• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PELAKSANAAN KERJA MAGANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III PELAKSANAAN KERJA MAGANG"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PELAKSANAAN KERJA MAGANG

3.1. Kedudukan dan Koordinasi

Pada praktik kerja magang yang dilaksanakan penulis selama 3 bulan, penulis bergabung dengan tim media sosial Instagram dalam perusahaan PT Citra Media Nusa Purnama, yaitu Media Indonesia yang pada awalnya ditempatkan pada divisi multimedia & artistik, namun pada kenyataannya saat penulis memulai bekerja, penulis ditempatkan menjadi divisi media sosial sebagai Social Media Strategist, yang memegang salah satu program media sosial Instagram Media Indonesia, yaitu Nunggu Sunset. Penulis bertugas untuk merancang konten pada media sosial Instagram Media Indonesia di program Nunggu Sunset yang meliputi perancangan konten dengan mengemas ide konten dengan menarik, produksi dengan megikuti proses shooting, hingga pembuatan promo. Pada divisi Multimedia & Artistik, divisi tersebut saling berkoordinasi dengan semua divisi mulai dari tim kreatif, media sosial, dan publishing. Dalam praktik kerja magang ini penulis dibimbing oleh Astri Novaria selaku Asisten Redaktur dari Media Indonesia yang bertanggung jawab dalam program Nunggu Sunset media sosial Media Indonesia. Setiap melalukan pekerjaan pada praktik kerja magang yang penulis laksanakan, harus disetujui oleh Astri Novaria sehingga penulis selalu berkoordinasi dengan beliau melalui aplikasi Whatsapp dan Zoom untuk melakukan daily briefing.

3.2. Tugas yang Dilakukan

Aktivitas yang dilakukan selama melaksanakan praktik kerja magang ini berlangsung mulai dari 6 September 2021 hingga 6 Desember 2021. Penulis

(2)

mengatur jadwal untung pengunggahan konten serta memberikan ide konten Nunggu Sunset setiap bulan, merangkai dan membuat caption program Nunggu Sunset pada Instagram Media Indonesia. Berikut rincian timeline pekerjaan sebagai Social Media Strategist intern:

Jenis Pekerjaan Minggu Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Riset Trend untuk Media Sosial

Membuat Content Calendar

Copywriting

Melaksanakan kegiatan produksi konten (shooting)

Sumber: Data Olahan Laporan, 2021 Tabel 1. 2 Timeline Deskripsi Kerja

(3)

3.3. Uraian Kerja Magang

Dalam pelaksanaan praktik kerja magang sebagai social media strategist, penulis diberikan kesempatan oleh Media Indonesia untuk bertanggung jawab memegang salah satu program Instagram Media Indonesia yaitu program yang bernama Nunggu Sunset. Nunggu Sunset merupakan program perbincangan yang dihadiri oleh narasumber dan membicarakan mengenai topik tertentu, yang biasa disebut sebagai talk show. Program tersebut dilaksanakan melalui fitur Instagram yaitu “Live” yang dimana acara tersebut disiarkan secara langsung di Instagram Media Indonesia. Program Nunggu Sunset tersebut diadakan 4 – 6 kali dalam 1 bulan. Target audience yang disasar oleh Nunggu Sunset merupakan generasi millennials dan generasi Z, sehingga topik yang dibicarakan juga bersifat soft news yang menekankan pada sisi human interest. Kontribusi penulis dalam menjalankan program ini adalah dengan mencari ide-ide menarik untuk dijadikan sebuah acuan dalam mengembangkan konten yang akan diangkat, membuat konten, mengevaluasi konten, dan lainnya.

3.3.1. Content Marketing

Content marketing adalah sebuah pemasaran yang terdiri dari adanya pembuatan, pengumpulan atau penyeleksian, pendistibusian, dan penguatan konten yang dikemas dengan menarik dan signifikan yang berguna untuk khalayak (Kotler, Kartajaya, & Setiawan, 2017, p. 121). Content marketing melibatkan produksi konten dan distribusi konten. Kampanye pemasaran yang efektif mengharuskan pemasar untuk membuat konten asli di dalam perusahaan atau mengkurasinya dari sumber eksternal. Pemasar yang membuat konten juga harus mendistribusikan konten melalui campuran saluran terbaik. Namun, perangkap yang paling umum salah satu strategi content marketing adalah dengan langsung terjun memproduksi

(4)

marketing yang dilakukan oleh Instagram Media Indonesia tepatnya program Nunggu Sunset:

1. Menentukan Tujuan (Determine Objectives)

Dalam melakukan content marketing, diperlukan penentuan tujuan. Secara garis besar, tujuan content marketing dapat diklasifikasikan menjadi dua. Pertama, penjualan. Hal ini meliputi penjualan baru, cross selling, sales referral, up-sell, dan lainnya. Apa pun tujuannya, perusahaan atau brand berharap content marketing yang dihasilkan berdampak pada penjualan. Kedua, tujuan terkait merek. Hal ini meningkatkan brand awareness, brand association, brand royalty, dan lainnya.

Jika tujuan terkait brand, pemasar harus memastikan bahwa content marketing yang dihasilkan berhubungan dengan karakter brand.

Pada tahap ini, penulis fokus dalam melakukan content marketing dengan tujuan terkait merek yaitu membuat program Nunggu Sunset di Instagram Media Indonesia untuk meningkatkan brand awareness dari Media Indonesia. Nunggu Sunset merupakan program talk show yang bersifat soft news yang dilakukan secara daring menggunakan fitur Live di Instagram Media Indonesia. Pada tahap ini, penulis membantu divisi media sosial dengan mengembangkan konten program Nunggu Sunset Media Indonesia dengan memberikan pendapat mengenai konten yang ingin diangkat lalu membahasnya pada saat daily briefing.

(5)

(Sumber Data Olahan Laporan, 2021)

Gambar 3. 1 Daily Briefing Bersama Divisi Media Sosial

2. Pemetaan Audiens (Target Mapping)

Pada tahap ini, pemasar harus menentukan segmentasi dan siapa yang akan menjadi target dari content marketing yang telah dibuat. Segmentasi dapat menggunakan parameter geografis, demografis, psikografis, atau perilaku. Program Nunggu Sunset merupakan talk show yang bersifat soft news, maka Media Indonesia menargetkan program ini untuk generasi millennials dan generasi Z.

Dalam menentukan target pasar ini dilakukan oleh divisi media sosial lain sehingga penulis hanya diarahkan oleh supervisor untuk mengemas konten sesuai dengan target pasar yang sudah ditentukan melalui daily briefing.

(6)

(Sumber Data Olahan Laporan, 2021)

Gambar 3. 2 Daily Briefing Bersama Divisi Media Sosial

3. Ide dan Perencanaan Konten (Content Ideation)

Pada tahap ini, pemasar perlu menentukan ide terkait apa saja konten yang ingin dihasilkan, bagaimana rencana konten tersebut, apa tema yang sesuai. Dalam menentukan tema juga perlu memerhatikan bahwa konten yang dihasilkan harus memiliki relevansi dengan audiens dan harus sesuai dengan karakter perusahaan atau brand. Sebelum merencanakan konten program Nunggu Sunset, penulis mencari tahu mengenai tren yang sedang populer melalui pencarian di internet dan menggunakan tools dari Google Trends untuk mengukur seberapa populer tren itu sedang terjadi.

(Sumber Data Olahan Laporan, 2021)

Gambar 3. 3Google Trends Mengenai Lonjakan Covid-19 di Akhir Tahun

(7)

(Sumber Data Olahan Laporan, 2021)

Gambar 3. 4 Google Trends Mengenai Konser Saat Pandemi

Setelah mengetahui tren apa yang sedang populer dan ramai dibicarakan oleh masyarakat, penulis membuat perencanaan konten dengan membuat content calendar yang nantinya akan dikirimkan kepada supervisor lapangan magang penulis.

(8)

(Sumber Data Olahan Laporan, 2021)

Gambar 3. 5 Content Calendar Nunggu Sunset

Dalam proses pembuatan ide konten, ide-ide penulis tidak selalu disetujui oleh supervisor. Ada kala dimana penulis telah memberikan ide konten, namun konten yang diunggah ke platform Instagram berbeda dengan ide yang penulis sudah rangkai. Namun, dalam proses penolakan ide konten tersebut, supervisor tidak secara langsung membicarakan kepada penulis. Salah satu contohnya adalah penulis membuat ide konten untuk membenahi IG Feeds dari akun Media Indonesia, namun tidak dapat terealisasikan.

(Sumber Data Olahan Laporan, 2022)

Gambar 3. 6 Contoh Ide yang Penulis Rangkai Mengenai IG Feeds

(9)

(Sumber Instagram Media Indonesia, 2022) Gambar 3. 7 IG Feeds Media Indonesia Sekarang

4. Membuat Konten (Content Creation)

Jika tujuan, target, dan ide telah jelas, tahap yang paling penting adalah dengan membuat content marketing itu sendiri. Content marketing harus dikemas dengan menarik, harus memperhatikan isi konten, tata bahasanya, dan lainnya.

Penulis melakukan pembuatan konten mulai dari membuat draft konten sampai dengan terjun langsung di lapangan untuk melakukan shooting.

(10)

(Sumber Data Olahan Laporan, 2021) Gambar 3. 8 Contoh Konten yang Dibuat

(11)

(Sumber Instagram Media Indonesia, 2021) Gambar 3. 9 Contoh Konten yang Dibuat

(Sumber Instagram Media Indonesia, 2021) Gambar 3. 10 Contoh Konten yang Dibuat

5. Mendistribusikan Konten (Content Distribution)

Pemasar harus memastikan content marketing yang dihasilkan bisa diakses oleh audiens. Untuk kanal daring, dapat menghasilkan content marketing berupa video atau tulisan melalui halaman perusahaan atau platform digital seperti Instagram, Facebook, Youtube dan lainnya. Setelah membuat konten dan lulus pada proses editing, penulis mendistribusikan konten Nunggu Sunset dengan menggunakan owned media yaitu Instagram Media Indonesia (@mediaindonesia) dan menunggah konten yang telah dibuat.

(12)

Sumber: Instagram Media Indonesia, 2021 Gambar 3. 11 Contoh Pendistribusian Konten yang Dibuat

6. Penguatan Konten (Content Amplification)

Setelah mendistribusikan konten, pemasar harus menguatkan konten agar konten tersebut bisa meluas dan menjadi viral. Untuk menguatkan konten yang telah dibuat, penulis mempublikasikan konten menggunakan caption dengan menarik serta bersifat interaktif agar audiens lebih tertarik dengan kontennya dan

(13)

(Sumber Instagram Media Indonesia, 2021) Gambar 3. 12 Contoh Penguatan Konten yang Dibuat

(14)

(Sumber Instagram Media Indonesia, 2021) Gambar 3. 13 Contoh Penguatan Konten yang Dibuat

7. Mengevaluasi Content Marketing (Content Marketing Evaluation)

Pada tahap ini, penulis dan tim media sosial harus mengulas kembali apakah pemasaran yang sudah dipasarkan sudah sesuai dengan tujuan. Penulis dan tim media sosial harus melihat content marketing seperti apa yang dapat audiens menjadi tertarik, mulai dari sisi format atau channel. Call to action dengan adanya kontribusi penulis untuk menggapai goals dari program Nunggu Sunset ini adalah awareness terhadap program Nunggu Sunset meningkat. Masyarakat mulai mengetahui program tersebut karena penulis sebagai generasi Z dapat mengetahui berita yang up to date, dalam mendekati speakers atau narasumber juga menjadi mudah karena speakers ingin barter dalam exposure, melihat Nunggu Sunset sudah banyak yang mengetahui.

(15)

(Sumber Instagram Media Indonesia, 2021)

Gambar 3. 14 Salah Satu Contoh Engagement Program Nunggu Sunset

8. Improvisasi Content Marketing (Content Marketing Improvement)

Improvisasi pada tahap ini digunakan untuk melihat apakah content marketing yang dihasilkan sudah sesuai dengan audiens. Jika belum sesuai, maka pemasar harus mencari tahu kesalahan-kesalahan apa yang terjadi dalam isi konten yang telah dibuat, cara penyampaian konten, maupun topik atau tema yang diangkat. Pada tahap ini, penulis melakukan weekly meeting bersama divisi media sosial untuk mencari kesahalan-kesalahan dalam pembuatan konten sekaligus mengevaluasi mengenai content marketing yang telah dilaksanakan.

(16)

(Sumber Data Olahan Laporan, 2021)

Gambar 3. 15 Weekly Meeting Bersama Divisi Media Sosial

3.3.2. Copywriting

Copywriting adalah sebuah kumpulan kata yang dapat mempengaruhi khalayak untuk melakukan apa yang diinginkan oleh seorang copywriter itu sendiri.

Copywriting merupakan kalimat yang dapat menggambarkan suatu barang atau jasa yang menggunakan bahasa yang dapat menjelaskan, tidak bertele-tele, yang dapat menarik perhatian (Ananda, 1978). Berikut merupakan hal-hal yang perlu diketahui dalam menuliskan Copywriting menurut Ariyadi (2020, p. 4):

1. Apa jenis produk: Setiap produk memiliki cara yang beda untuk mempromosikannya. Harus mengetahui dengan baik produk apa yang ingin dipromosikan sehingga mengetahui bagaimana cara penyampaian

copywriting yang sesuai dengan produknya.

2. Siapa target pasar: Kumpulkan informasi mengenai target yang dituju agar dapat memahami secara baik siapa audiens yang akan dituju.

3. Jenis Bahasa yang digunakan: Saat menuliskan copywriting,

(17)

4. Menjadi seorang yang terbuka pikirannya: Dalam menerapkan copywriting, copywriter harus memiliki pengetahuan yang luas sehingga memiliki sudut pandang yang beraneka ragam.

Salah satu kegiatan kerja praktik magang yang dilaksanakan di Media Indonesia adalah dengan menulis caption dan judul program Nunggu Sunset yang merupakan program Instagram Media Indonesia. Penulis menerapkan pelajaran yang sudah dipelajari selama perkuliahan yaitu Art & Copywriting untuk menulis naskah caption Instagram Feeds Media Indoensia pada program Nunggu Sunset.

Pada caption Instagram tersebut, penulis mengemas caption dengan menarik, memberikan informasi yang bermanfaat, dan tidak bertele-tele sehingga jelas untuk dibaca oleh audiens. Pada penulisan caption feeds tersebut, penulis memberikan kalimat-kalimat persuasi sesuai dengan target audiens Nunggu Sunset yang dapat mengajak audiens untuk mengikutsertakan diri serta memberikan kalimat yang membuat audiens ingin tahu mengenai apa yang akan dibahas.

(Sumber Data Olahan Laporan, 2021)

(18)

(Sumber Instagram Media Indonesia, 2021)

Gambar 3. 17 Contoh Pembuatan Copywriting Pada Program Nunggu Sunset

Secara garis besar, penulis mengerjakan tugas yang diberikan dengan menggunakan lima tahap dari delapan tahap content marketing, yaitu penulis menentukan tujuan, membuat ide dan perencanaan konten, membuat konten, mendistribusikan konten, penguatan konten, dan improvisasi konten. Dua tahap yang tidak dilakukan oleh penulis yaitu pemetaan audiens dan mengevaluasi content marketing, karena dua tahap tersebut dilakukan oleh divisi riset dan anggota divisi media sosial lainnya, sehingga tugas penulis hanya menerima dari hasil anggota lain yang sudah mengerjakan dua tahap tersebut.

(19)

3.4. Kendala yang Ditemukan

Dalam menjalankan kegiatan praktik kerja magang, penulis menemui beberapa kendala yang dialami selama melakukan kegiatan kerja praktik magang seperti berikut:

1. Keterbatasan dalam berkomunikasi karena kegiatan magang dilakukan rata-rata melalui daring (work from home). Sehingga kegiatan yang dilakukan terasa sulit karena hanya berkomunikasi melalui daring dan jarang secara tatap muka yang menyebabkan miss komunikasi dengan atasan.

2. Pada divisi media sosial tidak memiliki Standard Operating Procedure (SOP) sehingga atasan secara langsung memberikan tugas-tugas yang perlu dikerjakan tanpa alur pekerjaan, yang mengakibatkan penulis harus mengevaluasi secara mandiri konten- konten yang telah dikerjakan.

3. Kurangnya Sumber Daya Manusia pada tim media sosial Instagram program Nunggu Sunset. Karena Nunggu Sunset merupakan program soft news yang menargetkan millennials dan generasi Z, terjadinya kekurangan ide-ide yang menarik dan up-to-date yang seharusnya didapatkan dari pandangan divisi media sosial yang merupakan generasi millennials dan generasi Z.

3.5. Solusi atas Kendala yang Ditemukan

Solusi untuk kendala yang dihadapi selama melaksanakan kegiatan praktik kerja magang adalah sebagai berikut:

(20)

jelas yang dengan diadakannya daily briefing yang dilakukan melalui Whatsapp call atau melalui Zoom meeting.

2. Penulis selalu berkomunikasi dengan supervisor dan menanyakan hal yang ingin ditanyakan jika ada pekerjaan yang sekiranya sulit untuk dipahami atau pertanyaan mengenai konten yang perlu dievaluasi agar pekerjaan yang diberikan dapat dilakukan dengan baik.

3. Memaksimalkan kontribusi penulis sebagai generasi Z dengan bergabung dengan rekan kerja magang lain dari generasi Z untuk mendapatkan pandangan yang lebih luas mengenai ide-ide konten yang up to date serta menarik.

Gambar

Gambar 3. 1 Daily Briefing Bersama Divisi Media Sosial
Gambar 3. 2 Daily Briefing Bersama Divisi Media Sosial
Gambar 3. 4 Google Trends Mengenai Konser Saat Pandemi
Gambar 3. 5 Content Calendar Nunggu Sunset
+4

Referensi

Dokumen terkait

Selama menjalankan praktek kerja magang, penulis membuat ilustrasi untuk konten Instagram IMURAL dengan brief konten yang sudah disiapkan oleh Dimash selaku

Kegiatan Social Media Marketing yang telah dilakukan penulis selama periode magang adalah membuat dan menempatkan konten posting di social media (Facebook, Instagram,

Atas berkat, rahmat, dan karunia- Nya, penulis telah menjalankan praktik kerja magang selama 62 hari di Lokadata.ID dan dikelilingi oleh orang-orang yang mendukung

Sebelum memulai proses desain, penulis mendapatkan brief konten yang akan dibuat dari AturToko, partner FirstAsia dalam membuat konten instagram, yang telah

Berdasarkan dari uraian diatas penulis mengambil topik yaitu “Klasifikasi Konten Post Pada Media Sosial Instagram Perguruan Tinggi XYZ Menggunakan Naïve Bayes” yang

Tugas utama penulis selama melakukan kerja magang yang di Touchten Games adalah membuat konten visual sosial media untuk dua casual puzzle game yaitu Royal Garden

Dalam masa kerja magang sebagai Partnership Marketing Intern, penulis menerapkan pembelajaran media production dalam content marketing untuk membuat konten yang berkaitan

Adapun pekerjaan yang penulis lakukan selama praktek kerja magang yaitu, produksi konten beauty reguler untuk sosial media C Channel Indonesia, juga proyek client- based