BAB II
METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas
Sebagai upaya untuk tetap mempertahankan rumah batik palbatu (kampoeng batik palbatu) sebagai tempat edukasi dan produksi guna melestarikan budaya batik yang awam di tengah masyarakat Jakarta, penggagas di bantu oleh masyarakat maupun perusahaan pariwisata yang berpartisipasi dan bersimpati terhadap rumah batik palbatu, terus mempromosikan melalui berbagai media baik digital maupun cetak. Penulis mengutip beberapa referensi dari upaya promosi melalui media promosi tersebut untuk dapat merancang media promosi baru bagi rumah batik palbatu.
1. Referensi Promosi Terdahulu
a) Kampoeng Betawi Situ Babakan
Gambar 1. Brosur kampoeng Betawi Set Babakan (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016)
Dalam pengembangan perkampungan budaya Betawi setu babakan Dinas Pariwisata dan unit pengelola kawasan Perkampungan Budaya Betawi atau UPK PBB menyediakan
beberapa media promosi yaitu berupa brosur dan spanduk. Brosur Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan ini mempunyai keunggulan yaitu menerapkan warna hijau dan kuning serta ornamen khas betawi yaitu pucuk rebung sebagai ikon dari setiap media promosinya. Selain sebagai informasi brosur juga sebagai pedoman wisatawan untuk mengetahui potensi wisata, letak lokasi, fasilitas, dan kegiatan yang di hadirkan dalam agenda perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.
Brosur di buat pada tahun 2014 oleh dinas pariswisata DKI jakarta, hingga saat ini brosur tersebut masih di gunakan sebagai salah satu media promosi di Kampung Betawi Setu Babakan. Brosur perkampungan Budaya Betawi menggunakan jenis kertas art paper 150 gram berukuran A2 dengan panjang 59,4 cm dan lebar 40,2 cm.
Permukaan kertas artpaper yang licin atau semi doff membuat kertas ini kurang bisa menyerap air sehingga menambah Ketahanan kertas pada brosur tersebut.
b) Rumah Batik komar
Gambar 2.Web banner Batik Komar (Sumber: Google, 2017)
Rumah batik komar menampilakan ikon berupa foto pakaian batik yang berwarna warni yang menunjukan ciri khas batik Cirebon pada media promosinya. Meskipun untuk karakteristiknya mempertahankan ciri khas Cirebon, namun rumah batik komar
juga mulai mengembangkan motif batik Jawa Barat, selain itu Pak Komar yang merupakan pemilik rumah batik komar sendiri selalu memilih tema atau menentukan motif yang cenderung global, unik, dan orisinil. Tiga hal inilah yang kemudian menjadi kunci utama kesuksesan Rumah Batik Komar dalam menciptakan aneka macam desain batik yang juga merupakan landasan utama bagi promosi rumah batik komar.
Untuk urusan pemasaran produk, batik Komar lebih tertarik mengikuti pameran-pameran baik yang diadakan pihak pemerintah maupun pihak vendor event organizer, karena focus utamanya adalah penjualan batik maka batik komar tidak hanya memasang promosi dengan media promosi digital melalui web banner karena penjualannya dapat melalui online.
c) Museum Batik Danar Hadi
Gambar 3. Brosur dan web brosur Batik Danar Hadi (Sumber: Google, 2017)
House of Danar Hadi (disingkat HDH) adalah sebuah komplek wisata heritage terpadu tentang batik yang terletak di kota Solo di Jawa Tengah. HDH didirikan oleh perusahaan batik asal Solo PT.
Batik Danar Hadi pada tahun 2008 dan mengkhususkan Batik beserta aspek-aspek budayanya sebagai objek wisata utamanya.
Selain museum, batik danar hadi juga mendirikan gerai batik yang mengkhususkan penjualan pakaian batik.
Pada brosur museum danar hadi mengedepankan ikon berupa foto dari museum itu sendiri. Sedangkan untuk promosi penjualan batik danar hadi menggunakan promosi moneter yaitu system promosi yang menggunakan discount atau potongan harga untuk menarik customer.
d) Rumah Batik Sekar Kencana
Gambar 4. Katalog Rumah Batik Sekar Kencana (Sumber: Google, 2014)
Katalog galeri batik sekar kencana menunjukan ciri khas atau karakternya melalui motif batik khasnya sendiri. Katalog tersebut mendokumentasikan motif 'Batik Lasem' yang di produksi di Rumah batik Sekar Kencana.
Batik Lasem yang berasal dari kota Lasem di Jawa Tengah terkenal dengan warna merahnya yang unik yang disebut 'abang getih pithik' (bahasa Jawa: darah ayam). Kain batik Lasem menampilkan motif yang menunjukkan perkawinan antar dua budaya: Jawa dan Cina.
Katalog tersebut menggunakan hardcover dan menggunakan kertas Artpaper dengan tampilan gambar atau foto motif yang berukuran besar. Selain itu terdapat tulisan berupa detail kain sebagai penjelas dari gambar.
e) Indonesian Batik Showcase 2013
Gambar 5. media promosi digital Indonesia Batik Showcase 2013 (Sumber: Google, 2013)
“Indonesian Batik Showcase 2013” adalah kegiatan pameran batik yang bertujuan untuk memperlihatkan kualitas dan kekayaan seni batik Indonesia kepada masyarakat Brunei Darussalam.
Harapannya kegiatan ini akan membawa manfaat bagi pengusaha dan instansi pemerintah yang ingin mempromosikan batik Indonesia di Brunei Darussalam. Sebagai negara dengan masyarakat yang memiliki daya beli yang cukup tinggi dan mulai mengenal seni batik Indonesia, Brunei Darussalam menjadi tempat yang potensial untuk mempromosikan ragam batik Indonesia.
Media promosi pada acara tersebut menunjukan ikon tentang Indonesia pada tiap medianya seperti kain batik maupun ikon-ikon Indonesia yang memungkinkan di kenal di Negara lain seperti foto pura bali, tari bali hingga batik dan kainnya. “Indonesian Batik Showcase 2013” ini diselenggarakan oleh KBRI Bandar Seri Begawan bekerjasama dengan salah satu group media terkenal dengan mengundang kalangan dunia usaha khususnya UKM Batik untuk mempromosikan batik Indonesia kepada kalangan setempat dan sebagai potensi bisnis bagi dunia usaha di Brunei Darussalam.
f) Museum Batik Pekalongan
Gambar 6. Media Promosi Museum Batik Pekalongan (Sumber: Google, 2017)
Museum Batik Pekalongan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 12 Juli 2006. Tidak hanya memamerkan koleksi batik, Museum Batik Pekalongan juga adalah pusat pelatihan membatik dan pembelajaran batik. Pelajar maupun pengunjung umum dapat belajar membuat batik ataupun melakukan penelitian mengenai budaya batik.
Berdasarkan visi dan misi museum batik pekalongan yaitu melestarikan budaya batik maka mereka membuat media promosi cetak maupun digital untuk dapat terus mompromosikan museum batik pekalongan. Beberapa di antaranya yaitu menggunakan merchandise berupa pin yang di jual bersamaan dengan aksesoris yang di jual di museum tersebut. Selain itu terdapat web banner yang mengunggulkan foto dari bagian depan museum tersebut.
Pada setiap promosinya museum batik pekalongan memunculkan logonya sebagai icon yang di harapkan dapat di ingat oleh masyarakat.
g) Batik Arta Kencana
Gambar 7. Web Brosur Batik Arta Kencana (Sumber: Google, 2017)
Ikon yang di tunjukan pada brosur batik arta kencana yaitu beupa tangan yang memegang canting. Hal tersebut menunjukan bahwa batik arta kencana berfokus pada edukasi batik dengan workshop membatik dan produksi batik. Dan dengan menunjukan foto berupa tumbuhan untuk pewarna alam batik. Batik arta kencana ingin menyampaikan informasi bahwa batiknya menggunakan pewarna alami yang ramah lingkungan.
Dengan mengikuti pameran-pameran nasional di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia, maka desain produk batik
“Arta Kencana” semakin banyak dikenal.
Web brosur batik arta kencana hanya berupa satu lembar yang memuat banyak ikon dan informasi, dan di unggah ke internet dan social media dengan ukuran atau resolusi yang tinggi agar pengunjung web dapat melihat jelas informasi yang di sampaikan dengan cara menzoom atau memperbesar web brosu tersebut.
h) Rumah Batik Anin
Gambar 8. Brosur Rumah Batik Anin (Sumber: Google, 2017)
Rumah Batik Anin merupakan rumah batik yang khusus menjual berbagai macam produk dengan ciri khas motif sendiri.
Rumah batik anin mempunyai media promosi yang sangat baik dan menarik tampilannya, namun sangat jauh berbeda dengan media promosi digitalnya. Rumah batik anin memfokuskan penjualan batik dengan berbagai macam bentuk pakaian sehingga tidak begitu memikirkan kualitas dan kuantitas promosi produk.
Rumah batik anin memilki brosur yang sangat bagus, baik dalam tampilan visual maupun kualitas bahan atau material brosur.
Di karenakan brosur tersebut di buat dan di desain oleh salah satu desainer yang terdapat di salah satu web desainer terkenal. Selain itu brosur di cetak dengan menggunakan art paper dan di laminating doff sehingga brosur tampak berkualitas.
i) Museum Batik Jakarta
Gambar 9. Desain Logo Museum Batik dan penerapannya (tiket masuk) (Sumber: Google, 2017)
Museum batik terletak di tanah abang yaitu dekat dengan pusat grosir kain dan pakaian. Di dalam lingkungan museum batik dan museum tekstil yang merupakan satu kawasan terdapat pendopo batik yang di gunakan sebagai tempat belajar batik bagi pengunjung yang tertarik untuk belajar mengnai proses membatik, meseum batik tidak memproduksi batik melainkan mengkoleksi berbagai macam jenis batik dari berbagai wilayah dan pembatik di Indonesia. Pendopo Batik terletak di dalam komplek Museum Tekstil Jakarta, tepatnya di belakang Galeri Batik. Target dari museum batik sendiri bukan hanya merupakan masyarakat Jakarta dan sekitarnya melainkan juga wisatawan domestik maupun international karena museum batik merupakan milik pemerintah dan promosinya di buat oleh dinas pariwisata.
Desain media promosi berupa tiket masuk tersebut memiliki bentuk yang unik yaitu dapat di jadikan sebagai gelang dan di desain menarik dengan menggunakan warna dari perwakilan warna batik dari tiap kota penghasil batik. Desain tersebut di desain oleh salah satu desainer di salah satu web desain terkenal.
j) Batik Pamekasan Madura
Gambar 10. Brosur Batik Pamekasan Madura (Sumber:Google,2017)
Batik khas Madura memiliki Warna-warna yang cerah dan kontras, hal tersebut merupakan keunikan batik dari kota penghasil garam ini. Setiap kota di Pulau Madura memiliki kekhasan masing- masing. Pamekasan adalah salah satu kabupaten di Madura yang memiliki motif khas, yakni flora (motif sekoh) dan fauna (burung) yang diisi dengan isen serat-serat kayu.
Oleh karena itu brosur batik pamekasan Madura menonjolkan ikon berupa motif khasnya dan mengaplikasikan nya dengan warna-warna cerah yang kontras. Selain visualnya yang baik, brosur tersebut juga menggunakan materal bahan cetak dan kualitas warna yang baik. Yaitu menggunakan artpaper yang merupakan bahan kertas brosur pada umumnya, dengan tujuan yang sama yaitu untuk menjaga ketahanan dan kualitas brosur.
2. State Of The Art
Berdasarkan bedah referensi promosi yang sudah dilakukan oleh rumah batik atau tempat pelestarian budaya batik lain, penulis mendapatkan kesimpulan bahwa kebanyakanikon yang di pakai dalam tiap promosi mereka yaitu foto atau gambar batik yang mereka produksi, hal tersebut di karenakan kebanyakan dari mereka hanya terfokus pada penjualan batik bukan untuk edukasi batik seperti rumah batik palbatu sehingga konten yang ada dalam media promosi mereka hanya berupa foto kain ataupun desain pakaian batik. Promosi yang dilakukan melibatkan banyak partisipan dengan target yang sesuai. Namun, visualisasi media promosi yang merupakan hal penting dalam promosi untuk mencapai target pada banyak acara kurang menarik dan melekat pada target, hal tersebut di karenakan mereka tidak memiliki ciri khas pada setiap media promosinya yang dapat melekatkan brand mereka kepada target yang di inginkan sehingga brand tersebut sulit untuk di ingat oleh masyarakat terlebih dalam media digital yang merupakan tempat persaingan ketat antar usaha dalam mempromosikan usahanya.
Media promosi Rumah batik palbatu yang di usung penulis yaitu media promosi dalam bentuk cetak. Pemilihan media promosi dalam bentuk cetak di landaskan oleh beberapa hal yaitu di lihat dari fungsi media promosi cetak sebagai media informasi yang dapat langsung mengenai target. Sebelumnya rumah batik palbatu hanya memiliki media promosi cetak berupa brosur dan flyer yang sudah tidak update atau di perbaharui. Brosur dan flyer tersebut di gunakan kembali secara terus-menerus selama beberapa tahun sebagai media promosi cetak satu-satunya di rumah batik palbatu. Maka dari itu penulis membuat perancangan media promosi rumah batik palbatu yang
dapat menjadi media promosi yang efektif, tahan lama, interaktif, mudah di ingat serta dapat di simpan oleh target audience karena bersifat rigid dan kompleks.
Dalam perancangan media promosi ini penulis menanamkan persepsi kepada masyarakat akan ciri khas batik topeng pada rumah batik palbatu dengan cara mengaplikasikan topeng betawi pada setiap media promosi yang di buat, serta menggunakan konsep warna sesuai dengan warna budaya betawi. Ciri khas tersebut lah yang di gunakan sebagai keunggulan rumah batik palbatu, dimana penulis konsisten dalam menanamkan konsep tersebut di padu dengan elemen lain sebagai penunjang dan penyempurna pada setiap medianya. Selain membuat media promosi yang bersifat informatif, penulis juga membuat media promosi yang fungsional berupa merchandise untuk dapat menjadi media promosi yang interaktif bagi masyarakat ata target.
B. Kelompok Pengguna Produk
Ditengah Masyarakat yang multikultural ini Masyarakat Jakarta terhimpun dalam banyak ras dan budaya, sehingga target masyarakat dalam promosi ini banyak dan luas, hal ini dapat lebih membangun ketertarikan masyarakat kota terhadap rumah batik palbatu yang lambat laun mengalami penurunan pamor seiring dengan banyaknya persaingan usaha pelestarian batik yang terdapat di kota terutama ibu kota Jakarta.
Target difokuskan kepada masyarakat terutama masyarakat yang berdomisili di DKI Jakarta dan sekitarnya dari remaja hingga dewasa/tua umur 15 – 60 tahun. Untuk pemilihan target remaja yaitu dengan alasan remaja merupakan tahap bagi seseorang yang sering mencoba hal baru, dan mempunyai rasa ingin tau yang tinggi maka dari itu dengan menargetkan promosi untuk remaja maka dapat mengalihkan hal negatif menuju hal positif yaitu dengan belajar membatik. Untuk dewasa pemilihan target di karenakan orang dewasa yang telah mengerti bahwa dengan belajar tentang batik penting sebagai upaya untuk mengembangkan dan melestarikan budaya bangsa, oleh karena itu mereka mampu mengarahkan putra-putri mereka (anak-anak) untuk menjadi generasi penerus bangsa yang perduli akan budaya batik. sedangkan target lansia di atas 50 tahun yaitu sebagian besar dari mereka telah pensiun, kebanyakan dari mereka mengisi hari tua dengan hal- hal yang baik dan bermanfaat, maka dari itu membatik adalah salah satu cara mereka untuk mengisi waktu.
C. Tujuan dan Manfaat Perancangan
1. Tujuan
Tujuan dari perancangan media promosi cetak yang menggunakan cara kerja RSVP (riset, Strategi, visualisasi, produksi) ini yaitu dapat membantu Rumah Batik Palbatu mengetahui strategi yang dijalankan dengan adanya media promosi yang merupakan wujud baru bagi promosi Rumah Batik Palbatu di Kampoeng Batik Palbatu. Dengan begitu semua media promosi cetak yang dihasilkan akan seragam, serta memiliki kesatuan (unity) pada setiap medianya sehingga dapat menarik minat kunjung masyarakat yang lebih meluas.
2. Manfaat
a) Bagi penulis bermanfaat sebagai syarat lulus Strata 1 Desain Komunikasi Visual Universitas Mercubuana dan sebagai portofolio guna mendapatkan pengalaman yang lebih baik
b) Bagi pengelola Rumah Batik Palbatu yaitu dapat lebih mengenalkan galerinya kepada masyarakat luas dengan menanamkan icon dan karakter yang dapat melekatkan brandnya di benak masyarakat luas sehingga dapat meningkatkan dan mengembalikan citra rumah batik palbatu menjadi lebih baik.
c) Bagi bidang keilmuan desain, sebagai referensi pembuatan media promosi tempat atau galeri pengembangan dan pelestarian budaya lain yang menarik.
D. Relevansi dan Konsekuensi Studi
1. Logika Dasar Perancangan
Pada perancangan awal, penentuan tema promosi berdasarkan minat masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya yang belum melirik keberadaan rumah batik palbatu sebagai rumah pelestarian batik karena usaha pelestarian batik semakin banyak dan bervariasi. Untuk dapat menanamkan hal tersebut di benak masyarakat atau taget maka Rumah Batik Palbatu membuat ikon atau karakter yang mencirikan keberadaannya dengan mengangkat budaya topeng betawi sebagai ciri khas yang di aplikasikan ke dalam setiap motif maupun warna batik produksinya.
Topeng Betawi adalah sebuah kesenian asli Betawi yang terdiri dari seni lakon, seni tutur dan tarian, yang mengangkat cerita sederhana dengan unsur komedi, bukan sekedar tarian menggunakan topeng semata.
Topeng betawi merupakan budaya asli betawi yang merupakan suku asli DKI Jakarta. Dengan menanamkan ikon atau karakter budaya tersebut maka masyarakat akan memberikan persepsi bahwa Rumah Batik Palbatu merupakan galeri batik Jakarta yang mempunyai ciri khas yaitu berupa karakter motif batik topeng betawi.
Selain hal tersebut, penulis mengaplikasikan ikon atau karakter tersebut kedalam media promosi cetak rumah batik palbatu untuk lebih melekatkan brand rumah batik palbatu kepada target masyarakat yang luas. Pemberian tagline pada media promosi ini juga berpengaruh besar terhadap identitas bahkan karakter dari rumah batik palbatu. Dengan perpaduan warna, tipografi dan tagline yang sesuai pada media promosi cetak tersebut dapat lebih melekatkan Rumah Batik Palbatu ke dalam
benak masyarakat. Berikut merupakan kain bermotif batik topeng yang merupakan ciri khas rumah batik palbatu.
Gambar 11. Kain Batik Motif Topeng Khas Palbatu (Sumber, Dokumentasi Pribadi, 2017)
Kegiatan rumah batik palbatu juga menjadi konten yang sangat penting dalam media promosi terutama pada brosur, banner dan x-banner.
Kegiatan rumah batik palbatu di dominasi dengan kegiatan belajar membatik karena sekolah batik merupakan fokus utama bagi rumah batik palbatu yang di susul dengan produksi kain batik dan penjualan hasil produksi. Banyak acara atau kegiatan lain juga yang dapat di jadikan konten menarik dalam media promosi rumah batik palbatu. Berikut merupakan beberapa kegiatan rumah batik palbatu yang dapat menarik minat kunjung masyarakat.
Gambar 12. Kegiatan dan Acara di Rumah Batik Palbatu (Sumber, Dokumentasi Rumah Batik Palbatu)
2. Teknologi yang dibutuhkan
Pada awal perancangan penulis merancang menggunakan sketsa lalu di terapkan ke dalam dummy, kemudian penulis merancang menggunakan komputer yang memungkinkan untuk pengolahan grafis (spesifikasi yang tinggi). Setelah seluruh panduan dan material desain sudah lengkap, penulis menggunakan software pengolah grafis untuk pengolahan seluruh desain. Untuk icon atau karakter serta lay out pada banner, x-banner, brosur dan merchandise menggunakan program berbasis vector. Untuk pengolahan atau men DI ulang foto menggunakan software pengolah gambar berbasis bitmap. Sedang untuk katalog menggunakan publishing software, katalog berisi banyak foto yang merupakan hasil foto dari dokumentasi pribadi penulis menggunakan kamera digital SLR. Setelah perancangan selesai, penulis mengecek hasil print untuk mengetahui kualitas print, setelah mencoba di beberapa tempat (digital printing), penulis menemukan satu tempat yang menggunakan Mesin print digital yang bertipe indigo untuk mendapatkan kualitas gambar dan warna yang baik.
3. Biaya Perancangan dan Produksi
Tabel 1. Biaya Perancangan dan Produksi
No Bentuk Jumlah dan bahan Harga/pc Sub Total 1 Banner 1 (1x3m) flexy
jerman
Rp. Rp.
285.000 2 X - Banner 1 (600x160cm) flexy
jerman
Rp. Rp.
165.000 3 Brosur 100 (ukuran 40 x
22cm) Artpaper + rel
Rp. 6.800 Rp.
680.000 4 Katalog 1 (ukuran 22 x 22
cm)
(30lembar) Artpaper laminasi doff
Rp. 250.000 Rp.
250.000
5 Sticker 60 (8 x 8cm)/4 lembar + laminasi doff
Rp. 20.000/A3 (15sticker/lembar )
Rp. 80.000
7 Merchandis e
- T – Shirt - Tote Bag - Pin - Mug
3 3 30 5
Rp. 85.000/pcs Rp. 70.000/pcs Rp. 6.500/pcs Rp. 20.000/pcs
Rp.
255.000 Rp.
210.000 Rp.
195.000 Rp.
100.000 Total Rp. 2.220.000
4. SKEMA PROSES KERJA
Penulis memilih strategi visual karena Strategi visual menjadi pondasi taktis inti dari setiap komunikasi visual, menyatukan semua perencanaan untuk setiap aplikasi visual dan lisan. Strategi visual dapat membentuk sebuah media promosi yang lebih menarik dan informatif mengenai target audience. Berikut skema alur tahapan produksi perancangan:
Skema 1. Perancangan Media Promosi Rumah Batik Palbatu
• mencari dan mengambil data (Foto dan data primer lainnya)
Riset
• Brainstorming (pemilihan media, warna, ornamen, font dan foto yang sesuai)
Strategi
• Mengolah data (digitalisasi ornamen topeng, kembang api dan floral menggunakan ilustrator), mengolah data primer (membuat kalimat dan men-DI foto)
• sketsa layout dan membuat bentuk dummy brosur
• mencari referensi lay out brosur, katalog, banner, dan x-banner (penentuan bahan media dan ukurannya)
Visual
• Digitalisasi Brosur (penyusunan lay out dan memasukan elemen foto, ornamen dsb)
• Digitalisasi banner dan x-banner (pembuatan merchandise)
• Pra-cetak (testprint)
• Produksi karya sesuai jumlah dan ukuran yang telah di tentukan
Produk
• Display karya Pameran
a) Riset
Gambar 13. kegiatan meriset lokasi rumah batik palbatu (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Proses di awali dengan meriset lokasi dan mencari data yang di butuhkan untuk penentuan konsep visual seperti ciri khas dari rumah batik palbatu, mengambil data berupa foto dan informasi dari foto tersebut untuk keperluan bahan brosur. Mencatat nama motif kain dan penjelasannya melalui wawancara dan meninjau langsung kain tersebut untuk keperluan dalam mengisi katalog. Penulis juga mengambil foto kain tersebut dengan kualitas gambar yang baik.
Selama tahap awal penulis meninjau dan terjun ke dalam kegiatan acara rumah batik palbatu.
b) Strategi
Skema 2: brainstorming konten brosur
Galeri Batik Rumah
Batik Palbatu
Produksi Kain Batik
Menjual dan Mendisplay Hasil Produksi Membuat
Kain Bermotif
Khas Palbatu
Sekolah Batik
-Membatik -Sedekah Batik
-Ngebatik sekampung -Palbatu Artfest
-Jakarta Batik Karnival
Skema 3: Brainstorming Media Promosi
Brainstorming atau mind maping dilakukan untuk menentukan bentuk media promosi dan konten yang terdapat di dalamnya selain itu juga untuk menetapkan ikon atau karakter sebagai ikon promosi.
Penentuan atau pembuatan tag line juga di lakukan penulis sebagai upaya menyelaraskan komunikasi visual dengan promosi. Setelah menentukan icon, foto dan font, kemudian di masukan ke dalam lay out yang sebelumnya telah di tentukan.
c) Visual
Promosi Cetak Media Promosi
informatif
Brosur Katalog Banner X-Banner
Bahan/ukuran
Bentuk
interaktif
Merchandise
Elemen
Gambar 14. dummy dan Mock Up brosur, katalog dan mug
Sebelum mengolahnya ke dalam software grafis penulis membuat thumbnails dan dummy yaitu sketsa lay out berbentuk digital.
Thumnails berguna untuk memperkirakan letak elemen-elemen lay out.
Gambar 15. Desain Katalog, mug dan brosur
Setelah membuat mock up penulis mendesain seluruh media promosi sesuai dengan hasil braindstorming yang di dapat, menggunakan ikon, font dan gambar yang telah di tentukan. Dalam hal ini seluruh desain mengacu pada brosur baik warna, font, ikon ataupun konten lain, hal tersebut di lakukan untuk menjaga konsistensi dari setiap media promosi.
d) Produk
Gambar 16. Desain akhir katalog, mug dan brosur
Untuk menghindari kesalahan cetak pada karya, penulis menggunakan mock-up atau dummy. Setelah membuat mock up dari hasil akhir rancangan, karya melalui tahap pra-cetak dimana karya di cetak hanya untuk mengetes warna, ukuran maupun kualitas gambar. Setelah melalui tahap tersebut, jika hasil cetak sesuai dengan karya yang di inginkan maka karya di cetak dalam jumlah banyak sesuai dengan jumlah yang telah di anggarkan.
e) Pameran
Gambar 17. Stand Pameran Rumah Batik Palbatu
Proses akhir karya yaitu karya di display di dalam pameran dimana target berada dengan display yang rapi sehingga dapat menarik pengunjung. Pada pameran yang di harapkan penulis, stand berukuran luas agar dapat memuat banner, mendisplay dan memasukan karya yang di buat oleh penulis. Pada pameran tersebut juga di berikan space kosong untuk melakukan kegiatan membatik bagi siapa saja pengunjung yang ingin mencoba untuk membatik. Di buat dengan konsep warna rumah betawi yang biasanya di dominasi hijau dan kuning sehingga di harapkan dapat langsung menimbulkan persepsi terhadap target bahwa rumah batik palbatu rumah batik di Jakarta yang menghasilkan kain batik khas betawi.
Terdapat beberapa hiasan penunjang seperti display kain yang di jual pengunjung dapat melihat langsung kain yang berada di katalog untuk memastikan kesesuaian detail kain dengan informasi yang ada di katalog.