SKRIPSI
KEDUDUKANHUKUMREKOMENDASIOMBUDSMANREPUBLIK
INDONESIADALAMFUNGSIPENGAWASANTERHADAPLEMBAGA
PELAYANANPUBLIK
Oleh
RIDHO ALDILA
07940127
PROGRAMKEKHUSUSAN:HUKUMTATANEGARA
FAKULTASHUKUM
UNIVERSITASANDALAS
PADANG
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Sebagaisebuahnegarahukum,NegaraKesatuanRepublikIndonesia
(NKRI) menjadikan Konstitusi sebagai dasar (grundnorm). Yang menjadi
puncakdarisegalaperaturanperundang-undanganyangberlakudibawahnya.
Konstitusi sebagai hukum dasar memerlukan sebuah naskah berbentuk,
susunandanmekanismenyadapatdijadikansebuahlandasanyangutuhdalam
rangka mewujudkan tata hukum yang benar-benar mampu menampung
aspirasidankebutuhanmasyarakatbaikmasasekarangmaupunmasadepan.
Perkembangan zaman yang diharapkan akan lebih modern, sangat
mempengaruhitumbuhkembangnyatatanansistempemerintahan,danketata
negaraan Indonesia yang secara tidak langsung menghendaki adanya
pembaharuanterhadapKonstitusi.SebuahKonstitusimempunyaiperanuntuk
mempertahankan esensi keberadaan sebuah negara dari pengaruh berbagai
perkembanganyangbergerakdinamis.Olehkarenaitu,Konstitusiyangideal
adalah hasil dari penyesuaian dan penyempurnaan untuk mengikuti segala
perkembangan, khususnya yang berkaitan dengan keinginan hati nurani
rakyat.1 Perjalanan sejarah bangsa Indonesia membuktikan bahwa UUD
Negara RI Tahun 1945 perlu untuk disesuaikan dengan kondisi dan
1MajelisPermusyawaratanRakyatRI,DalamsambutanwakilketuaMPRRI/koordinator
bidangmaterikemajeliasan,selakutimkerjasosoalisasiputusanMPRRI,A.MFatwa,sosialisasi
pemasyarakatanUUD1945.SekretariatJenderalMPRRI,2007.
perkembangandemokrasiyangdinilailebihdewasaterutamasejaklahirnya
era Reformasi dimana merupakan masa berakhirnya kekuasaan Orde Baru
yang telah berlangsung selama 32 tahun yang ditandai dengan peristiwa
berhentinyaPresidenSoehartopada21Mei1998,telahterbukapeluangbagi
dilakukannyaReformasiKonstitusisetelahmengalamifase“sakralisasiUUD
1945”selamapemerintahanOrdeBaru.DalamperkembangannyaReformasi
Konstitusi menjadi salah satu tuntutan berbagai kalangan, termasuk para
pakar/akademisi Hukum Tata Negara dan kelompok mahasiswa, yang
kemudiandiwujudkanolehMPRmelaluiempatkaliperubahan(1999-2002).
Menurut Plato seorang filosofis besar dunia berbicara tentang
demokrasi,mengatakanbahwanegarayangberjalandiatasbentukdemokrasi
akanmenuaibentukkenegaraanyangidealyangdisebutwelfarestate,karena
demokrasi menginginkan peran negara dalam upaya melakukan reformasi
struktur dan kultur negara berdasarkan konstitusi dan peradilan yang
independent,yangbertujuankesejahteraanrakyat.2
Olehkarenaitu,makaperubahanUUDNegaraRITahun1945yang
dilakukan pada era Reformasi merupakan sebuah keharusan sejarah yang
menginginkan adanya sebuah Undang-Undang Dasar yang benar-benar
sempurna dalam rangka menjamin terlaksananya negara hukum Indonesia.
Namun,kesepakatandasaramandemenUUDNegaraRITahun1945tidak
2SriSoemantri,“TentangLembaga-LembagaNegaraMenurutUUD1945”,PT.CitraAditya
mengubahsubstansiUUDNegaraRITahun1945secaraumumyangterdapat
dalampembukaanUUDNegaraRITahun19453.
Reformasidisegalabidangadalahsalahsatudampakdaripenegakan
demokrasi,yangdalamkelembagaannegaradiIndonesiamuncul
lembaga-lembaga baru dengan harapan akan terciptanya bangunan demokrasi yang
benar-benardemokrasi.Sebagaisebuahagendayangakanberpengaruhbesar
terhadap kehidupan ketatanegaraan, dalam penyusunan dan perubahan
konstitusi terdapat dua hal pokok yang perlu ditampung sekaligus yakni
pembaharuan sistem perundang-undangan (instrumental reform) dan
pembaharuan kelembagaan (structural reform). Pembaharuan sistem
perundang-undangan ditujukan untuk menjamin adanya kepastian hukum
formal yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan sehingga tidak
terjadibenturanantaraperaturanperundang-undanganyangsatudenganyang
lainnya. Sedangkan pembaharuan kelembagaan ditujukan untuk
mengefektifkanperandanfungsilembaga-lembaganegaraterutamalembaga
negara yang kewenangannya diatur langsung dalam peraturan
perundang-undangannegaraRepublikIndonesia.
KehadiranUndang-UndangNo.39/2008tentangKementerianNegara
menjadi titik awal reformasi birokrasi guna mewujudkan tata kelola
pemerintahanyangbaik(goodgovermance).Undang-Undangitumenetapkan
jumlahmenterimaksimal34,yanguntukpertamakalinyadilaksanakandalam
sejarahpemerintahanRepublikIndonesiapadaKabinetIndonesiaBersatuII.
3Bahan Tayangan Materi Sosialisasi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indinesia
Undang-Undangini,selainmengaturkementerianjugalembagapemerintah
non kementerian (LPNK) dan Lembaga Non Struktural (LNS) sebagai
kelembagaan Pemerintah Pusat. Menurut lsmadi Ananda, Deputi
KelembagaanKemenPAN-RB,saatinidiIndonesiaada20LPNKdan92
Lembaga Non Struktural (LNS).Kehadiran LNS ini pada umumnya
merupakanjawabanatasberbagaituntutan,dinamikadanaspirasimasyarakat
yangberkembangdierareformasi.Pemerintahmembukakrankeikutsertaan
masyarakat dalam mewujudkan good governance.4 Dari segi pembaharuan
kelembagaan,UUDNegaraRITahun1945telahmenghasilkan
perubahan-perubahanyangsangatsubstansialbagipenyelenggaraannegara.
Perubahan-perubahantersebutjugatelahmempengaruhihubunganantarlembaganegara
sertakedudukanmasing-masinglembaganegaradalamsistemketatanegaraan
Indonesia.
Beberapa perubahan yang terjadi pada aspek kelembagaan negara
tersebutantaralain,lahirnyalembaganegarabarusepertiDewanPerwakilan
Daerah,MahkamahKonstitusidan KomisiYudisial.Dengankewenangannya
masing-masing,lembaganegaratersebutyangdiaturdalamUUDNegaraRI
Tahun 1945 telah membawa dampak positif bagi pembangunan hukum di
Indonesia. Proses saling mengimbangi (checks and balances) yang
proporsional antara masing-masing lembaga negara telah berhasil
menghilangkansupremasikekuasaanyangterpusatpadasatulembaganegara
4http://bataviase.co.id/node/407220.PenataanKelembagaanPemerintah,DariKementerian
tertentusajayangselamamasaOrdeBaruterpusatditanganPresiden5.Selain
itu,hapusnyasistemlembagatertingginegarayangsebelumnyadimilikioleh
MajelisPermusyawaratanRakyat(MPR)sebagaipemegangkedaulatanrakyat
telahberhasilmengembalikankedaulatanseutuhnyaketanganrakyat.
Salah satu diantara lembaga negara baru yang hadir pada era
Reformasi ini adalah Komisi Ombudsman Nasional atau juga yang lazim
disebutOmbudsmanNasional.Lembagainidibentukpadatanggal10Maret
2000,berdasarkanKeputusanPresidenNo.44Tahun2000tentangKomisi
Ombudsman Nasional yang kemudian setelah berlakunya Undang-Undang
OmbudsmanRepublikIndonesiapadatanggal7oktoberTahun2008,maka
Komisi Ombudsman Nasional berubah menjadi Ombudsman Republik
Indonesia. Pembentukan lembagaOmbudsman bertujuan untuk membantu
menciptakan dan mengembangkan kondisi yang kondusif dalam
melaksanakanpemberantasankorupsi,kolusi,dannepotisme(KKN)melalui
peransertamasyarakat.
Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, UUD 1945 dengan jelas
membedakan cabang-cabang kekuasaan negara dalam bidang legislatif,
eksekutif,danyudikatifyangtercermindalamfungsi-fungsiMPR,DPRdan
DPD, Presiden dan Wakil Presiden, sertaMahkamah Agung(MA), Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai
lembaga-lembaganegarayangutama(mainsstateorgans).Adapunselainitu,
sepertiKomisiYudisial,KepolisianNegara,TentaraNasionalIndonesia,Bank
5Singka Subekti, Menyusun Konstitusi Transisi, Pergulatan Kepentingan dan Pemikiran
Sentral, Komisi Pemilihan Umum, Dewan Pertimbangan Presiden, Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNASHAM), Komisi Pengawas
PersaianganUsaha(KPPU),termasukOmbudsmanRepublikIndonesia(ORI)
dansebagainyaadalahsebagailembaganegarabantu(stateauxiliarybodies).
Selamainikitamemangtelahmemilikilembagapengawasbaikyang
bersifatstrukturalolehInspektoratJenderal,maupunfungsionalyaituBadan
Pemeriksa Keuangan. Bahkan terdapat lembaga pengawas yang secara
eksplisitdicantumkandalamUndang-UndangDasaryaituDewanPerwakilan
Rakyat,BadanPemeriksaKeuangandanataupunBankIndonesia.Selainitu,
juga ada terdapat organisasi non pemerintah ataupun Lembaga Swadaya
Masyarakat yang sekarang ini banyak tumbuh serta turut beraktifitas
melakukanpengawasanataspelaksanaanpenyelenggaraannegara.Akantetapi
kesemua lembaga itu memiliki catatan tersendiri sehingga mengecewakan
masyarakat. Lembagapengawas struktural yangdilakukanoleh Inspektorat
Jenderaljelastidakmandirikarenasecaraorganisatorismerupakanbagiandari
kelembagaanataudepartemen.PengawasanfungsionalolehBadanPemeriksa
Keuangan hanya sempit pada masalah pengawasan uang negara dan tidak
menerimakeluhanyangbersifatindividual.DewanPerwakilanRakyatdengan
fungsi pengawasannya kepada pemerintah lebih bersifat politis karena
memangsecarakelembagaanadalahlembagapolitikdantidakterlepasdari
kelompokyangmerekawakili.Kemudianpengawasanyangdilakukanoleh
LSM karena lembagaswastadan kurangfokus sehinggaseringditanggapi
hukumyangpasti.Olehkarenaitu,keberadaanOmbudsmansebagailembaga
negara yang mandiri dan bebas dari kekuasaan manapun serta menerima
pengaduanmasyarakatsangatdibutuhkan.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2008
tentangOmbudsmanRepublikIndonesia,ditegaskanbahwayangdimaksud
dengan Ombudsman Republik Indonesia adalah lembaga negara yang
mempunyai wewenang mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yang
diselenggarakanolehpenyelenggaranegaradanpemerintahantermasukyang
diselenggarakanolehBadanUsahaMilikNegara,BadanUsahaMilikDaerah,
danBadanHukumMilikNegarasertaBadanSwastaatauPerseoranganyang
diberitugasmenyelenggarakanpelayananpubliktertentuyangsebagianatau
seluruhdananyabersumberdariAnggaranPendapatandan BelanjaNegara
dan/atau Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah. Tugas Ombudsman
adalah memeriksa laporan atas dugaan maladministrasi dalam
penyelenggaraan pelayanan publik dan mengeluarkan Rekomendasi atas
laporantersebutyangditujukankepadaTerlapor.
Disinipenulismelihatbeberapahalyangmenarikuntukditelitidan
penulis ingin mengetahui bagaimana kewenangan dan fungsi Ombudsman
Republik Indonesia dalam menjalankan fungsi pengawasan pada sistem
ketatanegaraanRepublikIndonesiauntukmenciptakannegaraIndonesiayang
bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Penulis memilih untuk
melakukanpenelitiandananalisispadaRekomendasiyangdikeluarkanoleh
didugatelahmelakukanpenyimpangandalamtugas(maladministrasi).Halini
berkaitan dengan fungsi Ombudsman itu sendiri, dalam Pasal 6
Undang-UndangNo.37Tahun2008menyebutkanfungsiOmbudsmanadalahsebagai
berikut:
“Ombudsman berfungsi mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yangdiselenggarakanolehPenyelenggaraNegaradanpemerintahanbaik dipusatmaupundidaerahtermasuk yangdiselenggarakanoleh Badan UsahaMilikNegara,BadanUsahaMilikDaerah,danBadanHukumMilik Negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakanpelayananpubliktertentu.”
Dariuraianyangtelahdituangkandidalampasal6Undang-Undang
No.37Tahun2008tersebut,dapatkitaambilkesimpulanbahwaOmbudsman
Republik Indonesia merupakan suatu lembaga dengan fungsi pengawasan
yang memiliki kewenangan-kewenangan tertentu. Dalam menjalankan
fungsinya tersebut penulis menggambarkan secara singkat bagaimana
Rekomendasi Ombudsman dikeluarkan, dengan mengacu kepada
kewenangan-kewenanganyangtelahdiuraikansecarategasdidalam
Undang-Undang.PadatahappertamaOmbudsmanmenerimalaporandarimasyarakat
secaralangsungbahwatelahterjadisuatudugaanmaladministrasipadasuatu
lembagayangbergerakataumenyelenggarakannegaradibidangpelayanan
publik. Berikutnya, Ombudsman akan menindak lanjuti laporan tersebut
denganmelakukanpemeriksaanterhadaplaporantersebut,sehinggalaporan
tersebutakandinyatakanditerimadanataudapatditolakolehOmbudsman
karena alasan-alasan tertentu yangtelah dijelaskan dalam Undang-Undang,
kemudian apabila laporan tersebut dinyatakan diterima, maka Ombudsman
koordinasi degan lembaga-laembaga lain yang terkait, maupun langsung
meminta keterangan pada lembaga terkait, dan tahap-tahap lain yang
dijelaskan di dalam Undang-Undang, sehingga terakhir Ombudsman akan
memberikan keputusan berdasarkan bukti-bukti yang telah ditemui dengan
mengeluarkanRekomendasi.
Ombudsaman Republik Indonesia merupakan lembaga pengawasan
yangterbilangbarudidirikanpadaerareformasidiIndonesiasehinggapenulis
inginmengetahuibagaimanakahkedudukanhukumdariRekomendasitesebut
setelah tiga tahun menjalankan fungsinya sebagai lembaga pengawasan
indipenden di Indonesia. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis
tertarik untuk meneliti dan mengetahui kedudukan hukum Rekomendasi
tersebutsertaketaatanPenyelenggaraPelayananPublikdalammelaksanakan
Rekomendasi Ombudsman Republik Indonesia sehingga Rekomendasi
tersebutdapatdianggapsebagaisuatukeputusanyangmemilikikedudukan
hukumyangkuatdanefektifatauhanyamerupakansuatukesimpulandan
saranyangbisasajatidakdiindahkan.Olehkarenaitupenulisberkeinginan
untuk menuangkan permasalahan ini dalam bentuk tulisan berupa skripsi
dengan judul : KEDUDUKAN HUKUM REKOMENDASI
OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA DALAM FUNGSI
B. RumusanMasalah
Mengacupadajudulyangpenulisambil,makarumusanmasalahpada
penelitianiniadalahsebagaiberikut:
1. BagaimanakedudukanhukumRekomendasiOmbudsmansertaketaatan
Penyelenggara Pelayanan Publik dalam melaksanakan Rekomendasi
OmbudsmanRepublikIndonesia?
2. Bagaimanakah jika Rekomendasi Ombudsman tidak dilaksanakan dan
kendala-kendala yang dihadapi Ombudsman dalam melakukan
pengawasan?
C. TujuanPenelitian
Berdasarkanpokokpermasalahansepertidiuraikandiatas,penelitian
inibertujuansebagaiberikut:
1. MengetahuikedudukanhukumRekomendasiOmbudsamandanketaatan
Penyelenggara Pelayanan Publik dalam melaksanakan Rekomendasi
OmbudsmanRepublikIndonesia.
2. MengetahuibagaimanakahtindakanOmbudsmanjikaRekomendasiyang
dikeluarkanyatidakdilaksanakanolehPenyelenggaraPelayananPublik,
serta apa sajakah kendala-kendala yang dihadapi Ombudsman dalam
melakukan pengawasan terhadap penyelenggara Pelayanan Publik yang
D. ManfaatPenelitian
Berangkatdariperumusanmasalahyangtelahdikemukakandiatas,
adabeberapamanfaatyanginginpenulisperoleh.Adapunmanfaat tersebut
penuliskelompokkanmenjadi2(dua)kelompok,yaitu:
1. ManfaatTeoritis:
a. Diharapkanpenelitianinidapatmemberikanmanfaatbagimahasiswa
hukum khususnya mengenai efektifitas wewenang/Rekomendasi
Ombudsman Republik Indonesia dalam menjalankan tugas untuk
mengawasipenyelenggaraanpelayananpublik;
b. Untukmenjadipedomanbagiparapihakyanginginmengetahuidan
mendalami tentang wewenang dan fungsi Ombudsman Republik
Indonesiadalammengawasipenyelenggaraanpelayananpublik.
c. Sebagaipedomanawalbagipenelitianyanginginmendalamimasalah
inilebihlanjut.
2. ManfaatPraktis:
a.Penulis mengharapkan agar memberikan sumbangan pemikiran
mengenaiaspekHukumkhususnyawewenangdanfungsiOmbudsman
Republik Indonesia untuk memberi Rekomendasi dalam mengawasi
b.Diharapkan agar hasil penelitian ini nantinya akan bermanfaat bagi
Ombudsman Republik Indonesia menjalankan wewenang mereka
dalampenyelenggaraanpengawasanpelayananpublik.
c.Agarhasilpenelitianinimenjadiperhatiandandapatdigunakanoleh
semua pihak baik itu bagi pemerintah, masyarakat umum maupun
setiappihakyangbekerjasehariandibidanghukum,khusunyaHukum
TataNegara.
E. MetodePenelitian
Untuk memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan judul yang
telah ditetapkan maka diusahakan memperoleh data yang relevan, adapun
metodepenelitianyangpenulislakukanadalah:
1. PendekatanPenelitian
Metode pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah
metodepenelitianyuridissosiologisyaknisuatupenelitiandalamdisiplin
ilmu hukum berdasarkan kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat
dengan pendekatan deskriptif. Kenyataan atau fakta yang terjadi itu
dilihatdalamperspektifilmuhukum.Untukitupenulismengumpulkan
2. SumberData
Datayangdiperolehbersumberdari:
a.PenelitianLapangan(fieldResearch)
Dalamtahapinipenulisberusahauntukmendapatkandataatau
informasidenganterjunlangsungkelapangan.Alatyangdipergunakan
untuk mendapatkan data padapenelitian lapangan ini adalah dengan
cara tanya jawab atau wawancara dengan responden secara semi
terstruktur yaitu disamping menyusun pertanyaan penulis juga
mengembangkanpertanyaan-pertanyaanlainyangberhubungandengan
masalah-masalah penelitian dan studi dokumentasi berupa
berkas-berkas Rekomendasi, laporan tahunan dan dokumen yangrelevan di
OmbudsmanRepublikIndonesia.
b.PenelitianKepustakaan(LibraryResearch)
Penulismenghimpundatayangadakaitannyadenganskripsiini
dapat diperoleh melalui studi buku-buku atau literatur, jurnal-jurnal
hukum atau jurnal-jurnal umum, diktat serta majalah-majalah yang
3. JenisData
a. DataPrimer
Data primer diperoleh langsung dari sumber pertama yakni
pengamatan lapangan yang berbentuk wawancara dengan cara
mengajukan beberapa pertanyaan yang telah disusun sebelumnya
dalamdaftarpertanyaan.
b. DataSekunder
Merupakan data yang siap pakai yang tidak memerlukan
pengolahanlagi,antaralaindataatauinformasitertulislainnyayang
diperoleh selama melakukan penelitian. Bahan-bahan yang diperoleh
terdiridari:
1) BahanHukumPrimer:
a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945
b) Undang-UndangNomor37Tahun2008tentangOmbudsman
RepublikIndonesia
c) Undang-UndangNomor25Tahun2009TentangPelayanan
Publik
d) KeputusanPresidenNomor44Thun2000TentangKomisi
OmbudsmanNasional
e) Peraturanperundang-undanganlainnya yangterkaitdengan
2) BahanHukumSekunder
Bahanhukumsekunderyaitubahan-bahanhukumyangerat
hubungannya dengan bahan hukum primer yang dapat membantu
menganalisa dan memahami bahan-bahan hukum primer. Bahan
hukumsekunderiniterdiridarisemuatulisanyangtidakberbentuk
peraturan perundang-undangan, seperti; buku-buku atau literatur,
hasilpenelitian,jurnal-jurnalhukumataujurnal-jurnalumum,hasil
seminar, simposium dan lokakarya, diktat dan catatan kuliah,
majalah-majalahyangdapatdipertanggungjawabkanmuatannyadan
mediamassalainnyabaikelektronikmaupuncetak.
4. AlatPengumpulanData
Alatyangdigunakanuntukmencapaitujuanpenulisanadalah:
a. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan semi terstruktur, bukan
berarti peneliti tidak mempersiapkan dulu pertanyaan yang akan
diajukantetapipenelititidakterlampauterikatpadaaturan-aturanyang
ketat.Alatyangdigunakanadalahpedomanwawancarayangmemuat
pokok yang ditanyakan. Pedoman wawancara ini diperlukan untuk
menghindarikeadaankehabisanpertanyaan.Adapunpihak-pihakyang
akandiwawancaraiadalahpihak-pihakyangberkompetenpadabidang
masalah sebagaimana judul yang penulis ambil pada penelitian ini
Indonesia, Ketua Ombudsman, Asisten Ombudsman, maupun pihak
penyelenggara pelayanan publik yang telah mendapat Rekomendasi
dariOmbudsmanRepulikIndonesia.
b. StudiDokumen
Merupakan tahap awal dalam penelitian yang akan dibahas
nantinya, yaitu dengan meneliti dan mempelajari berkas-berkas
RekomendasiyangadadiOmbudsmanRepublikIndonesiatermasuk
didalamnyalaporantahunanOmbudsmanRepublikIndonesia.
5. TeknikPengolahan
Hasilpenelitiannantinyadiolahsecara:
a. Editing
Baikdatasekundermaupundataprimerterkadangtidaksemua
dibutuhkan sehinggaperludilakukanpengeditankhususuntukdata
yangdicatat maupundatadalambentuktulisanlainnya.
b. Coding
Setelah melakukan pengeditan, peneliti akan memberikan
tanda-tandatertentuataukode-kodetertentuuntukmenentukandata
yang relevan atau betul-betul dibutuhkan. Dari data-data diatas
denganmemperhatikanfaktadandatahukumyangdianalisisdengan
uraianuntukmengetahuiaspekhukummengenaikedudukanhukum
RekomendasiOmbudsman.
6. AnalisisData
Analisisdatadilakukandengancaramengumpulkansemuabahan
hukumyangbersifatkualitatif.Kualitatifadalahanalisadatayangbukan
merupakan angka-angka dan kemudian menghubungkannya dengan
permasalahan.Hasildaripenelitiandapatmemberikangambarantentang
pelaksanaan Rekomendasi Ombudsman Republik Indonesia dalam
penyelesaian masalah maladministrasi yang dilakukan penyelenggara
pelayanan publik yang mana semua hasil yang dikumpulkan tersebut