• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGENAI KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA: Penelitian Tindakan Kelas di SDN 2 Cikancas Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Kec. Beber Kab. Cirebon.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGENAI KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA: Penelitian Tindakan Kelas di SDN 2 Cikancas Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Kec. Beber Kab. Cirebon."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL)

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENGENAI PERUBAHAN SIFAT BENDA

(Penelitian TindakanKelas di SDN 2 Cikancas Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2012/2013Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana S1 Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

NANIT SETIANI

0806404

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

========================================================

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL)

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENGENAI PERUBAHAN SIFAT BENDA

(Penelitian TindakanKelas di SDN 2 Cikancas Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2012/2013Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon)

Oleh

NANIT SETIANI

0806404

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© NANIT SETIANI 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENEGESAHAN

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGENAI KONSEP

PERUBAHAN SIFAT BENDA

Oleh

NANIT SETIANI

0806404

Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I

Dra. Tatat Hartati, M.Ed. Ph. D.

NIP. 19530312 197903 2 002

Pembimbing II

Drs. Nana Djumhana, M.PD.

NIP. 19590508 198403 1 002

Diketahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGENAI KONSEP

PERUBAHAN SIFAT BENDA

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN 2 Cikancas Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Kec. Beber Kab. Cirebon)

Oleh NANIT SETIANI

ABSTRAK : Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Konsep Perubahan Sifat Benda. Latar belakang penelitian ini berdasarkan pengalaman peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Cikancas kabupaten Cirebon ditemukan beberapa kelemahan, diantaranya yaitu: pembelajaran IPA sangat didominasi oleh kegiatan mengeksplorasi pencapaian hasil kognitif atau hafalan saja walaupun terkadang para siswa lebih sukar untuk mengingat atau memahami suatu konsep dalam pembelajaran IPA, metode pembelajaran masih bersifat konvensional yaitu hanya menggunakan metode ceramah. Penelitian ini ditujukan pada penggunaan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) dalam pembelajaran perubahan sifat benda. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah: (1) Untuk mengetahui gambaran perencanaan pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dalam memahami konsep perubahan sifat benda di kelas V SDN 2 Cikancas, (2) Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)

(5)
(6)

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGENAI KONSEP

PERUBAHAN SIFAT BENDA

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN 2 Cikancas Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Kec. Beber Kab. Cirebon)

Oleh NANIT SETIANI

(7)
(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ...i

ABSTRAK ………...ii

KATA PENGANTAR ………...iii

DAFTAR ISI ………...v

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR GRAFIK ………...x

DAFTAR LAMPIRAN ………...viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... ...1

B. Rumusan Masalah ... ...4

C. Hipotesis Tindakan ………...5

D. Tujuan Penelitian ... ...5

E. Manfaat Penelitian ... ...6

F. Definisi Operasional ... ...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran IPA ... ...9

B. Pengertian ContextualTeachingLearning(CTL) ...12

(9)

D. Konsep Proses BelajarMengajar ………18

E. Penerapan CTL dalamPembelajaran IPA di SD ………27

F. PerubahanSifat Benda ………28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... ...32

B. Model Penelitian ... ……...34

C. Subjek Penelitian . ... ... ...37

D. Prosedur Penelitian ... ... ...38

E. Instrumen Penelitian ... ... ...41

F. Pengolahan dan Analisis Data ... ... ...42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Siklus I 1. Perencanaan pembelajaran ………...……...…46

2. Pelaksanaan Pembelajaran ………...…47

3. Observasi ………...…..51

4. Refleksi ………...…53

5. Deskripsi Hasil Penelitian ………...…55

Siklus I 1. Perencanaan pembelajaran ………...…...……57

(10)

3. Observasi ………...………..60

4. Refleksi ………...……63

B. Pembahasan

1. Perencanaan Pembelajaran ………...………...……64 2. Proses Pembelajaran ………...………...……..65 3. Hasil Belajar Siswa ………...………...66 BAB V Simpulan Dan Rekomendasi

A. Simpulan ………..…...…69 B. Rekomendasi…….………...…………71 DAFTAR PUSTAKA

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan dan memiliki sikap ilmiah. Hal ini tentu saja berimplikasi terhadap kegiatan pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA tidak hanya sekedar pengetahuan yang bersifat ilmiah saja, melainkan terdapat dimensi-dimensi ilmiah penting yang menjadi bagian dari IPA, yaitu muatan IPA (content of science), keterampilan proses (science process skills) dan dimensi yang terfokus pada karakteristik sikap dan watak ilmiah.

Akan tetapi pada kenyataannnya, pendidikan kita tidaklah demikian. Hal ini dikemukakan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Blazelly (Sudrajat, 2004) bahwa pembelajaran di Indonesia cenderung teoritik dan tidak terkait dengan lingkungan di mana siswa berada. Akibatnya peserta didik tidak mampu menerapkan apa yang dipelajarinya di sekolah guna memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.

(12)

2

lebih sukar untuk mengingat atau memahami suatu konsep dalam pembelajaran IPA, metode pembelajaran yang konvensional seperti ceramah masih ditemukan pada proses pembelajaran IPA di SD Negeri 2 Cikansas Kabupaten Cirebon sehingga materi-materi yang disampaikan terkesan abstrak dan sulit dipahami oleh peserta didik, teacher center sehingga siswa tidak diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan yang menggali kemampuan berfikir kritis, logis dan bersikap ilmiah. Panca indera para siswa banyak digunakan untuk menyimak penjelasan searah dari guru sehingga kemampuan psikomotornya tidak terkembang secara optimal. Di samping itu, pembelajaran IPA di dalam kelas tedak memenuhi kebutuhan anak dan tidak kontekstual, padahal pembelajaran IPA yang cocok untuk anak-anak sekolah dasar adalah pembelajaran yang memiliki kesesuaian antara situasi dan belajar anak dengan situasi nyata di masyarakat.

(13)

3

hasil belajar siswa kurang memuaskan, seperti yang terlihat pada table dibawah ini.

Tabel 1.1 Hasil Belajar Siswa Pratindakan Penelitian.

Kategori Jumlah Siswa Nilai Persen ( % )

1. Baik 4 orang 75-100 4/25 x 100 = 16%

2. Sedang 7 orang 60-74 7/25 x 100 = 28%

3. Kurang 14 orang 59-50 14/25 x 100 = 56%

Permasalahan di atas mengindentikasikan bahwa proses pembelajaran IPA di SD Negeri 2 Cikansas Kabupaten Cirebon masih memerlukan inovasi dan pengembangan model atau metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan ilmiah dan memudahkan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Sebagaimana yang tertuang dalam KTSP bahwa pembelajaran IPA di SD, demikian pada SD Negeri 2 Cikansas Kabupaten Cirebon sebaiknya dilakukan secara inkuri ilmiah, artinya dalam hal ini siswa dilatih untuk berinkuri seperti yang telah dilakukan oleh para ilmuwan. Kemampuan inkuri yang dilakukan di Sekolah Dasar secara sederhana dapat diartikan sebagai “kegiatan

menemukan” namun dilandasi oleh beberapa langkah yang disusun secara

(14)

4

menyimpulkan hasil eksperimen serta membuat atau menyusun laporan sederhana yang dipadukan dengan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) karena pembelajaran ini merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.Dengan demikian pembelajaran IPA tidak sekedar mentransfer pengetahuan saja tetapi menemukan dan membuktikan sendiri kebenaran pengetahuan yang telah ada sebelumnya, maka pengetahuan yang mereka dapatkan dengan proses yang sistematis ini cenderung akan tersimpan lebih lama dan dapat membekali siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

B.Rumusan Masalah

Berangkat dari permasalahan yang ada, rumus masalah umum dalam

penelitian ini yaitu ”Bagaimana penerapan model pembelajaran Contextual Teaching Learning untuk meningkatkan hasil pembelajaran IPA kelas V pada

pokok materi perubahan sifat benda di Sekolah Dasar Negeri 2 Cikancas”.

Masalah tersebut lebih khusus dijabarkan sebagai berikut :

(15)

5

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran

IPA melalui

Contextual Teaching Learning mengenai konsep perubahan sifat benda di kelas V SDN 2 Cikancas?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam memahami konsep perubahan sifat benda setelah pembelajaran Contextual Teaching Learning

dilaksanan di kelas V SDN 2 Cikancas ?

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian kajian teori di atas, maka hipotesis tindakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:“Dengan menerapkan pembelajaran CTL

dalam pembelajaran IPA, hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Cikancas akan

meningkat”.

D. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan penelitian yang di harapkan dari penelitian ini menjadi masukan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan belajar di rumah.

b. Tujuan Khusus

(16)

6

2. Untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Contextual Teaching Learning mengenai konsep perubahan sifat benda di kelas V SDN 2 Cikancas.

3. Untuk mengetahui bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dalam memahami konsep perubahan sifat benda di kelas V SDN 2 Cikancas.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

a. Dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam melakukan proses pembelajaran di kelas.

b. Untuk memperluas pengetahuan dan pemahaman guru tentang pendekatan pembelajaran Contextual Teaching Learning dalam materi perubahan sifat benda.

2. Bagi Siswa

a. Dapat menumbuhkan minat belajar siswa dalam belajar sains khususnya materi faktor-faktor penyebab perubahan sifat benda.

b. Mampu menyebutkan faktor-faktor penyebab perubahan sifat benda. c. Dapat memberikan contoh dari masing-masing penyebab perubahan sifat

benda dalam kehidupan sehari-hari. d. Meningkatkan motivasi belajar siswa. 3. Bagi Sekolah

(17)

7

b. Untuk meningkatkan kualitas dan fungsi sekolah dasar sebagai sarana dan prasarana pendidikan.

F. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini perlu didefinisikan beberapa istilah agar tidak terjadi kesalah pahaman dan kekeliruan dalam mendefinisikan istilah-istilah yang berkaitan dengan judul penelitian. Istilah-istilah tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Pembelajara IPA

Pembelajara IPA adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. Pembelajarannya guru menjadi fasilitator dan menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didiknya. Dalam pembelajarannya guru melibatkan pesrta didik secara aktif agar pesrta didik mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali berbagai potensi.

2. Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning)

Merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.

(18)

8

kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah Kontructivisme (Contructivision), Menemukan (Inkuiry), Bertanya (Questioning), Masyarakat Belajarn (Learning Community), Pemodelan (Modeling), Refleksi (Reflection) dan Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assesment) 3. Hasil Belajar

(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang di fokuskan kepada proses belajar mengajar di dalam kelas. Sedangkan metode pendekatannya adalah menggunakan metode contextual learning teaching. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu kajian yang bersifat reflektif dan sistematik oleh pelaku tindakan dan ditujukan untuk memaknai tindakan yang telah dilakukan selama proses pembelajaran. Pengertian PTK yang dikemukakan oleh Tim Pelatih Proyek PGSM yaitu sebagai berikut :

”Pengertian PTK adalah sebagai bentuk kajian yang reflektif oleh pelaku

tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya serta memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajaran dilakukan. Metode PTK merupakan studi tindakan (action)dalam sejumlah siklus”.

(TimPelatih Proyek PGSM, 1999).

Pengetian PTK ini telah mulai berkembang sejak perang dunia kedua. Akibatnya terdapat banyak sekali definisi-definisi yang satu dengan yang lainnya sangat mirip. Definisi penelitian tindakan kelas di atas meletakkan dasar bagi definisi pendahuluan penelitian kelas, definisi yang lebih ketat dan formal sebenarnya masih terlalu sulit karena konsep mengenai penelitian kelas itu sendiri berkembang mengikuti pemahaman yang semakin mendalam. Di antaranya menyangkut masih belum memadainya deskripsi metodologi karena masih perlu mempertimbangkan inti permasalahan proses belajar mengajar.

(20)

33

untuk menjelaskan berbagai aspek dari hubungan antar-ketergantungan materi-subyek, pembelajar, dan pengajar sehubungan dengan isu totalitas dan

logika-internal dari tugas sosial mengkonstruksi pengetahuan dari PBM”.

Selain dari dua pendapat yang telah dikemukakan di atas, pendapat lain

ada yang mengatakan bahwa ”Metode penelitian tindakan adalah suatu

penelitian yang dikembangkan bersama-sama antara peneliti dan decision maker tentang variabel-variabel yang dapat dimanipulasikan dan segera

digunakan untuk menentukan kebijakan dan pembangunan”. Pendapat tersebut

dikemukakan oleh Nazir (dalam Hatimah, 2007). Dalam metode penilitian kelas ini, peneliti dan decision maker bersama-sama menentukan masalah, membuat desain serta melaksanakan program-program tersebut.

Jenis penelitian tindakan kelas mampu menawarkan terhadap cara dan prosedur yang baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar di dalam kelas dengan melihat berbagai indikator terhadap keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi

pada diri siswa. Bahkan Mc Niff (dalam Hermawan, 2007) ” memandang PTK

sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkan kurikulum,

pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya”.

(21)

34

meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran yang ia lakukan di kelas, penelitian terhadap siswa dari segi interaksinya dalam proses pembelajaran, penelitian terhadap proses dan atau produk pembelajaran secara reflektif di kelas. Secara singkatnya dengan melakukan penelitian tindakan kelas, guru dapat memperbaiki praktek-praktek pembelajaran menjadi lebih efektif. Penelitian tindakan kelas juga dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek pendidikan. Jika sekiranya ada teori yang tidak cocok dengan kondisi kelasnya, melalui PTK guru dapat mengadaptasi teori yang ada untuk kepentingan proses dan atau produk pembelajaran yang lebih efektif, optimal, dan fungsional.

Dengan demikian, PTK memiliki ciri-ciri khusus yaitu dilaksanakan oleh guru-guru sendiri, bertujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan pelayanan profesional guru dalam proses pembelajaran, bersifat kolaboratif dan permasalahan yang diteliti timbul dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehari-hari yang dihadapi oleh peneliti. Dalam penelitian tindakan kelas ini penulis memiliki metode deskriptif kualitatif. Konsep dasar penelitian ini adalah penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dari data-data yang dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis.

B.Model Penelitian

(22)

35

model dari Kemmis dan Mc. Taggart (1998). Dalam satu silkus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi

(observing), dan refleksi (reflecting) Siklus model Kemmis dan Mc.Taggart

Gambar 3.1

Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Adaptasi Kemmis dan Mc Tagart (1982)

(23)

36

Menunjuk pada model siklus Kemmis dan Mc Tagart di atas, maka langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan, seperti pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran yang didalamnya termasuk menyiapkan metode, alat dan sumber pembelajaran. Serta merencanakan pula langkah-langkah dan tindakan apa yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan yang mengacu pada perencanaan yang telah dibuat dilaksanakan sesuai jadwal penelitian yang ada. Serta melakukan pengamatan terhadap proses tindakan yang sedang berlangsung, mulai dari awal perencanaan sampai seluruh tindakan dilaksanakan.

c. Observasi

Pada tahap observasi ini dilakukan perekaman data yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan dilakukan observasi atau pengamatan adalah untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.

(24)

37

tindakan yang telah dilakukan untuk menyusun rencana dan tindakan selanjutnya, yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan metode kooperatif.

d. Refleksi

Pada tahap refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah, hambatan, yang dijumpai, dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Tahapan refleksi ini merupakan tahapan memproses kembali data yang didapat pada saat pengamatan itu dilakukan.Melalui refleksi diharapkan dapat menilai sejauh mana kita dapat mengusai kelas dan mengetahui letak kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki.

Kegiatan refleksi ini merupakan penyusunan rencana tindakan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian berikutnya.Dari hasil kegiatan tersebut akan muncul permasalahan baru atau pemikiran baru, sehingga penelitian perlu kembali melakukan perencanaan dan pengulangan tindakan, sehingga akan membentuk siklus dua dan seterusnya sampai dianggap berhasil apa yang menjadi tujuan penelitian.

C.Subjek Penelitian

(25)

38

di lokasi tersebut, peneliti lebih memahami karakteristik dan keinginan siswa, peneliti lebih mengenal situasi dan kondisi lingkungan sekolah, serta adanya dukungan dari semua pihak sekolah. Oleh karena itu, subjek yang menjadi bahan penelitian adalah penerapan CTL mengenai konsep perubahan sifat benda melalui inkuiri.

D.Prosedur Penelitian

1. Tahap Perencanaan Pembelajaran

Dalam PTK tahap kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah membuat perencanaan. Tahap perencanaan yang dilakukan peneliti adalah:

a. Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah SD Negeri 2 Cikancas kecamatan Beber kabupaten Cirebon.

b. Observasi dan wawancara, untuk memperoleh gambaran keadaan proses belajarr mengajar, mengenal kemampuan siswa, cara guru mengajar, aktivitas siswa dan hasil yang diperoleh.

c. Identifikasi permasalahan. Identifikasi masalah dilakukan dengan menelaah terlebih dahulu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, khususnya mata pelajaran IPA mulai dari standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, dam materi pokok.

(26)

39

e. Menyusun alat yang digunakan untuk memantau selama proses penelitian berlangsung berupa format observasi, lembar pengamatan dan catatan lapangan.

2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan proses penelitian disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya, pelaksanaan penelitian terdiri dari proses pembelajaran, evaluasi, dan refleksi pada setiap siklus. Penelitian terdiri dari dua silkus. Adapun penjabaran rencana setiap siklus yaitu:

Siklus I

a. Perencanaan

1) Mempersiapkan skenario pembelajaran. Materi yang diajarkan pada siklus I adalah Mengidentifikasi berbagai jenis perubahan sifat benda 2) Mempersiapkan lembar observasi, lembar wawancara dan LKS. b. Pelaksanaan

Peneliti melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya tentang perubahan sifat benda, sedangkan observer melakukan pengamatan.

c. Observasi

Pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap guru serta siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

(27)

40

Menganalisis data yang diperoleh dalam tindakan siklus I telah mencapai tujuan atau belum, hasil tersebut akan menentukan langkah-langkah di siklus I.

Siklus II

a. Perencanaan

1) Mempersiapkan skenario pembelajaran. Materi yang diajarkan pada siklus I adalah Mengidentifikasi berbagai jenis perubahan sifat benda 2) Mempersiapkan lembar observasi, lembar wawancara dan LKS. b. Pelaksanaan

Peneliti melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya tentang perubahan sifat benda, sedangkan observer melakukan pengamatan.

c. Observasi

Pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap guru serta siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

(28)

41

E.Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk memantau pelaksanaan kegiatan dalam penelitian ini adalah :

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) digunakan untuk membantu proses pembelajaran siswa serta dapat digunakan sebagai alat penilaian proses belajar siswa.

3. Lembar observasi

Lembar observasi merupakan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan di lapangan terhadap aktivitas siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran. Sasaran pengamatan dalam lembar observasi adalah penerapan pendekatan yang digunakan serta kegiatan guru dan siswa dalam setiap tahap pembelajaran dengan mengguanakan pendekatan inkuiri.

4. Kamera foto, digunakan untuk mengabadikan kegiatan-kegiatan selama proses pembelajaran. Foto dapat digunakan sebagai dokumentasi bukti fisik mengenai penelitian yang telah dilaksanakan.

(29)

42

F. Tahap Pengumpulan dan Analisis Data

a. Tahap Pengumpulan

1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini yaitu dari sumber primer yaitu siswa dan guru. Data primer yang dihasilkan dalam penelitian tindakan kelas antara lain :

a) Data hasil belajar diambil setelah melaksanakan tindakan berupa nilai post tes setiap akhir siklus

b) Data penilaian proses kerja ilmiah siswa atau LKS

c) Data pelaksanaan pembelajaran diambil melalui observasi guru peneliti oleh observer

2. Jenis Data

Data yang diperoleh berjenis data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari hasil belajar yang mengungkap pemahaman siswa melalui tes, data hasil observasi aspek contextual teaching learning (CTL) IPA, dan data hasil wawancara mengenai respon siswa terhadap pembelajaran IPA menggunakan pendekatan CTL.

Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas sesuai petunjuk pelaksanaan penelitian tindakan kelas (suyanto, 1996). Pada penelitian ini tahapan pengumpulan data dilakukan pada saat :

a. Observasi awal dan identifikasi awal permasalahan

(30)

43

d. Evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus 1 dan 2 e. Wawancara dengan siswa

f. Menganalisis pemahaman siswa b. Analisis Data

Analisis data merupakan tahap pengolahan data hasil penelitian pada setiap siklus yang merupakan bagian terpenting ddalam proses penelitian untuk mendeskripsikan dan menyimpulkan hasil penelitian. Tekhnik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah semua data yang diperoleh melalui tes, observasi dan wawancara.

1. Pengolahan hasil tes

Data mentah yang diperoleh dari hasil tes, kenudian diolah melalui cara penyekoran, menilai setiap siswa, menghitung niali rata-rata kemampuan siswa untuk mengetahui gambaran jelas mengenai hasil prestasi belajar siswa dalam memahami pelajaran IPA khususnya pada konsep perubahan sifat benda. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

N = Skor perolehan siswa X 100 Skor ideal

Keterangan : N = Nilai X =

Keterangan = X = Rata-rata hitung X = Nilai

(31)

44

2. Pengolahan data hasil observasi

Dalam observasi menggunakan skala penilaian dengan rentang nilai dalam bentuk angka (5,4,3,2 dan1) untuk aktivitas siswa yang berarti angka 1 = sangat kurang; 2 = kurang baik; 3 = cukup baik; 4 = baik; 5 = sangat baik (Usman, U 1993 :82-85) dengan cara memberi tanda contreng (√) pada kolom skala nilai. Setelah itu semua nilai tersebut dihitung dengan rumus :

N = skor perolehan siswa X 100 Skor maksimum

Keterangan : N = Nilai

Dikonversikan pada skala nilai dengan rentang 100 mengenai unjuk kerja siswa yang mengungkap aspek contextual teaching learning apa saja yang dipahami siswa. Konversi nilai dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Konversi nilai pemahaman setiap aspek contextual teaching

learning

Nilai Keterangan

10-29 Sangat kurang dipahami

30-49 Kurang dipahami

50-69 Cukup dipahami

70-89 Dipahami

(32)

45

3. Pengolahan Data Hasil wawancara

(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas mengenai “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa mengenai konsep perubahan sifat benda, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistematika penyusunan RPP dengan mnerapkan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) pada pembelajaran IPA yang membahas konsep perubahan sifat benda pada dasarnya sama dengan sistematika RPP yang di buat oleh para guru di sekolah, namun untuk penerapan pendekatan

Contextual Teaching Learning (CTL) RPP yang disusun memiliki cirri khusus yaitu menerapkan 7 komponen CTL yaitu diantaranya konstruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat-belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian yang sebenarnya. Melalui langkah-langkah pembelajaran yang dimulai dengan mengidentifikasi masalah, mengajukan hipotesis, menganalisis data, menguji hasil hipotesis dan menyimpulkan pembelajaran.

(34)

75

fasilitator atau pembimbing dalam proses pembelajaran.. Dengan terlibatnya siswa melakukan berbagai percobaaan serta dapat menyampaikan pendapatnya, akhirnya siswa dapat memahami materi pelajaran dengan baik. Terbukti bahwa pendekatan Contextual Teaching Learning siswa menjadi aktif, kreatif, efektif, juga belajar dengan menyenangkan. Seperti yang dikemukakan oleh Gagne (1985) bahwa belajar menciptakan perubahan tingkah laku, dan yang kedua perubahan yang terjadi adalah terjadi karena latihan atau pengalaman.

3. Penerapan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditandai dengan hasil belajar siswa pada siklus I nilai rata-rata siswa yaitu 72,4 dan siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 20 orang atau 80% sedangkan sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Contextual Teaching Learning (CTL)

(35)

76

B.Saran

Dari hasil temuan-temuan dalam penelitian ini maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Guru/Pendidik

Hasil penelitian pembelajaran CTL sangat cocok digunakan dan di terapkan pada mata pelajaran IPA pokok bahasan perubahan sifat benda. Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang disarankan untuk digunakan, maka dengan demikian diharapkan pada para guru supaya mempelajari tentang pembelajaran CTL dan diharapkan bisa menerapkan pembelajaran kontekstual bukan hanya pada mata pelajaran IPA saja. Dalam pelalaksanaan penerapannmya guru harus mengarah dan selalu memberikan motivasi pada siswa untuk mengembangkan kreatifitas dan kepercayaan pada dirinya dan dalam proses pembelajaran guru merupakan sebagai fasilitator dan motivator siswa, dengan begitu milikilah dan teruslah belajar demi memberikan yang menjadi kebermanfaatan bagi siswa dan seluruh orang

2. Peserta Didik

(36)

77

3. Sekolah

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional (2007), Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI, Jakarta: BNSP.

Departemen Pendidikan Nasional (2008), Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Hermawan, Ruswandi, dkk (2007) Metode Penelitian Pendidikan sekolah dasar. Bandung: UPI PRESS

Johson B. Elaine, 2010, Contextual Teaching and Learning, Bandung: Kaifa learning.

Karli, Hilda dan Yuliartiningsih, Sri 2004, Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetesi Model-model Pembelajaran, Bandung: Bina Media Informasi. Poerwadarminta, W.J.S 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:PN Balai

Pustaka

Rohman. H (2011) Metode Pembelajaran. From http://hipni.blog.spot.com. 09 Spetember 2011

Saefudin, u dan Suherman, A (2007). Inovasi Pendidikan. Bandung UPI PRESS Sadirman (1986). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja

Sudrajat, (2009). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Bandung. PT Rosdakarya Sumantri M. dan Purnama J. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Depdikbud. Suryana, A (2011). Penerapan pendekatan CTL untuk meningkatkan Hasil

(38)

79

Wahyono, B Nurachman, S (2008) Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas V Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Belajar Siswa Pratindakan  Penelitian.
Gambar 3.1
Tabel 3.1 Konversi nilai pemahaman setiap aspek contextual teaching

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0.494 yang berarti 49,4% faktor-faktor keputusan pembelian secara online pada ibu muda kelas menengah di Perumahan Johor Indah Permai 1

Ketebalan mulsa jerami padi dapat meningkatkan hasil tanaman tomat walaupun pada pengamatan pertumbuhan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata.. Hal ini

Buku Pegangan Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Kelas 4, Depdikbud, 2013. 2.6 Memiliki sikap amanah sebagai implementasi dari pemahaman kisah

Karena togel merupakan penyakit masyarakat dalam penegakan hukum, maka menjadi atensi Polri, sehingga setiap Polres dan Polsek diperintahkan melakukan penanggulangan

Jumlah biaya tetap usaha ayam Broiler sangat bervariasi jika dilihat menurut periode pemeliharaan, semakin lama periode pemeliharaan maka semakin besar biaya

Untuk menentukan kapasitas produksi yang direncanakan, akan menggunakan data referensi dari Unit Usaha fillet ‘Patin Kita’ yang merupakan unit usaha yang sejenis dengan

a. Sebelum mengirim spesimen ke laboratorium, pastikan bahwa spesimen telah memenuhi persyaratan seperti yang tertera dalam persyaratan masing-masing pemeriksaan.