SISTEM PENGADERAN PARTAI GOLKAR DI KABUPATEN LUMAJANG BERDASAR UNDANG-UNDANG NO.2 TAHUN 2011
TENTANG PARTAI POLITIK
THE SYSTEM OF GOLKAR DEVELOPMENT IN LUMAJANG BASED ON LAW N0.2 YEAR 2011 ON POLITICAL PARTY
Lusitania Ramayanti*
Prof.Dr.Drs.H.Suko Wiyono,S.H,M.Hum**
Nurudin Hady,S.H,M.H**
*Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM E-mail: [email protected]
**Dosen Pembimbing Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM Jalan Semarang 5 Malang
ABSTRAK : Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendiskripsikan beberapa hal, yang mencakup (1). strategi dan kebijakan pengaderan di dalam Partai Golkar Di Kab.Lumajang;
(2). pelaksanaan sistem pengaderan Partai Golkar Di Kab.Lumajang; (3). kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan proses pendidikan kader Partai Golkar Di Kabupaten Lumajang;
(4).pengaruh pendidikan kader dengan pembangunan bangsa.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian . Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi. Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa instrument manusia, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk menjaga keabsahan data, dilakukan kegiatan trianggulasi data. Kegiatan analisis data dimulai dari tahap penelaahan data, tahap identifikasi dan klasifikasi data, dan tahap evaluasi data. Berdasarkan hasil analisis tersebut, diperoleh empat simpulan hasil penelitian sebagai berikut. Pertama strategi dan kebijakan pengaderan didalam Partai Golkar di Kab.Lumajang masih mengutamakan target-target kuantitatif ketimbang target kualitatif, serta tidak memuat strategi pendayagunaan kader. Dalam sistem politik, organisasi politiklah yang paling bertanggungjawab untuk melahirkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas. Kedua, pelaksanaan sistem pengaderan Partai Golkar di Kab.Lumajang masih belum berjalan baik. Hal tersebut terbukti dengan belum adanya modifikasi dalam penyampaian materi yang diberikan kepada para kader. Ketiga, Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan proses pendidikan kader Partai Golkar di Kab.Lumajang adalah tidak adanya perencanaan yang matang serta detil, tidak berjalannya sistem evaluasi serta tidak memadainya pendanaan. Keempat, Peran pendidikan kader sangat berpengaruh penting dalam pembangunan bangsa, Dengan mempunyai kader-
kader yang baik, partai tidak akan sulit menentukan pemimpinnya sendiri dan mempunyai peluang untuk mengajukan calon untuk masuk ke bursa kepemimpinan nasional.
Kata kunci: Kaderisasi Partai Golkar, Partai Golkar, Partai Politik.
Partai Golongan Karya (Golkar) sebelumnya bernama Golongan Karya (Golkar) dan Sekertariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar), adalah sebuah Parai Politik di Indonesia. Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar pada masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno, tepatnya pada tahun 1964 oleh angkatan darat untuk menandingi pengaruh partai komunis Indonesia dalam kehidupan politik. Dalam perkembangannya, Sekber Golkar berubah wujud menjadi Golongan Karya yang menjadi salah satu organisasi peserta pemilu.
Dalam pemilu 1971 (pemilu pertama dalam pemerintahan orde baru Presiden Soeharto), salah satu pesertanya adalah Golongan Karya dan partai tersebut tampil sebagai pemenang. Kemenangan ini diulangi di pemilu-pemilu pemerintahan orde baru lainnya yaitu pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
Kejadian ini dapat dimungkinkan , karena pemerintahan Soeharto membuat kebijakan-kebijakan yang sangat mendukung kemenangan Golkar, seperti peraturan monoloyalitas Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan sebagainya.
Setelah pemerintahan Soeharto selesai dan reformasi bergulir, Golkar berubah wujud menjadi Partai Golkar, dan untuk pertama kalinya mengikuti pemilu tanpa ada bantuan kebijakan-kebijakan yang berarti seperti sebelumnya pada masa pemerintahan Soeharto. Pada pemilu 1999 yang deselenggarakan Presiden Habibie, perolehan suara Partai Golkar turun menjadi peringkat kedua setelah PDI-P. Ketidakpuasan terhadap pemerintahan Megawati Soekarnoputri menjadi salah satu sebab para pemilih di pemilu legisltif 2004 untuk kembali memilih partai Golkar, selain partai-partai lainnya seperti Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, dan lain lain. Partai Golkar menjadi pemenang pemilihan umum (pemilu) legislatif pada tahun 2004 dengan meraih 24.480.757 suara atau 21,5 % dari keseluruhan suara sah.
Kemenangan tersebut merupakan prestasi tersendiri bagi Partai Golkar karena pada pemilu legislatif 1999, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan
mendominasi perolehan suara. Dalam pemilu 1999, Partai Golkar memperoleh 23.741.758 suara atau 22,44% dari suara sah. Sekilas Partai Golkar mendapat peningkatan 738.999 suara, tapi dari prosentase turun sebanyak 0,86%. (Aulia A.
Rachman, 2006 : 1 )
Saat ini Partai Golkar dipimpin oleh ketua umum Aburizal Bakrie.
Sebelumnya jabatan ini dipegang oleh M.Jusuf kalla, wakil presiden 2004-2009.
Perubahan-perubahan diatas mendorong Golkar melakukan berbagai pembaharuan dan pembenahan internal. Sesuai dengan Undang undang yang berlaku, maka Golkar pun menjadi Partai Golkar. Sebagai partai politik, Partai Golkar berkewajiban untuk menyerap, menyalurkan, dan memperjuangkan aspirasi masyarakat, melakukan rekrutmen dan mengembangkan kepemimpinan yang diabdikan bagi kepentingan organisasi, maupun kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Berbagai perubahan yang terjadi menghendaki adanya peningkatan kualitas kinerja organisasi partai agar lebih responsif dalam mengikuti perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
Pendekatan-pendekatan yang dilakukan selama Orde Baru oleh Golkar nampaknya tidak bisa lagi diterapkan. Setelah reformasi, pendekatan yang top- down dan hirarkis tidak lagi bisa diterapkan. Pendekatan yang lebih partisipatif, yang membuka sekat-sekat struktural, yang memungkinkan interaksi yang lebih cair antara partai dengan masyarakat dan antar kader di berbagai jenjang sangat dibutuhkkan. Hal ini menegaskan bahwa diperlukan cara-cara baru dalam pengaderan. Cara-cara baru yang dimaksudkan untuk mengembalikan partai Golkar kepada fitrahnya, yaitu partai yang bekerja berdasarkan fungsi-fungsinya.
Perubahan yang terjadi juga, mau tidak mau, mengharuskan Golkar untuk mengartikulasikan kembali doktrin Golkar, yaitu karya dan kekaryaan. Hal ini penting karena doktrin disusun dalam konteks sosial dan politik yang berbeda.
Ketika aspirasi masyarakat sudah berubah serta begitu banyak saluran yang ada di luar Golkar untuk mengartikulasikan aspirasi ini, maka doktrin sebagai panduan kader perlu dirumuskan kembali, agar Golkar tidak menjadi partai yang tidak terhubungkan (disconnect) dengan masyarakat.
Bukannya tidak mungkin bahwa selama ini strategi kaderisasi serta pemenangan Pemilu dirancang dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh
memperhatikan konteks dan dinamika yang berubah. Kekalahan partai Golkar pada Pemilu 2009 yang lalu seyogyanya menjadi acuan penting untuk merumuskan strategi dan program Kaderisasi.
Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain: (1). Mengetahui strategi kebijakan pengaderan di dalam partai golkar di Kab.Lumajang; (2). Mengetahui pelaksanaan sistem pengaderan di Kab.Lumajang. (3). Mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan proses pendidikan kader Partai Golkar di Kab.Lumajang. (4). Mengetahui pengaruh pendidikan kader dengan pembangunan bangsa
METODE
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Artinya, data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Dalam Wiyono (2007:72) penelitian kualitatif dijelaskan, “metode penelitian kualitatif dapat dikatakan sebagai metode penelitian yang menekankan perspektif obyek penelitian dalam memperoleh temuan tentang obyek penelitian. Adapun jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data-data, jadi juga menyajikan data, menganalisis dan menginterprestasi (Narbuko, 2003:44). Data penelitian yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan atas masalah-masalah yang ada di dalam penelitian maka dibutuhkan data yang akurat dan valid untuk dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya di lapangan. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan peneliti meliputi, observasi, wawancara dan dokumentasi.
Nasution (dalam Satori, 2009:105) mengungkapkan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan, para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Menurut Djam’an dan Aan (2009:91), “wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan dialog langsung dengan sumber data, dimana subjek penelitian mendapatkan kebebasan dan kesempatan untuk mengeluarkan pikiran, pandangan, perasaan secara natural”. Mc. Milan dan Schumacher (dalam Satori, 2009:147) mengemukakan bahwa dokumen merupakan rekaman kejadian masa lalu yang di
tulis atau di cetak, dapat berupa catatan anecdotal, surat, buku harian, dan dokumen-dokumen. Teknik penulisan ini adalah menggunakan teknik analisis data kualitatif yaitu upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorhanisasikan data, memilah milahnya menjadi satuan ang dapat dikelola, mensistensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang pentin dan apa yang dipelajari, memtuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain ( Moleong, 2010:248). Setelah melakukan analisis data, maka akan dilakukan pengecekan keabsahan data, dan pengecekan itu menggunakan dua teknik, antara lain : (1). teknik ketekunan pengamatan yaitu pengamatan secara teliti dan secermat mungkin terhadap faktor-faktor yang berkaitan dengan fokus penelitian dilakukan secara berksinambungan sejak awal sampai akhir penelitian sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan lengkap. (2). Teknik Triangulasi, Triangulasi (Sugiyono, 2010:273) diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua macam triangulasi, antara lain triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui bebrapa sumber. Apabila peneliti memperoleh informasi dari informan A, maka data tersebut akan ditanyakan lagi kepada informan B,C,D,dan E. sehingga data yang ada benar-benar akurat, terpercaya, dan sesuai dengan fakta. Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya, data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Strategi dan Kebijakan Pengaderan di Dalam Partai Golkar diKab.Lumajang
Kebijakan pengaderan yang selama ini dilakukan masih mengutamakan target-target kuantitatif ketimbang target kualitatif, serta tidak memuat strategi pendayagunaan kader. Padahal menurut Partanto (1994:294) kaderisasi adalah sebuah keniscayaan mutlak membangun struktur kerja yang mandiri dan berkelanjutan (orang yang di didik untuk menjadi pelanjut tongkat estafet suatu
partai). Pengaderan Partai Golkar di Kabupaten Lumajang memiliki kebijakan yaitu dengan mengoptimalkan metode perekrutan kader yang sudah ada agar mendapatkan kader-kader yang baik bukan hanya kuantitas yang banyak, tetapi kader yang memiliki kualitas yang baik. Kaderisasi merupakan hal penting dari sebuah organisasi, karena merupakan inti dari kelanjutan organisasi ke depan.
Tanpa kaderisasi, rasanya sulit dibayangkan sebuah organisasi politik dapat bergerak dan melakukan tugas-tugas keorganisasiannya dengan baik dan dinamis.
Oleh karena itu, kebijakan dalam sistem pengaderan harus seimbang antara target kualitatif dengan target kuantitatif. Kebijakan yang selama ini dilakukan yakni lebih mengutamakan kuantitas ketimbang kualitas harus segera diperbaiki. Jadi untuk mewujudkan pembangunan struktur kerja yang mandiri dan berkelanjutan, para kader harus benar-benar di didik sehingga memiliki kualitas yang dapat menunjang eksistensi partai. Terdapat instrument pengaderan di dalam strategi dan kebijakan pengaderan Partai Golkar Kabupaten Lumajang. Instrument pengaderan tersebut terdiri dari Lembaga Pendidikan Kader (LPK), materi pengaderan serta instruktur.
Pelaksanaan Sistem Pengaderan Partai Golkar di Kab.Lumajang
Berdasarkan rapat kerja nasional Partai Golkar tahun 2010, orientasi dan penugasan fungsionaris dilakukan sampai 5 angkatan pada periode sebelumnya, namun materi yang diberikan tidak disesuaikan dengan tujuan penugasan fungsionaris. Diklat penyegaran kader perlu dimodifikasi karena pada periode lalu materi yang diberikan sama dengan diklat lainnya. Kurang sempurnanya perancangan juga terlihat dari tidak adanya sistem seleksi yang memadai untuk merekrut serta mengikuti setiap jenjang dan jenis pengaderan berdasarkan kualifikasinya. Hal tersebut dapat didukung dengan pernyataan Firmanzah, (2008:75) yang menyatakan sebab sudah menjadi keharusan bahwa partai yang ingin berkembang secara berkelanjutan, haruslah memiliki kader-kader yang cukup memadai untuk kebutuhan perjuangan organisasi. Di Kabupaten Lumajang pelaksanaan sistem pengaderan partai golkar sudah berjalan dengan baik, hal tersebut sudah terbukti di beberapa kecamatan, pelaksanaan pengaderan sudah berjalan dengan baik, hanya saja masih perlu adanya peningkatan dalam hal
pendekatan dengan masyarakat mengingat Partai Golkar merupakan partai yang pro rakyat, dan dalam pelaksanaan pengaderan, penyegaran kader perlu dimodifikasi agar materi yang disampaikan tidak sama dengan materi yang diberikan periode lalu. Perancangan dalam sistem seleksi untuk merekrut serta mengikuti setiap jenjang dan jenis pengaderan berdasarkan kualifikasinya juga masih belum sempurna.
Kendala Yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Proses Pendidikan Kader Partai Golkar di Kab.Lumajang
Masalah utama dalam pelaksanaan pengaderan adalah tidak adanya perencanaan yang matang serta detail, tidak berjalannya sistem evaluasi serta tidak memadainya pendanaan.permasalahan tersebut tidak sesuai dengan fungsi suatu partai dalam proses pengaderan. Sebagaimana disebutkan dalam UU No.2 tahun 2011 tentang Partai Politik; (1). Pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; (2). Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat; (3). Penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan Negara; (4). Pastisipasi politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.
Kendala yang dihadapi dalam proses pengaderan partai golkar di Kabupaten Lumajang yakni latar belakang pendidikan yang berbeda dari tiap-tiap calon kader. Latar belakang pendidikan sangat berpengaruh terhadap proses pendidikan kader, pasalnya pada saat pemberian materi tidak semua kader dapat menerima materi yang disampaikan oleh narasumber mengetahui atau memahami, sehingga proses perekrutan dengan cara pendidikan dan latihan membutuhkan waktu agar penyampaian materi bisa tepat sasaran dan merata. Selain itu ada juga kendala yang dihadapi dalam masalah dan instrument pendekatan meliputi (a). Lambatnya pembentukan Lembaga Pendidikan Kader (LPK) di tingkat Propinsi dan Kabupaten ; (b). Materi pengaderan yang sifatnya sangat umum dan tidak rinci ;
(c). Kurangnya sistem dan rancangan untuk memproduksi instruktur serta menyeleksi narasumber yang tepat untuk setiap jenjang pengaderan.
Pengaruh Pendidikan Kader Partai Golkar Dengan Pembangunan Bangsa Pengaruh pendidikan kader Partai Golkar bagi pembangunan bangsa sangat berperan mutlak, karena pendidikan yang diberikan kepada kader merupakan dasar dalam mengemban amanah yang ada didalam partai sehingga tidak melenceng dari tujuan utama partai golkar. Setiap kader didalam partai golkar harus mampu mendukung dalam pembangunan bangsa, pemerataan pembangunan dapat didorong dengan memulai pembangunan Indonesia dari desa. Berkaca pada pengalaman perjalanan Partai Golkar dalam meniti jalan politik kebangsaan, perlu ada perubahan mainstrim pemikiran dari segenap pengurus dan kader Partai Golkar. Seperti diketahui pasca Munas VIII Oktober 2009 di Pekanbaru, ketua umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Aburizal Bakrie telah menempatkan Partai Golkar sebagai partai of idea. Artinya, Partai Golkar adalah pusat produksi ide, gagasan dan solusi kebangsaan yang positif bagi pembangunan nasional. Berbagai macam problematika kebangsaan dan kemasyarakatan memerlukan uluran tangan Partai Golkar untuk membantunya tanpa memandang kepentingan kelompok dan golongan. Disinilah relevansi apa yang dijadikan jargon Partai Golkar bahwa suara Golkar adalah suara rakyat. Hal tersebut sesuai dengan fungsi partai politik di Negara demokratis yang dikemukakan oleh Miriam Budiardjo (2009:405) : (1). Sarana komunikasi politik;
(2). Sarana sosialisasi politik; (3). Sarana rekrutmen politik; (4). Sarana pengatur konflik.
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan, Strategi dan Kebijakan Pengaderan di Dalam Partai Golkar di Kab.Lumajang yakni mengoptimalkan metode perekrutan kader yang sudah ada agar mendapatkan kader-kader yang baik bukan hanya kuantitas yang banyak, tetapi kader yang memiliki kualitas yang baik; DPD Partai Golkar Kab.Lumajang memberikan instrument pengaderan, antara lain (a). Lembaga Pendidikan Kader; (b). Materi
Pengaderan; (c). Instruktur dan Narasumber. Strategi dan Kebijakan Pengaderan di Dalam Partai Golkar di Kab.Lumajang masih mengutamakan target-target kuantitatif ketimbang target kualitatif, serta tidak memuat strategi pendayagunaan kader. Pelaksanaan sistem pengaderan Partai Golkar di Kabupaten Lumajang belum berjalan baik, karena masih perlu peningkatan dan modifikasi dalam materi pengaderan yang diberikan kepada para kader Hal tersebut terbukti dengan belum adanya modifikasi dalam penyampaian materi yang diberikan kepada para kader. Sedangkan untuk menjadi partai yang ingin berkembang secara berkelanjutan, harus memiliki kader-kader yang baik kualitasnya dan menguasai seluk beluk didalam partai untuk kebutuhan perjuangan organisasi. Evaluasi yang efektif perlu diterapkan untuk memperbaiki sistem pengaderan ke depan. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan proses pendidikan kader Partai Golkar di Kab.Lumajang adalah tidak adanya perencanaan yang matang serta detil, tidak berjalannya sistem evaluasi serta tidak memadainya pendanaan.permasalahan tersebut tidak sesuai dengan fungsi suatu partai dalam proses pengaderan. Hal tersebut dikarenakan masih belum berjalannya fungsi-fungsi yang terdapat pada partai politik itu sendiri. Peran pendidikan kader sangat berpengaruh penting dalam pembangunan bangsa. Setiap kader di dalam Partai Golkar diharapkan mampu mendukung Partai Golkar dalam pembangunan bangsa. Untuk kepentingan internalnya, setiap partai butuh kader-kader yang berkualitas, karena hanya dengan kader yang demikian ia dapat menjadi partai yang mempunyai kesempatan lebih besar untuk mengembangkan diri. Dengan mempunyai kader- kader yang baik, partai tidak akan sulit menentukan pemimpinnya sendiri dan mempunyai peluang untuk mengajukan calon untuk masuk ke bursa kepemimpinan nasional.
SARAN
Beberapa saran yang dapat dilakukan guna mendukung pelaksanaan Sistem Pengaderan Partai Golkar Di Kabupaten Lumajang Berdasar Undang-Undang No.2 Tahun 2011 tentang partai politik, antara lain (1). Bagi DPD Partai Golkar Kabupaten Lumajang: Dalam proses perekrutan kader, partai politik harus lebih mengutamakan kualitas ketimbang kuantitas. Karena menurut penulis, percuma
saja kuantitas terpenuhi tetapi kader-kader didalam partai tidak memiliki kualitas yang baik; (2). Bagi kader Partai Golkar Kabupaten Lumajang: Seorang kader harus benar-benar mampu bertanggungjawab atas tanggungjawab yang diberikan partai untuk pembangunan bangsa. Kader juga harus selalu mematuhi aturan dan menjalankan tata tertib didalam partai. Faktanya, kader tidak sepenuhnya menjalankan fungsi didalam partai.
DAFTAR PUSTAKA
Bidang Pengkaderan DPP Partai GOLKAR Periode 2009-2015
Budiardjo, Miriam. 2010.Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Fadjar, Mukhtie. 2008. Partai Politik Dalam Perkembangan Sistem Ketatanegaraan Indonesia .Malang :Institute for Strenghtening Transition Society Studies
Firmanzah, 2008. Mengelola Partai Politik :Komuniksi dan Postioning Ideologi Politik di Era Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Kartono, Kartini. 2008. Pemimpin Dan Kepemimpinan. Jakarta : Rajawali Pers
Koirudin. 2004. Partai Politik Dan Agenda Transisi Demokrasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Mallaranggeng, Andi, A.1999.UU Politik Buah Reformasi Setengah Hati.
Jakarta:Sembrani Aksara Nusantara
Michael Rush dan Philip Althof., An Introduction To Poliyical Sociology. Terj.
Kartini Kartono , 2008. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta:UI Press Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda Narbuko, Cholid.Achmadi, Abu. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi
Aksara
Ranchman, Aulia, 2006. Citra Khalayak Tentang Golkar. Jakarta : Election- Golkar-Indonesia
Satori, Djam’an dan Aan Komariah. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Jakarta : Alfabeta
Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suharsimi, Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian Suat Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Tanjung, Akbar. 2007. The Golkar Way. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Wiyono,B.B (Ed.).2007.Metodologi Penelitian (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan Action Research).Malang:Rosindo