• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN

PERLINDUNGAN ANAK KAB. MUSI BANYUASIN TAHUN ANGGARAN 2019

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN PERLINDUNGAN ANAK

(2)

[Type the document title]

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala hanya karena rahmat- Nya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin dapat terselesaikan. LKjIP Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin merupakan bentuk laporan capaian kinerja yang disusun berdasarkan hasil kegiatan selama tahun 2019, yang telah diukur, dievaluasi, dianalisa dan dijabarkan dalam bentuk Dokumen LKjIP. LKjIP merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada instansi pemerintah atas penggunaan anggaran, sebagai bentuk implementasi.

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah (SAKIP) yang baik sebagai mana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistim Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Beberapa kendala kami hadapi dalam penyusunan LKjIP, seperti masih kurangnya kepedulian dalam penyusunan dokumen, baik dari segi validitas data, kelengkapan dokumen maupun ketepatan waktu, sehingga mempengaruhi proses penyusunan dan kualitas dokumen.

Meskipun demikian sudah menjadi komitmen kami untuk menyusun dokumen ini sebaik dan selengkap mungkin sesuai pedoman penyusunan LKjIP, sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi dalam pelaksanaan pembangunan urusan Pemberdayaan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak .

Kami ucapkan terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah menyampaikan laporan dan hasil evaluasi untuk penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini.

(3)
(4)

[Type the document title]

IKHTISAR EKSEKUTIF

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menjadi motor penggerak dari urusan wajib non Pelayanan dasar Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang meliputi enam sub urusan yaitu peningkatan Kualitas Hidup Perempuan, Perlindungan Perempuan, Kualitas Keluarga, Sistem Data Gender dan Anak, Pemenuhan Hak Anak dan Perlindungan Khusus Anak. Artinya sebagai motor penggerak, selain berfungsi sebagai dinas yang spesifik Gender ( keberpihakan terhadap gender ) dan memastikan bahwa anggaran perangkat Daerah lainnya Responsif Gender dimana Akses, Partisipasi, Kontrol, Manfaat ( APKM ) dalam Pembangunan bisa setara untuk Laki laki, perempuan, Anak, Lansia dan Penyandang Disabilitas . Evaluasi upaya Pemenuhan Hak Anak dilaksanakan melalui pengisian aplikasi pemenuhan Hak Anak ( Aplikasi KLA ) dan Laporan Pengarusutamaan Gender ( APE ) yang setiap tahun dilakukan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak . Selain itu tujuan dari SDGs yang terkait dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak adalah tujuan ke lima yaitu “ Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan Anak, melalui upaya penguatan pokja Pengarustumaan Gender ( PUG ) tujuan ke 11 yaitu membangun Kota dan pemukiman yang inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan dan tujuan ke 16 yaitu mendukung masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, mdelalui pemenuhan 5 klaster Kabupaten Layak Anak dan Indikator kesetaraan gender antara lain sebagai berikut Indeks pembangunan manusia (IPM) Indeks Pembangunan Gender ( IPG ) Indeks Pemberdayaan Gender ( IDG ).

(5)

[Type the document title]

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ... i

IKHTISAR EKSEKUIF ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tugas Pokok dan Fungsi ... ... 2

1.3 Struktur Organisasi ... 2

1.4 Maksud dan Tujuan ... 6

1.5 Sistematika Penyajian ... 6

BAB II PERENCANAAN DAN PEJIAN KINERJA 2.1 Perencanaan Strategis ... 8

2.1.1 Rencana Strategis………... 8

2.1.2 Arah Kebijakan………... 12

2.2 Perjanjian Kinerja ... 14

2.3 Perencanaan Anggaran ... 15

2.4 Indikator Kinerja Utama ... 16

BAB III AKUNTANBILITAS KINERJA ... . 3.1 Pengukuran Capaian Indikator Kinerja ... . 19

3.2 Akuntabilitas Keuangan ... . 24 BAB IV PENUTUP

(6)

[Type the document title]

Daftar Tabel

Tabel 1.3 Jumlah Pegawai Dinas PPPA Kabupaten Musi Banyuasin Dalam

Tahun 2019 Sebanyak 29 Orang ... 5

Tabel 2.1.2 Rencana Program, Kegiatan, Indikator, Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikutif DPPPA Tahun 2019 - 2022 ... 13

Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Dinas PPPA Tahun 2019... 14

Tabel 2.3 Perencanaan Anggaran Tahun 2019 ... 16

Tabel 3.2 Rincian Perprogram ... 26

(7)

BAB I

1. 1. Latar Belakang

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak merupakan lembaga yang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang pembentukan dan susunan Perangkat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin dimana Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin merupakan unsur pelaksana yang menjadi kewenangan daerah di bidang Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah yang mempunyai tugas pokok membantu Bupati melaksanakan perumusan kebijakan daerah di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Sesuai dengan amanat Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 bahwa dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, dipandang perlu adanyan pelaporan kinerja instansi pemerintah untuk mengetahui kemampuannya dalam pencapaian Visi,Misi dan Tujuan Organisasi.

Maka berdasarkan ketentuan tersebut instansi pemerintah wajib melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan organisasi pada setiap akhir tahun anggaran. Laporan kinerja instansi pemerintah disampaikan kepada presiden dan salinannya disampaikan kepada kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dengan menggunakan pedoman penyusunan sistem akuntabilitas kinerja. Pedoman ini telah disempurnakan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahnu 2014.

PENDAHULUAN

(8)

1.2. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Sesuai dengan Peraturan Bupati Musi Banyuasin Nomor 76 Tahun 2016 tentang Susunan, Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin, dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengkajian kebijakan nasional di bidang pengarusutamaan gender, pemberdayaan perempuan, pengelolaan data dan informasi gender dan anak, tumbuh kembang anak, perlindungan perempuan dan anak, serta pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

2. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengarusutamaan gender, pemberdayaan perempuan, pengelolaan data dan informasi gender dan anak, tumbuh kembang anak, perlindungan perempuan dan anak, serta pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

3. Pengkoordinasian penyusunan program dan pelaksanaan kegiatan di bidang pengarusutamaan gender, pemberdayaan perempuan, pengelolaan data dan informasi gender dan anak, tumbuh kembang anak, perlindungan perempuan dan anak, serta pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

4. Pengkoordinasian pengelolaan sarana prasarana dan sumber daya Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

5. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan ketercapaian program kegiatan di bidang pengarusutamaan gender, pemberdayaan perempuan, pengelolaan data dan informasi gender dan anak, tumbuh kembang anak, perlindungan perempuan dan anak, serta pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

1.3. STRUKTUR ORGANISASI

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak sesuai dengan urusan pemerintah daerah serta berdasarkan peraturan perundangan – undangan yang berlaku dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada dibawah dan bertanggung-jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(9)

Struktur Organisasi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin, terdiri dari :

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat terdiri dari :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

2. Sub Bagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan.

c. Bidang Pemberdayaan Perempuan terdiri dari : 1. Seksi Pemberdayaan Ekonomi;

2. Seksi Pemberdayaan Sosial, Politik dan Hukum;

3. Seksi Peningkatan Kualitas Keluarga.

d. Bidang Tumbuh Kembang Anak, terdiri dari 1. Seksi Pengasuhan, Pendidikan dan Budaya;

2. Seksi Hak Sipil, Informasi dan Partisipasi;

3. Seksi Kesehatan dan Kesejahteraan.

e. Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak, terdiri dari : 1. Seksi Perlindungan Hak Perempuan;

2. Seksi Perlindungan Khusus Anak;

3. Seksi Pembinaan Lembaga Layanan PA.

f. Unit Pelaksana Teknis Dinas 1. Kepala P2TP2A;

2. Kepala Subbag Tata Usaha;

3. Kelompok Jabatan Fungsional.

Struktur Organisasi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin dapat dilihat sebagai berikut:

(10)
(11)

Tabel 1.3

Jumlah Pegawai Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin Dalam Tahun 2019 Sebanyak 29 Orang.

NO JABATAN JUMLAH

PERSONIL

1 KEPALA DINAS 1

2 SEKRETARIS 1

3 Kasubbag Perencanaan, keuangan dan pelaporan 1

4 Kasubbag Umum dan Kepegawaian 1

5 Staf 3

6 Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan 1

7 Kasi Pemberdayaan Ekonomi 1

8 Kasi pemberdayaan Sosial politik dan hukum 1

9 Kasi peningkatan kualitas keluarga 1

10 Staf 4

11 Kepala Bidang Tumbuh Kembang Anak -

12 Kasi hak sipil, informasi dan partisipasi 1

13 Kasi kesehatan dan kesejahteraan 1

14 Kasi pengasuhan alternatif pendidikan dan budaya 1

15 Staf 4

16 Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak 1 17 Kasi pembinaan lembaga layanan perempuan dan

anak

1

18 Kasi perlindungan khusus anak 1

19 Kasi perlindungan hak perempuan dan anak 1

20 Staf 3

21 Jumlah 29 Orang

(12)

1.4. MAKSUD DAN TUJUAN

Laporan Kinerja adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis instansi. Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2019, adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui capaian kinerja sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin pada Tahun 2019.

2. Sebagai bahan masukan dan referensi dalam perumusan program dan kegiatan pada periode yang akan datang.

3. Meningkatkan akuntabilitas Instansi Pemerintah,

4. Sebagai umpan balik peningkatan kinerja instansi pemerintah;

5. Peningkatan perencanaan diberbagai bidang, baik perencanaan maupun penggunaan sumber daya instansi;

6. Sebagai bahan acuan dalam penyusunan kebijakan perencanaan pembangunan di masa yang akan datang.

1.5. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Dalam Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LkjIP) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2019, terbagi dalam beberapa bab yang terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi 1.3 Struktur Organisasi

1.4 Maksud dan Tujuan 1.5 Sistematika Penyajian BAB II PERENCANAAN KINERJA

2.1 Perencanaan Strategis 2.2 Perjanjian Kinerja

2.3 Perencanaan Anggaran 2.4 Indikator Kinerja Utama BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama 3.2 Akuntabilitas Keuangan

BAB IV PENUTUP

4.1 Saran - Saran

(13)

BAB II

Adalah proses penetapan kegiatan tahunan dan indicator Kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis . Rencana Kerja Perangkat Daerah (RENJA PD) sebagai dokumen perencanaan tahunan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak merupakan fungsi operasional dari Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Musi Banyuasin yang ditetapkan setiap tahun dimana tujuan , sasaran, kegiatan, kelompok sasaran dari rancangan Renja Perangkat Daerah ini didasarkan pada evaluasi, kendala dan permasalahan tahun sebelumnya sehingga kegiatan yang diusulkan dapat memecahkan persoalan yang terjadi

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin di Tahun 2019 mempunyai 7 (tujuh) Program/Kegiatan yang dikelompokkan dalam program prioritas sebagai berikut :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

a. Penyediaaan Jasa komunikasi sumber daya air dan listrik

b. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional

c. Penyediaan alat tulis kantor

d. Penyediaan komponen instansi listrik

e. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor f. Penyediaan peralatan rumah tangga

g. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan h. Penyediaan makanan dan minuman

i. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah j. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah

k. Penyediaan jasa pendukung administrasi/teknis perkantoranProgram Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

PERENCANAAN KINERJA

(14)

l. Pembangunan gedung kantor

m. Pengadaan kendaraan dinas/operasional n. Pengadaan mobeluer

o. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

p. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional q. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor 2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia

a. Pendidikan dan pelatihan formal

3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan dan Capaian Kinerja dan Keuangan

a. Penyusunan laporan capaian kinerja dan iktisan realisasi kinerja SKPD b. Penyusunan rencana kerja dan penetapan kinerja OPD

4. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak a. Advokasi dan fasilitas PUG bagi perempuan

b. Fasilitasi pengembangan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A)

c. Pengembangan peran serta perempuan dalam pembangunan

d. Penyelenggaraan komisi perlindungan anak Indonesia daerah (KPAD) e. Fasilitasi Kabupaten Layak Anak

5. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan a. Fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan 6. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam

Pembangunan

a. Kegiiatan bimbingan manajemen usaha bagi perempuan dalam mengelola usaha.

2.1. Perencanaan Strategis

Perencanaan Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin diaacapai dalam kurun waktu 5 (lima) Tahun secara sistematis dan berkesinambungan.

2.1.1 Rencana Strategis

Dalam upaya penerapan Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang didalamnya memuat pembagian urusan antara pemerintah pusat, daerah Provinsi, dan Daerah Kabupaten/Kota, salah satu

(15)

urusan wajib non Pelayanan dasar yang harus diselenggarakan oleh daerah adalah Urusan Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang meliputi enam sub urusan yaitu peningkatan Kualitas Hidup Perempuan, Perlindungan Perempuan, Kualitas Keluarga, Sistem Data Gender dan Anak, Pemenuhan Hak Anak dan Perlindungan Khusus Anak.

Sejalan dengan komitmen dunia Sustainable Development Goals (SDGs) yang diterbitkan pada tanggal 21 Oktober 2015 menggantikan program sebelumnya MDGs (Milenium Development Goals) sebagai tujuan pembangunan bersama sampai tahun 2030 yang disepakati oleh berbagai negara dan forum resolusi PBB yang memiliki 17 tujuan Beberapa tujuan dari SDGs yang terkait dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak adalah tujuan ke lima yaitu “ Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan Anak, tujuan ke 11 yaitu membangun Kota dan pemukiman yang inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan dan tujuan ke 16 yaitu mendukung masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua dan membangun institusi – institusi yang efektif, Akuntanbel di semua Level dimana implementasinya terkait dengan kebijakan Indonesia Layak Anak 2030, Provinsi Layak Anak 2022 dan Kabupaten Layak Anak.

Selaras dengan tujuan tersebut, tujuan pembangunan pemberdayaan perempuan adalah meningkatkan status dan kondisi perempuan agar dapat mencapai kesetaraan dan keadilan dengan laki-laki. Pembangunan pemberdayaan perempuan juga sangat terkait dengan peningkatan kualitas generasi penerus bangsa, karena perempuan adalah pendidik pertama dan utama bagi anak – anaknya dalam keluarga. Kesetaraan Gender adalah kondisi dimana Laki-laki dan perempuan memiliki dan mendapatkan penghargaan yang setara sebagai manusia di dalam berbagai aspek kehidupan , mempunyai akses yang sama terhadap sumber daya, dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, memiliki kesempatan dan peluang yang sama dalam melakukan kontrol, serta memperoleh manfaat yang sama terhadap pembangunan Di Tahun 2018 Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasintelah mendapat penghargaan Nasional ( Anugerah Parahita Ekapraya) Tingkat Pratama dengan kriteria telah mampu meletakkan Dasar Dasar pengarusutamaan Gender dalam pembangunan.

(16)

Perlindungan anak merupakan suatu hal yang sangat penting karena anak adalah generasi yang akan datang sehingga wajib dilindungi dari segala hal yang dapat memberikan dampak negatif pada pertumbuhan dan perkembangannya. Tumbuh Kembang dan Pemenuhan Hak Anak telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 tahun 2015 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Perda Kabupaten Musi Banyusin Nomor 11 Tahun 2018 tentang Perlindungan Anak Undang-undang dan peraturan Daerah tersebut mengamanatkan adanya hak anak yang yang harus dipenuhi yang terbagi atas lima klaster yaitu Klaster Hak Sipil dan Kebebasan, Hak Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif, Hak Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan, Hak Pendidikan Pemanfataan Waktu Luang dan Kegiatan Budaya, dan Hak Perlindungan Khusus. Indikator keberhasilan dalam peningkatan tumbuh kembang anak dan pemenuhan hak anak dapat dilihat dari indikator komposit kesejahteraan anak dan pencapaian kabupaten/kota layak anak. Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2017, 2018 dan 2019 telah mendapat penghargaan Nasional sebagai Kabupaten Layak Anak Tingkat Pratama dan Tingkat Madya .

Didalam Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia telah menjamin hak setiap warga negaranya (perempuan dan laki-laki) untuk menikmati dan berpartisipasi dalam pembangunan di berbagai bidang.

Sebagai tindak lanjut dari instruksi presiden Nomor 9 Tahun 2000 dan Permendagri Nomor 67 Tahun 2011 tentang Pengarusutamaan gender Dalam pembangunan, maka untuk lebih mendorong, mengefektifkan, serta mengoptimalkan upaya pengarusutamaan gender secara terpadu dan terkoordinasi dan meningkatkan kedudukan, peran, dan kualitas perempuan, serta upaya mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dan ditindak lanjuti juga dengan terbitnya Peraturan Bupati Musi banyuasin Nomor 83 Tahun 2018 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan. Adapun Indikator kesetaraan gender antara lain sebagai berikut :

1. Indeks pembangunan manusia (IPM)

Yaitu indikator komposit yang secara khusus mengukur capaian pembangunan manusia dengan menggunakan 4 (empat) variabel pokok yaitu Angka Harapan Hidup, Harapan Lama Sekolah, Rata-rata Lama Sekolah dan

(17)

Pengeluaran Perkapita Riil. Nilai IPM berkisar antara 0-100. Indikator kesenjangan yang tinggi di Kabupaten Musi Banyuasin ada pada Pengeluaran Perkapita antara laki - laki dan perempuan yang sangat senjang .

2. Indeks Pembangunan Gender ( IPG )

Adalah indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan dengan kriteria yang sama seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM). namun data disajikan terpilah antara laki-laki dan perempuan. IPG digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan. Kabupaten Musi Banyuasin masih dibawah rata rata nasional artinya pembangunan manusia di Kabupaten Musi Banyuasin belum diikuti dengan kesetaraan pembangunan antara perempuan dan laki-laki.

3. Indeks Pemberdayaan Gender ( IDG )

Yaitu indeks komposit yang tersusun dari beberapa variabel yang mencerminkan tingkat keterlibatan perempuan dalam proses pengambilan keputusan dalam bidang politik dan ekonomi. Kondisi kualitas keberdayaan perempuan di Kabupaten Musi Banyuasin cukup tinggi karena dengan adanya Misi yang ke 7 dari Kabupaten Musi Banyuasin “Memberdayakan Perempuan dan Melindungi Anak serta Penyandang Disabilitas”dan berdirinya Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin sebagai Dinas Mandiri serta peran serta perempuan lainnya dalam pembangunan di Kabupaten Musi Banyuasin maka sudah mulai ada keberpihakan terhadap keberdayaan perempuan dalam pembangunan, walaupun masih perlu ditingkatkan tentunya dengan melihat indikator mana yang mesti lebih di fokuskan agar dapat mengungkit capaian Indeks Pemberdayaan Perempuan (IDG) sehingga mendekati angka 100.

Diperlukan affirmative action pelembagaan pengarusutamaan gender dan penerapan PPRG sebagai intervensi Pemerintah Daerah dengan merumuskan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang berspektif gender secara spesifik untuk mewujudkan pembangunan yang lebih adil dan merata dengan memperhatikan sasaran kelompok yang terlibat dan manfaat yang diterima dan juga memastikan perempuan dan laki laki mempunyai Akses Partisipasi, kontrol, serta memperoleh manfaat yang sama terhadap pembangunan. Sejauh ini baru sebagian kecil instansi dilingkungan Pemerintah Daerah yang sudah melaksanakan perencanaan

(18)

yang Responsif Gender. Hal ini karena di lingkup pemerintahan pembangunan gender masih dianggap tugas instansi yang membawahi urusan pemberdayaan perempuan saja belum menjadi pengarusutamaan Gender pada pembangunan di semua sektor.

2.1.2 Arah Kebijakan

Kebijakan merupakan arah/tindakan berupa ketentuan-ketentuan, Peraturan-Peraturan yang dijadikan pedoman dan petunjuk pelaksana bagi setiap kegiatan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, yang mana diuraikan kebijakan yang diambil dalam rangka pelaksanaan strategi adalah sebagai berikut:

1. Penurunan kasus kekerasan terhadap perempuan termasuk tindak pidana perdangangan orang dengan fokus pada pencegahan, penanganan korban dan terintegrasi sosial.

2. Penurunan kasus kekerasan terhadap anak dengan fokus pada pencegahan dan penanganan kasus.

3. Penguatan lembaga penyajian layanan perlindungan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak termasuk TPPO dengan fokus pada penanganan wilayah.

4. Peningkatan cakupan layanan bagi anak yang memerlukan perlindungan khusus dengan fokus akselerasi penaganan anak yang memerlukan perlindungan khusus.

5. Peningkatan KKG dengan fokus pada penguatan kelembangan PUG, penyusunan PPRG, dan implementasi PPRG.

6. Peningkatan partisipasi perempuan dalam bidang politik dengan fokus pengembangan kapasitas kader dan atau calon anggota legislatif utnuk mencapai quota 30%.

7. Peningkatan kualitas keluarga dengan fokus pada pembentukan pusat pembelajaran keluarga (PUSPAGA) baik tingkat kabupaten.

8. Pemberdayaan perempuan dalam pengelolahan ekonomi rumah tangga dengan fokus pada kelompok usaha rumahan dan pengembangan desa prima dan sumberdaya yang dimiliki daerah setempat.

9. Pemenuhan hak anak dengan fokus pada percepatan pencapaian Kabupaten Layak Anak.

(19)

10. Ketersediaan data gender dengan fokus pada mengintegrasikan ke dalam sistem database sistem informasi gender dan anak.

11. Peningkatan prinsip good governance dengan fokus pada peningkatan kualitas layanan.

12. Peningkatan sarana dan prasarana dengan prioritas perbaikan sarana prasarana yang urgen digunakan.

Keterkaitan Rencana Program, Kegiatan, Indikator, Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikutif Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dapat dilihat pada Tabel 2.1.2.(Terlampir)

(20)

14 2.2. Perjanjian Kinerja

Adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi pada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/ kegiatan yang disertai indicator kinerja

Tabel 2.2

Perjanjian Kinerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2019

No. Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target

1. Meningkatnya kesetaraan dan keadilan gender

1. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

Indeks Pembangunan Gender (IPG)

Indeks Indeks

66,0 82,3

2 Meningkatnya

kinerja Aparatur 1. Meningkatnya Pemenuhan Jasa Administrasi Perkantoran.

% 100

2. Meingkatnya Ketersediaan Sarana dan Prasarana Aparatur

% 100

3. Meningkatnya Disiplin

Aparatur % 100

4. Meningkatnya Kapasitas

Sumber Daya Aparatur % 100

5. Meningkatnya Penembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

% 100

3. Meningkatnya perlindungan terhadap

perempuan dan anak

1. Persentase Upaya

Perlindungan Terhadap Perempuan dan Anak,

% 100

2. Persentase Pengembangan Manajemen Kelembagaan Perlindungan Perempuan dan Anak

% 100

3. Persentase Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindak Kekerasan

% 100

4. Meningkatnya Kualitas Hidup Terhadap

Perempuan

1 Persentase Peran Perempuan dalam Pembangunan

% 100

(21)

2. Persentase Pengembangan Manajemen Kelembagaan Perempuan

% 100

3. Persentase Peningkatan Peran

Perempuan dalam

Peningkatan Ekonomi Keluarga

% 100

4. Persentase Meningkatnya Peran Perempuan dalam Ekonomi Lokal

% 100

5. Meningkat Terhadap

Perempuan dan Anak

1. Persentase Upaya

Perlindungan Terhadap Perempuan dan Anak

% 100

2. Persentase Pengembangan Manajemen Kelembagaan Perlindungan Perlindungan Perempuan dan Anak

% 100

3 Persentase Meningkatnya Peran Perempuan dalam Pembangunan

% 100

4. Persentase Upaya Pemenuhan Hak anak

% 100

2.3. Perencanaan Anggaran

Perencanaan dan Penganggaran tahun 2019 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terlampir dalam tabel 2.3 sebagai berikut :

(22)

16 Tabel 2.3

Perencanaan Anggaran Tahun 2019

No Program/Kegiatan

target Setelah Perubahan

(Rp)

1 2 4

1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1.411.628.000,- 2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur

2.170.112.000,-

3 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

50.000.000,-

4 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

75.000.000,-

5 Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender Dan Anak

1.915.000.000,-

6 Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

200.000.000,-

7 Program Peningkatan peran serta dan Kesehatan Gender dalam Pembangunan

200.000.000,-

2.4 Indikator Kinerja Utama (IKU ) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak

Indikator Kinerja Utama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak adalah ukuran keberhasilan tujuan dan sasaran Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindunan Anak. Adapun Indikator Kinerja Utama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak adalah : 1. Indeks Pembangunan Gender ( IPG )

Adalah Indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan dengan kriteria yang sama seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM). yaitu Angka Harapan Hidup, Harapan Lama Sekolah, Rata-rata Lama Sekolah dan Pengeluaran Perkapita Riil. namun data disajikan terpilah antara laki-laki dan perempuan. IPG digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan.

(23)

Capaian IPG Indonesia di tahun 2018 adalah 90,99, Sumsel 92,62, dan Kabupaten Musi Banyuasin 82,68 ini menunjukkan bahwa antara pembangunan kualitas hidup (IPM) laki - laki dan perempuan di Kabupaten Musi Banyuasin masih dibawah rata - rata Nasional artinya pembangunan manusia di Kabupaten Musi Banyuasin belum diikuti dengan kesetaraan pembangunan antara perempuan dan laki-laki. ditunjukkan dengan iIndikator kesenjangan yang tinggi ada pada Pengeluaran Perkapita antara laki laki dan perempuan di Kabupaten Musi Banyuasin yang sangat senjang yaitu laki laki 16.012 dan perempuan 5.205. IPG Muba menunjukkan terendah di Propinsi Sumatera Selatan menunjukkan bahwa ketimpangan pembangunan gender di Kabupaten Musi Banyuasin terbesar dibandingkan Kabupaten Lainnya di Propinsi Sumatera Selatan. Namun bila dibandingkan target IPG di Tahun 2018 yaitu 82 telah tercapai 82,68.

2. Indeks Pemberdayaan Gender ( IDG )

Yaitu indeks komposit yang tersusun dari beberapa variabel yang mencerminkan tingkat keterlibatan perempuan dalam proses pengambilan keputusan dalam bidang politik dan ekonomi. IDG Nasional tahun 2018 72,10.

IDG Propinsi Sumsel 74,37 dan IDG Kabupaten Musi Banyuasin 73,01. Ini artinya untuk capaian Pemberdayaan Perempuan di Kabupaten Musi Banyuasin di bawah Propinsi Sumsel namun sudah melebihi rata rata nasional. Kondisi kualitas keberdayaan perempuan di Kabupaten Musi Banyuasin cukup tinggi karena dengan adanya Misi yang ke 7 dari Kabupaten Musi Banyuasin “Memberdayakan Perempuan dan Melindungi Anak serta Penyandang Disabilitas” dan berdirinya Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlndungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin sebagai Dinas Mandiri serta peran serta perempuan lainnya dalam pembangunan di Kabupaten Musi Banyuasin maka sudah mulai ada keberpihakan terhadap keberdayaan perempuan dalam pembangunan , walaupun masih perlu ditingkatkan tentunya dengan melihat indikator mana yang mesti lebih di fokuskan agar dapat mengungkit capaian Indeks Pemberdayaan Perempuan (IDG) sehingga mendekati angka 100.

(24)

18 3. Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

Indikator Kinerja Utama lainnya adalah Ratio KDRT, yaitu jumlah Kasus KDRT yang terjadi dari jumlah rumah tangga di Kabupaten Musi Banyuasin.Jumlah kasus KDRT yang dihitung berdasarkan pada P2TP2A,UPPA Polres Muba.

4. Persetase Kecamatan Menuju Kabupaten Layak Anak da 15 (lima belas) Kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin.

Upaya Pemerintah Daerah melaksanakan Upaya pemenuhan Hak Anak indikatornya adalah pencapaiana Kabupaten Layak Anak . Dalam kiprahnya sebagai Motor penggerak Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak telah mampu mengantarkan Kabupaten Musi Banyuasin bersama Kelompok Kerja Gugus Tugas KLA telah meraih Penghargaan Kabupaten Layak Anak Tingkat Pratama tahun 2017 dan satu- satunya di Sumatera Selatan, 2018 Kabupaten Layak Anak tingkat Madya Rangking Ke 41 dari 54 penerima Madya tingkat Nasional dan Tahun 2019 Meraih Madya Rangking 1 dari 86 Kabupaten Kota Peraih Madya Tingkat Nasional.

(25)

BAB III

Akuntabilitas kinerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak adalah perwujudan kewajiban Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggung jawaban secara periodik yang terdiri dari berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan yaitu Perencanaan strategi , Perencanaan Kinerja , Pengukuran Kinerja dan Pelaporan Kinerja

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/09/M.PAN/05/2007, Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. IKU ditetapkan oleh Instansi Pemerintah dan digunakan sebagai acuan dalam penetapan indikator dalam RPJMD, RKPD, Penetapan Kinerja, serta RKA/DPA Perangkat Daerah dengan demikian akan tercipta keselarasan antara indikator kinerja dalam IKU dengan dokumen perencanaan yang ada dalam Pemerintahan Daerah.

Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2019 dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2019 dengan Realisasinya.

3.1 Pengukuran Capaian Indikator Kinerja Utama

AKUNTANBILITAS KINERJA DINAS

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN

PERLINDUNGAN ANAK

(26)

20 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin selaku pengemban amanah di bidang urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan Anak melaksanakan kewajibannya mempertanggungjawabkan pencapaian tujuan, program dan sasaran melalui penyajian laporan akuntabilitas kinerja pemerintah Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Inpres Nomor 07 tahun 1999 tentang akuntabilitas kinerja Instansi pemerintah, keputusan kepala LAN Nomor 239/IX/618/2003 Tanggal 25 Maret 2003 Tentang perbaikan pedoman penyuasunan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk tekhnis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja, dan tata cara review atas pelaporan kinerja instansi pemerintah.

Laporan akuntabilitas kinerja tahun 2019 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin merupakan LKjIP tahun Ketiga dari pelaksaanaan Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin periode 2017-2022, dan disusun berdasarkan konstribusi capaian kerja setiap indikator.

Proses penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LkjIP) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin masih banyak mengalami hambatan. Hambatan utama yaitu data indeks komposit IPG dan IDG dihitung oleh BPS pusat yang datanya diterima pertengahan tahun berjalan sehingga yang bisa dilaporkan adalah IPG dan IDG tahun 2018 yang kita dapatkan datanya dari Kementrian PPPA RI.

Pada tahun 2019, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai 4 (Empat) sasaran dengan indikator kinerja utama yaitu :

(27)

Sasaran 1 :

Meningkatnya Indeks Pemberdayaan Gender

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

% 1. Indeks Pemberdayaan Gender

(IDG)

Indeks 65,77 73,01 111

Capaian indikator Indeks Pemberdayaan Gender pada tahun 2019 sebesar 111 % yaitu dari target sebesar 65,77 dan terealisasi sebesar 73,01.

Sasaran 2 :

Meningkatnya Indeks Pembangunan Gender

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi

Capaian

% 1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indeks 82,3 82,68 100

Capaian indikator Indeks Pembangunan Gender sebesar 100 % dari target IPG sebesar 82,3 dan terealisasi di Tahun 2018 sebesar 82,68. Namun demikian dalam upayanya meningkatkan Kesetaraan dan Keadilan Gender, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah mendapatkan penghargaan Nasional di Bidang Kesetaraan Gender Anugerah Parahita Ekapraya Tingkat Pratama Tahun 2018, karena dinilai telah mampu meletakkan Dasar - dasar pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan di Kabupaten Musi Banyuasin dengan telah memenuhi 7 prasyarat pengarusutamaan gender, yaitu komitmen, kebijakan dan program yang responsif gender, adaya kelembagaan PUG, Sumber Daya,SDM dan sarana prasarana, Data terpilah, TOOL, Jejaring.

Di Tahun 2020 ini akan kembali dilakukan penilaian terhadap kualitas 7 prasyarat tersebut bersama implementasinya yaitu penerapan analisis gender pada indikator output kegiatan Perangkat Daerah. Untuk upaya tersebut telah dilakukan berbagai upaya diantara penguatan kelembagaan Pokja PUG melalui advokasi, pemberian Bimbingan Teknis Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ( PPRG) dan terakhir merupakan langkah inovatif yaitu penandatangan Pakta Integtitas penerapan penguatan Kelembagaan PUG dan Penerapan PPRG.

(28)

22 Dinas Pemberdayaan Perempuan sebagai Sekretaris Pokja PUG telah menerbitkan Peraturan Bupati musi Banyuasin nomor 87 tahun 2019 dan Instruksi Bupati Musi Banyuasin nomor 2 tahun 2019 untuk percepatan penerapan penerapan PPRG tersebut.

Sasaran 3 :

Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak.

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

%

1. Rasio KDRT % 0,78 0,007 111,42

Angka yang dihitung berdasarkan jumlah kasus KDRT pada P2TP2A, UPPA Polres Muba. Angka Relatif kecil karena mungkin masyarakat merasa tabu untuk melaporkan tindak kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga.

Data Rumah Tangga didapat dari buku kecamatan.

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah tindakan yang dilakukan di dalam rumah tangga baik oleh suami, istri, maupun anak yang berdampak buruk terhadap keutuhan fisik, psikis, dan keharmonisan hubungan sesuai yang termaktub dalam pasal 1 Undang-Undang No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Berbagai Upaya untuk menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak telah dilaksanakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan bersama Tim interdis seperti Polres, Pengadilan Agama, Dinas Sosial, Pengadilan Negeri, Kejaksaan, Lapas, RSUD dan lain lain dengan cara melaksanakan Penyuluhan dan Pelatihan Peniadaan Tindak Kekerasan dalam Rumah Tangga, Fasilitasi Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Anak (P2TP2A), Pembentukan Satgas PATBM, Sosialisasi Pemantapan Responsif Gender, Peningkatan Kapasitas dan Jaringan Kelembagaan Pemberdayaan Perempuan dan Anak, SDM Pelayanan dan Pendampingan Korban KDRT.

menghadirkan Motivator anak dan Perempuan antara lain Dr. Aisyah Dahlan, Louis Sastrawijaya, dr. Setto mulyadi untuk pencegahan Narkoba, Pernikahan Dini, KDRT, dan Parenting, Kinerja lain penyiapan Peraturan Daerah Kabupaten Musi banyuasin Nomor 12 Tahun 2018 tentang Hak perempuan dan Hak anak dan Penandatanganan MOU antara Bupati Musi Banyuasin

(29)

dengan instansi Vertikal yaitu LAPAS (Lembaga Pemasyarakatan Sekayu) Pengadilan Agama Sekayu, Polres Musi Banyuasin, Pengadilan Negeri dan dengan Kejaksanaan Negeri Musi Banyuasin. Upaya tersebut telah membuka pandangan masyarakat bahwa kekerasan pada anak dan Perempuan bukan lagi Ranah Privat yang harus ditutupi namun sudah menjadi Ranah Publik yang harus dilaporkan apabila terjadi kekerasan terhadap anak dan perempuan.

Sasaran 4 :

Meningkatkan Perlindungan Terhadap Perempuan dan Anak

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi

Capaian

% 1. Persentase Kecamatan Layak

Anak

% 30 33,33 111,1

Pemenuhan hak dan perlindungan anak untuk hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi telah diatur dalam Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Untuk percepatan upaya Pemenuhan Hak dan Perlindungan anak maka Seluruh kecamatan sudah melaksanakan deklarasi untuk mewujudkan 15 kecamatan layak anak yang mendukung Kabupaten Layak Anak. Komitmmen itu diikuti oleh Desa dan kelurahan yang telah mendeklarasikan untuk menjadi desa atau kelurahan layak anak di dikecamatan masing masing dalam rangka menuju kecamatan layak anak/desa layak anak. Target untuk tahun 2019 diharapkan sekitar 30 % dari 15 kecamatan, realisasi tahun 2019 adalah 33,33% atau 5 kecamatan dari 15 kecamatan dalam Kabupaten Musi Banyuasin yang sudah berupaya memenuhi indikator kecamatan layak anak diantaranya klaster : 1. Hak sipil dan kebebasan

yaitu anak anak memiliki akte kelahiran, adanya Informasi Layak Anak (perpustakaan kec/desa, adanya sudut baca, pusling dll), adanya Forum anak Tk kec/desa.

(30)

24 2. Llingkungan Keluarga dan pengasuhan alternatif

yaitu adanya pencegahan pernikahan usia anak, adanya lembaga konsultasi keluarga, adanya tempat penitipan anak dan SBRA.

3 Kesehatan dasar dan kesejahteraan

Diantaranya.pelayanan persalinan sudah di Rumah sakit, ada upaya untuk menurunan gizi buruk, air bersih di kecamatan dll.

4 Pendidikan dan pemanfaatan waktu luang dan Budaya

Yaitu penerapan wajib belajar 12 tahun , Sekolah Ramah anak dan adanya kegiatan pengembangan budaya

5 Perlindungan khusus anak

Antara lain melakukan berbagai upaya pencegahan terhadap anak agar tidak berhadapan dengan hukum, mendapat kekerasan, mengalami pelecehan seksual, tidak terkena narkoba, diskriminasi, dan memperhatikan anak penyandang disabilitas.

Untuk kritera tersebut secara penilaian chek list 5 kecamatan tetsebut sudah mendekati indikator kecamatan layak anak. 5 kecamatan tersebut terdiri dari :

1. Kecamatan Sekayu

2. Kecamatan Bayung Lencir 3. Kecamatan Sungai Lilin 4. Kecamatan Babat Toman 5. Kecamatan Keluang

Dinas Pemberdayaan Perempuan bersama Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak 3 tahun berturut turut 2017 s,d 2019 telah mengantarkan Kabupaten Muba menuju Kabupaten Layak Anak. dan mendapat predikat pratama dan Madya.

Untuk mencapai indikator keberhasilan sebagaimana yang telah diuraikan selain faktor pendukung maka aspek keuangan sangat berpengaruh untuk mencapai indikator keberhasilan dimaksud. Operasionalisasi kegiatan dapat dilaksanakan apabila didukung pembiayaan yang memadai. Sumber pembiayaan kegiatan dimaksud berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

3.2 Akuntantabilitas Keuangan

(31)

Aspek penunjang dalam laporan kinerja ini dijabarkan dalam gambaran realisasi keuangan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2019. Realisasi keuangan meliputi kelompok Belanja Operasi dan Belanja Modal bedasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 21 tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Belanja Operasi dirinci dalam dua jenis belanja yaitu Belanja Pegawai dan Belanja Barang dan Jasa. Alokasi belanja baik belanja operasi maupun belanja modal untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pada anggaran induk Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin pada Tahun 2019 sebesar Rp 10.302.738.100,- dengan rincian sebagai berikut :

1. Belanja Tidak Langsung Rp. 4.280.998.100,- a. Belanja Pegawai Rp. 4.280.998.100,- 2. Belanja Langsung Rp. 6.021.740.000,- a. Belanja Pegawai Rp. 548.843.000,- b. Belanja Barang dan Jasa Rp. 3.350.422.000,- c. Belanja Modal Rp. 2.122.475.000,-

Berdasarkan alokasi anggaran Tahun 2019 pagu dan realisasi anggaran program dapat dirinci sebagai berikut :

Dari pagu anggaran tahun 2019 sebesar Rp.10.302.738.100,- penyerapan/realisasi anggaran Sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar Rp.

8.203.957.220. (79,63%) dengan fisik (100%). Dengan rincian per program sebagai berikut :

(32)

26 Tabel 3.2 Rincian Perprogram

No Program/Kegiatan

target Setelah Perubahan

(Rp)

Realisasi

(Rp) %

1 2 4 5 6

1 Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran

1.411.628.000,- 1.372.043.154,- 97,2

2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

2.170.112.000,- 1.903.331.100,- 87,71

3 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

50.000.000,- 49.961.000,- 99,92

4 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

75.000.000,- 64.413.000,- 85,88

5 Program Penguatan Kelembagaan

Pengarusutamaan Gender Dan Anak

1.915.000.000,- 1.746.911.798,- 91,22

6 Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan

Perempuan

200.000.000,- 179.160.598,- 88,08

7 Program Peningkatan peran serta dan

Kesehatan Gender dalam Pembangunan

200.000.000,- 193.128.200,- 96,56

Dari tabel 3.2 diatas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan program dan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2019 berupa capaian keuangan sudah mencapai 91,43 %, berdasarkan standar penilaian kinerja terhadap realisasi anggaran dikategorikan sudah Tercapai.

(33)

BAB IV

Pengukuran Kinerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak adalah ukuran keberhasilan tujuan dan sasaran Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindunan Anak.selama 1 tahun. Dari sisi pengukuran Kinerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin telah berhasil dengan baik sesuai rencana. Hal ini dilihat dari pencapaian Target dan Realisasi Indikator Kinerja Utama sebagai berikut :

1. Indeks Pembangunan Gender ( IPG )

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi

Capaian

% Indeks Pembangunan

Gender (IPG)

Indeks 82,3 82,68 100

2. Indeks Pemberdayaan Gender ( IDG )

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi

Capaian

% 2. Indeks Pemberdayaan

Gender (IDG)

Indeks 65,77 73,01 111

3. Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi

Capaian

%

1. Rasio KDRT % 0,78 0,007 111,42

PENUTUP

(34)

28 4. Persetase Kecamatan Menuju Kabupaten Layak Anak da 15 (lima belas)

Kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin.

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

% 1. Persentase Kecamatan

Layak Anak

% 30 33,33 111,1

Kiprahnya sebagai Motor penggerak pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, telah mampu mengantarkan Kabupaten Musi Banyuasin meraih Penghargaan Nasional Kabupaten Layak Anak tahun 2017 s.d 2019 dan Penghargaan Nasional di bidang kesetaraan gender Anugerah Parahita Eka Praya ( APE ) di Tahun 2018. Ini menunjukkan sangat komitmennya Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Musi Banyuasin memastikan pencapaian kinerja Misi ke 7 Kabupaten Musi Banyuasin, yaitu memberdayakan perempuan dan Melindungi anak sebagai prioritas sehingga dalam kurun waktu 3 ( tiga ) tahun masa kepemimpinan Bupati H. Dodi reza Alex Noerdin telah tercapai penghargaan Nasional atas Upaya Pemenuhan Hak Anak dan Kesetararaan Gender. Kedepan tinggal dioptimalkan lagi upaya pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dengan menerapkan berbagai inovasi seperti pembuatan aplikasi data gender dan anak. Serta layanan pengaduan online.

4.1 Saran - saran :

1. Urusan pemberdayaan perempuan dan perindungan anak merupakan sebuah sistem terpadu baik dari pencegahan, penanganan dan Rehabilitasi . oleh karena dalam hal pencegahan berbagai elemen harus ikut serta baik pemerintahan, Dunia Usaha,Media masa, Perguruan tinggi , Lembaga Masyarakat dan lain lain. Untuk tu kesadaran terhadap hal ini harus terus dibangkitkan melalui penyuluhan , pelatihan dan lain lain.

2. Khusus untuk pemberdayaan Perempuan adalah dengan mengupayakan kesetaraan dan Keadilan gender dalam pembangunan.

(35)
(36)

LAMPIRAN

(37)

2016 Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (28) (19) (20) (21)

PROGRAM PADA SETIAP PERANGKAT DAERAH 2.635.000.000 2.131.000.000 2.282.000.000 4.662.000.000 3.588.000.000 -

2.01 01 2.00.02.01 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Persentase pemenuhan layanan administrasi perkantoran

100 % 100 % 1.335.000.000 100 % 1.506.000.000 100 % 1.642.000.000 100 % 1.778.000.000 100 % 1.914.000.000 100 1.979.000.000

2.01 01 2.00.02.01 01 01 Penyediaan jasa surat menyurat jumlah surat menyurat dan benda pos yang dibeli

12 Bulan 12 Bulan 30.000.000 12 Bulan 40.000.000 12 Bulan 50.000.000 12 Bulan 60.000.000 12 Bulan 70.000.000 12 Bulan 70.000.000 DINAS PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

ANAK

Sekayu

2.01 01 2.00.02.01 01 02 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

jumlah jasa perbulan rekening telepon, listrik, air dan internet yang dibayar

12 12 70.000.000 12 100.000.000 12 100.000.000 12 100.000.000 12 100.000.000 12 100.000.000 DINAS PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

ANAK

Sekayu

2.01 01 2.00.02.01 01 03 Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor

jumlah jasa perbulan peralatan dan perlengkapan

12 12 60.000.000 12 70.000.000 12 80.000.000 12 90.000.000 12 100.000.000 12 110.000.000 DINAS PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

ANAK 2.01 01 2.00.02.01 01 05 Penyediaan jasa jaminan barang

milik daerah

jumlah kegiatan penyediaan jasa barang milik daerah

5 Unit 5 Unit 25.000.000 5 Unit 30.000.000 5 Unit 35.000.000 5 Unit 40.000.000 5 Unit 45.000.000 5 Unit 45.000.000 DINAS PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

ANAK

Sekayu

2.01 01 2.00.02.01 01 06 Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional

jumlah dokumen STNK kendaraan dinas/operasional

5 unit 5 unit 3.000.000 5 unit 4.000.000 5 unit 5.000.000 5 unit 6.000.000 5 unit 7.000.000 5 unit 7.000.000 DINAS PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

ANAK

Sekayu

2.01 01 2.00.02.01 01 07 Penyediaan jasa administrasi keuangan

jumlah tenaga administrasi keuangan

5 Orang 5 Orang 30.000.000 5 Orang 35.000.000 5 Orang 40.000.000 5 Orang 45.000.000 5 Orang 50.000.000 5 Orang 50.000.000 DINAS PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

ANAK

Sekayu

2.01 01 2.00.02.01 01 08 Penyediaan jasa kebersihan kantor

jumlah bahan penyediaan jasa kebersihan kantor

2 Orang 2 Orang 50.000.000 2 Orang 55.000.000 2 Orang 60.000.000 2 Orang 65.000.000 2 Orang 70.000.000 2 Orang 70.000.000 DINAS PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

ANAK

Sekayu

2.01 01 2.00.02.01 01 09 Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja

jumlah perbaikan peralatan kerja

10 Unit 10 Unit 20.000.000 10 Unit 20.000.000 10 Unit 25.000.000 10 Unit 30.000.000 10 Unit 35.000.000 10 Unit 35.000.000 DINAS PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

ANAK

Kab. Muba

2.01 01 2.00.02.01 01 10 Penyediaan alat tulis kantor jumlah bahan penyediaan alat tulis

47 Jenis 47 Jenis 80.000.000 47 Jenis 85.000.000 47 Jenis 90.000.000 47 Jenis 95.000.000 47 Jenis 100.000.000 47 Jenis 100.000.000 DINAS PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

ANAK

Kab. Muba

2.01 01 2.00.02.01 01 11 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

jumlah jenis pencetakan dan penggandaan

10 10 50.000.000 10 60.000.000 10 65.000.000 10 70.000.000 10 75.000.000 10 75.000.000 DINAS PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

ANAK

sekayu TABEL 5.1

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME ) dan

KEGIATAN (OUTPU T)

DATA CAPAIAN PADA TAHUN AWAL PERENCANAAN

TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN UNIT KERJA

SKPD PENANGGUNG

JAWAB

LOKASI

2017 2018 2019 2020 2021 KONDISI KINERJA PADA AKHIR

PERIODE RENSTRA SKPD RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

KABUPATEN MUSI BANYUASIN

TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN

(4)

Referensi

Dokumen terkait

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam 1 waktu siklus terdapat beberapa fase, yaitu bagian dari suatu siklus sinyal dengan lampu hijau yang dialokasikan pada

Pelaksanaan Sosialisasi Yang Terkait Dengan Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak. √

24 Stasionet Hendra Batu besar 25 Syahril Net Ardiansyah Kp.Pinggir Btau Besar 26 Valembank Net Jauhari Blok Kembang Sari No.3 27 Warnet Topone Supriyanto Ruko Punggur Blok B No.2

Kecepatan  dan posisi partikel yang bergerak dapat ditentukan melalui tiga cara, yaitu diturunkan dari fungsi posisi, kecepatan sesaat sebagai turunan fungsi posisi, dan

Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu.. Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan,

SUBBIDANG : KESETARAAN GENDER BIDANG POLITIK DAN HUKUM SKPD : DINAS KEPENDUDUKAN, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN.

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH PELAYANAN, LOKASI DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT

Pada kultur Chlorella sp pada kolam, laju pertumbuhannya tidak bagus dengan hanya mencapai fase eksponensial pada hari ke-2.Untuk variabel yang paling berpengaruh terhadap