• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR. EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADA TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffe arabica L.) DESA BAROKO KECAMATAN BAROKO KABUPATEN ENREKANG SULAWESI SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR. EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADA TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffe arabica L.) DESA BAROKO KECAMATAN BAROKO KABUPATEN ENREKANG SULAWESI SELATAN"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADA TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffe arabica L.)

DESA BAROKO KECAMATAN BAROKO KABUPATEN ENREKANG SULAWESI SELATAN

OLEH:

REZKI AHWAN

NIM 1122285

BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

PANGKAJENE DAN KEPULAUAN

2014

(2)

i

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADA TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffe arabica L.)

DESA BAROKO KECAMATAN BAROKO KABUPATEN ENREKANG SULAWESI SELATAN

TUGAS AKHIR

Disusun Oleh REZKI AHWAN

NIM 1122285

Sebagai Salah Satu Syarat Penyelesaian Studi di Jurusan

Budidaya Tanaman Perkebunan Pada Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Abd. Muthalib, S.P.,M.P

Ir. Miss Rahma Yassin .M.Si.

NIP. 197003311997031002 NIP.195807301988112001 Mengetahui :

Direktur Politeknik Pertanian Negeri Ketua Jurusan

Pangkajene dan Kepulauan Budidaya Tanaman Perkebunan

Ir. Andi Asdar Jaya, M.Si. Rahmad. D., SP., M.Si.

NIP.196306101988031003 NIP. 197112012003121001

Tanggal Lulus:

(3)

PERSETUJUAN PENGUJI

Judul Tugas Akhir : Evaluasi Kesesuaian Lahan pada Tanaman Kopi Arabika di Desa Baroko kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan

Nama Mahasiswa : Rezki Ahwan

NIM : 1122285

Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan Jurusan : Budidaya Tanaman Perkebunan Perguruan Tinggi : Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Telah Diuji Oleh Tim Penguji dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Kelulusan

Disahkan Oleh Tim Penguji

1. Pembimbing I : Abd. Muthalib, S.P.,M.P ( )

2. Pembimbing II : Ir.Miss Rahma Yassin, M. Si ( )

3. Penguji I : Dr. Junaedi, S.P., M.Si ( )

4. Penguji II : Dr. Syahruni Thamrin, S.P., M. Si ( )

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan Laporan Tugas Ahir yang berjudul Evaluasi Kesesuaian Lahan pada Tanaman Kopi Arabika.

Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi akhir pada Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Terimah kasih Penullis ucapkan pada Ibunda dan Ayanda yang telah mengasuh, segenap keluarga yang selalu membantu baik moril materil, serta kepada Abd. Muthalib. S.P.,M.P dan Ir. Miss Rahma Yassin, M.Si. selaku dosen pembimbing yang talah begitu banyak memberikan motipasi dan dorongan sehingga dapat menyelesaikan studi.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga saran dan kritik sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanpaat bagi semua pihak.

Pangkep , Mei 2014

Penulis

(5)

RINGKASAN

Reski Ahwan 1122285, Evaluasi Kesesuaiyan Lahan Pada Tanaman Kopi Arabika Di Bimbing oleh Abd. Muthalib dan Mis Rahma Yassin.

Penelitian ini dilaksanakan Di Desa Baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan pada bulan Desember 2013. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaiyan lahan atau kemampuan lahan berdasarkan kondisi tanah dan iklim untuk tanaman kopi arabika.hasil analisis lapangan dan laboratorium tanah bahwa parameter media perakaran (r) yakni kedalaman efektif 80-90, karasteristik lahan lokasi studi memiliki kreteria kesesuaian lahan actual S2m (sesuai dengan factor pembatas media perakaran (r) dan hara tersedia (r) )

(6)

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ... .... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RINGKASAN .. iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAPTAR GAMBAR ix

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B.Tujuan dan Kegunaan ... 2

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN ... 4

TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A.Kesesuaian Lahan 5

B.Sistematika Tanaman Kopi Arabika 10

C.Syarat Tumbuh Tanaman Kopi Arabika 11

METODE PENELITIAN ... 14

A. Waktu dan Tempat . 14

B. Alat dan Bahan... 14

C. Metode Penelitian .. 14

HASIL DAN PEMBAHASAN... 20

(7)

A. Hasil ... 20

B. Pembahasan .... 23

KESIMPULAN... 26

A. Kesimpulan ... 26

B. Saran .. 26

DAPTAR PUSTAKA 27

LAMPIRAN 28

RIWAYAT HIDUP 35

(8)

vii

DAPTAR TABEL

No Halaman

Tabe 1. Deskripsi Propil .. 16

Tabel 2. Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Kopi Arabika .. 18

Tabel 3. Karasteristik Iklim . 20

Tabel 4. Karasteristik lahan 21

Tabel 5. Hasil Penilaian Krasteristik Lahan ... . 22

(9)

DAPTAR LAMPIRAN

No Halaman

Lampiran 1. Tabel Cura Hujan .. 29

Lampiran 2. Tabel Analisis Sampel Tanah Laboratorium (BPTP) 31

(10)

ix

DAPTAR GAMBAR

No Halaman

Gambar 1. Daerah Pengambilan Sampel Tanah .. 34

Gambar 2. Pengambilan Tanah Menggunakan Ring Sampel 34

(11)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman kopi (Coffee sp) merupakan tanaman tahunan yang sangat penting, karena sebagian masyarakat memanfaatkannya sebagai bahan minuman yang cukup digemari. Di samping itu, kopi juga merupakan komoditi ekspor. Tidak semua negara di dunia sebagai produsen kopi yang dapat mengembangkan komoditi ini.

Hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan dari tahum 1997, bahwa volume ekspor kopi mencapai 312.649 ton, dengan nilai US $ 10.730.000,- atau 1,2% dari pendapatan nasional, Kopi juga merupakan komoditi strategis dari masyarakat pedesaan di Indonesia. Bila dilihat dari devisa dan jumlah kopi yang dikonsumsi di dalam negeri, tampaknya prospek kopi cukup menggembirakan. Tanaman kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang berperan penting bagi perdagangan dunia dan merupakan komoditas nomor dua yang diperdaganakan setelah minyak bumi.

Kopi Arabika ( Coffe arabica L.), telah berperan memenuhi produksi kopi dunia sekitar 75%-80%. Indonesia merupakan negara produsen kopi terbesar keempat di dunia setelah Kolombia (1.220 kg/ha/tahun), Brazil (1.000 kg/ha/tahun) dan Vietnam (1.540 kg/ha/tahun) yaitu sebesar 792 kg biji kering per hektar per tahun. Areal produksi kopi di Indonesia diperkirakan telah mencapai sekitar 1,3 juta hektare, yang tersebar dari Sumatra Utara, Jawa dan Sulawesi. Kopi jenis Arabika umumnya ditanam petani kopi Aceh, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, Bali dan Flores. Di Indonesia, sebahagian besar petani kopi lebih memilih membudidayakan kopi jenis kopi Arabika.

(12)

2 Kabupaten Enrekang merupakan salah satu kabupaten di provensi Sulawesi selatan dengan luas wilayah secara keseluruhan 1.786,01 km2 yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Tanah Toraja di sebelah Utara, Kabupaten Luwu sebelah Timur, Kabupaten Sidenreng Ranppang di sebelah Selatan, Kabupaten Pinrang sebelah Barat.

Di daerah tersebut komoditi kopi arabika cocok dibudidayakan karena karakteristik lahan dan iklim yang cukup mendukung. Akan tetapi tingkat produktivitas rata-rata lahan pertanian masih tergolong rendah, karena makin berkurangnya lahan pertanian yang dapat dimanfaatkan secara optimal, serta banyaknya lahan pertanian yang mulai beralih fungsi menjadi lahan untuk budidaya hortikultura. Dan masih kurangnya sumber informasi tentang sifat dan potensi lahan, kesesuaiaan penggunaan lahan serta tindakan pengelolaan yang di perlukan khususnya pada komoditi kopi arabika, sehingga menyebabakan petani mengolah tanah dan menentukan jenis tanaman yang akan dibudidayakan berdasarkan trend saja, akibatnya banyak usaha tani yang memiliki produksi rendah karena pemilihan jenis tanah yang tidak sesuai dengan kemampuan dan kesesuaian lahan.

B. Tujuan dan kegunaan

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan atau kemampuan lahan berdasarkan kondisi tanah dan iklim untuk tanaman kopi arabika ( coffea Arabica L ) di Desa Baroko, Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.

Di harapkan hasil yang di dapatkan dari kegiatan evaluasi lahan ini, dapat menjadi pusat informasi dan bahan acuan bagi petani di Desa Baroko

(13)

untuk merubah potensi sumber daya pertanian menjadi peluang yang nyata dan bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan serta kesejahteraan masyarakat petani khususx pada tanaman kopi arabika (coffe arabica L).

(14)

4 II. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Desa Baroko merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang, Propinsi Sulawesi Selatan dengan batas-batas wilayahnya yaitu :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Alla dan Kabupaten Tana toraja.

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Baraka.

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Enrekang.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Anggeraja.

Desa Baroko merupakan daerah perkebunan karena sebagian besar penduduk di Desa Baroko berprofesi sebagai petani. Tanaman kopi arabika banyak di budidayakan dan dikembangkan oleh penduduk setempat karena Desa Baroko merupakan wilayah pertanian yang cukup sesuai untuk pengembangan kopi arabika. Secarah administratif luas wilayah Desa Baroko adalah 41,68 Km2, dan luas lahan yaitu 4.150 Ha dengan luas areal perkebunan seluas 1.402 Ha. Keadaan Tanah di Desa Baroko sebagian besar terdiri dari jenis tanah liat berpasir, pH tanah berkisar 5,5-6,5.

Keadaan Topografi wilayah Desa Baroko pada umumnya memiliki topografi yang bergelombang, berbukit dan bergunung-gunung dengan kemiringan 2%-41%.Keadaan iklim di desa Baroko berada pada C2.

(15)

III. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesesuaian Lahan

Evaluasi lahan adalah suatu proses penilaian sumber daya lahan untuk tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang sudah teruji. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi dan/atau arahan penggunaan lahan sesuai dengan keperluan. Misalnya untuk pertanian. ( Ritung et al, 2007).

Dalam bidang pertanian, kesesuain lahan di kaitkan dengan penggunaannya untuk usaha pertanian. Evaluasi kesesuaian lahan atau kemampuan lahan dilakukan dengan cara membadingkan persyaratan pengguna lahan dengan kualitas (karakteristik) lahanya jika persyaratan pengguna lahan dapat dipenuhi oleh kualitas (karakteristik) maka lahan tersebut masuk kelas (sesuai) untuk penggunaan lahan yang dimaksud sebaliknya, bila ada salah satu kualitas atau karakteristik lahan yang tidak sesuai, maka lahan tersebut masuk dalam kelas tidak sesuai. Beberapa kualitas lahan yang menentukan tingkat kesesuaian lahan bagi tanaman yaitu ketersediaan air tanah, ketersediaan unsur hara, daya menahan unsur hara, kemasaman,ketahanan terhadap erosi, sifat olah tanah, kondisi iklim, dan kondisi daerah perakaran.

Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan (kesesuaian lahan potensial).

(16)

6 Dalam evaluasi lahan perlu dipahami beberapa pengertian sebagai berikut : 1. Kemampuan lahan: potensi lahan yang didasarkan atas ke cocokan

lahan pertanian secara umum yaitu daerah pertanian, padang rumput, hutan, dan cagar alam.

2. Kesesuaian lahan: tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu.

3. Kesesuaian lahan aktual: kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah atau sumber daya lahan, sebelum lahan tersebut diberikan masukan masukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala / sebelum dilakukan perbaikan lahan.

4. Kesesuaian lahan potensial: kesesuaian lahan yang akan di capai apabila di lakukan usaha-usaha perbaikan, misalnya lahan yang secara aktual masuk marjinal (S3) karena kekurangan unsur hara, dapat berubah menjadi cukup sesuai (S2) atau bahkan menjadi sangat sesuai (S1) setelah dilakukan perbaikan seperti pemupukan.

5. Kesesuaian lahan fisik : kesesuaian lahan yang hanya didasarkan pada faktor-faktor fisik lahan (sifat tanah, lereng, iklim).

6. Kesesuaian lahan ekonomi : kesesuaian lahan yang didasarkan disamping faktor-faktor fisik juga didasarkan atas perhitungan ekonomi (biaya yang dikeluarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh).

7. Karakteristik lahan : sifat-sifat lahan yang dapat diukur besarnya seperti lereng, pH tanah, tekstur tanah, curah hujan, kadar N,P,K kejenuhan basah.

(17)

Evalauasi kesesuaian lahan dilakukan dengan cara menbandingkan Persyaratan penggunaan lahan dengan kualitas lahan yang ada maka tanah tersebut masuk kelas (sesuai). Untuk penggunaan lahan yang dimaksud sebaliknya bila ada salah satu kualitas atau karakteristik lahan yang tidak sesuai maka lahan tersebut masuk dalam tidak sesuai.

Klasifikasi kesesuaian lahan menurut system FAO (1976) dibedakan menurut tingkatannya, yaitu tingkat Ordo, Kelas, Subkelas dan Unit. Dapat di pakai untuk klasifikasi kesesuaian lahan kuantitatif maupun kualitatif tergantung data yang telah ada. Kerangka dari system klasifikasi kesesuaian lahan meliputi empat kategori yaitu :

1. Ordo : Menggambarkan apakah lahan sesuai atau tidak sesuai untuk penggunaan lahan yang dipilih.

2. Kelas : keadaan tingkat kesesuaian lahan dalam tingkat ordo.

3. Sub-kelas : keadaan tingkatan dalam kelas kesesuaian lahan atau mencerminkan macam pembatas/macam perbaikan yang harus dilakukan dalam masing-masing kelas.

4. Unit : keadaan tingkatan dalam sub-kelas kesesuaian lahan, yang didasarkan pada sifat tambahan yang berpengaruh dalam pengelolaan.

Kesesuaian Lahan Tingkat Ordo ( Order )

Pada tingkat ordo di gambarkan apakah suatu lahan sesuai atau tidak sesuai untuk suatu jenis penggunaan lahan yang di pilih, dan dikenal ada dua ordo yaitu :

1. Ordo S ( sesuai ):Lahan dapat digunakan dlm jangkah waktu tdk

(18)

8 sedikit reziko kerusakan terhadap sumber daya alam, keuntungan memuaskan setelah di perhitungkan masukan yang diberikan.

2. Ordo N ( tidak sesuai ) : merupakan lahan yang mempunyai faktor pembatas yang sangat berat dan sulit diatasi, sehigga penggunaanya untuk suatu tujuan yang telah direncankan. Digunakan bagi sautu usaha pertanian karena berbagai penghambat, baik secara fisik ( lereng sangat curam dan berbatu-batu ) maupun secara ekonomi ( keuntungan yang dapat lebih kecil dari pada biaya yang dikeluarkan).

Kesesuaian Lahan Pada Tingkat Kelas

Kesesuaian lahan pada tingkat kelas adalah keadaan tingkat kesesuian lahan dalam tingkat ordo, kelas di beri nomor urut yang di tulis di belakang simbol ordo, di mana nomor menunjukan tingkat kelas. Ordo kesesuaian lahan dikelompokkan menjadi 5 kelas yaitu:

1. Kelas S1 ( sangat sesuai) : Lahan yang tidak mempunyai faktor pembatas yang nyata terhadap penggunaan secarah berkelanjutan, dan tidak berpengaruh terhadap produktivitas lahan.

2. Kelas S2 ( cukup sesuai) : Lahan yang mempunyai faktor pembatas, dan faktor pembatas ini akan berpengaruh terhadap produktivitas lahan.

3. Kelas S3 ( sesuai marginal): Lahan mempunyai faktor pembatas yang berat,dan faktor pembatas ini akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas lahan.

4. kelas N1 ( tidak sesuai untuk saat ini ): Lahan yang mempunyai pembatas yang lebih besar, tapi masih ada kemungkinan untuk diatasi/diperbaiki, sehingga tidak memungkinkan penggunaan lahan

(19)

lestari dalam jangkah panjang. Faktor pembatas sedemikian besarnya sehingga tidak dapat diperbaiki dengan pengolahan tinggi.

5. Kelas N2 ( tidak sesuai atau selamanya) : Lahan yang mempunyai pembatas permanen, sehigga mencegah segalah kemungkinan penggunaan lahan yang lestari dalam jangka panjang.

Kesesuaian Pada Tingkat Sub-Kelas

Kesesusaian lahan pada tingkat sub-kelas merupakan ke adaan tingkatan dalam kelas kesesuaian lahan atau mencerminkan jenis pembatas/macam perbaikan yang diperlukan kelas tersebut. Tiap dapat terdiri satu atau lebih sub-kelas, tergantung dari jenis pembatas yang ditunjukan dengan symbol huruf kecil yang ditetapkan setelah simbol misalnya kelas S2 yang mempunyai pembatas efektif (S) dapat menjadi S2s dalam satu sub-kelas dapat mempunyai satu, dua , atau paling banyak tiga simbol pembatas, dimana pembatas yang paling dominan ditulis paling depan. Misalnya dalam sub-kelas S2ts maka pembatas keadaan topografi (t) adalah pembatas yang paling dominan dan pembatas kedalaman efektif (s) adalah pembatas kedua atau tambahan.

Kesesuaian Lahan Pada Tingkat Unit

Kesesuaian lahan pada tingkat unit merupakan keadaan tingkatan dalam sub-kelas kesesuaian lahan, yang di dasarkan pada sifat tambahan yang berpengaruh dalam pengelolaan. Semua unit yang berada dalam sub- kelas mempunyai tingkat kesesuaian yang sama dalam kelas dan mempunyai jenis pembatas yang sama pada tingkat sub-kelas. Unit di beri simbol angka yang di tulis di belakang simbol sub-kelas

(20)

10 B. Sistematika (taksonomia) Tanaman Kopi Arabika (coffe arabica L)

Tanaman kopi arabika (coffe arabica L.) merupakan salah satu tanaman pekebunan yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan dikembang luaskan dalam rangka peningkatan sumber devisa dari sektor nonmigas. Tanaman kopi arabika merupakan salah satu anggota genus Coffea dari familia Rubiaceae yang banyak dibudidayakan.

Taksonomi tanaman kopi arabika (Coffe arabica L.) adalah sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae Divisio : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Gentianales Famili : Rubiaceae Genus : Coffea

Spesies : Coffea arabica L.

Kopi Arabika (Coffea arabika L.) adalah species tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea (Najiati dan Danarti, 2001). Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing. daunnya tumbuh pada batang, cabang, dan ranting-rantingnya tersusun berdampingan. Secara alamiah tanaman kopi memiliki akar tunggang (Kanisius, 1988). Tetapi akar tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi yang bibitnya berupa bibit semaian atau bibit sambungan (okulasi) yang batang bawahnya merupakan semaian.

sedangkan untuk tanaman kopi yang bibitnya berupa hasil stek tidak

(21)

mempunyai akar tunggang dan relatif mudah rebah (Najiati dan Danarti, 2001).

Pada umumnya tanaman kopi akan mulai berbunga setelah berumur sekitar 2 tahun. Bunga kopi tumbuh pada cabang primer atau cabang sekunder dan tesusun berkelompok-kelompok (Kanisius, 1988). Bunga yang jumlahnya banyak akan keluar dari ketiak daun yang terletak pada cabang primer. Bunga ini berasal dari kuncup-kuncup sekunder dan reproduktif yang berubah fungsinya menjadi kuncup bunga. Kuncup bunga kemudian berkembang menjadi bunga secara serempak dan bergerombol (Anonim,2010 ).

C. Syarat Tumbuh Tanaman Kopi Arabika (Coffe arabica L.) a. Iklim

Curah Hujan

Curah hujan umunya akan berpengaruh terhadap ketersediaan air yang sangat dibutuhkan tanaman.Tanaman kopi Arabika tumbuh optimum di daerah dengan curah hujan 1.000-2.000 mm-1 tahun tanpa bulan kering yang berkepanjangan ±3 bulan kering.

Suhu Udara

Faktor suhu merupakan faktor berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman kopi, terutama pembentukan bunga dan buah serta kepekaan terhadap serangan penyakit. Suhu diatas 35 oC dan sebaliknya suhu dingin-beku akan dapat mematikan dan merusak panen tanaman kopi.

Pada umunya tanaman kopi menghendaki suhu berkisar antara 15-30 oC, namun dalam usaha pengembangannya perlu diperhatikan bahwa tanaman

(22)

12 kopi Arabika menghendaki suhu harian 15-25 oC dan dengan suhu di atas 25

oC akan dapat menghambat- proses fotosintesis tanaman kopi sehingga akan dapat berpengaruh pada rendahnya produktivitas tanaman (Siswoputranto, 1993).

Tinggi Tempat

Ketinggian tempat sebenarnya tidak berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman kopi. Ketinggian tempat yang sesuai untuk lahan kopi Arabika adalah 1.000 sampai dengan 2.000 m dpl (PPKKI, 2008). Selain itu ketinggian tempat dapat berpengaruh terhadap suhu bagi pertumbuhan tanaman kopi. Oleh karena itu kopi Arabika sebaiknya ditanam pada ketinggian di atas 750 mdpl (Yardha dan Karim,A.2000).

b. Angin

Pohon tanaman kopi arabika tidak tahan terhadap goncangan angin kencang, lebih lebih dimusim kemarau. Karena angin itu mempertinggi penguapan air pada permukaan tanah perkebunan. Selain mempertinggi penguapan, angin dapat juga mematahkan dan merebahkan pohon pelindung yang tinggi, sehingga merusakkan tanaman di bawahnya.

c. Tanah

Pada umumnya tanaman kopi menghendaki tanah yang lapisan atasnya dalam, gembur, subur, banyak mengandung humus, dan permeabel, atau dengan kata lain tekstur tanah harus baik. Tanah yang tekstur/strukturnya baik adalah tanah yang berasal dari abu gunung berapi atau yang cukup mengandung pasir, Tanah yang subur berarti banyak

(23)

mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan produksi.

Tanaman kopi menghendaki reaksi yang agak asam dengan pH 5,5 6,5 dan kadar bahan organik tanah minimal 3% (Najiyati dan Danarti, 2001).

Tanah yang demikian pergiliran udara dan air di dalam tanah berjalan dengan baik. Tanah tidak menghendaki air tanah yang dangkal, karena dapat membusukkan perakaran, sekurang-kurangnya kedalaman air tanah 3 meter dari permukaannya. Akar tanaman kopi membutuhkan oksigen yang tinggi, yang berarti tanah yang drainasenya kurang baik dan tanah liat berat adalah tidak cocok. Hal ini kecuali tanah itu sulit ditembus akar, peredaran air dan udara pun menjadi jelek.

Demikian pula tanah pasir berat, pada umumnya kapasitas kelembaban kurang, karena kurang dapat mengikat air. Selain itu tanah pasir berat juga mengandung N atau zat lemas. Zat lemas sangat dibutuhkan oleh tanaman kopi, terutama dalam pertumbuhan vegetatif. Hal ini dapat dibuktikan pada pertumbuhan tanaman di tanah-tanah hutan belantara hasilnya sangat memuaskan, karena humus banyak mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan untuk petumbuhan dan pembuahan.Sebaliknya pada tanah-tanah yang ditanami kembali (re- planting) pertumbuhan dan hasilnya kurang memuaskan, karena tanaman yang berlainan kebutuhan zat makanan juga berbeda (Kanisius, 1988).

(24)

14 IV. METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Tempat

Pelaksanaan penelitian mengenai evaluasi kesesuaian lahan ini dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai dengan Januari 2014 yang berlokasi di Desa baroko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan.

B. Alat Dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ring sampel, kantong plastik hitam, camera digital, alat pembersih, cangkul, sekop, serta perlengkapan alat tulis menulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah tanah itu sendiri.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey lahan dan pengambilan sampel tanah yang di analisis di labolatorium.

Survey yang dilakukan meliputi beberapa tahapan, yang dilakukan pada beberapa unit di lokasi penelitian.

Pelaksanaan penelitian meliputi :

a. Persiapan.

Tahapan ini meliputi pengumpulan data sekunder berupa peta topografi, peta administrasi, jenis tanah dan penggunaannya serta data- data iklim yang diperoleh dari kantor Dinas pertanian dan perkebunan daerah tersebut sebagai data yang di analisis.

(25)

b. Survey Lapang.

Tahapan ini merupakan kunjungan ke lapangan untuk pengumpulan data primer untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi fisik lahan (medan dan profil tanah), kondisi pertanaman dan manajemen pertanaman.

a) Pengamatan medan, meliputi : bentuk wilayah topografi, vegetasi, drainase, dan batuan.

b) Pengamatan profil tanah yang didasarkan pada Pedoman Pengamatan Tanah di Lapangan, Soil Survey Manual (USDA, 1999) meliputi ada tidaknya bantuan di permukaan, tekstur tanah, struktur kedalaman tanah, porositas, perakaran, warna tanah, dan sebagainya. Contoh Tabel 1.

c) Pengamatan persyaratan tumbuh tanaman/ekologi.

d) Pengamatan persyaratan pengelolaan.

e) Pengamatan persyaratan konservasi.

f) Pengambilan sampel tanah dengan metode komposit dan utuh, dengan menentukan 5 profil pewakil, secara komposit dengan cara mengambil tanah dengan kedalam atau sampai perakaran, secara utuh dengan pengamblian tanah bagian atas. Pengambilan sempel guna analisa sifat fisik dan kimia tanah sebanyak 1 kg untuk setiap sampel untuk masing-masing profil pewakil. Proses pengambilan sampel dapat dilihat pada gambar 2 dan 3.

(26)

16 Tabel 1. Deskripsi Profil kopi arabika di Desa Baroko, Kecamatan Baroko,

kabupaten Enrekang

No. Kualitas Lahan Karakteristik Lahan

A. Persyaratan Tumbuh Tanaman/Ekologi

1 Regim radiasi - panjang/lama penyinaran

2 Regim suhu

- suhu rata-rata tahunan - suhu rata-rata bulanan

- suhu rata-rata maks/min bulanan 3 Kelembaban udara - kelembaban nisbi

4 ketersediaan air

- curah hujan tahunan - curah hujan bulanan - bulan kering (<60 mm) - LGP

5 Media media perakaran

- Drainase - Tekstur

- Kedalaman efektif

- Gambut ( kedalaman kematangan, kadar abu)

6 Retensi hara

- KTK - pH - C organic

7 Ketersediaan hara

- N total - P2O5 tersedia - K2O tersedia 8 Bahaya banjir - Periode

- Frekuensi

9 Kegaraman - daya hantar listrik (DHL) 10 Toksisitas - kejenuhan Al

- bahan sulfidik B. Persayaratan

Pengelolaan

11 Kemudahan pengolahan - tekstur tanah/bahan kasar - kelas kemudahan pengolahan

12 Potensi mekanisasi

- kemiringan lahan - batu di permukaan lahan - singkapan batu

C. Persyaratan Konservasi

13 Bahaya erosi - indeks bahaya erosi - tingkat bahaya erosi (erosion hazard index)

sumber :CSR\ FAO staff (1983)

(27)

Analisis Laboratorium.

Analisis sampel tanah dilakukan di laboratorium guna penetapan sifat fisik dan kimia tanah. Adapun penetapan sifat fisik dan kimia yang dilakukan di laboratorium, yaitu :

a) Organik karbon dengan metode Walkey dan Black;

b) KTK dengan kejenuhan Amonium Asetat pada pH7;

c) Kemasaman tanah dengan pH meter;

d) Kejenuhan basa yang ditetapkan melalui basa-basa yang diekstrak oleh Amonium Asetat pH7.

e) Tekstur tanah dengan metode pipet atau hydrometer.

Penggolongan Kelas Kesesuaian Lahan.

Dari hasil penetapan laboratorium yaitu pengamatan fisik tanah (medan dan profil tanah) serta sifat kimia tanah ditetapkan kelas kesesuaian lahannya. Prosedur dan penetapan kelas kesesuaian lahan dilakukan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan oleh FAO (1976) sebagai berikut :

a) Penetapan karakteristik iklim dan tanah daerah penelitian ;

b) Penentuan persyaratan iklim dan tanah untuk tanaman perkebunan yang diambil berdasarkan review literatur (FAO, 1976);

c) Penentuan kelas untuk masing-masing karakteristik lahan;

d) Penentuan kelas kesesuaian lahan berdasarkan metode FAO (1976).

(28)

18 Tabel 2. Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Kopi Arabika (coffe arabica L. )

Kualitas/Karakteristik Lahan Kelas Kesesuaian Lahan

S1 S2 S3 N

Temperatur (t)

Rata-rata tahunan (0C) 16-22 15-16 14-15 <14

22-24 24-26 >26

Ketersediaan air (w)

Curah hujan (mm) 1200-1800 1000-1200 2000-3000 >3000

1800-2000 800-1000 <800

Lamanya masa kering (Bulan) 4-Januari < 1;4-5 6-Mei >6

Kelembaban (%) 40-70 30-40 20-30 < 20

70-80 80-90 >90

Media perakaran (r)

Drainase Tanah Baik Sedang Agak terhambat Terhambat,sangat

terhambat

Tekstur SL, L, SCL, SiL,

Si, CL, SiCL

LS, SC,

SiC, C Str C Kerikil, pasir

Kedalaman efektif (cm) > 100 75 100 50 75 <50

Gambut

Kematangan Saprik+ Saprik, Hemik,

Fibrik

hemik+ fibrik+

Ketebalan (cm) <60 60-140 140-200 > 200

Retensi hara (f)

KTK liat (Cmol) >16 16 0

pH H2O 5,6 6,6 6,6-7,3 > 5,5;>7,4

C-organik (%) >1,2 0,8-1,2 <0,8

Toksisitas (xc)

Salinitas (dS/m) < 0,5 1 3 0,5-2 > 2

Sodisitas (xn)

Alkalinitas/ESP (%) - - - -

Kedalaman sulfidik (cm) > 175 125 175 85 - < 125 75 - < 85

Hara tersedia (n)

Total N > Sedang Rendah Sangat rendah -

P2O5 > Sedang Rendah Sangat rendah -

K2O > Sedang Rendah Sangat rendah -

Kemudahan pengolahan (p) - - Sangat keras, sangat -

Terrain (s) teguh, sangat lekat

Lereng (%) < 8 8 16 16-30;16-50 >30;>50

Batuan permukaan (%) < 5 5 15 15 40 >40

Singkapan batuan (%) < 2 2 10 > 10 25 > 25 40

Tingkat bahaya erosi (eh) SR R B SB

Bahaya banjir (i) FO - - >FO

Keterangan :

Si : Debu

S : Pasir L : Lempung

Str C : Liat berstruktur Liat masiv : Liat dari tipe 2 : 1 (Vertisols) Kedalaman tanah untuk tektur penentuan tekstur, KTK, C-Organik, Al, N, P2O3, K2O disesuaikan dengan zone perakaran

tanaman yang dievaluasi.

Sumber : Lubis ( 1991).

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Setelah didapat satu bagian yang merupakan wajah, proses selanjutnya adalah mengambil ( cropping ) wajah tersebut dari gambar input dengan ukuran yang sesuai dengan posisi wajah

Berdasarkan analisis yang dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM ) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV

Asumsi yang digunakan dalam Statistik Evaluasi Input dan Prosedur Evaluasi Output adalah semakin rendah nilai CRV, ME, dan MAPE pada kurva tersebut, maka kurva

Sebagai contoh, kalau massa pelajar sebuah sekolah, misalnya sekolah X, sedang saling lempar batu dan mengayun kelewang dengan massa sekolah yang lain, misalnya sekolah Y, dan

antara P dan QRS DERAJAT 1 interval PR &gt; 0,2 detik,semua denyut dihantarkan menuju ventrikel DERAJAT 2hanya beberapa denyut dihantarkan menuju ventrikel Mobitz tipe I 

Untuk merealisasikan strategi pencapaian visi dan misi daerah tadi, secara fungsional Kecamatan Kraksaan dituntut untuk mampu menterjemahkannya kedalam berbagai

Lalu, dari analisis skema aktansial terlihat fungsi setiap tokoh dalam keseluruhan narasi dongeng ini. Analisis ini mengungkapkan tujuan setiap tokoh dalam melakukan kamuflase