• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEDUDUKAN HUKUM REKOMENDASI OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA DALAM FUNGSI PENGAWASAN TERHADAP LEMBAGA PELAYANAN PUBLIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEDUDUKAN HUKUM REKOMENDASI OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA DALAM FUNGSI PENGAWASAN TERHADAP LEMBAGA PELAYANAN PUBLIK."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

KEDUDUKANHUKUMREKOMENDASIOMBUDSMANREPUBLIK

INDONESIADALAMFUNGSIPENGAWASANTERHADAPLEMBAGA

PELAYANANPUBLIK

Oleh

RIDHO ALDILA

07940127

PROGRAMKEKHUSUSAN:HUKUMTATANEGARA

FAKULTASHUKUM

UNIVERSITASANDALAS

PADANG

(2)

BAB

I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Sebagaisebuahnegarahukum,NegaraKesatuanRepublikIndonesia

(NKRI) menjadikan Konstitusi sebagai dasar (grundnorm). Yang menjadi

puncakdarisegalaperaturanperundang-undanganyangberlakudibawahnya.

Konstitusi sebagai hukum dasar memerlukan sebuah naskah berbentuk,

susunandanmekanismenyadapatdijadikansebuahlandasanyangutuhdalam

rangka mewujudkan tata hukum yang benar-benar mampu menampung

aspirasidankebutuhanmasyarakatbaikmasasekarangmaupunmasadepan.

Perkembangan zaman yang diharapkan akan lebih modern, sangat

mempengaruhitumbuhkembangnyatatanansistempemerintahan,danketata

negaraan Indonesia yang secara tidak langsung menghendaki adanya

pembaharuanterhadapKonstitusi.SebuahKonstitusimempunyaiperanuntuk

mempertahankan esensi keberadaan sebuah negara dari pengaruh berbagai

perkembanganyangbergerakdinamis.Olehkarenaitu,Konstitusiyangideal

adalah hasil dari penyesuaian dan penyempurnaan untuk mengikuti segala

perkembangan, khususnya yang berkaitan dengan keinginan hati nurani

rakyat.1 Perjalanan sejarah bangsa Indonesia membuktikan bahwa UUD

Negara RI Tahun 1945 perlu untuk disesuaikan dengan kondisi dan

1MajelisPermusyawaratanRakyatRI,DalamsambutanwakilketuaMPRRI/koordinator

bidangmaterikemajeliasan,selakutimkerjasosoalisasiputusanMPRRI,A.MFatwa,sosialisasi

pemasyarakatanUUD1945.SekretariatJenderalMPRRI,2007.

(3)

perkembangandemokrasiyangdinilailebihdewasaterutamasejaklahirnya

era Reformasi dimana merupakan masa berakhirnya kekuasaan Orde Baru

yang telah berlangsung selama 32 tahun yang ditandai dengan peristiwa

berhentinyaPresidenSoehartopada21Mei1998,telahterbukapeluangbagi

dilakukannyaReformasiKonstitusisetelahmengalamifase“sakralisasiUUD

1945”selamapemerintahanOrdeBaru.DalamperkembangannyaReformasi

Konstitusi menjadi salah satu tuntutan berbagai kalangan, termasuk para

pakar/akademisi Hukum Tata Negara dan kelompok mahasiswa, yang

kemudiandiwujudkanolehMPRmelaluiempatkaliperubahan(1999-2002).

Menurut Plato seorang filosofis besar dunia berbicara tentang

demokrasi,mengatakanbahwanegarayangberjalandiatasbentukdemokrasi

akanmenuaibentukkenegaraanyangidealyangdisebutwelfarestate,karena

demokrasi menginginkan peran negara dalam upaya melakukan reformasi

struktur dan kultur negara berdasarkan konstitusi dan peradilan yang

independent,yangbertujuankesejahteraanrakyat.2

Olehkarenaitu,makaperubahanUUDNegaraRITahun1945yang

dilakukan pada era Reformasi merupakan sebuah keharusan sejarah yang

menginginkan adanya sebuah Undang-Undang Dasar yang benar-benar

sempurna dalam rangka menjamin terlaksananya negara hukum Indonesia.

Namun,kesepakatandasaramandemenUUDNegaraRITahun1945tidak

2SriSoemantri,“TentangLembaga-LembagaNegaraMenurutUUD1945”,PT.CitraAditya

(4)

mengubahsubstansiUUDNegaraRITahun1945secaraumumyangterdapat

dalampembukaanUUDNegaraRITahun19453.

Reformasidisegalabidangadalahsalahsatudampakdaripenegakan

demokrasi,yangdalamkelembagaannegaradiIndonesiamuncul

lembaga-lembaga baru dengan harapan akan terciptanya bangunan demokrasi yang

benar-benardemokrasi.Sebagaisebuahagendayangakanberpengaruhbesar

terhadap kehidupan ketatanegaraan, dalam penyusunan dan perubahan

konstitusi terdapat dua hal pokok yang perlu ditampung sekaligus yakni

pembaharuan sistem perundang-undangan (instrumental reform) dan

pembaharuan kelembagaan (structural reform). Pembaharuan sistem

perundang-undangan ditujukan untuk menjamin adanya kepastian hukum

formal yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan sehingga tidak

terjadibenturanantaraperaturanperundang-undanganyangsatudenganyang

lainnya. Sedangkan pembaharuan kelembagaan ditujukan untuk

mengefektifkanperandanfungsilembaga-lembaganegaraterutamalembaga

negara yang kewenangannya diatur langsung dalam peraturan

perundang-undangannegaraRepublikIndonesia.

KehadiranUndang-UndangNo.39/2008tentangKementerianNegara

menjadi titik awal reformasi birokrasi guna mewujudkan tata kelola

pemerintahanyangbaik(goodgovermance).Undang-Undangitumenetapkan

jumlahmenterimaksimal34,yanguntukpertamakalinyadilaksanakandalam

sejarahpemerintahanRepublikIndonesiapadaKabinetIndonesiaBersatuII.

3Bahan Tayangan Materi Sosialisasi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indinesia

(5)

Undang-Undangini,selainmengaturkementerianjugalembagapemerintah

non kementerian (LPNK) dan Lembaga Non Struktural (LNS) sebagai

kelembagaan Pemerintah Pusat. Menurut lsmadi Ananda, Deputi

KelembagaanKemenPAN-RB,saatinidiIndonesiaada20LPNKdan92

Lembaga Non Struktural (LNS).Kehadiran LNS ini pada umumnya

merupakanjawabanatasberbagaituntutan,dinamikadanaspirasimasyarakat

yangberkembangdierareformasi.Pemerintahmembukakrankeikutsertaan

masyarakat dalam mewujudkan good governance.4 Dari segi pembaharuan

kelembagaan,UUDNegaraRITahun1945telahmenghasilkan

perubahan-perubahanyangsangatsubstansialbagipenyelenggaraannegara.

Perubahan-perubahantersebutjugatelahmempengaruhihubunganantarlembaganegara

sertakedudukanmasing-masinglembaganegaradalamsistemketatanegaraan

Indonesia.

Beberapa perubahan yang terjadi pada aspek kelembagaan negara

tersebutantaralain,lahirnyalembaganegarabarusepertiDewanPerwakilan

Daerah,MahkamahKonstitusidan KomisiYudisial.Dengankewenangannya

masing-masing,lembaganegaratersebutyangdiaturdalamUUDNegaraRI

Tahun 1945 telah membawa dampak positif bagi pembangunan hukum di

Indonesia. Proses saling mengimbangi (checks and balances) yang

proporsional antara masing-masing lembaga negara telah berhasil

menghilangkansupremasikekuasaanyangterpusatpadasatulembaganegara

4http://bataviase.co.id/node/407220.PenataanKelembagaanPemerintah,DariKementerian

(6)

tertentusajayangselamamasaOrdeBaruterpusatditanganPresiden5.Selain

itu,hapusnyasistemlembagatertingginegarayangsebelumnyadimilikioleh

MajelisPermusyawaratanRakyat(MPR)sebagaipemegangkedaulatanrakyat

telahberhasilmengembalikankedaulatanseutuhnyaketanganrakyat.

Salah satu diantara lembaga negara baru yang hadir pada era

Reformasi ini adalah Komisi Ombudsman Nasional atau juga yang lazim

disebutOmbudsmanNasional.Lembagainidibentukpadatanggal10Maret

2000,berdasarkanKeputusanPresidenNo.44Tahun2000tentangKomisi

Ombudsman Nasional yang kemudian setelah berlakunya Undang-Undang

OmbudsmanRepublikIndonesiapadatanggal7oktoberTahun2008,maka

Komisi Ombudsman Nasional berubah menjadi Ombudsman Republik

Indonesia. Pembentukan lembagaOmbudsman bertujuan untuk membantu

menciptakan dan mengembangkan kondisi yang kondusif dalam

melaksanakanpemberantasankorupsi,kolusi,dannepotisme(KKN)melalui

peransertamasyarakat.

Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, UUD 1945 dengan jelas

membedakan cabang-cabang kekuasaan negara dalam bidang legislatif,

eksekutif,danyudikatifyangtercermindalamfungsi-fungsiMPR,DPRdan

DPD, Presiden dan Wakil Presiden, sertaMahkamah Agung(MA), Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai

lembaga-lembaganegarayangutama(mainsstateorgans).Adapunselainitu,

sepertiKomisiYudisial,KepolisianNegara,TentaraNasionalIndonesia,Bank

5Singka Subekti, Menyusun Konstitusi Transisi, Pergulatan Kepentingan dan Pemikiran

(7)

Sentral, Komisi Pemilihan Umum, Dewan Pertimbangan Presiden, Komisi

Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNASHAM), Komisi Pengawas

PersaianganUsaha(KPPU),termasukOmbudsmanRepublikIndonesia(ORI)

dansebagainyaadalahsebagailembaganegarabantu(stateauxiliarybodies).

Selamainikitamemangtelahmemilikilembagapengawasbaikyang

bersifatstrukturalolehInspektoratJenderal,maupunfungsionalyaituBadan

Pemeriksa Keuangan. Bahkan terdapat lembaga pengawas yang secara

eksplisitdicantumkandalamUndang-UndangDasaryaituDewanPerwakilan

Rakyat,BadanPemeriksaKeuangandanataupunBankIndonesia.Selainitu,

juga ada terdapat organisasi non pemerintah ataupun Lembaga Swadaya

Masyarakat yang sekarang ini banyak tumbuh serta turut beraktifitas

melakukanpengawasanataspelaksanaanpenyelenggaraannegara.Akantetapi

kesemua lembaga itu memiliki catatan tersendiri sehingga mengecewakan

masyarakat. Lembagapengawas struktural yangdilakukanoleh Inspektorat

Jenderaljelastidakmandirikarenasecaraorganisatorismerupakanbagiandari

kelembagaanataudepartemen.PengawasanfungsionalolehBadanPemeriksa

Keuangan hanya sempit pada masalah pengawasan uang negara dan tidak

menerimakeluhanyangbersifatindividual.DewanPerwakilanRakyatdengan

fungsi pengawasannya kepada pemerintah lebih bersifat politis karena

memangsecarakelembagaanadalahlembagapolitikdantidakterlepasdari

kelompokyangmerekawakili.Kemudianpengawasanyangdilakukanoleh

LSM karena lembagaswastadan kurangfokus sehinggaseringditanggapi

(8)

hukumyangpasti.Olehkarenaitu,keberadaanOmbudsmansebagailembaga

negara yang mandiri dan bebas dari kekuasaan manapun serta menerima

pengaduanmasyarakatsangatdibutuhkan.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2008

tentangOmbudsmanRepublikIndonesia,ditegaskanbahwayangdimaksud

dengan Ombudsman Republik Indonesia adalah lembaga negara yang

mempunyai wewenang mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yang

diselenggarakanolehpenyelenggaranegaradanpemerintahantermasukyang

diselenggarakanolehBadanUsahaMilikNegara,BadanUsahaMilikDaerah,

danBadanHukumMilikNegarasertaBadanSwastaatauPerseoranganyang

diberitugasmenyelenggarakanpelayananpubliktertentuyangsebagianatau

seluruhdananyabersumberdariAnggaranPendapatandan BelanjaNegara

dan/atau Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah. Tugas Ombudsman

adalah memeriksa laporan atas dugaan maladministrasi dalam

penyelenggaraan pelayanan publik dan mengeluarkan Rekomendasi atas

laporantersebutyangditujukankepadaTerlapor.

Disinipenulismelihatbeberapahalyangmenarikuntukditelitidan

penulis ingin mengetahui bagaimana kewenangan dan fungsi Ombudsman

Republik Indonesia dalam menjalankan fungsi pengawasan pada sistem

ketatanegaraanRepublikIndonesiauntukmenciptakannegaraIndonesiayang

bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Penulis memilih untuk

melakukanpenelitiandananalisispadaRekomendasiyangdikeluarkanoleh

(9)

didugatelahmelakukanpenyimpangandalamtugas(maladministrasi).Halini

berkaitan dengan fungsi Ombudsman itu sendiri, dalam Pasal 6

Undang-UndangNo.37Tahun2008menyebutkanfungsiOmbudsmanadalahsebagai

berikut:

“Ombudsman berfungsi mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yangdiselenggarakanolehPenyelenggaraNegaradanpemerintahanbaik dipusatmaupundidaerahtermasuk yangdiselenggarakanoleh Badan UsahaMilikNegara,BadanUsahaMilikDaerah,danBadanHukumMilik Negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakanpelayananpubliktertentu.”

Dariuraianyangtelahdituangkandidalampasal6Undang-Undang

No.37Tahun2008tersebut,dapatkitaambilkesimpulanbahwaOmbudsman

Republik Indonesia merupakan suatu lembaga dengan fungsi pengawasan

yang memiliki kewenangan-kewenangan tertentu. Dalam menjalankan

fungsinya tersebut penulis menggambarkan secara singkat bagaimana

Rekomendasi Ombudsman dikeluarkan, dengan mengacu kepada

kewenangan-kewenanganyangtelahdiuraikansecarategasdidalam

Undang-Undang.PadatahappertamaOmbudsmanmenerimalaporandarimasyarakat

secaralangsungbahwatelahterjadisuatudugaanmaladministrasipadasuatu

lembagayangbergerakataumenyelenggarakannegaradibidangpelayanan

publik. Berikutnya, Ombudsman akan menindak lanjuti laporan tersebut

denganmelakukanpemeriksaanterhadaplaporantersebut,sehinggalaporan

tersebutakandinyatakanditerimadanataudapatditolakolehOmbudsman

karena alasan-alasan tertentu yangtelah dijelaskan dalam Undang-Undang,

kemudian apabila laporan tersebut dinyatakan diterima, maka Ombudsman

(10)

koordinasi degan lembaga-laembaga lain yang terkait, maupun langsung

meminta keterangan pada lembaga terkait, dan tahap-tahap lain yang

dijelaskan di dalam Undang-Undang, sehingga terakhir Ombudsman akan

memberikan keputusan berdasarkan bukti-bukti yang telah ditemui dengan

mengeluarkanRekomendasi.

Ombudsaman Republik Indonesia merupakan lembaga pengawasan

yangterbilangbarudidirikanpadaerareformasidiIndonesiasehinggapenulis

inginmengetahuibagaimanakahkedudukanhukumdariRekomendasitesebut

setelah tiga tahun menjalankan fungsinya sebagai lembaga pengawasan

indipenden di Indonesia. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis

tertarik untuk meneliti dan mengetahui kedudukan hukum Rekomendasi

tersebutsertaketaatanPenyelenggaraPelayananPublikdalammelaksanakan

Rekomendasi Ombudsman Republik Indonesia sehingga Rekomendasi

tersebutdapatdianggapsebagaisuatukeputusanyangmemilikikedudukan

hukumyangkuatdanefektifatauhanyamerupakansuatukesimpulandan

saranyangbisasajatidakdiindahkan.Olehkarenaitupenulisberkeinginan

untuk menuangkan permasalahan ini dalam bentuk tulisan berupa skripsi

dengan judul : KEDUDUKAN HUKUM REKOMENDASI

OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA DALAM FUNGSI

(11)

B. RumusanMasalah

Mengacupadajudulyangpenulisambil,makarumusanmasalahpada

penelitianiniadalahsebagaiberikut:

1. BagaimanakedudukanhukumRekomendasiOmbudsmansertaketaatan

Penyelenggara Pelayanan Publik dalam melaksanakan Rekomendasi

OmbudsmanRepublikIndonesia?

2. Bagaimanakah jika Rekomendasi Ombudsman tidak dilaksanakan dan

kendala-kendala yang dihadapi Ombudsman dalam melakukan

pengawasan?

C. TujuanPenelitian

Berdasarkanpokokpermasalahansepertidiuraikandiatas,penelitian

inibertujuansebagaiberikut:

1. MengetahuikedudukanhukumRekomendasiOmbudsamandanketaatan

Penyelenggara Pelayanan Publik dalam melaksanakan Rekomendasi

OmbudsmanRepublikIndonesia.

2. MengetahuibagaimanakahtindakanOmbudsmanjikaRekomendasiyang

dikeluarkanyatidakdilaksanakanolehPenyelenggaraPelayananPublik,

serta apa sajakah kendala-kendala yang dihadapi Ombudsman dalam

melakukan pengawasan terhadap penyelenggara Pelayanan Publik yang

(12)

D. ManfaatPenelitian

Berangkatdariperumusanmasalahyangtelahdikemukakandiatas,

adabeberapamanfaatyanginginpenulisperoleh.Adapunmanfaat tersebut

penuliskelompokkanmenjadi2(dua)kelompok,yaitu:

1. ManfaatTeoritis:

a. Diharapkanpenelitianinidapatmemberikanmanfaatbagimahasiswa

hukum khususnya mengenai efektifitas wewenang/Rekomendasi

Ombudsman Republik Indonesia dalam menjalankan tugas untuk

mengawasipenyelenggaraanpelayananpublik;

b. Untukmenjadipedomanbagiparapihakyanginginmengetahuidan

mendalami tentang wewenang dan fungsi Ombudsman Republik

Indonesiadalammengawasipenyelenggaraanpelayananpublik.

c. Sebagaipedomanawalbagipenelitianyanginginmendalamimasalah

inilebihlanjut.

2. ManfaatPraktis:

a.Penulis mengharapkan agar memberikan sumbangan pemikiran

mengenaiaspekHukumkhususnyawewenangdanfungsiOmbudsman

Republik Indonesia untuk memberi Rekomendasi dalam mengawasi

(13)

b.Diharapkan agar hasil penelitian ini nantinya akan bermanfaat bagi

Ombudsman Republik Indonesia menjalankan wewenang mereka

dalampenyelenggaraanpengawasanpelayananpublik.

c.Agarhasilpenelitianinimenjadiperhatiandandapatdigunakanoleh

semua pihak baik itu bagi pemerintah, masyarakat umum maupun

setiappihakyangbekerjasehariandibidanghukum,khusunyaHukum

TataNegara.

E. MetodePenelitian

Untuk memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan judul yang

telah ditetapkan maka diusahakan memperoleh data yang relevan, adapun

metodepenelitianyangpenulislakukanadalah:

1. PendekatanPenelitian

Metode pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah

metodepenelitianyuridissosiologisyaknisuatupenelitiandalamdisiplin

ilmu hukum berdasarkan kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat

dengan pendekatan deskriptif. Kenyataan atau fakta yang terjadi itu

dilihatdalamperspektifilmuhukum.Untukitupenulismengumpulkan

(14)

2. SumberData

Datayangdiperolehbersumberdari:

a.PenelitianLapangan(fieldResearch)

Dalamtahapinipenulisberusahauntukmendapatkandataatau

informasidenganterjunlangsungkelapangan.Alatyangdipergunakan

untuk mendapatkan data padapenelitian lapangan ini adalah dengan

cara tanya jawab atau wawancara dengan responden secara semi

terstruktur yaitu disamping menyusun pertanyaan penulis juga

mengembangkanpertanyaan-pertanyaanlainyangberhubungandengan

masalah-masalah penelitian dan studi dokumentasi berupa

berkas-berkas Rekomendasi, laporan tahunan dan dokumen yangrelevan di

OmbudsmanRepublikIndonesia.

b.PenelitianKepustakaan(LibraryResearch)

Penulismenghimpundatayangadakaitannyadenganskripsiini

dapat diperoleh melalui studi buku-buku atau literatur, jurnal-jurnal

hukum atau jurnal-jurnal umum, diktat serta majalah-majalah yang

(15)

3. JenisData

a. DataPrimer

Data primer diperoleh langsung dari sumber pertama yakni

pengamatan lapangan yang berbentuk wawancara dengan cara

mengajukan beberapa pertanyaan yang telah disusun sebelumnya

dalamdaftarpertanyaan.

b. DataSekunder

Merupakan data yang siap pakai yang tidak memerlukan

pengolahanlagi,antaralaindataatauinformasitertulislainnyayang

diperoleh selama melakukan penelitian. Bahan-bahan yang diperoleh

terdiridari:

1) BahanHukumPrimer:

a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945

b) Undang-UndangNomor37Tahun2008tentangOmbudsman

RepublikIndonesia

c) Undang-UndangNomor25Tahun2009TentangPelayanan

Publik

d) KeputusanPresidenNomor44Thun2000TentangKomisi

OmbudsmanNasional

e) Peraturanperundang-undanganlainnya yangterkaitdengan

(16)

2) BahanHukumSekunder

Bahanhukumsekunderyaitubahan-bahanhukumyangerat

hubungannya dengan bahan hukum primer yang dapat membantu

menganalisa dan memahami bahan-bahan hukum primer. Bahan

hukumsekunderiniterdiridarisemuatulisanyangtidakberbentuk

peraturan perundang-undangan, seperti; buku-buku atau literatur,

hasilpenelitian,jurnal-jurnalhukumataujurnal-jurnalumum,hasil

seminar, simposium dan lokakarya, diktat dan catatan kuliah,

majalah-majalahyangdapatdipertanggungjawabkanmuatannyadan

mediamassalainnyabaikelektronikmaupuncetak.

4. AlatPengumpulanData

Alatyangdigunakanuntukmencapaitujuanpenulisanadalah:

a. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan semi terstruktur, bukan

berarti peneliti tidak mempersiapkan dulu pertanyaan yang akan

diajukantetapipenelititidakterlampauterikatpadaaturan-aturanyang

ketat.Alatyangdigunakanadalahpedomanwawancarayangmemuat

pokok yang ditanyakan. Pedoman wawancara ini diperlukan untuk

menghindarikeadaankehabisanpertanyaan.Adapunpihak-pihakyang

akandiwawancaraiadalahpihak-pihakyangberkompetenpadabidang

masalah sebagaimana judul yang penulis ambil pada penelitian ini

(17)

Indonesia, Ketua Ombudsman, Asisten Ombudsman, maupun pihak

penyelenggara pelayanan publik yang telah mendapat Rekomendasi

dariOmbudsmanRepulikIndonesia.

b. StudiDokumen

Merupakan tahap awal dalam penelitian yang akan dibahas

nantinya, yaitu dengan meneliti dan mempelajari berkas-berkas

RekomendasiyangadadiOmbudsmanRepublikIndonesiatermasuk

didalamnyalaporantahunanOmbudsmanRepublikIndonesia.

5. TeknikPengolahan

Hasilpenelitiannantinyadiolahsecara:

a. Editing

Baikdatasekundermaupundataprimerterkadangtidaksemua

dibutuhkan sehinggaperludilakukanpengeditankhususuntukdata

yangdicatat maupundatadalambentuktulisanlainnya.

b. Coding

Setelah melakukan pengeditan, peneliti akan memberikan

tanda-tandatertentuataukode-kodetertentuuntukmenentukandata

yang relevan atau betul-betul dibutuhkan. Dari data-data diatas

(18)

denganmemperhatikanfaktadandatahukumyangdianalisisdengan

uraianuntukmengetahuiaspekhukummengenaikedudukanhukum

RekomendasiOmbudsman.

6. AnalisisData

Analisisdatadilakukandengancaramengumpulkansemuabahan

hukumyangbersifatkualitatif.Kualitatifadalahanalisadatayangbukan

merupakan angka-angka dan kemudian menghubungkannya dengan

permasalahan.Hasildaripenelitiandapatmemberikangambarantentang

pelaksanaan Rekomendasi Ombudsman Republik Indonesia dalam

penyelesaian masalah maladministrasi yang dilakukan penyelenggara

pelayanan publik yang mana semua hasil yang dikumpulkan tersebut

Referensi

Dokumen terkait

 Guru meminta masing-masing siswa dalam kelompok untuk menuliskan pertanyaan dari materi tentang struktur bumi baik yang belum diketahuinya atau bagian yang

Lubis (2004:14) adalah ilmu ekonomi yang dilaksanakan dalam praktek (penerapan ilmu ekonomi) sehari-harinya bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat maupun

3 (01/04/16) Jumat Bandung menghadiri pelantikan Kepala Sekolah Peliputan dan Dokumentasi Wakil Wali Kota.. 4

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar siswa SMK Muhammadiyah 1 Tempel Sleman memanfaatkan media elektronik untuk

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pada disiplin ilmu Psikologi Konsumen, yang terkait dengan tema perilaku membeli produk di Starbucks Coffee

į psichoanalizę, į kultūros istoriją, į lite­ ratūros kritiką. Lingvistinis mąstymas, pa­ tekęs nelingvistų žinion, suuniversalėjo, bet kartu ir

Kecenderungan penggunaan Pola Dagang Umum dikarenakan para pengusaha tidak ingin adanya sebuah hubungan yang terikat dalam waktu tertentu. Para pengusaha itu

Namun KHTM dari filtrat rimpang temu putih sebesar 50 mg/mL sudah mampu menghambat penyakit yang disebabkan oleh bakteri E.coli karena walaupun konsentrasi