SKRIPSI
PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR BIOSLURRY TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)
THE EFFECTS OF CONCENTRATION AND TIME OF APPLICATION OF BIOSLURRY LIQUID ORGANIC
FERTILIZER ON THE GROWTH AND YIELD OF SHALLOT (Allium ascalonicum L.)
Muhammad Irfan Fadilah 05071381621053
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
SUMMARY
MUHAMMAD IRFAN FADILAH. The Effects Of Concentration And Time Of Application Of bioslurry Liquid Organic Fertilizer On The Growth and yield Of Shallot (Allium ascalonicum L.). (Supervised by SUSILAWATI and M. UMAR HARUN)
This study aimed to learn the growth and yield of shallot with a combination of bioslurry liquid organic fertilizer dosage treatment and application time. The study was conducted in August until October 2019, at the Research Station of the Faculty of Agriculture, Sriwijaya University, Indralaya Utara, Ogan Ilir. The research used Factorial Randomized Completely Block Design with 2 factors and 3 replications. The first factor was liquid organic fertilizer bioslurry (B) which consisted of four levels, B0= 0% concentration of bioslurry, B1= 5% concentration of bioslurry, B2= 10% concentration of bioslurry, B3= 15% concentration of bioslurry. The second factor was application time of bioslurry (W) which consisted of three levels, namely W1= once application (2 MST), W2= twice application (2 &
4 MST), W3= three times application (2, 4 & 6 MST). Concentration of Bioslurry 5% was made by mixing 0,5 liters of Bioslurry dissolved in 9,5 liters of water. One plot (2 m-2) was given 10 l of liquid bioslurry. The parameters observed were plant height, number of leaves, number of tillers, number of tubers, tuber diameter, fresh of tubers, dry weight of tuber wind and weight of tuber per plot. The result showed that combination of 10% liquid Bioslurry organic fertilizer treatment with 2 times the application of bioslurry (2 & 4 MST) gave the best effect on the growth and yield of shallot, the highest fresh tuber weight was 0,88 kg m-2.
Keywords : Shallots, Bioslurry and Liquid Organic Fertilizer
RINGKASAN
MUHAMMAD IRFAN FADILAH. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Aplikasi Pupuk Organik Cair Bioslurry Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). (Dibimbing Oleh SUSILAWATI dan M. UMAR HARUN)
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah dengan kombinasi perlakuan konsentrasi pupuk organik cair Bioslurry dan waktu aplikasi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2019, di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya Utara Kab. Ogan Ilir. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 2 faktor dan 3 kelompok. Faktor pertama pupuk organik cair Bioslurry (B) yang terdiri dari empat taraf yaitu B0= kontrol, B1= konsentrasi 5% Bioslurry, B2= konsentrasi 10% Bioslurry, B3= konsentrasi 15% Bioslurry. Faktor kedua adalah waktu aplikasi Bioslurry (W) yang terdiri dari tiga taraf yaitu W1= 1 kali aplikasi (2 MST), W2= 2 kali aplikasi (2 & 4 MST), W3= 3 kali aplikasi (2, 4 & 6 MST). Konsentrasi 5% Bioslurry dibuat dengan cara mencampur sebanyak 0,5 liter Bioslurry dilarutkan dalam 9,5 liter air. Setiap petakan (2 m-2) diberikan 10 l bioslurry cair. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, jumlah umbi, diameter umbi, berat segar umbi, berat kering angin umbi dan berat umbi per petak. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kombinasi perlakuan pupuk organik cair Bioslurry konsentrasi 10% dengan 2 kali waktu aplikasi (2 dan 4 MST) dapat memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah, berat umbi segar tertinggi yang dicapai yaitu sebesar 0,88 kg m-2.
Kata Kunci : Bawang Merah, Bioslurry dan Pupuk Organik Cair
SKRIPSI
PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR BIOSLURRY TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
Muhammad Irfan Fadilah 05071381621055
PROGAM STUDI AGOEKOTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir pada 23 Februari 1999 di Palembang. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Ayah bernama Muhammad Roni dan Ibu bernama Sri Eka Damayanti. Penulis lulus pendidikan Sekolah Dasar Negeri 3 Sekayu pada tahun 2010, Musi Banyuasin. Lulus Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 55 Palembang pada tahun 2013 dan lulus Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 22 Palembang pada tahun 2016. Penulis diterima sebagai mahasiswa di Progam Studi Agoekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya tahun 2016 lewat jalur tes mandiri (USM).
Penulis aktif dalam berorganisasi sebagai anggota PPSDM (Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia) di Himpunan Mahasiswa Agoekoteknologi (HIMAGOTEK) tahun 2016, anggota BWPI Kampus Palembang dan Koordinator Departemen PPSDM di Himpunan Mahasiswa Agoekoteknologi periode 2017-2018.
Penulis memiliki 3 saudara, yang pertama adik laki-laki bernama Muhammad Fahri Fawazi berkuliah di Politeknik Sriwijaya Jurusan D3 Teknik Sipil, adik kedua Muhammad Rafli Kurniawa bersekolah di SMA Negeri 22 Palembang dan Adik perempuan bernama Alya Syafa Khairunnisa bersekolah di SD Islam Cendikia Faihan.
ix
Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Aplikasi Pupuk Organik Cair Bioslurry Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih :
1. Kepada ibu Dr. Ir. Susilawati, M.Si. selaku pembimbing I dan bapak Dr. Ir.
M. Umar Harun, M.S. selaku pembimbing II atas kesabaran dan perhatian dalam memberikan arahan serta bimbingan kepada penulis mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan hasil penelitian sampai penyusunan dalam bentuk laporan penelitian.
2. Kepada ibu Dr. Ir. Maria Fitriana, M.Sc. selaku dosen penguji I dan bapak Dr. Ir. Munandar, M.Agr. selaku dosen penguji II yang telah memberikan saran serta masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
2.1. Kepada kedua orang tua penulis yaitu Bapak Muhammad Roni, S.P. dan ibu Sri Eka Damayanti, S.P., M.Si. beserta ketiga saudara yaitu Muhammad Fahri Fawazi, Muhammad Rafli Kurniawan dan Alya Safa Khairunnisa yang selalu mendoakan, membantu serta memotivasi penulis.
3. Kepada teman-teman penulis yaitu Akhsan, Rizki Hadi, Hary, Umar, Arif, Ridho, Indah Azrina, Audi, Indah Septia, Teguh, Ferdical, Oktaviani dan teman-teman Agroekoteknologi 16 lainnya yang telah membantu, memotivasi, memberikan masukkan dan berjuang bersama dalam menyelesaikan penelitian ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas tersusunya skripsi ini, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Indralaya, Juli 2020
Penulis
x
Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Tujuan ... 3
1.3. Manfaat ... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1. Morfologi Bawang Merah ... 4
2.2. Ekologi Bawang Merah ... 5
2.3. Pupuk Organik Bioslurry ... 6
BAB 3. METODLOGI PENELTIAN ... 9
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 9
3.2. Alat dan Bahan ... 9
3.3. Metode Penelitian ... 9
3.4. Cara kerja ... 10
3.4.1. Persiapan Umbi Bawang Merah ... 10
3.4.2. Pembuatan larutan Induk Bioslurry ... 10
3.4.3. Persiapan Lahan ... 10
3.4.4. Penanaman Bawang Merah ... 10
3.4.5. Pemupukan ... 11
3.4.6. Pemeliharaan ... 11
3.4.6.1. Penyulaman ... 11
3.4.6.2. Penyiangan ... 11
3.4.6.3. Pembumbunan ... 11
3.4.6.4. Penyiraman ... 12
3.4.6.5. Pengendalian OPT ... 12
xi
Universitas Sriwijaya
3.4.7. Panen ... 12
3.5. Parameter yang Diamati ... 12
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 14
4.1. Hasil ... 14
4.1.1. Tinggi Tanaman (cm) ... 15
4.1.2. Jumlah Daun (helai) ... 18
4.1.3. Jumlah Anakan (buah) ... 21
4.1.4. Jumlah Umbi (buah) ... 24
4.1.5. Diameter Umbi (cm) ... 26
4.1.6. Berat Segar Umbi (g) ... 27
4.1.7. Berat Kering Angin Umbi (g) ... 28
4.1.8. Berat Umbi Per petak (kg) ... 28
4.1.9. Produksi Umbi (ha) ... 29
4.2. Pembahasan ... 29
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 35
5.1. Kesimpulan ... 35
5.2. Saran ... 35
DAFTAR PUSTAKA ... 36
LAMPIRAN ... 39
xii
Universitas Sriwijaya
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1. Analisis keragaman perlakuan konsentrasi dan waktu
aplikasi pupuk organik cair Bioslurry terhadap
parameter yang diamati menurut RAKF ... 14 Tabel 4.2. Rerata tinggi tanaman (helai) bawang merah
kombinasi perlakuan konsentrasi pupuk organik cair
Bioslurry (B) dan waktu aplikasi (W) ... 15 Tabel 4.3. Tinggi tanaman pada berbagai perlakuan konsentrasi
pupuk organik cair Bioslurry (B) dan waktu aplikasi
(W) ... 17 Tabel 4.4. Rerata jumlah daun (helai) bawang merah kombinasi
perlakuan konsentrasi pupuk organik cair Bioslurry
(B) dan waktu aplikasi (W) ... 18 Tabel 4.5. Jumlah daun pada berbagai perlakuan konsentrasi
pupuk organik cair Bioslurry (B) dan waktu aplikasi
(W) ... 20 Tabel 4.6. Rerata jumlah anakan (buah) bawang merah
kombinasi perlakuan konsentrasi pupuk organik cair
Bioslurry (B) dan waktu aplikasi (W) ... 22 Tabel 4.7. Jumlah anakan pada berbagai perlakuan konsentrasi
pupuk organik cair Bioslurry (B) dan waktu aplikasi
(W) ... 23 Tabel 4.8. Diameter umbi pada berbagai perlakuan konsentrasi
pupuk organik cair Bioslurry (B) dan waktu aplikasi
(W) ... 26 Tabel 4.9. Berat segar umbi (BSU), berat kering angin umbi
(BKAU) dan berat umbi per petak (BUP) pada berbagai perlakuan konsentrasi pupuk organik cair
Bioslurry (B) dan waktu aplikasi (W) ... 27 Tabel 4.10. Rerata produksi bawang merah kombinasi perlakuan
konsentrasi pupuk organik cair Bioslurry (B) dan
waktu aplikasi (W) ... 29
xiii
Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 4.1. Tinggi tanaman bawang merah dari kombinasi
perlakuan konsentrasi pupuk organik Bioslurry
dengan waktu aplikasi pada minggu ketujuh ... 18 Gambar 4.2. Jumlah daun tanaman bawang merah kombinasi
perlakuan konsentrasi pupuk organik Bioslurry
dengan waktu aplikasi pada minggu kelima ... 21 Gambar 4.3. Jumlah anakan tanaman bawang merah dari
kombinasi perlakuan konsentrasi pupuk organik Bioslurry dengan waktu aplikasi pada minggu
keempat ... 24 Gambar 4.4. Rerata jumlah umbi bawang merah dari perlakuan
waktu aplikasi ... 24 Gambar 4.5. Rerata jumlah umbi bawang merah dari perlakuan
konsentrasi pupuk organik cair Bioslurry ... 25 Gambar 4.6. Rerata jumlah umbi tanaman bawang merah dari
kombinasi perlakun konsentrasi pupuk organik
Bioslurry dengan waktu aplikasi ... 25
xiv
Universitas Sriwijaya
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Denah Penelitian ... 39 Lampiran 2. Dokumen Penelitian ... 40 Lampiran 3. Data dan Sidik Ragam Parameter ... 46Universitas Sriwijaya BAB 1
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstisuti yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makan serta bahan obat tradisional (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2005).
Bawang merah juga merupakan sumber pendapatan yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi wilayah. Nilai ekonomi yang tinggi menyebabkan pengusahaan budidaya bawang merah telah menyebar di hampir semua provinsi di Indonesia. Meskipun minat petani terhadap bawang merah cukup kuat, namun dalam proses pengusahaannya masih ditemui berbagai kendala, baik kendala yang bersifat teknis maupun ekonomis (Sumarni dan Hidayat, 2005).
Menurut data dari Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Hortikultura (2017), produktivitas bawang merah di Indonesia pada tahun 2017 sebesar 9,30 ton ha-1 yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 9,76 ton ha-1 pada tahun 2016. Produktivitas bawang merah pada tahun 2017 di Sumatera Selata adalah 6,01 ton ha-1 yang mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 6,19 ton ha-1 pada tahun 2016. Produksi bawang merah di Sumatera Selatan pada tahun 2017 yaitu 1.376 ton dengan luasan panen 229 ha.
Menurut Nurahmi et al. (2011), pupuk organik dan anorganik mempunyai perbedaan, antara lain dalam hal kecepatan penyerapan unsur hara penggunaan pupuk organik yang tergolong lebih lambat dibandingkan dengan penggunaan pupuk anorganik sehingga pengaruh yang ditimbulkan oleh pupuk organik terhadap pertumbuhan yang terjadi pada tanaman berlangsung dengan lambat dibandingkan penggunaan pupuk anorgnaik yang berlangsung cepat, sedangkan susunan unsur hara yang terkandung dalam pupuk organik lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk anorganik.
Menurut Novizan (2002), pupuk NPK merupakan pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara, dengan dilakukannya pengolahan lahan yang baik dan
2
Universitas Sriwijaya konsentrasi pupuk NPK yang tepat makka akan didapatkan peningkatan hasil dan pertumbuhan bawang merah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Soenyoto (2015), pada tanaman bawang merah konsentrasi terbaik dan menghasilkan jumlah anakan terbanyak dibanding perlakuan lainnya adalah konsentrasi pupuk NPK Mutiara 2015 kg ha-1.
Menurut Pranata (2005), terdapat berbagai macam pupuk organik cair yaitu, pupuk kandang cair, biogas, pupuk cair dari limbah organik, pupuk cair dari limbah kotoran manusia dan mikroorganisme efektif. Menurut Agus (2013), tanaman membutuhkan unsur hara makro dalam jumlah yang banyak Nitrogen (N), Phospor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S), serta nutrisi mikro yang hanya diperlukan dalam jumlah sedikit seperti Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu) dan Seng (Zn). bioslurry mengandung bahan organik 68,59%, C- organik 17,87%, N 1,47%, P 0,52%, K 0,38% dan C/N 9,09 % yang sangat diperlukan oleh tanaman, ini menjadikan Bioslurry sangat baik untuk menyuburkan lahan dan meningkatkan produksi tanaman budidaya. Menurut Oman (2003), sludge merupakan pupuk organik cair dari ampas kotoran sapi yang berasal dari biogas sangat baik untuk dijadikan pupuk karena mengandung berbagai macam unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan seperti P, Mg, Ca, K, Cu, dan Zn.
Risq (2017) menyatakan bahwa, bioslurry memiliki keunggulan dibanding dengan kotoran hewan segar atau pupuk kandang biasa yaitu dapat menyuburkan tanah karena dapat menetralkan tanah yang asam dengan baik, menambahkan humus sebanyak 10-12% sehingga tanah lebih bernutrisi dan mampu menyimpan air, mendukung aktivitas perkembangan cacing dan mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman, kandungan nutrisi Bioslurry terutama nitrogen (N) lebih tinggi dibanding pupuk kandang/kompos atau kotoran segar.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik cair memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan tanaman.
Menurut penelitian Rizqiani et al. (2007), pupuk cair bioslurry memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan tanaman buncis. Hal yang sama juga disampaikan oleh Parman (2007) untuk tanaman kentang, serta Rahmi dan Jumiati (2007) untuk tanaman jagung manis.
3
Universitas Sriwijaya Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Safei (2018), adanya interaksi antara konsentrasi dan waktu aplikasi pupuk bioslurry dalam mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah pada konsentrasi 6-12 liter ha-1 dan waktu aplikasi pada 2 dan 4 minggu setelah tanam (MST). Konsentrasi pupuk organik cair Bioslurry meningkatkan tinggi tanaman (2 dan 6 MST), jumlah daun pada (2 MST) dan umur berbunga cukup pada konsentrasi 12 liter ha-1.
Waktu aplikasi pupuk akan dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Menurut Nurahmi et al. (2011), kandungan nutrisi di dalam pupuk organik Bioslurry cair dan waktu aplikasi yang sesuai akan memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian tentang pengaruh konsentrasi dan waktu aplikasi pupuk cair bioslurry terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah.
1.2. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendapatkan konsentrasi terbaik pupuk organik cair bioslurry terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Bawang Merah.
2. Mendapatkan waktu aplikasi pupuk organik cair bioslurry yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Bawang Merah.
3. Mendapatkan kombinasi terbaik antara konsentrasi dan waktu aplikasi pupuk organik cair bioslurry terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Bawang Merah.
1.3. Hipotesis
1. Diduga konsentrasi 15% bioslurry memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.).
2. Diduga perbedaan waktu aplikasinya memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.).
3. Adanya pengaruh kombinasi antara konsentrasi pupuk organik bioslurry cair dengan waktu aplikasi terhadap hasil dan pertumbuhan bawang merah (Allium ascalonicum L.).
36
Universitas Sriwijaya DAFTAR PUSTAKA
Agus S. 2013. Pengelolaan dan Pemanfaatan Biobio-slurry. https:// www.
academia.edu/10389621/Pengelolaan_dan_Pemanfaatan_Biobio-slurry.
Diakses tanggal 31 Desember 2015.
Anonymous. 2013. Pedoman Pengguna Pengawas Pengelolaan dan Pemanfaatan Bio-slurry. Tim Biogas Rumah. Jakarta. 31 hlm.
Anshar M., 2002. Aplikasi effective microorganism dan pupuk organik hayati E2001 untuk meningkatkan hasil bawang merah. J. Agrisains 3 (1). 140- 146.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Bawang Merah Agribisnis: Bawang Merah. Jakarta:
Departemen Pertanian.
Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Hortikultura. 2017. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah. Jakarta : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Dikutip dari http://pangan.litbang.pertanian.
go.id/files/Statistik/StatistikPertanian2017.pdf. Diakses pada tanggal 18 Mei 2019.
Besari, D. K. 2015. Uji Keefektifan Pupuk Bio-Slurry Cair dan Kombinasinya dengan Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Skripsi [Tidak Dipublikasikan]. Universitas Lampung. Lampung.
BPPT, 2007. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan. http//www.iptek.net.id /ind/teknologi-pangan/index.php id=244. Diakses 21 Februari 2007.
Dewi, N. 2012. Aneka Bawang. Pustaka Baru Press. Jogjakarta. 195 hlm.
Elisabeth, D.V. 2013. Pengaruh Pemberian Berbagai Komposisi Bahan Organik Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Jurnal Produksi Tanaman. 1 (3). 22-35.
Gardner, F.P., R. B. Pearce and R. L. Mitchell. 1991. Crops physiology: Field crops physiology. UI Press. Jakarta.
Gustriana, F. Rugayah. Yafizham, dan Hendarto, K. 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik BIO-SLURRY Padat dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Jurnal Agotek Tropika. 3: 64-70.
Hadisuwito, S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Agromedia. Jakarta.
Hidayat, A. 2004. Budidaya bawang merah. Beberapa hasil penelitian di Kabupaten Brebes. Makalah disampaikan pada Temu Teknologi Budidaya Bawang Merah. Direktorat Tanah, Sayuran dan Bio Farmaka, Brebes, 3 September 2004.
37
Universitas Sriwijaya Latarang, B. dan Syakur, Abd. 2006. Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Pada Berbagai Konsentrasi Pupuk Kandang.
Jurnal Agroland. 13 (3) : 265 – 269.
Nasreen, S, Haque, MM, Hosain, MA & Farid, ATM 2007, Nutrient uptake and yield of onion as influenced by nitrogen and sulphur fertilization, Bangladesh, J. Agril. Res. 32 (3) : 13-20.
Nendissa, J.I. 2008. The influence organic soil treatment QSD and time span of the landeto solution application on the gowth and yield of shallots on regosol.
Jurnal Budidaya Pertanian. 4: 122-131.
Novira, F., Husnayatti, dan S. Yoseva. 2015. Pemberian Pupuk Limbah Cair Biogas dan Urea, TSP, KCL Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.). JOM FAPERTA. 2(1).
Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka: Jakarta.
Nurahmi E, Mahmud T & Sylvia RS. 2011. Efektivitas Pupuk Organik Terhadap Cabai J. Floratek. 6 (2).
Oman. 2003. Kandungan Nitrogen (N) Pupuk Organik Cair Dari Hasil Penambahan Urine Pada Limbah (Sludge) Keluaran Instalasi Biogas Dengan Masukan Feces Sapi. Skripsi [Tidak Dipublikasikan]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman (Edisi Revisi), Penebar Swadaya, Jakarta
Pranata, A.S. 2005. Pupuk Organik Cair, Aplikasi dan Manfaatnya. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Risnawaty, M. 2015. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Caisim (Brassica Rapa L.) Akibat Pemberian Pupuk Kotoran Sapi Olahan Biogas. http://
eprints.ung.ac.id/4437/1/2013-1-54211-613409099-abstraksi 300720130 70836.pdf. Diakses tanggal 1 November 2015.
Risq, A.A. 2017. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair Bio-slurry dan Waktu Aplikasi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kubis Bunga (Brassica oleraceae L.). Skripsi [Tidak Dipublikasikan]. Lampung: Universitas Lampung.
Rizqiani, N.F., E. Ambarwati, dan N.W. Yuwono. 2007. Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Hasil Buncis (Phaseolus vulgaris L.) Dataran Rendah. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan.7 : 43 – 53.
Rosmarkam, A. 2001. Ilmu Ke-suburan Tanah. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UGM Yokyakata.
Rukmana. 2007. Bawang Merah: Budidaya dan Pengelolaan Pascapanen.
Yogyakarta: Kanisius
38
Universitas Sriwijaya Safei, M.A. 2018. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Aplikasi Pupuk Cair Bioslurry Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Skripsi [Tidak Dipublikasikan]. Lampung: Universitas Lampung.
Sari, R.P.K. 2017. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Bio-slurry Cair dan Waktu Aplikasi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.). Skripsi [Tidak Dipublikasikan]. Lampung : Universitas Lampung.
Setiyowati, S. Haryanti dan H. Rini Budi. 2010. Pengaruh perbedaan konsentrasi pupuk organik cair tehadap produl<si bawang merah (Allium ascalonicum L). Jurnal BIOMA. 12 (2) : 44-48.
Singh, JV, Kumar, A & Singh, C 2000, ‘Influence of phosphorus on growth and yield of onion (Allium cepa L.), Indian J. Agric. Res. Vol. 34(1) : 51-54.
Soenyoto, Edy. 2015. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Anorganik NPK Mutiara (16:16:16) dan Pupuk Organik Mashitam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Bangkok Thailand. Skripsi [Tidak Dipublikasikan]. Kediri: Universitas Islam Kediri.
Sudirja. 2007. Pedoman Bertanam Bawang. Kanisius. Yogyakarta.
Sumadi. 2003. Intensifikasi Budidaya Bawang Merah. Kanisius. Yogyakarta. 80 hal.
Sumarni, N dan A. Hidayat., 2005. Budidaya Bawang Merah. Panduan Tekni PTT Bawang Merah No. 3. Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang. Bandung.
Sumarni, N. Rosliani, R. dan Basuki, R.S. 2012. Respons Pertumbuhan, Hasil Umbi dan Serapan Hara NPK Tanaman Bawang Merah Terhadap Berbagai Konsentrasi Pemupukan NPK Pada Tanah Alluvial. Jurnal Hortikultura.
22 (4) : 366-375
Sumiati, E & Gunawan, OS 2007, ‘Aplikasi pupuk hayati mikoriza untuk meningkatkan serapan unsur hara NPK serta pengaruhnya terhadap hasil dan kualitas hasil bawang merah’, J.Hort. 17(1) : 34-42.
Suparman. 2010. Bercocok Tanam Bawang Merah. Azka Press. Jakarta.
PTarmizi. 2010. Kandungan Bawang Merah dan Khasiatnya. UI. Jakarta.
Tjitrosoepomo, G. 2010. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta:
Gajah Mada University press.
Wibowo, S. 2007. Budidaya bawang; Bawang putih bawang merah bawang bombay. Penebar Swadaya, Jakarta.