• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PERANAN PONDOK PESANTREN MANBA UL ULUM TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA SILEBU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV PERANAN PONDOK PESANTREN MANBA UL ULUM TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA SILEBU"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PERANAN PONDOK PESANTREN MANBA’UL’ULUM TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA SILEBU

Pondok pesantren Manba‟ul‟Ulum Silebu yang dirintis dan dibina oleh K.H Alimuddin Manshur sejak tahun 1973 di desa Silebu bertujuan membentuk generasi Islami yang menganut faham Ahlussunah Waljama‟ ah dan menganut salah satu dari empat madzhab serta mengusai ilmu pengetahuan dan teknologi. Keberadaan pondok pesantren dan masyarakat merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling rnempengaruhi.

Sebagian besar pesantren berkembang karena dukungan masyarakat.

Munculnya atau berdirinya pondok pesantren merupakan inisiatif masyarakat baik secara individual maupun kolektif, demikian pula perubahan sosial dalam masyarakat merupakan dinamika kegiatan pondok pesantren tersebut dalam kegiatan pendidikan pengajaran dan kemasyarakatan1.

Berdasarkan kondisi pesantren, maka pesantren menjadi cerminan pemikiran masyarakat dalam mendidik dan melakukan perubahan sosial terhadap masyarakat. Dampak yang jelas adalah terjadinya perubahan orientasi kegiatan pesantren sesuai dengan perkembangan masyarakat.

Pondok pesantren Manba‟ul‟Ulum sebagai lembaga pendidikan Islam yang mengalami perkembangan bentuk sesuai dengan perubahan zaman kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tetapi perubahan tersebut bukan berarti sebagai pondok pesantren yang hilang kekhasannya. Secara faktual ada beberapa tipe pondok pesantren yang berkembang dalam masyarakat yaitu pondok pesantren tradisional, pondok pesantren modern dan pondok pesantren komprehensif2.

Kegiatan sistem pondok pesantren yang dilakukan oleh pondok pesantren Manba‟ul‟Ulum bermuara pada suatu sasaran utama yaitu perubahan baik individual maupun kolektif. Oleh karena itu pondok pesantren dapat dikatakan sebagai agen perubahan artinya pesantren sebagai lembaga

1 Ahmad Arifi. Op.Cit. Hal 32

2 Nurcholis Majid. Op.Cit Hal 54

46

(2)

pendidikan agama mampu melakukan perubahan terhadap masyarakat.

Perubahan tersebut berupa pemahaman (persepsi) agama, ilmu serta teknologi serta membekali masyarakat kearah kemampuan masyarakat siap pakai3.

Pondok pesantren Manba‟ul‟Ulum yang tumbuh dan berkembang sebagai lembaga pendidikan Islam mempunyai peranan untuk memajukan dan mencerdaskan masyarakat dalam masa pembangunan. Untuk itu pondok pesantren harus bersifat terbuka terhadap pembaharuan demi untuk perbaikan mutu pondok pesantren yang dipimpinnya. Hal ini terlihat dari tindakan yang dilakukan oleh K.H Alimuddin Manshur, antara lain membina hubungan dengan lembaga-lembaga lain, dengan teman sejawat, dengan masyarakat untuk menerima saran dan kritik4.

Nama pondok pesantren Manba‟ul‟Ulum yang semakin terkenal membuat masyarakat banyak yang memasukkan anaknya ke pondok pesantren tersebut. Masyarakat dapat merasakan kehidupan beragama sebagai anggota masyarakat. Dari kegiatan ceramah atau dakwah dan fatwa oleh para kyai atau ulama masyarakat menjadi sadar akan pentingnya beragama, semangat bekerja, memperbaiki kehidupan, bersatu bergotong royong agar mendapat berkah dan ridho dari Allah SWT.

Demikian pula pondok pesantren Manba‟ul‟Ulum sebagai media pembaharuan mempunyai peranan dalam berbagai bidang yaitu:

A. Peranan dalam Bidang Agama atau Lembaga Da’wah

Sejak kehadirannya sebagai institusi keagamaan di daerah pedesaan, pesantren mendedikasikan pengabdiannya kepada masyarakat pedesaan secara sederhana. Pengabdian tersebut diwujudkan dalam bentuk pelayanan yang bersifat keagamaan kepada masyarakat. Kehadiran pesantren pada awalnya menjadi tempat sosialisasi anak-anak dan remaja, sekaligus tempat belajar

3Hasan “peran pesantren dalam pembangunan masyarakat”

http//hasanhusen.blogspot.com/2013/09/pesantren_dalam_masyarakat .html. (diunduh sabtu , 6 Agustus 2016. Pukul 20.40 WIB).

4 wawancara dengan K.H M. Hafir Idrispengasuh pondok pesantren Manba‟ul‟ulum pada tanggal 30 Mei 2016

(3)

agama. Pesantren berikhtiar meletakkan visi dan kiprahnya dalam kerangka pengabdian sosial, yang pada mulanya ditekankan kepada pembentukan moral keagamaan. Pada perkembangannya peran pesantren dikembangkan kepada upaya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang diwujudkan melalui peranan dalam bidang keagamaan terutama sebagai lembaga dakwah dalam masyarakat5.

Lembaga da‟wah disini dari segi kegiatan dalam memberikan pelayanan untuk masyarakat disekitar pondok pesantren. Bertujuan untuk menegakan kalimat Allah dalam pengertian peyebaran agama Islam agar pemeluknya memahami Islam secara benar. Kegiatan da‟wah yang dikembangkan oleh pondok pesantren Manba‟ul‟Ulum antara lain meliputi:

1. Pengajian yang diadakan tiap RT yang ada di desa Silebu dan diikuti semua warganya dan waktu kegiatan tersebut sesuai dengan hasil kesepakan semua warga.

2. Pengajian ibu-ibu muslimat NU diadakan setiap seminggu sekali dan diikuti semua warga NU yang ada di desa Silebu dan yang dibahas dalam pengajian tersebut tentang rukun islam, rukun iman dan pengajian Al Qur‟an.

3. pengajian untuk para alumni dan remaja yang diadakan sebulan sekali dan dalam pengajian tersebut antara lain mekaji tetang hukum nikah, apa itu zina dan kegiatan tersebut dilakukan alumni dan remaja yang ada di desa Silebu.

4. Pengajian ba‟da jum‟at yang dikuti oleh semua santri laki-laki dan masyarakat yang ada di lingkungan pondok pesantren Manba‟ul‟Ulum yag dikaji mengenai yang ada kaitannya tentang agama Islam secara khusus6.

Masyarakat yang dulunya tidak mengenal pengajian dan sekarang sudah dilaksanaka pengajian rutin tiap desa walaupun itu sebulan sekali dan sudah jadi agenda tetap masyarakat desa Silebu seperti Majelis Ta‟lim atau pengajian yang bersifat pendidikan kepada umum Majelis Ta‟lim tersebut menjadi sarana da‟wah dan tabligh yang Islami coraknya yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat Islam sesuai

5Nawari. 2006. Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Desa Oleh Pesantren. Depok: Tesis. Hal 4

6 Wawancara dengan K Hajjin Mabrur, M.Si putra ke 4 K.H Alimuddin Mansyur pada tanggal 3 Mei 2016

(4)

tuntutan ajaran agama7.

Untuk pembinaan mental spiritual masyarakat dalam bidang kemasyarakatan dan da‟wah K.H Alimuddin Manshur terpanggil untuk terjun di tengah-tengah masyarakat dalam rangka amal ma’ruf nahi mungkar (mengajak berbuat yang baik dan mencegah yang mungkar).

B. Peranan dalam Bidang Pendidikan

Pendidikan dalam sebuah pesantren bertujuan untuk mempersiapkan pimpinan-pimpinan akhlaq dan keagamaan. Diharapkan bahwa para santri akan pulang ke masyarakat mereka sendiri untuk menjadi pimpinan yang tidak resmi dari masyarakatnya8.

Pendidikan di pesantren memfokuskan materi pelajaran lebih pada rujukan kitab kuning yang meningkat dari kitab kuning yang uraiannya sangat sederhana sampai yang kompleks. Setiap penguasaan kitab rujukan berlangsung pada waktu yang tidak ditentukan, tergantung kesiapan pengajar dan kemampuan santri, bisa satu kali atau bahkan berkali-kali baru mampu memahami makna kitab yang dikajinya. Ini terkait latar belakang santri sehingga usia santri tidak menjadi ukuran dalam tingkat satuan pendidikan di pesantren.

Menurut Iskandar Wiryokusumo, kurikulum adalah “Program pendidikan yang disediakan sekolah untuk siswa” Sementara itu, menurut S.

Nasution, kurikulum adalah “Suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggung-jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya”.

Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa kurikulum pada dasarnya merupakan seperangkat perencanaan dan media untuk mengantarkan lembaga pendidikan untuk mewujudkan lembaga pendidikan yang diidamkan. Pesantren dalam kelembagaannya, mulai mengembangkan diri dengan jenis dan corak pendidikannya yang bermacam-macam. Pada pondok pesantren

7 H.M.Arifin, Kempita Pendidikan (Islam dan Umum), Jakarta: Bumi Aksara.

1995.Hal 130

8Agama RI, Departemen. Pola Pembelajaran Di Pesantren . Jakarta: Departemen Agama RI, 2001.

(5)

Manba‟ul‟ulum, di dalamnya telah berkembang madrasah, sekolah umum, yang dalam proses pencapaian tujuan institusional selalu menggunakan kurikulum. Tetapi, pesantren Manba‟ul‟ulum yang berpola salafi (tradisional), mungkin kurikulum belum dirumuskan secara baik.

Dalam pendidikan, pondok pesantren masuk dalam sistem pendidikan yang perlu diperhitungkan khususnya dalam mempelajari ilmu agama, dan juga tidak ketinggalan dalam pengetahuan umumnya. Selain itu, berbagai kegiatan non formal pun di dalam pondok pesantren dapat diikuti para santri untuk mengasah bakat mereka. Disisi lain, pondok pesantren juga mulai menampakkan keberadaannya sebagai lembaga pendidikan Islam yang mumpuni, dimana didalamnya didirikan sekolah baik formal maupun non formal9.

Peran pondok pesantren Manba‟ul‟Ulum dalam bidang pendidikan untuk masyarakat Silebu dan sekitarnya adalah dengan memberikan sarana pendidikan atau meyediakan pendidikan baik pendidikan di pondok pesantren maupun pendidikan formal.

Sedangkan pendidikan formal pondok pesantren Manba‟ul‟ulum meliputi:

1. Madrasah Ibtidaiyah Manba‟ul‟Ulum tahun berdiri 1970 dengan status diakui. MI Manba‟ul‟Ulum pada awal pendiriannya bernama MI Al Ma‟arif yang didirikan oleh K.H Athoillah yaitu kakak kedua K.H Alimuddin Manshur. Karena pada masa itu MI Al Ma‟arif tidak ada perkembangan dan tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah setempat maka MI Al Ma‟arif di kelola oleh K.H Alimuddin Manshur dan dirubah namanya menjadi MI Manba‟ul‟Ulum dan ketika MI Al Ma‟arif ini diganti menjadi MI Manba‟ul‟Ulum, mengalami perkembangan yang pesat dan mulai mendapat bantuan dari pemerintah setempat dengan keluarnya surat keputusan dari Kementerian Agama kantor wilayah Jawa Barat tentang ijin pendirian Madrasah Ibtidaiyah Manba‟ul‟Ulum diakui dan diberi wewenang

9 HM. Sulthon Masyhud. Op.Cit Hal 34

(6)

untuk menyelenggarakan proses pembelajaran secara mandiri10.

Visi dan misi Madrasah Ibtidaiyah Manba‟ul‟Ulum adalah sebagai berikut : VISI : Mempersiapkan Madrasah Sebagai Sarana Pendidikan Berkualitas Sedangka Misi Madrasah Ibtidaiyah Manba‟ul‟Ulum adalah :

a) Mewujudkan madrasah yang propesional

b) Menyelenggarakan kegiatan belajar yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan sumber daya yang ada

c) Membangun system pendidikan yang terpadu antara ilmu dan amal d) Menciptakan tenaga pendidikan yang professional dan islami

2. Madrasah Tsanawiyah Manba‟ul‟Ulum tahun berdiri 1980 dengan setatus diakui. Awal pendiriannya Madrasah Tsanawiyah Manba‟ul‟ulum pada tahun 1980 dilatar belakangi oleh keinginan K.H Alimuddin Manshur agar santrinya tidak hanya mempelajari ilmu agama saja tetapi ilmu umum pun harus dipelajari salah satu cara agar santri bisa belajar ilmu umum adalah dengan bersekolah. Selain melihat para santrinya beliau juga melihat masyarakat desa silebu banyak anak-anaknya yang keluar dari Sekolah Dasar tidak melanjutkan kejenjang pendidiakan yang selanjutnya, dikarenakan faktor ekonomi masyarakat desa Silebu relatif rendah dan juga jauhnya jarak Sekolah Tingkat Pertama (SMP) dari desa Silebu sehingga mereka tidak mampu untuk membiayai anak-anaknya bersekolah ke Sekolah Tingkat Pertam (SMP) maka K.H Alimuddin Manshur berinisiatif untuk mendirikan Madrasah Tsanawiyah Manba‟ul‟ulum11.

Madrasah Tsanawiyah Manba‟ul‟Ulum memilki visi dan misi yaitu dengan menngambil kata AIR BAROKAH:

Visi Madrasah Tsawiyah Manba‟ul‟ulum Agamis

Indah

Raih prestasi.

10 Wawancara dengan kepala Madrasah Ibtidaiyah Manba‟ul‟ulum Silebu Drs. H.

Iskandar 27 Mei 2016

11 Hasil wawancara dengan kepala Madrsah Tsanawiyah Manaba‟ul‟Ulum bapak Drs. Iyus Yusuf, MA pada tanggal 26 Mei 2016

(7)

Sedangkan Misi Madrasah Tsawiyah Manba‟ul‟ulum adalah sebagai berikut:

Bekerjasama secara menyeluruh

Antusias terhadap kemajuan global (IPTEK) Rencanakan segala kegiatan secara matang Obrolan senantiasa membawa kemaslahatan Kokoh dalam pendirian

Amalkan ilmu mulai dari kecil

Hidup dimanapun senantiasa ingat Allah

Dengan visi misi tersebut diharapakan siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Manba‟ul‟ulum dapat menjadi manusia yang berguna dalam kehidupannya dan dalam kehidupannya penuh dengan barokah dan ridho Allah SWT.

3. Sekolah Menengah Atas Manba‟ul‟ulum tahun berdiri 1997 dengan status diakui. Sejak berdiri tahun 1997 SMA Manba‟ul„Ulum telah mengadakan pembenahan dan peningkatan baik kualitas maupun kuantitas di segala bidang, selain untuk membentuk strategi dalam menyikapi perkembangan zaman yang senantiasa berubah dan membawa implikasi baik langsung maupun tidak terhadap proses pendidikan. SMA Manba‟ul„Ulum juga memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas keimanan dan akhlaqul karimah yaitu melalui penambahan mata pelajaran akidah, akhlaq, Al-qur‟an dan praktek ibadah yang dimasukkan dalam mata pelajaran khusus, selain peningkatan kualitas kimanan dan akhlakul karimah, siswa-siswi SMA Manba‟ul „Ulum pun dibekali dengan keterampilan elektronik, komputer , tata busana dan pertukangan dengan harapan SMA Manba‟ul „Ulum dapat memberikan nilai tambah terhadap siswanya dibanding dengan sekolah umum Lainnya12.

SMA Manba‟ul‟ulum mempunyai visi dan misi serta strategi dengan mengambil kata “SANTRI MBU CERDAS”

12 Hasil wawancara dengan kepala SMA Manba‟ul‟Ulum bapak Umar, S.Ag pada tanggal 27 Mei 2016

(8)

VISI SMA MANBA’UL’ULUM a) Selamat hatinya dari perbuatan tercela.

b) Adanya kesamaan antara hati, kata dan prilaku.

c) Nampak dalam pribadinya perangai suri tauladan yang baik.

d) Taat dan patuh pada hukum-hukum yang berlaku.

e) Ramah terhadap sesama.

f) Iman yang kuat dilandasi dengan ilmu dan amal yang ikhlas.

MISI SMA MANBA’UL’ULUM

a) Mampu hidup mandiri dengan bekal yang dimiliki.

b) Bekerja keras sesuai dengan bekal dan kemampuan masing-masing.

c) Usahanya hanya mencari ridho Allah SWT.

STRATEGI SMA MANBA’UL’ULUM Cinta akan perbuatan yang baik.

Empati terhadap orang lain.

Rasa memiliki terhadap almamaternya tinggi.

Dimana saja hidupnya bermanfaat bagi orang lain.

Antusias terhadap segala inovasi baru.

Selalu berdo‟a sebelum dan setelah melakukan pekerjaan.

Dengan visi, misi dan strategi tersebut diharapakan siswa-siswi SMA Manba‟ul‟ulum menjadi manusia yang cerdas, berbudi luhur dan dimana pun ia berada dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain dan selalu menjunjung nilai-nilai agama islam dalam kehidupannya

Segala kegiatan dan kiprahnya pondok pesantren Manba‟ul‟Ulum telah berhasil menerapkan sistem pendidikan formal dan kurikulum modern dalam proses belajar mengajar dipondok pesantren ini. Sehingga pondok pesantren ini mempunyai peranan besar dalam menunjang program pemerintah dalam bidang pendidikan. Dengan dibukanya program pendidikan formal pondok pesantren Manba‟ul‟Ulum semakin berkembang menjadi besar, ini terlihat dari jumlah santri atau siswa yang masuk ke pondok pesantren maupun Madrasah

(9)

yang ada di pondok pesantren Manba‟ul‟Ulum13.

Pondok pesantren Manba‟ul‟Ulum sebagai sebuah wadah kelembagaan yang berkecimpung di bidang pendidikan sejak awal berdirinya nampak sekali adanya perkembangan kearah modern dan siap menghadapi tantangan dan perubahan sosial kearah kemajuan yang tidak terelakan. Hal ini dapat dilihat alumni-alumnni pondok pesantren Manba‟ul‟Ulum dapat melanjutkan studinya keperguruan-perguruan yang lebih tinggi seperti, UNIKU, IAIN, UIN dan lain- lain. Sedang bagi yang tidak meneruskan kependidikan yang lebih tinggi alumni-alumni pondok pesantren Manba‟ul‟Ulum banyak yang terjun ke masyarakat menjadi penggerak keagamaan14.

Pendidikan pesantren didasari, digerakkan dan diarahkan oleh nilai- nilai kehidupan yang bersumber pada ajaran islam. Ajaran dasar ini berkelindan dengan struktur sosial atau realitas sosial yang dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari15. Dengan demikian maka pendidikan pesantren didasarkan atas dialog yang terus menerus antara kepercayaan terhadap ajaran dasar agama yang diyakini memiliki nilai kebenaran mutlak dan realitas sosial

yang memiliki nilai kebenaran relatif16. Keberhasilan para lulusan pondok pesantren Manba‟ul‟Ulum

mendorong masyarakat sekitar desa Silebu untuk terus mendukung keberadaan pondok pesantren Manba‟ul‟Ulum dengan cara memberi motivasi demi kemajuan pondok pesantren Manba‟ul‟Ulum Silebu dan memasukan anak- anaknya ke pesantren, madrasah maupun sekolah pondok pesantren manba‟ul‟Ulum sehingga status pendidikan masyarakat desa Silebu menjadi lebih baik17.

C. Peranan dalam Bidang Sosial Budaya.

Salah satu sector penting dalam pembangunan sosial yang

13 Wawancara dengan pengasuh pondok pesantren Manba‟ul‟ulum K.H M. Hafir Idris pada tanggal 30 Mei 2016

14 Ibid

15 Ahmad Arifi. Op.cit Hal 46

16 Mastuhu,Loc.cit. Hal 26

17 K.H M. Hafir Idris. Op.Cit

(10)

mendapatkan perhatian serius hampir dalam setiap pelaksanaan pembangunan adalah aspek pendidikan. Bidang pendidikan itu sendiri telah menjadi pilar utama penyangga keberhasilan pelaksaan pembangunan sosial. Hampir bisa dipastikan, bagi suatu daerah yang masyarakatnya memiliki tingkat pendidikan yang tinggi cenderung memiliki tingkat keberhasilan pembangunan yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan daerah yang rata-rata tingkat pendidikan masyarakatnya relative rendah.

Pendidirian lembaga pendidikan pesantren yang menjadi ciri khas gerakan transformasi sosial keagamaan para ulama menandakan peran penting mereka dalam pembangunan sosial secara umum melalui media pendidikan.

Muculnya, tokoh-tokoh informal berbasis pesantren yang sangat berperan besar dalam menggerakkan dinamika kehidupan sosial masyarakat desa. Misalnya, tidak bisa dilepaskan dari jasa dan peran besar kyai atau ulama. Demikian pula, laihrnya pendidikan modern yang cukup pesat dewasa ini secara geneologis tidak bisa dilepaskan pula dari akarnya yakni pendidikan pesantren18.

Terkait dengan peranana pondok pesantren Manba‟ul‟Ulum dibidang sosial. K.H Alimuddin Manshur yang selama ini menjadi figur masyarakat desa Silebu sangat peduli dengan lingkungan sosial masyarakat di sekitarnya. Beliau biasanya memiliki kometmen tersendiri untuk turut melakukan gerakan transformasi sosial melaui pendekatan keagamaan. Pada esensinya, dakwah yang dilakukan beliau adalah sebagai medium transformasi sosial keagamaan bagi masyarakat desa Silebu19.

Peranan pondok pesantren sebagai lembaga sosial menunjukkan keterlibatan pesantren dalam menangani masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat. Masalah-masalah sosial yang dimaksud disini adalah aspek kehidupan dunia berupa bimbingan rohani yang merupakan jasa besar pesantren terhadap masyarakat. kegiatan sosial dilakukan melalui:

1. Kegiatan bakti sosial yang dilakukan para santri di lingkungan sekitar pondok setiap Juma‟at kliwon dengan melakukan bersih-bersih lingkungan bersama warga sekitar pondok pesantren.

18 Ahmad Arifi. Op.cit Hal 50

19 Wawancara K.H HafirIdris.Op.Cit

(11)

2. Haul dan Khataman Qur‟an yang dilakukan pada acara haul K.H Mansyur20 setiap tanggal 13 sampai 16 Rajab yang bertempat di makbaroh K.H Mansyur dengan melibatkan seluruh santri Manba‟ul‟Ulum dan masyarakat desa Silebu.

3. Pengajian umum dalam rangka peringatan Maulid Nabi21

D. Peranan dalam Bidang Ekonomi

Masyarakat desa Silebu yang rata-rata berprofesi petani sebagai mata pencahariannya, namun mereka tidak bisa berbuat banyak untuk mengembangkan pertaniaanya padahal desa Silebu mempunyai lahan pertanian yang luas lahan pertanian ini sendiri merupakan potensi tersendiri untuk menaikan tarap perekonomian warga. Hal ini dikarenakan masyarakat desa Silebu masih menggunakan system pertanian yang belum tertata secara sistematis, juga mereka masih minim pengetahuan mengenai bidang pertanian sehingga masyarakat tidak ada upaya untuk meningkatkan hasil pertaniannya melainkan hanya mengandalkan penghasilan atau pendapatan yang sudah ada.

Kesulitan modal dan pendistribusian menjadi masalah utama sejak lama22. Dengan melihat kondisi perekonomian masyakakat desa Silebu dalam bidang pertanian membuat pondok pesantren Manba‟ul‟Ulum terpanggil untuk memperluas dakwahnya maka salah satu cara pondok pesantren manba‟ul‟Ulum adalah dengan melakukan kerjasama dengan masyarakat sekitar, dalam hal ini pesantren mencanangakan program-program pemberdayaan masyarakat yang dikaitkan dengan potensi perekonomian yang dimiliki masyarakat desa Silebu, dengan usaha tersebut diharapkan pondok

20 K.H Mansyur adalah ayahanda K.H Alimuddin Manshur beliau adalah termasuk salah satu ulama besar di Kuningan lebih khusus di desa Silebu . Beliau wafat pada tanggal 16 Rajab 1414 H

21 Wawancara dengan K.Hajjin Mabrur, Op.Cit

22 Wawancara dengan H. Cecep Sulaeman ketuan lumbung tani desa Silebu pada tanggal 30 Mei 2016

(12)

pesantren mampu membantu meringankan permasalahan warga desa Silebu dalam hal ini kaitanya dengan bidang pertanian sebagai mata pencaharian utama masyarakat dalam upaya meningkatkan pola perekonomian masyarakat desa Silebu.

Program pemberdayaan masayarakat yang dilakukan pondok pesantren Manba‟ul‟Ulum dalam bidang ekonomi adalah dengan memprakarsai pembentukan kelompok lumbung tani yang bertujuan sebagai wadah untuk pengorganisasian para petani di desa Silebu, supaya dalam proses menjalankan pertaniannya bisa berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik juga. Program yang dijalankan adalah menyuplai kebutuhan- kebutuhan para petani dan juga sebagai wadah guna pendistribusian maupun jual beli hasil pertanian23.

Dalam usaha mengorganisasikan para petani supaya tertata secara sistematis, maka lumbung tani membentuk kelompok-kelompok tani. Selain itu juga dengan adanya kegiatan kelompok lumbung tani ini memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pertanian, seperti pupuk, obat-obatan dan lainnya yang berkaitan dengan pertaniandengan harga yang layak dan sesuai dengan harga yang ada di pasaran. Dengan adanya lumbung tani desa Silebu ini masyarakat petani di desa Silebu merasa terbantu dan hasil pertaniannya pun mengalami perkembangan dari sebelumnya.

Peranan pondok pesantren Manba‟ul‟Ulum juga dalam mengembangkan masyarakat desa Silebu dalam bidang ekonomi adalah dengan mengadakan koperasi simpan pinjam Manba‟ul‟Ulum, koperasi ini bersifat subyektif dan membantu kepada masyarakat miskin dalam rangka memfasilitasi (memberikan modal usaha) agar mereka bisa meningkatkan perekonomian mereka, sehingga masyarakat desa Silebu menjadi sejahtera dalam kehidupannya24.

Selain memberikan modal koperasi Manba‟ul‟ulum juga memberikan layanan penyuluhan terkait dengan penggunaan modal yang akan diberikan. Karena untuk mengentaskan kemiskinan kita jangan memberi ikan terus menerus tetapi harus mmemberi kailnya, tetapi dengan memberi kailnya saja tidak cukup, karena

23 Ibid

24 Ibid. wawancara H.Cecep Sulaeman

(13)

mereka harus diberi tahu cara mengail yang baik, lahan yang baik dan bagaimana mereka dapat menggunakan kail itu untuk mendapatkan ikan. Berarti mereka tidak hanya cukup diberi modal tetapi mereka juga harus diberi penyuluhan dan keterampilan, Program pengembangan masyarakat ini dimaksudkan untuk menciptakan tenaga-tenaga pengembang masyarakat dengan kemampuan mengenalkan masyarakat pada kebutuhan kebutuhan mereka dan pada sumber- sumber daya yang ada untuk memenuhinya. sehingga dengan adanya kegiatan tersebut dapat memacu untuk meningkakan taraf hidup masyarakat desa Silebu untuk mencapai kehidupan ekonomi lebih baik25.

25 Hasil Wawancara dengan K.H M. Hafir Idris pengasuh pondok pesantren Manba‟ul‟Ulum pada tanggal 31 Mei 2016

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu juga, guru-guru di sekolah tadika dapat meningkatkan ilmu pengetahuan secara langsung daripada ibu bapa hasil interaksi antara mereka yang mempunyai pelbagai latar

Besar biaya investasi dihitung berdasarkan kebutuhan pembangunan SPAM di Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur yang terdiri dari pembangunan unit Intake, Unit IPA dan jaringan

Antara isu-isu utama yang sering dibincangkan tentang profesion psikologi sukan dan aktiviti fizikal adalah berkait dengan ---..

Tabel Permasalahan Petani dan Pemecahan Masalah No Permasalahan Petani Pemecahan Masalah 1 Kurangnya pengetahuan petani tentang manfaat limbah pertanian Petani

Oleh karena itu berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “ Metode Mengajar Guru dan Kepuasan Siswa dalam

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari hasil tes pretest dan posttest siswa serta

Data primer adalah data-data yang langsung diperoleh dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek

Dari pendasaran di atas, keyakinan atas apa yang terjadi pada karamah wali seperti misalnya pada Manaqib Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani atau pada cerita-cerita Sunan