• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAS KESEHATAN KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DINAS KESEHATAN KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2016"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Page 1

DINAS KESEHATAN

KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2016

Jln. Khatib Sulaiman Lt II Kel. Padang Karambia Kec. Payakumbuh Selatan Telp/ Fax. ( 0752 ) 796688 Kodepos 26227 email : dinkespayakumbuh@yahoo.co.id

(2)

Page 2 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………. i

DAFTAR ISI ……… ii

BAB I. PENDAHULUAN ……….. 1

BAB II. GAMBARAN UMUM A. KEADAAN GEOGRAFIS ……….. 4

B. KEADAAN PENDUDUK ………. 5

C. KEADAAN LINGKUNGAN ………. 5

BAB III. SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. MORTALITAS ……….9

B. MORDIBITAS ……….11

C. STATUS GIZI ………...13

BAB IV. SITUASI UPAYA KESEHATAN A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR ………15

B. PEMANFAATAN OBAT GENERIK ……….19

C. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN ……….19

D. PEMBINAAN PERBAIKAN GIZI …...20

BAB V. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. SARANA KESEHATAN ……….25

B. TENAGA KESEHATAN ……….27

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN ………27 BAB VI. PENUTUP

LAMPIRAN I. GRAFIK

(3)

Page 3

BAB I

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.Tingginya disparitas dan perlunya percepatan peningkatan aksesibilitas pelayanan kesehatan menuntut adanya dukungan sumber daya yang cukup serta arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan yang yang tepat. Dukungan data dan informasi kesehatan yang akurat, tepat, dan cepat dalam pengelolaan pembangunan kesehatan menjadi penting.

Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh meningkatnya derajat kesehatan masyarakat pada setiap tahunnya.

Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum yang menjadi tujuan Nasional.

Pembangunan Kesehatan yang merupakan integrasi dari pembangunan Nasional. Pembangunan Kesehatan sangat kompleks karena kesehatan sendiri sangat terkait dan menyentuh segala aspek kehidupan manusia seperti demografi, sosial ekonomi, pendidikan serta perkembangan fisik dan biologik.

Pembangunan kesehatan yang dijalankan selama ini memberi kontribusi yang cukup bermakna melalui peningkatan derajat kesehatan. Angka kematian bayi yang telah dapat ditekan, usia harapan hidup yang cenderung meningkat serta angka kematian yang semakin berkurang.

Status gizi yang diharapkan ternyata tidak terpenuhi sebagai akibat dampak krisis moneter yang berkepanjangan melanda Bangsa Indonesia, angka gizi buruk yang dilaporkan beberapa tempat dengan kategori rawan gizi menjadi tantangan sendiri dari Pemerintah Kota Payakumbuh walau

(4)

Page 4

program perbaikan gizi sudah berjalan dalam selang beberapa tahun terakhir, namun permasalahan gizi masih ditemukan di sebagian kecil kota.

Program-program investasi tetap dilakukan dalam rangka mengantisipasi agar kasus dapat dicegah dengan tujuan jangan sampai berdampak lebih luas dan apalagi yang bersifat kasus ledakan atau Kejadian Luar Biasa.

Melalui Undang-undang nomor 36 tahun 2009 pemerintah kota diberi kewenangan di bidang kesehatan. Penyusunan rencana kerja dan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan daerah haruslah ditopang oleh data dan informasi yang akurat.

Dalam pelaksanaan Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh dalam pelaksanaan tetap mendukung visi pembangunan kesehatan secara nasional, disebabkan permasalahan kesehtan secara menyeluruh di daerah tidak terlepas dari permasalahan secara nasional yang menyangkut keterkaitan upaya pembangunan secara global. Namun secara konkrit visi tersebut telah disempurnakan dengan mengadopsi kepada permasalahan spesifik wilayah Kota Payakumbuh yang khas di aderah. Visi tersebut adalah : “Masyarakat Payakumbuh yang Mandiri

untuk Hidup Sehat dan Sejahtera melalui Pelayanan Kesehatan yang Bermutu ,,

Produk Data yang terbit secara berkala merupakan informasi kesehatan yang tertuang dalam Profil Kesehatan, diharapkan dapat menjadi sarana penyedia data dan bermanfaat dalam penyusunan perencanaan sekaligus juga berfungsi dalam rangka evaluasi tahunan.

Salah satu sarana yang dapat di gunakan untuk melaporkan hasil pemantauan terhadap pencapaian Payakumbuh Sehat dan Penyelenggaraan Pelayanan Minimal adalah “PROFIL KESEHATAN”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Profil Kesehatan Kota Payakumbuh ini pada intinya berisi berbagai data/informasi yang menggambarkan tingkat pencapain Kota Sehat dan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang kesehatan.

Sedangkan untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut diperlukan indikator antara lain Indikator Standar Pelayanan Minimal,MDGs. Sumber data dalam program baik di lingkungan Dinas Kesehatan maupun berasal dari lintas sektor yang terkait yaitu BPS, Kantor KB, Rumah Sakit Swasta. Penyusunan Profil Kesehatan Kota Payakumbuh

(5)

Page 5

ini menggambarkan Pencapaian Program Kesehatan mengacu kepada Sistim Kesehatan Nasional (SKN).

Sub sistem upaya kesehatan akan digambarkan tersendiri pada Bab IV. Sedangkan sub sistem pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat akan digambarkan pada Bab V dan Sub sistem menajemen kesehatan digambarkan pada Bab III. Sehingga Profil Kesehatan Kota Payakumbuh Tahun 2015 ini terdiri dari 6 (enam) bab,yaitu :

Bab I : Pendahuluan; bab ini menyajikan tentang Latar Belakang dan Tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Payakumbuh kegiatan Tahun 2015 serta sistematika penyajiannya.

Bab II : Gambaran Umum; gambaran disajikan dalam bab ini meliputi aspek-aspek geografis, kependudukan, perekonomian, kesehatan lingkungan dan beberapa perilaku yang terkait dengan kesehatan.

Bab III : Situasi Derajat Kesehatan; bab ini berisi uraian tentang hasil-hasil pembangunan kesehatan yang mencakup tentang angka kematian, angka kesakitan dan keadaan status gizi.

Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan; gambaran ini berisi uraian tentang upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan untuk tercapainya dan berhasilnya program-program pembangunan di bidang kesehatan.

Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan; bab ini menguraikan tentang sumber daya yang mencakup tentang keadaan tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan yang ada.

(6)

Page 6

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. KEADAAN GEOGRAFIS

Secara goegrafis Kota Payakumbuh terletak pada posisi 00° 10' sampai dengan 00° 17' LS dan 100° 35' sampai dengan 100° 45' BT. Luas wilayah Kota Payakumbuh yaitu 80,43 Km² atau swetara dengan 0,19 persen dari luas propinsi Sumatera Barat.

Suhu udara Kota Payakumbuh berkisar antara 21 – 32° celcius dengan kelembaban udara berkisar antara 45 persen sampai dengan 50 persen. Keadaan topografi Kota Payakumbuh sebagian besar adalah dataran, dengan sedikit perbukitan. Ketinggian Kota Payakumbuh 514 meter di atas permukaan laut.

Keadaan Topografi Kota Payakumbuh bervariasi antara daratan dan

berbukit dengan ketinggian 514 meter diatas permukaan air laut.

Berdasarkan penggunaan tanah di Kota Payakumbuh, 2.771 Ha merupakan tanah sawah, 198 Ha kolam, dan sisanya 5,074 Ha berupa tanah kering. Sebagian besar tanah kering dimanfaatkan untuk bangunan yaitu 2,863 Ha dan sisa untuk kebun, hutan rakyat dan lain-lainnya.

Berdasarkan penggunaan tanah diatas, tanah untuk bangunan dan sekitarnya merupakan areal terluas yaitu 35,60 %. Jumlah ini telah melebihi areal tanah untuk sawah yang tercatat hanya 34,45 %.

Letak Kota Payakumbuh sangat strategis bila dilihat dari segi lalu lintas darat antar Propinsi Sumbar-Riau. Kota Payakumbuh merupakan pintu gerbang dari arah Pekan Baru menuju Kota-kota penting di Sumatera Barat.Jarak Kota Payakumbuh ke kota Pekan Baru 188 Km dan dapat ditempuh selama 3 Jam perjalanan dengan angkutan pribadi, sedangkan jarak ke kota Padang sejauh 124 km.

(7)

Page 7 B. KEADAAN PENDUDUK

Kota Payakumbuh merupakan segi tiga emas, yang mana perlintasan Propinsi Riau dan Kabupaten Lima Puluh Kota, jumlah penduduknya yang relatif banyak. Besarnya jumlah penduduk tersebut disamping merupakan potensi daerah juga menimbulkan berbagai permasalahan sosial termasuk masalah kesehatan.

Jumlah penduduk Kota Payakumbuh berdasakan data dari Kantor Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh tahun 2015 berjumlah 127.826 jiwa dengan jumlah laki-laki 63.502 jiwa dan perempuan 64.324 jiwa, dimana penduduk perempuan lebih banyak dari penduduk laki-laki. Menurut Kecamatan penduduk yang terbanyak di Kecamatan Payakumbuh Barat (50.024 jiwa) dan Kecamatan Lomposi Tigo Nagari sedikit ( 9.405 jiwa).

Pada tahun 2015 jumlah pemegang jamkesmas (PBI) APBN tercatat sebanyak 34.12 jiwa, PBI APBD / Jamkesda sebanyak 39.317 jiwa, Total seluruhnya sebanyak 113.055 jiwa. Peningkatan produktifitas ekonomi Kota Payakumbuh didominasi sektor perdagangan, pertanian dan wisata. Meningkatnya aktifitas ekonomi berpengaruh terhadap peningkatan usaha kecil dan menengah pada sektor kerajinan dan industri kecil baik dalam pengadaaan bahan baku maupun dalam pemasaran.

C. KEADAAN LINGKUNGAN

Keadaan Lingkungan Kota Payakumbuh diuraikan dalam bentuk indikator-indikator persentase rumah sehat, persentase Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) sehat dan keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih.

1. RUMAH SEHAT

Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah. Dari kompilasi data yang dikumpulkan melalui Profil Kesehatan Kota Payakumbuh, jumlah rumah yang ada 27.723 (tabel 58). Jumlah rumah yang memenuhi syarat 86,1 % Dilihat dari persentase KK yang mengggunakan jamban 87,3 % Jika dibandingkan dengan persentase 2014 86,7 % terjadi peningkatan, adanya peningkatan jumlah sarana di masing-masing kecamatan dalam kepemilikan jamban keluarga,tempat sampah, dan saran pengolahan air limbah. Hal ini disebabkan terjadi perubahan prilaku hidup bersih dan sehat masyarakat Kota Payakumbuh.

(8)
(9)

Page 9 1. TEMPAT-TEMPAT UMUM DAN TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN

Tempat-tempat Umum (TTU) dan Tempat Umum Pengelolaan Makanan (TUPM) merupakan sarana yang dikunjungi banyak orang, dan berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit. Jumlah Tempat-tempat umum yang ada sebanyak 144 buah dan yang memenuhi syarat kesehatan 136 buah ( 94,4 %), sedangkan TUPM meliputi restoran, pasar dan lain-lain. TUPM sehat adalah tempat umum dan tempat pengelolaan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai yang sesuai dengan banyaknya pengunjung dan memilki pencahayaan ruang yang memadai. Dari 1055 buah TUPM yang ada memenuhi syarat sebanyak 763 buah (72,3%).

2. AKSES TERHADAP AIR MINUM

Jumlah KK yang menggunakan Akses Air Bersih tahun 2015 dapat dibedakan menurut sumbernya antara lain : PAM sebanyak 24.061 sarana, jumlah sumur gali yang ada sebanyak 2.358 sarana yang memenuhi syarat sebanyak 2.149 buah dan lain-lain. Jumlah penduduk dengan akses terhadap air minum yang layak sebanyak 122.641 jiwa (95,99%). Jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2014 terjadi peningkatan cakupan akses air bersih di Kota Payakumbuh

(10)

Page 10

JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7

1 Payakumbuh Barat Ibuh 4,533 115 47 41 2 Payolansek 3,867 116 65 56 3 Parit Rantang 3,213 100 49 49 4 Payakumbuh Timur Tiakar 2,466 100 50 50

5 Air Tabit 3,010 107 89 83

6 Payakumbuh Utara Tarok 3,591 110 73 66 Lampasi 2,777 65 35 54 7 Latina Lampasi 2,056 50 30 60 8 Payakumbuh Selatan Padang Karambia 2,210 100 59 59 JUMLAH (KAB/KOTA) 27,723 863 497 57.6

Tabel. 2 Akses Terhadap Air Minum Tahun 2015

NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PENYELENGGA RA AIR MINUM JUMLAH SAMPEL DIPERIKSA MEMENUHI SYARAT (FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN

(11)

Page 11

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Gambaran derajat kesehatan masyarakat Kota Payakumbuh terdiri dari: mortalitas, dan status gizi masyarakat.

A. MORTALITAS

Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat angka kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dari pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian ini dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian.

1. Kasus Kematian Bayi

Ada banyak faktor yang mempengaruhi kematian bayi tetapi tidak mudah untuk menentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominan. Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat melalui survei, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah sedangkan data kematian pada fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Kasus kematian bayi tahun 2015 sebanyak 27 orang, kematian anak balita 2 orang. jika dilihat pada tahun sebelumnya terjadi peningkatan kasus sebanyak 2 kasus kematian, terjadinya peningkatan kasus di puskesmas Ibuh dan Payolansek dan puskesmas Lampasi. Yang mempengaruhi tingkat kematian bayi ada beberapa faktor yaitu ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang kurang atau faktor aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan dan tenaga medis yang terampil serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan, hal ini merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat kematian bayi. Dewasa ini pelayanan kesehatan sudah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai akan tetapi belum ditunjang dengan aksebiliti yang baik dan tepat sasaran. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh kondisi masyarakat yang serba kekurangan.

(12)

Page 12

Grafik 3. Kasus Kematian Bayi Tahun 2011-2015

2. Kasus Kematian Ibu Maternal

Kasus kematian ibu maternal tahun 2015 sebanyak 3 orang, terjadinya penurunan kasus kematian ibu hamil 2 orang di Puskesmas Tarok , Sedangkan kematian ibu nifas 1 orang yakni di Puskesmas Ibuh. Di bandingkan dengan tahun 2014 terjadi penurunan kasus kematian ibu. Angka ini diperoleh dari pelacakan kasus yang dilakukan Bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh. Penyebab kematian ibu tersebut disebabkan karna Eklamsi dan adanya infeksi.

0 5 10 15 20 25 30 2011 2012 2013 2014 2015 24 21 28 22 27

(13)

Page 13

Grafik 4. Kasus Kematian Ibu Tahun 2011-2015

B. MORBIDITAS

Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari masyarakat diperoleh dari pendataan dasar puskesmas dan hasil pengumpulan data baik dari Dinas Kesehatan kota Payakumbuh maupun dari sarana pelayanan kesehatan yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP).

Secara umum, gambaran angka kesakitan masyarakat di Kota Payakumbuh bisa dilihat di deretan 10 penyakit terbanyak di Puskesmas se- Kota Payakumbuh yakni :

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 2011 2012 2013 2014 2015 5 3 1 4 3

(14)

Page 14

Tabel. 10 Penyakit Dengan Kunjungan Terbanyak di Puskesmas se- Kota Payakumbuh, Tahun 2015.

No Jenis Diagnosis Penyakit Jumlah Kunjungan

1. Infeksi akut saluran pernafasan atas 25.782 2. Hipertensi Primer 6.183

3. Rhematik 5.000

4. Gasteristis 4.962 5. Penyakit Pulpa dan jaringan periapikal 4.540 6. Penyakit Kulit Alergi 2.918 7. Dispepsia 2.879 8. Diabet Melitus 1.991 9. Kelainan Refraksi 1.632 10. Cephalgia 1.557 Jumlah 57.444

Dari tabel diatas tergambar bahwa pola penyakit di Kota Payakumbuh juga mengalami double borned desease, selain penyakit infeksi yang berjangkit dan menular masih terjadi di Payakumbuh, namun penyakit degeneratif seperti hipertensi, Rematoid dan Diabet Melitus juga mulai mendominasi masyarakat di Kota Payakumbuh.

1. PENYAKIT MENULAR

Penyakit menular yang disajikan dalam Profil Kesehatan Kota Payakumbuh antara lain TB Paru, Kusta ,Diare dan Pneomonia.

a. Penyakit P2 TBC

Berbagai upaya yang telah dilakukan dalam penanggulangan penyakit P2 TBC telah banyak mencapai hasil, dimana perkiraan angka penemuan TB Paru Positif tahun 2015 sebanyak 205 orang sedangkan penemuan dan pengobatan BTA Positif sebanyak 100 orang (48,8%)di bandingkan dengan penemuan penderita pada tahun 2014 terjadinya penurunan kasus (55,5%) terutama kasus di Puskesmas Ibuh, Air Tabit, Payolansek dan Lampasi .Kecendrungan pencapaian cakupan P2TBC ini ditunjang dengan adanya pelatihan dokter dan paramedis puskesmas, penyuluhan TB, pelatihan tenaga laboratorium dan bimbingan teknis dokter ahli paru.

(15)

Page 15 b. Pneumoni

Jumlah penderita Pneumonia Balita tahun 2015 sebanyak 467 kasus dan penderita yang ditangani 100%. Jika dilihat tahun 2014 sebanyak 356 kasus sehingga terjadi peningkatan kasus pada tahun 2015. Ini terjadi karena penjaringan pelayanan terpadu balita sakit di Puskesmas sudah berjalan dengan baik.

C. PENYAKIT POTENSI KLB / WABAH a. Diare

Kasus Diare di Kota Payakumbuh yang tercatat melalui Profil Kesehatan yaitu terlihat dari penderita diare pada balita dan dewasa yang datang dan dilayani sesuai standar pelayanan tahun 2015 sebanyak 2.154 kasus (79,1%) dan penderita ditangani 100% . Jika dilihat tahun 2014 sebanyak 2.081 kasus sehingga terjadi peningkatan kasus pada tahun 2014.

b. D B D

Kasus DBD di Kota Payakumbuh pada tahun 2015 sebanyak 31 kasus dan penderita yang ditangani 100% , terjadi peningkatan jumlah kasus dibanding dengan tahun 2014 sebanyak 9 kasus.Peningkatan kasus terjadi di wilayah kerja Puskesmas Ibuh, Payolansek,Parit Rantang, Tiakar,Tarok dan Lampasi.

D. STATUS GIZI

Untuk indikator status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator antara lain bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) pada tahun 2015 ada 57 bayi BBLR terjadi peningkatan kasus di banding dengan tahun 2014 ditemukan 49 bayi .

1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Berat badan lahir rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. Pada tahun 2015 di Kota payakumbuh jumlah bayi dengan berat badan lahir rendah sebanyak 47 bayi (0,5 %) dari 2.633 bayi yang lahir hidup,adanya penurunan penemuan kasus dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak ( 0,1%).

(16)

Page 16

Grafik 5. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Tahun

2011-2015

2. Status Gizi balita

Pengukuran secara antropometrik yang menggunakan indeks berat badan menurun. Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah pengukuran secara antropometrik yang menggunakan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) atau dengan grafik yang ada dalam KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari pemantauan di Posyandu pada tahun 2015 terdapat 0,5 % balita dengan berat badan bawah garis merah (BGM) di kota Payakumbuh, terjadinya penurunan balita dengan berat badan garis merah tahun 2014 ( 0,6%). 0 10 20 30 40 50 60 70 80 2011 2012 2013 2014 2015 53 58 74 49 57

(17)

Page 17

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan khususnya pada tahun 2015.

A. Pelayanan Kesehatan Dasar

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, yang dimaksu dengan keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami dan istri, atau suami , istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya , atau ibu dan anaknya.

Keluarga memiliki fungsi yang sangat strategis dalam mempengaruhi status kesehatan anggotanya. Diantara fungsi keluarga dalam tatanan masyarakat yaitu memenuhi kebutuhan gizi dan merawat serta melindungi kesehatan para anggotanya. Hal itu dilakukan dalam upaya untuk mengoptimalkan pertumbuhan , perkembangan dan produktifitas seluruh anggotanya, oleh karena keadaan kesehatan salah satu anggota dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain.

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

Seorang ibu mempunyai peranan yang sangat besar di dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami ibu bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya.

(18)

Page 18

Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satu yaitu angka kematian ibu (AKI), AKI meupakan salah satu indikator peka terhadap kualitas dan aksesbilitas fasilitas pelayanan kesehatan . Indikator kesehatan ibu antara lain :

a. Pelayanan Antenatal (K4)

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilan, yang mengikuti program pedoman pelayanan antenatal yang titik beratnya pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal.

Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar minimal yaitu paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil. Gambaran Kota Payakumbuh pada tahun 2015 dari 3.138 ibu hamil dengan cakupan K4 sebanyak 2.732 ibu hamil (87,1%) adanya penurunan jumlah kunjungan K4 dibandingkan tahun 2014 dimana pencapaian cakupan K4 ibu hamil tahun 2014 sebesar ( 88,6 %.), penurunan kunjungan K4 terjadi di puskesmas Parit Rantang (9,4 % ), puskesmas Tiakar (7,2 %), puskesmas Lampasi (5,3 %), puskesmas Padang Karambia (2,3%) .

(19)

Page 19

Grafik 6. Kunjungan K4 Ibu Hamil Tahun 2011-2015

b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan

Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter umum, dan bidan serta fasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan persalinan adalahproses pelayanan persalian dimana pada kala I sampai kala IV persalinan. Sedangkan tenaga kesehatan yang memeiliki kompetensi kebidanan adalah tebnaga kesehatan yang memeliki kemampuan klinis kebidanan yang sesuai standar.

Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa kehamilan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan. Hasil dari Profil Kesehatan tahun 2015 menunjukan bahwa 2.996 persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 2.631 persalinan (87,8%). Hal ini menunjukan bahwa ibu hamil telah memanfaatkan keberadaan tenaga kesehatan di Kota Payakumbuh. Jika dibandingkan dengan tahun 2014 terjadi penurunan persalian oleh tenaga kesehatan sebanyak 0,8 %.

2000 2100 2200 2300 2400 2500 2600 2700 2800 2011 2012 2013 2014 2015 2508 2297 2448 2539 2732

(20)

Page 20

Grafik 7. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Tahun 2011-2015.

2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah

Usia sekolah dan remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun mental, pada masa ini dibutuhkan pelayanan kesehatan dini. Pada kelompok anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja pelayanan kesehatan dilakukan dengan cara pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak sekolah dasar/ sederajat serta pelayanan kesehatan pada remaja baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS dan dokter kecil. Dari hasil pengumpulan data Kota Payakumbuh menunjukan bahwa cakupan deteksi tumbuh kembang anak balita (pra sekolah) 8.383 anak balita (76,3 %) dari 10.991 orang anak balita dan penjaringan siswa SD Kelas 1 yang diperiksa sebanyak 3.057 siswa (97,2 %) dari 3.142 siswa.

2100 2200 2300 2400 2500 2600 2700 2011 2012 2013 2014 2015 2369 2285 2519 2568 2631

(21)

Page 21 3. Pelayanan Imunisasi

Imunisasiadalah suatu upaya untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut tidaka akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.Beberapa penyakit menular yang termasuk kedalam penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiantara lain : TBC, Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Pertusis, Campak , Polio.

Universal Child Immunization adalah tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada bayi 0-11 bulan, ibu hamil, WUS, dan anak sekolah. Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis, 1 dosis Campak. Ibu hamil dan WUS meliputi 2dosis TT. Anak sekolah tingkat dasar meliputi 1 dosis DT, 1 dosis Campak dan 2 dosis TT. Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Pada Tahun 2015 Kota Payakumbuh telah mencapai 60 Kelurahan ( 94,74% ) dari 62 kelurahan yang ada di Kota Payakumbuh, dimana target nasional adalah 100% desa UCI. terjadinya peningkatan pencapaian kelurahan UCI 2,06 % dibandingkan dengan pencapaian tahun 2014. Cakupan Imunisasi BCG sebesar ( 94,9% ), DPT3+HB3 ( 81,9 % ), Polio 4 ( 82,4 %) dan Campak ( 83,5% ).

B. Pemanfaatan Obat generik

Pemanfaatan obat generik terlihat dari jumlah pelayanan pasien yang menggunakan obat generik. Penulisan resep obat generik yang dilaporkan sebanyak 230.284 resep dari 231.835 resep yang ada (99,3 %).

C. Pembinaan Kesehatan Lingkungan

Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menegaskan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditunjukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi tingginya.Lingkungan sehat mencakup lingkungan permukiman, tempat kerja, menimbulkan gangguan , diantaranya limbah ( cair, padat dan gas ), samapah yang tidak diproses sesuai dengan persayaratan, vektor

(22)

Page 22

penyakit, zat kimia berbahaya , kebisingan yang melebihi ambang batas, radiasi, air yang tercemar, udara yang tercemar dan makanan yang terkontaminasi.

Untuk memperkecil resiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan sebagai akibat lingkungan yang kurang sehat. Untuk itu dilakukan berbagai upaya peningkatan kualitas lingkungan antara lain dengan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi yang dilakukan secara berkala.

Upaya yang dilakukan mencakup pemantauan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar. Hasil dari data yang dilaporkan terhadap lingkungan yang ada sebanyak 144 buah, dibina dan memenuhi syarat kesehatan sebanyak 136 (94,4%). Dari jumlah institusi pendidikan yang ada 124 buah dan memenuhi syarat kesehatan sebanyak 118 buah (95,2%), sarana kesehatan 9 buah yang dibina dan memenuhi syarat kesehatan sebanyak 9 buah (100%), sarana Hotel/penginapan sebanyak 11 yang dibina memenuhi syarat kesehatan 9 buah (81,2%),

D. Pembinaan perbaikan Gizi

Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakekatnya untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa permasalahan gizi sering dijumpai pada masyarakat adalah kekurangan kalori protein, kekurangan vitamin A, gangguan akibat kekurangan yodium dan anemia gizi besi.

1. Pemantauan Pertumbuhan Balita

Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan balita dilakukan melalui kegiatan penimbangan di posyandu secara rutin tiap bulan. Hasil dari data yang dilaporkan diperoleh jumlah balita yang ada sebanyak 13.932 balita yang ditimbang sebanyak 9.265 balita ( 66,5 %), Sementara itu balita dengan bawah garis merah (BGM) sebesar 47 balita (0,5%) , dari hasil penimbangan jumlah balita di bawah garis merah terbanyak di puskesmas Tarok, Tiakar, Air Tabit dan puskesma Ibuh.

(23)

Page 23

Grafik 8. Jumlah Balita ditimbang Tahun 2011-2015

2. Pemberian Kapsul Vitamin A

Cakupan pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali pada balita pada tahun 2015, yaitu Bayi sebanyak 1.163 (39,5 %) dari jumlah bayi 2.941 bayi sedangkan jumlah anak balita mendapat vit.A 7.644 (98,7 %) balita yang ada sebanyak 7.741 orang, jumlah balita 13.932 balita dan yang mendapat vit.A 9.064 balita (65.1%) Target pencapaian sampai tahun 2015 sebesar untuk bayi 90 % , target balita 80 % . Pencapaian pemberian vit.A sudah diatas target berarti masyarakat sudah memahami kegunaan dari vitamin A bagi balita.

3. Pemberian Tablet Besi

Pada tahun 2015 jumlah ibu hamil yang ada sebanyak 3.138 dan yang mendapatkan tablet besi (Fe3) sebanyak 2.752 bumil ( 87,7 % ), adapun target pencapaian untuk tahun 2015 sebesar 95%.

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 2011 2012 2013 2014 2015 9711 12186 12595 12822 13932 8082 9023 9767 9085 9265 79.90% 77.80% 77.50% 90.00% 66.50%

(24)

Page 24

Secara umum upaya kesehatan terdiri dari dua vunsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat serta swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, peningkatan kesehatan keluarga, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.

Berikut ini adalah hasil gambaran dari capaian kinerja indikator Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh Tahun 2015, sebagai berikut :

Tabel

Matrik Hasil Capaian Kinerja Atas Indikator Dinas Kesehatan Tahun 2015

Sasaran Strategis INDIKATOR Target Sasaran

Fisik Capaian Fisik Realisasi I. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat 1. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

100% 628 612 97,45% 2. Cakupan Pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

95% 2.996 2.631 87,82%

3. Cakupan kunjungan bayi 90% 2.853 2.559 89,7% 4. Meningkatnya cakupan

kunjungan ibu hamil lengkap (K4)

90% 3.138 2.732 87,06%

5. Meningkatnya cakupan ibu nifas

(25)

Page 25

6. Cakupan pelayanan

neonatus dengan

komplikasi yang ditangani 7. Cakupan pelayanan anak

balita

8. Persentase balita Gizi Buruk 9. Cakupan Balita Gizi Buruk

mendapatkan perawatan 85% 76% < 3 % 100% 428 11.079 306 17 291 8.384 17 17 67,99% 75,67% 0,16% 100% II. Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit menular dan tidak menular

1. Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA +

a. Penemuan b. Penanganan

2. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD

3. Cakupan penemuan dan penanganan penderita HIV/AIDS

4. Cakupan penemuan dan penanganan penderita Hipertensi a. Penemuan (usia >40 th) b. Penanganan 5. Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 6. Prosentase rumah tangga

ber-PHBS

7. Persentase rumah sehat

70% 100% 100% 95% 37% 90% 100% 65% 78,4% 205 100 31 16 13.526 2.104 62 27.311 23.565 100 100 31 16 2.104 2.104 60 9.868 23.833 48,78% 100% 100% 100% 5,8% 100% 96,7 36,1% 85,97 IV. Meningkatnya pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan

1. Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per satuan penduduk

15.555 5.184 15.555 5.184 15.978 5.557 100% 100%

2. Persentase Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi

12,5% 1 pusk 1 pusk 12,5%

3. Ratio tenaga medis per satuan penduduk

2.439 2.439 1.304 187,0%

4. Rasio dokter per satuan penduduk

3.659 3.659 1.660 219,1%

5. Rasio Posyandu per satuan balita

(26)

Page 26 V. Meningkatnya perlindungan financial, ketersediaan, penyebaran dan mutu obat serta sumberdaya kesehatan 1. Kecukupan ketersediaan obat dan vaksin

18 bln 18 bln 18 bln 100% 2. Prosentase sekolah yang

menyediakan PJAS melalui warung sekolah

50% 25 sek 15 sek 40%

3. Prosentase industri pangan yang mendapatkan sertifikat penyuluhan 78% 337 IRTP 188 IRTP 55,8% 4. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin < 15% < 5.119 2.494 (7,3%) 100% 5. Presentase kepesertaan SJSN Kesehatan 83% 126.137 113.175 88,5

(27)

Page 27

BAB V

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokan dalam sajian data dan informasi mengenai sarana kesehatan dan tenaga kesehatan

A. Sarana Kesehatan

Pada bab ini akan diuraikan mengenai sarana kesehatan diantaranya Puskesmas, rumah sakit, sarana upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) dan tenaga kesehatan.

1. Puskesmas

Pada tahun 2015 jumlah Puskesmas di Kota Payakumbuh sebanyak 8 Puskesmas dengan jumlah Puskesmas rawatan 2 buah yaitu puskesmas Ibuh dan Puskesmas Lampasi. Secara konseptual Puskesmas menganut konsep wilayah dan diharapkan dapat melayani sasaran penduduk rata-rata 20.000 penduduk (minimal). Dengan jumlah Puskesmas tersebut berarti 1 puskesmas di Kota Payakumbuh rata-rata melayani sebanyak 15.375 jiwa. Puskesmas pembantu pada tahun 2015 berjumlah 23 buah.

2. Rumah Sakit

Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit (RS) antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat tidur serta rasio terhadap jumlah penduduk. Jumlah rumah sakit di Kota Payakumbuh sebanyak 4 unit dengan rincian 1 rumah sakit pemerintah yaitu RSUD dr Adnaan WD (rumah sakit umum daerah) dan 1 rumah sakit swasta yaitu rumah sakit Islam “Ibnu Sina ,Rumah sakit khusus Bedah dan Rumah sakit Bersalin Ibu dan Anak Sukma Bunda.

(28)

Page 28 3. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi

Salah satu indikator penting untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan adalah jumlah sarana produksi dan distribusi sediaan alat farmasi. Data yang berhasil dikumpulkan Tahun 2015 adalah jumlah apotik di Kota Payakumbuh sebanyak 28 Apotik, 8 toko obat, 12 Klinik dan 1 Instalasi farmasi dan bidan praktek 20 buah.

4. Sarana Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan pemanfaatan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah posyandu, polindes dan desa siaga. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangan posyandu dikelompokan menjadi 4 strata yaitu pratama, madya, purnama dan mandiri. Jumlah posyandu di Kota Payakumbuh sebanyak 165 posyandu dengan rincian yaitu : posyandu pratama sudah tidak madya sebanyak 1 buah, , posyandu purnama 82 buah (49,7 %) dan posyandu mandiri 82 buah (49,7 %).

Grafik 9. Jumlah Posyandu Tahun 2010-2014

165 165 165 165 165 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 2011 2012 2013 2014 2015

(29)

Page 29 B. Tenaga Kesehatan

Dewasa ini penyelenggaraan upaya kesehatan tidak hanya dilakukan pemerintah, akan tetapi juga diselenggarakan oleh pihak swasta. Berikut ini gambaran situasi ketersediaan tenaga kesehatan baik yang bekerja di sektor pemerintah maupun swasta.

Data ketenagaan ini diperoleh dari hasil pengumpulan data oleh Seksi Data dan Evaluasi / Pelaporan, Subdin Kendali Program. Data yang dapat dikumpulkan meliputi data jumlah dan jenis sumber daya manusia kesehatan yang ada pada dinas kesehatan, puskesmas dan rumah sakit pemerintah dan swasta.

Jumlah dan jenis sumber daya manusia kesehatan di Kota Payakumbuh yang melayani pasien baik di pemerintahan maupun swasta terdiri dari, Dokter Umum 87 orang, Dokter spesialis 26 orang, dan Dokter gigi 21 orang, perawat 283 orang, Perawat gigi 27 orang, bidan 145 orang. Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh sudah mempunyai standar tenaga untuk kebutuhan puskesmas yaitu berdasarkan jumlah penduduk dan luas wilayah serta jumlah kelurahan yang ada diwilayah puskesmas bersangkutan.

C. Pembiayaan Kesehatan

Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari pemerintah dan masyarakat. Anggaran pemerintah bersumber dari APBN dan APBD. Total anggaran APBD Kota Payakumbuh pada tahun 2015 di luar belanja PNS sebesar Rp. 81.412.521.299.,- dimana sebesar Rp.39.519.276.642,- di alokasikan di Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit di luar belanja PNS Kesehatan .Total persentase anggaran kesehatan dengan anggaran APBD Kota adalah sebesar 13,4 %.

(30)

Page 30

BAB VI

PENUTUP

Data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam pelaksanaan manajemen. Penyediaan data dan informasi yang berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Di bidang kesehatan, data dan informasi ini diperoleh melalui penyelenggaraan sistem informasi kesehatan.

Namun sangat disadari sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan secara menyeluruh. Hal ini berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang disajikan dalam profil kesehatan yang diterbitkan saat ini belum sesuai dengan harapan. Walaupun demikian, diharapkan Profil Kesehatan Kota Payakumbuh Tahun 2015 ini dapat memberikan gambaran secara garis besar tentang seberapa jauh keadaan kesehatan masyarakat yang telah dicapai sampai tahun 2015 dalam mencapai Visi Misi Payakumbuh Sehat 2015.

Gambar

Grafik 3. Kasus Kematian Bayi Tahun 2011-2015
Grafik 4. Kasus Kematian Ibu Tahun 2011-2015
Grafik  5.  Bayi  dengan  Berat  Badan  Lahir  Rendah  Tahun  2011-2015
Grafik 6. Kunjungan K4 Ibu Hamil Tahun 2011-2015
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan penyajian Informasi dalam bentuk tabel dan grafik serta antar– muka yang memudahkan pihak eksekutif dalam memahami data yang ditampilkan, diharapkan pihak

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui jenis-jenis bakteri pada limbah domestik yang dapat mendegradasi detergen, yang

Notebook dengan ukuran A6 terdapat dua bahan dalam notebook ini yaitu untuk cover menggunakan bahan art paper 150 gr hal itu agar tidak mudah rusak saat dipakai, dan untuk isi

Ketepatan dalam melakukan identifikasi pada pasien bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan identifikasi yang dapat berakibat pada salah pasien, salah pemberian

Selain itu, hasil yang diperoleh tidak disajikan dalam bentuk angka atau persentase, melainkan data deskriptif yang lengkap, sehingga memungkinkan analisa permasalahan yang

Jika dibandingkan hasil grafik cangkang Pensi kalsinasi 300˚C dengan grafik XRD cangkang Pensi sebelum kalsinasi seperti pada Gambar 2 diperoleh bahwa terdapat

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Adolf ina &amp; Uhing (2017) bahwa dalam penelitian mereka menyatakan bahwa pemberian reward tidak berpengaruh terhadap

Dengan menggunakan algoritma pembelajaran rambatan balik, sistem jaringan syaraf kabur dapat mengidentifikasi aturan-aturan kabur dan melatih fungsi keanggotaan dari logika