• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis realisasi penerimaan RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun anggaran 19992000 2002

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis realisasi penerimaan RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun anggaran 19992000 2002"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

1

TAHUN ANGGARAN 1999/2000-2002

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Ahli Madya

Program D3 Akuntansi Keuangan

Oleh :

Ari Sri Rahmawati

NIM : F3300163

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

ABSTRAK

Suatu perusahaan/organisasi profit maupun nonprofit oriented pada umumnya akan menyusun sebuah rencana yang akan digunakan oleh organisasi tersebut sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatannya. Salah satu bentuk rencana tersebut adalah anggaran. Selain itu perusahaan tersebut pasti juga akan membuat suatu analisis untuk mengetahui perkembangan perusahaannya dari tahun-ketahun. Analisis yang dibuat oleh setiap perusahaan berbeda-beda tergantung dari jenis laporan keuangan yang dibuat.

Demikian halnya dengan RSDM sebagai salah satu unit perusahaan jasa yang bersifat non profit milik pemerintah propinsi Dati I Jawa tengah juga menyusun sebuah anggaran sebelum melaksanakan kegiatan pelayanannya.Selain itu RSDM juga melakukan berbagai analisis untuk mengetahui perkembangan usahanya. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan analisis terhadap penerimaan pelayanan RSDM dengan menggunakan analisis varians dan analisis pertumbuhan alasannya adalah dengan menggunakan kedua analisis ini dapat diketahui bagaimana kondisi keuangan RSDM, apakah semakin baik atau justru malah sebaliknya.

Dari tahun anggaran 1999/2000-2002 kondisi keuangan RSDM jika ditinjau dari penerimaannya sudah cukup baik dan mengalami peningkatan karena secara akumulatif penerimaan yang dianggarkan dapat tercapai dan mengalami pertumbuhan yang positif. Walaupun untuk tahun anggaran 1999/2000 target penerimaan tidak tercapai yaitu berada 1,46% di bawah target , bukan merupakan indikasi bahwa kondisi keuangan RSDM pada tahun anggaran tersebut mengalami penurunan karena jika dilihat perkomponen justru lebih banyak komponen yang targetnya tercapai daripada yang tidak. Penyebab utama penyimpangan pada tahun anggaran tersebut adalah karena klaim dana program kartu sehat yang dijanjikan oleh pemerintah tidak terealisasi seluruhnya. Dan untuk tahun anggaran 2000 penerimaan akumulatif RSDM juga mengalami penurunan, hal itu karena pada tahun anggaran 2000 hanya berlangsung selama 9 bulan akibat adanya peralihan dari tahun anggaran menjadi tahun takwim.

Berdasarkan hasil analisis di atas penulis dapat memberikan saran agar untuk tahun-tahun selanjutnya RSDM dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya baik dalam hal pelayananya maupun dalam hal manajemen keuangannya. HALAMAN

(3)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Surakarta, Juli 2003 Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing

Sri Murni, SE, Msi. Ak NIP. 132 134 698

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima oleh tim penguji tugas akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Akuntansi Keuangan

Surakarta, Agustus 2003 Tim Penguji Tugas akhir

1. Dra. Evi Gantyowati, Msi. Ak ( ) Penguji

2. Sri Murni, SE, Msi. Ak ( ) Pembimbing

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

 Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepadaNya dan Ia akan bertindak ( Mazmur 37:5)

  

 Sebab Aku ini mengetahui rancangan – rancangan apa yang ada

padaku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan yaitu rancangan

damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan

kepadaMu hari depan yang penuh harapan. (Yeremia 29:11)

Kupersembahkan karya ini kepada:

 Seorang pribadi yang sangat kukagumi

“ Jesus Christ”

 Bapak dan Ibu tercinta serta

adik – adikku yang sangat aku sayangi.

 Keluarga yang selalu mendukung aku.

 Seseorang yang telah mengisi hatiku

dan selalu mendukungku.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Allah Bapa Yang Maha Kasih di Surga yang selalu mencurahkan kasih–Nya dan memberikan jalan keluar bagi setiap persoalan dan masalah yang penulis hadapai dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak mendapat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak . Oleh karena itu , dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Ibu Dra. Salamah Wahyuni, SU selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis, sehingga penulis dapat mengadakan penelitian dan akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Ibu Sri Murni, SE, Msi. Ak, selaku pembimbing tugas akhir yang telah dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun tugas akhir ini. 3. Ibu Dra. Muthmainah, Msi. Ak, selaku dosen pembimbing akademik.

4. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, khususnya dosen pengajar program Diploma III Akuntansi Keuangan.

(7)

6. Ibu Drg. Sri Indriyani selaku Kabag Akuntansi dan Mobilisasi Dana RSDM yang telah mengijinkan penulis untuk mengadakan penelitian dan pengambilan data.

7. Bapak Ari Subagyo, SE selaku staff bagian Akuntansi dan Mobilisasi Dana RSDM yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dan dengan sabar memberikan pengarahan sehingga tugas akhir ini dapat selesai. 8. Bapak Mulyono, selaku staff bagian Bendaharawan yang juga telah dengan

sabar meluangkan waktunya untuk memberi informasi dan pengarahan kepada penulis sehingga tugas akhir ini dapat selesai.

9. Seluruh staff bagian Akuntansi dan Mobilisasi Dana, Bendaharawan Rekam Medik dan Diklat RSDM yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bimbingan dan bantuannya..

10. Teruntuk Bapak dan Ibu tercinta terima kasih atas segala dukungan, kasih sayang dan doanya yang selalu memacu anakmu ini untuk selalu berusaha menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk adik – adikku tersayang “ Mbak sayang kalian….!”

11. Untuk mbak Fajar , terimakasih untuk dukungan dan pengorbanannya selama ini. Nana, “ thank’s buat sopportnya”

12. For all my best friends, Glasses genk ( D’nis ( “thank’s ya buat bantuannya & maafin aku k’lo selalu merepotkanmoe”), Ratna, Ferry (“ thank;s untuk supportnya”)), Upiek, Dewo, Ren – Ren, Ani, Iwux, Yulaikha, and semua anak – anak akuntansi A’00 yang funky abis God Bless U all.

(8)

13. Untuk Ulik , thank’s buat kasih sayang, dorongan dan supportnya selama ini.

14. Untuk sahabatku Ratna Smuphy (“makacih buat dukungan dan doanya and tetep jadi temenku yang the best”.), Agus (“thank’s buat persahabatan kita selama ini”), Andi, Yohanes, Hari ( tambah funky aja deh……!!).

15. Untuk seluruh keluargaku dan semua pihak yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu, “terimakasih untuk segala dukungannya”.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.

Surakarta, Juli 2003 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

A. Sejarah Berdirinya RSUD Dr. Moewardi Surakarta . B. Struktur Berdirinya RSUD Dr. Moewardi Surakarta . C. Deskripsi Jabatan ………

BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN

(10)

G. Analisis Realisasi Terhadap Anggaran Penerimaan H. Analisis Pertumbuhan Penerimaan RSUD Dr.

(11)

DAFTAR TABEL Surakarta T.A 1999/2000 - 2002

Data Pemakaian Obat RSUD Dr. Moewardi Surakarta T.A 1999/2000-2002

Hasil Kegiatan Laboratorium RSUD Dr. Moewardi Surakarta T.A 1999/2000-2002

Data Penerimaan Akomodasi RSUD Dr. Moewardi Surakarta T.A 1999/2000-2002

Data Penerimaan Tindakan Medik RSUD Dr. Moewardi Surakarta T.A 1999/2000-2002

Data Penerimaan Visite RSUD Dr. Moewardi Surakarta T.A 1999/2000-2002

Data Penerimaan Askes RSUD Dr. Moewardi Surakarta T.A 1999/2000-2002

Data Penerimaan Lain – lain RSUD Dr. Moewardi Surakarta T.A 1999/2000-2002

(12)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1.1 Bagan Organisasi RSUD Dr. Moewardi Surakarta ……….. 4

(13)

DAFTAR SINGKATAN

HA = Harga Anggaran HP = Hari Perawatan

HpA = Hari perawatan Anggaran HpR = Hari perawatan Realisasi KA = Kuantitas Anggaran KR = Kuantitas Realisasi KS = Kartu Sehat PR = Pasien Realisasi PA = Pasien Anggaran VR = Volume Realisasi VA = Volume Anggaran

(14)

BAB I

GAMBARAN UMUM RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

A. Sejarah Berdirinya RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Pada jaman Belanda ada 3 ( tiga ) rumah sakit partikelir di Solo yaitu "Zeiken zorg" yang kemudian menjadi rumah sakit Bale ku Solo yang terletak di Mangkubumen. "Zending Zienkeuhuis" yang kemudian menjadi rumah sakit Surakarta yang terletak di Jebres, "Pantirogo" milik Pakubuwono X Keraton Surakarta ) yang menjadi rumah sakit Kadipolo. Sejak tahun 1950 ketiga dari rumah sakit tersebut telah menjadi rumah sakit pemerintah yang berbeda di Surakarta. Pada tahun 1960 sudah menjadi satu unit organisasi dengan satu direktur yang berpusat di Mangkubumen. Tahun 1973 khusus rumah sakit Surakarta Jebres diberi nama menjadi Rumah Sakit Dr. Moewardi dan pada tahun 1979 Rumah Sakit Kadipolo diserahkan kembali ke pemiliknya yaitu Pakubuwono X ( Keraton Surakarta ).

(15)

keputusan bersama Menteri Kesehatan RI No : 544 / Menkes / SKB / X. 1981. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No : 0430 / V/ tahun 1981 dan Menteri Dalam Negeri No : 3241 / A / 1981 ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan. Selain sebagai rumah sakit pendidikan, RSUD Dr. Moewardi Surakarta juga berfungsi sebagai rumah sakit rujukan untuk Jawa Tengah bagian tenggara dan Jawa Timur bagian barat.

Adapun profil rumah sakit Dr. Moewardi sebagai berikut :

1. Pemilik : Pemerintah provinsi Jawa Tengah 2. Kelas : B2 Pendidikan sejak tahun 1981

3. Kapasitas : 473 TT

4. Luas tanah : 39915 M2 5. Luas bangunan : 33205 M 6. Ketenagaan

Dokter : 149 orang

Perawat : 457 orang

Tenaga kesehatan non perawat : 153 orang

Administrasi : 439 orang

Jumlah : 1198 orang

B. Struktur Organisasi RSUD Dr. Moewardi Surakarta

(16)
(17)

17

Bagan Organisasi RSUD Dr. Moewardi Surakarta

(18)

5

Berikut ini akan dijelaskan deskripsi jabatan pada RSDM berdasarkan struktur organisasi diatas. Penulis tidak akan menjelaskan semuanya, namun hanya untuk jabatan – jabatan yang pokok saja karena terlalu banyak jika harus dijabarkan semuanya.

a. Direktur

Tugasnya adalah memimpin, menyusun kebijaksanaan pelayanan, membina pelaksanaan, mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

b. Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Perawatan

Tugasnya adalah mengkoordinasikan, melaksanakan pengembangan, pengawasan dan pengendalian terhadap peningkatan pelayanan medis dan perawatan dengan unit – unit yang terkait.

c. Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pendidikan

Tugasnya adalah mengkoordinasikan, melaksanakan pengembangan, pengawasan dan pengendalian terhadap unit – unit penunjang medis serta unit pendidikan dan pelatihan.

d. Komite Medis

Tugasnya adalah mengkoordinasikan, melaksanakan pengembangan, pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan tindakan medis.

e. Wakil Direktur umum Dan Keuangan

(19)

dan akuntansi, bendaharawan, bagian rekam medis dan kepanitiaan yang berhubungan dengan administrasi kesekretariatan dan keuangan.

f. Bidang Pelayanan Medis

Tugasnya adalah melakukan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas, kegiatan pelayanan, pengawasan dan pengendalian penerimaan dan pemulangan pasien pada instalasi yang terkait.

g. Bidang perawatan

Tugasnya adalah membantu direktur dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan tenaga dan kebutuhan perawatan di unit pelaksana fungsional dan instalasi terkait dalam pelaksanaan pelayanan.

h. Bidang Penunjang Medis

Tugasnya adalah mengkoordinasikan kebutuhan pelayanan penunjang medis, melaksanakan perencanaan, pemantauan, pengawasan dan penilaian terhadap penggunaan fasilitas penunjang medis.

i. Bidang Pendidikan dan Pelatihan

Tugasnya membantu direktur untuk mengkoordinasikan kegiatan pendidikan dan latihan penelitian serta rujukan dan kegiatan perpustakaannya.

j. Bagian Sekretariat

(20)

k. Bagian Perencanaan dan Rekam Medis

Tugasnya mengelola dokumen medik yang meliputi kegiatan pencatatan, penyusunan, penyimpanan, pengelolaan data medis dan pengambilan kembali, pelaporan data medis yang dibutuhkan oleh unit kerja lain di rumah sakit atau instalasi lain diluar rumah sakit.

l. Bagian anggaran dan Perbendaharaan

Tugasnya melaksanakan pengelolaan anggaran dan perbendaharaan rumah sakit yang meliputi penyusunan anggaran perbendaharaan dan verifikasi. m. Bagian Akuntansi dan Mobilisasi Dana

Tugasnya memimpin, merencanakan, mengkoordinasikan, membina dan mengawasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bagian sesuai dengan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang telah ditentukan.

n. Staf Medis Fungsional

Tugasnya melaksanakan pengelolaan dan mengkoordinasi semua kegiatan medis di rumah sakit sesuai dengan kode etik profesi dokter.

o. Instalasi

(21)

D. Tugas dan Fungsi Dari RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Adapun tugas dan fungsi dari RSUD Dr. Moewardi Surakarta adalah sebagai berikut :

1. Tugas pokok RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Tugas pokok RSUD Dr. Moewardi Surakarta adalah sebagai rumah sakit umum untuk melaksanakan pelayanan kesehatan yang meliputi upaya penyembuhan penderita, pemulihan keadaan cacat badan dan jiwa, disamping upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan serta penyediaan fasilitas pendidikan, penataran, penelitian dan latihan bagi Dokter spesialis serta tenaga kesehatan lainnya seperti perawat .

2. Fungsi RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Untuk dapat menyelenggarakan tugas pokok RSUD Dr. Moewardi Surakarta mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Pengurusan tata usaha Rumah Sakit b. Sebagai upaya pelayanan medik c. Sebagai upaya rehabilitasi medik

d. Sebagai pencegahan penyakit dan peningkatan pemulihan kesehatan e. Membantu dan melaksanakan sistem rujukan pada Rumah Sakit

f. Sebagai tempat penelitian dan melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi dibidang kesehatan.

(22)

a. Visi

Untuk mewujudkan rumah sakit pendidikan sebagai unit penyelenggara pelayanan kesehatan dan tempat pendidikan tenaga kesehatan yang bermutu dan mampu berkompetisi dengan rumah sakit lainnya baik dalam tingkat wilayah maupun nasional serta mampu melaksanakan pendidikan kesehatan yang dapat dipertanggungjawabkan.

b. Misi

1. Melaksanakan tugas kemanusiaan yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dengan menghormati dan memperlakukan penderita sebagai manusia yang seutuhnya dengan tidak dipengaruhi oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, adat istiadat, perbedaan kelamin, politik, kepartaian serta derajat kedudukan manusia.

2. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

3. Melaksanakan pendidikan tenaga kesehatan yang mampu menghadapi tantangan masa depan serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran.

(23)

1. Rumah sakit sayang ibu 1977 2. Rumah sakit sayang bayi

3. Akreditasi penuh 1977 – 2000 untuk 5 pelayanan 4. Rumah sakit terbaik untuk Jawa Tengah

5. Akreditasi penuh 2000 – 2003 untuk 12 pelayanan

6. Rumah sakit berpenampilan terbaik Jawa Tengah tahun 2000 7. Anugerah citra pelayanan prima dari Menpan tahun 2001

E. Fasilitas yang Diberikan RSUD Dr. Moewardi Surakarta 1. Fasilitas Pelayanan Medis

a. Rawat jalan

- Rawat jalan paviliun cendana: buka hari Senin – Sabtu. dilayani oleh dokter spesialis yang dipilih oleh pasien dengan pelayanan yang lebih pribadi.

- Rawat jalan Reguler: buka Senin – Sabtu dengan 15 poliklinik spesialis.

b. Rawat Darurat

- Buka 24 jam yang didukung dengan tenaga – tenaga yang profesional dan terampil di bidangnya. dilengkapi dengan ruang bedah Minor dan Mayor.

c. Rawat Inap Kelas Perawatan

(24)

- Paviliun cendana yang terdiri dari kelas utama VIP B. VIP A.dan VVIP

2. Fasilitas Peralatan Modern Kedokteran yang Dimiliki Oleh Rumah Sakit. 3. Fasilitas ruang perawatan

4. Fasilitas Penunjang Medis a. Laboratorium

b. Farmasi c. Gizi

d. Sanitasi Lingkungan e. Radiologi

F. Perumusan Masalah

(25)

perusahaan, terdapatnya alat pengawasan yang baik dalam perusahaan dan terdapatnya evaluasi kegiatan perusahaan. (Ahyari, 1994 : 5).

Untuk mengetahui arah perkembangan/pertumbuhan usahanya, suatu perusahaan baik itu perusahaan yang bersifat profit ataupun nonprofit akan mengadakan suatu analisis terhadap laporan keuangan yang telah dibuatnya. Analisis tersebut dapat dilakukan dengan tekhnik yang bermacam-macam misalnya, analisis ratio, analisis perbandingan, analisis varians dan lain-lain tergantung dari jenis laporan keuangan yang dibuat.

Demikian halnya dengan RSDM sebagai salah satu unit perusahaan jasa selain menyusun sebuah anggaran sebelum melaksanakan kegiatan pelayanannya juga melakukan berbagai analisis untuk menilai perkembangan usahanya. Motivasi penulis memilih RSDM sebagai obyek penelitian adalah karena RSDM adalah satu-satunya rumah sakit milik Pemerintah provinsi yang ada di Surakarta yang sampai saat ini masih bersifat non profit motif. Dalam penelitian ini penulis hanya akan memfokuskan pada penerimaan pelayanannya saja, alasannya adalah karena dalam rangka meningkatkan kemandirian rumah sakit salah satu upaya yang dilakukan oleh RSDM adalah dengan mengoptimalkan penerimaan pelayanannya, dan dengan melihat pada penerimaannya merupakan salah satu cara yang digunakan oleh RSDM dalam menilai kenerja manajemen dan keuangannya.

(26)

penyebab penyimpangan yang sering terjadi dari pelaksanaan anggaran tersebut. Selain itu penulis juga akan menganalisis pertumbuhan penerimaan RSDM dari tahun-ketahun apakah mengalami peningkatan ataukah semakin menurun dengan menggunakan analisis perbandingan (ratio pertumbuhan). Kedua analisis tersebut digunakan oleh penulis untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut:

(27)

BAB II

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Anggaran Perusahaan

Semakin kompleksnya masalah menyebabkan banyak kegiatan harus dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang cermat. Anggaran perusahaan adalah salah satu bentuk dari berbagai rencana yang mungkin disusun oleh perusahaan, meskipun tidak setiap rencana dapat disebut anggaran. Anggaran perusahaan mempunyai definisi yang beraneka ragam namun apabila diamati dengan teliti masing – masing definisi tersebut akan mempunyai pengertian yang sama atau hampir sama.

Menurut Ahyari (1994: 8) “anggaran perusahaan merupakan perencanaan formal dari seluruh kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam unit kuantitatif (moneter)”. Munandar (1986: 1) juga memiliki definisi tersendiri tentang anggaran yaitu “suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang”. Demikian halnya dengan Supriyono (1999: 340) juga memiliki definisi tersendiri tentang anggaran yaitu “suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif untuk menunjukkan bagaimana sumber – sumber akan diperoleh dan digunakan selama jangka waktu tertentu, umumnya satu tahun”.

(28)

Dari beberapa definisi di atas dapat dilihat bahwa suatu anggaran secara garis besar mempunyai unsur – unsur sebagai berikut:

a. Rencana, adalah suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. Anggaran juga merupakan suatu rencana, karena anggaran merupakan penentuan terlebih dahulu tentang kegiatan – kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang.

b. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian – bagian yang ada dalam perusahaan. c. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan

pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Adapun unit moneter yang berlaku di Indonesia adalah rupiah.

d. Jangka waktu tertentu yang akan datang, menunjukkan bahwa anggaran berlakunya untuk masa yang akan datang dengan jangka waktu yang telah ditentukan.

B. Manfaat Anggaran

- Terdapatnya Perencanaan Terpadu

(29)

- Terdapatnya Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Perusahaan

Dengan adanya anggaran perusahaan, maka kegiatan yang ada dalam perusahaan tersebut dapat dilaksanakan dengan lebih pasti, karena dapat mendasarkan diri pada anggaran yang telah ada.

- Terdapatnya Alat Koordinasi Dalam Perusahaan

Pelaksanaan kegiatan dengan mempergunakan anggaran sebagai pedoman berarti melakukan kegiatan perusahaan tersebut dibawah koordinasi yang baik.

- Terdapatnya Alat Pengawasan Yang Baik

Anggaran disamping berfungsi sebagai alat perencana juga dapat mempunyai fungsi ganda sebagai alat pengawasan pelaksanaan kegiatan perusahaan. - Terdapatnya Evaluasi Kegiatan Perusahaan

Perusahaan yang mempunyai anggaran untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya akan dapat melaksanakan evaluasi rutin setiap selesai melaksanakan kegiatan tersebut.

C. Kelemahan Anggaran

• Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan, sehingga mengandung unsur ketidakpastian.

(30)

• Bagi pihak yang merasa dipaksa melaksanakan anggaran dapat mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang, sehingga anggaran tidak akan efektif.

D. Penggolongan Anggaran 1. Menurut Dasar Penyusunan

a. Anggaran Variabel

Yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat – tingkat aktivitas yang berbeda. Misalnya anggaran penjualan disusun berkisar antara 500 unit sampai 1000 unit. Anggaran ini sering disebut juga anggaran fleksible.

b. Anggaran Tetap

Yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Misalnya penjualan direncanakan 1000 unit. Anggaran tetap sering disebut juga anggaran statis.

2. Menurut Cara Penyusunan Anggaran a. Anggaran Periodik

(31)

b. AnggaranKontinue

Anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.

3. Menurut Jangka Waktu Anggaran

a. Anggaran Strategis ( Strategical Budget )

Anggaran yang dibuat dalam jangka waktu lebih dari satu tahun . b. Anggaran Taktis ( Tactical Budget )

Anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun .

4. Menurut Bidangnya a. Anggaran operasional

Anggaran untuk menyusun anggaran laporan rugi – laba. b. Anggaran Keuangan

Anggaran untuk menyusun anggaran neraca. 5. Menurut Kemampuan Menyusun

a. Anggaran Komprehensif

(32)

b. Anggaran Partial

Yaitu anggaran yang disusun tidak secara lengkap.anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. Misalnya karena keterbatasan kemampuan, maka hanya dapat menyusun anggaran operasional.

6. Menurut Fungsinya a. Appropriation Budget

Adalah anggaran yang diperuntukan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain. Misalnya anggaran untuk penelitian. b. Performance Budget

Adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan untuk menilai apakah biaya / beban yang dikeluarkan oleh masing – masing aktivitas tidak melampaui batas

E. Anggaran Penerimaan

Anggaran penerimaan adalah target minimal berdasarkan potensi riil yang harus dicapai untuk setiap sumber pendapatan ( SK Gubernur Jawa Tengah No 105 Tahun 2002: 2). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa anggaran penerimaan RSDM adalah target minimal berdasarkan potensi riil yang harus dicapai untuk setiap sumber pendapatan yang ada pada RSDM.

(33)

dengan kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. (Erich A.H, 1996: 67) dan yang dimaksud dengan penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan

sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2000: 419). Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi

karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.

Metode yang digunakan oleh RSDM dalam menyusun anggarannya adalah incremental, yaitu dengan mendasarkan pada realisasi yang terjadi pada tahun yang lalu kemudian digunakan untuk menentukan kebijakan penerimaan tahun yang akan datang apakah persentasenya akan dinaikkan atau akan diturunkan. RSDM tetap konsisten menggunakan metode ini karena hal tersebut memang sudah merupakan ketetapan dari Pemda Propinsi.

Tolak ukur yang digunakan oleh RSDM untuk menentukan apakah anggaran penerimaan akan dinaikkan atau diturunkan adalah:

1. Adanya penambahan pasien kunjungan rawat jalan maupun rawat inap. 2. Adanya perubahan tarif / penerapan tarif baru.

(34)

User/ penanggung jawab kegiatan pada triwulan ke tiga pada tahun berjalan mengajukan perencanaan kegiatan untuk tahun kedepan kepada Direksi melalui Wadir Umum dan Keuangan. Oleh Wadir Umum dan Keuangan rencana tersebut diteruskan ke panitia anggaran lewat kepala bagian perencanaan Rumah sakit untuk dibahas bersama dan menentukan besaran anggaran dan daftar skala prioritas (DSP) serta menyusun program untuk Rumah sakit kedepan. Besaran anggaran dan DSP dimasukkan dalam dokumen RASK (Rencana Anggaran Satuan Kerja) rumah sakit. RASK rumah sakit tersebut kemudian diajukan ke pemerintah propinsi lewat Biro Keuangan SETDA (Sekretariat Daerah). Bersama - sama eksekutif dan legislatif RASK tersebut dibahas dan apabila semua pihak setuju kemudian ditetapkan sebagai DASK (Dokumen Anggaran Satuan Kerja).

F. Analisis Varians Anggaran

Penyimpangan dari rencana memperlihatkan bidang tanggung jawab yang memerlukan penelitian dan tindakan segera oleh pihak yang bersangkutan. Tindakan tersebut dapat berupa koreksi, saran dan revisi. Penyimpangan yang menguntungkan memerlukan penelitian, demikian halnya dengan penyimpangan yang merugikan.

(35)

mempunyai aplikasi yang luas dalam pelaporan keuangan. Sering diaplikasikan dalam situasi sebagai berikut:

a. Penyelidikan varians antara hasil aktual dari periode yang berlaku dan hasil aktual dari periode sebelumnya. Periode sebelumnya dianggap sebagai dasar.

b. Penyelidikan varians antara hasil aktual dan biaya standar. Biaya standar digunakan sebagai dasar.

c. Penyelidikan varians antara hasil aktual dan sasaran yang direncanakan atau dianggarkan yang tercermin dalam rencana laba. Sasaran yang direncanakan atau dianggarkan digunakan sebagai dasar.

G. Analisis Realisasi terhadap Anggaran Penerimaan RSDM

(36)

Rumus untuk menghitung persentase penyimpangan yang terjadi (Welsch, et all 2000: 485) adalah:

Realisasi - Anggaran

X 100 % Anggaran

Berikut ini adalah daftar anggaran penerimaan dan realisasi penerimaan RSDM dari tahun anggaran 1999/2000 – 2002.

Tabel 2.1

PENERIMAAN PELAYANAN RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

T.A 1999/2000 - 2002

Sumber : Buku Laporan Tahunan RSDM

(37)

penerimaan yang diterima juga hanya berasal dari penerimaan selama sembilan bulan .

Penerimaan tahunan Rumah Sakit Dr Moewardi Surakarta terdiri dari beberapa komponen yaitu komponen obat - obatan, laboratorium, akomodasi, tindakan medik, rehab medik, radiologi, jasa karcis, visite, askes , lain - lain dan kartu sehat. Khusus untuk komponen kartu sehat hanya ada pada tahun anggaran 1999/2000, untuk tahun anggaran selanjutnya penerimaan kartu sehat masuk pada anggaran penerimaan rutin dan tidak dikelompokkan tersendiri.

Dalam bab ini penulis akan mencoba menganalisis antara anggaran penerimaan dengan realisasinya dari tiap komponen dan mencari berapa besar penyimpangan yang terjadi serta mencari sebab-sebab penyimpangan tersebut dengan menggunakan analisis varians.

1. Obat-obatan

Tabel 2.2

DATA PEMAKAIAN OBAT RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

T.A. 1999/2000 - 2002 Sumber : Buku Laporan Tahunan RSDM

(38)

membuat laporan anggaran dan realisasi kuantitas jumlah obat yang akan di jual. Tolak ukur RSDM dalam menyusun anggaran penerimaan obatnya adalah selain berdasarkan realisasi penerimaan tahun yang lalu dan peningkatan jumlah pasien juga berdasarkan. Disini penulis hanya akan menghitung pencapaian target penerimaan obat saja dari tahun ke tahun apakah target yang dibuat sudah tercapai ataukah belum.

a. T. A 1999/200

Persentase penyimpangan : 3.600.304.475 – 3.451.000.000

X 100 % = 4,33% F

3.451.000.000

Analisis :

Terdapat varians yang menguntungkan sebesar Rp 149.304.475 untuk penjualan/pemakaian obat T.A 1999/2000 atau berada sekitar 4,33% di atas target. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tahun anggaran 1999/2000 target penerimaan rumah sakit dari pemakaian/ penjualan obat telah tercapai bahkan berada di atas target.

b. T.A 2000

Persentase penyimpangan : 3.208.021.394 – 4.289.074.700

X 100 % = 25,20% UF

(39)

Analisis :

Terdapat varians yang tidak menguntungkan sebesar Rp 1.081.053.306 untuk penjualan / pemakaian obat pada tahun ini atau sekitar 25,20% di bawah target yang berarti bahwa target penerimaan dari pemakaian obat pada tahun anggaran 2000 tidak tercapai. Hal ini disebabkan oleh adanya penetapan target yang terlalu tinggi untuk T. A 2000 yang hanya 9 bulan. c. T. A 2001

Persentase penyimpangan : 6.133.808.942 – 5.850.000.000

X 100 % = 4,85% F

5.850.000.000

Analisis :

Terdapat varians yang menguntungkan sebesar Rp 283.808.942 atau sekitar 4,85% di atas target yang berarti bahwa target penerimaan dari penjualan obat tahun anggaran 2001 dapat dicapai oleh RSDM.

d. T. A 2002

Persentase penyimpangan : 7.855.689.147 – 7.644.000.000

X 100 % = 2,76% F

7.644.000.000

Analisis :

(40)

2. Laboratorium

Tabel 2.3

HASIL KEGIATAN LABORATORIUM RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

T.A. 1999/2000 - 2002 Sumber : Buku Laporan Tahunan RSDM

a. T. A 1999/200

Persentase penyimpangan : 880.291.115 – 854.000.000

X 100 % = 3,08% F

854.000.000

Harga rata-rata

1) Anggaran Rp 854.000.000 : 286.515 = Rp 2.980 2) Realisasi Rp 880.291.115 : 317.675 = Rp 2.771

(41)

Analisis :

Terdapat varians yang menguntungkan sebesar Rp 26.462.725 pada penerimaan laboratorium atau sekitar 3,08% di atas target. Jumlah pemeriksaan menunjukkan varians yang bersifat menguntungkan sedangkan untuk harga rata-rata menunjukkan varians yang bersifat merugikan. Hal tersebut karena banyaknya pasien yang memanfaatkan program kartu sehat .

b. T. A 2000

Persentase penyimpangan : 899.796.149 – 779.256.800

X 100 % = 15,47% F

779.256.800

Harga rata-rata

1) Anggaran Rp 779.256.800 : 349.453 = Rp 2.229 2) Realisasi Rp 899.796.149 : 338.775 = Rp 2.656 Varians Volume / Jumlah Pemeriksaan

= (VR - VA) x HA

= (338.775 - 349.453) x Rp 2.229 = (Rp 23.801.262) UF Varians Harga

= ( HR - HA) X VR

= (Rp 2.656 - Rp 2.229) x 338.775 = Rp 144.656.925 F Rp 120.855.663 F Analisis :

(42)

semua itu dapat diimbangi oleh harga rata-rata yang menunjukkan varians yang mengutungkan. Karena pada tahun ini tidak ada perubahan tarif, kenaikan harga tersebut disebabkan oleh semakin menurunnya pasien yang cara pembayarannya gratis ( KS ).

c. T. A 2001

Persentase penyimpangan : 1.534.947.333 – 1.631.000.000

X 100 % = 5,89% UF

1.631.000.000

Harga rata-rata

1) Anggaran Rp 1.631.000.000 : 383.043 = Rp 4.258 2) Realisasi Rp 1.534.947.333 : 360.415 = Rp 4.259

Varians Volume / Jumlah Pemeriksaan = (VR - VA) x HA

= (360.415 - 383.043) x Rp 4.258 = (Rp 96.350.024) UF Varians Harga

= ( HR - HA) X VR

= (Rp 4.259 - Rp 4.258) x 360.415 = Rp 360.415 F (Rp 95.989.609) UF Analisis :

(43)

d. T. A 2002

Persentase penyimpangan : 1.953.144.144 – 1.879.000.000

X 100 % = 3,94% F

1.879.000.000

Harga rata-rata

1) Anggaran Rp 1.879.000.000 : 441.286 = Rp 4.258 2) Realisasi Rp 1.953.144.144 : 458.699 = Rp 4.258

Varians Volume / Jumlah Pemeriksaan = (VR - VA) x HA

= (458.699 - 441.286) x Rp 4.258 = Rp 74.144.554 F Varians Harga

= ( HR - HA) X VR

= (Rp 4.258 - Rp 4.258) x 458.699 = Rp 0 Rp 74.144.554 F Analisis :

(44)

3. Akomodasi

Tabel 2.4

DATA PENERIMAAN AKOMODASI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

T.A. 1999/2000 - 2002 Sumber : Buku Laporan Tahunan RSDM

a. T. A 1999/2000

Persentase penyimpangan : 1.200.252.775 – 1.112.000.000

X 100 % = 7,94% F

1.112.000.000

Harga rata-rata

(45)

Analisis :

Terdapat varians yang menguntungkan pada penerimaan akomodasi sebesar Rp 88.176.373 atau sekitar 7,94% di atas target. Varians ini disebabkan oleh hari perawatan yang berada di atas target dan harga rata-rata juga berada di atas target. Varians harga tampak tidak terlalu tinggi karena kebanyakan jumlah pasien adalah dari kelas III A, III B yang tarif per harinya rendah.

b. T. A 2000

Persentase penyimpangan : 1.489.908.780 – 1.622.321.100

X 100 % = 8,16% UF

1.622.321.100

Harga rata-rata

1) Anggaran Rp 1.622.321.100 : 130.989 = Rp 12.385 2) Realisasi Rp 1.489.908.780 : 109.333 = Rp 13.627 Varians Hari Perawatan

= (HPR - HPA) x HA

= (109.333 - 130.989) x Rp 12.385 =( Rp 268.209.560) UF Varians Harga

= ( HR - HA) X HPR

= (Rp 13.627 - Rp 12.385) x 109.333 = Rp 135.791.586 F (Rp 132.417.974) UF Analisis :

(46)

tampak adanya varians yang menguntungkan karena semakin meningkatnya jumlah hunian / pasien di kelas atas, namun semua itu tidak dapat mengimbangi kekurangan akibat menurunnya hari perawatan. c. T. A 2001

Persentase penyimpangan : 2.184.901.775 – 1.929.000.000

X 100 % = 13,26% F

1.929.000.000

Harga rata-rata

1) Anggaran Rp 1.929.000.000 : 119.244 = Rp 16.177 2) Realisasi Rp 2.184.901.775 : 102.856 = Rp 21.242 Varians Hari Perawatan

= (HPR - HPA) x HA

= (102.856 - 119.244) x Rp 16.177 = ( Rp 265.108.676) UF Varians Harga

= ( HR - HA) X HPR

= (Rp 21.242 - Rp 16.177) x 102.856 = Rp 520.965.640 F Rp 255.856.964 F Analisis :

(47)

d. T. A 2002

Persentase penyimpangan : 2.440.366.950 – 2.309.000.000

X 100 % = 5,68% F

2.309.000.000

Harga rata-rata

1) Anggaran Rp 2.309.000.000 : 113.142 =Rp 20.407 2) Realisasi Rp 2.440.366.950 : 107.731 =Rp 22.652

Varians Hari Perawatan = (HPR - HPA) x HA

= (107.731 - 113.142) x Rp 20.407 = ( Rp 110.422.277) UF Varians Harga

= ( HR - HA) X HPR

= (Rp 22.652 - Rp 20.407) x 107.731 = Rp 241.856.095 F Rp 131.433.818 F Analisis :

(48)

4. Tindakan Medik

Tabel 2.5

DATA PENERIMAAN TINDAKAN MEDIK RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

T.A. 1999/2000 - 2002 Sumber : Buku Laporan Tahunan RSDM

a. T. A 1999/2000

Persentase penyimpangan : 2.545.560.825 – 2.496.386.000

X 100 % = 1,97% F

2.496.386.000

Harga rata-rata

1) Anggaran Rp 2.496.386.000 : 7.893 = Rp 316.278 2) Realisasi Rp 2.545.560.825 : 13.131 = Rp 193.859

(49)

Analisis :

Terdapat varians yang mengutungkan sebesar Rp 49.167.144 pada penerimaan tindakan medik atau sekitar 1,97% di atas target. Walaupun terjadi varians harga yang tidak menguntungkan, namun dapat diimbangi oleh varians volume yang mengutungkan karena volume pemeriksaan berada di atas target. Yang menyebabkan terjadi varians harga yang tidak menguntungkan adalah tingginya pasien rawat jalan yang cara pembayarannya gratis atau memanfaatkan program kartu sehat.

b. T.A 2000

Persentase penyimpangan : 3.725.330.106 – 2.197.208.715

X 100 % = 69,55% F

2.197.208.715

Harga rata-rata

1) Anggaran Rp 2.197.208.715 : 11.450 = Rp 191.896 2) Realisasi Rp 3.725.330.106 : 13.638 = Rp 273.158 Varians Volume / Jumlah Pemeriksaan

= (VR - VA) x HA

= (13.638- 11.450) x Rp 191.896 = Rp 419.868.448 F Varians Harga

= ( HR - HA) X VR

(50)

Analisis :

Terdapat varians yang menguntungkan sebesar Rp 1.528.119.604 atau sekitar 69,55% di atas target. Dari perhitungan di atas tampak baik volume maupun harga menunjukkan varians yang menguntungkan. Volume tindakan mengalami varians yang menguntungkan karena jumlah pemeriksaan tahun ini berada di atas target, demikian juga dengan harga mengalami varians yang menguntungkan karena pasien KS semakin menurun.

c. T. A 2001

Persentase penyimpangan : 6.448.309.390 – 6.917.000.000

X 100 % = 6,78% UF

6.917.000.000

Harga rata-rata

1) Anggaran Rp 6.917.000.000 : 24.739 = Rp 279.599 2) Realisasi Rp 6.448.309.390 : 23.279 = Rp 277.001

Varians Volume / Jumlah Pemeriksaan = (VR - VA) x HA

= (23.279 - 24.739) x Rp 279.599 = ( Rp 408.214.540) UF Varians Harga

= ( HR - HA) X VR

= (Rp 280.438 - Rp 295.768) x 23.279 = (Rp 60.478.842) UF (Rp 468.693.382) UF Analisis :

(51)

dan harga rata - rata tahun ini ada di bawah target akibat semakin menurunnya jumlah pasien rawat jalan.

d. T. A 2002

Persentase penyimpangan : 6.564.927.090 – 6.844.000.000

X 100 % = 4,07% UF

6.844.000.000

Harga rata-rata

1) Anggaran Rp 6.844.000.000 : 24.345 = Rp 281.125 2) Realisasi Rp 6.564.927.090 : 23.181 = Rp 283.203 Varians Volume / Jumlah Pemeriksaan

= (VR - VA) x HA

= (23.279 - 24.739) x Rp 281.125 =( Rp 327.229.500) UF Varians Harga

= ( HR - HA) X VR

= (Rp 283.203 - Rp 281.125) x 23.181 = Rp 48.170.118 F ( Rp 279.059.382) UF Analisis :

(52)

5. Rehab Medik

Tabel 2.6

DATA PENERIMAAN REHAB MEDIK RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

T.A. 1999/2000 - 2002 Sumber : Buku Laporan Tahunan RSDM

a. T. A 1999/2000

Persentase penyimpangan : 28.981.921 – 36.000.000

X 100 % = 19,49% UF

36.000.000

Harga rata-rata

(53)

Analisis :

Terdapat varians yang tidak menguntungkan sebesar Rp 7.007.490 atau sekitar 19,49% di bawah target. Disebabkan oleh harga realisasi yang berada di bawah anggaran akibat adanya program kartu sehat sehingga banyak pasien yang cara pembayarannya gratis.

b. T. A 2000

Persentase penyimpangan : 27.187.375 – 16.380.560

X 100 % = 65,97% F

16.380.560

Harga rata-rata

1) Anggaran Rp 16.380.560 : 36.396 = Rp 450 2) Realisasi Rp 27.187.375 : 26.341 = Rp 1.032 Varians Volume / Jumlah Pemeriksaan

= (VR - VA) x HA

= (26.341 - 36.396) x Rp 450 = (Rp 4.524.750) UF Varians Harga

= ( HR - HA) X VR

= (Rp 1.032 - Rp 450) x 26.341 = Rp 15.330.462 F Rp 10.805.712 F Analisis :

(54)

c. T. A 2001

Persentase penyimpangan : 84.143.725 – 58.000.000

X 100 % = 45,07% F

58.000.000

Harga rata-rata

1) Anggaran Rp 58.000.000 : 35.323 = Rp 1.642 2) Realisasi Rp 84.143.725 : 33.121 = Rp 2.540 Varians Volume / Jumlah Pemeriksaan

= (VR - VA) x HA

= (33.121 - 35.323) x Rp 1.642 = (Rp 3.615.684) UF Varians Harga

= ( HR - HA) X VR

= (Rp 2.540 - Rp 1.642) x 33.121 = Rp 29.742.658 F Rp 26.126.974 F Analisis :

Terdapat varians yang menguntungkan Rp 26.126.974 atau sekitar 45,07% di atas target. Di sebabkan oleh harga realisasi yang juga jauh di atas target sehingga dapat menutup kekurangan akibat kurangnya volume kunjungan.

d. T. A 2002

Persentase penyimpangan : 55.016.175 – 66.000.000

X 100 % = 16,64% UF

66.000.000

Harga rata-rata

(55)

Varians Volume / Jumlah Pemeriksaan

Terdapat varians yang tidak menguntungkan sebesar Rp 10.961.684 atau sekitar 16,64% karena baik volume dan harga berada di bawah target akibat semakin menurunnya jumlah pasien kunjungan.

6. Radiologi

Tabel 2.7

DATA PENERIMAAN RADIOLOGI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

(56)

a. T. A 1999/2000

Persentase penyimpangan : 481.545.095 – 473.000.000

X 100 % = 1,80% F

473.000.000

Harga rata-rata

1) Anggaran Rp 473.000.000 : 25.198 = Rp 18.771 2) Realisasi Rp 481.545.095 : 29.290 = Rp 16.440 Varians Volume / Jumlah Pemeriksaan

= (VR - VA) x HA

= (29.290 - 25.198) x Rp 18.771 = Rp 76.810.932 F Varians Harga

= ( HR - HA) X VR

= (Rp 16.440 - Rp 18.771) x 29.290 = ( Rp 68.274.990) UF Rp 8.535.942 F Analisis :

Terdapat varians yang menguntungkan sebesar Rp 8.534.942. Hal ini disebabkan oleh volume pemeriksaan yang berada di atas target. Walaupun harga menunjukkan varians yang tidak menguntungkan karena harga rata-rata berada di bawah target, namun semua itu dapat ditutup dengan adanya varians volume yang menguntungkan. Harga ada di bawah target karena masih banyaknya pasien yang cara pembayarannya gratis ( pasien KS)

b. T. A 2000

(57)

X 100 % = 0,55% F 473.040.000

Harga rata-rata

1) Anggaran Rp 473.040.000 : 32.229 = Rp 14.677 2) Realisasi Rp 475.641.900 : 27.711 = Rp 17.164

Varians Volume / Jumlah Pemeriksaan = (VR - VA) x HA

= (27.711 - 32.229) x Rp 14.677 = (Rp 66.310.686) UF Varians Harga

= ( HR - HA) X VR

= (Rp 17.164 - Rp 14.677) x 27.711 = Rp 68.917.257 F Rp 2.606.571 F Analisis :

Terdapat varians yang menguntungkan sebesar Rp 2.606.571 atau sekitar 0,55% di atas target. Hal ini disebabkan oleh harga rata - rata yang berada di atas target karena semakin menurunnya pasien KS (gratis). Volume pemeriksaan berada di bawah target karena adanya penetapan target yang terlalu tinggi untuk tahun anggaran 2000 yang hanya sembilan bulan.

c. T. A 2001

Persentase penyimpangan : 716.411.785 - 867.000.000

X 100 % = 17,37% UF

867.000.000

Harga rata-rata

(58)

Varians Volume / Jumlah Pemeriksaan = (VR - VA) x HA

= (28.324 - 32.229) x Rp 26.901 = ( Rp 105.048.405) F Varians Harga

= ( HR - HA) X VR

= (Rp 25.293 - Rp 26.901) x 28.324 = ( Rp 45.544.992) UF ( Rp 150.593.397) UF Analisis :

Terdapat varians yang tidak menguntungkan sebesar Rp 150.593.397 atau sekitar 17,37% di bawah target yang disebabkan oleh harga dan volume yang berada dibawah target. Hal tersebut menunjukkan semakin menurunnya jumlah kunjungan pasien yang membutuhkan jasa bidang radiologi.

d. T. A 2002

Persentase penyimpangan : 795.993.500 – 778.000.000

X 100 % = 2,31% F

778.000.000

Harga rata-rata

1) Anggaran Rp 778.000.000 : 28.778 = Rp 27.034 2) Realisasi Rp 795.993.500 : 29.459 = Rp 27.020

Varians Volume / Jumlah Pemeriksaan = (VR - VA) x HA

= (29.459 - 28.778) x Rp 27.034 = Rp 18.410.154 F Varians Harga

= ( HR - HA) X VR

(59)

Rp 17.997.728 F Analisis :

Terdapat varians yang menguntungkan sebesar Rp 18.822.580 atau sekitar2,31% di atas target yang disebabkan oleh volume pemeriksaan yang berada di atas target sehingga menghasilkan varians yang menguntungkan. Harga rata - rata berad di bawah target karena adanya peningkatan jumlah pasien KS.

7. Jasa Karcis

Tabel 2.8

DATA PENERIMAAN JASA KARCIS RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

T.A. 1999/2000 - 2002 Sumber : Buku Laporan Tahunan RSDM

a. T. A 1999/2000

Persentase penyimpangan : 169.276.050 – 149.000.000

X 100 % = 13,608% F

149.000.000

Harga rata-rata

(60)

2) Realisasi Rp 169.276.050 : 136.395 = Rp 1.241 Varians Volume / Jumlah Pemeriksaan

= (PR - PA) x HA

= (136.395 - 111.079) x Rp 1.341 = Rp 33.948.756 F Varians Harga

= ( HR - HA) X PR

= (Rp 1.241 - Rp 1.341) x 136.395 = ( Rp 13.639.500) UF Rp 20.309.256 F Analisis :

Terdapat varians yang menguntungkan sebesar Rp 20.309.256 atau sekitar 13,608% di atas target. Hal ini disebabkan oleh jumlah pasien mengalami peningkatan atau berada di atas target. Harga rata - rata masih di bawah target karena pada tahun ini banyak pasien yang pembayarannya dengan menggunakan kartu sehat.

b. T. A 2000

Persentase penyimpangan : 159.250.500 – 354.664.800

X 100 % = 55.09% UF

354.664.800

Harga rata-rata

1) Anggaran Rp 354.664.800 : 149.978 = Rp 2365 2) Realisasi Rp 159.250.500 : 130.139 = Rp 1224

Varians Volume / Jumlah Pemeriksaan = (PR - PA) x HA

(61)

Varians Harga

= ( HR - HA) X PR

= (Rp 1.224 - Rp 2.365) x 130.139 = ( Rp 148.488.599) UF ( Rp 195.407.834) UF Analisis :

Terjadi varians yang tidak menguntungkan sebesar Rp 195.407.834 atau berada sekitar 55,09% di bawah target. Hal ini terjadi karena baik jumlah pasien maupun harga berada di bawah target, yang disebabkan oleh adanya penetapan target yang terlalu tinggi pada tahun anggaran 2000 yang hanya ada sembilan bulan.

c. T. A 2001

Persentase penyimpangan : 151.514.000 – 170.000.000

X 100 % = 10,87% UF

170.000.000

Harga rata-rata

1) Anggaran Rp 170.000.000 : 145.728 = Rp 1.166 2) Realisasi Rp 151.514.000 : 125.192 = Rp 1.210

Varians Volume / Jumlah Pemeriksaan = (PR - PA) x HA

= (125.192 – 145.728) x Rp 1.166 = ( Rp 23.944.976) UF Varians Harga

= ( HR - HA) X PR

(62)

Analisis :

Terjadi varians yang tidak menguntungkan sebesar Rp 18.436.528 atau berada sekitar 10,87% di bawah target. Hal ini terjadi karena jumlah pasien tidak memenuhi target.

d. T. A 2002

Persentase penyimpangan : 180.462.565 – 186.000.000

X 100 % = 2,97% UF

186.000.000

Harga rata-rata

1) Anggaran Rp 186.000.000 : 148.403 = Rp 1.253 2) Realisasi Rp 180.462.565 : 115.215 = Rp 1.566

Varians Volume / Jumlah Pemeriksaan = (PR - PA) x HA

= (115.215 – 148.403) x Rp 1.253 = ( Rp 41.584.564) UF Varians Harga

= ( HR - HA) X PR

= (Rp 1.566 - Rp 1.253) x 115.215 = ( Rp 36.062.295) UF ( Rp 5.522.269) UF Analisis :

(63)

8. Visite

Tabel 2.9

DATA PENERIMAAN VISITE RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

T.A. 1999/2000 - 2002 Sumber : Buku Laporan Tahunan RSDM

RSDM tidak membuat laporan tentang volume pelayanan visite, sehingga dalam analisis ini penulis tidak dapat memunculkan data volume pelayanan visite. Dalam analisis ini penulis akan menggunakan data hari perawatan, karena RSDM juga tidak menyusun laporan anggaran dan realisasi jumlah pasien rawat inap. Penulis menggunakan data hari perawatan, karena hari perawatan juga berhubungan erat dengan penerimaan visite.

a. T. A 1999/2000

Persentase penyimpangan : 865.606.925 – 967.000.000

X 100 % = 10,48% UF

967.000.000

Harga rata-rata

(64)

Varians Hari perawatan = (HPR - HPA) x HA

= (119.081 - 111.282) x Rp 8.689 = Rp 67.765.511 F Varians Harga

= ( HR - HA) X HPR

= (Rp 7.269 - Rp 8.689) x 119.081 = (Rp 169.095.020) U F (Rp 101.329.509) U F Analisis :

Terdapat varians yang tidak menguntungkan sebesar Rp 101.329.509 pada penerimaan visite atau sekitar 10,48% di bawah target. Yang menjadi penyebabnya adalah harga rata - rata perhari yang masih di bawah target akibat adanya program kartu sehat, sehingga banyak pasien yang cara pembayarannya gratis.

b. T. A 2000

Persentase penyimpangan : 567.222.375 – 657.207.725

X 100 % = 13,69% UF

657.207.725

Harga rata-rata

1) Anggaran Rp 657.207.725 : 130.989 = Rp 5.017 2) Realisasi Rp 567.222.375 : 109.333 = Rp 5.188

Varians Hari perawatan = (HPR - HPA) x HA

(65)

Varians Harga

= ( HR - HA) X HPR

= (Rp 5.188 - Rp 5.017) x 109.333 = Rp 18.695.943 F (Rp 89.952.209) U F Analisis :

Terdapat varians yang tidak menguntungkan sebesar Rp 89.952.209 pada penerimaan visite atau sekitar 13,69% di bawah target. Yang menjadi penyebabnya adalah harga rata - rata yang masih ada di bawah target, karena RSDM menganggarkan terlalu tinggi untuk tahun anggaran 2000 yang hanya sembilan bulan.

c. T. A 2001

Persentase penyimpangan : 994.703.375 – 1.068.000.000

X 100 % = 6,86% UF

1.068.000.000

Harga rata-rata

1) Anggaran Rp 1.068.000.000 : 119.244 = Rp 8.956 2) Realisasi Rp 994.703.375 : 102.856 = Rp 9.670

Varians Hari perawatan = (HPR - HPA) x HA

= (102.856 - 119.244) x Rp 8.956 = ( Rp 146.770.928) U F Varians Harga

= ( HR - HA) X HPR

(66)

Analisis :

Terdapat varians yang tidak menguntungkan sebesar Rp 73.331.744 pada penerimaan visite atau sekitar 6,86% di bawah target. Yang menjadi penyebabnya adalah jumlah hari perawatan yang berada di bawah target.

d. T. A 2002

Persentase penyimpangan 1.160.716.991 – 1.219.000.000

X 100 % = 4,78% UF

1.219.000.000

Harga rata-rata

1) Anggaran Rp 1.219.000.000 : 113.142 = Rp 10.774 2) Realisasi Rp 1.160.716.991 : 107.731 = Rp 10.774

Varians Hari perawatan = (HPR - HPA) x HA

= (107.731 - 113.142) x Rp 10.774 = ( Rp 58.298.114 ) U F Varians Harga

= ( HR - HA) X HPR

= (Rp 10.774 - Rp 10.774) x 107.731 = 0

(Rp 58.298.114) U F Analisis :

Terdapat varians yang tidak menguntungkan sebesar Rp 58.298.114 pada penerimaan visite atau sekitar 4,78% di bawah target. Yang menjadi penyebabnya adalah semakin menurunnya jumlah hari perawatan pasien rawat inap.

(67)

Tabel 2.10

DATA PENERIMAAN ASKES RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

T.A. 1999/2000 - 2002 Sumber : Buku Laporan Tahunan RSDM

Dalam analisis terhadap pasien askes, penulis tidak bisa menggunakan analisis varians karena adanya keterbatasan data. RSDM tidak menyusun anggaran jumlah pasien askes yang masuk. RSDM hanya mencatat realisasi jumlah pasien askes yang masuk. Oleh karena itu penulis menganalisis pencapaian target penerimaan askes hanya berdasarkan keterangan dari pihak rumah sakit saja apakah terjadi peningkatan atau penurunan jumlah pasien askes.

a. T. A 1999/2000

Persentase penyimpangan : 180.269.595 – 150.000.000

X 100 % = 20,18% F

150.000.000

Analisis:

(68)

Persentase penyimpangan : 126.003.338 – 162.000.000

X 100 % = 22,2% UF

162.000.000

Analisis:

Terjadi penyimpangan yang bersifat merugikan dari penerimaan askes tahun anggaran 2000, yaitu sekitar 22,2% di bawah target. Penyebabnya adalah pada tahun ini terjadi penurunan jumlah pasien askes yang datang ke RSDM

c. T. A 2001

Persentase penyimpangan : 1.304.849.346 – 900.000.000

X 100 % = 44,98% F

900.000.000

Analisis:

Terjadi penyimpangan yang bersifat menguntungkan pada penerimaan askes tahun anggaran 2001 yaitu sekitar 44,98% di atas target. Hal itu terjadi karena adanya peningkatan jumlah pasien askes yang cukup tinggi.

d. T. A 2002

Persentase penyimpangan : 1.783.216.135 – 1.472.00.000

X 100 % = 21,14% F

1.472.000.000

Analisis:

(69)

Tabel 2.11

DATA PENERIMAAN LAIN - LAIN RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

T.A. 1999/2000 - 2002 Sumber : Buku Laporan Tahunan RSDM

(70)

Berikut ini penulis hanya akan menganalisis pencapaian target dari penerimaan lain - lain saja.

a. T . A 1999/2000

Persentase penyimpangan : 38.603.160 - 40.000.000

X 100 % = 3,49% UF

40.000.000

Analisis:

Terjadi penyimpangan yang merugikan pada penerimaan lain - lain tahun anggaran 1999/2000, yaitu sebesar 3,49% di bawah target yng telah ditetapkan. Penyebabnya adalah pengguna jasa untuk komponen ini masih tidak sesuai dengan yang diharapkan.

b. T . A 2000

Persentase penyimpangan : 35.963.350 – 48.845.600

X 100 % = 26,37%UF

48.845.600

Analisis:

Terjadi penyimpangan yang bersifat merugikan pada penerimaan lain -lain untuk tahun anggaran 2000, yaitu sekitar 26,37 % di bawah target. Penyebabnya adalah penetapan target yang terlalu tinggi untuk tahun anggaran 2000 yang hanya sembilan bulan dan karena adanya penurunan jumlah pengguna jasa untuk komponen ini.

c. T . A 2001

Persentase penyimpangan : 78.850.650 – 110.000.000

X 100 % = 28,31% UF

110.000.000

Analisis:

(71)

lain-lain untuk tahun anggaran 2001, yaitu sekitar 28,31% di bawah target. Penyebabnya adalah jumlah pengguna jasa juga masih tidak sesuai dengan yang diharapkan.

d. T . A 2002

Persentase penyimpangan : 78.397.791 – 103.000.000

X 100 % = 23,88% UF

103.000.000

Analisis:

Terjadi penyimpangan yang bersifat merugikan pada penerimaan lain-lain tahun anggaran 2002, yaitu sekitar 23,88 % di bawah target. Penyebabnya adalah adanya penurunan jumlah pengguna jasa untuk komponen ini.

11. Kartu Sehat

Komponen kartu sehat hanya ada pada tahun anggaran 1999/2000, karena pada tahun anggaran ini pemerintah menunjuk RSDM sebagai rumah sakit rujukan untuk menjalankan program kartu sehat. Untuk tahun-tahun selanjutnya RSDM tidak membuat anggaran karena tidak setiap tahun-tahun dana tersebut ada.

Berikut ini pencapaian target penerimaan dari komponen kartu sehat.

Persentase penyimpangan : 848.988.875 – 1.271.614.000

X 100 % = 33,23% UF

(72)

Analisis:

Terjadi penyimpangan yang bersifat merugikan untuk komponen kartu sehat tahun anggaran 1999/2000, yaitu sekitar 33,23% di bawah target. Penyebabnya adalah pemerintah tidak merealisasikan dana kartu sehat sesuai dengan yang di klaimkan.

12. Saldo yang lalu

Komponen saldo yang lalu sebesar Rp 759.885.127 ini bukan merupakan komponen penerimaan rutin RSDM dan komponen tersebut baru dimasukkan pada penerimaan RSDM tahun anggaran 2001. Hal ini terjadi karena sejak tahun 2001 RSDM adalah suatu unit swadana dan saldo penerimaan tahun 2001 di tambahkan pada tahun anggaran 2002. Sebelum tahun 2001 saldo penerimaan selalu disetorkan kembali ke pemerintah.

H. Analisis Pertumbuhan Penerimaan RSUD Dr. Moewardi Surakarta

(73)

Untuk mempermudah dalam proses analisis tersedia berbagai tekhnik dan metode analisis laporan keuangan, yang digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antar pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan dari masing-masing pos tersebut jika dibandingkan dengan laporan dari beberapa periode yang dikehendaki. Tujuan dari setiap metode dan tekhnik analisis adalah untuk menyederhanakan data sehingga data tersebut lebih bisa dimengerti.

Untuk menganalisis potensi dan kemajuan penerimaan pelayanan RSDM penulis akan menggunakan metode analisis horisontal (analisis perbandingan) yaitu mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode sehingga dapat diketahui perkembangannya. Metode perbandingan digunakan untuk menentukan seberapa besar kenaikan/penurunan penerimaan antara tahun-tahun yang diperbandingkan baik dalam jumlah maupun dalam persentase. Untuk lebih memperbandingkan penerimaan RSDM maka penulis juga akan menghitung ratio pertumbuhannya, dengan rumus sebagai berikut:

dasar tahun rupiah Jumlah

pembanding tahun

rupiah Jumlah

Rumus

(74)

Berikut ini penulis akan menganalisis bagaimana pertumbuhn penerimaan pelayanan RSDM dari tahun anggaran 1999/2000-2002 dengan menggunakan rumus di atas.

(75)

ANALISIS PERBANDINGAN UNTUK MENGETAHUI REVENUE GROWTH PENERIMAAN PELAYANAN RSDM T.A. 1999/2000-2002

Tahun Anggaran Pertumbuhan

2000 atas 1999/2000 2001 atas 2000 2002 atas 2001

(76)

Analisis:

Berdasarkan Tabel 2.12 dapat dilakukan analisis sebagai berikut:  Perbandingan tahun anggaran 1999/2000 dan 2000

Pada perbandingan tahun anggaran 1999/2000-2000, penerimaan akumulatif RSDM tahun anggaran 2000 mengalami penurunan jika dibanding tahun anggaran 1999/2000 yaitu sebesar Rp 125.355.543 atau menurun sekitar 1,16 % dengan ratio pertumbuhan sebesar 0,98. Hal ini terjadi karena adanya peralihan dari tahun anggaran yang biasanya berakhir pada bulan Maret menjadi tahun takwim yang berakhir bulan Desember. Sehingga pada tahun 2000 penerimaan yang diterima hanya berasal dari penerimaan selama sembilan bulan. Hal tersebut di atas juga mengakibatkan banyak komponen penerimaan yang juga mengalami pertumbuhan negatif, walaupun masih ada juga komponen penerimaan yang mengalami pertumbuhan positif yaitu komponen tindakan medik dengan ratio pertumbuhan 1,46 dilanjutkan dengan akomodasi dengan ratio pertumbuhan 1,24 serta komponen laboratorium yang ratio pertumbuhannya 1,02.

 Perbandingan Tahun anggaran 2000 dan 2001

(77)

berjalan selama 12 bulan dibandingkan dengan tahun anggaran 2000 yang hanya 9 bulan. Jika dilihat perkomponen sebagian besar komponen penerimaan mengalami pertumbuhan yang positif, hanya ada satu yang mengalami pertumbuhan negatif yaitu komponen jasa karcis yang menurun 4,86% dari tahun anggaran yang lalu dengan ratio pertumbuhan 0,95. Hal ini terjadi karena pada tahun anggaran 2001 terjadi penurunan jumlah pasien rawat jalan yang jumlahnya cukup besar .

 Perbandingan tahun anggaran 2001 dan 2002

Pada perbandingan tahun anggaran 2001 dan 2002 , penerimaan RSDM secara akumulatif pada tahun anggaran 2002 jika dibandingkan dengan

tahun anggaran 2001 mengalami pertumbuhan yang positif yaitu sebesar Rp 3.995.375.294 atau sekitar 20,35% dengan ratio pertumbuhan 1,20. Hal

(78)

BAB III TEMUAN

Berdasarkan analisis yang telah penulis lakukan terhadap anggaran penerimaan RSDM, penulis menemukan adanya kelebihan dan kelemahan dari anggaran penerimaan tersebut, yaitu:

A . Kelebihan

a. Sebelum melakukan kegiatan usahanya, khususnya dalam bidang keuangan, RSDM terlebih dahulu telah menyusun suatu perencanaan dalam bentuk anggaran, sehingga mereka memiliki pedoman dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

b. Mekanisme penganggaran pada RSDM sudah tetap dan mapan (Kep Mendagri N0 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggung jawaban & Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan perhitungan APBD).

c. Setiap bulan RSDM selalu mengadakan evaluasi terhdap pencapaian target peneriman yang telah dibuat dan setiap akhir periode anggaran RSDM selalu melakukan analisis terhadap pertumbuhan penerimaan RSDM sehingga dapat diketahui bagaimana perkembangan dan kemajuan usahanya.

(79)

d. Bilamana diperlukan dalam keadaan – keadaan tertentu RSDM selalu mengadakan revisi terhadap anggaran yang telah dibuat.

e. Penerimaan akumulatif RSDM dari tahun ketahun cenderung bisa mencapai target bahkan berlebih. Untuk tahun anggaran 1999/2000 target penerimaan tidak bisa tercapai bukan karena kesalahan pihak RSDM tapi karena klaim yang telah dijanjikan oleh Pemda tidak dapat terealisasi sepenuhnya. Dan jika dilihat dari pertumbuhannya penerimaan RSDM dari tahun-ketahun baik secara akumulatif maupun perkomponen cenderung semakin meningkat, kecuali untuk tahun anggaran 2000 sempat terjadi penurunan karena tahun anggaran 2000 hanya ada 9 bulan akibat adanya peralihan dari tahun anggaran menjadi tahun takwim.

B. Kelemahan

1. Birokrasi yang harus dilalui dalam penyusunan anggaran terlalu panjang sehingga sulit untuk mengantisipasi perubahan – perubahan yang biasanya sangat cepat.

2. Penggolongan komponen – komponen anggaran yang sering berubah sehingga dapat menyebabkan kebingungan dan kerancuan bagi pembaca laporan.

(80)

4. Dalam menyusun anggarannya RSDM hanya mempergunakan metode incremental yang sebenarnya sangat lemah karena hanya mempertimbangkan realisasi penerimaan tahun yang lalu saja.

(81)

BAB IV REKOMENDASI A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan penulis terhadap realisasi penerimaan RSDM dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi keuangan RSDM ditinjau dari penerimaannya tahun anggaran 1999/2000 - 2002 cukup baik dan mengalami peningkatan karena secara akumulatif penerimaan yang dianggarkan dapat tercapai bahkan berlebih dan jika dilihat pertumbuhannya dari tiap tahun anggaran, penerimaan RSDM selalu mengalami peningkatan. Walaupun untuk T. A 1999/2000 target penerimaannya tidak tercapai yaitu berada 1,46% di bawah target, bukan merupakan indikasi bahwa kondisi keuangan RSDM pada tahun anggaran tersebut menurun karena jika dilihat perkomponen, justru lebih banyak komponen yang targetnya tercapai dari pada yang tidak. Penyebab utama penyimpangan pada tahun anggaran tersebut adalah bukan karena kesalahan dari pihak RSDM tapi karena klaim dana program kartu sehat yang telah dijanjikan oleh pemerintah tidak dapat terealisasi seluruhnya. Dan untuk tahun anggaran 2000 penerimaan RSDM juga mengalami penurunan, hal itu karena pada tahun anggaran 2000 hanya berlangsung selama 9 bulan akibat adanya peralihan dari tahun anggaran menjadi tahun takwim.

Jika dilihat perkomponen dari tahun - ketahun ada komponen - komponen penerimaan yang targetnya tercapai tetapi ada juga yang

targetnya tidak tercapai.

(82)

1. T. A 1999/2000

• Komponen - komponen yang target penerimaannya tercapai :

Komponen askes (20,18% di atas target), jasa karcis (13,60% di atas target), akomodasi (7,94% di atas target), obat - obatan (4,33% di atas target), laboratorium (3,08% di atas target), tindakan medik (1,97% di atas target), dan komponen radiologi (1,8% di atas target).

• Komponen - komponen yang target penerimaannya tidak tercapai : Komponen kartu sehat (33,23% di bawah target), komponen rehab medik (19,49% di bawah target), komponen visite(10,48% di bawah target) dan komponen lain - lain (3,49% di bawah target).

2. T. A 2000

• Komponen - komponen yang target penerimaannya tercapai :

Komponen tindakan medik (69,55% di atas target), rehab medik(65,97% di atas target), laboratorium (15,47% di atas target) dan komponen radiologi (0,55% di atas target).

• Komponen - komponen yang target penerimaannya tidak tercapai:

Komponen jasa karcis (55,09% di bawah target), komponen obat - obatan (25,20% di bawah target), komponen askes (22,2% di bwah target), komponen visite (13,69% di bawah target), komponen akomodasi (8,16% di bawah target) dan komponen lain - lain(0,26% di bawah target).

3. T. A 2001

Gambar

Gambar  1.1Bagan Organisasi RSUD  Dr. Moewardi  Surakarta
Tabel 2.1PENERIMAAN   PELAYANAN
Tabel 2.2DATA PEMAKAIAN OBAT
Tabel 2.3HASIL KEGIATAN LABORATORIUM
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rumah sakit sebagai institusi di bidang pelayanan publik dalam melaksanakan tugasnya tidak bisa lepas dari adanya interaksi dengan masyarakat. Kondisi tersebut

Selama ini pihak Rumah Sakit dalam menentukan harga pokoknya hanya menggunakan sistem biaya tradisional yang penentuanya harga pokok tidak lagi mencerminkan aktivitas

Sistem distribusi obat dosis unit adalah metode dispensing dan pengendalian obat yang dikoordinasikan Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) dalam rumah sakit, dimana obat

mengetahui apa yang diharapkan pasien dari produk dan jasa yang dihasilkan. Harapan pasien dapat diidentifikasi secara tepat apabila rumah sakit mengerti.

Gambaran Pembiayaan JKN di Rumah Sakit Umum Dr. Pembiayaan JKN di Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta dikelola oleh pihak rumah sakit bersama tim yang dibentuk

poster di lingkungan rumah sakit yang banyak dijangkau oleh pasien atau pengunjung rumah sakit, kemudian melalui media sosial pribadi pekerja maupun mahasiswa yang melakukan

Program kerja yang telah ditetapkan mempunyai tujuan agar lebih terarah dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit

Pada pasal 43 menyatatakan bahwa Rumah Sakit wajib menerapkan keselamatan pasien yang dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisa, dan menerapkan pemecahan masalah dalam