ANALISA POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA PADA PEMBENTUKAN KAA
(KONFERENSI ASIA-AFRIKA), ASEAN DAN KESEPAKATAN
BALI CONCORD III
Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Strata-1
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional
Oleh:
Ahmad Burhan Hakim
08260050
JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama
: Ahmad Burhan Hakim
NIM
: 08260050
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan
: Ilmu Hubungan Internasional
Judul
:
Analisa Politik Luar Negeri Indonesia Pada Pembentukan
KAA (Konferensi Asia-Afrika), Asean dan Kesepakatan Bali
Concord III
Disetujui Untuk Diuji Dihadapan
Sidang Dewan Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Tonny Dian Effendi, M.Si
Drs. Sulismadi, M.Si
Mengetahui,
Dekan FISIP UMM
Ketua Jurusan
Hubungan Internasional
LEMBAR PENGESAHAN
Telah Dipertahankan Dihadapan
Sidang Dewan Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Dan diterima sebagai persyaratan
Untuk memperoleh gelar Kesarjanaan Strata-1
Pada tanggal :
26 Februari 2013
Dihadapan Dewan Penguji
1.
Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc. Sc
(
)
2.
Dyah Estu K. , M.Si
(
)
3.
Tonny Dian Effendi, M.Si
(
)
4.
Drs. Sulismadi, M.Si
(
)
Mengetahui,
Dekan FISIP UMM
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama
: Ahmad Burhan Hakim
Tempat, tanggal lahir : Lamongan, 17 Oktober 1989
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan
: Hubungan Internasional
Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:
ANALISA POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA PADA PEMBENTUKAN
KAA (KONFERENSI ASIA-AFRIKA), ASEAN DAN KESEPAKATAN BALI
CONCORD III
Adalah bukan karya tulis ilmiah atau skripsi orang lain, baik
sebagian atau seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan
sumbernya dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benanya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Malang, 11 Februari 2013
Yang menyatakan,
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
Nama
: Ahmad Burhan Hakim
NIM
: 08260050
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan
: Ilmu Hubungan Internasional
Judul
: Analisa Politik Luar Negeri Indonesia Pada Pembentukan KAA
(Konferensi Asia-Afrika), Asean dan Kesepakatan Bali Concord
III
Pembimbing
: 1. Tonny Dian Effendi, M.Si
2. Drs. Sulismadi, M.Si
Kronologi Bimbingan :
Tanggal
Bimbingan
Paraf
Pembimbing
I
Tanggal
Bimbingan
Paraf
Pembimbing
II
Keterangan
Bimbingan
13 September
2011
15 September
2012
Pengajuan
Judul
26 Oktober 2012
26 Oktober 2012
ACC
Seminar
Proposal
1 November
2012
1 November
2012
Seminar
Proposal
2 Desember 2012
5 Desember 2012
ACC Bab I
26 Desember
2012
17 Desember
2012
ACC Bab II
5 Januari 2013
15 Januari 2013
ACC Bab III
7 Februari 2013
8 Februari 2013
ACC Bab IV
11 Februari 2013
11 Februari 2013
ACC Ujian
Skripsi
Dosen pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Tonny Dian Effendi, M.Si
Drs. Sulismadi, M.Si
Mengetahui,
Ketua Jurusan
Hubungan Internasional
ABSTRAKSI
Ahmad Burhan Hakim, 08260050
,
Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Hubungan Internasional
, Analisa Politik Luar Negeri
Indonesia Pada Pembentukan KAA (Konferensi Asia-Afrika), Asean Dan
Kesepakatan Bali Concord III,
Dosen Pembimbing I: Tonny Dian Effendi, M.Si ;
Dosen Pembimbing II: Drs. Sulismadi, M.Si
Politik Luar Negeri Indonesia pada masa Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi
punya tantangan dan dimensi permaslahan yang berbeda. Orde Lama dengan kondisi
paska kemerdekaan tentunya butuh tenaga ekstra untuk bisa mengamankan posisi dan
status kemerdekaan yang telah diproklamasikan. Orde Baru sebagai pemerintah
lanjutan Orde Lama punya prioritas tujuan yang berbeda dengan sebelumya.
Peningkatan dan pembangunan ekonomi Nasional, keamanan serta pemulihan
stabilitas politik nasional menjadi focus utama pada periode ini.. Reformasi punya
tantangan yang berbeda dengan dua periode pemerintahan sebelumnya. Kondisi
ekonomi dan politik yang chaos membuat beban pemerintah reformasi terasa berat.
Kasus HAM, terrorisme dan disintegrasi bangsa menjadi pekerjaan rumah yang harus
segera diselesaikan
Metode Penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Dalam penelitian ini
peneliti mencoba mencari persamaan pola Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia
dari tiga periode tersebut. Persamaan pola yang terlihat yakni ada pada proses
pembentukan Organisasi Internsional dan Regional yang Indonesia punya andil besar
didalamnya antara lain KAA (konfrensi Asia-Afrika), Asean dan kesepakatan Bali
Concord III. Dari ketiga organisasi tersebut Indonesia selalu menjadi pemrakarsa dan
pengsusul. KAA menghasilkan Gerakan Non-blok, Jakarta Joint Declrations
menghasilkan ASEAN dan Bali Concord II mengasilkan konsep Asean Community yang
kemudian dibahas lebih mendalam di Bali Concord III.
Kata Kunci : Politik Luar Negeri, ASEAN, Regional, Internasional
Malang, 11 Februari 2013
Peneliti
Ahmad Burhan Hakim
Pembimbing I
Pembimbing II
ABSTRACT
Ahmad Burhan Hakim, 08260050
,
University of Muhammadiyah Malang, Faculty of
Social and Political Science, International Relations Department,
ANALYSIS
INDONESIA
FOREIGN
POLICY
AT
FORMING
ASIA-AFRICA
CONFERENCE, ASEAN AND BALI CONCORD III AGREEMENT.
Advisor I: Tonny Dian Effendi, M.Si ; Advisor II: Drs. Sulismadi M.Si
Indonesia foreign policy in old order, new order and reform era has different
challenge and problem dimentions. In Old order, Indonesia post declarations has a
problem to established politic and governence to scure independent status. New Order
as new govermnet after old order has a different priority destinations than before.
Developing and improvement national economic situations, security , and cure national
politic stability as priority. Reform era has a more challenge of both. Instability (chaos)
Economic and politic situations be a important responsibility to secure. Human right,
terrorism and rebellion be important case to
immediately finished.
The method of research is Descriptive. This research , the researcher analys
equations Indonesia foreign policy in both of periode. Pattern equations has analysis in
process forming interntional and regional organizations who indonesia has influence
for example Asia-Africa Conference, Asean and Bali Concord III agreement. By that
organizations indonesia always be a proposer. In Asia-Africa Conference yielding
non-blok movement, Jakarta joint deckarations make Asean and Bali Concord II agreement
yielding ASEAN Community concept than has more deep discussion in Bali concord III.
Keywords : Foreign Policy, ASEAN, Regional, Internasional
Malang, 11
stFebruary 2013
Researcher,
Ahmad Burhan Hakim
Approved by,
Advisor I
Advisor II
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam penulis haturkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah berjuang
demi tegaknya agama Islam. Sehingga dengan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul
Analisa Politik Luar Negeri Indonesia Pada Pembentukan KAA
(Konferensi Asia-Afrika), Asean Dan Kesepakatan Bali Concord III.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menghaturkan pujian sekaligus terima kasih
terhadap orang-orang istimewa yang memiliki kekayaan intelektual, yang dengan
semangat dan pengabdiaannya telah memberikan yang terbaik sejak awal pendidikan
hingga akhir penulisan skripsi ini
1.
Bpk. Dr. H. Muhadjir Effendy, M.AP selaku rektor Universitas Muhammadiyah
Malang.
2.
Bpk. H. Wahyudi, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
3.
Bpk. Drs. Sulismadi, M.Si selaku Pembantu Dekan II.
4.
Bpk. Tonny Dian Effendi, S.Sos, M.Si selaku Ketua Jurusan Hubungan
Internasional dan Pembimbing Pertama.
5.
Serta Teman-teman Hubungan Internasional 2008.
Demikian ucapan terima penulis dan semoga apa yang telah dilalui bersama
menjadi kenangan yang berharga selama menjalani pendidikan di Universitas
Muhammadiyah Malang
Billahi Fii Sabililhaq, Fastabiqul Khoirot
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, 11 Februari 2013
Penulis,
PERSEMBAHAN
“Menjadi
Pejuang Atau Yang Diperjuangkan, Sesungguhnya Pengabdian dan
Pendidikan adalah Sepanjang Masa”
Teriring salam dan do’a semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita sekalian dalam menjalankan tugas kholifah fil ardhi.
Amien. Sholawat serta salam mari kita senandungkan kepada nabi besar kita
Muhammad SAW. Yang telah memberi kita peluang untuk bisa berfikir iman, berfikir
taqwa dan berfikir tentang jalan Tuhan yakni Islam.
Yang saya hormati Ayah terkasih Drs. Ismail Fahmi dan Ibu tersayang Faidah
Mukin yang tanpa lelah melantunkan do’a kepada putra tercinta untuk selalu dalam
jalan yang benar dan beriman kepada Allah SWT. Tanpa lelah mereka berusaha
memenuhi kebutuhan saya baik berupa dorongan materiil maupun non-materiil yang
tentunya semua usaha tersebut didasarkan pada sebuah kasih-sayang orang tua kepada
seorang anak yang tanpa putus dan tanpa pamrih.
Yang saya cintai saudara saya Mas Dihan Fahimsyah beserta Mbak Maria Ulfa
dan keponakan tercinta Zavina Zafarani Fahimsyah yang selalu memberikan motivasi
untuk tetap semangat dalam melakoni kehidupan dunia yang penuh dengan goda’an dan
kenikmatan. Yang saya sayangi Adekku Febi Yusniyanti yang selalu memberikan
motivasi dan bantuan materiil kepada saya. Terima kasih saya sampaikan juga kepada
Pak lek Muhadi Sucipto, S.T. yang telah memberikan saya banyak hal terkait kesabaran
dan keihklasan dalam menjalani hidup.
Yang saya cintai pula keluarga besar Pak’e
Mukin dan
Mbo’e Mujiro
yang tak
pernah lelah memberikan semangat hidup untuk terus bisa beriman dan mengabdi
kepada bangsa dan Negara.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Kang lek (muslik) dan Mbak
Santy beserta Fahri dan Ame. Pak Lek dan Bu lek saya Kang Din (Moden) dan Mbak
Yuli beserta Embun dan Fergi.. Kang Krom dan Yu Nik beserta Beni dan Atik. Kang
Nur Dan Yu Ris beserta Irda. Mbak is (Hj. Istiqomah) dan Mas Yoyok beserta Belisia.
Abah’
e Salma (Mas Pras) dan
Umi’
e Salma (Mbak Nanis) beserta Salma dan Diyah.
Dari mereka semualah saya mengerti betul akan kekuatan moral dan keharmonisan
sebuah hubungan kekeluargaan.
Terima kasih pula saya ucapkan kepada teman-teman kampung saya yakni Kang
In (Udin), Kentong (Wahab), Pening (Kiki), Limpong (A’an), Gogon (Erik), Ismawan,
Ercan (Rico), Kacong (Rifki) dan seluruh teman-teman lain yang tidak bisa saya
sebutkan satu per satu. Matur suwon Poko’e
Terima kasih dan salam perjuangan buat kawan-kawan di HMI Komisariat ISIP
UMM sebagai keluarga kedua saya selama di Malang. Thanks buat Anhar, Alfian
El-kasih, Kids (Hamim), Hasyim
Salim “
Juragan Behel Jakarta
”
, Akis Jasuli (Ajas),
Mukrommovic (Cak Mad), Fatur Tepi Barat, Agus Kacong, Ahmad Syifaurrahman si
Trendy n Super Gaul. Dari mereka saya akhirnya faham dan bisa memaknai pentingnya
sebuah persahabatan. Tak lupa terima kasih saya ucapakan para senior HMI Komisariat
ISIP UMM : Bang Ancha, Mas Awang, Kang Cecep, Kang Zamsari, Bang Zuhud,
Samsul, Iradat Taqwa Sang Kapten Tsubasa, Hamko HamisE, Kang Yasin, Mbak Rara,
Leni dan para kakanda dan ayunda lainya yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu-satu.
Saya ucapkan terima kasih juga buat keluarga besar HMI komisariat ISIP UMM
diantaranya Adam Brekele, Didi Febriyandi Nabi Akhir Tahun, Sari Ningtiyas si
Wanita Super, Rara Al-Mukarromah, Trisnawati, Idan PHP, Saiful Jamil (Dian
Rosmala) beserta Maharani Eka dan Abu Salim Yarkuram. Tak lupa Adek-adek kader
Saya tercinta ; Ahmad Faisol Pato, Sutriyadi (TRIAD), Nawaf Sheef Interissti Sejati,
Yusrianto, Natan anti Modal, Jaya Aristoteles (Si Bingung yang baik hati), Haris
Sammsudin ( sebuah lagu)
, I’im, Tantri DR,
Makaf, Fadil the Flater, Risman
Mahameru, Sekjen Febri si Kumbang, Agung, Pak Camat,Reni, Vivi, Wardah
Wardrobe, Anisa Gitnah, Arum Sari, Lilies Astrea, Dafi Hoesna, Ma’ruf, Taufik
Madura, Taufik bestari, pasangan dunia akhirat Zainuddin Elyssien dan Fatimah
Suganda, Blongo , Lidya dan Kader lainya saya ucapkan banyak terima kasih.
Terima kasih tak lupa saya ucapkan kepada keluarga besar HMI dilingkungan
Korkom UMM : Dani, Engki, Luqman, Ria Ratu Kegelapan, Rahma, Ika, Salim Pak
Guru, Yudha Pertanian, Macrus Ali Sofyan (Kasum), Paijo, Amex, Agung Piseng,
kanda Salman Ekonomi, Ifa Ndut, Rizal Fai beserta kawan-kawan lainya.
Terima kasih saya sampaikan kepada Staf pengajar Hubungan Internasional UMM Pak
Tony, Pak Rully, Pak Gondha, Pak Viktor, Bu Dyah, Bu Ayusia beserta staf pengajar lai
nya yang terlah memberi saya banyak ilmu dan pengetahuan yang berguna dan
bermnafaat.
Terima kasih saya sampaikan kepada teman-teman hubungan internasional UMM antara
lain ani Afiani, Safa Musadlifah, Dyah Retna, Prima,Riska Hajuda, Monic, Juned,
Havis, Ricky (Keceng), Dedi, Arini, Atika, Yudit, Feri, Gori, Muhidur, Fuad 07, Arif 07
dan teman-teman HI lainya.
DAFTAR ISI
Cover /Sampul Dalam ... i
Halaman Persetujuan ... ii
Halaman Pengesahan ... iii
Surat Pernyataan Orisinalitas ... iv
Berita Acara Bimbingan Skripsi... v
Abstraksi ... vi
Kata Pengantar ... viii
Persembahan ... ix
Daftar Isi ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Rumusan Masalah... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.4.1 Manfaat Akademis ... 5
1.4.2 Manfaat Praktis ... 6
1.5 Penelitian Terdahulu ... 6
1.6 landasan konsep dan Teori ... 10
1.6.1 Landasan Konsep ... 10
1.6.2 Landasan Teori... 13
1.7 Ruang Lingkup Penelitian ... 14
1.7.2 Ruang Lingkup Waktu ... 14
1.8 Jenis dan Tipe Penelitian... 15
1.9 Variabel Penelitian... 15
1.10 Metodologi Penelitian ... 14
1.10.1 Metode Pengumpulan Data……….. 16
1.10.2 Metode Analisa Data……… 16
1.11 Argumen Dasar... 17
1.12 Sistematika Penulisan... 18
BAB II DATA POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA MASA ORDE LAMA, ORDE BARU DAN ERA REFORMASI 2.1 Politik Luar Negeri Indonesia Orde Lama ... 21
2.1.1 Periode Kemederkaan dan Konsolidasi Pengakuan Kemerdakaan……….. 21
2.1.2 Dari Perundingan ke Perundingan (Pengakuan Kedauulatan Republik Indonesia)……… 26
2.1.3 Wawasan Internasional dan Pembentukan Konfrensi Asia-Afrika………... 30
2.1.4 Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) Non-Blok………. 36
2.1.5 Pola Politik Luar Negeri Indonesia Orde Lama ……….. 38
2.2 Politik Luar Negeri Indonesia Orde Baru ... 38
2.2.1 Arah Baru Politik Luar Negeri Indonesia ……….... 38
2.2.2 Indonesia Memprakarsai Asean………... 41
2.3 Politik Luar Negeri Indonesia Era Reformasi ... 44
2.3.1 Reformasi dan Tantangan Politik Luar Negeri Indonesia………. 44
2.3.2 Reformasi dan Persoalan Domestic………... 46
2.3.3 Bali concord III (KTT ke 19 Asean)………. 48
2.3.4 Pola Politik Luar Negeri Indonesia Reformasi ……… 50
BAB III ANALISA POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA DALAM MEMBENTUK KONFRENSI ASIA-AFRIKA (KAA), ASEAN DAN KESEPAKATAN BALI CONCORD III 3.1 Pembentukan Konfrensi Asia-Afrika Menuju Gerakan Non-blok ... 56
3.2 Jakarta dan Konsolidasi Pembentukan Asean ... 61
3.3 Asean Community dan Bali Concord ... 65
3.4 Pola Politik Luar Negeri Indonesia Dalam Membentuk Organisai Regional dan Internasional ... 69
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan... 81
DAFTAR TABEL
Tabel 2.4 Pola Politik Luar Negeri Indonesia Orde Lama
Orde Baru dan Era Reformasi ... 52
Tabel 3.4.1 Pola Politik Luar Negeri Indonesia pada Pembentukan KAA, Asean
Dan Kesepakatan Bali Concord III ... 74
Tabel 4.2 Kesimpulan Analisa Pola Politik Luar Negeri Indonesia pada
Pembentukan Gerakan Non-blok, Asean
dan Asean Community ... 84
DAFTAR SKEMA
Skema 3.4.2 Pola Politik Luar Negeri Indonesia Dalam Membentuk Organisasi
Internasional dan Regional... 77
Skema 3.4.3 Pola Politik Luar Negeri Indonesia pada Gerakan Non-blok,
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
A.M Taylor, 1960.Indonesia Independce And United Nations.London : Stevens and Sons.
A.R. Sutopo. 1990.Generasi Muda Memandang Asean. Jakarta: CSIS
Bandoro, Bantarto. 2005.Mencari Desain Baru Politik Luar Negeri Indonesia. Jakarta: CSIS
Benedict R. Anderson O’G. Anderson .1972. Java In Time Revolutions.Ithaca : Cornell University Press.
Bernhard Dahm. 1987.Soekarno dan Perjuangan Kemerdekaan. Jakarta : LP3ES.
Cipto, Bambang.2007. Hubungan Internasional di Asia Tenggara ; Teropong Terhadap Dinamika,Realitas dan Masa Depan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Deplu RI, 1995. Asean Selayang Pandang. Jakarta : Secretariat Nasional Asean.
Ebi Hara, Abu Bakar. 2011. Pengantar Analisis Poltik Luar Negeri : Dari Realisme Sampai Kontruktivisme.Bandung: Nuansa.
Hastedt Glenn P. dan Key M. knickrehm. 2003 .International Politic In a Changing World. United States : Pearson Education.
Harsosno , Ganis, 1985. Cakrawla Politik Era Soekano, Jakarta: Inti Idayu Press.
Harry J. Benda, et,al., 1965. Japanese Military Administration In Indonesia :
Selected Document . New Haven : Yale University South East Asia Studies
Leifer, Michael. 1989 . Politik Luar Negeri Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Mestoko, Sumarsono.1985. Indonesia dan Hubungan Antarbangsa. Jakarta : Sinar Harapan.
Mas’oed, Mohtar. 1990 Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin Ilmu dan Metodologi.Jakarta.: LPES.
Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2008. Metode Penelitian Sosial : Berbagai Alternatif Pendekatan.Jakarta : Prenada media.
Sjamsudin, Nazarudin. 1989. Soekarno ; Pemikiran Politk dan Kenyataan Praktek,. Jakarta : Rajawali Press..
Sungkar, Yasmin dkk. 2008.Isu-isu Keamanan Strategis Dalam ASEAN.Jakarta : LIPI.
Wuryandari, Ganewati. 2009.Format Baru Poltik Luar Negeri Indonesia. Jakarta : LIPI.
Wuryandari, Ganewati. 2011. Poltik Luar Negeri Indonesia : Ditengah Arus Perubahan Politik Internasional.Jakarta : LIPI.
Widjaja, Drs. A.W.1986. Indonesia, Asia-afrika, Non-blok : Politik Bebas Aktif. Jakarta : Bina Aksara.
Yamin, Mohammad . 1959 Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945. Jakarta : Yayasan Prapanca
MAJALAH
Tabloid Diplomasi Edisi 50 tahun IV , . 2011. tgl 15 desember 2011-14 januarii 2012 . Jakarta: Kementrian Luar Negeri Repulbik Indonesia
INTERNET
Toni Dian Effendi : Agenda Kebijakan Luar Negeri Indonesia Pasca Pemilihan Presiden 2009 hlm 65 http://forum4academician-hi-ur..com/ diakses pada Sabtu 4 agustus 2012
Hendarjitt. Prinsip Bali Concord II Mengembalikan Netralitas dan Independensi
ASEAN Sesuai Prinsip Bali Concord II.
http://www.csis.or.id/Publications-OpinionsDetail.php?id=96. diakses pada Sabtu 4 agustus 2012
Sembilan Capaian KTT ke -19 ASEAN.
http://www.dkn.go.id/wantannas/index.php/component/content/article/3-terkini/74-sembilan.html. diakses pada Sabtu 4 agustus 2012
http://www.museum.polri.go.id/lantai2_gakkum_bom-bali.html diakses pada kamis 13 desenber 2012.
http://www.aseansec.org/1216.htm diakses pada selasa 7 agustus 2012
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/01/13/1474.html diakses pada kamis 13 desember 2012
http://www.aseansec.org /ktt-asean-asean-mendeklarasikan-bali.html diakses pada kamis 13 desember 2012
http://kepustakaanpresiden.pnri.go.id/cabinet_personnel/popup_profil_pejabat.php ?id=196&presiden_id=2&presiden=suh diakses pada 7 februari 2013
http://nasional.kompas.com/read/2012/06/13/11191335/Ini.daftar nama Menteri luar negeri indonesia diakses pada 7 februari 2013
http://www.academia.edu/1521284/transisi_demokrasi_di_indonesia diakses pada 7 februari 2013
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang
Indonesia sudah mengalami banyak transformasi kepemimpinan
mulai dari Soekarno (Orde Lama) yang berjuang mulai pra dan pasca
kemerdekaan dengan model kebijakan politik luar negeri yang cukup
konfrontatif dan keras terhadap Barat (khusunya). Masalah dalam Negeri
berpengaruh penting pada akselerasi politik luar negeri suatu Negara, hal
ini dialami pada Orde Lama, kondisi politik dalam negeri yang tidak
kondusif dan belum final membuat langkah politik luar negeri yang
dijalankan mengalami pergoalakan yang luar biasa dan sulit dikendalikan.
Tumbangnya Orde Lama memang lebih disebabkan factor internal
(politik domestic) dalam negeri yang carut-marut yang disebabkan
penyesuaikan pasca kemerdekaan yang tentunya membutuhkan banyak
sekali curahan tenaga dan pikiran . Kemudian Orde Baru muncul dibawah
komando Jendral Soeharto yang melambung namanya dengan prestasi
mampu menggagalkan pemberontakan G 30 S. Soeharto punya pandangan
yang cukup berbeda dengan senior sebelumnya terkait politik luar negeri.
Soeharto lebih akomodatif dan pro barat. Barat bagi Soeharto adalah
lumbung dana yang bisa dimanfaatkan untuk penyokong pembangunan
Negara dan bangsa. Orde Baru lebih menekankan pada pembangunan
kemajuan Negara. Maka tidak heran apabila Soehato dikenal dan dikenang
sebagai bapak pembangunan.1
Krisis moneter 1997 terpaksa membuat Soeharto harus lengser dan
pensiun seketika itu. Kondisi ekonomi yang kolaps dan kondisi politik
dalam negeri yang chaos membuat Orde Baru tumbang pada Mei 1998. Reformasi menjadi agenda baru bangsa Indonesia untuk menata segala
aspek apapun kedepan terutama politik . Demokrasi dan kebebasan
menjadi hadiah istimewa Reformasi. Pada era reformasi poltik luar negeri
Indonesia tidak berbentuk dan bisa dikatakan pragmatis dan no profile.2 Memang focus polugri Indonesai pasca Orde Baru lebih difokuskan pada
perbaikan citra pada kasus HAM yang ada di Timor-leste. Sejalan dengan
itu Indonesia mampu menarik pandangan positif dari mata Internasional
setelah melakukan pemlihan Presiden dan legistlatif secara langsung pada
pemilu 2004 , yang menandakan bahwa Indonesia adalah salah satu
Negara demokrasi yang patut diperhitungkan.
Keterlibatan Indonesia pada aktifitas Organisasi Internasional
sudah bisa dilihat dari masa Orde Lama. Pada waktu itu Soekarno
mengutus M. Ali Sastroamijoyo untuk berangkat ke Colombo pada
pertemuan Pertemuan Antar Perdana Menteri Asia yang dihadiri India
(Pandit Jawaharul Nehru), Burma (U nu), Pakistan (Mohamad Ali), dan
Sri Langka (Sir John Kotelawa) yang dilaksanakan pda tanggal 28- 30
1
Lihat Toni Dian Effendi : Agenda Kebijakan Luar Negeri Indonesia Pasca Pemilihan Presiden 2009 hlm 65 http://umm.ac.id/diakses pada sabtu 4 agustus 2012
2
April 1954 hampir satu dasawarsa pasca kemerdekaan. Dari pertemuan
tersebut menghasilkan gagasan untuk membentuk organisasi antara bangsa
Asia dan Afrika yang disebut dengan KAA (konfrensi Asia-afrika).
Konfrensi ini dilaksanakan pada 18 – 24 April 1955 Konferensi
Asia-Afrika dilaksanakan di Kota Kembang Bandung. 3 konferensi tersebut
menghasilkan charter yang sangat terkenal yakni Dasasila Bandung. Pada Orde Baru yang Indonesia juga ikut memprakarsai
pembetukan ASEAN (Associations of South East Asia Nations) yang pada waktu Adam Malik bertugas sebagai Menteri Luar Negeri. Pada kondisi
kali ini Indonesia mencoba memainkan pola polugri yang lebih
akomodatif dan bersahabat. Maka Indonesia bersama Singapura, Philipin,
Thailand dan Malaysia sepakat membentuk ASEAN pada tanggal 8
Agustus tahun 1967 di Bangkok. 4
Reformasi punya cerita berbeda, paska memerdekaan Timor-Leste
dan kasus HAM yang terjadi pada Orde Baru , maka pemulihan citra
Internasional menjadi focus utama polugri. Dengan tidak meninggalakan
agenda terkait pengembangan ekonomi dan politik dalam negeri .
Indonesia terus berbenah untuk menunjukkan bahwa Indonesia layak
diperhitungkan. Pelaksanaan Bali Concord II pada Oktober 2003 menjadi
salah satu tolak ukur bahwa Indonesia masih mampu mengadakan agenda
Internasional yang secara tidak langsung berpengaruh pada citra positif
3
Drs. A.W. Widjaja, Indonesia, Asia-Afrika, Non-Block : Politik Bebas Aktif. Bina aksara,Jakarta, 1986 hal. 14 – 25.
4
Indonesia dimata Internasional.5 Kemudian Bali Concord III berhasil
dilaksnakan pada 17-19 November 2011 di Bali.
Orde Lama, Orde Baru dan Orde Reformasi punya kondisi yang
berbeda , yang dipengarhui factor eksternal maupun internal setting yang
berbeda pula . Ada perbedaaan alur dan laju politik luar negeri Indonesia
dari tiga masa tersebut. Namun ada suatu pola yang hampir sama dari
ketiga rezim tersebut ketika melakukan polugri pada keikutsertaan dalam
pembetukan organisasi Internasional. Walaupun belum bisa dibuktikan
secara ilmiah dan refrensial hal inilah yang membuat peneliti ingin
mentelaah lebih dalam atas sikap polugri Indonesia dari tiga masa
tersebut.
1.2 . Rumusan Masalah
Bagaimana pola Politik Luar Negeri Indonesia pada keterlibatanya
pembentukan KAA (Konfrensi Asia - Afrika), ASEAN dan Kesepakatan
Bali Concord III ?
1.3 . Tujuan Penelitian
A. Secara Umum
Secara umum tujuan dari penelitian ini yakni untuk menganalisa pola
Politik Luar Negeri Indonesia pada tiga periodesasi masa regim
pemerintahan mulai dari rezin Orde Lama (pra-paska kemerdekaan) ,
Orde Baru dan Orde Reformasi. Disini juga akan dilakukan comparasi
dan mencari persamaan pada tiga periode pemerintahan tersebut.
5
B. Secara Khusus
Secara khusus tujuan penelitian ini yakni untuk menganalisa politik
luar negeri Indonesia pada proses pembentukan Konfrensi Asia-Afrika
(KAA), ASEAN dan Kesepakatan Regional Bali Concord III.
Tentunya KAA adalah mewakili kebijakan polugri Indonesia pada
masa Orde Lama, pembentukan ASEAN pada masa Orde Baru dan
pembentukan Kesepakatan Bali Concord III pada Era Reformasi
dibawah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. secara
khusus akan dicari persamaan dari tiga masa pemerintahan tersebut.
1.4 . Manfaat Penelitian
A. Akademis
A.1. Internal
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi para civitas akademis Hubungan
Internasional yang concern pada pembahasan politik luar negeri.
Penelitian ini juga berguna sebagai salah satu referensi ilmiah pada
tinjauan sejarah perpolitikan bangsa Indonesia mulai dari pra
kemerdekaan, pasca kemerdekaan dan masa kini (Era Reformasi) bagi
peneliti yang akan membuat penelitian dengan tema yang hampir
serupa.
A.2. External
Secara tidak langsung penelitian ini punya manfaat pada
pengembangan politik luar negeri Indonesia. Yang secara akademis
Intenasional, tapi bermanfaat juga pada bidang ilmu lainya yang focus
pada masalah perkembangan sejarah Indonesia, kebangsaan dan
kondisi politik kontemporer Indonesia.
B. Praktis
Tema dan focus bahasan pada kebijakan poilitik luar negeri maka
secara tidak langsung banyak pengetahuan yang bisa dijadikan tinjauan
dasar untuk mengatahui bagaimana proses pembuatan kebijakan luar
negeri khusunya Indonesia. Maka dengan penelitian semacam ini akan
bisa melatih ketrampilan dan ketelitian para peneliti untuk bisa
membuat karya yang serupa dengan pembahasan yang lebih detail
bahkan lebih luas.
1.5 . Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu atau yang pernah dilakukan berguna sebagai
tinjauan dan refrensi ilmiah pada sebuah penelitian. Maka hampir wajib
hukumnya ketika penelitian terdahulu di ulas. Selain itu, penelitian
terdahulu juga berguna untuk membatasi pembahsan penelitian sekaligus
menghindari pengulangan informasi pada penelitian yang sedang
dilakukan. Penelitian terdahulu berguna pada pengembangan ide dan
gagasan baru oleh peneliti sehingga dia akan faham apa yang sudah dan
apa belum pernah di teliti.
Tema penelitian ini membahas tentang perkembangan politik luar
negeri Indonesia maka peneliti memakai hasil penelitian dari Michael
Wuryandari LIPI ( Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dengan judul
Format Baru Politik Luar Negeri Indonesia pada bab II, III, IV dan V .
Pada buku yang ditulis oleh Michael Leifer memang mengantarkan kita
pda pembahasan poiltik luar negeri Indonesia mulai dari Pra
Kemerdekaan, Pasca Kemerdekaan dan Orde Baru.
Pada masa Soekarno memang terlihat jelas bahwa Politik Luar
Negeri yang dijalankan cendrung konfrontatif dan anti barat. Ini dilatar
belakangi oleh kondisi Indonesia saat itu sebagai Negara (colonial) bekas jajahan Belanda yang oleh Soekarno di indentifikasi sebagai barat.
Penataan politik dalam negeri dan misi khusus untuk mendapat pengakuan
dari Negara lain atas kemerdekaan Indonesia menjadi salah satu tujuan
politik luar negeri Indonesia pada masa tersebut.6 Maka tidak heran
dengan segala keterbatasan Indonesia pada waktu itu berani untuk
menggagas Organisasi Internasional yang diberi nama KAA (Konfrensi
Asia-afrika).7 Selain untuk mendapat pengakuan dari Negara Dunia
(Internasional) terhadap kemerdekaan Indonesia secara tidak langsung
acara tersebut digunakan oleh pemerintah di bawah komando Soekarno
untuk melegalkan penguasaan Indonesia atas Irian Barat yang
dipersengketakan dengan fihak Belanda, yang pada akhirnya mampu
menekan posisi Belanda dan akhirnya Irian Barat jatuh pada kekuasaan
dan wilayah NKRI.
6
Lih Michael leifer. Politik Luar Negeri Indonesia. Gramedia. Jakarta .1989 hal. 34-38
7
Keberhasilan kegiatan Internasional tersebut sontak membuat
Dunia Internasional tercengang. Indonesia yang masih dianggap seumuran
jagung mampu dan berani menyelenggrakan acara berskala Internasional.
Dari situlah Indonesia mulai mendapat tempat di lingkungan Internasional.
Sebagai tuan rumah Indonesia pada acara tersebut lebih terkesan dominan
dibandingkan dengan India, Burma,Pakistan dan Sri Langka.
Pada masa Orde Baru ada perubahan yang signifikan pada pola
kebijakan poltik luar negeri Indonesia. Dengan kondisi politik, ekonomi
dan keamanan dalam negeri yang tidak stabil maka Soeharto memlih
langkah poltik luar negei yang lebih akomodatif, bersahabat dan tidak
konfrontatif. Hal ini bisa dilihat dari keikutsertaan Indonesia pada proses
pembentukan Organisasi Regional ASEAN. Pada masa soekarno
Indonesia cenderung kurang bersahabat dengan Negara tetangga seperti
Malaysia dan Singapura, pada masa Orde Baru ada perbedaan bahkan
Indonesia bisa duduk bersama dengan Malaysia, Singapura, Thailand dan
Philipine di Bangkok pada Deklarasi ASEAN. 8Orde Baru dengan politik
luar negeri yang akomodatif dan bersahabat terbukti mampu meningkatkan
perkembangan ekonomi Nasional dengan adanya hibah dan pinjaman
lunak dari Barat sebagai damapak positif pasca terbentuknya ASEAN
dengan Indonesia sebagai salah satu Negara pemrakarsa.
Pada perkembangan hari ini yang tentunya berawal dari jatuhnya
Orde Baru menuju Orde Reformasi, ada perubahan yang cukup signifikan
8
pada pola kebijakan politik luar negeri Indonesia. Apalagi kasus HAM
yang sempat mencuat pada kasus Timor Leste. Reformasi dengan kendala
dan masalah dalam negeri yang berbeda memberi dampak kuat pada arah
kebijakan politik luar negeri Indonesia. Dengan maksud perbaikan citra,
maka politik luar negeri Indonesia hari ini lebih cenderung untuk
memperkenalkan kembali Indonesia di mata Internasional sebagai Negara
yang aman, demokratis dan dengan kondisi politik yang stabil, maka tidak
heran apabila poltik luar negeri Indonesia hari terkesan tidak terarah,
pragmatis dan sibuk pada pencitraan.9
Walaupun Indonesia masih cukup berpengaruh di kawasan, namun
potensi tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh oleh pemerintah.
Ternyata kondisi politik dan ekonomi dalam negeri yang kurang stabil
menjadi faktor yang cukup signifikan pada arah kebijakan Politik Luar
Negeri Indonesia. Namun dengan terselanggarakanya Bali concord II
(2003) dan Bali Concord III (2011) menjadi tolak balik optimism
Indonesia untuk tetap mendapat kredibilitasnya sebagai Negara yang
masih berpengaruh di kawasan.
Dari ulasan yang disampaikan diatas memang terlihat analisa yang
digunakan oleh Michael Leifer dan Ganewati Wuryandari lebih pada
analisa kondisi domestic dan luar negeri yang sedang terjadi. Namun ada
hal yang tidak dibahas dalam daua penelitian tersebut yakni pada alur dan
pola poltitk luar negeri Indonesia pada tiga rezim yang berbeda (orde
9
lama, orde baru dan orde reformasi ). Maka pola politik luar negeri
Indonesia inilah yang menjadi ide dan gagasan peneliti untuk diteliti lebih
lanjut.
1.6 . Landasan Konsep dan Teori
1.6.1 Landasan Konsep
1.6.1.1 Politik Luar Negeri
Konsep adalah sebuah abstraksi yang mewakili suatu objek, sifat
suatu objek, atau suatu fenomena tertentu dan konsep tersebut bermakna
juga sebuah kata yang melambangkan suatu gagasan. Maka konsep
tersebut berguna untuk mengidentifikasi perkara dan sebagai slah satu
pisau analisis yang digunakan untuk mengupas fenomena yang akan
diteliti.10 Banyak pemahaman dan persepsi ketika membahas masalah
poltik luar negeri khususnya bagaimana mendefinisikan makna politik
luar negeri tersebut . Richard C. Synder (1962) Politik luar negeri adalah
kebijakan yang diambil oleh pemerintah suatu negara atau komunitas
politik lainya dalam hubunganya dengan negara dan aktor bukan negara
didunia internasional.11 Namun terjadi beberepa kesulitan terkait
bagaimana mendefinisikan politik luar negeri, hal ini disebabkan adanya
berbagai macam pemahaman konseptual. Mulai dari polugri dalam
10
Mohtar, Mas’oed. Ilmu hubungan internasional :disiplin ilmu dan metodologi. LPES. Jakarta. 1990. Hal 92-95
11
perspektif relisme, liberalisme sampai pada konstrukrivisme yang pada
intinya, perbedaan tersebut terkait pada masalah metodologi analisisnya.12
Disatu sisi menjadi hal yang rumit terkait metode analisis, disisi
lain hal ini memepermudah tingkat analisa perspektif polugri. Maksudnya
ada perbedaan analisa politik luar negeri dari masa Perang Dunia II,
Perang Dingin sampai pada masa kontemporer hari ini sebagai age of globalization. Kemudian ketika kita mau menelaah posisi analisa politik luar negeri dengan tema penelitian yang dibahas maka perspektif yang
mungkin masuk yakni realisme ataupun analisa politik luar negeri
generasi pertama .
Ini penting digunakan untuk mengetahui kebijakan luar negeri
suatu Negara dari masa ke masa, pendekatan politk luar negeri
liberalismepun bisa masuk pada pembahasan ini. Orde lama punya
pertimbangan khusus untuk membentuk KAA yakni pada hakikat
perjuangan pra kemerdekaan dan perjuangan pengakuan kedaulatan paska
kemerdekaan. Orde baru juga punya pertimbangan lain ketika harus
membuat Jakarta conference untuk mengusulkan ide pembetukan
ASEAN, dan proses pemdekatan analisa polugri akan berbeda juga ketika
menelisik polugri Orde Reformasi masa Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono yang mampu menjadi tuan tumah KTT ke 19 ASEAN yang
dikenal dengan Bali Concord III. Dari ketiga Orde tersebut jelas analisa
politik luar negeri apa yang cocok untuk menjelaskan perkara tersebut.
12
1.6.1.2 Kepentingan Nasional
Politik luar negeri tidak bisa lepas dari sudut pandang National Interest. Dimaksudkan bahwa poltik luar negeri ini digunakan sebagai kepanjangan tangan National Interestnya. Pemahaman National Interest
menurut Glenn P. Hasteds yakni tujuan fundamental dan objektifitas dari
politik luar negeri suatu negara yang terkait dengan physical survival, kemampuan ekonomi dan bentuk kepentingan dari pemerintah. 13 dengan
penjelasan semacam itu, maka tak jarang kebijakan polugri suatu negara
terkait pada masalah kepentingan pemerintah sebagai salah satu aktor
pembuat kebijakan.
Keikutsertaan Indonesia dalam pembentukan KAA, ASEAN dan
Bali concord III memang dilator belakangi kepentingan nasional yang
berdeda dengan tujuan yang beda pula. Jelas KAA digunakan untuk
menguatkan status Indonesia paska kemederkaan yang butuh pengakuan
dari lingkungan internasional, begutupun pembetukan ASEAN pada orde
baru, penataan ekonomi nasional dan kiprah polugri yang low profile menjadi salah satu latar belakang dan kepentingan nasional yang abgi
peneliti cukup rasional ketika Indonesia membutuhkan kerjasama
internasional untuk pengembangkan pembangunan ekonomi nasionalnya.
Kemudian pada Bali concord III Indonesia jelas punya kepentingan
nasional tersendiri sehingga KTT ke 19 tersebut bisa diadakan di Bali dan
13
di beri nama Bali concord III walaupun sebelumnya ada Bali Concord I
(1976) dan Bali Concord II (2003).
1.6.2 Landasan Teori
1.6.2.1 Teori Eksternal dan Internal Setting
Teori adalah sekumpulan generalisasi yang menghubungkan
berbagai macam konsep secara logis yang pada intinya akan menjelaskan
generalisasi tersebut. Teori ini akan membatu peneliti untukj menjelaskan
dan meramalkan fenomena yang dibahas sekaligus membantu kita apabila
akan membuat sutau keuputusan yang bersifat praktis.14 Setting
merupakan seperangkat pengelompokan faktor-faktor yang secara
potensial relevan dan kondisi-kondisi yang mungkin mempengaruhi
tindakan negara. 15kondisi setting tiap negara berbeda satu dengan lain hal
ini disebabkan banyak faktor semisal lingkungan, populasi, nemtuk
kemanusiaan dan lain-lain. Setting sebenarnya hampir sama dengan milieu
yang dikemukakan Sprout . Namun dari sisi tinjaun analisa setting lebih luas dan dinamis.
Setting menurut Robert Snyder dibagi menjadi dua. Pertama, setting Internal sesungguhnya memiliki dua unsur struktur yakni struktur
sosial keseluruhan dan struktur kelembagaan pemerintahan keseluruhan.
Kedua, yakni setting eksternal yang merujuk pada faktor-faktor dan
kondisi-kondisi yang ada diluar wilayah teritory negara- aksi-aksi dan
14
op. cit . Mohtar, mas’oed. Ilmu hubungan internasional :disiplin ilmu dan metodologi. LPES. Jakarta. 1990. Hal 185-187
15
reaksi dari negara lain (dari para pembuat keputusannya), masyarakat
tempat mereka bertindak dan dunia fisik.16
Ditinjau dari ketiga orde terbut maka punya setting internal dan
setting eksternal yang berbeda pula. Memang bipolaritas perang dingin
cukup membuat sesak nafas orde lama dan orde baru dalam melakukan
kebijakan lua negeri, dan hampir tiap dasawaran kondisi politik
internasional mengalami pergerakan dan dinamisasi yang cukup
membingungkan. Apabila kita menggunakan teori ini sebagai pisau analisa
maka kondisi politik dalam negeri dan pergolakan politik internasional
juga bisa menjadi contoj kongkrit terkait setting internal maupun setting
eksternal.
1.7 . Ruang Lingkup Penelitian
1.7.1 Ruang Lingkup Materi
Pembatasan ruang lingkup penelitian sangat berguna bagi peneltii
untuk membatasi pembahasan pada peneltian yang dilakukan. Kemudian
pembatasan ruang lingkup bertujuan untuk memberikan focus pembahasan
supaya tidak terjadi pembiasan objek.17 Maka ruang Lingkup materi yang
akan diteliti yakni ada pada keikutsertaan Indonesia pada pembetukan
Organisasi Internasional dari Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi yakni
KAA (Kofrensi Asia-Afrika), ASEAN dan Bali Concord III
1.7.2 Ruang Lingkup Waktu
16
Ibid
17
Ruang lingkup waktu yang digunakan pada penelitian ini ada tiga
tahap pendekatan waktu Orde Lama (1945-1955), Orde Baru (1965-1970)
dan Orde Reformasi (2004- 2012). Pembatasan ruang lingkup waktu ini
digunakan untuk menentukan Time Arrangment pada objek yang akan diteliti. Hal ini dimaksudkan untuk membatasi pembahasan penelitian agar
tidak terjadi split time yang akan menimbulkan pembiasan pada pembahsan penelitian.
1.8 . Jenis dan Tipe Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah kualitatif
deskripitif. penggunaan jenis penelitian ini disebabkan peneliti
mendapatkan data yang didapat dengan melakukan Studi Pustaka (Desk Research).18 Kemudian tipe penelitian yang digunakan yakni Deskripstif Analisis, dimana peneliti melakukan pengumpulan data berupa fenomena
dan melakukan setudi sejarah guna mendeskripsikan hasil akahir berupa
kesimpulan Penelitian.
1.9 . Variabel Penelitian
a. Variable Dependen adalah konsep yang hendak dijelaksan dan diramalkan kejadiannya dan yang terjadi sebagai akibat dari variabel
lain. 19Maka pada penelitian ini varibel dependenya adalah
Pembentukan KAA (Konferrensi Asia-Afrika), ASEAN dan
kesepakatan Bali Concord III.
18
Mohtar, mas’oed. Ilmu Hubungan Internasional :Disiplin Ilmu dan Metodologi. LPES. Jakarta. 1990. Hal 110
19
b. Variable Independent yakni konsep yang dipakai untuk menjelaskan dan meramalkan konsep lain dan yang terjadi sebelum terjadinya
variable dependen. 20Pada penelitian ini variable independentnya
adalah Analisa Politik Luar Negeri Indonesia. Secara metodolgis
adanya dua variabel tersebut berguna untuk mempermudah peneliti
dalam melakukan pembahsan pada perkara yang akan diteliti.
1.10 Metodologi Penelitian
1.10.1 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara
Kualitatif Deskripstif, data yang dikumpulan adalah data sekunder atau
yang sering disebut studi kepustakaan (library reseach).21 Data diperolah
dari media elktronik dan cetak berupa buku, majalah, jurnal, internet dan
lainya yang kiranya relevan dengan masalah penelitian
1.10.2 Metode Analisa Data
Analisa yang digunakan oleh penulis yakni analisa data Studi
Pustaka (Desk Research) yakni usaha untuk mengumpulkan data kemudian memberikan suatu kesimpulan akhir terkait seluruh data yang
sudah dikumpulkan melalui patokan dua variable yang ada. 22 Dengan
metode analisa data secara Studi Pustaka maka kesmipulan akhir pada
penelitian ini terdapat pada BAB terakhir. Patokan penelitiam ada pada
20
Ibid hal 111
21
Penejelasan selengkapnya terkait metode pengumpulan melaui dat sekunder bisa dilihat pada Bagong Suyanto dan Sutinah. Metode Penelitian Sosial : Berbagai Alternatif Pendekatan. Prenada Media. Jakarta hal. 136-139
22
bagaimana analisa pola politik luar negeri Indonesia mulai Orde Lama,
Orde Baru dan Orde Reformasi.
1.11 Argumen Dasar
Memang ada perbedaan latar belakang Keperntingan Nasional pada
setiap Orde yang berlangsung di Indonesia dalam menjalankan politik luar
negerinya. Persiapan pra dan pasca kemerdekaan menjadi focus utama
kebijakan politik luar negeri Indonesia masa orde lama sembari menata
kondisi politik dalam negeri yang bergejolak masa itu. Pada masa itu
Indonesia mebutuhkan legitimasi dari pihak luar negeri atas statusnya
sebagai Negara yang merdeka dan berdaulat. Maka ada upaya
pembentukan Organisasi Internasional guna mempercepat proses
penguatan legitimasi tersebut. Hasilnya yakni terselenggarakanya KAA
(Konferensi Asia-Afrika) pada 18 – 24 April 1955 dilaksanakan di Kota
Kembang Bandung. 23
Kemudian masa Orde Baru lain hal dan beda cerita. Politik luar
negeri yang dijalankan pada masa tersebut lebih cendrung akomodatif dan
bersahabat. Dengan maksud untuk melakukan penataan pada stabilitas
ekonomi, politik dan keamanan, maka pemerintahan orde baru
menginisiasi untuk membentuk (bersama singapura, Malaysia, Thailand
dan Philipine) Organisasi Regional di kawasan Asia tenggara bernama
23
ASEAN. 24 dari situ nama Indonesia kembali diakui dan menampilkan hal
yang berbeda.
Orde reformasi hari ini punya corak yang berbeda dalam
menjalakan politik luar negerinya. Tidak serta merta hanya untuk
perbaikan ekonomi pasca krisis 1998 yang belum selesai, namun politik
luar negeri Indonesia lebih cenderung untuk memperbaiki citra di mata
internasional. Dengan segala bentuk problematika dalam negeri yang
multidimensional membuat polugri Indonesia cenderung tidak berbentuk,
kurang focus dan pragmatis. Namun dengan terselenggarakannya Bali
Concord III pada 17-19 November 2011 di Bali, maka dari situlah
Indonesia mulai mendapat rasa percaya diri yang kuat dan seakan
memberitahukan kepada dunia Internasional bahwa Indonesia adalah
Negara yang aman dan damai.
Dari tiga Orde yang coba untuk di ulas kembali tersebut ternyata
penelti menemukan pola yang hampir sama dari tiga orde tersebut.
Indonesia pada KAA, ASEAN dan Bali concord III selalu menjadi
promotor dan cukup dominan pada semua kegiatan tersebut., mulai dari
Presidenya Soekarno, Soeharto sampai pada Susilo Bambang Yudhoyono
Indonesia terkesan untuk bisa dan tetap menguasai forum-forum tersebut.
24