TANGGUNG JAWAB DEVELOPER TERHADAP PEMBELI SATUAN RUMAH SUSUN (SRS) ATAS PENGHENTIAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA MILIK (RUSUNAMI) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG
PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN
Lize Maydner 110110100260
ABSTRAK
Rumah merupakan salah satu kebutuhan primer bagi manusia, hal tersebut diamanatkan pula dalam Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945. Tanah sebagai dasar untuk membangun perumahan saat ini jumlahnya semakin sedikit, maka dibentuklah program pembangunan rumah susun oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada pelaksanaannya developer yang menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan rumah susun kurang memperhatikan kepentingan konsumen sebagaimana yang diatur di dalam UU Perlindungan Konsumen dan UU Rumah Susun. Terdapat banyak bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh developer, salah satunya yaitu penghentian pembangunan rumah susun baik secara tetap maupun sementara hingga mengakibatkan kerugian terhadap konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tanggung jawab dari developer atas penghentian pembangunan rusunami hingga menyebabkan kerugian kepada konsumen dan proses penyelesaian sengketa yang dapat dilakukan oleh konsumen dan developer atas penghentian pembangunan rusunami.
Metode pendekatan dalam penelitian ini adalah yuridis normative yaitu lebih ditekankan kepada penggunaan data sekunder, berupa bahan hukum primer, sekunder, dan tersier yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, asas-asas hukum dan teori hukum. Penelitian ini juga menggunakan metode deskriptif analitis dan analisis data dilakukan dengan normative kualitatif.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa masih terdapat celah hukum dalam kaitannya dengan tanggung jawab developer dan perlindungan terhadap konsumen. Tanggung jawab developer rusunami adalah berdasarkan PPJB yang menjadi dasar jual beli unit satuan rumah susun. PPJB merupakan dasar hubungan hukum yang sah dan kuat keberadaannya mengikat bagi developer dan konsumen, sehingga pertanggungjawaban developer kepada konsumen rusunami dapat berlandaskan pada PPJB. Developer yang melakukan penghentian pembangunan rusunami akibat dari dinyatakan pailitnya perusahaan menghilangkan hak konsumen atas unit satuan rumah susun yang seharusnya diserah terima setelah proses pembangunan selesai. Itikad baik dalam pelaksanaan perjanjian adalah faktor penting dalam kegiatan jual beli dengan sistem indent/pemesanan. Proses penyelesaian sengketa antara developer dan konsumen rusunami dapat melalui BPSK atau peradilan umum. Penyelesaian sengketa pada pelaksanaannya adalah lebih efektif melalui peradilan umum dengan pengajuan gugatan class action. Hal tersebut memiliki tujuan agar keputusan yang ditetapkan dapat mengakomodir kepentingan konsumen rusunami secara menyeluruh.