• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan Rerangka Perencanaan Strategik Berbasis Balanced Scorecard pada CV. Artha Baja Ringan Tangerang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penyusunan Rerangka Perencanaan Strategik Berbasis Balanced Scorecard pada CV. Artha Baja Ringan Tangerang."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Various weaknesses of traditional management systems to encourage management to use a strategic management system, namely the balanced scorecard. Balanced scorecard is a score card that is used to assess the performance by translating the mission, vision, purpose, basic beliefs, core values, and strategies into the objectives strategic and initiatives strategic. Balanced scorecard has four advantages, namely a comprehensive, coherent, scalable, and balanced. In this paper, the authors analyze the CV. Artha Baja Ringan by developing mission, vision and strategy into corporate objectives, namely to grow and survive in business, excel in providing the best service quality, increased sales and construction, as well as an empowered human resources. The purpose of the company and then translated into strategic objectives in the four balanced scorecard perspectives, namely financial perspective, customer perspective, internal business perspective, as well as learning and growth perspective. Furthermore, company scorecard CV. Artha Baja Ringan is prepared to make strategic map, measure results, measure performance boosters, targets, and initiatives strategic to achieve objectives strategic. Implementation of balanced scorecard is expected to improve the quality of planning and performance of personnel in the CV. Artha Baja Ringan.

(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Berbagai kelemahan sistem manajemen tradisional mendorong manajemen untuk menggunakan suatu sistem manajemen strategis, yaitu balanced scorecard. Balanced scorecard merupakan kartu skor yang digunakan untuk menilai kinerja dengan menerjemahkan misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi ke dalam sasaran strategik dan inisiatif strategik. Balanced scorecard memiliki empat keunggulan, yaitu komprehensif, koheren, terukur, dan berimbang. Dalam skripsi ini, penulis melakukan analisis pada CV. Artha Baja Ringan dengan mengembangkan misi, visi, dan strategi ke dalam tujuan perusahaan, yaitu tumbuh dan bertahan di dalam bisnis, unggul dalam memberikan kualitas pelayanan terbaik, peningkatan penjualan dan konstruksi, serta sumber daya manusia yang berdaya. Tujuan perusahaan kemudian diterjemahkan ke dalam sasaran strategik di keempat perspektif balanced scorecard, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Selanjutnya company scorecard CV. Artha Baja Ringan disusun dengan membuat strategic map, ukuran hasil, ukuran pemacu kinerja, target, dan inisiatif strategik untuk mewujudkan sasaran strategik. Penerapan balanced scorecard diharapkan mampu meningkatkan kualitas perencanaan dan kinerja personel pada CV. Artha Baja Ringan.

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………...…………... i

HALAMAN PENGESAHAN……… ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………..… iii

KATA PENGANTAR………... iv

ABSTRACT……… vii

ABSTRAK………. viii

DAFTAR ISI……….. ix

DAFTAR GAMBAR………. xiv

DAFTAR TABEL……….. xvi

DAFTAR LAMPIRAN………..

BAB I PENDAHULUAN………..

1.1Latar Belakang Penelitian……… 1.2Identifikasi Masalah………. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian……… 1.4Kegunaan penelitian……….

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS………..

xvii

1

1

6

7

7

(4)

x Universitas Kristen Maranatha 2.1Pengertian Visi, Misi, dan Strategi………..

2.1.1 Pengertian Visi………. 2.1.2 Pengertian Misi……… 2.1.3 Pengertian Strategi………...

2.2Balanced Scorecard……….

2.3Peranan Ukuran Kinerja………... 2.4Hubungan Balanced Scorecard dengan Visi, Misi, dan Strategi

Perusahaan...

2.5 Keunggulan Balanced Scorecard………

2.6Empat Perspektif dan Ukuran Kinerja………. 2.6.1 Perpektif Keuangan……….. 2.6.2 Perspektif Pelanggan……….... 2.6.3 Perspektif Bisnis Internal………. 2.6.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan……….. 2.7Hubungan Berbagai Sasaran Strategik yang Dihasilkan Dalam

Perencanaan Strategic dengan Kerangka Balanced Scorecard...

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha 2.8.6 Tahap Keenam……….

2.9 Kerangka Pemikiran………..……….. 2.10Pengembangan Hipotesis………....

50

59

65

BAB III METODE PENELITIAN………

3.1 Objek Penelitian………..… 3.2 Metode Penelitian………... 3.3 Sumber Data……… 3.4 Teknik Pengumpulan Data………..

3.5 Langkah-Langkah Analisis Data………. 3.5.1 Melakukan Pengamatan Singkat Terhadap Kegiatan

Operasional Perusahaan………...

3.5.2 Melakukan Wawancara dengan Karyawan di

CV. Artha Baja Ringan untuk Memperoleh Visi, Misi dan

Strategi Perusahaan………..

3.5.3 Menetapkan Tujuan perusahaan………... 3.5.4 Mengembangkan Strategi……… 3.5.5 Menyusun Objective Strategic………. 3.5.6 Menyusun Strategic Map………. 3.5.7 Melakukan Penyusunan Indikator dan Ukuran Kinerja…... 3.5.8 Penetuan Target……… 3.5.9 Pemilihan Action Plan……….

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 4.1 Sistematika Hasil Penelitian dan Pembahasan……… 4.2 Menetapkan Tujuan Perusahaan……….

4.3 Menyusun Objective Strategic……… 4.4 Menyusun Strategic Map……… 4.5 Menyusun Ukuran Hasil dan Ukuran Kinerja dan Ukuran

Pemacu Kinerja...

4.5.1 Ukuran Pada Perspektif Keuangan……….

4.5.2 Ukuran Pada Perspektif Pelanggan……….

4.5.3 Ukuran Pada Perspektif Bisnis Internal………..

4.5.4 Ukuran Pada Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan…...

4.6 Penetuan Target………... 4.7.1 Action Plan Pada Perspektif Keuangan………..

4.7.2 Action Plan Pada Perspektif Pelanggan………..

108

109

4.7.3 Action Plan Pada Perspektif Bisnis Internal………... 110 4.7.4 Action Plan Pada Perspektif Pembelajaran

dan Pertumbuhan……….. 111 4.8 Pembahasan Company Scorecard………...………… 115

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 5.1 Kesimpulan....……….

128

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran ………...……… 130

DAFTAR PUSTAKA………

LAMPIRAN………... DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS (CURRICULUM VITAE)…………

131

133

(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Proses Penerjemahan Strategi………. Gambar 2.2 Desain Dasar Balanced Scorecard...

Gambar 2.3 Ilustrasi Strategi Yang Dapat Diuji……… Gambar 2.4 Keseimbangan Sasaran-Sasaran Strategik yang

Diterapkan dalam Perencanaan Strategik...

Gambar 2.5 Generic Value Model – Perspektif Proses Bisnis Internal... Gambar 2.6 Kerangka Kerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan...

Gambar 2.7 Hubungan Antara Empat Perspektif dalam Balanced Scorecard...

Gambar 2.8 Tahap Kerangka Kerja Membangun Organisasi

Balanced Scorecard………

Gambar 2.9 Peta Strategi...

Gambar 2.10 Pengembangan Hasil dan Proses Pengukuran...

Gambar 2.11 Perpindahan Output dan Aktivitas ke Outcome...

Gambar 2.12 Balanced Scorecard Logic... 12

Gambar 2.13 Menghubungkan Komponen Scorecard... 57

Gambar 2.14 Kerangka Pemikiran Model Balanced Scorecard……….. 59 Gambar 3.1 Fungsi Misi, Keyakinan Dasar, Nilai Dasar, dan Visi

(9)

xv Universitas Kristen Maranatha Gambar 4.1 Konsep Hubungan Misi, Keyakinan Dasar, Nilai Dasar,

Visi, dan Tujuan………. 87

(10)

xvi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Ringkasan Tujuan dan Ukuran Perspektif Keuangan……….. 31

Tabel II Ringkasan Tujuan dan Ukuran Perspektif Pelanggan……….. 35

Tabel III Ringkasan Tujuan dan Ukuran Perspektif Bisnis Internal……...… 40

Tabel IV Ringkasan Tujuan dan Ukuran Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan………... 42

Tabel V Beda Antara Lag dan Lead Indicator... 54

Tabel VI Beda Antara Sasaran Strategik dengan Inisiatif Strategik... 58

Tabel VII Sasaran Strategik Generik untuk Setiap Perspektif……….. 80

Tabel VIII Ukuran Hasil dan Ukuran Pemacu Kinerja untuk Setiap Sasaran Strategik CV. Artha Baja Ringan..………. 102

Tabel IX Target atas Pencapaian Sasaran Strategik CV. Artha Baja Ringan………... 106

Tabel X Inisiatif Strategik Pada CV. Artha Baja Ringan………. 112

(11)

xvii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

(12)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan iklim usaha, informasi dan teknologi yang semakin maju berdampak

pada persaingan bisnis yang semakin ketat, sehingga para pelaku bisnis harus lebih

cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi

untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Akan tetapi, ditengah lingkungan persai-

ngan yang ketat ini, masih banyak perusahaan menggunakan sistem manajemen tra-

disional yang lebih mengutamakan aspek keuangan di dalam sistem pengendalian

dan pengukuran kinerjanya.

Perusahaan seharusnya dapat merubah sistem manajemen di dalam

peni-laian kinerja, karena sistem manajemen tradisional memiliki kelemahan-kelemahan

yang kurang tepat digunakan saat ini. Menurut Alfred J Dixon (1992), beberapa

kelemahan sistem manajemen tradisional antara lain :

1. Pemakaian kinerja keuangan sebagai satu-satunya penentu kinerja perusahaan bi-

sa mendorong manajer mengambil tindakan jangka pendek dengan mengorban-

kan kepentingan jangka panjang. Contohnya, untuk menaikkan profit atau ROI,

seorang manajer bisa saja mengurangi komitmennya terhadap proses pengemba-

ngan atau pelatihan bagi karyawan, termasuk investasi-investasi di dalam sistem

dan teknologi untuk kepentingan perusahaan masa depan. Dalam jangka pendek

(13)

Bab I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha 2. Diabaikannya aspek pengukuran non-finansial dan intangible asset pada umum-

nya, baik dari sumber internal maupun eksternal akan memberikan suatu panda-

ngan yang keliru bagi manajer mengenai perusahaan saat ini terlebih lagi di masa

datang.

3. Kinerja keuangan hanya bertumpu pada kinerja masa lalu dan kurang mampu se-

penuhnya untuk menuntun perusahaan kearah tujuan perusahaan.

Hammer Carter and Usry (1994:796) memberikan beberapa fenomena

yang sering terjadi seiring dengan penggunaan sistem pengukuran kinerja yang ku-

rang tepat, yaitu :

1. Penundaan atau pengurangan pemeliharaan preventif, program pelatihan karya-

wan, dan beban pelatihan yang bertujuan mengurangi beban jangka pendek, na-

mun dapat memperbesar biaya dan mengurangi kemampuan bersaing pada masa

yang akan datang.

2. Penjualan asset yang sebenarnya masih dibutuhkan dan kemudian menyewa dari

pihak lain. Disatu pihak akan mengurangi jumlah asset di dalam neraca dan me-

ningkatkan kinerja keuangan jangka pendek, namun dilain pihak akan mengaki-

babkan pemborosan pada masa depan, karena akan mengeluarkan biaya sewa da-

ri waktu ke waktu.

3. Penundaan, pengurangan atau penghilangan penggunaan fasilitas modern, teruta-

ma investasi penting dalam fasilitas industri yang terotomatisasi, disatu sisi tidak

memperbesar asset di neraca, namun menyebabkan perusahaan jadi kurang kom-

(14)

Bab I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha Setiap perusahaan juga harus menginvestasikan dan mengelola intangible

asset mereka. Hal ini disebabkan karena intangible asset memampukan perusahaan

untuk:

1. Membangun hubungan yang baik dengan konsumen sehingga dapat memeli-

hara kesetiaan konsumen, memungkinkan segmen konsumen dan area pasar

yang baru dapat dilayani dengan efektif dan efisien.

2. Memperkenalkan produk dan jasa inovatif yang diinginkan oleh target

seg-men konsuseg-men.

3. Mengerahkan kemampuan dan motivasi karyawan untuk melakukan pening-

katan secara terus menerus dalam kapabilitas proses, kualitas, dan waktu res-

pon.

Meskipun sebelumnya telah banyak perusahaan yang melengkapi

ukuran-ukuran finansialnya dengan ukuran-ukuran-ukuran-ukuran non finansial seperti kualitas pelayanan,

ketepatan waktu, kepuasan pelanggan dan sebagainya, namun pada dasarnya mereka

masih cenderung menggunakan ukuran-ukuran tersebut hanya pada tingkatan organi-

sasi yang lebih rendah (Anthony, 2006:462). Dengan kata lain, ukuran-ukuran terse-

but tidak terintegrasi dengan menejemen perusahaan secara menyeluruh.

Berdasarkan pandangan bahwa kinerja yang efektif haruslah merupakan

bagian integral dari manajemen strategi bisnis. Norton dan Kaplan memperkenal-

kan konsep balanced scorecard pada tahun 1992 melalui tulisan mereka Balanced

Scorecard - Measure That Drive Performance yang memberi suatu kerangka kom-

prehensif dalam menerjemahkan tujuan strategi organisasi ke dalam suatu pengukur-

an kinerja yang koheren, yang merupakan paradigma baru dalam mengukur kinerja

(15)

Bab I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha Balanced scorecard sebagai kerangka kerja baru yang mengintegrasikan

ukuran yang diperoleh dari strategi, memungkinkan para menejer menilai apa yang

telah mereka bina dari intangible asset. Dengan kata lain, balanced scorecard mene-

kankan bahwa pengukuran finansial dan non finansial harus manjadi bagian dari sis-

tem informasi bagi pekerja disemua lini (Kaplan, 2000).

Dengan tetap mempertahankan ukuran keuangan dari performance sebe-

lumnya, balanced scorecard memperkenalkan driver tambahan yang meliputi konsu-

men, proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced

scorecard mendidik para manajemen dan organisasi pada umumnya untuk meman-

dang perusahaan dari kurang lebih empat perspektif, yaitu: keuangan, pelanggan,

pembelajaran dan pertumbuhan, serta bisnis internal, yang menghubungkan pengen-

dalian operasional jangka pendek ke dalam visi dan strategi bisnis jangka panjang.

Menurut Mulyadi (2009:237), balanced scorecard dapat digunakan un-

tuk:

1. Mengklasifikasi dan mendapatkan konsensus mengenai strategi.

2. Mengkomunikasikan strategi pada anggota perusahaan.

3. Menjelaskan tujuan tiap departemen dan individu terhadap strategi.

4. Menghubungkan tujuan strategis dengan target jangka panjang dan angga-

ran tahunan.

5. Mengidentifikasi dan menjelaskan inisiatif strategis.

6. Melakukan peninjauan strategis secara berkala dan sistematis.

7. Memperoleh umpan balik untuk mempelajari dan mengembangkan

(16)

Bab I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha CV. Artha Baja Ringan, merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibi-

dang baja ringan dan gypsum. Dalam melaksanakan pengukuran kinerja,

pengendali-an, dan pengaturan kerangka kerja perusahaan CV. Artha Baja Ringan masih meng-

gunakan sistem menejemen tradisional yang masih mengutamakan aspek keuangan

dengan mengabaikan berbagai aspek pendukung lain sehingga pengimplementasian

strategi perusahaan tidak dapat dijalankan secara optimal oleh seluruh bagian dari

perusahaan. Padahal aspek-aspek lain seperti pelanggan, bisnis internal,

pembelajar-an dpembelajar-an pertumbuhpembelajar-an merupakpembelajar-an aspek ypembelajar-ang turut memegpembelajar-ang perpembelajar-an penting dalam

u-paya perusahaan mencapai tujuannya.

Saat ini organisasi membutuhkan pemahaman tentang penggunaan strate-

gi yang baik untuk bertahan dalam tantangan berikutnya. Satu kerangka kerja yang

membantu pencapaian keseimbangan antara strategi dan operasi adalah BSC. Seperti

yang telah disebutkan diatas, balanced scorecard mengklasifikasikan pengukuran

ki-nerja ke dalam empat perspektif yang menawarkan suatu keseimbangan antara tuju-

an jangka pendek dan tujuan jangka panjang, yaitu hasil yang diinginkan, pemicu ki-

nerja, dan tolak ukur kinerja. Penerapan Balanced Scorecard didalam CV. Artha

Baja Ringan diharapkan mampu memberikan berbagai nilai tambah dan

meningkat-kan kekuatan bersaing perusahaan dalam menghadapi lingkungan persaingan bisnis

yang ketat.

Berdasarkan kelebihan yang dimiliki balanced scorecard, maka penulis

tertarik untuk membuat sebuah model balanced scorecard yang dapat diterapkan pa-

da CV. Artha Baja Ringan ke dalam skripsi yang berjudul:

Penyusunan Rerangka Perencanaan Strategik Berbasis Balanced Scorecard pada

(17)

Bab I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha

1.2 Identifikasi Masalah

Di tengah lingkungan persaingan yang ketat ini, masih banyak perusahaan menggu-

nakan sistem manajemen tradisional, yang lebih mengutamakan aspek keuangan di

dalam sistem pengendalian dan pengukuran kinerjanya, salah satunya adalah CV.

Artha Baja Ringan, yang bergerak dibidang baja ringan dan gypsum.

Padahal penilaian kinerja berdasarkan aspek keuangan saja, memiliki be-

berapa kelemahan, antara lain dapat mendorong manajer untuk mengambil tindakan

jangka pendek dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang, diabaikannya as-

pek pengukuran non-finansial dan intangible asset, serta kurang mampu menuntun

perusahaan kearah tujuan perusahaan.

Kinerja yang efektif haruslah merupakan bagian integral dari manajemen

strategi bisnis, Norton dan Kaplan (1996) memperkenalkan konsep balanced

scorecard yang menekankan bahwa pengukuran finansial dan non finansial harus

menjadi bagian dari sistem informasi bagi pekerja disemua lini. Balanced scorecard

menyediakan empat persfektif dalam pengukuran kinerja, yaitu keuangan,

pelang-gan, pembelajaran dan pertumbuhan, serta bisnis internal, yang menghubungkan

pe-ngendalian operasional jangka pendek ke dalam visi dan strategi bisnis jangka

pan-jang.

Berdasarkan kelebihan yang dimiliki balanced scorecard, maka penulis men-

coba mengidentifikasikan masalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah :

Bagaimana penyusunan model balanced scorecard sebagai rerangka perencanaan

(18)

Bab I Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun rerangka

pe-rencanaan strategik berbasis balanced scorecard CV. Artha Baja Ringan.

1.4Kegunaan Penelitian

I. Kegunaan Praktis

1. Bagi perusahaan tempat penelitian ini dilakukan, dapat dijadikan sebagai ma-

sukan didalam proses perencanaan, pelaksanaan operasional, pemantauan dan

pengevaluasian, serta pengambilan keputusan.

2. Bagi perusahaan lain yang sejenis, dapat digunakan sebagai bahan perbandi-

ngan.

II. Kegunaan Akademis

1. Sebagai salah satu persyaratan akademis untuk menempuh ujian program S-1

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Maranatha.

2. Bagi penulis untuk lebih memahami balanced scorecard dan hasil penelitian

ini dapat digunakan untuk pengembangan ilmu sebab dapat menambah wa-

wasan penulis.

3. Untuk pembaca, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat

untuk menambah wawasan mengenai pembuatan model BSC dalam

(19)

128

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah dilakukan pembahasan sebagaimana yang telah diuraikan pada bab empat,

dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Balanced scorecard merupakan alat manajemen kontemporer yang didesain

un-tuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam melipatgandakan kinerja

ke-uangan luar biasa secara berkesinambungan melalui kekomprehensivan,

kekohe-renan, keterukuran, dan keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkannya.

2. Tahap penyusunan model balanced scorecard pada CV. Artha Baja Ringan

di-mulai dengan mengumpulkan informasi mengenai misi, visi, dan strategi

perusa-haan. Langkah selanjutnya adalah menetapkan nilai dasar, keyakinan dasar,

stra-tegi dan tujuan yang hendak dicapai perusahaan pada masing-masing perspektif

balanced scorecard, yaitu tumbuh dan bertahan di dalam bsinis, unggul dalam

memberikan kualitas pelayanan terbaik, peningkatan penjualan dan perbaikan

konstruksi, serta sumber daya menusia yang berdaya.

3. Misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar, strategi, dan tujuan diterjemahkan ke

da-lam sasaran-sasaran strategik pada masing-masing perspektif balanced scorecard

yang bersifat komprehensif dan koheren. Beberapa sasaran strategik yang dapat

diterapkan pada CV. Artha Baja Ringan, antara lain sasaran strategik pada

perspektif keuangan adalah tumbuh dan mempertahankan bisnis, sasaran

(20)

Bab V Simpulan dan Saran 129

Universitas Kristen Maranatha sasaran strategik di perspektif bisnis internal adalah bertambahnya cabang baru

yang kompeten, pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, sasaran

strategik yang dipilih adalah pengaplikasian USSAP (2000:10V).

4. Untuk mengukur pencapaian sasaran strategik, CV. Artha Baja Ringan

menetap-kan ukuran hasil dan beberapa ukuran pemacu kinerja pada masing-masing

sasa-ran strategik di keempat perspektif, antara lain pada perspektif keuangan, ukusasa-ran

hasil pencapaian sasaran strategik ditunjukkan oleh persentase pengembalian

modal tahunan yang dipacu oleh persentase pengembalian modal kuartalan.

Uku-ran hasil pada perspektif pelanggan adalah persentase retensi konsumen yang

di-pacu oleh persentase pelanggan yang menjadi bukan pelanggan. Ukuran hasil

pa-da perspektif bisnis internal apa-dalah jumlah cabang baru. Ukuran hasil papa-da

pers-pektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah update software komputer USSAP

(2000:10V).

5. Inisiatif strategik merupakan rencana-rencana tindakan yang digunakan untuk

mewujudkan sasaran strategik. Oleh karena sasaran-sasaran strategik yang

terda-pat pada perspektif keuangan merupakan hasil dari perwujudan sasaran strategik

pada perspektif lainnya, maka inisiatif strategik tidak dirumuskan pada perspektif

keuangan. Inisiatif strategik pada perspektif pelanggan, antara lain menyediakan

pelayanan yang ramah dan sepenuh hati terhadap konsumen. Pada perspektif

bis-nis internal, ibis-nisiatif strategik yang digunakan unntuk mencapai sasaran strategik

antara lain mencari lokasi strategis. Pada perspektif pembelajaran dan

pertum-buhan, salah satu inisiatif strategik yang dipilih adalah menggunakan software

komputer USSAP (2000V:10) yang mengacu pada AISI (American Iron Steel

(21)

Bab V Simpulan dan Saran 130

Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat penulis

berikan adalah :

1. CV. Artha Baja Ringan dapat mulai menerapkan balanced scorecard sebagai alat

pengukuran kinerja untuk masa yang akan datang karena hasilnya akan lebih

te-pat dan komprehensif. Hal ini dikarenakan balanced scorecard tidak hanya

me-ngukur kinerja keuangan dari perusahaan, tetapi juga meme-ngukur kinerja non

ke-uangan perusahaan melalui penilaian terhadap perspektif pelanggan, perspektif

bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

2. Setelah melakukan analisis terhadap perspektif keuangan CV. Artha Baja

Ri-ngan, penulis menyarankan agar perusahaan tidak hanya mengusahakan

pening-katan terhadap keuangan saja, namun sebaiknya juga memperhatikan dan

meng-usahakan faktor-faktor non keuangan, karena dengan adanya peningkatan

pen-jualan yang diiringi dengan pemberdayaan karyawan dan pelanggan, akan sangat

membantu dalam meningkatkan kinerja pada bisnis internal sehingga laba

peru-sahaan juga akan dapat ditingkatkan.

3. Perusahaan sebaiknya selalu mengamati perubahan lingkungan bisnis internal

dan lingkungan bisnis eksternal guna mendapatkan informasi yang memadai

se-bagai dasar dalam pengambilan atau perubahan keputusan strategik.

4. Di dalam penelitian ini penulis tidak menguji keberhasilan penerapan model

ba-lanced scorecard, maka penelitian selanjutnya disarankan untuk menguji

keber-hasilan pencapaian penerapan kerangaka kinerja berbasis balanced scorecard

(22)

131

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N, Govindarajan. 2006. Management Control System, 12th edition. Prentice Hall.

Atkinson, Anthony A, Banker, Kaplan, Young. 2007. Managemnet Accounting. 4th edition. Prentice Hall.

Garrison, Ray H, Eric W, Peter C. 2008. Management Accounting. 12th edition. Mc Graw Hill.

Gunawan, Barbara. 2000. Menilai Kinerja dengan Balanced Scorecard. Manajemen, 145, September. Hal. 36-40.

Hammer, Lawrence H., Carter, Usry.1994. Cost Accounting. 11th edition. South Western Publishing Co. Ohio.

Hansen, Don R, dan Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Vol.2, Edisi Kedelapan, Salemba Empat. Jakarta.

Howard Horn. Balacting act. Diakses dari http://www.balancedscorecard.org/ BSC Resources/ArticlesWhitePapers/tabid/56/Default.aspx pada tanggal 15 Juni 2010.

Horngren, Charles T. Sundem, Strattom. 2008. Introduction to Management Accounting, 14th edition. Prentice Hall.

Ittner, C.D, Larcker, D.F. and Randall, T. 2003. Performance Implications of Strategic Performance Measurement in Financial Service Firm, Accounting Organization, and Society, 28 th edition. Prentice Hall.

Kaplan, Robert S, Norton.1996. BSC : Translating Strategy Into Action. Harvard Business School Press.

_____________________. 2000. BSC: Menerapkan Strategi Pada Aksi. Erlangga. Jakarta.

Maciariello, Joseph A, Kirby. 2009. Management Control System, 2nd edition. PH Learning.

(23)

132

Universitas Kristen Maranatha Mulyadi. 2009. Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced

Scorecard. UPP-STIM YKPN. Yogyakarta.

Nanni, Alfred J., Dixon, and Volman. 1992. Integrated Performance Measurement: Management Accounting to Support the New Manufacturing Realities. Journal of Management Accounting Research. pp 1-17.

Pasolong, Harbani.2007. Teori Administratsi Publik. PT. Alfabeta. Bandung.

Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Robbins, Stephen P., dan Coulter. 2007. Manajemen. Edisi Kedelapan. Indeks. Jakarta.

Sherman, W.R., Tymon, W.G. 2004. Empowerng a Accountants. Prentice Hall.

Simons, R. 2000. performance Measurement and Control System for Implementing Strategy : Text and Cases. Prentice Hall.

Sugiono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta. Bandung.

Weihrich, Koortz. 2004.Management. Mc. Graw Hill

Wibowo. 2008. Manajemen Kinerja. PT. Raya Grafindo Persada. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Strategis Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Renstra DPMPTSP) Kota Depok Tahun 2016-2021 merupakan pedoman utama bagi DPMPTSP untuk

Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor Program perencanaan pembangunan daerah Penyelenggaraan Musrenbang Kelurahan. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan

Organisasi subak merupakan petani pemakai air yang bersifat religius dan berkembang terus sebagi organisasi penguasa tanah dalam bidang pengaturan air

Hasil analisis dapat diambil kesimpulan yaitu: 1) Dari nilai koefisien determinasi pada hasil estimasi maka variabel konsumsi di Sumatera Utara mampu dijelaskan

Namun kedepan, sejalan dengan inflasi yang tetap terjaga, tren suku bunga pinjaman yang masih menurun serta perbaikan pertumbuhan ekonomi (meningkatkan pendapatan per kapita)

Hasil pengamatan tingkat kematangan gonad 62 ekor contoh ikan kurisi di Blanakan menunjukkan bahwa 42 ekor adalah ikan betina yang mempunyai tingkat kematangan gonad (TKG) I - VI

Data yang digunakan untuk mengukur variabel X (konservatisme akuntansi) dan variabel Y (koefisien respon laba) adalah data sekunder yang berupa laporan

Dalam tata letak perencanaan suatu pabrik harus memikirkan suatu keamanan yang akan di alami pabrik, untuk mengantisipasi bahaya kebakaran, ledakan asap atau gas