• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MATERI METABOLISME UNTUK MENGUNGKAP KETERAMPILAN MENGAJUKAN PERTANYAAN DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS XII IPA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MATERI METABOLISME UNTUK MENGUNGKAP KETERAMPILAN MENGAJUKAN PERTANYAAN DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS XII IPA."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MATERI METABOLISME UNTUK MENGUNGKAP KETERAMPILAN

MENGAJUKAN PERTANYAAN

DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS XII IPA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Oleh

ABDUL SYUKUR 100669

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

PENGGUNAAN VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MATERI METABOLISME UNTUK MENGUNGKAP KETERAMPILAN

MENGAJUKAN PERTANYAAN

DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS XII IPA

Oleh Abdul Syukur

S.Pd UT, 1996

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam

© Abdul Syukur 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

PENGGUNAAN VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MATERI METABOLISME UNTUK MENGUNGKAP KETERAMPILAN MENGAJUKAN PERTANYAAN

DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS XII IPA

ABSTRAK

Materi tentang metabolisme merupakan materi yang cukup sulit dan bersifat abstrak yang dibelajarkan di kelas XII IPA semester pertama. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap keterampilan mengajukan pertanyaan dan menganalisis peningkatan penguasaan konsep serta berpikir kritis melalui pembelajaran dengan penggunaan video pembelajaran dan powerpoint pada pembelajaran materi metabolisme di SMA. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan pre-test-post-test control group design”. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA SMA Negeri 1 Sumber Kabupaten Cirebon tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 56 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan metode random sampling. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan pembelajaran yang menggunakan video, sedangkan kelas kontrol menggunakan powerpoint. Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen yang berupa angket dan tabel observasi untuk keterampilan mengajukan pertanyaan dan lembar observasi, angket, serta soal pretes dan postes untuk penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jumlah pertanyaan yang diajukan siswa di kelas eksperimen berjumlah 36 dan di kelas kontrol berjumlah 22 pertanyaan dengan kualitas pertanyaan yang masih berada pada level kognitif tingkat rendah (C1-C3), dan rata-rata N-gain penguasaan konsep serta keterampilan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dan secara statistik berbeda secara signifikan. Disimpulkan bahwa penggunaan video pembelajaran secara signifikan dapat lebih meningkatkan keterampilan mengajukan pertanyaan, meskipun masih pada level kognitif tingkat rendah dan lebih meningkatkan penguasaan konsep serta keterampilan berpikir kritis siswa SMA dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan powerpoint.

Kata Kunci: Video, Metabolisme, Keterampilan Mengajukan Pertanyaan, Berpikir

(5)

DAFTAR ISI

(6)

1. Peningkatan Kemampuan Mengajukan Pertanyaan…..………….. 39

a. Deskripsi Peningkatan Kemampuan Mengajukan Pertanyaan … 39 b. Peningkatan Kemampuan Mengajukan Pertanyaan pada setiap Ranah Kognitif...……….. 40

2. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa……… 42

a. Deskripsi Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa…… 42

b. Pengujian Statistik Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa……… 43

c. Peningkatan Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Siswa……. 46

3. Peningkatan Penguasaan Konsep Metabolisme………. 47

a. Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa setiap Subkonsep Meta- bolisme……….. 48

b. Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa setiap Ranah Kognitif Metabolisme……….. 48

4. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran dengan Menggunakan Video dan Powerpoint………. 49

B. Pembahasan ……….. 51

1. Peningkatan Keterampilan Mengajukan Pertanyaan…. ………… 51

2. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ……… 54

3. Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa………... 57

4. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran dengan Menggunakan Video dan powerpoint………… 63

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………... 66

A. Kesimpulan ……….…… 66

B. Saran- Saran ………. 66

(7)

DAFTAR TABEL

NOMOR JUDUL HALAMAN

2.1. Kerangka Berpikir kritis Norris dan Ennis 18

3.1. Desain Penelitian 24

3.2. Kemampauan Mengajukan Pertanyaan 27

3.3. Teknik Pengumpulan Data 30

3.4. Derajat Validitas Butir Soal 32

3.5. Derajat Reliabilitas Butir Soal 33

3.6. Derajat Daya Pembeda Butir Soal 34

3.7. Derajat Tingkat Kesukaran Butir Soal 35 3.8. Kategori Tingkat N-Gain 36 4.1 Persentase Jumlah Pertanyaan Kognitif Tingkat Rendah dan Tinggi 41

4.2. Berpikir Kritis Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 41

4.3. Normalitas Skor Pretes, Postes dan N-Gain Berpikir Kritis 43

4.4 Homogenitas Skor Pretes, Postes dan N-Gain Berpikir Kritis 44

77

80

(8)

DAFTAR GAMBAR

NOMOR JUDUL HALAMAN

3.1. Gambar Diagram Alur Penelitian 26 4.1. Perbandingan Jumlah Pertanyaan yang Diajukan Siswa

Kedua Kelas 39

4.2. Perbandingan Keterampilan Mengajukan Pertanyaan setiap Ranah Kognitif antara Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol 39 4.3 Perbandingan Rata-rata Skor skor pretes, postes, dan N-gain

Berpikir Kritis Siswa Kedua Kelas 42 4.4. Perbandingan rata-rata Skor Gain yang Dinormalisasi

untuk setiap Indikator KBK antara Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol 45 4.5. Perbandingan Rata-rata Skor Gain yang Dinormalisasi

Penguasaan Konsep setiap Subkonsep Metabolisme antara Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol 46 4.6. Perbandingan Rata-rata Skor Gain yang Dinormalisasi untuk

setiap Ranah Kognitif Kelas Eskperimen

dan Kontrol 47 .

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A : Perangkat Pembelajaran……… 74

Lampiran B : Instrumen Penelitian………. 116

Lampiran C : Hasil Uji Coba Instrumen………. 169

Lampiran D : Data Pretes, Postes, N-Gain dan Angket……….. 183

Lampiran E : Pengolahan Data Statistik…………..……… 206

(10)

Lampiran A.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kelas Eksperimen……….. 74

Lampiran A.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kelas Kontrol……… 82

Lampiran A.3. Story board Materi Metabolisme………. 90

A.3.1. Komponen Enzim……….. 90

A.3.2. Pengaruh Suhu dan pH………. 93

A.3.3. Cara Kerja Enzim………. 100

A.3.4. Glikolisis……….. 107

A.3.5. Siklus Krebbs……….. 110

A.3.6. Transport Elektron……….. 113

LAMPIRAN A

(11)

Lampiran B.1. Kisi-Kisi Tes Berpikir Kritis……… 116

Lampiran B.2. Soal Tes Berpikir Kritis ………..………… 126

Lampiran B.3. Kisi-Kisi Tes Penguasaan Konsep………...………… 134

Lampiran B.4. Soal Tes Penguasaan Konsep………..……… 144

Lampiran B.5.Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa Terhadap Video……… 151

Lampiran B.6.Angket Tanggapan Siswa terhadap Video……… 152

Lampiran B.7.Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa Terhadap Powerpoint… 155

Lampiran B.8.Angket Tanggapan Siswa terhadap Powerpoint………. 156

Lampiran B.9.Kisi-kisi Angket Keterampilan Mengajukan Pertanyaan….. 159

Lampiran B.10. Hasil Pertanyaan Siswa Kelas Eksperimen……….160

Lampiran B.11. Hasil Pertanyaan Siswa Kelas Kontrol…..……….166

LAMPIRAN B

(12)

Lampiran C.1. Hasil Uji Coba Tes Berpikir Kritis dan Penguasaan Konsep 169

Lampiran C.2. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Penguasaan Konsep

Dan Berpikir Kritis……… 182

LAMPIRAN C

(13)

Lampiran D.1. Rekapitulasi Pertanyaan Siswa Jenjang Kognitif

pada Pembelajaran Menggunakan Video dan Powerpoint .. 183

Lampiran D.2. Skor Pretes KBK Kelas Eksperimen.……….… 184

Lampiran D.3. Skor Postes KBK Kelas Eksperimen.………. 186

Lampiran D.4. Skor Postes KBK Kelas Kontrol…..……….. 188

Lampiran D.5 Skor Postes KBK Kelas Kontrol……….... 190

Lampiran D.6. Rekapitulasi KBK Perindikator……….. 192

Lampiran D.7 Rekapitulasi N-Gain KBK Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……….. 193

Lampiran D.8. Skor Pretes Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen……….. 195

Lampiran D.9. Skor Postes Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen……….. 197

Lampiran D.10. Skor Pretes Penguasaan Konsep Kelas Kontrol…..………… 199

Lampiran D.11. Skor Postes Penguasaan Konsep Kelas Kontrol………. 201

Lampiran D.12.Rekapitulasi N-Gain Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……… 203

Lampiran D.13. Rekapitulasi N-Gain Penguasaan Subkonsep Metabolisme Kelas Eksperimen……… 205

LAMPIRAN D

(14)

Lampiran E.1. Uji Normalitas Pretes, Postes dan N-Gain Berpikir Kritis

Dan Penguasaan Konsep……… 206

Lampiran E.2. Uji Homogenitas Pretes, Postes dan N-Gain Berpikir Kritis

Dan Penguasaan Konsep……… 208

Lampiran E.3. Uji Hipotesis Berpikir Kritis dan Penguasaan Konsep……. 210

Lampiran E.4. Uji Hipotesis Pretes Berpikir Kritis dan Penguasaan Konsep 212

LAMPIRAN E

(15)

Lampiran F.1. Daftar Riwayat Hidup………. 213

LAMPIRAN F

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu tentang alam dan gejalanya yang pada hakikatnya terdiri atas dua hal, yaitu IPA sebagai produk dan IPA sebagai proses. IPA sebagai produk meliputi sekumpulan pengetahuan yang diperoleh yang terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip IPA. IPA sebagai proses meliputi segala kegiatan yang dilakukan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh ilmuwan untuk menghasilkan produk IPA (Dahar, 1996). IPA juga berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu penemuan (Depdiknas, 2002).

Biologi yang merupakan bagian dari IPA, menuntut siswa dalam belajarnya tidak hanya mempelajari untuk menghasilkan produk, tapi siswa juga harus mempelajari aspek proses, sikap, dan teknologi sehingga siswa benar-benar dapat mempelajari biologi secara utuh. Pendidikan Biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Karena itu siswa perlu dibantu untuk

mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya mereka mampu

menjelajahi dan memahami alam sekitar (Depdiknas, 2003). Siswa juga perlu dibantu untuk menemukan fakta, membangun konsep-konsep melalui kegiatan dan atau pengalaman-pengalaman dalam mengembangkan keterampilan penalaran deduktif dan induktif (Krauss et al. 2010).

(17)

menggunakan keterampilan proses. Keterampilan proses yang harus dikembangkan pada siswa adalah keterampilan mengamati dengan seluruh

indera, terutama adalah indera penglihatan dan pendengaran, mengajukan

hipotesis, menggunakan alat secara benar dengan selalu mempertimbangkan

keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan dan menggali serta memilah

informasi faktual untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan

masalah-masalah sehari-hari ( Depdiknas, 2003). Untuk mengembangkan keterampilan

proses, penggunaan teknologi yang relevan dalam pembelajaran sangat

dianjurkan. Video sebagai salah satu media pendidikan, dapat menyajikan

contoh-contoh yang menarik berupa fakta, data, gambar, grafik, atau foto sehingga kegiatan belajar menjadi lebih menarik (Riandi, 2010).

Penggunakan video pembelajaran pada siswa dapat membantu dalam memahami detil suatu konsep atau teori tertentu, melalui pengembangan keterampilan berfikir induktif dan deduktif. Biologi sebagai ilmu kajian tentang makhluk hidup, pada umumnya melibatkan objek-objek nyata dalam kehidupan akan lebih bermakna apabila menggunakan objek-objek yang dapat diamati secara visual. Visualisasi dapat dilakukan dengan menggunakan video pembelajaran ataupun pengamatan secara langsung oleh siswa, karena video sebagai media pembelajaran dapat menampilkan berbagai macam objek yang dapat diamati siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Nasution (1995), media pembelajaran memegang peranan penting dalam pembelajaran dengan maksud penggunaan media pendidikan dapat memberikan variasi dalam cara mengajar, memberikan lebih banyak realitas dalam mengajar karena dapat menyajikan fakta, data, grafik, gambar atau foto, sehingga lebih tertuju pada pencapaian tujuan pembelajaran. Menurut Hamalik (2007), media merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan pengajaran karena dapat membantu siswa dan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.

Video sebagai media pembelajaran yang mengandung unsur audio visual

(18)

perhatian dalam membangun konsentrasi siswa dan dapat merangsang untuk mengajukan berbagai ide, pendapat dan berbagai macam pertanyaan. Menurut Asyad (2007), video tepat untuk menyajikan realita, video lebih menarik karena menyediakan visualisasi dan tidak terbatas. Video dapat menjadi media pembelajaran yang baik, karena dapat memperlihatkan aspek-aspek yang dinamik, dan tidak memerlukan pemakaian simbol tambahan seperti pada ilustrasi statis. Juga menurut Warsita (2008) pemanfaatan media video visual sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran yaitu dapat membantu siswa memperoleh berbagai informasi dalam lingkup yang lebih luas dan mendalam. Manfaat video lainnya sebagai media pembelajaran adalah harus didasarkan pada apa yang akan diajarkan, bagaimana diajarkan dan bagaimana akan dievaluasi dan siapa yang menjadi siswa (Riandi, 2010)

Biologi merupakan ilmu yang berpangkal dari keingin tahuan manusia tentang dirinya dan lingkungannya dimana mereka berada (Redjeki, 2008). Rasa ingin tahu ini mendorong manusia untuk selalu berpikir, oleh karena itu kebiasaan berpikir ini harus selalu diajarkan dan dikembangkan di lingkungan sekolah sejak tingkatan sekolah dasar, sehingga kemampuan berpikir ini akan terus berkembang secara bertahap menurut muatan waktu (Rustaman, 2007). Disamping itu juga pola berpikir siswa dipengaruhi oleh proses pendidikan yang dijalaninya (Liliasari, 1996), dengan demikian semakin tinggi tingkatan pendidikan yang dijalaninya, maka pola berpikirnya akan jauh semakin meningkat.

(19)

hal itu penggunaan media harus mampu menggali untuk menemukan keunikan-keunikannya secara mudah dan sederhana.

Mempelajari biologi dapat berarti mempelajari struktur dan fungsi organ tubuh serta proses yang terjadi dalam tubuh termasuk di dalam sel dan bagaimana energi yang diperlukan oleh tubuh tersebut dihasilkan. Salah satu konsep biologi yang berhubungan dengan proses yang terjadi dalam sel mahluk hidup dan bagaimana energi yang diperlukan oleh tubuh tersebut dihasilkan dipelajari pada konsep metabolisme.

Materi metabolisme yang dibelajarkan di sekolah merupakan salah satu materi yang secara umum sangat sulit dan abstrak terutama dalam hal proses-proses yang berkenaan dengan mekanisme pemecahan materi organik menjadi energi yang melibatkan kerja enzim di dalam tubuh manusia. Dengan jenis materi yang seperti di atas maka materi metabolisme dianggap materi yang kompleks, tidak menarik dan membosankan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Rahmatan dan Liliasari (2012) yang menyatakan pembahasan mengenai topik respirasi seluler di sekolah boleh jadi tidak menarik perhatian siswa, karena topik ini dianggap kompleks, abstrak dan membosankan karena banyak reaksi-reaksi kimia.

Sagala (2006) menyatakan bahwa untuk keberhasilan pembelajaran diperlukan syarat tertentu, diantaranya bahwa pembelajaran tersebut harus menumbuhkan kemampuan berpikir yang tinggi yang ditandai dengan berpikir kritis, logis, sistematis dan objektif, bagi peserta didik. Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan aplikasi dari perpaduan komponen-komponen berpikir tingkat dasar, menurut Novak (dalam Liliasari, 1996) bahwa komponen-komponen berpikir tingkat dasar yang dimaksud adalah: menghafal, mengelompokkan, menggeneralisasikan, membandingkan, mengevaluasi, mensintesis, mendeduksi dan menyimpulkan.

(20)

yang mampu membentuk pola pikir siswa tingkat tinggi, seperti pemecahan masalah, pembuatan keputusan, berpikir kritis dan kreatif, sehingga dapat meningkatkan kreativitas siswa, terutama dalam menyelesaikan masalah sehari-hari. Di pihak lain Gerhard menyatakan (dalam Liliasari, 1996) bahwa berpikir kritis menekankan pada aspek evaluasi dan sintesis dalam memahami arti suatu proses. Dengan dimilikinya keterampilan berpikir kritis, para siswa akan lebih mudah memahami penyebab, bukti dan teori pada konsep-konsep yang telah dipelajarinya.

Agar pembelajaran yang dilaksanakan itu mampu merangsang dan meningkatkan proses berpikir kritis siswa maka diperlukan adanya perencanaan yang spesifik pada materi, konstruk dan kondisi belajar ( Puspita, 2008). Dengan perencanaan yang matang dan mendalam mengenai langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan, analisis materi yang akan diajarkan, serta penerapan metode yang sesuai, teknik serta media yang akan digunakan dan penjabaran materi pelajaran yang sangat detil langkah-langkahnya dan spesifik maka diharapkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir siswa akan meningkat.

(21)

yang paling sesuai ? 2). Pertanyaan evaluasi (evaluating), yaitu pertanyaan yang berkenaan dengan penentuan secara kuantitatif tentang nilai materi atau metode untuk suatu tujuan berdasarkan kriteria tertentu. Pertanyaan evaluasi menghendaki siswa menjawab dengan cara memberikan penilaian atau pendapat terhadap suatu isu yang disajikan. Contohnya : Benarkah kerja enzim akan terhambat jika ada zat lain yang masuk ke dalam kompleks substrat-enzim ? 3). Pertanyaan mencipta (create) yaitu pertanyaan yang berkenaan dengan kemampuan siswa untuk membuat sesuatu yang relatif baru, memodifikasi atau berdaya cipta. Pertanyaan mencipta menghendaki siswa menjawab dengan alternatif jawaban yang berbeda dengan yang sudah ada, atau memodifikasi jawaban yang sudah ada menjadi jawaban yang lebih mudah dimengerti dan tepat. Contohnya: Buatlah hipotesis, mengapa gas sianida dapat membunuh orang yang menghirupnya ? (Anderson&Krathwohl, 2001). Diharapkan dengan siswa memiliki keterampilan berpikir kritis dan keterampilan mengajukan pertanyaan, dapat membantu mereka dalam memecahkan berbagai persoalan atau masalah yang mereka hadapi.

Berdasarkan uraian di atas peneliti berkeinginan untuk menganalisis Penggunaan Video dalam Pembelajaran Materi Metabolisme untuk Mengungkap Keterampilan Mangajukan Pertanyaan dan Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa SMA Kelas XII IPA.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah penggunaan video pembelajaran pada materi Metabolisme dapat mengungkap keterampilan mengajukan pertanyaan dan meningkatkan penguasaan konsep serta berpikir kritis siswa SMA kelas XII IPA? Rumusan masalah tersebut dijabarkan lebih detil sebagai berikut:

(22)

2. Bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa SMA kelas XII melalui penggunaan video pembelajaran?

3. Bagaimana peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa SMA kelas XII melalui penggunaan video pembelajaran?

4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan video pada materi Materi Metabolisme ?

C. Asumsi dan Hipotesis Penelitian

Asumsi

Penggunaan media (video) dalam proses belajar mengajar akan mempermudah siswa untuk memahami konsep atau informasi yang sedang dipelajarinya (Sutikno, 2008). Penggunaan video dalam pembelajaran dapat menyajikan informasi atau materi pelajaran yang lebih menarik, tidak monoton dan memberikan kemudahan untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa (Darmawan, 2007). Bertanya berperan dalam merangsang siswa untuk berpikir, mengetahui penguasaan konsep, menimbulkan keberanian menjawab atau mengemukakan pendapat serta meningkatkan kegiatan belajar mengajar (Dahar et al. (1992).

Hipotesis Penelitian

1. Keterampilan mengajukan pertanyaan siswa dengan pembelajaran yang menggunakan video pada materi metabolisme berbeda dengan pembelajaran dengan menggunakanan powerpoint.

(23)

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan video pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan mengajukan pertanyaan, penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran materi Metabolisme. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memperoleh tanggapan siswa terhadap penggunaan video dan powerpoint dalam pembelajaran materi metabolisme.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bukti empiris tentang potensi video pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan mengajukan pertanyaan dan penguasaan konsep serta keterampilan berpikir kritis siswa. Selain itu mampu memperkaya hasil-hasil penelitian di bidang kajian sejenis, yang nantinya dapat digunakan oleh berbagai pihak yang terkait atau berkepentingan dengan hasil penelitian ini, seperti guru, praktisi pendidikan, lembaga-lembaga pendidikan, peneliti, dll.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari adanya salah pemaknaan dari setiap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka secara operasional istilah-istilah tersebut didefinisikan sebagai berikut :

1. Video Pembelajaran

(24)

dalam video tersebut adalah tentang metabolisme yang terdiri dari tiga jenis subkonsep yaitu: 1). Pengantar Metabolisme, 2) Enzim dan 3). Respirasi aerob. Secara fisik Video pembelajaran tersebut merupakan program pembelajaran yang dikemas dalam kaset video atau CD dan disajikan dengan menggunakan peralatan VTR atau VCD player serta TV monitor (Pustekkom Depdiknas, 2011), dan bisa juga dengan menggunakan laptop serta komputer pribadi (PC).

Video pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah video

pembelajaran yang dirancang dan dibuat sendiri oleh peneliti berbantuan tenaga ahli sehingga dapat berperan dan dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran audio visual.

2. Keterampilan mengajukan pertanyaan.

Keterampilan mengajukan pertanyaan merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan materi pelajaran, setelah siswa tersebut mengikuti pembelajaran dengan menggunakan video dan powerpoint. Keterampilan mengajukan pertanyaan yang dikaji dalam penelitian ini adalah pertanyaan yang disampaikan siswa baik secara lisan maupun tertulis selama proses pembelajaran berlangsung.

Untuk mendapatkan data yang akurat mengenai keterampilan siswa dalam bertanya maka digunakan tabel keterampilan bertanya yang didasarkan taksonomi Bloom yang direvisi yang terdiri atas pertanyaan: ingatan (C1), Pemahaman (C2), Penerapan (C3), Analisis (C4), Evaluasi (C5), dan Mencipta

(C6).

3. Kemampuan berpikir kritis

(25)

menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan. Norris dan Ennis (dalam Stiggins,1994) mengungkapkan satu set tahap-tahap yang termasuk proses berpikir kritis dengan masing-masing indikatornya yaitu Elemetary clarification (memberikan penjelasan sederhana), Basic support (membangun keterampilan dasar), Inference (menyimpulkan), Advanced clarification (memberikan penjelasan lanjut), dan Strategy and tactics (mengatur strategi dan taktik). Untuk menjaring kemampuan berpikir kritis ini dilakukan pretest dan postest dengan menggunakan instrumen berupa soal pilihan ganda kemampuan berpikir kritis berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis menurut Ennis. Test yang digunakan, disamping untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa, digunakan juga sebagai instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa pada konsep metabolisme.

4. Materi Metabolisme

Materi metabolisme merupakan materi dalam mata pelajaran Biologi yang berisi konsep-konsep tentang enzim, katabolisme contohnya respirasi seluler dan materi anabolisme contohnya fotosintesis. Dalam penelitian ini materi yang dibahas adalah tentang enzim dan respirasi seluler.

(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan jumlah dan kategori ranah dari pertanyaan yang diajukan siswa adalah dengan pencatatan seluruh pertanyaan yang diajukan siswa, sedangkan untuk keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa, metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental. Gambaran peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi eksperiment. Dan untuk mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap penggunaan video pembelajaran dan powerpoint dalam pembelajaran digunakan angket dan lembar observasi.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control group design (Arikunto, 2002). Desain ini menggunakan dua kelas yaitu kelas pertama sebagai kelas eksperimen dan kelas kedua sebagai kelas kontrol. Pada pembelajaran materi metabolisme kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan video dan kelas kontrol mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan powerpoint. Terhadap kedua kelas dilakukan pretes dan posttes untuk melihat peningkatan penguasaan konsep antara sebelum dan setelah pembelajaran. Pretes dan posttes juga diberikan pada kedua kelas untuk melihat peningkatan

(27)

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Pretest-posttest control group design

Kelompok Pretest Perlakuan Postest

E T1 X1 T2

K T1 X T2

Keterangan:

E (R) : Kelompok kelas eksperimen dengan menggunakan video K (R) : Kelompok kelas kontrol dengan menggunakan powerpoint.

X1 : Perlakuan dengan pembelajaran konsep metabolisme menggunakan video

X : Pembelajaran konsep konsep metabolisme dengan menggunakan powerpoint

T1 : Pretest T2 : Postest

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA pada salah satu SMA Negeri di kabupaten Cirebon. Sampel penelitian diambil dua kelas dari enam kelas yang dipilih secara random yang akan diperlakukan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas yang dipilih diasumsikan memiliki kemampuan awal yang sama dalam hal penguasaan konsep metabolisme dan keterampilan berpikir kritis. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.

C.Prosedur Penelitian

(28)

dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.

1. Tahap perencanaan

Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain:

a.Studi pendahuluan berupa studi literatur terhadap jurnal dan laporan penelitian mengenai pembelajaran dengan menggunakan video dan powerpoint, menganalisis pelajaran biologi yang terdapat pada kurikulum

KTSP 2012, dan materi biologi kelas XII IPA. b.Penentuan materi pembelajaran yaitu metabolisme

c.Penyusunan skenario pembelajaran dengan menggunakan video dan powerpoint.

d.Membuat instrumen penelitian.

e.Melakukan validasi seluruh instrumen. f. Merevisi instrumen.

g.Mempersiapkan dan mengurus surat ijin penelitian. h.Menentukan subjek penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan antara lain:

a.Pelaksanaan pretes bagi kedua kelas untuk mengetahui penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis awal siswa tentang materi metabolisme. b.Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan video pada kelas

(29)

lisan, maka diberi kesempatan untuk menuliskannya di kertas yang akan dikumpulkan setelah kegiatan inti berakhir. Pertanyaan yang diajukan siswa, ditanggapi dengan terlebih dahulu memberi kesempatan kepada siswa yang bisa menjawabnya. Jika masih belum terjawab maka barulah guru akan menjawabnya. Demikian juga halnya dengan pertanyaan tertulis, akan dibacakan pada akhir kegiatan inti untuk selanjutnya di diskusikan bersama. Selanjutnya kegiatan belajar mengajar ditutup dengan kegiatan penutup. c.Pelaksanaan postes bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk

mengetahui peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa.

3. Tahap akhir

Kegiatan yang dilakukan antara lain: a.Mengolah data hasil penelitian.

(30)

D. Alur Penelitian

Alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Diagram Alur penelitian

Studi Pendahuluan dan Observasi

Perumusan Masalah

Studi Literatur Bahan Kajian

Pembelajaran dengan Video Pembelajaran dengan Powerpoint Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Rancangan Instrumen

Pretest

Ujicoba Instrumen

Postest

Kesimpulan

Analisis data Angket

(31)

E.Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian, peneliti menyusun dan menyiapkan beberapa instrumen untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu tabel kemampuan bertanya, tes penguasaan konsep dan tes keterampilan berpikir kritis. Selain itu digunakan juga instrumen lain berupa angket untuk mengungkap persepsi siswa terhadap penggunaan video pembelajaran. Berikut ini uraian secara rinci masing-masing instrumen:

1. Tabel Observasi

Tabel 3.2 digunakan untuk mengukur seberapa banyak dan kompleksnya pertanyaan yang diajukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Kemampuan bertanya siswa diukur dengan menghitung jumlah siswa yang bertanya atau mengajukan pertanyaan baik secara lisan maupun tertulis. Semua pertanyaan siswa kemudian dihitung dan dikategorisasikan berdasarkan ranah kognitif taksonomi Bloom jenjang C1-C6. Kemampuan mengajukan pertanyaan yang dilakukan tercantun dalam Tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2. Observasi Kemampauan Mengajukan Pertanyaan

(32)
(33)

2. Tes Penguasaan Konsep

Tes ini digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa terhadap konsep yang diajarkan. Data lengkap tes penguasaan konsep metabolisme kelas eksperimen dan kelas kontrol selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B.2. Pemberian pretes untuk melihat kemampuan siswa sebelum mereka mendapatkan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan video dan powerpoint sedangkan postes untuk melihat hasil yang dicapai siswa setelah

mendapatkan perlakuan. Tes penguasaan konsep berbentuk pilihan ganda yang juga digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa. Pertanyaan tes berhubungan dengan tingkat berpikir dari domain kognitif Bloom mulai dari C1 yaitu ingatan sampai dengan C6 yaitu mencipta.

3. Tes Keterampilan Berpikir Kritis

Tes ini digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa terhadap konsep metabolisme. Data lengkap tes keterampilan berpikir kritis metabolisme kelas eksperimen dan kelas kontrol selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B.4. Seperti halnya tes penguasaan konsep, item soal yang dikembangkan berbentuk pilihan ganda dan memiliki bentuk serta materi yang sama dengan tes penguasaan konsep. Pertanyaan tes digunakan untuk melihat keterampilan berpikir kritis siswa dibatasi pada indikator memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan menantang, membuat induksi dan mempertimbangkan induksi, mengidentifikasi asumsi, memutuskan suatu tindakan, dan membuat dan menilai pertimbangan yang bermanfaat. Alasan pembatasan ini karena indikator-indikator tersebut disesuaikan dengan yang dapat dikembangkan dengan pembelajaran menggunakan video dan powerpoint.

4. Angket Tanggapan Siswa

(34)

penggunaan video dan powerpoint, implementasinya, peranannya dalam peningkatan keterampilan mengajukan pertanyaan, penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis, serta kelebihannya, dan mengungkap motivasi siswa setelah mendapat pembelajaran tersebut. Data lengkap angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan video dan powerpint selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B.6, B.8. Skala pengukuran sikap siswa yang digunakan adalah skala Gutmann, yaitu skala yang digunakan untuk jawaban yang jelas dan konsisten terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Setiap siswa diminta untuk menjawab suatu pernyataan dengan pilihan jawaban ya atau tidak. Jika menjawab suatu pernyataan dengan jawaban yam aka mendapat skor satu dan jika menjawab tidak maka mendapat skor nol. Dalam penelitian ini, penulis ingin mengtahui sikap siswa (positif atau negatif) terhadap pembelajaran dengan menggunakan video dan powerpoint pada topik metabolisme di kelas XII IPA. Pemberian angket

dilakukan setelah proses pembelajaran materi metabolisme selesai di laksanakan.

F. Teknik Pengumpulan Data

(35)

No Sumber

2 Siswa Penguasaan konsep siswa sebelum dan setelah 3 Siswa Keterampilan berpikir

kritis siswa sebelum dan

1. Mencatat jumlah pertanyaan yang diajukan siswa dan melakukan kategorisasi terhadap setiap pertanyaan siswa ke dalam domain kognitif Bloom mulai dari tingkat ingatan (C1) sampai dengan mencipta (C6).

2. Penskoran hasil tes penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis dengan berpedoman pada standar penskoran yang telah ditetapkan. Pengujian kesahihan tes dilakukan dengan cara uji coba instrument. Data hasil uji coba dianalisis melalui:

a) Validitas Butir Soal

(36)

terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk kesejajaran (korelasi), sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan rumus korelasi. Anderson et al. (dalam Arikunto, 2002) menyatakan bahwa sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.

Untuk menguji validitas butir soal digunakan rumus korelasi Pearson’s Product Moment (Arikunto, 2002), sebagai berikut:

Keterangan :

rXY = Validitas butir soal N = Jumlah peserta tes X = Nilai suatu butir Y = Nilai total

Kriteria sebagai pedoman untuk validitas suatu soal adalah disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.4. Derajat Validitas Soal

Rentang Kategori

0,80 - 1,00 Sangat Tinggi

0,60 - 0,79 Tinggi

0,40 - 0,59 Cukup

0,20 - 0,39 Rendah

0,00 - 0,19 Sangat Rendah (Arikunto,2002)

b) Reliabilitas Tes

(37)

Sehubungan dengan Reliabilitas ini, Anderson et al. (dalam Arikunto, 2002) menyatakan bahwa validitas dan Reliabilitas merupakan persyaratan tes yang penting, dimana Reliabilitas ini perlu karena menyokong terbentuknya validitas. Sebuah tes yang valid biasanya reliabel. Untuk menilai soal bentuk uraian menghendaki adanya gradualisasi penilaian. Oleh karena itu untuk keperluan mencari Reliabilitas soal secara keseluruhan perlu dilakukan analisis butir soal seperti halnya soal bentuk objektif, maka dapat digunakan rumus alpha sebagai berikut:

(Arikunto (2002)

Keterangan :

r11 = Reliabilitas yang dicari

Σσi2= Jumlah varians skor tiap-tiap item σi2 = Varians total

n = Banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal

Berikut ini merupakan kriteria acuan untuk Reliabilitas : Tabel.3.5. Derajat Reliabilitas Soal

Rentang Keterangan

0,80 - 1,00 Sangat Tinggi

0,60 - 0,79 Tinggi

0,40 - 0,59 Cukup

0,20 - 0,39 Rendah

0,00 - 0,19 Sangat Rendah

(38)

c) Daya Pembeda

Analisis daya pembeda suatu soal diperlukan untuk mengetahui bahwa suatu soal dapat membedakan atau tidak dapat membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah). Daya pembeda dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(Karno To, 1996) Keterangan:

DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

SA = Jumlah skor siswa kelompok atas pada butir soal yang ditentukan daya pembedanya

SB = Jumlah skor siswa kelompok bawah pada butir soal yang ditentukan daya pembedanya

IA = Jumlah skor ideal salah satu kelompok atas/bawah pada butir soal yang ditentukan daya pembedanya

Di bawah ini merupakan kriteria acuan untuk daya pembeda: Tabel 3.6. Derajat Daya Pembeda

Rentang Keterangan

0,71 - 1,00 Baik Sekali

0,41 - 0,7 Baik

0,21 - 0,4 Cukup

0,00 - 0,2 Jelek

<0,00 Hubungan negatif (dibuang) (Karno To, 1996)

d) Tingkat Kesukaran

(39)

(Karno To, 1996)

Keterangan:

TK = Indeks tingkat kesukaran butir soal

SA = Jumlah skor siswa kelompok atas pada butir soal yang ditentukan tingkat kesukarannya

SB = Jumlah skor siswa kelompok bawah pada butir soal yang ditentukan tingkat kesukarannya

IA = Jumlah skor ideal kelompok atas pada butir soal yang ditentukan tingkat kesukarannya

IB = Jumlah skor ideal kelompok bawah pada butir soal yang ditentukan tingkat kesukarannya

Kriteria acuan untuk menentukan tingkat kesukaran terdapat pada tabel 3.7. berikut ini:

Tabel 3.7. Derajat Tingkat Kesukaran

Rentang Keterangan

0,71 - 1,00 Mudah

0,31 - 0.70 Sedang

0,00 - 0,30 Sukar

(Karno To, 1996)

(40)

Indeks Gain =

(Hake, dalam Meltzer, 2002) Tinggi rendahnya gain yang dinormalisasi diklasifikasikan seperti Tabel 3.8

Tabel 3.8. Kategori Tingkat Gain yang Dinormalisasi

Rentang Kategori

0,80 – 1,00 Sangat tinggi 0,60 – 0,79 Tinggi 0,40 – 0,59 Sedang 0,20 – 0,39 Rendah 0,00 – 0,19 Sangat rendah

(Hake, dalam Meltzer, 2002)

6. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik uji statistik yang sesuai dengan distribusi data yang diperoleh.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 16.0. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas dan homogenitas data sebagai berikut: a.Uji normalitas

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui distribusi atau sebaran skor data penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa kedua kelas. Uji normalitas data menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test.

b. Uji homogenitas

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya kesamaan varians kedua kelas. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Levene Test. Uji tersebut didasarkan pada rumus statistik yaitu

skor maksimal – skor pretest

(41)

S12

S22 Ruseffendi, 1998)

Keterangan:

F = Nilai hitung S12 = Varians terbesar S22 = Varians terkecil c. Uji kesamaan dua rerata

Uji kesamaan dua rata-rata dipakai untuk membandingkan kesamaan rata-rata untuk nilai pretes, postes dan N-Gain siswa pada kelas eksperimen dengan siswa pada kelas kontrol. Uji kesamaan dua rata-rata (uji t) dilakukan dengan menggunakan SPSS for Window 18.0 yaitu uji-t dua sampel independen (Independent T-Test).

3. Pengolahan data yang diperoleh melalui angket dilakukan secara kuantitatif melalui perhitungan persentase jumlah siswa atas tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan yang terkait dengan pembelajaran menggunakan video dan powerpoint yang digunakan. Untuk penskoran data yang diperoleh digunakan skala Guttman.

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa dengan pembelajaran menggunakan video, keterampilan mengajukan pertanyaan siswa SMA kelas XII IPA, penguasaan konsep dan keterampilan berpikir siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Tanggapan siswa lebih positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan video dari pada pembelajaran dengan menggunakan powerpoint.

B. Saran

Sebagai saran untuk penelitian selanjutnya yang relevan, maka peneliti menyarankan beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain yaitu:

1. Untuk lebih meningkatkan efektivitas pembelajaran dimasa yang akan datang, maka perlu dilakukan pengembangan model dan teknologi yang berkenaan dengan pembuatan video pembelajaran.

2. Sebaiknya video pembelajaran digunakan untuk mempelajari materi biologi yang sifat materinya abstrak.

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A dan Supriyono, W. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Amin, M (1987).Mengajar IPA dengan metode inquiri dan discovery bagian I.Jakarta: Depdikbud

Anderson, L.W. dan Krathwohl, D.R.(Eds) (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom).Yogyakarta: Pustaka pelajar

Arikunto, S. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S.(2006).Evaluasi pembelajaran.Jakarta: PT Rineka cipta

Aripin, I. (2008). Penggunaan Multimedia Interaktif (MMI) untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, Berpikir Kritis dan Retensi Konsepsi Sistem Reprodukasi Manusia pada Siswa SMA. Tesis SPs UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Arisandi, (2011). Manfaat Penggunaan Video sebagai Media Pembelajaran.[online]. Tersedia. http://arisandi.com/manfaat-penggunaan-video-sebagai-media-pembelajaran/. Diakses [18 Januari 2012].

Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo

Baharuddin. (1982). Peranan Dasar Intelektual Sikap dan Pemahaman dalam Fisika terhadap Kemampuan Siswa di Sulawesi Selatan Membangun Model Mental. Disertasi Doktor IKIP Bandung: Tidak diterbitkan.

BNSP. (2006). Panduan Penyusunan KTSP. Jakarta: Depdiknas.

Browne, M. N and Keeley,S. M. (2007). Asking the Right Questions A Guide to Critical Thinking Eighth Edition. Education, Inc. New Jersey

Costa, A.L. (1998). Developing Minds A Resource Book For Teaching Thinking. Virginia: Association For Supervision and Curriculum Development.

Coutinho, M.J, and Almeida, P.A. (2013). Promoting student questioning in the

(44)

www.elsevier.com/locate/procedia. Santiago, Aveiro 3810-193, Portugal. Diakses [28 Agustus 2013].

Dahar, R.W.(1996).Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga

Dale, E (1964). Audio Visual Methods in Teaching. New York: John Wiley.[Online]. Tersedia:http://tcrecord.org. Diakses [10 Agustus 2013].

Darmawan, D (2007). Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Arum Mandiri Press

Depdiknas, (2002). Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Biologi. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

________. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Departemen. Pendidikan Nasional.

________. (2006). Daftar Silabus Biologi KTSP 2006. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Djauhari, O. 2003. Pemanfaatan Video Image Sebagai Bahan Expose (Diktat TOT Bidang Perkotaan Dengan Media Audio Visual). Surabaya. Balai Produksi Bahan Pelatihan Audio Visual.

Draper. D (2012). Comprehension Strategies Questioning.This document is the second in a series of support materials. It contains a synthesis of material from a variety of on-line and printed sources. It has been designed to support the Northern Adelaide Region Comprehension focus 2010-2012. DECS Curriculum Consultant, Northern Adelaide

Fakhruddin. M .2011. Media Pembelajaran Power Point dan Camtasia Sebagai Media Pengembangan Metode Qiraati jilid 4 TPQ Darul Hijrah Desa Kajen, Kec. Margoyoso, Kab. Pati Tahun Pelajaran 2010/2011. Sekolah Tinggi

Agama Islam Mathali’ul Falah Pati: Tidak diterbitkan

Farihah, I. (1997). Profil pertanyaan siswa SMU dalam proses belajar mengajar biologi. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Fischer, A. (2009). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga

(45)

Hackbarth, S. (1996). The educational technology handbook: A comprehensive guide : process and products for learning. Educational Technology Publications (Englewood Cliffs, N.J.)

Hamalik, O. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hasibuan, et al. (2006). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Remaja Rosda Karya.

Ikhsanuddin. (2007). Pembelajaran Inkuiri Berbasis Teknologi Informasi Untuk Mengembangkan Keterampilan Generik Sains dan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Topik Hidrolisis Garam. Tesis SPs UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Heinich.R., Molenda.M, dan Russel.D.J. (1989). Instructional Media and the New Technologies of Instruction, second edition. New York: John Wiley & Son

Hsiao, J.Y, Hung, C.L, Lan, Y.F, Jeng, Y.C. (2013). Integrating Worked Examples into Problem Possing in Web-Based Learning Environment. The Turkish Online Journal of Educational Technology – April 2013, volume 12 Issue 2.

Jelly. S. (1995). Helping Children Raise Question-and Answering Them. In Harlen, W. Primary Science:Taking The Plunge. London:Heinemann Educational Books Ltd.

Johan, R.C. (2008). Pengaruh Pesan Visual Web Terhadap Pembentukan Motivasi Belajar secara Virtual. Jurnal Pendidikan. 32. (3).

Kariadinata. (2013). Aplikasi Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Matematika sebagai Upaya Mengembangkan Kemampuan Berpikir Matematik Tingkat Siswa SMA. Disertasi Doktor UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Karno To.(1996). Mengenal Analisis Tes (Pengantar ke Program Komputer Anates). Bandung; Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP IKIP.

Kartimi. (2007). Modul Model – model Pembelajaran. Tidak Diterbitkan

Keeton, W. T. and J.L. Gould. 1986. Biological Science. Edisi Keempat. New York: W.W. Norton.

(46)

Krauss. D. A Salame, I.I, Goodwyn, L.N. (2010). Using Photographs as Case Studies to Promote Active Learning in Biology. Journal of College Science Teaching. Vol. 40, No. 1, 2010.

Liliasari.(1996). Beberapa Pola Berpikir dalam Pembentukan Pengetahuan Kimia oleh Siswa SMA. Disertasi Sps UPI Bandung; Tidak diterbitkan.

________ (2002). Pengembangan Model Pembelajaran Kimia untuk Menerapkan Berpikir Konseptual Tingkat Tinggi (Studi Pengembangan Berpikir Kritis dan Kreatif). Laporan Penelitian Hibah Bersaing IX Perguruan Tinggi. UPI Bandung

________ (2005) Membangun keterampilan berpikir manusia Indonesia melalui pendidikan sains, Pidato pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Pendidikan IPA pada FPMIPA UPI

________. (2009). Inovasi Pembelajaran IPA: Mengapa dan Bagaimana ? Makalah Workshop Internasional Pendidikan IPA SPS UPI Bandung pada tanggal 29 Juli 2009.

Meltzer, D.E. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible “Hidden Variable” in Diagnostic Pretest Scores. American Journal of Physics [Online]. Tersedia:

http://www.physics.iastate.edu/per/docs/AJP-Dec-2002-Vo.70-1259-1268.pdf. [Agustus 2013].

Mulyadi, A. (2007).Model Pembelajaran Multimedia Interaktif Perkembangan Teori Atom untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains dan Berpikir Kritis Guru Fisika. Tesis SPs UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Nasution, B. (1995). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumiaksara

(47)

Pratiwi, D.(2008). Perbedaan Karakteristik Multimedia dan Pengaruhnya terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Pengasaan Konsep Sistem Pertahanan Tubuh. Tesis SPs UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Prayitno, (1989). Motivasi dalam belajar. Jakarta: PPPLPTK.

Priyadi. (2009). Berpikir Kritis. http://priyadi.net. Archieves/berpikir kritis/10 Agustus 2013.

Purnamasari, E (2011) Pengaruh Penggunaan Media Video Pembelajaran terhadap Pemahaman Konsep IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Tamansari dan SD Negeri 2 Karanggude, Karanglewas, Banyumas.. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta: Tidak diterbitkan.

Purwanto,N. (2006). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Puspita, G.N. (2008). Penggunaan Multimedia Interaktif pada Pembelajaran Konsep Reproduksi Hewan untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, Keterampilan Generik dan Berpikir Kritis Siswa Kelas IX. Tesis Program Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Pustekkom Depdiknas. (2011). Pedoman Pemanfaatan VCD Pembelajaran. [Online]. Tersedia. http://vcdpembelajaran.com/menu.php?mod=pedoman. (18 Januari 2012)

Rahayu, E. (2001). Keterampilan siswa SMU dalam mengajukan pertanyaan tertulis pada konsep alat indera. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI:Tidak diterbitkan.

Rahmatan.H dan Liliasari. (2012). Pengetahuan Awal Calon Guru Biologi tentang Konsep Katabolisme Karbohidrat (Respirasi Seluler). 1Prodi Pendidikan

Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia. Tidak diterbitkan.

Redjeki, S.(2008). Strategi Pembelajaran Biologi. Makalah pada Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon X Jawa Barat.

Riandi, (2010), Media Pembelajaran Biologi. [Online]. Tersedia. http//: www. Upi.edu/Direktori. Diakses [ 10 Juli 2013].

(48)

Rustaman, N dan Rustaman, A. (2003). Peranan Pertanyaan Produktif dalam Pengembangan KPS dan LKS. Bahan Seminar dan Lokakarya bagi Guru-guru Biologi SLTP & SMU Di FMIPA UPI. Depdiknas Bandung.

Rustaman, N. Y.(2007). Pendidikan Biologi. Dalam Ali, M.,Ibrahim, R.,Sukmadinata, N.S., Sudjana, D., dan Rasjidin, W (Penyunting). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung:Pedagogiana Press.

(2008). Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah dalam Pendidikan Sain dan Asesmennya. Malakah kunci Seminar Internasional Pendidikan IPA ke-1 SPS UPI Bandung pada tanggal 27 Oktober 2007. Bandung.

Sadiman, A. (2009). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.

Sagala, S.(2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berprientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Smaldino, Sharon E, Lowther, Deborah L, Russell, James W. (2008). Instructional Technology and Media for Learning. Pearson Merrill Prentice Hall. Ohio.

Stiggins, R.J. (1994). Students-Centered Classroom Assessment. New York: Merrill- Macmillan College Publishing Company.

(49)

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Bumiaksara

Widodo, A. (2006). Profil pertanyaan guru dan siswa dalam pembelajaran sains. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. 4(2), 139-148.

Widodo, P. (2013). Penggunaan Media Video Kaset sebagai Alat Bantu dalam Sistem Pembelajaran Modul untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Siswa. Tesis SPs UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Gambar

Gambar Diagram Alur Penelitian Perbandingan Jumlah Pertanyaan yang Diajukan Siswa
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Gambar 3.1 Diagram Alur penelitian
Tabel 3.2 digunakan untuk mengukur seberapa banyak dan kompleksnya
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan kadar liat, bahan organik serta kandungan air terhadap indeks plastisitas tanah pada beberapa vegetasi di Kecamatan Jorlang

Asy’ari, H, dkk, 2012, Desain Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan Turbin Horisontal dan Generator Magnet Permanen Tipe Axial Kecepatan Rendah, SNAST.. Hariyotejo,

amilase. Proses dilakukan pada suhu 80 - 90 o C berakhir nya proses liquifikasi ditandai dengan parameter cairan seperti sup. Enzim yang ditambahkan pada tahap ini adalah enzim

nilai-nilai budaya masyarakat etnis Tionghoa di Sewan kota Tangerang sebagai.. sumber pembelajaran Ilmu Pengetahuan

[10]Minarni Neni, Ismuyanto Bambang, Sutrisno, “ Pembuatan Bioetanol dengan Bantuan Saccharomyces Cerevisiae dari Glukosa Hasil Hidrolisis Biji Durian”, (Jurusan Teknik,

Teknik ini dinilai lebih efektif dan efisien dalam pembuatan zeolit sintesis karena memerlukan waktu yang relative lebih singkat dan tidak banyak bahan kimia yang terbuang. Dari

Gambar L.2 Biji Nangka Yang Telah Dicacah Dan Dijemur Di Sinar Matahari.. Selama ±

Hermawan, Y., 2006, Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Sebagai Bahan Bakar Bentuk Briket, Laporan Penelitian, Jurusan Teknik Mesin, fakultas Teknik, Universitas Jember.. N.,