• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN HARGA SAHAM PERTAMBANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS TEKNIKAL DAN FUNDAMENTAL. Oleh AYUNINGTYAS ALAMSYAH H

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENILAIAN HARGA SAHAM PERTAMBANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS TEKNIKAL DAN FUNDAMENTAL. Oleh AYUNINGTYAS ALAMSYAH H"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

PENILAIAN HARGA SAHAM PERTAMBANGAN DENGAN

MENGGUNAKAN ANALISIS TEKNIKAL DAN

FUNDAMENTAL

Oleh

AYUNINGTYAS ALAMSYAH

H24060094

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRAK

Ayuningtyas Alamsyah, H24060094, Penilaian Harga Saham Pertambangan

dengan Menggunakan Analisis Teknikal dan Fundamental. Di bawah bimbingan

Farida Ratna Dewi

Selama tahun 2009 investor kembali memburu saham pertambangan yang membuat indeks naik tajam. Sepanjang tahun 2009 pergerakan harga saham pertambangan dapat dikatakan sangat menarik. Saham-saham pertambangan memang menjadi saham unggulan pada tahun 2009 dengan rata-rata tingkat kenaikan harga saham sebesar 141,91%. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Membandingkan pergerakan harga saham perusahaan-perusahaan pertambangan periode Januari-Desember 2009 yang terdaftar pada indeks Kompas 100 dengan menggunakan analisis teknikal, (2) Menganalisis kondisi perusahaan pertambangan yang terdaftar di indeks Kompas 100 periode Januari-Desember 2009 dengan menggunakan analisis fundamental selama tiga tahun terakhir (2006-2008), (3) Membandingkan nilai intrinsik harga saham perusahaan-perusahaan pertambangan yang terdaftar di indeks Kompas 100 selama periode Januari-Desember 2009 dengan menggunakan analisis fundamental, (4) Mengidentifikasi faktor fundamental yang dapat mempengaruhi harga saham pertambangan.

Penelitian ini dilakukan di PT Bursa Efek Indonesia yang berlokasi di Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa data time series harian dari bulan Januari sampai Desember 2009, serta data laporan tahunan perusahaan selama periode 2006-2008. Pengolahan data dilakukan degan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2007. Analisis yang digunakan dalam pengolahan data adalah Analisis teknikal dan Analisis fundamental.

Dalam indeks Kompas 100 dipilih empat perusahaan. Perusahaan tersebut antara lain PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA), dan PT Timah Tbk (TINS). Melalui analisis teknikal, investor dapat mengamati pergerakan harga saham keempat perusahaan tersebut selama Januari-Desember 2009. Saham ANTM mengalami 6 titik golden cross dan 6 titik dead cross. Saham BUMI mengalami 5 titik golden cross dan 4 titik dead cross. Saham PTBA mengalami 5 titik golden cross dan 4 titik dead cross. Saham TINS mengalami 3 titik golden cross dan 3 titik dead cross. Analisis fundamental PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menunjukkan bahwa kinerja perusahaan selama tahun 2006-2008 cenderung baik. Pada tahun 2007 ANTM melakukan stock split dengan rasio 1:5, sehingga jumlah saham beredar ANTM bertambah lima kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, dan hal ini berpengaruh terhadap nilai EPS, EPS ANTM tahun 2007 sebelumnya Rp. 536,67 dan menjadi Rp 143,67 pasca stock split. Saham ANTM mengalami overvalued di pasar saham pada tahun 2009. Kinerja PT Bumi Resources Tbk (BUMI) selama periode 2006-2008 tergolong baik, namun saham BUMI mengalami undervalued di pasar saham pada tahun 2009. Kinerja PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) selama tahun 2006-2008 cenderung baik, namun pada tahun 2009 saham PTBA mengalami undervalued di pasar saham. Sedangkan kinerja PT Timah Tbk (TINS) cenderung kurang memuaskan. Pada tahun 2008 TINS melakukan stock split dengan rasio 1:10, hal ini mengakibatkan jumlah saham beredar TINS bertambah sepuluh kali lipat. Bertambahnya jumlah saham

(3)

beredar berpengaruh terhadap EPS pasca dilakukannya stock split, dan pada tahun 2009 menunjukkan bahwa saham TINS mengalami overvalued di pasar saham.

(4)

PENILAIAN HARGA SAHAM PERTAMBANGAN

DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS TEKNIKAL DAN

FUNDAMENTAL

Skripsi

Sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian tugas akhir

untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

AYUNINGTYAS ALAMSYAH H24060094

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Penilaian Harga Saham Pertambangan dengan Menggunakan Analisis Teknikal dan Fundamental

Nama : Ayuningtyas Alamsyah

NIM : H24060094

Menyetujui

Dosen Pembimbing,

(Farida Ratna Dewi, SE, MM) NIP : 19710307 200501 2 001

Mengetahui : Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc) NIP : 196101231986011002

(6)

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Ayuningtyas Alamsyah dilahirkan di Depok pada tanggal 31 Juli 1988. Penulis merupakan anak tunggal dari pasangan Alamsyah Bahrun dan Dwi Ratri Handayani.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Cendrawasih I Bekasi pada tahun 1992, lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Bekasi Jaya Indah 1. Pada tahun 2000 penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Bekasi dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Depok dan masuk dalam program IPA pada tahun 2005. Pada tahun 2006, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI). Pada tahun 2007, penulis diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di berbagai kegiatan kemahasiwaan sebagai Anggota Direktorat Finance Centre of Management IPB (COM@) 2007-2008, serta Bendahara Centre of Management IPB (COM@) periode 2008-2009. Selain itu, penulis pernah menjadi surveyor pada UKM unit usaha pembinaan IPB di kota Bogor.

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Saham pertambangan saat ini makin diminati oleh para investor, sehingga investor harus jeli dalam memilih saham perusahaan yang dapat menghasilkan keuntungan bagi investor. Salah satunya dengan menggunakan analisis teknikal dan fundamental. Skripsi ini berjudul “Penilaian Harga Saham Pertambangan dengan Menggunakan Analisis Teknikal dan Fundamental”.

Tak ada gading yang tak retak, begitupun dengan skripsi ini yang tentunya tidak luput dari kesalahan. Untuk itulah penulis mengharapkan saran yang membangun dari berbagai pihak demi perbaikan skripsi ini selanjutnya. Akhir kata semoga skripsi ini menjadi bahan referensi dan berguna bagi semua pihak.

Bogor, Juni 2010

(8)

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis terutama kepada :

1. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan baik secara teknis maupun teoritis dalam proses pembuatan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

2. Bapak Ir. Budi Purwanto, ME dan Dr. Ir. Jono Mintarto Munandar, M.Sc sebagai dosen penguji utama dalam sidang skripsi ini. Semua saran maupun kritik bapak merupakan hal yang sangat berharga dalam penyempurnaan skripsi ini.

3. Seluruh Staf Pengajar, Staf Tata Usaha, Staf Perpustakaan, dan karyawan/i Departemen Manajemen, FEM IPB yang telah banyak membantu selama masa perkuliahan yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan telah memberikan bekal pengetahuan sampai penulisan ini selesai.

4. Kedua orang tua penulis, yaitu papa Alamsyah Bahrun dan mama Dwi Ratri Handayani, serta keluarga besar yang telah banyak mendukung melalui doa dan motivasi selama ini.

5. Ahmad Jihan yang selalu memberikan semangat, serta masukan yang sangat berharga dalam penulisan skripsi ini.

6. Sahabat ku Annisa Tiara I dan Ega Ferganita yang telah banyak memberikan dukungan, semangat, kritikan, serta masukan kepada penulis.

7. Abu Abdurrahman Al-Atsari yang telah membantu penulis dalam memberikan masukan dan membantu dalam pengolahan data penulis.

8. Teman-teman satu bimbingan yaitu Annisa Tiara I, Dyah Ayu W, Dwi Tya S, Cecilia L, Alik P yang telah bersama-sama berkonsultasi dan saling bertukar pendapat.

9. Teman-teman ku Iam, Jaim, Thifa, Fifi, Eyi, Yunita, Esa, Lulus, Ojan, Ephal, Tono, Jojo, Apip, Alvi, Lely, Gilang, Teguh, Mon2, Via, Jali, Sisy, Copi, Ajit, Bunga, Lintang, Surya, Bang Ahmad, Mumu, Mas Damas, Adi, Mbambit, Bahtiar yang telah memberikan semangat dan dukungan pada penulis.

(9)

viii

10. Rekan-rekan manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat kenangan. 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Bogor, Juni 2010

(10)

ix

DAFTAR

ISI

Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP ... v KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

I . PENDAHULUAN ...

1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Pasar Modal ... 6

2.2. Indeks Harga Saham Gabugan (IHSG) ... 6

2.3. Indeks Kompas100 ... 7

2.4. Saham ... 7

2.5. Manfaat investasi pada saham ... 8

2.6. Analisis Teknikal ... 9

2.6.1. Definisi Analisis Teknikal ... 9

2.6.2. Jenis Grafik Untuk Analisis Teknikal ... 10

2.6.3. Pembentukan Tren ... 12

2.7. Analisis Fundamental ... 13

2.8. Penelitian terdahulu ... 16

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 18

3.1. Kerangka Penelitian ... 19

3.2. Metode Penelitian ... 20

3.2.1. Pengumpulan Data ... 20

3.2.2. Pengolahan dan Analisis Data ... 20

3.2.2.1. Analisis Teknikal ... 20

3.2.2.1.1. Simple Moving Average ... 21

3.2.2.1.2. Moving average Envelope ... 21

(11)

x

3.2.2.2.1 Dividen Discount Model (DDM) ... 22

3.2.2.2.2 Capital Asset Pricing Model ... 24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 27

4.1.1. PT Aneka Tambang Tbk... 27

4.1.1.1. Informasi Umum Perusahaan ... 27

4.1.1.2. Pemegang Saham ... 27

4.1.1.3. Ringkasan Keuangan ... 27

4.1.1.4. Produk Perusahaan ... 27

4.1.2. PT Bumi Resources Tbk ... 28

4.1.2.1. Informasi Umum Perusahaan ... 28

4.1.2.2. Pemegang Saham ... 28

4.1.2.3. Ringkasan Keuangan ... 29

4.1.2.4. Produk Perusahaan ... 29

4.1.3. PT Bukit Asam Tbk ... 30

4.1.3.1. Informasi Umum Perusahaan ... 30

4.1.3.2. Pemegang Saham ... 30

4.1.3.3. Ringkasan Keuangan ... 30

4.1.3.4. Produk Perusahaan ... 30

4.1.4. PT Timah Tbk ... 31

4.1.4.1. Informasi Umum Perusahaan ... 31

4.1.4.2. Pemegang Saham ... 31

4.1.4.3. Ringkasan Keuangan ... 32

4.1.4.4. Produk Perusahaan ... 32

4.2. Analisis Teknikal ... 32

4.2.1. Simple Moving Average ... 32

A. PT Aneka Tambang Tbk ... 32

B. PT Bumi Resources Tbk ... 35

C. PT Bukit Asam Tbk ... 37

D. PT Timah Tbk ... 39

4.2.2. Moving Average Envelope ... 41

A. PT Aneka Tambang Tbk ... 42

B. PT Bumi Resources Tbk ... 43

C. PT Bukit Asam Tbk ... 45

D. PT Timah Tbk ... 47

4.2.3. Peramalan Pergerakan Harga Saham ... 49

4.2.3.1. Simple Moving Average ... 49

A. PT Aneka Tambang Tbk ... 49

B. PT Bumi Resources Tbk ... 50

C. PT Bukit Asam Tbk ... 51

D. PT Timah Tbk ... 52

4.2.3.2. Moving Average Envelope ... 53

A. PT Aneka Tambang Tbk ... 53

B. PT Bumi Resources Tbk ... 54

C. PT Bukit Asam Tbk ... 56

D. PT Timah Tbk ... 57

4.3. Analisis Fundamental ... 58

(12)

xi 4.3.1.1. PDB ... 58 4.3.1.2. Pengangguran ... 63 4.3.1.3. Inflasi ... 65 4.3.1.4. Tingkat Bunga ... 68 4.3.1.5. Defisit anggaran ... 70 4.3.1.6. Sentimen ... 72 4.3.2. Analisis Industri ... 79 4.3.3. Analisis Perusahaan ... 85 4.3.3.1. PT Aneka Tambang Tbk ... 85 4.3.3.2. PT Bumi Resources Tbk ... 88 4.3.3.3. PT Bukit Asam Tbk ... 91 4.3.3.4. PT Timah Tbk ... 94 4.4. Implikasi Manajerial ... 97

KESIMPULAN DAN SARAN ... 100

1. Kesimpulan ... 100

2. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 103

(13)

xii

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Ringkasan Kondisi Keuangan PT Aneka Tambang Tbk

Selama 2006-2008 ... 28

2. Ringkasan Kondisi Keuangan PT Bumi Resources Tbk Selama 2006-2008 ... 29

3. Ringkasan Kondisi Keuangan PT Bukit Asam Tbk Selama 2006-2008 ... 31

4. Ringkasan Kondisi Keuangan PT Timah Tbk Selama 2006-2008 ... 32

5. Simulasi Investasi Saham ANTM ... 35

6. Produk Domestik Bruto Tahun 2005-2010 ... 58

7. Jumlah pengangguran di Indonesia tahun 2005-2009 ... 64

8. Dividen PT Aneka Tambang Tbk tahun 2006-2008 ... 85

9. Prediksi nilai dividen ANTM tahun 2009-2011 ... 85

10. EPS PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) ... 86

11. Prediksi EPS ANTM Tahun 2009-2011... 87

12. Prediksi nilai saham ANTM 2009-2011 ... 87

13. Dividen PT Bumi Resources Tbk tahun 2006-2008 ... 88

14. Prediksi nilai dividen BUMI tahun 2009-2011 ... 88

15. EPS PT Bumi Resosurces Tbk tahun 2005-2008 ... 89

16. Prediksi EPS BUMI tahun 2009-2011 ... 89

17. Prediksi nilai saham BUMI sampai dengan tahun 2011 ... 90

18. Dividen PT Bukit Asam Tbk tahun 2006-2009 ... 91

19. Prediksi nilai dividen PTBA tahun 2009-2011 ... 91

20. EPS PT Bukit Asam tahun 2005-2008 ... 92

21. Prediksi EPS PT Bukit Asam Tbk, 2009-2011 ... 92

22. Prediksi nilai saham PTBA sampai dengan tahun 2011 ... 92

23. Dividen PT Timah Tbk tahun 2006-2008 ... 94

24. Prediksi nilai dividen TINS tahun 2009-2011 ... 94

(14)

xiii

26. Prediksi nilai EPS PT Timah Tbk tahun 2009-2011 ... 95 27. Prediksi harga saham PT Timah Tbk tahun 2009-2011 ... 96

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

No

Halaman

1. Pertumbuhan ekspor barang tambang Indonesia ... 2

2. Grafik Garis (Line Chart) ... 11

3. Grafik Balok (Bar Chart) ... 11

4. Grafik Lilin (Candlestick Chart) ... 12

5. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 19

6. Produk Domestik Bruto tahun 2005-2010 ... 61

7. Inflasi (Januari 2005-januari 2010) ... 67

8. Indeks Kepercayaan Konsumen... 75

9. Indeks Kepercayaan Konsumen terhadap Pemerintah ... 76

10. Tentang CEI dan LEI ... 78

(16)

xv

DAFTAR GRAFIK

No

Halaman

1. Simple Moving Average (5) dan (23), Triwulan I 2009

PT Aneka Tambang Tbk... 33 2. Simple Moving Average (5) dan (23), Triwulan II 2009

PT Aneka Tambang Tbk... 33 3. Simple Moving Average (5) dan (23), Triwulan III 2009

PT Aneka Tambang Tbk ... 34 4. Simple Moving Average (5) dan (23), Triwulan IV 2009

PT Aneka Tambang Tbk ... 34 5. Simple Moving Average (5) dan (23), Triwulan I 2009

PT Bumi Resources Tbk ... 35 6. Simple Moving Average (5) dan (23), Triwulan II 2009

PT Bumi Resources Tbk ... 36 7. Simple Moving Average (5) dan (23), Triwulan III 2009

PT Bumi Resources Tbk ... 36 8. Simple Moving Average (5) dan (23), Triwulan IV 2009

PT Bumi Resources Tbk ... 37 9. Simple Moving Average (5) dan (23), Triwulan I 2009

PT Bukit Asam Tbk ... 38 10. Simple Moving Average (5) dan (23), Triwulan II 2009

PT Bukit Asam Tbk ... 38 11. Simple Moving Average (5) dan (23), Triwulan III 2009

PT Bukit Asam Tbk ... 39 12. Simple Moving Average (5) dan (23), Triwulan IV 2009

PT Bukit Asam Tbk ... 39 13. Simple Moving Average (5) dan (23), Triwulan I 2009

PT Timah Tbk ... 39 14. Simple Moving Average (5) dan (23), Triwulan II 2009

PT Timah Tbk ... 40 15. Simple Moving Average (5) dan (23), Triwulan III 2009

PT Timah Tbk ... 40 16. Simple Moving Average (5) dan (23), Triwulan IV 2009

PT Timah Tbk ... 41 17. Moving Average Envelope 5% Triwulan I 2009

(17)

xvi

18. Moving Average Envelope 5% Triwulan II 2009

PT Aneka Tambang Tbk ... 42 19. Moving Average Envelope 5% Triwulan III 2009

PT Aneka Tambang Tbk ... 43 20. Moving Average Envelope 5% Triwulan IV 200

PT Aneka Tambang Tbk ... 43 21. Moving Average Envelope 5% Triwulan I 2009

PT Bumi Resources Tbk ... 44 22. Moving Average Envelope 5% Triwulan II 2009

PT Bumi Resources Tbk ... 44 23. Moving Average Envelope 5% Triwulan III 2009

PT Bumi Resources Tbk ... 44 24. Moving Average Envelope 5% Triwulan IV 2009

PT Bumi Resources Tbk ... 45 25. Moving Average Envelope 5% Triwulan I 2009

PT Bukit Asam Tbk ... 45 26. Moving Average Envelope 5% Triwulan II 2009

PT Bukit Asam Tbk ... 46 27. Moving Average Envelope 5% Triwulan III 2009

PT Bukit Asam Tbk ... 46 28. . Moving Average Envelope 5% Triwulan IV 2009

PT Bukit Asam Tbk ... 47 29. Moving Average Envelope 5% Triwulan I 2009

PT Timah Tbk ... 47 30. Moving Average Envelope 5% Triwulan II 2009

PT Timah Tbk ... 48 31. Moving Average Envelope 5% Triwulan III 2009

PT Timah Tbk ... 48 32. Moving Average Envelope 5% Triwulan IV 2009

PT Timah Tbk ... 48 33. Simple Moving Average (5) dan (23), Triwulan I 2010

PT Aneka Tambang Tbk... 49 34. Simple Moving Average (5) dan (23), Triwulan II 2010

PT Aneka Tambang Tbk... 49 35. Simple Moving Average (5) dan (23), Triwulan I 2010

PT Bumi Resources Tbk ... 50 36. Simple Moving Average (5) dan (23), Triwulan II 2010

(18)

xvii

37. Simple Moving Average (5) dan (23), Triwulan I 2010

PT Bukit Asam Tbk ... 51 38. Simple Moving Average (5) dan (23), Triwulan II 2010

PT Bukit Asam Tbk ... 51 39. Simple Moving Average (5) dan (23), Triwulan I 2010

PT Timah Tbk ... 52 40. Simple Moving Average (5) dan (23), Triwulan II 2010

PT Timah Tbk ... 53 41. Moving Average Envelope 5% Triwulan I 2010

PT Aneka Tambang Tbk ... 54 42. Moving Average Envelope 5% Triwulan II 2010

PT Aneka Tambang Tbk ... 54 43. Moving Average Envelope 5% Triwulan I 2010

PT Bumi Resources Tbk ... 55 44. Moving Average Envelope 5% Triwulan II 2010

PT Bumi Resources Tbk ... 55 45. Moving Average Envelope 5% Triwulan I 2010

PT Bukit Asam Tbk ... 56 46. Moving Average Envelope 5% Triwulan II 2010

PT Bukit Asam Tbk ... 56 47. Moving Average Envelope 5% Triwulan I 2010

PT Timah Tbk ... 57 48. Moving Average Envelope 5% Triwulan II 2010

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

No

Halaman

1. Suku Bunga SBI 3 bulan periode 2006-2008 ... 106

2. Tingkat Pengembalian IHSG per bulan Periode 2006-2008 ... 107

3. Tingkat Pengembalian PT Aneka Tambang Tbk per bulan Periode 2006-2008 ... 108

4. Tingkat Pengembalian PT Bumi Resources Tbk per bulan Periode 2006-2008 ... 109

5. Tingkat Pengembalian PT Bukit Asam Tbk per bulan Periode 2006-2008 ... 110

6. Tingkat Pengembalian PT Timah Tbk per bulan Periode 2006-2008 ... 111

7. Simulasi investasi saham BUMI pada tahun 2009 ... 112

8. Simulasi investasi saham PTBA pada tahun 2009 ... 113

(20)

I . PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keyakinan bahwa ekonomi global akan pulih dan industri manufaktur akan membaik membuat investor berspekulasi akan naiknya kebutuhan komoditas yang otomatis mendorong harga komoditas. Hal inilah yang mendorong investor kembali “memburu” saham pertambangan yang membuat indeks naik tajam. Sepanjang tahun ini pergerakan harga saham pertambangan dapat dikatakan sangat menarik. Saham-saham pertambangan memang menjadi saham unggulan pada tahun ini dengan rata-rata tingkat kenaikan harga saham sebesar 141,91%. Sektor pertambangan di bursa saham tercatat sebagai sektor yang memberikan return kedua terbesar, yaitu sebesar 151,06% dari posisi Rp. 877,68 pada akhir tahun 2008 menjadi Rp. 2.203,48 pada akhir tahun 2009 (www.idx.co.id, 17 Juni 2010). Emiten pertambangan sampai dengan saat ini menjadi incaran para investor. Terbukti dengan meningkatnya volume transaksi perdagangan di bursa akibat meningkatnya permintaan terhadap saham pertambangan, saham sektor pertambangan sering kali memimpin penguatan bursa.

Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sampai dengan saat ini masih menjadi sumber penggerak utama roda perekonomian nasional. Baik dalam perannya sebagai sumber penerimaan negara, penyedia energi, menarik investasi, surplus neraca perdagangan, penyedia bahan baku industri, serta faktor dominan pembentukan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Penerimaan yang diperoleh pemerintah dari sektor pertambangan cukup signifikan. Hal ini dapat dibuktikan, yaitu tepatnya pada tahun 2008 ketika harga minyak dunia mengalami fluktuasi yang sangat tajam. Sektor ESDM mencatatkan perkiraan realisasi penerimaan negara sebesar Rp 346,347 Triliun atau sebesar 36%. Dari penerimaan sektor ESDM tersebut, sub sektor Pertambangan Umum tercatat sebesar Rp 42,120 Triliun atau sebesar 4,4% yang terdiri dari Pajak Pertambangan Umum dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pertambangan Umum (www.esdm.go.id, 2009).

(21)

Industri pertambangan di dunia saat ini mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya permintaan terhadap produk-produk unggulan sektor pertambangan, seperti batubara, emas dan minyak bumi. Hal ini ditunjukkan dengan kegiatan ekspor barang hasil tambang asal Indonesia yang cenderung meningkat setiap tahunnya (Gambar 1).

Gambar 1. Pertumbuhan ekspor barang tambang Indonesia (Sumber : www.kompas.com)

Batubara merupakan salah satu produk tambang unggulan asal Indonesia. Pada tahun 2010, harga batubara diprediksi akan menguat seiring dengan kondisi ekonomi dunia yang diprediksikan mulai mengalami perbaikan. Bahkan kenaikan harga batubara dalam jangka panjang diprediksi masih akan naik sehubungan dengan semakin luasnya penggunaan batubara sebagai sumber energi. Berdasarkan proyeksi laporan Annual Energy Outlook 2009 yang dikeluarkan oleh U.S. Energy Information Administration, US energi supply, demand, dan harga naik hingga tahun 2030. The McIlvane Company dalam laporannya yang dikeluarkan pada April 2009, memproyeksikan bahwa kapasitas pembangkit listrik tenaga batubara dunia akan tumbuh 35% pada 10 tahun ke depan, dari 1,759,000 MW pada 2010 menjadi 2,384,000 MW pada 2020. Pembangkit listrik tenaga batubara di Asia akan naik menjadi 1,464,000 MW pada 2010. Sedangkan di India, pembangkit listrik tenaga batubara ini akan naik dari 95,000 MW menjadi 294,000 MW pada 11 tahun ke depan (Asia Securities, 25 Mei 2009).

Harga saham sektor pertambangan pada tahun 2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan yang cukup tajam, hal tersebut terkait dengan

(22)

meningkatnya permintaan terhadap komoditas pertambangan. Analisis PT Erdikha Sekuritas, mengatakan saham-saham pertambangan yang masih prospektif menjanjikan pertumbuhan kinerja hingga tahun depan terutama adalah yang bergerak di sektor batubara dan minyak bumi serta gas (migas) (Bisnis Indonesia, 11 November 2009).

Saham pertambangan merupakan komoditas yang menarik di Bursa Efek Indonesia (BEI), karena harga saham pertambangan menjanjikan keuntungan dalam jangka panjang. Selain keuntungan yang menjanjikan, kegiatan investasi pada sektor pertambangan juga mengandung resiko, yaitu terkait perubahan harga komoditas pertambangan yang sangat dipengaruhi oleh pasokan atau ketersediaan bahan baku tambang, permintaan akan barang tambang tersebut, kondisi fundamental perusahaan pertambangan, serta kebijakan pemerintah terhadap harga barang tambang. Sehingga harga saham sektor pertambangan cenderung fluktuatif. Saham empat perusahaan pertambangan utama yang terdaftar di indeks Kompas 100, yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Timah Tbk (TINS).

1.2. Perumusan Masalah

Harga saham merupakan hal yang pertama kali dilihat oleh seorang investor apabila ingin melakukan investasi dalam bentuk saham. Karena harga saham dapat menggambarkan keuntungan yang akan diperoleh investor dalam bentuk capital gain ataupun dividen. Perubahan harga saham terjadi setiap saat, oleh karena itu seorang investor harus menelusuri faktor-faktor yang menjadi penyebab perubahan harga saham.

Untuk dapat menilai harga saham yang akan dipilih investor dalam melakukan investasi, maka para investor dapat menggunakan pendekatan top down approach yaitu dimulai dengan analisis kondisi makro ekonomi serta analisis industri kemudian dilanjutkan dengan penilaian perusahaan untuk mendapatkan nilai intrinsik perusahaan, yaitu yang dilakukan melalui analisis teknikal dan fundamental. Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk menentukan kapan membeli (masuk ke pasar) atau menjual saham

(23)

(keluar dari pasar), dengan memanfaatkan indikator-indikator teknis ataupun menggunakan analisis grafis.

Analisis fundamental bertujuan untuk memperkirakan harga saham berdasarkan prospek laba dan dividen perusahaan, pendapatan, kebijakan manajemen, yang tercermin dalam laporan keuangan, perkembangan industri, harapan bunga di masa depan, dan evaluasi risiko perusahaan untuk menentukan harga saham yang tepat. Kedua analisis ini dapat digunakan secara bersamaan untuk menganalisis harga saham.

Dari hal yang telah disampaikan, maka dapat dirumuskan permasalahan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pergerakan harga saham pertambangan yang terdaftar di indeks Kompas 100 selama periode Januari-Desember 2009 dengan menggunakan analisis teknikal?

2. Bagaimanakah kondisi perusahaan pertambangan yang terdaftar di indeks Kompas 100 periode Januari-Desember 2009 dengan menggunakan analisis fundamental, selama tiga tahun terakhir (2006-2008) ?

3. Bagaimanakah nilai intrinsik harga saham pertambangan yang terdaftar pada indeks Kompas 100 selama periode Januari-Desember 2009 menggunakan analisis fundamental ?

4. Faktor fundamental manakah yang dapat mempengaruhi harga saham pertambangan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Membandingkan pergerakan harga saham perusahaan-perusahaan pertambangan periode Januari-Desember 2009 yang terdaftar pada indeks Kompas 100 dengan menggunakan analisis teknikal.

2. Menganalisis kondisi perusahaan pertambangan yang terdaftar di indeks Kompas 100 periode Januari-Desember 2009 dengan menggunakan analisis fundamental selama tiga tahun terakhir (2006-2008).

(24)

3. Membandingkan nilai intrinsik harga saham perusahaan-perusahan pertambangan yang terdaftar di indeks Kompas 100 selama periode Januari-Desember 2009 dengan menggunakan analisis fundamental. 4. Mengidentifikasi faktor fundamental yang dapat mempengaruhi harga

saham pertambangan.

1.4. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi: 1. Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia

Penelitian ini memberikan informasi bagi pemimpin perusahaan sebagai bahan kajian dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam jangka panjang yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan. 2. Bagi dunia pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan investasi dalam bentuk saham dan penilaian terhadap harga saham.

3. Bagi pihak lain

Bagi investor yang menginvestasikan dananya dalam bentuk saham untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham, terkait dengan keuntungan yang akan diperoleh investor dalam bentuk dividen ataupun capital gain.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini terbatas pada kinerja perusahaan-perusahaan pertambangan yang terdaftar di indeks Kompas 100 pada periode Januari-Desember 2009. Perusahaan-perusahaan pertambangan yang dibahas dalam penelitian ini merupakan perusahaan pertambangan utama yang terdaftar di indeks Kompas 100, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA), dan PT Timah Tbk (TINS). Pada penelitian ini penulis tidak menganalisis seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar pada indeks Kompas 100 periode Januari-Desember 2009, karena penulis membatasi penelitian pada perusahaan-perusahaan pertambangan yang sahamnya paling aktif dalam bursa saham.

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pasar Modal

Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang seperti Obligasi, Saham dan lainnya (Rusdin, 2006). Pasar modal adalah sistem yang mempertemukan pihak yang memerlukan dana jangka panjang dengan pihak yang memiliki dana untuk diinvestasikan (Rahardjo, 2009).

Pasar modal dapat juga diartikan sebagai sebuah wahana yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan pengertian pasar modal menurut Undang-Undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995, Pasar Modal yaitu sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

2.2 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Indeks Harga Saham Gabungan merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham di pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan (composite) mempunyai beberapa fungsi atau gambaran kinerja suatu bursa diantaranya, yaitu (www.idx.co.id):

a. Sebagai indikator trend pasar.

b. Sebagai indikator tingkat keuntungan. c. Sebagai Benchmark kinerja suatu portofolio.

(26)

2.3 Indeks Kompas 100

Indeks KOMPAS100 merupakan Indeks Harga Saham hasil kerjasama Bursa Efek Indonesia dengan harian KOMPAS. Indeks ini meliputi 100 saham dengan proses penentuan sebagai berikut (www.idx.co.id):

1. Telah tercatat di BEJ minimal 3 bulan.

2. Saham tersebut termasuk dalam perhitungan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan).

3. Masuk dalam 150 saham dengan nilai transaksi dan frekwensi transaksi serta kapitalisasi pasar terbesar di Pasar Reguler, selama 12 bulan terakhir.

4. Dari sebanyak 150 saham tersebut, kemudian diperkecil jumlahnya menjadi 60 saham dengan mempertimbangkan nilai transaksi terbesar. 5. Dari sebanyak 90 saham yang tersisa, kemudian dipilih sebanyak 40

saham dengan mempertimbangkan kinerja

6. Daftar 100 saham diperoleh dengan menambahkan daftar saham dari hasil perhitungan butir (5) ditambah dengan daftar saham hasil perhitungan butir (6).

Daftar saham yang masuk dalam KOMPAS100 akan diperbaharui sekali dalam 6 bulan, atau tepatnya pada bulan Februari dan pada bulan Agustus. Perhitungan Indeks KOMPAS100 dimulai pada hari dasar tanggal 2 Januari 2002 dengan nilai dasar 100.

2.4. Saham

Saham adalah sertifikat yang menunjukkan buku kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atau penghasilan dan aktiva perusahaan (Rusdin. 2006). Menurut (Siamat, 2005) saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di Bursa Efek, saham atau sering pula disebut shares merupakan instrumen. Terdapat beberapa jenis saham yang dapat dipilih oleh investor, antara lain sebagai berikut (Rusdin, 2006):

(27)

2.2.1. Berdasarkan atas cara peralihan, saham dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Saham atas unjuk (Bearer Stock), adalah saham yang tidak ditulis nama pemiliknya, agar mudah dipindah-tangankan dari satu investor ke investor lain.

b. Saham atas nama (Registered Stock), adalah saham yang ditulis dengan jelas siapa pemilikannya. Dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu, yaitu dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus membuat daftar nama pemegang saham. Apabila terjadi kehilangan, pemegang saham tersebut dengan mudah mendapat pergantiannya.

2.2.2. Berdasarkan manfaat yang diperoleh pemegang saham, dibedakan menjadi :

a. Saham biasa (Common Stock), merupakan suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi perusahaan.

Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut.

b. Saham preferen (Preferen Stock), merupakan bentuk gabungan antara obligasi dan saham. Saham preferen sama dengan saham biasa karena tidak memiliki tanggal jatuh tempo dan juga mewakili kepemilikan dari modal. Saham preferen sama dengan obligasi karena jumlah dividennya tetap selama masa berlaku dari saham, memiliki klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, memiliki hak tebus, dan dapat dipertukarkan dengan saham biasa.

2.5. Manfaat investasi pada saham

Pemegang saham adalah pemilik perusahaan, atau orang yang menanamkan uangnya sebagai modal (investasi) ke dalam perusahaan. Maka pemegang saham sebagai pemilik perusahaan berhak memperoleh keuntungan atas investasi yang dilakukannya. Menurut Rusdin (2006),

(28)

terdapat dua manfaat yang diperoleh seorang investor apabila menanamkan modalnya dalam bentuk saham, yaitu:

1. Dividen

Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Jumlah dividen yang akan dibagikan akan dibagikan diusulkan oleh Dewan Direksi dan disetujui didalam Rapat Umum Pemegang Saham. Dua jenis dividen yang dapat diberikan oleh perusahaan yaitu dividen tunai dan dividen saham. Jika emiten membagikan dividen kepada para pemegang saham dalam bentuk sejumlah uang untuk setiap saham yang dimiliki, maka disebut sebagai dividen tunai. Sedangkan dividen saham adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk saham baru tersebut, yang pada akhirnya akan meningkatkan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham.

2. Capital Gain

Capital gain adalah keuntungan dari hasil jual-beli saham, yaitu berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi daripada nilai beli saham. Oleh karena itu investor memiliki peluang untuk menikmati capital gain sebagai akibat atas aktivitas yang terjadi di pasar sekunder. Perbedaan antara harga jual dan beli saham disebabkan oleh perubahan permintaan dan penawaran terhadap saham tersebut.

2.6. Analisis Teknikal

2.6.1. Definisi Analisis Teknikal

Analisa teknikal adalah analisis sekuritas dengan menggunakan grafik harga dan volume historis. Pada dasarnya, analisis teknis ini menawarkan pengembangan teknik perdagangan saham (investassi jangka pendek) berdasarkan pengamatan dan pergerakan harga serta volume perdagangan masa lalu. Dengan membuat sutau tren atau pola atas grafik historis, seorang investor saham bisa membuat suatu keputusan untuk membeli atau menjual saham (Sulistawan dan Liliana, 2007).

(29)

Ada tiga prinsip dasar yang melandasi analisis teknikal yang merupakan suatu pola pikir dan anggapan dasar dalam melakukan analisis teknikal (Rahardjo, 2009).

1. Market Action Discount Everything

Semua faktor yang mempengaruhi pergerakan atau fluktuasi harga saham telah tercermin dalam harga tersebut. Semua faktor lingkungan bisnis, baik politik, hukum, ekonomi, sosial, budaya, demografi, dan teknologi yang dapat mempengaruhi kondisi bisnis dan pergerakan harga saham telah tercermin dalam harga saham tersebut.

2. Price Move In Trends

Harga bergerak dalam suatu kecenderungan arah tertentu dan akan terus menuju arah yang sama sampai dengan adanya sinyal pembalikkan atau perubahan arah. Satu kecenderungan arah akan tetap berlangsung sampai ada suau kekuatan yang memberikan sinyal bahwa kecenderungan tersebut akan berubah.

3. History Repeat It Self

Sejarah akan berulang, pola-pola pergerakan harga saham yang terjadi di masa lalu akan berulang kembali di masa mendatang. Hal ini didasarkan pada psikologi manusia yang mempunyai kecenderungan untuk tidak berubah dan mengulang hal-hal yang telah dilakukan di masa lalu.

2.6.2. Jenis Grafik Untuk Analisis Teknikal

Ada beberapa grafik yang sering digunakan untuk melakukan analisis teknikal suatu saham, antara lain (Rahardjo, 2009) :

1. Grafik Garis (Line Chart)

Grafik garis (line chart) menyajikan pergerakan harga saham dari waktu ke waktu berupa garis yang menghubungkan titik-titik yang merupakan harga saham pada saat (hari dan tanggal tertentu). Titik-titik tersebut biasanya merupakan harga penutupan saham pada hari bersangkutan. Berikut merupakan contoh line chart (Gambar 2).

(30)

Gambar 2. Grafik Batang (Line Chart)

Sumber: www.infoanda.com/forexchart/linechart, 2009 2. Grafik Balok (Bar Chart)

Grafik balok (bar chart) merupakan grafik batang yang menggambarkan 4 titik harga, yaitu harga pembukaan (open/O), harga tertinggi (high/H), harga terendah (low/L), dan harga penutupan (close/C) dari suatu saham selama suatu periode tertentu.

Gambar 3. Grafik Balok (Bar Chart) Sumber: www.forexchart.com/barchart, 2009

Panjang balok (atau garis vertikal) menunjukkan fluktuasi harga dalam suatu periode, ujung atas menunjukkan harga tertinggi sedang ujung bawah menunjukkan harga terendah. Garis horizontal disebelah kiri balok menunjukkan harga pembukaan,

(31)

sedangkan garis horizontal sebelah kanan balok menunjukkan harga penutupan. Gambar 3 merupakan visualisasi bar chart.

3. Grafik Lilin

Grafik lilin (candlestick chart) merupakan grafik berbentuk lilin yang dapat menggambarkan 4 titik harga, yaitu harga pembukaan (open/O), harga tertinggi (high/H), harga terendah (low/L), dan harga penutupan (close/C) dari suatu saham selama suatu periode tertentu.

Gambar 4. Grafik Lilin (Candlestick Chart) Sumber: www.forexchart.com/candlestick, 2009

Ada dua macam warna batang lilin, yaitu lilin berwarna terang yang menunjukkan kecenderungan harga naik karena harga pembukaan lebih rendah dibandingkan dengan harga penutupan dan lilin berwarna gelap yang menunjukkan kecenderungan harga turun karena harga pembukaan lebih tinggi dibandingkan dengan harga penutupan.

2.6.3. Pembentukan Tren

Tren merupakan arah pergerakan harga pasar saham. oleh karena itu seorang investor dalam menentukan keputusan investasi sebaiknya memahami arah pergerakan harga saham. berikut merupakan pembentukkan tren berdasarkan arah pergerakannya (Sulistawan dan Liliana, 2007).

(32)

1. Uptrend, artinya adalah harga saham cenderung bergerak naik.

Pada kondisi ini, sentimen dari kebanyakan investor sedang dalam kondisi positif

2. Downtrend, artinya harga saham cenderung bergerak turun. Jika

pasar menunjukkan downtrend, sebaiknya pasar tidak melakukan posisi beli agar terhindar dari kerugian.

3. Sideways Trend, atau pergerakan harga yang stagnan (hanya naik

atau turun pada kisaran harga tertentu).

2.7. Analisis Fundamental

Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data-data fundamental dan faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan badan usaha. Analisis fundamental digunakan untuk menentukan harga yang tepat bagi saham suatu perusahaan, analis sekuritas harus memprediksi dividen dan laba yang dapat diharapkan dari perusahaan tersebut. Pada akhirnya, keberhasilan usaha suatu perusahaan akan menentukan dividen yang dapat dibayarkan kepada pemegang saham serta harga saham yang akan terbentuk di pasar saham.

Prospek suatu perusahaan terkait dengan kondisi ekonomi secara umum. Maka analisis fundamental harus mempertimbangkan lingkungan bisnis di mana perusahaan beroperasi. Bagi beberapa perusahaan, lingkungan ekonomi makro dan industri mungkin mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan kinerja di dalam industri atau dengan kata lain investor sebaiknya mempertimbangkan gambaran besar ekonomi (Bodie, 2006). Oleh karena itu, dalam analisis fundamental perlu dilakukan beberapa tahapan analisis sebagai berikut :

a. Analisis ekonomi makro

Yang termasuk dalam analisis ekonomi makro adalah analisis terhadap kondisi perekonomian seperti tingkat pertumbuhan ekonomi negara (PDB), tingkat suku bunga, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah dan sebagainya. Analisis ini sangat cocok terhadap kondisi pasar secara umum dan kinerja saham secara khusus.

(33)

b. Analisis industri

Analisis industri dilakukan untuk menilai pengaruh dari tingkat pertumbuhan dan juga persaingan dalam industri tempat perusahaan berada terhadap tingkat profitabilitas di masa datang. Selain itu analisis ini juga dilakukan untuk mengetahui tingkat resiko usaha dalam industri tersebut. Terdapat beberapa aspek analisis yang dapat digunakan, antara lain adalah analisis struktural industri, analisis siklus industri, analisis siklus hidup industri dan analisis tingkat resiko. Salah satu pendekatan yang sering digunakan dalam analisis industri adalah 5 forces yang diperkenalkan oleh Michael Porter. Lima aspek tersebut meliputi persaingan dalam industri, ancaman pendatang baru, ancaman produk subtitusi, kekuatan tawar pembeli dan kekuatan tawar penjual.

c. Analisis perusahaan

Analisis perusahaan diperlukan untuk menilai posisi dan kinerja perusahaan dalam industri tersebut. Hal itu dapat diakukan dengan menganalisis laporan-laporan yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut, terutama laporan keuangannya. Laporan keuangan perusahaan merupakan laporan pertanggung-jawaban manajemen perusahaan kepada pemilik (share holders) dan para pihak yang berkepentingan atau pemangku kepentingan (stake holders).

Dalam menganalisis laporan keuangan, hal yang perlu diperhatikan adalah rasio-rasio keuangan perusahaan melalui data di masa lalu maupun yang ada saat ini untuk memprediksi kinerja keuangan di masa yang akan datang. Rasio keuangan dapat dihitung berdasarkan laporan-laporan keuangan yang tersdia diantaranya sebagai berikut (Rahardjo, 2009).

1. Neraca

Neraca merupakan laporan keuangan perusahaan yang menunjukkan posisi atau kondisi keuangan perusahaan pada saat (tanggal) tertentu (sesuai yang tertera pada Neraca). Neraca mencerminkan sumber dana yang diperoleh perusahaan dan alokasi/aliran (dalam bentuk apa) dana tersebut ditanamkan.

(34)

2. Laporan Laba/Rugi

Laporan Laba/Rugi merupakan laporan keuangan perusahaan yang menunjukkan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu (bisa dalam waktu 1 triwulan, 1 semester, 3 triwulan, atau 1 tahun buku). Laporan Laba/Rugi memperlihatkan keuntungan atau laba (bahkan bisa juga rugi) dalam suatu periode waktu operasi usaha perusahaan.

Menurut Keown (2004), Analisis rasio keuangan membantu analis untuk mengidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Selain itu analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk membimbing investor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek di masa datang. Rasio-rasio keuangan yang lazim dikenal dalam dunia keuangan adalah sebagai berikut.

a) Rasio Likuiditas

Rasio ini membandingkan kas dan aktiva-aktiva yang dapat diubah dalam bentuk kas pada tahun dimana kewajiban jatuh tempo dan akan dibayar pada tahun itu juga. Adapun yang termasuk kedalam rasio likuiditas adalah sebagai berikut.

1) Current Ratio = Current Assets / Current Liabilities

2) Quick Ratio = (Current Assets – Inventory) / CurrentLiabilities 3) Cash Ratio = Cash / Current Liabilities

b) Rasio Solvabilitas

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya, pada umumnya menggunakan asumsi yaitu apabila saat ini perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan. Adapun yang termasuk kedalam rasio solvabilitas adalah sebagai berikut.

1) Debt to asset ratio = Liabilities / Assets

2) Time Interest Earned ratio = EBIT / interest expense 3) Long Term Debt Ratio = Long term debt / Equity

(35)

c) Rasio Profitabilitas

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari penjualannya. Adapun yang termasuk kedalam rasio profitabilitas adalah sebagai berikut.

1) Gross Profit Margin = (Sales-COGS) / Sales 2) Profit Margin = Net Operating Income / Net Sales 3) Net Profit Margin = Net Profit after-tax / Net Sales 4) Operating Profit Margin = EBIT / Net Sales

5) ROE = Net Income/Equity 6) ROA = Net Income/ Total Assets d) Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas menunjukkan tingkat keaktifan dari aktiva perusahaan, mengukur seberapa cepat pos atau rekening aktiva tersebut berputar dalam satu periode. Adapun yang termasuk kedalam rasio aktivitas adalah sebagai berikut.

1) Total Assets Turnover = Net sales / Total Assets 2) Receivable Turnover = Net Credit Sales / Total Assets 3) Inventory Turnover = COGS / Inventory

4) Working Capital Turnover = Net Sales / (Current Assets-Current Liabilities)

5) Fixed Assets Turnover = Net Sales / Fixed Assets

2.8. Penelitian terdahulu

Ganesh (2009) melakukan penelitian mengenai analisis pergerakan harga saham dengan menggunakan analisis teknikal. Analisis teknikal pada saham pertambangan diantaranya PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Inco Indonesia (INCO), PT Timah Tbk (TINS), PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA), PT Medco Tbk (MEDC) yang diteliti dapat digunakan sebagai alat pengembalian keputusan oleh investor. Yaitu untuk menentukan kapankah waktu yang tepat bagi investor untuk membeli ataupun menjual saham. Berdasarkan grafik Moving Average Envelope maka dapat diketahui bahwa sinyal beli terhadap suatu saham terjadi ketika grafik harga

(36)

memotong ke atas grafik Simple Moving Average dan sebaliknya sinyal jual terjadi ketika grafik harga memotong ke bawah grafik Simple Moving Average. Selain itu implementasi grafik Moving Average Envelope juga sebagai alat pengambil keputusan untuk cut loss (membatasi) kerugian ketika harga grafik saham telah memotong Moving Average Envelope ke bawah.

Sabrini (2008) melakukan penelitian tentang “Analisis Harga Saham Industri Rokok di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007 dengan Analisis Fudamental dan Teknikal”. Saham yang diteliti adalah 4 saham industri rokok yang tercatat di BEI diantaranya PT British American Tobaco Indonesia Tbk (BATI), PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA). PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan PT Hadjana Mandala Sampoerna Tbk (HMSP). Analisis fundamental yang digunakan adalah menggunakan pendekatan Present Value, Model kelipatan laba (PER), arus kas dan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Sedangkan analisis teknikal yang digunakan adalah pendekatan moving average. Dengan melihat analisis fundamental dan teknikal pada industri rokok, secara umum kondisi perusahan-perusahaan rokok ada yang mengalami penurunan, stabil dan peningkatan. Perusahaan yang mengalami penurunan adalah PT British American Tobaco Indonesia Tbk, yang stabil adalah PT Gudang Garam Tbk, dan yang mengalami peningkatan adalah PT Bentoel International Investama Tbk dan PT Hadjana Mandala Sampoerna Tbk.

(37)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Penelitian

Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien. Oleh karena itu investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang baru ditawarkan ataupun yang diperdagangkan di pasar modal. Investasi dalam bentuk saham merupakan salah satu kegiatan investasi di pasar modal yang tergolong beresiko tinggi. Pergerakan harga saham sektor pertambangan merupakan salah satu bentuk nyata yang membuktikan, bahwa harga saham sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang terkait dengan bisnis tersebut.

Seorang investor yang ingin menginvestasikan dana (modal) dalam bentuk saham khususnya pada saham sektor pertambangan tentunya akan mencari informasi mengenai harga saham tersebut, serta kemungkinan pengembalian atau keuntungan yang akan ia peroleh apabila berinvestasi pada saham tersebut. Untuk dapat memperoleh informasi dalam pengambilan keputusan investasi, maka investor dapat menggunakan analisis teknikal dan analisis fundamental.

Analisis teknikal digunakan oleh trader untuk dasar pengambilan keputusan melakukan jual atau beli saham. Analisis ini dapat dilakukan oleh beberapa metode, diantaranya adalah Simple Moving Average dan Moving Average Envelope. Hasil yang diperoleh dari analisis teknikal adalah berupa informasi tentang pergerakan harga saham yang terjadi selanjutnya atau peramalan harga saham. Sedangkan alat analisis lain yang dapat digunakan oleh investor adalah analisis fundamental. Para investor saham menggunakan analisis fundamental untuk dasar pengambilan keputusan pembelian saham, dan cenderung untuk keputusan jangka panjang.

Pendekatan analisis fundamental yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pendekatan present value, yaitu dengan menggunakan Dividen Discount Model (DDM). Dari model pendekatan Dividen Discount Model (DDM) maka dapat dihasilkan informasi tentang nilai intrinsik saham yang dianalisis. Sehingga nilai intrinsik ini dapat dibandingkan dengan harga

(38)

Simple Moving Average

Moving Average Envelope

Gambar 5. Kerangka Pemikiran Penelitian Investasi Saham Sektor Pertambangan Penilaian Harga Saham Pergerakan Harga Saham

Analisis Teknikal Analisis Fundamental - Analisis ekonomi

makro

- Analisis industri - Analisis perusahaan

Dividend Discount Model (DDM) Nilai intrinsik Saham Rekomendasi Srategi Keputusan Investasi Investor

(39)

pasar yang ada di pasar modal. Apakah nilai intrinsik lebih mahal dari harga pasar (undervalued), atau lebih rendah dari harga pasar (overvalued).

Melalui kedua analisis, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental yang dilakukan maka akan diperoleh informasi yang dapat digunakan oleh seorang investor dalam menentukan pilihan investasi. Ketepatan dalam menentukan pilihan investasi akan menentukan keuntungan yang akan diperoleh investor tersebut.

3.2. Metode Penelitian

3.2.1. Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan di PT Bursa Efek Indonesia yang berlokasi di Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190. Data yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian ini adalah data sekunder berupa data time series harian dari bulan Januari sampai Desember 2009, serta data laporan tahunan perusahaan selama periode 2006-2008.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahan tambang yang terdaftar dalam indeks Kompas 100 periode Januari-Desember 2009. Maka dipilih empat perusahaan yang dijadikan sebagai objek pengamatan. Keempat perusahaan ini dipilih berdasarkan urutan tingkat atau frekuensi transaksi, ketersediaan laporan tahunan perusahaan ,dan data historis harga saham perusahaan tersebut pada periode 2006-2008 dengan menggunakan metode purposive sampling.

3.2.2. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan perangkat lunak Microsoft Excel 2007. Analisis yang digunakan untuk mengolah data adalah Analisis teknikal dan fundamental.

3.2.2.1. Analisis Teknikal

Analisis teknik yang digunakan adalah dengan pendekatan Simple Moving Average dan Moving Average Envelope (Sulistiawan dan Liliana, 2007).

(40)

3.2.2.1.1. Simple Moving Average

Simple Moving Average (SMA) dihitung dari penjumlahan harga saham x hari sebelumnya dibagi dengan x hari.

SMA (4) = ( P5 + P4 + P3 + P2 + P1) / 5

Keterangan:

SMA (5) : Rata-rata bergerak sederhana 5 hari perdagangan sebelumnya.

P5 : Harga saham 5 hari sebelumnya.

P4 : Harga saham 4 hari sebelumnya.

P3 : Harga saham 3 hari sebelumnya.

P2 : Harga saham 2 hari sebelumnya.

P1 : Harga saham 1 hari sebelumnya.

Sinyal jual (dead cross) : garis MA yang lebih kecil memotong dari arah atas garis MA yang lebih besar Sinyal beli (golden cross) : garis MA yang lebih

kecil memotong dari arah bawah garis MA yang lebih besar.

SMA yang digunakan dalam penelitian adalah periode 5 dan 23 hari. Penentuan periode SMA tersebut berdasarkan pilihan investor, namun SMA (5) dan (23) merupakan periode yang sesuai untuk analisis jangka pendek (triwulan) (Sulistawan dan Liliana, 2007).

3.2.2.2.2. Moving Average Envelope

Menurut Sulistiawan dan Liliana (2007) ketepatan dari penggunaan dari Moving Average (MA) dapat ditingkatkan kemampuannya dengan bantuan grafik MA yang menggambarkan batas atas dan batas bawah ini dinamakan Moving Average Envelope. Batas atas dan batas bawah digunakan dengan prosentase tertentu dari MA yang

(41)

digunakan. Batas bawahnya dapat berfungsi sebagai pembatas kerugian untuk menghindari kerugian yang lebih besar, secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Batas atas = MA x 1.05 Batas bawah = MA x 0.95

Dengan indikator ini, sinyal beli bisa terjadi ketika grafik harga saham memotong ke atas grafik batas bawah. Sementara indikator sinyal jual adalah kebalikan dari kondisi diatas, yaitu grafik harga saham memotong ke bawah grafik batas atas. Penggunaan prosentase dalam menentukan batas atas dan bawah Moving Average pada umumnya adalah 5% (Sulistawan dan Liliana, 2007).

3.2.2.2. Analisis Fundamental

3.2.2.2.1. Dividend Discount Model-DDM

Dividend Discount Model (DDM) dilakukan untuk mencari nilai intrinsik (nilai wajar) dari suatu saham perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kerelatifan kesalahan harga saham terhadap beberapa ukuran nilai saham, yang dapat diturunkan dari data keuangan yang diamati.

Dividend Discount Model (DDM) merupakan metode yang digunakan untuk menghitung arus kas yang akan datang dari dividen saham untuk

mengetahui nilai wajarnya. Model ini

mengasumsikan bahwa perusahaan mengeluarkan dividen saat ini dengan pertumbuhan tetap (Bodie, 2006). Model ini dirumuskan sebagai berikut.

(42)

Pi = nilai wajar saham

D1 = dividen yang dibayarkan tahun depan k = tingkat pengembalian yang diharapkan

investor

g = tingkat pertumbuhan dividen

Nilai D1 diperoleh dengan mengalikan nilai D0 (nilai dividen yang paling akhir dibayarkan) dengan nilai ( 1 + g ) yang merupakan prediksi dividen yang akan tumbuh pada tahun depan.

Maka persamaan Gordon Model dapat pula ditulis sebagai berikut.

Nilai g atau pertumbuhan dividen didapatkan dengan rumus geometric mean:

G = [(TR1 + 1)(TR2 + 1)....(TRn +1)]1/n - 1

Pertumbuhan dividen dari tahun ke tahun tidak tetap, maka rumus yang digunakan untuk menghitung nilai intrinsik adalah sebagai berikut.

Dividend Discount Model (DDM) sensitif terhadap taksiran-taksiran atas variabel yang digunakan didalamnya. Dengan DDM, pemodal akan menghitung perbedaan harga untuk saham yang sama dengan model yang sama pula. Model ini secara implisit, selain menaksir nilai intrinsik, juga menentukan harga terminal suatu saham. Keputusan pemodal dan analis akan ditentukan nilai intrinstik, yang memperoleh dengan

………….……… (3) ... (4) n t t t j k D k D k D k D k D V 1 3 3 2 2 1 ) 1 ( ) 1 ( ... ) 1 ( ) 1 ( ) 1 ( ……… (5)

(43)

mendiskontokan dividen, dengan harga pasar sekarang (current market price) suatu saham.

Jadi, kemungkinan keputusan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Jika nilai intrinstik lebih besar dari harga pasar sekarang, aktiva atau saham dinyatakan undervalued dan seterusnya dibeli atau ditahan kalau sudah dimiliki.

2. Jika nilai intrinstik lebih kecil dari harga pasar sekarang, aktiva atau saham dinyatakan overvalued dan seharusnya dihindari membeli atau sebaiknya segera dijual atau ditahan tetapi dalam waktu yang sesingkat mungkin.

3. Jika nilai intrinstik sama dengan harga pasar sekarang, aktiva atau saham tersebut dinilai secara benar (correctly valued), dan sahamnya dapat ditahan (hold) dengan harapan pada waktu yang akan datang harganya akan naik.

Nilai k atau tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor, ditentukan dengan menggunakan Capital Asset Pricing Model.

3.2.2.2.2. Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Model CAPM ditulis sebagai berikut (Keown, 2004).

k = Rf + β ( Rm – Rf )

k = tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor

Rf = tingkat pengembalian bebas resiko

β = tingkat resiko siklikal dan operating leverage emiten

Rm = tingkat pengembalian pasar, dihitung dengan rumus sebagai berikut.

(44)

Tingkat pengembalian yang diharapkan investor, k, merupakan fungsi searah dari beta untuk mengukur resiko yang tidak dapat terdiversifikasi, sehingga semakin tinggi resiko yang dihadapi, semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang diharapkan, dan sebaliknya.

( Rm-Rf ) adalah bagian dari premi resiko yang disebut dengan premi resiko pasar sebab hal ini menunjukkan premi yang harus diterima investor untuk mengambil resiko rata-rata atas pasar portofolio aktiva.

Walaupun asumsi yang digunakan terlalu banyak dan pertukaran risk-return yang dijelaskan dalam model CAPM ini tidak 100% sesuai untuk semua aktiva pasar, model ini memberikan kerangka konseptual yang berguna untuk mengevaluasi dan menghubungkan resiko dengan tingkat pengembalian secara umum.

Dalam model ini, terdapat teori bahwa semakin besar tingkat keuntungan yang diminta oleh investor, semakin besar pula resikonya. CAPM menghubungkan resiko yang tidak terdiversifikasi

dan pengembalian untuk semua aktiva.

Pembahasannya terdiri dari:

1. Beta, yaitu pengukuran dari resiko yang tidak dapat terdiversifikasi yang merupakan indeks dari pergerakan pengembalian aktiva karena adanya perubahan dalam pengembalian pasar. Beta untuk pasar selalu dipertimbangkan sama dengan 1, dan beta aktiva lain dipandang dalam

(45)

kaitannya dengan beta pasar itu. Beta aktiva dapat memiliki nilai positif atau negatif, tetapi secara normatif beta adalah positif. Beta positif artinya pergerakan return aktiva searah dengan return pasar, jika pasar mengalami kenaikan, maka nilai aktiva tersebut juga ikut mengalami kenaikan. Beta negatif, sebaliknya, memiliki arah berlawanan dengan pasar, bila pasar mengalami kenaikan, aktiva dengan beta negatif justru mengalami penurunan. Pada umumnya beta terletak pada skala 0,5 sampai 2,0. Persamaan yang digunakan untuk memperoleh koefisien beta ini adalah dengan menggunakan metode regresi linear sederhana dengan mencari nilai koefisien korelasi dua variabel (r) dengan variabel independen adalah nilai IHSG dan variabel dependen nilai saham per penutupan setiap hari.

2. Menghitung tingkat keuntungan portofolio pasar. Sebagai acuan, sering dipergunakan tingkat keuntungan rata-rata dari seluruh kesempatan investasi yang tersedia di pasar modal atau indeks harga saham gabungan. 3. Menentukan tingkat keuntungan dari investasi

yang bebas resiko. Sebagai acuan, sering digunakan tingkat keuntungan dari sekuritas yang nilainya dijamin oleh pemerintah setempat.

(46)

IV . HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. PT Aneka Tambang Tbk

4.1.1.1. Informasi Umum Perusahaan

Perusahaan perseroan (Persero) PT Aneka Tambang Tbk disingkat PT Antam Tbk adalah sebuah perusahaan pertambangan yang menjalankan usahanya di Indonesia, perusahaan ini berdiri pada tanggal 05 Juli 1968. PT Antam Tbk merupakan perusahaan pertambangan dan pengolahan mineral terdiversifikasi, dengan kegiatan yang terintegrasi secara vertikal.

4.1.1.2. Pemegang Saham

Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) pertama kali tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tahun 1997. Pemegang saham terbesar ANTM adalah Negara Republik Indonesia, yaitu dengan proporsi sebesar 65%. Beberapa pemegang saham utama ANTM antara lain, State Street Bank and Trust for The Bene (2.0%), The Northern Trust S/A AVFC (2.0%), PT Jamsostek (Persero) (1.4%), dan sisanya tercatat sebagai saham beredar.

4.1.1.3. Ringkasan Keuangan

Kinerja keuangan PT Antam Tbk pada tahun 2008 mengalami penurunan, hal ini terkait dengan menurunnya harga komoditas di tahun 2008. Walaupun mengalami penurunan dalam kinerja keuangan, PT Antam Tbk tetap membagikan dividen bagi pemegang sahamnya (Tabel 1).

4.1.1.4. Produk Perusahaan

Produk-produk utama Antam adalah feronikel, bijih nikel

kadar tinggi, bijih nikel kadar rendah, emas, perak dan bauksit. Operasi Antam terbagi atas lima unit usaha strategis (strategic business units, SBUs), yaitu: (i) nikel; (ii) emas; (iii)

(47)

pemurnian dan pengolahan logam mulia; (iv) bauksit; dan (v) eksplorasi.

Tabel 1. Ringkasan Kondisi Keuangan PT Aneka Tambang Tbk Selama 2006-2008. C C a t t C

atatan: • Dalam miliar Rupiah kecuali jumlah saham beredar, laba bersih per saham, dividen per saham dan rasio

Sumber : www.antam.com, Laporan Tahunan 2008 PT Antam Tbk

4.1.2. PT Bumi Resources Tbk 4.1.2.1. Informasi Umum

PT Bumi Resources Tbk (“Perseroan”), berkedudukan di Jakarta, berdiri pada tanggal 26 Juni 1973. PT Bumi Resources Tbk merupakan salah satu perusahaan besar di Indonesia yang bergerak dalam bidang penambangan material logam dan mineral alam.

4.1.2.2. Pemegang Saham

BUMI melakukan Penawaran Umum Perdana Saham yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada 30 Juli 1990. Kepemilikan saham pada PT Bumi Resources antara lain sebagai berikut, saham milik publik yaitu sebesar 73.89% dengan jumlah lembar saham sebanyak 14.337.615.600 lembar. PT Bakrie and Brothers Tbk yaitu sebesar 14.28%, dan sisanya tercatat sebagai saham beredar.

Deskripsi 2006 2007 2008

Penjualan Bersih 5,629.40 12,008.20 9,591.98

Laba Kotor 2,741.47 7,329.38 2,651.18

Laba Usaha 2,403.69 6,776.84 1,454.13

Laba Bersih 1,552.78 5,118.99 1,368.14

Laba Bersih per

Saham 162.79 536.67 143.48

Dividen per Saham 65.12 215.23 57.37

Harga Saham (Rp) 8,000 4,475 1,090

ROA (%) 22.68 52.95 12.28

(48)

4.1.2.3. Ringkasan Keuangan

Total pendapatan PT Bumi Resources Tbk tahun 2008 meningkat 49% dari tahun 2007 menjadi Rp 36,993.40 miliar. Kegiatan usaha utama perusahaan dalam usaha pertambangan telah menghasilkan laba dan arus kas yang meningkat dalam periode 2006-2008.

Tabel 2. Ringkasan Kondisi Keuangan PT Bumi Resources Tbk Selama 2006-2008. Deskripsi 2006 2007 2008 Pendapatan 16,700.99 21,338.44 36,993.40 Laba Kotor 4,775.58 7,114.35 17,660.48 Laba Usaha 2,953.91 3,819.18 12,129.48 Laba Bersih 2,005.19 7,431.63 7,066.75

Laba Bersih per

Saham 103.37 405.68 368.14

Dividen per Saham 16 111 50.6

Harga Saham (Rp) 900 6,000 910

ROA (%) 8.84 27.98 12.13

ROE (%) 61.76 70.32 40.93

Catatan: • Dalam miliar Rupiah kecuali jumlah saham beredar, laba bersih per saham, dividen per saham dan rasio

Sumber : www.bumiresources.com, Laporan Tahunan 2008 PT Bumi Resources Tbk

4.1.2.4. Produk Perusahaan

PT Bumi Resources Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang minyak, gas alam dan pertambangan. BUMI memproduksi batubara dengan bermutu tinggi, namun dalam menjalankan usaha perusahaan ini pun melakukan diversifikasi dalam sektor pertambangan seperti tembaga, emas, biji besi, timah, seng, dan coal-bed methane (CBM).

(49)

4.1.3. PT Bukit Asam (Persero) Tbk 4.1.3.1. Informasi Umum

PT Tambang Bukit Asam (Persero) Tbk. adalah perusahaan milik negara yang bertujuan mengembangkan usaha pertambangan nasional khususnya batubara. Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional, pada tahun

1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk

mengembangkan usaha briket batubara. PTBA berdiri sejak 2 Maret 1981 termasuk dalam daftar lima besar produsen batubara di Indonesia.

4.1.3.2. Pemegang Saham

Pada tanggal 23 Desember 2002, Perseroan tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA”. Masyarakat memegang 34,98% saham PTBA sedangkan sisanya 65,02% dimiliki negara. Pemegang saham terbesar pada PT Tambang Bukit Asam (Persero) Tbk adalah pemerintah, yaitu negara Republik Indonesia yaitu sebesar 65.02%. Sementara investor domestik memiliki proporsi sebesar 21.36% dan investor asing memiliki proporsi sebesar 13.62%.

4.1.3.4. Ringkasan Keuangan

PT Bukit Asam (Persero) Tbk membukukan laba bersih

tahun 2008 sebesar Rp 1,7 triliun atau tumbuh 135,2 persen dibandingkan tahun 2007, seiring dengan peningkatan volume produksi dan penjualan yang signifikan serta tingkat efisiensi operasional yang semakin baik (Tabel 3).

4.1.3.5. Produk Perusahaan.

Perseroan memiliki beberapa jenis produk batubara yang dibedakan berdasarkan kualitas yang terkandung didalamnya. Selain batubara, perusahaan juga memproduksi briket. Jenis

Gambar

Grafik  balok  (bar  chart)  merupakan  grafik  batang  yang  menggambarkan 4 titik  harga,  yaitu  harga pembukaan (open/O),  harga  tertinggi  (high/H),  harga  terendah  (low/L),  dan  harga  penutupan  (close/C)  dari  suatu  saham  selama  suatu  peri
Gambar 5. Kerangka Pemikiran Penelitian Investasi Saham Sektor Pertambangan Penilaian Harga Saham Pergerakan Harga Saham
Tabel  1.  Ringkasan  Kondisi  Keuangan  PT  Aneka  Tambang  Tbk  Selama  2006-2008.  C C a t t C
Tabel  3.  Ringkasan  Kondisi  Keuangan  PT  Bukit  Asam  Tbk  Selama  2006-2008.  Deskripsi  2006  2007  2008  Penjualan Bersih  3,533.48  4,123.86  7,216.22  Laba Kotor  1,335.07  1,622.83  3,530.09  Laba Usaha  656.78  896.98  2,493.94  Laba Bersih  485
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Untuk itu perlunya memahami dimensi tata ruang wilayah yang berlandaskan pada Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang mengamanatkan porsi ruang terbuka hijau (RTH)

Asam askorbat yang ada di dalam buah Mengkudu adalah sumber vitamin C yang luar biasa, Vitamin C merupakan salah satu antioksidan yang hebat, Antioksidan bermanfaat

Mengembangkan Budaya Lokal (Jawa) Dalam Meredam Konflik Sosial.. Jantra : Jurnal Sejarah dan

Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo,

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru, peningkatan hasil belajar siswa ranah pengetahuan dan keterampilan dengan menggunakan model

Namun dalam membangun sistem informasi akademik berbasis teknologi SMS Gateway yang cepat dan efisien, diperlukan sebuah model pengembangan perangkat lunak yang