ANALISIS PERSEPSI KEBERMANFAATAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, PERSEPSI KEPUASAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DENGAN PENGGUNAAN E-BILLING SEBAGAI SARANA PEMBAYARAN PAJAK
SECARA ELEKTRONIK
Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Mataram Timur
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Restianti Ismail Tandi 132114199
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
ANALISIS PERSEPSI KEBERMANFAATAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, PERSEPSI KEPUASAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DENGAN PENGGUNAAN E-BILLING SEBAGAI SARANA PEMBAYARAN PAJAK
SECARA ELEKTRONIK
Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Mataram Timur
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Restianti Ismail Tandi 132114199
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iii
iv
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”
(Filipi 4:13)
“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,
sebab Ia yang memelihara kamu”
(1 Petrus 5:7)
“You only live once, but if you do it right, once is enough”
(unknown)
Dengan penuh syukur kupersembahkan skripsi ini untuk:
Juruselamatku, Tuhan Yesus Kristus
Ayahku Johar Ismail Tandi dan Ibuku Yelies Sumba Uppa
Adikku tersayang Aprilia Dwi Ismail Tandi
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
ANALISIS PERSEPSI KEBERMANFAATAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, PERSEPSI KEPUASAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DENGAN PENGGUNAAN E-BILLING SEBAGAI SARANA PEMBAYARAN PAJAK
SECARA ELEKTRONIK
Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Mataram Timur
Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 18 Juli 2017 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Juli 2017
Yang membuat pernyataan,
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Restianti Ismail Tandi
Nomor Mahasiswa : 132114199
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS PERSEPSI KEBERMANFAATAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, PERSEPSI KEPUASAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DENGAN PENGGUNAAN E-BILLING SEBAGAI SARANA PEMBAYARAN PAJAK
SECARA ELEKTRONIK
Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Mataram Timur
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya untuk memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 31 Juli 2017
Yang menyatakan,
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Ak., CA. selaku dosen
pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberi
bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ign. Aryono Putranto, SE., M.acc., Ak. yang telah memberikan
masukan-masukan yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
4. Semua dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah
membagikan ilmu dan pengalamannya dalam proses perkuliahan.
5. Kepala Kantor serta pegawai DJP Kantor Wilayah Nusa Tenggara dan
KPP Pratama Mataram Timur yang telah memberikan persetujuan serta
memberikan kesempatan bagi penulis dalam melakukan penelitian.
6. Mama dan Papa, yang selalu mencintai dan menyayangi, yang selalu
mendoakan penulis.
7. Adikku, Aprilia Dwi Ismail Tandi yang selalu setia memberikan semangat,
yang selalu menemani disetiap perjalanan pembuatan skripsi ini.
8. Keluarga besar Mama dan Papa, terimakasih untuk segala bentuk
viii
9. Kata, Shindy, Tita, Evan, Dika, David, dan Eugen terima kasih untuk
segala hal terindah yang pernah dilalui bersama, untuk setiap bahagia,
tawa, dan tangis yang telah dilewati selama 4 tahun terindah ini.
10. Lory sahabat sedari SMP, SMA, hingga sampai saat ini kami berjuang
bersama di Kota Jogja ini. Terima kasih untuk setiap doa, dukungan,
semangat, dan terima kasih karena selalu ada untuk penulis.
11. Deasy sahabat yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada penulis.
12. Teman-teman kelas D Akuntansi 2013 yang selalu berbagi tawa, canda,
dan kenangan indah kebersamaan kita.
13. Teman-teman Kelas MPAT, Tita, Thomas, Karlen, Siska, Indah, Fafa,
Livia, Lita, Egi, Charis, Agel, Vivi, dan Cefin terimakasih atas masukan,
dinamika, dan kebersamaannya selama ini.
14. Teman-teman seperjuangan Akuntansi angkatan 2013 yang selalu berbagi
ilmu yang bermanfaat.
15. Serta semua pihak yang sudah membantu selama penyelesaian Tugas
Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Juli 2017
Penulis
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii
ABSTRAK ... xiii
ABSTRACT ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
A. Persepsi... 8
B. Pajak ... 12
C. Wajib Pajak ... 14
D. Surat Setoran Pajak ... 16
E. E-Billing ... 16
F. Model Penerimaan Teknologi ... 18
G. Penelitian Terdahulu ... 22
H. Kerangka Berpikir ... 24
BAB III METODE PENELITIAN... 26
x
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 26
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 26
D. Data Penelitian ... 26
E. Teknik Pengumpulan Data ... 27
F. Populasi dan Sampel ... 28
G. Variabel Penelitian ... 29
H. Teknik Pengujian Instrumen ... 36
I. Teknik Analisis Data ... 37
BAB IV GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA ... 43
A. Sejarah KPP Pratama Mataram Timur ... 43
B. Tugas dan Fungsi KPP Pratama Mataram Timur ... 44
C. Visi dan Misi KPP Pratama Mataram Timur ... 45
D. Struktur Organisasi ... 45
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 48
A. Deskripsi Karakteristik Responden ... 48
B. Uji Instrument Penelitian ... 51
C. Analisis Data ... 56
D. Pembahasan ... 87
BAB VI PENUTUP ... 94
A. Kesimpulan ... 94
B. Keterbatasan Penelitian ... 95
C. Saran ... 95
DAFTAR PUSTAKA ... 97
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1: Batasan Skor Reliabilitas Cronbanch’s Alpha ... 37
Tabel 3.2 : Kategori Tingkat Persepsi Kebermanfaatan ... 39
Tabel 3.3 : Kategori Tingkat Persepsi Kemudahan ... 39
Tabel 3.4 : Kategori Tingkat Persepsi Kepuasan ... 40
Tabel 4.1: Jumlah Sumber Daya Manusia KPP Pratama Timur ... 47
Tabel 5.1 : Rincian Kuesioner ... 48
Tabel 5.2 : Data Responden berdasarkan Pekerjaan ... 49
Tabel 5.3 : Data Responden berdasarkan Lama Penggunaan e-Billing ... 50
Tabel 5.4 : Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Kebermanfaatan ... 51
Tabel 5.5 : Hasil Uji Validitas Persepsi Kemudahan ... 52
Tabel 5.6 : Hasil Uji Validitas Persepsi Kepuasan ... 52
Tabel 5.7 : Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Kebermanfaatan ... 53
Tabel 5.8 : Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Kemudahan ... 54
Tabel 5.9 : Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Kepuasan ... 54
Tabel 5.10 : Hasil Uji Normalitas ... 55
Tabel 5.11 : Kategori Tingkat Persepsi Kebermanfaatan ... 57
Tabel 5.12 : Kategori Tingkat Persepsi Kemudahan ... 57
Tabel 5.13 : Kategori Tingkat Persepsi Kepuasan ... ... 58
Tabel 5.14 : Persentase Jawaban Responden per Butir Pernyataan untuk Komponen Persepsi Kebermanfaatan ... ... 59
Tabel 5.15 : Kategori Tingkat Persepsi Kebermanfaatan ... ... 71
Tabel 5.16 :Persentase Jawaban Responden per Butir Pernyataan untuk Komponen Persepsi Kemudahan ... ... 71
Tabel 5.17 : Kategori Tingkat Persepsi Kemudahan ... ... 79
Tabel 5.18 : Persentase Jawaban Responden per Butir Pernyataan untuk Komponen Persepsi Kepuasan ... ... 80
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Technology Acceptance Model (TAM) ... 20
Gambar 2.2 : Kerangka Berpikir ... 25
xiii ABSTRAK
ANALISIS PERSEPSI KEBERMANFAATAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, PERSEPSI KEPUASAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DENGAN PENGGUNAAN E-BILLING SEBAGAI SARANA PEMBAYARAN PAJAK
SECARA ELEKTRONIK
Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Mataram Timur
Restianti Ismail Tandi NIM: 132114199 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan, dan persepsi kepuasan Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dengan penggunaan e-Billing sebagai sarana pembayaran secara elektronik. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Timur.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
Convenience Sampling. Teknik pengujian instrumen yang dilakukan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas dan uji normalitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi kebermanfaatan WPOP dengan penggunaan e-Billing sebagai sarana pembayaran pajak termasuk dalam kriteria sangat setuju bahwa e-Billing merupakan sistem yang bermanfaat. Persepsi kemudahan WPOP dengan penggunaan e-Billing sebagai sarana pembayaran pajak termasuk dalam kriteria setuju bahwa e-Billing merupakan sistem yang mudah digunakan. Persepsi kepuasan WPOP dengan penggunaan e-Billing sebagai sarana pembayaran pajak termasuk dalam kriteria setuju bahwa e-Billing memberikan kepuasan bagi penggunanya.
xiv ABSTRACT
ANALYSIS OF PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, PERCEIVED PERSONAL TAXPAYER SATISFACTION WITH USE OF
E-BILLING AS A PAYMENT OF ELECTRONIC TAX PAYMENTS
(A Case Study in Mataram Timur Tax Office)
Restianti Ismail Tandi Student Number: 132114199
Sanata Dharma University Yogyakarta
2017
This study aimed to determine the perception of usefulness, ease of use perceptions, and perceptions of satisfaction of Personal Taxpayers with the use of e-Billing as an electronic means of payment. This research was conducted in Tax Office Mataram Timur.
This type of research was a case study. Data collection techniques were using questionnaires. Sampling technique used was Convenience Sampling. The instrument testing technique was performed using validity test, reliability test and normality test. Data analysis technique used was descriptive statistical analysis.
The results of this study indicated that the perception of the use of personal taxpayers with the use of e-Billing as a means of tax payment included in the criteria strongly agree that e-Billing was a useful system. The perception of ease of personal taxpayers with the use of e-Billing as a means of payment of tax included in the criteria agreed that e-Billing was an easy-to-use system. Personal taxpayers satisfaction perceptions with the use of e-Billing as a means of payment of tax included in the criteria agree that e-Billing provide satisfaction for its users.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan dana yang sangat penting
bagi negara. Penerimaan pajak yang diterima digunakan untuk melaksanakan
pembangunan negara. Rakyat wajib memberikan kontribusinya bagi
pembangunan nasional dengan cara membayar pajak yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
Selama ini pembayaran atau penyetoran pajak dilakukan secara manual
yaitu wajib pajak harus mengisi Surat Setoran Pajak (SSP) dan
membayarkannya melalui Kantor Pelayanan Pajak (KPP), teller bank,
ataupun melalui kantor pos. Tidak sedikit dari wajib pajak yang mengeluhkan
tata cara pembayaran atau penyetoran pajak yang dilakukan secara manual.
Wajib pajak sering mengeluhkan tentang proses pembayaran pajak yang
membutuhkan waktu yang lama dan rumit, sehingga membuat wajib pajak
merasa sedikit terbebani.
Perkembangan teknologi yang ada membuat pekerjaan yang dilakukan
menjadi lebih cepat dan mudah. Memanfaatkan kemajuan teknologi,
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) memberikan fasilitas pembayaran pajak
secara elektronik, atau yang kini dikenal dengan istilah e-Billing untuk
menjawab keluhan wajib pajak mengenai pembayaran pajak. Hal ini
E-Billing merupakan metode pembayaran pajak yang dilakukan secara
elektronik dengan menggunakan kode billing, sehingga wajib pajak tidak
perlu lagi mengisi Surat Setoran Pajak (SSP). Keluhan wajib pajak mengenai
proses pembayaran pajak yang membutuhkan waktu yang lama dan terkesan
rumit, perlahan bisa diatasi dengan adanya e-Billing. Transaksi pembayaran
pajak bisa dilakukan melalui bank, kantor pos, atm, mini atm, internet
banking, maupun mobile banking. Pemberlakuan e-Billing dimaksudkan
untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi wajib pajak dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Pada bulan Maret 2011 Direktorat Jenderal Pajak menerbitkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 60/PMK.05/2011. Peraturan tersebut berisi tentang
pelaksanaan uji coba penerapan sistem pembayaran pajak secara elektronik
(Biling System) dalam sistem modul penerimaan negara sebagaimana diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 204/PMK.05/2011. Setelah
dilakukan uji coba penerapan e-Billing untuk pembayaran pajak, saat ini
e-Billing telah ditetapkan sebagai sarana pembayaran pajak secara elektronik.
E-Billing diharapkan bisa menjadi sarana yang lebih bermanfaat dan
menguntungkan bagi wajib pajak karena pembayaran pajak menjadi lebih
sederhana. Kemudahan dalam penggunaan e-Billing membuat wajib pajak
tidak membutuhkan waktu yang lama dipelajari, karena fitur dan menu yang
disediakan jelas dan mudah untuk dipahami. Adanya e-Billing diharapkan
bisa memberikan kepuasan bagi wajib pajak karena pembayaran dan
sebagai sarana pembayaran pajak memiliki manfaat yang lebih baik daripada
harus mengisi SSP secara manual, selain itu e-Billing memberikan
kemudahan bagi wajib pajak, sehingga wajib pajak yang menggunakannya
merasa puas dengan e-Billing.
Adanya perubahan dalam pembayaran pajak yang awalnya manual
menjadi elektronik memunculkan persepsi dengan penggunaan e-Billing. Ada
pihak yang memiliki anggapan sulit dan tidak bermanfaat sehingga pengguna
merasa tidak puas. Namun ada juga pihak yang beranggapan mudah dan
bermanfaat sehingga pengguna merasa puas.
Penerapan e-Billing sebagai suatu teknologi tidak pernah terlepas dari
bagaimana perilaku penggunanya. Keberhasilan dari penerapan suatu sistem
informasi tidak hanya ditentukan oleh bagaimana sistem tersebut bisa
beroperasi dengan baik, tetapi juga ditentukan oleh tingkat penerimaan
individu dalam menerapkan suatu sistem yang baru. Penerimaan suatu
teknologi informasi yang baru dapat dihubungkan dengan menggunakan
Technology Accepted Model (TAM). “Technology Acceptance Model (TAM)
merupakan model yang digunakan untuk memprediksi penerimaan individu
terhadap teknologi berdasarkan dua variabel, yaitu persepsi kebermanfaatan
(perceived usefulness) dan persepsi kemudahan pengunaan (perceived ease of
use)” (Davis, 1989).
Persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan, dan persepsi kepuasan
Wajib Pajak ini dapat dihubungkan dengan model penerimaan teknologi atau
menjelaskan tentang pengunaan sistem teknologi informasi terhadap
individual. TAM dapat membantu pengguna dalam menilai dan memberikan
pandangan dengan penerapan e-Billing.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana persepsi kebermanfaatan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan
penggunaan e-Billing sebagai sarana pembayaran pajak secara
elektronik?
2. Bagaimana persepsi kemudahan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan
penggunaan e-Billing sebagai sarana pembayaran pajak secara
elektronik?
3. Bagaimana persepsi kepuasan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan
penggunaan e-Billing sebagai sarana pembayaran pajak secara
elektronik?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Respoden dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang
telah menggunakan e-Billing dan terdaftar di KPP Pratama Mataram
2. Variabel yang diteliti adalah persepsi kebermanfaatan, persepsi
kemudahan dan persepsi kepuasan wajib pajak orang pribadi.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi
kebermanfaatan, persepsi kemudahan, dan persepsi kepuasan Wajib Pajak
Orang Pribadi dengan penggunaan e-Billing sebagai sarana pembayaran pajak
secara elektronik.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang membaca
maupun pihak yang terlibat didalamnya. Adapun manfaat penelitian ini
adalah:
1. Kantor Pelayanan Pajak
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan gambaran
kepada Kantor Pelayanan Pajak untuk mengevaluasi penggunaan e-Billing.
2. Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber informasi sehingga
dapat menambah wawasan rekan-rekan mahasiswa mengenai penggunaan
e-Billing di Indonesia.
3. Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai
F. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini akan dikelompokkan menjadi enam bab, yaitu
pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, gambaran umum obek
penelitian, analisis data dan pembahasan, serta penutup.
Bab I : Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang mendukung
penelitian, penelitian terdahulu dan kerangka berpikir.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, waktu dan tempa
penelitian, subjek dan objek penelitian, data penelitian, teknik
pengumpulan data, populasi dan sampel, variabel penelitian,
teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis data.
Bab IV : Gambaran Umum Objek Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Mataram Timur
Bab V : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang deskripsi responden, analisis data,
Bab VI : Penutup
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan hasil penelitian,
8 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Persepsi
Walgito (2010:99) menguraikan bahwa persepsi merupakan suatu proses
yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses
diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut
proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan
stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses
persepsi. Persepsi menurut Suharnan (2005:23) merupakan suatu proses
menginterpretasi atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui sistem
alat indera manusia. Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan
yang telah dimiliki (yang disimpan didalam ingatan) untuk mendeteksi atau
memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh
alat indera seperti mata, telinga, dan hidung menurut Matlin (1989) dan Solso
(1988) dalam Suharnan.
Persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1061) sebagai
tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu atau proses seseorang
mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.
Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan, dapat dikatakan bahwa
persepsi merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang dalam
memberikan penilaian, kesan, dan pendapat terhadap suatu objek berdasarkan
yang dmaksudkan adalah suatu proses penelitian Wajib Pajak dalam
menggunakan e-Billing.
1. Persepsi Kebermanfaatan
Persepsi kebermanfaatan adalah tingkatan sejauh mana seseorang
percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja
pekerjaannya (Davis, 1989). Adamson dan Shine (2003) mendefinisikan
persepsi kebermanfaatan sebagai konstruk kepercayaan seseorang bahwa
penggunaan sebuah teknologi tertentu akan mampu meningkatkan kinerja
mereka. Berdasarkan dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
persepsi kebermanfaatan adalah sistem yang sangat berhubungan dengan
efisiensi dan efektifitas sistem dari kemanfaatan dalam menjalankan
tugas secara menyeluruh untuk meningkatkan kinerja orang yang
menggunakan sistem tersebut.
Venkatesh dan Davis (2000: 201) membagi dimensi persepsi
kebermanfaatan menjadi sebagai berikut:
a. Penggunaan sistem mampu meningkatkan kinerja individu
(improves job performance).
b. Penggunaan sistem mampu menambah tingkat produktifitas
individu (increases productivity).
c. Penggunaan sistem mampu meningkatkan efektifitas kinerja
individu (increases effectiveness).
d. Penggunaan sistem bermanfaat bagi individu (the system is
Pada penelitian ini dapat diartikan bahwa persepsi kebermanfaatan
dalam penggunaan e-Billing merupakan pandangan secara subyektif
Wajib Pajak mengenai manfaat yang akan diperoleh karena
menggunakan e-Billing. Ketika Wajib Pajak menggunakan e-Billing
secara berulang, maka mereka akan merasakan manfaat dari penggunaan
e-Billing. Pada penelitian ini indikator yang digunakan meliputi (1)
Meningkatkan kinerja, (2) Menambah produktivitas, (3) Meningkatkan
efektifitas, dan (4) Manfaat sistem.
2. Persepsi Kemudahan
Persepsi kemudahan merupakan tingkatan dimana seseorang
percaya bahwa teknologi mudah untuk dipahami (Davis, 1989).
Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa kemudahan
penggunaan mampu menghemat waktu dan tenaga seseorang untuk
mempelajari suatu sistem atau teknologi tersebut karena individu tersebut
yakin bahwa sistem atau teknologi tersebut mudah untuk dimengerti dan
digunakan. Seberapa sering penggunaan dan interaksi antara pengguna
dengan sistem dapat menunjukkan kemudahan penggunaan sistem.
Sistem atau teknologi yang sering dipakai menunjukkan bahwa sistem
atau teknologi tersebut lebih dikenal, lebih mudah untuk dijalankan dan
lebih mudah untuk digunakan oleh penggunanya (Goodwin dan Silver
dalam Adam et al. 1992 : 229).
Venkatesh dan Davis (2000: 201) membagi dimensi persepsi
a. Interaksi individu dengan sistem jelas dan mudah dimengerti/
dipahami (clear and understandable).
b. Tidak dibutuhkan banyak usaha untuk berinteraksi dengan
sistem tersebut (does not require a lot of mental effort).
c. Sistem mudah digunakan (easy to use).
d. Mudah mengoperasikan sistem sesuai dengan apa yang ingin
individu kerjakan atau fleksibel (easy to get the system to do
what he/she wants to do).
Pada penelitian ini dapat diartikan bahwa persepsi kemudahan
e-Billing berarti Wajib Pajak percaya bahwa melakukan transaksi dengan
e-Billing mudah untuk dipahami dan dapat mengurangi usaha baik dari
segi waktu dan tenaga Wajib Pajak dalam mempelajari cara untuk
bertransaksi menggunakan e-Billing. Pada penelitian ini indikator yang
digunakan meliputi (1) Mudah dan jelas dipahami/ dimengerti, (2)
Mudah untuk berinteraksi, (3) Mudah digunakan, dan (4) Fleksibilitas.
3. Persepsi Kepuasan
Menurut Seddon dan Kiev (1994), kepuasan pengguna merupakan
perasaan bersih dari senang atau tidak senang dalam menerima sistem
informasi dari keseluruhan manfaat yang diharapkan seseorang dimana
perasaan tersebut dihasilkan dari interaksi dengan sistem informasi. Tiap
pengguna mempunyai seperangkat manfaat yang diharapkan atau aspirasi
untuk sistem informasi. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan perluasan
mungkin lebih atau kurang puas. Dengan demikian kepuasan pengguna
dapat didefinisakan sebagai seberapa jauh informasi yang disediakan
untuk memenuhi kebutuhan yang mereka perlukan.
Kepuasan pengguna menggambarkan keselarasan antara harapan
seseorang dengan hasil yang diperoleh dari adanya suatu sistem, dimana
seseorang tersebut turut berpartisipasi dalam pengembangannya.
Ketidakmampuan suatu sistem informasi tersebut dalam memenuhi
harapan pengguna dapat menyebabkan kegagalan suatu sistem.
Variabel dalam penelitian ini diukur dengan diukur dengan
indikator McGill et al (2003) yang terdiri dari 3 item yaitu efisiensi
sistem, keefektifan sistem, dan kepuasan, dan ditambah dengan indikator
lain yaitu kebanggaan pengguna saat menggunakan sistem (Gita, 2010).
Indikator kebanggaan ditambahkan karena ketika seseorang itu bangga
terhadap suatu sistem berarti orang tersebut merasa puas telah
menggunakan sistem tersebut. Pada penelitian ini indikator yang
digunakan meliputi (1) Efisiensi sistem, (2) Keefektifan sistem, (3)
Kepuasan (rasa puas), dan (4) Kebanggaan menggunakan sistem.
B. Pajak
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 mengenai Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan, menguraikan bahwa pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapat
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Definisi atau pengertian pajak menurut Prof.
Dr. Rochmat Soemitro, S.H dalam Mardiasmo (2011:1) pajak adalah iuran
rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.
Fungsi pajak menurut Mardiasmo (2011:1) terdiri dari dua yaitu, fungsi
budgetair dan fungsi mengatur (regulerend). Fungsi budgetair berarti pajak
sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya. Sedangkan menurut fungsi mengatur (regulerend) berarti
pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Selain dua fungsi pajak diatas,
menurut Sari (2013:40) pajak juga memiliki tiga fungsi lain. Pertama, fungsi
stabilitas, dengan adanya pajak pemerintah memiliki dana untuk menjalankan
kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat
dikendalikan. Kedua, fungsi redistribusi pendapatan, pajak yang sudah
dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan
umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat
membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat. Ketiga, fungsi demokrasi, pajak yang sudah dipungut
oleh negara merupakan wujud gotong royong. Fungsi ini dikaitkan dengan
Sistem pemungutan pajak di Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga
menurut Mardiasmo (2011:7). Pertama, official assessment system, adalah
suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah
(fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
Ciri-cirinya antara lain wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang
ada pada fiskus, wajib pajak bersifat pasif. Kedua, self assessment system,
adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
Ciri-cirinya dari sistem ini antara lain wewenang untuk besarnya pajak terutang
ada pada wajib pajak sendiri, wajib pajak aktif, dan fiskus tidak ikut campur
dan hanya mengawasi. Ketiga, with holding system, adalah suatu sistem
pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan
fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya
pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya adalah wewenang
menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain
fiskus dan wajib pajak.
C. Wajib Pajak
Pasal 1 angka 2, Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menguraikan bahwa Wajib Pajak
adalah orang pribadi atau badan, yang meliputi pembayaran pajak, pemotong
pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan
Pandiangan (2014:20) menguraikan bahwa wajib pajak dapat dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu Wajib Pajak Orang Pribadi, Wajib Pajak Badan, dan
Bendahara. Wajib Pajak Orang Pribadi adalah semua orang yang telah
memperoleh penghasilan, yaitu penghasilan yang merupakan objek pajak dan
dikenakan tarif umum yang jumlahnya diatas Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP). Penghasilan tersebut dapat bersumber dari hasil sebagai pekerja
(pegawai atau karyawan), profesi ataupun melakukan kegiatan usaha. Wajib
Pajak Badan adalah sekumpulan orang dan/ atau modal yang merupakan
kesatuan, baik yang melakukan usaha, maupun yang tidak melakukan usaha,
yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya,
badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah, dengan nama dan
dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau
organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak
investasi kolektif serta badan usaha tetap. Bendahara adalah pejabat yang ada
dalam satuan kerja di instansi pemerintah atau lembaga negara yang ditunjuk
pimpinannya dengan Surat Keputusan untuk melaksanakan tugas
kebendaharaan. Tugasnya antara lain menghitung pajak, memotong dan
memungut pajak, serta menyetornya ke kas negara atau sebagian melalui
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) bagi instansi pemerintah
D. Surat Setoran Pajak (SSP)
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan menguraikan bahwa Surat Setoran Pajak adalah bukti
pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan
menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara
melalui Kantor Pos dan Bank Persepsi. Mardiasmo (2011:37) menguraikan
bahwa Surat Setoran Pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak
yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan
dengan cara lain ke kas negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk
oleh Menteri Keuangan.
Surat Setoran Pajak berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak apabila
telah disahkan oleh pejabat Kantor penerima pembayaran yang berwenang
atau apabila telah mendapatkan validasi (Mardiasmo, 2011:37).
Sanksi atas keterlambaan pembayaran pajak, dikenai sanksi administrasi
bunga 2% (dua persen) sebulan dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran
sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1
(satu) bulan (Sumarsan, 2015:53).
E. E-Billing
Menurut Direktorat Jenderal Pajak e-Billing adalah serangkaian proses
yang meliputi kegiatan pendaftaran peserta billing, pembuatan kode billing,
pembayaran berdasarkan kode billing, dan rekonsiliasi billing dalam sistem
secara elektronik dengan mengunakan kode billing sehingga tidak perlu lagi
mengisi Surat Setoran Pajak (SSP) secara manual. Kode billing adalah kode
identifikasi yang diterbitkan melalui sistem Billing atas suatu jenis
pembayaran atau setoran pajak yang akan dilakukan oleh wajib pajak.
Berdasarkan Surat Edaran Nomor SE-11/PJ/2016 tentang panduan teknis
penerapan sistem pembayaran pajak secara elektronik, maka e-Billing terdiri
dari tiga tahapan, yaitu proses pendaftaran, proses pembuatan kode billing
dan proses pembayaran.
Pertama, pada proses pendaftaran pengguna wajib mendaftar kepesertaan
melalui aplikasi billing DJP untuk mendapatkan identitas pengguna (user id)
dan Personal Identification Number (PIN). Proses yang kedua yaitu proses
pembuatan kode billing dilakukan dengan menginput setoran pajak pada
aplikasi billing DJP menggunakan identitas pengguna (user id) dan Personal
Identification Number (PIN). Selain itu pembuatan kode billing juga bisa
dilakukan melalui teller bank, krink pajak, sms id billing, layanan billing di
KPP, internet banking, dan juga melalui penyedia jasa aplikasi. Ketentuan
yang berlaku untuk kode billing, yaitu pertama, kode billing berlaku dalam
waktu 48 (empat puluh delapan) jam sejak diterbitkan dan setelah itu secara
otomatis terhapus dari sistem dan tidak dapat dipergunakan lagi. Wajib pajak
dapat membuat kembali kode billing (yang baru). Kedua, apabila terdapat
perbedaan data antara data elektronik dengan hasil cetakan, maka yang
dijadikan pedoman adalah data yang terdapat pada data elektronik yang
pembayaran dengan kode billing dapat dilakukan melalui loket Bank atau
Kantor Pos, melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM), dan melalui Internet
Banking.
Dengan diberlakukannya e-Billing, maka wajib pajak akan mendapatkan
keuntungan diantaranya, pertama pembayaran pajak menjadi lebih mudah
dilakukan, karena pembayaran pajak bisa dilakukan melalui internet banking.
Selain itu wajib pajak juga tidak perlu lagi membawa SSP ke bank atau
kantor pos. Kedua, pembayaran pajak menjadi lebih cepat karena wajib pajak
tidak perlu lagi mengantri di bank atau kantor pos. Ketiga, pembayaran pajak
menjadi lebih akurat karena sistem akan membimbing wajib pajak dalam
mengisi SSP elektronik dengan tepat dan benar.
F. Model Penerimaan Teknologi
1. Konsep Model Penerimaan Teknologi
Model Penerimaan Teknologi atau biasa juga disebut dengan
Techonolgy Acceptance Model (TAM) digunakan untuk memprediksi
penerimaan pengguna terhadap penggunaan teknologi baru. Model yang
diperkenalkan oleh Davis (1989) ini merupakan adaptasi dari teori yang
dikembangkan oleh Fishbein yaitu Theory of Reasoned Action (TRA).
Theory of Reasoned Action merupakan teori tindakan yang berlandaskan
dengan satu asumsi bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu
TAM memiliki dua konstruk utama yaitu kegunaan persepsian
(perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan persepsian (perceived
ease of use). TAM menjelaskan penerimaan sistem teknologi oleh
pemakai berdasarkan dua konstruk utama tersebut.
Kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan
penggunaan persepsian (perceived ease of use) keduanya memiliki
pengaruh ke minat perilaku (behavioral intention). Pemakai teknologi
akan mempunyai minat menggunakan teknologi (minat perilaku) jika
merasa sistem teknologi bermanfaat dan mudah digunakan. Dengan faktor
kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use) maka
diperoleh kepuasan oleh pengguna dalam menggunakan suatu sistem
informasi.
Kegunaan persepsian (perceived usefulness) juga mempengaruhi
kemudahan persepsian (perceived ease of use) tetapi tidak sebaliknya.
Pemakai sistem akan menggunakan sistem ini jika sistem bermanfaat baik
sistem itu mudah digunakan atau tidak mudah digunakan. Sistem yang
sulit digunakan akan tetap digunakan jika pemakai merasa bahwa sistem
masih berguna. Model dari TAM dapat dilihat di gambar berikut ini
Gambar 2.1 : Technology Acceptance Model (TAM) Sumber : Jogiyanto (2007 :112)
2. Konstruk Model TAM
a. Perceived Usefulnes (Kegunaan Persepsian)
Kegunaan persepsian (perceived usefulness) didefinisikan sebagai
sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi
akan meningkatkan kinerja pekerjaan. Dari definisi kegunaan
persepsian, dapat diketahui bahwa kegunaan persepsian (perceived
usefulness) merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses
pengambilan keputusan. Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem
informasi berguna maka dia akan menggunakannya, dan jika merasa
percaya sistem informasi kurang berguna maka dia tidak akan
menggunakannya. Kegunaan
Persepsian (Perceived Usefulness)
Kemudahan Penggunaan Persepsian (Perceived Ease of Use)
Sikap terhadap Perilaku (Attitude towards Behavior)
Minat Perilaku (Behavioral
Intention)
b. Perceived Ease of Use (Kemudahan Penggunaan Persepsian)
Kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use)
didefinisikan sebagai sejauh mana seorang percaya bahwa
menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha. Dari definisi
kemudahan penggunaan persepsian, diketahui bahwa konstruk
kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) juga
merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan
keputusan. Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi
mudah digunakan maka dia akan menggunakannya, dan jika dia
merasa percaya bahwa sistem informasi tidak mudah digunakan maka
dia tidak akan menggunakannya.
c. Attitude towards Behavior (Sikap Terhadap Perilaku)
Davis et al. (1989) mendefinisikan sikap terhadap perilaku (attitude
towards behavior) sebagai perasaan positif atau negatif dari seseorang
jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan. Mathieson
(1991) mendefinisikan sikap terhadap perilaku (attitude towards
behavior) sebagai evaluasi pemakai tentang ketertarikannya
menggunakan sistem.
d. Behavioral Intention (Minat Perilaku)
Minat perilaku (behavioral intention) adalah suatu keinginan (minat)
yang dimiliki seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu.
Seseorang akan melakukan suatu perilaku jika mempunyai minat
e. Behavior (Perilaku)
Perilaku (behavior) adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang.
Dalam konteks penggunaan sistem teknologi informasi, perilaku
(behavior) adalah penggunaan sesungguhnya (actual use) dari
teknologi.
G. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Estry (2013) dengan judul “Persepsi Wajib
Pajak terhadap Penerapan Billing System” (Studi Kasus pada PT Metalindo
Guna Teknik Industri), menyimpulkan bahwa terdapat persepsi yang positif
dari karyawan-karyawan PT Metalindo Guna Teknik Industri reformasi yang
digulirkan oleh Direktorat Jenderal Pajak melalui penerapan billing system.
Dari data kuesioner dapat dilihat terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
penilaian persepsi respoden terhadap penerapan billing system, dengan
adanya persepsi positif yang dihasilkan, ada keinginan responden untuk
mempelajari dan berencana menggunakan billing system dalam proses
pembayaran pajak terhutangnya.
Andrian, Kertahadi, dan Susilo (2013) dengan judul penelitian “Analisis
Pengaruh Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan, dan Sikap Penggunaan
terhadap Minat Perilaku Penggunaan Billing System” (Studi Kasus pada
Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara), menyimpulkan
bahwa terdapat pengaruh signifikan antara persepsi kemudahan terhadap
persepsi kegunaan. Terdapat pengaruh signifikan antara persepsi kegunaan
terhadap sikap kegunaan, hal ini berarti persepsi kegunaan mempengaruhi
tingkat sikap penggunaan. Terdapat pengaruh signifikan antara persepsi
kemudahan terhadap sikap penggunaan, hal ini berarti persepsi kemudahan
mempengaruhi tingkat sikap penggunaan. Terdapat pengaruh signifikan
antara sikap penggunaan terhadap minat perilaku, hal ini berarti sikap
penggunaan mempengaruhi tingkat minat wajib pajak menggunakan billing
system. Dan terdapat pengaruh signifikan antara persepsi kegunaan terhadap
minat perilaku, hal ini berarti persepsi kegunaan mempengaruhi tingkat minat
wajib pajak untuk menggunakan billing system.
Penelitian yang dilakukan oleh Mentari (2016) dengan judul penelitian
”Analisis Pengaruh Penerapan Metode e-Billing dan Manual Wajib Pajak
Badan terhadap Penerapan Pajak” (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak
Penanaman Modal Asing Enam, Jakarta) memiliki kesimpulan antara lain,
pertama, penerapan metode pembayaran manual berpengaruh positif terhadap
penerimaan pajak. Kedua, penerapan metode pembayaran e-Billing
berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak dan pembayaran manual juga
berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak. Ketiga, pada uji beda terdapat
peningkatan nominal rata-rata penerimaan pajak setelah penerapan e-Billing
namun berdasarkan tabel tidak bersifat signifikan. Sebaliknya, terdapat
penurunan transaksi rata-rata penerimaan pajak setelah penerapan e-Billing
namun berdasarkan tabel bersifat sigifikan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan
yang lainnya terdapat peningkatan nominal sehingga penerimaan pajak secara
keseluruhan meningkat. Keempat, penerapan metode pembayaran e-Billing
dan manual memberikan pengaruh yang lebih signifikan terhadap data
transaksi dibandingkan dengan data nominal.
Penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Arisna Dewi (2016) dengan judul
penelitian “Hubungan Persepsi Kualitas Pelayanan Apikasi Pajak Online
dengan Persepsi Kepuasan Wajib Pajak Orang Pribadi” (Studi Kasus di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara” menyimpulkan bahwa
persepsi kualitas pelayanan aplikasi pajak online dengan persepsi kepuasan
Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki hubungan positif dan termasuk dalam
kategori cukup kuat.
Eni Nur Lestarininsih (2016) melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Persepsi Pengusaha Kena Pajak terhadap Penggunaan E-Faktur sebagai
Sarana Pelaporan Faktur Pajak” menyimpulkan bahwa persepsi Pengusaha
Kena Pajak terhadap penggunaan e-Faktur sebagai sarana pelaporan Faktur
Pajak yang terdiri dari persepsi kebermanfaatan dan persepsi kemudahan
penggunaan termasuk dalam kriteria bermanfaat dan mudah.
H. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan alur berpikir dalam sebuah penelitian yang
digambarkan secara keseluruhan dan sistematis. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan, dan
persepsi kepuasan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan menggunakan e-Billing
Persepsi kebermanfaatan yang dimaksudkan adalah mengenai dampak
atau hasil yang dianggap menguntungkan menurut pengguna e-Billing.
Manfaat e-Billing seperti bekerja lebih cepat, membuat pekerjaan menjadi
lebih mudah, dan pembayaran pajak yang dilakukan menjadi lebih sederhana
akan dirasakan oleh pengguna ketika menggunakan e-Billing. Persepsi
kemudahan yang dimaksudkan ketika suatu sistem dapat dengan mudah
dipelajari dan dipahami oleh penggunanya dalam waktu yang relatif singkat.
E-Billing memberikan fitur/ menu yang jelas dan mudah dipahami, sehingga
pengguna menjadi lebih mudah dalam menggunakan e-Billing. Persepsi
kepuasan mengungkapkan adanya kesesuaian antara harapan seseorang
dengan hasil yang diperoleh. Pengguna merasa puas dengan e-Billing karena
memberikan manfaat yang lebih dan memberikan kemudahan dalam
[image:40.595.84.515.195.701.2]menggunakan e-Billing.
Gambar 2.2: Kerangka Berpikir
Persepsi kebermanfaatan
Persepsi kemudahan
Persepsi kepuasan Penggunaan
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian ini
dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Timur.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilakukan selama 2 (dua) bulan, yaitu dari bulan April
sampai dengan Mei 2017. Tempat dilakukannya penelitian adalah di Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Timur.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di
KPP Pratama Mataram Timur dan telah menggunakan e-Billing. Objek
penelitian ini adalah persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan
penggunaan, dan persepsi kepuasan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan
penggunaan e-Billing.
D. Data Penelitian 1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dari hasil menyebar kuesioner
pernyataan-pernyataan mengenai persepsi kebermanfaatan, persepsi
kemudahan, dan persepsi kepuasan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan
penggunaan e-Billing. Skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur
distribusi kuesioner adalah dengan menggunakan skala likert, dimana
setiap pernyataan positif akan diberi nilai kuantitatif 5, 4, 3, 2, 1.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
a. Sejarah KPP Pratama Mataram Timur
b. Struktur Organisasi KPP Pratama Mataram Timur
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu:
1. Bagian pertama berisi tentang pertanyaan mengenai identitas responden
yang mengisi kuesioner.
2. Bagian kedua berisi tentang pernyataan yang berhubungan dengan persepsi
Wajib Pajak Orang Pribadi dengan kemudahan penggunaan e-Billing
sebagai sarana pembayaran pajak secara elektronik. Persepsi tersebut
terdiri dari :
a. Persepsi kebermanfaatan
b. Persepsi kemudahan
F. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi
yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Timur
yang telah menggunakan e-Billing.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi
yang berada dilingkungan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Mataram Timur dan telah menggunakan e-Billing. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan metode convenience sampling.
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan
rumus Slovin dengan jumlah populasi sebanyak 39. 591 sebagai berikut :
Keterangan :
N = ukuran populasi n = ukuran sampel
G. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu persepsi kebermanfaatan,
persepsi kemudahan, dan persepsi kepuasan.
1. Persepsi Kebermanfaatan
Persepsi kebermanfaatan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
mengenai dampak atau hasil yang dianggap menguntungkan menurut
pengguna e-Billing. Persepsi kebermanfaatan akan diukur dengan 4
indikator dari Venkatesh dan Davis (2000: 201) yang meliputi
meningkatkan kinerja, menambah produktivitas, meningkatkan efektivitas,
dan manfaat sistem. Keempat indikator tersebut terkandung dalam
instrumen pernyataan yang diadopsi dari kuesioner utama oleh Citra Dwi
Estry (2013) dengan jumlah 8 item pernyataan. Item pernyataan dalam
kuesioner persepsi kebermanfaatan kemudian ditambahkan 3 item
pernyataan dari kuesioner Eni Nur Lestariningsih (2016) untuk melengkapi
pernyataan kuesioner yang berkaitan dengan persepsi kebermanfaatan.
Item pernyataan dalam variabel ini adalah:
a. Fitur dan menu e-Billing sangat membantu dalam pembayaran pajak
Fitur dan menu dalam e-Billing sangat membantu WP dalam
membayar pajak, karena pembayaran pajak menjadi lebih sederhana.
b. Pembayaran pajak menjadi lebih jelas dan terperinci
Pembayaran pajak akan menjadi lebih jelas dan terperinci karena fitur
dan menu dalam e-Billing lebih jelas, sehingga mudah dipahami oleh
c. Pembayaran pajak dapat dilakukan dimana dan kapan saja
Penggunaan e-Billing membuat penggunanya bisa melakukan
pembayaran pajak dimana dan kapan saja, karena pembayaran pajak
bisa dilakukan melali ATM atau melalui internet banking.
d. Bermanfaat dalam menghemat waktu
Penggunaan e-Billing bermanfaat dalam menghemat waktu bagi
penggunanya karena dengan e-Billing, wajib pajak tidak perlu lagi
datang ke kantor pos atau bank untuk melakukan pembayaran pajak.
e. Pembayaran pajak dapat dilakukan dengan cepat
Pembayaran pajak dapat lebih cepat dilakukan dengan e-Billing.
Wajib Pajak Orang Pribadi tidak perlu lagi mengisikan Surat Setoran
Pajak sehingga tidak membuang-buang waktu. Pembayaran pajak
dapat lebih cepat dilakukan dengan e-Billing.
f. Bukti pembayaran menjadi lebih mudah diperoleh
Pembayaran pajak bisa dilakukan melalui ATM dan internet banking,
sehingga membuat bukti pembayaran pajak lebih mudah untuk
diperoleh.
g. Meningkatkan keamanan pembayaran pajak
Pembayaran pajak dengan menggunakan e-Billing hanya perlu
dilakukan dengan menginputkan kode billing, hal itu membuat data
h. Bermanfaat dalam menghemat biaya
Penggunaan e-Billing bermanfaat dalam menghemat biaya bagi
penggunanya karena dengan e-Billing, wajib pajak tidak perlu lagi
mencetak SSP.
i. Membuat pekerjaan menjadi lebih mudah
Penggunaan e-Billing membuat pekerjaan menjadi lebih mudah.
Kemudahan pekerjaan berkaitan dengan fitur-fitur yang tersedia dalam
e-Billing dapat membantu dalam pembayaran pajak menjadi mudah.
j. Meningkatkan kinerja
Penggunaan e-Billing membuat pembayaran pajak menjadi lebih
sederhana namun tetap sesuai dengan standar pembayaran pajak.
k. Meningkatkan produktivitas
Penggunaan e-Billing dapat meningkatkan produktivitas kerja dilihat
dari pembayaran pajak yang bisa dilakukan dengan cepat.
2. Persepsi Kemudahan
E-Billing dapat dikatakan sistem yang mudah apabila dapat dipelajari dan
dipahami oleh pengguna dengan waktu yang relatif singkat. Persepsi
kemudahan akan diukur dengan 4 indikator dari Venkatesh dan Davis
(2000: 201) yang meliputi mudah dan jelas dipahami/ dimengerti, mudah
untuk berinteraksi, mudah digunakan, dan fleksibilitas. Keempat indikator
tersebut terkandung dalam instrumen pernyataan yang diadopsi dari
kuesioner utama oleh Citra Dwi Estry (2013) dengan jumlah 7 item
kemudian ditambahkan 1 item pernyataan dari kuesioner Eni Nur
Lestariningsih (2016) untuk melengkapi pernyataan kuesioner yang
berkaitan dengan persepsi kemudahan. Item pernyataan dalam variabel ini
adalah:
a. Mudah dioperasikan
E-Billing merupakan aplikasi yang mudah dipelajari dan tidak
membutuhkan usaha yang lebih untuk mempelajari cara
menggunakannya, sehingga e-Billing menjadi lebih mudah untuk
dioperasikan.
b. Tidak perlu berkonsultasi terus-menerus
E-Billing adalah aplikasi pembayaran pajak secara elektronik.
Pembayaran pajak menggunakan e-Billing membuat pengguna tidak
perlu melakukan konsultasi secara terus-menerus, karena e-Billing
memberikan fitur dan menu yang mudah dipahami oleh penggunanya.
c. Tidak bingung menggunakan e-Billing
Penggunaan e-Billing untuk pembayaran pajak tidak akan membuat
penggunanya menjadi bingung. Hal ini dikarenakan e-Billing adalah
sistem pembayaran pajak yang dibuat menjadi lebih sederhana.
d. Tidak rumit menggunakan e-Billing
Penggunaan e-Billing tidak akan membuat penggunanya merasa rumit.
Hal ini dikarenakan dengan menggunakan e-Billing membuat
pajak dan fitur e-Billing yang sederhana sehingga tidak akan membuat
penggunanya merasa rumit dalam menggunakan e-Billing.
e. Mudah mengingat transaksi menggunakan e-Billing
Fitur dan menu yang tersedia dalam e-Billing akan membuat
penggunanya akan lebih mudah mengingat bagaimana cara melakukan
transaksi menggunakan e-Billing.
f. Mudah beradaptasi
Penggunaan e-Billing untuk pembayaran pajak membuat penggunanya
tidak memerlukan waktu yang lama untuk bisa beradaptasi dalam
mengoperasikan e-Billing karena fitur dan menu yang tersedia untuk
pembayaran pajak menjadi lebih sederhana.
g. Jelas dan dapat dipahami
E-Billing menyediakan fitur dan menu yang berkaitan dengan
pembayaran dan penyetoran pajak. Fitur dan menu yang disediakan
haruslah jelas dan bisa dipahami oleh penggunanya sehingga membuat
pembayaran pajak menjadi lebih mudah.
h. Mudah digunakan
E-Billing merupakan sistem yang mudah untuk digunakan oleh
pengunanya. Pengguna dapat menggunakan e-Billing dengan mudah
dan tidak memerlukan waktu yang lama karena sistem yang digunakan
3. Persepsi Kepuasan
Persepsi kepuasan pengguna adalah keseluruhan evaluasi dari pengalaman
pengguna dalam menggunakan e-Billing dan memiliki dampak potensial
dari penggunaan e-Billing. Kepuasan penggunaan mengungkapkan adanya
kesesuaian antara harapan seseorang dengan hasil yang diperoleh. Melalui
persepsi kepuasan dapat dilihat pengalaman pengguna dalam
menggunakan e-Billing. Persepsi kepuasan akan diukur dengan 3 indikator
dari McGill et al (2003) dan ditambahkan 1 indikator dari Gita (2010)
yang meliputi efisiensi sistem, keefektifan sistem, kepuasan (rasa puas),
dan kebanggaan menggunakan sistem. Keempat indikator tersebut
terkandung dalam instrumen pernyataan yang diadopsi dari kuesioner Ni
Putu Arisna Dewi (2016) dengan jumlah 4 item pernyataan. Item
pernyataan dalam kuesioner persepsi kepuasan kemudian ditambahkan 3
item pernyataan dari kuesioner Romartha Situmorang (2016). Item
pernyataan dalam variabel ini adalah:
a. E-Billing dapat memuaskan penggunanya
Kepuasan pengguna dapat diukur melalui rasa puas yang dirasakan
oleh pengguna dalam menggunakan e-Billing, karena e-Billing bisa
menjawab keluhan dalam pembayaran pajak yang dilakukan secara
manual.
b. Pengguna memiliki pengalaman yang menyenangkan
Pembayaran dan penyetoran pajak yang kini dilakukan dengan
selama ini pembayaran dan penyetoran pajak masih dilakukan secara
manual.
c. Merekomendasikan orang lain untuk menggunakan e-Billing
Pengguna yang sudah melakukan pembayaran dan penyetoran pajak
melalui e-Billing akan merekomendasikan orang lain untuk
menggunakan e-Billing.
d. Merasa bangga bisa menggunakan e-Billing
Kepuasan pengguna dalam sistem informasi dapat ditunjukkan dengan
perilaku pengguna yang merasa bangga menggunakan suatu sistem
informasi.
e. Tingkat efisiensi waktu yang tinggi
Penggunaan e-Billing memiliki tingkat efisiensi waktu yang tinggi
karena pengguna bisa melakukan pembayaran pajak dimana dan kapan
saja tanpa perlu mendatangi kantor pos atau bank.
f. Tingkat efisiensi biaya yang tinggi
Penggunaan e-Billing memiliki tingkat efisiensi biaya yang tinggi
karena pengguna tidak perlu mencetak SSP.
g. Tingkat efektivitas yang tinggi
Keefektivan e-Billing dalam memenuhi kebutuhan pengguna dapat
H.Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui ketepatan suatu instrumen dalam
mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas instrumen ditentukan
dengan mengorelasikan antara skor yang diperoleh setiap item pertanyaan
atau pernyataan dengan skor total. Korelasi setiap item pertanyaan atau
pernyataan dengan nilai total setiap variabel dilakukan dengan < r tabel,
maka instrumen dinyatakan tidak valid. Rumus korelasi Pearson Product
moment yang digunakan adalah :
√
Keterangan :
r = koefisien korelasi X = skor butir
Y = skor total butir
N = jumlah sampel (responden)
2. Uji Reliabilitas
Menurut Prasetyo dan Lina (2010;104) suatu kuesioner dikatakan reliabel
atau andal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu kewaktu. Uji reliabilitas pada penelitian ini akan
menggunakan Cronbach’s Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Batasan Cronbach’s Alpha
Tabel 3.1: Batasan Skor Reliabiltas Cronbach’s Alpha
Skor Reliabilitas <0,50 Rendah 0,60-0,70 Cukup 0,70-0,80 Tinggi Sumber: Jogiyanto(2008)
3. Uji Normalitas
Menurut Siregar (2013:153) tujan dilakukannya uji normalitas terhadap
serangkaian data untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau
tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan
Kolmogorov-Smirnov.
I. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik
deskriptif karena peneliti ingin mengetahui gambaran tentang persepsi
pengguna e-Billing. Langkah-langkah yang digunakan untuk menjawab
rumusan masalah diatas dengan analisis statistik deskriptif antara lain:
1. Penentuan Rentang Skala
Penentuan rentang skala persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan,
dan persepsi kepuasan Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dengan
penggunaan e-Billing sebagai sarana pembayaran pajak secara elektronik
menggunakan Skala Likert. Sugiyono (2004:86) menguraikan bahwa Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Analisis ini terbatas pada
dan persepsi kepuasan masuk dalam kategori sangat setuju, setuju, netral
tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Penentuan rentang skala yang dapat
ditetapkan hal-hal sebagai berikut (Sugiyono, 2002) :
a. Rentang jawaban menggunakan Skala Likert 1 sampai 5.
b. Jumlah skor tertinggi (positif) adalah jumlah pernyataan dikali
skala tertinggi.
c. Jumlah skor terendah (negatif) adalah jumlah pernyataan dikali
skala terendah.
d. Rumus rentang skala adalah:
CI =
Keterangan:
CI = Interval Kelas
Range = Selisih antara data terbesar dan terkecil C = Jumlah alternatif jawaban setiap item
Range dalam kategori tingkat persepsi kebermanfaatan didapat dari
selisih skor terbesar dan skor terkecil dengan hasil sebesar 44. Jumlah
alternatif jawaban setiap item adalah sebanyak 5 kelas. Lalu selanjutnya
adalah menentukan interval kelas. Berdasarkan perhitungan menggunakan
rumus maka diperoleh rentang kelas sebesar 8,8 setiap kelasnya, ini
didapat dari range dibagi jumlah alternatif jawaban setiap item (44/5=8,8).
Tabel 3.2: Kategori Tingkat Persepsi Kebermanfaatan
Kelas Kualifikasi 46,2-55,0 Sangat Setuju 37,4-46,1 Setuju
28,6-37,3 Netral 19,8-28,5 Tidak Setuju
11-19,7 Sangat Tidak Setuju Sumber: data diolah
Range dalam kategori tingkat persepsi kemudahan didapat dari selisih
skor terbesar dan skor terkecil dengan hasil sebesar 32. Jumlah alternatif
jawaban setiap item adalah sebanyak 5 kelas. Lalu selanjutnya adalah
menentukan interval kelas. Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus
maka diperoleh rentang kelas sebesar 6,4 setiap kelasnya, ini didapat dari
range dibagi jumlah alternatif jawaban setiap item (32/5=6,4). Hasil
klasifikasi dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini.
Tabel 3.3: Kategori Tingkat Persepsi Kemudahan
Kelas Kualifikasi 33,6-40,0 Sangat Setuju 27,2-33,5 Setuju
20,8-27,1 Netral 14,4-20,7 Tidak Setuju
8-14,3 Sangat Tidak Setuju Sumber: data diolah
Range dalam kategori tingkat persepsi kepuasan didapat dari selisih
skor terbesar dan skor terkecil dengan hasil sebesar 28. Jumlah alternatif
jawaban setiap item adalah sebanyak 5 kelas. Lalu selanjutnya adalah
menentukan interval kelas. Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus
range dibagi jumlah alternatif jawaban setiap item (28/5=5,6). Hasil
klasifikasi dapat dilihat pada tabel 3.4 dibawah ini.
Tabel 3.4: Kategori Tingkat Persepsi Kepuasan Kelas Kualifikasi 29,4-35,0 Sangat Setuju 23,8-29,3 Setuju
18,2-23,7 Netral 12,6-18,1 Tidak Setuju
7-12,5 Sangat Tidak Setuju Sumber: data diolah
2. Menghitung Rata-Rata
Rata-rata hitung adalah nilai yang menunjukkan pusat diantara
nilai-nilai yang ada dalam pengamatan. Rata-rata hitung digunakan
untuk mengetahui skor dari setiap komponen variabel berdasarkan
persepsi responden. Perhitungan rata-rata menggunakan rumus sebagai
berikut.
̅=
Keterangan:
̅ = rata-rata hitung
= jumlah semua nilai kuesioner = jumlah responden
3. Penarikan Kesimpulan
Berdasarkan kategori tingkat persepsi kebermanfaatan, persepsi
kemudahan, dan persepsi kepuasan maka dapat ditarik kesimpulan
tentang persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dengan
penggunaan e-Billing sebagai sarana pembayaran pajak secara
elektronik. Apabila rata-rata dari variabel persepsi kebermanfaatan
WPOP sangat setuju jika e-Billing merupakan sistem yang bermanfaat.
Apabila berada pada rentang kelas 37,4-46,1 menunjukkan bahwa
persepsi WPOP setuju jika e-Billing merupakan sistem yang
bermanfaat. Apabila berada pada rentang kelas 28,6-37,3 menunjukkan
bahwa persepsi WPOP netral jika e-Billing merupakan sistem yang
bermanfaat. Apabila berada pada rentang kelas 19,8-28,5 menunjukkan
bahwa persepsi WPOP tidak setuju jika e-Billing merupakan sistem
yang bermanfaat. Apabila berada pada rentang kelas 11-19,7
menunjukkan bahwa persepsi WPOP sangat tidak setuju jika e-Billing
merupakan sistem yang bermanfaat.
Apabila rata-rata dari variabel persepsi kemudahan berada pada
rentang kelas 33,6-40,0 menunjukkan bahwa persepsi WPOP sangat
setuju jika e-Billing merupakan sistem yang mudah digunakan. Apabila
berada pada rentang kelas 27,2-33,5 menunjukkan bahwa persepsi
WPOP setuju jika e-Billing merupakan sistem yang mudah digunakan.
Apabila berada pada rentang kelas 20,8-27,1 menunjukkan bahwa
persepsi WPOP netral jika e-Billing merupakan sistem yang mudah
digunakan. Apabila berada pada rentang kelas 14,4-20,7 menunjukkan
bahwa persepsi WPOP tidak setuju jika e-Billing merupakan sistem
yang mudah digunakan. Apabila berada pada rentang kelas 8-14,3
menunjukkan bahwa persepsi WPOP sangat tidak setuju jika e-Billing
Apabila rata-rata dari variabel persepsi kepuasan menunjukkan
berada pada rentang kelas 29,4-35,0 bahwa