• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembibitan durian Di kebun benih hortikultura ranukitri pendem, mojogedang, karanganyar Jawa tengah veni

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembibitan durian Di kebun benih hortikultura ranukitri pendem, mojogedang, karanganyar Jawa tengah veni"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBIBITAN DURIAN

DI KEBUN BENIH HORTIKULTURA RANUKITRI PENDEM, MOJOGEDANG, KARANGANYAR

JAWA TENGAH

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Pertanian

Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Program Studi Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur Pertamanan

Disusun oleh : VENI HERLINA

H 3309020

PROGRAM DIPLOMA TIGA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)
(3)

iii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah di panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat terselesaikannya penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Laporan Tugas Akhir ini di susun sebagai sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya. Penyusunan Laporan ini di susun dengan bantuan berbagai pihak sehingga untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

terselesaikannya proposal ini. Rasa terima kasih di ucapkan kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pudjiasmanto, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Erlyna Widariptanti, S. P., M. P. selaku Sekretaris Koordinator Program D III Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ir. Wartoyo S.P., M.S. selaku pembimbing magang sekaligus Penguji I Laporan Tugas Akhir.

4. Mei Tri Sundari, S.P. M.P. selaku Penguji II Laporan Tugas Akhir.

5. Tri Wahyono, S.P. selaku pimpinan Kebun Benih Hortikultura Ranukitri Pendem, Mojogedang, Karanganyar, Jawa Tengah.

6. Kedua Orang Tua yang telah mendukung baik dalam bentuk materi dan rohani.

7. Semua pihak yang turut membantu pembuatan laporan magang ini.

Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Harapan penulis, semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bemanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca semua pada umumnya.

Surakarta, 8 juni 2012

Penyusun

(4)

iv

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. Durian ... 4

B. Pedoman Budidaya ... 6

1. Pembibitan ... 6

a. Pengadaan Bibit dengan Cara Generatif ... 6

b. Pengadaan Bibit dengan Cara Vegetatif ... 8

2. Analisis Usaha Tani ... 16

III. TATA PELAKSANAAN MAGANG ... 20

A. Penentuan Lokasi Magang ... 20

B. Pelaksanaan Magang ... 20

C. Waktu Pelaksanaan ... 20

D. Cara Pelaksanaan... 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

A. Kondisi Umum Lokasi ... 21

1. Sejarah Berdirinya Lokasi ... 21

2. Struktur Organisasi ... 23

B. Uraian Kegiatan ... 24

(5)

v

a. Pengolahan Tanah ... 24

b. Persemaian Biji ... 25

c. Transplanting ... 27

d. Penyambungan ... 28

e. Repotting ... 30

f. Pemberian Label ... 31

2. Pemeliharaan Pohon Induk ... 32

a. Penanaman ... 32

b. Pemangkasan ... 33

c. Penyiraman ... 34

d. Pemupukan ... 34

e. Pengendalian Hama dan Penyakit ... 36

C. Analisis Usaha Tani ... 38

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 42

A. Kesimpulan... 42

B. Saran ... 43

(6)

vi

2. Inventarisasi Pohon Induk Durian di KBH Ranukitri ... 22

3. Penjualan Bibit Durian di KBH Ranukitri ... 22

4. Harga Benih Durian B2TPH wil. Surakarta ... 22

5. Data Setoran KBH Ranukitri Pendem ... 23

6. Daftar Nama Pegawai Negeri di KBH Ranukitri ... 24

7. Daftar Pegawai Honorer ... 24

8. Daftar Pegawai Perbayakan bibit ... 24

9. Biaya Variabel untuk Pembuatan 10.000 batang bibit durian ... 38

10. Biaya Tetap Budidaya Durian ... 38

(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

1. Struktur Organisasi Kebun Benih Hortikultura Ranukitri... 24

2. Benih Durian Dari Pedagang... 44

3. Mencuci Biji Durian Agar Terpisah Dari Daging Buahnya ... 44

4. Menanam Biji Durian ... 44

5. Menutup Persemaian Biji ... 44

6. Bibit Durian Berumur 1 Bulan ... 44

7. Transplanting Bibit Durian... 44

8. Pencabutan Bibit Secara Langsung Tanpa Menyertakan Tanahnya 9. Memotong Ujung Akar Durian ... 45

10. Melubangi Tanah Di Dalam Polybag ... 45

11. Menanam Bibit Dalam Polybag ... 45

12. Transplating Bibit Tanaman Durian ... 45

13. Hasil Transplanting Berumur 3 Bulan ... 45

14. Peralatan Penyambungan ... 45

15. Plastik PE Untuk Mengikat Batang Yang Di Sambung ... 46

16. Pemasangan Sungkup ... 46

17. Pengambilan Batang Atas Atau Entres ... 46

18. Membasahi Media Untuk Menjaga Kelembapan Bibit Saat Proses Penyambungan ... 46

19. Membelah Batang Bawah Dengan Silet... 46

20. Pucuk Tanaman Atau Batang Atas... 46

21. Menyambungkan Antara Batang Atas Dan Batang Bawah ... 47

22. Mengikat Hasil Penyambungan ... 47

23. Menyiapkan Larutan Fungisida ... 47

24. Menata Tanaman Yang Telah Disambung Ke Dalam Sungkup ... 47

25. Menutup Sungkup ... 47

26. Label Bibit Tanaman ... 47

(8)

viii

31. Pengambilan Mata Entres... 48

32. Penyiraman ... 48

33. Penyiraman ... 49

34. Pencampuran Pupuk Anorganik ... 49

35. Pencampuran Pupuk Anorganik ... 49

36. Pencampuran Pupuk Anorganik ... 49

37. Pemberian Pupuk Pada Tanaman Indukan ... 49

38. Pemberian Pupuk Kandang Pada Tanaman Indukan ... 49

(9)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN Halaman

1. Gambar Kegiatan Magang ... 43

2. Daftar Macam-Macam Varietas Durian Yang Telah diresmikan Negara ... 50

3. Denah Lokasi Kebun Benih Hortikultura... 52

4. Jenis-Jenis Durian ... 53

5. Jadwal Kegiatan Magang ... 54

6. Hasil Wawancara... 56

7. Nilai Magang ... 58

(10)

Diterima 8 Juni 2012 ABSTRAK

Pelaksanaan magang dilakukan di Kebun Benih Hortikultura Ranukitri Pendem, Karanganyar. Magang ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja di bidang agribisnis hortikultura khususnya pada pembibitan tanaman buah durian yang dilakukan di Kebun Benih Hortikultura Ranukitri. Perbanyakan bibit tanaman durian yang dilakukan adalah dengan perbanyakan vegetatif dengan cara sambung pucuk. Penyediaan batang bawah dengan varietas biji yang tidak diketahui varietasnya atau biasa disebut sapuan. Dalam perbanyakan vegetatif dengan cara sambung pucuk, entres yang dipilih adalah pucuk tanaman durian dari varietas yang di inginkan dengan kriteria batang yang diambil telah melewati masa dormansi yaitu pucuk daunnya berukuran sedang, pipih dan siap mekar. Persyaratan pohon induk sebagai batang atas antara lain adalah memiliki sifat unggul dalam produktivitas dan kualitas tanaman, seperti tanaman buah yang tahan terhadap serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Nama varietas pohon induk dan asal-usulnya (nama pemilik, tempat asal) harus jelas, sehingga memudahkan pelacakannya. berproduksi minimal lima musim, untuk mengetahui kemantapan sifat yang dibawanya. Perbanyakan ini membutuhkan waktu 1 bulan untuk penyediaan batang bawah 3 bulan untuk siap diberi perlakuan penyambungan dan 1 bulan untuk mengetahui keberhasilan penyambungan setelah itu membutuhkan waktu 1 bulan lagi perawatan untuk siap dipasarkan.

Kata Kunci : Pembibitan Tanaman Buah Durian

1

Horticultural Agribusiness Diploma Three Department of Agriculture Faculty of Sebelas Maret University, Ir. Sutami Street, Kentingan Surakarta.

2

Penguji Utama 3

(11)

DURIAN (Durio zibethinus Murr)SEEDLING IN RANUKITRI HORTICULTURE NURSERY OF

PENDEM, MOJOGEDANG, KARANGANYAR, CENTRAL JAVA Veni Herlina1

Ir. Wartoyo S.P., M. S.2 Mei Tri Sundari3 Accepted on June 8, 2012

ABSTRACT

The apprenticeship was carried out in Ranukitri Horticulture Nursery of Pendem Karanganyar. This apprenticeship was conducted to improve the skill and job experience in horticultural agribusiness area, particularly in durian fruit plant seedling, carried out in Ranukitri Horticultural Nursery. The durian plant seedling proliferation was conducted asexually with sambung pucuk (shoot connection) method. The lower stem was provided with unknown seed variety or usually called as wiper. In vegetative proliferation with shoot connection, the entry chosen was the shoot of plant from desired variety with the criteria of stem taken of having passed through dormancy period with medium size, flat shape, and ready-to-blossom. The requirements of prime tree as the upper stem included: having superior characteristic in plant productivity and quality, such as the fruit plant resistant to pest and plant disease. The name of prime tree variety and its origin (owner name, origin) should be clear, so that it could be traced easily. It was productive in at least five seasons, to find out the stability of properties it carried. This proliferation took 1 month to provide lower stem, 3 months to be ready for connection treatment and 1 month to find out the success of connection, and then 1 month more for treatment to be ready for marketing.

Key word: The durian plant seedling proliferation was conducted asexually with sambung pucuk

1 Horticultural Agribusiness Diploma Three Department of Agriculture Faculty of Sebelas Maret University, Ir. Sutami Street, Kentingan Surakarta.

2 Penguji Utama 3

(12)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Buah durian memiliki aroma yang khas, dan memiliki rasa manis yang dapat menjadi daya tarik, sehingga banyak orang menyukai buah durian. Dalam perkembangannya tanaman durian meluas di tanam di Negara-negara tropis. Buah durian dari Thailand di kenal di berbagai kawasan Asia tropis. Ada dua varietas durian yang sangat terkenal dari Thailand yaitu varietas Monthong dan Chanee. Kedua varietas ini dikenal di Indonesia dengan nama

Otong dan Kani (Tim Bina Karya Tani, 2008).

Di luar negri buah durian ini terkenal dengan nama “King of Fruits”, rajanya buah. Oleh karena penggemar buah durian sangat banyak maka harganya selalu naik. Kendati buah durian selalu membanjiri pasar setiap musimnya, harganya tidak pernah goyah, akan tetapi kian melonjak.

Pada dasarnya banyak penggemar durian yang tertipu dengan para pedagang yang menjajakan durian yang tidak layak dikonsumsi, misalnya buah durian tidak memiliki rasa manis, keras dan busuk. Untuk menghindari hal itu banyak penggemar buah durian berburu durian di lokasi tanamannya untuk memperoleh buah durian jenis unggul. Cara ini dianggap paling aman untuk mendapatkan durian yang terjamin keunggulannya dan jelas varietas atau jenisnya.

Prospek pengembangan budidaya buah durian secara intensif dalam skala agribisnis atau agroindustri cukup cerah. Hal ini antara lain disebabkan oleh peluang pasar buah di dalam dan luar negeri masih terbuka luas, sehingga dapat dirancang sebagai sumber devisa Negara. Indonesia yang dikenal sebagai Negara yang memiliki kekayaan sumber daya. Aneka jenis buah tropis

(13)

2

Semua durian tersebut berdaging tebal, gemuk, subur, warnanya kuning, kering berbiji kecil dan rasanya manis. Sebenarnya syarat-syarat mutu ekspor sudah terpenuhi oleh durian unggulan tersebut. Tapi untuk mendapatkan jumlah yang besar dari setiap jenis durian sangatlah sulit. Umumnya jarang petani yang hanya menanam satu kultivar durian saja di kebunnya, satu kebun selalu berisi aneka kultivar.

Berdasarkan permasalahan tersebut banyak para petani mengganti tanaman buah duriannya dengan bibit yang bersertifikasi sehingga buah durian

yang akan di hasilkan jelas varietasnya. Misalnya tanaman durian petruk maka buah yang dihasilkan juga durian petruk.

Bibit yang banyak dipilih oleh para petani adalah bibit dari hasil penyambungan karena memiliki akar yang kuat dan dapat menghasilkan buah yang sesuai dengan induk tanaman buah durian dengan varietas tertentu.

Upaya meningkatkan produksi dan kualitas durian dapat ditempuh dengan cara mengembangkan luas areal dan varietas unggul bibit diikuti penerapan teknologi budidaya secara benar (Good Agriculture Practices).

Langkah pertama dalam pengembangan kebun durian diperlukan teknologi pembibitan yang berkualitas. Ketersediaan bibit berkualitas akan mempengaruhi lebih dari 50 % keberhasilan usaha berkebun durian. Untuk itu tahapan ini perlu dikuasai oleh pengusaha kebun durian (Kartono, 2010).

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin mendalami lebih jauh mengenai pembibitan tanaman buah durian untuk menghasilkan bibit yang berkualitas dan bermutu. Pembibitan dengan menggunakan teknik penyambungan merupakan teknik yang dianggap lebih cepat menghasilkan bibit yang berkualitas, dan tidak membutuhkan waktu lama dalam prosesnya. Dalam meningkatkan prosentase tingkat keberhasilan penyambungan dibutuhkan

(14)

B. Tujuan

Magang dilaksanakan berdasarkan aturan dari Fakultas Pertanian Universitas Sebelah Maret yang memiliki Tujuan sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara teori dengan penerapannya di dunia kerja atau lapangan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat merupakan bekal bagi mahasiswa setelah terjun di masyarakat.

2. Meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja di bidang agribisnis

hortikultura dan arsitektur pertamanan khususnya pada pembibitan tanaman buah durian yang dilakukan di Kebun Benih Hortikultura Ranukitri.

3. Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan agribisnis hortikultura dan arsitektur pertamanan khususnya mengenai cara perbanyakan tanaman durian dengan teknik penyambungan, mengetahui peluang dan cara mengelola bisnis penangkaran bibit durian dari penyiapan batang bawah, batang atas, teknik penyambungan sampai dengan pemeliharaan bibit dan tanaman indukan.

4. Meningkatkan hubungan antara Perguruan Tinggi dengan Instansi

(15)

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Durian

Durian sangat digemari hampir oleh setiap orang, sehingga ada yang menamakannya sebagai Raja Buah. Di samping buahnya yang manis, harum dan warna daging dari putih sampai kekuningan yang kaya akan kalori, vitamin, lemak dan protein, juga batangnya bisa digunakan untuk bahan bangunan, kayu bakar dan lain-lain. Tanaman durian termasuk famili Bombaceae sebangsa pohon kapuk-kapukan. Yang lazim disebut durian

adalah tumbuhan dari marga (genus) Durio, Nesia, Lahia, Boschia dan Coelostegia. Ada puluhan durian yang diakui keunggulannya oleh Menteri

Pertanian dan disebarluaskan kepada masyarakat untuk dikembangkan. Macam varietas durian tersebut adalah: durian sukun (Jawa Tengah), petruk (Jawa Tengah), sitokong (Betawi), simas (Bogor), sunan (Jepara), otong (Thailand), kani (Thailand), sidodol (Kalimantan Selatan), sijapang (Betawi) dan sihijau (Kalimantan Selatan) (Aak, 1997).

Tabel 1. Nilai Nurtrisi per 100 g Buah Durian

Nutrisi Nilai Kandungan

Karbohidrat 27,00 g

Serat pangan 3,80 g

Lemak 5,30 g

Protein 1,47 g

Air 62,00 g

Vitamin C 0,0197 g

Potassium 0,436 g

Sumber: USDA Nutrient database

Untuk dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan panen maksimal, durian memerlukan beberapa syarat tumbuh. Syarat tumbuh tersebut antara lain iklim, media tanam dan ketinggian tempat. Curah hujan untuk tanaman durian maksimum 3000 - 3500 mm/tahun dan minimal 1500 - 3000 mm/tahun. Curah hujan merata sepanjang tahun dengan kemarau 1 - 2 bulan sebelum berbunga lebih baik daripada hujan terus menerus (Sariati. 2012).

(16)

terik sinar matahari di musim kemarau, sehingga bibit harus dilindungi dinaungi. Tanaman durian cocok tumbuh pada suhu rata-rata 20 - 30 oC, suhu 15 oC durian dapat tumbuh tetapi pertumbuhan tidak optimal. Apabila suhu mencapai 35 oC daun durian akan terbakar. Ketinggian tempat untuk bertanam durian tidak boleh lebih dari 800 m dpl. Tetapi ada juga tanaman durian yang cocok ditanam di berbagai ketinggian. Tanah yang berbukit yang kemiringannya kurang dari 15 kurang praktis daripada lahan yang datar rata (Sariati, 2012).

Tanaman durian merupakan kelompok tumbuhan biji yang berupa pohon yang batangnya keras dan berkayu. Sebagai tumbuhan dikotil, tanaman durian mempunyai sistem perakaran tunggang. Batang dan akarnya mempunyai kambium, sehingga dapat tumbuh membesar. Sebagai tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) maka tanaman durian juga di anggap sebagai golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan yang tertinggi dalam pertumbuhannya (Tim Bina Karya Tani, 2008).

Organ-organ pada tumbuhan meliputi akar, batang, daun, bunga, biji dan bunga. Akar tumbuhan merupakan struktur tumbuhan yang terdapat di dalam tanah. Akar sebagai tempat masuknya mineral (zat-zat hara) dari tanah menuju ke seluruh bagian tumbuhan. Tanaman durian termasuk tumbuhan dikotil yang mempunyai sistem akar tunggang, tetapi jika dikembangbiakan dengan setek atau cangkok maka tumbuhan tersebut akan memiliki akar serabut (Tim Bina Karya Tani, 2008).

Batang tanaman durian sama seperti batang tumbuhan berkayu umumnya keras dan umurnya relatif panjang. Tumbuhan durian mempunyai batang yang bercabang-cabang, memiliki kambium vakular sehingga dapat mengalami pertumbuhan sekunder. Daun tanaman durian berbentuk pipih

melebar dan berwarna hijau. Tanaman durian hanya memiliki satu daun pada

tangkainya, sehingga durian disebut memiliki daun tunggal (Tim Bina Karya Tani, 2008).

(17)

6

termasuk kelamin sempurna (hermafrodit), artinya dalam satu bunga terdapat putik atau bunga betina dan benang sari atau bunga jantan. Bunga merupakan alat perkembangbiakan karena di dalam bunga terdapat alat-alat reproduksi. Bunga dianggap sebagai pucuk (ujung batang) yang termodifikasi, sehingga

bagian-bagian bunga merupakan hasil modifikasi dari daun (Tim Bina Karya Tani, 2008).

Buah durian berbentuk bulat atau lonjong atau tidak beraturan dan ukurannya kecil sampai besar. Kulit buah berduri dan bagian dalam buah

mempunyai beberapa rongga dengan setiap rongga berisi biji yang dibungkus daging buah. Biji buah durian berbentuk bulat telur, berkeping dua (dikotil),

berwarna kekuning-kuningan atau coklat muda. Biji durian merupakan alat perkembangbiakan tanaman generatif terutama untuk batang bawah penyambungan (Tim Bina Karya Tani, 2008).

B. Pembibitan Tanaman Durian

1. Pengadaan bibit dengan cara generatif untuk penyediaan batang bawah Sumber generatif tanaman durian yang dapat dijadikan sebagai sumber perbanyakan adalah biji. Biji durian berasal dari buah masak dapat disemai dan tumbuh menjadi bahan batang bawah bibit durian unggul untuk perbanyakan bibit durian dengan sambung pucuk. Persyaratan biji durian yang dapat dijadikan sebagai bibit atau batang bawah adalah:

a. berasal dari tanaman yang sehat,

b. tanaman mempunyai perakaran yang kuat,

c. tanaman mempunyai ketahanan terhadap penyakit tanah, d. mempunyai ketahanan terhadap cekaman lingkungan (Kartono, 2010).

(18)

Pembibitan dengan biji dilakukan untuk mendapatkan variasi baru (Soedijono dan Hartono, 2007).

Batang bawah atau rootstock atau understam adalah tanaman yang berfungsi sebagai batang bagian bawah yang masih dilengkapi dengan sistem perakaran yang berfungsi mengambil makanan dari dalam tanah untuk batang atas atau tajuknya. Keuntungan batang bawah dari biji: a. Perkembangan sistem perakarannya lebih kuat dan dalam, karena

memiliki akar tunggang, sehingga relatif lebih tahan terhadap

kekeringan.

b. Penyediaan batang bawah jenis ini bisa dilakukan dalam jumlah banyak.

Kriteria tanaman yang akan dijadikan batang bawah:

a. Mampu beradaptasi atau tumbuh kompak dengan batang atasnya, sehingga batang bawah ini mampu menyatu dan menopang pertumbuhan batang atasnya.

b. Tanaman dalam kondisi sehat.

c. Sistem perakarannya baik dan dalam serta tahan terhadap keadaan tanah yang kurang menguntungkan, termasuk hama dan penyakit yang ada dalam tanah.

d. Tidak mengurangi kualitas dan kuantitas buah pada tanaman yang disambungkan atau diokulasi.

Perawatan batang bawah seperti pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta penyiraman perlu diperhatikan agar batang bawah tumbuh subur dan sehat. Pertumbuhan yang subur dan sehat memudahkan pengelupasan kulit dan kayunya, karena sel-sel kambium berada dalam keadaan aktif membelah diri. Proses pembentukan kalus

atau penyembuhan luka berlangsung dengan baik, sehingga pada

(19)

8

2. Pengadaan bibit dengan cara vegetatif

Keuntungan penggunaan teknik pembibitan secara vegetatif antara lain keturunan yang didapat mempunyai sifat genetik yang sama dengan induknya, tidak memerlukan peralataan khusus, alat dan teknik yang tinggi kecuali untuk produksi bibit dalam skala besar, produksi bibit tidak tergantung pada ketersediaan benih pada musim buah, bisa dibuat secara kontinu dengan mudah sehingga dapat diperoleh bibit dalam jumlah yang cukup banyak, meskipun akar yang dihasilkan dengan cara vegetatif pada

umumnya relatif dangkal, kurang beraturan dan melebar, namun lama kelamaan akan berkembang dengan baik seperti tanaman dari biji, umumnya tanaman akan lebih cepat bereproduksi dibandingkan dengan tanaman yang berasal dari biji (Pudjiono, 1996).

Perbanyakan secara vegetatif memiliki beberapa cara yaitu:

a. Sambung

Grafting ini bukanlah sekedar pekerjaan menyisipkan dan

menggabungkan suatu bagian tanaman, seperti cabang, tunas atau akar pada tanaman yang lain. Melainkan sudah merupakan suatu seni yang sudah lama dikenal dan banyak variasinya. Wudianto (2002) menyatakan bahwa seni grafting ini telah digemari sejak dua abad yang lalu, yaitu sekitar abad ke-15 dia menggambarkan betapa pelik dan banyaknya ragam dari seni grafting ini. Disamping itu Wudianto (2002) mengatakan bahwa ada 119 bentuk grafting. Dari sekian banyak grafting ini digolongkan menjadi tiga golongan besar, yaitu:

1) Bud grafting atau budding, yang kita kenal dengan istilah okulasi

2) Scion grafting, lebih populer dengan grafting saja, yaitu sambung pucuk atau enten

(20)

Beberapa alasan-alasan lain untuk melakukan grafting adalah sebagai berikut:

1) memperoleh keuntungan dari batang bawah tertentu, seperti perakaran kuat, toleran terhadap lingkungan tertentu,

2) mengubah kultivar dari tanaman yang telah berproduksi, yang disebut top working,

3) mempercepat kematangan reproduktif dan produksi buah lebih awal,

4) mempercepat pertumbuhan tanaman dan mengurangi waktu

produksi,

5) mendapatkan bentuk pertumbuhan tanaman khusus dan 6) memperbaiki kerusakan pada tanaman

(Hartmann et al, 1997).

Aplikasi grafting juga dapat dilakukan untuk membuat satu tanaman dengan jenis yang berbeda-beda, untuk mengatasi masalah polinasi, dalam kasus self-incompability atau tanaman berumah dua (Ashari,1995).

Proses pertauatan sambungan diawali dengan terbentuknya lapisan nekrotik pada permukaan sambungan yang membantu menyatukan jaringan sambungan terutama di dekat berkas vaskular. Pemulihan luka dilakukan oleh sel-sel meristematik yang terbentuk antara jaringan yang tidak terluka dengan lapisan nekrotik. Lapisan nekrotik ini kemudian menghilang dan digantikan oleh kalus yang dihasilkan oleh sel-sel parenkim (Hartmann et al, 1997).

Menurut Ashari (1995) sel-sel parenkim batang atas dan batang bawah masing-masing mengadakan kontak langsung, saling

(21)

10

translokasi hara dari batang bawah ke batang atas dan sebaliknya dapat berlangsung kembali.

Agar proses pertautan tersebut dapat berlanjut, sel atau jaringan meristem antara daerah potongan harus terjadi kontak untuk saling menjalin secara sempurna. Ashari (1995) mengemukakan bahwa hal ini hanya mungkin jika kedua jenis tanaman cocok (kompatibel) dan irisan luka rata, serta pengikatan sambungan tidak terlalu lemah dan tidak terlalu kuat, sehingga tidak terjadi kerusakan

jaringan.

Inkompatibilitas antar jenis tanaman yang disambung dapat

dilihat dari kriteria sebagai berikut menurut Hartmann et al (1997) : 1) Tingkat keberhasilan sambungan rendah

2) Pada tanaman yang sudah berhasil tumbuh, terlihat daunnya menguning, rontok, dan mati tunas

3) Mati muda, pada bibit sambungan

4) Terdapat perbedaan laju tumbuh batang bawah dan batang atas 5) Terjadinya pertumbuhan berlebihan pada batang atas dan batang

bawah

Menurut Ashari (1995) pengaruh batang bawah terhadap batang atas antara lain :

 mengontrol kecepatan tumbuh batang atas dan bentuk tajuknya,  mengontrol pembungaan, jumlah tunas dan hasil batang atas,  mengontrol ukuran buah, kualitas dan kemasakan buah, dan  resistensi terhadap hama dan penyakit tanaman.

Pengaruh batang atas terhadap batang bawah juga sangat nyata.

Namun pada umumnya efek tersebut timbal balik sebagaimana pengaruh batang bawah terhadap batang atas.

(22)

yaitu secara genetik tidak seragam. Variasi genetik ini dapat mempengaruhi penampilan tanaman batang atas setelah ditanam. Oleh karena itu perlu dilakukan seleksi secermat mungkin terhadap batang bawah yang berasal dari biji (Ashari, 1995).

Pemilihan batang atas adalah faktor terpenting dalam penyambungan. Batang atas yang biasanya disebut entres (scion) adalah calon bagian atas atau tajuk tanaman yang di kemudian hari akan menghasilkan buah berkualitas unggul. Batang atas ini dapat

berupa mata tunas tunggal yang digunakan dalam tehnik okulasi ataupun berupa ranting dengan lebih dari satu mata tunas atau ranting dengan tunas pucuk yang digunakan dalam sambungan (grafting). Entres inilah yang disambungkan pada batang bawah, untuk menggabungkan sifat-sifat yang unggul. Karena itu entres sebagai batang atas harus diambil dari pohon induk yang sudah diketahui betul sifat unggulnya (Ismunir, 2011).

Pohon induk tanaman durian mempunyai bagian yang berbeda-beda dalam fase perkembangannya. Bagian pangkal pohon

merupakan bagian yang tertua menurut umurnya, tetapi karena terbentuk pada masa awal pertumbuhan pohon tersebut maka sel-selnya besifat sederhana, muda (juvenile) dan sangat vegetatif. Semakin ke arah ujung ranting, semakin muda menurut umurnya, tetapi sel-sel yang terbentuk paling akhir ini justru bersifat lebih kompleks, dewasa (mature) dan siap untuk memasuki masa berbunga dan berbuah (generatif). Pengambilan entres dari pucuk tajuk pohon akan tetap membawa sifat dewasa atau generatif. Penyambungan entres dengan batang bawah akan menghasilkan bibit

(23)

12

Kriteria tanaman yang akan dijadikan sebagai batang atas:

1) Mampu beradaptasi atau tumbuh kompak dengan batang

bawahnya, sehingga batang atas ini mampu menyatu dan dapat berproduksi dengan optimal.

2) Cabang dari pohon yang sehat, pertumbuhannya normal dan bebas dari serangan hama dan penyakit

3) Cabang berasal dari pohon induk yang sifatnya benar-benar yang seperti kita kehendaki, misalnya berbuah lebat dan

berkualitas tinggi. (Ismunir. 2011).

Pohon induk adalah tanaman pilihan yang dipergunakan sebagai sumber batang atas (entres), baik itu tanaman kecil ataupun tanaman besar yang sudah produktif yang berasal dari biji atau hasil perbanyakan vegetatif. Persyaratan pohon induk antara lain adalah memiliki sifat unggul dalam produktivitas dan kualitas tanaman, seperti tanaman buah yang tahan terhadap serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Nama varietas pohon induk dan asal-usulnya (nama pemilik, tempat asal) harus jelas, sehingga memudahkan pelacakannya (Paristiyanti. 2008).

Tanaman dari biji harus sudah berproduksi minimal lima musim, untuk mengetahui kemantapan sifat yang dibawanya. Ditanam dalam kebun yang terpisah dari tanaman lain yang dapat menjadi sumber penularan penyakit atau penyerbukan silang, terutama untuk pohon induk yang akan diperbanyak secara generatif yaitu diambil bijinya. Kebun pohon induk adalah kebun yang ditanami dengan beberapa varietas buah unggul untuk sumber

(24)

tidak jauh dengan lokasi perbanyakan tanaman, untuk memudahkan pelaksanaan perbanyakan bibit (Paristiyanti. 2008).

Pohon induk pada umumnya dipilih dari bibit-bibit unggul. Bibit unggul adalah tanaman muda yang memiliki sifat unggul yaitu mampu menunjukkan sifat asli induknya dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, serta tidak mengandung hama dan penyakit. Pada tanaman buah sifat unggul ini terutama nilai dari kualitas buahnya. Bila semakin banyak sifat yang disukai konsumen

terkumpul dalam satu buah, maka semakin tinggi pula nilai ekonomi (harga) buah tersebut. Buah demikian dapat digolongkan sebagai buah unggul. Untuk itu dapat diambil contoh cara menilai buah durian berdasarkan kriteria penampilan buah dan sifat buah yang disukai konsumen, sehingga diperoleh suatu daftar kriteria penilaian buah durian unggul. Kelompok sifat utama durian unggul adalah

 Rasa daging buah: manis berlemak, diutamakan dengan rasa

khas

 Ketebalan daging: tebal

 Ukuran biji: kecil atau sekurang-kurangnya kempes

 Warna daging: kuning sampai jingga

 Kadar air daging: sedikit (kering)

 Tekstur daging: halus, sedikit berserat

 Ukuran buah: besar

 Aroma: kuat merangsang

 Kulit buah: tipis dan mudah dibuka bila buah sudah masak

 Jumlah juring: 5 - 6 juring sempurna

Kelompok sifat menunjang :

 Struktur pohon kokoh, percabangan merata atau simetris, tajuk

bulat.

 Produksi buah tinggi dan stabil setiap tahun, diutamakan yang

panen buahnya pada awal atau akhir musim.

(25)

14

 Mudah diperbanyak.

 Pertumbuhan cepat dan responsif terhadap kultur teknis

budidaya (pemupukan, pengairan).

Apabila minimal terpenuhi 70 % sifat unggul dari daftar diatas maka bibit tanaman tersebut tergolong jenis unggul. Bila tidak memenuhi 70 % persyaratan diatas, maka tanaman demikian tergolong benih yang biasa saja. Cara penilaian seperti ini dapat dipakai untuk menilai jenis tanaman lainnya. Namun perlu

mengadakan perubahan kriteria tertentu agar sesuai dengan sifat masing-masing jenis tanaman (Paristiyanti. 2008).

b. Cangkok

Mencangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya dan cepat menghasilkan. Pencangkokan dilakukan dengan menyayat dan mengupas kulit sekeliling batang, lebar sayatan tergantung pada jenis tanaman yang dicangkok. Penyayatan dilakukan sedemikian rupa sehingga lapisan kambiumnya dapat dihilangkan (dengan cara dikikis). Setelah luka yang dibuat cukup kering, Rootone-F diberikan sebagai perlakuan agar bahan cangkokan cepat berakar. Media tumbuh yang digunakan terdiri dari tanah dan kompos dan dibalut dengan sabut kelapa atau plastik. Bila batang diatas sayatan telah menghasilkan sistem perakaran yang bagus, batang dapat segera dipotong dan ditanam di lapang.

Menurut Rochiman dan Harjadi (1973), hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pencangkokan tanaman adalah :

1) waktu mencangkok, sebaiknya pada musim hujan karena tidak perlu melakukan penyiraman berulang-ulang,

(26)

3) pemeliharaan cangkokan, pemeliharaan sudah dianggap cukup bila media cangkokan cukup lembab sepanjang waktu.

c. Stek

Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Sebagai alternatif perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus dan cepat

dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya. Cara perbanyakan dengan metode stek akan kurang menguntungkan jika bertemu dengan kondisi tanaman yang sukar berakar, akar yang baru terbentuk tidak tahan stress lingkungan dan adanya sifat plagiotrop tanaman yang masih bertahan.

Keberhasilan perbanyakan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru yang true to name dan true to type. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh faktor intern yaitu tanaman itu sendiri dan faktor ekstern atau lingkungan. Salah satu faktor intern yang mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh.

Faktor intern yang paling penting dalam mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk pada stek adalah faktor genetik. Jenis tanaman yang berbeda mempunyai kemampuan regenerasi akar dan pucuk yang berbeda pula. Untuk menunjang keberhasilan perbanyakan tanaman dengan cara stek, tanaman sumber seharusnya mempunyai sifat-sifat unggul serta tidak terserang hama atau

(27)

16

1) Status air: stek lebih baik diambil pada pagi hari dimana bahan stek dalam kondisi turgid.

2) Temperatur: tanaman stek lebih baik ditumbuhkan pada suhu 12°C hingga 27°C.

3) Cahaya: durasi dan intensitas cahaya yang dibutuhkan tanaman sumber tergantung pada jenis tanaman, sehingga tanaman sumber seharusnya ditumbuhkan pada kondisi cahaya yang tepat.

4) Kandungan karbohidrat: Untuk meningkatkan kandungan

karbohidrat bahan stek yang masih ada pada tanaman sumber bisa dilakukan pengeratan untuk menghalangi translokasi karbohidrat.

Pengeratan juga berfungsi menghalangi translokasi hormon dan substansi lain yang mungkin penting untuk pengakaran, sehingga terjadi akumulasi zat-zat tersebut pada bahan stek. Karbohidrat digunakan dalam pengakaran untuk membangun kompleks makro molekul, elemen struktural dan sebagai sumber energi. Walaupun kandungan karbohidrat bahan stek tinggi, tetapi jika rasio C/N rendah maka inisiasi akar juga akan terhambat karena unsur N berkorelasi negatif dengan pengakaran stek (Hartmann et al, 1997).

Faktor lingkungan tumbuh stek yang cocok sangat berpengaruh pada terjadinya regenerasi akar dan pucuk. Lingkungan tumbuh atau media pengakaran seharusnya kondusif untuk regenerasi akar yaitu cukup lembab, evapotranspirasi rendah, drainase dan aerasi baik, suhu tidak terlalu dingin atau panas, tidak terkena cahaya penuh dan bebas dari hama atau penyakit, maka akar

akan dapat tumbuh optimal.

C. Analisis Usaha Tani

(28)

budidaya yang dilakukan, adapun beberapa hal yang dibahas dalam analisis antara lain :

1. Biaya tetap

Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.

b. Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding

terbalik dengan perubahan volume penjualan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.

2. Biaya variable

Biaya variabel memiliki karakteristik sebagai berikut: Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah biaya variabel. Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan, jadi biaya semakin konstan. (Anonim, 2009)

3. Penerimaan

Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual dan bisaanya produksi berhubungan dengan negatif dengan harga, artinya harga akan turun ketika produksi berlebihan (Soekartawi, 1995)

4. Keuntungan

Keuntungan adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan

(29)

18

saat perusahaan menghentikan kegiatannya dan dilakukan likuidasi (Soemarso, 2005).

5. Break even point

Menurut Riyanto (1995) analisis break even adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Oleh karena itu analisis tersebut mempelajari hubungan antar biaya, keuntungan dan volume kegiatan. Dalam perencanaan keuntungan, analisis break even merupakan profit planning approach yang mendasarkan pada hubungan antar biaya (cost)

dan penghasilan penjualan (revenue). Perhitungan break even point

dengan menggunakan rumus aljabar dapat dilakukan dengan dua cara yaitu break even point atas dasar unit dan break even point atas dasar sales dalam rupiah.

a. Break even point (BEP) atas dasar unit

Break even point atas dasar unit menunjukkan unit penjualan

yang harus dicapai untuk menghindarkan dari kerugian. Sedangkan kontribution margin atau marjin kontribusi menunujukkan hasil penjualan yang tersedia untuk menutupi semua biaya tetap.

b. Break even point (BEP) atas dasar penjualan dalam rupiah

Break even point atas dasar penjualan menunjukkan besarnya

penerimaan minimal yang harus dicapai dari hasil penjualan untuk mencapai keadaan impas dan mampu menutup semua biaya. Rasio kontribusi merupakan rasio dari margin kontribusi terhadap harga jual.

6. Revenue Cost Ratio (R/C)

Revenue Cost Ratio (R/C) merupakan ukuran perbandingan antara

(30)

Revenue Cost Ratio (R/C) adalah total penerimaan dibagi total biaya

produksi. Rumusnya yaitu :

oduksi TotalBiaya

imaan TotalPener C

R

Pr

/ 

(31)

20

III. TATA PELAKSANAAN

A. Penentuan Lokasi Magang

Pemilihan lokasi magang disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu bidang kajian pembibitan tanaman durian, sehingga penulis dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan dan segala informasi berdasarkan pengamatan untuk membuat laporan tugas akhir dari pelaksanaan magang.

B. Pelaksanaan Magang

Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan maksud dilaksanakannya praktik magang dan melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan pembibitan tanaman durian untuk memperluas pengetahuan dan ketrampilan. Pelaksanaan magang dilakukan di Kebun Benih Hortikultura Ranukitri di jalan Karanganyar-batujamus km 16 desa Pendem, Mojogedang, Karanganyar telp/fax 0271 712679

C. Waktu Pelaksanaan

Adapun pelaksanaan magang ini direncanakan selama 1 bulan yaitu pada bulan Februari hingga Maret 2012, yaitu dimulai pada tanggal 1 Februari 2012 hingga 1 Maret 2012. Magang di lakukan pada hari kerja yaitu dari hasi senin hingga sabtu, mulai jam 07.00 WIB – 13.00 WIB.

D. Cara Pelaksanaan

Adapun cara pelaksanaan magang di Kebun Benih Hortikultura melaksanakan serangkaian kegiatan yang dilakukan mahasiswa magang selama pelaksanaan magang sehingga diperoleh informasi yang diperlukan dengan mudah dan jelas. Informasi diperoleh dengan beberapa cara yaitu wawancara, observasi dan studi pustaka. Wawancara untuk memperoleh

(32)

Observasi untuk mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan secara langsung mengenai tata cara perbanyakan bibit durian di Kebun Benih Hortikultura. Studi pustaka merupakan pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data yang tersedia yang berhubungan dengan kegiatan magang. Data tersebut dapat berupa buku, arsip, jurnal dan lain-lain yang bersifat informatif dan berhubungan dengan kegiatan magang.

Jenis dan sumber data yang penulis gunakan adalah: data primer, adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan

(33)

21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Lokasi

1. Sejarah Berdirinya Kebun Benih Hortikultura Ranukitri

Kebun Benih Hortikultura Ranukitri terletak di desa Pendem,

kecamatan Mojogedang, kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Luas lahan 17,2247 hektar dengan sertifikat hak pakai jenis tanah latosol

coklat, ketinggian tempat 400 m dpl, curah hujan 2.409 mm, hari hujan

128, bulan kering 5/7, struktur tanah gumpal, kesuburan tanah sedang, solum tanah 25 cm dan pH 6-7.

Kebun Benih Hortikultura Ranukitri di buka tahun 1952 pada lahan bekas serat nanas. Pada Tahun 1954 lahan telah jadi dan dimulai di tanami tanaman buah-buahan dan tanaman perkebunan. Tahun 1970 mulai di ganti dengan pengembangan tanaman jeruk berbagai varietas, sehingga pada tahun itu kebun pendem merupakan kebun koleksi tanaman jeruk. Pada tahun 1981 tanaman jeruk mulai terserang CVPD sampai punah pada tahun 1987. Setelah itu dimulai lagi pengembangan tanaman durian dan rambutan, selain itu juga tanaman buah-buahan lainnya.

Dengan adanya tanaman induk buah-buahan maka pada tahun 1993 mulai membuat perbanyakan benih durian secara sambung pucuk dan terus berkembang sampai sekarang dengan kemampuan produksi benih durian berbagai varietas. Di Kebun Benih Hortikultura Ranukitri terdapat berbagai jenis tanaman induk yang digunakan untuk perbanyakan tanaman durian.

Kebun Benih Hortikultura Ranukitri ini merupakan milik Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura wilayah Surakarta. Pada Kebun

(34)
[image:34.595.147.536.590.695.2]

Tabel 2. Inventarisasi Pohon Induk Durian di KBH Ranukitri

No. Jenis Tanaman Petak

Tanaman Blok Fondasi

Tanaman

Produksi Jumlah

1 Aspar B 3 3

2 Rajamabah B 5 5

3 Sawah emas B 3 3

4 Sukun B, G, IX 105 3 108

5 Petruk B, C 5 4 9

6 Sunan B, VII 5 2 7

7 Sitokong C 15 9 24

8 Otong B, C, III 20 20

9 Kani C 15 5 20

10 Hepe B 1 1

11 Lokal B, C 12 12

Sumber: Data KBH Ranukitri, Pendem, Mojogedang

Tabel 3. Penjualan Bibit Durian di KBH Ranukitri

No Tahun Varietas Durian (Batang)

Sunan Kani Sukun Petruk Otong Matahari

1 2007 850 850 850 775 8.100 -

2 2008 1.000 2.000 500 1.000 10.000 -

3 2009 - 2.100 1.150 250 14.260 1.330

4 2010 1.150 190 - - 409 900

5 2011 1.321 - 150 1.138 - 776

6 2012 497 2.294 - 2050 10.772 300

Sumber: Data KBH Ranukitri, Pendem, Mojogedang

Tabel 4. Harga Benih Durian B2TPH wil. Surakarta

No Komoditi Klas Benih Harga Satuan

Lama Baru

1 Durian BR (Benih Sebar) Rp. 4.500 Rp. 5.000 Batang

2 Durian

Otong Buah Rp. 16.000 Rp. 16 000 Kg

3 Selain

Otong Buah Rp. 5.000 Rp. 5.000 Kg

(35)

23

Tabel 5. Data Setoran KBH Ranukitri Pendem

No Tahun Jumlah

1 2011 Rp. 101.463.000

2 2012 (Januari-Maret) Rp. 109.024.500

Sumber: Data KBH Ranukitri, Pendem, Mojogedang

Di Kebun Benih Hortikultura Ranukitri ini memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut:

a. Sumber air dari sumur dalam dengan debit 0,6 liter/detik, dan penyaluran air dari sungai melalui jaringan pipa berdasarkan gaya grafitasi.

b. Bangunan kantor dan rumah pimpinan kebun. c. Gudang pupuk organik dan peralatan.

d. Gudang pupuk kandang. e. Naungan paranet. f. Bak penampungan air

g. Pohon induk durian.

h. Koleksi tanaman buah selain durian.

i. Tempat Agrowisata: Bangunan loket, mainan anak-anak, musola,

selter untuk penjualan bibit tanaman gazebo dan tempat parkir.

2. Struktur Organisasi Kebun Benih Hortikultura Ranukitri

Kebun Benih Hortikultura Ranukitri Pendem, Mojogedang,

(36)
[image:36.595.152.530.108.290.2] [image:36.595.153.548.355.500.2]

Gambar 1. Struktur Organisasi Kebun Benih Hortikultura Ranukitri

Tabel 6. Daftar Nama Pegawai Negeri di KBH Ranukitri

No. Nama Pangkat/Gol Jabatan Ket.

1 Tri Wahyono, S.P.

NIP 19600204 198610 1 002

Penata Muda (III/b) TK I

Pemimpin

Kebun Sarjana

2 Sunaryo

NIP 19571120 197804 1 001 Pengatur (II/c)

Pemelihara

Kebun SMP

3 Narto

NIP 19581223 198910 1 001

Pengatur Muda (II/a)

Pemelihara

Kebun SD

4 RIBUT Djijono

NIP 19720208 200604 1 009

Pengatur Muda (II/a)

Tata usaha dan Adminitrasi

STM Pertanian

Tabel 7. Daftar Pegawai Honorer

No Nama Pendidikan Terakhir Kegiatan

1 Wagimen SD Persiapan Lahan

2 Mento SD Persiapan Lahan

3 Gito SD Persiapan Lahan

Tabel 8. Daftar Pegawai Perbayakan bibit

No Nama Pendidikan Terakhir Kegiatan

1 Wanto SMK Penyambungan

2 Suroto SMK Penyambungan

3 Taryo SMK Penyambungan

Pimpinan Kebun

Tata Usaha dan Adminitrasi

Pemelihara Kebun

Tenaga Persiapan Lahan dan Pemeliharaan Tenaga Penyambungan dan

[image:36.595.146.548.544.609.2] [image:36.595.149.547.652.717.2]
(37)

25

Kebun Benih Hortikultura ini memiliki visi dan misi sebagai berikut: a. Visi: Pembenihan Buah-buahan bermutu dan berkesinambungan mitra

handal petani mandiri

b. Misi: Berkesinambungan menyediakan benih buah-buahan unggul bermutu dari koleksi pohon induk buah superior, blok fondasi dan blok pengadaan mata tempel.

B. Uraian Kegiatan

1. Penangkaran Bibit Durian

a. Pengelolaan Tanah

Tanaman buah durian di Kebun Benih Hortikultura di tanam pada ketinggian 400 meter di atas permukaan air laut. Tanah di Kebun Benih Hortikultura adalah tanah latosol coklat. Pengolahan tanah dilakukan untuk media persemaian biji. Lahan di bersihkan dari semak-semak dan rumput, kemudian tanah latosol di gemburkan.

Tanah latosol yaitu tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium. Tanah ini sudah sangat tua, sehingga kesuburannya rendah. Warna tanahnya merah hingga kuning, sehingga sering disebut tanah merah. Tanah latosol yang mempunyai sifat cepat mengeras bila tersingkap atau berada di udara terbuka disebut tanah laterit. Tanah dengan kadar liat lebih dari 60 %, remah sampai gumpal, gembur, warna tanah seragam dengan dengan batas-batas horison yang kabur, solum dalam (lebih dari 150 cm), kejenuhan basa kurang dari 50 %. Tumbuhan yang dapat hidup di tanah latosol adalah padi, palawija, sayuran, buah-buahan, karet, sisal, cengkih, kakao, kopi, dan kelapa sawit (Dita, 2010).

Lahan yang digunakan adalah lahan yang ternaungi oleh

(38)

memiliki curah hujan 2.409 mm, dengan hari hujan 128, bulan kering 5/7, struktur tanah gumpal, kesuburan tanah sedang dan pH 6 - 7.

Durian adalah buah tropis, tumbuh hingga ketinggian 800 m dpl. Curah hujan yang disukai sekurang-kurangnya 1500 mm, yang

tersebar merata sepanjang tahun. Akan tetapi, periode kering 1 - 2 bulan akan merangsang perbungaan lebih baik. Tanaman ini

memerlukan tanah yang dalam, ringan dan berdrainase baik. Derajat keasaman optimal adalah 6 - 6,5 (Anonim, 2012).

b. Persemaian Biji

Persemaian biji durian di Kebun Benih Hortikultura Ranukitri dilakukan pada saat musim panen durian yaitu pada bulan januari hingga maret karena pada saat itu persedian biji durian atau pongge di pasaran melimpah. Biji atau pongge di peroleh dari pedagang durian di

pasaran. Harga biji atau pongge durian berkisar antara Rp.50,00 – Rp.75,00.

Biji durian yang disemai adalah biji durian sapuan. Sapuan merupakan campuran berbagai varietas biji atau pongge durian seperti Gambar 2 pada lampiran. Balai sertifikasi benih tidak menetapkan varietas tertentu untuk biji durian yang akan digunakan untuk zailing atau batang bawah.

Idealnya batang bawah durian menggunakan varietas yang perakaran dan batangnya kuat, sudah berumur tua dan buahnya lebat meskipun ukurannya kecil-kecil. Syarat lain adalah, ponggenya haruslah cukup besar ukurannya. Para penangkar benih di Thailand, umumnya menggunakan batang bawah chanee yang dikenal bandel dan tahan kekeringan. Di Indonesia, kita bisa menggunakan batang

bawah durian lokal yang cukup baik kulitasnya. Untuk berburu durian

lokal calon batang bawah ini, para penangkar biasa datang ke sentra-sentra durian, kemudian memborong buah langsung di

(39)

27

Kelebihan batang bawah dari pohon pilihan ini adalah, jenisnya pasti seragam. Hingga pertumbuhan benih nantinya juga bisa serentak. Kedua, kualitas batang bawahnya juga ketahuan, sebab kita sudah melihat sendiri, bagaimana kondisi tanaman durian tersebut. Ketiga, kita bisa menangani biji durian tersebut sebaik mungkin. Sebab biji

“sapuan” istilah yang digunakan oleh para penangkar untuk biji durian

dari pedagang kakilima, kondisinya bisa saja sudah memar-memar atau terinjak-injak kaki. Biji yang sejak awal kita tangani, bisa dijaga agar

tetap utuh dan tidak cacat (Anonimb, 2012).

Pembibitan merupakan kegiatan awal di lapangan yang bertujuan untuk mempersiapkan bibit siap tanam. Pembibitan harus sudah disiapkan sebelum penanaman pada lahan pertanaman, agar bibit yang di tanam tersebut memenuhi syarat, baik umurnya maupun ukurannya. Bibit yang baik dan bermutu merupakan salah satu penentu

keberhasilan dalam setiap usaha budidaya tanaman. (Tim Bina Karya Tani, 2008).

Proses persemaian biji di Kebun Benih Hortikultura Ranukitri adalah sebagai berikut; biji yang akan di tanam di bersihkan dari daging buahnya. Pembersihan dilakukan dengan mencuci biji dalam aliran air seperti Gambar 3 pada lampiran. Setelah biji di bersihkan biji di angin-anginkan kemudian disortasi, dipilih biji yang baik, tidak kempes dan tidak cacat (rusak). Biji yang telah disortasi kemudian di tanam di lahan persemain seperti Gambar 4 pada lampiran. Lahan persemaian berupa bedengan dengan lebar bedengan 1 m dan tinggi bedengan 20 cm.

Biji Durian yang sudah benar benar bersih, kemudian disemai

(40)

blarak di singkirkan dari lahan. Setelah bibit berumur 1 bulan bibit siap di transplantingkan seperti Gambar 6 pada lampiran.

c. Transplanting

Transplanting bibit durian di KBH Ranukitri dilakukan saat bibit durian berumur 1 bulan. Bibit siap transplanting di cirikan sudah tumbuh tunas daun tetapi belum mekar (daunnya masih kuncup) seperti Gambar 7 pada lampiran. Hal ini dikarenakan apabila bibit daunnya telah mekar maka adaptasi bibit pada saat dipindahkan dalam

polybag akan lebih lama dan kemungkinan bibit akan mati. Bibit di transplantingkan ke polybag yang telah di isi tanah. Tanah yang di gunakan adalah tanah latosol coklat.

Polybag yang di gunakan berukuran 10 cm x 15 cm. Langkah awal melakukan transplanting adalah mengisi polybag dengan tanah kemudian melubanginya dengan kayu runcing yang berdiameter 3 cm seperti Gambar 10 pada lampiran. Setelah itu memindahkan bibit ke dalam polybag. Bibit yang akan di transplanting dicabut, pencabutannya tidak mengikut sertakan tanah pada lahan persemaian seperti Gambar 8 pada lampiran. Bibit durian memiliki akar tunggang yang cukup kuat, untuk mengantisipasi akar terlalu panjang saat akan di lakukan transplanting maka ujung akar di potong seperti Gambar 9 pada lampiran.

Pada perlakuan transplanting setelah persemaian, media yang digunakan hanya tanah saja, tanah dengan jenis tanah latosol ini memiliki kandungan humus karena tanah yang digunakan adalah tanah permukaan yang terdapat bahan organik alami, sehingga tanah saja cukup untuk menjadi media tanam selama pembesaran bibit sebelum

proses penyambungan.

(41)

29

dalam polybag ini dipelihara hingga umur 3 bulan seperti Gambar 13 pada lampiran. Pemeliharaan bibit ini dengan cara disiram secara rutin setiap hari pada pagi hari. Setelah bibit berumur 3 bulan bibit siap masuk ke tahap selanjutnya yaitu tahap penyambungan.

d. Penyambungan

Perbanyakan tanaman durian yang dilakukan di Kebun benih Hortikultura adalah perbanyakan dengan teknik penyambungan. Penyambungan di anggap lebih memiliki prosentase keberhasilan lebih

tinggi, dan waktu yang dibutuhkan lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan yang lain.

Pertama-tama sebelum melakukan pekerjaan perbanyakan bibit durian dengan teknik sambung pucuk pekerja Kebun Benih Hortikultura Ranukitri, membuat sungkup dari rangka bambu dengan bentuk setengah lingkaran seperti Gambar 16 pada lampiran. Diameter setengah lingkaran adalah 1 m. Rangka sungkup di buat di bawah naungan paranet 40 %. Setelah rangka sungkup selesai di buat, kemudian melakukan pekerjaan sambung pucuk. Batang bawah yang sudah siap di sambung di potong melintang dengan silet kemudian di

buat belahan membujur ke bawah sepanjang 2 - 3 cm tepat di tengah-tengah dengan sebuah silet seperti Gambar 19 pada

lampiran.

Langkah berikutnya kita mengambil ranting tunas atau batang atas yang sudah di pilih atau di ambil sesuai dengan syarat yang

dikehendaki. Panjang potongan batang atas 15 - 20 cm seperti Gambar 20 pada lampiran. ruas yang paling bawah kemudian di iris

pada kedua sisinya, sehingga membentuk pasak, yaitu meruncing di

(42)

Cara pengikatan dari bawah ke atas kembali ke bawah membentuk susunan genting.

Setelah penalian selesai pada bekas sambungan, kemudian dimasukkan ke dalam sungkup. Telah hasil sambungan sudah masuk ke dalam sungkup, lalu dilakukan penyemprotan dengan fungisida fungsinya untuk mencegah timbulnya jamur. Untuk masa kritis sambungan di dalam sungkup yaitu pada umumnya 7 - 14 hari perlu dilakukan pengamatan, apakah ada jamur yang tumbuh, jika terdapat

jamur yang tumbuh maka kita semprot dengan fungisida, caranya dibuka sedikit sungkup plastik PE 0,8 mm sebesar pergelangan tangan kemudian tangkai semprot dimasukkan untuk menyemprot fungisida.

Setelah sambungan berumur 1 bulan, kemudian sambungan dikeluarkan dari sungkup. Setelah sungkup dibuka segera di lakukan

pergantian media polybag dengan ukuran yang lebih besar 18 cm x 25 cm. Kemudian di tempatkan di tempat di tempat yang

mendapatkan sinar matahari penuh. Di Kebun Benih Hortikultura Ranukitri setiap membuat 1.000 batang bibit yang di sambung, yang berhasil hidup kurang lebih 850 batang sehingga presentase keberhasilannya adalah 85 %.

e. Repotting atau Pergantian polybag

Setelah bibit berhasil dalam proses penyambungan maka bibit siap untuk diganti media yang lebih besar, agar tanaman dapat tumbuh maksimal dan tanaman bibit durian dapat mengoptimalkan penampilannya. Polybag yang digunakan berukuran 18 cm x 25 cm. Media yang digunakan adalah campuran tanah latosol dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1.

(43)

31

menyirami secara rutin setiap pagi hari. Bibit ini telah siap untuk dipasarkan.

Pengepotan kembali perlu dilakukan jika kita menemukan beberapa penampilan tanaman yang tidak normal, antara lain dicirikan oleh :

1) Penampilan tanaman tidak menarik dan kualitas tanaman menurun. 2) Pertumbuhan tanaman menjadi lambat dan cenderung mengerdil. 3) Daun-daun menguning dan layu.

4) Media tanaman memadat karena perakaran memenuhi isi pot. 5) Perakaran muncul di permukaan media tanaman hingga perakaran

keluar dari lubang-lubang drainase pada bagian bawah pot.

6) Bagi tanaman pada pot yang terbuat dari bahan tanah atau terakota, pada umumnya jika terlambat menanganinya maka akan pecah. (Susilo, 2007).

f. Pemberian label

Galur yang telah dilepas menjadi varitas unggul yang baru, secara otomatis menjadi benih penjenis (breeders seed atau BS) yang merupakan hasil temuan pemulia. Benih tersebut kemudian diperbanyak dengan sistem sertifikasi yang menghasilkan benih dasar (foundation seed atau FS) atau benih pokok (stock seed atau SS) dan seterusnya benih tersebut diperbanyak untuk menghasilkan benih sebar (extension seed atau ES).

Benih sebar inilah yang digunakan oleh petani dalam proses produksi komoditi tertentu untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. Setiap tahapan dalam alur tersebut menjadi semacam kelas benih dan oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) diberi label

dengan warna yang berbeda-beda, contohnya label biru dipergunakan untuk kelas SS dengan mutu baik atau warna merah jambu untuk benih dengan kelas dibawah dengan menggunakan label biru.

(44)

telah terbukti asalnya baik dari batang bawah dan batang atasnya. Batang atas sebagai bakalan sumber buah telah terbukti berasal dari tanaman indukan yang telah terbukti baik dari kualitas dan kuantitas mutu yang terjamin, sedangkan label merah muda diberikan kepada bibit tanaman yang belum terjamin kualitasnya karena batang atasnya belum produktif sehingga belum diketahui hasilnya.

Sertifikasi ini dilakukan oleh institusi pemerintah, perorangan atau badan hukum yang sudah mendapatkan ijin dan akreditasi dari

pemerintah. Instansi pemerintah yang melakukan sertifikasi adalah Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih. Adapun kegiatan sertifikasi

meliputi pemeriksaan lapangan, pengujian laboratorium dan

pemasangan label. Benih Bina yang lulus tiap tahapan sertifikasi dan bila akan diperdagangkan harus diberi label :

a. Benih Penjenis warna label Putih

b. Benih Pokok atau Dasar warna label Ungu c. Benih Sebar warna label Biru

Label adalah keterangan tertulis mengenai mutu, serta tempat asal yang di tempelkan atau disertakan. Label yang digunakan telah disahkan oleh BPSB. Penangkaran benih atau produsen benih harus mempunyai izin sertifikasi di BPSB. Pelabelan dilakukan pada benih yang siap dipasarkan. Pada label tertuliskan varietas durian dan asal bibit di buat. Label ini merupakan sertifikat bibit tersebut. Sertifikasi ini menandakan bahwa varietas bibit terjamin.

Mekanisme pengendalian mutu yang secara resmi diterapkan di Indonesia adalah melalui sertifikasi benih. Tujuan sertifikasi adalah mempertahankan atau melindungi mutu genetis, mutu fisik dan mutu

(45)

33

2. Pemeliharaan Pohon Induk

a. Penanaman Tanaman Induk

Penanaman tanaman durian dilakukan dengan diawali kegiatan pengolahan tanah yaitu pembuatan lubang tanam. Lubang tanam di buat sebulan sebelum penanaman di mulai. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 60 cm x 60 cm dan dalamnya 60 cm. pada waktu menggali, onggokan tanah galian tanah bagian atas (Top Soil) setebal 20 cm di letakkan di salah satu sisi lubang, dan tanah bagian bawah

(bagian tanah yang lebih dalam dari tanah lapisan atas) di letakkan di sisi lain yang berbeda.

Menurut susunannya, lapisan tanah terdiri atas lapisan tanah atas, lapisan tanah bawah, dan bahan induk tanah. Tanah lapisan paling atas umumnya sangat subur. Hal ini karena lapisan tanah atas bercampur dengan humus. Tanah yang kaya dengan humus berwarna lebih hitam (gelap) dibandingkan jenis tanah yang lain. Sementara itu,tanah lapisan bawah kurang subur dan mempunyai warna lebih terang. Tanah lapisan bawah mengandung sedikit humus (Anonimc, 2012).

Penanaman dilakukan pada saat tanaman dari pembibitan sudah siap ditanam. Waktu penanaman sebaiknya pada pagi hari atau sore hari atau saat kondisi tidak terlalu panas. Hal ini untuk menghindari tanaman menjadi layu akibat transpirasi yang berlebihan atau

penyesuaian tanaman dari media pembibitan ke lapangan (Hasan, 1990).

Sebelum penanaman lubang tanam diberi pupuk secukupnya sampai mencapai kedalaman lubang setinggi tempat pembibitan. Agar kondisi tanah bagian atas benar-benar subur, maka tanah di campur

(46)

dimasukkan di ruang antara bibit dengan lubang tanam. Sambil dimasukkan pupuk dasar bersama timbunan tanah. Tanah bagian bawah digunakan untuk menutup lubang bagian atas dan kelebihannya disebarkan secara merata di sekitar lubang tanam.

b. Pemangkasan

Di Kebun Benih Hortikultura Ranukitri Pendem, Tanaman induk dilakukan pemangkasan dari umur 1 tahun dan mulai diambil entresnya saat tanaman berumur 2 tahun, setelah itu pemangkasan

dilakukan bersamaan dengan pengambilan entres. Sebetulnya pohon durian tidak membutuhkan pemangkas kecuali pada cabang dan ranting yang mati, kering, terserang hama atau penyakit.

Pohon durian dari bibit okulasi, enten atau susuan umumnya telah pendek secara alami. Namun bila akan melakukan pemangkasan, sebaiknya ketika tanaman masih kecil yakni pada umur 1 - 2 tahun dari saat okulasi, enten atau penyususan. Bila pohon durian akan di jadikan indukan untuk sumber entres pembibitan, dianjurkan untuk selalu di pangkas supaya cabangnya banyak dan pendek kekar pohonnya. Perlakuan tersebut untuk mempermudah pengambilan entresnya. Dalam hal ini tanaman memang tidak diharapkan untuk menghasilkan buah (Tim Bina Karya Tani, 2008).

c. Penyiraman

Penyiraman tanaman durian di Kebun Benih Hortikultura dilakukan rutin setiap hari sekali. Untuk tanaman bibit durian dilakukan pada pagi hari pada jam 07.00 WIB seperti Gambar 32 pada lampiran. penyiraman dilakukan rutin agar tanaman dapat tumbuh optimal sehingga dapat menghasilkan entres untuk batang atas

pembibitan durian yang baik.

(47)

35

sehari, terutama kalau bibit ditanam pada musim kemarau. Setelah tanaman berumur satu bulan, air tanaman dapat dikurangi sekitar tiga kali seminggu (Prihatman. 2000).

Pengairan yang kontinu dalam pemeliharaan tanaman durian sangat penting, terutama pada masa kritis yaitu pada saat umur tanaman antara 2 - 3 tahun. Pengairan dilakukan sekali atau lebih dalam seminggu, bergantung pada keadaan tanah atau musim. Waktu pengairan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, saat suhu

udara tidak terlalu panas. Dalam melakukan pengairan tanaman durian ini, hal yang sangat penting di perhatikan adalah menjaga agar tidak terlalu kering, atau sebaliknya air jangan sampai tergenang terlalu lama (Tim Bina Karya Tani, 2008)

d. Pemupukan

Pemupukan dilakukan rutin setiap satu tahun sekali setelah musim panen. Pada tahap pemupukan awal buatlah selokan melingkari tanaman. Garis tengah selokan disesuaikan dengan lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20 - 30 cm. Tanah cangkulan disisihkan di pinggirnya. Sesudah pupuk disebarkan secara merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan untuk menutup selokan. Setelah itu tanah diratakan kembali, bila tanah dalam keadaan kering segera lakukan penyiraman.

Pemupukan merupakan salah satu tindakan perawatan tanaman yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah terutama agar tanaman dapat menyerapnya sesuai dengan kebutuhan tanaman itu sendiri (Tim Bina Karya Tani, 2008).

(48)

kambing, untuk tanaman yang umurnya lebih dari 10 tahun diberi 3 karung sak, setiap karung sak berisi 50 kg seperti Gambar 38 pada

lampiran. Sedangkan untuk pupuk anorganik atau pupuk kimia berupa campuran ZA, SP 36 dan KCl dengan Perbandingan 2 : 1 : 1 yang dicampur secara homogen seperti Gambar 36 pada lampiran. Untuk tanaman indukan yang berumur lebih dari 10 tahun diberikan 10 kg per tanaman.

Dalam pemupukan harus memperhatikan pemberian pupuk

sesuai dengan kebutuhan tanaman. Oleh karena itu, jenis kandungan pupuk akan menentukan pupuk yang diberikan efektif atau tidak bagi tanaman. Kita bisa memberikan pupuk dengan kandungan nitrat tinggi bila menginginkan partumbuhan daun lebih subur (Susilo, 2007).

Pemupukan untuk tanaman bibit durian khususnya setelah penyambungan hanya menggunakan pupuk kandang. Medianya berisi tanah latosol coklat dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Tanaman durian yang telah berumur lebih dari 3 tahun biasanya mulai membentuk batang dan tajuk. Setelah itu, setiap tahun durian membutuhkan tambahan 20 – 25% pupuk kandang dari dosis sebelumnya.

e. Pengendalian hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara rutin pada pohon induk tanaman durian. Penyemprotan pestisida dilakukan setiap 15 hari sekali. Pestisida yang diberikan bervariatif tidak terpaku satu merek karena menghindari terjadinya kekebalan pada hama dan penyakit yang akan di kendalikan. Untuk pengendalian hama dan penyakit pada bibit tanaman durian dilakukan apabila menunjukkan

gejala terserangnya penyakit maka dilakukan penyemprotan pestisida. Hama yang sering menyerang adalah hama penggerek batang, hama penggerek buah dan ulat daun. Sedangkan penyakit yang sering

(49)

37

pengendalian hama dan penyakit tanaman yang menyerang tanaman indukan durian;

1) Penggerek Batang (Batocera sp.)

Menyerang tanaman dengan cara membuat lubang pada batang, dahan, atau ranting. Gejala serangan tanaman layu, daun kering, rontok dan tanaman akhirnya mati. Untuk mengatasi serangan kumbang ini dilakukan dengan membersihkan lubang bekas gerekan dari kotoran ulat, kemudian lubang tersebut

disumbat dengan kapas yang sebelumnya telah dicelupkan larutan insektisida pekat. Lubang tersebut kemudian di patek (disumbat atau ditutup) pasak bambu agar uap insektisida tidak keluar. Hama ini akan mati dalam beberapa hari, tetapi pemulihan kerusakan yang di timbulkan membutuhkan waktu berbulan-bulan.

2) Ulat Daun (Papilia sp., Setora sp., Lymatria sp.)

Ketiga ulat ini menyerang dengan cara memakan daun sehingga berlubang dan rusak sehingga tanaman durian tidak dapat berkembang dengan optimal. Pengendalian hama ketiga ulat tersebut, yang telah menyerang atau merusak daun dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida.

3) Penyakit Kanker Batang atau penyakit kambium membusuk (Phytophthora palmivora)

Gejala serangan adanya luka yang mengeluarkan lendir warna merah pada kulit batang bagian bawah dekat tanah. Setelah batang busuk, pucuk-pucuk tanaman akan mengering, daun layu dan rontok, dan akhirnya mati. Pengendalian dengan sanitasi kebun, memperlebar jarak tanam, menekan gulma, pemangkasan, cara

terbaik mencegah penyakit ini adalah dengan menjaga batang pokok tidak terkena cipratan air tanah. Usahakan cahaya matahari masuk ke bawah tajuk pohon.

(50)

Apabila tanaman sudah terserang penyakit ini maka hal yang harus dilakukan adalah dengan mengerok bagian yang hitam membusuk. Dikerok sampai batang yang sehat berwarna putih kehijauan kemudian olesi fungisida dan tutup batang yang telah diberi fungisida dengan cat antiair.

[image:50.595.118.513.256.560.2]

C. Analisis Usaha Tani

Tabel 9. Biaya Variabel untuk Pembuatan Bibit Durian per batang

I BAHAN UNTUK PER BATANG

Zailing Rp. 700,00

Entres Rp. 250,00

Polybag Rp. 20.000 per Kg (isi 150) Rp. 133,33

Plastik Sungkup Rp. 70.000 per rol (dapat memuat

1000 batang) Rp. 70,00

Ajir bambu @ Rp. 100,00 Rp. 100,00

Pupuk Organik Rp. 1.000 per Kg (untuk 2 bibit) Rp. 500,00

Plastik Sambung Rp. 40.000 per rol (untuk 1000

batang) Rp. 40,00

Pupuk NPK Rp. 8.500 per Kg (per tanaman

membutuhkan 2 gram) Rp. 17,00

Pestisida Rp. 150.000 per Liter (untuk 1000 bibit) Rp. 150,00 Tali rafia Rp. 20.000 per Kg (untuk 1000 bibit) Rp. 20,00

Label dll. 10.000 batang @ Rp. 125 Rp. 125,00

GAJI UPAH

Sambung Pucuk Rp. 30.000 /orang/hari/200bibit Rp. 15,00

Pemeliharaan sampai dengan siap salur Rp. 500,00

(51)
[image:51.595.78.555.130.350.2]

39

Tabel 10. Tabel Biaya Tetap Budidaya Durian

No Alat Jumlah

Umur Ekonomis

(Th)

Harga Harga Total Depresiasi per

Tahun

1 Cangkul 5 buah 3 Rp 40.000 Rp 200,000 Rp. 66.666,67

2 Angkong 2 buah 4 Rp. 300.000 Rp 300,000 Rp. 75.000,00

3 Motor

Angkut 1 buah 10 Rp. 17.000.000 Rp 17,000,000 Rp1.

Gambar

Tabel Pendapatan, Biaya dan Keuntungan Pembibitan Durian 10.000
Tabel 2. Inventarisasi Pohon Induk Durian di KBH Ranukitri
Gambar 1. Struktur Organisasi Kebun Benih Hortikultura Ranukitri
Tabel 9. Biaya Variabel untuk Pembuatan Bibit Durian per batang
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara perilaku manajer atas isu manajemen lingkungan terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan variabel intervening

Telah dilakukannya berbagai penelitian baik in vitro maupun in vivo menunjukkan bahwa mikrosfer kombinasi fukoidan dan miRNA-200c memiliki potensi yang besar sebagai

Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan”. Setelah mendengar ayat ini, mereka mengatakan bahwa tangan Allah itu terbelenggu dengan

Efisiensipenyerapan maksimum ion logam Cr(III) dan Cr(VI) oleh kulit buah atap masing-masing adalah 47.79% dan 41.47 % dengan konsentrasi ion logam 75-100 mg/L pada pH 3

Behaviorisme, teori ini dikenal dengan teri stimulus dan respon untuk membenmtuk suatu kebiasaan atau behavior, karena dalam teori ini pembelajaran merupakan kegiatan guru

[r]

3.1 Mampu menerapkan matematika terapan, sains alam (fisika, kimia) dan prinsip rekayasa untuk melakukan perancangan, pelaksanaan dan pengawasan bangunan sipil,

Demam adalah suatu kondisi tubuh yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh diatas 37C. Ukur suhu tubuh dengan menggunakan termometer jika tidak ada rasakan suhu