• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI KARBOHIDRAT DASAR TEKNOLOGI HASIL TERNAK 2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UJI KARBOHIDRAT DASAR TEKNOLOGI HASIL TERNAK 2022"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

UJI KARBOHIDRAT

DASAR TEKNOLOGI HASIL TERNAK

2022

(2)

Prinsip

Laktosa bersifat reduktor akan mereduksi Cu 2+

menjadi Cu + , kelebihan Cu 2+ ditetapkan dengan titrasi iodometri. Dengan menetapkan larutan blanko, maka

volume natrium tiosulfat yang dibutuhkan untuk menitrasi kelebihan Cu 2+ dapat diketahui, dan setara

dengan jumlah laktosa yang terdapat dalam sampel.

(SNI 01-2891-1992)

(3)

Tujuan

Untuk mengetahui kadar laktosa dalam suatu

sampel dengan metode Luff Schoorl

(4)

Alat

Reflux, hot plate, klem dan statif

Prinsip reflux: pelarut volatile yang

digunakan akan mudah menguap

pada suhu tinggi, namun akan

didinginkan oleh kondensor

sehingga uap air akan berubah

menjadi embun dan menetes

kebawah sehingga pelarut akan

selalu ada selama reaksi

berlangsung

(5)

Alat

Beaker Glass

Erlenmeyer Gelas Ukur

(6)

Alat

Batang Pengaduk

Klem, Statif dan Buret

Corong

Pipet

(7)

Bahan

8. Larutan Natrium Karbonat 9. HCl

10. NaOH

11. Aquades (H

2

O) 12. Kertas Saring 13. ZnSO

4

14. Kl 20%

1. Sampel

2. Larutan Luff Schorl

3. Larutan kalium iodat (KIO

3

)

4. Natrium tiosulfat (Na

2

S

2

O

3

) 0,1N 5. Indikator amilum 1%

6. Al(OH)

3

7. H

2

SO

4

26,5%

(8)

Pembuatan Larutan Luff Schoorl

1. 2,5 g CuSO 4 dilarutkan dalam 10 ml H 2 O

2. 5 g asam sitrat dilarutkan dalam 5 ml H 2 O

3. 38,8 g soda murni (Na 2 CO 3 ) dilarutkan dalam 40 ml H 2 O

mendidih.

4. Larutan asam sitratnya dituangkan dalam larutan soda sambil di

gojog hati – hati, ditambahkan larutan CuSO 4 , sesudah dingin

ditambah air sampai 100 ml. Bila terjadi kekeruhan, didiamkan

kemudian disaring. (Afriza dan Ismanilda. 2019)

(9)

Larutan ZnSO 4

• ZnSO 4 .10H 2 O 375 g 2125 ml aquades

Larutan Pati

• 1 g pati + 1 mg HgI + 3 ml aquades 100 ml aquades mendidih

Bubur AI(OH) 3 , tawas

• Larutkan tawas dalam air (1:20)

• Masukkan dalam amoniak 10% (1 bagian tawas : 1, 1 bagian amoniak 10%)

• Diendapkan, kemudian dibuang cairan yang berada diatas nya.

• Endapan tadi ditambah air, diaduk, dibiarkan mengendap, lalu cairan dibuang lagi (Diulang terus sampai cairan tidak bereaksi basis/basa, kemudian endapan disimpan sebagai pasta)

Pembuatan

(10)

Pembuatan Larutan 0,1N Na 2 S 2 O 3

• Ditimbang 6,25 g Na 2 S 2 O 3 .5H 2 O dipindahkan pada labu ukur 250 ml

• Ditambahkan 0,075 g Na 2 CO 3

• Diencerkan dengan aquades sampai batas tanda

• Diimpan larutan untuk di standarisasi dan dipakai

(11)

Pembuatan Larutan KIO 3

• Ditimbang 25 mg KIO

3

(BM 214,016, Berat ekuivalen 35,67), dipindahkan dalam erlenmeyer 50 ml

• Dilarutkan dengan aquades secukupnya

• Ditambahkan ±2 g KI (padat atau larutan 10-20%), dibuat 3 kali ulangan

• Ditambahkan 10 ml 2N HCl (harus segera dilakukan titrasi setelah penambahan HCl)

• Dititrasi larutan iodat dengan Na

2

S

2

O

3

hingga berubah warna dari merah bata menjadi kuning pucat

• Ditambahkan 1-2 ml larutan pati, dititrasi hingga warna biru hilang

• Hitung normalitas larutan Na

2

S

2

O

3

dari hasil rata-rata 3 ulangan

(12)

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dimasukkan 10 ml sampel ke dalam Erlenmeyer 3. Ditambah ZnSO

4

sebanyak 5 ml

4. Ditambah NaOH 0,1 N sebanyak 5 ml 5. Ditambah aquadest hingga volume 50 ml 6. Ditunggu selama 10 menit hingga mengendap 7. Difiltrasi dengan corong dan kertas saring

8. Diambil filtrat 10 ml di bagian paling bawah lalu dibuang

9. Diambil filtrat 1 ml di bagian atas, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml

10. Ditambah Larutan Luff Schoorl sebanyak 10 ml 11. Dihomogenkan

12. Direflux sampai mendidih selama 2 menit dipertahankan suhunya selama 10 menit

13. Didinginkan di atas nampan berisi air hingga mencapai suhu ruangan

14. Ditambah KI 20% sebanyak 10 ml

15. Ditambah H

2

SO

4

26,5% sebanyak 15 ml 16. Dihomogenkan

17. Ditambah amilum 1 ml (10 tetes)

18. Dititrasi dengan Na

2

S

2

O

3

sampai warna berubah menjadi putih susu

19. Dibuat larutan blanko dengan mengganti 10 ml sampel dengan 10 ml aquadest (tanpa ditambah ZnSO

4

dan NaOH 0,1 N)

20. Dihitung kadar laktosa, dengan menggunakan Tabel 1.

Prosedur Kerja

(13)

Tabel 1

(14)

Volume Na

2

S

2

O

3

tabel dibulatkan apabila nilai dari vol X < 5 maka dibulatkan kebawah, jika ≥ 5 dibulatkan keatas

=

Perhitungan

(15)

Contoh Perhitungan

(16)

• Pada penentuan karbohidrat dengan cara Luff-Schrool yang ditentukan bukannya kupro oksida yang mengendap tetapi dengan menentukan kupri oksida dalam larutan sebelum direaksikan dengan gula reduksi (titrasi blanko) dan sesudah direaksikan dengan sampel gula reduksi (titrasi sampel).

• Penentuan titrasi dengan menggunakan Natrium tiosulfat.

• Selisih titrasi blanko dengan titrasi sampel = kupro oksida yang terbentuk

= jumlah gula reduksi yang ada dalam bahan atau larutan

Materi

(17)

Reaksi yang terjadi

selama penentuan karbohidrat

1. Mula-mula kupri oksida (CuO) yang ada dalam reagen akan membebaskan iodium (I2) dari garam kalium iodida (KI). Banyaknya iodium (I2) yang dibebaskan sama dengan banyaknya kupri oksida (CuO).

2. Banyaknya iodium dapat diketahui dengan titrasi menggunakan Natrium tiosulfat.

3. Untuk mengetahui bahwa titrasi sudah cukup maka diperlukan indikator amilum.

4. Apabila larutan berubah warnanya dari biru menjadi putih berarti titrasi sudah selesai.

5. Agar perubahan warna biru menjadi putih dapat tepat maka penambahan amilum diberikan pada saat titrasi hampir selesai.

6. Setelah diketahui selisih banyaknya titrasi blanko dan titrasi sampel kemudian dikoreksi dengan tabel

yang sudah tersedia yang menggambarkan hubungan antara banyaknya Natrium tiosulfat dengan

banyaknya gula reduksi.

(18)

Reaksi Prosedur Uji Karbon

1. Sampel susu + ZnSO4 + NaOH 2. Penambahan larutan Luff Schoorl

Cu

2+

+ O

2-

CuO

(l)

terjadi reaksi dengan Na

2

S

2

O

3

2Cu

+

+ O

2-

Cu

2

O

(g)

CuO (kuprioksida) atau Cu

2O (kuproksida)

3. Penambahan Kl dan H

2

SO

4

H

2

SO

4

+ CuO CuSO

4

+ H

2

O CuSO

4

+ 2Kl CuI

2

+ K

2

SO

4

2CuI

2

Cu

2

I

2

+ I

2

4. Titrasi iodometri I

2

+ amilum

I

2

ditirasi dengan Na

2

S

2

O

3

hingga berwarna putih

(19)

Prosedur Penentuan Kadar Gula Sebelum Invert

1. Timbang bahan padat yang sudah dihaluskan atau bahan cair sebanyak 2 g tergantung kadar gula reduksinya, dan pindahkan ke dalam labu takar 100 mL, tambahkan 50 mL aquades.

2. Tambahkan bubur Al(OH)3. Penambahan bahan penjernih ini diberikan tetes demi tetes sampai penetesan dari reagensia tidak menimbulkan pengeruhan lagi.

Kemudian tambahkan aquades sampai tanda dan disaring.

3. Filtrat ditampung dalam labu takar 250mL. Kemudian ditambah aquades sampai tanda, di gojog dan disaring.

4. Ambil 5 mL filtrat yang diperkirakan mengandung 15- 60 mg gula reduksi, masukkan dalam erlenmeyer dan tambahkan 15 mL larutan Luff schoorl.

5. Dibuat pula perlakuan blanko yaitu 15mL larutan Luff schoorl dengan 15 mL aquades.

6. Setelah ditambahkan beberapa butir batu didih, erlenmeyer dihubungkan dengan pendingin balik (refluks), kemudian dididihkan. Diusahakan 2 menit sudah mendidih.

Pendidihan larutan dipertahankan selama 10 menit.

7. Selanjutnya cepat-cepat didinginkan dan tambahkan 15 mL KI 20% dan dengan hatihati ditambahkan 25 mL H2SO4 26,5%.

8. Tambahkan indikator pati sebanyak 2-3 mL.

9. Dititrasi dengan larutan Na-tiosulfat 0,1N sampai warna berubah dari coklat menjadi putih susu (untuk memperjelas perubahan warna pada akhir titrasi maka sebaiknya pati diberikan pada saat titrasi hampir berakhir).

(20)

Prosedur Penentuan Kadar Gula Setelah Invert

1. Ambil 50 mL filtrat dari larutan (dapat diambil dari preparasi sampel yang sebelum inversi), masukkan ke dalam Erlenmeyer, kemudian ditambah dengan 25 mL aquades dan 10 mL HCl 30% (berat jenis 1,15). Panaskan diatas penangas air pada suhu 60- 700C selama 10 menit. Kemudian didinginkan cepat-cepat sampai suhu 200C. Netralkan dengan NaOH 45%, kemudian diencerkan sampai volume tertentu, sehingga 25 mL larutan mengandung 15-60 mg gula reduksi.

2. Diambil 5 mL larutan dan masukkan ke dalam Erlenmeyer, ditambah 15 mL larutan Luff Schoorl. Dibuat pula percobaan blanko yaitu 15 mL larutan Luff Schoorl ditambah 15 mL aquades.

3. Tambahkan beberapa butir batu didih, erlenmeyer dihubungkan dengan pendingin balik, kemudian dididihkan. Diusahakan 2 menit sudah mendidih. Pendidihan larutan dipertahankan selama 10 menit.

4. Kemudian cepat-cepat didinginkan. Tambahkan 15 mL KI 20% dan dengan hati-hati ditambahkan 25 mL H2SO4 26,4%

5. Tambahkan indikator pati sebanyak 2-3 mL.

6. Dititrasi dengan larutan Na-tiosulfat 0,1N sampai warna berubah dari coklat menjadi putih susu (untuk memperjelas perubahan warna pada akhir titrasi maka sebaiknya pati diberikan pada saat titrasi hampir berakhir).

(21)

Materi Tambahan

Karbohidrat merupakan suatu kelompok senyawa yang mempunyai rumus umum yaitu CH2O. Karbohidrat umumnya dikenal dengan gula.

Berdasarkan ukuran, karbohidrat dibagi menjadi 4 yaitu:

1. Monosakarida, merupakan gula-gula sederhana dengan 3-10 atom C.

Contoh: Glukosa, Fruktosa dan Galaktosa.

2. Disakarida, adalah 2 monosakarida yang disatukan dengan ikatan O-glikosidat.

Contoh: Sukrosa, Maltosa, dan Laktosa

3. Oligosakarida, merupakan suatu susunan rantai monosakarida yang terdiri atas 3-10 unit.

Contoh: Glikoprotein, Glikolipid.

4. Polisakarida, makromolekul, polimer dengan beberapa ratus sampai beberaoa ribu monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik.

(Sumardjo. 2008)

(22)

Carbohydrate by Difference

Merupakan penentuan kadar karbohidrat yang paling mudah dimana kandungan karbohidrat termasuk serat kasar diketahui bukan melalui anlisis tetapi melalui perhitungan.

Rumus:

Kadar karbohidrat (%) = 100% – (% kadar air + %kadar abu + %kadar protein + % kadar lemak)

Kelemahan dari metode ini adalah tingkat ketelitian datanya yang tidak

setinggi bila dibandingkan dengan analisa lengkap seperti pada metode Luff

Schoorl. Namun Carbohydrate by Difference sudah cukup memadai dan

dapat diterima dibeberapa penelitian.

(23)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari perancangan Iklan Layanan Masyarakat mengenai pentingnya untuk berhati-hati terhadap penggunaan kosmetik kepada anak usia 2-6 tahun adalah untuk

Al/SiC fonksiyonel kademelendirilmiş plakalar ve Al 3003-H19 bal peteği ile oluşturulan sandviç yapının darbe cevabı için fonksiyonel kademelendirilmiş destek

Berdasarkan hasil pengolahan data, estimasi kedalaman dan geometri benda- benda megalit yang tertanam di bawah permukaan tanah pada Situs Megalit Pokekea di

Surat Izin Asisten Apoteker adalah bukti tertulis atas kewenangan yang diberikan kepada pemegang Ijazah Sekolah Asisten Apoteker atau Sekolah Menengah

Program Kemitraan Masyarakat Pada Umkm Melalui Penerapan Alat Burner Berbahan Bakar Oli Bekas Dan Mesin Briket Sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas Usaha Coconut Charcoal Di

Pokok permasalahan yang dibahasa dalam penelitian ini adalah:1) Bagaimana kemampuan siswa mempraktikkan wudhu kelas VII tahfidz ali bin di MTs Hidayatul Insan

Instrumen ini menggunakan sensor laser yang dipancarkan pada LDR (Light Dependent Resistor) / receiver sinar laser yang fungsinya mendeteksi halangan yang memotong

Berdasarkan karakteristik di atas, ternyata asesmen kelas sangat mungkin dapat dilaksanakan di PAUD. Kebutuhan terhadap asesmen kelas ini cukup tinggi karena biasanya