• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kopi

Kopi merupakan salah satu komoditas hasil pertanian yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi di Indonesia. Menurut data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2020, Indonesia mengekspor kopi hingga mencapai 753,90 ribu ton keberbagai Negara [11]. Tanaman kopi masuk ke dalam keluarga Rubiaceae dengan spesies Coffea sp, kopi sendiri memiliki struktur anatomi yang terdiri atas 4 bagian yaitu lapisan kulit luar (exocarp), daging buah kopi (mesocarp), kulit tanduk (parchment), dan biji (endosperm) [12]. Adapun penjelasan dari struktur anatomi buah kopi yang dijelaskan pada Gambar 2.1 berikut ini [13].

Gambar 2.1. Struktur anatomi buah kopi.

Daging yang terdapat pada buah kopi memiliki 2 bagian utama, dimana bagian luar sifatnya seperti lendir karena mengandung 85 % air dalam bentuk terikat dan cenderung pada bagian ini memiliki tekstur lebih keras dan tebal. Sedangkan pada bagian dalam buah kopi bersifat koloid hidrofilik karena pada bagian ini terdiri dari

±80 % pectin dan ±20 % glukosa [14]. Secara umum buah kopi juga mengandung air, glukosa, selulosa, lemak serta kafein, salah satu struktur komponen kimia yang terdapat pada buah kopi adalah kafein yang berfungsi menstimun saraf dan kafeol berfungsi untuk memperkuat aroma buah. Struktur penyusun komposisi senyawa kimia pada buah kopi dapat di jelaskan pada Tabel 2.1 berikut ini :

(2)

5

Tabel 2.1. Komposisi penyusun kimia pada biji kopi arabika dan robusta [15].

Komponen

Konsentrasi (g/100g)

Konsentrasi (g/100g) Green

coffea arabica

Roasted coffea arabica

Green coffea canephora

Roasted coffea canephora

Sukrosa 6,0-9,0 4,2-tr 0,9-4,0 1,6-tr

Gula pereduksi 0,1 0,3 0,4 0,3

Polisakarida 34-44 31-33 48-55 37

Lignin 3,0 3,0 3,0 3,0

Pectin 2,0 2,0 2,0 2,0

Protein 10-11 7,5-10 10-15 7,5-10

Asam amino bebas 0,5 Tidak terdeteksi

0,8-1 Tidak terdeteksi

Kafein 0,9-1,3 1,1-1,3 1,5-2,5 2,4-2,5

Trigonelline 0,6-2 1,2-2 0,6-0,7 0,7-3

Minyak kopi 15-17 17 7,0-10 11

Diterpen 0,5-1,2 0,9 0,2-0,8 0,2

Asam klorogenat 4,1-7,9 1,9-2,5 6,1-11,3 3,3-3,8

Asam quinic 0,4 0,8 0,4 1,0

Tanaman kopi memiliki banyak jenis, namun dari 80 jenis spesies yang telah teridentifikasi di dunia terdapat dua spesies yang sangat umum di budidayakan di Indonesia karena mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi yaitu kopi arabika dengan spesies (coffea arabica) dan kopi robusta dengan spesies (coffea canephora) , kedua jenis spesies buah kopi ini memiliki beberapa perbedaan di antaranya iklim tumbuh, aspek fisik dan senyawa struktur kimia [16]. Selain itu menurut starfarm pada tahun 2010 secara umum klasifikasi buah kopi dapat dibedakan menjadi 3 kategori berdasarkan warna yang meliputi :

(3)

6 1. Buah kopi mentah

Buah kopi mentah ditandai dari warna kulit buah yang berwarna hijau tua tidak jarang kulit warna buah ini juga berwana hijau muda, biji kopi juga berwarna pucat keputihan serta aroma yang dihasilkan masih lemah.

Gambar 2.2. Buah kopi mentah.

2. Buah kopi setengah matang

Warna kuning setengah kemerahan biasanya digolongkan jenis buah kopi setengah matang, biji berwana sedikit keabuan dan dari aromanya mulai terasa kuat.

Gambar 2.3. Buah kopi setengah matang.

3. Buah kopi matang

Buah kopi matang ditandai dengan warna kulit merah dan biasanya juga merah kehitam-hitaman, aroma dari buah matang ini juga sangat kuat serta biji di dalamnya berwarna sedikit kecoklatan [17].

Gambar 2.4. Buah kopi matang.

(4)

7

Pemanenan buah kopi dilakukan saat umur tanaman sudah menginjak usia sekitar 2,5 – 3 tahun [2]. Pemanenan buah kopi dapat dilakukan idealnya adalah ketika buah berwarna merah hingga merah tua dengan ciri-ciri aroma yang dihasilkan sangat kuat [18]. Secara umum cara pemanenan buah kopi masih dikerjakan secara manual, yaitu dengan cara memetik buah yang telah berwarna merah hingga merah tua atau biasa disebut buah matang. Dalam kurun waktu satu tahun bunga kopi tumbuh dalam waktu tidak bersamaan sehingga menyebabkan buah yang dihasilkan tidak merata, oleh karena itu ada beberapa cara pemanenan yang dilakukan petani diantaranya [6]:

1) Pemetikan pendahuluan dilakukan untuk memetik buah yang terserang hama.

2) Petik merah (panen raya) merupakan pemetikan buah yang sudah berwarna merah hingga warna merah tua.

3) Pemetikan rampasan yaitu pemetikan semua buah kopi baik itu yang berwarna hijau, kuning kemerahan serta merah.

Pascapanen buah kopi yang dilakukan proses selanjutnya yaitu pengolah, salah satu pengolahan yang digunakan adalah sortir kopi hal ini dimaksudkan untuk memisahkan buah agar menghasilkan kelompok buah yang seragam.

2.2. Tinjauan Komponen Alat Penelitian 2.2.1 Sensor Warna TCS 3200

Sensor warna TCS3200 merupakan IC (Intergrated Circuit) yang diprogram untuk mengkonversi warna cahaya menjadi frekuensi dengan output berbentuk sinyal kotak [19]. Sensor ini tersusun dari konfigurasi silikon photodioda dan konverter arus ke frekuensi (Analog to digital convertion) yang terintegrasi CMOS (Complementary metal oxide semiconductor) dalam satu rangkaian. Secara sistem sensor warna TCS3200 sudah dilengkapi oleh pembacaan filter cahaya warna dasar seperti RGB [20]. Sensor TCS3200 dapat dilihat pada Gambar 2.5 [19].

(5)

8

Gambar 2.5. Sensor TCS3200.

Sensor warna TCS3200 memiliki 4 mode filter photodioda yang dapat membaca array 8 𝑥 8 dari photodioda tersebut, setiap mode memiliki 16 photodioda filter untuk warna hijau, 16 photodioda filter untuk warna merah, 16 photodioda filter untuk warna biru dan 16 photodioda jernih tanpa filter, semua warna yang terbaca dihubungkan bersama secara pararel dan bertahap dalam pembacaanya [21]. Sonsor warna ini juga memiliki konfigurasi pin dan dari masing masing pin memiliki fungsi yang berbeda. Berikut ini adalah susunan dan fungsi dari pin sensor TCS3200 dapat dilihat pada Gambar 2.6 [22].

Gambar 2.6. Konfigurasi pin-pin Sensor warna TCS3200.

Tabel 2.2. Fungsi pin Sensor warna TCS3200 [22].

Nama Pin I/O Fungsi Pin

VCC 5 - Sumber tagangan

S0 dan S1 1,2 I Digunakan untuk saklar sebagai pemilih frekuensi keluaran tinggi.

S2 dan S3 7,8 I Digunakan sebagai pemilih pembacaan dioda yang terdapat 4 kelompok.

(6)

9

Nama Pin I/O Fungsi Pin

EO 3 I Input enebel, sebagai masukan

frekuensi untuk keluaran sskala rendah.

OUT 6 0 Digunakan sebagai pembacaan

frekuensi.

GND 4 - Digunakan sebagai ground pada

sumber tegangan.

Sensor warna TCS3200 memiliki spesifikasi sebagai berikut [23] : 1) Sensor ini berbasis TAOS TCS3200D.

2) Mampu mengidentifikasi warna RGB pada objek warna.

3) Di lengkapi dengan antar muka UART TTL dan I2C.

4) Tersedia 4 LED putih yang digunakan untuk membaca data warna objek.

5) Pin masukan / keluaran kompatibel dengan level TTL/CMOS.

6) Sumber tegangan menggunakan tegangan 4,8 – 5,4 VDC.

7) Ukuran 28,4 × 28,4 mm.

Prinsip kerja dari sensor warna TCS3200 yaitu dengan mendeteksi nilai intensitas dari cahaya yang dikeluarkan oleh LED terhadap objek warna yang akan dideteksi, pembacaan dikerjakan melalui matrik 8×8 photodioda, dimana dari 64 photodioda ini akan terbagi menjadi 4 kelompok filter pembacaan warna, cahaya yang ditembakan oleh LED terhadap objek akan melewati penggalang dengan menggunakan pin S2 dan S3 sebagai filter warna, yang kemudian warna cahaya yang terdeteksi akan diterjemahkan untuk mengukur frekuensi keluaran, sehingga keluaran dari frekuensi ini memiliki panjang gelombang yang berbeda–beda sesuai dengan objek warna yang terdeteksi, oleh karna itu sensor warna TCS3200 dapat mendeteksi berbagai macam jenis warna [24]. Adapun prinsip kerja dari sensor warna TCS 3200 dapat ditunjukan pada Gambar 2.7.

(7)

10

Gambar 2.7. Prinsip kerja sensor warna TCS3200.

Mode pemilihan pembacaan photodioda pembacaan warna dapat dilihat dalam Tabel 2.3 berikut ini :

Tabel 2.3. Mode pemilihan Photodioda pembacaan warna [22].

2.2.2 Sensor Loadcell

Sensor loadcell merupakan transduser yang di rancang untuk mengkonversi massa benda menjadi besaran listrik. Umumnya sensor loadcell digunakan pada timbangan digital, sensor loadcell ini tersusun atas beberapa konduktor, strain gauge dan jembatan wheatstone. Sensor loadcell ditunjukan pada Gambar 2.8 [25].

Gambar 2.8. Sensor loadcell.

S2 S3 Photodioda

0 0 Merah

0 1 Biru

1 0 Clear (no filter)

1 1 Hijau

Photodioda Filter

Objek

S2 S3 S0 S1

Kontrol

(8)

11 Spesifikasi sensor loadcell sebagai berikut :

1) Kapasitas 1 kg.

2) Bekerja dengan tegangan rendah 5-10 VDC.

3) Masukan dan keluaran resistansi rendah.

4) Panjang dan lebar sensor ini yaitu 8 × 1,2 cm.

Keluaran dari sensor loadcell ini yaitu terdapat pada 4 kabel yang memiliki fungsi berbeda – beda. Kabel merah berfungsi sebagai masukan sumber tegangan, kabel hitam berfungsi sebagai masukan ground , kabel hijau berfungsi sebagai keluaran positif dan kabel putih sebagai keluaran ground dari sensor. Penjelasan konfigurasi kabel dari sensor loadcell terdapat pada Gambar 2.9 [26] :

Gambar 2.9. Konfigurasi kabel sensor loadcell.

Saat sensor loadcell digunakan pada timbangan selama proses ini elemen logam pada sensor akan menimbulkan reaksi sehingga menimbulkan gaya elastis. Gaya elastis yang ditimbulkan oleh regangan akan dikonversi kedalam besaran elektrik oleh strain gauge pada sensor loadcell. Prinsip kerja sensor loadcell berdasarkan pada jembatan wheatstone. Jembatan wheatstone merupakan susunan komponen elektronik yang terdiri dari resistor dan catu daya, pada rangkaian ini terdapat 4 buah hambatan, 2 hambatan sebagai hambatan variabel dan 2 hambatan sebagai sumber tegangan [27]. Rangkaian jembatan wheatstone dapat diketahui pada Gambar 2.10 [28].

Input(+)

Output(-)

Input(-) Output(+)

Shield

(9)

12

Gambar 2.10. Rangkaian jembatan wheatstone [28].

Dari gambar di atas dapat diketahui jika tegangan (V ) dialirkan pada titik A dan B maka arus akan mengalir melewati R1 sebesar I1 dan melewati R2 sebesar I2, Sehingga besarnya I1 dan I2 memiliki arus masing-masing yaitu [29] :

𝐼1 = 𝑉𝐴𝐵

(𝑅1+𝑅3) dan 𝐼2 = 𝑉𝐴𝐵

(𝑅2+𝑅𝑥) (2.1) dimana I1 adalah arus pada I1, I2 adalah arus pada I2 , 𝑉𝐴𝐵 adalah sumber tegangan yang mengalir pada titik A dan B, R1 adalah hambatan R1 , R2 adalah hambatan R2 , R3 adalah hambatan R3 dan Rx adalah hambatan Rx . Akibat arus yang mengalir pada I1 dan I2 maka akan menghasilkan beda potensial pada titik C dan D sebagai tegangan keluaran yaitu :

𝑉𝐶𝐷 = 𝑉𝐶𝐵 − 𝑉𝐷𝐵 (2.2) dimana 𝑉𝐶𝐵 adalah sumber tegangan yang mengalir pada titik C dan D

𝑉𝐶𝐵 = 𝐼2. 𝑅𝑋 dan 𝑉𝐷𝐵= 𝐼1. 𝑅3 (2.3) Dari persamaan di atas persamaan (2.1) dan persamaan (2.3) dapat disubtitusikan sehingga menghasilkan persamaan berikut ini

𝑉𝐶𝐵 = 𝑉𝐴𝐵

(𝑅1+𝑅𝑋) × 𝑅𝑋 dan 𝑉𝐷𝐵 = 𝑉𝐴𝐵

(𝑅2+𝑅3) × 𝑅3 (2.4) maka tegangan keluaran pada titik C dan titik D adalah :

𝑉𝐶𝐷 = ( 𝑅𝑋

(𝑅1+𝑅𝑋)𝑅2

(𝑅2+𝑅3)) 𝑉𝐴𝐵 (2.5)

(10)

13

Dari persamaan di atas didapatkan persamaan untuk mencari tegangan keluaran pada rangkaian jembatan wheatstone yaitu sebagai berikut :

𝑉𝑜𝑢𝑡 = ( 𝑅𝑋

(𝑅1+𝑅𝑋)𝑅2

(𝑅2+𝑅3)) 𝑉𝑖𝑛 (2.6) dimana 𝑉𝑜𝑢𝑡 merupakan sumber tegangan keluaran dan 𝑉𝑖𝑛 merupakan sumber tegangan masuk. Prinsip kerja sensor loadcell secara teori menggunakan konsep dari jembatan wheatstone yaitu berdasarkan regangan dan tegangan pada strain gauge, saat sonsor di berikan beban maka akan terjadi perubahan tekanan dan jika terjadi perubahan tekanan maka kawat pada strain gauge akan meregang sehingga menyebabkan nilai resistansi akan bertambah, dimana 𝑅1 dan 𝑅3 akan turun nilainya sedangkan nilai 𝑅2 dan 𝑅𝑥 akan naik. Pada saat sensor ini tidak diberi beban atau dalam keadaan setimbang tegangan keluaran sensor loadcell sama dengan 0 𝑣 dan ketika nilai 𝑅1 dan 𝑅3 naik maka terjadi perubahan nilai tegangan pada sensor, keluaran data (+) dipengaruhi oleh resistansi 𝑅1 sedangkan keluaran data (−) dipengaruhi oleh resistansi 𝑅3 [30]. Prinsip kerja dari sensor loadcell ditunjukan pada Gambar 2.11.

Gambar 2.11. Prinsip kerja sensor loadcell.

2.2.3 Modul Penguat HX711

Modul HX711 yaitu modul timbangan yang dapat digunakan untuk mengonversi sinyal analog kedigital pada sensor loadcell. HX711 terintegrasi dari AVIA SEMICONDUCTOR yang mempunyai presisi 24-bit ADC sehingga dapat

Beban

Sensor Loadcell

Alas Strain

Gauge

Strain Gauge

Meregang Strain Gauge

Merapat

Strain Gauge Normal

(11)

14

digunakan untuk berbagai jenis sensor bridge. Modu HX711 bekerja dengan membaca perubahan nilai resistansi yang diukur dan mengkonversinya dalam bentuk tegangan, secara garis besar HX711 ini digunakan untuk penguat tegangan saat sensor loadcell bekerja [31]. Berikut ini merupakan merupakan gambar modul HX711 pada Gambar 2.12 [25].

Gambar 2.12. Modul HX711.

2.2.4 Arduino Mega 2560

Arduino Mega 2560 merupakan board mikrokontroler yang menggunakan prosesor tipe ATmega 2560, board arduino mega 2560 terdiri dari 54 pin digital masukan atau keluaran, dimana pada 54 pin digital ini terdapat 15 pin yang dapat digunakan sebagai keluaran PWM (Pulse Width Modulation), kemudian 16 pin dapat digunakan sebagai masukan analog dan 4 pin dapat digunakan sebagai UART (Universal Asynchronous Reciver Transmiter), selain itu juga board ini dilengkapi dengan 16 MHz kristal osilator, header ICSP, tombol reset, port USB dan jack power DC [32]. Board pada arduino mega 2560 dapat diketahui pada Gambar 2.13 [32].

Gambar 2.13. Arduino mega 2560.

Pada 54 pin digital yang terdapat pada board arduino mega 2560 dapat digunakan sebagai pin masukan maupun pin keluaran, dengan memanfaatkan fungsi yang

(12)

15

terdapat pada program yaitu fungsi digitalWrite( ), pinMode( ), dan digitalRead( ).

Pin ini dapat bekerja dengan menggunakan sumber masukan tegangan 5 volt dan setiap pin dapat berfungsi sebagai penghubung antar perangkat satu dengan perangkat lain, untuk lebih jelas konfigurasi pin dapat dilihat pada Gambar 2.14 [33].

Tabel 2.4. Fungsi konfigurasi pin arduino mega 2560.

Nama Fungsi Pin

RESET Menghidupkan ulang mikrokontroler

AREF Fungsi analogReferece( )

GND Ground

5 V Tegangan 5 V

3,3 V Tegangan 3,3 V

VIN Tegangan masukan

D0, D15, D17, D19 (RX) Menerima data serial D1, D14, D16, D18 (TX) Trasmit data serial TTL

D2, D3 D4-D12

Fungsi attachInterrupt( ) Fungsi analogWrite( )

D13 Bluit in LED

D20 (SDA) Komunikasi I2C

D21 (SCL) Komunikasi I2C

D22-D49 D50 (MISO)

Fungsi digital Komunikasi SPI

D51 (MOSI) Komunikasi SPI

D52 (SCK) Komunikasi SPI

D53 (SS) Komunikasi SPI

A0-A15 Fungsi analog

Arduino mega mempunyai sarana untuk berinteraksi dengan perangkat elektronik seperti PC atau mikrokontroler lainya, prosesor yang terdapat pada board ini yaitu

Gambar 2.14. Konfigurasi pin arduino mega 2560.

(13)

16

ATmega 2560 telah menyediakan port komunikasi serial yaitu UART TTL yang tersedia pada pin D0 (RX) dan pin D1 (TX). Selain itu ATmega 2560 juga dibekali dengan memori 256 KB untuk menyimpan kode program (8 KB dipakai untuk bootloader), 8 KB dari SRAM dan 4 KB dari EEPROM yang dapat digunakan untuk dibaca dan ditulis menggunakan perpustakaan EEPROM. Spesifikasi pada arduino mega 2560 dapat disajikan pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5. Spesifikasi Arduino mega2560 [34].

Keterangan Spesifikasi

Mikrokontroler ATmega 2560

Tegangan input (disarankan) 7V – 12V

Tegangan input (batas) 6V – 20V

Tegangan bekerja 5V

Pin digital I/O 54 buah

Pin input analog 16 buah

Memori 256 KB

SRAM 8 KB

EEPROM Kecepatan jam

4 KB 16 Mhz

Arus DC per I/O 20 Ma

Arus DC pin 3,3V 50 mA

2.2.5 Motor Stepper

Motor stepper merupakan komponen elektronik yang mempunyai tugas mengubah pulsa listrik menjadi gerak mekanis diskrit. Motor stepper ini bergerak dengan di kendalikan oleh urutan pulsa–pulsa digital yang diberikan pada motor stepper tersebut. Urutan pulsa–pulsa ini dapat diinterpretasikan menjadi putaran shaft yang mana setiap putaran harus membutuhkan pulsa yang diinginkan [35]. Motor stepper dapat ditunjukan pada Gambar 2.15 [36].

Gambar 2.15. Motor Stepper.

(14)

17

Ada beberapa keunggulan dari motor stepper ini yaitu sudut rotasi yang dihasilkan lebih sejajar sehingga lebih mudah untuk diatur geraknya, kemudian posisi pergerakanya dapat ditentukan secara presisi dan lain sebagainya. Prinsip kerja dari motor stepper ini yaitu dengan mengubah pulsa-pulsa listrik menjadi gerakan mekanis diskrit. Oleh karena itu untuk menggerakan motor stepper harus memanggil pulsa-pulsa secara periodik.

2.2.6 Modul A4988 Driver Motor Stepper

A4988 driver motor stepper merupakan modul yang dapat mengendalikan gerak dari motor stepper mulai dari sudut 360°, 180°, 90°, 45°, dan 22,5°. Kapasitas keluaran dari modul driver ini hingga mencapai 35 V dan 2 A, selain itu juga driver motor stepper ini termasuk memiliki arus yang rendah dan kemampuan untuk beroperasi bisa cepat atau lambat sehingga modul ini lebih mudah untuk digunakan.

Berikut ini adalah gambar dari modul A4988 driver motor stepper yang dapat diketahui pada Gambar 2.16 [36].

Gambar 2.16. A4988 Driver Motor Stepper.

2.2.7 Motor Servo

Motor servo merupakan perangkat yang mengendalikan sistem kontrol umpan balik tertutup, sehingga dapat diatur untuk memastikan posisi sudut dari keluaran poros motor ini, motor servo tersusun atas perangkat diantaranya DC (Motor Direct Current), potensiometer, rangkaian kontrol dan serangkai gearbox. Sistem kontrol loop tertutup digunakan untuk mengendalikan gerakan dan posisi akhir pada poros [37].

(15)

18

Motor servo bekerja dengan memberikan sinyal PWM melalui kabel kontrol dalam satu periode, dimana lebar kontrol yang diberikan akan menentukan posisi pembacaan sudut putaran yang dihasilkan pada motor servo. Gambar dari motor servo dapat diketahui pada Gambar 2.17 [37].

Gambar 2.17. Motor Servo.

2.2.8 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD (Liquid Crystal Display) merupakan suatu komponen elektonik yang berfungsi sebagai media penampil dari bahan kristal cair sebagai tampilan utama, LCD di rancang untuk dapat menampilkan hasil proses dari mikrokontroler.

Penggunaan LCD ini sudah banyak di aplikasikan dalam bebagai bidang misal kalkulator ataupun televisi. LCD yang digunakan pada penelitian ini adalah LCD dot matrik dengan jumlah karakter 16 × 2. Berikut ini gambar LCD 16 × 2 dapat dilihat pada Gambar 2.18 [38].

Gambar 2.18. LCD (Liquid Crystal Display) 16 × 2.

(16)

19 2.2.9 Modul ESP 8266

ESP 8266 merupakan modul SoC (System on Chip) yang telah terintegrasi pada protokol TC/IP yang dapat memberikan akses mikrokontroler agar dapat berkomunikasi dengan jaringan WiFi. Chip ESP 8266 dapat digunakan secara sendiri (standalone) sehingga bisa melakukan pemograman secara langsung pada modul ESP 8266 tanpa menggunakan mikrokontroler tambahan [39]. Pengaturan awal pada modul ESP8266 menggunakan AT Command yang dapat dikirim pada arduino sebagai serial komunikasi, penggunaan AT Command ini dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan sinyal dari terminal, mengirim pesan serta mendapatkan IP address. Modul ESP 8266 dapat beroperasi pada tegangan masukan sebesar 3,3 V dan arus yang dibutuhkan yaitu 1 A. Berikut ini adalah modul ESP 8266 yang dapat dilihat pada Gambar 2.19 [39].

Gambar 2.19. Modul ESP 8266.

Tabel 2.6. Spesifikasi Modul ESP 8266 [40].

Keterangan Spesifikasi

Protokol 802.11/b/g/n(HT20)

Rentang frekuensi 2,4 GHz – 2,5 GHz

CPU Tensilica L106 prosesor 32-bit

Tegangan operasi 2,5V – 3,6V

Mode WiFi Stasiun/SoftAP

Keamanan WPA/WPA2

Antarmuka periferal GPIO/ADC/UART/PWM

Protokol jaringan IPv4, TCP/UDP

(17)

20 2.3. Internet of Things (IoT)

IoT merupakan suatu konsep yang dibentuk sehingga mempunyai tujuan agar koneksi internet tersambung secara terus menerus dan memungkinkan untuk terhubung ke peralatan benda fisik sehari-hari, dengan menggunakan sensor dan kontrol agar dapat memperoleh data dan bekerja sendiri secara otomatis berdasarkan data yang diterima. IoT adalah gagasan yang dirancang agar benda–

benda fisik di dunia nyata dapat terhubung satu kesatuan dengan sistem terpadu dan menggunakan jaringan internet sebagai penghubung benda tersebut.

Konsep ide IoT ini pertama kali dikemukaan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 [41]. Berawal dari Auto-IDCenter yaitu sebuah teknologi berbasis RFID (Radio Frequensy Identification) yang mempunyai sifat unik karena dapat mengidentifikasi kode dari produk elektronik yang kemudian dikembangkan sampai benda–benda sekitar dapat berkomunikasi antara satu sama lain yang terhubung pada internet. Adapun konsep IoT dapat dilihat pada Gambar 2.20 [41].

Gambar 2.20. Konsep Internet of Things.

Konsep dasar dari IoT ini sangat sederhana yang mengacu pada 3 elemen utama yaitu barang fisik yang dilengkapi oleh modul IoT, Perangkat koneksi ke internet contohnya modem dan Cloud data Center yaitu sebuah tempat untuk menyimpan database dan aplikasi. Prinsip kerja dari IoT ini adalah memanfaatkan argumentasi pemograman dimana dalam perintah argumen ini menimbulkan interaksi antar sesama benda yang terpasang modul IoT dan terhubung secara otomatis antara benda satu dengan yang lain tanpa campur tangan manusia karena yang menjadi penghubung antar benda tersebut adalah internet, sedangkan manusia hanya bertugas sebagai pegatur serta pengawas [42].

(18)

21 2.3.1 Blynk App

Blynk adalah platform yang dirancang untuk mendukung projek IoT, aplikasi ini dapat manfaatkan sebagai platform yang dapat menggontrol perangkat hardware, monitoring data sensor serta menyimpan data. Aplikasi Blynk mempunyai beberapa komponen utama yaitu seperti aplikasi Blynk, Blynk server dan pustaka Blynk [43]. Blynk server mempunyai fasilitas Backend Service sehingga dapat digunakan pada cloude yang berfungsi untuk mengatur komunikasi diantara smartphone dan perangkat hardware, sedangkan Blynk library dapat digunakan untuk mendukung pengembangan program source code.

Aplikasi Blynk dapat mendukung pengguna untuk membuat suatu projek dengan menggunakan berbagai macam perangkat hardware yang mendukung pengiriman maupun penerimaan data, representasi dari data perangkat yang diambil dapat dilihat dalam bentuk angka maupun grafik pada aplikasi Bylink [44]. Adapun aplikasi Blynk dapat dilihat pada Gambar 2.21 [45] .

Gambar 2.21. Aplikasi Blynk.

Referensi

Dokumen terkait

Maknanya apabila kualitas produk sepatu Vans menggunakan kualitas yang terbaik, material yang memberikan kenyamanan dan menggunakan bahan yang mudah diperbaiki sehingga tahan lama

Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah wanita lanjut usia yang aktif senam aerobik , wanita lanjut usia yang aktif jalan kaki, dan Wanita lanjut usia

Turbin Kaplan adalah turbin yang beroperasi pada head yang rendah dengan kapasitas aliran yang tinggi atau bahkan beroperasi pada kapasitas yang sangat rendah.. Hal ini karena

Pengendalian Hama Terpadu adalah teknologi pengendalian hama yang didasarkan prinsip ekologis dengan menggunakan berbagai teknik pengendalian yang sesuai antara satu

Misalnya penumpang pesawat dari luar negeri yang turun di Terminal 2 Bandara Narita dan ingin menuju Kota Tokyo dapat berjalan menuju Narita Airport Terminal 2·3 Station jika

 Sisi Pompa Inboard & outboard dari pembacaan sinyal getaran dapat disimpulkan bahwa kerusakan pada komponen bantalan disisi bola & pemisah yang ditandai

Permasalahan dalam penelitian ini yang dapat dirumuskan adalah “Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada mata kuliah pengantar

memilih pekerjaan, memilih program studi, memilih antara beberapa alternatif kehidupan, dan penyelesaian persoalan pribadi merupakan contoh-contoh dimensi pengambilan