No daftar FPIPS 1799/UN.40.2.7/PL/2013
MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI TUGAS (TASK)
PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBAHAN DASAR
LIMBAH SAMPAH DALAM PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII B SMP Negeri 5 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana dalam Bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Disusun oleh:
AGI PRIATNA
0901800
PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBAHAN DASAR
LIMBAH SAMPAH DALAM PEMBELAJARAN IPS
(PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS VII B SMP NEGERI 5 BANDUNG)
Oleh :
Agi Priatna
0901800
Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial
Agi Priatna 2013
Universitas Pendidikan Indonesia November 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Skripsi ini Telah Diujikan Pada :
Hari, Tanggal : Kamis, 31 Oktober 2013
Tempat : Gedung FPIPS lantai 2 UPI Bandung
Panitia ujian terdiri dari :
1. Ketua : Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si.
NIP : 19700814 199402 1001
2. Sekretaris : Dr. Nana Supriatna, M.Ed.
NIP : 19611014 198601 1001
3. Penguji 1 : Dr. Hj. Kokom Komalasari, M.Pd
NIP : 19721001 200112 2 001
Penguji 2 : Dr. Ridwan Effendi M.Ed
NIP : 19620926 1989041
Agi Priatna, 2013
ABSTRAK
Skripsi ini mengambil judul “Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Tugas (Task) Pembuatan Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah Sampah dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-B SMP Negeri 5 Bandung)”. Permasalahan seputar limbah sampah menjadi hal yang begitu sulit untuk diselesaikan, kebiasaan membuang sampah sembarangan, menggunakan kertas dan plastik yang berlebihan menjadi hal yang biasa, salah satunya terjadi di lingkungan sekolah. Padahal limbah sampah yang ada di sekitar lingkungan sekolah dapat dimanfaatkan menjadi suatu prakarya maupun media pembelajaran yang menarik. Penggunaan performance assessment dapat menjadi alternatif sebagai penilaian yang digunakan untuk menilai kemampuan para siswa yang tidak dapat diukur dengan “paper and pencil”. Tugas (task) pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah dalam pembelajaran IPS akan memacu siswa untuk terus meningkatkan kreativitasnya dan sekaligus mampu memberi stimulus kepada siswa agar memiliki pemahaman ekologi yang mendalam tentang tatanan kehidupan yang berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) model Ebbut. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Bandung sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII-B.
Pada siklus 1 siswa menunjukan kreativitas dengan memperoleh kategori “cukup”
dalam merencanakan, menghasilkan, dan mempertanggung jawabkan prakarya berupa media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah. Pada siklus 2, siswa mengalami perkembangan kreativitas yang sangat baik, dengan pencapaian
kategori “baik” dan mampu menyelesaikan tugas (task) dengan baik. Kemudian pada siklus 3 atau siklus terakhir, siswa telah mencapai perkembangan kreativitas yang maksimal, dimana siswa dapat memanfaatkan barang-barang yang tidak terpakai menjadi suatu hal yang inovatif dan kreatif, dengan memperoleh kategori
“baik”. Sehingga penelitian ini telah mencapai hasil yang maksimal dalam hal meningkatkan kreativitas siswa melalui tugas (task) pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah dalam pembelajaran IPS. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: 1) Merencanakan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa 2) Menerapkan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa. 3) Merefleksikan kendala-kendala dalam menerapkan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa.
ABSTRACT
This paper entitled "Improving students creativity through the task creation of media -based learning in social studies learning sewage waste (Classroom Action Research in Class VII-B SMP Negeri 5 Bandung) ". Problems surrounding waste bins become so difficult to be solved , the littering habits , the use of excessive paper and plastic become commonplace, one of which occurred in the school environment. Whereas existing waste bins around the school environment can be used to craft an interesting and instructional media. The use of alternative performance assessment can be used as an assessment to assess the ability of the students that can’t be measured with "paper and pencil". Task making media -based learning in teaching social studies waste bins will encourage students to continue to improve their creativity and at the same time able to provide stimulus to the students to have a deep understanding of ecological sustainable living arrangements . The method used in this study using classroom action research (classroom action research) Ebbut models. The research was conducted at SMP Negeri 5 Bandung while the subject of research was class VII-B. In the first action, the students showed creativity by obtaining the category of "enough" to plan, produce, and account for a craft -based learning media waste bins. In the second action, the students have developed excellent creativity, with the achievement of the category of "good" and capable of completing the task properly. Then in the last action, the students have reached the maximum development of creativity, where students can take advantage of the unused items into something innovative and creative, to obtain "good" category. Thus, this research has achieved maximum results in terms of improving students' creativity through the task creation of media -based learning in social studies learning sewage waste. The results obtained are: 1) Assignment plan task creation of media -based learning IPS waste bins to enhance students' creativity 2) Applying task creation of media -based learning IPS waste bins to enhance students' creativity 3) Reflection of the constraints in implementing the task creation of media -based learning IPS waste bins to enhance students' creativity.
Agi Priatna, 2013
DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
UCAPAN TERIMA KASIH... iii
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penulisan. ... 7
D. Manfaat Penulisan ... 8
E. Sistematika Penulisan ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
A. Kreativitas ... 11
1. Pengertian Kreativitas ... 11
2. Ciri-Ciri Individu Kreatif ... 14
3. Kreativitas didalam Pendidikan ... 16
B. Performance Assessment atau Penilaian Kinerja ... 21
1. Pengertian Performance Assessment ... 21
2. Manfaat Menggunakan Performance Assessment... 23
3. Cara-Cara dalam Mengembangkan Performance Assessment .... 24
4. Tugas (Task) dan Kriteria Penilaian (Rubrik) ... 25
5. Model Pengembangan Performance Assessment dalam Pembelajaran IPS... 29
C. Media Pembelajaran ... 31
1. Pengertian Media Pembelajaran ... 31
2. Fugsi Media Pembelajara ... 32
4. Prinsip-Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media ... 34
D. Ekoliterasi ... 38
1. Pengertian Ekoliterasi ... 38
2. Pendidikan untuk Dunia yang Berkelanjutan ... 40
3. Implementasi Pendidikan IPS dalam Menghadapi Permasalahan Lingkungan Seputar Limbah Sampah ... 43
BAB III METODE PENULISAN ... 46
A. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus 1 ... 69
1. Perencanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 69
2. Deskripsi Pelaksaan Tindakan Siklus 1 ... 71
a. Tindakan ke-1... 71
b. Tindakan ke-2... 74
c. Tindakan ke-3... 80
3. Refleksi... 97
4. Revisi Perencanaan ... 98
B. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus 2 ... 99
1. Perencanaan Pembelajaran Siklus 2 ... 99
2. Deskripsi Pelaksaan Tindakan Siklus 2 ... 101
a. Tindakan ke-1... 101
b. Tindakan ke-2... 104
c. Tindakan ke-3... 110
3. Refleksi... 126
Agi Priatna, 2013
C. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus 3 ... 128
1. Perencanaan Pembelajaran Tindakan 3 ... 128
2. Deskripsi Pelaksaan Tindakan Siklus 3 ... 129
a. Tindakan ke-1... 129
b. Tindakan ke-2... 132
c. Tindakan ke-3... 137
3. Refleksi... 153
D. Deskripsi Hasil Pengolahan Data Penulisan ... 154
1. Data Hasil Wawancara ... 154
a. Wawancara dengan Guru ... 154
b. Wawancara dengan Siswa ... 155
2. Data Hasil Penilaian Laporan Peninjauan Tugas Kelompok ... 156
3. Data Hasil Penilaian Produk (Media Pembelajaran Berbahan dasar Limbah Sampah ... 160
4. Data Hasil Penilaian Presentasi Siswa ... 164
E. Analisis Hasil Penulisan ... 167
1. Merencanakan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII-B SMPN 5 Bandung ... 167
2. Menerapkan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII-B SMPN 5 Bandung ... 172
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 191
Agi Priatna, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Format Pedoman Tugas (Task) Siswa 57
Tabel 3.2.1 Format PedomanPenilaian Peninjauan Tugas (Task) Siswa 58
Tabel 3.2.2 Rubik Pedoman Penilaian Peninjauan Tugas (Task) Siswa 59
Tabel 3.3.1 Format Penilaian Produk Tugas (Task) Siswa 60
Tabel 3.3.2 Rubik Pedoman Penilaian Produk Tugas (Task) Siswa 61
Tabel 3.4.1 Format Pedoman Penilaian Diskusi Siswa 62
Tabel 3.4.3 Rubrik Pedoman Penialaian Diskusi Siswa 63
Tabel 3.5 Format Pedoman Penilaian Diri 64
Tabel 4.1 Format Tugas Siswa 73
Tabel 4.2.1 Format Penilaian Peninjauan (Pekerjaan Rumah) 76
Tabel 4.2.2 Rubik Penilaian Peninjauan (Pekerjaan Rumah) 77
Tabel 4.3.1 Format Penilaian Produk Tugas (Task) Siswa 81
Tabel 4.3.2 Rubik Pedoman Penilaian Produk Tugas (Task) Siswa 83
Tabel 4.4.1 Format Pedoman Penilaian Diskusi Siswa 88
Tabel 4.4.3 Rubrik Pedoman Penialaian Diskusi Siswa 89
Tabel 4.5.1 Format Pedoman Penilaian Diri Kelompok 1 94
Tabel 4.5.2 Format Pedoman Penilaian Diri Kelompok 2 95
Tabel 4.5.3 Format Pedoman Penilaian Diri Kelompok 3 96
Tabel 4.5.4 Format Pedoman Penilaian Diri Kelompok 4 97
Tabel 4.6 Format Tugas Siswa 104
Tabel 4.7.1 Format Penilaian Peninjauan (Pekerjaan Rumah) 107
Tabel 4.7.2 Rubik Penilaian Peninjauan (Pekerjaan Rumah) 108
Tabel 4.8.1 Format Penilaian Produk Tugas (Task) Siswa 112
Tabel 4.8.2 Rubik Pedoman Penilaian Produk Tugas (Task) Siswa 113
Tabel 4.9.1 Format Pedoman Penilaian Diskusi Siswa 118
Tabel 4.9.3 Rubrik Pedoman Penialaian Diskusi Siswa 119
Tabel 4.10.1 Format Pedoman Penilaian Diri Kelompok 1 123
Tabel 4.10.3 Format Pedoman Penilaian Diri Kelompok 3 125
Tabel 4.10.4 Format Pedoman Penilaian Diri Kelompok 4 126
Tabel 4.11 Format Tugas Siswa 131
Tabel 4.12.1 Format Penilaian Peninjauan (Pekerjaan Rumah) 134
Tabel 4.12.2 Rubik Penilaian Peninjauan (Pekerjaan Rumah) 135
Tabel 4.13.1 Format Penilaian Produk Tugas (Task) Siswa 138
Tabel 4.13.2 Rubik Pedoman Penilaian Produk Tugas (Task) Siswa 139
Tabel 4.14.1 Format Pedoman Penilaian Diskusi Siswa 141
Tabel 4.14.3 Rubrik Pedoman Penialaian Diskusi Siswa 145
Tabel 4.15.1 Format Pedoman Penilaian Diri Kelompok 1 150
Tabel 4.15.2 Format Pedoman Penilaian Diri Kelompok 2 151
Tabel 4.15.3 Format Pedoman Penilaian Diri Kelompok 3 152
Tabel 4.15.4 Format Pedoman Penilaian Diri Kelompok 4 153
Tabel 4.16 Presentase Laporan Peninjauan Tugas Kelompok 157
Tabel 4.17 Presentase Laporan Produk (Media Pembelajaran
Berbahan Dasar Limbah Sampah) 160
Agi Priatna, 2013
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman 32
Gambar 4.1.1 Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah
Sampah Kelompok 1 83
Gambar 4.1.2 Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah
Sampah Kelompok 2 84
Gambar 4.1.3 Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah
Sampah Kelompok 3 85
Gambar 4.1.4 Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah
Sampah Kelompok 4 86
Gambar 4.2.1 Presentasi Kelompok 1 90
Gambar 4.2.2 Presentasi Kelompok 2 91
Gambar 4.2.3 Presentasi Kelompok 3 92
Gambar 4.2.4 Presentasi Kelompok 4 92
Gambar 4.3.1 Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah
Sampah Kelompok 1 114
Gambar 4.3.2 Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah
Sampah Kelompok 2 115
Gambar 4.3.3 Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah
Sampah Kelompok 3 116
Gambar 4.3.4 Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah
Sampah Kelompok 4 117
Gambar 4.4.1 Presentasi Kelompok 1 120
Gambar 4.4.2 Presentasi Kelompok 2 121
Gambar 4.4.3 Presentasi Kelompok 3 122
Gambar 4.4.4 Presentasi Kelompok 4 122
Gambar 4.5.1 Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah
Gambar 4.5.2 Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah
Sampah Kelompok 2 171
Gambar 4.5.3 Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah
Sampah Kelompok 3 172
Gambar 4.5.4 Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah
Sampah Kelompok 4 143
Gambar 4.6.1 Presentasi Kelompok 1 146
Gambar 4.6.2 Presentasi Kelompok 2 147
Gambar 4.6.3 Presentasi Kelompok 3 148
Gambar 4.6.4 Presentasi Kelompok 4 149
Gambar 4.7.1 Diagram Skor Setiap Kelompok Dalam Merencanakan
Pembuatan Media Pembelajaran Berbahan Dasar
Limbah Sampah 158
Gambar 4.7.2 Diagram Presentase Kreativitas Siswa Dalam
Merencanakan Pembuatan Media Pembelajaran
Berbahan Dasar Limbah Sampah 159
Gambar 4.8.1 Diagram Skor Produk Setiap Kelompok Berupa Media
Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah Sampah 161
Gambar 4.8.2 Diagram Presentase Kreativitas Siswa Berupa Produk
Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah Sampah 162
Gambar 4.9.1 Diagram Skor Performa Setiap Kelompok Dalam
Melakukan Presentasi Menggunakan Media
Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah Sampah 164
Gambar 4.9.2 Diagram Presentase Performa Siswa Dalam Melakukan
Presentasi Menggunakan Media Pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kreativitas menjadi sesuatu hal yang begitu sangat penting yang harus
dimiliki manusia, karena dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari hampir semua
manusia selalu berhubungan dengan proses kreativitas. Pada dasarnya proses
kreativitas ini menjadi hal yang penting untuk terus di tingkatkan, karena setiap
manusia memiliki tingkat kreativitas yang berbeda. Proses kreativitas merupakan
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang berupa produk maupun gagasan yang
sebelumnya tidak dikenal. Kreativitas ini semata-mata tidak diperoleh secara
langsung, namun dibutuhkan proses serta kerja keras.
Perkembangan zaman yang hingga saat ini terus terjadi membuat pola
pertumbuhan individu semakin tinggi dan membuat daya saing terus meningkat, hal
ini memaksa sumber daya manusia harus terus menerus ditingkatkan dalam segala
aspek, salah satunya kreativitas. Perkembangan zaman yang terus terjadi pun tidak
bisa terlepas dari permasalahan yang ditimbulkannya, salah satunya mengenai
permasalahan pemanasan global. Penggunaan kertas yang berlebihan menjadi salah
satu penyebab yang dapat memicu pemanasan global. Kehidupan di era saat ini
memaksa para individu harus secara kreatif dalam menggunakan kertas, kebiasaan ini
harus secara dini dapat ditanamkan kepada para penerus bangsa, salah satunya
dengan meningkatkan kreativitas melalui pendidikan formal. Menurut Uno
(2012:154), kreaativitas merupakan kemampuan untuk menemukan atau
mendapatkan ide dan pemecahan masalah baru, maka dari itu kreativitas perlu
ditingkatkan dalam upaya memecahkan segala permasalahan yang dihadapi dalam
Munandar dalam Suryosubroto (2009:191) menyatakan, pendidikan di
Indonesia pada umumnya hanya menekankan pola berfikir konvergen yang berkaitan
dengan penalaran verbal dan pemikiran logis, tanpa mengembangkan kreativitas yang
mengacu pada pemikiran divergen. Sehingga pengembangan kreativitas para siswa
menjadi terhambat. Hal tersebut demikian terjadi di lapangan sebenarnya dan di
Indonesia sendiri belum mampu menyediakan pendidikan yang mampu
menyeimbangkan keduanya.
Berdasarkan observasi awal peneliti di lapangan, tepatnya di SMPN 5
Bandung kelas VII-B, terdapat berbagai permasalahan mengenai terhambatnya
kreativitas siswa. Pertama, dalam pembelajaran IPS di kelas, guru sebagai fasilitator
jarang sekali memberikan tugas khusus yang ditunjukan untuk meningkatkan daya
kreativitas siswa, dimana tugas yang diberikan guru hanya berupa tugas-tugas yang
menguji pengetahuan siswa saja sebagai contohnya, tugas yang diberikan guru hanya
sekedar mengisi soal-soal latihan dalam buku paket. Tugas-tugas tersebut tentunya
lebih menekankan pada tingkat hafalan yang tinggi, sehingga membuat siswa
beranggapan bahwa pembelajaran IPS adalah pembelajaran yang sangat
membosankan, karena selalu menghafalkan materi yang begitu banyak. Padahal
menurut Banks dalam Sapriya (2007: 3) menyebutkan bahwa:
Social Studies (IPS) adalah bagian dari kurikulum sekolah dasar dan menengah yang mempunyai tanggung jawab pokok membantu para siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang diperlukan dalam hidup bernegara di lingkungan masyarakat.
Dikatakan sebelumnya bahwa tugas-tugas yang diberikan oleh guru hanya
sebatas menguji pengetahuan saja tanpa memberikan kesempatan bagi siswa untuk
menunjukan potensi-potensi yang dimilikinya. Seharusnya guru mampu memberikan
tugas yang bermakna, selain menguji pengetahuan siswa, mampu menggali dan
3
Kedua, lengkapnya fasilitas yang tersedia pun tidak menjamin membuat
pembelajaran IPS menarik bagi siswa, metode yang digunakan oleh guru saat
pembelajaran di kelas masih didominasi oleh metode ceramah. Berdasarkan hasil
wawancara dengan beberapa siswa di kelas menunjukan bahwa siswa merasa bosan
dengan pelajaran IPS, hal ini dikarenakan pembelajaran yang dialami oleh siswa tidak
membuat mereka menjadi aktif dalam pembelajaran IPS. Seharusnya, peran guru di
dalam pembelajaran tidak selalu menjadi pusat dalam menyampaikan informasi,
namun guru mampu menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing untuk
memberikan kesempatan pada siswa untuk menggali potensi-potensi yang
dimiliknya. Jika metode ceramah diterapkan secara murni saat pembelajaran oleh
guru, hal tersebut akan membuat siswa menjadi pasif dan tidak dapat
mengembangkan kreativitasnya.
Ketiga, menumpuknya koran-koran yang tidak terpakai di dalam kelas, hal ini
disebabkan karena seluruh kelas di SMPN 5 Bandung berlangganan koran hampir
setiap harinya, hal ini yang menyebabkan bertumpuknya koran-koran yang sudah
tidak terpakai di dalam kelas. Permasalahan ini membuat situasi kelas menjadi tidak
nyaman, karena koran-koran yang tidak terpakai tersebut hanya dibiarkan saja
menumpuk, tanpa ada penanganan yang serius. Terkadang sehabis membaca
koran-koran tersebut, siswa tidak merapihkannya kembali, sehingga membuat koran-koran-koran-koran
tersebut tercecer dimana saja dan membuat keadaan kelas semakin tidak kondusif.
Hal ini menjadi sangat tidak biasa, karena di sekolah pada umumnya, berlangganan
koran di setiap kelas jarang diterapkan, padahal di era globalisasi ini, hampir seluruh
surat kabar sudah menyediakan koran digital yang bisa di akses secara online agar
memudahkan para konsumennya. Padahal hampir seluruh siswa SMPN 5 Bandung
terutama siswa kelas 7B sudah memiliki handphone/gadget yang sangat canggih,
Isu-isu yang terus berkembang hingga saat ini tentang pemanasan global
benar-benar belum disadari oleh siswa, dimana penggunaan kertas yang berlebihan
merupakan salah satu sebab terjadinya pemanasan global. Pengetahuan siswa
mengenai pemanasan global menjadi hal yang tidak pernah di ajarkan oleh guru di
kelas, sehingga siswa tidak menyadari bahwa lingkungan disekitarnya sedang
mengalami kerusakan. Terlihat dari kebiasaan siswa membeli air mineral botol,
kebiasaan tersebut berujung dengan semakin banyaknya sampah botol plastik di
sekolah. Tentunya hal tersebut mengindikasikan bahwa siswa tidak memahami
mengenai permasalahan lingkungan yang sedang dihadapi manusia. Mengenai
isu-isu tersebut seharusnya guru mampu membawakannya di dalam pembelajaran,
sebagai suatu inspirasi yang menstimulus siswa agar memiliki kreativitas dalam
memecahkan permasalahan tersebut. Selain meningkatkan pengetahuan, siswa pun
mampu secara cerdas memanfaatkan segala hal yang ada di sekitar lingkungan
menjadi hal-hal yang berguna sebagai penunjang kebutuhan pembelajaran di kelas.
Kondisi diatas menggambarkan proses pembelajaran yang masih terbatas
karena didominasi oleh metode ceramah dan pemberian tugas yang hanya sebatas
mengukur pengetahuan siswa saja, hal ini tentunya menjadi penghambat dalam
menggali kreativitas siswa. Akibatnya keadaan tersebut membuat pembelajaran IPS
menjadi tidak bermakna. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kreativitas siswa perlu
dibiasakannya pemberian tugas-tugas yang bermakna dalam upaya meningkatkan
kreativitas siswa dengan membuat suatu produk berbahan dasar limbah sampah.
Peningkatan mutu pendidikan menjadi salah satu tujuan utama dalam proses
perbaikan dalam pembelajaran, berbagai hal mengenai konsep serta wawasan baru
tentang proses pembelajaran telah muncul dan berkembang di tengah-tengah usaha
memperbaiki mutu pendidikan. Menurut Ovide Decroly dalam Hamalik (2001: 194)
dikenal denagan teorinya, bahwa “Sekolah adalah dari kehidupan untuk kehidupan”
5
dalam sekolah agar kelak siswa dapat hidup di masyarakat” dari pandangan tokoh
tersebut mengemukakan bahwa lingkungan merupakan dasar pendidikan sebagai
bahan pembelajaran yang sangat penting. Bagaimana kondisi kehidupan di luar
sekolah, tepatnya lingkungan sekitar sekolah mampu di bawa ke dalam pembelajaran
di dalam kelas. Selanjutnya hal tersebut diperkuat oleh Permendiknas Nomor 41
tahun 2007 menyatakan bahwa:
“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah
harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa”
Hal ini ditunjukan agar siswa mampu memiliki kemampuan berpikir tingkat
tinggi dan menghasilkan karya cipta yang diperoleh melalui pengetahuan atau
pengalaman hidup serta mampu memunculkan ide-ide yang kreatif dan inovatif. Di
dalam pembelajaran, meningkatkan kreativitas siswa tidak dapat dilaksanakan tanpa
adanya pengetahuan yang didapat dari membaca, berbahasa, dan aspek-asek lainnya.
Menurut Uno (2011: 153) pembelajaran di dalam kelas harus membawa aspek-aspek
lingkungan, sebagai modal utama dalam hal menciptakan siswa yang memiliki
kreativitas tinggi, karena dalam meningkatkan kreativitas siswa, pembelajaran tidak
hanya sebatas teori-teori saja, namun harus ada unsur aplikatif dalam upaya
menyalurkan gagasan-gagasan yang timbul dari pemikiran siswa.
Pembelajaran berdasarkan lingkungan sekitar akan membuat para siswa lebih
memahami segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungannya, begitupun
permasalahan yang ada di dalamnya, sehingga membuat siswa akan lebih peduli
terhadap segala hal yang terjadi di sekitar dirinya, kemudian menurut Dimyati dan
Mudjiono (2006:46) menyatakan bahwa, keterlibatan siswa di dalam pembelajaran
pengetahuan, namun dibutuhkan penghayatan nilai-nilai dalam pembentukan sikap,
dan juga mengadakan pelatihan dalam pembentukan keterampilan dan kreativitas.
Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan Puryani (2010), asesmen
kinerja adalah pendekatan non-tradisional yang mampu memberikan penilaian
terhadap kinerja siswa, selain mengukur pencapaian hasil belajar siswa, pendekatan
ini mampu mengukur proses perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan
dalam pembelajaran. Melalui pendekatan ini, pembelajaran tidak hanya mengukur
pengetahuan siswa saja, namun siswa diminta untuk melakukakan aktivitas khusus.
Hal ini tentunya memberi kesempatan pada siswa dalam berbagai tugas untuk
menunjukan keterampilan yang dimilikinya berkaitan dengan tugas maupun kegiatan
yang harus dikerjakan.
Berdasarkan dari beberapa pandangan masalah di atas, peneliti tertarik untuk
meningkatkan kreativitas siswa melalui tugas pembuatan media pembelajaran
berbahan dasar limbah sampah dengan menerapkan model performance assessment
sebagai penunjang pembelajaran. Pendekatan ini digunakan karena sangat berkaitan
dengan permasalahan yang dihadapi peneliti di dalam kelas yang pada akhirnya
memperbaiki proses pembelajaran. Tidak terlepas dari manfaat yang di dapatkan,
diantaranya bagaimana siswa mengamati, mencermati, dan peka terhadap
permasalahan di sekitarnya, serta membangun nilai, sikap, dan keterampilan yang
pada akhirnya siswa mampu memanfaatkan limbah sampah yang tidak terpakai di
sekitar lingkungannya, dengan membuat suatu media pembelajaran berbahan dasar
limbah sampah, yang kemudian menjadi media pembelajaran dalam diskusi di kelas.
Dari hal tersebut peneliti berharap, dengan pembelajaran tersebut, para siswa
memiliki kreativitas yang tinggi, selain itu mereka pun memiliki wawasan tentang
esensi hidup sederhana, terutama dalam penghematan kertas. Hal tersebut tentunya
merupakan langkah awal pembekalan bagi siswa dalam menghadapi hidup, agar
7
terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul ”Meningkatkan Kreativitas Siswa
Melalui Tugas (Task) Pembuatan Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah
Sampah dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas VII-B SMP Negeri 5
Bandung)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, untuk mengarahkan
pembahasan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana
mengembangkan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar
limbah sampah dalam meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII-B SMPN 5
Bandung?. Untuk memperjelas permasalahan dalam penelitian ini, maka rumusan
masalah diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana merencanakan tugas (task) pembuatan media pembelajaran
IPS berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa
di kelas VII-B SMPN 5 Bandung?
2. Bagaimana menerapkan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS
berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa di
kelas VII-B SMPN 5 Bandung?
3. Bagaiamana merefleksikan kendala-kendala dalam menerapkan tugas
(task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah
untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII-B SMPN 5 Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan umum dalam penelitian ini adalah:
limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII-B SMPN 5
Bandung?. Untuk lebih memperjelas tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Mampu merencanakan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS
berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa di
kelas VII-B SMPN 5 Bandung
2. Mampu menerapkan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS
berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa di
kelas VII-B SMPN 5 Bandung
3. Mampu merefleksikan kendala-kendala dalam menerapkan tugas (task)
pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah untuk
meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII-B SMPN 5 Bandung
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini terbagi menjadi 2:
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk memperkaya keilmuan serta sebagai referensi bagi peneliti
selanjutnya.
b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar guru
mengenai pembuatan media pembelajaran IPS berbahan daur ulang
sampah.
2. Manfaat Praktis.
Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan
9
dalam membuat media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah,
selain itu manfaat lainnya di peruntuk sebagai berikut:
a. Untuk sekolah
Untuk bahan masukan terhadap kualitas pembelajaran IPS di sekolah, agar
mampu berpartisipasi memperbaiki pendidikan nasional.
b. Untuk guru
Untuk bahan masukan bagi guru dalam mengembangkan kreativitas siswa
melalui tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar
limbah sampah.
c. Untuk siswa
Meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS
d. Untuk Peneliti
Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan menjadi pembelajaran
tersendiri, sebagai bekal dalam menghadapi siswa dalam meningkatkan
kreativitas pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah
sampah. Agar tercapainya pembelajaran yang baik serta menjadikan
pengalaman tersendiri bagi siswa
E. Sistematika Penelitian
Bab I Pendahuluan. Pada bab ini berisi tentang, latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode
Bab II Kajian Teori. Pada bab ini memaparkan mengenai rujukan-rujukan
teori para ahli yang dijadikan sebagai landasan dalam mengembangkan konseptual
permasalahan dan hal-hal yang di kaji di dalam penelitian ini.
Bab III Metode Penelitian. Bab ini terbagi kedalam beberapa sub bab yakni:
lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi
operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian. Di dalam bab ini memaparkan mengenai deskripsi
hasil pengolahan data penelitian dan analisis hasil penelitian yang diperoleh selama
dilakukannya penelitian.
Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi mengenai keputusan dan hasil
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi tempat melaksanakan penelitian adalah SMP Negeri 5 Bandung.
SMP Negeri 5 Bandung ini terletak di Jalan Sumatera No. 40 Bandung.
Kolaborator peneliti adalah guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas
VII dan kelas VIII, yaitu Pak Ginanjar, S.Pd. Adapun yang menjadi subjek
penelitian adalah siswa kelas VII-B berjumlah 28 orang, yaitu terdiri dari 11
orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan. Alasan peneliti memilih
kelas VII-B adalah karena dikelas ini di temukan permasalahan yang sesuai
dengan judul skripsi peneliti, yang harus diperbaiki dalam proses belajar mengajar
dikelas VII-B.
B. Desain Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model siklus
Ebbut, karena sesuai dengan tema dan tujuan dari penelitian ini. Ebbut dalam
Sanjaya (2011: 50) beranggapan bahwa suatu penelitian tindakan harus dimulai
dari adanya gagasan awal, kemudian peneliti berupaya untuk menemukan
pemecahan dari masalah yang ditemukan untuk menyelesaikannya. Desain model
Ebbut melakukan tindakan lebih dari satu kali dalam pelaksanaan satu siklus,
karena peneliti menyadari, untuk menumbuhkan kreativitas siswa bukanlah hal
yang mudah. Karena dalam prakteknya, meningkatkan kreativitas siswa butuh
proses berkepanjangan dan membiasakan siswa untuk memahami proses dan
tindakan dalam meningkatkan kreativitas itu sendiri. Dengan pembuatan media
pembelajaran berbahan dasar limbah sampah, siswa dituntut untuk meningkatkan
kreativitas dalam pembentukan ide-ide, kemudian menjadi konsep, yang dapat
dasar limbah sampah tersebut. Maka dari itu peneliti menerapkan model Ebbut
agar nantiya mampu secara berkelangsungan menumbuhkan kreativitas siswa di
dalam pembelajaran IPS.
Langkah-langkah penelitian tidakan kelas dalam penelitian ini sebagai
berikut.
1. Identifikasi Masalah
Ide pemikiran dalam diri peneliti yaitu meningkatkan kreativitas
siswa didalam pembelajaran IPS dan hal ini menjadi suatu tindakan
pemecahan masalah yang ada di dalam kelas VII-B SMPN 5 Bandung.
Permasalahan yang ditemukan di lapangan menunjukan bahwa siswa
kurang mendapatkan tugas yang berarti di dalam pembelajaran IPS,
sehingga siswa tidak mampu meningkatkan kreativitas yang dimilikinya.
Tugas pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah agar
memberikan tugas yang lebih bermakna kepada siswa dan akhirnya
mampu meningkatkan kreativitas siswa.
2. Memeriksa di Lapangan (Reconnaissance)
Reconnaissance merupakan pemahaman mengenai situasi yang
terjadi di kelas, hal ini diperlukan sebagai informasi di dalam
melaksanakan penelitian, setelah memeriksa kondisi di lapangan (kelas),
peneliti dapat menentukan cara yang tepat dalam mengubah maupun
memperbaiki permasalahan yang terdapat di dalam kelas tersebut. Dalam
penelitian in reconnaissance telah dilakukan pada pra observasi di kelas
VII-B SMPN 5 Bandung. Tahap ini di untuk menentukan tugas yang tepat
dan efektif diterapkan pada siswa sebagai pemecahan masalah yang
dihadapi di dalam pembelajaran IPS. Permasalahan yang menjadi fokus
utama di dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas siswa
di dalam pembelajaran IPS. Penugasan pembuatan media pembelajaran
48
yang terjadi karena peneliti melihat situasi kelas yang selalu
berserakannya sampah-sampah, terutama sampah kertas.
3. Perencanaan
Rencana merupakan salah satu dari serangkaian tindakan terencana
di dalam penelitian ini, yang ditunjukan untuk memecahkan permasalah
yang terjadi di dalam kelas. Pada penelitian ini rencana tindakan bersifat
fleksibel, hal ini dimaksudkan untuk lebih mudah dalam menyesuaikan
rencana yang akan dilaksanakan dalam penelitian. Dalam penelitian
tindakan ini lebih menekankan pada hal yang bersifat menjawab tantangan
yang muncul di dalam proses pembelajaran dan mengenal rintangan yang
sebenarnya.
Dalam tahap ini peneliti menyusun serangkaian rencana kegiatan
tindakan yang akan dilakukan bersama guru mitra untuk mendapatkan
hasil yang baik berdasarkan analisis masalah yang didapat atas rencana
yang direncanakan bersama-sama. Pada penelitian ini rencana yang
disusun adalah sebagai berikut:
a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian.
b. Melakukan observasi prapenelitian terhadap kelas yang akan
digunakan untuk penelitian
c. Meminta kesediaan guru mitra dalam penelitian yang akan
dilaksanakan.
d. Menyusun kesepakatan dengan guru mitra mengenai waktu
penelitian.
e. Menyusun silabus dan rencana pengajaran yang akan digunakan
saat pembelajaran dalam penelitian
f. Merencanakan penilaian yang akan digunakan dalam KBM
sehingga dapat mengukur kreativitas siswa melalui media
pembelajaran berbahan dasar sampah yang telah dibuat oleh siswa.
h. Merencanakan diskusi yang akan dilakukan oleh peneliti dengan
guru mitra
i. Membuat rencana perbaikan sebagai tindak lanjut yang akan
dilakukan peneliti dengan guru mitra
j. Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dari
penelitian.
4. Tindakan (act)
Langkah selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah
langkah-langkah tindakan atau pelaksanaan yang terkontrol secara seksama.
Tindakan dalam penelitian tindakan merupakan kegiatan praktis yang
terencana. Hal ini dapat terjadi jika tindakan tersebut dibantu dan mengacu
kepada rencana yang rasional dan terukur. Tindakan yang dilakukan pada
penelitian ini yakni sebagai berikut:
a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun
bersama antara peneliti dengan mitra peneliti di sekolah, pada
tahap perencanaan yaitu tindakan yang sesuai dengan silabus dan
rencana pengajaran yang telah disusun
b. Menerapkan tugas pembuatan media pembelajaran berbahan dasar
limbah sampah sebagai upaya meningkatkan kreativitas siswa di
dalam pembelajaran IPS
c. Mempersiapkan instrumen penialain berupa format pedoman tugas
(task), format penilaian beserta rubrik peninjaun tugas (task),
format penialaian dan rubrik tugas (task) beserta performance
presentasi, dan format self asessment.
d. Melakukan penialaian tugas pembuatan media pembelajaran
berbahan dasar limbah sampah dalam pembelajaran IPS siswa
secara teliti dan objektif
e. Melakukan diskusi balikan dengan mitra peneliti atas kekurangan
dalam menerapkan tugas pembuatan media pembelajaran berbahan
50
f. Melakukan revisi tindakan sebagai tindak lanjut untuk siklus
selanjutnya
g. Melakukan pengolahan data
Tindakan yang dilakukan di dalam penelitian berdasarkan pada
tahap sebelumnya yaitu reconnaissance sebagai sebab acuan,
reconnaissance merupakan catatan lapangan yang detail mengenai
keadaan kelas yang akan diberikan tindakan.
Penerapan tugas pembuatan media pembelajaran berbahan dasar
limbah sampah pada siklus pertaman merupakan hasil dari identifikasi
masalah dan reconnaissance di kelas. Kemudian, pada siklus kedua dan
seterusnya tugas yang persiapkan untuk siswa dikembangkan berdasarkan
hasil observasi dan revisi kembali setelah tindakan dilakukan. Hal ini
dilakukan untuk memperbaiki tugas yang diberikan dan rubrik sebagai
kriteria penilaiannya, agar apa yang dilakukan dapat diukur dan tepat
sasaran
5. Pengamatan (observe)
Observasi di dalam PTK mempunyai fungsi mendokumentasi
implikasi tindakan yang diberikan kepada subjek. Oleh karena itu
observasi mempunyai bermacam-macam manfaat di dalam penelitian,
seperti memiliki orientasi prospektif, memiliki dasar-dasar reflektif waktu
sekarang, dan masa yang akan datang.
Dalam tahap ini pelaksanaan observasi atau pengamatan dilakukan
bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Pada kegiatan observasi ini
peneliti melakukan:
a. Pengamatan terhadap keadaan kelas VII-B yang sedang diteliti
b. Pengamatan terhadap tugas yang diberikan siswa dengan pokok
c. Pengamatan kesesuaian tugas berupa produk pembuatan media
pembelajaran berbahan dasar limbah sampah dengan tujuan
penelitian
d. Pengamatan terhadap perkembangan kreativitas siswa dengan
mengamati produk yang dibuat siswa
e. Pengamatan terhadap keefektifan media pembelajaran berbahan
dasar limbah sampah yang dibuat oleh siswa dalam presentasi di
kelas.
Pada tahap ini peneliti melakukan peninajauan kembali terhadap
siswa dan guru di kelas dan mencatat kekurangan dalam setiap tindakan
yang dilakukan sebelumnya untuk direvisi menjadi perencanaan baru dan
tindakan selanjutnya
6. Refleksi (reflect)
Dalam model Ebbut, refleksi disebut juga dengan reconnaissance
untuk mendiskusikan kekurangan dalam tindakan dan pengaruhnya.
Langkah ini merupakan bagian dari tahap diskusi dan analisis penelitian
sesudah tindakan yang dilakukan sehingga memberikan arahan kepada
perbaikan pada tindakan selanjutnya. Pada kegiatan ini peneliti
melakukan:
a. Kegiatan diskusi balikan dengan mitra peneliti dan siswa setelah
tindakan dilakukan
b. Merefleksikan hasil diskusi balikan untuk siklus selanjutnya
52
Tabel 3.1. Desain penelitian model Ebbut
C. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilaksanaka dalam penelitian ini menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Secara epistimologi ada
penelitian, tindakan, dan kelas. Pertama penelitian adalah suatu proses pemecahan
masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris, dan terkontrol. Kedua,
tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan oleh peneliti.
Tindakan dilakukan guna memperbaiki segala ketimpangan yang ada. Ketiga,
kelas menunjukan pada tempat proses pembelajaran berlangsung. Maka PTK
dapat diartikan sebagai proses pengkajian permasalah pembelajaran di dalam
kelas melalui refleksi diri dalam upaya memecahkan masalah tersebut memalu
tindakan yang terencana dan menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan yang
dilakukan.
Borg dalam Sanjaya (2009:33) menyebutkan bahwa tugas utama di dalam
PTK adalah pengembangan keterampilan guru yang berangkat dari adanya
kebutuhan untuk menanggulangi berbagai permasalahan pembelajaran yang
bersifat aktual di dalam kelas atau di sekolah. Dalam hal ini bagaimana
permasalahan dalam pembelajaran di kaji secara menyeluruh guna menemukan
penanganan yang efektif. Hingga mampu menyelesaikan permasalahan tersebut
dengan berbagai pendekatan dan tindakan pembelajaran yang beragam.
Metode penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memperbaiki proses
pembelajaran di kelas VII-B SMP Negeri 5 Bandung dengan menerapkan tugas
pembuatan media pembelajaran berbahan limbah sampah. Fokus variable dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kreativitas siswa melalui
tugas pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah.
D. Definisi Operasional
1. Kreativitas
Kreativitas dalam penelitin ini adalah kemampuan siswa dalam
memanfaatkan limbah sampah menjadi hal yang lebih bermanfaat berupa
suatu media pembelajaran. Berdasarkan pada permasalahan yang terjadi di
lapangan, isu-isu seputar pemanasan global modal awal pengembangan
54
Kreativitas di dalam pembelajaran IPS menguji kemampuan siswa
dalam menggali kreativitas yang dimiliki peserta didik, situasi kelas yang
selalu bertebarnya sampah kertas menjadi suatu gagasan di dalam
pembentukan kreativitas siswa, dimana siswa secara kreatif dalam
memanfaatkan sampah-sampah yang terdapat di dalam kelas maupun di
sekitar lingkungannya. Pemanfaatan limbah sampah ini tentunya menjadi
hal yang potensial dalam meningkatkan kreativitas siswa, dimana siswa
diberikan kebebasan dalam menentukan apa yang akan mereka buat dari
sampah-sampah yang tidak terpakai tersebut. Hal ini agar siswa dapat
mencurahkan segala gagasan maupun ide-ide kreatif yang mereka miliki,
namun tidak terlepas dari pembelajaran yang berlangsung, guru sebagai
fasilitator memberikan tema-tema dalam memberikan tugas kepada siswa.
Tema-tema terkait seperti, siklus terjadinya global warming, siklus
hidrologi, dan pola pemukiman penduduk berdasarkan kegiatan
ekonominya. Hal ini agar siswa mempunyai tujuan, apa yang akan mereka
buat nantinya, tinggal cara dan teknik pembuatannya yang diserahkan
sepenuhnya kepada siswa, agar siswa merasa bebas dalam mencurahkan
kreativitasnya di dalam pembelajaran.
2. Assessment Kinerja atau Penilaian Kinerja
Kinerja yang digunakan dalam penelitian ini berupa tugas
pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah. Media
pembelajaran berbahan dasar limbah sampah yang dimaksud di dalam
penelitian ini adalah sebuah media pembelajaran yang dibuat oleh siswa
sebagai tugas yang diberikan oleh guru dalam upaya pemanfaatan limbah
sampah yang terdapat di kelas maupun sekitar lingkungan para siswa.
Dengan demikian kreativitas siswa dalam memanfaatkan barang-barang
yang tidak terpakai dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran IPS. Pada
pelaksanaanya guru membuat rubrik yang disepakati oleh siswa, sehingga
Siswa diberi tugas untuk membuat prakarya berupa siklus
terjadinya pemanasan global, hal ini dikarenakan dalam pembelajaran di
kelas guru sedang membahas mengenai atmosfer, sehingga guru
memberikan tugas yang terkait di dalam materi atmosfer, agar siswa tidak
merasa kebingungan dengan materi yang sedang di ajarkan. Begitu pun
dengan tugas-tugas yang selanjutnya diberikan, tugas siklus hidrolgi
tentunya masih berkaitan dengan pembelajaran yang berlangsung di dalam
kompetensi dasar yang di rencanakan, kemudian tugas dengan tema pola
pemukiman penduduk berdasarkan kegiatan ekonomi pun masih berkaitan
dengan pembelajaran yaitu di dalam standar kompetensi yang
direncanakan.
Selanjutnya guru mempersiapkan rubrik untuk penialain yang
diperuntukan menilai hasil kinerja siswa berdasarkan kriteria-kriteria yang
sudah ditentukan oleh guru, hal ini dilakukan untuk memudahkan guru
menilai kinerja siswa dengan terarah dan adil. Di lain pihak rubrik akan
membantu siswa untuk mengarahkan tugas yang dikerjakan siswa agar
sesuai dan tepat sasaran. Rubrik dalam penelitian ini digunakan untuk
meninjau kemampuan siswa dalam menentukan rencana pembuatan
prakarya berbahan dasar limbah sampah, kemudian menilai prakarya yang
dibuat oleh siswa berdasarkan pada perkembangan kreativitas siswa.
Siswa tidak hanya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
saja, namun pada pertemuan selanjutnya siswa mengkomunikasikan hasil
sementara tugas tersebut kepada guru untuk ditinjau mengenai konsep,
bahan baku, dan pembuatannya. Hal tersebut dilakukan agar siswa tidak
kebingungan dalam melanjutkan tugasnya. Tahap ini merupakan
peninjauan dalam penilaian konsep, bahan baku yang digunakan, dan cara
pembuatan tugas media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah
56
Kemudian pada pertemuan selanjutnya, siswa dipersilahkan untuk
mempresentasikan hasil kinerja pembuatan media pembelajaran tersebut.
Guru mempersiapkan penialaian berupa format penilaian produk dan
penialain presentasi siswa. Dengan begitu guru dapat melihat
perkembangan siswa dalam meningkatkan kreativitas melalui tugas
pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah dalam
pembelajaran IPS.
E. Instrumen Penelitian
Data di dalam penelitian merupakan satu rangakaian yang tidak bisa
dipisahkan, maka dari itu, kepentingan data di dalam penelitian merupakan hal
yang mutllak adanya di dalam suatu penelitian. Dalam hal ini, data yang
diperlukan di adalah kreativitas siswa di dalam pembelajaran IPS sebelum dan
sesudah dilakukannya tindakan. Hasil observasi terhadap tindakan dan hasil serta
refleksi hasil observasi. Oleh karena itu, dalam mengumpulkan data yang ada di
lapangan, dibutuhkan instrumen penelitian. Pada penelitian ini instrumen yang
Tabel 3.1 Format pedoman tugas (task) siswa
No Tugas Siswa
1 2 3 4 5 6 7
No Alat No Bahan
1 1
2 2
3 3
4 4
5 6
No Cara Pembuatan
58
Tabel 3.2 Format pedomanpenilaian peninjauan tugas (task) siswa
No
Aspek yang dinilai
Nama Kelompok
ABCD EFGH IJKL MNOP
K C B K C B K C B K C B
1 Penentuan konsep
2 Penentuan bahan
3 Pengolahan bahan baku
Jumlah
Nilai
Keterangan : K = Kurang (skor 1)
C = Cukup (skor 2)
B = Baik (skor 3)
Nilai Skor
Kurang 1-3
Cukup 4-6
60
Tabel 3.4 Format penilaian produk tugas (task) siswa
No
Aspek yang dinilai
Nama Kelompok
2 3 4
K C B K C B K C B K C B
1 Bentuk Fisik
2 Bahan yang digunakan
3 Keaslian
4 Relevansi
5 Inovatif
6 Kegunaan
Jumlah
Nilai
Keterangan : K = Kurang (skor 1)
C = Cukup (skor 2)
B = Baik (skor 3)
Nilai Skor
Kurang 1-6
Cukup 7-12
Tabel 3.5 Rubik pedoman penilaian produk tugas (task) siswa
4 Relevansi Sangat berkitan
antara produk
5 Inovatif Limbah sampah
62
Tabel 3.6 Format pedoman penilaian diskusi siswa
No
Aspek yang dinilai
Nama Kelompok
1 2 3 4
K C B K C B K C B K C B
1 Kerja sama
2 Penguasaan materi
3 Cara menyampaikan
4 Penampilan
5 Penggunaan bahasa
Jumlah
Nilai
Keterangan : K = Kurang (skor 1)
C = Cukup (skor 2)
B = Baik (skor 3)
Nilai Skor
Kurang 1-5
Cukup 6-10
Tabel 3.7 Rubrik pedoman penialaian diskusi siswa
2 Penguasaan Materi Sangat
menguasai dan
3 Cara Menyampaikan Menjelaskan secara detail
64
Tabel 3.8. Format pedoman penilaian diri
No Indikator Penilaian Ya Tidak
1. Mengerjakan tugas bersama-sama kelompok belajarnya
2. Menggunakan bahan baku limbah sampah yang sudah tidak terpakai
3. Mengerjakan tugas dengan baik
4. Meminta pertolongan orang tua atau orang lain dalam mengerjakan tugas
5. Mengandalkan satu orang saja dalam mengerjakan tugas
6. Hanya menggunakan sebagian kecil bahan baku limbah sampah dalam pengerjaan tugas
7. Menggunakan ide kreatif tersendiri dalam membuat tugas
F. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data diperoleh dari guru dan siswa serta dari pihak-pihak lain yang
terkait dan relevan dengan penelitan yang sedang berlangsung. Data penelitian
yang akan di ambil meliputi semua ucapan, tindakan, situasi, sikap, dan peristiwa
yang dapat diamati selama berlangsungnya kegiatan KBM. Kegiatan yang diamati
pada penelitian in adalah perkembangan kreativitas siswa dalam mengerjakan
tugas (task) berupa pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah
sampah. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi atau Pengamatan
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengamati setiap kejadian yang terjadi dan mencatatnya menjadi bagian
dari data. Dalam PTK, observasi bisa dilakukan untuk memantau guru
maupun memantau perkembangan siswa. Observasi pun menjadi
instrument utama dalam mengumpulkan data, hal ini dikarenakan
observasi adalah pengamatan langsung dalam pelaksanaan penelitian
Observasi atau pengamatan sebagai salah satu teknik dalam
pengumpulan data terdapat tiga tahap, yaitu sebagai berikut:
a. Pertemuan perencanaan
Dalam tahap ini, pihak guru menyajikan dan pihak peneliti
mendiskusikan rencana pembelajaran yang berkaitan dengan topik
atau fokus kajian dan langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan berdasarkan dengan kesepakatan bersama, agar
pembelajaran dapat terencana dengan baik.
b. Observasi kelas
Peneliti melakukan kegiatan pengumpulan data terhadap
proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas dengan
66
c. Analisis Data
Data yang didapatkan oleh peneliti dan mitra peneliti
kemudia dianalisis dan didiskusikan bersama untuk melihat
kelebihan dan kekurangan selama penelitian berlangsung
.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap siswa maupun guu
sebagai mitra di dalam penelitian. Peneliti menggunakan bentuk
wawancara agar memberi keleluasaan bari narasumber untuk menjawab
pertanyaan, namun tetap fokus terhadap pertanyaan yang telah disiaapkan
sebelumnya. Dari hasil wawancara, peneliti bisa mendapatkan informasi
dan beberapa pendapat dari narasumber sebagai acuaan dalam
melaksanakan penelitian dan tindakan selanjutnya.
3. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan pengumpulan informasi yang
digunakan dalam penelitian sebagai sumber data yang berkaitan dengan
suasana yang terjadi di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung dan
penelitian tindakan kelas dilaksanakan
G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
Suatu peneltian tentunya menghasilkan data, karena data merupakan syarat
penting dalam penelitian termasuk Penelitian Tindakan Kelas. Data yang baik
adalah data yang tentunya dapat diukur agar mampu memudahkan dalam hal
melihat hasil suatu penelitian.
1. Data Kuantitatif
Pengolahan data untuk mengukur perkembangan kreativitas siswa
diolah secara kuantitatif melalui penskoran. Rumus yang digunakan antara
a. Rumus dalam mengolah data hasil dari penskoran perencanaan
konsep pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah
sampah secara keseluruhan adalah, yaitu:
Presentase perencanaan konsep = Jumlah skor total subjek x 100% Jumlah skor total masksimum
Untuk keperluan mengklasifikasikan perkembangan kreativitas
siswa dalam merencanakan konsep pembuatan media pembelajaran
berbahan dasar limbah sampah. Kemudian dikelompokan menjadi kategori
baik, cukup baik, dan kurang baik, dengan skala presentase sebagai
berikut:
Nilai Skor Presentase
Kurang 0 - 33,3%
Cukup 33,4% - 66,6%
Baik 66,7% - 100%
b. Rumus dalam mengolah data hasil dari penskoran produk media
pembelajaran berbahan dasar limbah sampah secara keseluruhan
adalah, yaitu:
Persentase kreativitas siswa = Jumlah skor total subjek x 100% Jumlah skor total masksimum
Untuk keperluan mengklasifikasikan perkembangan kreativitas
siswa dilihat dari produk berupa media pembelajaran berbahan dasar
limbah sampah yang telah dibuat oleh siswa. Kemudian dikelompokan
menjadi kategori baik, cukup baik, dan kurang baik, denga skala
68
Pengolahan data hasil penelitian dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pengumpulan, Kodifikasi, dan Kategorisasi Data
Dalam tahap ini peneliti melakukan pengumpulan seluruh data
yang diperoleh dalam penelitian, berdasarkan pada instrumen
penelitian.
b. Validasi Data
1) Lembar Penskoran memperlihatkan skor penilaian kinerja siswa
berdasarkan penilaian rubrik berdasarkan analisis untuk melihat
tingkat ketercapaian kinerja. Dalam penelitian ini model kinerja
yang dikembangkan dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam kreativitas pembuatan media pembelajaran berbahan
dasar limbah sampah
2) Members check yaitu mengecek kebenaran data maupun
informasi yang ditemukan pada penelitian.
3) Expert opinion, peneliti melakukan konsultasi dengan pakar atau
dosen pembimbing hasil temuan dilapangan. Dari hasil
konsultasi tersebut maka peneliti mendapatkan arahan untuk
memperbaiki prosedur yang kurang tepat.
c. Interpretasi
Pada tahap ini peneliti menginterpretasikan temuan-temuan
peneliti berdasarkan landasan teoritis yang telah dipilih. Dari hasil
interpretasi ini diharapkan dapat memperoleh makna yang berarti
sebagai tindakan selanjutnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan menyimpulkan hasil akhir dari penelitian yang telah
dilakukan dan merekomendasikan terhadap berbagai pihak mengenai hasil yang
telah dicapai baik dari pihak sekolah, guru, siswa, maupun peneliti sendiri.
Adapun kesimpulan dan hasil rekomendasinya adalah sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Pengembangkan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS
berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa di
kelas VII-B SMPN 5 dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pertama, merencanakan tugas (task) pembuatan media
pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan
kreativitas siswa di kelas VII-B SMPN 5 Bandung dilakukan melalui
tahapan penyusunan silabus dan RPP yang tepat agar memungkinkan
pelaksanakan PTK yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh
siswa. Setelah penyusunan silabus dan RPP yang tepat, peneliti bersama
guru mitra menentukan isu-isu global seputar kerusakan lingkungan dan
menerapkan konsep ekoliterasi dalam setiap materi yang disajikan di
dalam pembelajaran. Tugas (task) disusun oleh peneliti sebagai bentuk
tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, tugas (task) yang di susun
berlandaskan pada kerusakan lingkungan yang terjadi disekitar lingkungan
siswa, yaitu pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah
sampah, penentuan tugas ini berdasarkan pada diskusi antara peneliti dan
guru mitra yang melihat kondisi lingkungan kelas yang kotor oleh
barang-barang yang tidak terpakai. Tugas (task) yang dihasilkan oleh siswa
menjadi media pembelajaran yang digunakan pada saat presentasi. Tugas
178
mengenai memahami usaha manusia untuk memahami lingkungannya dan
memahami kegiatan ekonomi masyarakat. Peneliti menyusun tugas (task)
agar siswa menunjukan kreativitas dalam mengolah barang-barang bekas
menjadi hal yang inovatif dan kreatif sebagai penunjang pembelajaran.
Selanjutnya peneliti menyusun kriteria penilaian atau rubrik, sebagai alat
yang memudahkan guru dan siswa mencapai tujuan yang di inginkan
dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dilakukan agar dapat
mengkonversi capaian-capaian yang dilakukaan siswa menjadi suatu nilai,
agar memudahkan peneliti melihat perkembangan kreativitas para siswa
dalam membuat media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah dalam
pembelajaran IPS.
Pada siklus 1, perencanaan yang disusun berdasarkan pada diskusi
dengan guru mitra dalam membuat tugas (task) pembuatan media
pembelajaran berbahan dasar limbah sampah, penyususnan format tugas
untuk siswa berupa prakarya dengan tema “Global warming”, hal tersebut
dipilih karena sesuai dengan Standar Kompetensi “Memahami usaha
manusia untuk memahami lingkngannya” dan Kompetensi Dasar
“Mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi di atmosfer dan hidrosfer dan
dampaknya terhadap kehidupan” agar sesuai dengan alur proses pembelajaran yang berlangsung. Selain itu format tugas yang disusun
berisi bahan-bahan yang harus digunakan dan tata cara pembuatannya agar
para siswa tidak kebingungan dalam mengerjakannya.
Kemudia pada siklus 2, pada tahap perencanaan, peneliti bersama
mitra peneliti terlebih dahulu melakukan diskusi terkait rencana perbaikan
atas penelitian siklus 1. Tugas dengan tema "Siklus Hidrologi” yang
berasal dari Standar Kompetensi “Memahami usaha manusia untuk memahami lingkngannya” dan Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan
gejala-gejala yang terjadi di atmosfer dan hidrosfer dan dampaknya
tepat untuk siswa dalam memanfaatkan barang-barang bekas sebagai
upaya peneliti menstimulus para siswa untuk mencegah kerusakan
lingkungan disekitarnya dan menciptakan hal yang kreatif dan inovatif
berupa prakarya yang berbentuk poster atau miniatur berbahan dasar
limbah sampah dengan kriteria menggunakan 60% barang-barang tidak
terpakai dari keseluruhan bahan baku yang digunakan. Dalam penyususan
format tugas untuk tugas siswa, guru dan mitra peneliti sepakat untuk
menghilangkan penggunaan bahan dan tata cara pembuatan tugas, hal ini
dikarenakan siswa diberikan kebebasan dalam menyelesaikan tugas dan
mencurahkan kreativitasnya tanpa ada batasan apapun, sehingga siswa
dapat lebih menggali kreatvitasnya melalui tugas pembuatan media
pembelajaran berbahan dasar limbah sampah.
Pada siklus 3, tugas yang ditentukan berdasarkan kesepakatan
antara peneliti dan mitra peneliti yaitu dengan tema “Mata Pencaharian
Penduduk” yang berasal dari Standar Kompetensi “Memahami Kegiatan
Ekonomi Masyarakat” dan Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan Pola
Kegiatan Ekonomi Penduduk, Penggunaan Lahan, dan Pola Pemukiman
Berdasarkan Kondisi Fisik Permukaan Bumi”. Penentuan tugas pada siklus 3 ini membagi tema setiap kelompoknya menjadi 4, yaitu Jakarta,
Lembang, Pangandaran, dan Anyer. Dan penggunaan barang-barang bekas
yang digunakan harus mencapai 80% dari bahan baku yang digunakan.
Format tugas yang diberikan kepada siswa masih memberikan siswa
kebebasan dalam penggunaan bahan baku dan tata cara pembuatannya
agar siswa mampu mencurahkan segala kemampuan dalam mengasah
ide-ide kreatif membuat media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah.
Perkembangan kreativitas siswa mencapai hasil yang maksimal,
dimana perencanaan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan dengan
mitra peneliti yang pada setiap siklusnya terus diperbaiki. Rencana yang
180
memanfaatkan barang-barang yang tidak terpakai menjadi media
pembelajaran IPS, sehingga dengan tugas (task) yang direncanakan dan
disesuaikan berdasarkan kebutuhan siswa, mampu mencapai hasil yang
maksimal dalam meningkatkan kreativitas siswa.
Kedua, menerapkan tugas (task) pembuatan media pembelajaran
IPS berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa
di kelas VII-B SMPN 5 Bandung diawali dengan mengenalkan isu-isu
kerusakan lingkungan yang terjadi di dunia kepada para siswa, hal tersebut
dilakukan untuk membuka pemahaman siswa mengenai krisis lingkungan
yang terjadi.
Pada siklus 1 tindakan pertama, peneliti bersama mitra peneliti
menentukan tema pembelajaran berdasarkan Standar Kompetensi
“Memahami usaha manusia untuk memahami lingkngannya” dan
Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi di
atmosfer dan hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan” dengan membahas mengenai global warming, Selanjutnya para siswa
diperkenalkan mengenai konsep 3R (reuse, reduce, recycle) agar
membangun kepudulian lingkungan pada diri siswa. Setelah itu guru
memberikan tugas (task) pada siswa untuk mengolah barang-barang bekas
yang tidak terpakai menjadi media pembelajaran IPS dengan tema-tema
dan instruksi yang telah ditentukan. Pada tindakan kedua, peneliti dan
mitra peneliti menentukan tema pembelajaran yaitu climate change, siswa
diperkenalkan terhadap kerusakan lingkungan yang berpengaruh terhadap
perubahan iklim yang terjadi saat ini. Selanjutnya peneliti bersama mitra
peneliti melakukan peninjauan terhadap rencana-rencana dan hasil
sementara tugas yang telah dibuat oleh siswa dengan menggunakan rubrik
yang telah disusun bersama antara peneliti dan mitra peneliti. Selanjutnya
pada tindakan ketiga, siswa dipersilahkan untuk mempertanggung