3. METODE PENELITIAN
3.1. Gambaran Umum PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. didirikan pada 1956. Nama Bank Danamon berasal dari kata “dana moneter” dan pertama kali digunakan pada 1976, ketika perusahaan berubah nama dari Bank Kopra.
Danamon telah bertekad untuk menjadi “Lembaga Keuangan Terkemuka di Indonesia” yang keberadaanya diperhitungkan. Danamon bertujuan mencapai posisi ini dengan menjadi organisasi yang berpusat pada nasabah; yang melayani semua segmen, dengan menawarkan nilai yang unik untuk masing-masing segmen; berdasarkan keunggulan penjualan dan pelayanan, dengan didukung oleh teknologi kelas dunia. Sejalan dengan upaya ini, Danamon beraspirasi menjadi perusahaan pilihan untuk berkarya dan dihormati oleh semua pihak pemangku kepentingan, sementara memegang teguh kelima nilai perusahaan yaitu: peduli, jujur, mengupayakan yang terbaik, kerjasama, dan profesionalisme yang disiplin.
Danamon adalah salah satu institusi keuangan terbesar di Indonesia dari jumlah pegawai – sekitar 60,618 (termasuk karyawan anak perusahaan) pada Desember 2014 - yang berfokus untuk merealisasikan visinya: “Kita peduli dan membantu jutaan orang mencapai kesejahteraan.”
Danamon adalah bank ke-enam terbesar di Indonesia berdasarkan aset, dengan jaringan sejumlah sekitar 2.156 pada akhir Desember 2014, terdiri dari antara lain kantor cabang konvensional, unit Danamon Simpan Pinjam (DSP) dan unit Syariah, serta kantor-kantor cabang anak perusahaannya. Danamon juga didukung oleh serangkaian fasilitas perbankan elektronik yang komprehensif.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah causal research atau penelitian kausal. Menurut Maholtra (2005, p.100), “Riset kausal adalah satu jenis konklusif yang tujuan utamanya adalah mendapatkan bukti mengenai hubungan sebab-akibat (hubungan kausal).” Dapat dikatakan bahwa penelitian kausal merupakan penelitian yang mencari hubungan sebab-akibat untuk menentukan apakah satu atau lebih variabel menyebabkan atau berpengaruh terhadap perubahan variabel lainnya.
Jadi penelitian kausal digunakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya. Hubungan sebab akibat dalam penelitian ini adalah mengungkapkan pengaruh customer value, service quality dan brand experience terhadap competitive advantage pada bank Danamon melalui brand trust dan brand image sebagai variabel intervening.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dimana pendekatan ini menekankan pada keluasan informasi, (bukan kedalaman) sehingga metode ini cocok digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel yang terbatas, sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi”. (Sugiyono, 2005, p.7)
3.3. Gambaran Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi adalah gabungan seluruh elemen, yang memiliki serangkaian karakteristik serupa, yang mencakup semesta untuk kepentingan masalah riset pemasaran (Malholtra, 2004, p.314). Sedangkan menurut Sugiyono (2008, p.115), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Surabaya dan sekitarnya.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sekelompok elemen populasi yang terpilih untuk berpartisipasi dalam studi (Malholtra, 2004, p.314). Menurut Sugiyono (2012, p.116), populasi adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Sampel dalam penelitian ini adalah nasabah Bank Danamon yang berada diwilayah Surabaya dan sekitarnya.
3.4. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling, dimana semua populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk menjadi responden dan pengambilan sampel didasarkan pada pertimbangan peneliti (Simamora, 2004, p.197). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience sampling dimana peneliti mencoba untuk mendapatkan sampel yang berada di sekitar peneliti (Malhotra, 2004, p.321) serta accidental sampling. Menurut Sugiyono (2006) accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagi sumber data. Pertimbangan yang digunakan dalam memilih responden adalah berdasarkan ketentuan bahwa responden dalam penelitian ini adalah nasabah yang memiliki rekening di Bank Danamon dan yang pernah datang mengunjungi Bank Danamon untuk melakukan aktivitas perbankan.
Jumlah anggota sampel atau besarnya sampel (sample size) ditetapkan 100 responden dengan pertimbangan teori Gay dan Diehl (1992) mengatakan bahwa ukuran sampel untuk kepentingan korelasional dibutuhkan minimal sebanyak 30 subyek.
Sebagian besar proses pengambilan data akan dilakukan di kantor cabang pembantu Bank Danamon di Surabaya dan di tempat-tempat yang menurut peneliti berpotensi. Dengan mengambil waktu kurang lebih satu bulan.
3.5. Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Jenis dan Sumber Data
Menurut Bilson Simamora (2004) data adalah informasi mentah (raw information) yang tersedia, yang diperoleh melalui wawancara, kuesioner, observasi, dan database sekunder.
Menurut sifatnya, data dapat dibedakan menjadi: (1) data kuantitatif adalah representasi realitas yang disimbolkan secara numerik (dengan angka-angka) Simamora (2004), seperti: persentase perkembangan ritel modern; (2) data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka-angka dan tidak dapat diukur, tetapi keterangan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dalam bentuk
uraian kalimat (J.Supranto, 1997), seperti : gambaran umum perusahaan dan struktur organisasi.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Berikut adalah penjelasan dari kedua jenis data tersebut :
1. Data primer adalah data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan masalah riset (Malhotra, 2005, p.120). Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari responden berupa jawaban terhadap pertanyaan dalam kuisioner dengan metode wawancara langsung kepada responden.
2. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi (Malhotra, 2005, p.121).
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari literature, studi pustaka, media online, dan karyawan yang bekerja di Bank Danamon sebagai informasi pendukung penelitian ini.
3.5.2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah kuisioner. Menurut Malhotra (2004, p.280), kuisioner merupakan salah satu teknik terstruktur dalam mengumpulkan data yang terdiri dari sejumlah pertanyaan, baik tertulis maupun lisan, yang dijawab oleh responden. Kuisioner terdiri dari 2 bagian yaitu mengenai profil responden (screening) dan pertanyaan- pertanyaan yang berhubungan dengan customer value, service quality, brand experience, brand image, brand trust dan competitive advantage nasabah Bank Danamon dengan menggunakan skala Linkert.
3.5.3. Skala Pengukuran
Pengukuran kuisioner ini menggunakan skala Likert yang berhubungan dengan penilaian seseorang. Menurut Malhotra (2004, p.258), skala Likert merupakan pengukuran skala dengan 5 kategori mulai dari “sangat tidak puas”
hingga “sangat puas”, yang mengharuskan responden untuk menunjukkan tidak persetujuan atau ketidaksetujuan berkaitan dengan serangkaian pertanyaan yang diberikan dengan bobot penilaian tertentu. Skala Likert yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan interval yang dapat dilihat dalam penilaian kinerja yang dirasakan, peneliti menggunakan pernyataan sikap yang memiliki interval dari sangat tidak puas (STP) yang diberi bobot nilai 1, tidak puas (TP) diberi bobot nilai 2, netral (N) yang diberi bobot nilai 3, puas (P) diberi bobot nilai 4, dan sangat puas (SP) diberi nilai 5.
3.6. Klasifikasi Variabel
Variabel penelitian merupakan atribut atau sifat atau nilai yang dimiliki oleh seseorang maupun obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang telah ditetapkan untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:59). Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dapat diklasifikasikan menjadi variabel eksogen dan variabel endogen.
a. Variabel Eksogen
Disebut juga variabel bebas yang merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab atau timbulnya variabel dependen (terikat)/endogen, (Sugiyono, 2012, p.59). Variabel tersebut adalah pengaruh Customer Value, Service Quality dan Brand Experience.
b. Variabel Endogen
Disebut juga variabel terikat yang merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012, p.59).
Dalam penelitian ini, variabel endogen adalah competitive advantage.
Parameter yang digunakan merupakan confirmatory yang bersumber dari buku karangan Sigit Triyono (2006).
c. Variabel Intervening
Variabel Intervening Menurut Sugiyono (2012) “Variabel intervening adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan dapat diamati dan diukur”. Terdapat dua variabel intervening dalam penelitian ini, yaitu brand image dan brand trust.
3.7. Definisi Operasional
Menurut Bilson Simamora (2004) adalah definisi yang dibuat spesifik sesuai dengan kriteria pengujian atau pengukuran. Tujuannya adalah agar pembaca lain juga memiliki pengertian yang sama. Definisi operasional dibentuk dengan cara mencari indikator empiris konsep. Dalam penelitian ini, batasan operasional yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Variabel Eksogen, terdapat tiga variabel eksogen dalam penelitian ini, yaitu :
a. Customer value (X1)
customer value dapat didefinisikan sebagai keseluruhan manfaat atau kualitas yang diperoleh konsumen terhadap pengorbanannya. Indikator dari customer value adalah sebagai berikut :
Product value (nilai produk atau jasa), nilai produk yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen seperti produk-produk yang lengkap dan berkualitas.
X1.1 Produk bank Danamon menguntungkan X1.2 Produk bank Danamon menjawab kebutuhan X1.3 Produk bank Danamon bervariasi
Service value (nilai pelayanan), nilai yang diberikan perusahaan yang berkaitan dengan pelayanan yang diberikan kepada konsumen, seperti kemudahan dalam hal pembayaran.
X1.4 Bank Danamon memiliki pelayanan yang memuaskan X1.5 Bank Danamon memiliki pelayanan yang cepat
X1.6 Bank Danamon mampu menangani keluhan nasabah dengan baik
Personnel value (nilai karyawan), nilai yang diberikan perusahaan kepada konsumen dengan memiliki personil yang menguasai tugas, ramah, sigap, dan cara berkomunikasi yang baik.
X1.7 Karyawan Bank Danamon mampu melaksanakan tugasnya dengan baik
X1.8 Karyawan Bank Danamon memiliki sikap santun
X1.9 Karyawan Bank Danamon mampu berkomunikasi dengan baik
Image value, nilai yang diberikan perusahaan kepada konsumen yang berkaitan dengan citra perusahaan tersebut dimata para konsumennya secara khusus dan masyarakat secara umum.
X1.10 Bank Danamon memiliki bunga simpanan yang tinggi X1.11 Bank Danamon memiliki kurs mata uang asing yang terjangkau
X1.12 Bank Danamon bebas biaya administrasi b. Service quality (X2)
Service quality adalah model yang digunakan untuk mengukur tentang kesempurnaan sebuah produk bagi konsumen. Indikator dari service quality adalah sebagai berikut :
Dimensi Keandalan (Reliability), kemampuan bank Danamon untuk memberikan jasa dengan segera dan memuaskan.
X2.1 Jam pelayanan Bank Danamon tepat waktu (jam buka, istirahat, tutup)
X2.2 Prosedur administrasi Bank Danamon tidak berbelit-belit X2.3 Karyawan Bank Danamon mampu bekerja dengan teliti
Dimensi Daya Tanggap (Responsiveness), kemampuan bank Danamon dalam memberikan jasa dengan tanggap.
X2.4 Waktu tunggu di Bank Danamon tidak lama
X2.5 Karyawan Bank Danamon tanggap dalam melayani nasabah X2.6 Karyawan Bank Danamon memiliki tanggung jawab tinggi
dalam menjalankan tugasnya
Dimensi Jaminan (Assurance) merupakan kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staf bank Danamon. Bebas dari bahaya, resiko dan keragu-raguan.
X2.7 Bank Danamon menjamin kerahasiaan data nasabah X2.8 Karyawan Bank Danamon dapat diandalkan
X2.9 Karyawan Bank Danamon memiliki pengetahuan yang memadai
Dimensi Empati (Empathy), bentuk kemudahan bank Danamon dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pelanggan.
X2.10 Pelayanan Bank Danamon adil tanpa membedakan status X2.11 Karyawan Bank Danamon selalu memahami kebutuhan
nasabah
X2.12 Karyawan Bank Danamon memiliki kepekaan dalam memperhatikan saran dan kritik dari nasabah
Dimensi Bukti Fisik (Tangibles), merupakan fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi yang telah disediakan oleh bank Danamon.
X2.13 Bank Danamon memiliki ruang tunggu yang nyaman X2.14 Fasilitas tempat parkir Bank Danamon memadai
X2.15 Penampilan karyawan Bank Danamon rapi dan simpatik c. Brand experience (X3)
Merupakan kesan yang didapat oleh para pelanggan setelah melakukan kontak langsung atau tidak langsung dengan perusahaan. Indikator dari brand experience adalah sebagai berikut :
Sense (Panca Indera)
Sense merupakan tipe experience yang muncul untuk menciptakan pengalaman panca indera melalui mata, telinga, kulit, lidah dan hidung.
X3.1 Bank Danamon memiliki tata letak ruangan yang teratur X3.2 Banking hall Bank Danamon bersih
X3.3 Banking hall Bank Danamon sejuk
Feel (Perasaan)
Feel Marketing menurut Schmitt ditujukan terhadap perasaan dan emosi konsumen dengan tujuan mempengaruhi pengalaman yang dimulai dari suasana hati yang lembut sampai dengan emosi yang kuat terhadap kesenangan dan kebanggaan.
X3.4 Saya merasa senang menabung di Bank Danamon X3.5 Saya bangga menjadi nasabah Bank Danamon
X3.6 Saya merasa di hargai oleh Bank Danamon
Think (Pola Pikir)
Think menurut Schmitt merupakan tipe experience yang bertujuan untuk menciptakan kognitif, pemecahan masalah yang mengajak konsumen untuk berfikir kreatif.
X3.7 Bank Danamon memberikan jalan keluar atas permasalahan keuangan saya
X3.8 Saya memanfaatkan fasilitas yang dimiliki oleh Bank Danamon
X3.9 Bank Danamon mampu memberikan kemudahan dalam bertransaksi melalui internet banking dan mobile banking
Act (Perilaku)
Act menurut Schmitt merupakan tipe experience yang bertujuan untuk mempengaruhi perilaku, gaya hidup dan interaksi dengan konsumen.
X3.10 Bank Danamon memiliki fasilitas yang moderen melalui mobile banking dan internet banking
X3.11 Terdapat promo diskon dengan kartu debit maupun kredit bank Danamon dengan restaurant, cafe, boutique, dan sebagainya.
X3.12 Bank Danamon memudahkan saya dalam bertransaksi didalam maupun diluar negri melalui kartu visa dan master card.
Relate (Pertalian)
Relate menurut Schmitt merupakan tipe experience yang digunakan untuk mempengaruhi konsumen dan menggabungkan seluruh aspek, sense, feel, think dan act serta menitik beratkan pada penciptaan persepsi positif dimata konsumen.
X3.13 Bank Danamon memiliki kemampuan bersaing X3.14 Bank Danamon dapat dipercaya
X3.15 Bank Danamon memberikan pengalaman yang baik kepada nasabah
2. Variabel Intervening. Terdapat dua variabel intervening dalam penelitian ini, yaitu :
a. Brand Image (Y1)
Brand image merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengetahuan terhadap suatu merek. Indikator dari brand image adalah sebagai berikut :
Favorability of brand association
Hal yang dapat membuat konsumen percaya bahwa suatu merek dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga menciptakan sikap yang positif terhadap brand tersebut.
Y1.1 Bank Danamon menjadi pilihan favorit bagi nasabah Y1.2 Bank Danamon menjawab setiap kebutuhan nasabah Y1.3 Bank Danamon memiliki fasilitas transaksi yang lengkap
Strength of brand association
Informasi yang masuk dalam ingatan konsumen dan bagaimana informasi tersebut dikelola sebagai bagian dari citra suatu merek.
Y1.4 Bank Danamon merupakan bank yang terkenal Y1.5 Bank Danamon memiliki citra yang baik
Y1.6 Informasi kurs, produk, serta promo bank Danamon mudah didapatkan
Uniqueness of brand association
Keunikan suatu produk akan memberikan kesan yang cukup membekas terhadap ingatan pelanggan akan keunikan merek.
Y1.7 Bank Danamon memiliki produk yang unik
Y1.8 Bank Danamon memiliki desain banking hall yang menarik Y1.9 Program yang diadakan bank Danamon menarik
b. Brand Trust (Y2)
brand trust didefinisikan sebagai rasa aman yang dimiliki oleh pemakai produk, dalam interaksinya dengan sebuah merek yang didasarkan pada persepsi bahwa merek tersebut dapat dipercaya dan memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan konsumen. Indikator dari brand trust adalah sebagai berikut :
Brand reliability
Keandalan merek yang bersumber pada keyakinan konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan atau dengan kata lain persepsi bahwa suatu merek tersebut mampu memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan.
Y2.1 Bank Danamon mampu menepati janji
Y2.2 Bank Danamon menjadi pilihan utama bagi nasabah Y2.3 Bank Danamon konsisten dalam menjaga kualitasnya
Brand intention
Keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen ketika ada masalah dalam konsumsi produk muncul secara tidak terduga.
Y2.4 Keamanan bertransaksi di Bank Danamon terjamin
Y2.5 Bank Danamon memiliki inisiatif baik dalam mengatasi masalah yang dialami oleh nasabah
Y2.6 Bank Danamon bertanggung jawab atas kesalahan yang terjadi
3. Variabel endogen. Competitive advantage merupakan variabel endogen dalam penelitian ini.
a. Competitive advantage (Z1)
Competitive advantage merupakan kemampuan sebuah organisasi dalam merumuskan sebuah strategi sehingga mampu menjadi lebih unggul dibandingkan dengan pesaing yang biasanya memberikan sesuatu yang berbeda dari pesaing. Indikator dari competitive advantage adalah sebagai berikut :
Price
Keunggulan daya saing dapat diperoleh melalui kemampuan untuk menyajikan setiap proses dalam operasi bisnisnya secara lebih baik dalam menghasilkan barang dan jasa yang mempunyai kualitas tinggi dengan harga yang bersaing.
Z1.1 Biaya administrasi di bank Danamon terjangkau
Z1.2 Biaya transaksi (RTGS, LLG, Kliring) di Bank Danamon terjangkau
Z1.3 Biaya penggantian buku tabungan atau kartu ATM di bank Danamon terjangkau
Quality
Kualitas didefinisikan sebagai kesesuaian penggunaan dan termasuk di dalamnya adalah performa produk, keandalan, durabilitas, dan kesesuaian produk dengan kebutuhan pasar atau konsumen.
Z1.4 Produk yang ditawarkan bank Danamon sesuai dengan kegunaannya
Z1.5 Bank Danamon memiliki teknologi pebankan yang handal Z1.6 Bank Danamon memiliki produk dan pelayanan yang
berkualitas
Delivery Dependability
Waktu pengiriman dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif perusahaan, saat perusahaan tersebut mampu untuk mengurangi waktu pengiriman pesanan konsumen atau mengurangi waktu penyediaan jasa kepada konsumen.
Z1.7 Bank Danamon memiliki sistem pelayanan yang efektif Z1.8 Bank Danamon memberikan informasi (rekening koran, e-
statement, program, fasilitas dan produk baru) dengan tepat waktu
Z1.9 Bank Danamon memiliki letak yang strategis dan mudah dijangkau
Product Innovation
Inovasi adalah sebuah mekanisme perusahaan untuk mampu beradaptasi dalam lingkungan yang terus berkembang.
Z1.10 Bank Danamon memiliki program yang inovatif Z1.11 Bank Danamon memiliki produk yang inovatif
Z1.12 Bank Danamon memiliki fasilitas perbankan yang up to date
Time to Market
Time to market adalah waktu yang dibutuhkan sejak produk/jasa pertama kali digagaskan, hingga produk/jasa telah siap untuk diluncurkan ke pasar. Time to market merupakan dimensi yang penting dari keunggulan bersaing. Kecepatan untuk meluncurkan produk ke pasar menciptakan kesempatan bagi perusahaan untuk mencapai pangsa pasar, kepemimpinan pasar, dan laba. Time to market adalah sejauh mana sebuah perusahaan mampu untuk meluncurkan produk baru lebih cepat dari pesaingnya.
Z1.13 Bank Danamon mampu memanfaatkan waktu yang tepat dalam meluncurkan produk baru
Z1.14 Bank Danamon secara berkelanjutan memiliki program yang baru
Z1.15 Bank Danamon memiliki promo perbankan yang selalu mengikuti trend
3.8. Teknik Analisa Data
Berlandaskan dengan tujuan awal dari penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh customer value, service quality, dan brand experience terhadap competitive advantage pada Bank Danamon di Surabaya melalui brand trust dan brand image sebagai media intervening. maka digunakan beberapa analisis.
Analisis tersebut antara lain :
3.8.1 Analisis Jalur (Path Analysis)
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur/path analysis dengan menggunakan software Smart PLS 2.0 (Partial Least Square). Model evaluasi Partial Least Square (PLS) berdasarkan pada pengukuran prediksi yang mempunyai sifat non parametic (Ghozali 2010, p.24).
1. Model pengukuran atau outer model dengan indikator refleksif dievaluasi dengan convergent dan discriminant validity dari indikatornya dan composite reliability untuk blok indikator.
2. Model struktural atau inner model dievaluasi dengan melihat presentase variance yang dijelaskan yaitu dengan melihat nilai R2.
3. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan uji t statistic yang didapat lewat prosedur bootstraping.
Model Pengukuran atau Outer Model, convergent validity dari pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score dengan construct score yang dihitung dengan PLS.
Ukuran refleksif individual dikatakan jika berkorelasi lebih dari 0.70 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0.50 sampai 0.60 dianggap cukup.
Metode discriminant validity dapat digunakan untuk mengukur reabilitas component score variable laten dan hasilnya lebih konservatif dibandingkan dengan composite reliability (pc). Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar 0.50. Adapun rumus dasar dari AVE adalah sebagai berikut :
∑i 2
AVE = (3.1.)
∑i
2 +∑1 var (€1)
Dimana i adalah component loading ke indikator dan (€1)=1- i2
. Jika semua indikator di standardized, maka ukuran ini sama dengan average communalities dalam blok. Composite reliability mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam ukuran yaitu internal consistency. Dengan menggunakan output yang dihasilkan PLS maka composite reliability dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(∑i) 2
pc = (3.2.)
(∑i)2 + ∑ i 2 (∑i)
Dimana i adalah component loading ke indikator dan var (€1) =1- i 2
. dibandingkan dengan Cronbach alpha cenderung lower bound estimate
reliability, sedangkan pc merupakan closer approximation dengan asumsi estimasi parameter adalah akurat. pc sebagai ukuran internal consistence hanya dapat digunakan untuk konstruk dengan refleksif indikator. Model structural atau Inner Model dievaluasi untuk melihat hubungan eksogen ke endogen serta menggunakan R-square untuk konstruk dependen.
Model stuktural atau inner model dievaluasi dengan melihat presentase varian yang dijelaskan yaitu dengan melihat R2 untuk konstruk laten dependen dengan menggunakan ukuran Stone–Geisser Q-square test dan juga melihat besarnya koefisien jalur strukturalnya. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan uji t-statistik dan pengaruh positif dan negatif dilihat dari original sample (O) yang didapat lewat prosedur bootstrapping.
Evaluasi goodness-of-fit dari inner model dievaluasi dengan menggunakan R-squre untuk variabel laten dependen dengan interprestasi yang sama dengan regresi. Sedangkan untuk mengukur model konstruk digunakan Q-square predictive relevance. Q-square dapat mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Jika Q-square > 0 berarti menunjukan bahwa model memiliki predictive relevance, sebaliknya jika nilai Q- square < 0 menunjukan model kurang memiliki predictive relevance. Perhitungan Q-square dilakukan dengan rumus:
∑D ED
Q2 = 1 - (3.3.)
∑D OD
Keterangan : D = Omission
E = Sum of squares of prediction errors O = Sum of aquares of observation
3.8.2 Analisa Deskriptif Frekuensi
“Analisa deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan responden dalam penelitian ini yang berdasarkan pada nilai prosentase jawaban-jawaban responden.”, Santoso (2000, p.119). Analisa deskriptif frekuensi ini digunakan untuk menyajikan data-data yang telah diperoleh untuk selanjutnya dideskripsikan. Tampilan yang ada disajikan secara terpisah yang mana terdiri atas satu variabel saja.