TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM)
PENGARUH RETURN INDEKS BURSA BEBERAPA NEGARA TERHADAP RETURN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN
(IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DAN RETURN INDEKS STANDARD & POOR’S 500
DI NEW YORK STOCK EXCHANGE (NYSE)
TAPM diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Managemen
Disusun Oleh:
FX Kelvin Hadinata NIM. 015627664
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS TERBUKA
PANGKALPINANG 2012
UNIVERSITAS
TERBUKA
PENGARUH RETURN INDEKS BURSA SAHAM BEBERAPA NEGARA TERHADAP RETURN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI
BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DAN RETURN INDEKS STANDARD &
POOR’S 500 (S&P500) DI NEW YORK STOCK EXCHANGE (NYSE)
FX Kelvin Hadinata Universitas Terbuka
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan return indeks bursa beberapa negara dengan return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan return Indeks Standard & Poor’s 500 pada masa krisis subprime mortgage terjadi sampai 23 Maret 2012. Indeks bursa dunia yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok negara maju dan kelompok negara satu regional dengan Indonesia. Kelompok negara maju diwakili oleh 5 negara yang masuk dalam kelompok G8 yaitu: Amerika Serikat dengan indeks S&P500, Jepang dengan indeks N225, Inggris dengan indeks FTSE100, Jerman dengan indeks DAX dan Prancis dengan indeks CAC40. Kelompok negara satu regional dengan Indonesia diwakili oleh: India dengan indeks BSE30, Malaysia dengan indeks KLCI, Hongkong dengan indeks HSI, Australia dengan indeks ASX200, China dengan indeks SSEC, Singapura dengan indeks STI, Taiwan dengan indeks TWII, Korea Selatan dengan indeks KOSPI.
Data untuk penelitian diambil mulai tanggal 9 Oktober 2007 sampai 23 Maret 2012. Penelitian ini menggunakan uji Augmented Dickey-Fuller untuk menguji apakah data yang dipakai sudah stasioner dan Kausalitas Granger untuk menguji bagaimanakah hubungan antar dua variabel.
Hasil penelitian untuk periode satu menunjukkan bahwa IHSG hanya dipengaruhi oleh indeks S&P500 dan tidak mempengaruhi indeks bursa lain.
Indeks S&P500 mempengaruhi semua indeks bursa yang diteliti pada periode satu dan tidak dipengaruhi indeks bursa negara lain. Hasil penelitian untuk periode dua menunjukkan bahwa IHSG mempengaruhi indeks KLCI dan KOSPI, dan indeks IHSG dipengaruhi oleh ASX200, BSE30, CAC40, DAX, FTSE100 dan S&P500.
Indeks S&P500 pada periode dua masih dominan mempengaruhi indeks bursa negara lain yaitu: ASX200, BSE30, HSI, IHSG, KLCI, KOSPI, N225, SSEC, STI dan TWII, dan indeks S&P dipengaruhi CAC40, FTSE100, HSI, SSEC, TWII.
Sebagai kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa runtuhnya indeks bursa negara maju akan membuat indeks bursa negara lain ikut jatuh juga.
Kata Kunci: Augmented Dickey-Fuller, Kausalitas Granger, Bursa Saham,
UNIVERSITAS
TERBUKA
EFFECT OF SOME COUNTRIES STOCK INDEX RETURN WITH THE JAKARTA COMPOSITE (JKSE) RETURN IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) AND THE STANDARD & POOR'S 500 (S&P500)
RETURN IN THE NEW YORK STOCK EXCHANGE (NYSE)
FX Kelvin Hadinata Universitas Terbuka
Abstract
The study was conducted to determine the relationships between some countries stock index with Jakarta Composite (JKSE) return and the Standard &
Poor's 500 return since subprime mortgage crisis until March 23, 2012. World stock indices under study were divided into two groups, namely the developed countries and one regional group of countries with Indonesia. Group of countries represented by the five countries included in the G8 group, namely: the United States uses S&P500, Japan uses Nikkei225, UK uses FTSE100, Germany uses DAX and France uses CAC40. A regional group of countries with Indonesia was represented by: India uses BSE30, Malaysia uses KLSE Composite, Hong Kong uses Hang Seng Index, Australia uses ASX200, China uses Shanghai Composite, Singapore uses Straits Times Index, Taiwan uses Taiwan Weighted, South Korea uses KOSPI Composite Index.
Data for the study were taken starting on October 9, 2007 until March 23, 2012. This study uses Augmented Dickey-Fuller test to test whether the data used is stationary and Granger causality to test how the relationship between two variables.
The results for the first period indicates that the Jakarta Composite is only affected by the S&P500 index and does not affect the other. S&P500 index affects all indices studied in the period of one and not influenced by any other country indices.The results for the second periods show that the Jakarta Composite affects KLSE Composite and KOSPI Composite index and is affected by the ASX200, BSE30, CAC40, DAX, FTSE100 and S&P500. The S&P500 in period two is still the dominant influence indices of other countries, namely: ASX200, BSE30, Hang Seng Index, Jakarta Composite, KLSE Composite, KOSPI Composite Index, Nikkei225, Shanghai Composite, Straits Times Index and Taiwan Weighted, and the S&P is affected CAC40, FTSE100, Hang Seng Index, SSEC, Taiwan Weighted.
In conclusion, this study showed that the collapse of the stock index developed countries will make other countries stock indexes to fall as well.
Keywords: Augmented Dickey-Fuller, Granger Causality, Stock Exchange, subprime mortgage
UNIVERSITAS
TERBUKA
UNIVERSITAS
TERBUKA
UNIVERSITAS
TERBUKA
UNIVERSITAS
TERBUKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penulisan TAPM (Tesis) ini. Penulisan TAPM ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Terbuka. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari mulai perkuliahan sampai pada penulisan penyusunan TAPM ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan TAPM ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Direktur Program Pascasarjana Universitas Terbuka Dr. Suciati, M.Sc;
(2) Kepala UPBJJ-UT Pangkalpinang selaku penyelenggara Program Pascasarjana Drs. Syarif Fadillah, M.Si;
(3) Pembimbing I Dr. Timotius dan Pembimbing II Dr. Etty Puji Lestari, SE.M.Si. yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan TAPM ini;
(4) Kabid Bidang Ekonomi dan Manajemen selaku penanggung jawab program Magister Manajemen Maya Maria, SE. MM.;
(5) Penguji Ahli Dr. Mahyus Ekananda S, MM untuk koreksi dan perbaikkan sehingga TAPM ini menjadi lebih baik;
(6) Orangtua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan materil dan moral;
(7) Pasangan tercinta dr. Then Suyanti yang selalu memberikan dorongan setiap mengalami kesulitan dari awal perkuliahan sampai selesai, sehingga akhirnya bisa lulus bersama-sama;
(8) Teman-teman satu angkatan program Magister Manajemen angkatan 2010 Universitas Terbuka Pangkalpinang yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan penulisan TAPM ini;
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga TAPM ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu. Sungailiat, Oktober 2012
Penulis
UNIVERSITAS
TERBUKA
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak ……….……….. i
Abstract ……….. ii
Lembar Persetujuan ……….. iii
Lembar Pengesahan ………. iv
Kata Pengantar ……….……….……….. v
Daftar Isi ………. vi
Daftar Gambar ……….……… viii
Daftar Tabel ……….……… x
Daftar Lampiran ……….………. xii
BAB I PENDAHULUAN ……….. 1
A. Latar Belakang Masalah ………..……… 1
B. Perumusan Masalah …………..……….. 4
C. Tujuan Penelitian ……… 5
D. Kegunaan Penelitian ……… 6
E. Sistematika Penulisan ………. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………….….……….. 8
A. Kajian Teori ………. 8
B. Penelitian Pendahuluan ………. 27
C. Hipotesis Penelitian ………. 32
D. Kerangka Penelitian ……… 36
BAB III METODE PENELITIAN ……… 42
A. Desain Penelitian ……… 42
B. Populasi dan Sampel ……….. 43
C. Prosedur Pengambilan Data ……… 43
D. Variabel Penelitian ………. 44
E. Metode Analisis ………. 44
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ………. 48
A. Temuan Umum ……….. 48
B. Tes Augmented Dickey Fuller (ADF) Pada Periode Satu… 58 C. Tes Augmented Dickey Fuller (ADF) Pada Periode Dua… 63 D. Kolerasi IHSG dengan Negara Maju ……….. 68
UNIVERSITAS
TERBUKA
F. Kolerasi S&P500 dengan Negara Maju ……….. 75
G. Korelasi S&P500 dengan Negara Satu Regional dengan Indonesia ………. 77
H. Uji Kausalitas Granger ……… 81
I. Pembahasan ………. 129
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 141
A. Kesimpulan ……….. 141
B. Keterbatasan Penelitian………. 142
C. Saran………. 142
GLOSARIUM ………. 144
DAFTAR PUSTAKA ………. 145
UNIVERSITAS
TERBUKA
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Hubungan Antara Total Risk, Unsystematic Risk dan
Systematic risk ………. 11
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Hubungan IHSG Dengan Indeks
Bursa Negara Maju ………. 37
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Hubungan IHSG Dengan Indeks
Bursa Negara Satu Regional Dengan Indonesia…….…. 38 Gambar 2.4 Kerangka Berpikir Hubungan S&P500 Dengan Indeks
Bursa Negara Maju ………. 39
Gambar 2.5 Kerangka Berpikir Hubungan S&P500 Dengan Indeks
Bursa Negara Satu Regional Dengan Indonesia…….…. 40 Gambar 4.1 Grafik Indeks Bursa Pada Periode Satu ……… 48 Gambar 4.2 Grafik Indeks Bursa Pada Periode Dua ……… 49 Gambar 4.3 Grafik Kolerasi IHSG Dengan Indeks Bursa Negara Maju
Pada Periode Satu ………. 71
Gambar 4.4 Grafik Kolerasi IHSG Dengan Indeks Bursa Negara Maju
Pada Periode Dua …….………. 71
Gambar 4.5 Grafik Kolerasi IHSG Dengan Indeks Bursa Negara Maju Pada Periode Satu dan Dua………. 72 Gambar 4.6 Grafik Kolerasi IHSG Dengan Indeks Bursa Negara Satu
Regional Dengan Indonesia Pada Periode Satu ……….. 73 Gambar 4.7 Grafik Kolerasi IHSG Dengan Indeks Bursa Negara Satu
Regional Dengan Indonesia Pada Periode Dua ……….. 74 Gambar 4.8 Grafik Kolerasi IHSG Dengan Indeks Bursa Negara Satu
Regional Dengan Indonesia Pada Periode Satu
dan Dua ……….. 74
UNIVERSITAS
TERBUKA
Gambar 4.9 Grafik Kolerasi S&P500 Dengan Indeks Bursa Negara Maju
Pada Periode Satu ………. 75
Gambar 4.10 Grafik Kolerasi S&P500 Dengan Indeks Bursa Negara Maju
Pada Periode Dua …….………. 76
Gambar 4.11 Grafik Kolerasi S&P500 Dengan Indeks Bursa Negara Maju Pada Periode Satu dan Dua ………. 76 Gambar 4.12 Grafik Kolerasi S&P500 Dengan Indeks Bursa Negara Satu
Regional Dengan Indonesia Pada Periode Satu ……….. 78 Gambar 4.13 Grafik Kolerasi S&P500 Dengan Indeks Bursa Negara Satu
Regional Dengan Indonesia Pada Periode Dua ……….. 78 Gambar 4.14 Grafik Kolerasi S&P500 Dengan Indeks Bursa Negara Satu
Regional Dengan Indonesia Pada Periode Satu
dan Dua ……….. 79
Gambar 4.15 Grafik Kolerasi IHSG dan S&P500 Dengan Indeks Bursa Negara Maju Pada Periode Satu dan Dua ………. 80 Gambar 4.16 Grafik Kolerasi IHSG dan S&P500 Dengan Indeks Bursa
Negara Satu Regional Dengan Indonesia Pada Periode
Satu dan Dua ……….. 80
UNIVERSITAS
TERBUKA
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Penulisan “Hubungan Indeks Bursa Efek Dunia” …….…. 28 Tabel 4.1 Nilai Penutupan Indeks Bursa Saham Negara Maju …..…. 50 Tabel 4.2 Nilai Penutupan Indeks Bursa Saham Negara Satu
Regional Dengan Indonesia ………... 52 Tabel 4.3 Nilai Penurunan dan Kenaikan Penutupan Indeks Bursa
Saham Negara Maju ………... 53
Tabel 4.4 Nilai Penurunan dan Kenaikan Penutupan Indeks Bursa
Saham Negara Satu Regional Dengan Indonesia ………... 55 Tabel 4.5 Rata-rata Return Harian ………..………... 57 Tabel 4.6 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks Periode Satu ………... 59 Tabel 4.7 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks ASX200 Periode Satu.. 147 Tabel 4.8 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks BSE30 Periode Satu … 148 Tabel 4.9 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks CAC40 Periode Satu .. 149 Tabel 4.10 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks DAX Periode Satu ….. 150 Tabel 4.11 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks FTSE100 Periode Satu. 151 Tabel 4.12 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks HSI Periode Satu …... 152 Tabel 4.13 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks IHSG Periode Satu ….. 153 Tabel 4.14 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks KLCI Periode Satu …. 154 Tabel 4.15 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks KOSPI Periode Satu … 155 Tabel 4.16 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks N225 Periode Satu…... 156 Tabel 4.17 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks S&P500 Periode Satu .. 157 Tabel 4.18 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks SSEC Periode Satu ….. 158 Tabel 4.19 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks STI Periode Satu…….. 159 Tabel 4.20 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks TWII Periode Satu ….. 160 Tabel 4.21 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks Periode Dua ………... 64
UNIVERSITAS
TERBUKA
Tabel 4.23 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks BSE30 Periode Dua … 162 Tabel 4.24 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks CAC40 Periode Dua .. 163 Tabel 4.25 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks DAX Periode Dua ….. 164 Tabel 4.26 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks FTSE100 Periode Dua. 165 Tabel 4.27 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks HSI Periode Dua ….... 166 Tabel 4.28 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks IHSG Periode Dua ….. 167 Tabel 4.29 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks KLCI Periode Dua …. 168 Tabel 4.30 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks KOSPI Periode Dua … 169 Tabel 4.31 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks N225 Periode Dua …... 170 Tabel 4.32 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks S&P500 Periode Dua .. 171 Tabel 4.33 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks SSEC Periode Dua ….. 172 Tabel 4.34 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks STI Periode Dua …….. 173 Tabel 4.35 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks TWII Periode Dua ….. 174 Tabel 4.36 Korelasi Antar Indeks Bursa Pada Periode Satu …………. 69 Tabel 4.37 Korelasi Antar Indeks Bursa Pada Periode Dua …………. 70 Tabel 4.38 Uji Kausalitas Granger Antar Indeks Bursa Pada
Periode Satu …………..……….……. 175 Tabel 4.39 Hasil Uji Kausalitas Granger Periode Satu ……… 104 Tabel 4.40 Uji Kausalitas Granger Antar Indeks Bursa Pada
Periode Dua ………..……….……. 180
Tabel 4.41 Hasil Uji Kausalitas Granger Periode Dua……… 128 Tabel 4.42 PDB Beberapa Negara Dunia Tahun 2010 ……… 140
UNIVERSITAS
TERBUKA
LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Tabel 2.1 Penulisan “Hubungan Indeks Bursa Efek
Dunia”………….……….…. 134
Lampiran 2 Tabel 4.7 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks ASX200
Periode Satu ……….... 137 Lampiran 3 Tabel 4.8 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks BSE30
Periode Satu ……….. 138
Lampiran 4 Tabel 4.9 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks CAC40
Periode Satu ………. 139
Lampiran 5 Tabel 4.10 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks DAX
Periode Satu ……….... 140 Lampiran 6 Tabel 4.11 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks FTSE100
Periode Satu ………. 141
Lampiran 7 Tabel 4.12 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks HSI
Periode Satu ……….... 142 Lampiran 8 Tabel 4.13 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks IHSG
Periode Satu ………. 143
Lampiran 9 Tabel 4.14 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks KLCI
Periode Satu ………... 144
Lampiran 10 Tabel 4.15 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks KOSPI
Periode Satu ……… 145
Lampiran 11 Tabel 4.16 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks N225
Periode Satu ………... 146 Lampiran 12 Tabel 4.17 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks S&P500
Periode Satu……….. 147
Lampiran 13 Tabel 4.18 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks SSEC
UNIVERSITAS
TERBUKA
Lampiran 14 Tabel 4.19 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks STI
Periode Satu ……….. 149
Lampiran 15 Tabel 4.20 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks TWII
Periode Satu ………... 150
Lampiran 16 Tabel 4.22 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks ASX200
Periode Dua ………. 151
Lampiran 17 Tabel 4.23 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks BSE30
Periode Dua ……… 152
Lampiran 18 Tabel 4.24 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks CAC40
Periode Dua ……… 153
Lampiran 19 Tabel 4.25 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks DAX
Periode Dua ……….... 154
Lampiran 20 Tabel 4.26 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks FTSE100
Periode Dua ………. 155
Lampiran 21 Tabel 4.27 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks HSI
Periode Dua ………... 156
Lampiran 22 Tabel 4.28 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks IHSG
Periode Dua ……….... 157
Lampiran 23 Tabel 4.29 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks KLCI
Periode Dua ………. 158
Lampiran 24 Tabel 4.30 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks KOSPI
Periode Dua ………. 159
Lampiran 25 Tabel 4.31 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks N225
Periode Dua ……….... 160
Lampiran 26 Tabel 4.32 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks S&P500
Periode Dua ………. 161
Lampiran 27 Tabel 4.33 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks SSEC
Periode Dua ……….... 162
UNIVERSITAS
TERBUKA
Lampiran 28 Tabel 4.34 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks STI
Periode Dua ……….. 163
Lampiran 29 Tabel 4.35 Uji Stasioner Dickey-Fuller Indeks TWII
Periode Dua ………. 164
Lampiran 30 Tabel 4.38 Uji Kausalitas Granger Antar Indeks Bursa
Pada Periode Satu ……… 165 Lampiran 31 Tabel 4.40 Uji Kausalitas Granger Antar Indeks Bursa
Pada Periode Dua ……… 170
UNIVERSITAS
TERBUKA
UNIVERSITAS
TERBUKA
UNIVERSITAS
TERBUKA
UNIVERSITAS
TERBUKA
UNIVERSITAS
TERBUKA
UNIVERSITAS
TERBUKA
UNIVERSITAS
TERBUKA
UNIVERSITAS
TERBUKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Investasi
Menurut Reilly dan Norton (2006:5) menyatakan bahwa investasi adalah komitmen sekarang atas sejumlah sumber daya untuk jangka waktu tertentu dengan pengharapan mendapatkan hasil pada masa depan sebagai imbalan bagi investor itu.
Seseorang yang memilih untuk menyimpan uangnya daripada menghabiskannya saat ini akan mengharapkan untuk mendapatkan pengembalian yang lebih besar pada masa depannya. Sebaliknya mereka yang membelanjakan lebih banyak dari pada pendapatannya saat ini dengan meminjam harus rela membayar kembali pada masa depan dengan bayaran lebih besar daripada yang dipinjamnya. Sebuah konsep penting dari “time value of money” adalah: satu dolar hari ini lebih berharga untuk kita dibandingkan satu dolar yang sama pada masa depan (Reilly dan Norton, 2006:5).
Menurut Reilly dan Norton (2006:5) menyatakan bahwa ada tiga alasan mengapa uang memiliki nilai waktu yaitu:
Suku bunga murni bebas risiko
Kita mengharapkan sebuah hadiah untuk penundaan belanja yang dilakukan.
Sebaliknya tidak ada insentif yang didapat dari menyimpan. Kita
UNIVERSITAS
TERBUKA
bebas risiko di mana inflasi adalah nol. Keuntungan pada keadaan seperti itu disebut suku bunga murni bebas risiko.
Proteksi terhadap inflasi
Kita lebih memilih untuk memiliki 1 dolar hari ini dibandingkan 1 dolar pada masa depan karena inflasi akan mengurangi daya beli dari dolar itu pada masa depan.
Risiko
Kita lebih mengharapkan 1 dolar hari ini karena janji akan 1 dolar pada masa depan mungkin akan dilanggar. Selalu ada kemungkinan untuk terjadi tidak adanya pembayaran atau pengurangan pembayaran.
Ada tiga alasan dasar orang berinvestasi menurut Reilly dan Norton (2006:6):
Pendapatan
Investasi dibuat sekarang dengan harapan menyediakan pendapatan pada masa depan. Biasanya investor mengharapkan pendapatan didapat secepatnya. Misalnya mendapatkan imbalan saat melakukan kontrak.
Melindungi nilai modal
Investasi dilakukan untuk melindungi nilai modal atau nilai aslinya.
Biasanya investasi ini ada pada investasi yang konservatif. Secara sederhana investor hanya ingin menyisihkan uangnya dengan asuransi pada uang yang ada dengan bebas risiko dari kehilangan daya belinya pada masa depan.
Dengan demikian, istilah dari “capital preservation” walaupun sering dipakai tapi salah dalam pemahaman. Karena investor ingin melindungi
UNIVERSITAS
TERBUKA
nilai asli dari modal investasinya, maka nilai nominal dari investasinya seharusnya meningkat pada kecepatan yang sama dengan tren inflasi.
Meningkatkan nilai modal
Investasi dibuat agar dana simpanan meningkat atau bertumbuh nilainya, untuk memenuhi sebuah kebutuhan masa depan seperti saat pensiun atau kebutuhan kuliah anak-anak. Tujuannya adalah memiliki nilai investasi yang bertumbuh lebih besar daripada inflasi jadi ada sebuah nilai tambah positif setelah dikurangi efek dari pajak dan inflasi. Ciri khas investasi yang dibuat untuk mendapatkan capital appreciation memasukkan sejumlah risiko yang dapat didapat untuk mendapatkan imbal hasil yang diinginkan.
Risiko yang ada dapat membuat imbal hasil positif (imbal hasil lebih tinggi dari yang diharapkan) atau negatif (imbal hasil lebih rendah dari yang diharapkan).
2. Pendapatan dan risiko
Menurut Reilly dan Norton (2006:27) ada dua macam pendapatan yang dapat didapatkan investor yaitu:
Pendapatan
Investasi secara berkala menghasilkan uang tunai bagi investor dalam bentuk bunga, dividen, atau sewa. Contoh: deposito, obligasi, pembayaran dividen, investasi tanah dan bangunan.
Perubahan nilai investasi
Setelah waktu berjalan, nilai pasar investasi dapat naik atau turun. Jika nilai
UNIVERSITAS
TERBUKA
gain. Tapi tentu saja nilai aset dapat turun juga, dan jika nilai aset turun lebih rendah dari nilai perolehan maka disebut capital loss.
Menurut Reilly dan Norton (2006:34) bahwa risk adalah perubahan menjadi tidak tercapainya tujuan/sasaran investasi karena ketidakpastian pendapatan dari waktu ke waktu. Dengan kata lain risiko meningkat dari pengharapan yang berubah-ubah atas pendapatan aset dari waktu ke waktu.
Sumber-sumber risiko dapat digolongkan dalam 2 kelompok menurut Reilly dan Norton (2006:35) yaitu:
Systematic risk : mempengaruhi ekonomi dan sistem finansial. Efeknya merembet di seluruh ekonomi. Contoh: perubahan suku bunga, pertumbuhan ekonomi, perubahan pajak, perubahan peraturan pemerintah, perubahan nilai tukar uang dan gerakan militer besar.
Unsystematic risk: hanya mempengaruhi aset tertentu secara spesifik, jaminan penerbit (seperti perusahaan atau pemerintah) daripada faktor- faktor ekonomi yang luas. Contoh: keputusan manajemen yang buruk, demo buruh, kemerosotan dari produk atau kualitas servis, dan pertumbuhan saingan baru.
Gambar 2.1 Hubungan antara total risk, unsystematic risk, dan systematic risk
UNIVERSITAS
TERBUKA
Menurut Reilly dan Norton (2005:35), sumber-sumber risiko yang terjadi pada investasi dapat menyebabkan:
Ketidaktetapan dari pendapatan yang diharapkan (contoh: jumlah dividen yang bervariasi, kehilangan pembayaran bunga, rumah yang tidak tersewa).
Ketidaktetapan dari nilai aset yang diharapkan pada masa depan (contoh:
perubahan kondisi ekonomi atau perubahan keadaan aset secara spesifik).
Ketidaktetapan dari jumlah yang tersedia untuk investasi kembali dan ketidakpastian dalam pendapatan yang didapat dari investasi kembali (contoh: perubahan besarnya pajak, nilai suku bunga, pendapatan dari aset).
3. Diversifikasi investasi
Ide di belakang diversifikasi adalah “don’t put all your egg into one basket”.
Jika kita menjatuhkan keranjang basket itu maka semua telur akan pecah. Serupa dengan menempatkan investasi hanya pada sedikit perusahaan atau industri yang dapat membawa bencana keuangan. Contoh: Indeks Nasdaq yang turun mendekati 80% mulai Maret 2000 sampai Oktober 2002. Indeks ini terdiri dari banyak industri teknologi tinggi yang mengalami kejatuhan yang dalam karena kekuatiran akan pendapatan industri ini dan kekuatiran lainnya yang muncul terhadap sektor teknologi tinggi pada tahun 2000 (Reilly dan Norton, 2006:11).
Untuk memaksimalkan manfaat diversifikasi, investor tidak hanya berinvestasi pada bermacam-macam aset (seperti saham dan obligasi), macam- macam industri, tapi juga investasi lintas negara. Terutama batas-batas negara menjadi tidak jelas dalam dunia bisnis sekarang. Contoh: Ford dan Coca-Cola
UNIVERSITAS
TERBUKA
dan pendapatan mereka sebagian besar berasal dari luar Amerika Serikat. (Reilly dan Norton, 2006:11).
Pada era globalisasi perekonomian dunia sekarang ini hubungan perekonomian antar negara menjadi semakin terintegrasi dan saling mempengaruhi. Globalisasi didorong oleh faktor-faktor berikut ini: (1) Deregulasi atau liberalisasi pasar keuangan internasional, (2) Kemajuan teknologi, khususnya teknologi komunikasi dan perhitungan untuk menyelesaikan transaksi keuangan dan (3) Semakin meningkatnya institusionalisasi pasar keuangan (Hanafi, 2003:390).
Investor memiliki 4 cara untuk mengelola risiko menurut Reilly dan Norton (2011:113-114):
Risk avoidance strategy
Dengan strategi ini investor menghindari setiap risiko yang dapat membuatnya kehilangan uang dengan memilih investasi yang aman seperti deposito yang dijamin. Ini adalah strategi yang kurang tepat jika menginvestasikan semua portofolio kecuali dalam keadaan yang sangat genting. Strategi ini dapat diterima jika dana yang diinvestasikan direncanakan untuk pemakaian pembayaran uang muka rumah, pembelian mobil dan pemakaian lain dalam waktu dekat.
Risk anticipating strategy
Strategi ini mengasumsikan risiko akan terjadi dan mencoba menempatkan portofolio untuk melindungi terhadap yang akan terjadi. Seperti menyiapkan dana cadangan untuk mengantisipasi pengeluaran tak terduga yang besar.
UNIVERSITAS
TERBUKA
Dana cadangan ini untuk mengantisipasi kemungkinan pengeluaran besar yang dapat memaksa investor untuk menjual asetnya pada saat yang tidak tepat untuk menutup pengeluaran tak terduganya. Dana cadangan tidak harus dalam bentuk dana tunai, tapi dapat juga dalam bentuk tabungan dan deposito di bank yang mudah dicairkan bila suatu saat dibutuhkan. Membeli asuransi untuk melindungi bangunan, asuransi untuk kendaraan, asuransi jiwa, asuransi kesehatan dan asuransi untuk keluarga juga merupakan salah satu strategi ini.
Risk transfer strategy or spreading the risk
Asuransi memegang peranan penting disini, seseorang dapat mengantisipasi risiko dengan cara meminimalkan dampak potential yang dapat terjadi dengan mengalihkan konsekuensi yang merugikan kepada orang lain.
Investor portofolio juga dapat mendapatkan manfaat dari strategi ini. Risiko dapat ditransfer dari investor yang tidak mau menghadapi risiko kepada investor yang mau menghadapi risiko. Disinilah peran dari produk turunan seperti kontrak berjangka dan opsi kontrak. Jadi seorang petani dapat melindungi harga hasil panennya dengan kontrak berjangka sebelum masuk masa panen.
Risk reduction strategy
Pada strategi ini investor seharusnya membuat variasi tipe aset, macam- macam industri bahkan manca negara. Investor dapat mengurangi risiko dengan melakukan analisa investasi (dengan membayar ahli seperti yang dilakukan manager dana bersama) untuk menemukan dan membeli
UNIVERSITAS
TERBUKA
diversifikasi produk surat hutang yang layak dan dipercaya dan saham yang secara nyata memiliki potensi untuk naik.
4. Pasar Keuangan
Aset dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu aset nyata (real assets) dan aset keuangan (financial assets). Aset nyata menunjukkan kemakmuran dari masyarakatnya, contoh aset nyata: tanah, bangunan, peralatan, barang produk komsumsi dan lain-lain. Aset nyata memiliki kemampuan nyata dalam menghasilkan kemampuan produksi berupa barang dan dan jasa yang dapat dirasakan pemiliknya. Aset keuangan memiliki kemampuan yang tidak secara langsung dalam kemampuan produksinya. Contoh aset keuangan: deposito, saham, asuransi, dana pensiun, obligasi, piutang dan lain-lain (Bodie et al, 2005:4).
Pasar keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pasar uang (money markets) dan pasar modal (capital markets). Instrumen pada pasar uang termasuk dalam jangka pendek, mudah diuangkan, surat berharga dengan risiko lebih rendah. Sedangkan instrumen pada pasar modal termasuk jangka panjang dan surat berharga yang berisiko. Surat berharga pada pasar modal sangat berbeda dengan pasar uang, dan dapat dikelompokan lagi menjadi: pasar surat hutang jangka panjang (longer-term bond markets), pasar obligasi (bond markets), pasar saham (equity markets), pasar turunan (derivative markets) untuk options dan futures (Bodie et al, 2005:31).
Pasar uang (money markets) adalah bagian dari pasar pendapatan tetap (fixed-income market). Pasar uang terdiri dari hutang jangka pendek dan biasanya mudah dijual kembali. Banyak dari surat berharga ini dijual dalam angka satuan
UNIVERSITAS
TERBUKA
yang besar, sehingga di luar kemampuan investor individu untuk membelinya.
Namun investor individu kecil dapat membeli melalui dana bersama pasar uang (Bodie et al, 2005:32).
Pasar obligasi terdiri dari pinjaman atau surat hutang dengan jangka waktu pinjaman lebih lama dibandingkan yang diperdagangkan di pasar uang. Termasuk obligasi pemerintah, obligasi perusahaan, surat gadai/hipotek dan lain-lain.
Instrumen-instrumen tersebut kadang-kadang disebut termasuk pasar pendapatan tetap (fixed-income market) karena sebagian besar menjanjikan sebuah aliran pendapatan yang tetap atau sebuah aliran pendapatan tetap yang sudah ditentukan menurut sebuah rumus tertentu. Tapi dalam prakteknya rumus-rumus tersebut menghasilkan sebuah aliran pendapatan yang menyimpang dari aliran pendapatan tetap (Bodie et al, 2005:36).
Perusahaan menerbitkan saham untuk menambah modal yang dibutuhkan untuk membiayai investasi mereka. Bank Investasi (Investment bankers) menjual saham tersebut kepada publik pada pasar perdana. Bank Investasi biasanya juga bertindak sebagai penjamin emisi (underwriters) yang membeli surat berharga dari perusahaan dan menjual kembali ke public dengan menambahkan harganya.
Surat berharga yang sudah dijual diperdagangkan di pasar sekunder. Pasar sekunder merupakan pasar saham yang diorganisir dengan transaksi negosiasi langsung. Hanya anggota pasar saham yang boleh bertransaksi di pasar saham.
Perusahaan sekuritas mempunyai kursi di pasar saham dan menjual jasa mereka kepada individu dengan mengenakan komisi untuk melaksanankan perdagangan dengan nama mereka (Bodie et al, 2005:99).
UNIVERSITAS
TERBUKA
Pasar turunan (derivative markets) mengalami pertumbuhan yang berarti pada tahun belakangan ini. Pertumbuhan ini disebabkan pertumbuhan dari future, option, dan produk turunan lainya. Instrumen ini memberikan pembayaran yang tergantung pada nilai dari aset lain seperti harga komoditi, obligasi, saham atau nilai indeks pasar. Atas alasan ini instrumen ini kadang-kadang disebut derivative assets atau contingent claims. Nilainya merupakan turunan dari atau tergantung pada nilai dari aset lainnya (Bodie et al, 2005:54).
5. Saham
Ketika sebuah perusahaan didirikan, pendiri perusahaan itu biasanya menginvestasikan uang pribadinya pada perusahaannya. Pendiri perusahaan itu mungkin juga akan mengundang keluarga dan teman-temannya untuk ikut berinvestasi pada perusahaannya. Model perusahaan ini dapat dikelompokan dalam kepemilikan pribadi, dan selama masih berstatus kepemilikan pribadi maka pemiliknya tidak dapat menjual sahamnya pada masyarakat umum. Pada perusahaan baru biasa memakai pinjaman uang untuk modal pada institusi keuangan. Dengan berjalannya waktu perusahaan berkembang dengan menahan sejumlah besar labanya untuk diinvestasikan untuk mendukung ekspansi usahanya (Madura, 2010:229).
Banyak pendiri perusahaan yang berkeinginan untuk menjual perusahaannya pada publik, sehingga mereka dapat mendapatkan sejumlah besar dana untuk mendukung pertumbuhan perusahaannya. Sebuah penawaran publik saham akan layak jika perusahaan itu memiliki saham dalam jumlah besar untuk mendukung sebuah pasar sekunder yang aktif. Jika saham itu di pasar sekunder tidak aktif maka saham tersebut akan tidak likuid. Dan investor yang ingin
UNIVERSITAS
TERBUKA
menjual sahamnya terpaksa menjual dengan diskon besar dari harga dasarnya. Hal ini menggagalkan tujuan dari go public itu sendiri. Sebagai tambahan, banyak biaya tetap yang harus ditanggung setelah perusahaan go public, dan semua biaya itu menjadi penghambat yang membuat sebuah perusahaan hanya mendapatkan sejumlah kecil dana (Madura, 2010: 229).
Saham adalah bentuk kepemilikan aset, pemegang saham berarti memiliki aset atau perusahaan. Kepemilikan saham dapat berbentuk dalam kepemilikan pribadi atau kepemilikan publik (Hanafi, 2003: 447).
Sebuah perusahaan pribadi yang ingin menambah dana yang lebih besar untuk meningkatkan likuiditas perusahaan dapat menjual sahamnya ke publik melalui pasar keuangan tertentu (misal Bursa Efek). Jika perusahaan pertama kali mengeluarkan saham, maka perusahaan akan mengeluarkan penawaran publik untuk pertama kali yang biasa disebut Initial Public Offering (IPO). Perusahaan yang ingin menjual sahamnya ke publik melalui lembaga keuangan yang menjadi perantara antara perusahaan dengan investor publik melalui pasar primer (Hanafi, 2003:448). Setelah saham dibeli investor pada pasar primer dan investor ingin menjual kembali sahamnya dapat ditawarkan pada pasar sekunder.
Pasar sekunder merupakan tempat untuk memperjualbelikan surat berharga setelah surat berharga tersebut dijual pertama kali di pasar primer. Pasar sekunder sangat diperlukan dalam ekonomi suatu negara untuk menjadikan investasi pada surat berharga ini menarik dan mempunyai likuiditas tinggi. (Ekawati. 2004:1.21).
Setelah saham memasuki pasar sekunder maka harga dapat berubah-ubah tergantung harga penawaran dan permintaan.
UNIVERSITAS
TERBUKA
Jenis-jenis saham berdasarkan cara pengalihan dan hak tagih menurut Manurung dan Rahardja (2004:95-96) yaitu:
Saham Atas Nama dan Saham Atas Tunjuk
Berdasarkan cara pengalihan, saham dapat dibedakan menjadi saham atas nama dan saham atas tunjuk. Saham atas tunjuk (bearer stocks) adalah saham yang tidak mempunyai atau tidak tertulis nama pemiliknya. Saham atas nama (registered stocks) adalah saham yang nama pemiliknya tertulis.
Untuk dapat dialihkan kepada pihak lain harus melalui prosedur tertentu.
Saham Biasa dan Saham Preferen
Ada beberapa perbedaan antara saham biasa (common stocks) dengan saham preferen (preferred stocks).
Saham biasa:
Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
Memiliki hak suara.
Jika perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan baru dipenuhi setelah seluruh kewajiban perusahaan dilunasi.
Mudah diperjualbelikan.
Saham preferen:
Memiliki hak paling dulu (diprioritaskan) dalam hal pembagian dividen.
Bila perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, hak memperoleh pembayaran maksimum sebesar nilai saham didahulukan, setelah kewajiban kepada kreditur dipenuhi.
UNIVERSITAS
TERBUKA
Dapat memperoleh tambahan pembagian laba perusahaan selain dividen yang dibagikan secara berkala.
Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus.
Tidak memiliki hak suara.
Karena jumlahnya sangat sedikit, saham preferen sulit diperjualbelikan.
Menurut Madura (2010:269-274) ada tiga macam faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu:
a. Economic Factors
Ada beberapa faktor ekonomi yang menjadi pertimbangan investor saat menilai sebuah perusahaan apakah nilai sahamnya overvalue atau undervalue yaitu:
Impact of Economic Growth
Pertambahan pertumbuhan ekonomi diharapkan akan meningkatkan permintaan akan produk dan jasa yang disediakan perusahaan, dan akhirnya akan meningkatkan arus kas uang dan nilai dari perusahaan.
Pihak yang berkepentingan dalam pasar saham akan mengikuti indikator ekonomi seperti produk domestik bruto, tingkat pengangguran, penyerapan tenaga kerja, penjualan eceran dan pendapatan perkapita. Pada umumnya informasi ekonomi yang baik yang tidak diduga akan membuat sebuah revisi pertambahan arus kas pada perusahaan yang akhirnya akan menaikkan nilai perusahaan tersebut. Karena kebijakan fiskal pemerintah dan kebijakan moneter
UNIVERSITAS
TERBUKA
akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, maka hal ini akan selalu diperhatikan oleh investor.
Impact of Interest Rate
Salah satu faktor ekonomi yang menonjol yang dapat menjadi kekuatan pendorong harga saham adalah risk-free interest rate.
Investor mempertimbangkan membeli aset yang berisiko hanya jika mereka mengharapkan kompensasi dengan risiko lebih besar yang dapat terjadi.
Hubungan antara suku bunga dengan harga saham dapat berbeda dari waktu ke waktu. Dalam teori sebuah suku bunga yang tinggi akan meningkatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi untuk investor, yang akan mengurangi nilai sekarang dari pendapatan arus kas masa depan yang didapat dari saham. Namun suku bunga biasanya dapat meningkat karena pertambahan pertumbuhan ekonomi, jadi harga saham dapat meningkat sebagai reaksi dari pengharapan bertambahnya arus kas perusahaan walaupun suku bunga yang dibayarkan investor juga meningkat.
Impact of Dollar’s Exchange Rate Value
Nilai mata uang dolar dapat mempengaruhi harga saham di Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan investor asing memilih untuk membeli saham di Amerika saat nilai dolar rendah dan kemudian menjualnya saat nilai dolar meninggi. Demikian juga dengan perubahan nilai tukar dolar dalam arus kas dapat mempengaruhi harga saham. Harga saham perusahaan di Amerika yang berorintasi pada ekspor akan mendapat
UNIVERSITAS
TERBUKA
manfaat baik jika harga dolar melemah, dan perusahaan yang berorientasi pada impor akan mendapat manfaat baik pada posisi sebaliknya.
b. Market-related factors
Faktor-faktor yang berhubungan dengan pasar juga mempengaruhi harga saham. Faktor-faktor itu termasuk sentimen investor dan efek Januari.
Investor Sentiment
Kunci dari faktor-faktor yang berhubungan dengan pasar adalah sentimen investor, yang mencerminkan perasaan investor pada pasar saham. Karena harga saham mencerminkan harga pengharapan jadi untuk jangka waktu tertentu harga saham tidak berhubungan erat dengan kondisi ekonomi pada saat itu. Sebagai contoh walaupun ekonomi dalam keadaan lemah, harga saham dapat bergerak naik jika sebagian besar investor menduga ekonomi akan meningkat dalam waktu dekat. Sentimen investor juga dapat dalam bentuk negatif, selama krisis kredit terjadi investor memiliki pandangan ke depan yang negatif. Pada tanggal 6-8 Oktober 2008 harga saham di Amerika turun tajam. Rata-rata penurunan yang terjadi pada minggu itu adalah 18%. Hal itu merupakan rekor terburuk untuk kejatuhan harga saham di Amerika. Setelah itu tetap menurun hingga di bawah 40% pada akhir minggu berikutnya dibandingkan harga tahun sebelumnya, walaupun pemerintah meminta investor untuk tidak panik karena kondisi pasar stabil tetap tidak dapat mencegah penurunan. Pada senin
UNIVERSITAS
TERBUKA
sekitar US$ 250 Miliar untuk membeli kepemilikan banyak perusahaan keuangan sebagai bagian dari Emergency Economic Stabilization Act of 2008. Walaupun hanya sedikit uraian yang diberikan, namun sentimen investor berubah dari sangat negatif menjadi sangat positif, dan harga saham naik rata-rata mencapai 10%
pada hari itu. Setelah 2 hari kemudian keadaan berbalik lagi dan harga saham jatuh rata-rata 9% pada hari itu. Kejatuhan dalam sehari itu adalah yang terburuk sejak stock market crash tahun 1987.
January Effect
Karena banyak manager investasi dievaluasi berdasarkan tahun kalender, para manager cenderung berinvestasi pada saham yang lebih berisiko pada awal tahun dan bergeser pada saham perusahaan besar yang lebih stabil pada akhir tahun untuk mengunci keuntungan mereka. Kebiasaan ini membuat dorongan naik pada harga saham perusahaan kecil pada bulan Januari setiap tahun, yang kemudian disebut January Effect. Beberapa penelitian menemukan hampir semua saham mendapatkan keuntungan tahunan di bulan Januari.
Begitu investor mengetahui January Effect, mereka mengusahakan untuk mengambil posisi pada bulan sebelumnya. Posisi ini membuat tekanan naik pada harga saham di pertengahan bulan Desember, membuat January Effect dimulai pada bulan Desember.
c. Firm-spesific factors
Harga saham sebuah perusahaan tidak hanya dipengaruhi faktor ekonomi makro dan kondisi pasar, tapi juga dipengaruhi kondisi spesifik perusahaan.
UNIVERSITAS
TERBUKA
6. Bursa efek dan indeks bursa
Pengertian bursa efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli yang dilakukan secara langsung maupun melalui wakil-wakilnya.
Stock index merupakan indikator pasar yang mencatat rata-rata gabungan sebagian atau seluruh harga saham yang ditransaksikan di bursa efek.
Berikut ini dijelaskan bursa efek dan indeks bursa masing-masing negara yang digunakan pada penelitian ini:
Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia biasa disingkat BEI atau Indonesian Stock Exchange (IDX) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi 1 Desember 2007. Beberapa indeks saham di Bursa Efek Jakarta yaitu: IHSG, Kompas 100, LQ45, Jakarta Islamic Indeks dan indeks sektoral. IHSG merupakan indeks harga saham yang menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen kalkulasi indeks.
New York Stock Exchange
New York Stock Exchange (NYSE) adalah bursa efek terbesar di Amerika Serikat yang didirikan tahun 1817 dengan nama New York Stock and Exhange Board, pada tahun 1863 nama bursa ini berubah menjadi New York Stock Exchange (Reilly and Norton,2006:154). Standard and Poor’s 500 merupakan indeks harga saham yang berisikan 500 perusahaan besar yang dicatatkan di New York Stock Exchange.
UNIVERSITAS
TERBUKA
London Stock Exchange (LSE)
London Stock Exchange merupakan salah satu bursa tertua di dunia yang didirikan pada tahun 1801 yang terletak di kota London. Indeks yang paling sering digunakan adalah FTSE 100 yang berisikan komposisi dari 100 saham terbesarnya.
Frankfurt Stock Exchange
Frankfurt Stock Exchange adalah bursa urutan nomor 12 di dunia dari kapitalisasi pasarnya. Berlokasi di Frankfurt am Main, German. Deutscher Aktien Index (DAX) adalah gabungan 30 saham blue chip yang diperdagangkan di Frankfurt Stock Exchange.
Euronext Paris
Euronext Paris merupakan bursa saham Prancis yang sebelumnya bernama Paris Bourse, terbentuk dari gabungan bursa Amsterdam, Lisboa, Brussels pada September 2000. CAC 40 merupakan indeks harga saham yang berisikan 40 perusahaan besar yang tercatat di Euronext Paris.
Tokyo Stock Exchange (TSE)
Tokyo Stock Exchange merupakan bursa kedua terbesar setelah NYSE berdasarkan volume, TSE terletak di Tokyo Jepang. Salah satu indeks harga saham yang paling sering digunakan adalah Nikkei225. Nikkei singkatan dari Nihon Keizai Shimbun yang merupakan koran yang pertama kali mencatatkan indeks saham TSE sejak 1971.
Korea Exchange (KRX)
Korea Exchange terbentuk dari gabungan 3 bursa di Korea Selatan yaitu:
Korea Stock Exchange, Korea Futures Exchange, KOSDAQ Stock Market.
UNIVERSITAS
TERBUKA
Korea Composite Stock Price Index (KOSPI) merupakan gabungan indeks semua saham yang diperdagangkan di bursa Korea Exchange.
Australian Securities Exchange (ASX)
Australian Securities Exchange adalah bursa utama di Australia yang merupakan gabungan Australian Stock Exchange and the Sydney Futures Exchange pada Juli 2006. S&P/ASX200 merupakan indeks saham gabungan dari 200 perusahaan besar yang terdaftar di ASX.
Hong Kong Stock Exchange (HKEX)
Hong Kong Stock Exchange berada pada urutan ke-7 di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar perusahaan yang terdaftar. Hang Seng Indeks (HSI) merupakan indeks gabungan 48 perusahaan pilihan yang ada dalam HSI.
Hang Seng Indeks diperkenalkan 24 Nopember 1969.
Bursa Malaysia Berhad
Bursa saham Malaysia terbentuk tahun 1964 dengan nama The Stock Exchange of Malaysia, perubahan nama bursa menjadi Bursa Malaysia Berhad terjadi pada 14 April 2004. Kuala Lumpur Composite Index merupakan indeks saham gabungan dari 30 perusahaan terbesar yang tercatat di Bursa Malaysia Berhad.
Taiwan Stock Exchange Corporation (TSEC)
Taiwan Stock Exchange Corporation adalah institusi keuangan yang dibentuk tahun 1961 dan berlokasi di Taipei Taiwan. Taiwan Capitalization Weighted Stock (TSEC) adalah gabungan semua indeks saham yang tercatat di Taiwan Stock Exchange yang digunakan sejak 1966.
UNIVERSITAS
TERBUKA
Bombay Stock Exchange (BSE)
Bombay Stock Exchange berlokasi di Jalan Dalai , Mumbai dan merupakan bursa tertua di Asia. BSE Sensex yang biasa disebut BSE 30 adalah gabungan dari 30 perusahaan besar dan mapan di Bombay Stock Exchange.
Singapore Exchange (SGX)
Singapore Exchange terbentuk pada 1 Desember 1999, hasil dari penggabungan Stock Exchange of Singapore (SES) dan Singapore International Monetary Exchange (SIMEX). Indeks saham yang sering dipakai adalah The Straits Times Indeks yang dikompilasi oleh koran The Straits Times, indeks ini berisikan 55 perusahaan yang paling terkemuka.
Shanghai Stock Exchange (SSE)
Shanghai Stock Exchange adalah bursa efek China yang terletak di kota Shanghai, dengan kapitalisasi nomor 9 di dunia. SSE Composite Index adalah indeks gabungan semua saham yang tercatat di Shanghai Stock Exchange, SSE Composite Index mulai digunakan tanggal 15 Juli 1991.
B. Penelitian Pendahuluan
Beberapa penulisan sebelumnya yang melakukan analisa terhadap hubungan indeks harga saham antar bursa efek mendapatkan hasil yang berbeda-beda.
Beberapa judul penelitian, metode penelitian dan kesimpulannya dari penulisan- penulisan yang dipublikasikan, dirangkum pada tabel 2.1 Penulisan “Hubungan Indeks Bursa Efek Dunia”.
UNIVERSITAS
TERBUKA
Tabel 2.1 Penulisan ”Hubungan Indeks Bursa Efek Dunia”
NO PENULIS
(JUDUL)
PERIODE (TAHUN)
NEGARA METO-
DOLOGI
HASIL
1 Meric, Prober, Gong, Meric (Co-Movements of Global Stock Markets Before and After the
2008 Stock Market Crash)
15-05-2006 sampai 31-07-2010
(2011)
Argentina, Brazil, Mexico, Amerika Serikat, Austria, Perancis, Jerman, Belanda, Norwegia,
Spanyol, Swedia, Swiss, Inggris, Australia, China, Hong Kong, India,
Indonesia, Israel, Jepang, Korea Selatan, Malaysia,
Selandia Baru, Singapura Thailand
Principal Component
Analysis (PCA)
Kolerasi pasar antar negara meningkat setelah Stock Market
Crash tahun 2008
2 Gklezakou, Mylonakis (Interdependence of the Developing Stock Markets,
Before and During the Economic Crisis:
The Case of South Europe)
01-11-2000 Sampai 20-02-2009
(2009)
Rumania, Bulgaria, Kroasia, Slovenia,
Turki, Yunani, Jerman
Granger Causality
Kolerasi pasar antar negara sebelum krisis
kurang erat, Kolerasi pasar antar negara meningkat saat krisis
ekonomi terjadi dan Jerman mempengaruhi negara lainnya kecuali Kroasia.
UNIVERSITAS
TERBUKA
NO PENULIS (JUDUL)
PERIODE (TAHUN)
NEGARA METO-
DOLOGI
HASIL
3 Meric, Kim, Kim, Meric (Co-Movements of U.S., U.K., and
Asian Stock Market before
and After September 11,
2001)
09-09-1996 sampai 11-09-2006
(2008)
Amerika, Inggris, Australia, China, India, Jepang, Korea
Selatan, Rusia
Correlation Analysis, Principal Components
Analysis, Granger Causality
Kolerasi pasar antar negara meningkat setelah peristiwa 11
September 2001
4 Balios, Stavraki (Stock Market Trends, Day of the Week Effect and Investor’s Behavior After the September’s
2001 Attacks)
01-10-2001 Sampai 02-02-2007
(2007)
Inggris, Jerman, Prancis, Spanyol,
Italia, Yunani
GARCH Fenomena “Day of the week Effect” pada
peristiwa 11 September 2001 melemah dibanding
kejadian pada dasawarsa lalu.
5 Glezakos,
Merika, Kaligosfiris (Interdependence
of Major World Stock Exchange:
How is Athens Stock Exchange
Affected?)
18-12-2000 Sampai 09-03-2006
(2007)
Amerika, Inggris, Prancis, Jerman,
Italia, Spanyol, Belanda, Belgia,
Yunani, Jepang
VAR, Granger Causality
test
Amerika mempengaruhi
semua negara, Yunani sangat dipengaruhi oleh Amerika dan Jerman
UNIVERSITAS
TERBUKA
NO PENULIS (JUDUL)
PERIODE (TAHUN)
NEGARA METO-
DOLOGI
HASIL
6 Lim L.K.
(Linkages Between ASEAN Stock Markets: A Cointegration
Approach)
2-04-1990 Sampai 31-08-2007
(2007)
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Amerika
Granger Causality
Test
Integrasi pasar lima negara Asean meningkat setelah
krisis, Amerika mempengaruhi lima
negara Asean 7 Achsani dan
Strone (Asymmetric Stock Market Interdependencie s: US Dominance and Spillover Effects into Asia
and Europe)
Januari 1995 sampai Agustus
2004 (2004)
Amerika, Jerman, Inggris, Prancis, Jepang, Hongkong
Singapura,China, Indonesia, Malaysia,
Thailand, Philipines
Correlation Analysis, Granger Causality test, VAR
Amerika dominan mempengaruhi Eropa
dan Asia. Eropa sedikit mempengaruhi Amerika. Asia tidak
mempengaruhi Amerika
8 Yang, Kolari, Min (Stock Market Integration and Finansial Crises:
The Case of Asia)
02-01-1995 Sampai 15-05-2001
(2002)
Amerika, Jepang, Hong Kong, India, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, Pakistan, Pilipina, Singapura,
VAR Amerika
mempengaruhi Asia pada masa pre- crisis,crisis, post- crisis. Jepang hanya
sedikit mempengaruhi pasar
Asia kecuali saat masa krisis
Sumber: Berbagai Jurnal (data diolah)
UNIVERSITAS
TERBUKA
Dari rangkuman tersebut terlihat bahwa dari sebagian besar penulisan, indeks harga saham Amerika mempunyai pengaruh yang dominan terhadap indeks harga saham negara lain.
Meric et al (2011) melakukan penelitian berjudul “Co-Movements of Global Stock Markets Before and After the 2008 Stock Market Crash”. Dan menghasilkan kesimpulan bahwa hubungan pasar antar negara meningkat setelah Stock Market Crash tahun 2008.
Hasil penelitian Meric et al (2011) tentang dampak kejatuhan pasar saham tahun 2008 membuat hubungan antar pasar saham antar negara berubah. Bursa saham Australia yang mempunyai hubungan erat dengan bursa saham Asia pada masa sebelum “Stock Market Crash 2008” , menunjukkan hubungan yang lebih erat dengan negara Amerika dan Eropa pada dan setelah masa “Stock Market Crash 2008”. Bursa saham Israel dan Shanghai menjadi pilihan yang baik untuk melakukan diversifikasi portofolio saham untuk investor global sebelum dan pada masa “Stock Market Crash 2008”. Bursa saham Taiwan dan Malaysia menjadi pilihan yang baik untuk diversifikasi pada masa “Stock Market Crash 2008”.
Setelah masa “Stock Market Crash 2008” bursa saham Israel, Shanghai, Taiwan, Malaysia mempunyai hubungan yang erat dengan bursa saham Asia.
Glezakos et al(2007), yang melakukan penelitian berjudul “Interdependence of Major World Stock Exchange: How is Athens Stock Exchange Affected?”.
Menghasilkan kesimpulan bahwa indeks harga saham Amerika mempengaruhi semua indeks harga saham yang lain. Dan indeks Yunani sangat dipengaruhi oleh indeks harga saham Amerika dan Jerman.
UNIVERSITAS
TERBUKA
Meric et al(2008) melakukan penelitian berjudul “Co-Movements of U.S., U.K., and Asian Stock Market before and After September 11, 2001” dan menghasilkan kesimpulan bahwa kolerasi pasar antar negara meningkat setelah peristiwa 11 September 2001.
Menurut Meric et al (2008) pergerakkan indeks delapan bursa negara maju berubah signifikan setelah peristiwa 11 September 2001. Hubungan pergerakkan indeks saham Amerika, Inggris dan Asia meningkat setelah peristiwa 11 September 2001. Bursa saham India memiliki prospek yang baik dalam melakukan diversifikasi investasi sebelum dan setelah peristiwa 11 September 2001. Namun bursa saham India mempunyai hubungan yang tinggi dengan negara China, Korea Selatan dan Jepang. Bursa saham China dan Rusia menunjukkan hubungan yang berkurang setelah peristiwa 11 September 2001.
Lim (2007) yang melakukan penelitian berjudul “Linkages Between ASEAN Stock Markets: A Cointegration Approach” menghasilkan kesimpulan bursa saham ASEAN semakin terintegrasi setelah krisis ekonomi terjadi, dan Amerika mempengaruhi kelima negara ASEAN.
C. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis antara return indeks IHSG dengan return indeks bursa negara maju pada periode satu.
Negara-negara maju yang memiliki kapitalisasi besar banyak melakukan investasi pada negara berkembang seperti Indonesia karena melihat potensi pertumbuhan yang besar. Aliran modal yang masuk dapat dengan
UNIVERSITAS
TERBUKA
asing pada pasar modal Indonesia diduga pasar modal Indonesia juga dipengaruhi oleh kondisi pasar modal yang ada di negara-negara investor.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang akan dibuktikan adalah sebagai:
H0 = return indeks bursa negara maju berpengaruh pada return IHSG pada periode satu.
2. Hipotesis antara return indeks IHSG dengan return indeks bursa negara satu regional dengan Indonesia pada periode satu.
Negara-negara dalam satu regional dengan Indonesia mempunyai kerjasama perdagangan yang cukup besar,sehingga memungkinan negara-negara dalam satu regional mempunyai korelasi return indeks saham yang cukup tinggi.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang akan dibuktikan adalah sebagai:
H0 = return indeks bursa negara satu regional dengan Indonesia berpengaruh pada return IHSG pada periode satu
3. Hipotesis antara return indeks IHSG dengan return indeks bursa negara maju pada periode dua.
Negara-negara maju yang memiliki kapitalisasi besar banyak melakukan investasi pada negara berkembang seperti Indonesia karena melihat potensi pertumbuhan yang besar. Aliran modal yang masuk dapat dengan perdagangan maupun investasi di pasar modal. Akibat masuknya investor asing pada pasar modal Indonesia diduga pasar modal Indonesia juga dipengaruhi oleh kondisi pasar modal yang ada di negara-negara investor.
UNIVERSITAS
TERBUKA
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang akan dibuktikan adalah sebagai:
H0 = return indeks bursa negara maju berpengaruh pada return IHSG pada periode dua.
4. Hipotesis antara return indeks IHSG dengan return indeks bursa negara satu regional dengan Indonesia pada periode dua.
Negara-negara dalam satu regional dengan Indonesia mempunyai kerjasama perdagangan yang cukup besar,sehingga memungkinkan negara-negara dalam satu regional mempunyai korelasi return indeks saham yang cukup tinggi.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang akan dibuktikan adalah sebagai:
H0 = return indeks bursa negara satu regional dengan Indonesia berpengaruh pada return IHSG pada periode dua.
5. Hipotesis antara return indeks S&P500 dengan return indeks bursa negara maju pada periode satu.
Negara Amerika Serikat sebagai negara kapitalisasi terbesar di dunia dan memiliki kerjasama perdagangan yang besar dengan sesama negara maju, sehingga memungkinkan Amerika Serikat dan negara-negara maju memiliki korelasi return indeks saham yang cukup tinggi.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang akan dibuktikan adalah sebagai:
H0= return indeks bursa negara maju dipengaruhi oleh return indeks S&P500 pada periode satu.
UNIVERSITAS
TERBUKA
6. Hipotesis antara return indeks S&P500 dengan return indeks bursa negara satu regional dengan Indonesia pada periode satu.
Negara Amerika Serikat yang memiliki kapitalisasi terbesar banyak melakukan investasi pada negara berkembang seperti Indonesia karena melihat potensi pertumbuhan yang besar. Aliran modal yang masuk dapat dengan perdagangan maupun investasi di pasar modal. Akibat masuknya investor asing pada pasar modal Indonesia diduga pasar modal Indonesia juga dipengaruhi oleh kondisi pasar modal yang ada di negara-negara investor.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang akan dibuktikan adalah sebagai:
H0 = return indeks bursa negara satu regional dengan Indonesia dipengaruhi oleh return indeks S&P500 pada periode satu
7. Hipotesis antara return indeks S&P500 dengan return indeks bursa negara maju pada periode dua.
Negara Amerika Serikat sebagai negara kapitalisasi terbesar di dunia dan memiliki kerjasama perdagangan yang besar dengan sesama negara maju, sehingga memungkinkan Amerika Serikat dan negara-negara maju memiliki korelasi return indeks saham yang cukup tinggi.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang akan dibuktikan adalah sebagai:
H0= return indeks bursa negara maju dipengaruhi pada return indeks S&P500 oleh periode dua.
8. Hipotesis antara return indeks S&P500 dengan return indeks bursa negara satu regional dengan Indonesia pada periode dua.
UNIVERSITAS
TERBUKA
Negara Amerika Serikat yang memiliki kapitalisasi terbesar banyak melakukan investasi pada negara berkembang seperti Indonesia karena melihat potensi pertumbuhan yang besar. Aliran modal yang masuk dapat dengan perdagangan maupun investasi di pasar modal. Akibat masuknya investor asing pada pasar modal Indonesia diduga pasar modal Indonesia juga dipengaruhi oleh kondisi pasar modal yang ada di negara-negara investor.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang akan dibuktikan adalah sebagai:
H0 = return indeks bursa negara satu regional dengan Indonesia dipengaruhi oleh return indeks S&P500 pada periode dua.
D. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian dalam penelitian ini menggambarkan dimensi-dimensi antara lain:
Bagaimana hubungan bursa saham negara maju terhadap IHSG.
Mengetahui bursa saham negara maju mana saja yang berhubungan paling erat dengan IHSG dan bursa negara maju yang kurang erat dengan IHSG.
Bagaimana hubungan bursa saham negara satu regional dengan Indonesia terhadap IHSG.
Mengetahui bursa saham negara satu regional dengan Indonesia mana saja yang berhubungan paling erat dengan IHSG dan bursa negara satu regional dengan Indonesia yang kurang erat dengan IHSG.
UNIVERSITAS
TERBUKA
Bagaimana hubungan bursa saham negara maju terhadap S&P500.
Mengetahui bursa saham negara maju mana saja yang berhubungan paling erat dengan S&P500 dan bursa negara maju yang kurang erat dengan S&P500.
Bagaimana hubungan bursa saham negara satu regional dengan Indonesia terhadap indeks S&P500.
Mengetahui bursa saham negara satu regional dengan Indonesia mana saja yang berhubungan paling erat dengan S&P500 dan bursa negara satu regional dengan Indonesia yang kurang erat dengan S&P500.
Gambar 2.2 Kerangka berpikir hubungan IHSG dengan indeks bursa negara maju
Berdasarkan gambar 2.2 maka untuk setiap hubungan antara dua indeks bursa saham mempunyai dua bentuk hipotesis. Misalnya untuk hubungan antara IHSG dan S&P500 maka bentuk hipotesisnya adalah:
1. H0= IHSG tidak memengaruhi (tidak menyebabkan) S&P500 H1= IHSG memengaruhi (menyebabkan) S&P500
IHSG S&P500 IHSG DAX
IHSG CAC40 IHSG FTSE100
IHSG N225
UNIVERSITAS
TERBUKA
2. H0= S&P500 tidak memengaruhi (tidak menyebabkan) IHSG H1= S&P500 memengaruhi (menyebabkan) IHSG
Jika kedua nilai probabilitas di atas ternyata lebih kecil dari nilai α=5%, maka diputuskan untuk menolak hipotesis. Jadi dapat diambil kesimpulan variabel
‘IHSG’ dan ‘S&P500’ ternyata saling mempengaruhi.
Gambar 2.3 Kerangka berpikir hubungan IHSG dengan indeks bursa negara satu regional dengan Indonesia
Berdasarkan gambar 2.3 maka untuk setiap hubungan antara dua indeks bursa saham mempunyai dua bentuk hipotesis. Misalnya untuk hubungan antara IHSG dan KLCI maka bentuk hipotesisnya adalah:
IHSG KLCI IHSG STI
IHSG ASX200 IHSG KOSPI
IHSG BSE30 IHSG TWII
IHSG HSI IHSG SSEC
UNIVERSITAS
TERBUKA
H1= IHSG memengaruhi (menyebabkan) KLCI
2. H0= KLCI tidak memengaruhi (tidak menyebabkan) IHSG H1= KLCI memengaruhi (menyebabkan) IHSG
Jika kedua nilai probabilitas di atas ternyata lebih kecil dari nilai α=5%, maka diputuskan untuk menolak hipotesis. Jadi dapat diambil kesimpulan variabel
‘IHSG’ dan ‘KLCI’ ternyata saling mempengaruhi.
Gambar 2.4 Kerangka berpikir hubungan S&P500 dengan indeks bursa negara maju
Berdasarkan gambar 2.4 maka untuk setiap hubungan antara dua indeks bursa saham mempunyai dua bentuk hipotesis. Misalnya untuk hubungan antara S&P500 dan N225 maka bentuk hipotesisnya adalah:
1. H0= S&P500 tidak memengaruhi (tidak menyebabkan) N225 H1= S&P500 memengaruhi (menyebabkan) N225
2. H0= N225 tidak memengaruhi (tidak menyebabkan) S&P500 H1= N225 memengaruhi (menyebabkan) S&P500
S&P500 N225 S&P500 DAX
S&P500 CAC40 S&P500 FTSE100
UNIVERSITAS
TERBUKA
Jika kedua nilai probabilitas di atas ternyata lebih kecil dari nilai α=5%, maka diputuskan untuk menolak hipotesis. Jadi dapat diambil kesimpulan variabel
‘N225’ dan ‘S&P500’ ternyata saling mempengaruhi.
Gambar 2.5 Kerangka berpikir hubungan S&P500 dengan indeks bursa negara satu regional dengan Indonesia
Berdasarkan gambar 2.5 maka untuk setiap hubungan antara dua indeks bursa saham mempunyai dua bentuk hipotesis. Misalnya untuk hubungan antara S&P500 dan KLCI maka bentuk hipotesisnya adalah:
1. H0= S&P500 tidak memengaruhi (tidak menyebabkan) KLCI
S&P500 KLCI S&P500 STI
S&P500 ASX200 S&P500 KOSPI
S&P500 BSE30 S&P500 TWII
S&P500 HSI S&P500 SSEC