• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV PADA MATERI BILANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN RME (REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION): Penelitian Tindakan Kelas di SDN Gentra Masekdas Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV PADA MATERI BILANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN RME (REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION): Penelitian Tindakan Kelas di SDN Gentra Masekdas Kota Bandung."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV PADA MATERI BILANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN RME (REALISTIC

MATHEMATICS EDUCATION)

(PenelitianTindakanKelas pada siswa kelas IV SDN Gentra Masekdas kota BandungTahunPelajaran 2012-2013)

SKRIPSI

Diajukanuntukmemenuhisebagiandarisyaratmemperolehgelar SarjanaPendidikan Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar

Oleh Diani Rosmiati

1 1 0 7 3 8 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN BANDUNG

2013

LEMBAR PENGESAHAN

(2)

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Pada Materi Bilangan Pecahan Melalui Pendekatan RME (Realistic Mathematics Education)

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Gentra Masekdas Kota BandungTahunPelajaran 2012-2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I,

Drs. Nana Djumhana, M.Pd. NIP.1959050801984030 1 002

DosenPembimbing II,

Dr. Sufyani Prabawanto, M.Ed NIP. 19600830 198603 1 003

Mengetahui

KetuaJurusanPedagogik FakultasIlmuPendidikan UniversitasPendidikan Indonesia

(3)

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Pada Materi

Bilangan Pecahan Melalui Pendekatan RME (Realistic Mathematics

Education) Di SDN Gentra Masekdas Kota Bandung Th. Pelajaran

2012-2013

Oleh Diani Rosmiati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

(4)

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Iv Pada Materi Bilangan Pecahan Melalui Pendekatan RME (Realistic Mathematics Education)” ini beserta seluruh isinya

adalah benar-benar karya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan yang tidak sesuai dengan etika penulisan karya tulis ilmiah yang berlaku dalam masyarakat akademik.Atas pernyataan ini saya bersedia menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya, jika kemudian hari ternyataditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dan/atau ada pihak tertentu yang mengklaim terhadap keaslian/orisinalitas karya saya ini.

Bandung, Juni 2013

(6)

ABSTRAK

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Pada Materi Bilangan Pecahan Melalui Pendekatan RME (Realistic Mathematics Education)

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Gentra Masekdas Kota Bandung)

Diani Rosmiati NIM: 1107383

Penelitianinidilatarbelakangiolehhasilbelajarmatematikapadamateribilanganpecahanpada

semester II masihtergolongrendahkarenamasihdibawahnilaistandar minimal 70. Siswa yang mendapatkannilaidiatas KKM sebesar 26 % sedangkansiswa yang mendapatkannilaidibawah KKM sebesar 74 %.Penelitianinibertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pada materi bilangan pecahan melalui pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) adalah untuk 1). mengetahuiperencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan RME(Realistic Mathematics Education)pada materi bilangan pecahan di kelas IV SDN Gentra Masekdas”. 2). mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) pada materi bilangan pecahan di kelas IV SDN Gentra Masekdas”. 3) untukmengetahui hasil belajar matematika siswa setelah memperoleh pembelajaran melalui pendekatan RME (Realistic Mathematics Education)pada materi bilangan pecahan di kelas IV SDN Gentra Masekdas”. Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN Gentra Masekdas Kota Bandung dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil dari penelitian peningkatan hasil belajar matematika siswa pada materi bilangan pecahan melalui pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) adalah menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus I prosentase aktifitas mencapai 32 % sedangkan prosentase pada siklus II aktifitas meningkat menjadi 75%. Peningkatan aktifitas siswa dari siklus I sampai siklus II diperoleh gain sebesar 43%.

(7)

ABSTRACT

Improved Student Learning Outcomes Fourth Grade Math Fractions to Content Approach Through RME (Realistic Mathematics Education)

(Classroom Action Research in SDN GentraMasekdasBandung)

DianiRosmiati NIM: 1107383

This research is motivated by the results of studying mathematics at the material fractions in the second half is still relatively low because it is still below the standard value of at least 70. Students who scored above KKM 26% while students who scored below KKM 74%. This study aims to improve the learning outcomes approach the material fractions through RME (Realistic Mathematics Education) is to 1). know the learning plan with an approach RME (Realistic Mathematics Education) on material fractions in fourth grade SDN GentraMasekdas. 2). determine the implementation of learning by using the approach of RME (Realistic Mathematics Education) on material fractions in fourth grade SDN GentraMasekdas. 3) to determine students' mathematics achievement after learning gained through approaches RME (Realistic Mathematics Education)on material fractions in fourth grade SDN GentraMasekdas. The research was conducted in the fourth grade SDN GentraMasekdas Bandung method Classroom Action Research (CAR). Results of research into improved student learning outcomes in mathematics material fractions through RME approach (Realistic Mathematics Education) is showing an increase. In the first cycle, the activity percentage reached 32%, while the percentage in the second cycle activity increased to 75%. The increased activities of students from cycle I to cycle II obtained a gain of 43%.

(8)
(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 37

A. HasilPenelitian ………... 37

B. Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 52

A. Kesimpulan ……….. 52

B. Saran ……… 53

DAFTAR PUSTAKA ………. 54 LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Instrumen RPP

LembarObservasi guru dansiswa 2. Lembartes

Kisi-kisisoal

Analisis Mata Pelajaran 2. Data hasilObservasi HasilKinerjaSiswa

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.

Pendidikan diarahkan agar peserta didik memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dalam

masyarakat, bangsa dan negara.

Berbagai usaha pembaharuan kurikulum, perbaikan sistem pembelajaran, peningkatan

kualitas kemampuan guru, dan lain sebagainya, merupakan suatu upaya ke arah peningkatan

mutu pembelajaran. Banyak hal yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut, salah

satunya adalah bagaimana cara menciptakan suasana belajar yang baik, mengetahui kebiasaan

dan kesenangan belajar siswa agar siswa bergairah dan berkembang sepenuhnya selama proses

belajar berlangsung. Untuk itu seharusnya guru mencari informasi tentang kondisi mana yang

dapat meningkatkan pembelajara di sekolah dasar.

Dari beberapa mata pelajaran yang di sajikan pada sekolah dasar, matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menjadi kebutuhan sistem dalam melatih penalarannya. Melalui pengajaran matematika diharapkan akan menambah kemampuan, mengembangkan ketrampilan dan aplikasinya. Selain itu, matematika merupakan sarana berpikir dalam menentukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan matematika merupakan metode berpikir logis, sistematis, dan konsisten. Oleh karena itu semua masalah kehidupan yang membutuhkan pemecahan secara cermat dan teliti selalu harus berpaling pada matematika.

Dalam pembelajaran matematika sering kali didapatkan bahwa siswa masih sukar menerima dan mempelajari matematika bahkan banyak yang mengeluh bahwa pelajaran matematika membosankan, tidak menarik, dan susah untuk dipahami. Hal ini ditunjukkan dengan kenyataan bahwa prestasi belajar matematika di sekolah dasar relatif rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain di SDN Gentra Masekdas Kota Bandung.

(11)

Dalam proses pembelajaran di sekolah, model pembelajaran yang digunakan guru merupakan salah satu faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Penggunaan pendekatan pembelajaran yang cenderung membuat siswa pasif dalam proses belajar mengajar, dapat membuat siswa merasa bosan sehingga tidak tertarik lagi untuk mengikuti pelajaran tersebut, terlebih lagi pelajaran matematika yang menurut Hudoyo (1988:3) berkaitan dengan konsep-konsep abstrak, sehingga pemahamannya membutuhkan daya nalar yang tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan ketekunan, keuletan, perhatian, dan motivasi yang tinggi untuk memahami materi pelajaran matematika.

Permasalahan dalam proses pembelajaran juga terjadi di SDN Gentra Masekdas kota Bandung sebagaimana hasil pembelajaran kelas IV SDN Gentra Masekdas bahwa penguasaan siswa terhadap pelajaran matematika masih tergolong rendah, menurut keterangan yang diperoleh dari guru tersebut rata-rata nilai matematika siswa kelas IV SDN Gentra Masekdas kota Bandung pada semester II tahun pelajaran 2012-2013 yaitu 5,7 dan nilai rata-rata tes awal yaitu 5,93 menunjukkan bahwa prestasi siswa matematika khususnya pada pokok bahasan pengenalan pecahan masih tergolong rendah karena masih dibawah standar minimal 70 .Siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM sebesar 26 % sedangkan siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM sebesar 74 %.

Pada umumnya proses pembelajaran matematika yang digunakan di SDN Gentra Masekdas kota Bandung adalah dengan menggunakan model pembelajaran konvensional yakni ceramah, tanya jawab, pemberian tugas dan pembelajarannya didominasi oleh guru dan sedikit sekali melibatkan siswa, guru kurang memberikanpeluang kepada siswa untuk mengkonstruksi sendiri konsep-konsep matematika, siswa hanya menyalin apa yang dikerjakan oleh guru. Selain itu siswa tidak diberikan kesempatan untuk mengemukakan ide dan mengkonstruksi sendri dalam menjawab soal latihan yang diberikan oleh guru.

Masalah yang telah dikemukakan di atas, guru SDN Gentra Masekdas Kota Bandung perlu melakukan perbaikan proses pengajaran. Salah satunya dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa untuk mengembangkan potensi secara maksimal melalui penelitian tindakan kelas.

(12)

filosofinya sejalan dengan falsafah konstruktivis yang menyebutkan bahwa pengetahuan itu adalah konstruksi dari seseorang yang sedang belajar (Marpaung, 2001:3-arifuddin-proposal PTK.blogspot.com). Dan pendekatan pembelajaran ini mengaitkan antara aktivitas insani (human activity) dengan realitas(reality) , sehimgga peserta didik belajar suatu ilmu dari hal yang paling dekat dengan kehidupan sehari-harinya (bersifat kontekstual).

pembelajaran dengan pendekatan RME mendorong peserta didik untuk aktif bekerja bahkan diharapkan untuk mengkonstruksi atau membangun sendiri konsep-konsep matematika dan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan serta mendorong terjadinya interaksi dan negosiasi. Dengan demikian RME berpotensi untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis mencoba melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Pada Materi Bilangan Pecahan Melalui Pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) Di SDN Gentra Masekdas Kota Bandung Th. Pelajaran 2012-2013.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanaperencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan RME(Realistic Mathematics Education) pada materi bilangan pecahan di kelas IV SDN Gentra

Masekdas?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan RME(Realistic Mathematics Education) pada materi bilangan pecahan di kelas IV SDN Gentra

Masekdas?

3. Bagaimana hasil belajar matematika siswa setelah memperoleh pembelajaran melalui

pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) pada materi bilangan pecahan di

kelas IV SDN Gentra Masekdas kota Bandung ?

(13)

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahuiperencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan RME(Realistic Mathematics Education) pada materi bilangan pecahan di kelas IV SDN Gentra Masekdas

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan RME(Realistic Mathematics Education) pada materi bilangan pecahan di kelas IV SDN Gentra Masekdas

3. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa setelah memperoleh pembelajaran melalui pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) pada materi bilangan

pecahan di kelas IV SDN Gentra Masekdas kota Bandung

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Bagi guru: dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran matematika kelas

sehingga permasalahan yang dihadapi oleh siswa maupun oleh guru dapat diminimalkan.

2. Bagi siswa: dapat meningkatkan prestasi belajar matematikanya, khususnya pada materi

bilangan pecahan.

3. Bagi sekolah: hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah

dalam rangka perbaikan pembelajaran.

E. Hipotesis Tindakan

“Hasil belajar matematika siswa pada materi bilangan pecahan meningkat setelah memperoleh pembelajaran melalui pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) di kelas

IV SDN Gentra Masekdas kota Bandung “

(14)

Hasil belajar

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian yaitu kemampuan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran matenatika pada ranah kognitif C 1, C2, dan C 3 sesuai dengan Taksonomi Bloom.

Bilangan pecahan

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penerapan pendekatan RME dalam penelitian ini dilakukan melalui PenelitianTindakan Kelas (classroom action research). Penelitian ini berusaha membahas bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa sekolah dasar kelas IV melalui pendekatan RME pada materi penjumlahan bilangan pecahan.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan yang tepat dan dapat dilakukan dengan bekerja sama antara guru selaku peneliti dengan subyek yang diteliti yaitu siswa. Guru sebagai peneliti terlibat penuh dalam penelitian mulai dari awal sampai akhir penelitian secara langsung. Bantuan dari pihak lain hanya bersifat konsultif dalam pengumpulan data membantu observasi pelaksanaan tindakan. Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, guru sebagai peneliti melakukan seluruh kegiatan secara sistematis.Hal ini dilakukan dengan harapan menyelesaikan masalah secara tuntas dan baik.Rangkaian kegiatan-kegiatan tersebut meliputi perencanaan penelitian, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, dan kegiatan refleksi tindakan.

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar sisiwa dan atau memperbaiki praktik dan kualitas pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru. Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk meningkatkan dan atau memperbaiki layanan pendidikan dalam konteks pembelajaran di kelas.

(16)

lakukan diadaptasi dari alur penelitian tindakan kelas menurut John Elliot.Dibawah ini digambarkan alur desain penelitian model John Elliot

Pelaksanaan

Perencanaan siklus 1 pengamatan Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan Siklus 2 pengamatan

Refleksi

Gambar 3.1 Alur desain penelitian model John Elliot

Jika pembelajaran yang telah dilaksanakan masih terdapat kesalahan atau kekurangan, maka pembelajran tersebut diperbaiki atau dimodifikasi pada perencanaan tindakan kedua.Siklus ini baru berhenti apabila tindakan yang dilakukan oleh peneliti sudah dinilai baik, yaitu peneliti sudah menguasai keterampilan mengajar yang dilakukan dalam penelitian ini dengan baik. Alas an lain siklus dihentikan karena data yang terkumpul sudah jenuh atau kondisi kelas sudah stabil. Secara rinci, tahapan-tahapan penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan (plan)

Perencanaan dimulai dengan mengidentifikasi masalah yang terjadi di kelas IV SDN Gentra Masekdas, yaitu dengan melihat kondisi kelas dan mengidentifikasi masalah yang harus segera dipecahkan.

2. Pelaksanaan (action)

(17)

3. Pengamatan (Observation)

Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran matematika oleh observer atau pengamat pada setiap tindakan pembelajaran.Kegiatan observasi ini bertujuan untuk memeriksa apakah siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan realistic terlaksana dengan baik.

4. Refleksi (Reflection)

Refleksi dilakukan dengan cara meninjau kembali apa saja yang sudah dilakukanselama pembelajaran dalam suatu tindakan dan merevisinya untuk pembelajaran matematika pada tindakan berikutnya, yaitu mengevaluasi setiap tindakan pembelajaran apakah masih ada kelemahan ataupun kelebihan serta masalah yang mungkin muncul.

B. Lokasi dan Subyek penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SDN Gentra Masekdas yang berada di Jalan Sukamulya No. 29 kelurahan Sukaasih Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung.Subyek penelitian adalah siswa kelas IV A berjumlah 40 orang. Prestasi akademik siswa ditetapkan berdasarkan peringkat hasil belajar siswa di kelas IV .aktifitas siswa ditetapkan berdasarkan pengamatan peneliti pada siswa kelas IV sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan.

Tabel 3.1

Keadaan siswa kelas IVA SDN Gentra Masekdas Bandung berdasarkan jenis kelamin

No. Jenis Kelamin jumlah Prosentase(%)

1. Laki-laki 14 35

2. Perempuan 26 65

(18)

Berdasarkan data dari tabel diatas, dapat ditafsirkan bahwa jimlah siswa kelas IV A yaitu 14 atau 35 % laki-laki dan 26 atau 65 % perempuan. Jadi jumlah siswa laki-laki ditambah jumlah siswa perempuan adalah 40 orang.

Tabel 3.2

Analisis Prestasi Siswa Kelas IV A SDN Gentra Masekdas Bandung Berdasarkan Prestasi Akademik Pada Semester 1

No. Kelompok Jumlah Prosentase % atau 30 %, kelompok sedang 18 orang atau 45 % dan kelompok kurang berjumlah 10 orang atau 25 %. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah terbanyak ada pada siswa kelompok sedang yaitu 18 orang atau 45 %.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrument pembelajaran dan instrument pengumpul data.Instrumen pembelajaran merupakan perangkat yang menjadi penunjang dalam pelaksanaan pembelajaran.Sedangkan instrument pengumpul data adalah perangkat yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian.Instrument pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas tes dan nontes.

1. Instrument nontes Lembar observasi

(19)

lembar observasi ini digunakan sebagai data pendukung dalam menganalisis temuan untuk memberikan gambaran pembelajaran yang relative lengkap.Hasil rekaman ditransfer ke dalam transkrip pembelajaran. Lembar observasi ini diisi oleh pengamat yang menjadi mitra peneliti pada setiap proses pembelajaran matematika pada setiap siklus.

2. Instrument tes

Instrument tes Berupa soal-soal yang diberikan kepada peserta didik setelah proses pembelajaran dilakukan. Nilai skor yang diperoleh peserta didik menjadi penentu keberhasilannya dalam menguasai materi.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Siklus I

a. Perencanaan.

Pada tahap ini penulis menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi pokok Penjumlahan Bilangan Pecahan dengan indikator :

1. Menjumlahkan dua bilangan pecahan biasa yang berpenyebut sama 2. Menjumlahkan bilangan pecahan campuran dengan pecahan biasa b. Pelaksanaan.

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I peneliti menggunakan alat peraga pecahan untuk memperjelas materi pembelajaran dan mengatasi kebosanan pada siswa. Penelitian tindakan kelas pada siklus I ini akan dilaksakan dalam 2 x pertemuan sebagai berikut:

siklus 1

I. Pertemuan I

Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan I antara lain: 1. Guru menyiapkan alat peraga pecahan

2. Guru dan siswa bertanya jawab tentang bilangan pecahan.

3. Guru mendemonstrasikan cara menjumlahkan dua bilangan pecahan biasa memakai alat peraga.

(20)

5. Guru membagi LKS, serta menyuruh mengerjakan secara kelompok.

6. Tiap kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya dengan dipandu oleh guru. 7. Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan.

II.Pertemuan II

Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan IIini antara lain :

1. Guru menjelaskan cara mengubah pecahan biasa ke pecahan campuran dan sebaliknya 2. Guru menjelaskan cara menjumlahkan bilangan pecahan campuran dengan pecahan

biasa.

3. Guru memberikan tugas kepada siswa secara bergiliran untuk menjumlahkan bilangan pecahan campuran dengan pecahan biasa yang berpenyebut sama menggunakan alat peraga bilangan pecahan.

4. Tanya jawab tentang penjumlahan pecahan campuran dengan pecahan biasa. 5. Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan.

6. Siswa mengerjakan soal-soal posttest. 7. Guru melakukan refleksi diri .

c. Pengamatan (observasi)

Pengamatan dilakukan oleh pengamat dengan mengamati kegiatan pembelajaran menggunakan lembar observasi.

d. Refleksi

Dilakukan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. Melakukan analisis terhadap temuan-temuan yang berupa hambatan, kekurangan, dan kelemahan yang dijumpai selama pelaksanaan siklus I sebagai masukan untuk siklus II.

Siklus II

a. Perencanaan.

Pada tahap ini penulis menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi pokok Penjumlahan Bilangan Pecahan dengan Indikator sebagai berikut :

(21)

b. Pelaksanaan.

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II peneliti menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual dengan variasi beberapa metode pembelajaran dan menggunakan alat peraga bilangan pecahan untuk memperjelas materi pembelajaran dan mengatasi kebosanan pada siswa. Penelitian tindakan kelas pada siklus II ini akan dilaksakan dalam 2 x pertemuan sebagai berikut:

I. Pertemuan I

Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan I Siklus II antara lain:

1. Guru mendemonstrasikan penjumlahan bilangan pecahan menggunakan alat peraga bilangan pecahan.

2. Tanya jawab tentang penjumlahan bilangan pecahan biasa dengan bilangan pecahan campuran.

3. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok.

4. Guru membagikan lembar kegiatan diskusi dan menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa.

5. Siswa melakukan diskusi kelompok guru mengamati. 6. Tiap kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya. 7. Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan. II. Pertemuan II

Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan II siklus 2 ini adalah sebagai berikut: 1. Guru menyiapkan alat peraga.

2. Guru mendemonstrasikan cara menjumlahkan bilangan pecahan campuran dengan bilangan pecahan campuran memakai alat peraga.

3. Guru menugaskan pada siswa secara bergiliran untuk menjumlahkan bilangan pecahan campuran dengan bilangan pecahan campuran.

4. Tanya jawab tentang penjumlahan pecahan campuran denganpecahan campuran 5. Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan.

(22)

Selama proses pembelajaran peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa dan pengamat(kolaborator) melakukan pengamatan terhadap peneliti dan siswa saat melaksanakan pembelajaran, situasi proses pembelajaran, dan hasil belajar.

d. Refleksi.

Kegiatan refleksi ini peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan perasaannya saat mengikuti pembelajaran. Peneliti juga memberi kesempatan kepada guru kolaborator (pengamat) untuk memberi masukan tentang kekurangan yang terjadi saat proses pembelajaran.

E.Teknis Analisis Data

Data yang terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis.Data dalam penelitian ini terdiri atas data kuantutatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu berupa hasil tes akhir siklus , sedangkan data kualitatif berupa lembar observasi.

Prosedur analisis dari tiap data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pengolahan data kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa hasil tes akhir siklus untuk menguji pemahaman siswa terhadap materi bilangan pacahan. Setelah data kuantitatif diperoleh, selanjutnya dilakukan lanhkah-langkah analisis sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa yang menggunakan pendekatan RME akan diambil dari data hasil observasi tentang aktivitas guru dan siswa. Penganalisaaan kedua aktivitas ini akan dilakukan pada setiap siklus pembelajaran. Data-data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis secara deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan cara memberikan skor pada setiap aktivitas siswa yang terjadi dengan ketentuan penskoran sebelumnya. Juga untuk data-data yang diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dianalisis secara deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

(23)

a. 80 % - 100 % Sangat baik

b. 60 % - 79,99 % Baik

c. 40 % - 59,99 % Cukup baik

d. 20 % - 39,99 % Kurang

e. 0 % - 19,99 % Sangat kurang

2. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa pada setiap siklus pembelajaran matematuka diperoleh dari hasil tes evaluasi siklus yang dilakukan pada setiap akhir siklus (siklus I dan II). Data prestasi belajar siswa yang mencerminkan pemahaman siswa diperoleh bersifat kuantitatif dengan perhitungan skor prestasi .

Berikut rumus penskoran prestasi siswa yang diadaptasi dari Depdikbud (19995) dan Depdikna (2002)

Keterangan:

N = nilai dengan rentang 10 – 100

= jumlah skor yang diperoleh

max = jumlah skor maksimal yang akan diperoleh

Nilai yang diperoleh siswa diinterpretasikan ke dalam kategori kualitatif berikut:

a. >95 istimewa

Data hasil tes siswa pada tiap siklus, selanjutnya dianalisis apakah mengalami peningkatan dari suatu siklus ke siklus berikutnya.Selain itu dari data ini dapat dapat dianalisis ketuntusan belajar siswa dari satu siklus ke siklus berikutnya.

(24)

dengan benar sebesar 65 % dari skor total. Untuk belajar secara klasikal dikatakan baik apabila sekurang-kurangnya 85 % siswa telah mencapai ketuntasan belajar.Apabila siswa yang tuntas belajarnya hanya mencapai 75 % maka secara klasikal dikatakan cukup.Peningkatan hasil belajarsiswa antar siklus, ditentukan besarnya gain dengan perhitungan sebagai berikut:

g = (skor tes siklus ke –I + 1) – (skor tes siklus ke – i)

untuk dapat membandingkan peningkatan hasil tes antar siswa dilakukan dengan menghitung gain ternormalisasi dengan rumus sebagai berikut:

(g) = (skor tes siklus ke –I + 1) – (skor tes siklus ke – i) (skor maksimum) – (skor tes siklus ke – i)

Tabel 3.7

Interpretasi Gain Yang Dinormalisasi Nilai (g) Interpretasi

0,00 - 0,30 Rendah

0,31 - 0,70 Sedang

0,71 - 1,00 Tinggi

Berikut ini rumus untuk menghitung daya serap klasikal:

DSK = jumlah siswa yang memperoleh tingkat penguasaan ≥65 % X 100%

Jumlah siswa

Untuk menghitung skor setiap jawaban tes evaluasi pada akhir siklus I dan siklus II berpatokan pada system Holistic Scoring Rubric yang diadaptasi dari www.unhas.ac.id/hasbit/LKPP /.../pengukuran dan penilaian.doc.kemudian diberi bobot.

(25)
(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan RME pada materi penjumlahan bilangan pecahan di kelas IV SDN Gentra Masekdasdapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sistematika perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan RME(Realistic Mathematics Education) pada dasarnya sama dengan perencanaan pembelajaran pada

umumnya, tetapi pada kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan realistik memiliki kelebihan yaitu guru mengawali pembelajaran matematika dengan mengajukan masalah realistik untuk membangun pengetahuan matematika dan kegiatan pembelajaran realistik lebih menekankan pada aktivitas siswa bukan aktivitas guru. Hal ini tampak pada aktivitas siswa dalam kegiatan diskusi, tanya jawab, dan memberikan tanggapan. 2. Proses pembelajaran pada materi bilangan pecahan dengan menggunakan pendekatan

RME(Realistic athematics Education) lebih baik dari sebelumnya dan dapat meningkatkan motivasi siswa, hal ini tampak pada aktivitas siswa yang lebih antusiasdari biasanya, mereka dapat belajar bekerjasama, berkolaburasi, berkreativitas, berpartisipasi, berargumentasi baik di dalam kelompok ataupun dengan kelompok lainnya .

3. Hasil belajar matematika siswa setelah memperoleh pembelajaran melalui pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) pada materi bilangan pecahan di kelas IV SDN

Gentra Masekdas kota Bandung meningkat.Hal ini dapat dilihat dari niai rata-rata hasil belajar siswa pada pada siklus I 64,10 dan nilai rata-rata pada siklus II adalah 72,625.

B. Saran

(27)

1) Mengingat penelitian diatas tampaknya dapat memberikan hasil yang positif terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IV di SDN Gentra Masekdas kota Bandung, maka peneliti menyarankan agar tindakan kelas sebagaimana yang dilakukan dalam penelitian ini sekiranya dapat dipraktekkan atau dicobakan dalam pembelajaran matematika pada materi yang lain .

2) Hendaknya penelitian selanjutnya lebih memperhatikan aktivitas siswa agar siswa dapat belajar bekerjasama, berkolaburasi, berkreativitas, berpartisipasi, berargumentasi baik di dalam kelompok ataupun dengan kelompok lainnya . dan cara memotivasi siswa agar mempunyai keinginan sendiri mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A(2006) Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Realistic Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika. (Skripsi).Bandung : universitas Pendidikan Indonesia

Adiforeducation.blogspot.com Pembelajaran Matematika Realistikdiakses 25 Februari 2013

Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), mata pelajaran Matematika. Jakarta : BNSP

Citrawulani. Wordpress.com, Pengertian Matematika, diakses 5 Maret 2013

Ewintri (Universitas Lampung).2008. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya (Makalah), penelusuran google

File upi.edu/…/F25-Metodologi dan model pembelajaran matematika.pdf diakses 5 Maret 2013

File upi edu/…/Bilangan Pecahan. Pdf diakses 5 Maret 2013

http/akhmadsudrajat.wordpress.com. diakses 25 Februari 2013 http/darsusianto-blogspot. com 2007/08/matematika realistik/html

Scribd. 2011. Pembelajaran Matematika Realistik. Tersedia di http://www.scribd.com/doc/52317899/Pembelajaran-Matematika-Realistik. Diaskes 22 Januari 2013

Linggar Blog. Pembelajaran Matematika RealistikTersedia di

http://www.sharewithlinggarblogspot.com diakses 22 Januari 2013

Manusiapembelajarilmu.blogspot.com/2013/01 Upaya Peningkatan Hasil Belajar, diakses 5 Maret 2013

M. Dalyono, 2005,Psikologi Pendidikan,,Rineka Cipta, Jakarta,

Muhibbin Syah, 2003, Psikologi Belajar,, Raja Grafindo Persada, Jakarta

(29)

Nana Syaodih Sukmadinata,2005, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,.PT Remaja Rosdakarya,, Bandung

Oemar Hamalik,2001, Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta

Slameto, 2005,Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,Rineka Cipta, Jakarta

Turmudi, dll (2001).Pengembangan Strategi Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Realistic Di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Laporan Penelitian Dana Rutin Universitas Pendidikan Indonesia Bandung; tidak diterbitkan

www.majalahpendidikan.com 2012/05 diakses 12 Februari 2013

www.dewinuryanti.comFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar,diakses 7 Maret 2013

Windiwati.wordpress.com/hakikat-belajar-matematika, diakses 5 Maret 2013

Wiwi-birulaut.blogspot.com/…/30 Januari 2010 menuai ilmu: Hakekat Pembelajaran Matematika Realistik, diakses 12 Februari 2013

Wikipedia bahasa Indonesia, Penelusuran google,

Gambar

Gambar 3.1 Alur desain penelitian model John Elliot
Tabel 3.1 Keadaan siswa kelas IVA SDN Gentra Masekdas Bandung
Tabel 3.2 Analisis Prestasi Siswa Kelas IV A SDN Gentra Masekdas Bandung
Tabel 3.7 Interpretasi Gain Yang Dinormalisasi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil akhir dari penelitian ini adalah terciptanya sebuah media pembelajaran pengenalan warna, bentuk, angka, huruf dan tangga nada berbasis multimedia interaktif

Jadi diharapkan guru dapat dengan kreatif membuat media pembelajaran di kelas agar siswa lebih memahami apa yang disampaikan oleh guru tersebut, terutama guru sekolah dasar

a.. 1) Geografi matematik, yaitu astronomi (ilmu falak), ilmu yang objeknya mempelajari benda-benda langit, bumi sebagai satelit, matahari sebagai bintang-bintang

(1) Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan pembiayaan kepada organisasi masyarakat, organisasi sosial atau lembaga swadaya masyarakat yang melaksanakan

Dalam menegakkan diagnosis tuberkulosis paru, gambaran radiologis tidak selalu khas dan sangat bervariasi, tetapi foto toraks merupakan pemeriksaan penunjang pertama yang

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2015 – 2019..

Para ahli psikologi dan pendidikan, mengakui bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu sejak dalam kandungan sampai meninggal dunia, mengalami

Meskipun alam telah mampu melakukan transaksi gen jauh sebelum kita ada, baru dalam dua dekade terakhir ini manusia mampu mengubah bahan genetik dari satu organisme