• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Indonesia Di ASEAN Pada Masa SBY Periode 2004-2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Indonesia Di ASEAN Pada Masa SBY Periode 2004-2011"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Sejak dibentuknya ASEAN sebagai organisasi regional pada tahun 1967, negara-negara anggota telah meletakkan kerjasama ekonomi sebagai salah satu agenda utama yang perlu dikembangkan. Pada awalnya kerjasama ekonomi difokuskan pada program-program pemberian preferensi perdagangan (preferential trade), usaha patungan (joint ventures), dan skema saling melengkapi (complementation scheme) antar pemerintah negara-negara anggota maupun pihak swasta di kawasan ASEAN, seperti ASEAN Industrial Projects Plan (1976), Preferential Trading Arrangement (1977), ASEAN Industrial Complementation scheme (1981), ASEAN Industrial Joint-Ventures scheme (1983), dan Enhanced Preferential Trading arrangement (1987). Pada dekade 80-an d80-an 90-80-an, ketika negara-negara di berbagai belah80-an dunia mulai melakuk80-an upaya-upaya untuk menghilangkan hambatan-hambatan ekonomi, negara-negara anggota ASEAN menyadari bahwa cara terbaik untuk bekerjasama adalah dengan saling membuka perekonomian mereka, guna menciptakan integrasi ekonomi kawasan.1

ASEAN yang tahun ini memasuki usia ke-44 tahun, tumbuh semakin kuat sebagai salah satu forum kerjasama regional yang paling dinamis di dunia. Didukung Piagam ASEAN sebagai landasan hukumnya, ASEAN kini sedang melaksanakan Cetak Biru di bidang politik-keamanan, ekonomi, dan

1

Deplu, Kerjasama Ekonomi Asean, Di:

(2)

budaya menuju Masyarakat ASEAN pada tahun 2015. Dengan latar belakang inilah Indonesia kembali memegang tongkat sebagai ketua ASEAN untuk memperkokoh forum kerjasama ini secara internal sekaligus meningkatkan kontribusinya terhadap kemajuan masyarakat dunia.2

Melihat perkembangan ASEAN dari peranan Indonesia pada masa Presiden RI ke-2 Soeharto, Sebagai salah seorang bapak pendiri ASEAN, Presiden Soeharto termasuk di antara tokoh yang memiliki visi merintis pengukuhan perdamaian, kemajuan dan kesejahteraan kawasan Asia Tenggara," kata Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo.3 Peran regional Indonesia di forum ASEAN amat menonjol, bahkan sempat dijuluki big brother di kalangan negara anggota ASEAN lainnya.4

Dilema yang dihadapi ASEAN adalah ketika terjadi krisis di Timor Timur (1999) yang saat itu masih menjadi bagian dari wilayah Indonesia. Presiden RI ketika itu, BJ Habibie mengundang peran serta negara-negara anggota ASEAN untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian.5 Dari kejadian tersebut terlihat jelas bahwa prinsip untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri anggota masih

2

Mari Elka Pangestu, Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, 18 Januari 2011, ASEAN dan Kepemimpinan Indonesia 2011:Memperkokoh Peranan ASEAN dalam Perekonomian Global dan Manfaat bagi Indonesia, Di:

http://www.kemendag.go.id/files/publikasi/siaran_pers/2011/20110118RilisASEAN.pdf, Diakses Tanggal 29 Maret 2011

3

Waspada online, Monday, 28 January 2008, Soeharto Di Mata Pemimpin Asia-Pasifik, Dikenang Sebagai Pemimpin Kuat, Kurang Dalam Catatan HAM, Dalam:

http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=10660:soeharto-di-mata-

pemimpin-asia-pasifik-dikenang-sebagai-pemimpin-kuat-kurang-dalam-catatan-ham&catid=16:internasional&Itemid=29, Diakses Pada Tanggal 29 Maret 2011. 4

Andy Rachmianto, Politik Luar Negeri Pemerintahan Megawati Dalam:

http://els.bappenas.go.id/upload/other/Politik%20Luar%20Negeri%20Pemerintahan.htm, Diakses Tanggal 29 Maret 2011.

5

(3)

menjadi hambatan bagi ASEAN.6 Hambatan tersebut membuat menurunnya peranan Indonesia di ASEAN pada masa itu terlebih lagi disebabkan terlalu singkatnya masa jabatannya sebagai presiden dan lebih dekatnya hubungan Habibie kenegara-negara eropa salah satunya Jerman.

Sedangkan pada masa KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Indonesia pernah menjadi jembatan bagi Mindanau-Manila dalam konteks penyelesaian gerakan separatis Moro. Upaya penyelesaian sengketa politik yang muncul di Pattani, Thailand Selatan pun tak lepas dari peran Gus Dur7.

Pada masa pemerintahannya Megawati, peran Indonesia mulai terbangun kembali ketika Indonesia menjadi Ketua KTT ke-9 ASEAN di Bali Tahun 2003, Indonesia telah mensponsori untuk mentransformasi ASEAN dari suatu organisasi yang agak longgar menjadi sebuah komunitas (ASEAN Community) atas dasar political security community, economic community dan socio-cultural community. Pada pertemuan tersebut ditargetkan untuk mencapai integrasi penuh ASEAN tahun 2020 secara utuh dalam tiga pilar tersebut. Pada KTT di Cebu pada tahun 2007, disepakati untuk memajukan target pencapaian ASEAN Community tersebut menjadi tahun 2015 dan Piagam ASEAN merupakan konstitusi yang menjadi landasan hukum bagi Komunitas ASEAN.8

6

Ibid 7

Baiq L.S.W.Wardhani adalah Korespondensi: Departemen Hubungan Internasional, FISIP, UNAIR, Wednesday, 17 November 2010, Jurnal, Mengukur Probabilitas Keterlibatan Indonesia dalam Resolusi Konflik di Thailand Selatan, Dalam:

http://mkp.fisip.unair.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=63:mengukur-

probabilitas-keterlibatan-indonesia-dalam-resolusi-konflik-di-thailand-selatan&catid=34:mkp&Itemid=62, Diakses tanggal 13 juni 2011 8

Yanyan Mochamad Yani, Drs., MAIR., Ph.D, Dinamika Hubungan Internasional Dan Indonesia. Di:

(4)

Adapun ketertarikan penulis pada peran Indonesia di Era SBY adalah Indonesia memiliki posisi sangat penting di ASEAN, bahkan integritas dan perannya sangat diakui dan diharapkan oleh negara-negara anggota ASEAN lainnya, Indonesia di Asia Tenggara dianggap sebagai negara yang memayungi. Indonesia walaupun negara besar, namun oleh negara-negara ASEAN dianggap dapat memberikan tingkat kenyamanan (comfort level) yang bisa memayungi dan mempertemukan mereka jika ada konflik, Bahkan Indonesia mampu menjadikan Myanmar sebagai bagian dari solusi ASEAN, yang Sebelumnya, Myanmar kerap menjadi ganjalan bagi kemajuan ASEAN karena pemerintahannya yang tertutup. Terbukti ketika Indonesia melakukan peranannya di ASEAN tahun 2011, banyak negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya ASEAN seolah-olah tak mau peduli dengan Myanmar. Hingga saat ini, negara Myanmar memiliki sistem demokratisasi. Capaian lain, Indonesia juga bisa mengubah Laut China Selatan dari sumber konflik menjadi sumber potensi. Indonesia bahkan berhasil membuat pedoman (guideline) dan kode etik (code of conduct) di kawasan Laut China Selatan9.

Adapun peranan Indonesia di ASEAN yang mempunyai pengaruh besar ketika Peristiwa bersejarah yang sangat menentukan untuk perkembangan ASEAN terjadi pada KTT ASEAN ke- 13 pada November 2007 di Singapura. Pada pertemuan tersebut, para negara anggota menandatangani Piagam yang telah dipersiapkan selama dua tahun, dan menjadikan ASEAN sebagai obyek hukum yang mengikat bagi para negara anggotanya. Piagam ini berlaku aktif sejak 15

9

Menteri Luar Negeri : Marty Natalegawa di Koran Jakarta, Selasa, 17 Januari 2012, Diplomasi Luar Negeri Indonesia Beri Dampak Positif ASEAN, Dalam :

(5)

Desember 2008, setelah Indonesia sebagai anggota ASEAN meratifikasinya pada 21 Oktober 2008. Piagam ASEAN merupakan dokumen historis yang mengubah ASEAN dari suatu asosiasi yang longgar menjadi organisasi yang berdasarkan hukum (rules-based) dan berorientasi pada kepentingan rakyat (people-centered) ke legal personality. Piagam ini menjadi dasar hukum dalam bidang pertahanan dan keamanan, ekonomi dan sosial budaya untuk Masyarakat ASEAN, yang direncanakan dapat terwujud sampai dengan tahun 201510.

Ketertarikan lainnya terbukti ketika kesungguhan Indonesia dalam menanggulangi terorisme yang diakui oleh ASEAN, antara lain berdampak pada pembentukan ASEAN Convention to counter terrorism dan Mutual Assistance to combat Trans National Crimes 13 Januari 2007 di Cebu Filipina11. Adapun salah satu diantara lainnya sikap Indonesia yang gigih memperjuangkan perlindungan bagi tenaga kerja yang bekerja di lingkungan negera-negara anggota ASEAN, yang antara lain diwujudkan dengan ditandatanganinya Agreement on the Protection of Migration Workers pada KTT ASEAN ke-12 di Cebu pada bulan Januari 2007 secara khusus telah berhasil mengesahkan suatu Deklarasi mengenai upaya perlindungan terhadap hak-hak para pekerja migran dan Pada pertemuan yang membahas masalah buruh Senior Labour Officials Meeting (SLOM) ke-5 tersebut juga telah disepakati untuk mengawali proses guna menindak lanjuti Deklarasi dimaksud. Melalui usulan Indonesia, telah disepakati pembentukan

10

Winfried Weck, Laporan Negara: “Indonesia dalam Perspektif Regional dan Global“, Dalam : http://www.kas.de/wf/doc/kas_3135-1442-20-30.pdf?110311094607, Hal : 4, Diakses Pada Tanggal 23 Maret 2012

11

(6)

suatu Forum on Migrant Workers yang tugasnya antara lain membahas tindak lanjut Deklarasi melalui ASEAN Committee on the Implementation of Declaration on the Protection of the Rights of Migrant Workers (ACMW)12.

Melihat peranan Indonesia di ASEAN lebih meningkat dari pada 3 masa kepemimpinan Indonesia sebelumnya tentunya Indonesia pada era SBY lebih mempunyai daya tarik dalam kerjasama regional ASEAN, terlihat dari sebagian peranan-peranan yang ada diatas dan kepercayaan yang telah diberikan ASEAN. Penulisan ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh upaya dan perjuangan Indonesia dalam memberikan peranannya di ASEAN, termasuk kendala-kendala yang dihadapinya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran Indonesia di ASEAN pada era SBY tahun 2004-2011?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Indonesia di ASEAN, dan relevansinya bagi kepentingan nasional Negara Indonesia.

1.4 Manfaat atau Kegunaan Penelitian

Kegunaan atau manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini, penulis bagi dalam dua aspek, yaitu:

12

Kemlu, arsip : Kerjasama Fungsional ASEAN, dalam : www.kemlu.go.id, atau

(7)

1. Bagi Keilmuan

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu bagi perluasan wacana dan pemenuhan referensi keilmuan bagi studi-studi hubungan internasional khususnya dan masyarakat luas pada umumnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan peran Indonesia di ASEAN.

2. Bagi Praktek

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pemerintah Indonesia dalam menganalisa peranan Indonesia di ASEAN. Sehingga diharapkan mampu untuk memberikan sumbangan terhadap arah dan pengambilan kebijakan selanjutnya.

1.5 Penelitian Terdahulu 1.5.1 Studi Terdahulu

(8)

Melalui tulisannya DR. Ikrar Nusa Bhakti menjelaskan Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Keutuhan ASEAN Sebagai Lembaga Kerjasama Regional. Krisis ekonomi yang melanda beberapa Negara Asia Timur, khususnya Negara-negara anggota ASEAN, tentunya memiliki dampak negatif bagi intensitas kerjasama ASEAN. Namun demikian, krisis dapat pula menjadi suatu kesempatan yang baik bagi Negara-negara ASEAN untuk mendinamisasi kerjasama ekonomi ASEAN, baik dalam bentuk peningkatan perdagangan dan investasi antar Negara ASEAN, maupun dalam meningkatkan diplomasi ekonomi terhadap Negara-negara diluar ASEAN. Selain itu, kerjasama di bidang pengembangan pertanian dan agro-industri dapat pula memainkan peranan yang penting dalam membantu Negara-negara ASEAN yang terlanda krisis ekonomi.13

Tantangan terbesar pertama bagi Indonesia adalah bagaimana mengubah citra dari Negara pemersatu ASEAN, menjadi Negara yang menjadi beban ASEAN karena krisis ekonomi dan politik yang sedang dialaminya. Pada pertengahan 1960-an, Indonesia pernah dianggap sebagai “sumber” ketidakstabilan politik di Asia Tenggara, dan sejak akhir 1960-an sampai 1997 Indonesia dipandang sebagai peace maker di ASEAN. Kini, tampak-nya, Indonesia dipandang sebagai raksasa Asia Tenggara yang sedang lumpuh dan terluka parah, sehingga perlu dibantu Negara-negara Barat dan ASEAN agar dapat

13

Ikrar Nusa Bhakti, Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Keutuhan ASEAN Sebagai Lembaga Kerjasama Regional, Dalam:

(9)

sembuh dan bangkit kembali. Melainkan benar-benar capital fight dari yang sedang terlanda krisis ekonomi kepada Negara yang lebih makmur.14

Lepas dari berbagai permasalahan diatas, krisis ini akan semakin berat dirasakan ASEAN pada 1999-2000, ketika bantuan asing sudah sulit mengalir dan ekonomi regional masih terpuruk, itu merupakan periode terberat dalam mempertahankan kohesi dan solidaritas ASEAN.15

Sedangkan dari tulisan Dr. Hj. Aelina Surya lebih mengkaji tulisan tentang Hubungan Kerjasama Indonesia dan Uni Eropa. Yang pada intinya Hubungan kerja sama bilateral Indonesia dan Uni Eropa telah dirintis sejak 1967 dibawah kerangka ASEAN ketika Uni Eropa masih berbentuk masyarakat Uni Eropa (European Economic Community). Perkembangan hubungan antar kedua pihak tidak terlepas dari latar belakang dinamika baik di Uni Eropa maupun di Indonesia.16

Pada umumnya Indonesia memiliki banyak kelebihan yang kemudian dapat menciptakan berbagai peluang dalam hubungan antar negara, khususnya dengan Uni Eropa. Salah satunya Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Selain itu Indonesia juga memiliki kekayaan alam yang berlimpah dari segi ekonomi. Hal ini dapat dilihat, Indonesia merupakan pasar terbesar di Asia Tenggara. Secara geopolitik, Indonesia memiliki posisi yang sangat strategis di ASEAN. Dalam kehidupan sosial, tidak dipungkiri bahwa

14

Ibid Hal : 104-105 15

Ibid Hal : 105 16

(10)

Indonesia memiliki potensi yang besar dalam demokratisasi baik dalam politik, ekonomi hingga dalam penerapan nilai-nilai HAM dan liberalisme.17

Indonesia, dalam hubungannya dengan Uni Eropa, seharusnya menempatkan diri sebagai pihak yang perlu memanfaatkan segala sesuatu dari kesepakatan kerjasama kedua pihak mengingat Indonesia dibandingkan dengan negara-negara Eropa masih cukup tertinggal perkembangannya, terutama di bidang ekonomi dan teknologi. Namun Indonesia tidak boleh lupa akan kelebihan-kelebihannya yang menjadi daya tarik bagi negara-negara dalam melakukan kerja sama. Sehingga, Indonesia harus tetap mengedepankan national interestnya dalam hubungannya dengan negara manapun, terutama dengan negara-negara maju.18

Sedangkan kepentingan Uni Eropa terhadap ASEAN harusnya dapat dijadikan sebagai faktor yang penting bagi Indonesia untuk memperjuangkan kepentingan Indonesia di Uni Eropa. Kepemimpinan Indonesia di ASEAN merupakan pintu masuk bagi Uni Eropa di organisasi kawasan Asia Tenggara ini. Oleh karena itu, Indonesia harus dapat memanfaatkan hal tersebut.19

Dalam hal ini, peneliti memang akan meneliti lebih jauh tentang peranan Indonesia di ASEAN. Namun, peneliti lebih menekankan peranan tersebut dalam era-SBY tahun 2004-2011. Peneliti mencoba menelusuri perkembangan peranan Indonesia di ASEAN dan relevansinya bagi kepentingan nasional.

Terlepas dari itu semua, hasil studi DR. Ikrar Nusa Bhakti dan Dr. Hj. Aelina Surya tersebut tetap menjadi bahan referensi yang sangat penting dalam

17

Ibid. Hal : 10 18

Ibid. 19

(11)

penelitian ini terutama dalam pembahasan peran Indonesia di ASEAN pada masa SBY tahun 2004-2011.

1.6 Konsep dan Teori

Pada bagian ini, penulis akan membahas kerangka konseptual dan teoritis yang berkaitan dengan persoalan-persoalan peranan Indonesia di ASEAN. Konsep dan teori-teori yang dimaksud antara lain:

1.6.1 Teori Peran (Role Theory)

Menurut teori peranan (Role Theory), peranan adalah sekumpulan tingkah laku yang dihubungkan dengan suatu posisi tertentu (Sarbin & Allen, 1968; Biddle & Thomas, 1966)20. Menurut teori ini, peranan yang berbeda membuat jenis tingkah laku yang berbeda pula. Tetapi apa yang membuat tingkah laku itu sesuai dalam suatu situasi dan tidak sesuai dalam situasi lain relatif independent (bebas) pada seseorang yang menjalankan peranan tersebut21. Sebagai contoh peranan Indonesia di ASEAN, tentunya peranannya yang dilakukan memiliki perbedaan ketika Indonesia menjadi sebagai ketua ataupun anggota ASEAN walaupun tetap dalam satu lingkungan regional ASEAN.

Dalam hal ini Peran nasional menurut K.J. Holsti adalah perspektif suatu Negara yang menggarisbawahi pentingnya peranan atau fungsi Negara dalam sistem internasional atau kawasan22. Peranan nasional berkaitan erat dengan orientasi politik luar negeri. Peranan, juga merefleksikan kecenderungan pokok,

20

Sarbin & Allen, 1968; Biddle & Thomas, 1966, BAB II Tinjauan Pustaka 2.1. Teori Peran, Dalam: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30283/4/Chapter%20II.pdf, Diakses Pada Tanggal 3 April 2012.

21 Ibid 22

(12)

kekhawatiran, serta sikap terhadap lingkungan eksternal dan terhadap variabel sistemik, geografi, dan ekonomi. Meskipun berkaitan erat dengan orientasi, peranan nasional lebih nampak lebih spesifik daripada orientasi, karena peranan lebih menunjukkan atau memiliki ciri-ciri yang mengarah pada tindakan yang lebih konkret dibandingkan dengan orientasi. Misalnya, suatu negara yang berperan sebagai mediator bisa diramalkan dengan kementakan yang rasional bahwa negara tersebut bersedia menawarkan penyelesaian masalah, jika suatu konflik terjadi23.

Indonesia mempunyai peranan yang bersifat bebas aktif yang menekankan pada perlunya meningkatkan keterlibatan interaksi melalui pengukuhan hubungan diplomatik dengan banyak negara, dan biasanya terlibat sebagai mediator dalam konflik antarblok24. Melalui visi politik luar negeri sejuta kawan tanpa musuh, Indonesia berupaya merevitalisasi hubungan bilateral di seluruh kawasan dunia. Pada tingkat kawasan, dengan semakin mengemukanya peran kawasan Asia dan Pasifik, Indonesia sangat meyakini bahwa kiprah dan kontribusi Indonesia di kawasan akan berdampak positif terhadap peran dan kiprah Indonesia di dunia. Indonesia senantiasa memberikan kontribusi pemikiran yang konkret untuk kemajuan keamanan dan kesejahteraan di kawasan yang pada gilirannya memberikan kontribusi nyata bagi perdamaian dan keamanan internasional25.

23

K.J. Holsti, 1987, Politik Internasional: Kerangka analisis, penerjemah : Wawan Juanda, Bandung, Percetakan Binacipta, Hal: 159

24

Ibid, Hal: 161 25

Kementrian Luar Negeri Indonesia, Diplomasi Indonesia 2010, Dalam:

(13)

Dalam hal demikian Indonesia tentunya mempunyai banyak tujuan sehingga sangat terkait dengan banyaknya peranan nasional atau orientasi politik luar negerinya26, Sebagai contoh Indonesia yang memerankan dirinya sebagai pemimpin atau anggota ASEAN yang aktif. Hal ini tidak terlepas dari sejarah ASEAN yang menempatkan Indonesia sebagai kekuatan yang berpengaruh di kawasan tersebut. Dan keterlibatan dan keeksistensiannya menunjukkan bahwa sebagian besar negara Indonesia khususnya dan semua negara (anggota ASEAN) yang mempunyai tingkat keterlibatan yang tinggi dalam masalah-masalah internasional, memandang dirinya sebagai menjalankan beberapa peran secara simultan dalam beberapa perangkat hubungan internasional tertentu. Semakin aktif dalam masalah internasional, semakin banyak konsepsi peran yang akan dimiliki suatu negara27.

Adapun tujuannya dan tingkah laku politik luar negerinya menurutnya dapat berhubungan dengan : kesan, nilai-nilai kepercayaan, dan personalitas atau kebutuhan politik dari individu yang bertanggung jawab dalam penentuan tujuan, prioritas diantara mereka dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya; struktur dan kondisi sistem internasional; kebutuhan domestik; atribut dan tingkah laku nasional; kapabilitas; nilai-nilai sosial yang umum, pendapat umum dan berbagai kepentingan kelompok khusus; kebutuhan; dan tradisi organisasi28.

Dengan peranan dan tujuannya tentu terdapat sebuah tindakan yang tidak bisa dilepaskan oleh sebuah negara oleh karena itu menurutnya tindakan nasional

26

K.J. Holsti, Op. Cit, Hal : 195 27

Ibid, K.J. Holsti, Hal: 135-136 Dalam:

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1hi/203613026/bab1.pdf, diakses pada tanggal 5 Januari 2012.

(14)

adalah hal-hal yang dilakukan oleh suatu pemerintahan terhadap pemerintahan lainnya dalam rangka menjalankan orientasi tertentu, memainkan beberapa peranan atau mencapai dan mempertahankan tujuan-tujuannya29.

Indonesia juga ingin memastikan terkonsolidasinya satu tatanan kawasan baru melalui bingkai East Asia Summit. Pada tahun 2011, selain 16 negara yang telah tergabung di dalam East Asia Summit, akan pula bergabung untuk pertama kalinya Amerika Serikat dan Rusia, dua negara yang secara tradisional memiliki peran penting di kawasan Asia Timur30.

1.6.2 Politik Luar Negeri

Dalam konsep ini dijelaskan yang pada umumnya Politik Luar Negeri merupakan suatu perangkat dimana arah, sikap, serta sasaran suatu Negara diputuskan untuk tujuan menunjang dan mempertahankan kepentingan nasional. Adapun pelaksanaan Politik Luar Negeri didahului oleh penetapan kebijaksanaan dan keputusan serta harus memperhatikan pertimbangan-pertimbangan yang didasarkan pada faktor-faktor nasional sebagai faktor internal dan faktor-faktor internasional sebagai faktor eksternal. Disamping itu pelaksanaan politik luar negeri harus dipilih tehnik maupun instrumen yang cocok untuk mencapai sasaran yang ditetapkan31.

29

Ibid 30

Hindra Liu dan Heru Margianto, Kompas, Selasa, 16 Agustus 2011, Peran Indonesia Perkuat ASEAN, Dalam:

http://internasional.kompas.com/read/2011/08/16/13463365/Peran.Indonesia.Perkuat.ASEAN, Diakses Tanggal 5 Januari 2012.

31

(15)

Ada empat lingkaran politik luar negeri Indonesia. Lingkaran Pertama adalah Asia Tenggara (ASEAN), Lingkaran Kedua Asia Pasifik, Lingkaran Ketiga benua lainnya (antara lain Afrika, Timur Tengah, Amerika Latin), Lingkaran Keempat Dunia Secara Menyeluruh (PBB). Dan pada Lingkaran Pertama: Asia Tenggara ASEAN menunjukkan kemajuan pesat dalam membenahi dirinya, antara lain: 1) meningkatkan Demokrasi sebagai panduan kehidupan bernegara di lingkungan ASEAN, 2) melaksanakan secara bertahap Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA), 3) mentargetkan terwujudnya Komunitas ASEAN pada tahun 2015.32.

Adapun pada politik luar negeri Indonesia pada masa SBY di ASEAN, ASEAN selalu dan tetap menjadi landasan kebijakan politik luar negeri, keluarga, rumah dan lingkungan, dimana Indonesia akan terus meningkat bersama negara Asia Tenggara lainnya dalam satu kesatuan komunitas ASEAN, hal tersebut tercantum dalam Piagam ASEAN yang meletakkan dasar untuk mencapai tujuan bersama, dalam satu visi, satu identitas, dan satu komunitas serta menjadi landasan politik luar negeri Indonesia dalam memberikan peranannya terhadap ASEAN33.

Dalam hal politik luar negeri Indonesia terbukti berhasil dalam menjalankan politik luar negerinya yang bebas dan aktif, khususnya dalam membantu negara-negara lain untuk menyelesaikan masalah-masalah mereka. Pada 2011 yang lalu

32

Nazaruddin Nasution dan M Adian Firnas, 1-3 Desember 2009, Lanskap Baru Politik

Internasional, Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Forum Komunikasi Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Se-Indonesia (FKJHI), Yogyakarta, Hal: 22-23

33

Susilo Bambang Yudhoyono, Tabloid Diplomasi, Edisi - Desember 2010

(16)

Indonesia menjadi Pemimpin ASEAN, maka fokus Indonesia lebih ke ASEAN, dimana tampaknya perkembangannya lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, khususnya di bidang politik34.

Sebagai Pemimpin ASEAN 2011, Indonesia sangat berhasil, karena dari berbagai sidang yang diadakan di Indonesia, termasuk dua kali KTT, semuanya berhasil dengan baik. Begitu juga dalam hal perjanjian-perjanjian bilateral dengan negara-negara lain ataupun dengan negara-negara mitra wicara ASEAN dan East Asia Summit (EAS). Terbukti misalnya dengan kehadiran negara-negara adidaya seperti AS, Rusia dan India. Ini membuktikan bahwa Indonesia berhasil dalam menjalankan politik luar negerinya pada 2011 yang lalu35.

Indonesia berhasil mendamaikan Kamboja dan Thailand yang tengah berkonflik, dan kemudian mengirimkan tim IOC ke negara Kamboja dan Thailand. Indonesia juga berhasil membuat kesepakatan dengan negara-negara yang memiliki kepentingan langsung di laut China Selatan. Dan terakhir yang paling membanggakan adalah insiatif mempertemukan dua Korea di Bali untuk membahas mengenai konflik di Semenanjung Korea36.

Untuk itu terdapat 3 prioritas poltik luar negeri Indonesia terhadap ASEAN, yaitu Pertama, memajukan pencapaian komunitas ASEAN. Kedua, memelihara tatanan dan situasi di kawasan yang kondusif bagi upaya pencapaian pembangunan. Dan ketiga, menggulirkan pembahasan perlunya visi ASEAN pasca 2015 yang bertumpu pada peran masyarakat ASEAN dalam masyarakat

34

Marwan K.M. Zubaidi, Monday, 19 March 2012, Indonesia Berhasil Menjalankan Politik Luar Negeri, Dalam:

http://www.tabloiddiplomasi.org/pdf-version/1375-indonesia-berhasil-menjalankan-politik-luar-negeri.html, Diakses Pada Tanggal 28 Maret 2012. 35

Ibid 36

(17)

dunia. Dalam hal itu, Indonesia akan mendorong agar ASEAN berkembang sebagai organisasi yang bersifat people-centered.37

Prioritas dan Jalinan inilah yang juga akan menentukan pengaruh dan kemampuan Indonesia dalam membentuk tatanan kerjasama internasional. Jalinan tersebut, bukan hanya antar pemerintah, tetapi juga antara pemerintah dan pelaku usaha, pemerintah dan lembaga-lembaga non-pemerintah, atau pemerintah dan tokoh-tokoh individual lainnya. Kebijakan luar negeri berperan penting dalam pemerintahan suatu Negara.

1.6.3 Regionalisme

Salah satu gejala menarik yang dapat kita lihat sekarang adalah upaya (strategi) berbagai ekonomi atau Negara bangsa untuk mempengaruhi proses

integrasi ekonomi internasional sehingga menghasilkan “outcome” yang paling

menguntungkan dengan cara membentuk pengelompokan regional.38

Hingga kerjasama dapat diadakan dalam rangka hubungan bilateral yang hanya menyangkut masalah dua negara, dan dapat diadakan dalam rangka hubungan multilateral yang menyangkut masalah banyak negara. Kemudian kerjasama multilateral dibagi pula dalam kerjasama regional yang terbatas pada beberapa negara-negara sekawasan, dan kerjasama mondial (global) yang menyangkut negara-negara sejagat39.

Dalam konsep ini menjelaskan bahwa Fenomena globalisasi di satu sisi menjadikan dunia menjadi lebih kecil dan memungkinkan terjadinya penyatuan

37

Refleksi Politik Luar Negeri RI 2010. Di: http://politik.kompasiana.com/2011/01/10/refleksi-politik-luar-negeri-ri-2010/. Diakses Tanggal 12 April 2011.

38

Hadi Soesastro, 1991, Untuk Kelangsungan Hidup Bangsa, Jakarta, Centre For Strategic And International Studies (CSIS), Hal. 92.

39

(18)

wilayah baik dalam arti geografi, ekonomi politik dan budaya namun di sisi lain, upaya pengelompokan Negara-negara dalam sebuah unit kecil yang bersatu juga mengemuka.Hal demikian terjadi lantaran adanya relevansi kawasan untuk lebih mengembangkan integritasnya dalam era persaingan global. Demikian halnya ASEAN dalam mempertahankan dan turut mencapai kepentingan nasional pada tiap negara anggotanya. Melalui kerjasama regional ASEAN maupun mitra kawasan40.

Untuk itu dalam kerjasama regional ini diperlukan langkah yang benar dalam memutuskan langkah politik luar negeri Indonesia dengan benar dimana letak hubungan kerjasama dalam lingkup regional memerlukan keterikatan yang lebih dikarenakan ada nilai-nilai kesamaan yang sama diantaranya41:

- Negara-negara anggotanya mempunyai tujuan yang sama dalam mengembangkan ASEAN.

- Negara-negara anggotanya mempunyai kesamaan dalam karakteristik geografi yang terletak diluar Samudra Pasifik.

- Negara-negara anggotanya mempunyai kesamaan keanggotaan dalam organisasi internasional.

- Negara-negara anggotanya sama-sama mempunyai ketergantungan ekonomi yang diukur dari perdagangan luar negeri sebagai bagian dari proporsi pendapatan nasional.

40

Unikom, BAB II Tinjauan Pustaka, didownload dari: http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=17218, Dalam:

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/135/jbptunikompp-gdl-s1-2007-dennysylve-6729-e.-bab-i-a.pdf, Diakses Pada Tanggal 10 Maret 2011.

(19)

Sebagai upaya untuk memahami regionalisme, kita dapat mengetahui melalui proses-proses yang menjadi ciri-ciri berlangsungnya regionalisme. Menurut Andrew Hurrel di dalam Regionalism In World Politic, ada lima proses berlangsungnya regionalisme, yaitu: (1) Regionalisasi, merujuk pada proses pertumbuhan integrasi so-cietal –integrasi kemasyarakatan- dalam suatu wilayah dalam proses interaksi sosial dan ekonomi yang cenderung tidak terarah. (2) Kesadaran dan identitas regional, maksudnya semua kawasan bisa dipahami dengan istilah ‘cognitif region’ yang berarti bahwa, sama halnya dengan bangsa,

maka suatu kawasan bisa ‘dibayangkan’ seperti komunitas (masyarakat) yang

berada pada suatu ‘peta mental’ yang menonjolkan segi-segi tertentu. (3)

Kerjasama regional antarnegara, merujuk pada aktiviitas yang saling meningkatkan peranannya bersama serta memecahkan masalah bersama baik secara formal dan informal. (4) Integrasi regional yang didukung negara, hal tersebut melibatkan pembuatan kebijakan khusus oleh pemerintah yang di susun untuk mengurangi atau meghilangkan hambatan-hambatan dalam pertukaran barang, jasa dan orang-orang. (5) Kohesi reigional, pada kemungkinannya adanya kombinasi dari keempat proses sebelumnya mengarah pada terbentuknya unit regional yang kohesif. Adapun kohesi itu sendiri bisa dipahami dalam dua hal: Pertama, ketika kawasan memainkan suatu peran tertentu dalam hubungan diantara negara-negara (atau aktor utama lainnya) dari kawasan tersebut dengan negara-negara lainnya di dunia. Kedua, ketika kawasan membentuk dasar pengaturan bagi kebijakan di dalam kawasan meliputi isu-isu yang cukup luas.42

42

(20)

Dalam hal tersebut, kalangan bisnis Uni Eropa merencanakan untuk menggelar ASEAN-EU Business Summit menjelang KTT ASEAN ke-18 di Jakarta

pada bulan Mei 2011. ”Ini semua menunjukkan bahwa ASEAN semakin dianggap

kredibel sebagai kekuatan regional yang terus tumbuh di Asia Timur, dan menjadi tantangan bagi Indonesia dan ASEAN untuk menjaga kredibilitas ini,” ujar Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu43.

Dalam hal intern, interaksi antar negara dalam kawasan, merupakan penentuan sifat dan sikap suatu negara dalam menjalin hubungannya dengan Negara lain (regional ASEAN) melalui tingkat komunikasi, power, dan struktur hubungan yang dimiliki pada tiap Negara sehingga ada arahan pandangan dalam mencapai suatu keputusan politik luar negeri dalam mempertahankan dan mengembangkan kepentingan nasionalnya. Salah satu contoh Indonesia mampu menjadi ketua ASEAN untuk tahun 2011, pencapaian tersebut merupakan pengembangan dan integritas negara Indonesia yang telah banyak berperan aktif di ASEAN terhadap semua agenda-agenda kerjasama yang dijadwalkan44.

University Press, Di buku Nuraeni Suparman, S.IP, Deasy Silvya Sari, S.IP, dan Arifin Sudirman, S.IP, 2010, Regionalisme Dalam Studi Hubungan Internasional, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, Hal: 6-12.

43

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, didampingi oleh Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional Gusmardi Bustami pada hari selasa (18/1) memberikan paparan mengenai kepemimpinan Indonesia di ASEAN tahun 2011 kepada seluruh media di kantor Kementerian Perdagangan, ASEAN dan Kepemimpinan Indonesia 2011: Memperkokoh Peranan ASEAN dalam Perekonomian Global dan Manfaat bagi Indonesia, Jakarta, 18 Januari 2011, Hal: 2

http://www.kemendag.go.id/files/publikasi/siaran_pers/2011/20110118RilisASEAN.pdf, Diakses Tanggal 10 Maret 2011.

(21)

1.7 Metode Penelitian 1.7.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah deskriptif-kualititatif. Artinya dalam penelitian ini, peneliti hanya akan mendiskripsikan secara menyeluruh mengenai peran-peran Indonesia di ASEAN dan relevansinya bagi kepentingan nasional dalam bentuk penjelasan kualitatif

1.7.2 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini bersifat studi pustaka. Maka, dalam kegiatan pengumpulan data peneliti menggunakan dokumen-dokumen yang sudah ada, seperti buku, majalah dan karya-karya ilmiah yang lain. Di lain hal, peneliti juga memanfaatkan data-data yang terdapat dalam media cetak dan elektronik, yaiitu: koran dan internet. Artinya, data-data yang digunakan merupakan data-data sekunder.

1.7.3 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menjaga originalitas hasil penelitian, penelitian memiliki ruang lingkup atau batasan waktu penelitian. Dalam hal ini, peneliti hanya meneliti mengenai peran Indonesia di ASEAN pada periode 2004-2011 serta relevansinya bagi kepentingan nasional Indonesia pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

1.7.4 level Analisis

(22)

2004-2011. Yang unit eksplanisnya pada tingkat lebih tinggi (analisa “induksionis”)45. Dan karena yang di teliti lebih lanjut adalah peran Indonesia sebagai unit dari pada sistem regional atau yang disebut dengan variabel dependen atau unit analisis. Sedangkan ASEAN menjadi variabel independen atau unit eksplanasi. 1.8 Asumsi Pokok

Peran Indonesia di ASEAN pasca periode SBY mempunyai peranan yang dominan terhadap perkembangan ASEAN, antara lain:

Dalam bidang politik dan keamanan Indonesia mampu menyelesaikan konflik Thailand dan Kamboja46, serta keberhasilan Indonesia dalam mengelola konflik di Laut China Selatan melalui membuat kesepakatan dengan Pemerintah Tiongkok47, dan dalam bidang keamanan dari senjata nuklir Indonesia berhasil menuntaskan perundingan antara ASEAN dengan negara-negara pemilik senjata nuklir terkait Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara48.

Bidang Ekonomi: Indonesia juga berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata.

- mengembangkan pasar domestik dan pemberdayaan UMKM sebagai penggerak ekonomi nasional

- dalam krisis ekonomi Eropa, keketuaan Indonesia di ASEAN telah mengupayakan agar krisis ekonomi tidak terbawa ke Asia Tenggara,

45Mohtar Mas’oed, 1990,

Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodelogi, Jakarta, PT Pustaka LP3ES Indonesia, Hal: 39

46

Marwan K.M. Zubaidi, Op.Cit 47

Khairisa Ferida, Rabu, 04 Januari 2012, Menlu Sebut Peran Penting Indonesia di Asean, Dalam: http://international.okezone.com/read/2012/01/04/411/551359/menlu-sebut-peran-penting-indonesia-di-asean, diaskes pada tanggal 12 januari 2012.

48

(23)

Berbagai inisiatif juga dilakukan di antaranya melakukan perjanjian ASEAN+3 dalam upaya menjamin ketersediaan dan membangun ketahanan pangan.

Bidang sosial dan budaya: Indonesia berperan dalam memajukan masyarakat ASEAN yang lebih peduli dengan sesama dan meningkatkan integritas ASEAN di dunia, diantaranya:

- Pada tahun 2007 – 2008 Indonesia menjadi Ketua ASEAN Conference on Civil Service Matters (ACCSM) ke-14. disadari bahwa pegawai negeri memiliki peranan penting dalam berbagai aspek pembangunan dan kerjasama regional Oleh karena itu, pertemuan tersebut menyepakati bahwa ACCSM dimasukkan dalam bagian Komunitas Sosial Budaya ASEAN.

(24)

1.9 Struktur Penulisan

Struktur penulisan dalam kegiatan ini terbagi kedalam 4 (empat) bab, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab yang pertama meliputi beberapa hal, diantaranya: Latar belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan atau Manfaat Penelitian, Penelitian Terdahulu, Konsep dan Teori, Metodologi Penelitian, Hipotesis, Struktur Penulisan

BAB II PERKEMBANGAN DAN PERLUASAN KERJASAMA

REGIONAL ASEAN

Pada bab ini, penulis melakukan kajian diskriptif-kualititatif yang menyangkut dengan peranan Indonesia di ASEAN pada Era SBY 2004-2011. Bab ini kemudian dibagi lagi kedalam beberapa sub-bab, yaitu: Lambang ASEAN, Sejarah kerjasama regional ASEAN, dan dalam bab ini penulis juga memaparkan Perluasan kerjasama ASEAN Lintas Kawasan Asia Tenggara, meliputi: Komunitas ASEAN (ASEAN Community), Proyek Wilayah Investasi Asean (AIA), AFTA-CER, ASEAN Plus Three (APT), China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA).

BAB III POSISI PENTING ASEAN BAGI POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA DAN PERAN INDONESIA DI ASEAN

(25)

Bab ini kemudian, peneliti bagi-bagi kedalam beberapa sub-bab, pertama, Orientasi PLN Indonesia : Masa Pemerintahan SBY. Sub-bab ini bertujuan untuk menjawab bagaimana arah kebijakan politik luar negeri pada masa SBY terhadap ASEAN khususnya. Kedua, Peran Indonesia Dalam Kerjasama ASEAN, dan dalam sub ini terbagi beberapa bagian lagi diantaranya: Peran Indonesia Dalam Perluasan Bidang Komunitas ASEAN, Peran Indonesia sebagai Pimpinan ASEAN 2011, Peran Indonesia Dalam rencana Peningkatan Kerjasama ASEAN Dan PBB, Peran Indonesia dalam kerjasama Politik Keamanan ASEAN, peran Indonesia dalam kerjasama bidang pemberdayaan perempuan ASEAN, Peran Indonesia dalam kerjasama kepegawaian dan administrasi ASEAN, Peran Indonesia Dalam Kerjasama Lingkungan ASEAN, Peran Indonesia dalam kerjasama mengatasi pemakaian dan perdagangan narkoba. Dan pada bagian-bagian inilah peranan bukti dari peranan Indonesia sesungguhnya.

BAB IV PENUTUP

(26)
(27)

SKRIPSI

Peran Indonesia Di ASEAN Pada Masa SBY Periode 2004-2011

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ilmu politik (S.IP) strata-1

jurusan Hubungan Internasional

Oleh:

MOH ABU BAKAR (06260140)

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(28)

i LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL

a. Judul Proposal Skripsi :

Peran Indonesia Di ASEAN Pada Masa SBY Periode 2004-2011. b. Identitas Mahasiswa :

1. Nama : Moh Abu Bakar

2. NIM : 06260140

3. SKS yang ditempuh : 154 SKS

4. IPK : 3.09

c. Dosen Pembimbing : Dyah Estu Kurniawati, S.Sos, M.Si, dan Ruli Inayah Ramadhoan, S.Sos, M.Si.

d. Proposal Telah Diseminarkan Pada : 10 Mei 2011

Malang, 10 Mei 2011 Disetujui,

DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Dyah Estu Kurniawati, S.Sos, M.Si Ruli Inayah Ramadhoan, S.Sos, M.Si

Mengetahui, Dekan FISIP-UMM

(29)

ii LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Moh Abu Bakar

NIM : 06260140

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Peran Indonesia Di ASEAN Pada Masa SBY Periode 2004-2011

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Hubungan Internasional Dan dinyatakan LULUS

Pada hari Senin, tanggal 30 April 2012 Tempat : Lab. Hubungan Internasional

Mengesahkan, Dekan FISIP-UMM

Dr. Wahyudi, M.Si

Dewan Penguji :

(30)

v PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Moh Abu Bakar

Tempat, Tanggal Lahir : Sampang, 11 Maret 1987

NIM : 06260140

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :

PERAN INDONESIA DI ASEAN PADA MASA SBY PERIODE 2004-2011 Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah Saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini Saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, Saya bersedia mendapat sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Malang, 10 Mei 2012. Yang Menyatakan,

(31)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Sang Penguasa Alam Semesta yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada seluruh makhluk-Nya. Shalawat serta salam kami junjungkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, dan umat yang telah mengikuti beliau. Atas izin dan petunjuk-Nya Skripsi dengan judul Peran Indonesia Di ASEAN Pada Masa SBY Periode 2004-2011 ini dapat terselesaikan.

Peneliti mengharapkan Penelitian ini bisa menjadi karya yang bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan Hubungan Internasional sehingga dapat menjadi bahan referensi yang bersifat solutif dalam rangka mengatasi persoalan-persoalan konfliktual di tengah-tengah masyarakat. Namun keterbatasan dan kelemahan peneliti jualah yang menyebabkan tugas akhir ini

”mungkin” masih jauh dari kesan sempurna. Namun peneliti tetap optimis, sekecil apapun informasi yang bisa diberikan dari karya ini, semoga bisa menjadi generator dan magnet untuk dimanfaatkan dalam melahirkan karya yang lebih besar dan bermanfaat di tengah-tengah masyarakat.

Usaha dan kerja keras dalam merampungkan karya akhir sebagai seorang mahasiswa ini tidak lahir dari peneliti semata. Ada banyak tangan, sumbangan pemikiran dan tenaga yang ikut ambil bagian di dalamnya, sejak penyusunan hingga rampungnya skripsi ini. Oleh karena itu apresiasi dan ucapan terima kasih wajib peneliti ucapkan kepada mereka. Untuk itu, penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua, My Dad; Bapak H. M. Dumyati dan My Mom; Ibu Hj. Anisah yang telah membesarkan dan mendidik peneliti, karena hanya dengan dukungan beliau berdualah peneliti dapat melanjutkan pendidikannya hingga perguruan tinggi. Peneliti menyadari, tanpa beliau berdua, mustahil bisa menjadi seperti sekarang. Begitu banyak pengorbanan yang beliau berikan kepada peneliti, dari kecil hingga saat ini. Tanpa itu semua, karya ini tidak mungkin terwujud. Juga My sister; Qurrotul Aini dan Zakiyatun Nafsi serta seluruh keluarga besar peneliti di Sampang, terima kasih untuk doa dan dukungannya selama ini, kalian adalah segalanya.

(32)

keluarga yang paling diharapkan dan ditempatkan pada posisi yang sentral walaupun terkadang kepercayaan itu berat untuk kita jaga akan tetapi dengan niatan yang tulus peneliti akan mampu menjalankan semua amanah yang telah diberikan oleh mereka.

3. Bapak Tonny Dian Effndy, S.Sos, M.Si, selaku Penguji skripsi I dan Ketua Jurusan Hubungan Internasional beserta seluruh Staf Pengajar Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang. Serta Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc, Sc, selaku Penguji II, karena atas Bantuan, dukungan dan kritikan dari Bapak dan Ibu semua, membuat peneliti mampu bertahan untuk menyelesaikan studi ini.

4. Ibu Dyah Estu K, S.Sos, M.Si, selaku Dosen Wali dan Pembimbing I. Serta Bapak Ruli Inayah Ramadhoan, S.Sos, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II Skripsi ini. Hanya dengan petunjuk dan kemudahan beliau berdua skripsi ini dapat diselesaikan. Secara khusus, peneliti sampaikan terima kasih kepada Bapak Ruli Inayah Ramadhoan, S.Sos yang telah membantu peneliti dalam pemenuhan bahan-bahan referensi selama proses pengerjaan skripsi ini.

5. Dulur-Dulur ATEN GROUP, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang UMM, MADURA dan MALANG, Komunitas Pecinta Kicau Burung CAESAR BIRD CLUB dan ROJO KOYO BIRD CLUB, komunitas seni melukis LENTERA, Kuliah Kerja Nyata (KKN 41 JENGGOLO), IMM RENAISSANCE FISIP, ikatan alumni Al-Amien 05 ARVESAZTY, Komunitas keluarga besar PAKDE MULYONO JEMBER, KOMUNITAS LABUHAN SRESEH, KOMUNITAS WARKOP 212 Depan Hotel INN, WARKOP GARASI, KOMUNITAS BISNIS MUDA, KOMUNITAS MAMI MANIA TIRTO GANG 4, KOMUNITAS SAGITA ASSOLOLE, KOMUNITAS DISTRO MALANG dan BANDUNG, KOMUNITAS PRINTING MALANG, BIOTEK JAMUR UMM, SCOOTER’S NGALAM, Bigred’s (LIVERPOOL NGALAM), yang telah menjadikan hidup ini lebih bermakna.

(33)

Bila terdapat kekeliruan maupun kesalahan yang peneliti lakukan baik disengaja maupun tidak, maka sepatutnyalah peneliti mohon maaf sebesar-besarnya. Peneliti menyadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Meskipun demikian, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amien....

Motto : Do everything, so you know what is that?

Malang, 3 Mei 2012 Peneliti,

(34)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, Wb.

Alhamdulillahirobbil Alamin, segala puji Syukur terpanjatkan hanya kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini dengan judul “ PERAN INDONESIA DI ASEAN PADA MASA SBY PERIODE 2004-2011” dengan baik.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana S-1 pada jurusan Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penelitian skripsi ini Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan hasil yang terbaik.

Dalam hal ini peneliti menggunakan tingkat analisa induksionis. dimana unit

eksplanisnya pada tingkat lebih tinggi (analisa “induksionis”) . Dan karena yang di teliti lebih lanjut adalah peran Indonesia sebagai unit dari pada sistem regional atau yang disebut dengan variabel dependen atau unit analisis. Sedangkan ASEAN menjadi variabel independen atau unit eksplanasi.

Indonesia merupakan negara pendiri ASEAN, hingga saat ini keberadaannya masih tetap menjadikan Indonesia sebagai negara sentral di Asia Tenggara dan Indonesia menganggap adanya ASEAN sebagai landasan politik luar negeri yang bebas aktif dimana visinya mendayung pada banyak karang atau biasa kita dengar dengan mempunyai sejuta kawan tanpa musuh dan ASEAN selalu tetap menjadi keluarga, rumah dan lingkungan dengan satu visi, satu identitas, satu komunitas.

Untuk itu Indonesia akan memiliki integritas yang tinggi di mata internasional seiring berkembangnya ASEAN, berdasarkan peran-peranan yang telah dilakukan maupun yang telah di rencanakan, dimana tidak sedikit agenda kegiatan dalam menjadikan ASEAN untuk lebih berkembang dan bersaing di tingkat regional lainnya.

Harapan dari hasil penulisan skripsi ini dapat mampu menjadi pedoman dan sumbangsih bagi keilmuan dan pemerintah dalam mengkaji peranan Indonesia di Asean, dimana dalam kajian tersebut telah terdapat banyak data yang telah penulis lakukan, serta dapat dipertanggung jawabkan.

(35)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1. Nama : Moh Abu Bakar

2. NIM : 06260140

3. Jurusan : Hubungan Internasional 4. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Jenjang Studi : Strata Satu (S-1)

7. Judul Skripsi :

Peran Indonesia Di ASEAN Pada Masa SBY Periode 2004-2011.

8. Pembimbing : 1. Dyah Estu Kurniawati, S.Sos, M.Si 2. Ruli Inayah Ramadhoan, S.Sos, M.Si 9. Pembimbingan : Lihat Tabel.

Tanggal Uraian Tanda Tangan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II 10 Agustus 2010 Pengajuan Proposal Skripsi

12 November 2010 ACC Judul 10 Mei 2011 Seminar Proposal 22 Agustus 2011 Revisi Bab I 14 September 2011 ACC Bab I

27 Oktober 2011 Revisi Bab II dan Bab III 6 November 2011 Revisi Bab II dan Bab III 20 Desember 2011 Revisi Bab III dan Bab IV 12 Januari 2012 Revisi Bab III dan Bab IV 20 Maret 2012 ACC Ujian Skripsi

Malang, 3 Mei 2012

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(36)

DAFTAR ISI

Lembar Cover/Sampul Dalam... i

Lembar Pengesahan Proposal...i

Lembar Pengesahan...ii

Lembar Persetujuan Skripsi... iii

Berita Acara Bimbingan.../... iv

Lembar Orisinalitas... v

Lembar Persembahan... vi

Ucapan Terima Kasih... vii

Motto Hidup...x

Kata Pengantar...xi

Abstraksi Indonesia...xii

Abstraksi Inggris...xiii

Daftar Isi...xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah... 1

1.2Rumusan Masalah... 6

1.3Tujuan Penelitian... 6

1.4Kegunaan atau Manfaat Penelitian... 6

(37)

1.6Konsep dan Teori... 11

1.6.1 Teori Peran (Role Theory)... 11

1.6.2 Politik Luar Negeri... 14

1.6.3 Regionalisme... 17

1.7Metode Penelitian... 21

1.7.1 Tipe Penelitian... 21

1.7.2 Teknik Pengumpulan Data... 21

1.7.3 Ruang Lingkup Penelitian... 21

1.7.4 level Analisis... 21

1.8 Asumsi Pokok... 22

1.9 Struktur Penulisan... 24

BAB II PERKEMBANGAN DAN PERLUASAN KERJASAMA REGIONAL ASEAN 2.1 Sejarah kerjasama regional ASEAN... 26

2.2 Perluasan kerjasama ASEAN Lintas Kawasan Asia Tenggara... 54

2.2.1. Komunitas ASEAN (ASEAN Community)... 54

2.2.2. Proyek Wilayah Investasi Asean (AIA)... 57

2.2.3. AFTA-CER... 58

2.2.4. ASEAN Regional Forum (ARF)... 61

2.2.5. China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA)... 62

2.2.6 ASEAN Plus Three (APT) Dan East ASEAN Summit (EAS)... 68

2.3 Posisi Indonesia di ASEAN...70

BAB III POSISI PENTING ASEAN BAGI POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA DAN PERAN INDONESIA DI ASEAN 3.1 Posisi dan Arti Penting ASEAN Bagi Politik Luar Negeri Indonesia...72

3.2 Orientasi PLN Indonesia : Masa Pemerintahan SBY...75

3.3 Peran Indonesia Dalam Kerjasama ASEAN... 91

3.3.1. Peran Indonesia Dalam Perluasan Bidang Komunitas ASEAN... 96

(38)

3.3.3. Peran Indonesia Dalam rencana Peningkatan Kerjasama ASEAN Dan PBB... 102 3.3.4. Peran Indonesia dalam kerjasama Politik Keamanan ASEAN... 104 3.3.5. Peran Indonesia dalam kerjasama bidang pemberdayaan perempuan ASEAN....106 3.3.6. Peran Indonesia dalam kerjasama kepegawaian dan administrasi ASEAN... 107 3.3.7.Peran Indonesia dalam kerjasama mengatasi pemakaian dan perdagangan narkoba... 108

3.4. Arti Penting ASEAN bagi Indonesia Dalam Kerjasama-kerjasama di ASEAN...111

BAB IV PENUTUP

(39)

1

DAFTAR PUSTAKA BUKU:

Akbar, Rahadhian, T, 2011, Ekonomi Politik Kemitraan ASEAN: Sebuah Potret Kerja sama, P2P-LIPI dan Pustaka Pelajar, Jakarta,

Perwita, Anak Agung Banyu, dan Yani, Yanyan Mochmad, 2006, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Bandung, PT Remaja Rosdakarya,

Budiman, Arif, 1995, Teori Pembangunan Ketiga, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama,

Bandoro, Bantarto, 1996, Agenda dan Penataan Keamanan di Asia Pasifik, Centre For Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta

Cipto, Bambang, 2007, Hubungan Internasional Di Asia Tenggara: Teropong Terhadap Dinamika, Kondisi Riil dan Masa Depan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

Ciptgo, Bambang, 2007. Hubungan Internasional Di Asia Tenggara, Teropong Terhadap Dinamika, Realitas, Dan Masa Depan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Departemen Luar Negeri Republik Indonesia, 2006, ASEAN Selayang Pandang, Edisi Keenambelas, Jakarta, Sekretariat Nasional ASEAN,

Deplu RI, 1992, ASEAN: Selayang Pandang, Jakarta: Sekretariat Nasional ASEAN Departemen Luar negeri RI,

(40)

2

Deplu RI, 1997-1998, AFTA-CER: Sebagai Bentuk Kerjasama Antar-Regional Yang Baru Bagi ASEAN, Jakarta: Sekretaris Nasional Deplu RI, hal. Iii Djalal, Dino Patti, 2007, Harus Bisa!: Seni Kepemipinan ala SBY, Jakarta:

Modernisator,

Departemen Luar Negeri Republik Indonesia, 1995, ASEAN Selayang Pandang Edisi Kesepuluh, Jakarta, Sekretariat Nasional ASEAN,

Gill, Ranjit, 1988, ASEAN, Jakarta, PT Gramedia,

Holsti, K.J, 1987, Politik Internasional: Kerangka analisis, penerjemah : Wawan Juanda, Bandung, Percetakan Binacipta,

Holsti, KJ, 1983, Politik Internasional Kerangka Untuk Analisis, Edisi keempat, PT Gelora Aksara.

Kartasapoetra, G, dan Darmawan, S, 1982, Kewiraan Jalan Kerjasama ASEAN, Bandung, Armico.

Mas’oed, Mohtar, 1990, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodelogi,

Jakarta, PT Pustaka LP3ES Indonesia.

Mas’oed, Mohtar, 1997, Sistem Moneter Internasional, Yogyakarta, Universitas

Gajah Mada,

Morgenthau, Hans J, 2010, Politik antar Bangsa, Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia,

(41)

3

Rudy, T. May, 2005, Administrasi dan Organisasi Internasional, Edisi Kedua, Cetakan Kesatu, Bandung, PT Refika Aditama.

Rosyadi, Imron, 2002, Ringkasan Ekonomi Internasional Soal dan Penyelesaian, Surakarta, Muhammadiyah University Press Universitas Muhammadiyah Suarakarta,

Soesastro, Hadi, 1991, Untuk Kelangsungan Hidup Bangsa, Jakarta, Centre For Strategic And International Studies (CSIS).

Sabir, M. 1992, ASEAN Harapan dan Kenyataan, Jakarta, PT penebar Swadaya. Suparman, Nuraeni, Sari, Deasy Silvya, dan Sudirman, Arifin, 2010,

Regionalisme Dalam Studi Hubungan Internasional, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Sekretariat Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN, Jakarta, 2010, ASEAN selayang Pandang edisi ke-19.

Sutopo, A.R, 1990, Generasi Muda Indonesia Memandang ASEAN, Jakarta, Centre for Strategic and International Studies (CSIS),

Syah, Djalinus, 1988, Mengenal ASEAN dan Negara-Negara Anggotanya, Jakarta: PT. Kreasi Jaya Utama,

Sadewa, Yudi P, Indonesia Harus Memanfaatkan AFTA, dalam Gunewati Wuryandari, 2011, Politik Luar Negeri Indonesia di Tengah Arus Perubahan Politik Internasional, Yogjakarta: Pustaka Pelajar,

(42)

4

Sungkar, Yasmin, dan Sinaga, Lidya christen, 2008, Isu-Isu Keamanan Strategis Dalam Kawasan ASEAN, Jakarta, LIPI Press,

Soesatro, Hadi, “Toward An East Asian Regional Trading Agreement”, dalam Bambang Cipto, Ibid,

Wuryandari, Ganewati, 2008, Perkembangan Politik Internasional dan pengaruhnya terhadap politik luar negeri Indonesia, Jakarta, LIPI Press-anggota Ikapi,

Wuryandari, Ganewati, 2009, Format Baru Politik Luar Negeri Indonesia, Jakarta, LIPI Press,

Yusuf, Sufri, 1989, Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan,

JURNAL:

Fuzianti, Yuli, Amal, Ichlasul, dan Agussalim, Dafri, Jurnal, Sosiosains, Vol. 18 No. 2 April 2005, ASEAN Security Community latar belakang dan prospek, Yogyakarta, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada,

Pujiastuti, Tri, Nuke, Vol.7, No.2, 2010, Peluang Indonesia Dalam Perdagangan Bebas, Jakarta, LIPI,

Wardhani, L.S.W, Baiq, Wednesday, 17 November 2010, Jurnal, Mengukur Probabilitas Keterlibatan Indonesia dalam Resolusi Konflik di Thailand Selatan, Dalam:

(43)

d=63:mengukur-probabilitas-keterlibatan-indonesia-dalam-resolusi-konflik-5

di-thailand-selatan&catid=34:mkp&Itemid=62, Diakses tanggal 13 juni 2011

WEBSITE:

ASEAN, ASEAN Emblem, Dalam: http://www.aseansec.org/7095.htm, Diakses Pada Tanggal 10 Januari 2012.

ASEAN community Indonesia, Wednesday, 04 January 2012, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi di ASEAN, Dalam:

http://www.aseancommunityindonesia.org/lingkungan/658-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-tertinggi-di-asean.html, Diakses Pada Tanggal 05 Januari 2012.

ASEAN Regional Forum (ARF), Dalam:

http://ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Politik%20Luar%20Negeri/3)%20 Keanggotaan%20Indonesia%20dalam%20Organisasi%20Internasional/1)% 20ASEAN/Peranan%20Indonesia%20di%20ASEAN/ARF%20Indonesia.pd f, Hal: 2, Diakses Pada Tanggal 23 Maret 2012

Administrator ASEAN, Sabtu, 19 November 2011, Sembilan Capaian Utama KTT ASEAN Dan Ktt-Ktt Terkait, Dalam:

http://www.aseansummit.org/index.php?page=news&newsid=269, Diakses Pada Tanggal 11-Januari-2012.

(44)

6

ADB Says Indonesia Can Play Major Role in Regional Integration. 10 September 2008. http://www.adb.org/Media/Articles/2008/12601-asian-regional-integrations/, Dalam Buku: Rahadhian T. Akbar.

ASEAN, ASEAN Policy Blueprint For Sme Development (APBSD) 2004 -2014, Dalam: http://www.aseansec.org/pdf/sme_blueprint.pdf, Diakses Pada Tanggal 2 Mei 2012.

Bappenas, Agenda Menciptakan Indonesia yang Aman dan Damai,

www.bappenas.go.id/get-file-server/node/2619/, Diakses Pada Tanggal 12 Januari 2012.

Bappenas. Biodiversity Action Plan for Indonesia, 1993 & World Conservation Monitoring Committee, 1994, dalam: Selamat Datang Di Situs

Indonesianforest.Com, http://indonesianforest.com/frameset.php, Diakses Pada Tanggal 10 Januari 2012.

Bhakti, Nusa, Ikrar, Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Keutuhan ASEAN Sebagai Lembaga Kerjasama Regional, Dalam:

http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/downloadDatabyI d/1503/1504.pdf, Diakses Tanggal 12 April 2011.

Consulate General of The People’s Republic of China In Surabaya, Peresmian

CAFTA Tandai Perkembangan Mendalam Kemiteraan Strategis Tiongkok-ASEAN, di:

http://surabaya.china-consulate.org/indo/zt/CAFTA/t650182.htm, Diakses 7 Januari 2010 CRI (China Radio Internasional) Online, Proses Perkembangan ASEAN, di:

(45)

7

Deplu, Senin, 09 Mei 2011, Presiden RI Sampaikan Hasil-Hasil KTT Ke-18 ASEAN, dalam:

http://www.deplu.go.id/Pages/PressRelease.aspx?IDP=1154&l=id, Diakses Pada Tanggal : 08 Januari 2012.

Deplu, ASEAN Selayang Pandang, 2010, Dalam:

http://www.deplu.go.id/Documents/ASP%202010.pdf, Diakses tanggal 6 April 2011

Deplu, Kerjasama Ekonomi Asean, Di:

www.deplu.go.id/Documents/Kerjasama%20Ekonomi%20ASEAN.doc, Diakses Tanggal 29 Maret 2011

Doris, Deden, Kamis, 28 Juli 2011, Indonesia Sebagai Negara Maritim, Dalam: http://www.dmc.kemhan.go.id/index.php?option=com_content&view=articl

e&id=567:indonesia-sebagai-negara-maritim&catid=38:opiniartikel&Itemid=63, Diakses Pada Tanggal 10 Januari 2012.

Dit. Polkam ASEAN, Rabu, 05 Januari 2011, Visi Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2011,

http://asean2011.kemlu.go.id/index.php?option=com_content&view=article

(46)

8

Depkeu, 2011, ARF Disaster Relief Exercise 2011 (ARF Direx 2011), Dalam:

http://www.depkeu.go.id/ind/others/bakohumas/ARF-PROGRESSREPORTBakohumas.ppt, Diakses Pada Tanggal 23 Maret 2012 Djani, Triansyah, Dian, Peranan ASEAN di Bidang Politik, di:

http://data.tp.ac.id/dokumen/peranan+asean+di+bidang+politik, Diakses 1 Agustus 2011, hal. 22

Holsti, K.J, Hal: 135-136 Dalam:

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1hi/203613026/bab1.pdf, Diakses pada tanggal 5 Januari 2012.

Indoforest, Hutan-Hutan Indonesia: Apa Yang Dipertaruhkan?, Dalam: http://pdf.wri.org/indoforest_chap1_id.pdf, Diakses Pada Tanggal 10 Januari 2012

Inayati, Shofi, Ratna, Selasa, 10 Mei 2011, Upaya Indonesia Mensukseskan KTT ASEAN-18, Dalam: http://www.politik.lipi.go.id/index.php/in/kolom/politik-internasional/460--upaya-indonesia-mensukseskan-ktt-asean-18-, Diakses Pada Tanggal 9 Januari 2012

Kemlu. Kerjasama Fungsional ASEAN, Dalam:

http://www.kemlu.go.id/Documents/Kerjasama%20Fungsional%20ASEAN. rtf, Diakses Tanggal 14 April 2011.

Kontan. Senin, 21 Nopember 2011, Penandatangan Kerjasama Kehutanan Negara ASEAN dan Republik Korea, Dalam:

(47)

9

Kemenlu RI, Optimalisasi Kerjasama ASEAN-PBB: Prospek dan Peningkatan Peran Indonesia, dalam:

http://asean2011.kemlu.go.id/index.php?option=com_content&view=article &id=352%3Aoptimalisasi-kerjasama-asean-pbb-prospek-dan-peningkatan-peran-indonesia, Diakses 31 Juli 2011

KBRI Hanoi, Indonesia Menjadi Tuan Rumah KTT ASEAN 2011,

http://www.indonesia.cz/indonesia-menjadi-tuan-rumah-ktt-asean-2011/, Diakses pada tanggal 10 Januari 2012.

Kementrian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama fungsional ASEAN, Hal: 1, Dalam: http://www.kemlu.go.id/Documents/Kerjasama%20Fungsional%20ASEAN. rtf, Diakses pada tanggal 10 maret 2012.

Kemlu, Kerjasama Ekonomi ASEAN, dari:

www.kemlu.go.id/.../Kerjasama%20Ekonomi%20ASEAN.doc, Diakses Pada Tanggal 8 Januari 2012.

Lestari, Hesty D, “Komunitas ASEAN: Penyelesaian Sengketa dan Penegakan Hukum, Dalam: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/6108113137_1693-5594.pdf, Diakses Pada Tanggal 5 Januari 2012

(48)

10

Pangestu, Mari Elka, ASEAN dan Kepemimpinan Indonesia 2011: Memperkokoh Peranan ASEAN dalam Perekonomian Global dan Manfaat bagi Indonesia, Jakarta, 18 Januari 2011, Hal: 2

http://www.kemendag.go.id/files/publikasi/siaran_pers/2011/20110118Rilis ASEAN.pdf, Diakses Tanggal 10 Maret 2011.

Rachmianto, Andy, Politik Luar Negeri Pemerintahan Megawati Dalam:

http://els.bappenas.go.id/upload/other/Politik%20Luar%20Negeri%20Pemer intahan.htm, Diakses Tanggal 29 Maret 2011.

Ratna Shofi Inayati, Bab 2 33 Tahun ASEAN: Keberhasilan dan Kegagalan, http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/downloadDatabyI d/1678/1679.pdf, Diakses Pada Tanggal 5 Januari 2012

Rudi, T. May, Sejarah ASEAN,

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25250/3/Chapter%20II.pdf Diakses pada Tanggal 5 Januari 2012.

Sarbin & Allen, 1968; Biddle & Thomas, 1966, BAB II Tinjauan Pustaka 2.1. Teori Peran, Dalam:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30283/4/Chapter%20II.pdf, Diakses Pada Tanggal 3 April 2012.

Setneg, Rabu, 16 November 2011, Peningkatan Connectivity Asean Mendukung Komunitas Asean 2015, Dalam:

(49)

11

Suara Pembaruan Daily, 27-9-07, ASEAN Bisa Berbuat Lebih Banyak untuk Myanmar, Dalam:

http://202.169.46.231/News/2007/09/27/Internas/int05.htm, Diakses Tanggal 14 april 2011.

Surya, Aelina, 2009, Hubungan Kerjasama Indonesia dan Uni Eropa, Bandung, Dalam:

http://pustaka.unpad.ac.id/wp,content/uploads/2010/11/hubungan_kerjasama _indonesia_dan_uni_eropa.pdf, Diaskes Tanggal 6 April 2011

Unikom, BAB II Tinjauan Pustaka, didownload dari:

http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=17218, Dalam:

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/135/jbptunikompp-gdl-s1-2007-dennysylve-6729-e.-bab-i-a.pdf, Diakses Pada Tanggal 10 Maret 2011. Utomo, Heru, Aris, January 11, 2010, Peran Indonesia di ASEAN, Dalam:

http://blog.deplu.go.id/post/2010/01/11/tes.aspx, Diakses Tanggal 29 Maret 2011.

Wuryandari, Ganewati, Politik Luar Negeri Indonesia: Refleksi dan Prediksi 10 tahun, Dalam: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/51085972_1829-8001.pdf, Hal: 68-69, Diakses Pada Tanggal 28 Maret 2012.

Yani, Yanyan, Mochamad, Dinamika Hubungan Internasional Dan Indonesia, Di:

(50)

12

Yani, Mochamad, Yanyan, Perspektif-Perspektif Politik Luar Negeri: Teori dan Praksis, di:

http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2010/06/perspektif_perspektif _politik_luar_negeri.pdf, Diakses 31 Juli 2011,

KORAN, TABLOID, DAN MEDIA NEWS ONLINE:

Anwar, Dewi Fortuna, Peran Indonesia akan Memperkuat Kerjasama ASEAN PBB, di: http://www.tabloiddiplomasi.org/current-issue/125-diplomasi-mei-2011/1108-peran-indonesia-akan-memperkuat-kerjasama-asean-pbb.html, diakses 16 Mei 2011

Armandhanu, Denny, Minggu, 8 Januari 2012, "Di Asean, Kita Menentukan Tren"Eropa dan Amerika terpuruk. Indonesia mulai dilirik. Dalam:

http://fokus.vivanews.com/news/read/278138--perubahan-geopolitik--asean-main-cantik-, Diakses Pada Tanggal 9 Januari 2012.

Armandhanu, Denny, Rabu, 4 Januari 2012, Menlu: RI Pimpin ASEAN, Asia Tenggara Aman Berkat RI, Asia Tenggara aman dari serangan senjata nuklir, Dalam: http://dunia.vivanews.com/news/read/277267-menlu--ri-pimpin-asean--asia-tenggara-aman, Diakses Pada Tanggal 8 Januari 2012. Armandhanu, Denny, Rabu, 4 Januari 2012, Menlu: RI Pimpin ASEAN, Asia

Tenggara Aman, Dalam: http://dunia.vivanews.com/news/read/277267-menlu--ri-pimpin-asean--asia-tenggara-aman, Diakses Pada Tanggal 10 Januari 2012.

(51)

13

http://unparirsir204.edublogs.org/files/2011/11/PRESENTASI_SIR204_TA 201112_KLS-E_KEL-6-1ob8r0g.pdf, Diakses Pada Tanggal 1 Mei 2012. Dalle, Jusman, Selasa, 22 November 2011, Menyongsong Komunitas ASEAN,

Dalam: http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/76685, Diaskes Pada Tanggal: 8 Januari 2012.

Ferida, Khairisa, Rabu, 04 Januari 2012, Menlu Sebut Peran Penting Indonesia di Asean, Dalam:

http://international.okezone.com/read/2012/01/04/411/551359/menlu-sebut-peran-penting-indonesia-di-asean, diaskes pada tanggal 12 januari 2012. Kawilarang, R.A, Renne, dan Armandhanu, Denny, Rabu, 12 Januari 2011,

Dunia Pimpin ASEAN, RI Tetapkan Tiga Prioritas, Salah satunya

melibatkan pemimpin AS dan Rusia ke pertemuan KTT Asia Timur di Bali, Dalam: http://dunia.vivanews.com/news/read/198863-pimpin-asean--ri-tetapkan-tiga-prioritas, Diakses Pada Tanggal 9 Januari 2012.

Legawa, Marty Nata, di Koran Jakarta, Selasa, 17 Januari 2012, Indonesia Beri Dampak Positif ASEAN, Dalam:

http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/81110, Diakses Pada Tanggal 23 Maret 2012

Liu, Hindra, dan Margianto, Heru, Kompas, Selasa, 16 Agustus 2011, Peran Indonesia Perkuat ASEAN, Dalam:

(52)

14

Nugraha, Fajar, Minggu, 08 Mei 2011, Tutup KTT ke-18 Asean, SBY Paparkan 10 Isu Penting Dalam:

http://international.okezone.com/read/2011/05/08/18/454696/tutup-ktt-ke-18-asean-sby-paparkan-10-isu-penting, diakses Pada Tanggal 09 Januari 2012.

Okezone, Peran Penting Indonesia di ASEAN, di:

http://news.okezone.com/read/2011/01/03/349/409806/peran-penting-indonesia-di-asean, diakses 3 Januari 2011

Oratmangun, Djauhari, adalah Direktur Jenderal Kerjasama Asean Kementerian Luar Negeri RI, 26 Oktober, 2009, KTT KE-15 ASEAN Resmi Ditutup, Dalam: http://beritasore.com/2009/10/26/ktt-ke-15-asean-resmi-ditutup/, Diakses Pada Tanggal 11- Januari 2012.

Primus, Josephus, Jumat, 27 Februari 2009, KTT ASEAN: 14 Resmi, 4 Tidak Resmi, Dalam :

http://internasional.kompas.com/read/2009/02/27/17424294/KTT.ASEAN.1 4.Resmi.4.Tidak.Resmi, Diakses Pada Tanggal 8 Januari 2012.

Putra, Vivit Nur Arista, Sabtu, 7 Januari 2012, Peran Strategis Indonesia di ASEAN, Dalam: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=294705, Diakses Pada Tanggal 10 Januari 2012.

Primus, Josephus, Jum’at, 27 Februari 2009, Hasil dari 13 KTT Resmi ASEAN,

(53)

15

Refleksi Politik Luar Negeri RI 2010. Di:

http://politik.kompasiana.com/2011/01/10/refleksi-politik-luar-negeri-ri-2010/, Diakses Tanggal 12 April 2011.

Susilo Bambang Yudhoyono, Tabloid Diplomasi Monday, 23 January 2012, Bali Democracy Forum Berbagi Pandangan konstruktif, Ide Dan Pelajaran Demokrasi - Tanpa Penilaian Atau Pemaksaan, Dalam:

http://www.tabloiddiplomasi.org/current-issue/149-diplomasi-januari- 2012/1311-bali-democracy-forum-berbagi-pandangan-konstruktif-ide-dan-pelajaran-demokrasi-tanpa-penilaian-atau-pemaksaan.html, Diakses Pada Tanggal 25 Maret 2012.

Suara Merdeka, Senin, 4 November 2002, Jateng, Pemimpin ASEAN Keberatan Terorisme Dikaitkan Agama Tertentu, dalam:

http://www.suaramerdeka.com/harian/0211/04/nas3.htm, Diakses Tanggal 9 Januari 2012.

Sherlita, Wella, Sabtu, 07 Januari 2012, AS Puji Keberhasilan Diplomasi Indonesia di ASEAN, Jakarta, Dalam:

http://www.voanews.com/indonesian/news/AS-Puji-Keberhasilan-Diplomasi-Indonesia-di-ASEAN-136877533.html, Diakses Pada Tanggal 8 Januari 2012.

TvOne News, Minggu, 31 Oktober 2010, Indonesia Resmi Menjadi Ketua ASEAN 2011, Dalam:

(54)

16

Waspada online, Monday, 28 January 2008, Soeharto Di Mata Pemimpin Asia-Pasifik, Dikenang Sebagai Pemimpin Kuat, Kurang Dalam Catatan HAM, Dalam:

http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=106 60:soeharto-di-mata-pemimpin-asia-pasifik-dikenang-sebagai-pemimpin-kuat-kurang-dalam-catatan-ham&catid=16:internasional&Itemid=29, Diakses Pada Tanggal 29 Maret 2011.

Referensi

Dokumen terkait

ANALISA POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA PADA PEMBENTUKAN KAA (KONFERENSI ASIA-AFRIKA), ASEAN DAN KESEPAKATAN BALI CONCORD III Adalah bukan karya tulis ilmiah atau

Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat dalam Memerangi Terorisme Internasional di Afghanistan Pada masa George W Bush dan Barack Obama II.1.. Kebijakan luar Negeri

Paper ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang cukup detail mengenai politik luar negeri yang diterapkan di Indonesia terutama pada masa kepemimpinan pemerintahan

Skripsi berjudul “Kerjasama Australia Indonesia Melalui AusAID dalam Meningkatkan Pendidikan di Indonesia pada Masa SBY 2009-2013” disusun untuk memperoleh gelar

ASEAN sangat selaras dengan tujuan politik luar negeri Indonesia yang mengutamakan pembangunan ekonomi dalam negeri, karena terbentuknya ASEAN adalah untuk

Walaupun dianggap sebagai bencana alam oleh Soeharto tetapi tetap berdampak kepada Negara – Negara ASEAN lainnya seperti Brunei, Malaysia, Singapura, Filipina dan

Politik luar negeri Indonesia dalam hal ini sangat dipengaruhi oleh kepentingan nasional nya untuk meningkatkan peran Indonesia dalam implementasi piagam ASEAN dan

Politik Luar Negeri Indonesia Masa Transisi Pemerintahan Orde Lama Pemerintahan Orde Baru Tahun 1965-1973.. Jurnal Ilmu Pendidikan Sejarah Universitas Negeri