• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI. dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI. dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keluarga 1. Definisi Keluarga

Menurut Departemen Kesehatan RI (1988) yang dikutip oleh Effendy (1998), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Menurut friedman (1998), keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.

Menurut Bailon dan Maglaya (1989) yang dikutip oleh Effendy (1998), keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.

Berdasarkan ketiga pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Keluarga adalah unit terkecil yang terdiri dari dua orang atau lebih yang tinggal di satu tempat/ rumah, saling berinteraksi satu sama lain, mempunyai peran masing-masing dan mempertahankan suatu kebudayaan.

(2)

2. Struktur Keluarga

Menurut Friedman (1998) yang dikutip dalam Murwani (2007) struktur keluarga terdiri atas :

a. Pola dan proses komunikasi

1) Pola interaksi keluarga yang berfungsi :

a) bersifat terbuka dan jujur.

b) selalu menyelesaikan konflik keluarga.

c) berfikiran positif.

d) tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.

2) Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :

a) Karakteristik pengirim

Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat, apa yang disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta dan menerima umpan balik.

b) Karakteristik penerima

Siap mendengarkan, memberi umpan balik, dan melakukan validasi.

b. Struktur Peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status

(3)

adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain, sedangkan orang tua mereka entah kemana atau malah berdiam diri di rumah.

c. Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif.

Ada beberapa macam tipe kekuatan struktur kekuatan :

1) Legitimate power/kekuasaan/hak untuk mengontrol.

Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama bahwa dalam suatu keluarga satu orang mempunyai hak untuk mengontrol tingkah laku anggota keluarga yang lain.

2) Referent power/seseorang yang ditiru.

Kekuasan yang dimilikiorang-orang tertentu terhadap orang lain karena identifikasi positif terhadap mereka,seperti identifikasi positif seorang anak dengan orang tua (role mode).

3) Reward power/kekuasaan penghargaan

(4)

Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan diterima oleh seseorang dari orang yang mempunyai pengaruh karena kepatuhan seseorang. Seperti ketaatan anak terhadap orang tua.

4) Coercive power/kekuasan paksaan/dominasi

Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk menghukum dengan paksaan,ancaman, atau kekerasan bila mereka tidak mau taat.

5) Affective power/kekuasaan afektif kekuasaan yang diberikan melalui manipulasi dengan memberikan atau tidak memberikan afeksi atau kehangatan, cinta kasih misalnya hubungan seksual pasangan suami istri.

d. Nilai-nilai keluarga

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya.

Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

(5)

3. Tipe/Bentuk Keluarga

Menurut Effendy ( 1998 ) tipe dan bentuk keluarga diantaranya adalah : a. Keluarga Inti (Nuclear family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu

dan anak-anak.

b. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya, nenek, kakek, keponakan, sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.

c. Keluarga Berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari 1 kali dan merupakan satu keluarga inti.

d. Keluarga Duda/Janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.

e. Keluarga Berkomposisi (Composite), adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.

f. Keluarga Kabitas (Cahabitation), adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga

4. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (1986) yang dikutip oleh Murwani (2007) mengidentifikasi lima fungsi keluarga, sebagai berikut:

b. Fungsi Afektif

Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

(6)

afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.

Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah :

1) Saling mengasuh : cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain. Maka, kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung.

2) Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif akan tercapai.

3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru tingkah laku yang positif dari kedua orang tuanya.

(7)

Fungsi afektif merupakan “sumber energi” yang menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak dapat terpenuhi.

c. Fungsi Sosialisasi dan Penempatan Sosial

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial.

Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang ada di sekitarnya Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.

d. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.

(8)

e. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri, hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.

f. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakana tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.

Tugas kesehatan keluaraga adalah sebagai berikut : (Friedmann 1998)

1) Mengenal masalah kesehatan

Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah pada diabetes mellitus salah satu faktor penyebabnya adalah karena kurang pengetahuan tentang diabetes mellitus. Apabila keluarga tidak mampu

(9)

mengenal masalah diabetes mellitus,penyakit tersebut akan mengakibatkan komplikasi.

2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.

Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam melakukan tindakan disebabkan karena tidak memahami tentang sifat,berat,dan luasnya masalah yang dihadapi dan masalah tidak begitu menonjol. Penyakit diabetes mellitus yang tanpa penanganan akan mengakibatkan komplikasi.

3) Memberikan perawatan pada anggota yang sakit.

Ketidakmampuan dalam merawat anggota keluarga disebabkan karena tidak mengetahui keadaan penyakit,misalnya keluarga tidak mengetahui tentang pengertian, tanda dan gejala,penyebabnya dan pengelolaan pada diabetes mellitus.

4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.

Ketidaksanggupan keluarga dalam memelihara lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan. Ketidakmampuan ini disebabkan karena sumber-sumber dalam keluarga tidak mencukupi,diantaranya adalah biaya.

5) Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan masyarakat.

(10)

Hal ini sangat penting sekali untuk keluarga yang mempunyai masalah diabetes mellitus. Agar penderita dapat memeriksakan kesehatannya secara rutin.

5. Tugas Perkembangan Keluarga

Tugas perkembangan keluarga dengan usia remaja menurut Duvall dan Miller ( 1989 ) yang dikutip dalam Friedman ( 1998 ) adalah :

keluarga dengan Anak Remaja

Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.

Tugas-tugas perkembangan :

1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.

2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.

3) Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak.

6. Tugas Kesehatan Keluarga

Tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman (1998) yaitu:

(11)

a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.

d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kebpribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

f. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga- lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas- fasilitas kesehatan yang ada.

B. Konsep Tuberkulosis 1. Pengertian

Tuberkulosis pulmoner adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim paru, dengan agen infeksius utama Mycobacterium tuberculosis (Smeltzer & Bare, 2001).

Tuberculosis adalah penyakit langsung yang mengenai parenkim paru yang disebabkan oleh basil mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman yuberculosis mengenai paru tapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (Brunner & Suddarth, 2001).

(12)

Klasifikasi tuberculosis di Indonesia yang banyak dipakai berdasarkan kelainan klinis, radiologis dan mikrobiologis : (Suyono, et al, 2001)

a. Tuberkulosis paru b. Bekas tuberculosis paru

c. Tuberkulosis paru tersangka yang terbagi dalam :

d. TB paru tersangka yang diobati (sputum BTA negatif, tapi tanda-tanda lain positif)

e. TB paru tersangka yang tidak diobati (sputum BTA negatif dan tanda- tanda lain meragukan)

2. Anatomi dan Fisiologi

Gambar 1.1

Sumber http://isharmanto.blogspot.com/2009/11/system-respirasi-gambar.html

Saluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung, faring, laring, trachea, bronkus, dan bronkiolus. Hidung ; Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga hidung). Rongga

(13)

hidung dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan faring dan dengan selaput lendir sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Faring (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan eshopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang laring (laring-faringeal).

Laring (tenggorok) terletak didepan bagian terendah faring yang memisahkan dari columna vertebrata, berjalan dari faring sampai ketinggian vertebrata servikalis dan masuk kedalam trachea dibawahnya. Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat besama oleh ligamen dan membran.

Paru-paru terdapat dalam rongga toraks pada bagian kiri dan kanan.

Dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura visceral pleura. Di dalam rongga pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikai. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa setiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/ pertukaran gas.

Proses fisiologi pernapasan dimana oksigen dipindahkan dari udara ke dalam jaringan-jaringan, dan karbondioksida dikeluarkan ke udara ekspirasi dapat dibagi menjadi tiga stadium. Stadium pertama adalah ventilasi yaitu

(14)

tekanan yang terdapat antara atmosfer dan alveolus akibat kerja mekanik dan otot-otot. Stadium kedua, transportasi yang terdiri dari beberapa aspek yaitu (1) Difusi gas antara alveolus dan kapoler paru-paru (ekspirasi eksternal) antara darah sistemik dan sel-sel jaringan. (2) Distribusi darah dalam sirkulasi pulmonal dan penyesuaiannya dengan distribusi udara dalam alveolus. (3) Reaksi kimia dan fisik dari oksigen dan karbondioksida dengan darah respimi atau repirasi interna menipakkan stadium akhir dari repirasi, yaitu sel diman metabolik dioksida untuk mendapatkan energi, dan karbondioksida terbentuk sebagai sampah proses metabolisme sel dan dikeluarkan olh paru-paru. (4) transportasi, yaitu tahap kedua dari proses pernapasan mencakup proses difusi gas-gas melintasi membran alveolus kapiler yang tipis (tebalnya kurang dari 0,5 urn). Kekuatan mendorong untuk pemindahan ini adalah selisih tekanan persial antara darah dan fase gas. (5) perfusi, yaitu pemindahan gas secara efektif antara alveolus dan kapiler paru-paru membutuhkan distribusi merata dari udara dalam paru-paru dan perfusi (aliran darah) dalam kapiler dengan perkataan lain dengan ventilasi dan perfusi dari unit pulmonary harus sesuai pada organ normal dengan posisi tegak dan keadaan istirahat maka ventilasi dan perfusi hampir seimbang kecuali pada apeks paru-paru.

Secara garis besar bahwa paru-paru memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Terdapat permukaan gas-gas yaitu mengalirkan oksigen dari udara atmosfer ke darah vena dan mengeluarkan gas karbondioksida dari alveoli ke udara atmosfer

b. Menyaring bahan beracun dari sirkulasi

(15)

c. Resirvoir darah

d. Fungsi utamanya adalah pertuaran gas-gas 3. Etiologi

Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 – 4 µm dan tebal 0,3 – 0,6 µm dan digolongkan dalam basil tahan asam (BTA) (Suyono, et al 2001).

4. Patofisiologi

Individu rentan yang menghirup basil tuberculosis dan terinfeksi.

Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli untuk memperbanyak diri, basil juga dipindahkan melalui system limfe dan pembuluh darah ke area paru lain dan bagian tubuh lainnya.

Sistem imun tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi.

Fagosit menelan banyak bakteri, limfosit specific tuberculosis melisis basil dan jaringan normal, sehingga mengakibatkan penumpukkan eksudat dalam alveoli dan menyebabkan bronkopnemonia.

Massa jaringan paru/granuloma (gumpalan basil yang masih hidup dan yang sudah mati) dikelilingi makrofag membentuk dinding protektif.

Granuloma diubah menjadi massa jaringan fibrosa, yang bagian sentralnya disebut komplek Ghon. Bahan (bakteri dan makrofag) menjadi nekrotik, membentuk massa seperti keju. Massa ini dapat mengalami kalsifikasi, memebentuk skar kolagenosa. Bakteri menjadi dorman, tanpa perkembangan

(16)

penyakit aktif. Individu dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau respon inadekuat system imun, maupun karena infeksi ulang dan aktivasi bakteri dorman. Dalam kasus ini tuberkel ghon memecah, melepaskan bahan seperti keju ke bronki. Bakteri kemudian menyebar di udara, mengakibatkan mengakibatkan bronkopnemonia lebih lanjut (Smeltzer & Bare, 2001).

5. Pathways

Mycobacterium tuberculosis Airbone / inhalasi droplet

Saluran pernafasan Saluran pernafasan atas

Bakteri yang besar bertahan di bronkus

Peradangan bronkus Penumpukan sekret

Batuk Efektif Batuk Tidak efektif

Sekret keluar saat batuk

Batuk terus menerus

Terhisap orang sehat

Sekret sulit dikeluarkan Obstruksi Sesak nafas

Gangguan

Saluran pernafasan bawah Paru-paru

Alveolus Terjadi perdarahan Alveolus

mengalami konsolidasi dan eksudasi

Gangguan pertukaran gas

Penyebaran bakteri secara limfa hematogen

Keletihan Anoreksia

malaese mual muntah Demam

Peningkatan suhu tubuh

Perubahan nutrisi kurang

Intoleransi aktivitas 5. Pathways

(17)

Sumber : Sylvia A. Price and Lourraine.

6. Manifestasi Klinik

Gambaran klinis tuberculosis mungkin belum muncul pada infeksi awal dan mungkin tidak akan pernah timbul bila tidak terjadi infeksi aktif.bila timbul infeksi aktif klien biasanya memperlihatkan gejala :batuk purulen produktif disertai nyeri dada, demam (biasanya pagi hari), malaise, keringat malam, gejala flu, batuk darah, kelelahan, hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (Corwin, 2001).

7. Penatalaksanaan a. Pengobatan

Tujuan terpenting dari tata laksana pengobatan tuberkulosis adalah eradikasi cepat Mycobacterium tuberculosis, mencegah resistensi, dan mencegah terjadinya komplikasi.

Jenis dan dosis OAT :

1) Isoniazid (H)

Isoniazid (dikenal dengan INH) bersifat bakterisid, efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif, yaitu kuman yang sedang Resiko

penyebaran infeksi

Bersihan jalan nafas tidak

efektif

(18)

perifer, hepatitis rash, demam Bila terjadi ikterus, pengobatan dapat dikurangi dosisnya atau dihentikan sampai ikterus membaik. Efek samping ringan dapat berupa kesemutan, nyeri otot, gatal-gatal. Pada keadaan ini pemberian INH dapat diteruskan sesuai dosis.

2) Rifampisin (R)

Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dorman (persisten).

Efek samping rifampisin adalah hepatitis, mual, reaksi demam, trombositopenia. Rifampisin dapat menyebabkan warna merah atau jingga pada air seni dan keringat, dan itu harus diberitahukan pada keluarga atau penderita agar tidak menjadi cemas. Warna merah tersebut terjadi karena proses metabolisme obat dan tidak berbahaya.

3) Pirazinamid (P)

Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Efek samping pirazinamid adalah hiperurikemia, hepatitis, atralgia.

4) Streptomisin (S)

Bersifat bakterisid, efek samping dari streptomisin adalah nefrotoksik dan kerusakan nervus kranialis VIII yang berkaitan dengan keseimbangan dan pendengaran.

5) Ethambutol (E)

(19)

Bersifat bakteriostatik, ethambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa berkurangnya ketajaman penglihatan, buta warna merah dan hijau, maupun optic neuritis.

b. Pembedahan

Dilakukan jika pengobatan tidak berhasil, yaitu dengan mengangat jaringan paru yang rusak, tindakan ortopedi untuk memperbaiki kelainan tulang, bronkoskopi untuk mengangkat polip granulomatosa tuberculosis atau untuk reaksi bagian paru yang rusak.

c. Pencegahan

Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi basil tuberculosis, mempartahankan status kesehatan dengan asupan nutrisi adekuat, minum susu yang telah yang telah dilakukan pasteurisasi, isolasi jika pada analisa sputum terdapat bakteri hingga dilakukan pengobatan, pemberian imunisasi BCG untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi oleh basil tuberculosis virulen.

d. Pengawasan Menelan Obat (PMO)

Salah satu komponen DOST adalah pengobatan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung. Untuk menjamin keteraturan pengobatan diperlukan seorang PMO.

a) Persyaratan PMO

(20)

Seseorang yang dikenal, dipercaya, dan disetujui, baik oleh petugas kesehatan maupun pasien, selain itu harus disegani dan dihormati oleh pasien, seseorang yang tinggal dekat dengan pasien, bersedia membantu pasien dengan sukarela, bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama dengan pasien.

b) Siapa yang bisa menjadi PMO

Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan, misalnya Bidan di Desa, Perawat, Pekarya, Sanitarian, Juru Immunisasian, dan lain-lain. Bila tidak ada petugas kesehatan yang memungkinkan, PMO dapat berasal dari kader kesehatan, guru, anggota PPTI, PKK, atau tokoh masyarakat lainnya atau anggota keluarga.

c) Tugas seorang PMO

Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan, menberi dorngn kepada pasien agar mau berobat teratur, mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah ditentukan, memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasein TB yang mempunyai gejala-gejala mencurigakan TB untuk segera memeriksakan diri ke Unit Pelayanan Kesehatan.

(21)

d) Informasi penting yang harus dipahami PMO untuk disampaikan kepada pasien dan keluarga adalah:

TB disebabkan kuman bukan penyakit keturunan atau kutukan, TB dapat disembuhkan dengan berobat teratur, cara penularan TB, gejala- gejala yang mencurigakan dan cara pencegahannya, cara penberian pengobatan pasien (tahap intensif dan lanjutan), pentingnya pengawasan supaya pasien berobat secara teratur, kemungkinan terjadinya efek samping obat dan perlunya segera meminta pertolongan ke UPK ( Unit Pelayanan Kesehatan ).

8. Prioritas Keperawatan TB Paru

Mempertahankan oksigenasi adekuat, mempertahankan intake nutrisi yang adekuat mencegah penyebaran infeksi, mendukung perilaku mempertahankan kesehatan, meningkatkan strategi koping efektif, memberi informasi tentang proses penyakit/prognosis dan kebutuhan pengobatan.

9. Komplikasi

Penderita TB paru antara lain:

a. Pendarahan dari saluran pernafasan bagian bawah yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas.

b. Penyebaran infeksi ke organ lain

Misalnya : otak, jantung persendian, ginjal aslinya

(22)

10. Fokus Pengkajian Keperawatan

Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji adalah:

a. Aktivitas/istirahat:

Gejalanya adalah Kelelahan umum dan kelemahan, Dispnea saat kerja maupun istirahat, Kesulitan tidur pada malam hari atau demam pada malam hari, menggigil dan atau berkeringat, Mimpi buruk sedangkan Tandanya biasanya seperti Takikardia, takipnea/dispnea pada saat kerja, Kelelahan otot, nyeri, sesak (tahap lanjut)

b. Sirkulasi

Gejalanya biasanya Palpitasi sedangkan Tandanya adalah takikardia, disritmia, Adanya S3 dan S4, bunyi gallop (gagal jantung akibat effusi), Nadi apikal (PMI) berpindah oleh adanya penyimpangan mediastinal, Tanda Homman (bunyi rendah denyut jantung akibat adanya udara dalam mediatinum), TD: hipertensi/hipotensi, Distensi vena jugularis

c. Integritas ego:

Gejalanya adalah gejala-gejala stres yang berhubungan lamanya perjalanan penyakit, masalah keuangan, perasaan tidak berdaya/putus asa, menurunnya produktivitas. Sedangkan Tandanya adalah menyangkal (khususnya pada tahap dini), Ansietas, ketakutan, gelisah, iritabel, Perhatian menurun, perubahan mental (tahap lanjut)

(23)

d. Makanan dan cairan:

Gejalanya adalah kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan.

Sedangkan Tandanya adalah turgor kulit buruk, kering, bersisik, Kehilangan massa otot, kehilangan lemak subkutan

e. Nyeri dan Kenyamanan:

Gejalanya adalah nyeri dada meningkat karena pernapsan, batuk berulang, nyeri tajam/menusuk diperberat oleh napas dalam, mungkin menyebar ke bahu, leher atau abdomen. Sedangkan Tandanya adalah berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, gelisah.

f. Pernapasan:

Gejalanya adalah batuk (produktif atau tidak produktif), napas pendek, riwayat terpajan tuberkulosis dengan individu terinfeksi. Sedangkan Tandanya adalah peningkatan frekuensi pernapasan, peningkatan kerja napas, penggunaan otot aksesori pernapasan pada dada, leher, retraksi interkostal, ekspirasi abdominal kuat, pengembangan dada tidak simetris, perkusi pekak dan penurunan fremitus, pada pneumothorax perkusi hiperresonan di atas area yang telibat, bunyi napas menurun/tidak ada secara bilateral atau unilateral, bunyi napas tubuler atau pektoral di atas lesi, crackles di atas apeks paru selama inspirasi cepat setelah batuk pendek (crackels posttussive), karakteristik sputum hijau purulen, mukoid kuning atau bercak darah, deviasi trakeal

g. Keamanan:

(24)

Gejalanya adalah kondisi penurunan imunitas secara umum memudahkan infeksi sekunder. Sedangkan Tandanya adalah demam ringan atau demam akut.

h. Interaksi Sosial:

Gejalanya adalah perasaan terisolasi/penolakan karena penyakit menular, perubahan aktivitas sehari-hari karena perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran

i. Penyuluhan/pembelajaran:

Gejalanya adalah riwayat keluarga TB, ketidakmampuan umum/status kesehatan buruk, gagal untuk membaik/kambuhnya TB, tidak berpartisipasi dalam terapi.

11. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan tentang faktor-faktor yang mempertahankan respon atau tanggapan yang tidak sehat dan menghalangi perubahan yang diharapkan (effendy,1998).

Doagnosa adalah yang mungkin timbul pada keluaraga dengan TB Paru antara lain (Dongoes,2000:51):

(25)

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami TB Paru

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah kekurangan nutrisi

3. Kerusakan pemeliharaan lingkungan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat dan memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan

4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi aturan tindakan dan pencegahan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita TB Paru

12. Perencanaan a. Tujuan umum

Setelah diberikan informasi kepada keluarga mengenai TB Paru, maka keluarga mampu mengenal masalah TB Paru, mampu mengambil tindakan yang tepat bagi anggota keluarga yang mengalami TB Paru.

b. Tujuan khusus

Masalah TB Paru dalam keluarga dapat teratasi atau tidak tambah buruk keadaanya.

1. Menentukan kriteria evaluasi Kriteria yang akan dicapai adalah:

(26)

a) Respon verbal kognitif, keluarga dapat menyebutkan tentang masalah kesehatan TB Paru, yaitu pengertian, penyebab, tanda dan gejala, cara penularan dan cara perawatan TB Paru.

b) Respon afektif dari keluarga, mampu mengungkapkan secara verbal dan mengambil tindakan yang tepat bagi anggota keluarga yang menderita TB Paru.

c) Respon motorik keluarga dan evaluasi prilaku yaitu keluarga mampu melakukan perawatan TB Paru dan mencegah terjadinya komplikasi TB Paru.

2. Menentukan standart evaluasi

Pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan TB Paru.

a. Fokus intervensi

1) Kurang pengetahuan tentang aturan tindakan dan pencegahan Tuberkulosis Paru

a) Afektif / pengetahuan

1. Berikan infofmasi tentang pengertian, gejala-gejala, tindakan dan pencegahan yang perlu diketahui dan dilakukan secara mandiri oleh anggota keluarga penderita Tuberkulosis Paru

2. Jelaskan tentang jenis, dosis, dan jangka waktu pengobatan Tuberkulosis Paru

(27)

3. Jelaskan tentang efek samping obat yang diminum seperti Rifampisin yang menimbulkan gatal-gatal, kemerahan pada kulit, tidak nafsu makan, mual, warna kemerahan pada urine

4. Jelaskan tentang lamanya pengobatan agar penderita tidak merasa cemas

b) Kognitf / sikap

1. Anjurkan keluarga untik selalu terlibat dalam perawatan secara mandiri pada penderita, terutama sebagai pengawas minum obat agar penderita tidak putus obat

2. Anjurkan penderita agar teratur berobat dan meminum obat yang diberikan agar mempercepat penyembuhan

3. Anjurkan agar tidak merokok dan meminum alkohol

c) Psikomotor / ketrampilan

1. Ajarkan kepada klien dan keluara cara menyimpan obat dengan benar

2. Rujuk klien kepelayanan kesehatan (puskesmas)

2) Bersihan jalan nafas tidak efektif

(28)

a) Afektif / pengetahuan

1. Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien tentang pengertian TB Paru

2. Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien tentang cara penularan TB Paru

3. Kaji klien dan keluarga tentang kebiasaan merokok

4. Berikan pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok

b) Kognitif / sikap

1. Berikan informasi kepada klien dan keluarga tentang adanya resiko penularan pada penderita TB Paru

2. Berikan informasi kepada klien dan keluarga tentang manfaat pengobatan TB Paru

3. Anjurkan keluarga untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan

c) Psikomotor / ketrampilan

1. Ajarkan klien dan keluarga cara batuk efektif

2. Motivasi klien dan keluarga untuk mempratekkan batuk efektif dengan benar

(29)

3. Ajarkan pada keluarga cara membuat sputum dengan menggunakan larutan desinfektan

3) Perubaha nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

a. Afektif / pengetahuan

1. Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien tentang pengertian pentingnya gizi bagi penderita TB Paru

2. Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien tentang diit yang benar bagi penderita TB Paru

b. Kognitf / sikap

1. Berikan informasi pada klien dan keluarga tentang adanya resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada penderita TB Paru

2. Demonstrasikan cara diit yang benar bagi klien dan keluarga

c. Psikomotor /

ketrampilan

1. Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembalicara diit yang benar bagi penderita TB Paru

2. Motivasi klien untuk melakukan cara diit yang benar bagi

(30)

4) Kerusakan pemeliharaan rumah

a) Afektif / pengetahuan

1. Berikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga tentang faktor pendukung terjadinya TB Paru

2. Berikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga tentang cara penularan TB Paru

b) Kognitf / sikap

1. Ajarkan klien dan keluarga cara membuang sputum dengan benar

2. Motivasi keluarga dan klien untuk dapat memodifikasi lingkungan rumah

3. Motivasi keluarga dalam memperhatikan kondisi rumah guna merawat anggota keluarga yang sakit

c) Psikomotor / ketrampilan

1. Anjurkan kepada keluarga untuk membuka jendela setiap hari

2. Motivasi keluarga dalam pembuatan genting kaca untuk penyinaran ruangan

(31)

3. Motivasi keluarga dalam pengaturan perabot rumah dengan benar

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian diketahui bahwa pada kecemasan sesudah dilakukan tehnik pernapasan dalam prenatal yoga responden mengalami penurunan tingkat kecemasan dari kategori

Pengukuran kembali lubang ledak yang sudah di bor ( sounding )merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan isian bahan peledak agar sesuai rencana.Kegiatan

yaitu Pembuatan Aplikasi. Aplikasi web dibuat berdasarkan perancangan sistem. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP framework CodeIgniter. Tahap keempat yaitu

Turbin yang bergerak karena uap dipergunakan baling baling kapal dan sisa amoniak yang dari turbin menggunakan air dingin dari kedalaman laut yang suhunya C,

Alat itu digunakan pada proses terakhir yaitu pada proses pengaduk telur omlet, dimana alat tersebut bekerja menggunakan sumber daya dari motor listrik yang menggerakkan

Oleh karena itu hubungan kerjasama dapat berjalan hingga saat ini dan menyebabkan kemudahan dalam pengembangan kerjasama.Selama tiga periode, kerjasama sister city

Pada penelitian ini menggunakan pati sagu komposit yaitu pati sagu alami ditambah pati sagu modifikasi fosfat (50 : 50) dan rasio pati sagu komposit sebagai bahan pengisi

Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk membimbing guru matematika SMA/SMK Muhammadiyah dalam melakukan kegiatan penelitian dan penulisan karya ilmiah.