• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLIKASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS IV DI SD SAMBUNG JAWA 3 KECAMATAN MAMAJANG KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IMPLIKASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS IV DI SD SAMBUNG JAWA 3 KECAMATAN MAMAJANG KOTA MAKASSAR"

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)

ii

IMPLIKASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN IPS

KELAS IV DI SD SAMBUNG JAWA 3 KECAMATAN MAMAJANG

KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh RAHMA AULIA NIM 105401120417

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2022

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : RAHMA AULIA

NIM : 1054011120417

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Judul Skripsi : Implikasi Pendidikan Karakter Disiplin Dan

Tanggung Jawab Dalam Pembelajaran IPS Di SD Inpres Sambung Jawa 3 Kecamatan Mamajang Kota Makassar

Dengan ini menyatakan bahwa:

Skripsi yang saya ajukan di depan TIM adalah ASLI hasil karya sendiri, bukan hasil ciplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Agustus 2022 Yang Membuat Pernyataan

RAHMA AULIA

(5)

v

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : RAHMA AULIA

Nim : 105401120417

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Dengan ini menyatakan perjanjian sebaagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini. Saya yang menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapa pun).

2. Dalam penyusunan skripsi ini, saya selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing, yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi saya.

4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Agustus 2022 Yang Membuat Perjanjian,

RAHMA AULIA

(6)

vi

Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul dan kepada pemangku kekuasaan (Pemimpin, Guru) diantaramu, maka jika kamu berselisih dalam suatu urusan, kembalikanlah ia pada (kitab) Allah dan (sunnah) Rasul, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.

Itulah yang lebih baik dan lebih bagus kesudahannya. (Annisa ayat 59)

Janganlah berharap mencapai kesuksesan dalam Hidup Tanpa adanya suatu usaha dan doa , Maka dari itu mulailah dari sekarang untuk Berusaha guna mencapai suatu kesuksesan

Persembahan :

Karena itu, kupersembahkan karya sederhana ini sebagai ungkapan rasa cinta dan banggaku sebagai seorang anak atas segala pengorbanan dan kasih saying ibunda dan ayahandaku serta saudara-saudara dan keluargaku yang senantiasa mendoakanku.

(7)

vii ABSTARK

RAHMA AULIA, 2022. Implikasi Pendidikan Karakter Disiplin dan Tanggung jawab Dalam Pembelajaran IPS Di SD Inpres Sambung Jawa 3 Kecamatan Mamajang Kota Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Dibimbing oleh Nursalam dan Siti FatimahTola.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab dalam pembelajaran IPS di SD Inpres Sambung Jawa 3 Kecamatan Mamajang Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil karakter disiplin dan tanggung jawab dalam pembelajaran IPS SD Inpres Sambung Jawa 3 Kecamatan Mamajang Kota Makassar.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskritif. Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Sambung Jawa 3 Kecamatan Mamajang Kota Makassar.

Tekhnik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. instrumen penelitian ini dibuat berupa pedoman wawancara. Informan wawancara kepala sekolah, guru kelas IV B, guru kelas II, guru kelas III, peserta didik kelas IV B dan orangtua peserta didik kelas IV B, pedoman observasi untuk guru dan peserta didik, dan pedoman analisis dokumentasi. Temuan data hasil penelitian dianalisis melalui serangaian analisis kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa implementasi pendidikan karakter memiliki 3 tahap yaitu, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.

Pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab juga diterapkan melalui keteladanan dan pembiasaan. Orangtua menerapkan pendidikan karakter di rumah dengan carapembimbingan, keteladanan dan pemberian hadiah. Walaupun tidak semua orangtua memperhatikan anaknya. Dilihat dari hasil presentase hasil observasi menunjukan angka yang baik. Penerapan pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab sudah dilakukan dengan baik tetapi masih ada peserta didik yang melanggar. Adapun peserta didik yang melanggar akan diberikan sanksi oleh guru.

Kata kunci: Karakter, Disiplin, Tanggung jawab.

(8)

viii

Segala puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia- Nya hingga terselesaikannya proposal dengan judul “Implikasi Pendidikan Karakter disiplin dan tanggung jawab dalam Pembelajaran IPS di SD Inpres Sambung Jawa 3 Kecamatan Mamajang Kota Makassar”.

Segala daya dan upaya telah Penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini dalam memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Selama penulisan Skrispsi ini, segala hambatan dan kekurangan Penulis telah mendapat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Teristimewa Segala hormat, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Romi N Balango dan Samsia Rauf selaku kedua orang tua yang telah berjuang, mendoa’akan, mengasuh, mendidik, memberi dorongan, kasih sayang dan perhatiannya dari kecil hingga sampai sekarang. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Abdul Wahid selaku suami yang selalu mensuport dan membantu selama pembuatan skrisi ini. Selanjutnya penulis menyampaikan ucap terimakasih, penghormatan dan penghargaan kepada Prof. Dr. H. Nursalam, M.Si selaku pembimbing I dan Dra. Hj. Siti Fatimah Tola, M.Si selaku pembimbing II yang sabar, iklas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, motivasi, serta saran-

(9)

ix

saran yang berharga kepada penulis selama menyusun skripsi. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucap terimakasih, penghormatan dan penghargaan kepada: Prof. Dr. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Erwin Aib, M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Guru Sekolah Dasar serta seluruh dosen dan staf pegawaiprogra studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, yang telah membekali penulisan dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Penulis juga hanturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada teman-teman PGSD angkatan 2017 terkhusus fatmawati SN dan Masita Rasyid yang juga telah mensuport dan membantu dalam penyusunan skripsi.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin yarrobal’alamin.

Billahi fisabilil haq fastabiqul khaerat

Makassar, Agustus 2022

Penulis

(10)

x

LEMBAR PENGESAHAN...ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii

SURAT PERNYATAAN...iv

SURAT PERJANJIAN...v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN...vi

ABSTRAK...vii

KATA PENGANTAR...vii

DAFTAR ISI...x

DAFTAR TABEL...xii

DAFTAR GAMBAR...xiii

BAB 1 PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...5

C. Tujuan Penelitian...6

D. Manfaat Penelitian...6

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS...8

A. Kajian Teori...8

1. Hakekat Pendidikan...8

2. Hakikat Pendidikan Karakter...9

3. Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab...27

4. Ilmu Pengetahuan Sosial...29

5. Implementasi Pendidikan Karakter di Kelas...31

6. Penelitian Relavan...33

B. Kerangka Pikir...34

BAB III METODE PENELITIAN...36

A. Jenis Penelitian...36

B. Lokasi dan Waktu Penelitian...37

C. Sumber Data...37

D. Fokus dan Deskripsi Penelitian...38

E. Instrumen Penelitian...38

F. Teknik Analisis Data...42

G. Keabsaan Data...43

(11)

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...45

A. Hasil Penelitian...42

B. Pembahasan...72

BAB V PENUTUP...76

A. Kesimpulan...76

B. Saran...77

DAFTAR PUSTAKA...78

(12)

xii

Nomor Halaman

2.1. Nilai-nilai karakter peserta didik...24

3.1 Wawancara untuk kepala sekolah...40

3.2 Wawancara untuk guru kelas...40

3.3 Wawancara untuk peserta didik...40

3.4 Wawancara untuk orantua peserta didik...40

3.5 Kisi-kisi observasi peserta didik...41

3.6 Kisi-kisi observasi peserta guru...41

4.1 Profil sekolah...45

4.2. Daftar nama guru...48

4.3 Daftar nama peserta didik...49

4.4. Daftar nama ayah peserta didik...50

4.5. Daftar nama ibu peserta didik...51

4.6 Daftar Penerapan Pendidikan karakter pada pelaksaan pembelajaran...56

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman 2.2. Skema bagan keraangka berpikir...35

(14)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan atau keterampilan melalui pengajaran dan pelatihan atau penelitian yang terjadi dari satu generasi kegenerasi berikutnya. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Pendidikan diselenggarakan memperdayakan dengan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

Pendidikan mempunyai andil yang penting dalam menentukan proses pencapaian tujuan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa:

Pendidikan Nasional mempunyai fungsi mengembangkan karakter yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan Nasional bertjuan untuk mengembangkan karakter dan potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwaa, berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, mandiri, kreatif dan demokratis serta bertanggungjawab.

Pendidikan sebagai suatu upaya sadar mengembangkan peserta didik, tidak dapat dilepaskan dari lingkungan mereka berada utamanya lingkungan budaya karena pendidikan yang tidak dilandasi prinsip budaya menyebabkan peserta didik tercabut dari akar budayanya, dan ketika hal itu terjadi maka mereka tidak akan menjadi asing dalam lingkungan budayanya. Kecenderungan itu terjadi Karena ia tidak memiliki norma dan nilai karakter yang digunakan untuk melakukan pertimbangan. Dalam kaitan tersebut, pendidikan karakter melalui kegiatan

(15)

2

pengembangan karakter akan tersosialisasi sistematis menjadikan pendidikan karakter menjadi sangat penting. Implikasi pendidikan karakter sebagai wujud sosialisasi nilai-nilai luhur adalah format penguatan yang sistematis dan terencana.

Semakin kuat pula kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang menjadi warga masyaraakat yang baik

Potensi yang dimaksud dalam UU diatas adalah kapasitas bawaan, (inner capacity) manusia yang perlu diaktualisasikan melalui ranah pendidikan. Artinya hanya dengan pendidikanlah manusia dapat berkembang seperti mengembangkan pikiran, psikomotorik, perasaan dan hati yang berperan sangat penting untuk mengendalikan komponen yang ada. Sehingga menjdai manusia yang seutuhnya.

Karakter adalah tingkah laku, pendidikan karakter memiliki dua pengertian. Pertama, ia menunjukan bagaimana seseorang bertingkah laku.

Menurutnya apabila seseorang bertingkah laku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentunya orang tersebut memanifestasikan perilku buru. Sebaiknya apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentunya orang tersebut memanifestasikan karakter mulia. Kedua karakter erat kaitannya dengan Personality, dan seseorang baru bisa sebut orang yang berkarater ( a person of character ) apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral (Mu,in, 2011:160).

Di Indonesia pendidikan karakter dirancang oleh pemerintah Sosilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam peringatan Hari Kemerdekaan Nasional, pada 2 Mei 2010. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional sudah telah merancang penerapan pada pendidikan karakter mulai dari usia dini atau sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pembentukan karakter sangat penting dilakukan

(16)

sejak usia dini. Jika karakter dari usia dini telah terbentuk. Maka akan sulit untuk mengubahnya.

Pendidikan karakter adalah suatu upaya membantu perkembangan jiwa anak- anak baik lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju kearah peradaban yang manusiawi dan lebih baik. Pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah benar atau salah, tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan tentang hal-hal baik dalam kehidupan. Sehingga peserta didik memiliki komitmen untuk menerapkan kebijakan dalam kehidupan sehari-hari.

Pelaksanaan pendidikan karakter mempunyai tahap terpenting pada usia sekolah dasar. Karena usia sekolah dasar merupakan hal fundamental bagi kesuksesan dalam membentuk karakter peserta didik. Anak sekolah dasar mengalami perkembangan fisik, serta perkembangan watak , intelektual, emosional, moral, bahasa dan pekerti yang tumbuh pesat. Maka dariitu usia dini atay sekolah dasar merupakan usia yang baik dalam pengembangan karakter.

Tujuan ilmu pendidikan karakter di sekolah dasar tidak hanya membekali siswa ke jenjang selanjutnya tetapi penanaman moral yang diharapkan mampu membentuk warga negara yang baik. Penguatan pendidikan karakter pada usia dini sangat relavan untuk mengatasi krisis moral dan etika. Banyak peristiwa mengkhawatirkan terjadi dilingkungan pendidikan yang membuat dunia pendidikan semakin lumpuh.

Disiplin adalah tindakan yang menunjukan perilaku patuh serta tertib pada peraturan atau ketentuan yang ada pada suatu tempat. Adapun indikator dari disiplin tersebut yaitu membiasakan diri tidak telat atau tepat waktu, mematuhi

(17)

4

peraturan. Begitu pula dengan tanggung jawab yang merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya ia lakukan.

Misalnya melaksakan tugas yang diberikan oleh guru, tugas piket dikelas dan kegiatan lainnya.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah bertujuan mengembangkan potensi dan peka pada masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap dan mental yang positif, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi dan keterampilan mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun masyarakat.

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti, pendidikan karakter di sekolah SD Inpres Sambung Jawa 3 Kecamatan Mamajang Kota Makassar belum secara keseluruhan berdampak pada perubahan perilaku. Kenyataannya, dalam proses pembelajaran beberapa murid belum terlibat secara langsung, seperti halnya yang terjadi pada SD Sambung Jawa 3 Kecamatan Mamajang Kota Makassar. Banyak hal-hal yang terjadi diluar nalar. Hal ini terjadi bukan karena kecerobohan akan tetapi terjadi karena kurang tertanam jiwa karakter pada diri masing-masing individu. Seperti murid makan di dalam kelas saat proses belajar mengajar akibatnya berkurangnya sopan santun murid terhadap guru karena terdapat beberapa murid yang tidak menghargai guru ketika guru sedeang melakukan proses belajar mengajar didalam kelas. Peserta didik membuat kegaduhan didalam kelas sehingga proses belajar mengajar didalam kelas menjadi tidak terkontrol yang membuat rasa hormat kepada guru menjadi berkurang. dan masih ada beberapa peserta didik yang tidak melaksanakan atau bertanggung jawab pada tugas yang diberikan oleh guru.

(18)

Meskipun pendidikan karakter sudah diterapkan di kelas SD Inpres Sambung Jawa 3 Kecamatan Mamajang Kota Makassar tetapi wali kelas IV B mengungkapkan Masih ada peserta didik yang tidak patuh dan masih ada perilaku yang melanggar di kelas IV B .

Pendidikan karakter merupakan jawaban dari semua penyelenggaraan pendidikan yang diterapkan Salah satu yang termasuk didalamnya adalah pembelajaran IPS yang mana dapat menanaman karakter terhadap peserta didik di kelas IV B SD Inpres Sambung Jawa 3 Kecamatan Mamajang Kota Makassar.

Berdasarkan tabel diatas dalam penelitian ini peneliti akan meneliti bagaimana pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai untuk meningkatkan perilaku disiplin dan tanggung jawab pada murid di kelas IV B SD Inpres Sambung Jawa 3 Kecamatan Mamajang Kota Makassar. Diangkat dari latar belakang diatas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut dan mengangkat judul tentang

“implikasi pendidikan karakter disiplin dan tanggungjawab siswa melalui pembelajaran IPS di SD Inpres Sambung Jawa 3 Kecamatan Mamajang Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Implikasi Pendidikan Karakter Disiplin dan Tangggung Jawab Dalam Pembelajaran IPS di SD Inpres Sambung Jawa Kecamatan Mamajang Kota Makassar?

(19)

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah;

1. Untuk mengetahui implikasi Pendidikan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab Dalam Pembelajaran IPS di SD Inpres Sambung Jawa Kecamatan Mamajang Kota Makassar

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, secara khusus manfaat penelitian ini adalah:

1. manfaat teoritis

hasil penelitian ini dapat menjadi informasi yang dapat memperkaya khasana pengetahuan pendidikan karakter khususnya dalam mata pembelajaran IPS 2. Manfaat Praktis

1. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai upaya kebijakan sekolah dalam mengarahkan pembelajaran IPS agar siswa dapat memiliki nilai karakter yang baik.

2. Bagi guru

Hasil pembelajaran ini bermanfaat sebagai acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran yang mengarah pada nilai-nilai karakter

3. Bagi peneliti

Peneliti memberi masukan sekaligus untuk mengetahui gambaran deskriptif

(20)

sejauh mana pelaksanakan pendidikan karakter dalam mata pembelajaran IPS di SD Inpres Sambung Jawa 3 Kecamatan Mamajang Kota Makassar

(21)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP

A. Kajian Teori

1. Hakekat Pendidikan a. Pengertian Pendidikan

Pada dasarnya setiap orang mengalami pendidikan. Tetapi tidak semua orang paham akan maknanya. Pendidikan merupakan pertolongan pertama yang diberikan oleh orang dewasa untuk perkembangan anak dengan tujuan untuk mencapai kedewasaan anak tersebut (Feni, 2014:13).

Pendidikan merupakan pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingungan dan diperoleh sepanjang hidup. Pendidikan dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah. Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan menurut (Mudyahardjo, 2012:11) yaitu:

Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan pengajaran atau latihan yang berlangsung di sekolah dan diluar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peran daalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) pengertian pendidikan merupakan suatu proses belajar serta pemahaman yang tinggi mengenai objek tertentu dan lebih spesifik. Pengetahuan yang diperoleh secara formal akan berakibat pada setiap individu yaitu memiliki pola pikir, akhlak dan perilaku yang sesuai dengan pendidikan yang diperoleh.

(22)

b. Tujuan Pendidikan

(Yulianti Usman, 2022:08) Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat sebagai berikut:

1. Tujuan pendidikan terdapat dalam UU No. 2 tahun 1985 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa

2. Tujuan pendidikan nasional menurut TAP MPR NO II/MPR/1993 yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berbudi pekerti luhur, kepribadian, mandiri, maju tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos, kerja professional serta sehat jasmani dan rohani.

2. Hakikat Pendidikan Karakter a. Pengertian Karakter

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti pekerti dan akhlak yang membedakan seseorang dengan orang lain. Watak atau karakter, berasal dari kata Yunani “charassein”, yang berarti barang atau alat untuk menggores, yang kemudian dipahami sebagai stempel atau cap.

Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas 2008 adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,

(23)

10

temperamen, watak. Adapun berkarakter adalah kepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Perlunya pendidikan karakter tertuang dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 3 dinyatakan bahwa:

Pendidikan Nasional mempunyai fungsi mengembangkan karakter yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan Nasional bertjuan untuk mengembangkan karakter dan potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuham YME, berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, mandiri, kreatif dan demokratis serta bertanggungjawab.

Berdasarkan pernyataan tersebut, terlihat bahwa tujuan pendidikan nasional secara keseluruhan adalah pengembangan karakter peserta didik. Karakter berarti tabiat atau kepribadian seseorang Karakter dimaknai sebagai cara berpikir atau berperilaku yang khas tiap individu untuk individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masayarakat, bangsa, dan Negara. Individu yang berkarakter adalah individu yang membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan setiap akibat dari keputusannya. Karakter dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diseluruh sesame manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perkataan, perasaan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, adat istiadat, dan estetika. Karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam bertindak (Rosidatun, 2018:19)

Karakter merupakan keseluruhan kodrati atau disposisi yang telah dikuasi secara stabil yang mendefiniskan seseorang individu dalam keseluruhan tata perilaku psikisnya yang menjadi tipikal dalam cara berfikir dan bertindak (Zainal

(24)

dkk, 2011:2) manyatakan karakter mengacu pada serangkaian sikap (attitude), perilaku (behavior), motivasi (motivation) dan keterampilan (skills). karakter berasal dari bahasa yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku.

Berdasarkan dari pembahasan diatas dapat ditegaskan bahwa karakter merupakan kepribadian yang menjadikan tipikal dalam cara berfikir dan bertindak yang melekat pada diri seseorang, karakter terdiri atas tiga unjuk perilaku yang terdiri atas pengetahuan moral, perasaan berlandaskan moral, dan perilaku berlandaskan moral. Karakter yang baik terdiri atas proses tahu di mana yang baik, keinginan kelakuan yang baik, dan melakukan yang baik.

Karakter merupakan suatu atribut yang dapat membentuk atau membedakan ciri pribadi, etis dan kompleksitas, suatu kelompok atau bangsa. Secara konseptual, istilah karakter dipahami dalam pengertian dua kubu. Pengertian kubu pertama, bersifat deternistik. Karakter merupakan suaatu kondisi yang dapat kita terima begitu saja, tidak dapat dirubah. Dan mempunyai tanda khusus yang dapat membedakan seseorang yang satu dan lainnya. Pengertian kedua, bersifat non deternistik atau dinas. Disini karakter dipahami sebagai sikap atau ketangguhan dalam mengatasi kondisi kerrohaniah yang sudah given. Ini merupakan proses yang dikehendaki oleh seseorang (walled) untuk menyempurnakan kemanusiaanya (Saptono, 2011:18)

Karakter dibentuk sejak saat kita lahir sampai mencapai usia kita enam tahun. Karakter muncul dari lingkungan sekitar atau rpses yang berawal dari pola

(25)

12

asuh keluarga, selanjtunya dilengkapi oleh sistem pendidikan. Yang telah diatur oleh pihak negara. Pendidikan tepat guna merupakan pembelajaran yang diberikan dari seseorang sesuai perkembangan dan sesuai dengan umur anak. (Setiawan, 2011:16)

Jadi perkembangan karakter setiap individu dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan, setiap manusia memiliki potensi bawaan, potensi itulah termanifestasikan setelah ia dilahirkan. Pada dasarnya manusia mempunyai potensi mencintai kebijakan, namun apabila potensi yang demikian tidak difasilitasi oleh pendidikan, maka manusia akan berubah dan lebih buruk dari pada binatang (Zimmer, 2011:16)

Ada beberapa unsur dimensi manusia secara psikologis dan sosiologis terkait terbentuknya karakter manusia menurut (Mu’in, 2011:167). Unsur-unsur tersebut antara lain :

1. Sikap

Sikap merupakan cerminan karakter seseorang. Sikap seseorang terhadap sesuaru yang dia hadapi dapat enunjukan bagaimana karakternya.

2. Emosi

Emosi merupakan sesuatu yang dirasakan manusia, berupa perilaku, kesadaran dan proses fisikologi yang dialami manusia dalam situasi tertentu 3. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan perspektif dalam memandang yang memberikan dasar kepada manusia dalam pengmbilan piliha dan keputusan.

(26)

4. Kebiasaan dan kemauan

Kebiasaan merupakan suatu yang tidak direncanakan dan bersifat menetap.

5. Konsep diri

Hal merupakan orang yang dapat mengkonsepkan dirinya sebagaimana ia membentuk wataknya..

b. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter juga dimaknai sebagai pendidikan moral. budi pekerti, dan watak, yang harus bertujuan mengembangkan kemampuan siswa untuk memberi keputusan yang baik. Pendidikan karakter dapat didefinisikan secara luas atau secara sempit. Dalam makna yang luas pendidikan karakter mencakup hamper seluruh usaha sekolah diluar bidang akades terutama yang bertujuan untuk membantu siswa tumbuh menjadi seseorang yang memiliki karakter yang baik.

Dalam makna yang sempit pendidikan karakter dimaknai sebagai sejenis pelatihan moral yang merefleksikan nilai tertentu (Samani & Hariyanto, 2012:44))

Pendidikan karakter dipahami sebagai penanaman sikap, kecerdasan dan pengalaman sehari-hari dalam membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai karakter dan menjadi sifat atau jati dirinya. Dan diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, antar sesama, dan lingkungannya, nilai-nilai luhur tersebut antara lain: kejujuran, kemandirian, sopan santun, kemuliaan sosial, kecerdasan berfikir termasuk penasaran akan intelektual, dan berpikir logis (Zubaedi, 2012:17).

Pendidikan karakterberorientasi sama dengan pendidikan akhlak. Yaitu sama-sama membentuk kkarakter. Perbedaan antara keduanya yaitu pendidikan akhlak lebih terkesan pada agama (islam) pendidikan akhlak baik dan buruknya

(27)

14

didasarkan pada ketentuan syariat. Sedangkan pendidikan karakter terkesan kebaratan dan sekuler. Pendidikan karakter dirumuskan oleh teknik, strategi dan metode dan baik buruknya didasarkan pada kesepakatan universal yang berlaku secara umum.

c. Landasan pendidikan karakter

sejak awal kemerdekaan, bangsa Indonesia sudah bertekat menjadikan pembangunan karakter bangsa sebagai bahan penting dan tidak dari pengembangan nasional. Lebih lanjut harus diingat bahwa secara eksplisit pendidikan karakter (watak) adalah amanat Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang pada pasal 3 menegaskan bahwa: “pendidikan nasioanl berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk wata serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi Warga Negara yang demokratis serta bertanggung Jawab”

berikut ini adalah dasar hukum pembinaan pendidikan karakter.

1. Undang-undang dasar Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

a) Bab 1 (Ketentuan Umum) Pasal 1 ayat 1

Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

(28)

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

b) Bab 1 (Ketentuan Umum) Pasal 1 ayat 2

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudyaan nasional Indonesia dan tanggappan terhadap tuntunan perubahan zaman.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

a) Bab II (Lingkup, Fungsi, dan Tujuan) pasal 4

Standar Nasioanl Pendidikan bertujun menanjan mutu pendidikan nasionall dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

3. Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 tentang pembinaaan kesiswaan.

a) Bab I (Tujuan, Saran, dan Ruang Lingkup) Pasal 1 Tujuan pembinaan kesiswaan.

b) Mengembangkan po

c) Tensi secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat dan kreativitas.

d) Memantapkan pribadi sisw untuk memujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan

e) Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai dengan bakat dan minat.

(29)

16

f) Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang beraklak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat yang madani (civil society)

d. Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter secara perinci memiliki lima tujuan menurut Zubaedi dalam bukunya yang berjudul "Desain Pendidikan Karakter, Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan" 2012 mengatakan, antara lain:

(1) Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia warga negara yang memiliki nilai- nilai karakter bangsa.

(2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius:

(3) Menanamkan jiwa kepempinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa

(4) Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan

(5) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreatifitas dan persahabatan, dan dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.

e. Perencaan Pendidikan Karakter

Rencana pelaksanaan pembelajaran hakekatnya merupakan perancanaan jangka pendek untuk mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam pembelajaran. dengan demikian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan

(30)

tindakan untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. (Khaeruddin, 2007:145).

Perencanaan mempunyai beberapa fungsi diantaranya sebagai berikut (Sanjaya, 2011:35)

(1). Fungsi kreatif

Pelaksanaan dengan mengutamakan perencanaan yang matang, akan dapat memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang terjadi. Memalui umpan balik itulah guru dapat meningkatkan dan memperbaiki program.

(2). Fungsi inovatif

Inovasi hanya akan muncul seandainya kita memahami kensejangan antara harapan dan kenyatan. Kesengjangan itu mungkin hanya dapat ditangkap, manakala kita memahami proses yang akan dilaksanakan secara sistematis yang direncanakan dan terprogram secara utuh.

(3). Fungsi selektif

Adakalah untuk mencapai tujuan atau sasaran pembelajaran kita dihadapkan kepada pilihan strategi. Melalui proses perencanaan kita dapat menyeleksi strategi mana yang kita anggap lebih efektif dan efisien untuk dikembangkan.

(4). Fungsi komunikatif

Suatu perencanaan yang memandai harus dapat menjelaskan kepada setiap orang yang terlibat. Dokumen perencanaan harus mengomunikasikan kepada setiap orang baik tentang tujuan dan hasil yang akan dicapai, atau kegiatan rangkaian yang akan dilakukan.

(31)

18

(5). Fungsi prediktif

Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat dapat menggambarkan apa yang terjadi setelah dilakukan suatu treatment sesuai dengan program yang disusun.

(6). Fungsi akurasi

Melalui proses perencanaan, guru dapat menakar setiap waktuu yang diperlukan untuk menyampaikan materi yang disampaikan ternyata membutuhkan waktu yang lebih apa yang disampaikan.

(7). Fungsi pencapaian tujuan

Mengajar bukan hanya menyampaikan materi akan tetapi membentuk manusia secara utuh

(8). Fungsi control

Mengkontrol keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam suatu proses pembelajaran tertentu. Melalui perencanaan kita dapat menentukan sejauh mana materi pembelajaran yang telah dapat diserap oleh peserta didik dan materi mana yang sudah dan belum dipahami peserta didik.

Berdasarkan peraturan materi pendidikan dan kebudayaan tahun 2013, maka komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) meliputi :

a) Identitas mata pelajatan b) Komponen inti

c) Komponen dasar

d) Indikator pencapaian kompetensi

(32)

e) Tujuan pembelajaran f) Materi ajar

g) Alokasi waktu

h) Metode pembelajaran i) Kegiatan pembelajaran j) Penilian hasil pembelajaran k) Sumber belajar.

f. Pelaksanaan Pendidikan Karakter

Pelaksanaan pendidikan karakter tentunya tidak lepas dari perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya. Jadi pelaksanaan pembelajaran merupakan mplementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajuran meliputi pendahuluan. kegiatan inti, dan penutup, Pendidikan karakter haruslah masuk atau ada dalam setiap kegiatan tersebut.

Praktik penanaman pendidikan karakter harus dilakukan menggunakan metode yang tepat. Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2011 dalam kaitannya dengan pengembangan budaya sekolah yang dilaksanakan dalam kaitan pengembangan diri, (Julianti Usman, 2020 : 22-23) menyatankan empat hal yang meliputi:

1. Kegiatan rutin

Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilaksanakan peserta didik secarn terus-menerus dan konsisten setiap saat.

2. Kegiatan spontan

Bersifat spontan, saat itu juga, pada waktu terjadi keaadaan tertentu,

(33)

20

misalnya mengumpulkan sumbangan bagi korban bencana alam.

3. Keteladanan

Timbulnya sikap dan perilaku peserta didik karena 'meniru perilaku dan sikap guru dan fenaga kependidikan di sekolah, bahkan seluruh warga sekolah yang dewasa lainnya sebagai model.

Pelaksanaan pendidikan karakter harustah dilaksanakan secara sungguh- sungguh dan berkelanjutan. Jadi penanuman pendidikan karakter tidak bisa hanya.

Dilakukan dalam satu kali pertemuan pembelajaran. Penanaman pendidikan karakter juga jangan hanya dilakukan di ruang kelas, namun dalam setiap kegiatan dan di lingkungan sekolah guru haris dapat memberikan contoh atau dapat mengarahkan siswa untuk bertindak vang sesuai dengan karakter yang baik.

Jadi upaya untuk mengimplementasi pendidikan karakter perlu dilakukan dengan pendekatan holistis: yaitu mengintegrasikan perkembangan karakter setiap aspek kehidupan sekolah Pendekatan holistis dalam pendidikan karakter menurut (Zubaedi, 2012:195) memiliki indikasi sebagai berikut:

1. Segala kegiatan di sekolah diatur berdasarkan sinergitas kolaborasi hubungan antara siswa, guru, dan masyarakat,

2. Sekolah merupakan masyarakat peserta didik yang peduli diana ada ikutan yang jelas yang menghubungkan siswa, guru, dan sekolah.

3. Pembelajaran emosional dan sosial setaru dengan pembelajaran akademik.

4. Keriasama dan kolaborasi diantara siswa menjadi hal yang lebih utama dibandingkan persaingan.

(34)

5. Nilai-ilai seperti keadilan, rasa hormat, dan kejujuran menjadi hagian pembelajaran sehari-harn baik di dalam maupun diluar kelas

6. Siswa-siswa diberikan banyak kesempitan untuk mempraktikkan perilaku moralnya melalui kegiatan- kegiatan seperti pembelajaran memberikan pelayanan.

7. Disiplin dan pengelolaan kelas menjadi fokus dalam memecahkan masalah dibandingkan hadiah dan hukuman.

8. Model pembelajaran yang berpusat pada guru harus ditinggalkan dan beralih ke kelas demokrasi dimana guru dan siswa berkumpul untuk membangun kesatuan, norma, dan memecahkan masalah.

Hal yang juga sangat penting diketahui bahwa pendidikan karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), acting, menuju kebiasaan (habit). Hal ini dapat dipahami bahwa karakter tidak hanya sebatas pengetahuan saja. seseorang telah memiliki pengetahuan tentang kebaikan belum tentu dapat bertindak sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Jika seseorang tersebut tidak terlatih atau terbiasa dalam melakukan kebaikan. Jadi tidak hanya pengetahuan saja, untuk membentuk karakter juga harus diimbangi dengan latihan atau membiasakan diri dan diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dan dilakukan dengan konsisten.

g. Evaluasi Pendidikan Karakter

Penilaian pencapaian pendidikan karakter didasarkan pada indikator.

Sebagai contoh, indikator untuk nilai jujur di suatu semester dirumuskan dengan

"mengatakan dengan sesungguhnya perasaan dirinya mengenai apa yang dilihat,

(35)

22

diamati, dipelajari, atau dirasakan", maka guru mengamati apakah yang dikatakan seorang peserta didik itu jujur mewakili perasaan dirinya. Perasaan yang dinyatakan itu mungkin saja memiliki gradasi dan perasaan yang tidak berbeda dengan perasan umum teman sekelasnya. sampai bahkan kepada yang bertentangan dengan perasaan umum teman sekelasnya.

Penilaian dilakukan secara terus-menerus setiap guru berada di kelas atau di sekolah Model Anecdotal Recrind (catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perlaku yang berkenaan denyan nilai yang dikembangkan) selalu dapat digunakan guru. Selain itu guru juga dapat memberikan tugas yang berisikan suatu persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan nilai yang dimilikinya. Sebagai contoh, peserta didik diminta menyatakan sikapnya terhadap upaya menolong pemalas, memberikan bantuan terhadap orang kikir, atau hal-hal lain yang bersifat bukan kontroversial sampai kepada hal yang dapat menimbulkan konflik pada dirinya.

Posisi nilai yang dimiliki peserta didik aialah posisi seorang peserta didik di akhir semester, bukan akumulasi tindakan penilaian selama satu semester tersebut, ini yang membedakan penilaian hasil belajar pengetahuan dengan penilaian karakter atau keterampilan (kemdikbud, 2010) .

h. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pelaksanaan Pendidikan Karakter Dalam tinjauan itmu akhlak diungkapkan bahwa semua tindakan danperbuatan mamusia yang memiliki corak berbeda anturia Hatu dan lainnya, padu dasamya menmpakan akibat adiiva peneuruh dari dalam diri manusia dan

(36)

motivasi yang disuplai dari luur dirinya Beberapa takteot yang dupat memengaruhi pendidikan kurakter menurut (Zubaedi, 2012 : 177) di antaranya:

1) Faktor insting (naluri)

Aneka corak refleksi sikap, tindakan, dan perbuatan manutin dimotivasa olch potensi kechcndak yang dimotori oleh insting seseorang Insaing merupakan seperangkat tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para psikolog menjelaskan bahwa insting (naluri) berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku.

2) Faktor adat atau kebiasaan

Adat atau kebiasaan merupakan tindakan atau perbuatan yang menjadi kebiasaan seperti makan, cara berpakaian, tidur dan sebagainya. Yang dilakukan terus menerus dan berulang-ulang.

3) Faktor keturunan

Faktor keturunan juga merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi pembentukan karakter. Seperti sifat yang diturunkan oleh orangtua kepada anaknya yang dipengaruhi oleh adat, lingkungan dan sifat-sifat bawaan lahiri. Pendidikan tidak sepenuhnya mempengaruhi perkembangan jiwa seseorang.

Menurut empirisme perkembangan jiwa anak ditentukan oleh lingkungan. dalam pembentukan karakter. Menyikapi dua aliran konfrontatif tersebut, timbul teori konfergensi yang bersifat mengkomprokan kedun teori ini dengan menckankan bahwa "dasar" dan "ajar" secara bersama- sama memengaruhi perkembangan jiwa manusia.

(37)

24

4) Faktor lingkungan

Salah satu yang sangat mempengarui dan mmemberikan corak dalam karakter seseorang adalah faktor lingkungan. lingkungan merupakan apa saja yang mengelilingi dan lingkungan meurupakan segala hal yang melingkupi manusia dalam arti yang seluas-luasnya.

Terdapat beberapa pengertian tentang pendidikan karakter. Pendidikan karaakter merupakan suatu upaya terencana dlam melaksanakan pendidikan pendidikan untuk menjadikan peserta didik mempuyai karakter yang baik. (Muclis dkk, 2011:46) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah upaya terencana menjadikan peserta didik mengenal, peduli, dan mengiternalisasikan nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil. (Mulyasa, 2011:9) berpendapat pendidikan karakter menekan pada keteladanan, penciptaan lingkungan, dan pembiasaan. Pendidikan karakter mempunyai tingkatan yang lebih tinggi dengan pendidian budi pekerti. Hal ini menunjukan dengan ruang lingkup pelaksanaan yang tidak terbatas pada proses pembelajaran

i. Nilai-Nilai Karakter Peserta Didik

Tabe 2.1.

Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Afandi, 2011)

Nilai Deskripsi

1. Religious Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan

2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya yang menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu

(38)

dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, pekerjaan

3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

4. Disiplin Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan 5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-

sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu yang

menghasilkan cara atau hasil baru berdasarkan apa yang telah dimiliki

7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak bergantung ppada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya 8. Demokrasi Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang

menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain

9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mnedalam dan meluas dari apa yang dipelajarainya, dilihat dan didengar 10. Semangat Kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya 11. Cinta tanah air Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang

menunjukan kesetiaan dan kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya

(39)

26

12. Menghargai prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan susatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan oran lain

13. Bersahabat/Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang saat berbivara, bergaul dan bekerja sama dengan orang lain

14. Cinta Damai Sikap, perkataan dan tindakan yang

menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya

15. Senang membaca Kesediaan menyiapkan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebijakan bagi dirinya

16. Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan

17. Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi

18. Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang saat melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, and budaya) Negara dan Tuhan YME

(40)

3. Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab

a. Disiplin

1. Karakter Disiplin

Secara etimologis “displin” berasal dari bahasa latin disciplina yang diartikan aturan-aturan, kaidah-kaidah, asas-asas, patokan- patokan, dan perikelakuan. Atau latin dan watak yang dimaksud supaya segala perbuatannya selalu menaati tata tertib (Hariyanto, 2011:235).

Jadi displin adalah tindakan seseorang yang menunjukan erbuatannya baik dalam patuh dan tertib pada peraturan yang berlaku disuatu tempat. Disiplin merupakan kondisi yang terbentuk dari serangkaian perilaku, menunjukan nilai- nilai kesetiaan, ketaatan atau kepatuhan serta ketertiban dan tercipta melalui bimbingan pengalaman, keluarga atau pendidikan dan pengalaman .

2. Tujuan displin

Menurut (Rimm, 2003:47Disiplin bertujuan untuk mengarahkan anak agar belajar melakukan hal-hal yang baik. Untuk membekali mereka ketiak dewasa.

Menurut (Asnillah, 2011:55) ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru untuk membentuk karakter displin pada peserta didik. antaranya sebagai berikut:

a. Konsisten b. Bersifat jelas

c. Memperhatikan haraga diri

d. Sebuah alasan yang bisa dipahami e. Menghadiakan pujian

(41)

28

f. Memeberikan hukuman g. Bersikap luwes

h. Melibatkan peserta didik i. Bersikap tegak

j. Jangan emosional.

b. Tanggung jawab

1. Karakter tanggung jawab

(Ayu kartika, 2019:20) menyatakan bahwa tanggung jawab merupakan suattu sikap atau perilaku seseorang dalam melaksanakan tugasnya dan kewajibanny yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), Negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Dan harus dilaksanakan karena memiliki konsekuensi jika tidak terpenuhi.

Menurut (Yaumi, 2014:144) tanggung jawab adalah kewajiban dalam melaksakan tugas tertentu. tanggung jawab timbul karena telah diberi wewenang, seperti wewenang, tanggung jawab memberikan hubungan tertentu antara pemberi wewenang dan pemerima wewenang. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam menanamkan rasa tanggung jawab yang tinggi pada diri setiap peserta didik diantaranya sebagai berikut.

1. Memulai dari tugas sedarhana

2. Menebus kesalahan saat berbuat salah 3. Segala sesuatu mempunyai konsenkuensi

4. Sering diskusi tentang pentingnya tanggung jawab

(42)

4. Ilmu Pengetahuan Sosial di SD

a. Pengertian ilmu pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah harapan untuk mampu membina suatu masyarakat baik dimana anggotanya benar-benar berkembang secara insan sosial yang rasional dan penuh tanggung jawab, sehingga oleh karenanya diciptakan nilai- nilai.

Ilmu pengetahuan sosial sudah diajarkan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pembelajaran IPS yang sudah kita laksanakan sampai saat ini, tidak menekan pada aspek teoritis keilmuannya. Tetapi menekan pada segi praktis yaitu mempelajari, mengkaji dan menelaah gejala masalah sosial yang sesuai dengan jenjang pendidikan

Setelah kita mengetahui tentang ilmu sosial maka kita dapat mengetahui dengan jelas hakikat dari masing-masing bidang tersebut. Meskipun penekaan dan pendekatan kerangkanya berbeda. Tetapi dua bidang tersebut memiliki perkara yang erat yang sama-sama mempelajari kehidupan manusia dimasyarakat. Menurut (Gunawan, 2016:38) menyatakan bahwa IPS merupakan sebagai bidang keilmuan yang sangat mengikuti perkembangan zaman atau dinamis yang mana dapat mempelajari segala keadaan dan masalah-masalah yang ada di masyarakat.

(Susanto, 2014:139) menyatakan bahwa hakikat pendidikan IPS di SD dikembangkan berdasarkan kenyataan yang ada baik dalam bentuk sosial budaya yang ada dilingkup siswa itu sendiri, sehingga dapat membimbing menjadi warga negara yang baik yang mampu memahami dan menelaah kehidupan sosial yang ad

(43)

30

di lingkungannya serta mampu turut berpartisipasi secara aktif dalam sekitar lingkungan kehidupannya.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya IPS berinduk kepada Ilmu Sosial, dengan pengertian bahwa teori- konsep-prinsip yang diterapkan pada IPS, adalah teori-konsep-prinsip yang ada berlaku untuk semua pendekatan, analisis, dan menyusun alternative pemecahan masalah sosial yang dilaksanakan pada pengkajian IPS. Berdasarkan tingkat jenjang sekolahnya, jumlah bidang yang dilibatkan di dalam IPS berbeda-beda di tingkat sekolag dasar, bidangnya terutama terdiri atas geografi dan sejarahnya.

Secara mendasar pengajaran IPS berkenan erat dengan kehidupan yang ada pada manusia. Baik melibatkan perilaku dan kebutuhannya.

b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Tujuan mata pembelajaran IPS ini adalah agar siswa mampu mengembangkan pengetahuannya serta kerta keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

(Achmad, 2005:2) Adapun tujuan pembelajaran IPS adalah : (1) mengenal konsep-konsep yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) memiliki keterampilan komunikasi, bekerja sama, dan kompetensi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, maupun global.

(44)

c. Ruang Lingkup Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pembelajaran yang ada di sekolah dasar. Setiap mata pembelajaran memiliki ruang lingkup yang berbeda-beda. Ruang lingkup dalam pembelajaran dapat dijadikan sebagai pembatasan dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Ilmu pengetahuan sosial mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia yang ada dipermukaan bumi ini dalam kontekstual atau manusia sebagai anggota masyaraat. Dengan mempertimbangkan bahwa manusia dalam kontekssosial demikian luas, pengajaran IPS pada jenjang pendidikan berbeda karena disesuaikan dengan kemapuan peserta didik. Ruang lingkup pada sekolah dasar berbeda dengan tingkatan menengah dan tingkatan tinggi.

Pembelajaran IPS pada sekolah dasar ruang lingkup pembelajarannya dibatasi sampai gejalah dan masalah yang dapat dijangkau geografis dan tapi hal yang utama adalah gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar peserta didik MI/SD.

5. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Kelas

Implementasi penanaman karakter dalam pembelajaran yang dimaksud disini adalah pada mata pembelajaran di sekolah khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Implementasi penanaman karakter yang harus dilakukan dengan strategi yang matang dengan melihat kondisi dan kemampuan murid serta dengan lingkungan sekitarnya. Menurut (Wagiran, 2011:197) menyatakan bahwa:

Pelaksanaan integrasi karakter dalam pendidikan memiliki prinsip-prinsip umum seperti: (1) tidak mengubah system pendidikan yang berlaku, (2)

(45)

32

tidak mengubah kurikulum, (3) pembelajaran menggunakan prinsip learning to know, learning to learn, learning to be, dan learning to live together, dan (4) dilaksakan secara kontekstual sehinggga terjadi pertautan antara pendidikan dan kebutuhan nyata murid.

Mengimplementasikan nilai-nilai karakter pada mata pembelajaran bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai pada murid akan pentingnya penanaman karakter, sehingga mereka mampu menginternelasikan nilai-nilai tersebut tingah laku sehari-hari. Dalam kurikulum 2013 pengimplementasian nilai-nilai penanaman karakter di setiap mata pembelajaran dapat dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter ke dalam kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD). Selanjutnya kompetensi dasar yang dapat diintegrasikan dengan nilai-nilai pendidikan karakter tersebut dikembangkan pada Rencana Program Pembelajaran (RPP)

Guru berperan dalam mengintegrasikan dan mengembangkan nilai-nilai karakter ke dalam proses pembelaran yang menyenangkan dan dapat diterima murid sesuai dengan kurikulum. Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kopetensi pada tingkat yang memuaskan dengan memperhatikan karakteristik onten kompetensi dimana pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas (mastery). Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkann sikap adalah kemampuan penguasan konten yang lebih sulit dikembangkan dan memerulkan proses pendidikan yang tidak langsung. Bagaimana seorang guru berperan dalam membiasakan nilai-nilaitesebut melalui kegiatan pembelajaran merupakan point penting dalam implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran. Guru mengupayakan niai-nilai yang telah tertuang dalam kurikulum tersebut agar

(46)

medorong murid untuk menjadikannya sebagai suatu pembiasaan dan tidak merasakannya sebagai sebuah beban.

6. Penilitian Relavan

Jurnal dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rifki Afandi pada tahun 2011 dalam jurnal yang berjudul “Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial” yang dapat disimpulkan bahwa dengan melalui pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS sebagai bidang studi dalam pembelajaran yang bertujuan agar peserta didik mampu bertanggung jawab terhadap kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Julianti Usman pada tahun 2020 dalam skripsinya dengan judul “Implementasi Pendidikan Karakater dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD 2 Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang” disimpulkan bahwa implementasi pendidikan karakter dilakukan melalui perencaan RPP agar pembelajaran pendidikan karakter diterapkan dengan baik dan pesera didik mempunyai karakter yang berfikir dan bersifat sesuai dengan nilai-nilai karakter yang telah diimplementasikan pada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ayu Kartika pada tahun 2019 dalam skripsinya berjudul “Penanaman Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab Siswa Melalui Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Negeri 75 Kota Bengkulu” disimpulkan bahwa karakter disiplin dan tanggung jawab sangat penting

(47)

34

di berikan kepada siswa dimasa perkembangan beranjak dewasa guna membangun bangsa yang berkarakter.

Perbedaan karya tulis tersebut dengan penelitian yang dilakukan adalah jurnal yang ditulis oleh Rifki Afandi lebih terfokus pada umum, penelitian ini juga terfokus pada penanaman pendidikan karaker agar peserta didik agar mampu bertanggung jawab terhadap kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Skripsi yang ditulis oleh Julianti Usman membahas persepsi tentang pendidikan kewarganegaraan, mengimplementasikan pada pembelajaran yang terfokus pada nilai karakter cinta tanah air, cinta damai, reliqius, jujur dan toleransi. Sedangkan skripsi yang ditulis oleh Ayu Kartika membahas persepsi tentang Pendidikan Agama Islam dan menanamkan nilai karakter disiplin dan tanggung jawab yang terfokus pada kelas V dan guru. Jadi perbedaan karya tulis tersebut dengan penelitian ini terdapat pada lebih luasnya masalah yang akan diteliti yaitu meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Penelitian ini juga fokus pada karakter peserta didik dan penanaman karakter dari guru dan orang tua

B. Keranga Pikir

Pendidikan karakter peserta didik di SD Inpres Sambung Jawa 3 belum secara keseluruhan berdampak pada perubahan perilaku. Peneliti mengambil Implikasi pendidikan karakter melalui Ilmu Pengetahuan Sosial tujuannya untuk mewujudkan peserta didik yang mampu mendalami nilai-nilai karakter serta dapat melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter di sekolah dasar direncanakan dalam rencana

(48)

pembelajaran. Kemudian, dilasanakan melalui komponen pembelajaran IPS, mencakup komponen-komponen yang mempengaruhi internalisasi nilai-nilai karakter yang akan di ajarkan, agar peserta didik terbiasa melakukan sesuatu baik dilingkungan sekolah dan diharapkan dapat terbiasa melakukannya perilaku tersebut diluar sekolah. Peneliti memfokuskan penelitian ini pada implikasi pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS di SD Inpres Sambung Jawa 3 Kecamatan Mamajang Kota Makassar tahun 2021/2022. Lebih jelasnya digambarkan dalam skema sebagai berikut:

Gambar 2.2 Bagan Kerangka pikir

Penanaman pendidikan karakter melalui pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Peserta didik Berkarakter

(49)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini yaitu deskritif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskritif kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivme yang digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah atau sebagai lawan dari eksperiment, yang mana peneliti adalah sebagai instrument kunci dari pengumpulan data dilakukan secara trigulasi (gabungan), analisis datanya bersifat induktif/kualitatif dan hasil dari kualitatif lebih menekan pada generalisasi (Sugiono, 2015:15). Tujuan dari jenis penelitian deskritif adalah untuk menggambarkan, melukis, menjelaskan, menerangkan dan menjawab secara terperinci permasalahan yang diteliti dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu keompok, atau suatu kejadian. Dalam penelitian kualitatif, manusia merupakan instrument penilaian dan hasil penulisannya berupa kata atau pernyataan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan segala sesuatu yang berhubungan dengan Implikasi Pendidikan Karakter disiplin dan tanggung jawab dalam Pembelajaran IPS di SD Inpres Sambung Jawa 3 Kecamatan Mamajang Kota Makassar.

(50)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV B SD Inpres Sambung Jawa 3 Kecamatan Mamajang Kota Makassar.

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 mei - 27 juli 2022.

C. Sumber Data

Data yang digunakan sebagai sumber penelitian ini adalah:

1. Sumber primer

Sumber primer merupkan data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya (Suryabrata, 2012:84). Data primer ini diperoleh peneliti dengan melakukan wawancara, Observasi, dan dokumentasi secara langsung kepada guru, peserta didik kelas IV B dan orangtua peserta didik kelas IV B SD Inpres Sambung Jawa 3 Kecamatan Mamamjang Kota Makassar

Sumber sekunder yaitu berupa sumber penunjang selain dari sumber primer, sebagai bahan pendukung, dalam pembahasan skripsi yang sering kali diperlukan oleh peneliti. Sumber sekunder biasanya berbentuk dokumen-dokumen, seperti data, data tentang demografis suatu daerah, papan monografi, notulen rapat, daftar hadir, bahan bacaan, majalah, dan lai-lain (Suryabrata, 2012:85). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber sekunder penelitian adalah guru, peserta didik kelas IV B dan orangtua peserta didik kelas IV B SD Inpres Sambung Jawa 3 Kecamatan Mamajang Kota Makassar.

(51)

38

D. Fokus dan Deskripsi Penelitian

Spradley seperti dikutip dalam buku Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatff dan R&D mengatakan bahwa “a focused refer to a single cultural domain or afew related domains” dapat dipahami bahwa fokus merupakan akses tunggal atau beberapa akses yang terkait dari stituasi sosial.

Dalam penelitian Kualitiatif, penentuan fokus pada penelitian lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial (Sugiyono, 2005:374).

Berdasarkan pada rumusan masalah penelitian ini maka:

1. Fokus penelitian adalah implikasi pendidikan karakter disiplin dan tangggung jawab dalam pembelajaran IPS pada murid kelas IV B di SD Inpres Sambung Jawa 3 Kecamatan Mamamjang Kota Makassar.

2. Deskripsi penelitian ini adalah pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab dalam pembelajaran IPS kelas IV B di SD Inpres Sambung Jawa 3 Kecamatan Mamamjang Kota Makassar.

E. Instrumen Penelitian

Suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena yang diamati.

Pengumpulan data penelitian yang dilakukan dengan berbagai metode-metode penelitian seperti wawancara, observasi dan dokumentasi, yang memerlukan alat bantu sebagai instrumen.

(52)

1. Wawancara

Wawancara yaitu cara pengumpulan data dengan tanya jawab kepada pihak yang bersangkutan dan berdasarkan pada tujuan penelitian. Wawancara terbagi menjadi dua yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.

Wawancara terstruktur yaitu wawancara baku yang mana pertanyaan dan jawabannya sudah disediakan sedangkan wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang mendalam atau wawancara kualitatif, inensif atau wawancara terbuka (Mulyana, 2010:180) dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode yang tidak terstruktur. Adapun sumber-sumber yang akan diwawancarai sebagai adalah, kelapa sekolah, guru kelas IV B, guru kelas II , guru kelas III, Peserta didik kelas IV B dan Orangtua peserta didik kelas IV B SD Inpres Sambung Jawa 3 Kecamatan Mamajang Kota Makassar.

2. Observasi

Menurut Catwirgt sebagai mana dikuti Haris Herdiansyah. Observasi merupakan suatu proses melihat mengatai serta mencermati dan merekan kejadian secara sistematis (Herdiansyah, 2012:131).

Obesrvasi adalah pengambilan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis dalam fenomena yang diselidiki. Tujuan penggunaan dari metode ini, supaya bisa memperoleh dan mengetahui data sebenarnya. Adapun tekhnik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis observasi partisipas yaitu observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan non partisipasi yaitu penelitian mengamati proses kegiatan belajar mengajar guru di kelas IV B SD Inpres Sambung Jawa 3 Kecamatan Mamamjang Kota Makassar.

(53)

40

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengambilan data berupa dokumen yang diperoleh peneliti. Baik yang berupa catatan, traskip, buku, agenda, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, sketsa dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang ada tentang bagaimana kelengkapan perangkat pembelajaran di SD Inpres Sambung Jawa 3 Kecamatan Mamamjang Kota Makassar.

Berikut ini adalah kisi-kisi wawancara dan observasi yang disusun oleh peneliti:

Table 3.1.

kisi wawancara untuk kepala sekolah

No Indikator Jumlah item Butir No

1 Penerapan pendidikan kakarakter

2 1,2,

2 Perilaku karakter 1 3,4,5

Tabel 3.2

kisi wawancara untuk guru

No Indikator Jumlah item Butir No

1 Perilaku karakter 2 1,2

2 Perilaku peserta didik 2 3,4

Tabel 3.3

kisi wawancara untuk peserta didik

No Indikator Jumlah

item

Butir No

1 Perilaku disiplin 12 1,2,3,4,5,6,7,8,9

2 Perilaku tanggungjawab 4 10,11,12,13,14,15,16 Tabel 3.4

kisi wawancara untuk orang tua

No Indikator Jumlah item Butir No

1 Penerapan Pendidikan Karakter

1 1

2 Perilaku pesera didik 1 2

(54)

Tabel 3.5

Kisi-kisi obsertvasi peserta didik No Aspek Yang di

Amati

Indikator Item

1 Perilaku Disiplin 1. ketaatan dalam peraturan

2. partisipasi dalam proses belajar mengajar

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12

2 Perilaku tanggung jawab

1. kepedulian terhadap lingkungan

2. mengerjakan tugas

13,14,15,16,17,18

Tabel 3.6 Kisi-kisi Observasi Guru

TAHAP ITEM Deskripsi

Pelaksanaan Pembelajaran

Guru datang tepat waktu dan memberi salam ketika masuk di kelas

Guru mengecek kehadiran peserta didik dan menanyakan kabar peserta didik

Guru memeriksa kelengkapan peserta didik sebelum memulai pembelajaran sebagai bentuk penguatan karakter disiplin dan tanggung jawab

Guru melakukan ice breaking bersama peserta didik agar peserta didik semangat dalam belajar

Guru mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran

(55)

42

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif.

Analisis dta yang dilakukan setelah semua data primer dan sekunder terkumpul, dideskripsikan kemudian ditafsirkan dengan kalimat kualitatif. (Sugiyono, 2010) mengemukakan bahwa dalam analisis data yaitu data reduction, data display daan conclusion drawing verification.

1. Data Reduction

Data reduction (reduksi data) berati merangkum dan memilih hal pokok serta memfokuska pada hal yang penting dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang diperoleh di lapangan oleh peneliti kemudian dipilah dan dikategorikan agar lebih rinci dan tidak sulit untuk diolah. Untuk itu perlu dilakukan analsis data melalui reduksi data.

Guru menjelaskann tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi terhadap materi yang akan disampaikan

Memberikan materi

pembelajaran yang aktif dan mengandung nilai karakter Guru menanamkan atau

memberikan penguatan karakter dalam pembelajaran kepada peserta didik

Memberikan kesimpulan yang mengandung penguatan karakter

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi dalam proses penanaman karakter tanggung jawab melalui kegiatan ekstrakurikuler patroli keamanan sekolah di SMK

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai penanaman karakter disiplin dan tanggung

Setiap kelas memiliki peraturan sendiri-sendiri, seperti larangan makan di dalam kelas untuk siswa kelas rendah, memberikan sanksi kepada siswa yang tidak melaksanakan

Penelitian ini untuk mengetahui 1) pelaksanaan penanaman karakter disiplin dan tanggung jawab melalui kegiatan pramuka di SDIT Nur Hidayah Surakarta, 2) Hambatan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penanaman nilai karakter disiplin dan tanggung jawab melalui kegiatan ekstrakurikuler teater di SMA Negeri 1 Andong adalah

Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan: 1)Bentuk pelaksanaan penanaman karakter tanggung jawab siswa dalam pembelajaran Tema 8 Subtema 2 Kelas IV. 2) Faktor penghambat

Faktor pendorong penanaman karakter disiplin dan tanggung jawab melalui tata tertib sekolah di SMA Negeri 1 Rembang adalah penegakkan sanksi yang terdapat dalam tata tertib

Dalam masyarakat, penanaman karakter disiplin dan tanggung jawab Mahasiswa melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Universitas Mayjen Sungkono memiliki dampak yang positif yang