• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepemilikan Manajerial sebagai Pemoderasi Pengaruh Diversifikasi Operasional pada Struktur Modal.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kepemilikan Manajerial sebagai Pemoderasi Pengaruh Diversifikasi Operasional pada Struktur Modal."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH DIVERSIFIKASI OPERASIONAL PADA STRUKTUR MODAL

SKRIPSI

Oleh :

DEWA AYU SRI SWASTI PUTRI WIRYANI NIM : 1206305089

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

i

KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH DIVERSIFIKASI OPERASIONAL PADA STRUKTUR MODAL

SKRIPSI

Oleh :

DEWA AYU SRI SWASTI PUTRI WIRYANI NIM : 1206305089

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi

Universitas Udayana Denpasar

(3)

ii

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetuji oleh pembimbing, serta diuji pada tanggal: 28 Januari 2016

Tim Penguji : Tanda Tangan

1. Ketua : Dr. I Ketut Sujana, SE., M.Si., Ak ...

2. Sekretaris : Drs. I Made Mertha, M.Si., Ak ...

3. Anggota : Dr. I Gde Ary Wirajaya, SE., M.Si ...

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing

(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 28 Januari 2016 Mahasiswa,

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya, skripsi yang berjudul “Kepemilikan Manajerial sebagai Pemoderasi Pengaruh Diversifikasi Operasional pada Struktur Modal dapat diselesaikan dalam tenggang waktu yang telah direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1) Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2) Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.Si., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3) Ibu Prof. Dr. Ni Luh Putu Wiagustini, SE., M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4) Bapak Dr. I Dewa Gde Dharma Suputra, SE., M.Si.,Ak selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

5) Bapak Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

6) Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

7) Ibu Dr. I Gusti Ayu Made Asri Dwija P, SE., M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahannya.

8) Bapak Drs. I Made Mertha, M.Si., Ak selaku Pembimbing Skripsi atas waktu, bimbingan, arahan, dan dukungan yang sangat besar kepada penulis selama penulisan skripsi.

9) Bapak Dr. I Gde Ary Wirajaya, SE., M.Si selaku dosen pembahas yang telah memberikan saran dan kritik terhadap skripsi ini.

10) Bapak Dr. I Ketut Sujana, SE., M.Si., Ak selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan terhadap skripsi ini.

11) Segenap dosen pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas segala bimbingan yang diberikan selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

12) Seluruh pegawai dan staf di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, yang telah memberikan bantuan selama proses pengadministrasian skripsi.

13) Orang tua penulis dr. I Dewa Putu Bagus Supriadi, MARS dan I Gusti Ayu Putu Puspadi, SST yang telah memberikan amanat kepada penulis sedari dini untuk menyelesaikan sekolah setinggi-tingginya, dan juga memberikan dukungan berupa materiil, semangat, dan doa yang tiada henti untuk penulis.

14) Adik penulis Hari Sidharta atas bantuan yang telah diberikan selama perkuliahan dan penulisan skripsi.

(6)

v

16) Seluruh teman-teman penulis di kampus yang sering membantu penulis terkait perkuliahan ataupun terkait dengan penulisan skripsi ini.

17) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan, saran dan dukungan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang berkepentingan.

(7)

vi

Judul : Kepemilikan Manajerial sebagai Pemoderasi Pengaruh Diversifikasi Operasional pada Struktur Modal

Nama : Dewa Ayu Sri Swasti Putri Wiryani NIM : 1206305089

ABSTRAK

Diversifikasi operasional merupakan salah satu strategi bisnis yang diduga mempengaruhi keputusan manajer dalam menerapkan struktur modal perusahaan. Teori agensi mengatakan bahwa manajer menerapkan diversifikasi operasional dikarenakan adanya perilaku oportunistik. Kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme Good Corporate Governance yang dapat membantu mengendalikan konflik keagenan diantara manajer dan pemilik perusahaan.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh diversifikasi operasional pada struktur modal dan untuk mengetahui apakah kepemilikan manajerial memoderasi pengaruh diversifikasi operasional pada struktur modal.

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia, khususnya pada perusahaan properti dan real estate. Metode pengambilan sampel menggunakan metode nonprobability sampling,dengan teknik purposive sampling. Jumlah perusahaan yang diperoleh adalah 10 perusahaan. Total sampel yang diambil selama 4 tahun adalah sebanyak 40 amatan. Metode pengumpulan data data yang digunakan adalah metode dokumentasi dan studi kepustakaan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana dan moderated regression analysis.

(8)

vii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian... 7

1.5 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep ... 9

2.1.1 Teori Agensi ... 9

2.1.2 Diversifikasi Operasional ... 11

2.1.3 Struktur Modal ... 14

2.1.4 Kepemilikan Manajerial ... 16

2.2 Pembahasan Penelitian Terdahulu ... 17

2.3 Hipotesis Penelitian ... 19

2.3.1 Pengaruh Diversifikasi Operasional pada Struktur Modal ... 19

(9)

viii BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ... 22

3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 22

3.3 Obyek Penelitian ... 22

3.4 Identifikasi Variabel ... 23

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 23

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 26

3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel ... 27

3.7.1 Populasi ... 27

3.7.2 Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 27

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 28

3.9 Teknik Analisis Data ... 28

3.9.1 Uji Asumsi Klasik ... 30

3.9.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 30

3.9.3 Uji Hipotesis ... 33

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah atau Wilayah Penelitian ... 33

4.2 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 34

4.4.1 Uji Normalitas ... 34

4.4.2 Uji Multikolinearitas ... 35

4.4.3 Uji Autokorelasi ... 36

4.4.4 Uji Heteroskedastisitas ... 38

4.3 Hasil Statistik Deskriptif ... 40

4.4 Hasil Uji Hipotesis ... 41

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 47

4.5.1 Pengaruh diversifikasi operasional pada struktur modal ... 47

(10)

ix

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 49

5.2 Saran ... 49

DAFTAR RUJUKAN ... 51

(11)

x

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 17

4.1 Hasil Seleksi Pemilihan Sampel ... 33

4.2 Nama Perusahaan Sampel ... 34

4.3 Hasil Uji Normalitas ... 35

4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 36

4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 37

4.6 Tabel Durbin-Watson (DW) ... 37

4.7 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 38

4.8 Hasil Statistik Deskriptif ... 40

4.9 Hasil Uji Regresi Persamaan 1 ... 41

[image:11.595.116.484.135.453.2]
(12)

xi DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman

1 Tabulasi Data ... 57

2 Statistik Deskriptif Penelitian ... 59

3 Uji Normalitas ... 60

4 Uji Multikolinearitas ... 62

5 Uji Autokorelasi ... 63

6 Tabel Durbin-Watson (DW) ... 64

7 Uji Heteroskedastisitas... 66

8 Regresi Linier Sederhana ... 67

[image:13.595.115.483.133.397.2]
(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Struktur modal diperlukan untuk membiayai aktivitas perusahaan, baik aktivitas operasional maupun investasi. Manajer berperan dalam menentukan pendanaan yang efisien bagi perusahaan, baik modal yang bersumber dari dalam ataupun dari luar perusahaan. Menurut Riyanto (2001:22), struktur modal adalah perimbangan hutang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri. Menurut Purwitasari (2013), struktur modal merupakan perimbangan atau perbandingan antara dana jangka panjang yang ditunjukkan oleh hutang jangka panjang pada modal sendiri. Sedangkan Rahayu (2014), mengatakan bahwa struktur modal merupakan gambaran komposisi sumber dana perusahaan dalam membiayai kegiatan dan aktiva perusahaan.

Struktur modal dapat diukur dengan berbagai cara yaitu: book leverage, market leverage, dan debt to equity ratio. Pada penelitian ini peneliti

menggunakan proksi yang sama dengan penelitian Su (2010) untuk mengukur struktur modal perusahaan, yaitu book leverage atau debt to book ratio. Menurut Su (2010) proksi ini mampu menjelaskan struktur modal suatu perusahaan dengan cara melihat seberapa besar tingkat hutang perusahaan membiayai aset perusahaan.

(15)

2

suatu kesimpulan. Barton dan Gordon (1988) menyatakan bahwa salah satu hal yang mungkin mempengaruhi pemilihan struktur modal perusahaan bisa dilihat dari sudut pandang strategi bisnis. Atas dasar tersebut diversifikasi operasional sebagai salah satu strategi bisnis perusahaan mungkin akan memberikan pengaruh terhadap keputusan pemilihan modal. Menurut Harto (2005), diversifikasi merupakan salah satu bentuk pengembangan usaha dengan cara memperluas jumlah segmen usaha maupun segmen geografis. Menurut PSAK No. 5 Revisi 2009, diversifikasi operasional merupakan komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan resiko dan imbalan segmen lain.

(16)

3

dan sebagainya. Diversifikasi operasional dapat diukur dengan berbagai cara, yaitu dengan menghitung banyaknya jumlah segmen usaha yang dilaporkan, indeks herfindahl, dan indeks entropy. Pengukuran indeks herfindahl dilihat dari rasio penjualan segmen usaha perusahaan (Harto, 2005). Sedangkan, pengukuran dengan indeks entropy secara bersamaan mempertimbangkan jumlah usaha yang dijalankan perusahaan, dan distribusi penjualan total melalui segmen industri. Pada penelitian ini peneliti menggunakan proksi yang sama dengan penelitian Su (2010) untuk mengukur diversifikasi operasional yaitu menggunakan indeks entropy.

(17)

4

pemilik. Manajer selaku agent mengetahui informasi internal perusahaan lebih banyak dibandingkan dengan principal, sehingga manajer harus memberikan informasi mengenai perusahaan kepada pemilik perusahaan. Informasi yang disampaikan manajer terkadang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Keadaan seperti ini dikenal dengan asimetri informasi yang dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis. Menurut Hutagalung dan Diyanty (2014), motif pribadi yang mendasari manajer melakukan strategi diversifikasi adalah untuk mengurangi risiko kehilangan pekerjaan, meningkatkan kompensasi dan reward, serta mengembangkan kerajaan bisnis.

Terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan ketidakkonsistenan mengenai pengaruh diversifikasi operasional pada struktur modal, diantaranya penelitian Chkir dan Cosset (2001) yang meneliti mengenai pengaruh strategi diversifikasi terhadap struktur modal pada perusahaan multinasional. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perusahaan multinasional yang melakukan diversifikasi memiliki tingkat hutang yang lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak melakukan diversifikasi. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Singh et al. (2003), Wardhani dan Hasibuan (2011), dan Qureshi (2012) yang

(18)

5

diversifikasi mempunyai tingkat hutang yang lebih rendah daripada perusahaan yang tidak melakukan diversifikasi. Hasil penelitian Su (2010) didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Alonso (2010) yang juga memperoleh hasil bahwa strategi diversifikasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Junior dan Funchal (2013) yang meneliti pengaruh diversifikasi terhadap struktur modal pada perusahaan di Brazil. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa diversifikasi tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Hasil penelitian Junior dan Funchal (2013) didukung oleh hasil penelitian Hutagalung dan Diyanty (2014) yang menemukan bahwa diversifikasi tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.

(19)

6

accountability (akuntabilitas), responsibility (pertanggung jawaban),

independency (kemandirian), fairness (kewajaran atau kesetaraan). Kepemilikan manajerial merupakan salah satu bagian dari prinsip-prinsip utama dari good corporate governance yaitu fairness. Menurut Kurniasari (2011), kepemilikan manajerial ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan manajer terlibat dalam kepemilikan saham sehingga dengan keterlibatan ini kedudukan manajer sejajar dengan pemilik perusahaan. Menurut Sujono dan Soebiantoro (2007), kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham yang dimiliki manajemen perusahaan yang diukur dengan persentase jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen. Semakin tinggi kepemilikan manajerial diharapkan pihak manajemen akan berusaha semaksimal mungkin untuk kepentingan pemilik atau para pemegang saham.

(20)

7

penelitian Su (2010) adalah kepemilikan pemerintah, sedangkan pada penelitian ini menggunakan kepemilikan manajerial sebagai variabel pemoderasi. Peneliti menggunakan variabel pemoderasi dalam penelitian ini karena hasil penelitian mengenai pengaruh diversifikasi operasional pada struktur modal masih tidak konsisten.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah jabarkan di atas, maka dapat dirumuskan masalah bentuk pertanyaan sebagai berikut.

1) Apakah diversifikasi operasional berpengaruh pada struktur modal?

2) Apakah kepemilikan manajerial memoderasi pengaruh diversifikasi operasional pada struktur modal?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Untuk mengetahui pengaruh diversifikasi operasional pada struktur modal. 2) Untuk mengetahui kepemilikan manajerial memoderasi pengaruh

diversifikasi operasional pada struktur modal.

1.4 Kegunaan Penelitian

(21)

8 1) Kegunaan Teoritis

Bagi akademisi dan dunia pendidikan, khususnya dibidang akuntansi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan konseptual dan bukti empiris mengenai pengaruh diversifikasi operasional dan kepemilikan manajerial pada struktur modal.

2) Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak-pihak terkait sebagai informasi dalam mengambil keputusan, diantaranya bagi manajemen dalam perumusan strategi pengembangan usaha serta bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini diuraikan ke dalam lima bab yaitu bab I, pendahuluan; bab II, kajian pustaka dan hipotesis; bab III, metode penelitian; bab IV, data dan pembahasan; bab V, simpulan dan saran.

Bab I yang merupakan pendahuluan menjabarkan latar belakang, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II adalah kajian pustaka dan hipotesis yang menjelaskan teori-teori yang melandasi penelitian ini, dan kerangka pemikiran. Dan juga dipaparkan mengenai hipotesis penelitian serta penjelasan hubungan antara variabel terikat dan variabel tidak terikat yang digunakan dalam penelitian ini.

(22)

9

indentifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi dan sampel beserta metode penentuan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab IV data dan pembahasan hasil penelitian menguraikan mengenai gambaran umum daerah atau wilayah penelitian, deskripsi data hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.

(23)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Agensi

Teori keagenan menggambarkan perusahaan sebagai suatu titik temu antara

pemilik perusahaan (principal) dengan manajemen (agent). Jensen dan Meckling

(1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan merupakan sebuah kontrak yang

terjadi antara manajer (agent ) dengan pemilik perusahaan (principal). Wewenang

dan tanggung jawab agen maupun principal diatur dalam kontrak kerja atas

persetujuan bersama. Principal memberikan wewenang kepada agent untuk

membuat keputusan terbaik atas nama principal. Terdapat pemisahaan kekuasaan antara pemilik saham dan manajer. Manajer berkewajiban untuk menjalankan perusahaan dan melaporkan kepada pemegang sahan secara lengkap dan terbuka. Sedangkan pemegang saham berkewajiban mengawasi dan memperhatikan serta memberikan penghargaan kepada kinerja manajer.

(24)

11

mengenai presepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk averse).

Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut, manajer (agent) sebagai manusia kemungkinan besar akan bertindak berdasarkan sifat opportunistic (mementingkan kepentingan sendiri). Konflik keagenan semakin meningkat terutama karena principal tidak dapat memonitor aktivitas manajer sehari-hari untuk memastikan bahwa manajer perusahaan bekerja sesuai dengan keinginan pemegang saham (principal). Principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agen. Agen mempunyai lebih banyak informasi mengenai perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh principal dan agent (Nasution dan Doddy, 2007).

Ketidakseimbangan informasi inilah yang disebut dengan asimetri informasi. Adanya asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan dirinya sendiri, mengakibatkan agen memanfaatkan adanya asimetri informasi yang dimilikinya untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui oleh principal. Asimetri dan konflik keganenan yang terjadi antara principal dan agent mendorong agent untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada principal. Menurut Scott (2000), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:

(25)

12

perusahaan dibandingkan pihak luar. Dan mungkin terdapat fakta-fakta yang tidak disampaikan pada principal.

2) Moral Hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer

tidak seluruhnya diketahui oleh investor (pemegang saham, kreditor), sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan.

Menurut Su (2010), teori keagenan menunjukkan manajer melakukan diversifikasi karena adanya motif pribadi. Hutagalung dan Diyanty (2014) menyebutkan motif-motif tersebut antara lain adalah untuk mengurangi resiko kehilangan pekerjaan, meningkatkan kompensasi dan mengembangkan kerajaan bisnis. Jensen dan Meckling (1986) berpendapat bahwa manajer perusahaan yang memiliki kas yang berlebih akan cenderung untuk melakukan aktivitas dengan laba atau hasil yang sedikit. Hal tersebut mereka lakukan dengan tujuan untuk menghindari pembayaran dividen kepada para pemegang saham. Pembayaran dividen kepada para pemegang saham akan mengurangi sumber daya yang dikuasai dan mengurangi kewenangan mereka.

2.1.2 Diversifikasi Operasional

(26)

13

komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Menurut PSAK No.5 Revisi 2009 faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan terkait atau tidaknya produk atau jasa meliputi:

1) Karakteristik produk atau jasa 2) Karakteristik proses produksi

3) Jenis atau golongan pelanggan (produk atau jasa) 4) Metode pendistribusian produk atau penyediaan jasa

5) Jika praktis, karakteristik iklim regulasi, misalnya dalam perbankan, assuransi atau public utilities.

Bagi perusahaan yang melakukan diversifikasi operasional, pelaporan masing-masing segmen operasinya tercantum dalam segment reporting. Segment reporting merupakan standar pengungkapan yang terutama dan secara khusus

(27)

14

Menurut Montgomery (1994) dalam Harto (2005), menjelaskan terdapat tiga perspektif motif dilaksanakannya diversifikasi perusahaan, antara lain:

1) Pandangan kekuatan pasar (market power view), diversifikasi sebagai alat untuk menumbuhkan pengaruh anti kompetisi yang bersumber pada kekuatan konglomerasi. Ketika perusahaan tumbuh menjadi besar maka pangsa pasarnya akan semakin besar. Hal ini menyebabkan tingkat konsentrasi industri yang semakin tinggi dan akhirnya akan mengakibatkan berkurangnya kompetisi pasar akibat dominasi usaha.

2) Pandangan yang mendasarkan pada sumber daya (resource based view) yang dimiliki oleh perusahaan. Diversifikasi dilakukan untuk memanfaatkan kelebihan kapasitas dari sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Alokasi sumberdaya yang efisien memungkinkan perusahaan untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun demikian, tingkat diversifikasi yang optimal berbeda antar perusahaan tergantung pada karakteristik sumber daya yang dimiliki.

(28)

15

perusahaan. Akibatnya diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaan justru mengurangi nilai perusahaan.

Sebagian besar perusahaan di Indonesia merupakan perusahaan terdiversifikasi. Hal ini dapat dilihat pada bagian laporan keuangan yaitu catatan atas laporan keuangan setiap perusahaan yang memuat informasi tentang pelaporan segmen usaha yang dimiliki perusahaan. Informasi pelaporan segmen usaha tersebut berdasarkan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 5 Revisi 2009 (IAI, 2009) yang menyatakan bahwa setiap perusahaan yang memiliki berbagai segmen usaha dan geografis wajib melakukan pengungkapan jika masing-masing segmen memenuhi kriteria penjualan, aktiva dan laba usaha tertentu sebagai bagian dari laporan keuangan yang diterbitkan.

2.1.3 Struktur Modal

Pada dasarnya, keputusan pendanaan (financing) perusahaan berkaitan dengan penentuan sumber-sumber dana yang digunakan untuk membiayai usulan-usulan investasi yang telah diputuskan sebelumnya. Pemenuhan kebutuhan dana tersebut dapat disediakan atau diperoleh dari sumber internal maupun eksternal perusahaan. Apabila perusahaan memenuhi kebutuhan kebutuhan dananya dari sumber internal, maka perusahaan tersebut melakukan pendanaan internal (internal financing) yaitu dalam bentuk laba ditahan Sebaliknya, jika perusahan memenuhi kebutuhan dananya dari sumber eksternal, maka perusahaan tersebut melakukan pendanaan eksternal (external financing).

(29)

16

financing). Pembiayaan hutang diperoleh melalui pinjaman, sedangkan pendanaan

modal sendiri berasal dari emisi atau penerbitan saham. Menurut Riyanto (2001:22), struktur modal adalah perimbangan hutang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri. Menurut Purwitasari (2013), struktur modal merupakan perimbangan atau perbandingan antara dana jangka panjang yang ditunjukkan oleh hutang jangka panjang pada modal sendiri. Sedangkan Rahayu (2014), mengatakan bahwa struktur modal merupakan gambaran komposisi sumber dana perusahaan dalam membiayai kegiatan dan aktiva perusahaan. Struktur modal dapat diukur dengan berbagai cara yaitu: book leverage, market leverage, dan debt to equity ratio. Pada penelitian ini peneliti menggunakan proksi yang sama

dengan penelitian Su (2010) untuk mengukur struktur modal perusahaan, yaitu book leverage atau debt to book ratio. Alasan peneliti menggunakan proksi ini

karena proksi ini mampu menjelaskan struktur modal suatu perusahaan dengan cara melihat seberapa besar tingkat hutang perusahaan membiayai aset perusahaan.

Semakin tinggi Book Leverage, menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar dibandingkan dengan total asset yang dimiliki perusahaan, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur).

(30)

17

perlu membagikan laba kepada kreditur melebihi nominal yang telah ditetapkan apabila perusahaan sukses karena return yang dibayarkan kepada kreditur tetap. Kerugian penggunaan hutang adalah meningkatkan resiko yang ditanggung oleh pemegang saham dan menyebabkan terjadinya ekspektasi tingkat pengembalian ekuitas yang tinggi.

2.1.4 Kepemilikan Manajerial

Ada beberapa alternatif yang digunakan untuk mengurangi konflik keagenan

yaitu dengan menerapkan mekanisme Good Corporate Governance. Kepemilikan

manajerial merupakan salah satu mekanisme Good Corporate Governance (GCG)

yang bisa digunakan untuk mengurangi konflik keagenan yang terjadi antara manajer

dengan pemilik perusahaan karena terjadi perbedaan kepentingan. Menurut Sujono

dan Soebiantoro (2007), kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham yang

dimiliki manajemen perusahaan yang diukur dengan persentase jumlah saham yang

dimiliki oleh manajemen.

Kepemilikan manajerial dimaksudkan untuk memberi kesempatan manajer

terlibat dalam kepemilikan saham, sehingga kedudukan manajer sejajar dengan

pemilik perusahaan. Selain itu manajer akan merasakan langsung manfaat dari

keputusan yang diambil dan juga apabila ada kerugian yang timbul sebagai

konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Menurut Shleifer dan Vishny

(1986) dalam Pertiwi (2014) kepemilikan saham yang besar dari segi ekonomisnya

memiliki insentif untuk memonitor. Hal ini dapat terjadi karena dengan memberikan

saham kepada manajer maka manajer sekaligus merupakan pemilik perusahaan.

Sehingga manajer akan bertindak demi kepentingan perusahaan, manajer akan

(31)

18

pemilik perusahaan. Manajer juga dapat merasakan langsung manfaat dari keputusan

yang diambil. Oleh karena itu, kepemilikan manajerial dipandang sebagai alat untuk

menyatukan kepentingan manajer dengan pemilik perusahaan.

Menurut Kurniasari (2011), kepemilikan manajerial diukur dengan melihat proporsi kepemilikan saham yang dimiliki pihak manajemen.

[image:31.595.128.508.311.716.2]

2.2 Pembahasan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Peneliti Alat Analisis

dan Variabel Hasil Penelitian (Tahun)

1 Diversification Strategy and Capital Structure on Multinational Corporations (2001) Chkir and Cosset Analisis Regresi Data Panel Variabel bebas: diversifikasi geografis dan diversifikasi produk Variabel terikat: struktur modal Perusahaan MNC dengan level diversifikasi geografis dan diversifikasi produk yang tinggi mempunyai tingkat hutang yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan MNC dengan level strategi diversifikasi yang lebih rendah. 2 Corporate

Diversification Strategies and Capital Structure (2003)

Singh et al. Analisis Regresi Data Panel Variabel bebas: diversifikasi geografis dan diversifikasi produk Variabel terikat: struktur modal Diversifikasi produk berpengaruh positif terhadap hutang perusahaan Diversifikasi geografis berpengaruh negatif terhadap hutang perusahaan

3 Pengaruh Diversifikasi Operasional terhadap Struktur Modal dengan Kepemilikan Pemerintah sebagai Variabel Pemoderasi (2014)

Rahayu Analisis Regresi

(32)

19 moderasi: kepemilikan pemerintah memperlemah hubungan diversifikasi berhubungan dan diversifikasi tidak berhubungan terhadap struktur modal 4 The Effect of

Corporate Diversification on the Capital Structure of Brazil Firms (2013) Junior and Funchal Analisis Regresi Data Panel Variabel bebas: diversifikasi Variabel terikat: struktur modal Diversifikasi tidak berpengaruh terhadap struktur modal

5 Pengaruh strategi diversifikasi terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan struktur modal sebagai variabel intervening (2014)

Sulastri Analisis Regresi Berganda Variabel bebas: diversifikasi Variabel terikat: kinerja Keuangan Variabel Intervening: struktur modal Diversifikasi tidak berpengaruh terhadap struktur modal

6 Analisis Pengaruh Strategi Diversifikasi terhadap Tingkat Penggunaan Hutang Perusahaan (2014) Hutagalung dan Diyanty Analisis Regresi Data Panel Variabel bebas: diversifikasi operasional Variabel terikat: struktur modal Variabel moderasi: kepemilikan keluarga Diversifikasi operasional tidak berpengaruh terhadap tingkat hutang perusahaan Kepemilikan keluarga memperlemah hubungan diversifikasi operasional terhadap struktur modal

(33)

20 2.3 Rumusan Hipotesis Penelitian

2.3.1 Pengaruh Diversifikasi Operasional terhadap Struktur Modal

Perusahaan yang ingin mengembangkan bisnisnya, biasanya akan menggunakan strategi diversifikasi untuk mencapai tujuannya. Menurut Su (2010), teori keagenan menunjukkan manajer melakukan diversifikasi karena adanya motif pribadi. Dalam hal ini manajer mempunyai kecendrungan mengarahkan diversifikasi untuk memenuhi kepentingannya, karena kinerja manajerial dikaitkan dengan tingkat penjualan, sehingga diversifikasi menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan omset penjualan perusahaan.

Menurut Rahayu (2014), dalam menerapkan strategi diversifikasi pada perusahaan manajer cenderung memilih hutang sebagai sumber pendanaannya. Hal ini dikarenakan, kreditur tidak memiliki kekuasaan dalam mengawasi kinerja manajer. Penerapan strategi diversifikasi dalam suatu perusahaan membutuhkan dana atau modal yang cukup besar. Perusahaan harus menentukan sumber pendanaan atau struktur modal yang tepat untuk menerapkan strategi diversifikasi (Wardhani dan Hasibuan, 2011). Seperti halnya dalam penelitian terdahulu yaitu Wardhani & Hasibuan (2011) dan Singh et al. (2003), yang menyatakan bahwa strategi diversifikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hal ini berarti keragaman usaha menyebabkan struktur modal perusahaan menjadi lebih besar. Berdasarkan kajian teoritis dan empiris yang telah diuraikan, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

(34)

21

2.3.2 Kepemilikan Manajerial Memoderasi Pengaruh Diversifikasi Operasional terhadap Struktur Modal

Adanya ketidak konsistenan hasil penelitian sebelumnya mengenai hubungan

antara diversifikasi usaha dengan struktur modal perusahaan, yaitu terdapat berbagai

hasil penelitian yang mengungkapkan pengaruh diversifikasi usaha yang dilakukan

oleh manajer terhadap struktur modal perusahaan. Peneliti menambahkan

kepemilikan manajerial sebagai variabel pemoderasi.

Kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme good corporate

governance (GCG). Teori agensi mengatakan kepemilikan manajerial dapat

digunakan untuk membantu mengendalikan terjadinya konflik keagenan. Konflik ini

terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antara pemilik dan pengelola

perusahaan. Kepemilikan manajerial mampu mempengaruhi jalannya perusahaan

yang akhirnya berpengaruh terhadap struktur modal yang digunakan perusahaan.

Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham yang dimiliki manajemen

perusahaan yang diukur menggunakan persentase jumlah saham yang dimiliki oleh

manajemen.

Besar kecilnya jumlah kepemilikan manajerial dalam perusahaan akan

mengindikasikan adanya kesamaan kepentingan antara manajemen dengan pemilik

perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian Sheisarvian, dkk (2015) kepemilikan

manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Taswan (2003), Zulhawati (2004) dan

Erni Masdupi (2005). Hasil dari penelitian ini sesuai dengan teori agensi yang

dikemukakan oleh Jensen and Meckling (1976), yang menyatakan bahwa peningkatan

saham manajerial dapat menurunkan agency cost karena dapat mensejajarkan

(35)

22

dari kepemilikan saham oleh pihak manajerial akan membuat manajer lebih

berhati-hati dalam menggunakan hutang dan meminimalisir risiko yang ditimbulkan karena

pihak manajer merasa memiliki perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena manajer akan

merasakan manfaat langsung dari setiap keputusan yang diambil dan kerugian jika

keputusan yang diambil salah. Dengan demikian menurut teori agensi semakin tinggi

kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajerial maka hutang yang akan

digunakan suatu perusahaan akan semakin rendah. Hubungan antara struktur modal

perusahaan dengan diversifikasi usaha akan diperlemah oleh kepemilikan manajerial.

Berdasarkan kajian teoritis dan empiris yang telah diuraikan, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Gambar

Tabel Halaman
Tabel Durbin-Watson (DW) .....................................................
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan indikator kinerja, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi yang diterapkan dalam pembelajaran IPA siswa dapat meningkatkan hasil belajar pada

Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk Memilih teknik asesmen, sesuai dengan kebutuhan Guru BK atau konselor dapat menjelaskan berbagai memahami kondisi, kebutuhan, dan

Hasil analisis regresi logistitk menunjukan hubungan yang bermakna antara pola pemberian makanan dini pada bayi dengan gejala postpartum blues (OR = 4,47; 95% CI: 1,03–10,43)

1) Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat

Keefektifan modul diukur dari: (1) penguasaan bahan ajar peserta didik, dan (2) respon peserta didik. Untuk mengetahui penguasaan bahan ajar peserta didik digunakan

Data yang diambil berasal dari 5 orang dengan kondisi kulit pada saat pengambilan sinyal kelistrikan jantung adalah dengan keadaan biasa tanpa gel dan dengan keadaan

By using this website, you agree that EDP Sciences may store web audience By using this website, you agree that EDP Sciences may store web audience measurement cookies and, on

PENGARUH HARGA, PROMOSI, DAN KUALITAS JARINGAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN VOUCHER INTERNET PRODUK INDOSAT OOREDOO DALAM PRESPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Kasus pada