• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPIS-LAPIS PUISI DAN NILAI MORAL KUMPULAN PUISI TAHILALAT KARYA JOKO PINURBO: ANALISIS STRATA NORMA ROMAN INGARDEN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPIS-LAPIS PUISI DAN NILAI MORAL KUMPULAN PUISI TAHILALAT KARYA JOKO PINURBO: ANALISIS STRATA NORMA ROMAN INGARDEN SKRIPSI"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

LAPIS-LAPIS PUISI DAN NILAI MORAL

KUMPULAN PUISI TAHILALAT KARYA JOKO PINURBO:

ANALISIS STRATA NORMA ROMAN INGARDEN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh:

VIKTOR ANGGA PRASETYA NIM: 171224016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2022

(2)

i

LAPIS-LAPIS PUISI DAN NILAI MORAL

KUMPULAN PUISI TAHILALAT KARYA JOKO PINURBO:

STRATA NORMA ROMAN INGARDEN SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh:

VIKTOR ANGGA PRASETYA NIM: 171224016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2022

(3)

ii

LAPIS-LAPIS PUISI DAN NILAI MORAL

KUMPULAN PUISI TAHILALAT KARYA JOKO PINURBO:

STRATA NORMA ROMAN INGARDEN

Oleh:

Viktor Angga Prasetya NIM: 171224016

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing I

Septina Krismawati, S.S, M.A. Tanggal 10 Desember 2021

(4)

iii SKRIPSI

LAPIS-LAPIS PUISI DAN NILAI MORAL

KUMPULAN PUISI TAHILALAT KARYA JOKO PINURBO:

STRATA NORMA ROMAN INGARDEN Dipersiapkan dan disusun oleh:

Viktor Angga Prasetya NIM: 171224016

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

Susunan Panitia Penguji Tanda Tangan Ketua : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. ...

Anggota 1 : Dr. B. Widharyanto, M.Pd. ...

Anggota 2 : Septina Krismawati, S.S., M.A. ...

Sekretaris : Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd. ...

Anggota 2 : Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd. ...

pada tanggal 6 Januari 2022 dan dinyatakan memenuhi syarat

Yogyakarta, 6 Januari 2022

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.,

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Bapak Agustinus Walgita dan Ibu Caecilia Semiyati Budhe Maria Kristanti dan Mbah Kem

Mas Felix Anggit dan Mbak Yunita Pratiwi

(6)

v MOTO

“Yang berduka dalam tralala akan bersuka dalam trilili.”

(Joko Pinurbo)

“Sura dira jayaningrat, lebur dening pangastuti.”

(R. Ng. Ranggawarsita)

“Fatum brutum amor fati.”

(Friedrich Wilhelm Nietzsche)

“When ‘I’ replace with ‘we’, even illness becomes wellness.”

(Malcolm X)

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.

Yogyakarta, 6 Januari 2022 Penulis,

Viktor Angga Prasetya

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

Nama : Viktor Angga Prasetya NIM : 171224016

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, skripsi yang berjudul

LAPIS-LAPIS PUISI DAN NILAI MORAL

KUMPULAN PUISI TAHILALAT KARYA JOKO PINURBO:

ANALISIS STRATA NORMA ROMAN INGARDEN

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 6 Januari 2022

Yang Menyatakan, Viktor Angga Prasetya

(9)

ABSTRAK

Prasetya, Viktor Angga. 2021. Lapis-lapis Puisi dan Nilai Moral Kumpulan Puisi Tahilalat Karya Joko Pinurbo: Analisis Strata Norma Roman Ingarden. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini memiliki dua rumusan masalah yaitu (1) bagaimanakah lapis- lapis puisi dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo jika dianalisis menggunakan strata norma Roman Ingarden? dan (2) bagaimanakah nilai moral dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo?. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu (1) Mendeskripsikan lapis-lapis puisi dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo dan (2) Mendeskripsikan nilai moral dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah enam buah puisi dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo. Puisi-puisi tersebut antara lain; (1) Di Kalvari; (2) Penjahat Berdasi; (3) Jalan ke Surga; (4) Koruptor; (5) Kredo Celana; dan (6) Doa Seorang Pesolek. Data dalam penelitian ini berupa kata, frasa, klausa, dan kalimat yang terdapat dalam keenam puisi dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo. Pengumpulan data dilakukan dengan membaca dan mencatat.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo yaitu (1) asonansi yaitu bunyi /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/ dan; aliterasi bunyi /b/, /d/, /g/, /l/, /m/, /n/, /r/, /s/, dan /t/. Bunyi-bunyi tersebut memberikan penekanan khusus, mempermudah pembaca dalam memahami puisi, serta menambah unsur keindahan atau estetika dalam puisi. Pada lapis arti, arti yang dapat ditarik secara keseluruhan dalam puisi adalah realitas kehidupan seorang manusia yang bersifat keduniawian. Pada lapis objek, tokoh yang mendominasi adalah si aku. Latar tempat, latar waktu, dan latar suasana ada yang dijelaskan dan ada yang tidak dijelaskan dalam puisi. Dunia pengarang dalam puisi mengisahkan jalinan antara pelaku, objek, dan latar-latar dalam puisi. Lapis dunia, menyatakan beberapa hal seperti benda-benda yang nyata yang merepresentasikan hal-hal yang dimaksudkan oleh penyair melalui puisinya. Lapis metafisis menyatakan kesedihan dan ketragisan hidup manusia.

(2) Penyampaian nilai moral secara langsung dan tidak langsung. Wujud nilai moral hubungan antara manusia dan Tuhan serta hubungan antara manusia dan manusia. Nilai moral dari puisi adalah terkait dengan situasi kehidupan seseorang yang berhubungan dengan kehidupan duniawinya.

Kata Kunci: Pengkajian Puisi, Strata Norma Roman Ingarden, Nilai Moral

viii

(10)

Prasetya, Viktor Angga. 2021. Layers of Poetry and Moral Values of Tahilalat Poetry Collection by Joko Pinurbo: Strata Analysis of Roman Ingarden Norms. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education, Departement of Language and Arts, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

This research has two formulations of the problem, namely (1) how are the layers of poetry in the collection of Tahilalat poems by Joko Pinurbo if analyzed using the strata of Roman Ingarden norms? and (2) what is the moral value in the collection of Tahilalat poems by Joko Pinurbo? The purpose of this study is (1) Describe the layers of poetry in the collection of Tahilalat poems by Joko Pinurbo and (2) Describe moral values in the collection of Tahilalat poems by Joko Pinurbo.

This type of research is qualitative descriptive research. The data source in this study is six poems in Tahilalat poetry collection by Joko Pinurbo. These poems include; (1) Di Kalvari; (2) Penjahat Berdasi; (3) Jalan ke Surga; (4) Koruptor; (5) Kredo Celana; and (6) Doa Seorang Pesolek. The data in this study is in the form of words, phrases, clauses, and sentences contained in the six poems in the Tahilalat poetry collection by Joko Pinurbo. Data collection is done by reading and taking notes.

Based on the results of analysis and discussion, researchers can conclude that in the Tahilalat poetry collection by Joko Pinurbo, found (1) assonance that is the sound of /a/, /i/, /u/, /e/, and /o/ and alliteration of /b/, /d/, /g/, /l/, /m/, /n/, /r/, /s/, and /t/. These sounds give special emphasis, make it easier for readers to understand poetry, and add an element of beauty or aesthetics to poetry. In the meaning’s layer, the meaning that can be drawn as a whole is the reality of a man's life that is worldly. At the object’s layer, the domineering person is si aku.

The setting of the place, the setting of the time, and the setting of the atmosphere are explained and some are not explained in poetry. The author's world in poetry tells the interwoven relationship between the actor, the object, and the background in the poem. The world’s layer, states some things such as real objects that represent the things that the poet intended through his poetry. The metaphysics layer expresses the sadness and tragedy of human life. (2) The delivery of moral values directly and indirectly. There is a moral value between human and God and the relationship between human and human. The moral value of poetry is related to a person's life situation that relates to his or her earthly life.

Keywords: Poetry Assessment, Strata Norma Roman Ingarden, Moral Values

ix ABSTRACT

(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul Lapis-lapis Puisi dan Nilai Moral Kumpulan Puisi Tahilalat Karya Joko Pinurbo: Analisis Strata Norma Roman Ingarden. Skripsi ini disusun dengan tujuan agar memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi melibatkan bantuan dari beberapa pihak baik secara material maupun secara non material. Atas bantuan dari pihak-pihak yang membantu dalam penulisan skripsi, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

3. Septina Krismawati, S.S., M.A., selaku dosen pembimbing skripsi yang memberikan arahan, dukungan, dan nasihat kepada peneliti.

4. Drs. B. Rahmanto, M.Hum., selaku dosen triangulator yang telah meluangkan waktu untuk memvalidasi data peneliti.

5. Segenap dosen yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan.

6. Karyawan dan staf kampus serta Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu dalam perkuliahan hingga penyelesaian tugas akhir studi.

7. Kedua orang tua penulis, Bapak Agustinus Walgita dan Ibu Caecilia Semiyati yang tiada henti selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

x

(12)

8. Budhe Maria Kristanti dan Mbah Kem yang tiada henti menyemangati dalam proses studi sarjana hingga selesai.

9. Mas Felix Anggit dan Mbak Yunita Pratiwi yang selalu memberikan dorongan dalam pengerjaan tugas akhir skripsi.

10. Rekan-rekan penulis, sahabat-sahabat penulis, teman satu kelas PBSI 2017 kelas A, teman satu bimbingan skripsi, rekan penulis puisi dan pembaca sastra, rekan jurnalistik, serta teman-teman lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini. Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membaca skripsi ini. Terima kasih.

Yogyakarta, 6 Januari 2022 Penulis

Viktor Angga Prasetya

xi

(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Batasan Istilah ... 7

1.6 Sistematika Penyajian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 10

2.2 Landasan Teori ... 13

2.2.1 Puisi ... 14

2.2.2 Strata Norma Roman Ingarden ... 15

2.2.2.1 Lapis Bunyi ... 15

2.2.2.2 Lapis Arti ... 17

2.2.2.3 Lapis Objek ... 18

2.2.2.4 Lapis Dunia ... 19

2.2.2.5 Lapis Metafisis ... 20

2.2.3 Nilai Moral ... 20

(14)

xiii

2.3 Kerangka Berpikir ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 26

3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Sumber Data dan Data ... 27

3.3 Instrumen Penelitian ... 28

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.5 Teknik Analisis Data ... 29

3.6 Triangulasi Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1 Deskripsi Data ... 32

4.1.1. Deskripsi Data Lapis Strata Norma Roman Ingarden ... 32

4.1.2. Deskripsi Data Nilai Moral ... 34

4.2 Hasil Penelitian ... 34

4.2.1 . Hasil Penelitian Lapis Strata Norma Roman Ingarden ... 35

4.2.2 . Hasil Penelitian Nilai Moral ... 80

4.3 Pembahasan ... 84

4.3.1. Pembahasan Lapis Strata Norma Roman Ingarden ... 85

4.3.2. Pembahasan Nilai Moral ... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 101

5.1 Kesimpulan ... 101

5.2 Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 105

LAMPIRAN ... 107

BIODATA PENULIS ... 139

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang, (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) sistematika penyajian. Latar belakang menjelaskan puisi, analisis puisi, strata norma Roman Ingarden, kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo, penyair Joko Pinurbo, dan nilai moral kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo. Rumusan masalah dan tujuan menjelaskan permasalahan. Manfaat penelitian menjelaskan manfaat praktis dan teoretis. Sistematika penyajian menjelaskan susunan dalam penelitian.

1.1 Latar Belakang

Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang memiliki banyak aspek dalam pembentuknya. Aspek pembentuk tersebut meliputi struktur dan unsur- unsur yang pembangunnya. Struktur dalam puisi terdiri atas bunyi, kata, gaya bahasa, serta gaya penulisan puisi. Unsur-unsur yang membangun puisi tersebut berupa simbol-simbol yang digunakan untuk melambangkan suatu makna oleh penyair dalam puisi tersebut. Seseorang tidak akan dapat memahami puisi tanpa mengetahui dan menyadari bahwa puisi merupakan karya estetis yang bermakna, mempunyai arti, bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna.

Oleh karena puisi yang memiliki kerumitan dalam kebahasaan dan keluasan makna diperlukanlah sebuah pendekatan dalam menganalisis sebuah puisi.

Sebuah pendekatan digunakan agar dalam menganalisis sebuah puisi selain

(16)

2

mempermudah dapat pula dijadikan sebagai pijakan atau dasar dalam melakukan sebuah pengkajian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan strata norma menurut Roman Ingarden.

Pradopo (2014: 14) menyatakan bahwa puisi atau sajak sesungguhnya harus dimengerti sebagai struktur norma-norma. Strata norma Roman Ingarden digunakan untuk mengkaji puisi dengan cara mencermati tingkat-tingkat makna karena sebuah puisi tidak hanya mengandung satu makna, namun sejumlah makna yang berlapis-lapis. Lebih lanjut, Pradopo (2014: 14) karya sastra tidak hanya terdiri atas satu sistem norma, melainkan dari beberapa strata (lapis) norma.

Masing-masing norma menimbulkan lapis norma di bawahnya. Pengkajian puisi yang menggunakan strata norma Roman Ingarden memberikan pandangan yang luas dalam mengkaji sebuah puisi. Terdapat lima lapis strata norma Roman Ingarden dalam mengkaji sebuah puisi. Norma-norma tersebut antara lain; (1) lapis bunyi; (2) lapis arti; (3) lapis ketiga; (4) lapis keempat; dan (5) lapis kelima.

Kelima lapis strata norma Roman Ingarden tidaklah berdiri sendiri-sendiri, melainkan norma yang satu menyebabkan timbulnya norma yang lain (Hasanuddin, 2012: 35). Pemilihan strata norma Roman Ingarden bagi peneliti secara singkat dapat mempermudah pembaca dalam mengkaji sebuah puisi.

Strata norma Roman Ingarden memiliki lima lapis yang dalam kelima lapis tersebut dapat menjelaskan baik secara struktur dan unsur pembangun. Dengan menggunakan analisis strata norma roman Ingarden, tidak sedikit akan memberikan ulasan dan pemahaman yang sama dengan pendekatan lain dalam pengkajian puisi. Oleh sebab itulah strata norma Roman Ingarden, tidak hanya

(17)

menganalisis pada satu pendekatan saja, namun secara garis besar sudah mewakili beberapa pendekatan lain terkait dengan teori pengkajian puisi.

Puisi memiliki periodisasi tertentu sesuai dengan perkembangan zaman penyair tersebut. Oleh karena itu puisi selalu mengalami perubahan dan perkembangan dari waktu ke waktu. Hal ini sejalan dengan pendapat Pradopo (2014: 3) puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsep estetiknya. Setiap karya puisi memiliki kekhasan yang ditampilkan oleh seorang penyair pada masanya. Oleh sebab itulah seseorang yang akan menafsirkan puisi terkadang kesulitan dalam mengartikan makna dalam puisi tersebut, khususnya pada puisi-puisi terbaru pada penyair angkatan 2000-an yang merupakan periode terbaru dalam kesusastraan Indonesia. Joko Pinurbo merupakan sastrawan angkatan 2000-an yang pada karya-karya terbarunya memiliki cara yang khas dalam mengekspresikan pemikiran dalam bentuk puisi.

Buku kumpulan puisi yang sebelumnya pernah diterbitkan oleh Joko Pinurbo merepresentasikan kebebasan berekspresi dalam penulisan puisi ala penyair angkatan 2000-an. Joko Pinurbo selalu mengikuti perkembangan zaman sehingga mempengaruhi puisi-puisinya. Oleh sebab itulah puisi-puisinya diterima oleh berbagai kalangan terutama kalangan muda yang memang gemar membaca puisi.

Buku kumpulan puisi yang Tahilalat karya Joko Pinurbo merupakan terbitan tahun 2017. Buku ini dipilih peneliti karena merupakan salah satu karya Joko Pinurbo yang terbit di tahun 2000-an. Dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo terdapat puisi berjumlah lima puluh enam buah puisi. Dari keseluruhan puisi tersebut, peneliti memilih sepuluh buah puisi. Sepuluh buah

(18)

4

puisi tersebut dipilih oleh peneliti karena memuat banyak pengalaman hidup, kegetiran, keresahan, dan kegelisahan oleh penyair. Dengan digunakannya gaya seperti humor dan sindiran membuat kumpulan puisi ini sering kali tidak terduga isi dan maknanya. Selain hal tersebut, peneliti memilih menggunakan buku kumpulan puisi ini karena buku ini memiliki keunikan tersendiri dalam penyampaian makna serta menimbulkan kesan multitafsir oleh pembaca dalam menafsirkan maknanya. Pemilihan diksi, gaya bahasa, dan penggunaan bahasa sehari-hari yang sifatnya naratif terkadang membuat pembaca dapat langsung menangkap makna dari buku ini, namun tidak jarang membuat pembaca kesulitan menafsirkan makna yang terkandung di dalamnya.

Tidak hanya makna yang terkandung di dalam puisi, namun puisi mengandung pula nilai moral yang sering kali samar, implisit atau tersirat, hingga bahkan seolah-olah tidak tampak dalam puisi. Salah satu alasan hal ini dapat terjadi adalah karena puisi yang tersusun secara kompleks dan terstruktur. Namun demikian, setiap puisi tentu saja memiliki nilai atau pesan moral khusus yang ingin disampaikan oleh penyair sebagai pengalaman berharga untuk dirinya sendiri di masa yang akan datang. Demikian pula kepada para pembacanya agar lebih baik dan tidak mengalami hal yang serupa dengan yang dialami oleh penyair tersebut. Nilai moral tersebut umumnya berupa petuah atau wejangan mengenai pengalaman kehidupan yang telah digali oleh penyair. Melalui nilai moral, diharapkan petuah atau wejangan dapat diterima dan dilakukan oleh setiap orang.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menyimpulkan permasalahan yang terjadi ketika seseorang sedang menginterpretasi makna sebuah puisi. Hal yang

(19)

kerap terjadi adalah ketika seseorang menafsirkan sebuah puisi terkadang mengalami perbedaan makna terhadap makna yang ingin disampaikan oleh penyair. Perbedaan penafsiran makna puisi tersebut lebih sering terjadi terlebih pada puisi terbaru karya penyair angkatan 2000-an. Penggunaan bahasa, pemilihan diksi, gaya bahasa, dan citraan penyair angkatan 2000-an memiliki kekhasan tersendiri. Perbedaan interpretasi tersebut dapat dikaji lebih mendalam menggunakan strata norma Roman Ingarden. Setiap lapis dalam strata norma Roman Ingarden membantu mengungkap makna dalam puisi. Selain makna, nilai moral dalam puisi sangat penting untuk dipahami. Nilai moral juga dapat digunakan untuk menuntun seseorang agar lebih baik dalam kehidupannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah lapis-lapis puisi dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo jika dianalisis menggunakan strata norma Roman Ingarden?

2. Bagaimanakah nilai moral dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo?

(20)

6

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan lapis-lapis puisi dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo.

2. Mendeskripsikan nilai moral dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo.

1.4 Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini memberikan manfaat kepada para pembaca.

Adapun manfaat yang ingin dicapai peneliti melalui penelitian ini, baik secara teoretis ataupun secara praktis adalah sebagai berikut.

a. Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber referensi bagi pengkajian puisi yang lain. Diharapkan pula penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi bagi mahasiswa sastra yang hendak mengkaji puisi yang menggunakan strata norma Roman Ingarden.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan manfaat praktis bagi pihak-pihak sebagai berikut.

(21)

1. Guru

Diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan kompetensi guru dalam mendidik para siswa dalam hal pengajaran puisi. Diharapkan pula penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan dalam pembelajaran di sekolah.

2. Pemelajar sastra

Bagi para pemelajar khususnya siswa sekolah dan mahasiswa perguruan tinggi, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan rujukan dalam mengkaji sebuah puisi menggunakan strata norma Roman Ingarden.

3. Bagi peneliti lain

Bagi para peneliti yang sedang mengkaji sebuah kajian puisi, diharapkan peneliti lain menjadikan penelitian ini sebagai tambahan referensi dalam mengkaji puisi menggunakan strata norma Roman Ingarden.

1.5 Batasan Istilah

Peneliti membatasi beberapa istilah penting yang digunakan dalam penelitian ini agar tidak menimbulkan salah penafsiran. Istilah-istilah penting yang digunakan tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Puisi

Puisi merupakan salah satu karya sastra yang ekspresif dan dituangkan dalam sebuah kata, frasa, klausa, dan kalimat yang berirama dan memiliki kesan atau makna khusus dalam penyampaiannya kepada para pembaca.

(22)

8

2. Strata norma Roman Ingarden

Puisi terdiri atas berbagai norma. Setiap norma tersebut memiliki strata atau tingkatan. Strata norma dalam pengkajian puisi terdapat lima lapis strata seperti yang dikemukakan oleh Roman Ingarden.

3. Lapis Bunyi

Lapis pertama adalah lapis bunyi atau lapis suara adalah satuan bunyi yang didasarkan pada konvensi bahasa. Tujuan lapis bunyi untuk menciptakan efek puitis dan nilai seni.

4. Lapis Arti

Lapis kedua atau lapis arti. Lapis arti adalah makna yang terdapat dalam tiap satuan sajak. Mulai dari fonem, kata, kalimat dan seterusnya.

5. Lapis Objek

Lapis ketiga adalah objek-objek yang dikemukakan di dalam sajak, latar, pelaku dan dunia pengarang.

6. Lapis Dunia

Lapis keempat adalah lapis pembentuk makna dalam sajak. Lapis “dunia”

yang tak dinyatakan, namun sudah “implisit.”

7. Lapis Metafisis

Lapis kelima adalah lapis metafisis. Lapis ini bersifat metafisis yang bertujuan agar para pembaca mampu berkontemplasi.

(23)

8. Nilai Moral

Nilai moral adalah nilai kehidupan yang disampaikan oleh pengarang atau penyair sebagai pengajaran baik secara implisit maupun secara eksplisit.

1.6 Sistematika Penyajian

Penelitian ini terdiri atas lima bab. Bab I merupakan pendahuluan. Pada bab ini, peneliti akan memaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penyajian. Bab II merupakan landasan teori. Pada bab ini, peneliti akan menguraikan penelitian terdahulu yang relevan, kajian teori berisi uraian mengenai puisi, strata norma Roman Ingarden, lapis strata norma Roman Ingarden, nilai moral, dan kerangka berpikir. Bab III merupakan metodologi penelitian, pada bab ini, peneliti akan memaparkan jenis penelitian, sumber data dan data, metode dan teknik penelitian, instrumen penelitian, analisis data, dan triangulasi data. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan, pada bab ini, peneliti akan menguraikan deskripsi data dan analisis data menggunakan strata norma Roman Ingarden. Bab V merupakan bab terakhir atau penutup dalam penelitian ini, pada bab ini berisi simpulan dan saran yang bermanfaat untuk pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini.

(24)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini peneliti akan menguraikan mengenai (1) penelitian terdahulu yang relevan, (2) teori-teori yang berkaitan dengan penelitian, dan (3) kerangka berpikir. Penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan penelitian terdahulu yang menggunakan analisis strata norma Roman Ingarden. Landasan teori berisikan definisi puisi, teori strata norma Roman Ingarden, dan nilai moral.

Kerangka berpikir berisikan alur untuk memetakan penelitian.

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian menggunakan strata norma Roman Ingarden banyak dipilih sebagai salah satu kajian yang akan diteliti. Hal ini dapat dilihat pada beberapa penelitian terbaru yang relevan sebagai berikut: Penelitian relevan yang pertama dilakukan oleh Supriyadi (2015), jurnal yang berjudul “Strata Norma dalam Kumpulan Puisi Doa Untuk Anak Cucu Karya W.S. Rendra.” Penelitian relevan yang kedua dilakukan oleh Emi Nur Hidayah (2016) yang berjudul “Makalah Hasil Analisis Puisi Gugur Bunga Karya W.S. Rendra menggunakan Strata Norma Ingarden.” Penelitian relevan yang ketiga dilakukan oleh Yusuf Maulana Hanafi, Endang Dwi Sulistyowati, Syamsul Rijal (2017), jurnal yang berjudul

“Analisis Strata Norma Puisi Mahakam Karya Korrie Layun Rampan.”

Ketiga penelitian di atas relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang pertama, Supriyadi (2015) menggunakan objek kajian

(25)

puisi. Tujuan dari penelitian tersebut adalah mendeskripsikan strata norma dalam kumpulan puisi Doa Untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra. Metode dalam penelitian tersebut adalah deskriptif dengan pendekatan hermeneutik. Penelitian dilakukan dengan teknik observasi tekstual dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian tersebut adalah kumpulan puisi Doa Untuk Anak Cucu karya W.S.

Rendra. Hasil dalam penelitian tersebut adalah lapis bunyi berupa persajakan, asonansi dan aliterasi yang bersifat estetik, dan mempunyai daya evokasi. Lapis arti berupa satuan arti, nilai-nilai ketuhanan, kenegaraan, dan sosial kemasyarakatan. Lapis objek berupa alam, manusia, religi, ketatanegaraan, ekonomi, dan gender. Pelaku: Si aku, Ibu, politisi, Remco, perempuan, lelaki, istri. Latar berupa latar tempat, waktu, suasana. Dunia pengarang adalah cerita perjalanan dunia pengarang, perenungan, peristiwa sosial. Lapis dunia yaitu pelukisan sesuatu yang tidak dinyatakan, namun sudah implisit berupa kereligiusan, kedaulatan, keadilan, kemiskinan, rezim kekuasaan, hukum, kasih sayang, gender. Lapis metafisis yang suci berupa keterbatasan manusia dan kerinduan pada Tuhan. Metafisis yang tragis berupa kegagalan pembangunan, permusuhan antar saudara, kesewenangan penguasa. Metafisis yang menakutkan, mengerikan yaitu rasa terancam, kerusakan tatanan kehidupan.

Penelitian yang kedua, Emi Nur Hidayah (2016) menggunakan objek penelitian yang sama dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu puisi. Tujuan dari penelitian tersebut mendeskripsikan analisis strata norma Roman Ingarden dan analisis strata norma Roman Ingarden dalam puisi Bunga Gugur karya W.S. Rendra. Penelitian tersebut menggunakan metode deskriptif

(26)

12

kualitatif. Sumber data dalam penelitian tersebut adalah puisi Bunga Gugur karya W.S. Rendra. Hasil dalam penelitian tersebut; lapis pertama yaitu lapis bunyi terdapat asonansi dan aliterasi dalam puisi tersebut; lapis kedua yaitu lapis arti puisi Bunga Gugur menceritakan perpisahan antara penulis dan kekasihnya; lapis ketiga berisi objek-objek yang dikemukakan yaitu Bunga gugur, Kekasihku, Asmara, kita, latar tempat berupa tempatmu terkubur, di Surga, di bumi, di tanah mati, di bunga, pelaku yaitu kekasihku, kita, dan dunia pengarang; lapis keempat yaitu lapis dunia, dan lapis metafisis puisi Bunga Gugur membuat pembacanya merenung bahwa perpisahan itu pasti akan terjadi dan kita harus mengikhlaskan, karena setiap peristiwa pasti ada hikmah yang dapat diambil.

Penelitian yang ketiga, Yusuf Maulana Hanafi, Endang Dwi Sulistyowati, Syamsul Rijal (2017) penelitian tersebut menggunakan objek kajian yang berupa puisi. Tujuan dalam penelitian tersebut adalah untuk mendeskripsikan strata norma yang terdapat pada puisi Mahakam karya Korrie Layun Rampan. Metode dalam penelitian tersebut adalah kualitatif. Sumber data penelitian tersebut adalah puisi Mahakam karya Korrie Layun Rampan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam puisi tersebut penyair menceritakan dunia penyair itu sendiri dalam menjalani hidup di perantauan tanpa keluarga. Lapis bunyi puisi tersebut adalah eufoni. Lapis arti puisi tersebut adalah berdoa, bersabar dan berjuang untuk mencapai cita-cita yang diinginkan. Lapis objek puisi tersebut adalah latar tempat dan waktu yaitu pantai, pagi hari, sore hari dan tahun 1974. Pelaku pada puisi tersebut ialah si penyair itu sendiri. Dunia yang digambarkan penyair adalah doa, kesabaran dan perjuangan akan menghasilkan kesuksesan yang diinginkan. Lapis

(27)

dunia puisi tersebut ialah kerinduan kepada keluarga si penyair yang ada di kampung halaman. Lapis metafisis puisi tersebut untuk memberikan hal tersirat kepada pembaca mengenai maksud dari puisi tersebut, bahwa perjuangan dan tidak pantang menyerah akan membuahkan keberhasilan dan kebahagiaan.

Perbedaan dari ketiga penelitian yang relevan di atas adalah pada objek yang diteliti. Penelitian Supriyadi (2015) menggunakan puisi Doa Untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra, penelitian Emi Nur Hidayah (2016) menggunakan puisi Bunga Gugur karya W.S. Rendra, penelitian Yusuf Maulana Hanafi, Endang Dwi Sulistyowati, Syamsul Rijal (2017) menggunakan puisi Mahakam karya Korrie Layun Rampan. Penelitian ini menganalisis kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo menggunakan strata norma Roman Ingarden serta menganalisis nilai moral yang terkandung di dalamnya.

2.2 Landasan Teori

Landasan teori menurut peneliti adalah sekumpulan konsep ilmiah yang terstruktur secara sistematis yang fungsinya untuk mendefinisikan, menguraikan, dan dasar sebuah penelitian. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu landasan teori mengenai: (1) puisi, (2) strata norma Roman Ingarden, dan (3) nilai moral. Berikut adalah penjabaran mengenai puisi, strata norma Roman Ingarden dan nilai moral.

(28)

14

2.2.1 Puisi

Puisi mengekspresikan pemikiran yang dapat membangkitkan perasaan, yang dapat merangsang imajinasi pancaindra dalam susunan berirama. Semua itu merupakan sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan dengan menarik dan memberi kesan. Dengan demikian, puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang berkesan (Pradopo, 2014: 7). Pendapat lain, menurut Sri Suhita dan Rahmah Purwahida (2018: 6) puisi termasuk salah satu genre sastra yang berisi ungkapan perasaan penyair, mengandung rima dan irama, diungkapkan dalam pilihan kata yang cermat dan tepat.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring memberikan definisi puisi sebagai berikut: (1) ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, dan rima, serta penyusunan larik dan bait; (2) gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman yang membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus; dan (3) sajak. Namun demikian, pengertian puisi menurut peneliti kurang tepat bila pengertian tersebut terikat pada suatu rima, irama, bait, dan larik bila didasarkan pada puisi-puisi modern atau puisi karya penyair angkatan 2000-an. Puisi modern pada penyair angkatan 2000-an memiliki sifat yang bebas dan tidak terikat oleh struktur-struktur atau aturan-aturan tertentu.

Dari beberapa definisi mengenai puisi di atas, peneliti sependapat dengan pernyataan yang dikemukakan Pradopo, dan dapat menyimpulkan bahwa puisi merupakan ekspresi pikiran yang membangkitkan perasaan dan merangsang

(29)

imajinasi dalam susunan berirama. Pada dasarnya, puisi yang merupakan salah satu karya sastra yang ekspresif dan dituangkan dalam sebuah kata, frasa, klausa, dan kalimat yang berirama dan memiliki kesan atau makna khusus dalam penyampaiannya kepada para pembaca.

2.2.2 Strata Norma Roman Ingarden

Karya sastra itu tidak hanya merupakan sebuah sistem norma, melainkan terdiri atas beberapa strata atau lapis norma. Masing-masing norma menimbulkan lapis norma di bawahnya (Pradopo, 2014: 14). Roman Ingarden beranggapan bahwa karya sastra merupakan wujud penggambaran gagasan penutur. Untuk dapat memahami penggambaran isi, seseorang harus berdialog dengan gejala teks tersebut. Penangkapan makna dalam teks sastra akan menapaki lapisan-lapisan tertentu (Endraswara, 2011: 41). Rene Wellek mengemukakan analisis norma- norma Roman Ingarden dan menganalisis norma-norma tersebut sebagai berikut.

1. Lapis Bunyi

Lapis pertama adalah lapis bunyi atau lapis suara (sound stratum). Saat seseorang membaca puisi, maka yang terdengar adalah rangkaian bunyi yang dibatasi jeda pendek, agak panjang, dan panjang. Sajak berupa satuan-satuan suara: suara suku kata, kata, dan berangkai merupakan seluruh bunyi atau suara sajak tersebut: suara frase dan suara kalimat. Lapis bunyi dalam sajak adalah satuan konvensi bahasa tertentu, pada kasusnya adalah bahasa Indonesia. Hanya saja, lapis bunyi dalam puisi ditujukan pada bunyi yang bersifat istimewa atau

(30)

16

khusus, yang artinya dapat digunakan untuk mendapatkan efek puitis atau seni (Pradopo, 2014: 16). Dengan kata lain, suara atau bunyi tersebut bukan hanya suara tidak memiliki arti. Suara menurut konvensi bahasa, disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan arti. Dengan satuan-satuan suara tersebut seseorang menangkap artinya. Maka, lapis bunyi itu menjadi dasar timbulnya lapis kedua, yaitu lapis arti (Pradopo, 2014: 15). Dalam lapis pertama yang dikaji adalah bunyi-bunyi istimewa yang memberikan penekanan khusus dapat berpengaruh dalam keindahan sebuah puisi. Bunyi dalam lapis pertama yang indah atau istimewa tersebut adalah asonansi dan aliterasi.

Bunyi yang bersifat istimewa atau khusus dalam sebuah puisi dapat tercipta melalui pengulangan bunyi. Pengulangan bunyi yang dimaksud meliputi asonansi dan aliterasi (Siswantoro, 2014: 135). Asonansi merujuk kepada pengulangan bunyi hidup atau bunyi vokal. Asonansi berfungsi (1) menciptakan rangkaian bunyi yang enak didengar dan (2) mendukung makna kata tertentu. Pengulangan bunyi hidup yang dimaksud adalah pengulangan bunyi secara horizontal dan vertikal. Aliterasi terkait dengan pengulangan bunyi konsonan di posisi akhir atau di posisi awal kata. Fungsi aliterasi adalah (1) memberikan efek suara yang enak didengar sebab terbentuknya sajak dalam, dan (2) memberi tekanan makna kepada kata di mana bunyi konsonan tersebut diulang. Pengulangan bunyi konsonan yang dimaksud adalah pengulangan bunyi secara horizontal dan vertikal.

Sebagai perbandingan, berikut adalah definisi asonansi dan aliterasi menurut Hasanuddin (2002: 76). Asonansi merupakan pemanfaatan unsur bunyi secara berulang-ulang dalam satu baris sajak. Halnya sama dengan aliterasi, hanya

(31)

pengulangan di sini merupakan pengulangan bunyi-bunyi vokal. Pengulangan bunyi konsonan yang sama disebut aliterasi. Pengulangan bunyi yang dapat dikategorikan pada bunyi aliterasi adalah pengulangan bunyi secara dominan

Dengan demikian, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa aliterasi merupakan pengulangan bunyi konsonan yang sama dalam satu baris puisi dan asonansi adalah pengulangan bunyi vokal yang sama dalam satu baris puisi.

Keduanya sangat mempengaruhi keindahan bunyi dalam sebuah puisi. Contoh:

a. Cintaku jauh di pulau,

Asonansi atau pengulangan bunyi vokal /a/, /i/, dan /u/ dalam penggalan baris pertama puisi Cintaku Jauh Di Pulau karya Chairil Anwar.

b. gadis manis, sekarang iseng sendiri.

Aliterasi atau pengulangan bunyi konsonan /d/, /g/, dan /s/ dalam penggalan baris kedua puisi Cintaku Jauh Di Pulau karya Chairil Anwar.

Pengulangan bunyi-bunyi baik vokal maupun konsonan dalam penggalan baris pertama dan kedua puisi Cintaku Jauh Di Pulau karya Chairil Anwar memberikan kesan yang indah atau menambah unsur keindahan. Dengan kata lain, dapat memperindah sebuah karya berupa dengan pengulangan bunyi-bunyi baik vokal maupun konsonan yang istimewa.

2. Lapis Arti

Lapis bunyi akan menjadi dasar timbulnya lapis kedua, yaitu lapis arti (units of meaning). Satuan terkecil berupa fonem. Satuan fonem berupa suku kata dan kata. Kata jika digabungkan menjadi kelompok kata, kalimat, alinea, bait, bab, dan seluruh cerita (Pradopo, 2014: 17). Lapis arti berupa rangkaian fonem, suku

(32)

18

kata, kata, frasa, dan kalimat. Semuanya itu merupakan satuan-satuan arti.

Rangkaian kalimat menjadi alinea, bab, dan keseluruhan cerita ataupun keseluruhan sajak. Rangkaian satuan-satuan arti ini menimbulkan lapis ketiga, yaitu berupa latar, pelaku, objek-objek yang dikemukakan, dan dunia pengarang yang berupa cerita atau lukisan (Pradopo, 2014: 15). Dalam lapis arti akan dijelaskan setiap arti atau makna yang terkandung dalam puisi. Contoh:

a. Baris pertama puisi Cintaku Jauh Di Pulau karya Chairil Anwar.

Cintaku Jauh Di Pulau, artinya kekasihku ada di pulau yang jauh.

b. Baris kedua puisi Cintaku Jauh Di Pulau karya Chairil Anwar.

gadis manis, sekarang iseng sendiri. Artinya kekasihku yang masih gadis dan manis, menunggu si aku namun sedang si aku tidak ada dan sekarang berbuat iseng menghabiskan waktu sendirian.

3. Lapis Objek

Menurut Pradopo (2014: 15), rangkaian dari satuan-satuan arti (lapis kedua) akan menimbulkan lapis ketiga yang berupa latar, pelaku, objek-objek yang dikemukakan, dan dunia pengarang yang berupa cerita atau lukisan. Dalam lapis ketiga yang dikaji adalah latar, pelaku, objek-objek yang dikemukakan, dan dunia pengarang yang akan membentuk sebuah gabungan atau jalinan cerita.

Contoh: puisi Cintaku Jauh Di Pulau karya Chairil Anwar.

a. Pelaku atau tokoh: si aku.

b. Objek yang dikemukakan: cintaku, gadis manis, laut, pulau, perahu, angin, bulan, air laut, dan ajal.

a. Latar waktu: malam terang bulan.

(33)

b. Latar tempat: laut yang terang dan berangin.

c. Dunia pengarang dalam baris pertama dan kedua:

Gadis manis, kekasih si aku berada sendirian di sebuah pulau yang jauh.

Kekasih si aku menunggu dan menghabiskan waktu sendirian.

4. Lapis Dunia

Lapis keempat adalah lapis dunia. Pradopo (2014: 15) menyatakan bahwa lapis dunia yang dipandang dari titik pandang tertentu yang tak perlu dinyatakan, tetapi terkandung dalamnya (implied). Sebuah peristiwa dalam sastra dapat dikemukakan atau dinyatakan “terdengar” atau “terlihat,” bahkan peristiwa yang sama, misalnya suara jedaran pintu, dapat memperlihatkan aspek “luar” atau

“dalam” watak. Misalnya pintu berbunyi halus dapat memberi sugesti wanita atau watak dalam si pembuka itu hati-hati. Keadaan sebuah kamar yang terlihat dapat memberikan sugesti watak orang yang tinggal di dalamnya. Lapis dunia tidak perlu dinyatakan, namun sudah implisit (Pradopo, 2014: 17). Lapis keempat mengandung arti bahwa tidak semua makna yang dimaksudkan dalam puisi dinyatakan secara langsung, sehingga tafsiran makna puisi yang tidak diceritakan dengan gamblang.

Contoh:

a. Bait pertama, baris kedua puisi Cintaku Jauh Di Pulau karya Chairil Anwar.

Kekasih si aku cantik dan menarik, dilihat dari kata-kata gadis manis.

b. Bait kedua, pada baris pertama dan kedua puisi Cintaku Jauh Di Pulau karya Chairil Anwar. Suasana menyenangkan dan si aku yang bergembira berlayar di laut yang terang pada saat bulan bersinar terang.

(34)

20

5. Lapis Metafisis

Lapis kelima atau lapis metafisis berupa sifat-sifat metafisis (yang sublim, yang tragis, mengerikan atau menakutkan, dan yang suci), dengan sifat-sifat ini, seni dapat memberikan renungan (kontemplasi) kepada pembaca. Akan tetapi, tidak setiap karya sastra di dalamnya terdapat lapis metafisis seperti itu (Pradopo, 2014: 15). Lapis kelima, merupakan realitas yang tersampaikan melalui puisi, dapat berupa ketragisan, kengerian, ataupun menakutkan dan dapat mengajak para pembaca untuk merenung atau berkontemplasi.

Contoh: ketragisan dalam puisi Cintaku Jauh Di Pulau karya Chairil Anwar.

Si aku yang sangat merindukan kekasihnya, namun sebelum si aku dapat menjumpai kekasihnya, kekasih si aku telah bertemu dengan maut atau ajal mendahuluinya. Oleh karena itulah si aku tidak dapat bertemu dengan kekasihnya untuk yang terakhir kalinya. Dengan demikian, segala usaha yang telah dilakukan oleh si aku telah sia-sia dan si aku tidak dapat mencapai tujuannya tersebut.

2.2.3 Nilai Moral

Moral merupakan salah satu hal yang wajib dimiliki oleh setiap individu.

Moral dapat terkait dengan etika. Moral berhubungan dengan sifat positif seperti budi pekerti, akhlak, perilaku terpuji, perbuatan adil, dan sejenisnya. Graham (2015: 18) menyatakan bahwa Tuhan adalah sumber hukum moral. Pernyataan tersebut dapat dipahami sebagai Tuhan adalah sumber dari kebijaksanaan, keadilan, dan kebaikan-kebaikan yang ada dalam alam semesta ini. Dengan kata

(35)

lain, segala perbuatan yang sifatnya positif dapat dikatakan perbuatan yang bermoral karena mengikuti ajaran dari Tuhan. Oleh sebab itulah moral melekat antara Tuhan dan pribadi manusianya. Bartens (2013: 153) menyatakan bahwa nilai moral berhubungan dengan pribadi manusia dan juga berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, moral dijelaskan sebagai ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak dan budi pekerti. Moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. Dengan kata lain, moral merupakan makna yang terkandung dalam sebuah karya sastra dan makna yang disarankan melalui sebuah cerita.

Menurut Nurgiyantoro (2013: 321) moral dalam karya sastra atau hikmah yang diperoleh pembaca lewat sastra, selalu dengan pengertian baik. Lebih lanjut, Nurgiyantoro (2013: 335) menambahkan mengenai bentuk penyampaian pesan moral yang terdapat dalam karya sastra bersifat langsung dan tidak langsung.

a. Bentuk penyampaian langsung identik dengan pelukisan watak tokoh yang bersifat uraian, telling atau penjelasan, dan expository. Artinya, moral yang ingin disampaikan atau diajarkan kepada pembaca disampaikan secara langsung atau eksplisit.

b. Bentuk penyampaian moral yang tidak langsung yaitu pesan hanya tersirat dalam cerita, berpadu secara koheren dengan unsur-unsur cerita yang lain (Nurgiyantoro, 2013: 339).

(36)

22

Selanjutnya, Nurgiyantoro (2013: 441-445) mengemukakan bahwa wujud dari penyampaian nilai moral secara umum dapat digolongkan ke dalam tiga jenis yaitu: hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan orang lain, dan hubungan manusia dengan Tuhan. Pemaparan terkait wujud dari penyampaian nilai moral adalah sebagai berikut:

a. Hubungan manusia dengan diri sendiri. Permasalahan manusia dengan dirinya sendiri dapat beragam berdasarkan jenisnya dan tingkat intensitasnya. Persoalan tersebut berhubungan dengan harga diri, kepercayaan diri, eksistensi diri, rindu, maut, takut, kesepian, dendam, kebimbangan antara beberapa pilihan dan permasalahan lain yang telah bersifat melihat ke dalam diri seorang individu.

b. Hubungan manusia dengan manusia lain. Dalam kehidupan seseorang pasti berhubungan dengan orang lain. Hubungan antarsesama manusia terkadang mengalami sebuah permasalahan. Permasalahan tersebut muncul akibat interaksi antara manusia dengan manusia lain dapat berwujud persahabatan antara lain kokoh atau rapuh, kesetiaan atau pengkhianatan, atau pula dalam kekeluargaan antara suami-istri, orang tua-anak, dan serta permasalahan lain terkait dengan interaksi antarmanusia dalam kehidupannya.

c. Hubungan manusia dengan Tuhan. Permasalahan ini berhubungan dengan aspek ketuhanan misalnya yang berkaitan dengan ketaatan. Melalui perilaku menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya merupakan ketaatan yang ditunjukkan oleh manusia. Sikap yang semestinya dimiliki oleh

(37)

manusia tidak terlepas dari sikap religius. Sikap religius mendasarkan diri untuk patuh kepada Tuhan.

Dari beberapa pernyataan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa nilai moral adalah segala sesuatu yang ada dalam diri manusia yang sifatnya kebaikan.

Dalam karya sastra khususnya puisi, nilai moral dapat dinyatakan secara tersirat atau implisit maupun dengan tersurat atau eksplisit. Dalam menyampaikannya, penyair menggunakan puisi sebagai media, dan mencurahkan pengalaman, kejadian, dan peristiwa hidupnya sebagai pelajaran hidup bagi para pembacanya.

Contoh: nilai moral puisi Cintaku Jauh Di Pulau karya Chairil Anwar.

a. Berjuanglah dalam mencapai keinginan atau cita-cita.

b. Jangan terlalu berharap pada sebuah keinginan yang sukar digapai.

2.3 Kerangka Berpikir

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian nilai moral dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo strata norma Roman Ingarden. Puisi merupakan ekspresi pikiran yang membangkitkan perasaan dan merangsang imajinasi dalam susunan berirama. Sebab itulah puisi yang merupakan karya sastra yang ekspresinya dituangkan dalam sebuah kata yang berirama dan memiliki kesan atau makna.

Oleh karena puisi memiliki kerumitan dalam kebahasaan dan keluasan makna diperlukanlah analisis dalam mengungkap nilai moral dan makna dalam puisi.

(38)

24

Pada kenyataannya, tidak sedikit pembaca yang sukar menganalisis puisi dan juga mengungkap nilai moral dan makna dalam puisi.

Salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya pemahaman terkait nilai moral dan makna dalam puisi karena pembaca menganalisis puisi hanya berdasarkan satu buah teori saja. Sementara itu, puisi merupakan gabungan atau jalinan dari beragam norma-norma yang utuh. Oleh sebab itu, pemahaman dari pembaca yang berbeda-beda akan membuat penafsiran terhadap puisi berbeda- beda pula bergantung dari teori pengkajian puisi yang digunakan.

Penggunaan teori strata norma Roman Ingarden dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo bertujuan untuk mendeskripsikan tiap lapis strata norma Roman Ingarden beserta dengan nilai moral yang terdapat di dalamnya.

Data yang berupa kata, frasa, klausa, dan kalimat yang dianalisis berdasarkan setiap lapis strata norma Roman Ingarden yang terdapat dalam sumber data yaitu kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo.

Data yang ditemukan dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo, akan dideskripsikan berdasarkan setiap lapis strata norma Roman Ingarden. Setiap lapis akan ditafsirkan pula nilai moral dan maknanya dengan bahasa yang lebih mudah dipahami. Penggunaan bahasa sehari-hari dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo tidak secara langsung dapat ditafsirkan. Dengan kata lain, setiap data akan ditafsirkan oleh peneliti menggunakan bahasa yang sederhana dan lebih mudah untuk dipahami berbekal teori-teori dan contoh. Harapannya dengan mendeskripsikan setiap lapis strata norma Roman Ingarden, pembaca dapat memahami teori pengkajian puisi ini serta pembaca dapat memahami pula

(39)

nilai moral dan makna dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo.

Kerangka berpikir di atas digambarkan dalam bagan berikut.

LAPIS KETIGA

ENAM PUISI DALAM KUMPULAN PUISI TAHILALAT KARYA JOKO

PINURBO

ANALISIS STRATA NORMA ROMAN INGARDEN

LAPIS KEDUA LAPIS

PERTAMA

LAPIS KEEMPAT

LAPIS KELIMA KUMPULAN PUISI TAHILALAT

KARYA JOKO PINURBO

NILAI MORAL KUMPULAN PUISI TAHILALAT KARYA JOKO PINURBO: ANALISIS STRATA NORMA ROMAN

INGARDEN

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

(40)

26 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan beberapa hal yaitu (1) jenis penelitian, (2) sumber data dan data, (3) instrumen penelitian, (4) teknik pengumpulan data, (5) teknik analisis data, dan (6) triangulasi data. Jenis penelitian menjelaskan jenis penelitian ini. Sumber data dan data memaparkan sumber data dan data dalam penelitian ini. Instrumen penelitian menguraikan alat pengumpulan data. teknik pengumpulan data menjelaskan cara mengumpulkan data. Teknik analisis data memapakan cara menganalisis data. Triangulasi data menjelaskan teknik validasi data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Moloeng (2017: 4) mendefinisikan deskriptif kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati dari fenomena yang terjadi. Dalam kajiannya, metode deskriptif kualitatif menjelaskan data atau objek secara natural, objektif, dan faktual atau apa adanya (Arikunto, 2016: 310). Tujuan dari penelitian deskriptif kualitatif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan yang terstruktur secara sistematis, akurat dan faktual sesuai dengan fakta-fakta yang ada, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang akan diselidiki dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo. Melalui jenis penelitian ini peneliti

(41)

dapat mendeskripsikan nilai moral dan setiap lapis norma Roman Ingarden yang terdapat pada kumpulan puisi karya Joko Pinurbo yang berjudul Tahilalat.

3.2 Sumber Data dan Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Moleong, 2017: 157). Sumber data dalam penelitian adalah subjek tempat data diperoleh (Arikunto, 2016: 129). Sumber data utama pada penelitian ini adalah kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo. Kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo diterbitkan oleh Basabasi. Kumpulan puisi tersebut diterbitkan di Yogyakarta pada tahun 2017. Sumber data dalam penelitian ini adalah enam buah puisi yang telah dipilih oleh peneliti pada kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo. Puisi-puisi tersebut antara lain; (1) Di Kalvari; (2) Penjahat Berdasi; (3) Jalan ke Surga; (4) Koruptor; (5) Kredo Celana; dan (6) Doa Seorang Pesolek.

Keenam puisi tersebut dipilih berdasarkan keterkaitan nilai moral dan merefleksikan pengalaman hidup penyair.

3.3 Data

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan). Data dalam penelitian ini adalah kata, frasa, klausa, dan kalimat yang terdapat dalam keenam puisi dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko

(42)

28

Pinurbo. Data tersebut dideskripsikan berupa bunyi vokal dan konsonan yang mengandung unsur keindahan, kata-kata yang terdapat dalam puisi, kutipan kalimat dalam penggalan puisi yang dapat dikaji berdasarkan strata norma Roman Ingarden, serta nilai moral yang dapat dipetik dari puisi. Data dihimpun dengan cara membaca dengan cermat beserta catatan-catatan yang mencakup deskripsi mengenai nilai moral dan setiap lapis dalam strata norma Roman Ingarden dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo.

3.4 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2017: 305) instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Pendapat lain, Moleong (2017: 148) mendefinisikan bahwa instrumen merupakan alat pengumpul data. Instrumen dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri (human instrument) yang merupakan alat pengumpul data utama.

Human instrument atau manusia sebagai alat pengumpul data utama adalah peneliti yang sudah berbekal teori sastra pada umumnya dan teori pengkajian puisi pada khususnya. Selain hal tersebut, peneliti juga berbekal teori kritik sastra dalam puisi berdasarkan nilai moral puisi.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik membaca dan teknik mencatat. Teknik membaca bertujuan untuk pencarian data yang lebih

(43)

spesifik dan akurat. Teknik mencatat digunakan agar mempermudah dalam mengorganisir data agar lebih terstruktur secara sistematis.

1. Teknik Membaca

Pada teknik ini, peneliti membaca terlebih dahulu buku kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo secara menyeluruh. Tujuan dari teknik membaca ini agar peneliti mendapatkan pemahaman awal mengenai keseluruhan isi kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo dan dapat memilih puisi yang dianalisis sebelum nantinya dianalisis lebih mendalam.

2. Teknik Mencatat

Setelah membaca keseluruhan isi dari buku kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo, peneliti akan melakukan teknik mencatat. Hasil dari catatan tersebut berupa data-data yang akan dirangkum untuk kemudian dilakukan tahap analisis data. Tujuan dari teknik mencatat adalah mendeskripsikan setiap lapis strata norma beserta dengan nilai moral dalam puisi.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan seperangkat teknik penelitian yang merupakan perpanjangan dari pikiran manusia karena fungsinya bukan untuk mengumpulkan data, melainkan untuk mencari hubungan antardata yang tidak akan pernah dinyatakan sendiri oleh data yang bersangkutan (Faruk, 2014: 25). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada metode deskriptif.

Menurut Nurastuti (2007: 103) analisis deskriptif adalah analisis yang dilakukan

(44)

30

dengan merinci dan menjelaskan secara panjang lebar atau menyeluruh keterkaitan data penelitian dalam bentuk kalimat. Dalam penelitian ini, peneliti mengungkap masalah dalam penelitian dengan cara mengklasifikasi, menginterpretasi, dan mendeskripsikan. Langkah-langkah tersebut bertujuan agar mendeskripsikan masalah ke dalam bentuk kalimat sehingga dapat dipahami dengan jelas. Berikut adalah pemaparan lebih lanjut terkait teknik analisis data.

1. Tahap Klasifikasi

Pada tahap klasifikasi, peneliti akan mengklasifikasikan data berdasarkan setiap lapis strata norma Roman Ingarden. Tujuannya adalah agar dapat ditemukan nilai moral dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo.

2. Tahap Identifikasi

Pada tahap identifikasi, peneliti akan mengidentifikasi data-data yang telah dikumpulkan terkait dengan strata norma Roman Ingarden dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo. Dalam tahap ini, peneliti menginterpretasi setiap lapis strata norma Roman Ingarden sehingga dapat diperoleh nilai moral dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo.

3. Tahap Deskripsi

Pada tahap deskripsi, peneliti akan mendeskripsikan atau memaparkan secara keseluruhan mengenai setiap lapis strata norma Roman Ingarden dalam bentuk paragraf deskriptif. Peneliti akan mencantumkan hasil data yang berupa kata, frasa, klausa, kalimat, baris, dan bait serta memaparkan nilai moral yang terdapat dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo.

(45)

3.7 Triangulasi Data

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data atau validasi data dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain. Tujuan lainnya adalah untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Oleh karena data yang telah dihimpun oleh peneliti belum sepenuhnya sempurna tingkat kebenarannya, sehingga membutuhkan proses pemeriksaan ulang dengan tujuan mengetahui tingkat kebenaran dalam data tersebut. Moleong (2017: 330), membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi penyidik.

Triangulasi penyidik adalah triangulasi yang dilakukan dengan cara memanfaatkan peneliti lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data (Moleong, 2017: 331). Pada proses triangulasi ini, peneliti mempercayakan Drs. Bernardus Rahmanto, M.Hum., selaku dosen Program Studi Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma untuk menjadi triangulator. Peneliti mempercayakan triangulator karena pengalaman dan kompetensinya terkait dengan bidang studi yang dikaji oleh peneliti.

(46)

32 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, peneliti akan memaparkan hasil penelitian dan pembahasan yang berupa: pertama, deskripsi data yang digunakan dalam penelitian ini. Kedua, hasil penelitian strata norma Roman Ingarden dan nilai moral dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo. Ketiga, pembahasan strata norma Roman Ingarden dan nilai moral kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo.

4.1 Deskripsi Data

Dalam subbab ini memaparkan deskripsi data. Deskripsi data tersebut mencakup deskripsi data mengenai lapis-lapis strata norma Roman Ingarden dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo dan deskripsi data terkait nilai moral dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo.

4.1.1 Deskripsi Data Lapis-lapis Strata Norma Roman Ingarden Kumpulan Puisi Tahilalat Karya Joko Pinurbo

Dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo yang dianalisis berjumlah enam buah puisi. Puisi-puisi tersebut antara lain; (1) Di Kalvari; (2) Penjahat Berdasi; (3) Jalan ke Surga; (4) Koruptor; (5) Kredo Celana; dan (6) Doa Seorang Pesolek. Dari setiap puisi-puisi tersebut terdapat lima buah data yang dianalisis berdasarkan lapis-lapis strata norma Roman Ingarden. Kelima lapis dalam strata norma Roman Ingarden terdapat satu hingga enam buah data

(47)

yang dapat dipaparkan. Data-data tersebut adalah sebagai berikut. Lapis pertama atau lapis bunyi yang terdapat dua data yaitu asonansi dan aliterasi atau bunyi- bunyi khusus yang mengalami pengulangan dan menambah unsur estetik dari puisi yang berupa bunyi vokal dan bunyi konsonan. Lapis kedua atau lapis arti yang terdapat satu buah data berisikan arti dari puisi secara umum atau mendasar.

Lapis ketiga atau dunia pengarang yang terdapat enam data yaitu tokoh, objek- objek yang dikemukakan, latar tempat, latar waktu, latar suasana dan dunia yang diciptakan oleh penyair. Lapis keempat atau lapis dunia yang terdapat satu buah data mengenai hal-hal yang implisit dalam puisi. Lapis kelima atau lapis metafisis terdapat satu buah data yang berupa refleksi atau permenungan.

Berdasarkan lapis-lapis strata norma Roman Ingarden dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo terdapat seratus empat puluh dua data keseluruhan yang akan diuraikan sebagai berikut. Dalam puisi Di Kalvari terdapat empat belas data antara lain: empat data lapis pertama, dua data lapis kedua, enam data lapis ketiga, satu data lapis keempat, dan satu data lapis kelima. Puisi Penjahat Berdasi terdapat sebelas data antara lain: dua data lapis pertama, satu data lapis kedua, enam data lapis ketiga, satu data lapis keempat, dan satu data lapis kelima. Puisi Jalan ke Surga terdapat tiga belas data antara lain: empat data lapis pertama, satu data lapis kedua, enam data lapis ketiga, satu data lapis keempat, dan satu data lapis kelima. Dalam puisi Koruptor terdapat sebelas data antara lain: dua data lapis pertama, satu data lapis kedua, enam data lapis ketiga, satu data lapis keempat, dan satu data lapis kelima. Dalam puisi Kredo Celana terdapat lima puluh dua data antara lain: tiga puluh empat data lapis pertama, enam data lapis

(48)

34

kedua, enam data lapis ketiga, lima data lapis keempat, dan satu data lapis kelima.

Dalam puisi Doa Seorang Pesolek terdapat empat puluh satu data antara lain: dua puluh data lapis pertama, sepuluh data lapis kedua, enam data lapis ketiga, empat data lapis keempat, dan satu data lapis kelima.

4.1.2 Deskripsi Data Nilai Moral Kumpulan Puisi Tahilalat Karya Joko Pinurbo

Keenam judul puisi dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo yang dianalisis menyajikan setiap lapis norma berdasarkan strata norma Roman Ingarden. Berdasarkan kelima lapis strata norma Roman Ingarden dapat diambil nilai moral. Data nilai moral dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo berjumlah delapan belas data. Dari keenam judul puisi terdapat masing-masing tiga buah data. Data-data tersebut terkait dengan nilai moral puisi tersebut beserta cara penyampaian dan wujud dari nilai moral tersebut.

Dalam puisi Di Kalvari terdapat tiga data. Puisi Penjahat Berdasi terdapat tiga data. Puisi Jalan ke Surga memiliki tiga data. Dalam puisi Koruptor terdapat tiga data. Dalam puisi Kredo Celana memiliki tiga data. Dalam puisi Doa Seorang Pesolek terdapat tiga data.

4.2 Hasil Penelitian

Berikut merupakan pemaparan mengenai hasil penelitian. Hasil penelitian terdiri atas dua bagian. Pertama, hasil penelitian lapis-lapis strata norma Roman

(49)

Ingarden kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo. Kedua, hasil penelitian nilai moral kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo.

4.2.1 Hasil Penelitian Lapis-lapis Strata Norma Roman Ingarden Kumpulan Puisi Tahilalat Karya Joko Pinurbo

Pada subbab ini, peneliti akan memaparkan hasil penelitian mengenai lapis- lapis strata norma Roman Ingarden dalam kumpulan puisi Tahilalat karya Joko Pinurbo. Hasil penelitian tersebut adalah lapis pertama sampai dengan lapis kelima. Pada lapis pertama, memaparkan bunyi-bunyi khusus yang mengalami pengulangan dalam puisi yaitu asonansi atau pengulangan bunyi vokal dan aliterasi atau pengulangan bunyi konsonan. Lapis kedua, memaparkan arti dari puisi tersebut. Lapis ketiga, memaparkan pelaku, objek yang dikemukakan, latar- latar dan dunia pengarang. Lapis keempat, memaparkan yang implisit dalam puisi dan tidak perlu dinyatakan. Lapis kelima, memaparkan hal yang menyublim dan mengajak pembaca untuk merenung.

4.2.1.1 Hasil Penelitian Strata Norma Roman Ingarden Puisi Di Kalvari Berikut adalah pemaparan terkait dengan hasil penelitian strata norma Roman Ingarden dalam puisi Di Kalvari. Pemaparan hasil penelitian puisi Di Kalvari berdasarkan strata norma Roman Ingarden dimulai dari lapis pertama hingga lapis kelima.

(50)

36

a. Lapis Bunyi

Lapis bunyi adalah lapis dasar dalam sebuah puisi. Lapis ini merupakan lapis suara atau lapis bunyi. Adapun lapis bunyi tersusun atas bunyi-bunyi indah yang menambah unsur estetika dalam pembentuk puisi. Lapis bunyi dalam puisi terdiri atas asonansi dan aliterasi.

1. Asonansi

Asonansi dalam puisi Di Kalvari terjadi pada bunyi-bunyi vokal yang mengalami pengulangan. Puisi Di Kalvari terdiri dari satu buah bait. Dalam satu bait tersebut terdiri atas dua baris. Asonansi terdapat pada bunyi vokal yang mengalami pengulangan secara horizontal dalam satu baris puisi. Berikut ini merupakan pemaparan terkait pengulangan bunyi vokal dalam puisi Di Kalvari.

Berikut adalah kutipan baris pertama dalam puisi Di Kalvari.

“SalibMu tinggi sekali.”

Dalam baris pertama terdapat asonansi bunyi vokal yaitu bunyi /a/ dan /i/.

Asonansi pada baris tersebut adalah SalibMu tinggi sekali. Pada baris berikutnya adalah sebagai berikut.

“Ya, lebih baik kaupanjat salibmu sendiri.”

Pada baris kedua ini memiliki pengulangan bunyi vokal /a/, /i/, /u/, dan /e/.

Asonansi pada baris ini adalah Ya, lebih baik kaupanjat salibmu sendiri.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan melalui kumpulan puisi Lalu Aku karya Radhar Panca Dahana, maka kerangka berpikir adalah sebagai berikut: (1) dari kumpulan

Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan melalui kumpulan puisi Lalu Aku karya Radhar Panca Dahana, maka kerangka berpikir adalah sebagai berikut: (1)

Bagaimana realitas kehidupan kaum marginal yang terkandung dalam isi puisi yang berjudul “Anak Pencuri”, “Tanda Seru”, dan “Punggungmu” karya Joko Pinurbo..

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dari buku-buku yang terkait dengan pendidikan moral, artikel-artikel yang membahas mengenai film Jokowi karya Joko

Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan, penulis menyimpulkan bahwa nilai moral pada puisi yang terhimpun dalam kumpulan puisi Mantra Sang Nabi terdapat 23

Dari analisis data yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian strata norma Roman Inggarden pada puisi Mahakam karya Korrie Layun Rampan ini

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra, STKIP Nurul Huda OKU Timur REALITAS SOSIAL DALAM PUISI KELUARGA KHONG GUAN KARYA JOKO PINURBO Dito Pramudyaseta1*, Gres Grasia Azmin2

Dari penelitian yang dilaksanakan terhadap puisi yang berjudul “Analisis Strata Norma Pada Puisi Elegi Sampah Karya Sri Setianingsih” maka dapat disimpulkan bahwa lapis-lapis yang