• Tidak ada hasil yang ditemukan

PADA BAHAN BAKU AIR DENGAN METODE MEMBRAN FILTER DI BALAI BESAR KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PADA BAHAN BAKU AIR DENGAN METODE MEMBRAN FILTER DI BALAI BESAR KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN MAKASSAR"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA Escherichia coli PADA BAHAN BAKU AIR DENGAN METODE MEMBRAN FILTER DI BALAI BESAR

KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN MAKASSAR

TUGAS AKHIR Oleh:

MUHAMMAD IKRAM 1622030180

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2019

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir/skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pangkep, Mei 2019 Yang menyatakan,

Muhammad Ikram

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulisan laporan tugas akhir dengan judul “Analisa Escherichia coli pada Bahan Baku Air ” dapat diselesaikan,

Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat dalam penyelesaian studi pada program studi Teknologi pengolahan Hasil Perikanan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya Laha dan Mannang yang senantiasa memberi dukungan secara materi, semangat, moril, dan doa selama penulis memulai pendidikan hingga selesai. Terima kasih pula untuk bapak Dr. Arham Rusli, S.Pi., M.Si dan bapak Ir. Tasir Pammula, M.Si masing-masing selaku pembimbing I dan II.

Selesainya tugas akhir ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan setinggi- tingginya kepada :

1. Dr. Ir. Darmawan, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan.

2. Dr. Andi Ridwan Makkulawu, S.T.,M.Si. selaku ketua jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan.

3. Ir. Nurlaeli Fattah, M.Si selaku ketua jurusan Tekologi Pengolahan Hasil Perikanan periode 2016-2019.

4. Saribanong, S.Pi selaku pembimbing lapangan selama spraktek di Balai Besar KIPM Makassar..

(6)

5. Ir. Sitti Chadidjah, M.Si selaku pimpinan Balai Besar KIPM Makassar.

6. Seluruh rekan-rekan di Balai Besar KIPM Makassar yang telah membantu dan membimbing saya selama praktek di Balai Besar KIPM Makassar.

7. Rekan – rekan seperjuangan Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Angkatan XXIX yang telah banyak memeberikan motivasi dan saran dalam penyelesaian tugas akhir.

8. Rekan-rekan kepengurusan di HPMM Korwil Pangkep yang selalu mendukung dan menyemangati saya dalam penyelesaian study.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini mungkin masih ada kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna melengkapi tugas akhir. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan terutama bagi penulis sendiri.

(7)

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN PENGESAHAN ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

RINGKASAN ... xi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Kegunaan ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA...,...4

2.1 Sifat Fisik dan Kimia Air... 4

2.2 Persyaratan Air Minum ... 5

2.3 Bakteri Escherichia coli ... 9

2.4 Pengujian Bakteri Eschericia Coli. ... 14

III. METODOLOGI ... 19

3.1 Waktu dan Tempat... 19

3.2 Metode Pengumpulan Data ... 19

3.3 Alat dan Bahan ... 20

3.4 Prosedur Kerja ... 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22

(8)

4.1 Hmetode Pengujian Eschericia Coli pada Pada Bahan Bahan

Baku Air Dengan Metode Membrane Filter ... 22

4.2 Hasil Pengujian E.Coli Pada Bahan Baku Air ... 24

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 26

5.1 Kesimpulan ... 26

5.2 Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 27

LAMPIRAN ... 29

RIWAYAT HIDUP ... 33

(9)

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 2.1.. Persyaratan Kualitas Air Secara Fisik ...8

Tabel 2.2. Kualitas Air Secara Mikrobiologi ...11

Tabel 4.1. Interpretasi hasil Escherichia coli ...24

Tabel 4.2. Hasil Uji Morfologi dan Uji Biokimia Escherichia coli ...25

(10)

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 2.1. Air bersih ... 3

Gambar 2.2.Morfologi Escherichia coli ... 13

Gambar 2.3. Lactose agar negatif ... 25

Gambar 2.4. Alat filtrasi... 26

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1. Persiapan alat filter ... 32 Lampiran 2. Proses pengujian i Escherichia coli dengan metode membran filter ... 33

(12)

RINGKASAN

MUHAMMAD IKRAM, 16 22 030 180. Analisa Escherichia coli Pada Bahan Baku Air. Dibimbing oleh Arham Rusli dan Tasir Pammula.

Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup, yang fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Sekitra 65% atau 47 liter air yang tedapat didalam tubuh manusia dan setiap harinya sekitar 2,5 liter harus digantikan dengan yang baru. Dari jumlah air yang harus diganti tersebut, 1,5 liter berasal dari air minum dan 1 liter berasal dari bahan makanan yang dikonsumsi.

E.coli adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif berbentuk batang pendek (kokobasil). Bakteri ini umumnya terdapat dalam organ pencernaan manusia dan hewan yang dapat bertahan hidup hingga suhu 60℃

selama 15 menit atau pada suhu 35℃ selama 60 menit. Sel E. coli mempunyai ukuran panjang 2-6 dan lebar 1,1-1,5, tersusun tunggal, berpasangan dan berflagella. E. Coli ini tumbuh pada suhu antara 10-45℃, dengan suhu optimum 37℃, pH optimum untuk pertumbuhan adalah 7-7,5, pH minimum 4 dan pH maksimum 9. Bakteri E. Coli memproduksi lebih banyak asam di dalam medium glukosa yang dapat dilihat dari indikator merah metil, memproduksi indol, tetapi tidak memproduksi asetoin dan tidak dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbon (Faridz, 2007).

Tujuan penulisan tugas akhir ini menganalisis Eschericia Coli pada Bahan Baku Air dengan Metode Membran Filter, sehingga diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk semua pihak khusus mahasiswa Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan dalam melakukan pengujian E.Coli pada Bahan Baku Air Dengan Metode membran filter.

Penulisan tugas akhir ini berdasarkan pengujian yang dilakukan selama 3 bulan di Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu Makassar. Metode pengujian yang digunakan adalah metode membran filter.

Berdasarkan Pengujian E.Coli Pada Bahan Baku Air dengan Metode Membrane Filter dapat disimpulkan bahwa bahan baku air negative mengandung bakteri E.Coli sehingga layak untuk di gunakan pada proses produksi perusahaan pengolahan perikanan.

KATA KUNCI : E. Coli, Membrane Filter, Air.

(13)

I. PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup, yang fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Sekitra 65% atau 47 liter air yang tedapat didalam tubuh manusia dan setiap harinya sekitar 2,5 liter harus digantikan dengan yang baru. Dari jumlah air yang harus diganti tersebut, 1,5 liter berasal dari air minum dan 1 liter berasal dari bahan makanan yang dikonsumsi.

Kualitas air tidak hanya ditentukan dari sifat fisiknya saja, yaitu air terlihat jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Namun, secara ilmiah kriteria tersebut belum menjamin layak untuk dikonsumsi. Air yang layak dan aman untuk dikonsumsi adalah air yang memiliki kriteria di atas juga bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri phatogen) dan zat kimia yang merusak kesehatan.

Kehadiran bakteri phatogen di dalam air, bahan makanan ataupun bahan- bahan lain untuk keperluan manusia, tidak diharapkan dan bahkan sangat dihindari. Suatu subtrat atau benda misalnya didalam air didapatkan bakteri ini, langsung ataupun tidak langsung air minum tersebut dicemari materi fekal (Suriawiria, 1996).

Untuk mencegah pencemaran oleh bakteri, produsen khususnya produsen perikanan harus memperhatikan sanitasi lingkungan dan kebersihan serta kualitas air yang digunakan pada saat proses. Air yang bersih dan sehat dapat mempengaruhi kualitas produk yang diproduksi, begitupun es harus terbuat dari air yang bersih dan sehat. Adapun yang dimaksud dengan air bersih adalah air yang bebas dari mikroba phatogen dan sumber pencemar lainnya.

(14)

Penggunaan air bersih dalam proses produksi untuk mencuci ikan. Selain penggunaan air bersih, es juga dibutuhkan pada saat proses pengolahan yang berfungsi untuk menurunkan suhu, agar rantai dingin dan mutu produk terjaga hingga sampai kepada buyer atau konsumen. Bahan baku perikanan sangat mudah mengalami penurunan mutu. Sehingga air dan es yang digunakan harus bersih dan bebas dari bakteri coliform jenis E.coli dan sumber pencemar lainnya.

Bakteri coliform jenis E.coli dapat menimbulkan munculnya beberapa penyakit, seperti diare, gangguan pencernaan dan apabila tubuh tidak memiliki antibody yang kuat bakteri tersebut dapat bersifat mematikan. Biasanya bakteri coliform dan E.coli banyak terdapat pada air dan es. Sehingga harus dilakukan pengujian terhadap air dan es secara mikrobiologi.

Salah satu instansi pemerintah yang melakukan pengujian mutu hasil perikanan dan air yang digunakan oleh industry pengolahan hasil perikanan adalah Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Makassar (BKIPM Makkassar) Sulawesi Selatan di bawah Dinas Kelautan dan Perikanan Tugas akhir ini akan mengkaji tentang analisa Escherichia coli pada bahan baku air untuk industry pengolahan hasil perikanan di Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Makassar.

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan penulisan tugas akhir ini untuk menganalisa Escherishia coli pada bahan baku air untuk industry pengolahan hasil perikanan. Kegunaan penulisan tugas akhir ini adalah sebagai sumber informasi tentang proses analisa Escherichia coli pada bahan baku air.

(15)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Fisik dan Kimia Air

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O : satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Pada keadaan standar, air bersifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Dalam kehidupan sehari–hari air dapat kita jumpai dalam bentuk padat (es), cairan (air), gas (uap air) (Allafa, 2008).

Secara fisik, air memiliki beberapa sifat antara lain:

1. Rumus kimia H20, artinya satu molekul air tersusun atas dua atom hydrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen.

2. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur 273,15K (0°C).

3. Nama alternatof air adalah aqua, dihidrogen monoksida, hydrogen hidroksida.

4. Titik lebur/ titik leleh air 0°C 5. Titokdidih 100°C

6. Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirinya arus listrik.

Sedangkan sifat kimia air antara lain:

(16)

1. Air adalah zat kimia yang istimewa, terdiri dari dua atom hydrogen dan satu atom oksigen.

2. Atom-atom hydrogen tertarik pada satu sisi atom oksigen, menghasilkan molekul air yang mempunyai muatan positif pada atom hydrogen dan muatan negative pada atom oksigen. Karena muatan yang berlawanan tersebut didalam molekul air saling tarik-menarik. Sisi positif dari suatu molekul air tertarik pada sisi negative dari molekul yang lain.

3. Air saring disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia.

4. Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam- garam, gula, asam, beberapa jenis dan banyak macam molekul organic.

5. Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik (misalnya garam-garam) disebut zat zat hidrofilik, dan zat zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan monyak), disebut sebagai zat hidrofobik.

6. Bersifat netral (pH = 7) dalam keadaan murni.

2.2. Persyaratan Air Minum

Air yang yang digunakan perusahaan pengolahan perikanan harus memenuhi persyaratan air minum, agar produk yang dihasilkan terhindar dari kontaminasi dan bahaya. Bahaya seperti bahaya fisik, kimia dan biologi(bakteri)

Standar mutu air minum atau air untuk kebutuhan hidup ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air

(17)

Minum. Standar baku air minum tersebut disesuaikan dengan Standar Internasional yang dikeluarkan oleh WHO(World Health Organization).

a. persyaratan fisik 1. Tidak Berwarna

Air untuk berbagai keperluan tertentu harus jernih terutama dalam perusahaan pengolahan hasil perikanan. Air yang berwarna mengandung bahan- bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.

2. Temperaturnya Normal

Air yang baik harus memiliki temperature sama dengan temperature udara. Air yang mempunyai temperatur dibawah temperature udara, berarti mengandung zat-zat tertentu(misalnya, fenol yang terlarut di air cukup banyak) atau sedang terjadi proses tertentu( proses dekomposisi bahan organik dan mikroorganisme yang menghasilkan energi) yang mengeluarkan atau menyerap energy dalam air.

3. Tidak Berasa.

Air berasa bias dilidah. Air yang terasa asam, manis, pahit atau asin menunjukkan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan oleh adanya garam yang terlarut dalam air, sedangkan rasa asam di akibatkan adanya asam organik maupun anorganik. Rasa manis disebabkan oleh larutnya gula atau bahan tambahan pemanis.

4. Tidak Berbau.

(18)

. Air yang berbau busuk mengandung bahan organic yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air.

5. Jernih atau Tidak Keruh

Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari bahan tanah liat. Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh.

6. Tidak mengandung zat padatan

Air bersih atau air minum yang baik tidak boleh mengandung zat padatan, walaupun jernih, air yang mengandung padatan yang terapung tidak baik digunakan sebagai air minum. Apabila air didihkan, zat padat tersebut dapat larut sehingga menurunkan kualitas air minum.

Tabel 2.1. Persyaratan Kualitas Air Secara Fisik (Peraturan Menteri Kesehatan NO.492/Menkes/Per/IV/2010)

Parameter Fisik Satuan Kadar Maksimum yang

Diperbolehkan

Bau - Tidak Berbau

Warna TCU 15

Total Zat Padat Terlarut (TDS)

mg/1 500

Kekeruhan NTU 5

Rasa - Tidak Berasa

Suhu 0°C Suhu Udara + 3°C

Keterangan : NTU (Nephelometric Turbidity Unit)

TCU ( True Colour Unit)

(19)

b. Persyaratan Kimia 1. Netral

Derajat keasaman air minum harus netral, tidak boleh bersifat asam maupun basa. Air yang mempunyai Ph rendah akan terasa asam.

2. Tidak mengandung bahan kimia beracun

Air yang berkualitas baik tidak mengandung bahan kimia beracun seperti sianida sulfida dan fenolik

3. Tidak mengandung garam atau ion-ion logam

Air yang baik tidak mengandung garam atau ion logam seperti Fe, Mg, Ca, K, Hg, Zn, Mn, D, dan Cr.

4. Kesadahan Rendah

Tingginya kesadahan berhubungan dengan garam-garam yang terlarut dalam air terutama garam Ca dan Mg.

5. Tidak mengandung bahan organik

Kandungan bahan organik dalam air dapat terurai menjadi zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Bahan-bahan organik itu seperti NH4, H2S, SO4, dan NO3.

c. Persyaratan Mikrobiologi

Persyaratan mikrobiologis yang harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut.

1. Tidak mengandung bakteri pathogen, misalnya bakteri golongan e.coli, salmonella typhi. Vibrio colera. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air.

(20)

2. Tidak Mengandung bakteri nonpatogen, seperti actinomycetes, phytoplankton, coliform, dan dadocera.

Tabel 2.2. Kualitas Air Secara Mikrobiologi (Peraturan Menteri Kesehatan No.492/Per/IV2010).

Paramater Satuan Kadar maksimum

yang diperbolehkan

E.Coli Jumlah per 100 ml Sampel 0

Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml Sampel 0

2.3. Bakteri Escherichia coli

Escherichia coli adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif berbentuk batang pendek (kokobasil). Bakteri ini umumnya terdapat dalam organ pencernaan manusia dan hewan yang dapat bertahan hidup hingga suhu 60℃

selama 15 menit atau pada suhu 35℃ selama 60 menit. Sel Escherichia coli mempunyai ukuran panjang 2-6 dan lebar 1,1-1,5, tersusun tunggal, berpasangan dan berflagella. Escherichia coli ini tumbuh pada suhu antara 10-45℃, dengan suhu optimum 37℃, pH optimum untuk pertumbuhan adalah 7-7,5, pH minimum 4 dan pH maksimum 9. Bakteri Escherichia coli memproduksi lebih banyak asam di dalam medium glukosa yang dapat dilihat dari indikator merah metil, memproduksi indol, tetapi tidak memproduksi asetoin dan tidak dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbon (Faridz, 2007). Menurut Andrijianto Hauferson (2009) taksonomi bakteri Escherichia coli adalah sebagai berikut:

(21)

Domain : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria Ordo : Enterobacteriales Famili : Enterobacteriaceae Genus : Escherichia

Spesies : Escherichia coli

Gambar 2.1 Morfologi E. coli (Sumber: Kunkel 2009)

Escherichia coli tidak memiliki nukleus, organel terbungkus membran maupun sitoskeleton. E.coli memiliki organel eksternal yaitu vili yang merupakan filaments tipis untuk menangkap substrat spesifik dan flagella yang merupakan bakteri fakultatif anaerob, kemoorganotropik, mempunyai tipe metabolisme fermentasi dan respirasi tetapi pertumbuhannya paling banyak di bawah keadaan anaerob (Anonim, 2012). Bakteri Escherichia coli adalah organisme yang paling umum digunakan sebagai indikator pencemaran. Escherichia coli merupakan flora normal yang paling banyak terdapat pada saluran pernapasan manusia dan hewan.

Escherichia coli dalam jumlah banyak, akan mencemari lingkungan (Faridz, 2007).

(22)

Bakteri Escherichia coli berfungsi untuk menekan pertumbuhan bakteri jahat, dia juga membantu dalam proses pencernaan termasuk pembusukan sisa-sisa makanan dalam usus besar. Fungsi utama yang lain bakteri Escherichia coli adalah membantu memproduksi vitamin K melalui proses pembusukan sisa makanan. Vitamin K berfungsi untuk pembekuan darah misalnya pada saat terjadi pendarahan seperti pada luka dan mimisan sehingga vitamin K bisa membantu menghentikannya.

2.3.1. Bahaya Bakteri Escherichia coli

Bakteri Escherichia coli dalam jumlah yang berlebihan juga dapat mengakibatkan diare, dan bila bakteri ini menjalar ke sistem organ tubuh yang lain dapat menginfeksi. Seperti pada saluran kencing, jika bakteri Escherichia coli sampai masuk ke dalam saluran kencing dapat mengakibatkan infeksi saluran kemih/kencing (Jawets, 2005).

Gejala infeksi bakteri Escherichia coli adalah diare yang disebabkan oleh entero patogenik Escherichia coli dan biasa gejalanya dimulai tiga hari hingga empat hari setelah tubuh terinfeksi oleh bakteri tersebut, tetapi akan dimulai terasa sakit pada satu hari hingga lebih dari satu minggu kemudian. Gejala-gejala yang muncul akibat infeksi Escherichia coli yaitu perut kram, diare dengan tingkat keparahan ringan hingga parah, dan bahkan berdarah, kehilangan selera makan, demam, kelelahan, mual dan muntah. Gejala-gejala ini biasanya bertahan hingga satu minggu jika tidak terjadi komplikasi, tetapi beberapa infeksi Escherichia coli cenderung bisa sangat berbahaya terhadap anak-anak. Hal ini disebabkan anak-anak lebih susah untuk bertahan ketika kehilangan banyak cairan dan darah

(23)

membahayakan nyawa dari infeksi Escherichia coli adalah sindrom hemolitik uremik, yaitu sebuah kondisi ketika sel darah merah menjadi rusak dan bisa berakibat pada gagal ginjal (Brooks dan Geo, 2005).

Infeksi yang disebabkan Escherichia coli bisa terjadi meski hanya menelan sebagai kecil makanan atau air yang telah terkontaminasi, misalnya memakan sedikit daging yang kurang matang atau karena menelan sedikit air dari kolam renang umum yang terkontaminasi (Andrijianto Hauferson, 2009).

2.1.2. Media Tumbuh Bakteri Escherichia coli

Menurut (Cappucino, 2014), media pertumbuhan mikroorganisme merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan/nutrisi yang diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur, dan fosfor, serta unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air dan energi.

1. Media BFP (Butterfield Phosphate Buffered)

Menurut (Franson, 2009), media BFP berfungsi untuk merangsang bakteri gram negatif termasuk bakteri Escherichia coli dan coliform sehingga dapat tumbuh. Selain itu juga berfungsi sebagai penyangga atau penyeimbang sehingga bakteri yang akan diuji dapat tumbuh dengan baik karena pH yang cocok untuk pertumbuhan yakni pH 7.

2. Media LTB (Lauryl Triptose Broth)

Media LTB mengandung senyawa lauryl sulfat yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan mikroba non coliform karena sebagian bakteri non coliform tidak menghidrolisis laktosa. Keunggulannya ini membuat media LTB

(24)

lebih direkomendasikan untuk pengujian coli (Bridson, 2006). Tabung yang menunjukkan hasil positi f pada media LTB akan menunjukkan terbentuknya gas pada tabung durham dan terjadi kekeruhan (Tristyanto, 2016).

3. Media EC Broth

Media EC Broth berfungsi untuk diferensiasi fekal coliform dan uji konfirmasi untuk E.coli dari makanan dan sampel lingkungan. Bila media berubah dari kuning jernih menjadi kuning keruh dan terdapat gas di dalam tabung durham

menunjukkan hasil positif terhadap bakteri colifrom terutama E.coli (Lal & Cheepthman, 2007).

4. Media LEMBA (Levine Eosin Methylene Blue Agar)

Media LEMBA mengandung Enzimatik dari gelatin yang merupakan sumber nitrogen. Lactose pada LEMBA membuat gram negative tumbuh terdiferensiasi berdasarkan sifatnya sehingga memproses lactosa. Eosin Y dan Methylene biru dari media LEMBA merupakan pewarna yang bergabung untuk membentuk kompleks pada pH asam dan menghambat bakteri gram positif (eosin pada tingkat lebih rendah), sementara eosin berubah warna, ke ungu gelap, ketika media sekitar koloni menjadi asam (Himedia, 2011).

5. Media PCA (Plate Count Agar)

Media PCA (Plate Count Agar) sebagai media pertumbuhan yang baik untuk Escherichia coli sehingga bakteri yang dimaksud dapat diamati dengan baik. PCA (Plate Count Agar) mengandung banyak nutrisi yang dapat mendukung pertumbuhan berbagi macam bakteri. PCA (Plate Count Agar) merupakan media tumbuh umum, tidak mengandung penghambat untuk

(25)

2.4. Pengujian Bakteri Echerichia coli

2.4.1 Metode APM (Angka Paling Memungkinkan)

Metode untuk menduga jumlah bakteri dalam suatu produk,dapat menggunakan metode hitungan mikroskopis, metode hitungan cawan dan penentuan angka paling memungkinkan (APM). Organisme yang mati maupun hidup dapat dihitung dengan metode hitungan mikroskopis, akan tetapi pada APM hanya organisme hidup yang dapat dihitung.

Metode APM adalah metode menghitung jumlah mikroba dengan menggunakan medium cair dalam tabung reaksi yang pada umumnya setiap pengenceran menggunakan 3 atau 5 seri tabung dan perhitungan yang dilakukan merupakan tahap pendekatan secara statistik. Tabung positif ditunjukkan oleh adanya pertumbuhan bakteri dan gas, Nilai APM ini diperoleh dengan anggapan sebagai berikut :

a) Bakteri dalam contoh menyebar secara random.

b) Bakteri dalam contoh tidak berkelompok atau cluster, akan tetapi saling terpisah.

c) Organisme yang terdapat dalam contoh dapat tumbuh dalam medium selama inkubasi,

d) Kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan, seperti media dan waktu inkubasi.

Di dalam penggunaan seri tabung pengenceran tinngkat pengenceran yang diperlukan didasarkan pada pendugaan populasi bakteri yang ada dalam contoh.

Hasil yang baik adalah jika ada pengenceran yang lebih rendah, contoh yang

(26)

diduga lebih banyak menunjukkan hasil positif (adanya pertumbuhan bakteri) dan pada pengenceran yang lebih tinggi, contoh yang diduga lebih sedikit enunjukkan hasil negatif (tidak ada pertumbuhan bakteri). Oleh karena itu, jumlah populasi bakteri yang ada dalam contoh diduga tinggi maka contoh harus di encerkan sampai diperoleh tingkat pengenceran yang lebih tinggi sehingga nilai APM maksimum yang dapat dihitung. Metode pengenceran yang paling mudah adalah dengan pengenceran yang paling mudah adalah dengan melakukan pengenceran yang paling mudah adalah dengan pengenceran sepuluh kali lipat dengan menggunakan 3 atau 5 seri tabung pengenceran.

2.4.1. Metode Membran Filter (SNI ISO 9308-1:2010)

SNI ISO 9308 bagian ini meliputi metode acuan (Pengujian Standar) untuk mendeteksi dan menghitung Coliform dan Escherichia Coli pada air untuk konsumsi manusia. Pengujian standar ini memiliki sensivitas yang rendah, dapat mendeteksi bakteri sel-sel yang sudah rusak. Karena selektivitasnya yang rendah, pertumbuhan bakteri lain yang tidak diinginkan dapat mengganggu keakuratan penghitungan Coliform dan E. Coli, misalnya pada beberapa air minum, seperti sumur dangkal atau air permukaan. Metode ini tidak sesuai untuk jenis air ini.

Pengujian Standar didasarkan pada filtrasi dengan membrane, pertumbuhan kultur pada differential agar medium dan penghitungan jumlah organisme target dalam contoh uji.

SNI ISO 9308 bagian ini terutama sesuai untuk air dengan jumlah bakteri yang rendah. Pada kasus-kasus tertentu yang membutuhkan informasi cepat, ISO ini menyediakan metode cepat (Rapid Test) untuk mendeteksi e.coli pada air

(27)

Pengujian cepat didasarkan pada filtrasi dengan membran, pertumbuhan kultur pada media selektif dan penghitungan jumlah e.coli dalam contoh uji.

Pengujian standard an pengujian cepat dapat digunakan untuk jenis air yang lain asalkan bahan tersuspensi tau flora lain tidak mengganggu filtrasoi, pengkulturan dan penghitungan. Kelebihan metode membrane filter adalah sebagai berikut :

1. Dapat menganalisa sampel dengan volume yang besar dalam waktu yang singkat yang dibatasi oleh kekentalan dan kekeruhan cairan sampel.

2. Dapat menganalisa sampel dengan jumlah mikroba yang sedikit (peningkatan keakuratan pendeteksian mikroba).

3. Inhibitor pada sampel yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba seperti antibiotic, klorin atau zat pengawet yang terbilas.

4. Pada umumnya cawan yang digunakan berukuran kecil (50mm) sehinngga dapat menghemat penggunaan media dan tempat pada incubator.

5. Praktis dalam preparasinya, dapat digunakan berulang kali penyaringan (melipat gandakan cabang corong ) dan reprodusibel.

6. Sangat cocok untuk mikroba aerob (jika dibandingkan dengan pour plate) yang sebagian besar menjadi faktor pengontaminasi pada produk industry.

(28)

7. Melalui proses pengeringan tertentu, kertas membrane yang telah ditumbuhi koloni dapat dijdikan dokumen atau data permanen demi kepantingan perekaman data.

Sedangkan kekurangan metode ini adalah :

1. Kurang cocok untuk menghitung sampel dengan jumlah mikroba yang terlalu pekat walaupun pengenceran dapat dilakukan dengan pengenceran bertingkat.

2. Beberapa jenis mikroba yang berdiameter lebih kecil dari pori seperti rickettsia dan mycoplasma mampu lolos dari pori kertas membran.

3. Kurang praktis untuk menghitung mikroba mikroaerofilik atau anaerob (kecuali dengan perlakuan tertentu ).

4. Sulit untuk menghitung mikroba pada sampel yang berampas atau memiliki banyak partikel ( kekeruhan tinggi ) karena partikel tersebut akan menyumbat pori-pori kertas membrane.

5. Sulit untuk menghitung mikroba pada sampel dengan kekentalan yang tinggi karena membutuhkan waktu penyaringan yang lama.

(29)

III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat

Penulisan tugas akhir ini berdasarkan kegiatan PKPM (Praktek Kerja Pengalaman Mahasisawa) 15 Januari hingga 15 April 2019 di Balai Besar KIPM Makassar.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penyuusunan Tugas Akhir ini meliputi data primer dan data sekunder.

1. Data Primer :

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara partisipatif, observasi, dan wawancara.

a. Partisipasif

Yaitu mengikuti dan melaksanakan pengujian Escherichia coli pada pada sampel air.

b. Observasi

Metode yang dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung objek-objek yang berhubungan dengan pengujian Escherichia coli.

c. Wawancara

Pengumpulan data dengan mengajukan pertanyan-pertanyaa secara langsung pada narasumber yang memiliki kompotensi dalam bidang pengujian Escherichia coli.

2. Data Sekunder

(30)

Pengumpupulan data sekunder dilakukan dengan cara studi literatur baik secara on line maupun offline dari sumber-sumber data yang terpercaya dan terkait dengan kajian tugas akhir ini. Beberapa data sekunder yang dikumpulkan antara lain: Standar mutu air minum, SNI pengujian bakteri Eschericia coli dengan metode membran filter, serta sumber – sumber dari media online.

3.3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian bakteri Eschericia col ipada bahan baku air dengan metode membran filter antara lain :

Alat :

o Cawan petri o Pinset

o Alat membran filter o Incubator suhu 35°c o Laminary Air Flow o Tabung Reaksi o Rak tabung o Gelas ukur o Botol sampel o Bunsen o Jarum ose

Persiapan media/ bahan : o Lactose agar.

o Tryptone Soy Agar (TSA) Miring.

o Tryptone Broth (TB).

o Pereaksi Oksidase.

o Pereaksi Kovacs.

3.4. Prosedur Kerja

 Prosedur Kerja

(31)

o Sampel diukur sebanyak 100 ml menggunakan gelas ukur.

- Filtrasi

o Diambil membrane filter dengan menggunakan pinset.

o Diletakkan membrane filter pada filter head.

o Dipasang membrane filter pada filter head.

o Dipasang funnel pada filter head dan dieratkan dengan penjepit aluminium.

o Dimasukkan sampel ke dalam funnel secara hati-hati.

o Dinyalakan pompa dengan cara meraba bagian sensoriknya.

o Dibuka kran alat filtrasi.

o Diambil membrane filter menggunakan pinset dan diletakkan pada media lactose agar, pastikan udara tidak terjebak di bawahnya.

- Inkubasi dan Identifikasi

o Media diinkubasi pada suhu (36 ± 2)℃ selama (21 ± 3) jam.

o Diamati pertumbuhan koloni, pertumbuhan koloni jingga kemerahan mencirikan bakteri Escherichia coli.

o Koloni warna kuning dihitung lalu dipindahkan ke media Tryptone Broth diinkubasi pada suhu 35℃ selama 24 jam.

o Pada media Tryptone Broth dilakukan uji oksidase (-) dan uji indol (+).

Referensi

Dokumen terkait

Karena banyaknya permohonan-permohonan/harapan-harapan yang dikemukakan kepada kami, agar kiranya kami berkenan menyusun sebuah Risalah tentang bolehnya mengadakan

pendeteksian watermark dilakukan oleh peralatan yang tersebar di seluruh dunia, sebab sekali kunci diketahui oleh pihak lawan, maka kunci tersebut dapat digunakan untuk menghapus

pengalaman sepenuh hati bagi Tamu, peluang yang berarti bagi Anggota Tim, nilai yang tinggi bagi Pemilik, dan dampak positif bagi Komunitas kita..

1) Guru dan siswa menentukan tujuan belajar yang diharapkan diperoleh para siswa. 2) Tentukan objek yang harus dipelajari dan dikunjungi. Dalam menetapkan objek kunjungan

ACT merupakan kombinasi pengobatan yang berbeda dari yang lain, karena artemisinin memiliki kemampuan, yaitu menurunkan biomass parasit dengan cepat, menghilangkan simptom dengan

Meningkatkan kapasitas dukungan pemerintah 1.. Meningkatkan kapasitas dukungan pemerintah

A beszélget partnerek közötti fizikai távolság, az érintés, illetve a szem- kontaktus megítélésében is eltérések mutatkozhatnak az egyes kultúrák kö- zött. Nagy

Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karenan sifatnya yang harus segera