Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK PADA KONSEP IPBA DI SMP BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh
Utami Widyaiswari 0900413
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS
KECERDASAN MAJEMUK PADA KONSEP IPBA DI SMP
BANDUNG
Oleh
Utami Widyaiswari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Utami Widyaiswari 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
UTAMI WIDYAISWARI
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK PADA KONSEP IPBA DI SMP BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING :
Pembimbing I,
Winny Liliawati, S.Pd, M.Si. NIP. 197812182001122001
Pembimbing II,
Drs. Taufik Ramlan Ramalis, M.Si. NIP. 195904011986011001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Fisika
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK PADA KONSEP IPBA DI SMP BANDUNG
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil wawancara dan penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa dalam pembelajaran konsep IPBA, siswa cenderung pasif menerima materi yang diberikan dan hanya memfasilitasi kecerdasan linguistik siswa. Pembelajaran seperti itu tidak mampu memfasilitasi delapan kecerdasan yang dimiliki siswa. Untuk itu dirancang sebuah pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk yang bertujuan memfasilitasi kecerdasan majemuk siswa, kemudian dilihat profil kecerdasan majemuk siswa sebelum, selama, dan setelah pembelajaran. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk melihat peningkatan pemahaman konsep IPBA setiap kelompok kecerdasan, yang diperoleh dari hasil identifikasi kecerdasan majemuk sebelum pembelajaran, berdasarkan perolehan nilai gain yang dinormalisasi untuk tiap jenis kecerdasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan desain yang digunakan adalah one group pretest-posttest design. Penelitian dilakukan di salah satu SMP Swasta di Bandung dengan jumlah sampel 23 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profil kecerdasan dominan siswa di awal pembelajaran, yang mayoritas kinestetik, tidak mempengaruhi gaya belajar siswa selama pembelajaran. Selama pembelajaran, tidak semua kegiatan yang memfasilitasi berbagai jenis kecerdasan mampu dilaksanakan siswa. Hal ini disebabkan oleh padatnya materi yang disampaikan dalam setiap pertemuan. Setelah pembelajaran, profil kecerdasan siswa mengalami perubahan dan berdasarkan hasil penilaian diri siswa, mayoritas siswa cerdas dominan pada kategori interpersonal. Sedangkan dari segi peningkatan pemahaman, kelompok kecerdasan intrapersonal dan interpersonal adalah yang paling tinggi dengan nilai gain yang dinormalisasi sebesar 0,38 dan 0,36 dengan kategori sedang. Untuk penelitian selanjutnya, direkomendasikan untuk merancang pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk dengan topik yang lebih fokus dan sempit serta mengurangi kuantitas jenis kecerdasan dalam setiap pertemuan, namun meningkatkan kualitas pembelajaran setiap jenis kecerdasan.
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IMPLEMENTATION OF MULTIPLE INTELLIGENCES BASED ON LEARNING IN EARTH AND SPACE SCIENCE CONCEPT IN JUNIOR
HIGH SCHOOL
ABSTRACT
Earth and Space Science learning was held passively and only facilitated linguistic intelligence. It couldn’t facilitated student’s multiple intelligences. Therefore, this research implements learning process based on multiple intelligences. The aim of this research is to see student’s multiple intelligences profile before, during, and after experiment. Beside that, this research is also aimed to see the increases of comprehension in Earth and Space Science of each group of intelligences from normalized gain score. This research used descriptive method with quantitative approach and used one group pretest-posttest design. This reasearch was held in Junior High School in Bandung with 23 sampel student. The result of this research showed that student’s dominant intelligence profile before experiment was kinestetic area. During experiment, the learning process have not facilitated all of eight intelligences yet. It could happen because the learning matter was too dense. After experiment, student’s intelligence profile was dominated by interpersonal intelligences. Other result of this research showed that intrapesonal and interpersonal intelligences get the highest increases of comprehension with normalized gain score 0,38 and 0,36 include medium category. For further research, its recomended to plan the learning process with more focused object and intelligences that facilitated.
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah ... 3
1. Rumusan Masalah ... 3
2. Batasan Masalah ... 3
3. Variabel Penelitian ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Definisi Operasional ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK PADA KONSEP IPBA DI SMP ... 8
A. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa di Sekolah Menengah Pertama .. 8
B. Teori Kecerdasan Majemuk ... 9
C. Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk ... 17
BAB III METODE PENELITIAN... 24
A. Metode Penelitian ... 24
B. Desain Penelitian ... 24
C. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 25
D. Prosedur Penelitian ... 26
E. Penyusunan RPP ... 29
F. Instrumen Penelitian ... 31
G. Teknik Pengumpulan Data ... 32
H. Teknik Pengolahan Data ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa ... 36
B. Peningkatan Pemahaman Konsep IPBA Tiap Kelompok Kecerdasan ... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70
A. Kesimpulan ... 70
B. Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 72
DAFTAR TABEL
Tabel Hal.
2.1. Pemberian Materi dan Ruang Lingkup Materi IPBA di SMP ... 8
2.2. Jenis-jenis Kecerdasan Majemuk ... 13
2.3. Delapan Cara Mengajar ... 19
3.1. Jumlah Kegiatan Tiap Jenis Kecerdasan yang Diterapkan Selama Proses
Pembelajaran ... 31
3.2. Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi... 35
4.1. Rekapitulasi Kecerdasan Dominan Siswa Berdasarkan Hasil Identifikasi
Kecerdasan Majemuk ... 36
4.2. Rekapitulasi Kecerdasan Dominan Siswa Berdasarkan Hasil Angket
Penilaian Diri Siswa Terhadap Pembelajaran Berbasis Kecerdasan
Majemuk ... 57
4.3. Persentase Jumlah Siswa yang Dominan untuk Tiap Kecerdasan
Berdasarkan Hasil Angket Penilaian Diri Siswa ... 58
4.4. Persentase Siswa yang Menjawab ‘Ya’ untuk Tiap Pernyataan pada
Kecerdasan Linguistik ... 59
4.5. Persentase Siswa yang Menjawab ‘Ya’ untuk Tiap Pernyataan pada
Kecerdasan Logika-Matematika... 60
4.6. Persentase Siswa yang Menjawab ‘Ya’ untuk Tiap Pernyataan pada
Kecerdasan Visual-Spasial ... 62
4.7. Persentase Siswa yang Menjawab ‘Ya’ untuk Tiap Pernyataan pada
Kecerdasan Kinestetik ... 63
4.8. Persentase Siswa yang Menjawab ‘Ya’ untuk Tiap Pernyataan pada
Kecerdasan Musikal ... 65
4.9. Persentase Siswa yang Menjawab ‘Ya’ untuk Tiap Pernyataan pada
4.10. Persentase Siswa yang Menjawab ‘Ya’ untuk Tiap Pernyataan pada
Kecerdasan Intrapersonal ... 67
4.11. Persentase Siswa yang Menjawab ‘Ya’ untuk Tiap Pernyataan pada
Kecerdasan Naturalis ... 68
4.12. Rekapitulasi Peningkatan Pemahaman Konsep IPBA Tiap Kelompok
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal.
2.1. Diagram Pertanyaan untuk Tiap Jenis Kecerdasan ... 20
2.2. Gagasan Perencanaan Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk 21 2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 22
3.1. Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design ... 25
3.2. Diagram Alur Penelitian ... 29
4.1. Rekapitulasi Jumlah Kecerdasan yang Dicapai Tiap Siswa pada Tiap Pertemuan ... 38
4.2. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P1 Selama Pembelajaran ... 39
4.3. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa L1 Selama Pembelajaran... 40
4.4. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa L2 Selama Pembelajaran... 40
4.5. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P2 Selama Pembelajaran ... 41
4.6. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa L3 Selama Pembelajaran... 42
4.7. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P3 Selama Pembelajaran ... 42
4.8. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa L4 Selama Pembelajaran... 43
4.9. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P4 Selama Pembelajaran ... 44
4.10. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P5 Selama Pembelajaran ... 45
4.11. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa L5 Selama Pembelajaran... 45
4.12. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P6 Selama Pembelajaran ... 46
4.13. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P7 Selama Pembelajaran ... 46
4.14. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P8 Selama Pembelajaran ... 47
4.15. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P9 Selama Pembelajaran ... 47
4.16. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P10 Selama Pembelajaran ... 48
4.17. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P11 Selama Pembelajaran ... 48
4.18. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa L6 Selama Pembelajaran... 49
4.19. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P12 Selama Pembelajaran ... 50
4.21. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa L7 Selama Pembelajaran... 51
4.22. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P14 Selama Pembelajaran ... 51
4.23. Profil Kecerdasan Majemuk Siswa P15 Selama Pembelajaran ... 52
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal.
1 Perangkat Pembelajaran ... 75
1.1.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Skenario Pembelajaran ... 76
1.1.1. RPP Pertemuan Pertama ... 76
1.1.2. RPP Pertemuan Kedua ... 81
1.1.3. RPP Pertemuan ... 87
1.2.Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ... 92
i. LKS Pertemuan Pertama... 92
ii. LKS Pertemuan Kedua ... 95
iii. LKS Pertemuan Ketiga ... 97
2 Instrumen Penelitian ... 100
2.1.Lembar Observasi Keterlaksanaan Kecerdasan Majemuk ... 101
2.2.Angket Identifikasi Kecerdasan Majemuk ... 107
2.3.Angket Penilaian Diri Siswa Terhadap Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk ... 111
2.4.Kisi-kisi Instrumen Tes Pemahaman Konsep IPBA ... 114
2.5.Instrumen Tes Pemahaman Konsep IPBA ... 134
3 Data Hasil Penelitian ... 139
3.1.Sebaran Jawaban Pre-test ... 140
3.2.Sebaran Jawaban Post-test ... 142
3.3.Rekapitulasi Gain yang Dinormalisasi untuk Tiap Kelompok Kecerdasan ... 144
3.5.Rekapitulasi Jawaban Angket Penilaian Diri Siswa Terhadap
Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk ... 146
3.6.Rekapitulasi Ketercapaian Kecerdasan Majemuk Siswa Berdasarkan Hasil Observasi ... 152
4 Dokumentasi dan Surat-surat Penelitian... 156
4.1.Dokumentasi Penelitian ... 157
4.2.Surat Tugas Membimbing ... 159
4.3.Lembar Kesediaan Judgment ... 160
4.4.Surat Izin Penelitian ... 164
4.5.Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 165
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA) merupakan salah satu
konsep yang terintegrasi dalam mata pelajaran IPA dan IPS di tingkat Sekolah
Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas
(SMA). Pada jenjang SMP, porsi IPBA dalam mata pelajaran IPA sangat
sedikit jika dibandingkan dengan keseluruhan jumlah Standar Kompetensi
(SK) yang diberikan. Berdasarkan penelitian Liliawati dan Iryanti (2008: 100),
di pelajaran IPA, IPBA mendapat porsi 5,56% dari jumlah keseluruhan Standar
Kompetensi (SK) yang diberikan di SMP. Selain itu, konsep IPBA pada mata
pelajaran IPA diberikan di kelas IX semester 2. Hal tersebut menyebabkan
kurang terbahasnya konsep IPBA dalam praktik pembelajaran di kelas karena
terdesak oleh persiapan Ujian Nasional yang dilaksanakan oleh pihak sekolah.
Padahal, IPBA merupakan konsep yang perlu dipahami oleh siswa karena
berkaitan dengan lingkungan sekitar dan fenomena yang sering terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu, dalam penyampaiannya, siswa hanya
menerima informasi secara pasif. Hal ini didukung dari hasil penelitian
sebelumnya yang mengemukakan bahwa pada pembelajaran konsep IPBA,
siswa hanya mendengarkan penjelasan guru, mencatat materi pelajaran bila
diminta oleh guru, dan mengerjakan latihan soal (Anwar, 2012: 3).
Pembelajaran IPBA yang terjadi di lapangan ternyata lebih
mengandalkan kemampuan siswa dalam mendengar, mencatat, dan menuliskan
kembali informasi yang diperolehnya dari guru, yang semuanya termasuk
dalam kecerdasan linguistik. Padahal, perlu diingat bahwa dalam suatu kelas,
kemajemukan selalu ada. Menurut Yaumi (2012: 6), pengembangan
pembelajaran di SMP masih cenderung menerapkan pola pembelajaran
konvensional yang otoriter. Padahal, model pembelajaran yang perlu
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
termaktub dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) pasal 4 ayat (1) yang berbunyi “Pendidikan diselenggarakan secara
demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi
hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa”.
Selain kemajemukan dalam segi agama, ras, dan budaya, terdapat pula
kemajemukan dalam hal kecerdasan. Kecerdasan setiap individu di lingkungan
tertentu berbeda, bergantung pada keadaan sekitar dan kebiasaan individu
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kemajemukan bangsa juga memberi
dampak pada kecerdasan majemuk siswa. Pembelajaran yang hanya
mengandalkan kecerdasan linguistik seperti yang telah dikemukakan
sebelumnya sebenarnya belum mampu memfasilitasi kemajemukan siswa
dalam hal kecerdasan, karena tidak semua siswa dalam satu kelas cerdas
dominan pada kategori linguistik. Hal ini perlu dijadikan bahan pertimbangan
dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran IPBA.
Teori kemajemukan kecerdasan yang dimiliki oleh individu
dikemukakan oleh Howard Gardner (1993). Gardner (1993: 8) membagi
kecerdasan ke dalam delapan jenis kecerdasan, yaitu kecerdasan linguistik,
kecerdasan logika-matematika, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan
kinestetik, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan
intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Menurut Gardner (1993: 15), setiap
individu memiliki kecerdasan dominan, kombinasi kecerdasan, dan level
kecerdasan yang berbeda, serta dapat mengembangkan lebih dari satu
kecerdasan. Pembelajaran dengan kecerdasan majemuk menuntut siswa untuk
ikut aktif berpartisipasi dalam pembelajaran yang sesuai dengan metode
student centerred yang dianjurkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.
Undang-undang menuntut guru dan calon guru untuk melaksanakan
pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan tetap memfasilitasi
kemajemukan kecerdasan yang dimiliki siswa di dalam kelas. Untuk itu, perlu
dirancang suatu pembelajaran, dalam IPBA khususnya, yang memperhatikan,
memfasilitasi, dan merangsang setiap jenis kecerdasan siswa. Untuk
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berpikirnya dalam konsep IPBA, perlu dilakukan pembelajaran yang mencakup
seluruh jenis kecerdasan. Dengan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk,
siswa diharapkan mampu membangun pengetahuan dan meningkatkan
pemahamannya mengenai konsep IPBA agar siswa lebih bijaksana dalam
menanggapi isu-isu yang berkaitan dengan konsep IPBA.
Berdasarkan pemaparan di atas, perlu dirancang dan diimplementasikan
pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk pada konsep IPBA untuk melihat
profil kecerdasan majemuk siswa dalam kelas sampel dan dianalisis kelebihan
dan kekurangan dari pembelajaran yang dirancang. Oleh karena itu, penelitian
ini diberi judul: “Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk pada Konsep IPBA di SMP Bandung”.
B.Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, rumusan
masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana profil kecerdasan majemuk siswa dalam kelas sampel?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep IPBA setiap kelompok
kecerdasan setelah diterapkan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk?
2. Batasan Masalah
Untuk memfokuskan penelitian ini, perlu dijelaskan batasan masalah
yang akan diteliti. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Swasta di
Bandung, kelas IX. Pembelajaran dirancang untuk tiga kali pertemuan. Setiap
satu KD akan dibahas dalam satu pertemuan. Teori kecerdasan majemuk yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori kecerdasan majemuk yang
dikemukakan oleh Howard Gardner, yang terdiri dari delapan jenis kecerdasan,
yaitu kecerdasan linguistik, logika-matematika, visual-spasial, kinestetik,
musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Teori kecerdasan majemuk
tersebut digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengadopsi langkah-langkah pengembangan rencana pembelajaran berbasis
kecerdasan majemuk yang dikemukakan Armstrong (2009: 58).
Profil kecerdasan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah profil
kecerdasan majemuk siswa sebelum, selama, dan setelah pembelajaran. Profil
kecerdasan majemuk siswa sebelum dilaksanakan pembelajaran diperoleh dari
angket identifikasi kecerdasan majemuk siswa yang diadopsi dari Armstrong
(2009: 22). Selama pembelajaran, profil kecerdasan majemuk siswa
diobservasi dengan lembar observasi keterlaksanaan kecerdasan majemuk.
Sedangkan profil kecerdasan majemuk siswa setelah pembelajaran diperoleh
dari angket penilaian diri siswa terhadap pembelajaran berbasis kecerdasan
majemuk. Pemahaman siswa terhadap konsep IPBA dilihat berdasarkan nilai
gain yang dinormalisasi untuk tiap kelompok kecerdasan. Pengelompokan
kecerdasan dilakukan berdasarkan hasil identifikasi kecerdasan majemuk
sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan mengelompokkan siswa sesuai
dengan kecerdasan dominan mereka. Tes yang digunakan untuk mengevaluasi
pemahaman siswa berupa soal pilihan ganda dan uraian.
3. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah pembelajaran berbasis kecerdasan
majemuk sebagai variabel bebas, dan kecerdasan majemuk siswa sebagai
variabel terikat.
C.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini antara lain
untuk:
1. Memperoleh gambaran tentang kecerdasan majemuk siswa.
2. Menunjukkan peningkatan pemahaman konsep IPBA setiap kelompok
kecerdasan setelah dilaksanakan pembelajaran berbasis kecerdasan
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D.Definisi Operasional
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah
dikemukakan, diperlukan definisi operasional untuk lebih memfokuskan
penelitian ini. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Kecerdasan majemuk merupakan teori yang dikemukakan oleh Howard
Gardner. Gardner (1993: 8) membagi kecerdasan menjadi delapan jenis,
yaitu: Kecerdasan Linguistik, Kecerdasan Logika-Matematika, Kecerdasan
Visual-Spasial, Kecerdasan Kinestetik, Kecerdasan Musikal, Kecerdasan
Interpersonal, Kecerdasan Intrapersonal, dan Kecerdasan Naturalis. Setiap
kecerdasan memiliki karakteristik dan cara belajar yang berbeda-beda.
2. Pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk adalah pembelajaran yang
menggabungkan minimal dua kecerdasan dari delapan kecerdasan yang
dikemukakan Gardner. Perencanaan pembelajaran dilakukan dengan
memperhatikan pengembangan perencanaan pembelajaran berbasis
kecerdasan majemuk dari Armstrong (2009: 58). Kegiatan pembelajaran
dilakukan dengan memperhatikan dan memasukkan salah satu karakter dari
masing-masing jenis kecerdasan tersebut. Tidak ada metode tertentu yang
digunakan dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Langkah-langkah
kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan Standar Proses yang tercantum
dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007. Pembelajaran direncanakan
untuk satu SK yang terdiri dari tiga KD dengan jumlah pertemuan tiga kali
pertemuan. Dalam satu pertemuan dibahas satu KD dan direncanakan
kegiatan yang memfasilitasi kecerdasan majemuk siswa. Pertemuan
pertama dan kedua membahas KD 5.1 dan 5.2 serta memfasilitasi delapan
jenis kecerdasan yang tiap kecerdasannya diwakili minimal oleh satu
kegiatan. Sedangkan pertemuan ketiga membahas KD 5.3 serta
memfasilitasi enam kecerdasan yang tiap kecerdasannya diwakili minimal
oleh satu kegiatan. Profil kecerdasan majemuk sebelum pembelajaran
diperoleh dari hasil angket identifikasi kecerdasan majemuk yang diisi oleh
siswa sebelum kegiatan pembelajaran untuk melihat kecerdasan dominan
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pernyataan dalam angket kecerdasan majemuk diadopsi dari Armstrong
(2009: 22). Selama pembelajaran, profil kecerdasan majemuk siswa
diperoleh dari lembar observasi keterlaksanaan kecerdasan majemuk yang
diisi oleh observer selama pembelajaran. Sedangkan profil kecerdasan
majemuk siswa setelah dilaksanakan pembelajaran diperoleh dari angket
penilaian diri siswa terhadap pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk
yang diisi oleh siswa setelah pelaksanaan pembelajaran untuk melihat
pengaruh pembelajaran yang telah dilakukan terhadap kecerdasan majemuk
siswa melaui penilaian diri siswa, dalam materi Hukum Kepler dan Tata
Surya, yang pernyataannya disesuaikan dengan kegiatan belajar dalam
kelas.
3. Pemahaman yang dimaksud adalah pemahaman siswa mengenai konten
atau isi dari materi Hukum Kepler dan Tata Surya. Pemahaman siswa
dinilai dari pre-test dan post-test. Peningkatan pemahaman dilihat
berdasarkan nilai gain yang dinormalisasi untuk tiap kelompok kecerdasan.
Siswa dikelompokkan sesuai dengan kecerdasan dominan yang mereka
miliki berdasarkan hasil identifikasi kecerdasan majemuk. Kemudian
dilihat kelompok kecerdasan mana yang memiliki peningkatan paling
tinggi.
E.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari berbagai segi.
Dari segi teori, penelitian ini bermanfaat untuk menunjukkan langkah-langkah
perencanaan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk pada konsep IPBA.
Sedangkan dari segi praktik, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menyusun pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk
dan memperlihatkan kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran yang telah
dirancang agar dapat dikembangkan untuk perencanaan pembelajaran
berikutnya. Dari segi kebijakan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan rujukan membuat kebijakan mengenai perlunya pertimbangan
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan skripsi terdiri dari lima bab. Bab I menjabarkan
tentang latar belakang dilaksanakannya penelitian dengan melihat keadaan di
sekolah melalui wawancara dan studi literatur. Dari studi literatur masalah
diidentifikasi dan dirumuskan dalam sub bab identifikasi dan perumusan
masalah yang didalamnya terdapat batasan masalah dan variabel penelitian.
Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah dibuat tujuan penelitian,
definisi operasional, dan manfaat penelitian. Serta dijabarkan tentang
sistematika penulisan skripsi. Bab II berisi tentang kajian teori yang
membahas mengenai kedudukan IPBA di SMP, teori kecerdasan majemuk, dan
pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk. Bab III menjabarkan tentang
metode yang digunakan dalam penelitian, di dalamnya termasuk metode
penelitian, desain penelitian, lokasi dan sampel penelitian yang digunakan,
prosedur penelitian, instrumen penelitian yang digunakan, pengembangan RPP,
teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data.
Bab IV menjabarkan hasil penelitian yang disertai dengan pembahasan untuk menjawab rumusan masalah. Dimulai dengan profil kecerdasan
majemuk sebelum, selama, dan setelah pembelajaran. Profil kecerdasan
majemuk selama pembelajaran dijabarkan untuk tiap siswa. Kemudian diikuti
dengan pembahasan mengenai peningkatan pemahaman siswa mengenai
konsep IPBA untuk tiap kelompok kecerdasan. Bab V berisi kesimpulan yang
sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian serta saran untuk
penelitian berikutnya dan pelaksanaan pembelajaran berbasis kecerdasan
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Menurut Sukmadinata (2011: 52), metode penelitian merupakan
rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh
asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan
isu-isu yang dihadapi. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
metode penelitian adalah rangkaian kegiatan dan cara yang digunakan untuk
mendapatkan data yang relevan dengan tujuan penelitian sehingga dapat
menjawab masalah yang diangkat dalam penelitian.
Berdasarkan tujuan dan identifikasi masalah yang telah dibahas
sebelumnya, penelitian ini menekankan pada penjabaran hasil yang diperoleh
dari sampel penelitian selama proses penelitian, kemudian dianalisis dan
diinterpretasikan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Penelitian yang
bersifat menggambarkan proses dan hasil penelitian disebut metode deskriptif.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan mencari temuan-temuan
berdasarkan data yang diperoleh. Karena data yang diperoleh merupakan data
statistik, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
B.Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah Desain
Pretest-Posttest Satu Kelompok (One Group Pretest-Posttest Design). Desain
ini dipilih karena hanya ada satu kelompok (kelas) yang menjadi sampel dan
tidak ada kelas kontrol sebagai kelompok pembanding. Penentuan desain juga
disesuaikan dengan tindakan yang akan dilakukan selama penelitian, yaitu
pemberian tes awal (pre-test) yang dilanjutkan dengan pemberian perlakuan
selama rentang waktu tertentu berupa implementasi pembelajaran berbasis
kecerdasan majemuk, dan diakhiri dengan pemberian tes akhir (post-test).
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sedangkan hasil kedua tes tersebut akan menunjukkan peningkatan pemahaman
siswa dalam konsep IPBA.
Kelompok Prates Perlakuan Pascates
A O X1 O
Gambar 3.1. Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design
(Sukmadinata, 2011: 208)
Keterangan:
A : Kelompok (kelas) sampel yang akan diteliti (subjek penelitian)
O : Pemberian instrumen evaluasi, sebelum dan sesudah perlakuan
X1 : Perlakuan, yaitu Pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk
C.Lokasi dan Sampel Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat penelitian dilaksanakan untuk
mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Penelitian ini
dilakukan di salah satu SMP Swasta di Kota Bandung.
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian dengan kriteria tertentu
dan masih dalam wilayah generalisasi kesimpulan penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX tahun ajaran 2012/2013 di SMP
lokasi penelitian.
Sampel merupakan sebagian dari populasi penelitian yang
menggambarkan seluruh karakteristik populasi penelitian. Sampel dalam
penelitian ini adalah siswa satu kelas, kelas IX B, tahun ajaran 2012/2013 di
lokasi penelitian.
Pemilihan lokasi dan sampel penelitian dilakukan berdasarkan saran dan
rekomendasi dari pihak lain. Lokasi dan sampel yang ditemui peneliti bersedia
diteliti. Pengambilan sampel ini disebut Convenience Sampling (Siregar, 2011:
148). Hal ini dikarenakan sulitnya memperoleh sekolah yang memperbolehkan
pelaksanaan penelitian ini, karena sampel yang digunakan adalah siswa kelas
IX yang mulai mempersiapkan Ujian Nasional.
Sampel penelitian yang dilibatkan dalam penelitian ini awalnya
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
post-test ada siswa yang tidak mengikuti salah satu kegiatan tersebut. Selain
itu, ada beberapa siswa yang tidak menyerahkan kembali instrumen yang
diserahkan kepada mereka untuk diisi, yaitu angket kecerdasan majemuk, baik
angket identifikasi kecerdasan majemuk, maupun angket penilaian diri siswa
terhadap pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk. Sehingga terjadi reduksi
sampel penelitian menjadi 23 siswa sampel karena hanya 23 siswa yang
konsisten menghadiri dan menjalani rangkaian proses penelitian.
D.Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi
tiga tahapan utama, yaitu:
1. Tahap Persiapan Pelaksanaan Pembelajaran dan Pengambilan Data Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan pelaksanaan
pembelajaran dan pengambilan data meliputi:
a. Studi literatur, hal ini dilakukan untuk merumuskan masalah dalam
pembelajaran IPBA dari hasil penelitian sebelumnya dan
memperoleh teori yang akurat mengenai kecerdasan majemuk yang
dikemukakan Howard Gardner dan perencanaan pembelajaran
berbasis kecerdasan majemuk yang dikemukakan Thomas
Armstrong.
b. Telaah kurikulum mengenai pokok bahasan IPBA yang dijadikan
materi pembelajaran dalam penelitian ini, hal ini dilakukan untuk
mengetahui tujuan/kompetensi dasar yang hendak dicapai.
Berdasarkan hasil telaah kurikulum, materi yang dibahas adalah
materi IPBA di SMP untuk mata pelajaran IPA, Kelas IX Semester
2.
c. Menentukan sekolah yang dijadikan tempat pelaksanaan penelitian
berdasarkan rekomendasi dari pihak lain, karena terkendala kesulitan
memperoleh sekolah yang bersedia dijadikan lokasi penelitian.
d. Menghubungi pihak sekolah tempat penelitian yang akan
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Menentukan sampel penelitian berdasarkan rekomendasi dari pihak
guru IPA di SMP lokasi penelitian. Kelas yang direkomendasikan
adalah Kelas IX B dengan jumlah siswa 38 orang. Namun yang
menjadi sampel penelitian adalah 23 siswa.
f. Analisis standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi ajar.
Standar Kompetensi (SK) yang digunakan adalah SK 5 yaitu
memahami sistem tata surya dan proses yang terjadi di dalamnya,
dengan Kompetensi Dasar 5.1, 5.2, dan 5.3.
g. Menyusun RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan
skenario pembelajaran untuk SK 5, KD 5.1, 5.2, dan 5.3 sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
No. 41 Tahun 2007 dan dengan memperhatikan pemanfaatan dan
pengembangan kecerdasan majemuk siswa.
h. Membuat dan menyusun instrumen penelitian, yaitu tes pemahaman
konsep untuk materi Hukum Kepler dan Tata Surya, angket
penilaian diri siswa terhadap pembelajaran berbasis kecerdasan
majemuk, dan lembar observasi keterlaksanaan kecerdasan majemuk
sedangkan angket identifikasi kecerdasan majemuk diadopsi dari
angket yang dikemukakan Armstrong (2009: 22).
i. Mengkonsultasikan instrumen penelitian kepada tiga orang dosen
dan satu orang guru mata pelajaran fisika dan dilakukan expert
judgment terhadap validitas isi instrumen.
j. Merevisi dan mengkonsultasikan kembali hasil expert judgment
instrumen penelitian dengan pembimbing.
2. Tahap Pelaksanaan Pengambilan Data
Pada tahapan ini, kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Pelaksanaan pre-test dan pengisian angket identifikasi kecerdasan
majemuk yang dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2012.
b. Penerapan pembelajaran berbasis kecerdaan majemuk dengan
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang dijelaskan dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007.
Pembelajaran dilakukan tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama
dilaksanakan tanggal 01 November 2012 yang membahas KD 5.1,
pertemuan kedua tanggal 08 November 2012 yang membahas
sebagian KD 5.1 dan KD 5.2, dan pertemuan ketiga dilaksanakan
tanggal 10 November 2012 yang membahas KD 5.3.
c. Pelaksanaan post-test pada tanggal 10 November 2012 setelah
pertemuan terakhir selesai dilaksanakan. Pada tanggal yang sama
angket penilaian diri siswa terhadap pembelajaran berbasis
kecerdasan majemuk diberikan kepada siswa untuk diisi di rumah
dan dikembalikan keesokan harinya.
3. Tahap Akhir
Pada tahapan ini, kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Mengolah dan menganalisis data hasil implementasi RPP berbasis
kecerdasan majemuk, pre-test dan post-test dengan data jumlah
siswa sebanyak 23 siswa dan jumlah soal sebanyak 30 soal Pilihan
Ganda (PG) dan 5 soal uraian.
b. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari
pengolahan data dan memberikan saran terhadap aspek penelitian
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Secara singkat alur penelitian digambarkan pada Gambar 3.2.:
q Pelaksanaan pre-test dan pengisian angket identifikasi kecerdasan majemuk q Implementasi RPP Berbasis Kecerdasan Majemuk
q Pelaksanaan post-test dan pengisian angket penilaian
Gambar 3.2. Diagram Alur Penelitian
E.Penyusunan RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk
dirancang sesuai dengan metode dan cara belajar tiap jenis kecerdasan yang
disarankan Armstrong (2009: 58). Pada penelitian kali ini, konsep IPBA yang
disampaikan mengenai Hukum Kepler dan Tata Surya. Standar Kompetensi
(SK) yang disampaikan adalah SK 5 dengan Kompetensi Dasar (KD) 5.1, 5.2,
dan 5.3. Ketiga KD ini disampaikan karena tujuan atau topik yang disampaikan
dalam penelitian ini secara umum adalah IPBA, yang terdiri dari materi Hukum
Kepler dan Tata Surya. Pembelajaran hanya diberikan sebanyak tiga kali
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membahas satu KD. Di dalam setiap pertemuan dirancang kegiatan
pembelajaran yang memfasilitasi enam sampai delapan jenis kecerdasan. Di
setiap pertemuan, pembelajaran dilaksanakan secara berkelompok yang
bertujuan menciptakan pembelajaran IPBA yang interaktif seperti amanat
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Bab IV
Tentang Standar Proses. Dalam pasal 19 ayat (1) disebutkan bahwa proses
pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Perencanaan
pembelajaran untuk setiap pertemuan adalah sebagai berikut:
1. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama membahas KD 5.1 mengenai Hukum Kepler dan
Hukum Gravitasi Newton. Alokasi waktu untuk pertemuan pertama adalah
2 x 40 menit. Pada pertemuan pertama, RPP dirancang untuk memfasilitasi
delapan jenis kecerdasan dengan jumlah kegiatan untuk setiap jenis
kecerdasan ditunjukkan pada Tabel 3.1. dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran pertemuan pertama dapat dilihat pada Lampiran 1.1.1.
2. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua membahas sebagian KD 5.1 mengenai pembentukan
Tata Surya dan anggotanya serta KD 5.2 mengenai matahari sebagai
bintang dan Bumi sebagai planet. Alokasi waktu untuk pertemuan kedua
adalah 2 x 40 menit. 40 menit pertama untuk membahas KD 5.1 dan 40
menit terakhir untuk membahas KD 5.2. Jumlah kegiatan untuk tiap jenis
kecerdasan dapat dilihat pada Tabel 3.1. dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran pertemuan pertama dapat dilihat pada Lampiran 1.1.2.
3. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga membahas KD 5.3 mengenai gerak edar bumi, bulan dan
satelit, serta dampak yang ditimbulkan peredaran bulan terhadap bumi, dan
bumi terhadap matahari. Alokasi waktu untuk pertemuan ketiga adalah 2 x
40 menit. Jumlah kegiatan untuk tiap jenis kecerdasan dapat dilihat pada
Tabel 3.1. dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pertemuan pertama
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1. Jumlah Kegiatan Tiap Jenis Kecerdasan yang Diterapkan
Selama Proses Pembelajaran
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam suatu penelitian
diperlukan alat yang disebut insturmen penelitian. Instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan
kecerdasan majemuk (Lampiran 2.1.). Lembar observasi ini diisi oleh
observer sesuai dengan apa yang terjadi di dalam kelas selama
pembelajaran berlangsung. Fokus pengamatan observer adalah siswa. Jika
dalam satu kelompok hanya satu orang yang terlibat dalam pembelajaran,
maka hanya kolom siswa bersangkutan yang dicentang oleh observer.
Lembar observasi keterlaksanaan kecerdasan majemuk digunakan untuk
melihat ketercapaian kecerdasan majemuk siswa selama pembelajaran,
apakah mampu memfasilitasi seluruh kecerdasan siswa, atau hanya
sebagian saja.
2. Lembar Angket
Ada dua lembar angket yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama,
angket identifikasi kecerdasan majemuk (Lampiran 2.2.) yang digunakan
untuk melihat profil kecerdasan majemuk siswa sebelum dilaksanakan
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa terhadap pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk (Lampiran
2.3.) yang digunakan untuk melihat kecerdasan majemuk siswa setelah
pembelajaran berdasarkan penilaian diri siswa. Kedua angket ini berisi
pernyataan yang harus dicentang oleh siswa jika sesuai dengan keadaan
yang dialaminya, dan tidak dicentang jika pernyataan tidak sesuai dengan
dirinya.
3. Tes Pemahaman Konsep IPBA mengenai Hukum Kepler dan Tata Surya
Tes ini merupakan tes tertulis berupa soal pilihan ganda dan uraian. Soal
ini diberikan sebelum dan setelah dilaksanakan pembelajaran berbasis
kecerdasan majemuk. Soal tes ini terdiri dari 30 soal pilihan ganda dan 5
soal uraian. Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada Lampiran 2.4.
Instrumen tes telah melalui proses expert judgment yang dilakukan untuk
melihat validitas isi. Pada expert judgment ini dilihat kesesuaian soal
dengan materi yang dibahas dalam pembelajaran. Proses ini dilakukan
sebagai salah satu syarat uji validitas soal. Instrumen cukup diuji validitas
logisnya berupa validitas isi jika sudah melewati prosedur pembuatan
kisi-kisi instrumen (Arikunto, 2009: 167). Dalam penelitian ini, kisi-kisi-kisi-kisi
instrumen disusun dengan memperhatikan kesesuaian indikator soal
dengan materi dan soal yang dibuat. Kemudian, kisi-kisi tersebut
di-judgment oleh 4 orang ahli, yaitu satu dosen yang ahli dalam bidang
Astronomi, dua dosen yang ahli dalam evaluasi pembelajaran, dan satu
orang guru mata pelajaran IPA. Hasil judgment kemudian direvisi
kesesuaian antara indikator soal dengan butir soalnya serta redaksi yang
digunakan dalam soal. Setelah direvisi, instrumen dikonsultasikan kembali
dengan dosen pembimbing.
G.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan untuk
memperoleh data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Dalam
penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat
informasi yang mereka dapat pada saat melakukan pengamatan. Pada
penelitian ini observasi yang dilakukan adalah dengan pengamatan
pembelajaran secara langsung. Observasi dilakukan untuk melihat
kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas dan mencatat
pencapaian siswa selama kegiatan pembelajaran. Yang menjadi fokus
observer adalah siswa dalam satu kelompok. Satu observer mengawasi
satu kelompok yang berjumlah enam sampai tujuh orang.
Lembar observasi yang harus diisi oleh observer yaitu lembar observasi
keterlaksanaan kecerdasan majemuk. Lembar observasi keterlaksanaan
kecerdasan majemuk berisi pernyataan berupa kegiatan siswa selama
proses pembelajaran yang memanfaatkan kecerdasan majemuk. Jika siswa
melakukan apa yang tertulis di lembar observasi, observer akan
mencentang kolom keterlaksanaan sesuai dengan urutan siswa. Hasilnya
menunjukkan ketercapaian kecerdasan majemuk selama proses
pembelajaran yang akan dibandingkan dengan kecerdasan majemuk yang
direncanakan, kemudian dipersentasekan.
2. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi mengenai subjek penelitian tentang dirinya atau
hal-hal yang ia ketahui. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk
melihat kecerdasan majemuk siswa. Jenis angket yang digunakan adalah
angket tertutup berbentuk check list.
Angket diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan
pembelajaran. Angket yang diberikan sebelum pelaksanaan pembelajaran
adalah angket identifikasi kecerdasan majemuk siswa. Daftar pernyataan
dalam angket ini bersifat umum yaitu mengenai kesenangan dan cara
mereka belajar. Angket yang diberikan setelah pelaksanaan pembelajaran
adalah angket penilaian diri siswa terhadap pembelajaran berbasis
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang diberikan dalam angket ini disesuaikan dengan kegiatan yang
dilaksanakan selama proses pembelajaran. Angket ini digunakan untuk
melihat seberapa besar aktivitas kecerdasan majemuk yang telah mereka
rasakan dampaknya dalam mempelajari materi tersebut.
3. Tes Pemahaman Konsep
Menurut Arikunto (2006: 150), “tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok”. Dalam penelitian ini, instrumen tes yang
digunakan adalah tes tertulis yaitu berupa soal pilihan ganda dan uraian.
Tes yang digunakan disesuaikan dengan materi yang telah dibahas selama
pembelajaran, yaitu mengenai Hukum Kepler dan Tata Surya. Instrumen
tes telah melalui tahap expert judgment dan telah direvisi dan
dikonsultasikan kembali dengan pembimbing sebelum digunakan dalam
penelitian.
H.Teknik Pengolahan Data
1. Data Observasi dan Data Angket a. Analisis Persentase
Analisis data hasil pengisian angket menggunakan analisis persentase.
Dari data yang diperoleh dihitung persentase tiap jenis kecerdasan
kemudian dikategorikan kecerdasan dominan tiap siswa. Selain itu,
analisis persentase digunakan untuk melihat aktivitas siswa di kelas.
Dari hasil lembar observasi akan terlihat persentase kecerdasan
majemuk siswa selama pembelajaran. Untuk mencari persentase
digunakan persamaan berikut:
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Data Tes Kemampuan Berpikir Kritis a. Gain yang dinormalisasi
Peningkatan pemahaman siswa dilihat dari skor gain yang dinormalisasi.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung gain yang dinormalisasi
adalah sebagai berikut:
... (3.2)
(Hake, 1998: 65)
Dengan adalah rata-rata skor post-test dan adalah rata-rata skor
pre-test. Interpretasi terhadap nilai gain yang dinormalisasi ditunjukkan
Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi
(Hake, 1998: 65)
Nilai Klasifikasi
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan temuan penelitian yang telah dilakukan di salah
satu kelas IX di SMP Swasta di Kota Bandung mengenai implementasi
pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk dan dampaknya terhadap
kecerdasan majemuk siswa, diperoleh kesimpulan bahwa rancangan
pembelajaran yang telah diimplementasikan memberi dampak berbeda
terhadap profil kecerdasan majemuk siswa. Kesimpulan lainnya berkaitan
dengan penelitian ini yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Sebelum pembelajaran siswa memiliki kecerdasan dominan yang
dipengaruhi lingkungan sekitarnya dan kebiasaan sehari-harinya. Hasil
identifikasi menunjukkan sebagian besar siswa cerdas dominan pada
kategori kinestetik. Selama pembelajaran diimplementasikan, profil
kecerdasan majemuk siswa menunjukkan hasil yang berbeda-beda
tergantung pada kemampuan siswa menerima dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk. Setelah pembelajaran
kecerdasan dominan siswa yang paling banyak adalah kecerdasan
interpersonal.
2. Berdasarkan nilai gain yang dinormalisasi yang diperoleh, peningkatan
pemahaman kelompok kecerdasan intrapersonal adalah yang tertinggi
(0,38) dengan kategori sedang, kemudian disusul oleh kelompok
kecerdasan interpersonal (0,36) dengan kategori sedang. Sedangkan
peningkatan pemahaman kelompok kecerdasan lain menunjukkan nilai
gain yang dinormalisasi kategori rendah.
B.Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran
untuk pengembangan penelitian berikutnya sebagai berikut:
1. Pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk perlu diberikan dan dibiasakan
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis
kecerdasan saja, namun diperdalam dan dilaksanakan hingga siswa mampu
membangun pemahamannya tentang materi yang diajarkan.
2. Pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk sebaiknya dilakukan dengan
alokasi waktu yang lebih panjang dalam penyampaiannya karena setiap
siswa memerlukan waktu yang berbeda-beda dalam mengerjakan tugas
untuk berbagai kategori kecerdasan.
3. Untuk mempersingkat waktu pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk,
dapat digunakan sistem putaran. Siswa dengan kecerdasan dominan yang
sama dikelompokkan, kemudian setiap kelompok mendapat tugas yang
berbeda-beda sesuai dengan kecerdasan dominan mereka. jika tugas
pertama sudah selesai, masing-masing kelompok mengerjakan tugas
kelompok yang lainnya.
4. Untuk keperluan penelitian berikutnya, sebaiknya penelitian tidak
dilaksanakan di kelas IX, karena waktu yang disediakan biasanya lebih
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, W.S. (2012). Penerapan Pembelajaran Konseptual Interaktif dengan Menggunakan Media Animasi untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep IPBA dan Mengetahui Profil Aktivitas Siswa SMP. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta: Bumi Aksara.
Armstrong, T. (2009). Multiple Intelligences in the Classroom (Third ed.), [PDF]. Tersedia: http://www.slideshare.net/mikrop_2/multiple-intelligences-in-the-classroom-3-ed [21 Oktober 2012]
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
Campbell, B. (1991). “Multiple Intelligences in The Classroom”. In Context, The Learning Revolution, 27 (2): 12.
Chandra, A. (2010). Ilmu Alamiah Dasar, [Online]. Tersedia: http://www.aguschandra.com/2010/10/ilmu-alamiah-dasar/ [06 September 2012]
Cohen, H.Y. (2013). What is Intelligences and How is it Measured?, [Online]. Tersedia: www.aboutintelligence.co.uk/what-intelligence.html [01 Agustus 2013]
Fischman, L.A. (2011). Using Gardner’s Multiple Intelligence Theory to Differentiate High School Physics Instruction. Tesis pada Science Education, Montana State University. Montana: Tidak Diterbitkan. Tersedia:http://etd.lib.montana.edu/etd/2011/fischman/FischmanL0811.pdf [23 November 2012]
Gardner, H. (1993). Multiple Intelligences: The Theory in Practice. New York: BasicBooks.
Utami Widyaiswari,2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Pada Konsep IPBA Di SMP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hake, R. R. (1998). “Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A Six Thousand Student Survey of Mechanics Test Data For Introductory Physics Courses”. American Association of Physics Teacher. 66, (1).
Relavance, [Online]. Tersedia:
www.academia.edu/736512/A_Conceptual_analysis_of_Spiritual_Intellige nce_and_its_Relavance [01 Agustus 2013]
Santika, N. (2008). Mengajarkan IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk. Bandung: Tinta Emas Publishing
Siregar, S. (2011). Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Rajawali Pers.
Sukmadinata, N.S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Tn. (2009). Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences), [Online]. Tersedia: http://ruangpikir.multiply.com/journal/item/29/KECERDASAN_MAJEM UK_MULTIPLE_INTELLIGENCES_ [25 Mei 2012]
Tn. (2010). Multiple Intelligence, [Online]. Tersedia: http://psikometrika.com/tag/intelegensi-logika-matematika/ [25 Mei 2012]
Xie, J. dan Lin, R. (2009). “Research on Multiple Intelligences Teaching and Assessment”. Asian Journal of Management and Humanity Sciences. 4, (2-3), 106-124. Tersedia:http://www.asia.edu.tw/ajmhs/vol_4_2and3/3.pdf [12 September 2012]