• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelompokan artikel berbahasa Jawa dengan hierarchical k means clustering.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelompokan artikel berbahasa Jawa dengan hierarchical k means clustering."

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

BERBAHASA JAWA DENGAN HIERARCHICALK

MEANSCLUSTERING

ABSTRAK

Artikel memiliki berbagai jenis topik, sebagai contoh: berita ekonomi, kesehatan, dan sebagainya. Berdasarkan pada jenis artikel di atas ternyata dapat digali informasi yang dapat dimanfaatkan (knowledge discovery). Knowledge discoverypada data teks dapat dilakukan dengan proses awal berupa information retrieval. Proses dari information retrieval bertujuan untuk menemukan ciri dari dokumen, untuk selanjutnya dilakukan analisis keterhubungan antar dokumen dengan menggunakan metode pengelompokan. Sebelum dikelompokkan, data dokumen dari media cetak harus diubah ke bentuk text file. Selanjutnya masuk tahap

information retrievaluntuk memperoleh ciri dari suatu dokumen. Proses yang dilakukan adalah tokenizing, stop word, stemming, dan weighting. Berdasarkan proses information retrieval yang telah dilakukan, data dikelomopokan menggunakan Hierarchical K Means.

Metode Hierarchical K Means terdiri dari dua buah algoritma utama, yaitu K Means dan

agglomerative hierarchical clustering (AHC) khususnya teknik single linkage. Single linkage

dilakukan mencari centroid yang paling baik. Proses selanjutnya dilakukan K Means dengan menggunakan centroid hasil single linkage, guna menghasilkan cluster terbaik. Setiap hasil

cluster dievaluasi dengan metode evaluasi internal,metode yang digunakan adalah sum of square error (SSE). Cluster yang memiliki error minimum diuji kembali dengan evaluasi eksternal, yaitu dengan menggunakan (confusiion matrix). Berdasarkan percobaan pengelompokan yang dilakukan didapatkan pembentukan tiga cluster, yang memiliki error

(2)

USING HIERARCHICAL KMEANS

ABSTRACT

There are many kinds of topic article—economy, health, politic, etc. Within those articles,

there is useful information that can be found (knowledge discovery). Knowledge discovery

on the text data could be initiated by the initial process called information retrieval. The

information retrieval process aimed to collect the characteristic of a document in order to

analyze the connection between documents by using clustering method. Before conducting

the clustering process, document’sdata from printed media should be converted into text file.

The next step is information retrieval. In this step, the information retrieval collected the

characteristic of a document by using tokenizing, stop word, stemming, and weighting.

Documents data clustered by using Hierarchical K Means method based on information

retrieval. This method consisted of two main algorithms, which are K Means and

agglomerative hierarchical clustering (AHC) with single linkage technic. Single linkage

would collect the best centroid. In the next process, K Means was initiated using best centroid

from AHC to produce best cluster. Every cluster produced would be evaluated by internal

evaluation method. The internal evaluation method is sum of square error (SSE). Clusters

with minimum error would be retested by external evaluation method using confusion matrix.

There are three outcome of clusters based on the clustering trial, which have minimum error

19,84882 (internal evaluation) and maximum accuracy 80% (external evaluation). The

forming of these three clusters was corresponded with this paper’s objectives, which are

(3)

i

HALAMAN JUDUL

PENGELOMPOKAN ARTIKEL

BERBAHASA JAWA DENGAN HIERARCHICAL K MEANS

CLUSTERING

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Disusun Oleh :

Aluisius Bachtiar Bayu Saputra

115314076

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

ii

HALAMAN JUDUL

JAVANESE LANGUAGE ARTICLES CLUSTERING

USING HIERARCHICAL K MEANS

A Final Project

Presented as Partial Fulfillment of The Requirements

To Obtain Sarjana Komputer Degree

In Informatics Engineering Study Program

By:

Aluisius Bachtiar Bayu Saputra

115314076

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM

DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(5)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

PENGELOMPOKAN ARTIKEL

BERBAHASA JAWA DENGAN HIERARCHICAL K MEANS

CLUSTERING

Disusun oleh:

Aluisius Bachtiar Bayu Saputra

115314076

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

(6)

iv

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

PENGELOMPOKAN ARTIKEL

BERBAHASA JAWA DENGAN HIERARCHICAL K MEANS

CLUSTERING

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Nama : Aluisius Bachtiar Bayu Saputra

NIM : 115314093

Telah dipertahankan di depan panitia penguji

pada tanggal 23 Juli 2015

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji:

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : JB Budi Darmawan, S.T., M.Sc. _____________

Sekretaris : Eko Hari Parmadi, S.Si., M.Kom. _____________

Anggota : Sri Hartati Wijono, S.Si., M.Kom. _____________

Yogyakarta, Juli 2015

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini saya persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Yang Maha Baik

Bapak dan Ibu tercinta

Clothilde Arum ―si Gembul‖

Arzeta von A34

Renata Smile von Mentari

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Juli 2015

Penulis

(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Aluisius Bachtiar Bayu Saputra

Nomor Mahasiswa : 115314076

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Pengelompokan Artikel Berbahasa Jawa dengan Hierarchical K Means

Clustering

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 31 Juli 2015 Yang menyatakan

(10)

viii

ABSTRAK

PENGELOMPOKAN ARTIKEL

BERBAHASA JAWA DENGAN HIERARCHICAL K MEANS

CLUSTERING

ABSTRAK

Artikel memiliki berbagai jenis topik, sebagai contoh: berita ekonomi, kesehatan, dan sebagainya. Berdasarkan pada jenis artikel di atas ternyata dapat digali informasi yang dapat dimanfaatkan (knowledge discovery). Knowledge discovery

pada data teks dapat dilakukan dengan proses awal berupa information retrieval.

Proses dari information retrieval bertujuan untuk menemukan ciri dari dokumen, untuk selanjutnya dilakukan analisis keterhubungan antar dokumen dengan menggunakan metode pengelompokan. Sebelum dikelompokkan, data dokumen dari media cetak harus diubah ke bentuk text file. Selanjutnya masuk tahap

(11)

ix

ABSTRACT

JAVANESE LANGUAGE ARTICLES CLUSTERING

USING HIERARCHICAL K MEANS

ABSTRACT

There are many kinds of topic article—economy, health, politic, etc. Within those

articles, there is useful information that can be found (knowledge discovery).

Knowledge discovery on the text data could be initiated by the initial process

called information retrieval. The information retrieval process aimed to collect the

characteristic of a document in order to analyze the connection between

documents by using clustering method. Before conducting the clustering process,

document’s data from printed media should be converted into text file. The next

step is information retrieval. In this step, the information retrieval collected the

characteristic of a document by using tokenizing, stop word, stemming, and

weighting. Documents data clustered by using Hierarchical K Means method

based on information retrieval. This method consisted of two main algorithms,

which are K Means and agglomerative hierarchical clustering (AHC) with single

linkage technic. Single linkage would collect the best centroid. In the next

process, K Means was initiated using best centroid from AHC to produce best

cluster. Every cluster produced would be evaluated by internal evaluation method.

The internal evaluation method is sum of square error (SSE). Clusters with

minimum error would be retested by external evaluation method using confusion

matrix. There are three outcome of clusters based on the clustering trial, which

have minimum error 19,84882 (internal evaluation) and maximum accuracy 80%

(external evaluation). The forming of these three clusters was corresponded with

this paper’s objectives, which are to cluster the article and to find out the type of

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas berkat, rahmat serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul ―Pengelompokan Artikel Berbahasa Jawa dengan Hierarchical

K Means Clustering‖.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat

memperoleh gelar sarjana komputer program studi S1 jurusan Teknik Informatika

Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Selesainya skripsi ini tidak lepas dari peran penting berbagai pihak,

sehingga pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati serta rasa

hormat mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak

yang telah memberikan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung

kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai. Pada proses

penulisan tugas akhir ini, saya ucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus selaku pembimbing iman dalam hidup yang selalu

memberi solusi di atas segala solusi.

2. Ibu Sri Hartati Wijono, S.Si., M.Kom. selaku pembimbing yang

memberikan pengarahan serta solusi dalam pengerjaan skripsi ini

hingga selesai.

3. Romo Dr. Cyprianus Kuntoro Adi, SJ, MA, M.Sc. yang rela

meluangkan waktunya untuk ngopi dan berbagi solusi.

4. Kedua orangtua, Bapak Y. Sumaryono dan Ibu Laurentina Suparmi yang selalu rela berkorban, mendoakan serta memberikan motivasi kepada penulis.

5. Romo Poldo Andreas Situmorang yang senantiasa tulus meluangkan waktunya untuk konsultasi mengenai penelitian ini.

(13)

xi

7. Semok Crew (Poldo, Ega, dan Nusa) yang senantiasa kompak dalam kerjasama team, baik siang, malam, maupun subuh menjelang, baik di kampus, base camp, maupun di bar.

8. Seluruh civitas akademika Teknik Informatika angkatan 2011,

terutama anggota C++ yang telah berjuang bersama dan saling memberi

semangat dan inspirasi.

9. Semua pihak, baik langsung maupun tidak, yang telah membantu

dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam

skripsi ini. Saran dan kritik diharapkan untuk perbaikan-perbaikan pada masa

yang akan datang. Semoga bermafaat.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun skripsi ini,

namun penulis tetap berharap skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan.

Yogyakarta, 28 Juli 2015

Penulis

(14)

xii

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Information Retrieval ... 7

2.2 Clustering ... 19

2.3. Evaluasi ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 32

3.1 Data ... 32

3.2 Teknik Analisis Data ... 32

3.3 Desain User Interface ... 42

3.4 Spesifikasi Software dan Hardware ... 42

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS HASIL ... 43

4.1 Implementasi ... 43

(15)

xiii

4.1.2 Pengolahan Data... 50

4.2 Analisis Hasil ... 64

BAB V PENUTUP ... 80

5.1.Kesimpulan ... 80

5.2 Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Information Retrieval (Manning, 2008)... 8

Gambar 2.2 Distribusi Zipf (Manning, 2008) ... 12

Gambar 2.3 Ilustrasi Penentuan Keanggotaan Kelompok Berdasarkan Jarak (Turban dkk, 2005)... 20

Gambar 2.4 Dendrogram ... 24

Gambar 2.5 Dendrogram singlelinkage untuk 5 obyek data ... 29

Gambar 3.1 Diagram Block Proses Clustering. ... 33

Gambar 3.2 Pembobotan tf-idf ... 35

Gambar 3.3 Langkah Menghitung Jarak Minimum pada single linkage ... 38

Gambar 3.4 Langkah Menghitung Menggabungkan Kelompok yang Berdekatan39 Gambar 3.5 Dendrogram ... 39

Gambar 3.6 Tampilan Menu Utama... 42

Gambar 4.1 Implementasi User Interface Awal (sebelum proses dilakukan) ... 44

Gambar 4.2 Implementasi User Interface (setelah dilakukan proses) ... 44

Gambar 4.3 Button Preprocessing dan Button Proses ... 45

Gambar 4.4 Hasil Kata Unik ... 46

Gambar 4.5 Hasil Pengelompokan Terbaik ... 47

Gambar 4.6 Anggota Cluster dari Pengelompokan Terbaik ... 48

Gambar 4.7 Hasil Centroid Terbaik yang Digunakan Pengelompokan ... 48

Gambar 4.8 Hasil Himpunan Centroid yang Divisualisasikan dengan Dendrogram ... 49

Gambar 4.9 Hasil Akurasi Berdasarkan Pengelompokan Terbaik... 49

Gambar 4.10 Peringatan/Informasi dari Aksi Menekan Button Preprocessing dan Proses ... 50

Gambar 4.11 Jumlah Data Dokumen yang Digunakan ... 51

Gambar 4.12 Salah Satu Contoh Data Dokumen ... 51

Gambar 4.13 Hasil Tokenizing ... 53

Gambar 4.14 Hasil Stop Word ... 54

Gambar 4.15 Hasil Stemming ... 56

Gambar 4.16 Hasil Indexing ... 57

Gambar 4.17 Dendrogram ... 59

Gambar 4.18 Centroid Awal ... 60

Gambar 4.19 Pembagian Cluster Beserta Anggotanya ... 62

Gambar 4.20 Pembagian Anggotanya Cluster ... 62

Gambar 4.21 Pemilihan SSE Minimum ... 63

Gambar 4.22 Hasil Akurasi ... 64

Gambar 4.23 Perbandingan Pemotongan Frekuensi Kata ... 78

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rule untuk Suffix ... 14

Tabel 2.2 Rule untuk Prefix ... 14

Tabel 2.3 Rule untuk Infix ... 15

Tabel 2.4 Contoh Data Perhitungan hierarchical clustering ... 25

Tabel 2.5 Matriks jarak ... 26

Tabel 2.6 Matriks Jarak Pertama singlelinkage ... 27

Tabel 2.7 Matriks Jarak Kedua singlelinkage ... 27

Tabel 2.8 Matriks Jarak Ketiga singlelinkage ... 28

Tabel 3.1 Pembobotan ... 35

Tabel 3.2 Perhitungan Jarak antara Dokumen dengan Centroid... 37

Tabel 3.3 Hasil Himpunan Cluster Berdasarkan Pemotongan ... 40

Tabel 3.4 Hasil iterasi K Means yang Sudah Stabil ... 41

Tabel 4.1 Percobaan 1 dengan range term frekuensi 0-152 (tanpa pemotongan term) dengan jumlah kata unik 2.358 ... 66

Tabel 4.2 Hasil Akurasi 1 dengan tf 0-152(tanpa pemotongan) dengan jumlah kata unik 2.358 ... 67

Tabel 4.3 Percobaan 2 dengan range term frekuensi 20-130, dengan jumlah kata unik 236. ... 68

Tabel 4.4 Hasil Akurasi 2 dengan tf 20-130 dengan jumlah kata unik 236. ... 69

Tabel 4.5 Hasil Percobaan 3 dengan c=2 dan range 70-90 dengan jumlah kata unik 11. ... 70

Tabel 4.6 Hasil Akurasi 3 c=2 dan range 70-90 dengan jumlah kata unik 11. ... 70

Tabel 4.7 Hasil Percobaan 4 dengan c=4 dan range 70-90 dengan jumlah kata unik 11. ... 71

Tabel 4.8 Hasil Akurasi 4 c=4 dan range 70-90 dengan jumlah kata unik 11. ... 71

Tabel 4.9 Hasil Percobaan 5 dengan c=2 dan range 50-150 dengan jumlah kata unik 40. ... 72

Tabel 4.10 Hasil Akurasi 5 c=2 dan range 50-150 dengan jumlah kata unik 40. . 72

Tabel 4.11 Hasil Percobaan 6 dengan c=4 dan range 50-150 dengan jumlah kata unik 40. ... 73

Tabel 4.12 Hasil Akurasi 6 c=4 dan range 50-150 dengan jumlah kata unik 40. . 73

Tabel 4.13 Percobaan 7 dengan range term frekuensi 75-85 dengan jumlah kata unik 4. ... 74

(18)

1

1.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Media cetak adalah sarana menuangkan gagasan dan buah pikiran. Salah

satu jenis media cetak adalah majalah. Ada beberapa daerah yang memiliki

majalah dengan bahasa daerahnya, sebagai contoh: Jaka Lodhang, Mekar Sari,

Panjebar Semangat (Bahasa Jawa) dan Cupumanik, Manglé (Bahasa Sunda).

Seperti halnya Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, artikel berbahasa Jawa juga

memiliki informasi tersembunyi yang dapat digali dan dimanfaatkan, yang

membedakannya adalah proses stemming dan aturan-aturan setiap bahasa.

Artikel memiliki berbagai jenis topik, sebagai contoh: berita ekonomi,

kesehatan, dan sebagainya. Berdasarkan pada jenis-jenis artikel di atas ternyata

dapat digali informasi yang dapat dimanfaatkan sebagai knowledge discovery.

Knowledge discovery adalah kegiatan menggali informasi dan pola tersembunyi

pada suatu sumber data. Knowledge discovery dengan data teks dapat dilakukan

dengan proses information retrieval (Han, 2011). Information retrieval adalah

sekumpulan algoritma dan teknologi untuk melakukan pemrosesan, penyimpanan,

dan menemukan kembali informasi (tertstruktur) pada suatu koleksi data yang

besar (Manning, 2008). Terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan dalam

information retrieval, secara umum dapat dibagi ke dalam tahap seperti berikut:

(19)

2 Pengelompokan dokumen dapat dikerjakan dengan metode tertentu,

penelitian ini akan menggunakan salah satu metode clustering yaitu K Means.

Pemilihan algoritma K Means karena memiliki banyak keunggulan daripada

algoritma lainnya (Baswade, 2013), keunggulan K Means diantaranya:

1. Relatif efisien dengan O (knt) di mana k-jumlah cluster, n-jumlah objek,

t-jumlah iterasi.

2. Mudah untuk diimplementasikan dan dijalankan.

3. Waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan pembelajaran ini relatif cepat.

4. Mudah untuk diadaptasi.

Keunggulan yang ditawarkan K Means membuat banyak penelitian yang

menggunakan metode tersebut, salah satu diantaranya: Analisa Perbandingan

Metode Hierarchical Clustering, K-means dan Gabungan Keduanya dalam

Cluster Data (Studi kasus : Problem Kerja Praktek Jurusan Teknik Industri ITS)

(Alfina, Santosa, Ridho Barakbah, 2012), Klasterisasi, Klasifikasi dan Peringkasan

Teks Berbahasa Indonesia (Raharjo dan Winarko, 2014), serta Deteksi Iris Mata

untuk Menentukan Kelebihan Kolesterol Menggunakan Ekstraksi Ciri Moment

Invariant dengan K-Means Clustering (Handini Rani, Supriyati, Khotimah,

2014). Berdasarkan keunggulan keunggulan dan penelitian yang telah dilakukan,

maka peneliti memilih metode K Means untuk digunakan sebagai metode

pengelompokan data, pada penerapannya akan digunakan Hierarchical clustering

untuk mengoptimalkan centroid awal sehingga diperoleh akurasi yang lebih tinggi

dibandingkan dengan random K Means dan tentunya proses pencarian dan

(20)

3 1.2 Rumusan Masalah

Bertolak dari uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengambil

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana langkah mengelompokkan artikel berbahasa Jawa menurut

topiknya?

2. Sejauh mana pendekatan metode hierarchical K Means mampu

mengelompokkan artikel berbahasa Jawa dengan akurasi yang baik?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah sangat penting dalam membuat suatu sistem agar

implementasinya nanti sesuai dengan yang diharapkan, maka batasan masalah

yang akan dibahas dan diaplikasikan dalam penulisan ini yaitu:

1. Data artikel memiliki jumlah 75 dokumen dimana dibatasi sumber yang

berasal dari majalah Djaka Lodhang, Praba, dan Mekarsari yang memiliki

tiga kelompok topik, yaitu ekonomi, kesehatan, dan pendidikan.

2. Pengelompokan artikel Bahasa Jawa dilakukan secara manual dan belum

melibatkan pakar atau ahli di bidang Bahasa Jawa.

3. Artikel menggunakan Bahasa Jawa.

4. Data artikel yang digunakan diubah dalam bentuk dokumen berekstensi

.txt.

5. Pengelompokan data artikel menggunakan metode K Means dimana

centroid awal ditentukan dengan metode Hierarichal Clustering (Single

(21)

4 1.4 Tujuan

Penelitian ini diharapkan dapat :

1. Mengetahui kelompok dari artikel dan dapat membantu untuk

mengetahui jenis topik artikel pada dokumen berbahasa Jawa.

2. Mengukur akurasi dari metode Hierarichal K Means pada

pengelompokan dokumen berbahasa Jawa.

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi

kasus dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Studi Pustaka

Studi pustaka bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang

hal-hal yang berkaitan dengan pengelompokan dokumen. Studi pustaka

dilakukan dengan mempelajari buku referensi, jurnal dan artikel yang

berkaitan dengan pengelompokan dokumen teks, metode Hierarchical K

Means.

2. Pengumpulan Data

Pada tahap ini dilakukan pencarian dan pengumpulan data. Data

didapat dari majalah berbahasa Jawa Jaka Lodang, Mekarsaridan majalah

Praba.

3. Perancangan

(22)

5 4. Pembuatan Sistem

Berdasarkan hasil analisis dan perancangan sistem, maka tahapan

selanjutnya adalah membuat sistem yang akan digunakan.

5. Implementasi dan Pengujian

Implementasi sistem dengan cara menjalankan sistem yang telah

dibuat dan dilakukan pengujian dengan menampilkan pengelompokan

dokumen teks dalam Bahasa Jawa untuk mengetahui pengklasifikasiannya.

6. Evaluasi

Menganalisis hasil implementasi dan membuat kesimpulan

terhadap penelitian yang telah dikerjakan.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan menjelaskan latar belakang, perumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II DASAR TEORI

Bab ini akan menjelaskan dasar – dasar teori yang akan digunakan

sebagai landasan utama penelitian dan pembuatan sistem.

BAB III METODOLOGI

Bab ini membahas tentang teknik pengambilan, proses, hingga

(23)

6

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS HASIL

Bab ini berisi tentang implementasi berdasarkan metodologi yang

telah dipaparkan di bab sebelumnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang diberikan untuk

(24)

7

2.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Information Retrieval

Information Retrieval merupakan sekumpulan algoritma dan teknologi

untuk melakukan pemrosesan, penyimpanan, dan menemukan kembali informasi

(tertstruktur) pada suatu koleksi data yang besar (Manning, 2008). Data yang

digunakan dapat berupa teks, tabel, gambar maupun video. Sistem IR yang baik

memungkinkan pengguna menentukan secara cepat dan akurat apakah isi dari

dokumen yang diterima memenuhi kebutuhannya.

2.1.1 Arsitektur Information Retrieval

2.1.1.1 Proses Retrieval

Proses information retrieval secara garis besar digambarkan dalam

(25)

8 Gambar 2.1 Proses Information Retrieval (Manning, 2008)

Secara detail, penjelasan mengenai arsitektur information retrieval

terdiri dari beberapa langkah, yaitu :

1. Langkah pertama dalam proses retrieval adalah merancang dan

memodelkan bentuk dari data yang akan digunakan untuk

keperluan informationretrieval.

• Penentuan jenis dokumen yang akan digunakan (Semi

Structured dan Unstructured)

Semistructured (dokumen yang memiliki struktur tree, misalnya dokumen XML)

biasanya memberikan tag tertentu pada term

(26)

9  Unstructured (dokumen yang tidak memiliki pola, misalnya artikel atau paragraf) proses

ini akan dilewati dan term pada dokumen

akan dibiarkan tanpa imbuhan tag.

• Operasi dasar yang akan dilakukan terhadap text pada isi

dokumen.

• Sistem akan membentuk indeks dari text.

2. Indeks merupakan bagian yang sangat kritikal karena akan

berpengaruh pada proses pencarian yang cepat dalam volume data

yang sangat besar. Struktur indeks dapat berbeda-beda, namun

yang paling popular untuk digunakan adalah invertedindex.

3. Ketika document data text selesai dibentuk, maka user sudah

dapat melakukan pencarian. Langkah-langkah yang harus

dilakukan pada pencarian adalah sebagai berikut :

 Pada suatu kebutuhan pencarian data atau kebutuhan informasi pengguna akan merepresentasikan kebutuhan

tersebut dengan menggunakan query.

Query Operation akan dilakukan setelah user menginput

query.

(27)

10  Sebelum data dikembalikan ke user, dokumen yang

di-retrieved akan diranking berdasarkan kedekatan dokumen

dengan query.

2.1.1.2 Text Operation

Text Operation berperan penting dalam proses information

retrieval, karena seluruh proses yang berhubungan dengan penggalian

informasi dari sumber dokumen ataupun teks dilakukan pada proses text

operation. Textoperation memilki beberapa langkah yang dapat dilakukan

di dalam sebuah sistem Information Retrieval, berikut adalah

langkah-langkah pada textoperatrion:

 Tokenisasi

 Penghilangan Stop-word

Stemming

Indexing

2.1.1.2.1 Tokenization

Tokenisasi merupakan proses pemenggalan kata dalam suatu

dokumen menjadi potongan – potongan kata yang berdiri sendiri (token).

Proses ini juga akan menghilangkan tanda baca atau karakter yang melekat

pada kata tersebut dan semua kata menjadi huruf kecil (Manning, 2008).

Contoh tokenisasi :

• Input :Friends, Romans, Countrymen, Lend, Me, Your, Eyes

(28)

11 Terkadang token dapat dikatakan juga sebagai term atau kata. Pemotongan

kumpulan karakter biasanya berdasarkan karakter spasi, namun beberapa

permasalahan yang terjadi dalam proses tokenisasi yaitu terdapat beberapa

kata yang akan berbeda arti bila dipotong berdasarkan spasi seperti San

Fransisco akan memiliki arti yang berbeda bila dipotong menjadi San dan

Fransisco. Setiap dokumen dan query direpresentasikan dengan model

bag-of-words, yaitu model yang mengabaikan urutan dari kata – kata dan

struktur yang ada di dalam dokumen. Dokumen diubah menjadi sebuah

wadah yang berisi kata – kata yang independen.

2.1.1.2.2 Penghilangan Stop Word

Stop-word didefinisikan sebagai term yang tidak berhubungan

(non-relevant) dengan subjek utama dari data meskipun kata tersebut

sering muncul di dalam dokumen. Penghilangan stop-word tidak bersifat

wajib pada beberapa desain dari modern information retrieval, dimana

memliki cara sendiri untuk menyelesaikan masalah kata-kata yang sering

digunakan dengan menggunakan data statistik. Contoh stop-word dalam

Bahasa Inggris adalah : a, an, the, this, that, these, those, her, his, its, my,

our, their, your, all, few, many, several, some, every, for, and, nor, bit, or,

yet, so, also, after, although, if, unless, because, on, beneath, over, of,

during, beside, dan etc. Contoh stop-word dalam bahasa Indonesia : yang,

juga, dari, dia, kami, kamu, aku, saya, ini, itu, atau, dan, tersebut, pada,

dengan, adalah, yaitu, ke, tak, tidak, di, pada, jika, maka, ada, pun, lain,

(29)

12

Stop-word juga bisa dilakukan dengan memotong kata berdasarkan

distribusi kata (Zipf Distrubution). Zipf Distrubution merupakan

pembagian/distribusi frekuensi kata, dapat digambarkan seperti gambar

2.2. Pada tahap ini dilakukan pemotongan kata yang memiliki frekuensi

sangat tinggi maupun rendah, dengan demikian dapat dikatakan Zipf

Distribution dapat memotong batas kata yang optimum untuk memberikan

ciri atau key word dari suatu dokumen.

Gambar 2.2 Distribusi Zipf (Manning, 2008)

2.1.1.2.3 Stemming

Sebuah kata kerja dalam dokumen sering kali memiliki banyak

bentuk atau tata bahasa yang berbeda, untuk mengatasinya dilakukan

stemming. Tujuan akhir dari stemming adalah mereduksi kata menjadi kata

dasar, proses ini dilakukan dengan pemotongan akhiran dan awalan kata.

Hasil dari langkah stemming diperoleh kelompok kata yang mempunyai

makna serupa tetapi berbeda wujud sintaktis satu dengan lainnya.

Kelompok tersebut dapat direpresentasikan oleh satu kata tertentu.

(30)

13 cara kerjanya. Stemming melakukan proses pemotongan akhiran dan

awalan untuk mencapai tujuan tersebut, sedangkan lemmatisasi melihat

penggunaan kata kerja serta analisis morfologi terlebih dahulu sebelum

melakukan pemotongan, hasil dari lemmatisasi biasa disebut dengan

lemma. Misalkan sebuah kata saw, stemming hanya akan mengembalikan

kata see, sedangkan lemmatisasi akan memotongnya ke bentuk see atau

saw tergantung pada penggunaan katanya sebagai verb atau noun. Setiap

bahasa tentunya memiliki norma stemming yang berbeda, maka tahap

stemming untuk Bahasa Jawa tentunya memiliki proses yang berbeda

(Ledy Agusta, 2009), berikut adalah langkah stemming untuk Bahasa

Jawa:

2.1.1.2.3.1 Aturan / Rule Stemming

Sebelum membuat aturan stemming untuk bahasa Jawa, diuraikan

terlebih dahulu penggunaan simbol-simbol dalam membuat stemmerrule

(Widjono, dkk, 2011) :

1. Aturan substitusi/penghapusan menggunakan tanda =>.

ny =>‖‖ (ny dihapus)

ny => s (ny diganti s)

2. Simbol <> digunakan untuk menyatakan tingkat affix yang mempengaruhi

urutan pengecekan di algoritma stemming. Rule yang digunakan adalah

(31)

14 Tabel 2.1 Rule untuk Suffix

SUFFIX

<1> e=>"",n=>"",a=>"",i=>"",ing=>"", ku=>"",mu=>""

<2> ke=>"", ki=>"",wa=>"", ya=>"",na=>"",ne=>"",en=>"",an=>"",ni=>"",nira=>"", ipun=>"",

on=>"u", ning=>""

<3> ake=>"", en=>"i", kna=>"n", kno=>"n", ana=>"", ono=>"", ane=>"", kne=>"", nan=>"",

yan=>"", nipun=>"", oni=>"u", eni=>"i"

<4> kake=>"n", ken=>"" ,kke=>"",nana=>"",nono=>"", nane=>"", nen=>"",kna=>"",kno=>"",

ekne=>"i", onan=>"u",enan=>"i"

<5> kake=>"",kken=>"",aken=>"",kke=>"n",enana=>"i",enono=>"i",onen=>"u",enen=>"i",onana=>

"u",onono=>"u", ekna=>"i",ekno=>"i",okno=>"u",okna=>"u"

<6> ekken=>"i",kaken=>"n",okken=>"u",ekake=>"i",ekke=>"i",okake=>"u",okke=>"u",

kaken=>"", kken=>"n"

<7> ekaken=>"i",okaken=>"u"

Tabel 2.2 Rule untuk Prefix

PREFIX

<1> dipun=>"",peng=>"",peny=>"",pem=>"",pam=>"",pany=>"",pra=>"",kuma=>"",kapi=>"",

bok=>"",mbok=>"",dak=>"",tak=>"",kok=>"",tok=>"",ing=>"",ang=>"",any=>"", am=>"",

sak=>"",

se=>"",su=>"",mang=>"",meng=>"",nge=>"",nya=>"",pi=>"",ge=>"",ke=>"",u=>"",

po=>"u",ke=>"u"

<2> mer=>"",mra=>"",mi=>"",sa=>"",ku=>"",an=>"",ka=>"",ny=>"s",ng=>"k",di=>"",peng=>"

k",pang=>"k",pany=>"c", pam=>"p",ke=>"i",mang=>"k",meng=>"k"

(32)

15

<4> n=>"t", pan=>"s", pen=>"s",man=>"s",men=>"s"

<5> pan=>"",pen=>"",man=>"t",men=>"t",n=>""

<6> pa=>"",pe=>"",man=>"",men=>""

<7> p=>"",ma=>"",me=>""

<8> m=>"w"

<9> m=>"p"

<10> m=>""

Tabel 2.3 Rule untuk Infix

INFIX

<1> gum=>"b",gem=>"b",kum=>"p",kem=>"p"

<2> kum=>"w", kem=>‖w‖

2.1.1.2.3.2 Algoritma Stemming

Algoritma untuk melakukan proses stemming terhadap kata tunggal atau

duplikasi.

1. Kata berimbuhan adalah word. Kata sebagai hasil adalah stemW

2. Cek jumlah karakter word, jika < 2. Keluar.

3. Jika word mengandung ―-―, maka pecah kata berdasar ―-― menjadi w1

dan w2. Dan lakukan langkah 4-13

4. w11 = w1 tanpa vokal dan w21 = w2 tanpa vokal.

5. Jika w11 = w21 dan panjang w1=w2 maka lakukan langkah 6-8

6. Jika w2 ada di kamus maka stemW=w2 dan keluar.

(33)

16 8. Jika w22 ada di kamus maka stemW=w22, jika tidak

stemW=w1-w2 dan keluar.

9. Jika w11 != w21, lakukan langkah 10-13

10.ws11=hilangkan imbuhan(w1) dan ws21 = hilangkan

imbuhan(w2).

11.Cek ws21 di kamus, jika ada maka stemW=ws21 dan

keluar.

12.Cek ws11 di kamus, jika ada maka stemW=ws11 dan

keluar.

13.Jika tidak maka stemW=ws11-ws21 dan keluar.

14.stemW = hilangkan imbuhan(stemW). Cek stemW di dictionary. Jika

ada stemW dikembalikan dan keluar.

Algoritma untuk menghilangkan afiks pada kata berimbuhan.

1. Kata yang akan dihilangkan imbuhan adalah word.

2. ws1=hapus suffix (word). Cek di dictionary. Jika ada kembalikan kata.

3. ws1s2=hapus suffix (ws1). Cek di dictionary. Jika ada kembalikan

kata.

4. ws1i1=hapus infix (ws1). Cek di dictionary. Jika ada kembalikan kata.

5. dws1= pengulangan parsial (ws1). Cek di dictionary. Jika ada

kembalikan kata.

6. dws1s2= pengulangan parsial (ws1s2). Cek di dictionary. Jika ada

kembalikan kata.

(34)

17 8. dwp1= pengulangan parsial (wp1). Cek di dictionary. Jika ada

kembalikan kata.

9. wp1s1=hapus suffix(wp1). Cek di dictionary. Jika ada kembalikan

kata.

10.dwp1s1= pengulangan parsial (wp1s1). Cek di dictionary. Jika ada

kembalikan kata.

11.wp1s1s2=hapus suffix (wp1s1). Cek di dictionary. Jika ada

kembalikan kata.

12.wp1p2=hapus prefix (wp1). Cek di dictionary. Jika ada kembalikan

kata.

13.wp1p2s1=hapus suffix (wp1p2). Cek di dictionary. Jika ada

kembalikan kata.

14.wp1p2s1s2=hapus suffix (wp1p2s1). Cek di dictionary. Jika ada

kembalikan kata.

15.wi1=hapus infix (word). Cek di dictionary. Jika ada kembalikan kata.

16.wi1s1=hapus suffix (wi1). Cek di dictionary. Jika ada kembalikan kata.

2.1.1.3 Indexing

Proses indexing adalah proses yang merepresentasikan document

collection ke dalam bentuk tertentu untuk memudahkan dan mempercepat

proses pencarian dokumen yang relevan. Pembuatan index dari document

collection adalah tugas pokok pada tahapan pre-processing di dalam

information retrieval. Efektitifitas dan efisiensi information retrieval

(35)

18 dokumen satu dengan dokumen yang lain yang berada di dalam satu

collection. Indeks dengan ukuran yang kecil dapat memberikan hasil yang

kurang baik dan bisa saja beberapa dokumen yang seharusnya relevan

terabaikan. Sementara indeks dengan ukuran yang besar memungkinkan

ditemukannya dokumen yang tidak relevan dan menurunkan kecepatan

pencarian. Pembuatan inverted index harus melibatkan konsep linguistic

processing yang bertujuan mengekstrak term-term penting dari dokumen

yang direpresentasikan sebagai bag-of-words.

Pada tahap indexing, dapat dilakukam pengindeksan terhadap term

frekuensi (tf), idf, tf-idf, atau fitur bobot tf-idf dapat dihitung sebagai

 Contoh pembobotan kata pada dokumen:

Diberikan dokumen berisi kata A,B,C dengan frekuensi :

A(3), B(2), C(1)

Misal, ada koleksi berisi 10,000 dokumen dan frekuensi kata A, B, C

(36)

19 A(50), B(1300), C(250)

Maka :

A: tf = 3; idf = log(10000/50) = 2.3; tf-idf = 6.9

B: tf = 2; idf = log(10000/1300) = 0.88;tf-idf = 1.77

C: tf = 1; idf = log(10000/250) = 1.6; tf-idf = 1.6

2.2 Clustering

2.2. K Means Clustering

K Means clustering merupakan metode yang populer digunakan untuk

mendapatkan deskripsi dari sekumpulan data dengan cara mengungkapkan

kecenderungan setiap individu data untuk berkelompok dengan

individu-individu data lainnya. Kecenderungan pengelompokan tersebut didasarkan

pada kemiripan karakteristik tiap individu data yang ada. Ide dasar dari

metode ini adalah menemukan pusat dari setiap kelompok data yang mungkin

ada untuk kemudian mengelompokkan setiap data individu ke dalam salah

satu dari kelompok-kelompok tersebut berdasarkan jaraknya (Turban dkk,

2005). Semakin dekat jarak data individual, sebut saja X1 dengan salah satu

pusat dari kelompok yang ada , sebut saja A, maka semakin jelas bahwa X1

tersebut merupakan anggota dari kelompok yang berpusat di A dan semakin

jelas pula bahwa X1 bukan anggota dari kelompok-kelompok yang lainnya

(ilustrasi dapat dilihat pada gambar 1). Secara kuantitatif hal ini ditunjukkan

melalui fakta bahwa d1A yaitu jarak dari X1 ke A mempunyai nilai yang

(37)

20 Gambar 2.3 Ilustrasi Penentuan Keanggotaan Kelompok Berdasarkan Jarak

(Turban dkk, 2005)

Cara untuk menemukan pusat yang paling sesuai sebagai upaya

merepresentasikan posisi dari sebuah kelompok data terhadap kelompok data yang

lainnya dilakukan sebuah proses perulangan. Proses perulangan ini dimulai

dengan menentukan secara sembarang posisi dari pusat-pusat kelompok yang

telah ditetapkan. Selanjutnya ditentukan keanggotaan setiap individu data

berdasarkan jarak terpendek terhadap pusat-pusat tersebut. Pada iterasi kedua dan

seterusnya dilakukan pembaharuan posisi pusat untuk semua kelompok. Langkah

selanjutnya dilakukan pembaharuan keanggotaan untuk setiap kelompok.

2.2.1 Langkah K Means Clustering

Metode pengelompokkan K Means pada dasarnya melakukan dua proses yakni

(38)

tiap-21 tiap cluster dan proses pencarian anggota dari tiap-tiap cluster. Proses Algoritma

K Means sebagai berikut :

1. Tentukan K sebagai jumlah cluster yang ingin dibentuk.

2. Bangkitkan K centroid (titik pusat cluster) awal secara random.

3. Hitung jarak setiap data ke masing-masing centroid.

4. Setiap data memilih centroid yang terdekat.

5. Tentukan posisi centroid baru dengan cara menghitung nilai rata-rata

dari data-data yang terletak pada centroid yang sama.

6. Kembali ke langkah 3 jika posisi centroid baru kurang dari centroids

lama.

Berdasarkan cara kerjanya Algoritma K Means memiliki karakteristik sebagai

berikut :

1. K Means sangat cepat dalam proses clustering.

2. K Means sangat sensitif dalam proses pembangkitan centroid awal secara

random.

3. Memungkinkan suatu cluster tidak mempunyai anggota.

4. Hasil clustering dengan K Means bersifat tidak unik.

Proses pengelompokkan data ke dalam suatu cluster dapat dilakukan dengan cara

menghitung jarak terdekat dari suatu data ke sebuah titik centroid. Rumus untuk

menghitung jarak tersebut menggunakan euclidean matrix:

(2.3)

(39)

22 g = 2, untuk menghitung jarak euclidean

xi , xj adalah dua buah data yang akan dihitung jaraknya

p = dimensi dari sebuah data

Pembaharuan suatu titik centroid dapat dilakukan dengan rumus berikut:

(2.4)

dimana:

µk = titik centroid dari cluster ke-K

Nk = banyaknya data pada cluster ke-K

xq = data ke-q pada cluster ke-K

2.2.2 Hierarchical Clustering

Metode agglomerative hierarchical clustering adalah metode yang

menggunakan strategi disain bottom-up yang dimulai dengan meletakkan setiap

obyek sebagai sebuah cluster tersendiri (atomic cluster) dan selanjutnya

menggabungkan atomic clusteratomic cluster tersebut menjadi cluster yang

lebih besar dan lebih besar lagi sampai akhirnya semua obyek menyatu dalam

sebuah cluster atau proses berhenti jika telah mencapai batasan kondisi tertentu

(Arai ,2007).

Sebelum dibentuknya sebuah cluster perlu melalui langkah menghitung

(40)

23 banyak digunakan adalah dengan perhitungan euclidean distance. Euclidean

distance sendiri adalah:

√ | | | | | | | | (2.5)

dapat disederhanakan dengan:

√∑ (2.6)

Keterangan:

 adalah jumlah atribut atau dimensi

 dan adalah data

Hierarchical clustering memiliki beberapa cara untuk perhitungan jarak

antar cluster, di antaranya adalah single linkage, average linkage, dan complete

linkage. Berikut ini adalah pendevinisian perhitungan jarak dengan cara single

linkage:

Perhitungan dengan teknik single linkage adalah untuk mencari jarak minimum

antar cluster. Dengan single linkage jarak antara dua cluster didevinisikan sebagai

berikut:

(2.7)

Keterangan:

adalah jarak antara data dan y dari masing-masing cluster A dan B.

Berdasarkan perhitungan rumus di atas akan didapatkan jarak antar cluster. Jarak

minimum antar data yang ditemukan pertama akan menjadi cluster yang pertama.

Perhitungan selanjutnya juga akan dilakukan untuk pembentukan cluster

(41)

24

J

a

r

a

k

0 1 2

0,5 1,5

a b c e d f

D a t a

Gambar 2.4 Dendrogram

Penggunaan metode hierarchical clustering untuk mengelompokkan n

obyek data adalah sebagai berikut :

1. Hitung Matrik Jarak antar data.

2. Ulangi langkah 3 dan 4 higga hanya satu kelompok yang tersisa.

3. Gabungkan dua kelompok terdekat berdasarkan parameter kedekatan yang

ditentukan.

4. Perbarui Matrik Jarak antar data untuk merepresentasikan kedekatan di

antara kelompok baru dan kelompok yang masih tersisa.

5. Selesai.

Sebagai contoh, terdapat beberapa data yang dapat dilihat pada tabel 2.4 di

bawah ini. Data akan dibentuk dengan menggunakan hierarchical clustering

dengan perhitungan kemiripan obyek data menggunakan euclidean distance dan

(42)

25 Tabel 2.4 Contoh Data Perhitungan hierarchical clustering

Data X Y

A 1 1

B 4 1

C 1 2

D 3 4

E 5 4

Dihitung dengan euclidean distance setiap obyek data tersebut dihitung

jaraknya sebagai berikut:

√ | | | |

√ | | | |

√ | | | |

√ | | | |

√ | | | |

√ | | | |

√ | | | |

√ | | | |

√ | | | |

√ | | | |

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibentuk matriks jarak seperti

(43)

26 Tabel 2.5 Matriks jarak

A B C D E

a 0 3 1 3.61 5

b 3 0 3.16 3.16 3.16

c 1 3.16 0 2.83 4.47

d 3.61 3.16 2.83 0 2

e 5 3.16 4.47 2 0

Single linkage

Selanjutnya dari tabel 2.5 dapat dilihat jarak obyek data yang paling dekat,

yaitu a dan c, berjarak 1. Kedua obyek data ini menjadi satu cluster pertama.

Kemudian untuk menemukan cluster berikutnya dicari jarak antar obyek data dari

sisa yang ada (b, d, e) dan berada paling dekat dengan cluster (ac). Untuk

pencarian jarak ini pertama digunakan single linkage.

Kemudian baris-baris dan kolom-kolom matriks jarak yang bersesuaian

dengan cluster a dan c dihapus dan ditambahkan baris dan kolom untuk cluster

(44)

27 Tabel 2.6Matriks Jarak Pertama singlelinkage

Ac B d E

Ac 0 3 2.83 4.47

B 0 3.16 3.16

D 0 2

E 0

Berdasar pada matriks jarak kedua (Tabel 2.6), dipilih kembali jarak

terdekat antar cluster. Ditemukan cluster (de) yang paling dekat, yaitu bernilai 2.

Kemudian dihitung jarak dengan cluster yang tersisa, (ac), dan b.

Kemudian baris-baris dan kolom-kolom matriks jarak yang bersesuaian

dengan cluster d dan e dihapus dan ditambahkan baris dan kolom untuk cluster

(de), sehingga matriks jarak menjadi seperti berikut ini:

Tabel 2.7 Matriks Jarak Kedua singlelinkage

Ac b De

Ac 0 3 2.83

B 0 3.16

(45)

28 Berdasar pada matriks jarak ketiga (Tabel 2.7), dipilih kembali jarak

terdekat antar cluster. Ditemukan cluster (acde) yang paling dekat, yaitu bernilai

2.83. Kemudian dihitung jarak dengan cluster yang tersisa, yaitu b.

Langkah selanjutnya yaitu menghapus dan menambahkan baris dan kolom

untuk cluster (acde) baris-baris dan kolom-kolom matriks jarak yang bersesuaian

dengan cluster (ac) dan (de), sehingga matriks jarak menjadi seperti berikut ini:

Tabel 2.8 Matriks Jarak Ketiga singlelinkage

acde B

Acde 0 3

B 0

Proses iterasi perhitungan jarak untuk pembentukan cluster sudah slesai

karena cluster sudah tersisa satu. Jadi cluster (acde) dan (b) digabung menjadi

satu, yaitu cluster (acdeb) dengan jarak terdekat adalah 3. Berikut ini adalah hasil

(46)

29 Gambar 2.5 Dendrogram singlelinkage untuk 5 obyek data

2.3 Hierarchical K Means

Menurut eksperimen yang telah dilakukan, metode K Means sudah

digunakan untuk metode pengelompokan data set. Hal itu dapat dibuktikan

dengan prosentase eror yang minimal, namun seiring berjalannya waktu,

eksperimen tentang clustering lebih berkembang dengan adanya metode

Hierarichal K Means yang dapat menentukan centroid awal yang akan

digunakan untuk clustering pada metode K Means. Ternyata metode

Hierarichal K Means dapat mengatasi pemilihan centroid secara random yang

memikiki tingkat eror lebih besar dan dalam penggunannya dianggap kurang

praktis karena harus melakukan beberapa eksperimen dalam menentukan

centroid awal yang tepat. Harapannya dengan diterapkan Hierarichal K Means

dapat meningkatkan akurasi dan menurunkan prosentasi erornya, disebutkan

dalam penelitian, ternyata eror pada metode K Means dengan centroid

random sebesar 32.5236%, sedangkan dengan metode Hierarichal K Means

(47)

30 Berikut adalah langkah dalam menentukan centoid awal dengan menggunakan

hierarchicalK Means :

1. Set X ={xi | i =1, ..., r} i setiap data A, dimana A {ai | i= 1, ..., n} dengan

n-dimensi vektor.

2. Set K sebagai jumlah _ cluster yang telah ditetapkan.

3. Tentukan p sebagai banyaknya perhitungan

4. Set i = 1 sebagai counter awal

5. Terapkan algoritma K Means.

6. Catat hasil centroid hasil Clustering sebagai Ci = {ij | j = 1, ..., K}

7. Tambahkan i = i + 1

8. Ulangi dari langkah 5 saat i <p.

9. Asumsikan C = {Ci | i = 1, ..., p} sebagai satu set data baru, dengan K

sebagai nomor _ cluster yang telah ditetapkan

10.Terapkan algoritma hirarki (singlelinkage)

11.Catat hasil centroid Clustering sebagai D = {di | i = 1, ..., K}

Langkah berikutnya adalah menerapkan D = {di | i = 1, ..., K} sebagai

pusat klaster awal untuk K Means. Penggunaan algoritma hirarki untuk

menemukan centroid awal dipilih single linkage, karena single linkage

penerapannya mudah selain itu ternyata tidak ada perbedaan signifikan

dibandingkan dengan average maupun completelinkage (Arai, 2007).

2.3. Evaluasi

Berkaitan dengan evaluasi yang digunakan pada penelitian ini, digunakan

(48)

31 eksternal. Evaluasi yang pertama adalah evaluasi internal sistem, dimana

berfungsi untuk mengukur kinerja K Means clustering ini menggunakan Sum

Square Erorr (SSE). Evaluasi bertujuan untuk menilai kualitas cluster yang

dibuat. Kinerja sistem yang dievaluasi dengan menghitung nilai akurasi, dari

perhitungan akurasi akan diketahui sejauh mana metode K Means dapat

mengelompokkan dokumen apa topik artikel Berbahasa Jawa. Semakin kecil nilai

SSE semakin baik hasil cluster yang dibuat.

∑ ∑ || || (2.8)

Keterangan:

 adalah jarak data di indeks

 adalah rata-rata semua jarak data di cluster

Evaluasi yang diterapkan berikutnya adalah evaluasi yang berkaitan

dengan eksternal sistem, yaitu mengukur akurasi dari pengelompokkan dokumen

hasil dari internal evaluasi. Langkah yang dilakukan adalah membandingkan

setiap anggota cluster dengan manual pengelompokkan yang sudah dibuat, dalam

hal ini sudah ditentukan pembagian cluster dokumen berdasarkan topik (ekonomi,

kesehatan, dan pendidikan), dimana masing-masing kelompok beranggotakan 25

dokumen. Metode pengukuran akurasi eksternal yang digunakan adalah

confussion matrix. Tabel matriks konfusi merupakan tabel yang digunakan untuk

menghitung tingkat akurasi setiap cluster, dimana setiap anggota cluster

dibandingkan dengan anggota cluster yang ideal (Prasetyo E, 2012).

(49)

32

3.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Berdasar pada landasan teori yang telah disampaikan pada bab kedua di

atas, pada bab ini akan membahas metodologi yang akan digunakan pada skripsi

ini. Bab ini berisi diagram blok, data, tatap muka pengguna dan evaluasi.

3.1 Data

Data yang digunakan adalah artikel yang bersumber dari majalah

berbahasa Jawa Mekarsari, Praba, dan Djaka Lodhang yang terlebih dahulu

diubah menjadi dokumen berekstensi .txt . Data yang digunakan berjumlah 75

dokumen, dengan jumlah kata unik yang digunakan 2.358 kata.

3.1.1 Jenis Data

Jenis data yang diambil adalah artikel dari majalah Djaka Lodhang, Praba,

dan Mekarsari diubah ke bentuk dokumen berkestensi .txt. Data yang dipilih,

berasal dari tiga kelompok, yaitu pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

3.2 Teknik Analisis Data

Secara umum, sistem yang akan dibangun dalam penelitian ini adalah

sebuah sistem dengan fungsi utama untuk melakukan pengelompokan dokumen

berbahasa Jawa. Dokumen yang akan dikelompokkan adalah artikel yang diambil

dari majalah berbahasa Jawa yaitu Djaka Lodhang, Praba, dan Mekarsari. Proses

pengelompokan yang digunakan pada sistem ini adalah metode Hierarchical K

Means. Praktiknya, dokumen-dokumen yang akan dikelompokkan dijadikan

(50)

33 diproses oleh sistem melalui proses tokenizing, stemming, indexing, pembobotan,

clustering, percobaan, dan evaluasi. Proses-proses tersebut dapat dilihat pada

Gambar 3.1 .

Gambar 3.1Diagram Block Proses Clustering.

Pada Gambar 3.1 dapat diketahui terdapat input data kemudian

dilakukan text operation. Pada proses tersebut didapat dari proses

tokenizing untuk memisah kata atau terms kemudian dilakukan

normalisasi dengan melakukan stopword, stemming, dan pembobotan

data model. Langkah berikutnya adalah dengan melakukan

pengelompokan dengan metode K Means untuk mendapatkan himpunan

centroid, dimana proses menghitung jarak dokumen dengan centroid

dilakukan menggunakan euclidean distance. Setelah mendapatkan hasil

Input

Data

Tokenizing

Stemming StopWord

Indexing

IR

Hierarchical

(Single Linkage)

K Means

K Means

Hiearchical Kmeans

Hasil Cluster

Output

SSE

Akurasi

(51)

34 himpunan centroid, langkah selanjutnya adalah melakukan langkah

hierarchical single linkage untuk mendapatkan centroid baru sejumlah

tiga buah (di rata-rata). Hal ini dilakukan untuk mendapatkan centroid

lebih tepat dibandingkan pemilihan centroid random. Langkah berikutnya

yaitu memproses pengelompokan dengan metode K Means dengan

centroid baru. Hasil dari K Means clustering dievaluasi dengan SSE guna

mendapatkan error minimum dan menemukan pembagian cluster yang

baik. SSE yang minimum akan membantu dalam dalam mengevaluasi

eksternal sistem, yaitu dengan menguji pengelompokan anggota

kelompok dari sistem yang kemudian dibandingkan dengan manual

cluster, dimana berisi anggota cluster yang ideal.

3.2.1 Text Operation

3.2.1.1 Information Retrieval (Tokenization,Stop Word, Steming, Indexing)

Pada tahap information retrieval dilakukan langkah untuk mencapai calon data

yang akan dikelompokkan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

1. Tokenization

Proses yang dilakukan pada tahap ini adalah memenggal kata-kata yang

ada pada dokumen menjadi kata-kata yang berdiri sendiri.

2. Stop Word

Proses yang dilakukan pada tahap ini adalah menghilangkan kata yang

(52)

35 juga diterapkan Zipf Distrubution untuk menemukan range frekuensi kata

yang optimum untuk menemukan key word dari suatu dokumen.

3. Steming

Pada tahap ini setiap hasil kata yang sudah tereduksi dari proses stop word

dilakukan penghapusan kata menjadi kata dasar yang kemudia dicocokkan

ke kamus untuk menghasilkan kata unik.

4. Indexing

Pada tahap ini setiap kata unik diberi bobot kata dengan menggunakan

rumus weighting (tf.idf) seperti yang sudah dijelaskan di bab sebelumnya.

Gambar 3.2Pembobotan tf-idf

Tabel 3.1 Pembobotan

PEMBOBOTAN IDF TF IDF w=tf*idf

Pergok 1 1,77815125 1,77815125

Wong 1 1,77815125 1,77815125

Nandhang 1 1,77815125 1,77815125

Racun 2 1,477121255 1,477121255

Dhahar 2 1,477121255 2,954242509

*log yang digunakan basis 10

(53)

36 wong: tf = 1; idf = log(60/1) = 1,77815125; W = 1,77815125

nandhang: tf = 1; idf = log(60/1) = 1,77815125; W = 1,77815125

kemudian hasil pembobotan kata pada dokumen disimpan pada

matriks calonData sebagai berikut:

c

dimana w merupakan bobot dari term i sepanjang jumlah kata unik

(horizontal) dan yang vertikal sepanjang/sejumlah dokumen.

3.2.1.2 K Means (pertama)

Langkah setelah dilakukannya pembobotan adalah melakukan

pengelompokan, pengelompokan yang digunakan adalah

menggunakan K Means untuk mendapatkan himpunan centroid. Hal

ini diawali dengan memilih centroid awal = 3 centroid, dipilih tiga

centroid dikarenakan sudah dibatasi dengan pengelompokan topik

yang diasumsikan menjadi tiga kelompok/cluster, yaitu ekonomi,

kesehatan, dan pendidikan. K Means ini dilakukan sebanyak jumlah

computation/jumlah dilakukannya metode K Means (c=3),

computation 1 menghasilkan tiga centroid random yang

digunakan{c1,c3,c5}, computation 2 menghasilkan tiga centroid

random yang digunakan {c1,c4,c5}, dan computation 3 menghasilkan

tiga centroidrandom yang digunakan ={c2,c4,c6}. Berdasarkan proses

(54)

37 Kemudian dilanjutkan dengan menghitung euclidean distance untuk

menghitung jarak masing-masing centroid ke setiap dokumen.

 Contoh menghitung euclidean distance dari dokumen 1 ke dokumen 1 dan dokumen 1 ke dokumen 2:

Tabel 3.2 Perhitungan Jarak antara Dokumen dengan Centroid

Pergok(w) Sum

doc1 1,778151 1,778151

doc2 0 0

Lakukan untuk semua himpunan centroid dan kemudian lanjutkan dengan proses

hierarchical single linkage.

W2 sum doc1 3,161822 3,161822 doc2 0 0

(55)

38 3.2.1.3 Hierarchical Centroid awal

Himpunan centroid yang diperoleh dari langkah sebelumnya digunakan

dalam proses hierarchical single linkage. Hal pertama yang dilakukan adalah

menghitung jarak minimum antar centroid dengan rumus:

(3.1)

Langkah berikutnya yaitu menggabungkan dua kelompok terdekat berdasarkan

jaraknya.

Gambar 3.3 Langkah Menghitung Jarak Minimum pada single linkage

Langkah berikutnya yaitu memperbarui matrik jarak antar data untuk

merepresentasikan kedekatan di antara kelompok baru dan kelompok yang masih

(56)

39 Gambar 3.4 Langkah Menghitung Menggabungkan Kelompok yang

Berdekatan

Berdasarkan proses menggabungkan kelompok terdekat yang sudah dilakukan

didapatkah dendrogram sebagai berikut:

(57)

40 Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan tiga buah cluster, maka bisa dipotong

pada dendogram, sehingga diperoleh pusat cluster sebagai berikut:

Tabel 3.3 Hasil Himpunan Cluster Berdasarkan Pemotongan

Langkah di atas merupakan langkah pemilihan centroid dari himpundan centroid

hasil single linkage.Centroid yang dipilih adalah:

C1 adalah rata-rata dari feature dari indeks 1 dan 2

C2 adalah rata-rata dari feature dari indeks 3,4, dan 5

C3 adalah rata-rata dari feature dari indeks 6 (dapat langsung diambil

indeks 6).

3.2.1.4 K Means (kedua)

Langkah ini memerlukan centroid baru yang didapat dari proses

sebelumnya, maka ditentukan centroid baru sebagai berikut: c1, c2, dan c3.

Gunakan rumus euclidean distance untuk menghitung jarah terdekat dokumen

(58)

41 Tabel 3.4 Hasil iterasi K Means yang Sudah Stabil

Lakukan langkah K Means sampai anggota setiap centroid tidak terjadi peubahan,

dan ternyata iterasi berhenti di iterasi 1 (2 kali iterasi), sehingga didapatkan

pengelompokan dengan anggota cluster sebagai berikut:

Kelompok 1 : doc 1 dan 2

Kelompok 2 : doc 3,4, dan 5

Kelompok 3 : doc 6

3.2.1.5 Output

Output yang diharapkan pada penelitian ini adalah menampilkan pembagian

cluster, sehingga secara visual dapat dilihat hasil pembagian cluster-nya

3.2.1.6 Penghitungan Evaluasi

Penelitian ini menggunakan beberapa prosedur uji coba, di antaranya

variasi jenis range kata unik yang digunakan dan variasi computation(c) yang

merupakan jumlah dilakukan K Means pertama. Berdasarkan prosedur uji coba di

(59)

-42 nya. SSE dengan nilai yang paling rendah mengindikasikan bahwa cluster yang

terbentuk adalah yang paling baik. Nilai SSE terkecil dipilih sebagai pedoman

pengukuran akurasi eksternal sistem, yaitu pencocokan hasil pengelompokan

dokumen dengan dokumen yang sebenarnya. Pada pengujian eksternal sistem ini

dapat digunakan confussion matrix sebagai metodenya.

3.3 Desain User Interface

Gambar 3.6 Tampilan Menu Utama

3.4 Spesifikasi Software dan Hardware

Untuk proses membuat sistem dan data digunakan software dan hardware

sebagai berikut :

1. Software

a) Sistem Operasi : Windows 7 Ultimate 32-bit

b) Bahasa Pemprograman : Matlab version 8.0.0.783 (R2012b)

2. Hardware

a) Processor : Intel(R) Core(TM) i5-2430M CPU @ 2.40GHz

b) Memory : 2 GB

c) Hardisk : 500 GB

button button

Tabel Hasil

Pengujian

akurasi

(60)

43

4.

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS HASIL

Berdasarkan metodologi yang dijelaskan pada bab sebelumnya, maka

penelitian ini dapat diimplementasikan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

4.1 Implementasi

Implementasi yang diterapkan pada bab ini merupakan penerapan

metodologi yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Implementasi mencakup

proses information retrieval, pengelompokan data dengan hierarchical K Means,

hinga pengukuran akurasi dari sistem dengan menggunakan SSE dan confussion

matrix. Pada tahap selanjutnya diimplementasi dengan ujicoba dan kemudian

dianalisis. Analisis implementasi meliputi user interface dan pengolahan data.

4.1.1 User Interface

Pembuatan user interface sistem pengelompokan artikel berbahasa Jawa

menggunakan sarana yang diberikan oleh Matlab version 8.0.0.783 (R2012b).

Desain user interface yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya

diimplementasikan dan digunakan sebagai sarana untuk melakukan text operation

sampai untuk mengetahui akurasi dari pengelompokan data dengan Hierarchical

K Means. Sistem dapat langsung menampilkan hasil keseluruhan proses. User

interface tersimpan dengan file yang bernama GUI.m dan GUI.fig (lampiran 1 dan

2). Gambar 4.1 dan 4.2 adalah contoh tampilan keseluruhan sistem yang telah

Gambar

Tabel 2.1 Rule untuk Suffix
Tabel 2.3 Rule untuk Infix
Gambar 2.3 Ilustrasi Penentuan Keanggotaan Kelompok Berdasarkan Jarak
Gambar 2.4 Dendrogram
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisa tingkat kinerja persimpangan dan ruas ini digunakan untuk mencari dan mengetahui tingkat kinerja lalu lintas simpang dan ruas yang ditinjau berdasarkan

Jika mur macet : jepitkan mur (bukan rotornya) pada ragum dan putar rotor sebanyak 3 putaran.. menggunakan tangan atau dengan

Hasil analisis menunjukkan bahwa aspek ekologis terutama sekali bentang lahan (land skape ) sangat mempengaruhi pola keruangan dari situs-situs candi tersebut.Oleh

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa balanced scorecard digunakan untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan keseimbangan antara sisi keuangan dan

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Teknik Relaksasi Pernafasan dan Murottal Al

Cacing dewasa yang ditemukan pada itik manila merupakan cacing betina yang dicirikan dengan vulva yang terletak di bagian tengah tubuh (amphidelpic).. galli berukuran

Topik skripsi ini berfokus pada bagaimana model bantuan luar negeri dan pendekatan China pada negara-negara di Afrika yang dianggap cocok dan membuat banyak

Mengacu pada Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor 130/Bl/2006 tentang Penerbitan Efek Syariah, sukuk didefinisikan sebagai efek syariah