Catatan 30-Jun-08 30-Jun-07 Rp Rp AKTIVA Aktiva Lancar Kas 2c,2f,3,32 7,632,456,027 6,455,978,660 Deposito berjangka 4 2,540,032,160 -Piutang usaha 2g,2h,5
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 51,803,940 24,197,260
Pihak ketiga 1,004,149,176 1,766,900,190
Piutang lain-lain 2g,2h,6
Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp.1.985.245.848
periode 2008 dan Rp 1.416.100.728 periode 2007 713,113,413 1,922,228,846
Persediaan 2i,7 34,890,509,948 32,536,909,845
Pajak dibayar dimuka 8 2,097,177,484 1,790,077,739
Uang muka dan biaya dibayar dimuka 2k,9 3,670,992,703 2,527,895,865
Jumlah Aktiva Lancar 52,600,234,851 47,024,188,405
Aktiva Tidak Lancar
Sewa dibayar dimuka 2k,10 16,411,304,897 16,005,429,173
Aktiva pajak tangguhan 2q 5,298,388,359 5,673,414,459
Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 58.389.643.097,-periode 2008 dan
Rp.53.497.642.926,-periode 2007. 2l,12 22,604,313,447 27,048,041,495
Biaya tangguhan hak atas tanah - setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp.115.085.864 periode 2008 dan
Rp.97.536.596 periode 2007 2m,13 207,672,701 228,731,801
Aktiva lain-lain 14 5,835,851,277 4,973,350,045
Jumlah Aktiva Tidak Lancar 50,357,530,681 53,928,966,973
JUMLAH AKTIVA 102,957,765,532 100,953,155,378
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
Catatan 30-Jun-08 30-Jun-07 Rp Rp AKTIVA Aktiva Lancar Kas 2c,2f,3,32 7,632,456,027 6,455,978,660 Deposito berjangka 4 2,540,032,160 -Piutang usaha 2g,2h,5
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 51,803,940 24,197,260
Pihak ketiga 1,004,149,176 1,766,900,190
Piutang lain-lain 2g,2h,6
Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp.1.985.245.848
periode 2008 dan Rp 1.416.100.728 periode 2007 713,113,413 1,922,228,846
Persediaan 2i,7 34,890,509,948 32,536,909,845
Pajak dibayar dimuka 8 2,097,177,484 1,790,077,739
Uang muka dan biaya dibayar dimuka 2k,9 3,670,992,703 2,527,895,865
Jumlah Aktiva Lancar 52,600,234,851 47,024,188,405
Aktiva Tidak Lancar
Sewa dibayar dimuka 2k,10 16,411,304,897 16,005,429,173
Aktiva pajak tangguhan 2q 5,298,388,359 5,673,414,459
Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 58.389.643.097,-periode 2008 dan
Rp.53.497.642.926,-periode 2007. 2l,12 22,604,313,447 27,048,041,495
Biaya tangguhan hak atas tanah - setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp.115.085.864 periode 2008 dan
Rp.97.536.596 periode 2007 2m,13 207,672,701 228,731,801
Aktiva lain-lain 14 5,835,851,277 4,973,350,045
Jumlah Aktiva Tidak Lancar 50,357,530,681 53,928,966,973
JUMLAH AKTIVA 102,957,765,532 100,953,155,378
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-Catatan 30-Jun-08 30-Jun-07
Rp Rp
PENDAPATAN USAHA
Penjualan bersih 2o,23 591,441,666,189 505,562,330,229
Beban pokok penjualan 2o,24 552,359,617,733 472,081,076,199
Laba kotor 39,082,048,456 33,481,254,030
Pendapatan usaha bersama 25 7,799,331,625 7,765,042,984
Jumlah Pendapatan Usaha 46,881,380,081 41,246,297,014
BEBAN USAHA 2o,26
Penjualan 32,570,382,611 31,616,691,810
Umum dan administrasi 10,833,490,802 10,198,702,823
Jumlah Beban Usaha 43,403,873,413 41,815,394,633
LABA USAHA 3,477,506,668 (569,097,619)
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Pendapatan sewa 122,304,000 117,682,500
Keuntungan penjualan aktiva tetap 2l,12 111,519,253 21,881,424
Pendapatan bunga 61,897,086 16,971,567
Keuntungan (rugi) kurs mata uang asing - bersih 2c 2,186,355 (394,138)
Beban bunga dan keuangan lainnya 2c,2d,27 (1,126,682,570) (1,585,152,906)
Lain-lain - bersih 219,871,822 249,202,414
Beban Lain-lain - Bersih (608,904,054) (1,179,809,139)
LABA SEBELUM PAJAK 2,868,602,614 (1,748,906,758)
BEBAN PAJAK 2q,29 861,290,340 -LABA SETELAH PAJAK SEBELUM
HAK MINORITAS ATAS RUGI (LABA)
ANAK PERUSAHAAN 2,007,312,274 (1,748,906,758)
HAK MINORITAS ATAS RUGI (LABA) BERSIH
ANAK PERUSAHAAN 154,771 (5,723,541)
LABA (RUGI) BERSIH 2,007,467,045 (1,754,630,299)
LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR 2r,30 39 (34)
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
Modal Tambahan Jumlah Disetor Modal Disetor Defisit Ekuitas
Rp Rp Rp Rp
Konsolidasi
Saldo 1 Januari 2008 26,000,000,000 4,000,000,000 (26,974,978,800) 3,025,021,200 Laba Januari s.d Juni 2008 - - 2,007,467,045 2,007,467,045 Saldo 30 Juni 2008 26,000,000,000 4,000,000,000 (24,967,511,755) 5,032,488,245
Modal Tambahan Jumlah
Disetor Modal Disetor Defisit Ekuitas
Rp Rp Rp Rp
Konsolidasi
Saldo 1 Januari 2007 26,000,000,000 4,000,000,000 (28,967,154,670) 1,032,845,330 Rugi Januari s.d Juni 2007 - - (1,754,630,299) (1,754,630,299) Saldo 30 Juni 2007 26,000,000,000 4,000,000,000 (30,721,784,969) (721,784,969)
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
-30-Jun-08 30-Jun-07
Rp Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan dan lainnya 599,710,518,814 513,242,196,949 Pembayaran kas kepada pemasok, karyawan dll. (598,832,651,842) (508,750,755,173)
Kas dihasilkan dari operasi 877,866,972 4,491,441,776
Pembayaran bunga dan beban keuangan lainnya (959,124,034) (2,042,881,772)
Pembayaran pajak penghasilan (2,115,589,144) (2,082,857,377)
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi (2,196,846,206) 365,702,627 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penerimaan bunga 61,897,086 16,971,567
Hasil penjualan aktiva tetap 151,684,321 26,832,000
Perolehan aktiva tetap (1,130,555,014) (1,414,515,277)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (916,973,607) (1,370,711,710) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penambahan hutang bank 3,096,233,567 10,330,472,288
Pembayaran hutang bank (2,321,813,496) (10,686,769,975)
Pembayaran kewajiban sewa guna usaha (64,880,336) (105,857,045)
Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan untuk)
aktivitas pendanaan 709,539,735 (462,154,732)
PENURUNAN BERSIH KAS (2,404,280,078) (1,467,163,815)
KAS AWAL TAHUN 10,036,736,105 7,923,142,475
KAS AKHIR TAHUN 7,632,456,027 6,455,978,660
12,677,470,529 5,045,014,502
1. Umum
a . Pendirian dan Informasi Umum
PT Toko Gunung Agung Tbk (“Perusahaan” atau “Induk Perusahaan”) didirikan dengan nama CV Ayumas Jakarta pada tahun 1973 dan diubah menjadi perseroan terbatas (PT) berdasarkan akta No. 30 tanggal 6 Juni 1980 dari Darsono Purnomosidi, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/83/20 tanggal 30 Januari 1981 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 2092 tanggal 6 Juni 1980, Tambahan No. 47. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 11 tanggal 10 Juni 2005 dari Sjaaf De Carya Siregar, S.H., notaris di Jakarta, mengenai perubahan Anggaran Dasar pasal 21 ayat 1 tentang tempat dilakukannya rapat umum pemegang saham. Perubahan Anggaran Dasar ini telah diterima dan dicatat pada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-19953.HT.01.04.TH.2005 tanggal 20 Juli 2005.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang perdagangan eceran buku-buku, alat tulis dan alat kantor serta usaha sejenis lainnya.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Juni 1980. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan mempunyai 28 cabang yang tersebar di 7 kota di Indonesia. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jalan Kwitang 6, Jakarta. Pada tahun 2008, perusahaan menutup satu cabangnya di Bogor.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tanggal 16 Desember 1991, Perusahaan mengajukan surat permohonan kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (sekarang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau Bapepam dan LK) untuk melakukan penawaran umum atas 1.000.000 saham Perusahaan seharga Rp 5.000 per saham kepada masyarakat. Persetujuan pencatatan saham Perusahaan diperoleh pada tanggal 6 Januari 1992 berdasarkan Surat Ketua Bapepam (sekarang Bapepam dan LK) No. S-16/PM/1992 perihal pencatatan saham PT Toko Gunung Agung di Bursa Efek Jakarta (sekarang menjadi Bursa Efek Indonesia setelah Bursa Efek Surabaya resmi bergabung di bulan Desember 2007).
Pada tanggal 30 Juni 2008, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 52.000.000 saham telah tercatat di Bursa Efek Indobesia.
c. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan
Perusahaan mempunyai bagian kepemilikan lebih dari 50% pada anak perusahaan berikut ini: Tahun
Operasi
Anak Perusahaan Domisili Bidang Usaha Komersial 2008 2007 2008 2007
% % Rp R p
PT Ayu Masagung Jakarta Perdagangan valuta asing 1976 99.99 99.99 4,537,250,182 4,054,850,419 PT Perdana Makmur Perdagangan buku dan
Agung Jakarta peralatan 2004 90.00 90.00 5,877,665,777 4,230,065,957 PT Timpani Agung Jakarta Percetakan dan Penerbitan 2006 99.00 99.00 407,601,832 191,384,704
Kepemilikan
Persentase Total Aktiva (Sebelum Eliminasi)
1. Umum (Lanjutan)
d. Karyawan, Direktur dan Komisaris
Pada tanggal 30 Juni 2008, susunan pengurus Perusahaan berdasarkan Akta No. 24 tanggal 25 Mei 2007 dari Sjaaf De Carya Siregar, S.H., notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut: Presiden Komisaris : Putra Masagung
Komisaris : Angela M. Basiroen
Komisaris Independen : Winarto
Direktur Utama : Ryan Pascal Masagung
Direktur : Franky Montung Setjoadinata
Sebagai perusahaan publik, Perusahaan telah memiliki Komisaris Independen dan Komite Audit yang diwajibkan oleh Bapepam (sekarang Bapepam dan LK). Susunan Komite Audit Perusahaan adalah sebagai berikut:
Ketua : Winarto
Anggota : Benyamin Irwansyah Sadikin
: Jhon Henry Gultom
Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan dan anak perusahaan (tidak diaudit) adalah 2.335 karyawan tahun 2008 dan 2.191 karyawan tahun 2007 (Induk Perusahaan: 2.278 karyawan tahun 2008 dan 2.134 karyawan tahun 2007).
Jumlah gaji dan tunjangan yang dibayar atau diakru kepada komisaris dan direksi masing-masing sebesar Rp 781.228.723 tahun 2008 dan Rp 625.197.745 tahun 2007.
Dewan Direksi telah menyelesaikan laporan keuangan konsolidasi PT Toko Gunung Agung Tbk dan anak perusahaan pada tanggal 29 Juli 2008, serta bertanggung jawab atas laporan keuangan konsolidasi tersebut.
2. Kebijakan Akuntansi
a . Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yakni Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (sekarang Bapepam dan LK).
Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasi ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut, antara lain persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower cost and net realizable value). Laporan keuangan konsolidasi ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas.
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
2. Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)
a Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi (Lanjutan)
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp).
b. Prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan yang dikendalikannya, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, hak suara di anak perusahaan dan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari anak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas anak perusahaan tersebut. Sebuah anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila sifat pengendaliannya adalah sementara karena anak perusahaan tersebut diperoleh dengan tujuan akan dijual kembali dalam waktu dekat, atau jika ada pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya ke Perusahaan.
Dalam hal pengendalian terhadap anak perusahaan dimulai atau diakhiri suatu periode tertentu, maka hasil usaha anak perusahaan yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh hingga saat pengendalian atas anak perusahaan itu berakhir.
Saldo dan transaksi termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila anak perusahaan menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi, maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan tersebut.
Hak minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan tersebut sesuai dengan persentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada anak perusahaan tersebut.
c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah.Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.
d. Transaksi Hubungan Istimewa
1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries) ;
2. Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)
d. Transaksi Hubungan Istimewa (Lanjutan)
2. Perusahaan asosiasi ;
3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor) ;
4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota dekat orang-orang tersebut ; dan
5. Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) dan (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.
Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.
e . Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
f. Kas
Kas terdiri dari kas dan bank termasuk kas yang merupakan persediaan mata uang asing, yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya.
g. Piutang
Piutang dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu. Piutang yang tidak dapat ditagih dihapuskan.
Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk berdasarkan penelaahan manajemen terhadap keadaan masing-masing akun piutang pada akhir tahun.
2. Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)
i. Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode eceran (retail method) melalui pendekatan metode rata-rata, yang disesuaikan dengan penurunan nilai di bawah harga jual normal (marked down), potongan dan retur pembelian serta barang hilang.
Besarnya penyisihan persediaan usang diakui berdasarkan telaah manajemen terhadap kondisi masing-masing kategori persediaan pada akhir tahun.
Penyisihan penurunan nilai persediaan tersebut dibentuk berdasarkan evaluasi yang dibuat oleh manajemen terhadap estimasi harga pasar persediaan pada akhir tahun dengan mempertimbangkan tingkat permintaan di masa mendatang dan kondisi pasar.
j. Investasi pada Perusahaan Asosiasi
Investasi dalam bentuk saham dimana Perusahaan mempunyai kepemilikan saham minimal 20% dan tidak lebih dari 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, dimana biaya perolehan dari penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan sebesar persentase pemilikan serta dikurangi dengan pendapatan deviden. Bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi disesuaikan dengan goodwill yang diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu 5 tahun.
Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
k. Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
l. Aktiva Tetap
Pemilikan Langsung
Aktiva tetap pemilikan langsung dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai aktiva. Semua aktiva tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat dari aktiva sebagai berikut:
Tahun
Bangunan dan prasarana 20
Perbaikan bangunan sewa 5
Kendaraan 4 - 8
Ins talasi listrik 5
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
2. Kebijakan Akuntansi (Lanjutan) l. Aktiva Tetap (Lanjutan)
Nilai sisa, masa manfaat dan metode penyusutan ditinjau secara berkala untuk menentukan apakah telah terjadi perubahan dalam estimasi nilai sisa dan masa manfaat sebelumnya, dan untuk menentukan apakah telah terjadi perubahan signifikan dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan dari aktiva tersebut. Perubahan tersebut diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi, dan dampak perubahan tersebut dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan, jika perubahan tersebut hanya mempengaruhi tahun yang bersangkutan, atau dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan dan periode-periode yang akan dating, jika perubahan tersebut mempengaruhi keduanya.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada saat terjadinya; pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis dimasa yang akan datang dikapitalisasi. Aktiva tetap yang tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap berikut akumulasi penyusutan dan penurunan nilai. Keuntungan atau kerugian penjualan aktiva tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun yang bersangkutan.
Aktiva dalam Penyelesaian
Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aktiva tetap yang bersangkutan dan mulai disusutkan pada saat selesai dan siap digunakan.
Sewa Guna Usaha
Transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai sewa guna usaha pembiayaan (capital lease) apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.
2) Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa dapat menutup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewa guna usaha beserta bunganya sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha.
3) Masa sewa guna usaha minimum dua tahun.
Transaksi sewa guna usaha yang tidak memenuhi kriteria tersebut di atas dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease).
Transaksi sewa guna usaha pembiayaan diperlakukan dan dicatat sebagai aktiva sewa guna usaha dan kewajiban sewa guna usaha pada awal masa sewa guna usaha sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar pada akhir masa sewa guna usaha. Selama masa sewa guna usaha setiap pembayaran sewa guna usaha dialokasikan dan dicatat sebagai angsuran pokok kewajiban sewa guna usaha dan beban bunga berdasarkan tingkat bunga yang diperhitungkan terhadap sisa kewajiban sewa guna usaha.
Aktiva sewa guna usaha disusutkan menggunakan metode dan estimasi masa manfaat yang sama dengan aktiva tetap pemilikan langsung (lihat kebijakan akuntansi aktiva tetap – pemilikan langsung).
2. Kebijakan Akuntansi (Lanjutan) m . Biaya Tangguhan Hak Atas Tanah
Biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang umur hukum hak atas tanah karena umur hukum hak atas tanah lebih pendek dari umur ekonomisnya.
n. Penurunan Nilai Aktiva
Manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aktiva pada tanggal neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai wajar apabila terdapat keadaan yang mengindikas ikan bahwa nilai aktiva tersebut tidak dapat diperoleh kembali.
Jumlah aktiva yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual bersih, mana yang lebih tinggi.
Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aktiva melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi.
Penurunan (pemulihan) nilai aktiva diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
o. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan diakui pada saat penyerahan barang dan jasa kepada pelanggan. Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis).
p. Imbalan Kerja
Imbalan Kerja jangka pendek
Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan social. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak -terdiskonto, sebagai kewajiban pada neraca konsolidasi setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar, dan sebagai beban pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
Imbalan pasca-kerja
Imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian
aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga dan beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan diakui pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Keuntungan atau kerugian aktuarial bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasikan selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan.
q. Pajak Penghasilan
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak untuk periode enam bulan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
2. Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)
q. Pajak Penghasilan (Lanjutan)
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aktiva dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aktiva dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aktiva pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aktiva dan kewajiban pajak kini, kecuali aktiva dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda.
r. Laba (rugi) per Saham
Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
2008 2007
Rp Rp
Kas
Rupiah 3,017,427,659 2,493,795,140
Valuta asing
Dolar Amerika Serikat 724,310,100 688,574,808
Euro Eropa 480,886,981 330,922,976 Ringgit Malaysia 198,499,768 -Yen Jepang 163,648,640 -Dolar Australia 130,877,381 248,509,937 Dolar Singapura 152,164,807 402,886,522 Dolar Hongkong 146,541,524 77,980,201 Baht Thailand 87,722,186 -Franc Swiss - 116,926,072
Riyal saudi arabia 146,172,062
-Yuan Chinese 147,002,312 -Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 40 juta) 109,020,773 294,938,757 Jumlah 2,486,846,534 2,160,739,273 Jumlah 5,504,274,193 4,654,534,413 Bank Rupiah PT Bank Mega Tbk 158,307,598 376,535,517
PT Bank Central Asia Tbk 619,769,349 355,131,030
PT Bank Permata Tbk 377,521,885 383,190,431
PT Bank Lippo Tbk 123,082,262 74,104,228
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 54,948,103 9,740,434
PT Bank Mandiri Tbk 41,426,650 170,602,835
PT Bank NISP Tbk 713,700,199 410,486,049
Lain-lain (masing-masing
dibawah Rp.50 juta) 25,692,612 3,239,460
Jumlah 2,114,448,658 1,783,029,984
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Lippo Tbk 10,173,791 10,598,522 UOB - 4,316,550 HSBC 620,944 3,499,191 Dolar Singapura HSBC 2,938,441 -Jumlah 13,733,176 18,414,263 Jumlah 2,128,181,834 1,801,444,247 Jumlah 7,632,456,027 6,455,978,660
Kas dalam mata uang asing masing-masing sebesar Rp 2.500.579.710 tahun 2008 dan Rp 2.179.153.536 tahun 2007 (Catatan 32), termasuk persediaan mata uang asing milik anak perusahaan, PT Ayu Masagung sebesar Rp.2.497.020.325 tahun 2008 dan Rp.2.171.337.794 tahun 2007 (Catatan 24).
Per 30 Juni 2008 dan 2007, kas dan bank serta kas dalam perjalanan diasuransikan kepada PT Asuransi Asoka Mas, pihak ketiga, terhadap risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 14 miliar dan Rp 11,64 miliar. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aktiva yang dipertanggungkan.
4. Deposito
Akun ini merupakan penempatan deposito berjangka induk perusahaan pada NISP sebesar Rp.2.540.032.160 dengan tingkat bunga per tahun sebesar 6%.
5. Piutang Usaha Pihak Ketiga
Rincian dari piutang usaha adalah sebagai berikut :
2008 2007
Rp Rp
a. Berdasarkan Pelanggan Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa ( Catatan 31 )
Hotel Nikko 43,627,500 23,668,730
PT Wisma Nusantara Indonesia 8,176,440 528,530
Pihak ketiga
Kartu kredit 847,595,637 438,207,019
Lain-lain 156,553,539 1,328,693,171
Jumlah 1,055,953,116 1,791,097,450
b. Berdasarkan Umur (hari)
Rincian umur piutang usaha dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut :
< 1 bulan 1,023,553,837 1,774,597,665
1-3 bulan 29,961,175 16,499,785
3-6 bulan 2,438,104
-Jumlah 1,055,953,116 1,791,097,450
Manajemen tidak membentuk penyisihan piutang ragu-ragu karena berdasarkan penelaahan masing-masing akun piutang, manajemen berpendapat seluruh piutang dapat tertagih.
Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko terkonsentrasi secara signifikan atas piutang dari pihak ketiga.
6. Piutang Lain-lain
2008 2007
Rp Rp
Pihak ketiga 2,698,359,261 3,338,329,574
Jumlah 2,698,359,261 3,338,329,574
Dikurangi penyisihan piutang
ragu-ragu (1,985,245,848) (1,416,100,728)
6. Piutang Lain-lain (Lanjutan)
Piutang lain-lain- pihak ketiga timbul dari transaksi antara lain kelebihan pembayaran atas majalah kepada Sihite Agency, piutang biaya pemeliharaan dari pihak ketiga, piutang sewa ruangan usaha dari PT Biru Fast Food (restoran A&W), dan piutang dari mantan karyawan.
Berdasarkan evaluasi manajemen terhadap kolektibilitas saldo masing-masing piutang dari pihak ketiga pada tanggal 30 Juni 2008, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang usaha tersebut. 7. Persediaan 2008 2007 Rp Rp Peralatan (Stationery) 22,477,156,579 20,816,421,758 Buku 12,413,353,369 11,720,488,087 Jumlah 34,890,509,948 32,536,909,845
Per 30 Juni 2008 dan 2007, persediaan Perusahaan telah diasuransikan pada PT Asuransi Asoka Mas dan PT Asuransi Purna Artanugraha, pihak ketiga, terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 25,65 miliar dan Rp. 57,51 miliar. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aktiva yang dipertanggungkan.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai tercatat persediaan karena manajemen berpendapat bahwa seluruh persediaan tersebut dapat terjual dengan harga yang wajar.
8. Pajak Dibayar Dimuka
2008 2007 Rp Rp Pajak Penghasilan Pasal 22 28,370,043 10,181,548 Pasal 23 529,818,995 387,331,223 Pasal 25 61,343,666 210,217,215 Pasal 28A 71,076,573
-Fiskal Luar Negeri 10,224,029 11,000,000
Pajak Pertambahan Nilai - Net 1,396,344,178 1,171,347,753
9. Uang Muka dan Biaya Dibayar Dimuka
2008 2007
Rp Rp
Uang muka pembelian 2,851,728,518 1,500,955,753
Biaya dibayar dimuka 808,793,110 886,248,890
Lain-lain 10,471,075 140,691,222
Jumlah 3,670,992,703 2,527,895,865
10. Sewa Dibayar Dimuka
Akun ini merupakan pembayaran sewa yang belum diamortisasi atas ruang pertok oan untuk cabang Perusahaan dan berada di kota-kota sebagai berikut:
2008 2007 Rp Rp Jakarta 10,570,748,094 10,753,143,254 Bogor 1,569,792,053 1,897,577,733 Bandung 2,100,978,170 1,841,327,451 Surabaya 1,910,031,114 1,298,624,519 Cirebon 15,099,333 8,000,008 Denpasar 244,656,133 206,756,208 Jumlah 16,411,304,897 16,005,429,173
11. Investasi Pada Perusahaan Asosiasi
Investasi dalam saham pada perusahaan asosiasi dengan metode ekuitas secara konsolidasi adalah sebagai berikut:
Penambahan
Persentase (Pengurangan) Bagian Laba Penerimaan
Kepemilikan 1 Januari 2008 Penyertaan (rugi) Bersih Dividen 30 Juni 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
PT Pantja Indohitech Komputer 49.0% 304,625,955 - - - 304,625,955
PT Komputa Agung 42.5% 118,979,068 - - - 118,979,068
Jumlah 423,605,023 - - - 423,605,023
Penyisihan penurunan nilai (423,605,023) (423,605,023)
Jumlah-Bersih - -Perusahaan Asosiasi
11. Investasi Pada Perusahaan Asosiasi (Lanjutan) Penambahan
Persentase (Pengurangan) Bagian Laba Penerimaan
Kepemilikan 1 Januari 2007 Penyertaan (rugi) Bersih Dividen 30 Juni 2007
Rp Rp Rp Rp Rp
PT Pantja Indohitech Komputer 49.0% 304,625,955 - - - 304,625,955
PT Komputa Agung 42.5% 118,979,068 - - - 118,979,068
Jumlah 423,605,023 - - - 423,605,023
Penyisihan penurunan nilai (423,605,023) (423,605,023)
Jumlah-Bersih -
-Perusahaan Asosiasi
Perubahan selama tahun 2007
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Pantja Indohitech Komputer (PIK) tanggal 15 Juni 2006, para pemegang saham menyetujui untuk menon-aktifkan (membekukan) segala kegiatan usaha PIK, sejak tanggal tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, Perusahaan membentuk penyisihan penurunan nilai atas investasi pada perusahaan asosiasi tersebut sebesar nilai tercatatnya.
Berdasarkan keputusan Rapat Umum pemegang Saham Luar Biasa PT Komputa Agung (KA) tanggal 7 Januari 2002, para pemegang saham menyetujui untuk menon-aktifkan (membekukan) segala kegiatan usaha KA, sejak tanggal tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, Perusahaan membentuk penyisihan penurunan nilai atas investasi pada perusahaan asosiasi tesebut sebesar nilai tercatatnya sejak tahun 2002.
Investasi dalam saham Induk Perusahaan pada anak perusahaan dan perusahaan asosiasi yang dihitung dengan metode ekuitas adalah sebagai berikut :
Penambahan
Persentase (Pengurangan) Bagian Laba Penerimaan Amortisasi
Kepemilikan 1 Januari 2008 Penyertaan (rugi) Bersih Dividen Goodwill 30 Juni 2008
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
PT Pantja Indohitech Komputer 49.00% 304,625,955 - - - - 304,625,955 PT Komputa Agung 42.50% 118,979,068 - - - - 118,979,068 PT Ayu Masagung 99.99% 3,546,486,113 - 301,943,167 - - 3,848,429,280 PT Timpani Agung 99.00% (211,107,230) - (126,043,067) - - (337,150,297) PT Perdana Makmur Agung 90.00% 1,162,229,370 - 10,065,518 - - 1,172,294,888 Jumlah 4,921,213,276 - 185,965,618 - - 5,107,178,894 Penyisihan penurunan nilai (423,605,023) (423,605,023)
Jumlah-Bersih 4,497,608,253 4,683,573,871
Perusahaan Asosiasi
Penambahan
Persentase (Pengurangan) Bagian Laba PenerimaanAmortisasi
Kepemilikan 1 Januari 2007 Penyertaan (rugi) Bersih Dividen Goodwill 30 Juni 2007 PT Pantja Indohitech Komputer49.00% 304,625,955 - - - - 304,625,955 PT Komputa Agung 42.50% 118,979,068 - - - - 118,979,068 PT Ayu Masagung 99.99% 3,207,532,742 - 781,092,377 - - 3,988,625,119 PT Timpni Agung 99.00% 27,178,864 - (153,809,322) (126,630,458) PT Perdana Makmur Agung 90.00% 1,028,501,923 - 65,494,541 - - 1,093,996,464 Jumlah 4,686,818,552 - 692,777,596 - - 5,379,596,148
Penyisihan penurunan nilai (423,605,023) (423,605,023)
Jumlah-Bersih 4,263,213,529 4,955,991,125
Perusahaan Asosiasi
Perubahan selama tahun 2007
12 Aktiva Tetap Konsolidasi
1 Januari 2008 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 30 Jun 2008
Rp Rp Rp Rp
Biaya perolehan: Pemilikan langsung
Tanah 9,768,482,721 - - - 9,768,482,721
Bangunan dan prasarana 10,184,720,048 - - - 10,184,720,048
Perlengkapan toko dan kantor 30,503,637,098 165,256,750 (278,681,638) (405,806,000) 29,984,406,210 Perbaikan bangunan disewa 15,589,891,623 57,220,350 (7,750,000) 471,213,550 16,110,575,523 Kendaraan 5,380,691,867 309,500,000 (272,605,000) 761,750,000 6,179,336,867 Instalasi listrik 8,305,560,860 19,919,054 (46,835,832) - 8,278,644,082 Aktiva dalam penyelesaian 154,500,683 399,400,460 (702,500) (65,407,550) 487,791,093 Aktiva sewa guna usaha
Kendaraan 761,750,000 - - (761,750,000) -Jumlah 80,649,234,900 951,296,614 (606,574,970) - 80,993,956,544
Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung
Bangunan dan prasarana 7,593,455,360 254,617,970 - - 7,848,073,330 Perlengkapan toko dan kantor 25,374,144,579 1,371,256,856 (277,470,712) (443,170,000) 26,024,760,723 Perbaikan bangunan disewa 11,218,686,435 731,977,568 (7,750,007) 443,170,000 12,386,083,996 Kendaraan 5,116,082,218 87,276,043 (234,250,866) 444,354,156 5,413,461,551 Instalasi listrik 6,359,771,570 404,327,759 (46,835,832) - 6,717,263,497 Aktiva sewa guna usaha
Kendaraan 403,229,985 41,124,171 - (444,354,156) -Jumlah 56,065,370,147 2,890,580,367 (566,307,417) - 58,389,643,097
Nilai Buku 24,583,864,753 22,604,313,447
1-Jan-07 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 30-Jun-07
Rp Rp Rp Rp Rp
Biaya perolehan: Pemilikan langsung
Tanah 9,768,482,721 - - - 9,768,482,721 Bangunan dan prasarana 10,184,720,048 - - - 10,184,720,048 Perlengkapan toko dan kantor 30,407,121,987 656,103,082 (1,347,693,090) 89,260,755 29,804,792,734 Perbaikan bangunan disewa 14,959,333,599 771,956,589 (7,106,701) 92,702,390 15,816,885,877 Kendaraan 5,872,091,867 - (95,500,000) - 5,776,591,867 Instalasi listrik 7,957,262,571 224,716,600 (9,680,000) 38,506,000 8,210,805,171 Aktiva dalam penyelesaian 110,056,993 332,068,155 - (220,469,145) 221,656,003 Aktiva sewa guna usaha
Kendaraan 761,750,000 - - - 761,750,000 Nilai Buku 80,020,819,786 1,984,844,426 (1,459,979,791) - 80,545,684,421
Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung
Bangunan dan prasarana 7,084,219,364 254,617,970 - - 7,338,837,334 Perlengkapan toko dan kantor 23,489,659,598 1,407,969,347 (1,325,465,009) - 23,572,163,936 Perbaikan bangunan disewa 9,664,241,889 1,243,065,051 - - 10,907,306,940 Kendaraan 5,371,179,758 167,802,967 (95,500,000) - 5,443,482,725 Instalasi listrik 5,416,627,096 493,572,285 (1,402,377.00) - 5,908,797,004
Aktiva sewa guna usaha
-Kendaraan 250,879,989 76,174,998 - - 327,054,987 Jumlah 51,276,807,694 3,643,202,618 (1,422,367,386) - 53,497,642,926
Nilai Buku 28,744,012,092 27,048,041,495
Perubahan selama tahun 2007
12. Aktiva Tetap (Lanjutan)
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut :
2008 2007
Rp Rp
Beban penjualan 2,211,767,348 2,444,234,005
Beban umum dan administrasi 676,026,494 804,959,035
Jumlah 2,887,793,842 3,249,193,040
Aktiva dalam penyelesaian pada tanggal 30 Juni 2008 merupakan pekerjaan bangunan dan partisi yang diperkirakan selesai pada bulan September 2008.
Pengurangan aktiva tetap selama tahun 2008 dan 2007 merupakan penjualan aktiva tetap dengan perincian sebagai berikut :
2008 2007
Rp Rp
Harga Jual 151,684,321 26,832,000
Nilai Buku 40,165,068 4,950,576
Keuntungan penjualan aktiva tetap 111,519,253 21,881,424
Konsolidasi
Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Jalan Kwitang 6, Jalan Kwitang 38 dan Jalan Kramat Buntu 12 Jakarta dengan Hak Guna Bangunan berjangka waktu antara 20 sampai dengan 30 tahun, jatuh tempo antara tahun 2007 sampai dengan 2030. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat masalah atas perpanjangan hak atas tanah tersebut karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan dokumen legal yang memadai.
Aktiva tetap tanah yang terletak di Jalan Kwitang 6 dan Jl. Kwitang 38, Jakarta, dengan HGB No. 487/Kwitang, No. 702/Kwitang, No. 853/Kwitang dan No. 935/Kwitang digunakan sebagai jaminan hutang bank (Catatan 15) dan surat hutang jangka menengah (Catatan 19) per 31 Maret 2008 . Aktiva yang disewagunausaha digunakan sebagai jaminan kewajiban sewa guna usaha (Catatan 20).
Per tanggal 30 Juni 2008 dan 2007, aktiva tetap konsolidasi, kecuali tanah, telah diasuransikan pada PT Asuransi Asoka Mas, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Astra Buana, PT Asuransi Mitra dan PT Asuransi Wahana Tata, pihak ketiga, terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 32,06 miliar dan Rp 56,24 miliar. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aktiva dipertanggungkan.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai tercatat aktiva tetap pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007.
13. Biaya Tangguhan Hak atas Tanah
Merupakan biaya legal perolehan hak guna bangunan atas tanah dan bangunan Induk Perusahan yang berlokasi di Jl. Kwitang No.6 dan Jl. Kwitang No.38, Jakarta Pusat. Hak atas tanah di amortisasi selama 20 tahun.
2008 2007
Rp Rp
Biaya tangguhan hak atas tanah 328,023,341 328,023,341
Akumulasi amortisasi (120,350,639) (99,291,540)
Jumlah 207,672,702 228,731,801
Jumlah beban amortisasi masing-masing sebesar Rp.10.529.550 tahun 2008 dan 2007, dan dibukukan sebagai bagian dari “Beban usaha – umum dan administrasi” dalam laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 26).
14. Aktiva Lain-lain
Aktiva lain-lain termasuk jaminan sewa ruangan toko dan jaminan pemeliharaan serta jaminan telepon dan listrik.
15. Hutang Bank Jangka Pendek
2008 2007 Rp Rp Rupiah Bank Haga 1,658,942,732 10,671,551,992 Jumlah 1,658,942,732 10,671,551,992 PT Bank Hagakita
Pada tahun 2006, Induk Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman rekening Koran II dari PT Bank Hagakita sejumlah maksimum Rp.6.000.000.000. Jangka waktu fasilitas pinjaman ini adalah sampai dengan 23 September 2007 dan kemudian diperpanjang sampai dengan 23 September 2008. Pinjaman ini dijamin dengan HGB No.487/Kwitang (Catatan 12). Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 12% per tahun.
Pada tahun 2005, Induk perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman rekening Koran I dari PT Bank Hagakita sejumlah maksimum Rp 13.000.000.000. Jangka waktu fasilitas pinjaman ini adalah satu tahun dan jatuh tempo pada 23 September 2007, kemudian telah diperpanjang sampai dengan 23 September 2008. Pinjaman ini dijamin dengan deposito berjangka pada bank yang sama sebesar Rp. 13.000.000.000 atas nama pengurus Perusahaan . Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 12% pertahun.
16. Hutang Usaha
Merupakan hutang Perusahaan dan anak perusahaan untuk pembelian bahan baku dan bahan pembantu. Rincian hutang usaha adalah sebagai berikut:
2008 2007
Rp Rp
Gramedia Pustaka Utama 1,216,419,752 712,772,709
UD Setia Kawan 27,541,051 151,471,200
Etnobook 44,715,000 143,702,597
PT Erafone Artha Retailindo 830,743,060 665,156,144
PT Maharupa Gatra 1,254,792,535 1,580,969,179
Niaga Swadaya 335,886,641 488,768,713
PT Freshindo Marketama 2,198,888,665 1,496,198,902
PT Penerbit Erlangga Mahameru 187,556,061 213,748,741
Citra Sarana Kreasi 1,451,078,189 1,437,169,430
Dalini Guna Usaha 507,297,407 343,751,891
PT Asaba 1,353,214,341 1,323,192,974
PT Maxfos/Victor Indah Prima 1,111,957,808 1,049,085,807
PT Dasary Jaya Karya 786,457,125 530,047,502
NV Bambi 547,737,388 341,693,602
PT Prima Niaga 1,150,394,424 741,714,062
PT Agromedia Pustaka 437,315,838 603,248,932
PT Samafitro 458,010,648 274,701,938
PT Perdana Makmur Agung 457,676,181 -Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 300 juta) 46,355,731,259 48,120,691,132 60,713,413,373 60,218,085,455 b. Berdasarkan Umur
Analisa umur hutang usaha dihitung dari tanggal faktur adalah sebagai berikut :
2008 2007 Rp Rp < 15 hari 4,671,645,768 7,662,513,151 15 - 30 hari 5,234,832,017 7,669,521,711 31 - 60 hari 9,675,743,951 9,949,428,613 61 - 90 hari 2,995,170,431 9,974,871,047 91 - 120 hari 5,143,361,117 8,231,095,729 121 - 150 hari 3,714,447,111 6,065,720,385 > 150 hari 19,278,212,978 10,664,934,819 Jumlah 50,713,413,373 60,218,085,455
Hutang usaha seluruhnya dalam mata uang Rupiah.
17. Hutang Pajak
2008 2007 Rp Rp Pajak penghasilan Pasal 21 119,458,413 38,056,927 Pasal 23 247,116,539 227,421,439 Pasal 25 - 86,842,722 Pasal 29 684,000,142
-Pajak Pertambahan Nilai - Bersih 2,137,042,623 451,432,050
Jumlah 3,187,617,717 803,753,138
Besarnya pajak yang terhutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh Perusahaan dan anak perusahaan yang bersangkutan (self assessment). Kantor Pajak dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak tersebut sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
18. Biaya yang Masih Harus Dibayar
Akun ini terdiri atas :
2008 2007
Rp Rp
Bunga atas surat hutang jangka menengah (Catatan 19) 481,003,216 390,932,446
Sewa gedung 394,510,802 254,707,282
Listrik 270,440,702 294,111,513
Jasa profesional 16,750,000
-Insentif 197,849,280 340,284,337
Perbaikan dan pemeliharaan 13,824,533 31,564,057
Telepon 129,153,787 108,041,090
Promosi 591,603,172 159,252,776
Lain-lain (masing-masing dibawah
Rp 50 juta) 2,255,042,828 2,225,330,862
Jumlah 4,350,178,320 3,804,224,363
19. Surat Hutang Jangka Menengah
Terdiri dari: 2008 2007 Rp Rp MTN I 10,000,000,000 10,000,000,000 MTN II 5,000,000,000 5,000,000,000 Jumlah 15,000,000,000 15,000,000,000
Penerbitan MTN sampai dengan sejumlah Rp 40.000.000.000 telah disetujui oleh RUPSLB tanggal 10 Juni 2005, yang didokumentasikan dengan Akta No. 11 dari Sjaaf De Carya Siregar,S.H., notaris di Jakarta.
Pada tahun 2005, Induk Perusahaan menerbitkan Surat Hutang Jangka Menengah/Medium Term Notes (MTN) sejumlah Rp. 15.000.000.000, yang dibagi dalam dua sertifikat masing-masing MTN I sebesar Rp. 10.000.000.000 dan MTN II sebesar Rp. 5.000.000.000, keduanya diterbitkan kepada salah satu pemegang saham.
Sesuai perjanjian, fasilitas MTN dengan Akta No. 52 dan No. 9 masing-masing bertanggal 22 Juni 2005 dan 6 September 2005 dari Veronica Sandra Irawaty Purnadi, S.H., notaris di Jakarta, dikenakan bunga sebesar 15% per tahun untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun. Fasilitas tersebut dijamin dengan HGB No. 702/Kwitang, No. 853/Kwitang dan No. 935/Kwitang atas nama Perusahaan (Catatan 12).
Beban bunga atas hutang MTN pada tahun 2008 adalah sebesar Rp.1.125.000.000.
20. Kewajiban Sewa Guna Usaha
Berikut adalah pembayaran sewa guna usaha minimum masa yang akan datang (future minimum lease payment) berdasarkan perjanjian sewa guna usaha antara Perusahaan dan anak perusahaan dengan perusahaan sewa guna usaha :
2008 2007
Rp Rp
a. Berdasarkan Umur
Pembayaran yang jatuh tempo tahun:
2007 - 123,205,800
2008 - 66,562,900
Jumlah pembayaran sewa guna usaha minimum - 189,768,700
Bunga - (11,178,945)
Nilai sekarang pembayaran sewa guna usaha
minimum - 178,589,755
Bagian yang akan jatuh tempo dalam satu
tahun - (113,709,415)
Hutang Sewa Guna Usaha yang akan jatuh
tempo dalam waktu lebih dari satu tahun - 64,880,340
2008 2007
Rp Rp
b. Berdasarkan perusahaan sewa guna usaha
PT Astra Sedaya Finance - 59,326,636
PT Tunas Financing Sarana - 173,138,376
Jumlah - 232,465,012
Kewajiban sewa guna usaha berjangka waktu antara 1 hingga 3 tahun dengan tingkat suku bunga tetap 6,0% -12,87% per tahun dan dibayar pada jumlah tetap setiap bulan. Kewajiban sewa guna usaha dijamin dengan aktiva yang disewagunausaha (Catatan 12).
21. Modal Saham
Susunan kepemilikan saham Perusahaan berdasarkan registrasi yang dibuat oleh PT Edi Indonesia, Biro Administrasi Efek Perusahaan dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia adalah sebagai berikut:
2008
Jumlah Persentase Jumlah
Saham Kepemilikan Modal Saham
Rp Putra Masagung 10,901,000 20.96% 5,450,500,000 Deutsche BK 9,880,000 19.00% 4,940,000,000 GS LND SEG AC 9,360,000 18.00% 4,680,000,000 PT Macro Target 8,602,000 16.54% 4,301,000,000 PT Ciptadana Sekuritas 4,673,000 8.99% 2,336,500,000 CB Hongkong S/A 4,600,000 8.85% 2,300,000,000
Masyarakat lainnya (Kepemilikan
masing-masing dibawah 5%) 3,984,000 7.66% 1,992,000,000
Jumlah 52,000,000 100.00% 26,000,000,000
Nama Pemegang Saham
2007
Jumlah Persentase Jumlah
Saham Kepemilikan Modal Saham
Rp Putra Masagung 10,901,000 20.96% 5,450,500,000 Deutsche BK 9,880,000 19.00% 4,940,000,000 GS LND SEG AC 9,360,000 18.00% 4,680,000,000 PT Macro Target 8,602,000 16.54% 4,301,000,000 PT Ciptadana Sekuritas 4,671,000 8.98% 2,335,500,000 CB Hongkong S/A 4,600,000 8.85% 2,300,000,000
Masyarakat lainnya (Kepemilikan
masing-masing dibawah 5%) 3,986,000 7.67% 1,993,000,000
Jumlah 52,000,000 100.00% 26,000,000,000
Nama Pemegang Saham
22. Tambahan Modal Disetor
Merupakan selisih antara jumlah nilai nominal saham dengan hasil yang diterima sesuai harga pasar saham yang berlaku pada saar penawaran saham perdana kepada masyarakat.
23. Penjualan Bersih
Rincian dari penjualan bersih Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut :
2008 2007
Rp Rp
Penjualan buku dan perlengkapan 111,542,713,783 93,919,430,403
Potongan penjualan (550,716,796) (353,825,968)
Jumlah - bersih 110,991,996,987 93,565,604,435
Penjualan valuta asing 480,449,669,202 411,996,725,794
Penjualan - bersih 591,441,666,189 505,562,330,229
Pada tahun 2008 dan 2007, tidak terdapat penjualan kepada satu pelanggan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih.
24. Beban Pokok Penjua lan
Rincian dari beban pokok penjualan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
2008 2007
Rp Rp
Beban pokok penjualan buku dan perlengkapan
Persediaan awal 24,055,396,123 15,171,132,275
Pembelian 85,044,509,693 79,467,930,145
Persediaan tersedia untuk dijual 109,099,905,816 94,639,062,420
Persediaan akhir tahun (34,890,509,948) (32,536,909,845)
Jumlah 74,209,395,868 62,102,152,575
Beban pokok penjualan valuta asing
Saldo awal valuta asing 3,266,382,797 1,401,338,360
Pembelian valuta asing 477,461,397,576 410,772,859,778
Saldo akhir valuta asing (Catatan 3) (2,497,020,325) (2,171,337,795) Pemakaian sendiri (80,538,183) (23,936,719) Beban bank/pendapatan jasa giro - -Mutasi Bank US$ -
-Jumlah 478,150,221,865 409,978,923,624
Beban pokok penjualan buku, perlengkapan
dan valuta asing 552,359,617,733 472,081,076,199
Pada tahun 2008 dan 2007, tidak terdapat pembelian dari satu pemasok yang melebihi 10% dari jumlah pembelian.
25. Pendapatan Usaha Bersama
Merupakan pendapatan komisi dari penjualan barang dagangan milik pihak ketiga sesuai kerjasama usaha (Joint business) dengan Perusahaan (Catatan 33). Rincian dari pendapatan usaha bersama adalah sebagai berikut:
2008 2007
Rp. Rp.
Alat dan buku 3,590,017,697 3,850,681,133
Perlengkapan komputer 1,314,729,418 1,657,037,744 Majalah 1,141,874,616 1,005,560,142 Peralatan kantor 328,205,750 461,216,546 Kalkulator 315,815,612 58,283,182 Kartu ucapan 80,450,212 87,636,011 Lainnya 1,028,238,320 644,628,226 Jumlah 7,799,331,625 7,765,042,984 26. Beban Usaha
Rincian dari beban usaha adalah sebagai berikut :
2008 2007
Rp Rp
a. Penjualan
Sewa 12,948,806,619 13,438,834,144
Gaji dan tunjangan karyawan 11,008,707,198 10,241,981,820
Penyusutan 2,211,767,348 2,444,234,005
Listrik, air dan telepon 2,306,584,754 2,274,078,665
Iklan dan promosi 949,102,680 328,731,693
Pengangkutan 887,026,161 826,433,312
Perbaikan dan pemeliharaan 59,005,375 38,967,884
Alat pembungkus 371,801,897 344,995,785 Alat kantor 258,223,091 212,494,915 Asuransi 83,816,090 137,827,948 Perjalanan dinas 44,914,264 31,580,261 Lain-lain 1,440,627,134 1,296,531,378 Jumlah 32,570,382,611 31,616,691,810
b. Umum dan administrasi
Gaji dan tunjangan karyawan 7,350,109,428 6,881,858,600
Penyusutan 676,026,494 804,959,035
Listrik, telepon dan faksimifi 516,681,427 483,101,426
Perjalanan 217,305,235 217,536,594
Perbaikan dan pemeliharaan 188,265,336 185,094,101
Iklan dan promosi 101,532,289 77,749,034
Pengangkutan 435,123,325 323,568,429
Jasa profesional 166,178,009 120,537,000
Asuransi 82,147,509 82,388,069
Alat tulis 198,148,803 163,836,107
Representasi dan sumbangan 60,284,580 7,905,000
Lain-lain 841,688,367 850,169,428
Jumlah 10,833,490,802 10,198,702,823
Jumlah 43,403,873,413 41,815,394,633
27. Beban Bunga dan Keuangan Lainnya
2008 2007
Rp Rp
Bunga atas:
Surat hutang jangka menengah 1,125,000,000 1,125,000,000
Hutang bank - 442,804,151
Hutang sewa guna usaha 1,682,570 17,348,755
Jumlah 1,126,682,570 1,585,152,906
28. Imbalan Pasca Kerja
Besarnya imbalan pasca-kerja dihitung berdasarkan peraturan yang berlaku, yakni KEP-150/MEN/2000 (KepMen 150) yang berlaku sejak tahun 2000 dan kemudian disesuaikan menjadi undang No.13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Perubahan mendasar pada Undang-undang baru tersebut terdapat pada penambahan jumlah pesangon dan uang penghargaan masa kerja untuk masa kerja tertentu. Penerapan Undang-undang tersebut disesuaikan secara prospektif. Tidak terdapat pendanaan khusus yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca-kerja tersebut.
Perhitungan aktuaria terakhir atas cadangan imbalan pasti pasca-kerja dilakukan oleh PT Bestama Aktuaria, aktuaris independen, tertanggal 28 Februari 2007.
Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasti pasca-kerja tersebut sebanyak 743 karyawan tahun 2008 dan 781 karyawan tahun 2007 (Induk Perusahaan : 679 karyawan tahun 2008 dan 723 karyawan tahun 2007).
29. Pajak Penghasilan
Beban pajak penghasilan sampai dengan periode enam bulan sebesar Rp.861.290.340.
Perhitungan laba (rugi) bersih per saham dasar dari Perusahaan berdasarkan pada informasi berikut:
2008 2007
Rp Rp
Laba (rugi) bersih untuk perhitungan laba per
saham dasar 2,007,467,045 (1,754,630,299)
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa untuk
perhitungan laba per saham dasar 52,000,000 52,000,000
Laba (Rugi) per saham dasar 39 (34)
31. Sifat dan Transaksi Hubungan Istimewa Sifat Hubungan Istimewa
a. Perusahaan yang sebagian pemegang saham dan pengurus atau manajemennya sama dengan Perusahaan, yaitu PT Wisma Nusantara Indonesia dan Hotel Nikko.
b. PT Pantja Indohitech Komputer dan PT Komputa Agung merupakan perusahaan asosiasi.
c. PT Ayu Masagung, PT Timpani dan PT Perdana Makmur Agung merupakan anak perusahaan.
Transaksi Hubungan Istimewa
a. Pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007, rincian transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa Induk Perusahaan adalah sebagai berikut (Catatan 6 dan 16):
2008 2007
R p R p
Piutang lain-lain
PT Ayu Masagung 21,521,472 22,502,198
PT Timpani 678,345,700 315,434,146
PT Perdana Makmur Agung 181,915,162 189,888,693
Jumlah 881,782,334 527,825,037
Hutang usaha
PT Perdana Makmur Agung 1,671,390,228
-PT Timpani -
-1,671,390,228
-b. Hutang bank jangka pendek Perusahaan dijamin dengan deposito berjangka atas nama Pengurus Perusahaan (Catatan 15).
saham Perusahaan (Catatan 19). Beban bunga atas hutang MTN pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 1.125.000.000.
d. Perusahaan memberikan gaji dan tunjangan kepada komisaris dan direksi perusahaan sebesar Rp.781.228.723 tahun 2008 dan Rp.625.197.745 tahun 2007.
Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga.
32. Aktiva dan Kewajiban Moneter dalam Mata Uang Asing
Pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007, Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai aktiva moneter dalam mata uang asing sebagai berikut :
Mata Uang Ekuivalen Mata Uang Ekuivalen
Asing Rp Asing Rp
Aktiva Aktiva lancar
Kas dan setara kas
Dolar Amerika Serikat USD 78,516 724,310,100 76,052 688,574,808
Euro Eropa EUR 33,021 480,886,981 27,206 330,922,976
Ringgit Malaysia MYR 70,266 198,499,768 - -Yen Jepang JPY 18,871 163,648,640 -
-Dolar Singapura SGD 22,445 152,164,807 68,191 402,886,522
Dolar Hongkong HKD 123,915 146,541,524 67,321 77,980,201 Riyal Saudi Arabia SAR 59,480 146,172,062 38,406 92,655,014 Yuan Chinese CNY 107,497 147,002,312 - -Dolar Australia AUD 14,740 130,877,381 32,375 248,509,937 Franc Swiss CHF - - - 116,926,072 Baht Thailand THB 319,025 87,722,186 - -Lain-lain (masing-masing
dibawah Rp 40 juta) 109,020,773 202,283,743
Jumlah Aktiva - Bersih 2,486,846,534 2,160,739,273
2008 2007
Pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007, kurs konversi yang digunakan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
2008 2007 Rp Rp 1 USD 9,225.00 9,054.00 1 EUR 14,563.05 12,163.61 1 MYR 2,824.99 -1 JPY 8,672.16 -1 SGD 6,779.37 5,908.20 1 HKD 1,182.60 1,158.33 1 SAR 2,457.50 2,412.50 1 CNY 1,367.50 -1 AUD 8,879.07 7,675.99 1 CHF - 7,344.27 1 THB 274.97 -33. Perjanjian
a.Perjanjian kerja sama
Induk perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama usaha (Joint business) dengan pihak ketiga, antara lain dengan PT Maharupa Gatra, Toko Bag's Station, PT Instan Print Pratama dan PT Bayuniaga Primamandiri, dimana Induk Perusahaan memperoleh pendapatan komisi penjualan berdasarkan persentase tertentu dari hasil penjualan barang dagangan pihak ketiga (Catatan 25).
33. Perjanjian (Lanjutan)
b.Perjanjian sewa
Induk Perusahaan mengadakan perjanjian sewa menyewa ruangan toko dengan pihak ketiga yang berjangka waktu antara 3 sampai 20 tahun.
34. Perkara Hukum
Pada tanggal 1 Juli 2002 Induk Perusahaan dan Putra Masagung, pemegang saham, melalui kuasa hukumnya mengajukan permohonan kepailitan PT Gunung Agung (GA) melalui Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, karena GA belum membayar hutang kepada Induk Perusahaan dan Putra Masagung. Tagihan Induk Perusahaan kepada GA sebesar Rp 3,5 miliar telah dihapusbukukan. Pengadilan Niaga Jakarta Pusat menolak gugatan permohonan kepailitan tersebut. Kemudian pada tanggal 6 Agustus 2002 kuasa hukum Induk Perusahaan dan Putra Masagung mengajukan upaya hukum Kasasi kepada Mahkamah Agung. Pada tanggal 13 September 2002, Majelis Hakim tingkat Kasasi dengan Surat No. 023 KIN/2002 telah memutuskan untuk mengabulkan permohonan Kasasi Induk Perusahaan dan Putra Masagung serta menyatakan GA pailit dengan segala akibat hukumnya.
Pada tanggal 30 September 2002 kuasa hukum GA mengajukan Peninjauan Kembali dan pada tanggal 17 Oktober 2002 Majelis Hakim tingkat Peninjauan Kembali dengan Surat No. 020 PK/N/2002, menolak Peninjauan Kembali dari GA tersebut.
Saat ini pelaksanaan kepailitan masih dalam proses.Sampai dengan akhir tahun 2006, Induk Perusahaan telah dua kali menerima pembagian harta pailit masing-masing sebesar Rp 25.479.920
35. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan dan anak perusahaan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk melangsungkan usahanya. Meskipun Perusahaan dan anak perusahaan menghasilkan laba bersih di tahun 2008, namun tetap memiliki akumulasi defisit sebesar Rp.24.967.511.755. Disamping itu, Perusahaan memiliki hutang usaha dalam jumlah yang signifikan (Catatan 16). Hal-hal tersebut menimbulkan ketidakpastian signifikan tentang kemampuan Induk Perusahaan dan anak perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
Sehubungan dengan kondisi tersebut, pemegang saham Perusahaan telah memberikan pernyataan dukungan keuangan kepada Perusahaan. Sedangkan rencana dan tindakan manajemen Perus ahaan dan anak perusahaan adalah berupaya melakukan refinancing hutang dan berusaha mengefisiensikan manajemen persediaan melalui system konsinyasi untuk mengurangi hutang dagang kepada pemasok, memperluas jaringan pemasaran dengan membuka toko baru setiap tahun dan menjual barang-barang merek terbaru, meningkatkan penjualan buku-buku impor untuk memperoleh keuntungan (marjin) lebih tinggi serta mengembangkan usaha distributor untuk barang-barang impor, dan manajemen juga mempertimbangkan untuk menutup toko-toko yang tidak efisien atau memperkecil luas ruangan untuk pembukaan toko baru yang potensial.
Manajemen berpendapat bahwa langkah-langkah tersebut diatas dapat dilaksanakan dan dapat memungkinkan Perusahaan dan anak perusahaan untuk mampu memenuhi kewajiban dan merealisasikan aktivanya.