• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Kelompok 9 Manajemen Keuangan Pendidikan

N/A
N/A
Dhia Syarafana

Academic year: 2022

Membagikan "Makalah Kelompok 9 Manajemen Keuangan Pendidikan"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN

“Konsep Implementasi Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Pada Sekolah”

Dosen Pengampu : Dr. Hj. Armida, M. Pd. I

Di Susun Oleh Kelompok 9 : 1. Dewi Rosmanita (203200176) 2. Nur Islamiah (203200206) 3. Ratiana (203200195)

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2022

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang masih memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Konsep Implementasi Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Pada Sekolah”. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya.

Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini serta pada penulis yang sangat berhati-hati dalam menyusun makalah ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah dan dipresentasikan dalam pembelajaran di kelas (Via Zoom atau WhatsApp). Dalam makalah ini akan dibahas mengenai implementasi manajemen keuangan, pembiayaan pendidikan, manajemen sarana dan prasarana, manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat (Husemas). Dalam pembuatan makalah ini berdasar pada berbagai referensi buku-buku maupun dari media elektronik mengenai Manajemen Komponen Sekolah.

Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini yang penuh dengan keterbatasan kekurangan. Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari pembaca guna peningkatan dan perbaikan pada pembuatan makalah mendatang.

(3)

DAFTAR ISI

COVER ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1

B. Tujuan ...2

C. Rumusan Masalah ...2

BAB II PEMBAHASAN A. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan...3

B. Manajemen Sarana dan Prasarana...5

C. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat...6

D. Manajemen Layanan Khusus...10

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan...11

DAFTAR PUSTAKA ...12

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah adalah sebuah aktifitas besar yang di dalamnya ada empat komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang dimaksud adalah Staf Tata laksana Administrasi, Staf Teknis Pendidikan yang didalamnya meliputi Kepala Sekolah dan Guru, Komite sekolah sebagai badan independent yang membantu terlaksananya operasional pendidikan, dan siswa sebagai peserta didik yang bisa di tempatkan sebagai konsumen dengan tingkat pelayanan yang harus memadai. Hubungan keempatnya harus saling berkaitan, karena keberlangsungan operasioal sekolah terbentuknya dari hubungan keempat komponen tersebut karena kebutuhan akan pendidikan demikian tinggi. Salah satu unsur yang penting dimiliki oleh suatu sekolah agar menjadi sekolah yang dapat mencetak anak didik yang baik adalah dari segi keuangan. Manajemen pembiayaan atau anggaran sekolah sangat penting hubungannya dalam pelaksanaan kegiatan sekolah.

Di dalam manajemen keuangan sekolah terdapat rangkaian aktivitas terdiri dari perencanaan program sekolah, perkiraan anggaran, dan pendapatan yang diperlukan dalam pelaksanaan program, pengesahan dan penggunaan anggaran sekolah. Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai tindakan pengurusan/

ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan , perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan. Sebagai suatu lembaga pendidikan perlu ditingkatkan dan disesuaikan denagan kebutuhan dan perkembangan pembangunan disegala bidang baik segi sarana dan prasarana Pendidikan, fasilitas kerja maupun kesejahtraan yang layak bagi seluruh tenaga Pendidik. Untuk memenuhi sasaran tersebut sangat diperlukan biaya yang cukup dan administrasi yang tertib.

Selain manajemen keuangan sekolah, ada beberapa unsur lagi dalam manajemen komponen sekolah yang akan dibahas dalam makalah ini diantaranya Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat dan Manajemen Layanan Khusus.

(5)

B. Tujuan

1. Untuk mempelajari Manajemen Keuangan dan Pembiayaan sekolah.

2. Untuk mempelajari Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.

3. Untuk mempelajari Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.

4. Untuk mempelajari Manajemen Layanan Khusus sekolah.

C. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Manajemen Keuangan dan Pembiayaan dan bagaimana pengelolaanya.

2. Apa yang dimaksud Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan dan bagaimana pengelolaannya.

3. Apa yang dimaksud Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat dan bagaimana pengelolaanya.

4. Apa yang dimaksud Manajemen Layanan Khusus dan bagaimana pengelolaanya.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan

Dalam suatu lembaga pendidikan, biaya pendidikan merupakan salah satu komponen dalam sistem pendidikan yang tidak dapat ditinggalkan. Dalam kondisi sangat darurat, mungkin pendidikan masih dapat berlangsung tanpa adanya biaya. Akan tetapi setiap usaha meningkatkan kualitas pendidikan selalu mempunyai konsekuensi keuangan dan pembiayaan. Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efisiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi manajemen berbasis sekolah, yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah.

Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponene keuangan dan pembiayaan merupakan komponen produksi yang menentukan dan menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses pembelajaran di sekolah bersama dengan komponen lain. Atau dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan di sekolah memerlukan biaya. Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola dengan sebaik-baiknya, agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah.

Hal ini penting, terutama dalam rangka MBS yang memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan keperluan masing-masing sekolah karena pada umumya dunia pendidikan selalu dihadapkan pada masalah keterbatasan dana, apalagi dalam kondisi krisis seperti saat ini.

Sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah (Mulyasa, 2003), secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga sumber :

(7)

1. Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah maupun keduanya bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan.

2. Orang tua atau peserta didik (siswa).

3. Masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab XIII pasal 46 dinyatakan bahwa “pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah. Daerah dan masyarakat”. Adapun dimensi pengeluaran meliputi biaya rutin dan biaya pembangunan.

Biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan dari tahun ke tahun, seperti gaji pegawai (guru maupun non guru), serta biaya operasional, biaya pemeliharaan gedung, fasilitas dan alat-alat pengajaran (barang-barang habis pakai). Biaya pembangunan, misalnya biaya pembelian atau pengembangan tanah, pembangunan gedung, perbaikan atau rehab gedung, penambahan furnitur, serta biaya atau pengeluaran lain untuk barang-barang tidak habis pakai. Dalam rangka implementasi MBS, manajemen komponene keuangan harus dilaksanakan dengan baik dan teliti mulai tahap penyusunan anggaran, penggunaan, sampai pengawasan dan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar semua dana sekolah benar-benar dimanfaatkan secara efisien dan efektif, tidak ada kebocoran-kebocoran, serta bebas dari penyakit korupsi, kolusi dan nepotisme.

Tugas manajemen keuangan dapat dibagi tiga fase (Mulyasa, 2003) yaitu financial planning, implementation and evaluation. Jones (Mulyasa, 2003) mengemukakan perencanaan finansial yang disebut budgeting, merupakan kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa menyebabkan efek samping yang merugikan.

Implemetation involves accounting (pelaksanaan anggaran) ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian jika diperlukan. Evaluation involves merupakan proses evaluasi terhadap pencapaian sasaran. Komponen utama manajemen keuangan meliputi :

1. Prosedur anggaran

2. Prosedur akuntansi keuangan

3. Pembelanjaan, pergudangan dan prosedur pendistribusian

(8)

4. Prosedur investasi 5. Prosedur pemerikasaan.

Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan ini menganut asas pemisahan tugas antara fungsi otorisator, ordonator dan bendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang melalukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan peneriamaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban.

Kepala sekolah sebagai manajer berfungsi sebagai otorisator dan dilimpahi fungsi sebagai ordonator untuk memerintahkan pembayaran. Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan kedalam.

Bendaharawan selain mempunyai fungsi-fungsi bendaharawan, juga dilimpahi fungsi untuk menguji hak atas pembayaran.

B. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara lanngsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seerti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses belajar mengajar seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sekaligus sebagai lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan, inventarisasi serta penghapusan dan penataan. Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah, sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik

(9)

bagi guru maupun murid yang berda di sekolah. Selain itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan pengajar maupun siswa sebagai peserta didik.

C. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Hubungan sekolah dan masyarakat didefinisikan sebagai proses komunikasi antara sekolah masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan karya pendidikan serta pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat dalam usaha memajukan sekolah. Sekolah dan masyarakat mempunyai hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah secara efisien dan efektif. Sebaliknya sekolah juga harus menunjang pencapaian tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan pendidikan. Oleh karena itu, sekolah berkewajiban untuk memberi penerangan tentang tujuan-tujuan, program- program, kebutuhan, serta keadaan masyarakat. Sebaliknya sekolah juga harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan, dan tuntutan masyarakat.

Hubungan harmonis antara sekolah dan masyarakat ini semakin dirasakan pentingnya pada masyarakat yang telah menyadari dan memahani pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Namun tidak berarti bahwa pada masyarakat yang masih kurang menyadari pentingnya pendidikan, hubungan kerja sama itu tidak perlu dibina.

Bahkan sekolah dituntut lebih aktif dan kreatif untuk menciptakan hubungan kerja sama yang lebih harmonis. Kepala sekolah yang baik merupakan salah satu kunci untuk bisa menciptakan hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat secara efektif karena harus menaruh perhatian tentang apa yang dipikirkan orang tua tentang sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk senatiasa berusaha membina hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efisien dan efektif.

(10)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun yang dapat disimpulkan dari pembahasan ini adalah sebagai berikut :

1. Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efisiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi manajemen berbasis sekolah, yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah.

2. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan, inventarisasi serta penghapusan dan penataan.

3. Hubungan sekolah dan masyarakat didefinisikan sebagai proses komunikasi antara sekolah masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan karya pendidikan serta pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat dalam usaha memajukan sekolah.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Remaja Rosdakarya.

http://ostabi.blogspot.com/2012/03/21/ manajemen-hubungan-sekolah- dengan - masyarakat.html

Hakim, Muhammad Nur. "Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Mewujudkan Sekolah Islam Unggulan." Nidhomul Haq: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 1.2 (2016): 104-114.

Firdianti, Arinda. Implementasi manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Gre Publishing, 2018.

Tarigan, Usman, and Murbanto Sinaga. "Implementasi Manajemen Keuangan

Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Sibolga)." (2010).

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

diperlukan untuk menunjang proses belajar mengajar secara tidak langsung. Sarana dan prasarana laboratorium busana merupakan alat atau fasilitas yang. terdapat di laboratorium

Untuk menunjang proses belajar di sekolah diperlukan wadah, fasilitas, sarana dan prasarana yang mendukung jalannya kegiatan belajar mengajar termasuk akses. Akses atau

Mulyasa (2014: 49) juga menambahkan pemahaman mengenai prasarana pendidikan yang merupakan fasilitas yang yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan

Prasarana pendidikan merupakan struktur pendukung tidak langsung bagi proses pendidikan, seperti pekarangan, lapangan, kebun dan sebagainya (Fatmawati et al., 2019).

Cirri-ciri interaksi eduktif guru dengan siswa adalah: Interaksi belajar- mengajar, ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncana, didesain untuk mencapai tujuan yang

dan prasarana pendidikan adalah semua benda bergerak dan tidak bergerak yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, baik secara langsung maupun

b) Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar

Jika sarana dan prasarana ini dapat dimanfaatkan secara langsung untuk melakukan sebuah proses belajar- mengajar seperti taman sekolah, halaman sekolah menjadi lapangan olahraga, maka