• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Kepuasan Kerja Pada Karyawan Tenaga Kerumahtanggaan Fakultas di Universitas Kristen Maranatha Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Kepuasan Kerja Pada Karyawan Tenaga Kerumahtanggaan Fakultas di Universitas Kristen Maranatha Bandung."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan kerja pada Karyawan Tenaga Kerumahtanggaan Fakultas Di Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kepuasan kerja yang dikemukakan oleh Wexley (1984) dengan merujuk pada teori kesenjangan dari Porter (1961) yang terbagi atas lima aspek, yaitu kompensasi, pengawasan, pekerjaan itu sendiri, rekan kerja, jaminan keselamatan kerja.

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 36 karyawan tenaga kerumahtanggaan fakultas yang terjaring dengan metode purposive sampling. Alat ukur kepuasan kerja yang digunakan terdiri atas 50 item. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan distribusi frekuensi.

Diperoleh hasil kepuasan kerja pada karyawan tenaga kerumahtanggaan fakultas secara umum sebanyak 18 (50%) tergolong puas dan 18 (50%) tergolong tidak puas. Jumlah karyawan yang paling banyak merasakan puas berada di fakultas Teknik, sedangkan jumlah karyawan yang paling banyak merasakan ketidakpuasan berada di fakultas Kedokteran, Psikologi, dan Sastra.

(2)

DAFTAR ISI... II

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian...

(3)

Universitas Kristen Maranatha

2.1.2. Jenis-jenis Kebutuhan………...

2.2. Kepuasan Kerja…………...

2.2.1. Definisi Kepuasan Kerja…...

2.2.2. Teori Discrepancy (Kesenjangan)…...

2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja....

2.2.3.1. Karakteristik Karyawan (Employee

Characteristic)………

2.2.3.2. Karakteristik Situasi Kerja (Job Situation

Characteristic)………

2.2.4. Aspek-aspek Kepuasan Kerja………...

2.2.5. Konsekuensi dari Kepuasan dan Ketidakpuasan Kerja

2.2.5.1. Kepuasan dan Unjuk Kerja……...

2.2.5.2. Ketidakpuasan dan Penarikan Diri…………...

2.2.5.3. Ketidakpuasan dan Agresi………

2.2.5.4. Kepuasan dan Kepuasan Hidup...………

2.2.5.5. Kepuasan dan Efektivitas Organisasi………...

2.2.6. Pengungkapan Ketidakpuasan Kerja...………..

2.3. Deskripsi Pekerjaan TKT...

2.3.1. Deskripsi Pekerjaan TKT Secara Umum …...

2.3.2. Deskripsi Pekerjaan Tambahan TKT Elektro...

2.3.3. Deskripsi Pekerjaan Tambahan TKT Kedokteran...

(4)

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...

3.3.1. Variabel Penelitian...

3.3.2. Definisi Operasional...

3.4. Alat Ukur Penelitian...

3.4.1. Alat Ukur Kepuasan Kerja...

3.4.2. Prosedur Pengisian...

3.4.3. Sistem Penilaian…………...

3.4.1. Data Pribadi dan Data Penunjang……...

3.4.5. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur...

3.4.5.1. Validitas Alat Ukur...

3.4.5.2. Reliabilitas Alat Ukur...

3.5. Populasi Sasaran dan Karakteristik Populasi...

3.5.1. Populasi Sasaran...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Responden………...

4.2. Hasil Penelitian………...

4.2.1. Tabulasi Silang Antara Karyawan Yang Puas Dengan 55

(5)
(6)

Bagan 2.1. Kepuasan Kerja dengan Unjuk Kerja………. 41

(7)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Gambaran Alat Ukur... 48

Tabel 3.2. Bobot Pilihan Jawaban……… 49

Tabel 4.1. Frekuensi Usia Responden... 56

Tabel 4.2. Frekuensi Jenis Kelamin Responden………... 56

Tabel 4.3. Frekuensi Tempat Bekerja Responden……… 57

Tabel 4.4. Pengkategorian Kepuasan Secara Umum……… 57

Tabel 4.5. Keterkaitan Antara Karyawan Yang Puas Dengan Setiap Aspeknya……….. 58

Tabel 4.6. Keterkaitan Antara Ketidakpuasan Kerja Dengan Setiap Aspeknya……….. 60

Tabel 4.7. Keterkaitan Antara Pengalaman Bekerja Dengan Kepuasan Bekerja………. 61

Tabel 4.8. Keterkaitan Antara Perbandingan Dengan Perusahaan Lain Dengan Kepuasan Kerja……… 62

(8)

Lampiran 2. Skor Kuesioner Hasil Try Out………

Lampiran 3. Hasil Pengujian Validitas……….

Lampiran 4. Hasil Pengujian Reliabilitas……….

Lampiran 5. Rekap Hasil Validitas dan Reliabilitas………

Lampiran 6. Data Pribadi & Hasil Perhitungan Kepuasan Kerja……….

Lampiran 7. Tabulasi Silang Kepuasan Kerja Dengan Data Penunjang……..

Lampiran 8. Tabulasi Silang Antara Aspek-aspek Kepuasan Kerja Dengan

Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya………...

Lampiran 9. Hasil Wawancara (Data Penunjang)………

94

98

104

105

108

112

113

(9)

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam tantangan era globalisasi ini, persaingan antar lembaga-lembaga

pendidikan menjadi semakin kuat. Universitas-universitas swasta harus dapat

bersaing dengan universitas negeri, namun tidak hanya bersaing dengan

universitas negeri saja, mereka pun harus bersaing dengan sesama universitas

swasta. Berbagai strategi dipersiapkan dan dilakukan oleh universitas swasta

dalam menghadapi tantangan tersebut, salah satunya dengan berlomba

memberikan pelayanan yang terbaik kepada mahasiswa dan calon mahasiswanya.

Pelayanan merupakan salah satu cara efektif dalam mewujudkan universitas

swasta yang berkualitas dan disenangi oleh masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut, tentunya dalam memberikan pelayanan terbaik,

yang merupakan faktor terpenting adalah sumber daya manusia (SDM) di

universitas tersebut. SDM merupakan salah satu pemeran utama dalam

mengusahakan keberlangsungan proses belajar mengajar yang akhirnya juga

untuk keberlangsungan universitas itu sendiri. Untuk itu dibutuhkan SDM yang

sehat bagi universitas swasta untuk menjadi perguruan tinggi yang sehat dan

unggul diantara perguruan tinggi lainnya, dalam hal ini yaitu Universitas Kristen

Maranatha.

Universitas Kristen Maranatha, menurut Direktorat Jendral Pendidikan

(10)

yang menjanjikan di Indonesia, selain itu Universitas Kristen Maranatha sampai

oktober tahun 2008 telah meluluskan sarjana dalam jumlah yang besar yaitu

sebanyak 17.627 sarjana (Buku Wisuda, 2009). Berdasarkan kedua hal tersebut,

dapat diindikasikan bahwa Universitas Kristen Maranatha adalah salah satu

universitas favorit bagi para lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia

khususnya Bandung. Dengan demikian Universitas Kristen Maranatha harus

berusaha lebih keras untuk mempertahankan posisinya tersebut, untuk itu

dibutuhkan kerjasama yang baik antar SDM dalam memberikan pelayanannya

seperti yang dijabarkan pada paragraf diatas.

Pelayanan kepada konsumen dan masyarakat diberikan dari berbagai

tingkatan yaitu dari tingkat universitas (rektorat) hingga fakultas/jurusan.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka SDM yang dibutuhkan tidaklah sedikit. Pada

tingkat fakultas misalnya, terdapat; pimpinan fakultas (dekan) dan pembantu

pimpinan fakultas (pembantu dekan), serta ketua jurusan yang mengatur dan

membuat kebijakan-kebijakan dalam proses belajar mengajar; staf administrasi

tata usaha yang bertugas menjalankan kebijakan serta membantu fakultas dalam

urusan administrasi; staf tenaga pengajar (dosen) yang bertugas untuk

memberikan pengajaran dan bimbingan terhadap mahasiswa-mahasiswanya.

Dalam menunjang dan membantu meringankan pekerjaan dari setiap

karyawan tersebut (dekan, pembantu dekan, ketua jurusan, staf administrasi tata

usaha dan dosen), maka sangat dibutuhkan peran dari karyawan tenaga

kerumahtanggaan (TKT) fakultas sebagai tenaga bantu fakultas, sehingga secara

(11)

3

Universitas Kristen Maranatha

pendidikan yang berkualitas. Karyawan TKT fakultas bertugas melayani dan

membantu karyawan-karyawan lainnya di fakultas, diantaranya: membuatkan

minuman, fotokopi dokumen, menghantar dan mengirimkan dokumen,

menyiapkan daftar hadir mahasiswa dan dosen (DHMD), menyiapkan ruangan

yang akan digunakan, serta menyediakan peralatan dan perlengkapan serta

kebutuhan-kebutuhan lainnya dalam keberlangsungannya proses belajar-mengajar

dan kegiatan-kegiatan lainnya di fakultas.

Tugas karyawan TKT fakultas tidaklah mudah, contohnya karyawan TKT

fakultas harus bertanggung jawab penuh dalam memberikan pelayanan yang

berupa menghantarkan dan menyiapkan, serta membereskan kembali peralatan

dan perlengkapan, juga kebutuhan-kebutuhan lainnya dalam keberlangsungan

proses belajar-mengajar yang dilaksanakan baik di kelas, laboratorium, maupun di

luar ruangan. Itu artinya karyawan TKT fakultas harus datang lebih pagi dari pada

karyawan lainnya untuk menyiapkan peralatan dan perlengkapan sebelum

kegiatan belajar mengajar dimulai, dan pulang lebih akhir daripada karyawan

lainnya karena harus membereskan kembali peralatan dan perlengkapan tersebut

setelah seluruh kegiatan belajar mengajar berakhir. Pekerjaan mereka tersebut

menjadikan mereka merasa capek, namun mereka dituntut untuk tetap harus

melakukan semua yang telah menjadi tugas mereka tersebut. Tanpa adanya

bantuan dari karyawan TKT fakultas, maka proses belajar-mengajar dapat

mengalami hambatan.

Dari penjelasan di atas, secara tidak langsung peran karyawan TKT

(12)

mahasiswa atau masyarakat. Untuk dapat memberikan pelayanan yang baik, maka

perlu diketahui hal-hal apa yang dihayati oleh karyawan TKT fakultas terhadap

pekerjaannya yang mungkin mempengaruhi kinerja mereka dalam melaksanakan

tugasnya. Cara seseorang dalam menghayati pekerjaannya dapat menentukan

kepuasan kerja seseorang terhadap pekerjaannya (Wexley, 1984). Menurut

Luthans (1996), kepuasan kerja karyawan memiliki efek terhadap pelayanan

konsumen yaitu karyawan yang berada dalam mood yang baik akan lebih

menampilkan friendliness dan emosi yang positif kepada konsumen sehingga

membuat mood konsumen juga bagus, dan karyawan yang puas sedikit

keinginannya untuk keluar dari pekerjaannya, sehingga semakin lama karyawan

bekerja maka semakin bertambah pengalamannya dan keahliannya dalam

melayani konsumen. Selain itu, kepuasan kerja juga berpengaruh pada unjuk kerja

karyawan, perilaku absen, penarikan diri, keluhan, sabotase, dan lain-lain.

Kepuasan kerja dari karyawan TKT fakultas dapat dihitung dengan cara

melihat seberapa besar selisih antara banyaknya suatu yang dia dapatkan dengan

banyaknya yang diharapkannya dari pekerjaannya, dengan melihat 5 aspek yaitu

kompensasi (compensation), pengawasan (supervision), pekerjaan itu sendiri

(work it self), teman sekerja (co-workers), dan jaminan kerja (job security). (L.W.

Porter 1963 dalam Wexley 1984). Terdapat dua karakteristik yang membentuk

harapan dan penilaian terhadap kenyataan dari karyawan terhadap pekerjaannya

yaitu employee characteristics dan job situation characteristics. Employee

characteristics terdiri dari kebutuhan (needs), nilai-nilai (values), dan bawaan

(13)

5

Universitas Kristen Maranatha characteristics terdiri dari perbandingan sosial (social comparisons) dengan

karyawan lainnya, karakteristik dari pekerjaan sebelumnya (previous job

characteristics), dan kelompok acuan (reference groups).

Berdasarkan hasil wawancara dengan 13 orang karyawan

kerumahtanggaan (TKT) di berbagai fakultas di Universitas Kristen Maranatha

Bandung, sebanyak 54 % karyawan mengatakan tidak puas, dan 46 % mengatakan

puas terhadap pekerjaan mereka. Dari responden tersebut terdapat 46 % karyawan

yang membandingkan pekerjaan mereka dengan pekerjaan yang sejenis di

lembaga atau universitas lain.

Dari persentase diatas, karyawan yang menyatakan dirinya tidak puas

mengatakan bahwa ketidakpuasan mereka terhadap pekerjaan membuat mereka

merasa terpaksa dalam bekerja. Menurut mereka ada beberapa hal yang

menyebabkan ketidakpuasan mereka, yaitu diantaranya pihak universitas yang

kurang peduli dengan kesejahteraan mereka, ketidakjelasan jaminan-jaminan,

ketidakjelasan tunjangan pensiun, pihak universitas juga dinilai tidak peduli

dengan apa yang karyawan rasakan mengenai pekerjaan mereka, padahal

tanggungjawab mereka lebih besar daripada upah yang mereka dapatkan dan

mereka juga merasa sering dimarahi oleh karyawan lainnya saat melakukan

kesalahan walaupun sedikit, penerimaan pengawasan dan penilaian unjuk kerja

yang tidak jelas feedback dan kegunaannya.

Mereka yang menyatakan tidak puas tersebut, rata-rata dari mereka

memaparkan bahwa ketika mereka pertama kali bekerja di Universitas ini,

(14)

(security), sesuai dengan kebutuhan dan kesejahteraan mereka, namun semakin

lama semakin tidak sesuai dengan kebutuhan dan kesejahteraan mereka, sehingga

mereka merasakan ketidakpuasan tersebut. Menurut mereka dalam hal pemenuhan

kebutuhan ekonomi, pihak universitas kurang dapat memenuhi kebutuhan

ekonomi mereka seperti gaji yang kurang sesuai dengan kebutuhan mereka dan

keluarga mereka saat ini, pengajuan pinjaman dana yang sulit, jaminan kesehatan

yang hanya terbatas bagi diri karyawan saja tidak termasuk keluarga, banyaknya

potongan pajak yang tidak jelas disetiap upah atau tunjangan yang didapatkan

oleh karyawan.

Salah satu wujud penyampaian ketidakpuasan mereka mengenai

kompensasi, yaitu dengan cara melakukan unjuk rasa secara massal pada tahun

1998, sebagai tanda ketidakpuasan mereka terhadap kebijakan Universitas yang

pada waktu itu tidak memberikan mereka tunjangan hari raya (THR) dengan

semestinya kepada mereka setiap tahunnya, sehingga mereka menuntut pihak

universitas untuk memberikan tunjangan hari raya (THR) kepada mereka sesuai

dengan semestinya. Pada akhirnya pihak Universitas dan karyawan TKT

bersepakat mengenai permintaan mereka tersebut yaitu pihak Universitas akan

memberikan tunjangan hari raya (THR) yang sesuai, rutin setiap tahunnya. Selain

dari unjuk rasa, ada juga yang diantara mereka baik secara personal maupun

kelompok menyampaikan kebutuhan dan keinginan mereka kepada pihak

universitas, namun seringkali kurang mendapatkan tanggapan dan solusi yang

memuaskan dari pihak universitas, namun ada juga karyawan yang tidak berbuat

(15)

7

Universitas Kristen Maranatha

Mereka juga membandingkan kesejahteraan yang mereka dapatkan dengan

kesejahteraan yang didapatkan oleh karyawan yang sama seperti mereka di

Universitas lain, mereka menilai bahwa karyawan di Universitas lain lebih

terpenuhi kesejahteraannya daripada mereka, namun karena pendidikan mereka

yang rendah dan usia mereka yang rata-rata hampir pensiun, sehingga mereka

memilih untuk bertahan di Universitas ini hingga pensiun. Walau mereka

merasakan ketidakpuasan dalam pekerjaan mereka, namun tidak banyak yang bisa

mereka lakukan untuk memperbaiki keadaan tersebut, mereka tidak dapat

menolak mengerjakan tugas mereka, mereka tidak ingin dikenai sanksi atau

diberhentikan dari pekerjaan mereka, dikarenakan kekhawatiran mereka tidak bisa

mendapatkan pekerjaan lain lagi dengan usia mereka yang hampir pensiun,

sehingga pada akhirnya mereka menjadi merasa terpaksa dalam bekerja.

Berdasarkan wawancara terhadap 3 orang kepala tata usaha di fakultas

yang berbeda, sebanyak 67% mengatakan bahwa karyawan-karyawan TKT yang

bekerja di bawah supervisinya kurang memiliki unjuk kerja yang baik, sering

terjadi keterlambatan dalam mengantarkan alat-alat seperti OHP dan LCD untuk

dipasang di ruang kuliah, kurang adanya kerjasama baik antar karyawan TKT,

bahkan adanya saling menjelekkan antar sesame TKT, sehingga kesemuanya itu

dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas-tugas mereka, termasuk

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Pernah ada dosen yang menyampaikan

keluhannya kepada tata usaha mengenai keterlambatan perlengkapan guna

pelaksanaan perkuliahan. Sedangkan sebanyak 33% lagi mengatakan bahwa

(16)

memberikan unjuk kerja yang baik, datang tepat waktu, memiliki inisiatif

membantu pekerjaan rekannya sesama TKT, namun ada juga beberapa

diantaranya yang bekerja seadanya, hanya sebatas tugas dirinya saja, tanpa mau

tahu pekerjaan rekannya.

Karyawan yang menyatakan puas, mengatakan bahwa kompensasi yang

mereka dapatkan memang tidak bisa memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan

mereka, tetapi mereka merasa puas karena mereka masih memiliki kesempatan

untuk bersantai, berbincang-bincang dengan sesama karyawan TKT dan menjalin

hubungan kekeluargaan yang erat antar karyawan. Mereka juga senang karena

pekerjaan mereka memberikan kesempatan kepada mereka untuk berhubungan

dengan banyak orang atau karyawan lainnya, seperti dosen-dosen dan mahasiswa.

Banyaknya menjalin relasi dengan orang lain, membuat mereka menjadi nyaman

dan puas bekerja di universitas ini, walaupun mereka menyadari pihak universitas

kurang bisa memenuhi kebutuhan ekonomi mereka, namun hal itu tidak begitu

mempengaruhi mereka dalam bekerja.

Mereka mengatakan bahwa mereka tidak ingin memikirkan permasalahan

seperti yang disampaikan oleh karyawan-karyawan yang tidak puas, mereka

memilih untuk mengabaikannya karena hal itu hanya dapat membuat

ketidaknyamanan dalam bekerja. Karyawan yang merasakan kepuasan ini

mengaku bahwa mereka bersyukur dengan pekerjaan mereka, dan merasa cukup

terjamin masa depannya karena mereka memiliki pekerjaan yang tetap di

Universitas ini. Mereka berusaha untuk memberikan unjuk kerja yang baik,

(17)

9

Universitas Kristen Maranatha

mengajar, langsung mengerjakan pekerjaannya bila diminta, dan berusaha untuk

tidak melakukan kesalahan dalam bekerja.

Dari hasil wawancara tersebut dapat terlihat berbagai fenomena yang dapat

disebabkan oleh kepuasan kerja. Berdasarkan hal itu, maka peneliti tertarik untuk

melihat seberapa besar kesenjangan/selisih antara besaran sesuatu yang

didapatkan karyawan kerumahtanggaan fakultas (TKT) dengan besaran sesuatu

yang diharapkannya, melalui penelitian dengan judul “Studi Deskriptif Mengenai

Kepuasan Kerja Pada Karyawan Tenaga Kerumahtanggaan Fakultas Di

Universitas Kristen Maranatha Bandung”.

1.2. Identifikasi Masalah

Dari uraian tersebut di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini

adalah bagaimana kepuasan kerja karyawan tenaga kerumahtanggaan (TKT)

fakultas di Universitas Kristen Maranatha.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai

kepuasan kerja karyawan tenaga kerumahtanggaan (TKT) fakultas di Universitas

(18)

1.3.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai

harapan karyawan tenaga kerumahtanggaan (TKT) fakultas dan kesenjangannya

dengan kondisi aktual pekerjaan mereka di Universitas Kristen Maranatha.

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Teoritis

1. Diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi atau tambahan

pengetahuan bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya Psikologi

Industri dan Organisasi.

2. Memberikan informasi atau tambahan pengetahuan bagi

perkembangan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan

kepuasan kerja karyawan khususnya kerumahtanggaan di suatu

lembaga/ perusahaan.

1.4.2. Kegunaan Praktis

1. Sebagai informasi bagi pihak Universitas dan fakultas mengenai

jumlah karyawan kerumahtanggaan (TKT) fakultas yang puas dan

yang tidak puas.

2. Sebagai informasi bagi pihak Universitas dan fakultas mengenai

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan dan

(19)

11

Universitas Kristen Maranatha 1.5. Kerangka Pemikiran

Dalam bidang pekerjaan, khususnya pada lembaga pendidikan seperti

universitas, setiap karyawan dituntut untuk dapat bekerja sebaik-baiknya

berdasarkan bidang pekerjaannya masing-masing yang secara langsung dan tidak

langsung berkontribusi dalam memberikan pelayanan pendidikan yang

berkualitas. Tentunya dalam memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas,

dibutuhkan karyawan yang produktif dan semangat dalam bekerja dari seluruh

sumber daya manusia (SDM) yang ada di lembaga tersebut. Setiap karyawan yang

ada di Universitas Kristen Maranatha, khususnya yang berada di fakultas-fakultas,

dalam pelaksanaan pekerjaannya mendapatkan bantuan dari para karyawan tenaga

kerumahtanggaan (TKT). Karyawan TKT fakultas bertugas menyediakan dan

mengatur segala sesuatu sesuai dengan tugas-tugas yang sudah ditetapkan bagi

mereka dalam membantu karyawan-karyawan lainnya yang ada di fakultas,

seperti menyiapkan peralatan dan perlengkapan perkuliahan yaitu LCD, OHP,

laptop, spidol, dan lain-lain, menyiapkan ruangan yang akan digunakan untuk

perkuliahan, menyiapkan daftar hadir mahasiswa dan dosen (DHMD),

menyediakan minuman bagi dosen, dekan, dan tamu fakultas, dan banyak tugas

lainnya.

Dari permasalahan tersebut, dapat diartikan bahwa pelayanan seperti yang

disebutkan diatas merupakan hal yang sangat penting bagi karyawan fakultas

lainnya, karena tanpa karyawan TKT fakultas maka akan menghambat pekerjaan

dari karyawan lainnya dan secara tidak langsung dapat berpengaruh pada

(20)

dan kinerja yang baik dari karyawan TKT fakultas, tidak lepas dari berbagai aspek

pekerjaan yang dihayatinya yaitu aspek kepuasan kerja.

Berdasarkan pada teori discrepancy dari L. W. Porter (1963) dalam

Wexley (1984), bahwa kepuasan karyawan sebagai selisih dari banyaknya sesuatu

yang “seharusnya ada” dengan banyaknya “apa yang ada sekarang”. Kepuasan

kerja diukur dengan selisih antara berapa ”yang ada sekarang” dan berapa yang

”seharusnya ada” atau bisa disebut harapan, semakin kecil perbedaan, maka

semakin besar kepuasannya, begitu juga sebaliknya. Aspek-aspek kepuasan kerja

yang diukur yaitu menurut Wexley (1984) adalah kompensasi (compensation),

pengawasan (supervision), pekerjaan itu sendiri (work it self), teman sekerja

(co-workers), dan keselamatan kerja (job security). Dalam menimbang aspek-aspek

pekerjaan itu, tentunya dipengaruhi oleh sejauhmana harapan setiap karyawan

TKT. Terdapat dua karakteristik yang membentuk harapan dan pertimbangan

terhadap kenyataan dari karyawan terhadap pekerjaannya yaitu employee

characteristics dan job situation characteristics, namun dalam penelitian ini

hanya job situation characteristics yang akan dilihat pengaruhnya terhadap

kepuasan kerja karyawan TKT. Karakteristik dari diri karyawan (employee

characteristics) terbagi atas tiga faktor yang dapat membentuk pertimbangan

mengenai kondisi yang seharusnya ada yaitu kebutuhan (needs), nilai-nilai

(values), dan bawaan kepribadian (personality traits) dari karyawan itu sendiri.

Kebutuhan (needs) merupakan faktor yang penting karena biasanya

seorang karyawan menginginkan semua faktor dari pekerjaannya menjadi alat

(21)

13

Universitas Kristen Maranatha

pada yang bersifat biologis, namun juga psikologis. Misalnya kebutuhan akan

harga diri (self esteem) pada karyawan TKT, karyawan TKT membutuhkan

pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dengan cara melalui pengakuan dari atasan

atau rekan kerjanya.

Nilai-nilai (values) yang ada pada diri karyawan TKT akan mempengaruhi

belief nya mengenai perilaku apa yang “benar” dan apa yang “salah” dan apa yang diinginkan dan apa yang tidak diinginkan dari tujuan hidupnya. Nilai-nilai

(values) mempengaruhi pilihan karyawan TKT dalam menimbang yang pantas

bagi dirinya baik itu jenis pekerjaannya ataupun aspek-aspek pekerjaannya.

Seperti halnya nilai (values), bawaan kepribadian (personality) juga

merupakan pengaruh yang penting dalam menentukan apakah karyawan TKT

merasakan nyaman dan cocok dengan pekerjaan kerumahtanggaannya atau tidak.

Contoh pengaruh personality yaitu self-esteem dapat membuat diri karyawan TKT

merasa bernilai (values) dan percaya bahwa dirinya bisa menjadi kompeten.

Berdasarkan korman (1970), karyawan TKT dengan self-esteem yang tinggi akan

lebih menyukai pekerjaan yang penting atau pekerjaan yang dapat memberikan

kesempatan untuk maju dan sukses. Karyawan TKT dengan self-esteem yang

rendah akan lebih menyukai pekerjaan yang tidak terlalu banyak tuntutan.

Karakteristik kedua yang membentuk pertimbangan karyawan mengenai

kondisi yang seharusnya ada yaitu karakteristik situasi pekerjaan (job situation

characteristics), yang juga terbagi atas tiga faktor yaitu perbandingan sosial

(social comparisons) dengan karyawan lainnya, karakteristik dari pekerjaan

(22)

groups). Pada proses perbandingan sosial (social comparisons), karyawan TKT

akan membandingkan hasil (output) keuntungan yang diterimanya dari

pekerjaannya dengan hasil yang didapatkan oleh karyawan lain yang sama

pekerjaannya. Kondisi pekerjaan sebelumnya (previous job characteristics)

karyawan TKT atau disebut juga pengalaman pekerjaannya dapat menentukan

harapan minimal untuk di pekerjaannya yang sekarang. Pertimbangan karyawan

TKT mengenai kondisi yang seharusnya ada dalam pekerjaan mereka akan selalu

dipengaruhi oleh kondisi yang sudah ada di masa lalu mereka. Tidak seorangpun

mau menerima upah yang kecil atau lebih rendah dari yang karyawan TKT

dapatkan sebelumnya di pekerjaan yang sama atau di pekerjaan lain sebelumnya

(Wexley, 1984). Sedangkan pengaruh kelompok acuan (reference groups) dapat

memberikan kekuatan dan keberanian untuk bersama-sama menuntut sesuatu dari

pekerjaan mereka yang dianggap sesuai dengan kebutuhan mereka, namun

karyawan kerumahtanggaan TKT fakultas tidak memiliki kelompok acuan/serikat

pekerja, sehingga faktor ini tidak dapat kita lihat pengaruhnya.

Faktor-faktor (karakteristik) diatas membentuk pertimbangan karyawan

mengenai harapan atau kondisi yang seharusnya dia dapatkan dari pekerjaannya,

yang artinya akan mempengaruhi karyawan terhadap aspek-aspek pekerjaan yang

telah disebut diatas yaitu kompensasi (compensation), pengawasan (supervision),

pekerjaan itu sendiri (work it self), teman sekerja (co-workers), dan keselamatan

kerja (job security).

Kompensasi (compensation) menurut Lawler (1971) dalam Wexley

(23)

15

Universitas Kristen Maranatha

dengan upah tersebut yaitu merasa adanya ketidakadilan (inequity). Karyawan

TKT akan menilai upah mereka berdasarkan perbandingan sosial (social

comparisons). Upah rata-rata karyawan TKT baik di Universitas Kristen

Maranatha maupun diluar Universitas Kristen Maranatha akan menjadi salah satu

pengaruh bagi karyawan TKT dalam menilai upah yang seharusnya dia dapatkan.

Faktualnya terdapat sebagian karyawan TKT yang membandingkan kompensasi

yang dia terima dengan karyawan TKT di luar Universitas Kristen Maranatha.

Menurut Lawler (1971) dalam Wexley (1984), karyawan juga bisa menilai upah

mereka berdasarkan seberapa baik unjuk kerja mereka. Jika upah tidak didasarkan

pada unjuk kerja, karyawan TKT dengan unjuk kerja yang tinggi akan merasa

tidak puas karena upah yang mereka terima ternyata sama atau lebih kecil dari

karyawan TKT yang unjuk kerjanya rendah. Pada kenyataannya sebagian

karyawan TKT merasa pekerjaannya berat dan mereka menilai bahwa upahnya

tidak sebanding dengan usaha yang dia berikan.

Selain pertimbangan keadilan (equity) melalui social comparisons,

kepuasan terhadap upah juga dipengaruhi oleh kebutuhan (needs) dan nilai

(values) karyawan TKT itu sendiri. Menurut Goodman (1974), jika upah seorang

karyawan cukup memenuhi kebutuhan hidupnya, maka karyawan tersebut akan

lebih merasakan kepuasan daripada jika upah mereka lebih rendah dari standar

kebutuhan hidup mereka. Sebagian besar karyawan TKT yang diwawancara,

mengeluhkan upah yang diterimanya belum dapat memenuhi kebutuhan hidupnya

dan kebutuhan keluarganya, sehingga mereka mengaku kesulitan dalam masalah

(24)

keamanan (security needs). Karyawan yang khawatir dengan masalah ekonominya

akan kurang terpuaskan dengan upahnya daripada karyawan yang tidak memiliki

kekhawatiran dalam masalah ekonomi. Upah bisa saja menjadi faktor penyebab

yang lebih penting dari kepuasan kerja bagi seorang karyawan yang valuenya

uang dan material daripada bagi karyawan yang valuenya bukan uang ataupun

material (Wexley, 1984).

Faktor penyebab penting lainnya bagi kepuasan kerja karyawan yaitu

perilaku pengawasan (supervision) langsung. Reaksi dari karyawan kepada

pengawas biasanya tergantung pada karakteristik dari pengawas itu sendiri.

Seorang pemimpin dan pengawas yang hangat dan perhatian akan lebih disukai

oleh karyawan TKT, seperti sikap pimpinan fakultas, kepala tata usaha, dan dosen

kepada mereka, namun secara formal karyawan TKT mendapatkan pengawasan

dari kepala tata usaha fakultas masing-masing. Sebagian besar karyawan TKT

juga mengaku bahwa sikap yang dia terima dari pimpinan fakultas, kepala tata

usaha, dan dosen sangatlah bersahabat dan mengawasi dengan menyenangkan,

namun tidak berarti juga mereka tidak mendapatkan pengawasan yang tidak

menyenangkan, terkadang mereka merasa ditekan dalam melaksanakan tugasnya.

Berdasarkan penelitian-penelitian dalam Yukl (1971), bahwa karyawan akan lebih

terpuaskan dengan pemimpin yang perhatian dan suportif daripada dengan

pemimpin yang acuh tak acuh atau seperti musuh terhadap bawahan. Tentunya

seberapa besar keinginan karyawan TKT untuk mendapatkan pengawasan, yaitu

dipengaruhi oleh kebutuhan (need) dan kepribadian (personality) karyawan TKT

(25)

17

Universitas Kristen Maranatha

seorang yang tidak suka bekerja dibawah pengawasan. Pengalaman dia bekerja

sebelumnya (Previous job characteristics) juga berpengaruh pada keinginannya

untuk mendapatkan pengawasan pada pekerjaannya yang sekarang. Terdapat

sebagian karyawan TKT yang membandingkan pengawasan yang dia terima di

pekerjaan sebelumnya (seperti di pabrik-pabrik, dan gereja) dengan pengawasan

yang mereka terima di Universitas Kristen Maranatha, mereka mengatakan bahwa

mereka lebih menyukai pengawasan yang mereka terima di pekerjaan

sebelumnya, karena pengawasan yang diberikan jelas feedback nya dan juga tidak

terlalu menekan mereka. Karyawan akan lebih menyukai seorang pemimpin yang

dapat memberikan dia pengawasan yang banyak, jika mereka kurang mengerti

dalam menjalankan tugasnya. Disisi lain, karyawan akan lebih menyukai seorang

pemimpin yang tidak mengawasi secara langsung, jika karyawan tersebut bekerja

dengan peran yang jelas dan sangat kompeten untuk bekerja tanpa pedoman dan

instruksi yang sering (Wexley, 1984).

Tidak hanya dengan pengawas atau pemimpin, rekan sekerja (co-workers)

juga merupakan aspek yang penting dalam menentukan kepuasan kerja pada

karyawan TKT. Rekan sekerja yang dapat diajak bekerja sama akan meringankan

beban pekerjaan yang menjadi tugasnya. Hubungan dengan rekan sekerja selain

dari untuk bekerjasama, juga untuk memenuhi kebutuhan (need) akan kerjasama

dan afeksi antar sesama karyawan TKT. Suasana dan kondisi kekeluargaan

diantara sesame karyawan dapat membantu mereka dalam bekerja melalui

kerjasama yang terbentuk, selain itu juga membuat mereka dapat berbagi

(26)

membandingkan (comparisons) rekan sekerja yang sekarang dengan rekan sekerja

yang dulu di pekerjaan sebelumnya, seperti pada karyawan TKT yang berpindah

tugas dari institusi lainnya dan menganggap bahwa rekan sekerja yang ada di

institusi sebelumnya lebih dapat diajak untuk bekerjasama daripada rekan sekerja

di fakultas yang sekarang.

Penyebab utama dari kepuasan kerja berdasarkan pada

penelitian-penelitian terdahulu juga adalah sifat pekerjaan itu sendiri (work it self).

Kepribadian karyawan sangat mempengaruhi karyawan dalam menilai

pekerjaannya. Pada karyawan TKT yang memiliki kepribadian mandiri yang

besar, akan lebih menginginkan tugasnya tersebut bersifat menantang dan

memberikan umpan balik terhadap kinerja, sehingga juga dapat memenuhi

kebutuhan berprestasi (achievement need). Pada kepribadian karyawan yang

seperti ini, semakin besar variasi aktivitas, semakin kecil kebosanan kerja yang

akan terjadi. Berbeda pada karyawan yang memiliki kepribadian yang pemalas,

mereka akan lebih menyukai pekerjaan yang tidak terlalu banyak menuntut

mereka untuk mengerjakan tugas yang menantang.

Selain pada aspek pekerjaan itu sendiri (work it self), karyawan TKT juga

membutuhkan jaminan keselamatan (job security) bagi dirinya dalam

menjalankan tugasnya, seperti berupa jaminan keselamatan bagi dirinya disaat

harus menjalankan tugas yang beresiko atau berupa jaminan asuransi seperti

jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK). Aspek ini tentunya sangat berkaitan

erat dengan kebutuhan (need) akan jaminan keselamatan, kebutuhan ini tidak

(27)

19

Universitas Kristen Maranatha

pekerjaan TKT yang dirasakan oleh karyawan TKT itu sendiri tidak

membahayakan mereka secara fisik, namun mereka mengaku bahwa mereka tetap

menginginkan adanya jaminan seperti asuransi bagi mereka yang tidak hanya

terbatas bagi diri mereka saja tapi juga bagi keluarga mereka. Karyawan TKT

mengeluhkan jaminan kesehatan dari Universitas Kristen Maranatha yang hanya

terbatas bagi dirinya sendiri tanpa keluarga dan juga mereka menilai Universitas

Kristen Maranatha terlambat mengikutsertakan mereka dalam asuransi

JAMSOSTEK.

Penilaian karyawan terhadap kondisi kerja secara aktual yang terdiri dari 5

aspek diatas, pada akhirnya akan dibandingkan dengan harapan dari karyawan

TKT itu sendiri, dan tiap-tiap karyawan TKT akan menimbulkan derajat kepuasan

kerja yang berbeda-beda dikarenakan latar belakang derajat pengharapan yang

berbeda-beda pula sesuai dengan pengalaman dan penilaian diri sendiri.

Faktor-faktor pengaruh diatas dan aspek-aspek pekerjaan yang diterima

dapat memunculkan derajat pengharapan dan derajat penilaian terhadap kondisi

kerja aktual yang masing-masing karyawan TKT dapat berbeda.

Selisih/kesenjangan yang terjadi diantara derajat pengharapan dengan derajat

penilaian terhadap kondisi aktual ini yang akan menentukan kepuasan kerja

karyawan TKT tersebut. Semakin besar kesenjangan antara derajat yang

diharapkan (berapa yang seharusnya ada) dengan derajat yang didapatkan (berapa

yang ada sekarang) pada pekerjaan karyawan TKT maka semakin mengarah pada

ketidakpuasan kerja karyawan TKT tersebut, dan begitu juga sebaliknya, semakin

(28)

dengan derajat yang didapatkan (berapa yang ada sekarang) dari pekerjaannya

maka semakin mengarah pada kepuasan kerja. Jika terdapat kesenjangan yang

tinggi antar kedua persepsi tersebut (kondisi kerja aktual dengan kondisi kerja

yang seharusnya), maka diasumsikan akan menimbulkan ketidakpuasan kerja

pada karyawan TKT. Jika kesenjangan yang kecil antar kedua persepsi tersebut,

(29)

21

3. Pekerjaan itu sendiri (work it self)

(30)

1.6. Asumsi

Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa :

1. Kepuasan kerja yang dirasakan setiap karyawan berbeda-beda dan

beragam satu sama lain tergantung pada kesenjangan antara apa yang

diharapkan dengan kenyataan yang diperoleh di berbagai aspek pada

pekerjaannya.

2. Derajat kepuasan kerja karyawan dapat berbeda-beda karena

dipengaruhi oleh kebutuhan, kepribadian, value, pengalaman pekerjaan

sebelumnya, dan melakukan perbandingan sosial yang berbeda-beda

pula.

3. Semakin besarnya derajat kesenjangan antara apa yang diharapkan

dengan kenyataan yang diperoleh karyawan TKT di berbagai aspek

pada pekerjaannya, maka diasumsikan semakin mengarah kepada

ketidakpuasan kerja.

4. Semakin kecilnya derajat kesenjangan antara apa yang diharapkan

dengan kenyataan yang diperoleh karyawan TKT di berbagai aspek

pada pekerjaannya, maka diasumsikan semakin mengarah kepada

(31)

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai kepuasan

kerja pada karyawan kerumahtanggaan fakultas di Universitas Kristen Maranatha

sebagai berikut:

Jumlah karyawan kerumahtanggaan yang merasakan kepuasan kerja sama

dengan jumlah karyawan kerumahtanggaan yang merasakan ketidakpuasan

kerja.

Karyawan kerumahtanggaan yang merasakan kepuasan kerja, hal ini

dikarenakan sebagian besar dari mereka merasakan kepuasan pada setiap

aspeknya. Namun kepuasan terendah berada pada kepuasan terhadap aspek

kompensasi.

Karyawan kerumahtanggaan yang merasakan ketidakpuasan kerja, hal ini

dikarenakan sebagian besar dari mereka merasakan ketidakpuasan pada setiap

aspeknya. Aspek yang paling banyak bagi mereka merasakan ketidakpuasan

yaitu aspek pekerjaan itu sendiri dan aspek pengawasan.

Fakultas yang karyawan kerumahtanggaan nya paling banyak merasakan

kepuasan kerja adalah fakultas teknik. Hal ini disebabkan sebagian besar dari

mereka merasakan kepuasan pada aspek rekan kerja, aspek pengawasan, dan

(32)

Fakultas yang karyawan kerumahtanggaan nya paling banyak merasakan

ketidakpuasan kerja adalah fakultas kedokteran, psikologi, dan sastra. Hal ini

disebabkan sebagian besar dari mereka merasakan ketidakpuasan pada aspek

rekan kerja, aspek kompensasi dan aspek pekerjaan itu sendiri.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Penelitian

Bagi para peneliti selanjutnya, dapat melakukan penelitian mengenai

pengaruh gaya kepemimpinan atau desain pekerjaan terhadap kepuasan kerja

karyawan kerumahtanggaan fakultas di Universitas Kristen Maranatha.

5.2.2 Saran Guna Laksana

Bagi pihak Universitas Kristen Maranatha, hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai informasi dalam usaha untuk memberikan kenyamanan

karyawan kerumahtanggaannya dalam bekerja. Pihak institusi diharapkan

untuk memperhatikan lebih lanjut pada beberapa aspek untuk memunculkan

kepuasan kerja yaitu pengawasan yang tepat bagi karyawan kerumahtanggaan

dan pengkondisian pekerjaan yang menyenangkan bagi mereka, selain itu

juga memperhatikan kompensasi yang sesuai bagi mereka, sehingga

karyawan kerumahtanggaan khususnya yang bekerja di fakultas, dapat

(33)

80

Universitas Kristen Maranatha

Bagi pihak fakultas kedokteran, psikologi dan sastra hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai informasi mengenai rekan kerja, dan pengkondisian

pekerjaan yang nyaman.

Bagi pihak karyawan kerumahtanggaan, hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai informasi mengenai aspek apa saja yang sebenarnya membuat

karyawan kerumahtanggaan merasakan ketidakpuasan, agar dapat sebagai

(34)

DAFTAR PUSTAKA

As’ad, Moh. 1995. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.

Davis, K and Newstroom John. 1985. Human Behavior at Work: Organizational Behaviour. 7th ed. McGraw-Hill, Inc

Dharma, Agus. 2001. Manajemen Supervisi. Edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Donnelly, J. H., Gibson, J.L., & Ivancevich, J.M. 1995. Fundamentals of

management. 9th ed. Chicago: Irwin.

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, Analysis, and Use. USA: Allyn & Bacon.

Guilford, J.P. 1979. Psychometric Methods. USA: Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited.

King, Richard A. and Morgan, Clifford T. 1981. Introduction to Psychology. 5th ed. New York : McGraw-Hill, Inc.

Luthans, F. 1992. Organization behavior. 5th ed. New York: McGraw-Hill, Inc.

Mardalis, Drs. 1995. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Maslow, Abraham. 1985. The Farther Reaches of Human Nature.

New York: Viking Press.

Murray, H. A. 1938. Explorations in Personality. New York: Oxford University Press.

Nasir, Moh. 2004. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Panggabean, Mutiara. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor: Ghalia Indonesia.

Porter, L.W. 1961. A Study of perceived need statisfaction in bottom and middle

(35)

82

Universitas Kristen Maranatha

___________ 1975. Behavior in organizations. Kogakusha: McGraw-Hill, Inc.

___________ 1991. Motivation And Work Behaviour. 5th ed. New York: McGraw-Hill, Inc.

Robbins, Stephen P. 1996. Organizational Behavior: Concept, Controversive,

Application. 7th ed. New Jersey: Apprentice Hall, Inc.

Sitepu, Nirwana SK. 1995. Analisis Korelasi. Bandung: Unit Pelayanan Statistika Universitas Padjajaran.

Sudjana, DR. 1997. Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung.

Wexley & Yukl. 1984. Organizational Behavior Personnel Psychology. USA: Richard D. Irwin, Inc.

(36)

DAFTAR RUJUKAN

Damayanti, Ayu. 2009. Kepuasaan Kerja. (Online). (http://wartawarga. gunadarma.ac.id/2009/11/kepuasan-kerja-3/, diakses 26 november 2009)

Gede, Eka. 2009. Studi Deskriptif Mengenai Kepuasan Kerja Pada Teknisi Divisi

MRO Pesawat Udara Dir. Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia.

Usulan Penelitian. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Hamdi. 2004. Managing

kerja dan burnout pada polisi ; kasus di

mapoltabes pontianak

. (Online). (http://arc.ugm.ac.id/files/(1724-H-2004).pdf, diakses tanggal 27 April 2009).

Intan. 2008. Henry Murray – Teori Motivasi. (Online) (http://intanms.wordpress.

com/2008/08/02/henry-murray-teori-motivasi/, diakses 26 november 2009)

Krisna, L. 2007. Kompensasi. (Online). (http://sdm-teori.blogspot.com/2007/05/ kompensasi.html, diakses 26 november 2009)

Referensi

Dokumen terkait

Bila dalam waktu lebih dari 7,58 jam, jamur merang tidak dipindahkan ke dalam tempat penyimpanan beku, maka akan terjadi proses thawing dimana kristal es akan

satu alat yang ingin saya bahas disini adalah meteran air digital yang datanya bisa.. diperoleh dengan mudah tanpa harus petugas mencatat satu persatu meteran

2a Siswa tidak memahami hal yang diketahui dalam soal 2b Siswa tidak diketahui apa yang ditanyakan dalam soal TK 3 Tipe kesalahan transformasi yaitu.. Siswa gagal mengubah ke

Pada pengujian sistem fase minimum, digunakan tanggapan impuls suatu ruang yang telah diukur dengan benar karena tanggapan impuls yang didapat dari hasil korelasi silang

Untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh signifikan dari hubungan antara kecepatan, kelincahan, dan daya tahan kardiorespirasi terhadap keterampilan

The samples used for the research were taken from three episodes of “Ini.. Talk

Hasil analisis kondisi kelas X IPS 2 yang diajar oleh praktikan, sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Berhubung kegiatan PPL inihanya berlangsug hanya satu bulan,

Penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan asap cair tempurung kelapa ( Cocos nucifera Linn ) dan lama penyimpanan beserta interaksinya dalam mempertahankan