi ada orang yang lantas kita jangan sampai timbulkan suatu keributan. Kita harus menerima apa adanya. Begitupun juga dalam fraksi kami, tidak semuanya sama, tapi kalaupun sama, juga ada argumentasinya mungkin bertentangan walaupun titiknya barangkali sampai kepada tujuan.

Jadi masukan ini menurut saya sangat luar biasa dan kami saya bukan saya ingin klasifikasi, kok dari Muhammadiyah banyak amat sih? Dari pemudanya, dari mana, biasanya induknya saja barangkali, karena, bukan, kebetulan saya ini orang Muhammadiyah, jadi saya pikir wah saya keluarganya Din Syamsudin. Jadi saya bilang ini banyak amat Muhammadiyah, cukup satu cabang saja... , jadi kalau banyak-banyak begini wah ini tidak akur-akur ini, akur satu sajalah gitu. Ini saran saya gitu. Ini dari HMI juga saya dulu sama dengan beliau, beliau-beliau tamatan Gajah Mada dua- duanya. Saya juga tamatan Gajah di Jakarta, kebetulan pengurus HMI Jakarta dulu tahun 1964 waktu jaman sebelum G.30.S. Jadi wajar juga, mungkin saya bertentangan dengan saudara, tapi kadang- kadang barangkali ada juga masukan dari saudara, nah itu hal yang biasa barangkali. Saya kebetulan dari Partai Gerindera.

Jadi pandangan itu ya bisa sama bisa tidak, atau kadang-kadang barangkali kita bagaimana

cari solusinya yang terbaik. Ini saja saya kira gambaran dari saya sebagai orang tua, mudah-mudahan

(11)

403

pertemuan hari ini walaupun mungkin ada tidak kesepakatan, perlu ada kemufakatan dalam arti ciptakan salaamukaulamirobbirohiim keselamatan, kebahagiaan, dan kedamaian.

Terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa’alaikumsalam.

Dari Pak Ustad ini, ini yang terakhir ini tausiyah ini, ini Pak Harun ini mantan Gubernur NTB ituloh Wakil Gubernur di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jadi memang dibilang orang tua..., sudah dipilih berapa kali ini ya, bolak balik dipulah pilih oleh DPRD.

Masih ada?

Pak Hermanto silakan Pak.

F-PKS (HERMANTO, S.E., M.M):

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Terima kasih Pimpinan.

Yang terhormat unsur dari Forum Aliansi Tahta untuk Rakyat yang bersedia hadir dalam memberikan pandangan, pendapat dan gagasan dalam rangka menuntaskan suatu proses penyusunan Rancangan Undang-Undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Saya menganggap bahwa apa yang disampaikan oleh forum ini merupakan suatu bahan buat Komisi II DPR RI dan sekaligus ini adalah memperkaya khasanah kita sebagai warga bangsa, khususnya kawan-kawan yang berasal dari Forum Aliansi Tahta untuk Rakyat ini yang punya perhatian, yang punya rasa peduli terhadap keistimewaan Yogyakarta ini. Yang sudah barang tentu kita juga tidak menafikan, tidak menispikan bahwa di dalam era demokratisasi, dalam era reformasi seperti ini, menyampaikan pandangan-pandangan yang berbeda dari satu persoalan itu merupakan sebagai suatu kekayaan dari kita untuk lebih memperkuat satu tema yang kita sebut dengan Rancangan Undang-Undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta ini.

Oleh karena itu, sekalipun yang hadir dalam forum ini ada yang mengatasnamakan lembaga HMI, ada yang mengatasnamakan kader, tapi pada hakekatnya ini adalah saya memandang masukan ini adalah betul-betul murni ya dari rakyat itu ya, artinya setelah melalui proses kajian, setelah melalui proses diskusi secara objektif dengan berbagai pendekatan tadi yang disebutkan historis, yuridis, sosiologisnya, sejarah dari perkembangan Daerah Istimewa Yogyakarta ini.

Nah, juga tadi sudah disampaikan bagaimana pendekatan-pendekatan konstitusi dalam

memandang satu persoalan dan di dalam hal mengambil keputusan ya di republik ini. Saya melihat ini

sudah ada pandangan-pandangan kedewasaan di dalam menganalisis persoalan-persoalan Daerah

Istimewa Yogyakarta ini. Sekalipun saya melihat bahwa pandangan ini berbeda dengan pandangan

yang ada di masyarakat di Yogyakarta, yang mainstreamnya itu adalah penetapan, tapi itu juga punya

pandangan dengan argumentatif juga untuk konsep pemilihan ya.

(12)

404

Nah tentu pro kontra semacam ini dan memang harus ada titik temunya ya, karena di sinilah kita membutuhkan kenegarawanan kita melihat satu persoalan. Jadi sikap kenegarawanan kita ini adalah melihat seberapa jauh satu persoalan itu dengan memperhatikan sifat-sifat objektivitas suatu masalah ya kan, sifat-sifat dari toleransi kita ya, sifat-sifat dari fairnes kita, sehingga penyelesaian Yogyakarta ini betul-betul bisa firm diterima oleh berbagai stakeholders yang ada di masyarakat.

Nah oleh karena itu, saya memandang perlu bahwa kawan-kawan dari Forum Aliansi Tahta untuk Masyarakat ini masukan yang berharga ini, ini perlu lagi dielaborasi yang lebih dalam, karena ini kan kita akan mengambil suatu keputusan yang sifatnya itu nanti akan menjadi undang-undang. Kalau nanti sudah jadi undang-undang, dia sudah terikat untuk kita semua. Tapi sebelum itu jadi undang- undang, selagi dia masih rancangan, kita setiap stakeholders dari masyarakat ini punya hak menyampaikan pandangan-pandangannya dan pendapat-pendapatnya, sepanjang pandangan dan pendapat ini adalah sangat argumentatif, objektif dan ya tentunya dalam suasana seperti ini kita tetap menjaga situasi masyarakat kita, masyarakat yang tidak menimbulkan problem-problem di kemudian hari.

Nah ini yang saya pikir warga Yogyakarta ini dengan diberi statusnya Yogyakarta itu kota pendidikan, saya yakin bahwa persoalan ini selesai ya, karena saya melihat entitas daripada warga Yogyakarta ini kan orang-orang pendidik ya, dan bahkan Yogyakarta itu kan dikenal dengan outputnya adalah orang-orang cerdas dan punya banyak peran, punya peran di berbagai kelembagaan negara, baik legislatif, yudikatif, maupun eksekutif.

Nah oleh karena itu, apa yang sudah disampaikan di sini saya minta supaya ada DIM yang disampaikan itu ya, nah itu artinya ada semacam pendalaman-pendalaman lebih lanjut mengingat penyelesaian antara yang pro dengan penetapan dan yang pro dengan pemilihan itu kan perlu ada titik temunya. Artinya di sini ada akomodasi yang bersifat tentatif atau transisi atau ada juga nanti yang setelah transisi lewat apa. Nah jadi sesuatu kebutuhan itu barangkali ada yang sifatnya kondisional yang perlu kita... kan untuk menyelesaikan masalah yang bersifast permanen, yang nantinya itu adalah berusaha menyelesaikan semua persoalan. Begitu Pak.

KETUA RAPAT:

Oke, terima kasih Pak Hermanto.

Selanjutnya dari Pimpinan Pak Taufiq Effendy silakan.

WAKIL KETUA KOMISI II (DRS. H. TAUFIQ EFFENDI, MBA/F-PD):

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Saya paling tua di sini ini, umur saya 70 tahun. Saya dapat gelar doktor tahun kemarin dalam

usia 70 itu ilmu hukum, cumlaude. Ini sengaja untuk manas-manasin adik-adik... pertemuan hari ini

betul-betul its... bahwa yang kita bahas itu adalah masalah yang sangat strategic. Kita tanpa sadar

digiring ke searah suatu hal suatu pojok dimana kita berhenti di pojok itu sekarang. Ini dua hal yang

mendasar dalam undang-undang ini. Satu masalah kedudukan Gubernur, tapi yang lebih strategis lagi

(13)

405

adalah masalah tanah. Masalah tanahnya tidak perlu dicuatkan ke permukaan,...strategic. Itu sangat strategic Pak Harun. ...penetapan pemilihan, penetapan pemilihan, itu saja. Masalah tanah kita. Ada beda tanah kerajaan dengan sultanat ground dan pakualamanat ground itu beda sekali. Apalagi batas tanah-tanah kerjaan itu adalah berdasarkan perjanjian Gianti... gitu. Ini soal strategis.

Nah karena itu kita tidak boleh meninggalkan sejarah ya, tapi kita tidak boleh terjebak oleh sejarah. Tidak boleh terjebak itu. Saya tahun 1964 sebagai Ketua Departemen Kebudayaan, wakil saya Nurcholis itu, 1964, anda belum lahirlah. Kita lihat sekarang,... sejarah, tapi jangan terjebak oleh sejarah. Kemudian kita lihat bahwa manfaat dan mudaratnya undang-undang ini. Lebih banyakkah atau mudaratnya? Ini harus diadakan perenungan kembali yang mendalam.

Saya ingat ketika itu Pak Harun marah sekali ketika kita di...ini saudara Abdullah dari partai pisang, ini partai mangga, ini partai jambu, seperti sebuah simponi hanya satu nada yang ada di gedung itu katanya itu. Beliau punya... mana yang tidak sama? Tidak ada. Kita ke daerah lain, ambilkan yang tidak sama, tidak ada. Satu nada semua. Tidak berani menyuarakan kebenaran. Hari ini saya mendengarkan kebenaran disuarakan. Coba lihat, undang-undang pengakuan terhadap Daerah Istimewa Yogyakarta itu sudah ada betul tidak? Sudah lama. Sudah ada. Ini anuloh ya, sangat cerdas loh yang mengusulkan ini sangat cerdas...ini...ya betul? Kita terbius, terbuai dibawa ke satu arah. Undang-Undang tentang Pertanahan sudah ada, Undang-Undang Agraria... beliau orang pertanahan...tahun 1960, ke sana.

Undang-Undang tentang Pemilihan Gubernur sudah ada... tidak diubah... mekanismenya diubah, tapi kalau seluruhnya di dalam satu undang-undang, weh monggo...kalau semua dijadikan satu dalam sebuah undang-undang, ini lain loh Pak, tenang Pak Harun, jadi memang kita perlu melakukan pemikiran kembali. Undang-Undang Pertanahan masuk di situ, betul tidak? Sedangkan mengenai Yogyakarta diatur begini-begini, bisa saja masuk di situ, bisa tidak?

Adik-adikku, anda kan diciptakan..., manusia..., anggaran dasar Nomor 4 itu, loh saya pernah menjadi Ketua Komisi Adat, berapa tahun kemudian..., saya berjenjang jadi orangnya, kalau yang masak ya mendadak, ada yang mendadak masaknya saya tidak perlu sebut namanya akan terjungkal, itu tidak matang di pohon lah... pematangan, padahal yang tahu sedikit-sedikit itu bahaya.

Kemudian kita lihat Undang-Undang 32 sudah ada, ini kenapa tiba-tiba ada satu dua, Pak, Surakarta

ini aku juga Undang-Undang Keistimewaan Surakarta dong, nah ada pikiran... sebentar-sebentar ribut

semua, berbondong-bondong datang ke sini, bayangkan ini kedatangan saudara-saudara betul-betul

merupakan suatu hal dikatakan... Komisi II DPR RI berpikir kembali secara sangat arif, harus dobel

arif, coba lihat. Tanah-tanah, datang ke situ,... sultan ketiga, anak cucunya, hak saya dimana, nah

pernahkan Pak Harun datang,... wah itu ramai ini, karena itu betul-betul, tadi disampaikan prinsip-

prinsip demokrasi, pemikirannya ke depan. Penetapan pemilihan ini tidak ada, semua orang juga

ditetapkan, bagaimana menuju ke sana itu tinggal soal mekanisme,...janjane, ada pasal-pasal lain

yang lebih strategis yang kita tidak sadari, benar kapitalisme di Yogyakarta, macam-macamlah.

(14)

406

Jadi saya kira dari saya pasukan Bapak Ibu, adik-adikku, saudara-saudara sekalian, ini kita..., sing bener kok yo bener...., yang pas gitu loh... saya orang Kalimantan tapi sudah 45 tahun tidur sama orang Jawa Yogyakarta, 45 tahun Pak Harun tanpa cacat, tanpa cacat yang berartilah ya. Jadi saudara-saudara sekalian, ini saya kira pasukan maksud tolong dilengkapi lagi, tolong diperkaya, mbo dikumpulkan para cendikia-cendikialah. Ini kan kemarin itu saya lihat iweh pakiweh. Betul?... tapi ini ke depan ini tanggung jawab kita kepada bangsa loh, karena ada generasi. Salah membajak sawah, hanya rusak padi semusim, salah mengelola bangsa ini, rusak satu generasi seperti sekarang ini.

Tolong, orang berebut jabatan, padahal ajaran muslim tidak ada orang rebutan jabatan. Itu yang berkait dengan rosulullaah sayidina Ali coba lihat, ada yang mengatakan inalillaahiwainnailaihi rojiun... saya kira itu yang saya ingin sampaikan, masukan ini sangat berarti bagi Komisi II DPR RI di dalam kita merumuskan ini dan pemikiran-pemikiran yang lebih jauh ke depan. Saya yakin anda tidak berminat jadi Gubernur, perlu ke depan bangsa ini. Itu yang perlu saya sampaikan, saya terima kasih, dan saya kira beliau ke depannya akan kita bahas bersama-sama.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Taufiq.

Ini saya kira saling memberi masukan ya, dari Yogyakarta memberi masukan ke kita, dari kita juga sebagian memberi tausiyah dan juga semangat dan saya kira ada beberapa hal yang ingin kami garisbawahi bahwa dalam konteks pembuatan undang-undang ini yang pada periode yang lalu yang hampir 1 periode tidak selesai, dan sekarang ini teman-teman menyatakan ada perpanjangan waktu 1 tahun ya karena kemarin penetapan Sultan diperpanjang 1 tahun, itu memang kita betul-betul akan mengoptimalkan. Jadi dalam waktu yang tidak panjang. Jadi kalau membuat undang-undang 1 tahun itu sebenarnya tidak lama, karena memang aspek yang dikaji sangat mendasar, dan kita akan melakukan pendalaman terhadap beberapa isu, termasuk tadi yang disampaikan, maka hal-hal yang tadi disampaikan, sekalian nanti akan disempurnakan, ini nanti akan menjadi bahan kita. Jadi tentang mekanisme pengisian yang dulu disebut dengan penetapan atau pemilihan, kemudian pertanahan ini yang krusial, nah selanjutnya tentang ada kebudayaan, keuangan, protokol, kemudian juga menyangkut tentang problem yang pemerintahan di daerah dan penyebutan nama atau jabatan Gubernur utama. Itu saya kira.

Ada yang ingin sebelum kita akhiri, ada yang ingin disampaikan?

Silakan.

FORUM ALIANSI TAHTA UNTUK RAKYAT:

Sedikit, tadi maaf Pak Harun Al Rasyid bahwa kami bukan hanya dari kalangan Muhammadiyah Pak, kami ada dari kalangan nasionalis juga Pak ada tiga elemen, dan saya sendiri dari Nahdatul Ulama Pak.

Terima kasih, gitu saja Pak.

(15)

407

Kemudian nanti Pak, ini akan saya mungkin saya berikan yang lebih komplit, karena di Yogyakarta saya ada rencana mengadakan seminar-seminar diskusi publik, nanti kita rangkum, setelah sempurna kami kirim kemari, demikian, terima kasih Pak.

KETUA RAPAT:

Ya terima kasih, ini saya kira luar biasa kalau memang ini adalah awal dari anda untuk melakukan beberapa penggalangan pendapat dari masyarakat ke depan, saya kira tentu kita masih sangat terbuka, kita menampung menerima, semua pandangan, semua aspirasi dari masyarakat Yogyakarta maupun dari luar masyarakat Yogyakarta, jadi bahkan kita terbuka tidak hanya dari Yogyakarta saja. Kalau dari Yogyakarta tentu saja menjadi satu point karena saya kira mewakili aspirasi yang berasal dari daerah yang akan kita atur undang-undangnya berkaitan dengan lex spesialis atau Undang-Undang tentang Daerah Istimewa Yogyakarta.

Demikian Bapak Ibu sekalian saya kira kami ucapkan terima kasih.

Pak Hermanto masih ada?

Oke silakan.

F-PKS (HERMANTO, S.E., M.M):

Sedikit saja Pak Ketua.

Saya hanya ingin ada informasi dari aliansi, pandangan-pandangan seperti ini di Yogyakarta itu seperti apa dinamisasinya gitu? Karena ini kita juga ingin tahu gambaran sesungguhnya seperti apa, mengingat ya ini kan berbagai pendapat yang tersosialisasi ke masyarakat itu kan tidak beragam gitu, nah kita ingin juga tahu informasinya dari pandangan-pandangan yang Bapak ketahuilah gitu.

FORUM ALIANSI TAHTA UNTUK RAKYAT:

Terima kasih Pak.

Jadi kami mulai menyulutkan gerakan pemilihan ya Pak istilahnya, itu baru tanggal 6 September kemarin Pak, jadi masih sangat muda Pak ya. Kemudian kami dilanjut 1 minggu istilahnya diskusi publik Pak yang dihadiri oleh beberapa elemen masyarakat, di situ kita adakan voling, ternyata di situ bisa 80% pro pemilihan. Kemudian saya... ke masyarakat bahwa... tukang becak, tukang parkir dan sebagainya, mereka mengatakan yang sama pro pemilihan Pak. Jadi selama ini telah terjadi kebohongan-kebohongan terhadap masyarakat bawah. Jadi cerita-cerita sejarah dimanipulasi, contohnya bahwa ini adalah ijab kabul, seolah hanya Yogyakarta yang ijab kabul, padahal Solo lebih duluan 4 hari sebelumnya. Kemudian... itu kan negara merdeka, padahal bukan negara merdeka...

jajahan Belanda, ya Pak ya, saya jelaskan, bahwa negara kesatuan... adalah eks Hindia Belanda, jadi menurut saya dulu Yogyakarta bergabung dengan Republik Indonesia bukan karena dengan setulus hati, karena memang tidak punya apa-apa Pak di sana, tidak punya sumber alam, coba kalau dilihat seperti Riau, Aceh mungkin akan merdeka. Jadi seperti itu Pak.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Ya saya kira itu Bapak Ibu sekalian ya.

(16)

408

Jadi sekali lagi kami menyampaikan terima kasih, ini bahkan saya lihat tadi ada draft Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) atau sandingan istilahnya, itu saya kira bagus, sehingga memang itu kan rumusan terakhir biasa kita wujudkan di dalam bentuk DIM. Jadi karena ini Rancangan Undang- Undang ini dari pemerintah, maka fraksi-fraksi membuat DIM (Daftar Inventarisasi Masalah) menurut masing-masing fraksi ada 9 fraksi di sini. Nah ini barangkali kalau melengkapi menjadi fraksi atau 10 kan gitu, kami persilakan...kami terbuka untuk itu.

Demikian Bapak Ibu sekalian, sekaligus kami mengucapan terima kasih, dan semoga upaya kita membangun bangsa kita yang tidak putus-putus menjadi bagian dari amal soleh kita dan salah satunya adalah melalui pembuatan undang-undang ini dalam rangka memajukan Yogya khususnya dan memajukan Indonesia pada umumnya. Marilah kita akhiri bersama dengan bacaan hamdallah.

Alhamdulillaahirobbilalamiin.

Saya tutup.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

(RAPAT DITUTUP PUKUL 11.30 WIB)

Jakarta, 25 Oktober 2011 a.n. Ketua Rapat Sekretaris Rapat,

Ttd.

ARINI WIJAYANTI, SH.,MH.

19710518 199803 2 010

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari briket serat tebu cukup untuk dapat digunakan untuk bahan bakar alternatif rumah tangga. Dari hasil pembakaran briket asap yang ditimbulkan tidak terlalu

1) Proses pembelajaran dirasakan sangat bermakna karena dalam setiap proses pembelajaran sebelumnya dilakukan perencanaan dengan melibatkan pihak pengelola dengan

Kemudian pada angka 17 juga disebutkan bahwa tanah Pakualaman (Pakualamanaat Grond) adalah tanah yang selama ini diakui oleh masyarakat DIY sebagai milik Pakualaman

• Nestorius menentang istilah THEOTOKOS (Bunda Allah), dan mengusulkan istilah CHRISTOTOKOS (Bunda Kristus) untuk Maria, karena ia berpendapat bahwa Maria tidak melahirkan

Yang pertama tadi adalah, saya tidak akan mengulang lagi apa yang sudah disampaikan oleh Bapak-bapak sebelumnya, kami dari LIPI juga melihat bahwa rancangan undang-undang ini

Jadi di sini kan kita lihat konsistensi juga antara usulan dari rancangan undang-undang dari Presiden, dari DPD, maupun dari DPR, artinya kalau logika yang disampaikan tadi

Tabel 3.7.1.6 Persentase Perokok Saat Ini Pada Laki-Laki Umur 10 Tahun Ke Atas Berdasarkan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap Per Hari Menurut Karakteristik Di Provinsi Sulawesi

selaku Dosen Pembimbing I dan Dosen Wali yang telah meluangkan waktu, fikiran, serta memberikan nasehat dan motivasi dalam membimbing peneliti.. selaku Dosen Pembimbing II