• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI VALUE ENGINEERING PADA STRUKTUR KUDA-KUDA BAJA BENTUK LENGKUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "APLIKASI VALUE ENGINEERING PADA STRUKTUR KUDA-KUDA BAJA BENTUK LENGKUNG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI VALUE ENGINEERING

PADA STRUKTUR KUDA-KUDA BAJA BENTUK LENGKUNG

Munasih

Dosen Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Persaingan usaha jasa konstruksi yang semakin ketat membuat pengusaha jasa konstruksi atau pemilik proyek perlu mengupayakan berbagai cara untuk mengendalikan biaya proyek. Oleh karena itu, pelaksana konstruksi harus mempunyai strategi untuk melakukan efisiensi, yaitu dengan cara value engineering (rekayasa nilai).

Maksud dari value engineering adalah memberikan suatu hasil bangunan yang optimal bagi sejumlah uang yang akan dikeluarkan dan hasilnya tidak mengurangi fungsi dan kualitas. Dalam value engineering pada konstruksi kuda-kuda baja bentuk lengkung ini terdapat beberapa cara yang diterapkan, antara lain dengan analisis cost/worth dan kontrol kapasitas beban. Dalam penentuan alternatif dengan menampung semua ide yang ada untuk mendapatkan alternatif yang paling baik dengan memperhatikan beberapa faktor dan tidak boleh mempengaruhi desain bangunan bagian bawahnya.

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa penggunaan kuda-kuda baja WF 400.200.7.11 adalah boros, maka perlu diadakan efisiensi dengan mencari alternatif dan kriteria yang paling cocok. Dari analisis alternatif dan kriteria didapat profil WF yang mempunyai skor tertinggi dan peringkat kedua adalah kuda-kuda rangka ╩. Analisis dilakukan pada struktur kuda-kuda WF dan rangka ╩ tanpa merubah jenis atap maupun gording. Dari perhitungan didapat dimensi profil WF 300.150.6,5.9 cukup aman terhadap beban aksial, momen lentur, maupun lendutan; sedangkan kuda-kuda rangka didapat profil 60.60.6. Dengan mempertimbangkan beberapa aspek yang ada diputuskan menggunakan WF 300.100.6,5.9 dan didapat penghematan biaya sebesar 36,49% dari biaya langsung.

Kata Kunci: Value Engineering, Kuda-kuda Baja Lengkung, Penghematan.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pada saat persaingan usaha yang semakin ketat seperti saat ini, maka pengusaha jasa konstruksi atau owner proyek banyak melakukan berbagai cara untuk mengendalikan biaya proyek. Untuk itu, perlu kecermatan dalam perencanaan maupun pemilihan bahan.

(2)

Terdapat beberapa cara yang dilakukan untuk mengefisienkan dan mengoptimalkan biaya tersebut, salah satu cara yaitu dengan melakukan value engineering (rekayasa nilai). Value engineering adalah suatu cara pendekatan yang kreatif dan terencana dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengefisienkan biaya-biaya yang tidak perlu.

Dalam value engineering tidak hanya melihat dalam jangka pendek, tetapi juga melihat jangka panjang; sehingga value engineering adalah cara yang tepat digunakan untuk mengefisienkan dan mengoptimalkan biaya pada suatu proyek pembangunan.

Rumusan Masalah

Dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka akan dilakukan analisis mengenai alternatif yang diambil setelah dilakukan value engineering dan besar penghematan biaya yang dapat dilakukan pada pekerjaan struktur kuda-kuda baja lengkung.

LANDASAN TEORI

Pengertian Value Engineering

Value engineering (rekayasa nilai) adalah usaha yang terorganisir secara sistematis dan mengaplikasikan suatu teknik yang telah diakui, yaitu teknik mengidentifikasi fungsi produk atau jasa yang bertujuan memenuhi fungsi yang diperlukan dengan harga yang terendah (paling ekonomis).

Dengan kata lain, value engineering bermaksud memberikan hasil optimal bagi sejumlah uang yang dikeluarkan dengan memakai teknik yang sistematis untuk menganalisa dan mengendalikan total biaya produk. Value engineering akan membantu membedakan dan memisahkan dari yang diperlukan, dan yang tidak diperlukan untuk selanjutnya dapat dikembangkan menjadi alternatif yang memenuhi keperluan (dengan meninggalkan yang tidak perlu) dengan biaya terendah (Soeharto,1997).

Beberapa hal yang mendasari value engineering sangat penting dipahami oleh setiap perencana dan pelaksana proyek agar dapat meniadakan biaya-biaya yang tidak perlu pada setiap kegiatan proyek berlangsung, dimana hal tersebut antara lain (Zimmerman, 1982):

a. Kurangnya waktu yang disediakan owner untuk proses perencanaan.

b. Kekurangan dan kesenjangan informasi yang dimiliki oleh perencana dan pelaksana.

c. Kurang kreatifitas dalam mengembangkan gagasan-gagasan baru.

d. Kesalahan konsep.

e. Keadaan sementara yang menjadi permanen.

f. Kebiasaan.

(3)

g. Sikap kaku dan tertutup, sehingga enggan mendapatkan saran.

h. Kebijaksanaan-kebijaksanaan dari pelaku birokrasi atau keadaan politik.

i. Kurangnya biaya.

Waktu Penerapan Value Engineering

Secara teoritis value engineering dapat diaplikasikan pada setiap saat, sepanjang waktu berlangsungnya proyek itu, dari awal hingga selesainya pelaksanaan pembangunan proyek, bahkan sampai pada tahap penggantian. Seringkali proyek telah berjalan tanpa diadakan value study, dimana hal yang demikian seharusnya tidak terjadi. Oleh karena itu, menjadi penting sekali bagi Konsultan Value Engineering untuk menjamin dan meyakinkan bahwa setiap proyek akan dapat mencapai penghematan biaya melalui usaha rekayasa nilai. Lebih praktis apabila value engineering dapat diaplikasikan pada saat tertentu dalam tahap perencanaan untuk mencapai hasil yang maksimal. Secara umum dapat dikatakan bahwa program value engineering harus dimulai sejak dini pada tahap konsep dan secara kontinyu pada setiap tahap sampai dengan selesainya perencanaan (Chandra,1986).

Penerapan value engineering harus diusahakan pada tahap konsep perencanaan, sehingga mempunyai fleksibilitas yang maksimal dalam mengadakan perubahan-perubahan tanpa menimbulkan biaya tambahan untuk perancanaan ulang. Dengan berkembangnya proses perencanaan, biaya untuk mengadakan perubahan-perubahan akan bertambah, sampai akhirnya pada suatu titik yang tidak mempunyai penghematan yang dapat dicapai (Chandra,1986).

Studi telah membuktikan bahwa perencana mempunyai pengaruh yang terbesar pada biaya dari suatu proyek. Demikian pula pemilik proyek yang menetapkan keperluan-keperluan dan kriteria mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap biaya proyek. Di antara pemilik proyek dan perencana telah menetapkan lebih dari 70% dari biaya proyek tersebut pada akhir dari tahap konsep perencanaan. Oleh karenanya, value engineering yang dilaksanakan pada tahap konsep perencanaan mempunyai potensi yang besar untuk meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya (Chandra, 1986).

Teknik Value Engineering

Agar value engineering memperoleh hasil yang diharapkan, maka perlu digunakan teknik-teknik tertentu yang didasarkan atas pengertian bahwa value engineering banyak berurusan langsung dengan sikap dan perilaku manusia, juga dengan masalah-masalah pengambilan keputusan dan pemecahan persoalan. Teknik ini terutama digunakan untuk pekerjaan

(4)

design engineering pada awal proyek. Menurut Soeharto (1977) di antara teknik-teknik tersebut yang terpenting adalah sebagai berikut:

a. Bekerja atas dasar spesifikasi.

Mengarahkan analisis persoalan kepada bagian-bagian atau area yang spesifik. Pilih suatu area tertentu untuk dipelajari secara mendalam, konsentrasikan pada persoalan ini sampai menjumpai inti masalah, kemudian disusun suatu usulan atau alternatif.

b. Dapatkan informasi dari sumber terbaik.

Dewasa ini dengan tingkat pengembangan ilmu dan teknologi yang demikian tinggi, para spesialislah yang dianggap mengetahui hal- hal yang bersifat khusus. Oleh karena itu, mereka dapat dianggap sebagai sumber terbaik untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.

c. Hubungan antar manusia.

Sama bobotnya dengan penguasaan aspek teknis, keberhasilan program value engineering bergantung pada pengertian dasar hubungan antar manusia, bagaimana bekerjasama dengan semua pihak yang akan ikut berperan. Pentingnya hubungan tersebut bergantung pada besarnya derajat ketergantungan terhadap masing-masing pihak. Dalam kegiatan value engineering derajat ketergantungan relatif tinggi, sehingga penguasaan hubungan yang baik akan amat menentukan keberhasilan program value engineering.

d. Kerjasama tim

Sifat dari value engineering memerlukan usaha bersama dari berbagai pihak. Dengan demikian, maka proses value engineering dilakukan oleh suatu tim. Menyusun tim value engineering yang dapat bekerja efektif sama pentingnya dengan proses value engineering itu sendiri. Dalam hal ini minimal 4 kriteria yang perlu diperhatikan, yaitu: disiplin yang diwakili, peranan, jumlah anggota, dan kompetensi masing-masing anggota yang bersangkutan. Bila tim value engineering disusun dari tenaga-tenaga di dalam perusahaan yang bersangkutan (bukan dari konsultan) umumnya komposisi tersebut terdiri dari hal-hal berikut ini:

 Mereka yang memiliki masalah.

 Mereka yang ditugaskan memecahkan masalah.

 Mereka yang terkena dampak pemecahan masalah.

Bila tidak diikutsertakan, seringkali butir terakhir di atas kurang mendukung realisasi hasil-hasil usulan tim, apalagi bila usulan tersebut kurang menarik bagi bidangnya.

e. Mengatasi rintangan.

Rintangan merupakan hal yang tidak asing dalam proses menuju kamajuan. Misalnya, usaha melakukan perubahan pekerjaan sehari-hari yang telah terbiasa dalam kurun waktu yang lama, pada

(5)

umumnya akan mengalami tantangan atau hambatan. Untuk menghadapinya, prosedur value engineering disusun sebagai berikut:

 Dikaji apakah rintangan kemungkinan besar akan terjadi atau hanya imajinasi.

 Bila kemungkinan besar akan terjadi, rintangan dianalisis lebih jauh dan ditentukan tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.

Pengkajian yang sistematis dan seksama dengan mengklasifikasikan jenis dan sebab rintangan akan mempermudah mengambil langkah untuk mengatasinya.

Rencana Kerja (Value Engineering Job Plan)

Proses pelaksanaan value engineering mengikuti suatu metodologi berupa langkah-langkah yang tersusun secara sistematis. Menurut Soeharto (1997), langkah-langkah yang tersusun secara sistematis yang dikenal dengan istilah rencana kerja rekayasa nilai (value engineering job plan) adalah:

1. Rencana Kerja Value Engineering I: Tahap Informasi

Tahap informasi ini merupakan proses dari pengumpulan informasi yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang seksama dari item studi dan mengidentifikasi pekerjaan yang akan ditinjau dengan mengumpulkan data-data sebanyak mungkin yang dapat mendukung. Untuk menentukan apakah ada biaya-biaya yang tidak diperlukan dalam suatu item pekerjaan dipergunakan cara menghitung dengan perbandingan antara cost dan worth dari item yang dianalisis. Bila hasil perbandingan antara cost dan worth lebih dari satu, maka item pekerjaan tersebut bisa di-value engineering. Yang dimaksud dengan cost adalah biaya yang diperkirakan dari setiap fungsi, baik primer maupun sekunder; sedangkan worth adalah biaya terendah yang diperlukan untuk bisa memenuhi fungsi yang diinginkan.

>> baik di-value engineering

< 2 , tidak mutlak untuk dilaksanakan (Tjaturono 2010)

2. Rencana Kerja Value Engineering II: Tahap Spekulasi

Pada tahap ini kemungkinan lain dianalisis dengan menanyakan apakah ada alternatif lain yang dapat memenuhi fungsi atau kegunaan yang sama. Alternatif yang diusulkan mungkin didapat dari pengurangan komponen, penyederhanaan, ataupun modifikasi dengan tetap

(6)

mempertahankan fungsi utama dari obyek. Pada tahap inilah mulai diperlukan kreatifitas. Ide dapat diperoleh dari mereka yang berkerja langsung dengan yang dibahas, dari vendor, ataupun dari bidang perencanaan perusahaan. Tujuannya adalah mendengarkan dan mencatat ide atau pemikiran sebanyak mungkin tanpa mengritiknya, kemudian melakukan analisis. Dengan demikian, akan tumbuh sejumlah besar usulan pemecahan yang umumnya berakhir dengan metode atau bagian yang lebih baik.

3. Rencana Kerja Value Engineering III: Tahap Analisis

Pada tahap ini ide-ide yang dimunculkan di tahap sebelumnya dianalisis dan dikritik. mulai melakukan penilaian atau keputusan (judgement) yang pada tahap sebelumnya sengaja tidak diadakan agar pemikiran yang kreatif tidak terhalang. Di sini, penyaringan dan kombinasi antara keperluan proses produksi, pemasaran, dan fungsi mengalami kristalisasi, artinya yang pada tahap terdahulu baru berupa ide, kini meningkat ke pemecahan secara konkret. Pada proses ini berurusan dengan memilih dan mengadakan keputusan (judgement) yang akan memberi jalan kepada pengembang pemecahan yang bisa diimplemantasikan. Selain itu, proses ini pun akan memperhalus serta memperkuat ide-ide yang mendorong kinerja fungsi dengan cara yang berbeda.

4. Rencana Kerja Value Engineering IV: Tahap Pengembangan Pada tahap ini alternatif-alternatif yang terpilih dari tahap sebelumnya dibuat program pengembangannya sampai menjadi usulan yang lengkap.

Umumnya tim tidak cukup memiliki pengetahuan yang menyeluruh dan spesifik. Untuk maksud di atas, diperlukan bantuan dari luar, yaitu para spesialis (tenaga ahli) sesuai dengan bidangnya masing-masing.

5. Rencana Kerja Value Engineering V: Tahap Penyajian dan Program Tindak Lanjut

Ini adalah tahap akhir proses rekayasa nilai yang terdiri dari persiapan dan penyajian kesimpulan hasil rekayasa nilai kepada yang berkepentingan.

Laporan hanya mengetengahkan fakta dan informasi untuk mendukung argumentasi. Semua variasi aspek teknik dan biaya desain menjadi alternatif hasil value engineering dipaparkan dengan jelas. Jadi, laporan ini akan berisikan sebagai berikut:

 Identitas obyek atau proyek.

 Penjelasan fungsi masing-masing komponen dan keseluruhan komponen, sebelum dan sesudah dilakukan value engineering.

 Perubahan desain (pengurangan, peningkatan) yang diusulkan.

 Perubahan biaya dan total penghematan biaya yang diperoleh.

(7)

Disamping hal tersebut di atas, sering pula diperlukan keterangan teknis bahwa kinerja proyek secara keseluruhan (bukan hanya obyek yang sedang dikaji) tidak terganggu oleh perubahan sebagai dampak value engineering dimaksud.

6. Implementasi

Suatu usulan atau rekomendasi yang dimuat dalam laporan hasil rencana kerja value engineering, bagaimanapun baiknya tidak akan bermanfaat bila tidak diikuti dengan implementasi. Tahap implementasi tidak termasuk rencana kerja value engineering. Tim umumnya selesai bekerja setelah menyajikan presentasi dan laporan, serta dinyatakan diterima oleh manajemen yang bersangkutan.

KAJIAN VALUE ENGINEERING Analisis Cost dan Worth

Untuk menentukan apakah ada biaya-biaya yang tidak diperlukan dalam suatu item pekerjaan dipergunakan cara menghitung dengan perbandingan antara cost dan worth dari item yang dianalisis. Bila hasil perbandingan antara cost dan worth lebih dari 1, maka item pekerjaan tersebut harus di- value engineering. Pada analisis ini nilai cost dan adalah:

Rasio =

Dari analisa fungsi pekerjaan kuda-kuda didapat rasio lebih dari 1, maka pekerjaan kuda-kuda tersebut masih bisa dilakukan value engineering.

Analisis Struktur Kuda-Kuda Eksisting

Guna mendukung analisis fungsi pekerjaan struktur kuda-kuda, maka dilakukan evaluasi terhadap kuda-kuda eksisting dengan data sebagai berikut:

(8)

 Bentang kuda-kuda = 36.60 m

 Kemiringan atap = 30º

 Penutup atap = Metal-roof

 Tekanan angin rencana = 45 kg/m2

 Profil kuda-kuda = WF

 Jarak antar kuda-kuda = 4.00 m

 Jarak gording = 1.50 m

 Profil gording = Pipa

 Mutu Baja = BJ 550 Mpa Tahap Analisis Awal

Analisis pembebanan kuda-kuda WF 400.200.7.11 yang bekerja pada struktur atap digunakan bantuan software STAAD Pro 2004.

Dari output software STAAD Pro didapat:

Mmax = 44.887 kNm , Nmax = 109 kN

+ ≤ 1

+ = 0.27< 1 (boros)

Dari analisa dapat disimpulkan bahwa struktur kuda-kuda lengkung menggunakan profil WF 400.200.7.11 cukup boros, karena nilai perbandingan beban yang berkerja dengan kuat bahan sangat kecil (0.27 <<

1), maka perlu dievaluasi untuk mengadakan penghematan.

Tahap Kreatifitas

Pada tahap ini digali beberapa ide alternatif sebagai pembanding terhadap rencana awal. Alternatif-alternatif yang akan dipilih disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan proyek. Selain itu juga harus diperhatikan kemungkinan dan kemudahan dalam pelaksanaannya.

Tahap Analisis Lanjutan

Pada tahap analisis lanjutan, guna pengambilan keputusan menggunakan kuesioner dan dari analisis data tersebut didapat prioritas 1 adalah baja WF dengan skor 3.4766 sedangkan prioritas 2 adalah baja ╩ (dobel siku) dengan skor 3.0725

Tahap Pengembangan

Pada tahap ini alternatif yang terpilih dari tahap sebelumnya dibuat program pengembangannya sampai menjadi usulan yang lengkap. Adapun langkah-langkahnya adalah perencanaan kuda-kuda menggunakan beban dan pedoman peraturan yang sama dengan kuda-kuda awal.

(9)

1. Di coba WF 300.150.6,5.9

Dari perhitungan STAAD Pro 2004 didapat : Mmax = 45.035 kNm, Nmax = 104 N

+ ≤ 1

+ = 0.68 <1 ( aman)

Berdasarkan analisa profil WF 300.150.6,5.9 cukup aman.

Perhitungan lendutan

= = = 152.5 mm

Berdasarkan analisa STAAD Pro 2004,didapat fmax = f20 = 119.5 mm fmax = f20 = 119.5 mm fijin = 152.5 mm (aman terhadap lendutan) 2. Perhitungan Dimensi Struktur Kuda-Kuda Dobel Siku Samakaki

Dicoba : ╩ 60 60 6

Dari perhitungan STAAD Pro diambil gaya batang paling besar yaitu pada batang tepi atas (batang tekan) Nmax = 67.20 kN.

λ = = = 82.42 150 (syarat batang tepi atas) Nn = A. = 2x961x169.01 = 324,837.22 N = 324.84 kN

.Nn = 0.85x324.84 = 276.11 kN Nu = 67.20 (aman)

3. Rencana Anggaran Biaya Kuda-kuda WF 400.200.7.11

Tabel 1.

Tabel Perhitungan Anggaran Biaya Kuda-kuda WF 400.200.7.11

No Pekerjaan Volume Harga satuan

(Rp) Jumlah (Rp) 1 Pabrikasi baja WF(kg) 23,100.95 16,896.74 390,330,976.90

2 Cat awal (m2) 591.44 11,835.00 7,054,062.40

3 Cat 4x perawatan (m2) 4 x 591.44 11,835.00 28,216,249.60 Total biaya 425,601,288.90

Kuda-kuda WF 300.150.6,5.9

Tabel 2.

Tabel Perhitungan Anggaran Biaya WF 300 150 6.5 9

No Pekerjaan Volume Harga satuan

(Rp) Jumlah (Rp) 1 Pabrikasi baja WF (kg) 14,978.88 16,896.74 253,094,240.90

2 Cat awal (m2) 329.11 11,835.00 3,368,098.98

3 Cat 4x perawatan (m2) 4 x 329.11 11,835.00 13,472,395.92 Total biaya 269,934,473.80

(10)

Kuda-kuda ╩ 60 60 6

Tabel 3.

Tabel Perhitungan Anggaran Biaya ╩ 60.60.6

No Pekerjaan Volume Harga satuan

(Rp) Jumlah (Rp) 1 Pabrikasi baja (kg) 10,000.65 18,134.25 181,354,287.30

2 Cat awal (m2) 1,332.10 11,835.00 15,765,403.50

3 Cat 4x perawatan (m2) 4 x 1,332.10 11,835.00 63,061,614.00 Total biaya 260,181,304.80

Efisiensi biaya

Dari analisa anggaran biaya didapat penghematan :

Tabel 4.

Tabel Penghematan Biaya

No Bahan Konst. Biaya (Rp) Hemat (Rp) %

1 WF 400.200.7.11 425,021,728.90 - -

2 WF 300.150.6,5.9 269,934.473.80 155,087,255.10 36.49

3 60.60.6 260,181,304.80 165,419,984.10 38.87

Faktor-Faktor Lain

Dalam pengambilan keputusan yang perlu dipertimbangkan selain biaya konstruksi yaitu:

Tabel 4.

Tabel Penghematan Biaya Kriteria

Alternatif

Cara pelaksa-

naan

Penga- wasan mutu

Waktu pelaksa- naan

Ketahanan

konstruksi Perawatan Baja WF Lebih

mudah (3.9696)

Lebih mudah (3.6808)

Lebih cepat (3.9572)

Lebih lama (3.8533)

Lebih murah (3.6988) Baja Lebih sulit

(3.4585)

Lebih sulit (3.3077)

Lebih Lama (2.9687)

Lebih pendek (3.7147)

Lebih mahal (2.4774)

Tahap Penyajian dan Program Tindak Lanjut

Dari analisis didapat hasil yang menunjukkan bahwa:

1. Struktur kuda-kuda baja profil WF 400.200.7.11 cukup boros, maka perlu adanya efisiensi.

2. Berdasarkan analisa kuda-kuda profil WF 300.150.6,5.9 cukup aman dan didapat penghematan sebesar Rp 155.087.255,10 (36.49%), berupa biaya langsung.

3. Berdasarkan analisa struktur kuda-kuda baja ╩ 60 60 6 cukup aman dan didapat penghematan biaya sebesar Rp 165.419.984,10 (38.87%), berupa biaya langsung.

(11)

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis evaluasi yang sudah dilakukan dalam penerapan value engineering pada pekerjaan kuda-kuda bentuk lengkung, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Analisa penerapan value engineering pada pekerjaan kuda-kuda dilakukan dengan memperkecil dimensi kuda-kuda dan hasilnya tidak mengurangi fungsi dan dapat menerima beban yang diberikan.

2. Setelah dilakukan beberapa analisis, maka didapat usulan menggunakan kuda-kuda WF 300.150.6,5.9 atau 60.60.6.

3. Hendaknya penerapan value engineering dilakukan pada tahap desain, sehingga mempunyai fleksibilitas yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Chandra. 1986. Introduction and The Application of Value Engineering For Efficiency. Jakarta.

Darmawan, L. 1978. Konstruksi Baja I. Jakarta: Badan Penerbit Pekerjaan Umum.

Dell’ Isola, Alphonse J. 1975. Value Engineering in the Contruction Industry. New York: Van Nostand Reinhold.

Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung. Bandung: Departemen Pekerjaan Umum

Gunawan, R. 1987. Tabel Profil Konstruksi Baja. Yogyakarta: Kanisius.

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Omar, W.B. 1990. Design of Welded Structures. Ohio: The James F. Linciln Arc Welding Foundation Clevelend.

Pusat Litbang Teknologi Permukiman. 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung. Badan Standardisasi Nasional (SNI 03-1729- 2002).

Saaty, T.L. 1993. Pengambilan Keputusan bagi Para Pemimpin. Penerjemah:

Setiyono, L. Jakarta: Gramedia.

Salmon, C.G. 1992. Struktur Baja I: Desain dan Perilaku. Jakarta: Gramedia.

Soeharto, Imam. 1997. Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional.

Jakata: Erlangga.

Departemen Pekerjaan Umum dan Prasarana Wilayah. 2002. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknik Pemukiman.

Tjaturono. 2010. Value Engineering. (Tidak dipublikasikan). Malang: ITN Malang.

Zimmermen. 1982. Value Engineering: A Practical Approach Owners for Owners, Designers and Contractors. New York: Van Nostrand Reinhold Company.

Gambar

Tabel Perhitungan Anggaran Biaya Kuda-kuda WF 400.200.7.11
Tabel Perhitungan Anggaran Biaya  ╩ 60.60.6

Referensi

Dokumen terkait

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kepada narasumber terdiri dari Direktorat Standardisasi Ditjen SDPPI (mengenai imple- mentasi Permen Nomor 29/PER/ M.KOMINFO/09/2008,

Hüther dalam Surkamp (2010: 210) mengatakan bahwa “Mediendidaktik beschäftigt sich mit dem Einsatz von Medien zum Erreichen pädadogisch reflektierter Ziele; in ihren Bereich sind

Tahapan berikutnya akan menghasilkan desain hasil akhir dari rancangan bangunan Gorontalo Cinema Centre yang mengususng tema Green Arsitektur sebagai konsep dasar

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media sosial dan orientasi pasar terhadap kinerja bisnis sektor UMKM yang ada di Kota Pematangsiantar, Sumatera

Salmonella dapat tumbuh optimum pada media pertumbuhan yang sesuai dan memproduksi koloni yang tampak oleh mata dalam jangka waktu 24 jam pada suhu 37°C.. Salmonella mampu

Books (Malay Language) A-Z (Science &amp; Non Science) Level 3 Books (English Language) A-Z (Science &amp; Non Science) Level 3 Course Reserves A-Z (Science &amp; Non Science) Level

(3) Tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan tingkat keaktifan siswa berdasarkan prestasi belajar matematika siswa artinya siswa yang mengikuti

Health Behaviors and Risk Factors Associated with Chronic Kidney Disease in Korean Patients with Diabetes: The Fourth Korean National Health and Nutritional Examination